post modern

38
Post Modern KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Berkaitan Dengan Tema Tema dari proyek ini adalah "Arsitektur Post Modern”. Definisinya : Post Modern adalah menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain-lain (vernakular, lokal, komersil, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang dianut oleh arsitek dan penghuni atau masyarakat awam. (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960). 2.1.1. Pengertian Post Modern Pengertian Post Modern : Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis. Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama. Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai. Merupakan pengulangan periode 1890-1930. Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi- kondisi paradoksal dalam arsitektur. Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern. Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur. 1 (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960)Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan

Upload: dede-andrie-soeparman

Post on 26-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas metode transformasi perancangan

TRANSCRIPT

Page 1: Post Modern

Post Modern

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Berkaitan Dengan TemaTema dari proyek ini adalah "Arsitektur Post Modern”. Definisinya :Post Modern adalah menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur lain-lain (vernakular, lokal, komersil, konstektual), juga berarti memperhatikan nilai-nilai yang dianut oleh arsitek dan penghuni atau masyarakat awam. (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960).

2.1.1. Pengertian Post ModernPengertian Post Modern : Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis. Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama. Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai. Merupakan pengulangan periode 1890-1930. Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur. Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnyaarsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai senibangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abadke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur,melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur.1 (Dikutip dari buku : Klasifikasi & Ciri-ciri Seturut Charles Jencks. Charles Jencks 1960)Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai keseniandan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan. Antaratahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art andCraft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, RotterdamSchool, dll. Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dariarsitektur modern.Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :1. Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.2. Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagaititik awal kemerosotan Arsitektur Modern.Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagidikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itudiciptakan?’ Hal tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernismeyang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massajuga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan

Page 2: Post Modern

dasar Post Modernisme.Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme : Modernisme : singular, seragam, tunggal. Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.2

2.1.2. Sebuah Gambaran tentang Post ModernPost Modern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir,dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertiantersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklahmengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti`sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masihberlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai`kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan2 http://Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm.II-3melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yangterjadi di masa kini).Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses ataukegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgamPostmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini munculdalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, danDekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut darisub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versiyang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern,langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.

2.1.2.1. PURNA MODERNa. Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari postmodernversi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencksitu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yangdigunakan dalam judul catatan kuliah ini)b. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemenelemenkuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukantransformasi atas yang kuno tadi.c. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitekturyang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.d. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, TerryFarrell.

2.1.2.2. NEO MODERNa. Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks,sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.b. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapimenojolkan Tektonika (The Art ofConstruction). Arsitekturnya dimunculkan dengan

Page 3: Post Modern

memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutamateknologi.c. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan ArsitekturModern yakni menonjolkan tampilan geometri.II-4d. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dariteknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksidari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yangtrimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukanyang dwimatra).e. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers,Renzo Piano, Norman Foster.f. Tampilan dominan bentuk geometri.g. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanyaditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punyawarna favorit yakni warna perak.

2.1.2.3. DEKONSTRUKSIa. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakanadalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehinggamuncul kesan miring dan semrawut.b. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi,Zaha Hadid, Frank O’Gehry.c. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisisedangkan tekstur kurang berperan.Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dariciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaanpenting dengan yang modern itu.1. Tidak memakai semboyan Form Follows FunctionArsitektur Postmodern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuahbahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkanmengkomunikasikan.Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu : PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitasregional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yangada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisaII-5mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dariperjalanan sejarah kemanusian. NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi danbahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yangdominan. DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalaha. Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansialyang dimiliki oleh arsitektur.b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemenelemenyang essensial maupun substansial.

Page 4: Post Modern

Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa: Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besarkepada masa silam (The Past), Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besarkepada masa ini (The Present), sedangkan Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalamsalah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti inimengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksiyang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”2. Fungsi ArsitekturYang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukanpula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’(keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazimdigunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur Postmodern yangdimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untukmempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukanhanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerjamelakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir,bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi danII-6ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagaimakhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.Fungsi adalah apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yangdilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’Dalam Postmodern, perancangan dimulai dengan melakukan analisafungsi arsitektur, yaitu : Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepadamanusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuksampai bom), Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat, Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakaimanusia untuk berbagai keperluan, Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akanbudayanya akan masa silamnya, Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpidan berkhayal, Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujurjujurnya.Berdasarkan pokok pikiran ini, maka : PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu,adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal. NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi(masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisaterbayangkan). DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujurjujurnya.3. Bentuk dan RuangDidalam Postmodern, bentuk dan ruang adalah komponen dasaryang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebabakibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka,

Page 5: Post Modern

sehingga bisa dihubungkan atau tidak.II-7Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasardari ruang.Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’,sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’.Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur : PURNA MODERN bentuk menempati posisi yang lebih dominandaripada ruang, NEO MODERN sebaliknya bertolak belakang , menempatkanruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam DEKONSTRUKSI tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidakdominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.

2.1.3. Perbandingan Modern Dengan Post ModernTabel 2.1. IdeologiModern Post-modern Satu gaya internasional Berupa khayalan ,idealis Fungsional Arsitek sebagai nabi Elitis untuk setiap manusia Zeitgeit Bersifat menyeluruh, luas Gaya dengan dua makna Bentuk semiotic Tradisi dan pilihan Arsitek sebagai wakil dan aktifis Elitis dan partisipatif Ornamen, klien Sifat berbeda-bedaSumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htmTabel 2.2. StylisticModern Post-modern Bersifat lurus ke depan Sederhana Bentuk abstrak Mempertahankan kemurnian Ekspresi campuran Kerumitan Ruang yang berubah-ubah dandengan kejutanII-8 Estetika mesin, logika,sirkulasi, teknologi,

Page 6: Post Modern

mekanikal Anti ornamen Anti historis Anti humor Anti simbol Konvensional dan bentuk abstrak Artikulasi semiotic Bermacam-macam estetika yangberubah berdasarkan keadaan,pengungkapan isi Pro organik,pemakaian ornamen Pro metaphor Pro simbol Pro referensi historisSumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htmTable 2.3. Ide desainModern Post-modern Kota di taman Pemisahan fungsi “Kulit dan tulang” Volume bukan massa Papan, ujung balok Transparan Keadaan kota dan perbaikan Pencampuran fungsi Arti yang langsung dimengerti Ruang tidak simetris danperluasan Street building Kedwiartian Cenderung asimetri /simetriSumber : http/www.Pengertian Arsitektur ,Modern,Postmodern,Dekonstruksi « BOBBY_SARAGIH BLOG.htm

2.1.4. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern2.1.4.1. Ciri-Ciri Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jenks3A. Ideologi Double-coding of style :Menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsure-unsurlain (vernakuler, local, komersial, kontekstual), jugamemperhatikan nilai-nilai yang dianut arsitek dan penghuniatau masyarakat awam.3 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATSII-9 ‘popular’ and pluralist :

Page 7: Post Modern

Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, tetapi punyatingkat fleksibelitas yang tinggi, sehingga dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungan. Semiotic form :Bentuk yang ada mempunyai tanda makna dan tujuan,sehingga penampilanya sangat mudah dipahami. Traditions and choiceBentukan yang ada mengandung unsur-unsur atau nilai-nilaitradisi yang penerapanya secara terpilih, atau disesuaikandengan maksud dan tujuan perancang. Artist / client :Arsitektur mengandung dua hal pokok yang menjadituntutan perancang, bersifat seni (intern) dan bersifat umum(ekstern) sehingga mudah dipahami. Elitist and participative :Arsitektur lebih menonjolkan kebersamaan serta mengurangisifat keangkuhan. Piecemeal :Adanya penerapan unsur-unsur dasar seperti history,vernakuler, lokasi, dll. Architect as representative and activist :Arsitek sebagai wakil penerjemah ide kepada perancana dansecara aktif berperan serta dalam perancangan.B. Stylistic Hybrid expression :Tampilanya merupakan hasil dari gabungan unsur-unsurmodern dan unsure-unsur yang lain. Complexity Kerumitan, menyeluruh Keanekaragaman yang tersusun dalam kerumitan Kombinasi unsure-unsur arsitektur yang menghasilkanharmonyII-10 Variable space with surprises Perubahan ruang yang terjadi, tercipta atau diciptakanadanya kejutan, perbedaan dan sesuatu yang lain dariruang yang sebelumnya, mesalnya perbedaan ataukejutan pada warna, detail elemen arsitektur, suasanainterior, dll. Suasana ruang yang satu beda dari suasana ruangyang berikutnya. Conventional and abstract form : Tampilanya menampilkan bentuk-bentuk konvensionaldan bentuk-bentuk yang popular, sehingga mudah ditangkap artinya. Rujukan stilistik / sejarah. Eclectic :Bentuknya merupakan campuran langgam-langgam yang

Page 8: Post Modern

saling bergabungan secara kontinyu untuk mencapai unty(kesatuan). Semiotic articulation : Mempunyai arti yang hendak di tampilkan secara fungsi. Artikulasi mengacu pada semiotic. Variable mixed aesthetic depending on context, expressionof content and semantic approprianteness to ward function :Arsitekturnya merupakan gabungan dari unsure-unsurestetis dan fungsi, yang mana keduanya tidak salingmengacaukan. Pro-organic and applied ornament :Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dandekoratif. Pro-representation :Merupakan cirri-ciri yang gambling, sehingga dapatmemperjelas arti dan fungsi.II-11 Pro-metaphor / metaphysic : Mengingatkan pada organ atau tubuh manusia, baiklangsung maupun tidak langsung untuk member kesanhidup. Tiap bangunan / kelompok bangunan memiliki cirikhasnya masing-masing. Pro-historical reference : Mengingatkan pengamat pada keadaan lama Menampilkan niai-nilai history pada setiap rancangan,sehingga menjadi penegas rancangan. Pro-humour :Memperlihatkan nilai-nilai humoris, sehingga dapatmengajak pengamat untuk menikmatinya. Pro-symbolic : Penampilan yang mempertahankan olah geometricdengan memakai symbol. Menekankan pelambangan.C. Design ideas Contextual urbanism and rehabilitation :Melibatkan pemakai dalam proses perancangan danmemperhatikan unsure asosiatif yang dikenal masyarakat. Functional mixing :Merupakan gabungan dari beberapa fungsi yang menjadituntutan perancangan. Mannerist and baroque’ :Adanya kecenderungan untuk menonjolkan diri All rhetorical means :Semua bentuk rancangan mempunyai arti Skew space and extensions :Ruang dinyatakan secara tidak nyata dan mengakomodirperluasan.

Page 9: Post Modern

II-12 Street building :Merupakan pergerakan, tumbuh dan berjalan, menunjukpada kedinamisan Ambiguity : pengertian : ragu-ragu Tmbulnya dua arti karena adanya image bangunan danpenafsirannya, tergantung dari persepsi masing-masingpengamat terhadap image dari obyek yang dilihat Tend to asymmetrical symmetry (queen annee revival) :Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan a-symetrisanyang seimbang. Collage / collisionMerupakan gabungan / paduan elemen-elemen yangberlainan.2.1.5. Enam Aliran Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jencks.42.1.5.1. Historicism.Dasar Ideologi : Bentuk semiotik Double coding PluralismeDasar Gaya / Style : Kompleks dan berlawanan Eclectik Pro sejarah Penggunaan ornamen Artikulasi semiotik Pro presentatifDasar ide desain : Mannerism dan barol Ambiguitas Kolase4 Sumber : Arsitektur Post Modern, Charles Jencks, Ir. Kadarono ; Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5, ITATSII-13Contoh Historicism ; Jepang Arsitek dengan gaya New Japanese Style. Konsepnya adalah tradisional dan Rasionalisme yang diaturdengan aturan Corbusian (ala Le Corbusier) Tokohnya : Kunio Mayekawa, Kenzo Tange, KishoKurokawa, Kiyonori Kikutake, Arata Izosaki, dllGambar II.1. ; Gymnasium Building.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004Kesan perpaduan antara modern dan tradisionalJepang (Double Coding) sangat terasa dalam rancanganGymnasium Building karya Kenzo Tange. Italia

Page 10: Post Modern

Dikenal dengan aliran Neo Liberty Italian yang bersumberdari : Neo-Roman, Neo Vernacular Revivalism. Contoh Arsitek : Philip Johnson : Classical Image & historic (lihat AT &T Building).Gambar II.2. ; AT & T karya Arsitek Philip Johnson.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004II-14 Charles Moore : Memakai bahasa lama dari arsitektur. Merasakan perwujudan ruang melalui HistoricalIllusion. Menggunakan metoda participation(keterdekatan dengan client). Keanekaragaman budaya diperhatikan. Pluralis dan Radical Eclecticism (kemajemukan);1. Fungsi yang berbeda (The Variety ofFunction).2. Selera budaya pemakai (The SpesificTaste Culture of its users).3. Konten dari Bangunan (the Content ofbuilding).Gambar ; II.3. ; Piazza d´Italia di New Orleans (1976 – 1979),Arsitek Charles Moore..Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 20042.1.5.2. Straight Revivalisme.Dasar Ideologi : Bentuk Semiotik Double Coding Pluralisme Elitis Peace Meal/Perbagian Arsitek Sebagai Artis Dan Klien TradisiII-15Dasar Gaya / Style : Kompleks Dan Berlawanan Eclectik Pro Sejarah Penggunaan Ornamen Artikulasi Semiotik Pro Representatif Tergantung Konteks Ekspresi HybridDasar Ide Desain : Kontekstual Fungsi Bercampuran Bangunan Rata Jalan

Page 11: Post Modern

Ambiguitas Queen Anne Revival Pemakaian langgam-langgam arsitektur yang sulit untukdihilangkan dengan cara apapun karena sudah mendarahdagingdi masyarakat (= misalnya Gothic). Mengulang mentah-mentah gaya yang muncul sebelumfungsionalisme.Contoh-contoh ;• Hasan Fathy.• Francois Sporay.• Quinlan Terry.• Edwin Lutyen.2.1.5.3. Neo Vernacular.Dasar Ideologi : Bentuk Semiotik Double Coding Popular Dan Pluralisme Peace Meal / PerbagianII-16 Artis Dan Klien Arsitek Sebagai Aktivis Dan RepresentatifDasar Gaya / Style : Kompleks Dan Berlawanan Eclectik Pro Sejarah Pro Organis Ekspresi Hybrid Pro Representatif Artikulasi SemiotikDasar Ide Desain : Kontekstual Urbanisme Dan Rehabilitasi Fungsi Bercampuran Bangunan Rata Jalan Ambiguitas Kolase Perkawinan antara bangunan modern dan bangunan bata abad19. Menampilkan langgam asli daerah setempat pada bangunanbaru.Ciri-ciri : Atap miring Outline bangunan identik dengan lingkungan Vernacular Bahan bangunan alami (batu bata). Slogan : Bangunan lebihmanusiawi Detail yang digunakan sepotong-potong Massa bangunan seperti lukisan.II-172.1.5.4. Ad - hoc Urbanist

Page 12: Post Modern

Dasar Ideologi : Bentuk Semiotik Double Coding Popular Dan Pluralisme Peace Meal / Perbagian Artis Dan Klien Arsitek Sebagai Aktivis Dan RepresentatifDasar Gaya / Style : Kompleks Dan Berlawanan Eclectik Pro Organis Ekspresi Hybrid Tergantung Konteks Pro Representatif Artikulasi SemiotikDasar Ide Desain : Kontekstual Fungsi Bercampuran Bangunan Rata Jalan Ambiguitas Kolase / Collision Ciri Khas Aliran ad-hoc : keasyikan menambah pelbagaikomponen baru pada suatu rancangan yang sedang dalamproses pengembangan tanpa berusaha memikirkan lokasi danposisi yang tepat diantara proses tersebut. Alasannya : kebutuhan tersebut baru terpikirkan kemudian.Contoh-contoh Ad - hoc Urbanist ; Karya-karya James Stirling. Karya-karya Rob & Leon Krier. Karya-karya : Lucien Kroll.II-18 Karya-karya : Ralph Erskine, antara lain Byker Housing diNew Castle.Gambar II.4. ; Byker Housing di New Castle, Karya Ralph ErskineSumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 20042.1.5.5. Metaphor / MetaphysicsDasar Ideologi : Bentuk Semiotik Double Coding Popular Dan Pluralisme Arsitek Sebagai Aktivis Dan RepresentatifDasar Gaya / Style : Pro Organis Pro Simbiolesme Artikulasi Semiotik Pro Metaphor Pro HumorDasar Ide Desain :

Page 13: Post Modern

Kontekstual Ambiguitas Tiap karya arsitektur harus mempunyai Significant References. Pilihannya : Referensi yang janggal, kabur dan tersamar. Bangunan dianggap seperti organ / tubuh manusia, alam danbinatang.II-19Contoh-contohnya Metaphor / Metaphysics ; Sydney Opera House (Jorn Utzon).Gambar II.5.; Sydney Opera House. Arsitek Jorn Utzon.http//www.opera\leteratur opera syedney\translate.htmMetafor yang muncul :1. Perahu Layar.2. Kura-kura bertumpuk-tumpuk.3. Kulit jeruk yang dikupas. Kapel Ronchamp (Karya : Le Corbusier).Gambar II.6.; KapeL Ronchamp, Arsitek Lee Cobusier.Sumber : http//www.konsep-pemikiran-arsitektur-modernMetafor yang muncul :1. Kapal.2. Tangan terkepal / berdoa.3. Topi perancis.II-20 Swan´s Hotel (Karya : Michael Graves).Gambar II.7,. ; Swan´s Hotel Karya : Michael Graves.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004Metafor yang muncul : Sclupture berbentuk Angsa ditampilkan apa adanya. TWA – Eero Saeerinen.Gambar II.8. ; TWA – Eero Saeerinen.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004Metafor yang muncul : burung yang membentangkan sayapnya dan siapterbangII-21 Simbolisme Dan Metafor Dalam Bentuk OrnamenGambar II.9, ; Unsur simbolisme dan metafor yang seringkali hadir dalamarsitektur Post Modern.Sumber: http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koranSeputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm2.1.5.6. Post - Modern SpaceDasar Ideologi : Double Coding Pluralisme Bentuk Semiotik Arsitek Sebagai RepresentatifDasar Gaya / Style : Ekspresi Hybrid

Page 14: Post Modern

Kompleks Dan Berlawanan Kejutan Dalam Ruang Bentuk Abstrak Artikulasi SemiotikDasar Ide Desain : Fungsi Bercampuran Bentuk Miring Ambiguitas Keseimbangan Asimetri Berarti HarifahII-22Beberapa Contoh Karya-karya Besar Frank O Gehry ; Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997, (karya ;Frank O Gehry).Gambar II.10. ; Museum Gugenheim Bilbao – Spanyol 1997.Sumber; http//www.Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koranSeputar Indonesia _ Arsitektur rumah tinggal dan desain interior.htm Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.(karya ; Frank O Gehry).Gambar II.11. ; Ray & Maria Stata Center, Mit - CAMBRIDGE MA, USA.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004 Weisman Center, Minneapolis - Mn, Usa 1993. (karya ;Frank O Gehry).Gambar II.12. ; Gehry House, Santa – Monica, Califonia 1977 – 1988.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004II-23Beberapa Contoh Karya-karya Besar Peter Eisenman ; Model Of Biocentrium, Biotechnology ResearchLaboratory. (karya ; Peter Eisenman).Gambar II.13. ; Model Of Biocentrium, Biotechnology Research Laboratory.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004 House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971. (karya ;Peter Eisenman).Gambar II.14. ; House III, Lakeville, Connecticut 1969 - 1971.Sumber : Hadi susilo konsep tugas akhir 2004

ARSITEKTUR POSTMODERN

Pengertian postmodern :

Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-

duanya masih eksis.

Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.

Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur

Modern tetap dipakai.

Merupakan pengulangan periode 1890-1930.

Page 15: Post Modern

Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,

Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam

arsitektur.

Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur

modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi

pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud

Arsitektur Modern bukan karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau

pengetahuan dasar tentang arsitektur. Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada

pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua,

sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan.

Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and Craft,

Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll. 

Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari arsitektur modern.

Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :

1.     Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950 dikatakan

sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.

2.     Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai titik

awal kemerosotan Arsitektur Modern.

Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi dikarenakan

adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu diciptakan?’. Hal

tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernisme yang melawan Modernisme

dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massa juga ikut berperan dalam memicu

timbulnya pluralism yang menjadi bahan dasar post modernisme.

Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :

      Modernisme : singular, seragam, tunggal.

      Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.

Sebuah Gambaran tentang Post Modern

Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir,

ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan

mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang

mengatakan bahwa postmodern itu berarti `sehabis modern’ (modern sudah usai);

`setelah modern’ (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau

yang mengartikan sebagai `kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi

dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang

terjadi di masa kini).

Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau kegiatan dan

dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam Postmodern. Dalam kenyataan

hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna

Modern, Neo Modern, dan Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan

pengikut dari sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versi

yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern, langgam neo-

modern dan langgam dekonstruksi.

1.       PURNA MODERN

Page 16: Post Modern

a.       Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi

Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian

umum dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)

b.       Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen

kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang

kuno tadi.

c.       Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting

yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.

d.       Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.

2.       NEO MODERN

a.       Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga

pengertiannya tetap tidak berubah.

b.       Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan

Tektonika (The Art of Construction).  Arsitekturnya dimunculkan dengan

memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi.

c.       Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni

menonjolkan tampilan geometri.

d.       Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi

dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga

menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai

proyeksi dari bentukan yang dwimatra).

e.       Tokohnya antara lain:  Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano,

Norman Foster.

f.         Tampilan dominan bentuk geometri.

g.       Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan

sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna

perak.

3.       DEKONSTRUKSI

a.       Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah

geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring

dan semrawut.

b.       Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid,

Frank O’Gehry.

c.       Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur

kurang berperan.

Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas

berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang

modern itu.

1.       Tidak memakai semboyan Form Follows Function

Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh

karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.

Apa yang dikomunikasikan?

Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :

PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas regional,

identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu

Page 17: Post Modern

dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir

sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian.

NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan

untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.

DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah

a.       Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh

arsitektur.

b.       Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang

essensial maupun substansial.

Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:

Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam

(The Past),

Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The

Present), sedangkan

Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi

Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya

pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan

dekonstruksi.”

2.       Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia

terhadap arsitektur)

Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa yang

dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya diangkat

sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur

modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan

kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut

manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja

melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja,

memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki

nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi

manusia sebagai pribadi.

Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan

dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’

Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur,

yaitu :

Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik

melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),

Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,

Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk

berbagai keperluan,

Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa

silamnya,

Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal,

Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :

Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah  fungsi-

fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.

Page 18: Post Modern

NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang

sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).

DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.

3.       Bentuk dan Ruang

Didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus

berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2

komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau

tidak.

Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.

Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan ruang

mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri ini kemudian

menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :

PURNA MODERN bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,

NEO MODERN sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang

dominan, sedangkan dalam

DEKONSTRUKSI tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan

ruang memiliki kekuatan yang sama.

Tokoh Postmodern :

ORDRUPGAARD MUSEUM EXTENSION

KARYA ZAHA HADID

Bangunan seluas 1150 m2 yang

memiliki konsep awal museum dan

garden ini, mengacu pada teori analogi

biologis, lebih tepatnya organik.

Bangunan ini berkembang dari dalam ke

luar dan ingin menampilkan interior ke

luar bangunan sebagai sarana

menyatukan bangunan dengan alam

sekitar.

Museum yang terletak di negara

Denmark ini, memakai material berupa beton

in-situ black lava, baja, dan kaca. Struktur yang

digunakan adalah gabungan struktur rangka

dan membran. Kekhasan museum ini adalah

tetap dipertahankannya bangunan lama

sebagai bangunan utama dan landscape

sekitar.

Dari segi lighting, terdapat perpaduan

pencahayaan alami dan buatan di mana

pencahayaan alami lebih kuat; segi penghawaan juga seperti pada pencahayaan, ada

yang alami dan buatan. Interior pada bangunan ini memiliki kesan light atau ringan. Hal

ini dikarenakan penggunaan elemen pengisi dan pelengkap yang ringan. Penggunan

elemen-elemen yang tidak terlalu berat ini dipakai karena pada beberapa bagian fasade

Page 19: Post Modern

terdapat kaca yang ditopang baja-baja disusun grid yang menimbulkan kesan berat.

Sehingga untuk memperingan kondisi tersebut, dipakailah elemen-elemen yang terkesan

ringan.

ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI

Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari

arsitektur modern. Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar

tahun 1988 dalam sebuah diskusi Academy Forum di Tate

Gallery, London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum

of Art, New York dengan tema “Deconstructivist Archiecture”

yang diorganisir oleh Philip Johnson dan terdapat tujuh arsitek

yang menampilkan karya-karyanya, yaitu; Peter Esienman,

Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid,

Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau.

Gejala “Dekon” dalam arsitektur telah menjadi tema

perdebatan yang hangat dengan karya-karyanya yang mendobrak aturan-aturan yang

berlaku.

Pada 8 April 1988 dalam “international Symposium on Deconstruction” yang

diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa dekonstruksi

bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai oleh kemiripan –

kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang lainnya. Dekonstruksi

tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali semangat untuk membongkar

kemapaman dan kebakuan.

Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris,

kemudian oleh Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran yang bertema

“deconstructivist Architecture” yang di selenggarakan di Museum of Art, New York, tanggal

23 Juni – 30 Agustus 1988 mencetuskan ‘dekonstruktivisme’ yang lebih berkonotasi

pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika.

Telaah dan pemahaman dekonstruksi memerlukan suatu

kesiapan untuk belajar menerima beberapa kemungkinan

phenomena. Syarat dari semua ini berdiri di atas keterbukaan

dan kesabaran. Keterbukaan membiarkan phenomena

berbicara langsung tanpa prekonseosi. Kesabaran memberikan

ruang kepada orang untuk mendengar lebih cermat dan

seksama.

Deconstruction sebuah konsep Perancis yang diturunkan oleh

Jacques Derrida ( lahir 1921) tidak mudah disampaikan

sebagaimana pemahaman orang tentang konstruksi, destruksi,

dan rekonstruksi. Derrida mengajak semua orang termasuk arsitek untuk merenungkan

kembali hakekat sesuatu karya agar berbicara menurut pesona dan kapasitasnya masing –

masing. Keseluruhan ini berangkat dari suatu metoda komposisi. Derrida menyebutkannya

dalam merajut rangkaian hubungan – hubungan. Dalam tekniknya terdapat beberapa

teknik dan terminologi yang perlu klarifikasi di sini. Usaha demikian diharapkan dapat

memperjelas hubungan Deconstruction dan Rancang bangunan.

Konsep utama memproduksi atau mengadakan karya bertolak dari konsep yang oleh

Derrida pada kasus literatur disebut differance. Dalam rancang bangun konsep ini tidak

Page 20: Post Modern

dapat dipahami sebagai suatu pendekatan yang membuka pemikiran bahwa karya

bukanlah semata – mata representasi yang direduksi sebagai alat menyampaikan gagasan

atau pesan. Merancang karya diharapkan memberi peluang agar kemungkinannya

berbicara bisa merdeka dari prinsip dominasi. Differance memahami setiap komponen

bahkan elemen dari komposisi sebagai suatu potensi yang tidak terpisahkan keberadaan,

peran dan fungsinya dalam kesemestaan. Artinya mereka tidak hanya sebagai suatu alat

untuk menunjuk pada sesuatu gagasan atau ingatan atau nilai tertentu. Diferance

memberikan pemahaman baru bagaimana melihat elemen rancangan rancang bangun

dalam sebagai batas – batas wilayah yang mengkaitkan : manusia-material-konstruksi-

rupa/bentuk dan tempat. Rancang bangunan sebagai suatu keutuhan dan aspek –

aspeknya adalah jejak – jejak dari suatu kesemestaan yang mampu berbicara sendiri

sebagai pembangun pemahaman dunia. Seperti halnya suatu ‘text’ rancang bangunan

marupakan suatu komposisi yang berosilasi di antara hadir dan absen. Dengan osilasi

tersebut terjalin suatu yang terputus – putus sebagaimana pemahaman kita sebenarnya

akan dunia ini.

Diskontinuitas dan putusnya linearitas menghadirkan

permainan dalam setiap komposisi karena apa yang digagas

dan dibangun tidaklah berdiri sendiri. Gagasan yang

dituangkan dalam komponen komposisi yang sebenarnya

dikutip dari rujukan di tempat lain. Bentuk/rupa material-

konstruksi-lokasi. Jadi tidak pernah komponen komposisi

berdiri sendiri yang lahir dan tercipta dari ruang hampa.

Differance mengangkat permasalahan komposisi yang terdiri

atas “ citatioans” atau kutipan – kutipan ke dalam suatu

komposisi. Dengan komposisi sebenarnya orang melihat dan

merasakan suatu representsi pentunjuk yang hadir dengan

rujukan yang tidak hadir ( entah di mana ). Komposisi ini memberikan suatu gambaran

fragmen – fragmen dari sumbernya yang “mengada” di suatu lokasi dan tampil seolah –

olah utuh dan stabil sebagai sosok mandiri. Rujukan gagasan bentuk/rupa misalnya, tidak

pernah lepas dari keinginan untuk melayani “kebutuhan” manusia. Atas dasar merujuk

pada sumber – sumber tidak hadir itulah sebuah komposisi “meng-ada”. Dengan itu pula

apa yang hadir sebenarnya memberikan “jejak” kepada

sumber – sembernya. Interprestasi komposisi menurut prinsip

differance tidak mungkin dilakukan tanpa membaca atau

menelusuru jejak – jejak yang hadir ke sumber – sumber

mereka. Hasil dari komposisi yang lahir dengan hadirnya jejak

– jejak tersebut oleh Derrida disebut Dissemination.

Deconstruction sebagai upaya atau metoda kritis, tidak hanya

berupaya membongkar bangun – bangun teori atau karya

lewat elemen, struktur, infrastruktur maupun contextnya. Lebih

dari itu, kekuatan – kekuatan yang berperan pada konsep yang bersangkutan akan:

dilucuti atribut – atributnya, dikupas habis hingga telanjang bulat, dilacak asal usul dan

perkembangannya, dicari kaitan – kaitannya dengan konsep – konsep lain, digelar

kemungkinan – kemungkinan posisi maupun kontribusinya terhadap apa saja. Semua

proses pembongkaran tersebut dimaksudkan untuk membangun kembali karakteristik

phenomenalnya. Dalam pembangunan kembali tersebut, ekspose dari ‘interplay’ kekuatan

Page 21: Post Modern

– kekuatan melalui : kontradiksi – kontradiksi, kesenjangan – kesenjangan, decomposition,

disjunction, discontinuity, dan deformation, merupakan cara untuk memperlihatkan

kemungkinan – kemungkinan “ada” dan “mengada”. Daya tarik deconstruction bagi dunia

rancang bangun terletak di dalam cara melihatnya bahwa ruang dan bentuk adalah

tempat kejadian yang selayaknya terbuka bagi yang mungkin dan yang tidak mungkin

Beberapa karya besar dari arsitek-arsitek yang menjunjung langgam dekonstruksi dapat

dilihat pada uraian berikut.

VILA OLIMPICA HOTEL ARTS

Arsitek  : Frank O. Gehry

Lokasi   : Barcelona, Spanyol

The Vila Olimpica Hotel Arts berlokasi di Olympic Village yang memiliki luas

150.000 square feet. Dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama (1989-1992),

bangunan ini menjadi sebuah karya yang unik.

Dengan menampilkan bentukan – bentukan trimatra , bangunan yang merupakan

transformasi dari bentuk ikan yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi

sepanjang 54 meter dengan ketinggian 35 meter. Dengan bentukan dan dimensi

seperti ini, bangunan ini menjadi landmark bagi daerah sekitar.

Bangunan ini memamerkan penonjolan konstruksi yang mutakhir sebagai daya

tarik yang menjadikan bangunan ini lebih hidup dan berirama. Pengkomunikasian

antara hasil teknologi dan pemilihan bahan mampu berperan dalam

meningkatkan elemen – elemen artistic dan estetik yang dominan pada bangunan

ini.

Selain unsur –unsur yang lepas dari keteraturan, masih dapat kita amati bagian –

bagian yang tak lepas dari ‘peninggalan’ pendahulunya, yaitu arsitektur modern.

Hal ini nampak pada hadirnya unsur – unsur geometris yang terdapat pada sisi

podium.

Sehingga dapat kita amati bagaimana arsitek melakukan perjalanan untuk

menghasilkan karya, langkah – langkah apa yang menjadi pemikiran arsitek

sebelum masuk kedalam dekonstruksi.

DENVER ART MUSEUM

Arsitek  : Daniel Libeskind

Lokasi   : Denver, Colorado – USA

Bangunan ini didirikan diatas lahan seluas 146.000 square feet dan menjadi

bangunan yang memiliki konstruksi paling unik bagi lingkungan sekitarnya.

Page 22: Post Modern

Hal yang pertama kali nampak pada bangunan ini adalah proyeksi trimatra yang

nampak kontras namun menjadikan bangunan ini lebih berirama.

Bentukan yang penuh dengan bidang mencuat yang dikantilever menjadi daya

tarik utama dari bangunan ini. Penggunaan metal, kaca, titanium dan batu-batu

alam dianggap menambah sifat artistic dari bangunan ini.

Untuk dapat menghasilkan bentukan seperti ini tentunya juga mengandalkan

kemampuan teknologi dan pemilihan bahan yang tepat dan memiliki spesifikasi

yang tepat dan tentunya berkualitas tinggi.

Bangunan ini lebih cenderung mencerminkan ‘massa’ daripada ‘ruang’ yang ada

didalamnya.

Sehingga eksprisi sang arsitek dapat dituangkan secara lugas tanpa ada batasan

apapun.

VITRA INTERNATIONAL HEADQUARTERS

Arsitek  : Frank O. Gehry

Lokasi   : Basel, Switzerland

Bangunan ini berlokasi didaerah sub-urban di luar kota Basel yang dipenuhi oleh

bangunan industri seperti pabrik serta apartment yang diperuntukkan sebagai

pelengkap daerah baru yang sedang berkembang.

Sebagai bangunan yang berlokasi di daerah yang sedang berkembang, maka

diperlukan hal – hal yang mampu menjadi daya tarik bagi keperluan komersial

bangunan itu sendiri, terlebih bangunan ini juga diperuntukkan sebagai bangunan

industri.

Karenanya pada bangunan ini, unsur ‘ruang’ masih diperhatikan dalam

penggarapan desainnya, sehingga muncul bentukan yang lebih ‘sederhana’ jika

Page 23: Post Modern

dibandingkan dengan contoh kasus pada Denver Art Museum pada pembahasan

sebelumnya. Bangunan ini nampak memperatahankan bentukan geometrisnya .

Meskipun bentukan yang terjadi

lebih sederhana, namun tidak

mengurangi eksistensi bangunan

sebagai bagian dari arsitektur

dekonstruksi. Permainan bidang

masih menjadi unsur penangkap

bagi eksistensi tersebut .

Unsur penangkap lain dapat

dihadirkan dari permainan

penggunaan bahan pada fasade

eksterior bangunan. Nampak

penggunaan metal dan permainan

Perbandingan Ciri-ciri antara Arsitektur Moderen dan  Post-Moderen

Ideologi

Moderen Post-moderen

Satu gaya internasional

Berupa khayalan ,idealis

Fungsional

Arsitek sebagai nabi

Elitis untuk setiap manusia

Zeitgeit

Bersifat menyeluruh, luas

Gaya dengan dua makna

Bentuk semiotic

Tradisi dan pilihan

Arsitek sebagai wakil dan aktifis

Elitis dan partisipatif

Ornamen, klien

Sifat berbeda-beda

.Stylistic

Moderen Post-moderen

Bersifat lurus ke depan

Sederhana

Bentuk abstrak

Mempertahankan kemurnian

Estetika mesin, logika, sirkulasi, teknologi, mekanikal

Ekspresi campuran

Kerumitan

Ruang yang berubah-ubah dan dengan kejutan

Konvensional dan bentuk abstrak

Artikulasi semiotic

Page 24: Post Modern

Anti ornamen

Anti historis

Anti humor

Anti simbol

Bermacam-macam estetika yang berubah berdasarkan keadaan, pengungkapan isi  Pro organik, pemakaian ornamen

Pro metaphor

Pro simbol

Pro referensi historis

.Ide desain

Moderen Post-moderen

Kota di taman

Pemisahan fungsi

“Kulit dan tulang”

Volume bukan massa

Papan, ujung balok

Transparan

Keadaan kota dan perbaikan

Pencampuran fungsi

Arti yang langsung dimengerti

Ruang tidak simetris dan perluasan

Street building

Kedwiartian

Cenderung asimetri /simetri

Page 25: Post Modern

Arsitektur Post Modern

Pengertian Post Modern

Post modern adalah istilah-istilah yang populer dari kalangan gedongan dan para elit yang dikenal sebagai intelektual yang trendi. Istilah Post Modern sendiri lahir dan dipopulerkan oleh kritis sejarah arsitektur, Charles Jencks dalam sebuah seminar di Universitas Eidhoven tahun 1978 gagasan ini menjadi tema pembicaraan arsitektur dalam Bienal di Venesia tahun 1980. Publikasi Jencks dalam kawasan berbahasa Inggris, Heinrich Klotz dalam bahasa Jerman, dan Paulo Porthogesi dalam bahasa Italia, yang kesemuanya dikenal sebagai sejarawan abad ke-20 yang membuat istilah Post Modern menjadi populer. Pada umumnya, pengertiannya dikaitkan dengan reaksi penyempurnaan atau revisi terhadap gerakan modernisasi dalam arsitektur dan seni di Eropa Barat dan di Ameika Serikat. Post modern menunjukkan apa yang telah kita tinggalkan dan melalui tapi belum menerangkan dimana kita akan tiba. Jadi arsitektur post modern belum sampai pada tujuannya yang baru tetapi juga belum melepaskan semua makna modernya. Post modern juga bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan dan teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan mengenai post modern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa post modern itu berarti “sehabis moder” (modern sudah usai), “setelah modern” (modern masih berlanjut tetapi sudah tidak lagi popuer dan dominan), atau ada yang mengartikan sebagai “kelanjutan modern” (modern masih berlangsung terus tetapi dengan melakukan penyesuaian atau adaptasi dengan perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di masa kini). Di dalam dunia arsitektur, post modern menunjukkan pada sesuatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langganan yakni langgam post modern.

Latar Belakang Post Modern

Page 26: Post Modern

Pemunculan post modern tidak bisa dipisahkan dari aspek yang berlaku sebelumnya yakni arsitektur modern. Arsitektur modern yang sudah berjalan selama lebih kurang setengah abad mulai mencapai titik kejenuhan. Konsep-konsep yang terlalu logis dan rasional serta kurangnya memperhatikan nilai-nilai sosial, lingkungan dan emosi yang ada dalam masyarakat mendapat berbagai kritik dan tanggapan artinya arsitektur modern lebih cenderung untuk memperhatikan bagaimana caranya manusia harus hidup dan kurangnya perhatian terhadap kehidupan manusia yang sebenarnya (bersifat sepihak). Karya-karyanya pun sangat kaku, membosankan dan tidak memiliki identitas, karena mempunyai langgam yang sama pada hampir semua jenis bangunan di berbagai tempat.

Kelompok arsitek baru kemudian bertekad untuk menetapkan suatu dasar filsafat dan format baru yang lebih luas bagi desain. Dalam usahanya untuk suatu perbendaharaan arsitektur yang baru, maka para arsitek yang baru ini berpaling pada sumber-sumber yang beragam sifatnya dahulu dihindari, seperti Rennisance-Itali, Barok-Jerman, Las Vegas dan lainnya.

Pada tanggal 15 Juli 1972, blok-blok perumahan di Pruitt Igoe dan peninggalan arsitektur modern diruntuhkan. Ada yang menganggap tanggal tersebut resmi sebagai matinya arsitektur modern.

Dalam beberapa waktu, perdebatan para kalangan arsitek telah disadari oleh masyarakat sehingga para arsitek baru mulai mencoba mengadakan komunikasi di antara bangunan, masyarakat dan lingkungan. Kemudian kelompok baru mulai mengemukakan pandangan-pandangannya yakni sadar berpilih-pilih tentang tata hubung antara bentuk dan isi dan sangat peka terhadap preseden sejarah dan kebudayaan.

Kelompok ini kemudian menyebutkan dirinya sebagai arsitek “post modern” atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “pasca modern” yang mulai menonjolkan karya nyatanya pada tahun 1966-an. Sebenarnya gejala pasca modern ini sudah ditunjukkan pada pertengahan 1950-an yaitu pada karya Le Corbusier sebuah Gereja di Ronchamp yang sangat menyimpang dari gaya internasional. Pasca modern dimulai akhir 1950-an secara sedikit demi sedikit, baik secara terang-terangan maupun tersamar. Bermula dari penggunaan bentuk-bentuk lama, elemen-elemen tradisional, historis dipadu dengan penyederhanaan elemen-elemen modern. Komposisi unsur-unsur bangunan menyampaikan makna tertentu yang dapat dibaca. Demikian percobaan-percobaan dilakukan terus menerus dan diharapkan ada suatu timbal balik dari arsitek, pemakai masyarakat awam, dan lingkungan alam.

Ciri-ciri dan Pokok Post Modern

Post modern ditandai dengan timbulnya kembali bentuk-bentuk klasik, mengolah bangunan tradisi (vernakular) dan memperbaiki fungsinya. Ciri-ciri dari post modern ini antara lain:

· Aspek penyatuan dengan lingkungan dan sejarah, juga menyesuaikan dengan situasi sekitar

· Unsur-unsur yang dimasukkan tidak hanya berfungsi semata tetapi juga sebagai elemen penghias

· Pemakaian elemen geometris, sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak fungsional, tetapi ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi ataupun dekor.

· Warnanya cenderung menor dan erotik, yang didominasi bukan oleh warna dasar tetapi oleh warna campuran yang banyak dipengaruhi pastel, kuning, merah dan biru ungu.

Page 27: Post Modern

· Mengandalkan komposisi hibrid yang menghalalkan orang untuk mengambil elemen-elemen yang pernah ada untuk dimodifikasi sebagai kaya college/pastich.

Pokok Pikiran Post Modern

Pokok-pokok pikiran yang dipakai oleh para arsitek post modern yang tampak dan ciri-ciri bangunannya yang membedakan dengan modern:

1. Tidak memakai semboyan Form Follow Function. Arsitektur post modern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. Untuk arsitektur Post Modern yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural atau identitas historis. Hal-hal yang ada di masa silam itu yang dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusiaan, atau dapat pula dikatakan bahwa arsitektur post modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past).

2. Fungsi

Yang dimaksud dengan fungsi di sini bukanlah aktivitas, bukan pula yang dikerjakan atau dilakukan manusia oleh manusia terhadap arsitektur (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang fungsi yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur post modern yang dimaksud fungsi adalah peran dan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia. Yang dimaksud manusia bukan melakukan kegiatan, tetapi sebagai makhluk yang berfikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori.

Fungsi di sini adalah apa yang dilakukan arsitektur bukan apa yang dilakukan manusia dan dengan demikian fungsi bukan aktivitas. Dalam Posmo perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu:

a. Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik perlindungan terhadap nyawa maupun harta)

b. Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat.

c. Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan.

d. Arsitektur memberikan kesempatan kepada manusia untuk bermimpi dan berkhayal

e. Arsitektur memberikan gambaran dan kenyatan yang sejujur-jujurnya

Sehingga dalam post modern yang ditonjolkan di dalam fungsinya itu adalah fungsi-fungsi metaforik (simbolik) dan historikal.

3. Bentuk dan Ruang

Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya menjadi dua komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak. Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkan. Dalam post modern bentuk menempati posisi yang lebih modern untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.

Page 28: Post Modern

Tokoh dan Karyanya

A. Michael Graves

Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka.

Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu.

…..

Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.

…….

Page 29: Post Modern

B. Charles Moore

Salah satu karyanya adalah

Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.

Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom Italia tersebut.

C. Aldo Rossi

Page 30: Post Modern

Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi, pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota maupun arsitektur. Karya-karyanya adalah:

· Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia

Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan keunikannya “terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m2 di atas plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut berisi delapan.

· Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia

Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F. Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.

D. Ricardo Bofil

Page 31: Post Modern

Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:

· The Palace of Abraxas (1978-1983)

Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan bentuk dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari setengah lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti arc de triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon, balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani.

Arsitektur Post Modern di Indonesia

Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalah-majalah populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik.

Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur. Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru karya arsitektur mulai nampak di antara sejumlah karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern.

Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung aktif dalam pembangunan ekonomi. Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-kompleks negara berkembang karena takut disebut terbelakang.

Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di Indonesia

Page 32: Post Modern

dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak menawarkan konsep baru tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme.

Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara karya-karya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempat-tempat tertentu di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal. Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat.

Post Modern dan Alirannya

Ada enam aliran yang menjadi sumber terbentuknya langgam gaya arsitektur Post Modern yaitu:

1. Aliran histiricsm

2. Aliran straight revivalis

3. Aliran neo vernacular

4. Aliran urbanist yang memiliki dua ciri yaitu

a. ad hoc

b. kontekstual

5. Aliran methapor

6. Aliran post modern space

Sumalyo, Yulianto, 1996. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suriawidjaja, P. Eppi, alt., 1983. Persepsi Bentuk dan Konsep Arsitektur, Djambatan, Jakarta.

www.architecture.com/greatbuilding.

www.bluffon.edu/-Sullivanm/www.michaelgraves.com.

www.geogle.com/postmodern.

Wiryomartono, Poerwono Bagoes, 1993. Perkembangan Gerakan Arsitektur Modern di Jerman dan Post Modernisasi, Universitas Atmajaya, Yogyakarta.

Hutagalung, Rapindo, 1992. Architrave. Badan Otonomi Architrave Bekerjasama dengan PT. Mitramass Mediakarsa, Jakarta.

Page 33: Post Modern