laporan praktikum reproduksi dan perkembangan hewan - fertilisasi mencit

Upload: rifki-muhammad-iqbal

Post on 16-Oct-2015

1.075 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN HEWANFERTILISASI MENCIT

Nama: Rifki Muhammad IqbalNIM: 1211702067Nama Asisten : Dewi YulindaNama Dosen: Ucu Julita, M.Si.Tanggal Praktikum: 16 November 2013Tanggal Pengumpulan: 13 Desember 2013

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSemua mahluk hiup mempunyai kemampuan untuk menghasilkan oraganisme baru yng sama dengan dirinya, ini berkaitan dengan reproduksi. Kata reproduksi menyiratkan replikasi, memang benar bahwa reproduksi biologis hampir selalu menghasilkan semacam duplikat induknya. Akan tetapi reproduksi seksual yang dilakukan oleh mayoritas hewan menghasilkan keanekaragaman yang diperlukan untuk kelestarianjeninya di duniayang terus menerus berubah.Fertilisasi merupakan peleburan antara inti sel telur dengan inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot. Sel gamet, yaitu sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan, merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa perkembangan yang kompleks dalam testes dan ovarium induk. Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari dua individu menjadi sebuah sel diploid tunggal, yaitu zigot (Campbell, 2004).Beberapa tahap fertilisasi pada mamalia yaitu, sperma bermigrasi melalui lapisan pembungkus sel folikel dan berikatan dengan molekul reseptor pada zona pelusida sel telur. Pengikatan tersebut menginduksi reaksi akrosomal, di mana sperma membebaskan enzim-enzim pencernaan ke dalam zona pelusida. Dengan bantuan enzim hidrolitik ini , sperma mencapai membran plasma sel telur, dan protein membran sperma berikatan dengan reseptor pada membran sel telur. Membran plasma menyatu, yang memungkinkan isi sel sperma memasuki sel telur. Enzim yang dibebaskan selama reaksi kortikal sel telur mengeraskan zona pelusida, yang sekarang berfungsi sebagai penghambat terjadinya polispermia (Campbell, 2004).Fertilisasi merupakan proses peleburan sel keamin jantan dengan sel kelamin betina menghasilkan zygote. Proses fertilisasi melaui beberapa aktivitas yaitu:1. Hubungan (kontak), serta pengenalan sperma dan sel telur2. Pengaturan pemasukan sperma ke dalam sel telur3. Peleburan bahan genetik dari sperma ke dalam sel telur4. Aktivasi metabolik telur untuk untuk memulai perkembanganAda dua jenis fertilisasi, yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Fertilisasi eksternal terjadi di luar tubuh, sedangkan fertilisasi internal terjadi di dalam tubuh. Pada kebanyakan fertilisasi, bagian kepala spermatozoa masuk ke bagian tengah sel telur (miedle piece). Terjadi penggabungan inti dan sitoplasma. Sitoplasma spermatozoon sangat sedikit melebur dengan ooplasma yang dapat menyebebkan perubahan fisiologis untuk menunjang proses fertilisasi. Setelah inti spermatozoon di dalam telur menjadi besar, kromosomnya bergabung dengan sel telur. Terjadi pembelahan mitosis dengan terbentuknya amphiaster pembelahan yang timbul dari bagian tengah spermatozoon (Nurhayati, 2004).Setelah inti spermatozoon di dalam telur menjadi besar dan kromosom bergabung dengan kromosom telur. Pembelahan mitosis terjadi denag terbentuknya amphiaster pembelahan yang timbul dari bagian tengah spermatozoon ( middle piece ) (Nurhayati, 2004).Tempat fertilisasi pada hampir semua ternak adalah bagian awal ampula tuba fallopi. Sewaktu masuk dalam ampula, selubung ovum, zona pelucida, masih dikelilingi oleh sekelompok sel-sel granulosa yang disebut sel-sel cummulus. Pada ternak-ternak mamalia kecuali babi, sel-sel cummulus menghilang dari ovarium dalam beberapa jam setelah ovulasi (Nurhayati, 2004).Fertilisasi pada berbagai jenis dapat dibedakan berdasarkan tempat berlangsungnya, yaitu fertilisasi secara internal, dan fertilisasi secara eksternal. Fertilisasi secara eksternal adalah fertilisasi yang berlangsung di luar tubuh induknya. Jenis fertilisasi ini banyak dijumpai pada hewan-hewan akuatik, antara lain berbagai jenis ikan, katak, dan sebagainya. Fertilisasi secara internal adalah fertilisasi yang berlangsung di dalam tubuh induknya. Fertilisasi memiliki beberapa fungsi antara lain transmisi gen dari paternal dan maternal kepada keturunannya, merangsang sel telur untuk berkembang lebih lanjut, menghasilkan terjadinya syngami, yaitu peleburan sifat genetis paternal dan maternal, mempertahankan kondisi diploiditas suatu species tertentu dari jenisnya, penentuan jenis kelamin secara genetis. Pada dasarnya fertilisasi bukan merupakan proses tunggal, melainkan rangkaian proses yang melibatkan kedua gamet (Adnan, 2008).Mamalia merupakan salah satu contoh yang fertilisasinya secara internal. Sebagian mamalia dilahirkan danbukan ditetaskan. Fertilisasi secara internal an embrio berkembang di dalam uterus dari saluran reproduksi betina. Pada mamalia eutheria (berplasenta) lapisan uterus induk dan membran ekstra embrionik yang berasal dari embrio bersama-sama membentuk plasenta, tempat nutrien berdifusi masuk ke dalam darah embrio. Mamalia eutherina umunmya disebut mamalia berplasenta karena plasentanya paling kompleks dan memperlihatkan hubungan yang lebih intim dan berlangsung lebih lama antara induk dan anak yang sedang berkembang (Campbell, 2004).Pada saat sebelum pembuahan ovum mengeluarkangynogamon, yang terdiri dari fertilizin dan zat penelur. Fertilizin berguna untuk:1. Mengaktifkan spermatozoa bergerak2. Menarik spermatozoa secara kemotaxis pasif3. Mengaglutinasi spermatozoa sekitar ovumFertilizin terdiri dari glikoprotein. Rangkaian asam-asam amino dan monosakaridanya berbeda-beda pada berbagai spesies. Fertilizin tak berfungsi terhadap spermatozoa spesies lain dari si betina. Molekulnya memiliki Binding site (tempat mengikat) lebih dari satu. Karena itu molekul fertilizin dapat mengikat 2 atau lebih spermatozoa. Fertilizin dapat diekstrak dari selubung jeli telur bulu babi. Kalau diteteskan ke semen jantannya, terjadi aglutinasi spermatozoa. Terbukti pula fertilizin tak terdapat pada oolemma sendiri. Sebab kalau ovum dicuci dan dilepaskan dari selubung jellynya, ia tak dapat menarik spermatozoa. Karena sifatnya yang mengaglutinasi spermatozoa, maka fertilizin dapat dianggap sebagai antigen dalam sistem immunologi. Zat penelur bekerja untuk merangsang jantan agar mengeluarkan spermatozoanya. Ini terjadi pada pembuahan external di air (Yatim, 1994).Sedangkan sperma mengeluarkan androgamon, yang terdiri dari hyaluronidase, antifertilizin, akrosin, dan zat penelur. Hyaluronidase merupakan enzim yang dihasilkan dalam testis, untuk melarutkan asam hyaluronad yang menyemen sel-sel granulosa sekeliling ovum (corona radiata). Pada hewan yang ovumnya berselaput jelly, untuk menghidrolisanya sampai mencair (Yatim, 1994).Antifertilizin, sebagai lawan dari fertilizin yang dihasilkan ovum. Jika fertilizin bertindak sebagai antigen, maka antifertilizin sebagai antibodinya. Oleh interaksi kedua zat itu terjadi aglutinasi spermatozoa sekitar ovum, sehingga ada sebagian yang menumbuk ovum sendiri, lalu menerobus masuk. Sebagaimana fertilizin, antifertilizin juga spesies spesific. Sukar sekali terjadinya reaksi aglutinasi jika pertemuan gamet itu beda spesies. Beda spesies berarti susunan asam amino dan monosakarida molekulnya berbeda, dan binding-sitenya pun beda (Yatim, 1994).Akrosin, semacam protease, memecah protein. Mirip tripsin yang dihasilkan pankreas, untuk mencernakan protein dalam usus. Zat ini keluar dari akrosom spermatozoa, ketika terjadi apa yang disebut reaksi akrosom. Zat ini menghancurkan zona pelucida. Tidak seluruh zona dihasilkan, hanya disuatu tempat kecil, cukup untuk menerobosnya masuk spermatozoa (Yatim, 1994).Zat penelur, bekerja untuk merangsang betina agar mengeluarkan telur, sebagai imbangan zat yang sama dikeluarkan betinanya. Ini terdapat pada hewan yang pembuahannya terjadi di luar tubuh (Yatim, 1994).Masuknya spermatozoa dalam ovum, yaitu dengan bereaksinya gamon kedua macam gamet menyebankan terjadi aglutinasi di dekat ovum. Lalu memudahkan beberapa ekor bertumbukan dengan ovum. Kemudian seekor akan dapat menerobos masuk. Komponen sel bergabung antara kedua gamet. Pada Mamalia dan Echinodermata, hanya kepala sampai middle piece ekor yang masuk, sedangkan principal piece dan end piece tinggal di luar zona pellucida dan hancur (Yatim, 1994).Pada Evertebreta air, sebagai contoh Echinodermata, spermatozoon itu masuk tegak lurus pada zona pellucida. Tapi pada Mamalia, seperti diamati pad tikus, kelinci dan babi, spermatozoa itu masuk menyamping, sedikit sejajar dengan zona. Ternyata ekor giat bergerak untuk mendorong spermatozoa itu lancar masuk. Setelah lewat zona, gerakan ekor berhenti (Yatim, 1994).Ketika akrosom menumbuk zona, terjadi reksi akrosom, dimana akrosin dilepaskan, bila membran depan akrosom itu hancur, dan membran akrosom dibelakangnya akan bersatu dengan oolemma, sehingga inti spermatozoa terbuka jalan untuk masuk. Sementara itu dalam pengamatan pada banyak hewan, terbentuk tonjolan dari oolemma, disebutfertilization cone. Tonjolan ini ada yang pseudopodia, berguna untuk merangkul kepala spermatozoa. Masuknya inti spermatozoa ke dalam ooplasma ada yang mengamati, ialah dengan ditelan oleh ovum, ada pula karena dorongan dari spermatozoon sendiri (Yatim, 1994).Sampai dalam ooplasma kromatin jadi benang-benang kromosom. Kemudian terbentuk gelembung-gelembung kecil menyelaputinya, membentuk selaput pronukleus jantan. Pengamatan in-vitro sel-sel corona radiata tetap hadir dalam jumlah besar sekeliling ovum, meski adhesi antara sesamanya sudah hilang dan filopodia pun sudah lepas dan hilang dari dalam pellucida. Kemudian sel-sel corona ini membuat pseudopodia, lalu mengfagositosis spermatozoa sekeliling ovum. Jadi sel corona ini berfungsi untuk membersihkan sekeliling ovum dari spermatozoa yang tidak membuahi (Yatim, 1994).Inti ovum berubah jadi pronukleus betina, selaput intinya hilang lalu mengalami meiosis II. Polosit yang berada dibawah zona pellucida juga mengalami meiosis, akhirnya terbentuk 3 polosit. Pronukleus betina kini sudah haplont seperti pronukleus jantan. Pada masing-masing pronukleus timbul berpuluh-puluh nukleoli, yang kemudian bergabung jadi 1-2 nukleoli besar. Sentriol pronukleus betina hilang, dan untuk pembelahan berikutnya hanya sentriol jantan yang berada di middle piece yang jadi titik kutub gelendong. Pronuklei saling mendekat di poros telur, sedikit lebih dekat ke kutub animal, lalu terjadilah proses karyogamy. Yakni bergabungnya pronuklei. Mula-mula nukleoli masing-masing hilang, selaput inti hilang, dan besar pronuklei sendiri menciut. Masing-masing kromosom jadi mengganda jadi dua kromatid, yang sentromernya jadi satu, mengakibatkan mitosis berlangsung. Bahan spermatozoa lain selain inti, yakni mitokondria dan sisa membran selnya, hancur dan menyebar dalam ooplasma, lalu hilang sebelum mulai pembelahan zigot jadi 2 sel (Yatim, 1994).Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil, yang disebut blastomere. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pada umumnya pembelahan itu secara mitosis. Meski sewaktu-waktu dapat juga disertai oleh adanya pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti sitoplasmaAda 4 macam bidang pembelahan :1. Meredian2. Vertikal3. Ekuator4. LatitudinalBidang meridian, melewati poros kutub animal-vegetal. Bidang vertical, lewat tegak sejak dari kutub animal sampai vegetal. Bedanya dengan bidang meredian, tak melewati poros kutub animal-vegetal zigot. Bidang vertical sejajar dengan atau mungkin juga melintang bidang meredian. Bidang ekuator, Tegak lurus terhadap poros kutub animal-vegetal dan di pertengahan antara kedua kutub. Bidang latitudinal , sejajar bidang ekuator (Yatim, 1994).

Ada 3 macam pembelahan :1. Holoblastik : pembelahan mengenai seluruh daerah zigot, terdapat pada telur homolechital dan mesolechital2. Meroblastik : Pembelahan hanya pada sebagian zigot, yakni di daerah germinal disk. Terdapat pada telur megalechital.3. Perantaraan holoblastik dan meroblastik : pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur megalechital yang berlapis yolk yang tebalnya sedang, terdapat pada ganoid dan dipnoid (Yatim, 1994).Holoblastik dibedakan atas :1. Holoblastik teratur : terdapat pada bintang laut, Amphioxus dan katak. Disebut teratur karena pembelahan berlangsung secara teratur dilihat dari bidang pembelahan maupun waktu tahap-tahap pembelahan itu2. Holoblastik tak teratur : terdapat pada mamalia. Bidang dan waktu tahap-tahap penmbelahan tak sama dan tak serentak terjadi pada berbagai daerah zigot (Yatim, 1994).Proses pembentukan blastula disebut blastulasi. Berdasarkan bentuk dan susunan blastomernya, blastula dibagi atas tiga macam yaitu : Coeloblastula, Discoblastula, dan Stereoblastula. Coeloblastula berbentuk bola atau disebut juga blastula bundar. Tipe Coeloblastula berasal dari telur homolecithal dan mesolechital. Discoblastula berbentuk cakram atau disebut juga blastula gepeng. Blastula ini berasal dari telur homolechital yang mengalami perubahan holoblastik tak teratur, dan telur megalechital yang membelah secara meroblastik (Yatim, 1994).Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pada embriogenesis selanjutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri untuk menjadi lapisan-lapisan sel tersendiri. Dikenal 5 daerah bakal pembentuk alat :a. bakal ectoderm epidermisb. bakal ectoderm sarafc. bakal notochordd. bakal mesoderme. bakal endodermBalstula awal memiliki sifat totipotent, yakni kemampuan menumbuhkan segala macam bakal pembentuk alat. Melalui proses differensiasi maka kemampuan sekelompok sel bertotipotent akan menurun, sampai sama sekali hanya mampu menumbuhkan sejenis jaringan tertentu (Yatim, 1994).Pada fase blastula, terbentuk dua lapis benih, yaitu epiblast dan hypoblast. Pada gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis: ectoderm, endoderm, dan mesoderm. Dalam proses gastrulasi terjadi berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari species bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan, yaitu epiboli dan emboli. Gerakan epiboli merupakan gerakan melingkup, terjadi di sebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan yang besar berlangsung menurut proses bakal anterior-posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio. Gerakan emboli adalah gerakan menyusup, terjadi di sebelah dalam embrio. Berlangsung pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda, dan endoderm. Daerah-daerah itu bergerak ke arah blastocoel. Gerakan emboli ada tujuh macam, yaitu:a. Involus: gerakan membelok ke dalamb. Konvergensi: gerakan menyempitc. Invaginasi: gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisand. Evaginasi: gerakan menjulur suatu lapisane. Delaminasi: gerakan memisahkan diri sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asalf. Divergensi: gerakan memencarg. Extensi: gerakan meluas (Yatim, 1994).Pada kebanyakan hewan, reproduksi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu dalam setahun. Hal ini berlaku untuk semua daerah, biarpun dengan iklim yang mantap seperti di dalam hutan hujan tropis.Walaupun pada manusia dan kera tidakterdapat siklus reproduksi tahunan, tetapi suatu siklus pada wanita dan kera betina ada (Idjah, 1990).1.2. TujuanTujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami dan memiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit, memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia, untuk mempelajari cara mengawinkan mencit dan memelihara mencit, dan untuk memperlajari perkembagan embrio mencit secara morfologi selama periode kehamilan.BAB IIMETODE2.1. Alat dan BahanPada praktikum ini alat yang digunakan diantaranya, kandang mencit lengkap dengan botol minumnya yang digunakan untuk menyimpan mencit pada saat pemeliharaan mencit yang akan dikawinkan, timbangan yang digunakan untuk menibang berat badan mencit dari hari ke hari dari saat mencit betina yang dipelihara dinyatakan hamil atau dari awal mencit tersebut dipelihara, baki bedah digunakan untuk tempat membedah mencit yang akan dibedah untuk diamati fetus yang ada didalam rahim mencit betina, dan alat bedah yang digunakan untuk membedah mencit yang akan diamati.Sedangkan alat yang digunakan diantaranya, mencit jantan dan betina dengan jumlah mencit jantan sebanyak 1-2 ekor dan mencit betina 3-4 ekor, pakan mencit yang digunakan sebagai makanan untuk mencit selama proses pemeliharaan, sekam yang digunakan sebagai media kandang mencit, air untuk minum mencit, dan larutan untuk pengawetan preparat (FAA 12 mL + aquadest 230 mL).2.2. Cara Kerja1.3. Mengawinkan MencitDilakukan dengan cata memelihara 2-3 mencit betina yang sedang estrus dengan 1-2 mencit jantan dalah satu kandang, agar mencit tersebut dapat berkopulasi. Kemudian emeriksa sumbat vagina mencit betina pada pagi hari, yang menandakan bahwa mencit telah kawin. Kemudian berat badan mencit betina yang telah hamil ditimbang setiap hari, untuk memastikan bahwa mencit telah mengalami proses kehamilan. Mencit diberi makanan berupa pelet dan air minum secukupnya serta sekam pada kandang mencit diganti secara periodik untuk menjaga sanitasi lingkungan.2.3. Pengamatan Fertilisasi Mencit BetinaDilakukan dengan cara mencit betina yang telah hamil pada hari yang telah ditentukan dimatikan, kemudian diamati jumlah fetus hidup dan mati, implantasi korpus luteum dan mencit betina yang lainnya dibiarkan melahirkan alami. Untuk pengamatan jumlah fetus hidup dan korpus luteum, dilakukan pembedahan mencit yang telah dimatikan pada bagian abdomennya, sehingga uterusnya kelihatan, lalu dihitung jumlah fetus pada uterus dan dicatat jumlah untuk masing-masing tanduk uterus. Untuk mengetahui apakah fetus mati atau hidup dilakukan dengan menyentuh fetus tersebut. Kemudian bagian uterus dibuka dan dicatat/ dicari implantasi yang responsi, lalu dihitung jumlah dari masing-masing tanduk uterus. Kemudian diambil kedua ovarium mencit tersebut dan dihitung jumlah korpus luteum dari masing-masing ovarium.Untuk menghitung jumlah anakan dilakukan dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat data yang diperoleh, lalu dibuat grafik hubungan antara berat badan mencit dengan hari penimbangannya.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil PengamatanTabel 1. Pengamatan Hubungan Antara Berat Badan Mencit Dengan Hari PenimbanganHari KeBerat Mencit ( gram )

JantanBetina ke-1Betina ke-2 (Bunting)Berita ke-3

030,317,421,721,8

1----

229,316,922,1120,5

329,317,122,121,3

429,918,222,422,1

530,219,522,521,8

630,120,323,222,6

731,321,023,823,6

830,821,123,722,8

9----

1030,221,124,623,8

1129,520,824,423,7

1231,221,123,323,2

1330,420,825,723,4

1431,221,426,023,4

1529,322,726,224,3

16----

1730,624,227,625,9

1831,125,528,,026,5

1931,725,827,726,8

2031,626,327,927,4

213227,828,228,6

Grafik Hbungan Antara Berat Badan Mencit Dengan Hari PenimbanganGrafik 1. Mencit Betina 1

Grafik 2. Mencit Betina 2

Grafik 3. Mencit Betina 3

Tabel 2. Gambar Mencit Betina yang DibedahGambarKeterangan

(A)

(A) Bagian fetus pada uterus mencit betina yang hamil.

Jumlah fetus 11 buah, fetus yang hidup 4, dan fetus yang mati 7.

(A)(A) Uterus mencit betina yang tidak hamil.

Pada uterus mencit betina yang tidak hamil tidak terdapat fetus.

1.2. PembahasanPada praktikum ini, yaitu praktikum Fertilisasi Mencit yang bertujuan untuk lebih memahami proses fertilisasi pada mamalia dan mempelajari perkembangan embio mencit secara morfologi selama periode kehamilan. Menurut Campbell, dkk (2007), Fertilisasi merupakan peleburan antara inti sel telur dengan inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot. Sel gamet, yaitu sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan, merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa perkembangan yang kompleks dalam testes dan ovarium induk. Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari dua individu menjadi sebuah sel diploid tunggal, yaitu zigot.Mencit yang digunakan pada praktiku ini yaitu mencit jantan yang berjumlah 1 ekor dan mencit betina yang berjumlah 3 ekor, penggunaan mencit betina yang lebih banyak ditujukan untuk pengamatan perkembangan embrio dan anakan. Mencit-mencit ini dipelihara selama 21 hari, dan setiap harinya ditimbang dengan menggunakan neraca analitik, penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan berat badan mencit yang jika mencit tersebut hamil, berat badannya dari hari ke hari akan terus bertambah sejalan dengan bertambahnya ukuran dan berat embrio yang dikandungnya. Berdasarkan pengamatan pada hari ke-2, pada mencit betina 2 terdapat sumbat vagina pada bagian vaginanya yang menandakan mencit betina 2 ini telah mengalami perkawinan dan dianggap sedang hamil, sedangkan pada mencit betina 1 dan 3 selama pengamatan 21 hari tidak terdapat sumbat vagina dan dinyatakan tidak hamil atau tidak mengalami perkawinan.Berdasarkan pada data Tabel 1. diatas dapat dilihat perkembangan berat badan setiap harinya, namun pada hari ke-1, ke-9 dan ke-16 tidak dilakukan penimbangan berat badan pada mencit-mencit ini, dikarenakan ada hal yang menghalangi untuk dilakukannya penimbangan. Pada grafik diatas dapat terlihat kenaikan dan penurunan berat badan dari hari ke hari selama 21 hari, dapat terlihat dari grafik pada masing-masing mencit betina yang ditimbang mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan, hal ini mungkin dikarenakan pada saat pemeliharaan pemeberian makanan yang kurang teratur dan kurang mencukupi kebutuhan makanan harian mencit-mencit ini sehingga dapat berpengaruh pada berat badan masing-masing mencit.Pada mencit betina 2 yang dianggap hamil berat badannya terus mengalami pertambahan walaupun kadang kala mengalami penurunan (terlihat pada Grafik 2.), ini mengindikasikan bahwa mencit betina 2 ini benar-benar hamil. Pada hari ke-0 (awal) berat badan mencit betina ini sebesar 21,7 gram dan setelah 21 hari berat badan mencit ini menjadi 28,2 gram, yang berarti mencit ini mengalami pertambahan berat badan sebesar 6,5 gram, pertambahan berat badan yang cukup besar.Pada mencit betina 1 dan 3 yang dianggap tidak hamil pertambahan berat badan juga mengalami pertambahan yang sama dengan mencit betina 2 yang dianggap hamil akan tetapi pada bagian perut mencit betina 1 dan 3 ini tidak terlihat pembesaran pada abdomen (perut) juga tidak ditemukan adanya sumbat vagina selama pemeliharaan 21 hari, hal tersebut yang mengindikasikan dugaan bahwa mencit betina 1 dan 3 ini tidak melakukan perkawinan dan sedang tidak hamil. Berat badan mencit betina 1 mengalami pertambahan yang cukup signifikan dari berat awal (hari ke-0) sebesar 17,4 gram setelah dipelihara selama 21 hari berat badan mencit bertambah menjadi 27,8 gram, berarti pertambahan berat badan mencit ini sebesar 10,4 gram lebih besar dibandingkan dengan pertambahan berat badan mencit 2 yang dianggap hamil. Kemudian mencit betina 3 juga mengalami pertambahan berat badan yang cukup besar namun tidak sebesar mencit betina 1, dari berat badan awal (hari ke-0) sebesar 21,8 gram lalu setelah dipelihara selama 21 hari berat badan mencit ini menjadi 28,6 gram yang berarti pertambahan berat badan mencit betina 3 ini sebesar 6,8 gram, lebih besar 0,3 gram dibandingkan dengan pertambahan berat badan mencit betina 2 yang sebesar 6,5 gram.Kemudian setelah dilakukan pemeliharaan selama 21 hari, pada hari ke-21 dilakukan pembedahan pada salah satu mencit betina, yaitu dipilih mencit betina 1. Setelah dilakukan pembedahan, terlihat tidak terdapat fetus pada uterus mencit yang dibedah. Namun, pada pembedahan mencit dari kelompok lain (kelompok 1) terdapat adanya fetus pada mencit betina yang dibedah, pada mencit tersebut terdapat 11 buah fetus pada uterus mencit. Fetus (Calon anak) ini berbentuk bulat berwarna ungu tua / ungu agak kemerahan yang berderet sepanjang uterus seperti tasbeh, fetus ini sepertinya masih muda karena masih berbentuk bola dan hanya berukuran sebesar biji kedelai (sedikit lebih besar), dari ke 11 fetus ini, hanya terdapat 4 buah fetus yang hidup dan 7 fetus sisanya mati. Juga pada mencit ini terdapat 11 buah korpus luteum, dan yang terimplantasi sebanyak 11 buah juga.Setelah dilakukan pembedahan dan pengamatan, mencit sisanya dibiarkan hidup dan mencit betina 2 yang dari awal dianggap hamil dibiarkan hingga melahirkan secara alami, namun sampai pada hari ke-25 belum ada mencit yang melahirkan termasuk mencit betina 2 yang dianggap hamil itu, sehingga tidak dapat dilakukan pengamatan dan perhitungan terhadap anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mencit ini.BAB IVKESIMPULANBerdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada praktikum ini tidak terdapat mencit yang melahirkan, hanya saja ada mencit yang diduga hamil yaitu mencit betina 2. Sedangkan pada pembedahan mencit betina 1, tidak terdapat fetus / calon anak pada uterus mencit. Namun pada mencit lain (kelompok 1) yang dibedah, pada uterusnya terdapat 11 buah fetus, yang 4 buah diantaranya hidup dan 7 buah lainnya mati.DAFTAR PUSTAKAAdnan. 2008. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM: Makassar.Campbell, N. A, J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga: Jakarta.Idjah, Soemarwoto. 1990. Biologi Umum III. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.Nurhayati, Awik Pudji Diah. 2004.Perkembangan Hewan.Program Studi Biologi ITS: Surabaya.Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.