desain interior musik plus record ... - digilib.its.ac.id · modern secara simbolik aplikasi konsep...
TRANSCRIPT
DESAIN INTERIOR MUSIK PLUS RECORD STORE DENGAN GAYA POSTMODERN
MUHAMMAD FIRMAN
Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 6060111. Telp/ Fax (031)5931147
ABSTRAKSI
Kebutuhan manusia mengenai hiburan untuk menyeimbangkan
jiwanya menjadi sebuah kebutuhan yang penting setelah individu manusia
tersebut mengalami banyak rutinitas hidup. Hiburan yang dimaksud adalah
musik, dan untuk menikmatinya butuh mendengarkannya dari berbagai
sumber seperti CD, DVD atau mp3.
Musik pun berkembang dari sekedar hiburan menjadi sebuah
kegemaran atau hobi, yang akhirnya berkembang menjadi komunitas
pengemar musik atau komunitas kolektor. Para kolektor ini pun selalu
mencari rekaman fisik berupa piringan hitam, kaset, CD atau DVD dari musisi
favoritnya, dan tugas dari Toko Rekaman Musik Musik Plus adalah
menyediakan koleksi musik yang para kolektor butuhkan. Para kolektor atau
musisi juga butuh tempat nongkrong atau berkumpul. Selain tempatberkumpul, juga diperlukan tempat atau toko yang menyediakan dan menjual
literatur mengenai musik. Sebagai jawabannya, maka konsep multifungsi,yaitu memadukan toko buku, kafe dan toko rekaman musik dalam satu
lokasi.
Metode perancangan meliputi pengumpulan data yang dilaksanakan
secara langsung maupun tidak langsung. Survey lapangan dan wawancara
langsung kepada pihak yang bersangkutan merupakan cara yang ditempuh
untuk mendapatkan data eksisting, perilaku dan kebiasaan pengguna.
Permintaan dan masukan dari pengguna dan pola sirkulasi. Sedangkan studi
pustaka, majalah, dan internet mengenai toko rekaman musik, kafe dan toko
buku merupakan cara untuk mendapatkan data pembanding, standard
perancangan, perkembangan desain dan referensi tentang obyek.
Penelusuran masalah dilakukan dengan cara melakukan analisa terhadap
toko rekaman musik yang telah berdiri di Jakarta dan membandingkannya
dengan interior beberapa toko musik serupa bukan hanya di Jakarta tetapi
juga di luar negeri.
Hasil yang akan diperoleh adalah Laporan Tugas Akhir interior sebuah toko
rekaman musik yang memiliki banyak fungsi atau sarana seperti kafe, toko
buku dan tempat pertunjukan bergaya Post modern yang dikelola oleh Musik
Plus.
KATA KUNCI
komunitas kolektor, Post modern, multifungsi, toko buku, kafe dan toko
rekaman musik, sirkulasi, tempat berkumpul dan Toko Rekaman Musik Musik
Plus.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kota metropolitan seperti Jakarta membuat tingkat
stress kehidupan warganya tinggi. Fakta ini membuat banyak warga berusaha
mendapatkan hiburan, apapun bentuk dari hiburan itu, baik berupa musik, film
atau membaca buku. Sebuah artikel dari harian Kompas (24/112008)
menampilkan jenis hiburan apa yang paling banyak dinikmati oleh masyarakat
kita, dan hasilnya adalah musik menempati urutan tertinggi yaitu sekitar 43,4
% responden dan diikuti oleh film di tingkatan 32,8 % responden. Pada akhir
dari proses ini akhirnya bermuara didirikanya beberapa toko rekaman musik,
dengan berbagai segmentasi yang disesuaikan dengan sasaran
konsumennya. Berdasarkan buku Time Saver Detail For Store Design And
Planning ( Charles E.Braundy, 1995), toko rekaman musik adalah sebuah
toko yang menjual segala bentuk rekaman musik mulai dari piringan hitam,
kaset dan CD. Dengan penjelasan seperti itu, maka sebuah toko musik
menjadi tempat rujukan bagi orang yang ingin mencari koleksi musik dari
genre atau musisi kesayangannya.
Pada hal toko pilihan konsumen, toko-toko rekaman musik pun
berlomba-lomba membenahi diri dan melengkapi interior mereka agar menarik
perhatian lebih banyak pengunjung dan konsumen baru. Selain itu desain
interior toko yang menarik perhatian konsumen dapat membuat konsumen
betah, untuk berkunjung ke toko dan menjadi konsumen yang loyal.
Munculnya toko-toko rekaman musik dimulai sejak awal decade 1990-
an, atau beberapa tahun setelah pemerintah menertibkan undang-undang
Hak Cipta Karya Seni tahun 1987, akibat laporan pelanggaran hak cipta dari
musisi asal Inggris, Bob Geldoff tahun 1986. Munculnya format rekaman baru
berupa cakram padat (compact disc-CD) tahun 1989, membuka banyak
peluang baru untuk usaha rekaman musik dan salah satu pihak yang
menjawab peluang usaha itu adalah Toko Rekaman Musik Music City.
Sebuah toko rekaman musik yang menjual kaset, CD dan Video impor
berkualitas nomor satu, belakangan Music City (yang telah berganti nama
menjadi Music Plus) menambah koleksinya dengan VCD dan DVD impor.
Perusahaan penjualan rekaman musik dan aksesoris audio video ini didirikan
pada tanggal 16 Mei 1993 di bawah naungan PT.Mulia Sentosa Lestari.Seiring berkembangnya usaha dari Toko Rekaman Musik Music City mulai
menambah cabang di dua mall pada tahun 1996, dan pada 17 Desember
2001, Music City berubah nama menjadi Toko Rekaman Musik Music Plus,
yang berarti : selalu menyajikan kualitas rekaman musik yang berkualitas lebih
dari toko yang lain.
Tujuan
1. Merancang interior Toko Rekaman Musik Music Plus dengan
mengaplikasikan gaya post-modern dalam desainnya
2. Menjadikan Toko Music Plus sebagai toko musik dengan fasilitas
multifungsi pertama di Jakarta.
3. Menampilkan image atau citra baru dari Toko Music Plus yang
sekedar toko penjual rekaman musik biasa seperti CD dan kaset
menjadi sebuah fasilitas retail multifungsi, sebagai bentuk promo
baru dari Toko Music Plus.
Masalah
Luasan retail yang yang kurang di masing – masing cabang untuk
mengakomodasi kebutuhan multifungsi dari konsep baru Music Plus.
Kurangnya lahan membuat konsep multifungsi Toko Music Plus tidak
dapat diterapkan.
Penataan koleksi yang kurang maksimal, terlalu acak dan bertumpukan
sehingga menyulitkan pengunjung saat melihat-lihat atau memilih-milih
koleksi yang ditata di rak display.
Sirkulasi atau zoning area pada retail lama kurang begitu diperhatikan,
apalagi ditambah desain furnitur yang kurang maksimal dalam menata
koleksi, membuat sirkulasi karyawan dan pengunjung sering
bersinggungan satu sama lain sehingga keadaan di dalam toko terasa
kurang nyaman.
Metode Pendekatan1. Kebutuhan Bangunan Fisik untuk Music Plus Record Store
Bangunan Pokok Toko Music Plus meliputi ruang-ruang:
Area Koleksi
Ruang penjualan aksesoris audio video
Area untuk Kafe, yang membutuhkan :
- Sub area makan dan minum
- Sub area servis
Kantor administrasi dan ruang rapat
Area untuk Toko Buku
Storage
Bangunan Penunjang Museum meliputi ruang-ruang:
Keamanan/pos jaga
Penitipan barang
Lobby ruang istirahat (lounge)
Toilet
Musholla
Tempat parkir, pertamanan dan pagar pembatas area toko
2. Kajian Toko Musik
Menurut Rolling Stone edisi Juli 2007
Toko Rekaman Musik adalah suatu ruang usaha musik yang diperuntukkan
untuk kepentingan umum atau segala aktivitas yang berhubungan dengan
penjualan barang – barang yang berhubungan dengan musik.
Bravacasa Vol.10 Agustus 2008
Toko Retail Musik adalah kebutuhan suatu ruang yang dirancang berdasarkan
tema secara tersegmentasi dimana di dalamnya meliputi adanya
aktivitas/interaksi antar konsumen dengan pelayanan untuk.
SKALA + Edisi 04
Toko Retail adalah sebuah ruang untuk usaha dalam skala dan kebutuhan
ruang yang cukup besar yang berfungsi untuk melayani customer.
3. Profil EksistingPT.Mulia Sentosa Lestari adalah sebuah badan usaha yang bergerak di
usaha dagang khususnya di bidang toko rekaman musik dengan nama Music
Plus. PT.Mulia Sentosa Lestari berdiri pada 4 Maret 1992, tetapi baru
membuka usaha Toko Music Plus pada tanggal 4 Maret 1993, tepat setahun
sesudahnya. Nama Music Plus di ambil dari tujuan PT.Mulia Sentosa Lestari
yang ingin membuat sebuah tempat yang menyediakan segala macam jenis
musik. Saat pertama kali didirikan di tahun 1993, Music Plus menempati
sebuah area retail kecil di lantai dasar Plaza Sarinah Jalan Raya Thamrin di
Jakarta Pusat. Koleksi yang di miliki oleh Music Plus saat itu hanya sebatas
kaset dan CD, bandingkan dengan kondisi Music Plus sekarang yang koleksi
nya mencakup kaset, CD, DVD dan merchandise music lain seperti kaos band
dan buku.
Sejarah berdirinya perusahaan ini berasal dari kebutuhan masyarakat
Jakarta akan tempat yang dapat menjual koleksi musik yang berkualitas baik
secara teknis, maupun segmentasi musiknya juga menengah ke atas. Atas
dasar ini pula Music Plus didirikan, dengan tempat pertama di Plaza Sarinah
Thamrin. Music Plus memiliki tujuan menjual rekaman musik berkualitas
sekaligus mengedukasi atau mendidik masyarakat mengenai ilmu musik.
Dengan slogan “Step ahead in music…..Always” dan “The Right Place For
Music Lovers”, maka Music Plus di harap dapat menjadi yang terdepan dalam
usaha music recording. Maka dibantu dengan jumlah pekerja 120 karyawan
dan produk yang inovatif maka misi untuk mendapatkan kepuasan konsumen
dapat tercapai dan terus berusaha terbuka terhadap kritikan maupun saran
dari pengunjung Music Plus Record Store.
3. Skema Pemecahan Masalah
ISSUES GOALS
PERFORMANCEREQUIERMENTS CRITERIA
Desain yang
kurang tertata
dengan baik,
sehingga
sirkulasi
konsumen
dan pegawai
terganggu
Image
membosankan
pada Music
Plus
Storage
kurang
berfungsi
optimal
Menjadikan Music
Plus sebagai
sebagai tempat
yang menarik
dantidak sesak
untuk dikunjungi
Mempertajam
konsep Post
Modern
Mewujudkandesain
interior sesuai
standar fungsi dan
Cara penyajian yang
atraktif dan informatif
Dapat leluasa
dinikmati dengan
metode Intellectual
Stimulation,Live
Demonstration,Panel
Tehcniques, Modul
Tehcniques, &
Object Base
Tehcniques
Melengkapi fasilitas
Music Plus dengan
bentukan dan warna
bergaya Post
Modern
Kelembaban ruang
45%-60%, benda
terhindar dari sinar
matahari langsung,
Menggunakan perangkat
furniture yang memberi
ruang gerak lebih,
dengan desain yang
lebih sesuai dengan
ergonomic manusia.
Selain itu storage tidak
perlu menyimpan semua
barang yang dijual Music
Plus
Penambahan fasilitas
Kafe, Toko Buku dan
Area Pertunjukan
Menggunakan material
dan sistem penghawaan
yang dapat
mempertahankan suhu
sehingga
barang koleksi
menumpuk
Menempatkan
Music Plus
sebagai
center point
bagi
komunitas
musik yang
sangat kurang
di Jakata
kebutuhan sebuah
toko musik
Mewujudkan
desain interior
yang berkonsep
Multi fungsi selain
sebuah retail
musik.
pencahayaan tidak
boleh datang kurang
dari 45 ,terhindar
dari kontak fisik
berlebihan dengan
pengunjung
Interior Music Plus
harus dapat
menyajikan nilai
budaya dan
pengenalan musik
terkait dengan
koleksi dan desain
ruangan dengan
cara yang menarik
,baik melalui
suasana ruang
maupun melalui
perpaduan teknologi
dan desain Post
modern
dan kelembaban,
material display harus
melindungi dari sinar
matahari namun tetap
transparan,pencahayaan
tidak menyilaukan dan
desain display harus
menghindarkan benda
dari kontak fisik dengan
pengunjung agar tidak
rusak
Menciptakan suasana
ruang yang dapat
mewakili identitas Music
Plus dan gaya Post-
Modern secara simbolik
APLIKASI KONSEPKonsep dasar dari desain Music Plus Record Store adalah Konsep
Musik bergaya Post Modern sehingga untuk mengaplikasikan serta
menampilkan simbol musik dari segmentasi Music Plus dengan tampilan
gaya Post Modern.
Pemilihan obyek desain dasarkan atas proses kebudayaan popular
dimana musik dan fashion selalu bersamaan dalam perjalananya dan juga
sangat berkaitan.
Material-material yang dipakai pada desain ini sebagian adalah produk-
produk yang bentuk dan style nya sama dengan fashion per era Selain itu,
material yang dipakai adalah material yang gampang di bentuk sebuah benda
Beberapa contoh adalah gipsum, dsb.
Gambar I.1 Aplikasi Post Modern Pada desainMusik Plus
Gambar I.2 Aplikasi Material dan bentukan PostModern Pada desain Musik Plus
Target PasarSegmentasi yang diambil oleh Music Plus sangat disesuaikan dengan produk
yang dijual oleh toko ini, yaitu produk-produk CD dan DVD orisinil. Dengan
dasar ini maka segmentasi pasar yang diambil oleh Music Plus adalah kelas
A+ dan B+ dengan rentang usia konsumen antara 18 hingga 65 tahun.
Gambar I.3 Ruang Lingkup dan segmentasi MusikPlus
GambarI.4 Diagram Proses Perancangan dan Objektif tree
PembahasanVisi dan Misi
Music Plus sebagai satu-satunya retailer berusaha berpartisipasi untuk
mempertahankan industri musik khususnya di Indonesia, agar tetap bertahan
dari franchise luar negeri dan Music Plus ingin menjadi wadah bagi
penggemar musik agar dapat memenuhi kebutuhan mereka akan format fisik
berupa CD, VCD dan DVD yang tetap dipertahankan kelengkapan koleksinya
di outlet-outlet Music Plus.
Kondisi dan Potensi Tapak LingkunganBangunan bekas Toko Buku QB yang berada di jl. Raya Lintas Barat Pondok
Indah no.170 Jakarta Selatan adalah satu bagian kecil yang terletak dalam
satu area perniagaan dan hunian yang sangat strategis mengingat lokasi ini
adalah area modern terencana bersegmentasi menengah ke atas pertama di
Jakarta. Lokasi berada di salah satu kawasan perniagaan, kedutaan, dan
budaya yang strategis dan mudah dicapai.
Konsep Desain
GambarI.5 Lokasi Tapak Perancangan Musik Plus
Desain ruangan MusicPlus kurang menarikpengunjung
Peranan Music Plussebagai pusatpengembangan duniamusik.
Desain storage yang optimal
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Image hanyamengandalkankoleksi
Mempertajam konsepMusik Bergaya Post
Modern
Desain kurangmembantupengunjung danpegawai
Konsep Desain
Tabel I.6 Skema KonsepAnalisa Ergonomi
Data antropometri yang berkaitan dengan jarak pandang dan jangkauan
manusia sangat penting dalam menerapkan desain display pada ruang
storage dan rak, baik untuk CD dan buku. Analisa antropometri digunakan
Musik Bergaya PostModern
POST MODERNMUSIK
Post Modern : Sebuah nama langgamdesain yang berarti segala suasanaatau hal baru yang memiliki keunggulanteknologi seperti gaya modern tapimakna karya nya lebih dalam secarafilosofis dan berasal dari bahan-bahanyang ramah lingkungan. (sumber :Modern Movements inArchitecture,Charles Jencks,1985)
.
Tema “Musik Plus RecordStore Bergaya Post Modern”
Pengertian :Musik adalah salah satu cabang seniyang terkhususkan pada bunyi-bunyian. , musik itu sendiri lahir dariungkapan emosi atau perasaan yangsangat berkaitan dengan pencipta simusik itu sendiri. .(”Teori MusikPraktis”,Boestanoel Arifin Adam).
Definisi :- Participation in hazardous or exciting experiences.- To expose to danger or risk; hazard.
Syn: real trip, scene, speculation, endangerment, experience,happening, hazard, incident, jeopardy.
dalam menentukan ukuran display, bentuk dan juga material. Berikut ini
adalah analisa antropometri :
1. Analisa Sudut Pandang Vertikal
gambar I.6 Analisa Ergonomi sudut pandang Pria (kanan)dan Wanita
2. Analisa Sudut Pandang Pengunjung Pada Area Terpilih
gambar I.7 Studi Ergonomi sirkulasi manusiadiantara display dan storage CD
Analisa WarnaSesuai dengan tujuan konsep Music Plus Record Store dengan tema
Post modern, maka warna harus menunjang tujuan utama dari tema Post
Gambar I.8 Studi Ergonomi Manusia padaToko Buku
Gambar I.9 Lokasi Tapak PerancanganMusik Plus
Modern tersebut, yaitu memunculkan kesan cerah, elegan ( untuk
menonjolkan simbol segmen musik yang dipamerkan ), modern tapi bukan
industrial. Pada intinya setiap tema pada ruang harus ditangkap kesan sesuai
dengan konsep musik bergaya Post Modern yang salah satunya dapat dicapai
dengan warna. Berikut ini merupakan kriteria desain yang dapat dicapai
melalui pemilihan warna pada interior.
PembandingUntuk mendapatkan hasil desain yang maksimal untuk Toko Rekaman
Musik Music Plus, maka diperlukan beberapa referensi toko rekaman musik
dan toko buku lain dengan nuansa dan suasana yang khas sebagai bahan
referensi dan studi pembanding, terutama pada desain furniturnya, yang
menjadi tujuan utama pada riset ini.
1. MP Book Pointa. Nama Lokasi : MP BookPoint
b. Lokasi : Jl Puri Mutiara Raya no 72 Jakarta
Selatan
Modern tersebut, yaitu memunculkan kesan cerah, elegan ( untuk
menonjolkan simbol segmen musik yang dipamerkan ), modern tapi bukan
industrial. Pada intinya setiap tema pada ruang harus ditangkap kesan sesuai
dengan konsep musik bergaya Post Modern yang salah satunya dapat dicapai
dengan warna. Berikut ini merupakan kriteria desain yang dapat dicapai
melalui pemilihan warna pada interior.
PembandingUntuk mendapatkan hasil desain yang maksimal untuk Toko Rekaman
Musik Music Plus, maka diperlukan beberapa referensi toko rekaman musik
dan toko buku lain dengan nuansa dan suasana yang khas sebagai bahan
referensi dan studi pembanding, terutama pada desain furniturnya, yang
menjadi tujuan utama pada riset ini.
1. MP Book Pointa. Nama Lokasi : MP BookPoint
b. Lokasi : Jl Puri Mutiara Raya no 72 Jakarta
Selatan
Modern tersebut, yaitu memunculkan kesan cerah, elegan ( untuk
menonjolkan simbol segmen musik yang dipamerkan ), modern tapi bukan
industrial. Pada intinya setiap tema pada ruang harus ditangkap kesan sesuai
dengan konsep musik bergaya Post Modern yang salah satunya dapat dicapai
dengan warna. Berikut ini merupakan kriteria desain yang dapat dicapai
melalui pemilihan warna pada interior.
PembandingUntuk mendapatkan hasil desain yang maksimal untuk Toko Rekaman
Musik Music Plus, maka diperlukan beberapa referensi toko rekaman musik
dan toko buku lain dengan nuansa dan suasana yang khas sebagai bahan
referensi dan studi pembanding, terutama pada desain furniturnya, yang
menjadi tujuan utama pada riset ini.
1. MP Book Pointa. Nama Lokasi : MP BookPoint
b. Lokasi : Jl Puri Mutiara Raya no 72 Jakarta
Selatan
Gambar I.11 Macam-macam tempat dudukpada MP BookPoint
Gambar I.10 Tempat Buku Baru pada AreaBuku Umum, tampak rak dan display buku
dengan finishing megawood
Gambar I.12Rak pada dinding dapat
menghemat tempat pada toko
Gambar I.13Rak dengan finishing cat
ducco
Tampil dengan gaya modernnya, eksteior dan interiornya sungguh jauh
berbeda dengan toko buku pada umumnya. Arsitektur didominasi oleh garis
lurus, yaitu bentuk dan struktur yang sepenuhnya elemental, material batu
diolah dengan jujur, ditata apa adanya dan dibuat dengan teknik yang sangat
baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari segi kegunaan dan fungsi.
2. Mega Disca. Nama lokasi : Mega Disc Record Storeb. Lokasi : Jl Dharmahusada Utara no.120B
SurabayaToko rekaman musik di Surabaya ini memang memiliki pangsa pasar
yang sama dengan Toko Rekaman Musik Music Plus yang menjadi judul
perancangan ini. Toko ini berusaha menampilkan gaya post-modern dengan
menampilkan finishing kayu pada dinding nya. Tampilan pada plafon juga unik
dengan menggunakan tatakan telur. Pelapis pada dinding dan plafon tadi
dimaksudkan juga untuk peredam suara. Toko ini memiliki luas bangunan
yang kurang begitu besar. Terletak di sebuah ruko dengan luasan sekitar 100
m2, penataan koleksinya terasa dipaksakan dan semrawut, sehingga
pengunjung kesulitan memilah-milah CD atau DVD koleksi dari toko ini.
Gambar I.14Area Kafe di Aksara Bookstore
yang juga menjadi tempatpertunjukan musik
Gambar I.15Lantai dari bahan beton cetak
di finish epoxy
3. Aksara Bookstorea. Nama Lokasi : Aksara Bookstoreb. Lokasi : Jl. Kemang Selatan Raya no.154
Jakarta Selatan
Aksara Bookstore bisa disebut sebagai pembanding yang paling
mendekati konsep dari Music Plus, hal ini tampak dari konsep Aksara
Bookstore yang menggabungkan toko buku, kafe dan toko musik, bahkan
menyediakan tempat untuk pertunjukan musik.
Toko dengan gaya desain Urban Post Modern ini menjadi titik tolak ukur
bagi desain interior retail urban pop di Jakarta. Kemunculan industri kreatif di
Jakarta menjadi alasan berdirinya Aksara Bookstore. Keberadaan industri
retail yang sudah ada di Jakarta pada pasca Reformasi 1998 dirasa oleh
banyak kalangan, sebagian besar orang-orang muda kurang bisa menampung
perkembangan trend kultur pop yang menjamur di pertengahan 2000-an
dengan tampilnya industri musik indie/sidestream di saat yang sama.
Aksara menjadi contoh bagi retail urban yang tampil sesudahnya,
bahkan konsepnya pun menginspirasi banyak orang termasuk perancangan
Music Plus yang baru ini. Aksara bahkan merambah dunia rekaman di tahun
2005 dengan mendirikan Aksara Record, sebuah perusahaan rekaman
sekaligus forum musik indie tanah air.
Gambar I.16RUANG AKSESORIS AUDIO VIDEO
Hasil
Bab ini merupakan kesimpulan dari seluruh proses analisa dan studi
desain yang disesuaikan dengan konsep desain dan mengacu pada batasan
desain yang telah ditetapkan diawal.
Konsep desain yang diambil adalah :
Post Modern : Gerakan dalam desain yang dimulai di Amerika Serikat
pada dekade 1960-an dan 1970-an dan akhirnya menyebar ke Eropa di
pertengahan 1970 an.Gerakan ini adalah reaksi para arsitek dan
desainer terhadap gaya Modern di tahun 1940-an yang dianggap kaku
dan membosankan, karena terlalu ekstrem menyingkirkan elemen
estetik. Gerakan Post Modern mengembalikan elemen estetik dalam
taraf yang terbatas, lebih pada pengisi ruang kosong dan pelengkap
ruangan, sehingga sebuah desain ruangan tampak cerah lebh dinamis.(sumber : Learning From Las Vegas: Forgotten Symbolism of
Architectural Form,Robert Venturi,1977 )
Record Store / Toko Rekaman Musik : Suatu jenis retail yang menjual
berbagai jenis rekaman musik seperti piringan hitam, kaset dan CD,
yang seiring perkembangan jaman juga menjual rekaman visual seperti
VCD dan DVD (Modern Shop, David Munn,2002)
Gambar I.17AREA DUDUK PADA KAFE
Gambar I.17TESTER MP3 TOKO MUSIK
Gambar I.17AREA KOLEKSI PADA TOKO BUKU
Kesimpulan dan SaranKesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :Perancangan tugas akhir ini juga memberi hikmah bagi perancang pada
tantangan yang harus dihadapi jika perancang membangun image sebuah
perusahaan retail melalui desain interior dari retail tersebut, apalagi jika
perusahaan retail tersebut kurang memiliki karakter yang dapat ditampilkan
dalam desainnya. Music Plus selaku pihak yang menjadi obyek studi kali ini
sebenarnya memiliki banyak sekali celah-celah yang dapat ditonjolkan delam
desain interior nya, dengan kata lain, masih banyak elemen desain dalam
Music Plus yang perlu di eksplor lebih jauh, hanya karena kondisi waktu saja,
maka bagian-bagian itu tidak tergarap dengan baik.
Saran :Pada proyek ini pula dapat kami simpulkan bahwa perlunya suatu
perencanaan yang matang jika ingin membuat suatu desain retail yang
sanggup membangun image perusahaan agar mendapatkan kesan menarik
dari luar. Toko Music Plus yang menjadi obyek perancangan kali ini sudah
berdiri sejak tahun 1993, tetapi, keputusan untuk membangun image dalam
dengan desain interior nya baru terpikirkan di tahun-tahun belakangan ini,
apalagi sejak munculnya kompetitor dengan tema serupa dengan desain
interior yang lebih menarik sehingga menarik perhatian pengunjung lebih
banyak. Dengan demikian jasa desainer interior sangat menentukan dalam
membangun image sebuah retail, apapun jenisnya, dengan tampilan desain
interiornya.
DAFTAR PUSTAKABUKU DAN NARASUMBERBraundy, Charles E. 1995, Time Saver For Store Design and Planning,
New York : The Prows Publishing.
Graves, Maitland. 2000, The Art Of Color In Design, Philadelphia : Wellstein
Publishings.
Klotz, Heinrich. 1998, History Of Post Modern Architecture, London :
Limeshire Press Ltd.
Manz, Jacob. 2002, Cafes And Restaurants, London : Eagle Press Ltd.
Marial, David L. 1998, Space Visual Design in Dress, Chicago : Limestone
Books.
Mun, David. 1981, Shop, New York : Times Press.
Serrats, Marta. 2004, New Shops And Boutique, New York : Harpers Design
& LOFT Publications.
Stern, Robert A.M. 1996, A Vast Retail Space, New Hampshire : Altmark
Books.
MEDIA CETAK
IDEA seri Tata Cahaya, edisi April 2006
Serial RUMAH, Hidup Nyaman di Rumah Sehat, 12 Agustus 2006
Indonesia Design, Vol 4 No 22, 2007
Griya Asri, Vol 7 juli 2006
Serial Rumah, Edisi Lantai
Jurnal Humaniora Volume XIII, No. 3/2001
Rolling Stone Indonesia Edisi Juni 2007
Bravacasa Vol.10 Agustus 2008
SKALA + Edisi 04
MEDIA ONLINE / INTERNETwww.aksara.com
www.aksara record.com
www.wikipedia.com
www.kompas.co.id - edisi 07 April 2006
http://www.google.com