pr ujian kulit
TRANSCRIPT
KOSTIKOSTEROID TOPIKAL
Fungsi:
Anti inflamasi
Anti proliferasi dan mitosis
Imunosupresan
Anti pruritus (lemah)
Efek Samping:
Makula hiper/hipopigmentasi
Telangiektasis pelebaran pembuluh darah kapiler di permukaan kulit
Atrofi karena efek anti proliferasi
Stiae
Hipertrikosis karena rangsangan hormon androgen
Klasifikasi kortikosteroid topikal, dibagi menjadi 4 berdasarkan potensinya:
1. Kortikosteroid potensi lemah (mild potent)
Digunakan untuk lesi pada kelopak mata, lesi pada genital dan lesi pada bayi
Contoh:
Hidrokortison 1% dan 2,5% krim
Flucinolone acetonide 0,0025%
Alclomethasone dipropionat 0,05%
2. Kortikosteroid potensi sedang (moderate potent)
Digunakan untuk lesi pada wajah, lesi pada daerah lipatan
Contoh:
Desonide 0,05% krim (desolex)
Betametason valerat 0,1% krim (betason,betametason)
Desoksimetason 0,05%
Clobetasone butyrate 0,05%
Flucinolone acetonide 0,00625%
Flurandrenolone 0,0125%
3. Kortikosteroid potensi kuat (potent)
Digunakan untuk lesi pada anggota gerak, lesi yang mengalami penebalan (plakat,
likenifikasi)
Contoh:
Mometasone furoat 0,1% krim (mofacort,elocon)
Desoksimetason 0,25% krim dan ointment (inerson, esperson)
Triamcinolone acetonide 0,1%
Diflucortolone valerat 0,1%
Flucinolone acetonide 0,025%
Flucinonide 0,05%
4. Kortikosteroid potensi sangat kuat (very potent)
Digunakan untuk lesi pada telapak tangan dan telapak kaki, lesi yang menebal
(misalnya pada dishidrosis atau neurodermatitis)
Contoh:
Betametason dipropionate 0,05% krim dan ointment
Diflucortolone valerat 0,3%
Clobetasone propionat 0,05% krim dan ointment
GONORE
Etiologi Neisseria gonorrhoeae
Kuman bentuk diplokokus berbentuk seperti biji kopi dan bersifat tahan asam.
Dengan perwarnaan Gram tampak intrasel (fase akut) dan ektrasel (fase kronik)
pada leukosit PMN.
Insiden tertinggi usia 20-24 tahun
Penularan dari gonorea terutama melalui kontak seksual baik secara genital-genital,
ano-genital, maupun oro-genital.
Masa inkubasi: ± 2-5 hari
Bentuk klinis
1. Infeksi asimtomatik pada wanita (servitis GO)
o Pada wanita sering tidak menimbulkan keluhan.
o Biasanya keluhan yang dirasakan hanya keputihan berwarna kuning dan kental
(mukopurulen) vaginal discharge syndrome.
o Jika sudah ada keluhan nyeri perut bagian bawah sudah parah.
2. Infeksi simtomatik pada laki-laki (uretritis GO)
o Biasanya keluhaan dirasakan 2 sampai 5 hari setelah kontak seksual dengan
orang terinfeksi.
o Keluhan rasa gatal dan panas pada distal uretra dan nyeri BAK dan keluar
duh ureter berwarna kekuningan dan kental (urethal discharge syndrome)
3. Infeksi GO diseminata
o 1 % kasus GO akan berlanjut menjadi GO diseminata
o Biasanya pada wanita dengan infeksi asimtomatis
o Keluhan : radang sending (artritis GO), lesi kulit ( keratosis GO, keratoderma
GO) , miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis.
4. Infeksi GO anorektal
o Proktitis (radang anus / rektum) keluar duh / darah dari anus, tenesmus.
o Karena hubungan seksual anogenital sering pada gay (gay bowel
syndrome)
5. Infeksi GO orofaring
o Penularan karena hubungan seksual oro-genital
o Faringitis,tonsilitis, stomatitis, gingivitis,laringitis
o Dari pemeriksaan orofaring tampak eksudat mukopurulen ringan sampai
sedang
Diagnosis:
Pemeriksaan duh tubuh:
Laki-laki : duh tubuh uretra milking
Wanita: duh tubuh vagina diambil dari canalis endoservikalis
a. Sediaan Langsung
pengecatan Gram kuman gonokokus Gram negatif tampak intraseluler dan
ekstraseluler dari leukosit PMN.
b. Kultur
Media Thayer Martin agar
Media Mc Leod’s chocolate agar
Modified Thayer Martin agar.
c. Tes Definitif
Tes Oksidasi Neisseria akan memberi rekasi positif (perubahan warna
koloni dar bening menjadi merah muda)
Tes Fermentasi Kuman gonokok hanya akan meragi glukosa
Terapi
Ceftriaxon 250 mg IM single dose (MMWR 2010)
Cefixim 400mg peroral single dose
Kanamicin 2 x 1 g IM single dose (bokong kanan dan bokong kiri)
Tiamfenicol Akut Hari 1 1 x 2500 mg p.o
Hari 2,3,4 3x 500 mg p.o
Kronik Hari 1 1 x 3500 mg p.o
Hari 2,3,4 4x 500 mg p.o
Eritromisin 4 x 500 mg p.o (7 hari)
Azitromisin 1 x 1 g p.o single dose
Jika disertai NSU atau IGNS kombinasi dengan Doksisiklin 2 x 100mg p.o (7 hari)
PENYAKIT KULIT KARENA VIRUS
Klasifikasi virus berdasarkan jenis asam nukleat
a. Golongan virus DNA:
Papova virus veruka, kondiloma akuminata
Pox virus moluskum kontagiosum, variola
Hepes virus varisela, herpes zoster, herpes simplek
b. Golongan virus RNA:
Rhado virus rabies
Toga virus rubella, yellow fever
Paramyxo virus morbili
HIV (Human Immunodeficiency Virus) AIDS
1. Varisela
o Varisela atau chicken pox atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular
o Etiologi : Virus Varisela Zoster
o Terutama pada anak-anak < 10 th,
o Penularan : melalui droplet (sal.pernapasan) &kontak langsung
o Penyebaran : lesi pada tubuh, wajah, kulit kepala & ektremitas bagian proksimal
( sentrifugal )
o Patogenesis
Virus
Infeksi trak. Respiratorius bagian atas / orofaring
Fase multiplikasi I Multiplikasi virus setempat
Viremia primer Pembuluh darah / saluran limfe
Fase Multiplikasi II Virus dimakan sel-sel RES (replikasi virus >>)
Viremia sekunder Aliran darah Demam, malaise
Kulit
Membran mukosa
Seluruh tubuh
o Gambaran Klinis
o Keluhan : gatal ringan - berat
o UKK : makula eritema Ø 2 – 3 mm, papul, vesikel (dinding tipis
dikelilingi halo eritematosa), pustula, erosi, krusta hipo /
hiperpigmentasi ( ± 2 minggu ) polimorf
o Membrana mukosa : orofaring, palatum & tonsil ulserasi (dangkal dan
nyeri)
o Telapak tangan & kaki dapat terkena
o Perjalanan Klinis
o Masa inkubasi gejala prodromal lesi kulit
( ± 10 – 21 hr) (± 2 – 3 hr)
o Menular sejak 1-2 hari sebelum timbul erupsi krusta (5 hr)
o Prodromal : demam, malaise, mialgia, batuk, nyeri tenggorokan
o Komplikasi
Infeksi sekunder (t.u pd anak-anak)
Pneumonia varisela (dewasa)
o Varian Klinis
Sindroma varisela kongenital
Varisela neonatal
Varisela hemoragik
Varisela bulosa
o Diagnosis banding
Herpes zoster diseminata
Herpes simpleks diseminata
Impetigo
o Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Tzank test menemukan sel datia berinti banyak
kultur
o Terapi
Varisela neonatal
Asiklovir intravena 10 mg/kgBB/kali tiap 8 jam (7-10 hari)
Anak ( imunokompeten ) self limited
simptomatik : antihistamin, antipiretik, bedak, antibiotik
topikal
Asiklovir oral 20 mg/kgBB/kali 4 kali sehari selama 7-10 hari
Dewasa ( tanpa komplikasi )
Asiklovir per oral 5 x 800 mg 7-10 hari, atau
Famsiklovir per oral 3 x 500 mg 7 hari, atau
Valasiklovir 2 x 1 g selama 7 hari
Dewasa ( immunocompromised & pneumonia varisela primer )
Asiklovir intravena 10 mg/kgBB/kali tiap 8 jam (7-10 hari)
Terapi topikal:
Antibiotik topikal (krim Asam Fusidat) untuk lesi erosi
Bedak salisilat untuk lesi yang belum pecah
o Prognosis
Sindroma varisela kongenital & neonatal berat & fatal
Anak-anak tanpa komplikasi, infeksi sekunder
Dewasa pneumonia varisela berat (Immunocompromised )
2. Herpes Zoster
o Erupsi vesikuler intraepidermal disebabkan oleh reaktivasi virus varisela zoster
laten pada orang yang telah menderita varisela
o Respon imun terganggu, sering terjadi pada usia > 40 th
o Patogenesis
VVZ Laten Ganglion sensoris radix posterior
CMI↓
Multiplikasi (-) VVZ reaktivasi Multiplikasi (+)
Zoster sine herpete ganglion aktif
Radikuloneuritis nekrosis neural
Meningitis neurlagia
Mielitis segmental akhiran saraf sensoris dikulit
erupsi
o Gambaran Klinis
Gejala prodromal (4 – 5 hari sebelum erupsi)
Nyeri radikuler, parestesi pada dermatom yg terkena
Sakit kepala, malaise, demam (1 – 2 hari sebelum erupsi)
o Predileksi
Lokasi & distribusi lesi hampir selalu unilateral, terbatas pada area
yg di inervasi oleh ganglion sensorik (dermatomal)
Lokasi :
1. Torakal (53 – 56%)
2. Trigeminal (10 – 15%)
3. Servikal (12 – 20%)
4. Lumbal (8 – 9 %)
5. Lumbosakral (2 – 4%)
UKK :
Makula papul eritomatousa 12-24 jam vesikel diatas dasar
kulit eritem 3 hari pustul steril 7-20 hari krusta
(menetap 2-3 minggu)
o Varian Klinis
Penyakit intra okuler
Adanya vesikel di puncak hidung (tanda Hutchinson)
Sindroma Ramsay Hunt
Mengenai N. facialis & auditorius (N VII & N VIII)
Gejala : nyeri mandibula, faring, laring, telinga, tuli, tinitus, vertigo,
nausea, vomitus, nistagmus
Tanda : lesi di telinga luar, lubang telinga / membran timpani, paralisis
fasialis
Herpes zoster diseminata
Kulit : >>> lesi di luar dermatom, lebih berat & luas (bula hemoragik)
Alat dalam : paru, hati, otak (>> komplikasi)
o Komplikasi
Infeksi sekunder
Jaringan parut
Mata : uveitis, keratitis, ulkus kornea buta
Alat dalam : pneumonia, ensefalitis (jarang)
Neurologis : neuralgia post herpetika ( NPH )
o Terapi
Pada imunokompeten tanpa komplikasi
Kompres larutan Burowi 1:40, antihistamin & analgetik
Asiklovir oral 5 x 800 mg / hari selama 7 hari, atau
Valasiklovir 2 x 1000 mg / hari selama 7 hari, atau
Famsiklovir 3 x 500 mg / hari selama 7 hari
Pada imunokompremaise dan infeksi diseminata
Asiklovir i.v, perawatan RS, banyak minum
Simtomatik analgetik
Pencegahan NPH prednisone ( > 50 tahun)
Pengobatan NPH gabapentin
3. Herpes Simplek
o Erupsi vesikuler intra epidermal
o Etiologi : virus herpes simpleks (HSV)
o Bersifat akut, self-limited, rekuren
o Tipe
Virus herpes simpleks tipe I (HSV I) herpes orolabialis
Virus herpes simpleks tipe II (HSV II) herpes genitalis
o Patogenesis
HS primer : ditularkan melalui kontak langsung ( masa inkubasi 1 minggu )
HS sekunder :
Setelah infeksi primer HSV menuju ganglion radix dorsalis menetap (masa
laten / inaktif) faktor pencetus reaktivasi
o Faktor pencetus:
Demam, lelah, stress, menstruasi , trauma fisik, paparan sinar matahari, dingin
& angin, makanan merangsang (alkohol, pedas)
o Gambaran Klinis:
Primer (± 3minggu)
o Prodormal (1-2 hari) Demam, malaise, sakit kepala, limfadenopati, rasa
nyeri terbakar atau gatal
o UKK : vesikel berkelompok diatas dasar eritem pustul krusta
Rekuren (±1-2 minggu)
o Kambuh pada lokasi yang sama (terbatas mukokutan)
o Lebih ringan dan singkat
o Distribusi
Infeksi orolabial: bibir, mulut, sekitar hidung, jari tangan
Infeksi genital: pria glans penis, batang penis ; wanita labium mayor,
labium minor, vagina, serviks, perianal
o Varian Klinik
Herpes simpleks pd penderita “immunocompromised”
Herpes simpleks pd neonatal
Erupsi variselaformis kaposi
Herpes whitlow (pada jari tangan)
Herpes keratokonjungtivitis
Eritema multiforme bersama infeksi herpes simpleks rekurens
Herpes simpleks ensefalitis
o Diagnosis Banding
Lesi Oral : Stomatitis aftosa, pemvigus vulgaris, impetigo, dermatitik
kontak
Lesi genital: Sifilis, Chancroid, LGV, Granuloma inguinale
o Diagnosis
Infeksi rekuren oral atau genital
Tzank Test sel datia berinti banyak
Kultur
o Terapi
Topikal
Salep asiklovir
Salep / solutio idoksuridin & salep vidarabin
Isoprofil alkohol
Sistemik
Primer
o Simtomatik analgetik
o Antivirus
Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 7 hari, atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 7 hari, atau
Famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 7 hari
Rekuren
o Lesi ringan: asimtomatik atau topikal
o Lesi berat antivirus:
asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau
valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari, atau
famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 5 hari
4. Veruka
o Lesi intraepidermal
o Etiologi : papovavirus/ papilomavirus st. korneum
o Semua usia >> anak-anak/ dewasa muda
o Penyebaran : kontak/ autoinokulasi, penularan tdk langsung
o Bentuk klinis:
Veruka vulgaris
Veruka filiformis/ digitata
Varian veruka vulgaris
Berupa penonjolan lunak, tipis spt benang/ bertangkai
Lokasi : wajah (kelopak mata, hidung) leher
Diagnosis banding : skin tag
Veruka plantaris
Papul/ nodul/ plakat keratotik, soliter/ multipel, tdk tampak garis kulit,
nyeri di lateral lesi
Lokasi : telapak kaki tekanan
Diagnosis banding : kalus, klavus
Veruka plana
Papul/ plakat diskret kecoklatan, sedikit menonjol, permukaan licin,
rata, multipel
Lokasi : wajah, lengan
Diagnosis banding : keratosis seboroik
Veruka akuminata (kondiloma akuminata)
Sinonim: kondiloma akuminata
Vegetasi bertangkai, warna spt daging, permukaan tdk rata/ berjonjot
Lokasi : lipatan genitalia perianal, vulva, penis
Diagnosis banding : kondiloma lata
o Terapi:
Bahan keratolitik
As.salisilat 40 %, TCA 80-90%
Bedah
Elektrokauter dg kuretase
Bedah beku
Bedah laser CO2
Lain2 : podofilin, bleomisin, interferon
5. Moluskum Kontagiosum
o Etiologi : Pox virus
o Lebih benyak pada anak-anak è wajah, tubuh, ekstremitas
o Orang muda aktif seksual è perigenital & perianal
o Penyebaran : autoinokulasi è resolusi spontan
o Gambaran klinis : papul padat bentuk kubah dg cekungan ditengah (delle)
o Diagnosis banding : veruka, varisela, folikulitis, akne, milia
o Terapi:
o Mengeluarkan massa yg mengandung badan moluskum :
ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret
o Bedah beku :
CO2, N2
6. Morbili
o Nama lain: Campak, Rubeola, Measles
o Paramyxoviridae
o Menyebar melalui kontak langsung & airborne (1-2 hari sebelum muncul gejala
hingga 4 hari setelah ruam timbul)
o Masa inkubasi : 8-12 hari
o Diagnosa banding : Reaksi hipersensitivitas obat, Rubella
o Komplikasi : Pneumonia paling fatal, Otitis media, Laringotrakeobronkitis,
Diare
o Terapi :
Suportif & simtomatis
Disertai infeksi bakterial sekunder antibiotik
Pemberian vitamin A
Penderita risiko tinggi (anak < 1 tahun, wanita hamil, penderita
imunokompromais) profilaksis imunoglobulin dalam waktu 6 hari
sesudah paparan 0,25 mL/kg
7. Rubela
o Nama lain: Campak jerman
o Golongan virus RNA Togaviridae
o Penularan : droplet & kontak langsung sekret nasofaring 5 – 7 hari sebelum
onset hingga 14 hari sesudah onset
o Komplikasi:
Rubella kongenital (mikrosefal, retardasi mental, penyakit jantung
kongenital, tuli, katarak, berat bayi lahir rendah, kematian fetus)
infeksi transplasenta trimestes pertama menular hingga bayi usia 12
bulan
Ensefalitis
Neuritis perifer, miokarditis, perikarditis, hepatitis, orkitis, anemia
hemolitik
o Terapi:
Suportif & simtomatis
Imunisasi MMR (Usia 12-15 bulan, diulang pada usia 4-6 tahun)
8. Hand and foot and mouth disease
o Nama lain: Flu Singapura
o Golongan RNA Picornavirus : Enterovirus (coxsackievirus, echovirus)
o Self limiting disease
o Sering pada anak < 10 tahun
o Transmisi : rute oral – fekal (> sering), inhalasi
o Gambaran Klinis
Inkubasi 3-6 hari
Gejala prodromal : demam subfebris, malaise, nyeri perut, gejala traktus
respiratorius bagian atas
Lesi kulit :
Lesi mukosa oral yang nyeri (pada lidah, mukosa bukal, palatum,
orofaring)
Lesi pada kulit : telapak tangan & kaki, sisi samping tangan dan
kaki, pantat, genetalia eksterna
UKK : makula eritem, bentuk oval / elips vesikel yang dikelilingi
halo berwarna kemerahan
Menyembuh 7-10 hari
o Komplikasi :
Meningitis asepsis jarang mengancam jiwa, tidak ada gejala sekuele
Ensefalitis
Ensefalomielitis
Miokarditis
Edema pulmoner
Kematian
PIODERMA
o Pioderma radang kulit yang disebabkan oleh bakteri pembentuk nanah atau
piogenik dan mudah menular
o Klasifikasi:
o Pioderma primer infeksi yang terjadi pada kulit normal yang belum ada
kelainan kulit lainnya.
o Pioderma sekunder lesi kulit yang timbul pada kulit yang telah ada lesi
pendahulunya seperti skabies, eksim,varisela, dll.
o Pengobatan pioderma:
Terapi Umum
Menjaga kebersihan individu dan lingkungan
Faktor imunologi
Antibiotik
o Antibiotik sistemik:
Eritromisin 30-40 mg / kgBB/ hari dibagi dalam 3 dosis
Cefaxelin 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
Lincomisin 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis
Siprofloksasin 2 x 500-750 mg
o Antibiotik topikal
Gentamisin 1% krim, ointmen
Asam Fusidat 2,5% krim, Natrium fusidat 2,5% ointment
Mupirocin 0,1% krim dan ointmen
Terapi Spesifik
o Pioderma Primer, ada 4 jenis dilihat dari etiologinya:
1. Staphylococcus impetigo kontagiosa bulosa, folikulitis, furunkel,
karbunkel, sikosis barbae, paronikia, SSSS
2. Streptococcus impetigo kontagiosa krustosa, ektima, erisipelas
3. Staphylococcus dan streptococcus selulitis
4. Corynebacterium minutissimun eritrasma
a) Impetigo
Infeksi bakteri yang menyerang kulit superfisial diantara stratum korneum dan
stratum granulosum, sangat menular
Impetigo dibagi menjadi 2 yaitu :
o Impetigo kontagiosa bulosa
Neonatal (10-14 hari) telapak tangan, muka ,membran mukosa
disertai gejala konstitusi
Anak pra sekolah leher dan lengan
Khas: UKK flaccid bullae (hipopion) erosi seperti tersulut
api ( scalded by fire like appereance)
o Impetigo kontagiosa krustosa
UKK makula, eritem, vesikel dan bula pustul krusta tebal
Predileksi muka, ekstrimitas
Etiologi : Streptococcus group A serotype 2
Komplikasi : glomerulonephritis akut
b) Folikulitis
o Infeksi pada folikel rambut tanpa keterlibatan jaringan sekitar
o Perjalanan Klinis:
Folikulitis superfisialis pustul milier berbentuk kubah dekat muara
folikel rambut sekitarnya eritem
Folikulitis Profunda mikroabses yang dalam disertai krusta (abces collar
button)
Contoh: Sikosis barbae, hordeolum
o Terapi: kompres hangat
o Komplikasi : blepharitis, kelainan refraksi mata
c) Furunkel
o Infeksi pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya (perifolikuler)
o Perjalanan penyakit:
Akut sakit, nodul, berbatas tegas, eritem 5 hari: suppurasi
sentral, blind boil
o Predileksi: tengkuk, ketiak, pantat
o Faktor predisposisi: DM, dermatitis seboroik, malnutrisi
o Furunkel dalam jumlah banyak furunkulosis
o Terapi antibiotik, insisi (jika ada abses)
d) Karbunkel
o Bentuk parah dari furunkel, merupakan gabungan furunkel sehingga membentuk
seperti benjolan yang mempunyai beberapa mata bisul.
o Perjalanan penyakit
Karbunkel superfisialis nodul merah, banyak perforasi tanpa
meninggalkan ulkus dalam
Karbunkel profunda nodul menyerupai karsinoma, banyak perforasi,
meninggalkan ulkus dalam ulkus karbunkel
o Terapi: antibiotik sistemik, lokal jika diatas nodul : kompres hangat
Jika abses : insisi
e) Ektima
o Infeksi piogenik dengan krusta yang melekat, jika krusta dilepas akan terbentuk
ulkus dibawahnya
o Predileksi: tungkai, pantat
o Perjalanan pernyakit: UKK: vesikel, pustul krusta tebal ulkus menyerupai
cawan (punch out) dengan tepi meninggi.
f) Eritrasma
o Penyakit kulit karena bakteri gram positif, mengenai lipatan kulit, lesinya
superfisialis dengan batas tegas.
o Etiologi: Corynebacterium minutissinum
o Predileksi: daerah lipatan aksila, genitorural, sela jari
o UKK: makula kecoklatan
o Diagnosis Wood’s lamp : merah batal ( coral red flouresence)
o Terapi : eritromisin 4x 250 mg/hari
g) Erisipelas
o Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Streptrococcus β haemolyticus dengan
gejala eritem pada kulit yang berbatas tegas disertai demam, mengiggil.
o Predileksi: muka dan kepala ektremitas dan genetalia
o Faktor predisposisi : cachexia ,DM,Penyakit sistemik dan higiene buruk
o Perjalanan penyakit:
Berawal dari ulkus, luka, pustul
Berlangsung cepat didahului nyeri, demam, lesu
UKK: eritem yang menyebar ke perifer, berbatas tegas, edem, vesikel bula
pada kulit eritem
Palpasi: hangat dan nyeri
o Komplikasi: Eksaserbasi pada tempat yang sama menimbulkaan perubahan
permanen: pembengkakan, edem dapat disebabkan karena bendungan vena dan
kelenjar limfe , tungkai bawah dan kaki elephantiasis nostras
o Elephantiasis nostras verucosus
Karena erisifelas yang rekuren
Lokasi: tungkai bawah, kaki ukurannya jadi tebal dan besar (2-3 kali)
Lesi verokosus yang dibentuk oleh pertumbuhan seperti kutil yang
bergerombol dengan papil-papil disekitarnya
Disebabkan lymphatic vessels blockage
o Terapi:
Istirahat, antibiotik sistemik, kompres dingin
h) Selulitis
o Infeksi akut dimana terjadi inflamsi kulit yang meluas sampai ke jaringa subkutan.
o Tanda utama: eritem dikulit dengan batas tidak tegas\
o Etiologi: Group A Streptococcus dan Staphylococcus aureus
Group B Streptococcus neonatus
o Perjalanan penyakit:
Bermula dari gigitan serangga atau taruma membentuk luka kecil ulkus
(porte d’ entre)
Eritem dan sakit sekali. Palpasi: panas dan nyeri
Disertai demam dan menggigil’
March selulitis: gangrene gas. Necrotizing fascilitis jika infeksi telah
menyebar ke fascia dan menyebabkan trombosis pembuluh darah
gangrene
o Terapi: istirahat, antibiotik sistemik, kompres dingin (akut), jika ada abses
insisi, bersihkan jaringan nekrotik.
i) Paronikia
o Infeksi pada jaringan sekitar kuku
o Etiologi: Staphylococcus atau jamur (Candida albicans)
o Perjalanan penyakit:
Dimulai dari lipatan kuku menjalar ke matriks dan lempengan kuku (nail plate).
Ditandai dengan pembengkakan pada lateral lipatan kuku,keluar pus dari tepi
kuku.
o Terapi: Sistemik antibiotik
Topikal akut : kompres rivanol 1% setelah kering beri salep antibiotik
Kronik rekuren: ektraksi kuku
Candida albicans antibiotik kombinasi antifungal (nystatin)
j) Staphylococcus Scalded Skin Syndrome (SSSS)
o Infeksi kulit yang disebabkan eksotoksin Staphylococcus aureus dengan ciri khas
epidermolisis
o Etiologi dan patogenesis:
Group 11 phage (type 52,55,71) Staphylococcus aureus
Eksotoksin bersifat epidermolitik pada seluruh tubuh
Kuman penyebab tidak ditemukan dikulit
Sumber infeksi: mata, telinga, leher, hidung
o Perjalanan penyakit:
Demam tinggi, disertai ISPA
Eritem pada muka, aksila dan lipat paha menyeluruh dalam 24 jam
Epidermis seperti kertas dilipat-lipat, diikuti gambaran large flaccid bullae
(Nicolsky sign +) seperti luka bakar
o Komplikasi: selulitis, pneumonia, septikemia
o DD: Nekrolisis epidermal toksik
o Terapi:
Sistemik: Cloxacilin dewasa 3 x 250 mg/ hari
Neonatus 3x 50mg /hari p.o
Topikal: lesi luas sofratulle / krim antibiotik
Epidermolisis luas pantau keseimbangan elektrolit dan cairan
o Pioderma sekunder,contoh:
Hidradenitis supurativa
Intertrigo
Ulkus
Infeksi sekunder e.g skabies
a) Hidradenitis supurativa
o Infeksi pada kelenjar apokrin
o Etiologi Staphylococcus aureus , Proteus sp
o Didahului trauma e.g pengguntingan rambut aksila, penggunaan deodoran
o Predileksi: aksila, perianal,genital
o Terapi: abses insisi, kronis dan sikatrik eksisi kelenjar apokrin
b) Intertrigo
o Radang pada lipatan kulit yang saling melekat, terdapat erosi, berwarna
kemerahan
o Predileksi: lipat paha, aksila, sela jari, celah intergluteal, lipat payudara
o UKK: eritem, maserasi, hiperemis, erosi timbul fissura e.g diaper rash
o Faktor yang mempengaruhi :
Obesitas
Hawa panas dan kelembapan tinggi
Populasi bakteri, dekomposisi floral bau tidak enak
o DD: Dermatomikosis
o Terapi: Sistemik: antibiotik oral,
topikal: ringan kortikosteroid krim ,
sedang antibiotik krim
c) Ulkus
o Kelainan kulit yang disebabkan oleh nekrosis jaringan yang terjadi di
epidermis, dermis, dan subkutis sampai ke jaringan tulang
o Ulkus dapat terjadi karena infark jaringan pada area sempit/luas, pada
oklusi/konstriksi yang disebabkan berbagai etiologi
o Macam Ulkus:
Ulkus statis
Ulkus hipertensif
Ulkus Factititial
Ulkus karena bakteri
o Ulkus perforans dupied morbus hansen
o Ulkus tuberkulosis skrofuloderma yang pecah
o Ulkus durum etiologi: Treponema pallidum
o Ulkus molle etiologi: B.ducreyi
o Ulkus tropik etiologi: B.vinsentii
Ulkus kronis ulkus dekubitum dan venosus leg ulcer
o Terapi
Perawatan ulkus:
pembersihan, pembalutan, debridement, antibiotik, pain
management
Kompresi vena
Bedah untuk koreksi v.superfisialis