revisi laporan praktikum imkg i-topik 6.pdf
DESCRIPTION
REVISI LAPORAN PRAKTIKUM IMKG I-topik 6.pdfTRANSCRIPT
1
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
Topik : Setting Expansion Bahan Tanam Gypsum Bonded berdasarkan
Perbandingan Air dan Bubuk
Kelompok : B10
Tgl. Praktikum : 26 Mei 2015
Pembimbing : Soebagio, drg., M.Kes.
Penyusun:
No Nama NIM
1 Muhammad Akbar D 021411131107
2 Poppy Raissa H 021411131109
3 Putri Pramita Larasati 021411131110
4 Nadia Kurnia Hapsari 021411131111
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
2
1. TUJUAN
Pada akhir praktikum, mahasiswa mampu:
a. memanipulasi bahan tanam tuang dengan cara yang tepat, dan
b. membedakan setting expansion bahan tanam tuang dengan variasi
perbandingan air dan bubuk.
2. CARA KERJA
2.1 Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Bahan :
a. Bahan tanam tuang gypsum bonded
b. Air
c. Vaselin
2. Alat :
a. Mangkuk karet/rubber bowl
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Timbangan analitik/digital
f. Vibrator
g. Ekstensometer
2.2 Cara Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melapisi bagian dalam cetakan ekstensometer dengan vaselin secara merata
3. Menyiapkan ekstensometer, dial indicator terpasang pada posisi tepat
dengan jarum menunjukkan angka nol.
4. Menimbang bahan tanam gypsum bonded sebanyak 29 gram. Mengukur air
sebanyak 11 ml.
5. Masukkan air kedalam mangkuk karet kemudian tuangkan bahan tanam
gypsum bonded 29 gram sedikit demi sedikit kedalam mangkuk karet dalam
waktu 15 detik lalu biarkan mengendap selama 30 detik.
3
6. Aduk menggunakan spatula sampai homogen dengan gerakan memutar
searah jarum jam sebanyak 120 putaran dalam 1 menit. Selagi mengaduk
putar mangkuk karet berlawanan arah jarum jam
7. Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan pada alat ekstensometer di
atas vibrator yang hidup dengan kecepatan rendah tanpa merubah posisi
cetakan pada jarum dial indikator, kemudian ratakan dan rapikan
permukaan adonan pada cetakan dengan spatula gips / pisau malam.
8. Ulangi langkah 5-7 menggunakan bahan tanam gypsum bonded dengan
menggunakan ukuran bubuk yang sama dan air yang bervariasi yaitu 13 ml
dan 15 ml.
4
3. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 3.1. Hasil pembacaan ekstensometer pada bahan gypsum bonded
Catatan :
D = Ekstensometer Digital
M = Ekstensometer Analog
4. PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Pustaka
Bahan tanam gypsum-bonded disediakan dalam bubuk yang dicampur
dengan air dan terdiri dari campuran silika ( SiO2 ) dan kalsium sulfat hemihidrat
(produk gipsum) bersama-sama dengan komponen kecil lainnya termasuk bubuk
grafit atau bubuk tembaga dan berbagai modifier untuk mengontrol setting. Silika
merupakan bahan tahan api dan tahan suhu sehingga digunakan selama
pengecoran. Tersedia dalam tiga bentuk: allotropic -quartz, kristobalit, dan tridimit
yang semuanya identik secara kimia tetapi sedikit berbeda dalam bentuk kristal.
Kuarsa dan kristobalit digunakan secara luas sebagai bahan tanam. Selain
menanamkan sifat tahan api yang diperlukan untuk bahan tanam, silika
Menit ke-
Setting Expansion
29 gram : 11 ml 29 gram : 13 ml 29 gram : 15 ml
D M D M D M
10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 0.07 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00
30 0.07 0.06 0.06 0.035 0.13 0.01
40 0.12 0.19 0.08 0.15 0.13 0.04
50 0.20 0.30 0.12 0.19 0.13 0.12
5
bertanggung jawab untuk memproduksi lebih dari ekspansi yang diperlukan untuk
mengkompensasi penyusutan pengecoran (McCabe & Walls, 2008).
Ekspansi ini dilakukan dengan kombinasi ekspansi termal sederhana
ditambah dengan inversi kristal yang menghasilkan ekspansi yang signifikan.
Kuarsa mengalami inversi pada suhu 575°C dari bentuk rendah atau alfa-kuarsa ke
yang tinggi disebut bentuk tinggi atau beta-kuarsa. Untuk kristobalit, konversi dari
rendah ke bentuk yang tinggi terjadi pada suhu yang lebih rendah sekitar 210°C.
Ekspansi mungkin karena meluruskan ikatan kimia untuk membentuk struktur
kristal kurang padat seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.1. Perubahannya
adalah reversibel, kedua kuarsa dan kristobalit kembali ke bentuk rendah pada
pendinginan (McCabe & Walls, 2008). Ekspansi dan perluasan inversi bahan
termal keseluruhan mengandung kristobalit lebih besar dari yang mengandung
kuarsa seperti yang di ilustrasikan pada gambar 4.2.
Gambar 4.1. Bond strightening selama ' inversi ' kuarsa pada 575 ° C . (a) Struktur yang lebih padat
yang ada di bawah 575 ° C. ( b ) Struktur kurang padat yang ada di atas 575 ° C.
Gambar 4.2. Ekspansi linear versus kurva temperatur untuk dua jenis investasi . ( a) Mengandung
kuarsa . ( b ) Mengandung kristobalit.
6
Kalsium sulfat hemihidrat merupakan komponen penting karena bereaksi
dengan air untuk membentuk kalsium sulfat dihidrat (gipsum) yang efektif
mengikat bersama-sama silika refraktori. Setting ekspansi dari dihidrat kalsium
sulfat, bila dicampur dengan air, digunakan untuk sebagian mengkompensasi
penyusutan dari paduan yang terjadi pada pengecoran. Kompensasi lebih lanjut
dapat dicapai dengan menggunakan setting ekspansi higroskopis yang terjadi jika
cetakan investasi ditempatkan ke dalam air pada tahap set awal. Metode terakhir
ini dikenal sebagai teknik ekspansi higroskopis perendaman air dan dapat
mengakibatkan perluasan lima kali perluasan pengaturan normal. Metode lain
adalah teknik air ditambahkan di mana volume diukur dari air ditempatkan pada
permukaan atas dari bahan investasi dalam ring. Pengecoran ini menghasilkan
ekspansi yang lebih mudah dikendalikan. Ekspansi higroskopis selanjutnya
didorong oleh lapisan cincin pengecoran dengan lapisan asbes basah yang mampu
memberi suplai air ke area permukaan besar dari cetakan investasi. Teknik yang
terakhir secara rutin digunakan bahkan ketika tidak ada usaha untuk
memaksimalkan ekspansi higroskopis dengan cara merendam dalam air atau
menambahkan air (McCabe & Walls, 2008).
Mekanisme ekspansi higroskopis tidak sepenuhnya dipahami. Namun,
mungkin dipertimbangkan bahwa air tertarik antara kristal dengan tindakan kapiler
dan pemisahan ekstra partikel menyebabkan ekspansi. Besarnya setting ekspansi
higroskopis yang terjadi investasi dengan gipsum terikat lebih besar dari apa yang
terjadi dengan model gipsum dan mati. Gipsum saja tidak memuaskan sebagai
investasi untuk pengecoran paduan karena kontrak pada pemanasan air hilang dan
patah tulang sebelum mencapai suhu casting. Besarnya kontraksi, yang terjadi
dengan cepat di atas 320°C , berkurang secara signifikan dalam bahan investasi
oleh penggabungan natrium klorida dan borat . Tiga jenis investasi gipsum terikat
dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Type 1 tipe ekspansi termal: untuk pengecoran inlay dan mahkota.
2. Type 2 tipe ekspansi higroskopis: untuk pengecoran inlay dan mahkota.
3. Type 3 untuk pengecoran gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian.
7
Standar ISO untuk bahan tanam gypsum-bonded memungkinkan produk
yang dihasilkan individu yang lebih dari satu tipe di atas . Oleh karena itu , bahan
tipe 1 dan tipe 3 harus memenuhi paling ketat dari persyaratan yang digariskan
dalam dua standar. Menariknya, standar ISO menjelaskan semua bahan ini sebagai
bahan tanam gypsum-bonded untuk pengecoran aloi emas, menyiratkan bahwa
mereka hanya cocok untuk aloi tertentu. Hal ini ditegaskan oleh
mempertimbangkan sifat asli mereka (McCabe & Walls, 2008).
Sakaguchi & Powers (2012) menjelaskan bahwa terdapat 7 faktor yang
dapat memengaruhi besaran setting expansion. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Ukuran partikel silika
Ukuran partikel silika mempunyai pengaruh yang signifikan. Silika yang
baik akan menghasilkan setting dan hygroscopic expansion yang lebih
tinggi.
2. Silica/Binder ratio
Silica/binder ratio juga berpengaruh terhadap setting expansion. Apabila
silica/stone ratio dinaikkan, hygroscopic expansion dari bahan tanam
tuang juga akan meningkat, tetapi kekuatannya akan menurun.
3. Water/Powder ratio
Water/Powder ratio juga berpengaruh dalam setting expansion. Semakin
banyak air pada adonan (semakin cair adonan atau W/P ratio lebih tinggi),
normal setting expansion dan hygroscopic setting expansion berkurang.
Thermal expansion berkurang apabila adonan lebih encer. Menyebabkan
tumbukan silica akan semakin sedikit dan pembentukan kristal-kristal
nuklei juga sedikit, sehingga ekspansinya akan menjadi lebih kecil.
4. Spatulasi
Semakin banyak jumlah spatulasi atau semakin lama waktu yang
digunakan untuk spatulasi, akan memperpendek setting time. Bubuk
dimasukkan ke dalam air, reaksi kimia dimulai dan beberapa kalsium
8
sulfat dihidrat terbentuk. Selama pengadukan, kalsium sulfat dihidrat yang
baru terbentuk pecah menjadi kristal yang lebih kecil dan memulai
nukleasi dimana kalsium sulfat dihidrat dapat mengendap. Karena
penambahan jumah spatulasi menyebabkan nuklei pusat terbentuk,
perubahan dari kalsium sulfat hemihidrat menjadi dihidrat semakin cepat.
5. Usia dari bahan tanam tuang
Usia dari bahan tanam tuang juga berpengaruh dalam setting expansion.
Bahan tanam tuang yang sudah berusia dua atau tiga tahun tidak akan
memuai seperti bahan tanam tuang yang baru. Oleh sebab itu, container
tempat menyimpan bahan tanam tuang harus disimpan tertutup serapat
mungkin, terutama apabila bahan tanam tuang disimpan di tempat yang
lembab
6. Temperatur Water-bath
7. Suhu
Penggunaan bahan tanam tuang gypsum bonded digunakan pada suhu
dibawah 1200o C, semakin tinggi suhu maka setting expansion akan semakin cepat
pula
4.2 Analisis
Pada praktikum bahan tanam gypsum bonded, dilakukan percobaan
pengukuran setting expansion dengan menggunakan ekstensometer digital dan
manual dengan perbandingan w/p ratio dengan tiga variasi yakni encer, normal,
dan kental. Percobaan dilakukan dengan mengukur setting expansion selama 10
menit sekali selama 50 menit.
Percobaan pertama digunakan perbandingan water dan powder (w/p ratio)
yang normal, yakni 13 ml : 29 gr. Dengan menggunakan variasi w/p rasio ini,
ekstensometer digital menunjukkan setting expansion sebesar 0.087%. Sedangkan
9
ekstensometer manual menunjukkan setting expansion sebesar 0,125%. Pada
percobaan ini, kami melakukan pengadukan hingga adonan tampak homogen.
Percobaan ini memperoleh hasil yang normal pada setting ekspansinya hal
ini dipengaruhi oleh w/p ratio yang sesuai dengan aturan. Diperoleh bahan tanam
tuang gypsum bonded yang bertekstur halus. Flow dan kepadatan yang didapat
cukup, sehingga mudah saat dicetak dan dilepaskan dari ekstensometer.
Pada percobaan kedua digunakan komposisi water dan powder (w/p ratio)
kental, yaitu 11 ml : 29 gr. Dengan menggunakan variasi w/p ratio ini,
ekstensometer digital menunjukkan setting expansion sebesar 0.12%. Sedangkan
ekstensometer manual menunjukkan setting expansion sebesar 0,15%. Pengadukan
dilakukan sampai adonan homogen.
Semakin banyak powder, maka jumlah partikel silika pada adonan bahan
tanam tuang semakin banyak. Jumlah partikel silika yang banyak dapat
menyebabkan pembentukan dari nuklei kristal meningkat. Selanjutnya, kristal-
kristal ini akan berdesakan dan bergerak ke luar selama reaksi pengerasan.
Semakin banyak nuklei kristal yang bergerak keluar, ekspansi yang dihasilkan
akan semakin besar pula.
Percobaan ketiga memakai w/p ratio 15 ml : 29 gr, menghasilkan adonan
gipsum yang encer. Dengan menggunakan variasi w/p ratio ini, ekstensometer
digital menunjukkan setting expansion sebesar 0.13%. Sedangkan ekstensometer
manual menunjukkan setting expansion sebesar 0,067%. Pada percobaan ini, kami
melakukan pengadukan hingga adonan homogen.
Penambahan air menghasilkan konsistensi adonan yang lebih encer
dibandingkan konsistensi adonan pada percobaan pertama. Jumlah partikel silika
yang bertumbukan pada adonan bahan tanam tuang menjadi semakin sedikit
sehingga nuklei kristal yang bergerak keluar semakin sedikit pula, dan ekspansi
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan percobaan yang pertama dan
kedua.
10
Percobaan dengan menggunakan ekstensometer digital tidak menunjukkan
kesamaan dengan teori, setting expansion adonan encer lebih besar dari adonan
kental. Hal itu dapat disebabkan karena terjadi kesalahan pada alat ekstensometer
ataupun penggunaan ekstensometer yang kurang akurat karena tidak memakai
ekstensometer yang sama. Hasil praktikum ekstensometer manual menunjukkan
kesamaan dengan teori yang terdapat dalam literatur, yakni w/p ratio pada bahan
tanam tuang dapat mempengaruhi setting expansion, semakin rendah w/p ratio
maka akan semakin besar ekspansinya.
5. KESIMPULAN
Setting expansion bahan tanam gypsum-bonded dapat dipengaruhi oleh
w/p ratio. Semakin rendah w/p ratio, maka besaran setting expansion akan
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi w/p ratio, besaran setting expansion
akan semakin rendah.
11
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, J.F. & Walls, A.W.G., 2008. Applied Dental Materials. 9th ed.
London: Blackwell Publishing Ltd.
Sakaguchi, R.L. & Powers, J.M., 2012. Craig's Restorative Dental Materials.
13th ed. Philadelphia: Mosby Inc.
12
13
14
15
16
17
18
19
20