modul praktikum teknologi reproduksi ternak · modul praktikum teknologi reproduksi ternak no....
TRANSCRIPT
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
PENYUSUN:
Tim Laboratorium Reproduksi Ternak & IB
MODUL PRAKTIKUM-J10B202 Rev: 1
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
NAMA DOSEN :
Tim Laboratorium Reproduksi Ternak & IB (team teaching)
Jatinangor, Februari 2019
Menyetujui:
Dr. Nurcholidah Solihati, S.Pt., M.Si Kepala Laboratorium Reproduksi Ter
Mengesahkan:
Dr. Ir. H. Iman Hernaman, M.Si. Wakil Dekan I
DAFTAR ISI
BAB Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………
BAB 1. SINKRONISASI ESTRUS ……………………………… I-1
BAB 2. INSEMINASI BUATAN ……………………………… II-1
BAB 3. EMBRIO TRANSFER ……………………………… III-1
BAB 4. DIAGNOSA KEBUNTINGAN ……………………………… IV-1
BAB 5. INDUKSI KELAHIRAN ……………………………… V-1
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 4 dari 36
1. MATERI PRAKTIKUM 1 :
Sinkronisasi Estrus
1.1 RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
prinsip dasar mengenai proses dan prosedur penyerentakan berahi pada ternak.
1.1.1 METODE PRAKTIKUM
1) Dosen menerangkan secara garis besar alat untuk penyerentakan berahi
2) Mahasiswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 5 – 8 Orang mahasiswa per
kelompok
3) Mahasiswa melihat dan memcoba memasang CIDR atau vaginal pressary
(vaginal sponge)
4) Dipilih seorang mahasiswa dari setiap kelompok untuk menerangkan kembali
kegiatan yang telah dilaksanakan, disertai dengan diskusi bersama peserta
mahasiswa lainnya.
1.1.2 TEMPAT
1) Lab. Reproduksi Ternak
2) Kandang Ternak Kambing Perah Ciparanje
1.1.3 BAHAN DAN ALAT
Bahan :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 Domba Betina Umur 2-3 Tahun 2 ekor
2 Kambing Betina Umur 2-3 Tahun 1 ekor
Alat :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 Vaginoscope 2 unit
2 Vaginal Pressary (vaginal sponge) 16 pcs
3 CIDR 1 unit
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 5 dari 36
1.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 6 dari 36
1.3 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dan pembahasan dari praktikum dapat dibuat menjadi satu
dengan modul praktikum ini atau dapat pula terpisah.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 7 dari 36
2 MATERI PRAKTIKUM 2 :
Inseminasi Buatan (IB)
2.1 RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
proses Insemiasni Buatan pada ternak dengan benar yang meliputi penampungan
semen, evaluasi semen, pengenceran semen, pembekuan semen dan evaluasi hasil
IB.
2.1.1 METODE PRAKTIKUM
1) Dosen menerangkan secara garis besar alat untuk IB
2) Mahasiswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 5 – 8 Orang mahasiswa per
kelompok
3) Mahasiswa melihat dan memcoba memasang perlengkapan alat penampungan
semen
4) Dipilih seorang mahasiswa dari setiap kelompok untuk menerangkan kembali
kegiatan yang telah dilaksanakan, disertai dengan diskusi bersama peserta
mahasiswa lainnya.
2.1.2 TEMPAT
1) Lab. Reproduksi Ternak
2) Kandang Ternak Kambing Perah Ciparanje
2.1.3 BAHAN DAN ALAT
Bahan :
NO NAMA BAHAN NAMA
BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 Domba/Kambing Jantan
2 Sapi Jantan
3 Semen Domba/Kambing/Sapi
4 Bahan Pengencer (TRIS, Kuning Telur, Citrat, Susu)
5 Gliserol (Bahan Cryoprtectant)
6 NaCl Fisiologis
7 Antibiotika [Streptomycin dan Penicillin]
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 8 dari 36
Alat :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 PENAMPUNGAN SEMEN :
Alat penampungan semen Vagina Buatan 2 unit
2 EVALUASI SEMEN :
Gelas Objek (Object glass) 64 Pcs
Gelas Penutup (cover glass) 6 Pack
Batang Pengaduk 8 Pcs
Pipet 8 Pcs
Pembakar Bunsen 8 Pcs
Mikroskop 16 Unit
Kamar Thoma (Neuebauer) 8 Pcs
3 PENGENCERAN SEMEN :
Gelas Beker (Beacker glass) 8 Pcs
Tabung penampung 8 Pcs
Spuit 8 Pcs
Kertas Saring 8 Pcs
Mikroskop 16 Unit
4 PEMBEKUAN SEMEN :
Gelas Beker (Beacker glass) 8 Pcs
Tabung penampung 48 Pcs
Spuit 8 Pcs
Kertas Saring 48 Pcs
Mikroskop 16 Unit
Mesin Pembeku Fujihira 1 Pcs
Straw/Tabung plastik (5 ml) 240 Pcs
2.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
I. Teknik penampungan dengan metode VB sebagai berikut :
1) Persiapan Penampungan
a) Satu atau dua orang membawa pemancing ke kandang pemancing-pemaksa
dan menambatkannya. Usahakan ternak jangan sampai terlepas bila meronta
b) Siapkan unit VB
c) VB diisi dengan air panas dan atur suhu saat persiapan (45º C) dan pada waktu
penampungan (40º C) dengan menggunakan termometer
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 9 dari 36
2) Prosedur penampungan :
a) VB di pegang oleh operator/penampung dengan tangan kanan.
b) Operator siap di sebelah kanan belakang pemancing.
c) Pejantan didekatkan pada pemancing yang bertujuan untuk merangsang
pejantan yang akan ditampung, dimana penis pejantan tersebut mulai keluar
sedikit dari preputium dan adanya keinginan untuk menaiki pemancing.
d) Pejantan segera ditarik kembali menjauhi pemancing secara perlahan-lahan,
beberapa saat kemudian dilepaskan kembali agar pejantan kembali mendekati
pemancing dengan kondisi seperti pertama kali (False Mount).
e) Setelah dilakukan 2 – 3 kali False mount, pejantan diizinkan menaiki pemancing.
Apabila kaki depan pejantan telah terangkat untuk menaiki pemancing, maka
operator penampung segera membelokkan arah penis ke arah mulut VB yang
telah disiapkan.
f) Setelah penis masuk ke dalam VB, akan terjadi sentakan keras terhadap VB,
dan pada saat itu terjadi ejakulasi sehingga pejantan akan mengeluarkan semen
dengan spontan.
g) Semen yang masuk akan tertampung ke dalam tabung gelas penampung
semen dengan cepat.
h) Pejantan dapat diturunkan perlahan-lahan dan bersamaan dengan itu VB
diikutkan hingga kaki depan pejantan telah menyentuh tanah atau lantai
kandang dan penis masih berada dalam VB. Letakkan VB agak iring sedikit ke
bawah sampai penis secara perlahan ditarik masuk ke dalam preputium dan
keluar dari VB.
i) Letak VB ditegakkan sehingga semen yang menempel pada corong karet dapat
segera turun masuk ke dalam tabung gelas penampung.
j) Tabung gelas kemudian dilepaskan dari corong karet dan segera bagian yang
terbuka ditutup dengan aluminium foil atau plastik. Bagian tabung penampung
dibungkus dengan kain agar terhindar dari cahaya matahari langsung, kemudian
masukkan ke dalam termos.
k) Semen segera dibawa ke laboratorium untuk segera di evaluasi.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 10 dari 36
Gambar Metode Penampungan Vagina Buatan
II. Evaluasi Semen
1. Pengamatan makroskopis
• Volume semen dengan melihat skala pada ampul semen
• pH semen, diukur dengan menggunakan kertas lakmus atau digital pH-meter
dengan cara memasukan kertas lakmus / probe digital pH-meter ke dalam
semen.
• Konsistensi semen, diamati dengan cara memiringkan ampul semen lalu
dengan segera menegakkannya kembali. Apabila jatuhan semennya lambat,
maka konsistensinya tinggi. Apabila sebaliknya maka konsistensinya rendah
(encer).
• Warna, tidak terdapat kelainan warna pada semen, seperti warna merah
akibat kontaminasi darah, atau hijau akibat kontaminasi feces atau nanah.
2. Pengamatan mikroskopis
Semen
Pipet
Object glass
Object glass
Cover
glass
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 11 dari 36
a) Motilitas : Motilitas merupakan daya gerak spermatozoa yang dinilai segera
setelah penampungan semen.
b) Gerakan Masa : Gerakan masa spermatozoa dalam suatu kelompok dapat
dievaluasi dengan adanya kecenderungan bergerak bersama-sama ke satu arah
dan membentuk gelombang-gelombang yang tebal dan tipis, bergerak cepat atau
lamban tergantung dari konsentrasi sperma hidup yang terkandung di dalamnya.
Dengan meneteskan satu tetes ke atas permukaan gelas objek dan selanjutnya dilihat
di bawah mikroskop
Tabel. Penilaian semen berdasarkan gerakan massa spermatozoa
Skore Kelas Keterangan
5
Sangat bagus
Padat, gelombang yang terbentuk besar-besar dan bergerak sangat cepat. Tidak tampak sperma secara individual. Contoh semen tersebut mengandung 90% atau lebih spermatozoa aktif
4
B a g u s
Gelombang yan terbentuk hampir sama dengan semen yang memiliki skor 5, tetapi gerakannya sedikit lebih lambat. Contoh semen tersebut mengandung 70 0 85% atau lebih spermatozoa aktif
3
C u k u p
Gelombang yang terbentuk berukuran kecil-kecil yang bergerak atau berpindah tempat dengan lambat. Contoh semen tersebut diperkirakan mengandung 45 - 65% atau lebih spermatozoa aktif
2
B u r u k
Tidak ditemukannya adanya gelombang tetapi terlihat gerakan spermatozoa secara individual. Contoh semen tersebut diperkirakan mengandung 20 – 40% atau lebih spermatozoa aktif
1 Sangat Buruk
Hanya sedikit (sekitar 10%) sel spermatozoa yang memperlihatkan tanda-tanda hidup yang bergerak sangat lamban
0 M a t i Seluruh spermatozoa mati, tidak terlihat adanya se spermatozoa yang bergerak
Semen
Pipet
Object glass
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 12 dari 36
c) Konsentrasi Spermatozoa Total
c.1 Menghitung Jarak antara Kepala Spermatozoa :
meneteskan setetes tipis pada gelas objek dan mengamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 x 45, dengan kriteria sebagai berikut :
• Densum (D) atau padat, jika jarak antara dua kepala sperma kurang dari panjang
satu kepala, dapat diperkirakan bahwa konsentrasi sekitar 1000 – 2000 juta sel
sperma per ml semen
• Semidensum (SD) atau sedang, jika jarak antara dua kepala sperma sama dengan
panjang 1 – 1,5 kepala sperma, konsentrasi berkisar antara 500 – 1000 juta sel
per ml semen
• Rarum (R) atau jarang, jika jarak antara dua kepala spermatozoa melebihi panjang
satu kepala atau sama dengan panjang seluruh sperma, konsentrasi berkisar antara
200 – 500 juta sperma per ml semen
• Oligospermia (OS) atau sedikit sperma, jika jarak antara dua kepala sperma
memiliki panjang seluruh sperma, dengan konsentrasi kurang dari 200 juta sel
sperma per ml semen.
• Aspermi (A) atau tidak ada sperma, jika sama sekali tidak terdapat spermatozoa di
dalam semen.
C2. Penghitungan dengan Hemocytometer dan kamar hitung Neubauer
Metode ini dilakukan dengan menggunakan Metode ini dilakukan dengan
menggunakan alat Hemocytometer. Cara penghitungan adalah sebagai berikut :
1. Isap semen dengan pipet erythrocyt yang belum diencerkan sampai tanda 0,5.
2. Kemudian isap larutan NaCl 3 %sampai tanda 101.
3. Dikocok hati-hati dengan gerakan membentuk angka 8 selama 2 – 3 menit
4. Beberapa tetesan pertama di buang dan pengocokan kembali.
5. Siapkan kamar hitung Neubauer dan tutup dengan gelas penutup.
6. Teteskan satu tetes semen pada sisi gelas penutup.
7. Hitunglah jumlah sel spermatozoa dalam 5 kamar dihitung menurut arah diagonal.
Stiap kamar mempunyai 16 ruangan kecil, maka di dalam 5 kamar terdapat 80
ruanagn kecil. Seluruh gelas hemocytometer memiliki 400 ruangan kecil. Dengan
volume setiap ruangan kecil adalah 0,1 mm3 dan pengenceran 200 kali, maka dapat
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 13 dari 36
dihitung konsentrasi. Bila dalam 5 kamar atau 80 ruangan kecil terdapat X
spermatozoa, maka konsentrasi spermatozoa adalah
𝑋 𝑥400
80 𝑥 10 𝑥 200 = 10.000 = 𝑋 𝑥 0,01 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑧𝑜𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑚3 atau
𝑋 = 107 𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑧𝑜𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑙
d) Konsentrasi Spermatozoa hidup (Motilitas spermatozoa) : Perbandingan
spermatozoa hidup dan bergerak ke depan (motil progresif) dengan konsentrasi
spermatozoa total dalam suatu contoh semen dikenal dengan istilah motilitas
spermatozoa.
1. Pewarnaan Diferensial
Satu tetes zat warna ditempatkan pada gelas objek yang bersih. Kemudian
satu tetes semen segar ditambahkan dan dicampurkan dengan merata.
Keringkan beberapa saat dengan bantuan nyala api bunsen. Kemudian dilihat
di bawah mikroskop
Semen
Pipet
Object glass
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 14 dari 36
2. Penghitungan motilitas spermatozoa menggunakan pipet Haemocytometer
dan kamar hitung Neubauer
Sama dengan prosedur penghitungan konsentrasi spermatozoa total
e) Abnormalitas Spermatozoa
Cara penentuan abnormalitas spermatozoa dengan metode pewarnaan diferensial
dengan meneteskan satu tetes contoh semen di atas gelas objek. Kemudian ditetesi
dengan larutan warna eosin-negrosin. Lakukan pencampuran dan lakukan prosedur
seperti pada gambar diatas. Selanjutnya dilakukan pengamatan di bawah mikroskop
dengan pembesaran 10 x 40 atau 10 x 100. Amati sebanyak kurang lebih 200 sel
spermatozoa.
Hitunglah jumlah spermatozoa yang bentuknya normal, misalkan A sel dan yang
berbentuk abnormal, misalkan B sel. Maka tingkat abnormalitas spermatozoa dalam
contoh semen dapat diketahui dengan rumus :
Abnormalitas spermatozoa =𝐵
𝐴+𝐵 𝑥100%
Gambar contoh Spermatozoa abnormal :
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 15 dari 36
III. Pengenceran Semen
Bahan Pengener dan Cara Pembuatan Semen Cair
1. Penyanggah Kuning telur (Egg Yolk Sodium Citrat Glucose/EYSCG)
A. Cara pembuatan Buffer
▪ Sediakan labu erlenmeyer (100 ml).
▪ Timbang 2,9 gram Natriumsitratdihidrat dan 0,8 gram kristal Glukos.
▪ Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan aqubidestilata sampai
mencapai volume 100 ml. Kocok sampai semua kristal Natriumsitrat larut.
Pindahkan larutan ke dalam labu erlenmeyer dan tutup mulut labu dengan
aluminium foil atau parafin film. Simpan larutan tersebut untuk digunakan.
B. Cara menyediakan Egg Yolk
▪ Telur ayam dicuci sampai bersih dari kotoran
▪ Keringkan dengan tissue
▪ Bilas dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%.
▪ Pecahkan telur tersebut dengan jalan memotong kulitnya menjadi dua bagian.
Tahan kuning telurnya pada salah satu potongan sedangkan putih telurnya
(albumen) ditampung ditempat lain atau dibuang.
▪ Egg yolk dipindahkan ke atas kertas isap steril
▪ Egg yolk diguling-gulingkan sehingga selaput vitelinnya bersih dari albumin
▪ Pindahkan Egg yolk ke kertas isap yang lain yang steril
▪ Pecahkan selaput vitelinnya dan bagian egg yolk dialirkan pada beker gelas yang
kecil (20 ml)
▪ Egg yolk siap digunakan
C. Cara membuat extender (pengencer) EYSCG
1) Siapkan 80 ml larutan buffer (Natrium sitrat glukosa) dalam Beaker glass 100 ml
2) Tuangkan 20 ml kuning telur ke dalam beaker glass berisi Natrium sitrat tersebut.
3) Aduk hingga merata dengan menggunakan batang pengaduk gelas. Pengadukan
lakukan dengan hati-hati agar tidak terbentuk busa yang berlebihan
4) Tambahkan 100.000 internasional unit (IU) Penicillin dan 100 mg Streptomycin ke
dalam larutan Natrium sitrat Kuning Telur (1000 IU Penicillin dan 1 mg Streptomycin
untuk setiap milliliter pengencer)
5) Tutup mulut beaker glass dengan aluminium foil.
6) Periksa pH
7) Pengencer Egg Yolk Sitrat siap digunakan
2. Pembuatan pengencer Tris – Kuning Telur
1) Timbanglah 3,634 gram kristal Tris (hydroxymethyl) aminomethane; 0,50 gram
kristal Glucosa dan 1,99 gram Asam Sitra monohidrat. Masukkan ketiga bahan
tersebut ke dalam labu ukur 100 ml yang bersih. Tambahkan aquabidestilata
steril sampai mencapai 100 ml. Pindahkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer
100 ml. Tutup dengan aluminium foil atau paraffin film. Simpan larutan tersebut
dengan baik, untuk digunakan kemudian bila dipelrukan.
2) Siapkan 20 ml kuning telur
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 17 dari 36
3) Siapkan 80 ml larutan Tris – fruktosa – asam sitrat dalam Beaker glass 100 ml.
Campurkan 20 ml kuning telur, kemudian aduk secara perlahan-lahan hingga
homogen
4) Tambahkan 100.000 i.u Penicillin dan 100 mg Streptomycin ke dalam larutan
Narium sitrat kuning telur (1000 i.u. Penicillin dan 1 mg Streptomycin untuk setiap
milliliter pengencer)
5) Tutup Beaker glass menggunakan aluminium foil atau paraffin film.
▪ Larutan pengencer Tris – kuning telur siap digunakan
D. Cara pembuatan Semen Cair (Chilled Semen)
▪ Lakukan pemeriksaan semen sampai diketahui :
❑ Volume semen (V), missal : 3 ml
❑ Konsentrasi Sperma Total (KT), missal : 3 milyar sel/ml
❑ Motilitas semen (M), missal : 90 %
▪ Tentukan Kandungan Sperma Motil (KSM) dalam setiap dosis inseminasi, missal :
100 juta sel
▪ Tentukan volume inseminasi (volume semen untuk setiap dosis inseminasi, missal
: 0,50 ml)
V x KT x M Perhitungan Jumlah Dosis = KSM 3,00 x 3000 x 106 x 0,90 = 100 x 106
= 81 dosis
Perhitumgan Volume pengencer dan Semen
= Jumlah dosis x Volume inseminasi
= 81 dosis x 0,50 ml
= 40,50 ml
Perhitungan Volume Pengencer yang harus ditambahkan :
= Volume Pengencer dan Semen) – (Volume Semen)
= 40,50 ml – 3,00 ml
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 18 dari 36
= 37,50 ml
Cara pencampuran Semen dan Pengencer adalah sebagai berikut :
• Siapkan larutan pengencer yang akan digunakan dengan volume yang telah
ditentukan berdasarkan perhitungan di atas
• Siapkan labu Erlenmeyer 100 ml
• Tambahkan sedikit demi sedikit pengencer semen dengan menggunakan pipet
tetes ke dalam tabung semen melalui dinding tabung. Aduk perlahan-lahan dan
hati-hati hingga homogen. Lakukan penambahan pengencer sampai volume 10 ml,
karena kapasitas tabung penampung semen hanya sekitar 12 – 15 ml
• Pindahkan larutan semen dari tabung penampung semen ke dalam labu Erlenmeyer
bersih dengan hati-hati
• Bilas beberapa kali tabung penampung semen menggunakan sisa pengencer, dan
pindahkan hasil bilasan tersebut ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi semen
• Periksa daya hidup spermatozoa dala semen hasil pengencenran dengan cara
menyiapkan satu buag gelas objek bersih. Teteskan satu tetes semen cair di
atasnya, tutup dengan cover glass (kaca penutup), kemudian amati di bawah
mikroskop.
• Tutup labu Erlenmeyer tersebut dengan aluminium foil atau paraffin film
• Simpan semen cair dalam lemari es dengan temperatur 5C. Semen cair tersebut
dapat tahan sampai waktu 72 Jam.
• Periksa setiap hari, pH dan gerakan individu (%).
IV. Pembekuan Semen
Langkah-langkah pembuatan semen beku adalah sebagai berikut :
1. Pengenceran Semen
Lakukan pemeriksaan semen sampai diketahui :
• Volume semen (V), missal : 3 ml
• Konsentrasi Sperma Total (KT), misal : 3 milyar sel/ml
• Motilitas semen (M), misal : 90 %
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 19 dari 36
Tentukan Kandungan Sperma Motil (KSM) dalam setiap dosis inseminasi, misal : 100
juta sel
Tentukan volume inseminasi (volume semen untuk setiap dosis inseminasi, misal : 0,50
ml)
V x KT x M
Perhitungan Jumlah Dosis =
KSM
3,00 x 3000 x 106 x 0,90
=
2 x 00 x 106
= 40,5 dosis = 40 dosis (karena tidak ada dosis setengah
dan pembulatan sebaiknya ke bawah, karena jika pembulatan ke atas menjadi 41 dosis,
maka kandungan spermatozoa motil per dosis inseminasi menjadi kurang dari 100 juta
sel)
Perhitumgan Volume pengencer dan Semen :
= Jumlah dosis x Volume inseminasi
= 40 dosis x 0,50 ml
= 20 ml
Perhitungan Volume Pengencer yang harus ditambahkan :
= (Volume Pengencer dan Semen) – (Volume
Semen)
= 20,00 – 3,00 ml = 17,00 ml
2. Pengemasan Semen (Filling and Sealing)
Kemasan Straw untuk semen beku yang selama ini banyak digunakan adalah model
IMV Perancis dengan volume tiap straw sebesar 0,25 ml. Pengemasan semen ke
dalam straw dilakukan di dalam lemari es agar temperaturnya tetap pada 5C, atau
di atas meja khusus (cool top) yang suhunya diatur pada 5C.
• Susun straw dalam rak straw. Kemudian sambungkan ujung straw yang memiliki
sumbat kapas dengan selang plastik penghisap. Ujung selang plastik yang lain
disambungkan dengan pompa penghisap
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 20 dari 36
• Tuangkan semen dari beaker glass ke dalam cawan plastik khusus untuk
pengisiam straw
• Hidupkan pompa penghisap
• Celupkan ujung straw yang bebas ke dalam cawan plastik yang berisi semen cair
dan biarkan cairan semen memasuki straw sampai penuh
• Tutup ujung bebas straw dengan tepung polyvinyl alcohol atau dijepit dengan
menggunakan plastic sealer (alat khusus untuk merekat plastik)
Selain kemasan model Perancis, akhir-akhir ini mulai banyak digunakan kemasan straw
model Landshut dengan volume 0,50 ml/straw dari Mini Tub, Jerman. Kemasan model
ini memerlukan perlengkapan yang lebih sederhana, praktis dan juga lebih murah.
Metode Mini Tub memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan model
Perancis, yakni:
• Ukuran straw lebih pendek tetapi volume lebih besar (0,50 ml)
• Straw ditutup dengan bola metal pada kedua ujungnya
• Pencampuran semen dengan pengencer dilakukan satu tahap
• Gliserolisasi dan pengemasan dilakukan pada suhu kamar
• Proses equilibrasi dilakukan setelah pengemasan
3. Persiapan Pengencer dan Pengenceran
• Siapkan dua buah Beaker glass (50 ml)
• Siapkan 17 ml larutan pengencer (Natrium Sitrat Kuning telur atau Tris Kuning
telur). Pengencer tersebut dibagi menjadi dua bagian masing-masing 8,5 ml dan
dimasukkan ke dalam Beaker glass yang terpisah (Beaker glass A dan B). Tutup
kedua Beaker glass dengan aluminium foil
• Pengencer dalam Beaker glass B diambil sebanyak 1,19 ml dan diganti dengan
1,19 ml Glycerol (sama dengan 7 % dari 17 ml)
• Campurkan sedikit demi sedikit pengencer dalam Beaker glass A dengan 3 ml
semen. Aduk perlahan-lahan hingga homogen. Pindahkan semen yang telah
tercampur tersebut ke dalam Beaker glass A dan tutup kembali dengan
aluminium foil
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 21 dari 36
• Masukkan Beaker glass A dan B ke dalam lemari es yang bersuhu 5C. Setelah
suhu larutan semen mencapai 5C, biarkan selama 2 – 4 Jam pada
suhu tersebut. Selama periode tersebut spermatozoa di dalam Beaker glass A
mengalami proses equilibrasi
• Setelah melewati proses equilibrasi, tambahkan ¼ volume pengencer dari
Beaker glass B ke dalam Beaker glass A. Ulangi penambahan ¼ volume
pengencer dari Beaker glass B setiap 15 menit sampai seluruh pengencer dalam
Beaker glass B habis. Proses penambahan pengencer dalam Beaker glass B
(mengandung Glycerol) ke dalam larutan semen dalam Beaker glass A disebut
proses Gliserolisasi. Proses Gliserolisasi memerluka waktu selama 45 menit.
4. Pembekuan Semen
Penurunan suhu semen dari 5C ke - 196C dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama melalui penguapan semen oleh uap nitrogen cair. Setelah itu dicelupkan
(direndam) dalam gas Nitrogen cair di dalam Container.
• Siapkan kotak styrofoam, tempatkan kotak logam pada bagian dasarnya.
Kemudian rak besi diberdirikan di atas kotak logam
• Susun straw di atas rak besi. Atur agar jangan sampai bertumpuk
• Tuangkan 2,5 liter gas Nitrogen cair ke dalam kotak logam secara hati-hati
menggunakan corong plastik besar yang disambung dengan selang plastik.
Penuangan gas Nitrogen dilakukan melalui sisi dalam kotak styrofoam agar gas
cair tersebut tidak mengenai straw
• Biarkan gas Nitrogen menguapi straw, yang berjarak sekitar 3 – 5 cm dari
permukaan cairan, selama 7 – 8 menit. Suhu uap Nitrogen saat itu antara -80C
sampai -100C
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 22 dari 36
• Masukkan straw-straw yang telah membeku ke dalam goblet dengan
menggunakan pinset. Dan kemudian goblet-goblet tersebut ditempatkan di
dalam canister
• Masukkan canister ke dalam container yang sudah berisi Nitrogen cair. Tutup
container tersebut
• Setelah semen terrendam selama 30 menit, ambil satu straw dengan
menggunakan pinset. Rendam dalam air hangat (38C) selama 30 detik.
Gunting bagian ujung straw dan teteskan isinya pada gelas objek yang bersih,
dan amati daya hidupnya.
Container berisi Nitrogen Cair
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 23 dari 36
V. Teknik Inseminasi Buatan
TEKNIK INSEMINASI BUATAN
Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu Rektovaginal dan
transservikal. Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan dimasukkan
kedalam rektum kemudian memegang bagian servik yang paling mudah diidentifikasi
karena mempunyai anatomi keras, kemudian insemination gun dimasukkan melalui vulva,
ke vagina hingga ke bagian servik. Sedangkan pada Babi, kambing dan domba adalah
dengan metode transervikal. Pada kambing dan domba dapat menggunakan spikulum
untuk melihat posisi servik, kemudian insemination gun dimasukkan hingga mencapai
servik, sedangkan pada babi menggunakan cattether dan dimasukkan hingga kedalam
uterus.
Deteksi berahi dan prosedur Inseminasi Buatan (Ax et al, 2008)
Deteksi Birahi Teknik Inseminasi Buatan
Sapi
Deteksi berahi dilakukan tiap pagi dan sore,
apabila tetap berdiri saat dinaiki berarti
berahi
Sapi yang akan di IB sebaiknya di-
letakkan
dikandang jepit atau diikat dan
diupayakan
tidak stress, semen di deposisikan di
bagian
uterus
Domba
Berahi sulit dideteksi, sehingga deteksi
menggunakan pejantan yang di vasektomi
yang dilengkai dengan harness crayon
Domba betina diangkat bagian
belakang,
kemudian di IB pada posisi
vagina/servik,
selain itu juga dapat dengan metode
laparoskopi.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 24 dari 36
TEKNIK INSEMINASI BUATAN PADA KAMBING
Tahapan-tahapan untuk Inseminasi Buatan pada kambing
1. Persiapkan Semua Peralatan Untuk Inseminasi Buatan
2. Ikat dengan kuat kambing yang sedang estrus
3. Ambil straw yang berisi semen beku dari Container Niimgcn Cair.
4. Masukkan straw kedalam air kran selama 10 detik
5. Ambil dan bersihkan dengan menggunakan tissue
6. Masukkan ke dalam Insemination Gun
7. Potong Bagian Ujung penutup
8. Masukkan plastik Sheet ke dalam Insemination Gun
9. Angkat kambing sehingga Inseminator mudah untuk lakukan Inseminasi
Buatan.
1. Thawing semen
a. Straw yang dithawing harus direndam dalam air.
b. Buka tutup container
c. Pilih nomor canister dimana straw yang diinginkan disimpan sesuai dengan
catatan.
d. Angkat canister kira-kira 5-6 cm di atas leher container akan tetapi straw tetap
pada batas leher container.
e. Tahan canister beberapa saat sementara diambil straw yang diinginkan dengan
menggunakan pinset.
f. Kembalikan canister ke dalam N2 cair.
g. Goyangkan straw beberapa saat 3 atau 4 kali untuk mengurangi pengaruh N2
cair dan masukkan ke dalam air dengan suhu 37°C (thawing) dan diamkan
selama 7-18 detik.
h. Masukkan straw yang sudah dithawing ke dalam inseminasi gun.
i. Gunakan semen dalam waktu 20 menit dan tidak boleh dikembalikan lagi ke N2
cair.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 25 dari 36
2. Inseminasi gun
a. Tarik pistolet sekitar 15 cm dan tahan dengan jari manis tangan kiri.
b. Pegang ujung straw di bagian sumbat pabrik dengan ibu jari dan jari telunjuk.
c. Tahan ujung pistolet dengan jari manis dan masukkan straw ke dalam lubang
pistolet.
d. Tekan ujung straw di bagian sumbat laboratorium sampai straw duduk pada
tempatnya di dalam pistolet.
e. Gunting ujung straw di bagian rongga udara di bawah sumbat laboratorium dan
sisakan bagian straw yang di luar pistolet sepanjang kira-kira 1.5 cm.
f. Pasanglah plastic sheat menyelubungi straw, kemudian eratkanlah cincin kuncinya
(fiksir).
g. Usahakan agar plastic sheat menyelubungi dengan sempurna ujung straw pada
bagian bekas pengguntingan, karena bila tidak maka semen akan tertumpah di
dalam plastic sheat pada waktu penyemprotan semen dilakukan.
h. Secara halus dan perlahan tekanlah piston ke dalam pistolet sampai dirasakan
gerakan sumbat pabrik mendesak semen atau terlihat cairan semen di bagian ujung
straw.
Cara Kerja Inseminasi Buatan
Pada teknis rektovaginal, tangan yang diselubungi dengan sarung tangan (plastic
glove) dimasukkan ke dalam rektum untuk melokalisir cervix dan kemudian masukkan gun
ke cervix hingga uterus, dengan prosedur sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan laporan sapi berahi maka persiapkan semua bahan dan alat
IB dengan baik, yaitu :
a. Insemination Gun
b. Straw atau Semen Beku yang dibawa dalam thermos
c. Plastic sheath
d. Gunting
e. Pinset
f. Gelas berisi air bersih
g. Container lengkap dengan canister/thermos
h. N2 cair secukupnya
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 26 dari 36
i. Sarung tangan plastic
j. Sabun
k. Handuk kecil
l. Apron
m. Sepatu Boot
2. Berangkatlah secepat mungkin ke lokasi.
3. Cucilah tangan terlebih dahulu.
4. Sebelum melaksanakan prosedur IB maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih
dahulu.
5. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
6. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan
menggunakan gunting bersih.
7. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen
beku/straw.
8. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.
9. Ambil sarung tangan disposibel dan tangan dimasukkan ke dalam rektum. Sarung
tangan dapat membungkus sepanjang lengan.
10. Oleskan sedikit pelicin pada bagian belakang tangan.
11. Membawa gun yang sudah berisi straw dengan mulut dan hampiri sapi yang akan
diinseminasi. Jaga piston jangan tertekan dan ujung gun jangan sampai
terkontaminasi. Pada tahap ini upayakan agar sapi tenang jika dihampiri.
12. Ambil lembaran kertas dari kantung untuk membersihkan vulva dengan tangan yang
tidak bersarung.
13. Mengoleskan pelicin dari bagian belakang tangan bersarung.
14. Jari tangan membentuk seperti corong, kemudian dengan sabar dan dengan
gerakan berputar masuk ke dalam rekturn.
15. Selesai tahap ini berhenti sebentar sehingga anus dapat relaks dan tangan mudah
masuk. Hindari keributan dan gerakan kasar yang dapat menyebabkan stres pada
sapi betina. Penanganan yang kasar dapat menyebabkan pengeluaran hormon
adrenalin yang dapat mempengaruhi CR.
16. Membersihkan seluruh bibir vulva dari kotoran, urin, feses dan pelicin dengan lap
kertas.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 27 dari 36
17. Pergelangan tangan dalam rektum menekan ke bawah agar bibir vulva mudah
dimasuki ujung gun saat memasuki vagina.
18. Masukkan gun sepanjang vulva dan vagina dengan ujung gun melekat pada bagian
atas menyentuh tangan.
19. Dengan hati-hati dorong gun ke depan dengan ujungnya ada di atas kantung
kencing.
20. Gerakkan gun ke depan hingga masuknya gun tertahan. Bila ujung tertahan
sebelum mencapai cervix, dorong cervix searah kepala sapi. Dengan cara ini
lipatan-lipatan dalam vagina akan merenggang dan memudahkan gun bergerak ke
depan.
21. Tekan ke bawah, temukan cervix dengan tangan yang bersarung dari rektum.
22. Pegang cervix dengan jari. Bila tidak dapat menyentuh cervix berarti bertahan di
pelvis. Kemudian dengan pelan tekan gun ke depan tempelkan cervix diujung gun.
23. Gun bergerak sepanjang bagian cervix atau bagian jari tangan hingga cervix akhir
atau di badan uterus.
24. Gerakkan gun sepanjang cervix hingga teraba ujung gun. Dengan terabanya ujung
gun dipermukaan uterus maka gun telah mencapai sasaran.
25. Perlu dihindari memasukkan gun terlalu dalam ke uterus. Karena luka pada uterus
yang akan berpengaruh pada fertilisasi ovum.
26. Dorong penghisap gun hati-hati dan pelan-pelan serta semprotkan 2/3 bagian
semen di depan uterus. Sambil menarik gun hingga ujungnya berjarak 1 cm di
belakang uterus semprotkan sisa semen di belakang straw. Kadang-kadang gun
tidak bisa mencapai ujung cervix tetapi betina dapat bunting.
27. Gun ditarik pelan-pelan dari cervix dan vagina. Pengeluaran gun dengan tergesa-
gesa dapat menarik kembali semen dari cervix ke vagina.
28. Mengeluarkan tangan dari rektum dengan pelan-pelan.
29. Lepaskan kunci ring pada gun dan tarik plastic sheat dengan tangan yang
terbungkus.
30. Tarik sarung tangan dengan menggulungnya dari atas ke bawah dan membalikkan
bagian dalam menjadi bagian luar. Dengan cara ini permukaan yang kotor berada
di dalam bersamaan dengan plastic sheat. Permukaan yang berada di luar adalah
bagian yang bersih.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 28 dari 36
31. Buang sarung, plastic sheat, straw dan kertas lap ke tempat sampah.
Proses Inseminasi Buatan
Peralatan yang dipersiapkan untuk Inseminasi Buatan
Waktu Pelaksanaan Inseminasi Buatan
Pada waktu diinseminasi ternak harus dalam keadaan berahi, karena pada saat itu
liang leher rahim (cervix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi
(kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari berahi telah dihitung oleh
para ahli, perkiraannya adalah :
• permulaan berahi : 44%
• pertengahan berahi : 82%
• akhir berahi : 75%
• 6 jam sesudah berahi : 62,5%
• 12 jam sesudah berahi : 32,5%
• 18 jam sesudah berahi : 28%
• 24 jam sesudah berahi : 12%
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 29 dari 36
2.3. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dan pembahasan dari praktikum dapat dibuat menjadi satu
dengan modul praktikum ini atau dapat pula terpisah.
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 30 dari 36
3 MATERI PRAKTIKUM 3 :
Embrio Transfer
3.1 RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS
1) Menjelaskan proses penyerentakan transfer embrio pada ternak.
2) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip dasar rekayasa atau aplikasi
teknologi reproduksi berdasarkan fenomena fisiologi reproduksi ternak
3) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip dasar mengenai transfer embrio
pada ternak Sapi
3.1.1 METODE PRAKTIKUM
1) Pemutaran Film/DVD tentang proses transfer embrio
2) Dosen menerangkan secara garis tentang proses transfer embrio pada Sapi
berdasarkan jalannya film
3) Demo proses splitting (pemotongan) embryo mencit.
3.1.2 TEMPAT
Laboratorium Reproduksi Ternak & IB, Gedung 5, Lantai 1.
3.1.3 BAHAN DAN ALAT
Bahan :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 DVD Proses Transfer
Embrio di Balai Embrio
Ternak Cipelang Bogor
2 Mikroskop manipulator
3 Embryo Mencit
4 Pisau silet
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 31 dari 36
Alat :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 DVD Player
2 Layar
3 Laptop
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
1) Mahasiswa memperhatikan dan dapat mengajukan pertanyaan langsung pada saat
pemutaran Film/DVD tersebut
2) Dipilih seorang mahasiswa dari setiap kelompok untuk menerangkan kembali
kegiatan yang telah dilaksanakan, disertai dengan diskusi bersama peserta
mahasiswa lainnya
3) Dosen melakukan demo splitting embryo (pemotongan) mencit dengan
menggunakan mikroskop manipulator
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 32 dari 36
3.3 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 33 dari 36
4 MATERI PRAKTIKUM 4 :
Diagnosa Kebuntingan
4.1 RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS
1) Menjelaskan proses diagnosa kebuntingan pada ternak
2) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip dasar rekayasa atau aplikasi
teknologi reproduksi berdasarkan fenomena fisiologi reproduksi ternak.
3) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan proses penentuan kebuntingan.
4.1.1 METODE PRAKTIKUM
1) Dosen menerangkan beberapa cara penentuan kebuntingan.
2) Teknisi menjelaskan secara garis besar prosedur penggunaan alat diagnosa
kebuntingan.
4.1.2 TEMPAT
1) Laboratorium Reproduksi Ternak & IB, Gedung 5, Lantai 1.
2) Kandang Ternak Lab. Reproduksi Ternak
4.1.3 BAHAN DAN ALAT
Bahan :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 Domba/Kambing betina
Domba/Kambing bunting 4 bulan
2 ekor
2 Sapi Betina Sapi bunting 7-8 bulan 1 ekor
Alat :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 Pregnancy Diagnostic
Tools
2 Paper test pack
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 34 dari 36
4.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
Deteksi Kebuntingan pada domba/kambing dengan USG
4.3 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 35 dari 36
5 MATERI PRAKTIKUM 5 :
Induksi Kelahiran
5.1 RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS
4) Menjelaskan proses induksi kelahiran pada Sapi.
5) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip dasar rekayasa atau aplikasi
teknologi reproduksi berdasarkan fenomena fisiologi reproduksi ternak.
6) Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip dasar mengenai prosedur induksi
kelahiran pada Sapi.
5.1.1 METODE PRAKTIKUM
3) Melihat film proses kelahiran
5.1.2 TEMPAT
3) Laboratorium Reproduksi Ternak & IB, Gedung 5, Lantai 1.
4) Kandang Ternak Lab. Reproduksi Ternak
5.1.3 BAHAN DAN ALAT
Bahan :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 DVD/VCD Proses
Kelahiran
2
Alat :
NO NAMA BAHAN NAMA BARANG/SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
1 DVD/VCD Player
2 Laptop
Certificate Number : ID12/02189 PM-UNPAD-FPt.7.5.5/L1 Rev.0
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Reproduksi Ternak
No. Dokumen MODUL PRAKTIKUM TRT
Tanggal Berlaku SMT Genap
Revisi 1
Halaman 36 dari 36
5.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
Melihat Film induksi kelahiran
5.3 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN