praktikum ii desain kemasan revisi

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia perdagangan berada dalam suatu iklim persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Setiap perusahan dituntut agar bisa menciptakan sebuah produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin tetap bertahan dalam arus persaingan bisnis. Banyaknya pesaing baru yang bermunculan dengan strategi pemasaran yang baru pula akan membuat persaingan semakin ketat dan memanas. Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha untuk mendapatkan nilai tambah kepada konsumen. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu, kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan. Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan 1

Upload: teny-sylvia-radcliffe

Post on 12-Dec-2015

95 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

desain kemasan

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia perdagangan berada dalam suatu iklim persaingan yang

semakin ketat dan kompetitif. Setiap perusahan dituntut agar bisa menciptakan

sebuah produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin tetap

bertahan dalam arus persaingan bisnis. Banyaknya pesaing baru yang

bermunculan dengan strategi pemasaran yang baru pula akan membuat persaingan

semakin ketat dan memanas. Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada

keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha untuk

mendapatkan nilai tambah kepada konsumen.

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan

perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu

produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu”

karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu, kemasan harus

dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini

membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan

penjualan.

Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang

mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan

dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran

yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang desainer

komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain dituntut untuk

dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk

memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam pertarungan

untuk menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak

hanya mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap

setia menggunakan produknya.

1

Page 2: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

1.2 Tujuan

Tujuan desain kemasan ini adalah untuk melindungi produk dari berbagai

timbulnya kerusakan seperti kuman, serangga dan yang lainnya. Selain itu juga

untuk nilai tambah terhadap terhadap produk. Sehingga produk lebih menarik dan

lebih disukai oleh konsumen.

2

Page 3: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan

memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi

tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk

melakukan pembungkusan yaitu (Wirya, 2005) :

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan

melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.

Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan

terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan

identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah

pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara

perusahaan membedakan produknya.

3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh

karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin.

Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan

menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi

kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.

Fungsi dasar kemasan secara garis besar terbagi menjadi 3 yaitu (Anwar,

2005) :

1. Sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi produk yang

diwadahinya

2. Sebagai identitas/wajah dari produk yang terdapat didalamnya.

3. Sebagai Media Penjual, dimana packaging/ kemasan memliki kemampuan

membujuk konsumen.

Beberapa fungsi kemasan yang sangat perlu diperhatikan sebagai sebuah

pertimbangan dalam proses perencanaan dan desainnya. Beberapa fungsi lain

kemasan yaitu (Sumarwan, 2003) :

1. Fungsi Fisik Kemasan

3

Page 4: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

Sebuah kemasan mempunyai fungsi yang paling dasar secara fisik sebagai

sebuah wadah dan pelindung dari produk yang ada di dalamnya. Sebagai sebuah

wadah dan pelindung, maka secara fisik, sebuah kemasan harus andal terhadap

benturan, tekanan, temperatur, air, debu, dan lain-lain. Tidak hanya andal bagi

produk di dalamnya, sebuah kemasan juga harus direncanakan dengan

mempertimbangkan penempatan dan penyimpanannya terutama dalam jumlah

banyak. Umumnya sebuah kemasan akan disimpan secara bertumpuk, sehingga

harus diperhitungkan barapa tumpukan maksimal yang aman dan sesuai untuk

sebuah jenis produk tertentu. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya untuk

direncanakan adalah kemudahan secara fisik saat pengepakan dan distribusinya.

Bahkan harus dipikirkan juga ketika produk tersebut sampai pada pengguna (end-

user). Faktor ergonomi cukup berperan dalam pengembangan desain kemasan.

Sebagai upaya menjawab tuntutan fungsi fisik sebuah kemasan, keterlibatan

konsep desain kemasan mulai berjalan seiring dengan berbagai pertimbangan

teknis. Artinya, mau tak mau desainer harus mengenali material dan teknologi

pengemasan yang baik, sifat, jenis, karakter, dan kekuatan bahan kemasan

tersebut.

2. Fungsi Informasi Kemasan

Sebuah kemasan yang baik tidak hanya andal secara fisik, tetapi juga harus

memenuhi fungsinya untuk memberikan informasi kepada konsumen. Informasi

yang diberikan adalah segala sesuatu yang dipandang perlu untuk diketahui pada

tahap konsumen hendak membeli produknya. Umumnya sebuah kemasan akan

menuliskan dalam kemasan tersebut siapa konsumen yang tepat untuk jenis

produknya. Sebuah produk kadang hanya sesuai untuk kelompok umur tertentu

dan bahkan hanya diperuntukkan bagi pria atau wanita saja. Pada kemasan

konsumen juga akan mendapatkan informasi tentang bahan baku apa saja yang

digunakan dalam proses produksinya, termasuk bagaimana cara penggunaan yang

tepat sesuai dengan kelompok penggunanya. Saat ini konsumen sudah pasti akan

memperhatikan juga tanggal kadaluwarsa sebuah produk.

3. Fungsi Penjualan

Dalam persaingan bisnis, para pelaku yang terlibat di dalamnya berlomba

untuk memasarkan produknya agar konsumen berminat melihat dan membelinya.

4

Page 5: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

Sebuah kemasan dalam kaitannya dengan fungsi penjualan, ibaratnya adalah

sebuah iklan yang mampu memancing atau membujuk konsumen agar tertarik

dengan produknya. Sebagai sebuah pembujuk maka kemasan dituntut untuk

tampil menarik secara visual di hadapan konsumen. Estetika dan nilai bisnis dari

sebuah kemasan menjadi perhatian utama para produsen. Sehingga dengan

kemasan yang baik dan indah dapat memberikan nilai lebih terhadap suatu produk

tertentu yang akan dipasarkan. Selain itu juga dengan desain kemasan yang baik

maka produk akan lebih mudah dikenal dan disukai oleh konsumen. Sebagai alat

penjual, kemasan adalah media pemikat terakhir yang bisa memengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli. Kemasan dalam kaitannya sebagai alat

penjual adalah sebuah pembujuk yang tidak tampak. Diam tapi menjual. Itu

sebabnya desain kemasan secara visual juga sangat perlu diperhatikan sebagai

salah satu strategi bisnis.

Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa macam yaitu (Winarno,

2002):

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian

a. Kemasan sekali pakai (disposable), contoh: bungkus permen, bungkus

dari daun, kaleng hermetis, karton dus

b. Kemasan berulang kali (multi trip), contoh: botol minuman (limun, bir,

softdrink), kecap, saus.

c. Kemasan yang tidak dibuang/dikembalikan, contoh: berbagai jenis botol,

wadah dari kaleng (susu, biskuit) .

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur kemasan (kontak produk dengan

kemasan)

a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi / membungkus

produk. Contoh: kaleng susu, botol minuman, bungkus snack

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi

kelompok kemasan lainnya. Contoh: karton jenang apel, karton wadah

susu kaleng

5

Page 6: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

c. Kemasan tersier/kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi kemasan

setelah primer, sekunder dan tersier (untuk kuartener). Umumnya

digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan

a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa

retak/patah. Umumnya tipis, contoh: plastik, kertas, foil

b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas keras, kaku, tidak tahan lenturan,

patah bila dibengkokkan dan relatif tebal. Contoh: kayu, gelas & logam

c. Kemasan semi kaku / semi fleksibel, yaitu bahan kemas yg bersifat antara

fleksibel dan kaku. Contoh: botol plastik (susu, kecap, saus, air mineral)

dan wadah bahan berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan

a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), yaitu bahan kemas yang tidak

dapat dilalui gas/uap air, bakteri, ragi, kapang dan debu. Contoh:

kaleng dan botol gelas. Biasanya wadah fleksibel tidakk selalu hermitis

b. Kemasan tahan cahaya, yaitu kemasan yang tidak transparan. Contoh:

logam, kertas, foil, botol/gelas keruh. Baik untuk produk mengandung

lemak, vitamin tinggi dan makanan fermentasi

c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk produk yang perlu

panas, sterilisasi dan pasteurisasi. Contoh: logam, gelas.

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan)

a. Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap diisi dengan bentuk

yang sempurna sejak keluar dari pabrik kemasan. Contoh: botol,

kaleng, dsb

b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan, yaitu bahan kemas yang masih

perlu tahap perakitan sebelum pengisian. Contoh: kemasan dari kertas,

foil, plastik. Keuntungan dari kemasan ini yaitu hemat ruang, bebas

dibentuk

c. Untuk kemasan sosis dan permen saat ini dapat langsung dimakan,

kemasan disebut edipleks yg berasal dari pati.

Desain kemasan adalah konsep kreatif suatu kemasan yang merupakan

refleksi dari semua aspek pemasaran. Dalam desain kemasan dirumuskan konsep

6

Page 7: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

kreatif ada dua pertanyaan yang paling mendasar yang harus dijawab kegiatan

internal perusahaan, karekteristik produk, proses pengemasan dan lain sebagainya.

Selain itu juga yang menyangkut kegiatan para pesaing para distributor dan para

konsumen yang merupakan sasaran akhir penjualan. Didalam proses pembuatan

sebuah desain kemasan (strategi kreatif) terdapat beberapa faktor yang sangat vital

didalamnya, sehingga sebuah kemasan dapat dengan mudah menyampaikan pesan

sesuai dengan fungsi dan nilai yang akan disampaikan (Agung, 2004).

Desain kemasan yang baik, didalamnya mencakup bukan hanya bentuk,

bahan dan warna saja, tetapi yang lebih penting adalah nilai dari fungsi kemasan

itu sendiri, yaitu apakah bisa menjawab kebutuhan dari konsumennya. Desain

dapat disesuaikan dengan tujuan, penampilan dan kenikmatannya. Bentuk yang

baik dapat disesuaikan pada sasaran dan filosofinya, bahwa sasaran berbeda

menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi untuk

mencapai hasil yang optimal dengan memperhatikan faktor performansi, faktor

fungsi, faktor produksi, faktor pemasaran, kepentingan produsen dan kualitas

bentuk (Arikunto, 2004).

Beberapa warna kemasan suatu produk yang berpengaruh terhadap kesukaan

di berbagai negara, antara lain (Arief, 2003) :

1. Warna merah sangat disukai di Itali, Singapura, Yugoslavia, Meksiko, dan

bagi orang Amerika merah adalah warna yang bersih, sedang bagi bangsa

Inggris, Chili, Guatemala, Belanda, Venezuela dan Swedia termasuk

warna yang kurang disukai.

2. Warna biru disukai di Inggris, dianggap warna maskulin di Swedia, tapi

feminin di Belanda.

3. Warna kuning dan emas disukai sekali oleh negara-negara di Asia seperti

Jepang, Malaysia, Filipina, Burma, Ceylon, Singapura dan Hongkong.

4. Warna hijau dianggap sebagai warna yang serasi dan sejuk oleh bangsa

Amerika, Iran, Irak, Sudan, Jordania, India, Pakistan, dan bagi bangsa

Arab malah dianggap sebagai warna suci yang kurang bijaksana untuk

dipakai sebagai warna kemas.

5. Warna hitam, hampir semua bangsa seperti Amerika, Afrika Selatan,

Tunisia, Afganistan, India, Saudi Arabia, Vietnam, Hongkong, Perancis,

7

Page 8: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

Jerman, Denmark, dan Australia merasa kurang cocok, tetapi di Spanyol

malah banyak dipakai untuk kemasan makanan.

8

Page 9: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

BAB III

DESAIN KEMASAN

3.1 Lokasi

Lokasi pengambilan produk ini dilakukan di Pusat Oleh-oleh yang

terkenal di Kota Malang yaitu di Usaha Kecil dan Menengah Bu Noer. Keripik

jahe Manggala Jaya yang diproduksi oleh nyonya Leni bekerja sama dengan

UKM bu Noer untuk memasarkan produknya Lokasi ini dipilih karena produk

oleh-oleh yang dijual lengkap dan merupakan salah satu tempat yang dipilih

konsumen untuk berbelanja oleh-oleh sebelum meninggalkan kota Malang.

3.2 Kemasan

3.2.1 Kemasan Keripik Jahe

Gambar 1. Tampak Depan

Gambar 2. Tampak Belakang

9

Page 10: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

3.2.2 Hasil Desain Kemasan

Gambar 3. Tampak Depan

Gambar 4. Tampak Belakang

10

Page 11: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

BAB IV

ANALISIS

4.1 Klasifikasi Kemasan Keripik Jahe Manggala Jaya Meliputi :

1. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

Kemasan yang digunakan pada produk keripik jahe manggala berjenis

kemasan sekali pakai (disposable) yakni kemasan yang langsung

dibuang setelah dipakai.

2. Klasifikasi kemasan berdasar system struktur kemas (kontak produk

dengan kemasan)

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis sistem kemas

primer karena kemasan kontak langsung dengan produk pangan.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis kemasan fleksibel

karena plastik bersifat mudah dilenturkan.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan)

Kemasan yang digunakan pada produk ini berjenis kemasan siap

pakai. Keuntungan penggunaan wadah siap pakai adalah penghematan

ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran.

4.2 Analisa Kemasan Keripik Jahe Lama dan Kemasan Baru

1. Faktor Pengamanan

Pada pengemasan produk keripik jahe mengunakan bahan plastik dimana

kemasan plastik ini menghindarkan produk dari kontaminasi dan lebih

fleksibel untuk dibawa berpegian.

2. Faktor Komunikasi

Pada Desain kemasan yang lama dilihat pada faktor komunikasi masih

sedikit informasi yang diberikan atau menggambarkan produk dalam

kemasan sehingga untuk desain yang baru ditawarkan kemanasan yang lebih

komunikatif terlihat pada kata-kata pada kemasan yaitu enak, manis dan sehat

serta tanpa bahan perasa, pewarna dan pengawet buatan merupakan kata-kata

yang dapat menggambarkan suatu kualitas produk didalamnya.

11

Page 12: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

3. Faktor Estetika

Faktor Estetika berhubungan dengan daya tarik visual yang mencakup

pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi, huruf dan

tata letak. Pada Desain kemasan lama masih banyak ruang kosong yang

seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam memberikan estetika

dalam kemasan. Selain itu ada kelemahan lain yaitu tidak adanya informasi

tanggal produksi selain itu juga kurang informasi kandungan nilai gizi, juga

tidak ada tanda halal dan BPPOM. Pada Desain kemasan baru dibuat lebih

baik dengan perpaduan warna oranye dan cokelat supaya terlihat lebih indah

dan menarik serta huruf dan tata letak yang tepat dan kontras dalam

pemilihan warna sehingga kemasan dapat menarik selain itu tanda tanda pun

tercantum di kemasan agar lebih dipercaya oleh konsumen.

4. Faktor Identitas

Secara Keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain,

memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-

produk lain. Pada Desain kemasan lama mempunyai identitas atau ciri khas

yaitu gambar kelinci memakai kaos putih Manggala Jaya (MJ) dan memakai

celana panjang bintik-bintik dengan mengajungkan jempolnya. Pada Desain

kemasan baru identitas dari kemasan lama tidak ditinggalkan atau diganti

karena logo tersebut merupakan suatau identitas yang sudah dikenal

masyarakat akan tetapi pada desian baru ini gambar logo lebih bewarna dan

tulisan merek pun di cetak atau di tulis lebih besar agar lebih muda untuk

dikenal dan di baca

5. Faktor Promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal

ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat

efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. Faktor komunikasi

dengan faktor promosi sangat berhubungan satu sama lain jika dalam kemasan

menggambarkan komunikasi yang efektif dan bermanfaat pada konsumen

secara otomatis faktor promosi juga berpengaruh karena semakin banyak

konsumen tertarik dari gambaran produk sehingga faktor promosi harus

ditingkatkan untuk menarik lebih banyak lagi konsumen

12

Page 13: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

Pada Desain kemasan baru lebih komunikatif terlihat pada kata-kata pada

kemasan yaitu enak, manis dan sehat serta tanpa bahan perasa, pewarna dan

pengawet buatan merupakan kata-kata yang dapat menggambarkan suatu

kualitas produk selain itu sudah ada tanda halal dan lisensi dari BPPOM yang

didalamnya ini juga termasuk dalam factor komunikasi karena secara tidak

langsung mempengaruhi pembelian konsumen.

6. Faktor Lingkungan

Masalah lingkungan tidak lepas dari pantauan kita, trend masyarakat kita

akhir-akhir ini adanya kekhawatiran adanya polusi, salah satunya pembuangan

sampah. Pada desain kemasan lama tidak menganjurkan untuk membuang

sampah pada produk atau tidak memperhatikan lingkungan setelah dikonsumsi

sedangkan pada desain kemasan yang baru sangat memperhatikan lingungan

yaitu adanya logo buang sampah pada kemasan belakang produk sehingga

dengan adanya logo tersebut dapat mengurangi dampak lingkungan yang lebih

serius.

4.3 Analisa Harga Kemasan Keripik Jahe Lama dan Kemasan Baru

1. Kemasan Keripik Jahe lama

Harga Jual Produk : Rp. 6.500,-/pcs

Rincian :

- Produk yang dikemas(Sealer) : Rp. 5.850,-

- Mika plastik ukuran 16 x 10 cm : Rp. 300,-

- Stiker Manggala Jaya: Rp. 300,-

- Kertas alas + kertas Berat Netto : Rp. 50,-

2. Kemasan Keripik Jahe Baru

Harga Jual Produk dengan desain kemasan lama : Rp. 6.500,-/pcs

Rincian :

- Produk yang dikemas(Sealer) : Rp. 5.8500,-

- Mika plastik ukuran 16 x 10 cm : Rp. 300,-

- Stiker Manggala Jaya ukuran A3: Rp. 3.500,-

(stiker cetak A3 jadi 10 lembar depan dan belakang @Rp.350,-)

13

Page 14: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

- Total Harga Per Kemasan

Desain lama : Desain Baru

Rp. 650,- : Rp. 650,-

- Perbandingan harga Jual Produk

Harga Produk dengan Kemasan Lama : Harga Produk dengan Kemasan Baru

Rp. 6500 : Rp. 6500

Jadi Harga produk dengan desain kemasan baru tidak merubah harga jika

menggantikan desain kemasan produk yang lama sehingga desain produk baru

bisa diaplikasikan oleh UKM tersebut untuk perbaikan desain kemasan produk

yang nantinya dapat meningkatkan penerimaan konsumen dalam memutuskan

pembelian produk.

14

Page 15: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Desain kemasan merupakan kunci utama dalam menarik konsumen dan

memberi kesan keindahan dalam produk serta dapat mempengaruhi penjualan.

Pada kemasan ini mengunakan kemasan yang terbuat dari plastik dan berkemasan

ini berstruktur primer yang langsung bersentuhan dengan produk digunakan

sekali pakai saja dan kemasan ini siap untuk di rakit dan digunakan ketika produk

sudah jadi dan siap di kemas. Maka dalam desain kemasan faktor penting yang

harus diperhatikan adalah Klasifikasi kemasan faktor pengamanan, faktor

ekonomi, faktor komunikasi, faktor pendistribusian, faktor ergonomi, faktor

estetika, identitas, promosi dan faktor lingkungan. Produk keripik Jahe Manggala

Jaya dengan desain kemasan baru tidak merubah harga jika menggantikan desain

kemasan produk yang lama sehingga nanti bisa menjadi pertimbangan untuk

merubah kemasan yang baru.

5.2 Saran

Harapannya pihak yang bersangkutan dalam pembutan kemasan produk

dapat menerapkan faktor-faktor dalam desain kemasan.

15

Page 16: Praktikum II Desain Kemasan Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2004. Pengaruh Perubahan Desain Kemasan Obat Sakit Kepala Paramex Terhadap Perilaku Konsumen. Unikom. Bandung.

Anwar, R. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan Sifat Fisik dan Masa Simpan Brokoli Setelah Transportasi. Skripsi. Departemen Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Arief. 2003. Memilih Warna Kemasan. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Winarno. 2002. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahan. Grasindo. Indonesia.

Wirya. 2005. Kemasan Yang Menjual. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

16