ppt sidang mulya, 20 agus 14

23
HUBUNGAN PARTUS LAMA, KEHAMILAN POSTMATUR, PERSALINAN PRETERM DAN BBLR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD KANJURUHAN MALANG Oleh : Mulya Widiyaning T i ya s 101211123047 UJIAN SKRIPSI DEPARTEMEN BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Upload: friskapiesesha

Post on 02-Dec-2015

291 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

PPT

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HUBUNGAN PARTUS LAMA, KEHAMILAN POSTMATUR, PERSALINAN PRETERM

DAN BBLR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUDKANJURUHAN MALANG

Oleh :Mulya Widiyaning Tiyas

101211123047

UJIAN SKRIPSI

DEPARTEMEN BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Page 2: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

LATAR BELAKANG..

Menurut WHO, 2012 (dalam Inda, 2012)

setiap tahun kematian bayi baru lahir mencapai 37% dari semua kematian pada

anak balita, sekitar 75% terjadi pada minggu pertama

kehidupan

SDKI 2007 setiap hari > 400 bayi

meninggal di Indonesia dan angka kematian bayi

sebanyak 34 per 1.000 kelahiran hidup

AKB merupakan indikator penentu derajat kesehatan masyarakat banyak program kesehatan diprioritaskan

Indonesia dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada

masa BBL (JNPK-KR, 2008).

Dalam laporan rutin tahun 2010 di Jawa Timur terjadi 5.533 kematian bayi dari 589.482 kelahiran hidupKota Malang urutan ke 2 tertinggi

setelah Jember

Dinkes Jatim: 2005-2010 (turun dari 36.65 menjadi 29.99 per 1.000 kelahiran hidup (tahun

2010). Sedangkn target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1.000

kelahiran hidup

Page 3: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

LATAR BELAKANG.

Faktor yang mempengaruhi tingkat AKB di Indonesia (SDKI) :1. BBLR 29%2. Asfiksia 27%3. Tetanus Neonatorum 10%

Inda (2012), penyebab kematian bayi: asfiksia lahir menyumbangkan 45% dan penyebab salah satunya karena persalinan yang tidak terampil.

Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2007 turun dari 160 142 bayi (3,44 per 1000 kelahiran hidup) Tahun 2008 kembali meningkat menjadi 147 bayi ( 3,72 per 1000 kelahiran

hidup)

Dinkes Surabaya, ada 3 keadaan penyebab bayi mengalami Asfiksia:

1. Ibu : preeklamsi, eklamsi, partus lama, perdarahan abnormal dll

2. Keadaan tali pusat3. Janin : Prematur, cacat

bawaan, dan air ketuban bercampur Meconium

Page 4: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

Bagaimana hubungan antara Partus Lama, Kehamilan Postmatur, Kehamilan Preterm dan BBLR dengan kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUD Kanjuruhan Malang?

Rumusan masalah

Page 5: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

1. Umummenganalisis hubungan antara partus lama, kehamilan postmatur, persalinan preterm dan BBLR (berat bayi lahir rendah) dengan kejadian asfiksia neonatorum

2. Khususa. Mengidentifikasi kejadian partus lama,

kehamilan postmatur, persalinan preterm, BBLR dan asfiksia neonatorum di RSUD Kanjuruhan Malang tahun 2013.

b. Menganalisis hubungan antara partus lama, kehamilan postmatur, persalinan preterm dan BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Kanjuruhan Malang tahun 2013.

TUJUAN

Page 6: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

KERANGKA KONSEPTUAL

Sumber : Depkes RI, 2009

Keterangan:

: diteliti : tidak diteliti

Faktor Penyebab Asfiksia : 1. Faktor Ibu

a. Preeklamsia dan eklamsia b. Perdarahan abnormal (plasenta

prervia atau solutio plasenta) c. Partus lama atau partus macet d. Demam selama persalinan e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) f. Kehamilan post matur g. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih

dari 35 tahun h. Gravida empat atau lebih

2. Faktor Bayi a. Bayi Prematur /Persalinan Preterm

(Sebelum 37 minggu kehamilan) b. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi

kembar, distosia bahu, ektraksi vakum, porsef)

c. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) d. Kelainan kongenital e. Air ketuban bercampur mekonium (warna

kehijauan) 3. Faktor Tali Pusat

a. Lilitan tali pusat b. Tali pusat pendek c. Simpul tali pusat d. Prolapsus tali pusat

Asfiksia Neonatorum

Kecacatan otak Kematian

Page 7: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HIPOTESIS

H1 :1. Ada hubungan antara partus lama dengan kejadian

asfiksia neonatorum.2. Ada hubungan antara kehamilan postmatur dengan

kejadian asfiksia neonatorum.3. Ada hubungan antara persalinan preterm dengan

kejadian asfiksia neonatorum.4. Ada hubungan antara BBLR dengan kejadian asfiksia

neonatorum.

Page 8: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian non-reaktif atau unobtrusif dengan analisis data sekunder (Kuntoro, 2011)

Page 9: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

METODE PENELITIAN

Populasi, Besar Sampel, Teknik

Pengambilan Sampel

Populasi Penelitiansemua data ibu bersalin di kamar bersalin RSUD

Kanjuruhan Malang yang tercatat di rekam medis mulai bulan Juli s/d Desember 2013 sebanyak 971 ibu

bersalin

Besar SampelSistematic Random sampling = 84 data ibu bersalin

Teknik Pengambilan Sampel- Sampel pertama yang diambil diperoleh dengan

metode simpel random sampling- Sampel kedua dan seterusnya : metode sistematik

random sampling yaitu sampel dipilih secara sistematik menurut pola tertentu (interval)

Page 10: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

Definisi OperasionalNo. Variabel Definisi Operasional Kriteria Sumber Data Skala 1.

Partus lama

Diagnosis partus lama yang tertera di status pasien dan atau persalinan yang berlangsung > 24 jam pd primigravida dan 18 jam pd multigravida.

Dikelompokkan menjadi : 1. Ya, jika diagnosis kala I

atau kala II memanjang 2. Tidak, jika tidak

terdiagnosis kala I atau kala II memanjang

Rekam Medis

Nominal

2. Kehamilan potsmatur

Persalinan yang terjadi pada usia kehamilan yang berlangsung 42 Minggu atau lebih.

Dikelompokkan menjadi : 1. Ya, jika diagnosis

kehamilan postmatur 2. Tidak, jika tidak

terdiagnosis kehamilan postmatur

Rekam Medis Nominal

3. Persalinan preterm

Persalinan yang terjadi pada kehamilan 37 Minggu atau kurang, tanpa mementingkan berat badan bayi.

Dikelompokkan menjadi : 1. Ya, jika diagnosis

persalinan preterm 2. Tidak, jika tidak

terdiagnosis persalinan preterm

Rekam Medis Nominal

4. BBLR

Berat badan bayi lahir yang ditimbang dalam 1 jam pertama setelah lahir kurang dari 2500 gram dan persalinan terjadi pada kehamilan lebih dari 37 sampai 42 Minggu (aterm).

Dikelompokkan menjadi : 1. Ya, jika diagnosis BBLR

dan kehamilan aterm 2. Tidak, jika tidak

terdiagnosis BBLR dan kehamilan tidak aterm

Rekam Medis Nominal

5. Asfiksia neonatorum

Nilai APGAR bayi segera setelah bayi lahir yang tertulis di rekam medik pasien.

Dikelompokkan menjadi : 1. Ya, bila diagnosis asfiksia

atau nilai APGAR 0-6 2. Tidak, bila tidak

terdiagnosis asfiksia atau nilai APGAR 7-10

Rekam Medis Nominal

Page 11: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

METODE PENELITIAN

Teknik Analisa Data

Analisa Deskriptif

Analisa Bivariat Chi Square

Analisa Multivariat Regresi Logistik Ganda (Backward Wald)

Page 12: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Hasil Penelitian

Variabel Ya Tidak Jumlah

Partus Lama25

(29,8%)59

(70,2%)84

(100,0%)

KehamilanPostmatur

23(27,4%)

61(72,6%

84(100,0%)

PersalinanPreterm

20(23,8%)

64(76,2%)

84(100,0%

BBLR 

23(27,4%)

61(72,6%)

84(100,0%)

AsfiksiaNeonatorum

38(45,2%)

46(54,8%)

84(100,0%)

Page 13: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hubungan Partus Lama dengan Asfiksia Neonatorum

Analisis Bivariat

Partus Lama

Asfiksia NeonatorumJumlah

Ya Tidak

N % n % n %

Ya 19 76,0 6 24,0 25 100

Tidak 19 32,2 40 67,8 59 100

Total 38 45,2 46 54,8 84 100

Analisis Multivariat

Chi-square p Value adalah 0,001P value < 0,05 ada hubungan yang bermakna antara partus lama dengan kejadian asfiksia neonatorum

Faktorresiko

B OR CI 95 % p

Value

PartusLama

2,190 8,9382,294-34,828

0,002

ada hubungan yang signifikan antara partus lama dengan kejadian asfiksia neonatorum

Partus lama bayi terlalu lama berada di dasar panggul. Hal ini mengakibatkan

terjadinya rangsangan pernafasan seperti aspirasi lendir dan air ketuban. Aspirasi ini dapat mengakibatkan kegagalan bayi

bernapas secara spontan sehingga terjadilah asfiksia ringan sampai berat.

Page 14: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang juga mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Tahir, dkk (2012) di RSUD Sawerigading-Palopo : ibu yang mengalami partus lama berisiko 3,41 kali melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami partus lama

Page 15: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Hubungan Kehamilan Postmatur dengan Asfiksia Neonatorum

Analisis Bivariat Analisis Multivariat

Chi-square p Value adalah 0,044P value < 0,05 ada hubungan yang bermakna antara kehamilan postmatur dengan kejadian asfiksia neonatorum

Faktorresiko

B OR CI 95 % p

Value

Keh.Postmatur

2,57013,07

22,961-57,707

0,001

ada hubungan yang signifikan antara kehamilan postmatur dengan kejadian asfiksia neonatorum

Kehamilan Postmatur

Asfiksia NeonatorumJumlah

Ya Tidak

N % n % n %

Ya 15 65,2 8 34,8 23 100

Tidak 23 37,7 38 62,3 61 100

Total 38 45,2 46 54,8 84 100

fungsi plasenta yang tidak maksimal lagi akibat proses penuaan

mengakibatkan transportasi oksigen dari ibu ke janin terganggu.

Page 16: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian serupa dilakukan oleh Katriningsih (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur kehamilan (postmatur) dengan asfikisa neonatorum dengan signifikasi (p) = 0,003, pada α < 0,05

Page 17: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Hubungan Persalinan Preterm dengan Asfiksia Neonatorum

Analisis BivariatAnalisis Multivariat

Chi-square p Value adalah 0,022 P value < 0,05 ada hubungan yang bermakna antara persalinan preterm dengan kejadian asfiksia neonatorum

Faktorresiko

B OR CI 95 % p

Value

Pers. Preterm

1,451 4,2670,948-19,204

0,059

Tidak ada hubungan yang signifikan antara persalinan preterm dengan kejadian asfiksia neonatorum

Persalinan Preterm

Asfiksia NeonatorumJumlah

Ya Tidak

N % n % n %

Ya 14 70,0 6 30,0 20 100

Tidak 24 37,5 40 62,5 64 100

Total 38 45,2 46 54,8 84 100

belum maksimalnya tingkat kematangan fungsi sistem organ tubuh sehingga sulit untuk beradaptasi dengan kehidupan ekstra uterine

Sesuai konsep, prematuritas berhubungan dengan BBLR. adanya status gizi yang baik dari ibu hamil sehingga sebagian besar bayi responden mempunyai berat badan yang normal

Page 18: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Amri (2008) : terdapat hubungan yang bermakna antara persalinan preterm dengan kejadian asfiksia neonatorum dimana X2 hitung (25,9) > X2 tabel (3,841)

Page 19: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hubungan Persalinan Preterm dengan Asfiksia Neonatorum

Analisis Bivariat Analisis Multivariat

Chi-square p Value adalah 0,000P value < 0,05 ada hubungan yang bermakna antara persalinan preterm dengan kejadian asfiksia neonatorum

Faktorresiko

B OR CI 95 % p

Value

BBLR 2,837 17,0583,749-77,602

0,000

ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum

BBLR

Asfiksia NeonatorumJumlah

Ya Tidak

N % n % n %

Ya 18 78,3 5 21,8 23 100

Tidak 20 32,8 41 67,2 61 100

Total 38 45,2 46 54,8 84 100 kekurangan surfaktan, pertumbuhan

dan pengembangan paru yang masih belum sempurna. Otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung, sehingga sering terjadi apneu, asfiksia berat dan sindroma gangguan pernafasan

Page 20: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Desfauza (2009) : terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr. Pringadi Medan yaitu ada hubungan BBLR dengan kejadian BBLR dengan nilai resiko 3,601 kali lebih besar

Page 21: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

KESIMPULAN

1. Hasil penelitian 84 responden : 29,8% responden mengalami partus lama, 27,4% responden mengalami kehamilan postmatur, 23,8% responden melahirkan prematur, 27,4% Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan 45,2% bayi responden mengalami asfiksia neonatorum

2. Hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa partus lama, kehamilan postmatur, persalinan preterm dan BBLR mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Kanjuruhan Malang tahun 2013

3. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa partus lama, kehamilan postmatur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Kanjuruhan Malang tahun 2013 dengan p value < 0,05

Page 22: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

SARAN

1. Untuk mencegah kejadian asfiksia dilakukan beberapa intervensi dengan pendekatan risiko yang menjadi faktor penentu terjadinya asfiksia neonatorum.

2. Pada petugas kesehatan terutama bidan memberikan konseling bumil melalui pelayanan antenatal, perbaikan gizi, keluarga berencana, peningkatan pengetahuan ttg pentingnya pemeriksaan kehamilan

3. Ibu yang melahirkan dengan partus lama /postmatur harus diberikan perhatian yang besar oleh petugas kesehatan karena beresiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia.

4. Ibu yang diperkirakan melahirkan bayi BBLR harus diberikan pengetahuan terkait dengan resiko bayi mengalami asfiksia; menganjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara rutin, menjaga nutrisi dan melahirkan di rumah sakit

5. Para pengambil keputusan di RSUD Kanjuruhan Malang dapat berkoordinasi dengan dinas kesehatan dlm pelaksanaan pelatihan manajemen asfiksia neonatorum untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

6. Sbg acuan peneliti selanjutnya terkait dengan faktor resiko terjadinya asfiksia neonatorum dengan variabel yang berbeda

Page 23: Ppt Sidang Mulya, 20 Agus 14

TERIMA KASIH

Perhatiannya