penerapan konsep post modern pada perancangan la casa

9
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.3 | Vol. IV ISSN: Agustus 2019 Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur 1 Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa Apartment Bandung Nurman Fadhillah Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Bandung merupakan kota yang cukup padat penduduknya, baik itu penduduk dari luar kota maupun dari dalam kota itu sendiri. Pola kehidupan sosial dan ekonomi pada sebagian besar masyarakat terutama di kota-kota besar, lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari diluar tempat tinggalnya, seperti berinteraksi dengan masyarakat lainnya ataupun aktivitas lainnya. Hunian apartemen memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi penduduk dari luar kota. Dengan meningkatnya jumlah penduduk baik dari dalam kota maupun luar kota, maka akan mempengaruhi kenaikan kebutuhan akan tempat tinggal. Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti sekarang. Selain itu hunian apartemen dapat menghemat lahan untuk proses pembangunannya, tetapi dengan catatan merencanakan hunian apartemen untuk memenuhi kebutuhan pasar akan hunian sewa yang aman, nyaman dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam pemikiran ini, penerapan gaya Arsitektur Post Modern merupakan langgam arsitektur yang berkembang setelah arsitektur modern. Arsitektur postmodern atau dikenal dengan arsitektur pasca modern berkembang setelah terjadi kejenuhan terhadap gaya arsitektur modern yang dianggap terlalu monoton dan terlalu kaku. Perkembangan arsitektur postmodern juga dikarenakan adanya kerinduan terhadap gaya arsitektur lama yang juga memperhatikan bentuk daripada hanya sekedar fungsi. Kata kunci: Hunian, apartemen, arsitektur, arsitektur pos tmodern ABSTRACT Bandung is a city that is quite densely populated, both residents from outside the city and from within the city itself. The pattern of social and economic life in most people, especially in big cities, spends more time doing daily activities outside their homes, such as interacting with other communities or other activities. Apartment occupancy plays a very important role in people's lives, especially for residents from out of town. With the increasing number of residents both from the city and outside the city, it will affect the increase in need for shelter. The apartment is considered a practical occupancy for living in modern times like now. In addition, apartment dwellings can save land for the construction process, but with a note to plan apartment dwellings to meet the market needs for rental housing that is safe, comfortable and affordable by the community. In this sense, the application of style Post Modern Architecture is an architectural style that developed after modern architecture. Postmodern architecture, known as postmodern architecture, developed after the saturation of modern architectural styles that were considered too monotonous and too rigid. The development of postmodern architecture is also due to a yearning for old architectural styles that also pay attention to form rather than merely functions. Keywords: Occupancy, apartment, architecture, post modern architecture

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.3 | Vol. IV

ISSN: Agustus 2019

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1

Penerapan Konsep Post Modern pada

Perancangan La Casa Apartment Bandung

Nurman Fadhillah

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Bandung merupakan kota yang cukup padat penduduknya, baik itu penduduk dari luar kota maupun dari dalam

kota itu sendiri. Pola kehidupan sosial dan ekonomi pada sebagian besar masyarakat terutama di kota-kota besar,

lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari diluar tempat tinggalnya, seperti

berinteraksi dengan masyarakat lainnya ataupun aktivitas lainnya. Hunian apartemen memegang peranan yang

sangat penting dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi penduduk dari luar kota. Dengan meningkatnya

jumlah penduduk baik dari dalam kota maupun luar kota, maka akan mempengaruhi kenaikan kebutuhan akan

tempat tinggal. Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti sekarang. Selain itu

hunian apartemen dapat menghemat lahan untuk proses pembangunannya, tetapi dengan catatan merencanakan

hunian apartemen untuk memenuhi kebutuhan pasar akan hunian sewa yang aman, nyaman dan terjangkau oleh

masyarakat. Dalam pemikiran ini, penerapan gaya Arsitektur Post Modern merupakan langgam arsitektur yang

berkembang setelah arsitektur modern. Arsitektur postmodern atau dikenal dengan arsitektur pasca modern

berkembang setelah terjadi kejenuhan terhadap gaya arsitektur modern yang dianggap terlalu monoton dan

terlalu kaku. Perkembangan arsitektur postmodern juga dikarenakan adanya kerinduan terhadap gaya arsitektur

lama yang juga memperhatikan bentuk daripada hanya sekedar fungsi.

Kata kunci: Hunian, apartemen, arsitektur, arsitektur pos tmodern

ABSTRACT

Bandung is a city that is quite densely populated, both residents from outside the city and from within the city

itself. The pattern of social and economic life in most people, especially in big cities, spends more time doing daily

activities outside their homes, such as interacting with other communities or other activities. Apartment occupancy

plays a very important role in people's lives, especially for residents from out of town. With the increasing number

of residents both from the city and outside the city, it will affect the increase in need for shelter. The apartment is

considered a practical occupancy for living in modern times like now. In addition, apartment dwellings can save

land for the construction process, but with a note to plan apartment dwellings to meet the market needs for rental

housing that is safe, comfortable and affordable by the community. In this sense, the application of style Post

Modern Architecture is an architectural style that developed after modern architecture. Postmodern architecture,

known as postmodern architecture, developed after the saturation of modern architectural styles that were

considered too monotonous and too rigid. The development of postmodern architecture is also due to a yearning

for old architectural styles that also pay attention to form rather than merely functions.

Keywords: Occupancy, apartment, architecture, post modern architecture

Page 2: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Nurman Fadhillah

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Bandung merupakan daerah yang kini sedang memulai program-program pemerintahannya

untuk menjadikan Kabupaten Bandung lebih maju dengan membuat berbagai macam sarana dan

prasarana terutama sarana pendidikan. Selain sarana dan prasarana, Kabupaten Bandung memiliki

potensi agraris yakni banyak nya lahan yang dijadikan sebagai area pesawahan. Oleh karena itu demi

memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin lama semakin meningkat dengan tanpa

mengeksploitasi banyak lahan, maka jenis hunian vertikal cukup efektif sebagai solusi sarana hunian

bagi masyarakat khususnya kalangan mahasiswa sebagai sasaran utama dibuatnya hunian vertikal.

Kehadiran jenis hunian vertikal menjadi sebuah solusi untuk permasalahan keterbatasan lahan yang

tersedia.

Pertumbuhan penduduk inilah yang akan menuntut pembangunan di kota tersebut untuk memenuhi

kebutuhan papan penghuninya. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus ditambah lagi dengan

pendatang yang ingin merubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan di kota semakin terbatas

untuk dijadikan sebuah tempat tinggal. Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman

modern seperti sekarang, lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas.

Selain itu apartemen menghemat lahan untuk pembuatan hunian, tetapi dengan catatan apartemen yang

ramah lingkungan.[1]

Perancangan apartemen ini akan menerapkan gaya Arsitektur Post Modern. Timbulnya era baru ini

dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara Romantic dan Modernist, yang pertama menunjukan

keragaman budaya sedangkan yang kedua mem[erlihatkan kesamaan budaya yang universal.[2] Adapun

ciri‑ciri umum dari Arsitektur Post Modern yaitu mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat

lokal atau popular, membangkitkan kembali kenangan kembali historic, berkonteks urban, menerapkan

kembali teknik ornamentasi, bersifat representasional, berwujud metaforik (dapat berarti dari bentuk

lain), dihasilkan dari partisIpasi, mencerminkan aspirasi umum, bersifat plural, bersifat ekletik.[3]

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Metode Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan dilakukan dengan cara mengikuti tema yang direncanakan, adapun tahapan

untuk pendekatan perancangan antara lain :

1. Pendahuluan

Pada tahap ini sebagai awalan, ditentukanya tema, survey, studi banding, hingga pengumpulan

data yang dibutuhkan unuk merancang

2. Planning Programming

Tahap ini adalah proses analisis mengenai hal yang didapat dari tahap pendahuluan sehingga

adanya besaran ruang, bentuk massa, dan penerapan tema

3. Skematik

Hasil tahap Planning Programing akan diselaraskan dengan tema awal perancangan sehingga

menghasilkan pra rencana desain

4. Gambar Kerja

Pengembangan dari hasil tahap pra rencana desain menjadi gambar yang sudah terukur

2.2 Identifikasi Lokasi

Nama Proyek : La Casa Apartment

Sifat Proyek : Fiktif

Pemilik : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Page 3: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Penerapan Konsep Post Modern Pada Perancangan La Casa Apartment Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3

Lokasi : Jl. Sindangsari, Cileunyi – Kabupaten Bandung – Jawa Barat

KDB : 55%

55% x 9.500 = 5.225 m2

KLB : 3 x 9.500 = 28.500 m2

KDH (minimum) : 35% x 5.225 = 1.829 m2

GSB : 15 m dari jalan utama (Jl. SIndangsari)

Seperti pada Gambar 1. Lokasi tapak berada di daerah Cileunyi, Kabupaten Bandung, memiliki potensi

hidrologi berupa sumber daya air yang cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan.

Air permukaan terdiri dari 4 danau alam, 3 danau buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak sungai.

Pemanfaatan sumber air permukaan pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, dan

sosial lainnya. Pemanfaatan air tanah dalam (kedalaman 60-200 m) dipergunakan untuk keperluan

industri, non industri, dan sebagian kecil untuk rumah tangga. Dengan potensi tersebut, kebutuhan air

hunian apartemen pun akan terpenuhi. Iklim tropis menjadi potensi dan kendala dalam proses

perancangan pada lokasi site ini karena berkaitan dengan bagaimana respon rancangan pada iklim

setempat serta kondisi topografi yang relatif berundak menurun dan basah karena lahan persawahan

menjadi kendala karena harus mengatur bangunan dengan memikirkan galian dan urugan, serta berbagai

macam alternatif pondasi sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat memanfaatkan setiap sudut dari

tapak.

2.3 Elaborasi Tema

Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya) yang

berada pada satu lantai bangunan bertingkat dan dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas. Dengan

penerapan Arsitektur Post Modern atau dikenal dengan arsitektur pasca modern berkembang setelah

terjadi kejenuhan terhadap gaya arsitektur modern yang dianggap terlalu monoton dan terlalu kaku.

Permasalahannya adalah bagaimana merancang bangunan apartemen middle rise yang dapat menunjang

segala kegiatan pengguna bangunan dan sebagai solusi kebutuhan hunian ditambah lagi dengan

memadukan antara tema bangunan (Arsitektur Post Modern) dengan fungsi bangunannya yaitu

apartemen. Tempat tinggal / hunian berupa beberapa kamar dalam satu gedung bertingkat (vertikal),

yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah yang dilengkapi dengan bagian bersama, tanah

bersama, dan benda bersama. Perkembangan Arsitektur Post Modern juga dikarenakan adanya

kerinduan terhadap gaya arsitektur lama yang juga memperhatikan bentuk daripada hanya sekedar

fungsi. Disini dibutuhkannya bangunan apartemen middle rise yang memiliki fasilitas-fasilitas untuk

menunjang kebutuhan penghuni / pengguna bangunan, selain itu desain bangunan yang unik dan dapat

menarik perhatian pengunjung / penghuni bangunan. Dengan desain bangunan yang mengikuti jaman

yang lebih baru sehingga dapat menjadi daya tarik calon penghuni / pengguna bangunan, baik pada

desain fasad ataupun interionya.

Gambar 1. Lokasi Tapak

Page 4: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Nurman Fadhillah

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

3.HASIL RANCANGAN

3.1 Zonasi Dalam Tapak

Terlihat pada Bagian Barat tapak merupakan pintu masuk dan keluar, dan juga terdapat sebuah plaza

yang berfungsi untuk pejalan kaki masuk menuju kedalam tapak/bangunan. Pada Bagian Utara

merupakan jalur servis dan area loading dock. Pada Bagian Timur merupakan area fasilitas-faslitas

penunjang dari apartemen. Pada Bagian Selatan merupakan bangunan penunjang dari sport center.

Dapat dilihat pada Gambar 2.

3.2 Sirkulasi Dalam Tapak

Didalam tapak terdapat 2 sirkulasi, yang pertama sirkulasi untuk penghuni/pengunjung dan yang kedua

sirkulasi untuk servis dan loading dock. Sirkulasi penghuni/pengunjung berada dibagian depan

bangunan yang diakses langsung dari jalan utama Sindangsari menuju area drop off, kemudian diarahkan

ke area parkir yang berada di basement lantai 1 dan 2. Kemudian untuk sirkulasi servis juga diakses

langsung dari jalan utama Sindangsari menuju area loading dock pada bagian Utara Tapak. Dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 2. Zonasi Dalam Tapak

Gambar 3. Sirkulasi Dalam Tapak

Page 5: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Penerapan Konsep Post Modern Pada Perancangan La Casa Apartment Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5

3.3 Zonasi Dalam Bangunan

Zonning dalam bangunan terdiri dari 3 zona, yaitu zona publik, privat, dan servis. Pada lantai 1 bangunan

bagian kiri adalah zona publik karena fungsi bangunannya merupakan area Retail dimana terdapat

coffeeshop, minimarket, dan beberapa tenant. Pada bagian tengah bangunan adalah zona servis karena

loading dock berada dibagian tengah bangunan. Sedangkan pada bagian kanan bangunan adalah zona

privat karena fungsinya merupakan unit dan fasilitas difabel. Dapat dilihat pada Gambar 4.

Pada lantai 2 bangunan bagian bawah adalah zona publik karena fungsinya merupakan area foodcourt,

mushola, dan beberapa tenant. Pada bagian atas dan samping kanan bangunan adalah zona privat karena

fungsinya merupakan kantor pengelola dan area fitness yang dikhususkan untuk penghuni saja. Dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 1

Gambar 5. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 2

Page 6: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Nurman Fadhillah

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

Pada lantai 3 bangunan keseluruhannya adalah zona privat karena fungsinya merupakan unit-unit

apartemen dan fasilitas untuk penghuni berupa roofgarden. Dapat dilihat pada Gambar 6.

3.4 Fasad Bangunan

Tampak bangunan utama menghadap kearah utara dan selatan. Hal ini dikarenakan hasil dari analisa

tapak dimana bagian bangunan yang terkena sinar matahari langsung berada dibagian timur dan barat

sehingga bukaan cahaya untuk unit-unit apartemen yang paling banyak terdapat dibagian utara dan

selatan. Pada bagian fasad bangunan, struktur bangunan seperti core, kolom, dan balok

diperlihatkan/ditonjolkan. Penambahan sirip-sirip pada bagian jendela juga merupakan salah satu cara

untuk memperkuat kesan Arsitketur Post Modern dimana ketegasan dalam elemen garis horizontal dan

vertikal sangat ditekankan. Selain itu sirip-sirip pada jendela juga untuk mempertegas bahwa fungsi

bangunan tersebut adalah bangunan hunian apartemen. Dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 3

Gambar 7. Fasad Bangunan

Page 7: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Penerapan Konsep Post Modern Pada Perancangan La Casa Apartment Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7

3.5 Interior Bangunan

Tipe unit pada bangunan hunian apartemen ini dibagi menjadi 3, yaitu tipe studio, tipe 1 kamar tidur,

dan tipe 2 kamar tidur. Hal ini berdasarkan hasil dari analisa terhadap kompetitor yang berada di sekitar

tapak. Untuk ukuran luasan dari tiap masing-masing unit adalah 24 m² untuk tipe studio, 36 m² untuk

tipe 1 kamar tidur, dan 48 m² untuk tipe 2 kamar tidur. Dapat dilihat pada Gambar 8.

3.6 Eksterior Bangunan

Pada bagian main entrance, terdapat sebuah kanopi yang lebar dengan tujuan untuk menggabungkan 2

massa bangunan. Yaitu bangunan apartemen dengan bangunan sport center. Kanopi tersebut sekaligus

memberikan dua arah orientasi kepada pengunjung yang datang. Struktur dan penutup atap yang

digunakan pada kanopi tersebut adalah rangka baja WF dan penutup atap akrilik. Dapat dilihat pada

Gambar 9.

Diantara bangunan apartemen dan bangunan sport center terdapat sebuah selasar dengan beberapa

pohon ditengahnya. Selasar ini dapat berfungsi sebagai akses kedua untuk menuju ke side entrance

bangunan. Dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 8. Interior Unit Apartemen

Gambar 9. Main Entrance

Page 8: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Nurman Fadhillah

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

Pada area belakang terdapat beberapa fasilitas penunjang apartemen yang hanya bisa digunakan oleh

penghuninya saja, yaitu swimming pool, jogging track, dan playground untuk anak-anak. Dapat dilihat

pada Gambar 11.

3.7 Rancangan Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan apartemen ini menggunakan sistem struktur rangka

(framesystem). Penyaluran beban pada sistem ini terdistribusi dari atap yang kemudian disalurkan pada

komponen struktur yang berbentuk batang vertikal (kolom) dan batang horizontal (balok). Dapat dilihat

Berikut adalah struktur yang digunakan dalam desain bangunan apartemen, antara lain :

a) Struktur kolom beton berukuran 65 x 65 cm;

b) Balok induk berukuran 50 / 70 cm dan balok anak berukuran 35 / 50 cm;

c) Plat lantai beton dengan ketebalan 12 cm;

d) pondasi yang digunakan adalah pondasi borpile;

e) Struktur atap bentang lebar yang digunakan yaitu baja WF

4. SIMPULAN

La Casa Apartment yang berlokasi di Jalan Sindangsari ini mengangkat tema Arsitektur Post Modern

yang diterapkan kedalam desain lewat prinsip-prinsinya. Produk-produk Arsitektur Post Modern sangat

mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal, membangkitkan kembali kenangan historik,

berkonteks urban, dan mengedepankan penggunaan material sebagai teknik ornamentasi pada bagian

fasad bangunan. Penggunaan material seperti batu bata ekspos yang ditempel pada bagian eksterior

bangunan dinilai berhasil karena dapat memberikan kesan historik lewat teknik ornamentasinya yang

dimana sangat bertentangan dengan arsitektur jaman sekarang yaitu modern. Selain itu juga desain fasad

Gambar 10. Selasar dan Side Entrance

Gambar 11. Swimming Pool, Jogging Track, dan Playground

Page 9: Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa

Penerapan Konsep Post Modern Pada Perancangan La Casa Apartment Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 9

bangunan yang memperlihatkan kolom dan balok ekspos sebagai media komunikasi yang

memperlihatkan permainan elemen garis vertikal dan horizontal, perancangan bangunan dengan

menciptakan sebuah plaza pedestrian pada bagian depan dan juga taman kecil berupa selasar untuk

mengarahkan pengguna bangunan menuju side entrance juga merupakan aplikasi dari ciri Arsitektur

Post Modern yaitu bangunan yang berkonteks urban.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir ini khususnya kepada

pembimbing yang telah membantu penulis dalam proses perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marlina Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta : Andi

[2] Stern, Robert. 1980. The Doubles of Post-Modern, dalam buku Beyond The Modern Movement.

MIT Press. Cambridge.

[3] Sukada, Budi. 1988. Analisis Komposisi Formal Arsitektur Post-Modern. Seminar FTUI-Depok.

Jakarta.