ppt sn dan pb
DESCRIPTION
makalah anorganikTRANSCRIPT
Pb
&
Sn
Kelompok I
Anggota:
Dian Agustin (1113023010)
Diantini (1113023012)
Ika Nurul Sannah (1113023030)
M Weddy Saputra
(1113023036)
Sumber dan Kelimpahan
Sumber dan Kelimpahan Sn
Kelimpahan timah di alam dari
cassiterite, SnO2 bercampur dengan grafit,
pasir dan clay (tanah liat).
Sumber timah yang terbesar yaitu
sebesar 80% berasal dari endapan timah
sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-
alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau
timah), dan di lepas pantai.
Sumber dan Kelimpahan Pb
Galena (PbS), yang mengandung 86,6%
Pb dengan proses pemanggangan,
Cerussite (PbCO3), dan
Anglesite (PbSO4).
**Kandungan timbal di kerak bumi adalah 14
ppm dan sebagian lainnya ditemukan di lautan
Timbal juga ditemukan dalam:
bebatuan
batu pasir (sand
stone)
air telaga dan air
sungai
Tumbuh-tumbuhan
termasuk sayur-
mayur
Logam berat Pb yang
berasal dari tambang
bercampur dengan Zn
(seng) dengan
kontribusi 70%
kandungan Pb murni
sekitar 20% dan
sisanya 10% terdiri
dari campuran seng
dan tembaga.
SIFAT FISIKA
&
SIFAT KIMIA
Sifat Kimia
Cara Isolasi/ Pembuatan Unsur
a. Timah
Biji timah dihancurkan
dipisahkan dari material-material
yang tidak diperlukan
dilewatkan dalam “floating tank”
+ zat kimia tertentu sehingga biji
timahnya bisa terapung sehingga
bisa dipisahkan dengan mudah.
Biji timah:
dikeringkan
dilewatkan dalam alat pemisah magnetik
memisahkan biji timah dari campuran
besi
Biji timah yang keluar dari proses ini
memiliki konsentrasi timah antara 70-
77% dan hampir semuanya berupa
mineral Cassiterite.
diletakkan dalam furnace bersama dengan
karbon dalam bentuk coal atau minyak bumi
ditambahkan limestone dan pasir
Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam
furnace membentuk CO yang bereaksi dengan
cassiterite membentuk timah dan
karbondioksida.
Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui
bagian bawah furnace
Untuk memperoleh timah dengan kemurnian
yang tinggi maka dapat dilakukan dengan
menggunakan proses elektrolisis.
b. Timbal
Biji timbal :
dihancurkan
dipekatkan hingga konsentrasinya
mencapai 70% dengan menggunakan proses
froth flotation
Kandungan sulfida dalam biji timbal
dihilangkan dengan memanggang biji
timbal sehingga akan terbentuk timbal
oksida (hasil utama) dan campuran antara
sulfat dan silikat timbal dan logam-logam
lain
** proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan
material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
Timbal oksida direduksi dengan alat yang
dinamakan “blast furnace” dimana pada
proses ini hampir semua timbal oksida akan
direduksi menjadi logam timbal.
Hasil timbal dari proses ini belum murni
dan masih mengandung kontaminan
seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi.
Timbal oksida yang tidak murni ini kemudian
dicairkan dalam “furnace
reverberatory”
ditreatment menggunakan udara, uap, dan
belerang dimana kontaminan akan teroksidasi
kecuali perak, emas, dan bismuth
perak dan emas akan terapung pada bagian atas
sehingga dapat dipisahkan.
bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan
logam kalsium dan magnesium.
Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan
proses ini adalah logam timbal. Logam timbal
yang sangat murni diperoleh dengan cara
elektrolisis meggunakan elektrolit silica flourida.
Reaktivitas
a. Reaktivitas Sn
Timah (Sn) bereaksi dengan klorida dengan
membentuk Sn(II) yang larut
dengan asam nitrat membentuk sebagian besar
Sn(IV) oksida yang mengendap dan sejumlah
kecil Sn(II) nitrat yang larut.
Sn bereaksi terhadap udara panas membentuk MO2.
Reaktivitas tinggi ditunjukkan oleh Sn dengan
halogen.
Sedangkan dengan air Sn tidak reaktif.
b. Reaktivitas Pb
Timbal (Pb) tidak bereaksi dengan HCl,
reaktif terhadap asam sulfat panas dan
asam nitrat membentuk Pb (II) yang
larut.
Dengan udara panas, membentuk PbO
dan Pb2O4.
Seperti halnya Sn, Pb juga menunjukkan
reaktifitas tinggi saat bereaksi dengan
halogen.
Pb bereaksi dengan air lunak membentuk
Pb(OH)2, dengan air sadah, karbonat dan
sulfat bereaksi dengan hidroksida tersebut
membentuk lapisan yang mencegah reaksi
Pb dan air lebih lanjut.
Senyawaan &
Reaksinya
Pada Sn
a. Senyawaan Organotin
Senyawa organotin : senyawa yang dibentuk dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn.
Dibuat dari reagen Grignard dengan timah tetraklorida.
Contoh : Tetrabutiltimah Dialkil atau monoalkil-timah Tributil-Timah oksida Trifenil-timah klorida Trifenil-timah hidroksida dll
b. Timah Oksida (SnO2 )
SnO2 larut dalam asam halide
membentuk heksahalostanat
seperti:
SnO2 + 6HI H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam
maka:
SnO2 + 6 H2SO4 Sn(SO4)2 +
2 H2O
e. Timah Sulfida (SnS)
Senyawaan timah dengan
belerang terdapat sebagai
Pembuatan SnS adalah dibuat
dengan mereaksikan belerang,
SnCl2 dan H2S.
Sn + S SnS
SnCl2 + H2S SnS +
2HCl
c. Timah (II) Klorida (SnCl2)
SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl
kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCl SnCl2 + H2
d. Timah (IV) Klorida
•Disebut juga stani klorida atau timah
tetraklorida merupakan senyawaan
kimia dengan rumus SnCl4.
f. Timah HidridaHidrida dari timah disebut sebagai stannan
dan rumus formulanya adalah SnH4.
Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara
mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAlH4.g. Stanat
a. Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO4
4- contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau Mg2SnO4.
b. Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anion.
Pada Pb
a. Tetra etil lead (TEL)
Senyawa ini disintesis dengan mereaksikan
antara alloy NaPb dengan etil klorida dengan
reaksi sebagai berikut:
4 NaPb + 4 CH3CH2Cl (CH3CH2)4Pb + 4 NaCl + 3 Pb
TEL jika terbakar tidak hanya menghasilkan CO2 akan tetapi juga Pb.
(CH3CH2)4Pb + 13 O2 8 CO2 + 10 H2O + Pb
b. Timbal(II) Klorida PbCl2
PbCl2 dibuat dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan senyawa Pb2+ dengan garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.PbO2(s) + 4 HCl PbCl2(s) + Cl2 + 2 H2O
Atau dibuat dari logam Pb yang direaksikan dengan gas Cl2Pb + Cl2 PbCl2
c. PbO2
Nama kimianya adalah plumbi oksida atau timbal (IV) oksida merupakan oksida timbale dengan biloks 4.
PbO2 bersifat amfoter dimana dapat larut dalam asam maupun basa.
d. Pb3O4 (timbal tetroksida)
Pb3O4 dibuat dari proses kalsinasi dari PbO2 dengan kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.6 PbO + O2 2 Pb3O4
• Atau dengan proses pemanasan timbale karbonat dengan kehadiran udara.6 PbCO3 + O2 2 Pb3O4 + 6 CO2
Atau dengan menggunakan reaksi:3 Pb2CO3(OH)2 + O2 2 Pb3O4 + 3 CO2 + 3 H2O
Dalam bentuk larutan dibuat dengan menggunakan larutan kalium plumbat dan timbale asetat :K2PbO3 + 2 Pb(CH3COO)2 + H2O 2 Pb3O4 + 3 CO2 + 3 H2O
e. Timbal(II) Nitrat
Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2.
Timbal (II) nitrat sangat bersifat racun
terhadap manusia dan merupakan
oksidator.
Cara membuat timbal nitrat adalah
dengan melarutkan logam Pb pada larutan
asam nitrat atau dengan melarutkan PbO
dalam asam nitrat.
3 Pb(s) + 8 H+ (aq) + 2 NO3 (aq) 3 Pb2+ (aq)
+ 2 NO (g) + 4 H2O (l)
PbO(s) + 2 H+(aq) Pb2+
(aq) + H2O(l)
Larutan Pb(NO3)2 bereaksi
dengan KI mebentuk PbI2 yang
berwarna kuning. Intensitas
warna kuning ini tergantung dari
banyaknya jumlah reaktan yang
digunakan.
Pb(NO3)2 (s) + 2 KI (s) PbI2
(s) + 2 KNO3 (s)
Jenis Ikatan
Efek pasangan inert pada pembentukan ikatan ionik
Jika unsur golongan 4 membentuk ion 2+, maka unsur tersebut akan kehilangan elektron pada orbital p, menyisakan pasangan s2 yang tidak terpakai. Misalnya, untuk membentuk ion timbal(II), timbal akan kehilangan dua elektron 6p, elektron 6s tidak mengalami perubahan – sebagai "pasangan inert".
Efek pasangan inert pada pembentukan ikatan kovalen
energi yang dilepaskan ketika dua ikatan tambahan Pb-X (dengan X adalah H atau Cl atau apapun) terbentuk tidak mampu mengimbangi besarnya energi tambahan yang diperlukan untuk mendorong elektron 6s ke orbital 6p yang kosong.
Hal ini akan lebih sulit, tentu saja, jika beda energi antara orbital 6s dan 6p bertambah dengan adanya kontraksi relativistik dari orbital 6s