prak.biokim-oksidasi dan antioksidan.pdf
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang
mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan
sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen
reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh
maupun faktor eksternal lainnya Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam
makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan
sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein
dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai
antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan
tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan
untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan,
antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat
atau mencegah terjadinya oksidasi. Antioksidan memiliki kemampuan dalam memberikan
elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang mematikan.
Antioksidan yang dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain untuk mencegahnya
menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam bentuk tersebut tetapi dengan
strukturm.
Sayur dan buah dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur dan buah juga
mengandung fitonutrien yang bersifat antioksidan yang dapat membantu tubuh menangkal
berbagai penyakit. Di negara kita mempunyai banyak jenis sayuran yang dapat dimanfaatkan.
Saat ini sayuran seperti brokoli, okra, kol brussel, paprika, lettuce, dan lain-lain, juga mudah
ditemui di negara kita. Ditambah jenis-jenis lokal, banyak sekali sayuran yang dapat
dimanfaatkan untuk menambah variasi resep. Kaya akan antioksidan yang dapat merangsang
fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
2/20
1.2.Tujuan
1. Memperlihatkan proses oksidasi senyawa fenol oleh Polifenol Oksidase (PPO)
kentang
2. Mahasiswa mampu memperlihatkan efek antioksidan vitamin C terhadap oksidasi
fenol PPO oleh kentang
3.
Mahasiswa mampu memperlihatkan bahwa oksidasi minyak dapat menyebabkan
ketengikan pada minyak
4. Mahasiswa mampu menetapkan kadar peroksida lipid dalam cairan biologis
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
3/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Uji Oksidase dalam Kentang dan Pengaruh Pemberia Vitamin C
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki
cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas
dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion
fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.Dibandingkan dengan alkohol alifatiklainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan
NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya
tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui
cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan
proses Raschig. Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol
merupakan komponen utama pada antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP
(trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya
semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan
pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Fenol merupakan komponen utama pada
anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol
berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin) pembasmi rumput liar,
dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit
yang terbuka.
Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh sel hidup yang bertindak sebagai katalis
dalam reaksi kimia organik, yang dapat mengubah bahan sedangkan dia sendiri tidak
mengalami perubahan. Enzim tersebut dapat terus bekerja setelah kematian organisme.
Berkaitan dengan hal tersebut, kinerja fenol dalam enzim, telah dilaporkan oleh beberapa
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
4/20
peneliti dengan objek percobaan yang berbeda-beda. Sebagai senyawa aromatic, fenol -bila
ingin dihilangkan keberadaanya-, dapat dihilangkan dengan menggunakan enzim extra-
cellular peroksidase dengan pH optimal 7-8. Pada pH netral, proses tersebut meningkat,
namun mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya suhu dari 0 -30 C.
Kentang (Solanum tuberosum) mudah sekali mengalami pencoklatan (browning), bila
penenganannya kurang baik , salah satu factor yang mempengaruhi adalah asam askorbat,
tirosin, enzim polifenol oksidase dan oksigen yang tersedia. Reaksi pencoklatan dapat terjadi
melalui dua proses yaitu proses pencoklatan enzimatik, disebabkan adanya enzim PPO dan
tirosin yang berperan sebagai substrat sedangkan proses non enzimatis disebabkan karena
reaksi Meillard, karamelisasi atau oksidasi asam askorbat (Richardson, 1983 dalam18).Proses
pencoklatan yang terjadi akan mengurangi kualitas produk dan menurunkan minat konsumen
(Friedman,1990 dalam18). Proses pencoklatan sebenarnya dimulai dari kentang yang dikupas,
dipotong-potong, oksidasi asam askorbat, senyawa phenol seperti senyawa tirosin sebagai
substrat, akan dikatalisis enzim PPO menjadi quinon dan berpolimerisasi membentuk o
quinon, sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Penentuan asam askorbat dalam varietas
kentang digunakan untuk proses penghambatan pencoklatan kentang atau proses browning
(inhibitor), karena menurut Mondy,1993, asam askorbat dapat menghambat
enzim PPO pembentuk melanin.
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi.
Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi, zat yang mudah
teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah.
Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek
berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini
dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah
spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari
pasangan elektron dalam makromolekul biologi.Protein lipida dan DNA dari sel manusia
yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat
menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik
dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
5/20
tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan
yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Antioksidan diharapkan aman dalam penggunaan atau tidak toksik, efektif pada
konsentrasi rendah (0,01-0,02%), tersedia dengan harga cukup terjangkau, dan tahan terhadap
proses pengolahan produk. Antioksidan penting dalam melawan radikal bebas, tetapi dalam
kapasitas berlebih menyebabkan kerusakan sel.
Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh
(endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup
mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan saat
mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu,
diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan primer
yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil ,
dan antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi
rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja antioksidan selular menurut Ong et al.
(1995) antara lain, antioksidan yang berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas,
atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis oksigenreaktif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki
kerusakan yang timbul.
Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan
memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Contoh
antioksidan primer, ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase, dan glutation
dimustase. Sedangkan, Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta
mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin
E, Vitamin C, dan β-karoten. Dan Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel
dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas, Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki
DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase.
2.2.Uji Ketengikan Lemak
Reaksi oksidasi lemak/minyak merupakan reaksi yang terjadi jika ada kontak antara
oksigen dengan minyak atau lemak. Reaksi ini mengakibatkan minyak atau lemak rusak yang
http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=248http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=115http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=115http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=248
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
6/20
ditandai dengan bau tengik. Pada reaksi oksidasi lemak/minyak ini terjadi proses oksidasi
asam lemak tidak jenuh yang akan menghasilkan peroksida
Contoh Reaksi Oksidasi Minyak/Lemak
Untuk menghindari terjadinya oksidasi maka digunakan antioksidan. Antioksidan
adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi komponen-komponen makanan
yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak.
Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain
seperti vitamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam
strukturnya.
Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi lemak.
Untuk mempermudah pemahaman tentang mekanisme kerja antioksidan perlu dijelaskan
lebih dahulu mekanisme oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahap utama yaitu
inisiasi, propagasi, dan terminasi.
Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu suatu senyawa turunan
asam lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat dari hilangnya satu atom
hidrogen (reaksi 1). Pada tahap selanjutnya, yaitu propagasi, radikal asam lemak akan
bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi (reaksi 2). Radikal peroksi lebih lanjut
akan menyerang asam lemak menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam lemak baru
(reaksi 3).
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
7/20
Inisiasi : RH — - R* + H* (1)
Propagasi : R* + O2 —– ROO* (2)
ROO* + RH —– ROOH +R* (3)
Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi lebih lanjut
menghasilkan senyawa-senyawa karbonil rantai pendek seperti aldehida dan keton yang
bertanggungjawab atas flavor makanan berlemak. Tanpa adanya antioksidan, reaksi oksidasi
lemak akan mengalami terminasi melalui reaksi antar radikal bebas membentuk kompleks
bukan radikal (reaksi 4)
Terminasi : ROO* +ROO* — - non radikal (reaksi 4)
R* + ROO* — - non radikal
R* + R* —– non radikal
Adanya ion-ion logam seperti besi, tembaga, iodium, dll, dapat mendorong terjadinya
oksidasi lemak, pada uji ketengikan lemak ini digunakan kalium iodida, dimana minyak tidak
jenuh yang mengalami oksidasi, ikatan rangkapnya dapat berubah menjadi peroksida lemak
yang ditandai dengan terjadinya ketengikan. Ikatan rangkap akan mengadisi iodium (I2)
sehingga ikatan rangkap pada minyak hilang. Bersamaan dengan itu warna iodium pun akan
hilang.
2.3.Uji Peroksida Lipid dalam Cairan Biologis
Lipid merupakan sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifatkimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa : relative tidak larut dalam air, dan larut dalam
pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform.
Peroksidasi (auto-oksidasi) lipid yang terpajan oleh oksigen bertanggungjawab tidak
saja terhadap pembusukan makanan (rancidity,tengik), tetapi juga kerusakan jaringan in vivo.
Peroksidasi ini dapat menjadi penyebab kanker, penyebab peradangan, aterosklerosis, dan
penuaan. Efek merugikan diperkirakan disebabkan oleh radikal bebas (ROO® , RO® , OH® )
yang dihasilkan sewaktu terbentuknya peroksida dari asam lemak yang mengandung ikatan
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
8/20
rangkap yang diselingi metilen, yi, radikal bebas asam lemak yang terdapat pada asam lemak
tidak jenuh ganda alami. Peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang menghasilkan
radikal bebas secara terus menerus dan peroksidasi lebih lanjut.
Proses keseluruhan dapat diperlihatkan sebagai berikut:
1. Inisiasi
ROOH + logam (n)+ ROO® + logam (n-1)+ + H+ X® + RH R ® + XH
2.
Propagasi
R ® + O2 ROO®
ROO®
+ RH ROOH + R ®
, dst
3.
Terminasi
ROO® + ROO® ROOR + O2
ROO® + R ® ROOR
R ® + R ® RR
Karena precursor molecular untuk proses inisiasi umumnya adalah produk
hidroperoksida ROOH, peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang berpotensi
merugikan. Untuk mengendalikan dan mengurangi peroksidasi lipid, baik manusia dalam
aktivitasnya maupun alam menggunakan antioksidan. Propel galat, hidroksianisol terbutilasi
(BHA), dan hidroksitoluen terbutilasi (BHT) adalah antioksidan yang digunakan sebagai zat
tambahan makanan. Antioksidan alami antara lain adalah vitamin E (tokoferol) yang larut
lipid, dan urat serta vitamin C yang larut air. Betakaroten adalah suatu antioksidan pada PO 2
rendah.
Antioksidan terbagi menjadi dua kelas : 1) antioksidan preventif yang mengurangi
laju inisiasi reaksi berantai; dan 2) antioksidan pemutus-rantai yang mengganggu propagasi
reaksi berantai diatas. Antioksidan preventif mencakup katalase dan peroksidase lain
misalnya glutation peroksidase yang beraksi dengan ROOH; selenium yang merupakan
komponen esensial glutation peroksidase dan mengatur aktivitasnya serta chelator ion logam,
seperti EDTA (etilendiamintetraasetat) dan DTPA (dietilentriaminpentaasetat). In vivo,
antioksidan pemutus rantai yang utama adalah superoksida dismutase yang bekerja dalam
fase cair untuk mengakap radikal bebas superoksida (O2); urat; dan vitamin E yang bekerja
dalam fase lipid untuk menangkap radikal ROO®
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
9/20
Peroksidasi juga dikatalisis in vivo oleh senyawa heme dan oleh lipoksigenase yang
terdapat di trombosit dan leukosit. Produk lain auto-oksidasi atau oksidasi enzimatik yang
penting secara fisiologis adalah oksisterol (dibentuk dari kolesterol) dan isoprostan
(prostanoid).
Gambar diatas merupakan reaksi terjadinya peroksidasi lipid. Reaksi dimulai oleh
suatu radikal bebaas yang sudah ada (X’), oleh sinar, atau oleh ion logam. Malondialdehid
hanya dibentuk oleh asam lemak dengan tiga atau lebih ikatan rangkap dan digunakan
sebagai ukuran peroksidasi lipid bersama dengan etana dari dua karbon terminal asam lemak
ω3 dan pentane dari lima karbon terminal asam lemak ω6.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
10/20
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Biokimia ―Antioksidan dan Oksidasi Biologi‖ dilakukan pada hari Jum’at, 16
Oktober 2015 di Laboratorium Biokimia Lantai 2 Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.1 Uji Oksidasi dalam Kentang
Bahan :
Ekstrak Kentang
Larutan Fenol 1 %
Larutan Pirogalol
Larutan Vitamin C
Apel
Pisang
Air Jeruk
Aquadest
Peralatan:
Beaker Gelas
Pipet tetes
Pisau
Tabung Reaksi
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
11/20
Cara Kerja :
BahanTabung
1 2 3 4
Ekstrak Kentang (mL) 5 5 5 5Lar. Vitamin C - 10 tetes - 10 tetes
Lar. Fenol 10 tetes 10 tetes - -
Lar. Pirogalol - - 10 tetes 10 tetes
Masing-masing tabung di kocok dan diamati perubahan yang terjadi.
BahanTabung
1 2Potongan Pisang 1 1
Potongan Apel 1 1
Aquadest 5 Ml 5 mL
Air Jeruk 5 mL
Lihat perubahan yang terjadi
3.2 Uji Ketengikan Lemak
Bahan :
Minyak tanpa pemanasan
Minyak yang sudah dipanaskan
Cara Kerja :
BahanTabung
1 2
Minyak tanpa pemanasan 5 mL
Minyak yang sudah dipanaskan 5mL
Tetes kan KI dan hitung jumlah tetesan KI yang digunakan.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
12/20
3.3 Uji Peroksida Lipid dalam Cairan Biologis
Bahan :
Hemolisat Darah
Larutan TBA 0,67%
Larutan TCA 10%
Cara Kerja :
Bahan Uji 1 Uji 2
Hemolisat darah (mL) 1 -
Larutan aquadest (mL) 1 1
Larutan TCA 10% (mL) 2 2
Sentrifugasi (4000 rpm) dan ambil supernatan
Larutan TBA 0,67% (mL) 3 3
Didihkan 10 menit, setelah dingin lihat besar absorbansi dengan Spektrofotometer
pada λ 532 nm
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
13/20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Tabel Hasil Uji Antioksidan dan Oksidasi Biologi
Uji I A Keterangan
Vit. C
(Ekstrak
Kentang)
1. Fenol
Coklat muda, end. Putih
2. Vit. C + Fenol
Merah muda terang, end.
Putih
3. Lar. Pirogalol
Coklat kehitaman, end.
Putih
4. Vit. C + Pirogalol
Coklat susu, end. Putih
Vit. C
(Pisang,
Apel)
1. Air + Buah + Vit.C
Buah : Fresh, warna seperti
semula (putih).
2. Air + Buah
Buah : Berubah menjadi
Coklat.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
14/20
Minyak 1. Minyak Kelapa
6 tetes I2, warna jingga,
stabil jika dikocok.
2. Minyak Jelanta
5 tetes I2, warna jingga
sedikit coklat, stabil saat di
kocok.
MDA A = 0,557
MDA =
Ã
MDA =0,557
153000
MDA = 3,6448 x 10-6 M/cm
4.2. Pembahasan
Pada praktikum Biokimia Klinis kali ini, kami melakukan uji Antioksidan dan
Oksidasi Biologis. Beberapa uji yang dilakukan diantaranya Uji Oksidasi dalam Kentang dan
Pengaruh Pemberian Vitamin C pada Buah, Uji Ketengikan Lemak dan Uji Peroksida Lipid
dalam Cairan Biologis. Pada percobaan pertama, yaitu uji Oksidasi dalam kentang dan
pengaruh pemberian vitamin C, kami menggunakan kentang, apel dan pisang sebagai bahan
uji. Asam yang digunakan sebagai sumber vitamin C adalah jeruk nipis. Untuk uji Oksidasi
dalam kentang kami akan melihat proses oksidasi senyawa fenol oleh folifenol oksidasi
(PPO) dan penghambatan oksidasi fenol tersebut oleh PPO dengan penambahan vitamin C.
Pertama-tama, kentang dikupas dan dicuci bersih. Setelah itu dipotong-potong dan di blenderdengan aquadest secukupnya. Kemudian disaring dengan menggunakan kain dan diperoleh
ekstrak kentang.Selanjutnya diambil masing-masing sebanyak 5 ml ekstrak kentang dan
dimasukkan ke dalam empat buah tabung reaksi. Setelah diberi label, diberikan larutan Vit. C
sebanyak 10 tetes ke dalam tabung 2 dan 4. Kemudian ditambahkan masing-masing 10 tetes
larutan Fenol ke dalam tabung 1 dan 2, dan 10 tetes larutan Pirogalol ke dalam tabung 2 dan
4. Keempat tabung dikocok dan diamati warna yang terbentuk. Hasil menunjukkan bahwa
adanya endapan putih pada keempat tabung. Pada tabung 1 (ekstrak kentang + fenol), warnayang terbentuk adalah coklat muda, ini menunjukkan adanya reaksi oksidasi senyawa fenol
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
15/20
oleh enzim yang dimiliki kentang yaitu PPO. Fenol diubah menjadi katekol oleh PPO,
kemudian menjadi kuinon. Terbentuknya warna coklat muda tersebut dikarenakan adanya
proses kondensasi pada reaksi tersebut. Pada tabung ke 2 (ekstrak kentang + fenol + vit. C)
membentuk warna merah muda, warna coklat yang harusnya terbentuk dihambat oleh vitamin
C (jeruk nipis). Pada tabung ke 3 (ekstrak kentang + pirogalol) warna larutan menjadi coklat
kehitaman, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pirogalol menjadi
purpurogelin oleh enzim PPO. Dan tabung ke 4 (ekstrak kentang + pirogalol + vit. C)
memberikan warna coklat susu, dikarenakan penghambatan vitamin C (jeruk nipis) sehingga
purpurogalin tidak terbentuk.
Selanjutnya yaitu uji pegaruh pemberian vit. C terhadap buah apel dan pisang. Buah
dirajang halus kemudian di masukkan ke dalam dua gelas beaker atau botol jam yang berbeda.Masing-masing ditambahkan aquadest secukupnya. Salah satu gelas beaker ditambahkan vit.
C (larutan jeruk nipis). Kemudian diamkan selama 30 menit. Hasil menunjukkan bahwa botol
jam berisi buah dan aquadest yang ditambah vitamin C memberikan warna buah yang fresh
(tetap seperti semula). Sementara botol jam yang hanya berisi buah dan aquadest
menunjukkan adanya perubahan pada warna buah, yaitu buah menjadi berwarna coklat. Hal
ini menunjukkan bahwa pada buah + aquadest yang ditambah vitamin C, memperlihatkan
adanya penghambatan proses oksidasi buah oleh vitamin C (jeruk nipis) yang berperansebagai anti oksidan, sehingga buah terlihat fresh. Sedangkan buah yang hanya diberikan
aquadest tanpa penambahan vit. C, mengalami perubahan warna menjadi coklat karena tidak
ada yang dapat menghambat proses oksidasinya.
Pengujian selanjutnya adalah uji ketengikan lemak. Pada praktikum kali ini, bahan
yang digunakan adalah minyak baru (minyak jernih) dan minyak bekas pakai atau lebih
sering kita kenal dengan minyak jelantah. Dan sebagai reagen uji digunakan Iodium (I2).
Minyak yang tidak jenuh memiliki ciri yang sangat spesifik. Minyak baru berwarna jernih,
dan masih memiliki ikatan rangkap. Sedangkan pada minyak jenuh berwarna coklat jenuh,
dan ikatan rangkapnya telah putus akibat pemanasan. Minyak tidak jenuh bila mengalami
oksidasi, ikatan rangkapnya dapat berubah menjadi peroksida lemak yang ditandai dengan
terjadinya ketengikan atau bau tak sedap. Ikatan rangkap akan mengadisi iodium (I2)
sehingga ikatan rangkapnya hilang. Bersamaan dengan itu warna Iodium akan hilang. Uji
ketengikan lemak dilakukan dengan diambil masing-masing 5 ml di dalam dua tabung yang
berbeda. Dan di teteskan Iodium ke dalam masing-masing tabung hingga warna jingga yang
konstan. Hasilnya adalah pada tabung yang berisi minyak jernih diperlukan 6 tetesan Iodium
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
16/20
hingga warna jingga konstan. Dan tabung yang bersi minyak jelantah diperlukan 5 tetesan
Iodium hingga warna jingga konstan. Hal ini disebabkan karena pada minyak jelantah, ikatan
rangkapnya telah banyak terputus. Sehingga Iodium hanya mengadisi sedikit ikatan rangkap
yang dimiliki oleh minyak jelantah. Pada minyak jernih, ikatan rangkap yang dimiliki masih
sangat banyak. Sehingga butuh lebih banyak Iodium yang diperlukan untuk mengadisiikatan
rangkap yang dimiliki minyak jernih.
Pengujian yang terakhir adalah uji peroksida lipid dalam cairan biologis. Kita
mengukur kadar peroksida lipid di dalam cairan biologis, cairan biologis yang digunakan
adalah darah. Asam lemak tidak jenuh jamak (PUFA) dapat mengalami proses peroksidasi
menjadi peroksida lipid. PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acids) pada manusia disintesis dari
MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid ), melalui penambahan ikatan rangkap antara ikatan
rangkap yang sudah ada (D9) dan gugus karboksil – menghasilkan asam lemak.
Peroksidasi lipid adalah reaksi penyerangan radikal bebas terhadap asam lemak tidak
jenuh jamak (PUFA) yang mengandung sedikitnya tiga ikatan rangkap. Reaksi ini dapat
terjadi secara alami di dalam tubuh yang diakibatkan oleh pembentukan radikal bebas secara
endogen dari proses metabolisme di dalam tubuh. Peroksidasi lipid diinisiasi oleh radikal
bebas seperti radikal anion superoksida, radikal hidroksil dan radikal peroksil. Radikal bebas
secara berkesinambungan dapat dibuat oleh tubuh kita. Setiap radikal bebas yang terbentuk
oleh tubuh dapat memulai suatu reaksi berantai yang akan terus berlanjut sampai radikal
bebas ini dihilangkan oleh radikal bebas lain dan oleh sistem antioksidan tubuh.
Peroksidasi lipid merupakan proses yang bersifat kompleks akibat reaksi asam lemak
tak jenuh jamak penyusun fosfolipid membran sel dengan senyawa oksigen reaktif (ROS),
membentuk hidroperoksida. Pertama, ROS ialah senyawa turunan oksigen yang lebih reaktif
dibandingkan oksigen pada kondisi dasar (ground state).Kedua, ROS tidak hanya terdiri atas
molekul oksigen tanpa pasangan elektron seperti radikal hidroksil (·OH), radikal superoksida
(·O2-), dan nitrit oksida (NO·), tetapi juga molekul reaktif yang memiliki electron
berpasangan. Molekul oksigen yang memiliki electron berpasangan tersebut diantaranya,
hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorous (HOCl), dan anion peroksinitrit (ONOO-).3
Target utama peroksidasi oleh ROS adalah asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) dalam
lipid membran. PUFA didegradasi oleh radikal-radikal bebas membentuk malondialdehid
(MDA). Kadar MDA dalam serum berfungsi sebagai sebuah penanda kerusakan selulerakibat radikal bebas.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
17/20
Peroksidasi lipid dapat menghasilkan oksigen tunggal, hidroperoksida dan epoksida
lipid. Aldaheida yang dapat terbentuk pada peroksidasi lipid adalah malondialdehida (MDA)
dan 4-hidroksinonenal (4-HNE). MDA adalah metabolit utama pada asam lemak arakidonat
(20:4). Uji MDA (TBARS) digunakan untuk mengukur peroksidasi yang terjadi pada
membran lipid. 4-HNE dihasilkan oleh arakidonat melalui autooksidasi. 4-HNE bereaksi
dengan komponen seluler lebih kuat dibandingkan dengan MDA. Oleh karena itu 4-HNE
lebih toksik dibandingkan MDA akan tetapi tidak reaktif dengan TBA. Peroksidasi lipid pada
asam lemak tak jenuh rantai panjang.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil darah dari donor, dalam hal ini
darah yang di ambil pada bagian lengan dengan volume pengambilan 2 ml untuk dua uji dan
satu blanko.
Pada uji 1 ditambah kan 1ml darah sedangkan blanko ditambahkan aquadest
selanjutnya pada blanko ditambahkan TCA 10% penambahan TCA bertujuan agar protein
yang terkandung dalam darah pada uji 1 mengalami presipitasi setelah di sentrifugasi pada
4000rpm. Presipitasi protein dilakukan karena kandungan protein yang terkandung dalam
darah akan mengganggu penetapan kadar peroksida lipid.
Mekanisme TCA 10 % sebagai agen presipitasi yakni ion negatif dari TCA akan bergabung dengan protein yang sedang berada pada kondisi sebagai kation (pH larutan dalam
kondisi asam hingga pH isoelektrik protein) hingga membentuk garam protein. Beberapa
garam yang dihasilkan tersebut tidak larut dengan demikian metode ini dapat digunakan
untuk memisahkan protein dari larutan. . Umumnya agen presipitasi akan melarut sedangkan
garam protein akan terdekomposisi dengan adanya penambahan basa (membentuk protein
yang bermuatan negatif atau anionic protein). TCA umumnya digunakan untuk protein-
protein yang telah berada dalam keadaan bebas pada filtrat darah dan pada pemeriksaan awal
materi biologis.
Selanjutnya setelah disentrifugasi pada 4000rpm dan supernatantnya diambil dan
tambahkan larutan TBA 0,67% yang telah dipanaskan. Tujuan pemanasan adalah agar TBA
segera bereaksi dengan supernatant dan memberikan warna merah yang menandakan bahwa
mengandung malondialdehida (MDA). Selanjutnya didihkan selama 10 menit, dan setelah
dingin dibaca pada panjang gelombang 532 nm.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
18/20
Malonaldehida, 4-hidroksinonenal, dan heptanal,merupakan aldehida-aldehida hasil
dekomposisi senyawa hidroperoksida, yang bereaksi dengan TBA dan menghasilkan warna
merah. Warna merah tersebut menyerap cahaya ultraviolet pada panjang gelombang (λ) 532
nm. Kemampuan TBA bereaksi dengan aldehida atau keton, karena adanya atom karbon
nomor 5 (C-5) TBA yang reaktif (Guzman-Chozas dkk., 1998).Rasio reaksi antara TBA
dengan aldehida berbedabeda,misalnya rasio reaksi TBA dengan 2-heksenal adalah 1:1 dan
rasio reaksi TBA dengan malonaldehida adalah 2:1 (Guzman-Chozas dkk., 1998).
Ada tidaknya ikatan rangkap pada asam lemak dapat mempengaruhi hasil akhir
oksidasi lemak. Kishida dkk. (1993b) menyatakan, bahwa oksidasi asam lemak tak-jenuh
menghasilkan thiobarbituric acid reactive substances, sedangkan oksidasi asam lemak jenuh
tidak menghasilkan thiobarbituric acid reactive substances.
Uji TBA hanya mendeteksi MDA bebas dan mengukur jumlah MDA bebas dalam sistem
lipid peroksidasi. Pada uji 1 menunjukkan warna merah muda yang bearti positif terkandung
Malondialdehida. Malondialdehida merupakan proses akhir dari peoksidasi lipid. Sedangkan
blanko tidak menunjukkan perubahan warna dan larutan blanko tetap bening. Pada
pembacaan panjang gelombang 532 nm oleh UV VIS dilakukan secara triplo dan diperoleh
kadar Malondialdehida (MDA) sebagai berikut. Absorban pertama bernilai 0,526. Absorban
kedua bernilai 0,584. Dan absorban ketiga bernilai 0,563. Sehingga di dapatkan absorban
rata-rata didapatkan 0,557. Dan absorban rata-rata dimasukkan ke dalam rumus perhitungan
kadar MDA sehingga didapatkan kadar MDA senilai 3,6448 x 10-6 M/cm.
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
19/20
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktikum antioksidan dan Oksidasi Biologi yaitu:
1.
Pada Oksidasi kentang dan pengaruh vitamin C, Kentang yang diberikan dengan fenol
maupun pirogalol memiliki warna lebih cerah dibandingkan kentang yang hanya
diberikan fenol atau pirogalol.
2.
Buah pisang dan apel yang diletakkan didalam perasan air jeruk memiliki penampilan
yang tetap fresh dibandingkan dengan yang diletakan di dalam air. Buah yang
diletakkan didalam air menjadi berwarna kecoklatan
3.
Vitamin C atau Asam Askorbat dapat menjadi antioksidan
4. Pada Ketengikan Minyak, Minyak kelapa membutuhkan lebih banyak iodin untuk
memutuskan ikatan rangkapnya dibandingkan dengan minyak jelanta. Minyak Kelapa
memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak dibandingkan minyak jelanta.
5. Hasil Absorbansi MDA pada percobaan peroksida lipid dalam cairan biologis yaitu
sebesar 0,557 dengan hasil kadar MDA sebesar 3,6448 x 10-6 M/cm
-
8/19/2019 PRAK.BIOKIM-Oksidasi dan Antioksidan.pdf
20/20
DAFTAR PUSTAKA
Guzman,Chozas dkk. 1998. ―The Thiobarbituric Acid (TBA) Reaction in Foods: A Review,
Critical Reviews in Food Science and Nutrition‖. 38:4, 315-350
Elfita dkk,Lina. 2014. Penuntun Praktikum Biokimia Klinis, FKIK Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta
www.Repositoryusu.ac.id diakses pada tanggal 17 Oktober pukul 17.00WIB
Winarno, F. G. & T. S. Rahayu. 1994. Bahan Makanan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
http://www.repositoryusu.ac.id/http://www.repositoryusu.ac.id/http://www.repositoryusu.ac.id/