analisis banguna post modern
DESCRIPTION
analisis bangunan post modern ini merupakan analisis bangunan mall The Park yang ada di Solo Baru , SUrakartaTRANSCRIPT
TUGAS ESTETIKA KD 03
ANALISIS BANGUNAN
ARSITEKTUR POSTMODERN
Disusun oleh :
Nama : Vivi Aida Nilam C.
NIM : I0212083
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ARSITEKTUR POST MODERN
A. Definisi Arsitektur Post Modern
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan
Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :
· Modernisme : singular, seragam, tunggal
· Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka
B. Sejarah Arsitektur Post Modern
Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur modern.
Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur
Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan
karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur.
Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan
pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil,
dan munculnya industri bahan bangunan.
Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and Craft, Art
Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, AmsterdamSchool, Rotterdam School, dll. Periode tersebut
merupakan puncak sekaligus titik awal dari arsitektur modern.
Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :
1) Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950 dikatakan sebagai
titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.
2) Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal
kemerosotan Arsitektur Modern.
Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi dikarenakan adanya
perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu diciptakan?’. Hal tersebut yang menjadi
titik awal lahirnya Post Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less
Is Bore. Media massa juga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan
dasar post modernisme.
C. Ciri – ciri Arsitektur Postmodern
Aspek penyatuan dengan lingkungan dan sejarah, juga menyesuaikan dengan situasi
sekitar
Unsur-unsur yang dimasukkan tidak hanya berfungsi semata tetapi juga sebagai elemen
penghias
Pemakaian elemen geometris sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak
fungsional, tetapi ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi
ataupun dekor.
Warnanya cenderung menor dan erotik, yang didominasi bukan oleh warna dasar tetapi
oleh warna campuran yang banyak dipengaruhi pastel, kuning, merah dan biru ungu.
Mengandalkan komposisi hibrid yang menghalalkan orang untuk mengambil elemen-
elemen yang pernah ada untuk dimodifikasi sebagai kaya college/pastich.
D. Perkembangan Arsitektur Postmodern
Dalam perkembangannya arsitektur post modern dibagi menjadi tiga , yaitu :
Purna Modern
1. Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari postmodern versi Charles Jencks
2. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra
Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.
3. Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut
diproses dengan bentuk dan ruang.
4. Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.
Neo Modern
1. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra
(misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang
trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).
2. Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.
3. Tampilan dominan bentuk geometri.
4. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen.
Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
Dekonstruksi
1. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D
bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
2. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
3. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang
berperan.
E. Aliran dalam Arsitektur Postmodern
1. ALIRAN HISTORICISM
Menggunakan dekorasi berupa elemen-elemen klasik (misalnya ionic, Doric, dan
Corinthian) yang digabungkan dan disesuaikan dengan pola-pola modern pada bangunan.
2. ALIRAN STRAIGHT REVIVALISM
Terdapat penggunaan langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang memiliki irama
komposisi berulang dan simetris.
3. ALIRAN NEO-VERNACULARISM
Menerapkan elemen tradisional dalam perancangan bangunan. Hal ini berfungsi untuk
menghidupkan kembali suasana tradisional setempat dengan membuat bentuk dan pola-
pola bangunan sesuai dengan arsitektur lokal.
4. ALIRAN CONTEXTUALISM (URBANIST + AD HOC)
Penempatan dan bentuk bangunan disesuaikan dengan lingkungan sekitar sehingga
didapatkan komposisi bangunan dan lingkungan yang serasi. Aliran ini sering juga disebut
dengan Urbanis.
5. ALIRAN METAPHOR & METAPHISICAL
Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika(spiritual)
ke dalam bentuk bangunan
6. ALIRAN POST-MODERN SPACE
Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu
sendiri.
Analisis
Gambar 01
The park solo adalah lifestyle mall yang berada dikawasan Solo Baru , sukoharjo , Jawa tengah.
Gambar disamping adalah gambar perspektif dari the park, yang dikategorikan sebagai arsitektur
yang bergaya post-modern :
Analisa:
1. Dari gambar disamping jika dilihat secara frontal maka antara kanan dan kiri tidak simetris,
warna yang digunakan adalah warna-warna dasar yaitu warna putih , orange, merah dan juga
hijau.
2. The park ini adalah merupakan arsitektur yang bergaya postmodern. Gaya modern yang
selalu kotak dan sederhana tidak muncul lagi dalam bangunan the park ini. Pada bangunan
the park dapat dilihat bentuknya lebih dinamis, tidak monoton dan membuat pengamat
menikmati arsitektur dari bangunan the park ini.
3. Bangunan ini terkesan semrawut dan terkesan rumit, namun hal inilah yang membuat the
park terlihat sebagai mall yang bergaya arsitektur postmodern.
4. Bentuk yang ada tidak mengikuti fungsinya karena pada postmodern antara bentuk dan
fungsi tidak saling berhubungan sehingga , pada bangunan the park mall tercipta bentuk-
bentuk yang dinamis.
5. Warna yang dipakai pada the park mall pada bagian ini merupakan warna yang teang,
cenderung menor dan erotik yaitu warna orange terang yang merupakan campuran antara
kuning dan merah. Warna-warna menor dan erotik seperti orange, merah, dan kuning ,serta
campuran nya merupakan salah satu ciri dari bangunan postmodern.
6. Pada setiap bagian dari bangunan the park mempunyai ciri khas tersendiri .
7. Penggunaan dekorasi juga terlihat pada setiap kelompok bangunan yang ada, walaupun
dekorasi dengan bentuk-bentuk geometris sederhana yang sebenarnya tidak mempunyai
fungsi yang penting.
Gambar 02
Gambar diatas adalah gambar bagian depan the park solo.
Analisa :
1. Warna yang digunakan pada bagian the park ini merupakan warna putih polos.
2. Pada bagian yang ditunjuk anak panah merupakan sebuah dekorasi yang tidak mempunyai
fungsi secara khusus dan tidak berkaitan dengan ruang yang ada didalamnya.
3. Dekorasi tersebut mengadopsi bentuk ombak yang ditunjukkan dengan adanya lengkung-
lengkungan garis sehingga membentuk seperti ombak.
4. Pada bagian dekorasi tersebut sengaja mengeksplore elemen-elemen konstruksi yang
digunakan sebagai keindahan saja sehingga bangunan lebih dekoratif dan tidak hanya polos
seperti bangunan dengan arsitektur modern.
5. Bentuk yang digunakan pada bagian ini adalah bentuk geometris balok dengan sedikit
cekungan dari kiri ke kanan. Cekungan ini dibentuk hanya sebagai keindahan semata
sehingga bangunan tidak hanya menggunakan bentuk murni kotak, selain itu bangunan juga
lebih mempunyai nilai seni dan bisa dinikmati oleh pengamat.
6. Bentuk cekungan yang digunakan pada bagian depan tidak mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh fungsi ruang yang ada didalamnya karena pada bangunan postmodern antara ruang dan
bentuk saling terpisah dan tidak ada keterkaitan satu dengan yang lain.
7. Terdapat pelapisan ruang pada bagian interior , sehingga bentuk ekstetior tidak
mempengaruhi bagian interior bangunan. Sehingga walaupun bentuk bangunan sangat
bersudut bagian interior tidak mengikutinya karena terdapat pelapisan ruangan.
Gambar 03
Gambar diatas adalah gambar bangunan bagian kanan the park solo, lifestyle mall.
Analisa :
1. Bangunan ini dengan bangunan bagian depan the park mempunyai perbedaan dan
karakteristik sendiri .
2. Bentuk yang digunakan pada bangunan ini adalah bentuk-bentuk yang tidak murni
geometris. Dapat dilihat antara 3 lantai ini bentuk yang digunakan berbeda-beda:
a. Bentuk Lantai 1 mempunyai bentuk segi banyak dan lancip pada ujungnya. Seperti yang
ditunjukkan anak panah berwarna hitam, ujung yang lancip tersebut bukanlah bentuk
denah nya karena aktivitas tidak mungkin dilakukan pada space yang sempit dan
melancip pada bagian ujung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentu yang tercipta
tidak terbentuk dari fungsi ruang yang ada didalamnya. Sehingga terbentuk lah bentuk
3D yang lancip dan bersudut pada bagian ujung bangunan.
b. Bentuk Lantai 2 juga menggunakan bentuk yang sama dengan lantai pertama namun
dimensinya lebih kecil sehingga bentuk lantai kedua lebih mundur dibandingkan dengan
bentuk bangunan lantai 1.
c. Bentuk Lantai ketiga merupakan bentuk bangunan yang mempunyai dimensi paling
besar diantara ketiga bentuk lantai tersebut. Bentuk dari lantai ketiga hampir sama
dengan lantai 1 dan lantai kedua akan tetapi pada lantai ketiga menggunakan bentuk
lengkung pada sudutnya.
3. Ketiga bentuk tersebut tidak sama, sehingga pada bagian bangunan ini terlihat semrawut
tidak teratur dan terlihat rumit. Bentuk-bentuk seperti inilah yang menggambarkan
arsitektur postmodern dan membedakan nyab dengan arsitektur modern yang hanya
menggunakan bentuk kotak yang monoton.
4. Pada bagian bangunan lantai ketiga menggunakan warna yang menor yaitu warna orange
yang merupakan campuran antara warna kuning dan merah. Penggunaan warna seperti ini
merupakan salah satu ciri dari arsitektur postmodern. Selain itu pada bangunan ini warna
merupakan sebuah aksen yang digunakan dalam komposisi sedangkan patern tidak berperan
didalamnya.
5. Pada bagian bangunan ini juga menggunakan elemen-elemen dan bentuk geometris yang
sebenarnya tidak berfungsi namun digunakan untuk penghias dan keindahan semata:
a. Dekorasi / ornamen yang ditunjukkan oleh panah warna biru. Pada bagian eksterior
lantai ketiga terdapat elemen dekorasi yang berbentuk geometris yaitu lingkaran. Elemen
lingkaran ini memotong warna orange sehingga mengekspose elemen-elemen konstruksi
yang ada didalamnya. Elemen ini sebenarnya tidak mempunyai fungsi yang penting bagi
bangunan dan interior didalamnya.
b. Pada bagian yang ditunjuk dengan warna kuning merupaka sebuah () yang menggunakan
bahan kaca dengan bentuk yang melingkar tersebut tidak mempunyai fungsi yang
penting pada bangunan, hanya digunakan sebagai dekorasi.
c. Pada bagian yang ditunjuk panah warna hijau adalah sebuah penambahan bentuk
geometris berupa lingkaran yang hanya digunakan sebagai peneduh ruang yang ada
dibawahnya. Namun pada bagian pinggir terdapat tambahan elemen-elemen yang
berupa elemen tektonik yang digunakan hanya sebagai estetika saja.
6. Terdapat kolom-kolom besar yang tidak biasa terlihat pada bangunan modern, yang hanya
mempunyai bentuk kotak yang menjulang keatas.
Gambar 04
Gambar diatas merupakan tampak samping bagian kiri the park solo, lifestyle mall.
Analisis :
1. Pada bagian atas bangunan terdapat tiga buah bentuk geometris yang berbentuk lingkaran.
Tiga buah lingkaran ini hanya digunakan untuk dekorasi semata, tidak memiliki fungsi khusus,
dan hanya digunakan sebagai penunjang keselarasan dengan bangunan yang lain saja.
2. Terlihat terdapat kolom-kolom yang membetuk suatu ritme karena diletakkan dengan jarak
tertentu dan mengalami repetisi. Kolom-kolom tersebut menambah estetika pada bangunan
tersebut, yang biasanya tidak kita lihat pada bangunan modern.
3. Jika dilihat, bangunan terasa tidak monoton dan terlihat rumit namun tetap dinamis. Inilah
keindahan yang dihadirkan oleh arsiteknya untuk dinikmati oleh banyak orang.
Gambar 05
Gambar diatas adalah gambar tampak kiri the park solo, lifestyle mall.
Analisis:
Bentuk yang digunakan pada bangunan ini merupakan bentuk kotak/ kubus namun bangunan ini
berbeda dengan bangunan modern karena walaupun hanya menggunakan bentuk kotak, bangunan
ini menggunakan atap yang tidak datar seperti apa yang ada pada bangunan modern. Bangunan ini
mempunyai bentuk atap yang tidak datar namun miring dengan bentuk yang tidak biasa. Pemakaian
atap seperti ini merupakan sebuah cara untuk menampilkan salah satu keindahan sehingga
bangunan lebih estetis. Selain itu penggunaan bentuk geometris namun tetap bisa menampilkan
bentuk yang miring dan rumit merupakan salah satu ciri dari langgam arsitektur postmodern
khususnya pada arsitektur dekonstruksi, yang merupakan anak dari arsitektur postmodern.
Gambar 06
Gambar diatas adalah tampak belakang the park solo, lifestyle mall.
Analisis :
1. Menggunakan bentuk geometris namun bukan geometris murni. Bentuk yang digunakan
pada bagian belakang adalah perpaduan antara kubus dengan sudut lengkung danbentuk
lingkaran yang disatukan sehingga membentuk sebuah komposisi.
2. Terdapat dekorasi/ ornamen pada sisi dinding yaitu dekorasi denga adanya bentuk geometris
pada dinding yang memotong warna hijau sehingga elemen-elemn yang ada didalamnya
terekspose. Penggunaan dekorasi dengan bentuk geometris yang tidak fungsional
merupakan salah satu ciri dari bangunan postmodern.
3. Penggunaan warna hijau yang menor yaitu perpaduan warna biru dan kuning pada dinding
bangunan juga merupakan ciri dari bangunan postmodern, warna yang digunakan
merupakan sebuah aksen dalam sebuah komposisi, pattern tidak berperan didalamnya.
4. Geometri yang digunakan juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah
geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas tentang ciri-ciri yang terdapat pada bangunan The Park maka dapat
disimpulkan bahwa The Park Solo, Lifestyle Mall merupakan bangunan yang menganut langgam
Arsitektur Postmodern. Lebih khususnya menganut langgam arsitektur postmodern
deskonstruksi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D
bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
2. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
3. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang
berperan.
Daftar Pustaka :
http://leoniassetica.blogspot.com/2010/01/arsitektur-post-modern.html
http://lrio.files.wordpress.com/2010/05/hand-out2.docx
http://jhabreaq.files.wordpress.com/2010/01/architecture.pdf
http://serbasejarah.files.wordpress.com/2010/01/postmodern.doc
Garratt, Chris dan Appignanesi, Richard. 1997. Mengenal Postmodernisme. For Beginners. Mizan
http://www.anneahira.com/arsitektur-postmodern.htm
http://astudioarchitect.com/2009/11/arsitektur-post-modern-wawancara-dengan.html