porensefali
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Porensefali berasal dari bahasa yunani yang artinya pasase, jalur, lubang.
Secara harfiah didefenisikan sebagai timbulnya defek yang menghubungkan ventrikel
otak dan ruang subarachnoid tetapi saat ini, porensefali diartikan sebagai adanya
cairan yang mengisi cavitas otak dan berbentuk lubang pada fetus ataupun neonatus.1
Porensefali ini merupakan tipe gangguan sefalik, dimana keadaan ini merupakan
gangguan yang sangat jarang yang terjadi pada sistem saraf pusat berupa timbul kista
atau kavitas pada hemisfer otak. Kista atau kavitas biasanya menandakan adanya lesi
yang destruktif yang akan mengganggu pertumbuhan.2
Gangguan ini dapat terjadi sebelum atau sesudah kelahiran yang disebabkan
oleh kerusakan akibat stroke atau infeksi sesudah kelahiran (tipe ini merupakan yang
paling sering), tetapi dapat pula disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal
sebelum kelahiran. Manifestasi-manisfetasi klinik porensefali bergantung pada lokasi
dan ukuran lesi. Porensefalik kebanyakan memiliki banyak jenis yang penyebabnya
sebagian besar belum diketahui, termasuk hilangnya perkembangan otak dan
kerusakan jaringan otak. Hemiplegi serebral palsy merupakan gambaran
yang paling umum dijumpai. Retardasi mental dan epilepsi cukup sering dijumpai.2,3
Berdasarkan topografinya yang biasanya berkaitan dengan pembagian wilayah
yang disuplai oleh arteri-arteri serebral, porensefali dianggap terjadi akibat cedera
iskemik, yang terjadi selama pertengahan masa gestasi. Tidak ada pengobatan yang
1
spesifik. Pengobatan simptomatik mencakup terapi fisik, obat-obatan anti epileptik
jika ada epilepsi, dan prosedur-prosedur shunt untuk pengobatan hidrosefali. Kista
porensefalis dapat dideteksi dengan pemeriksaan transluminasi tulang tengkorak pada
bayi.1,2
Diagnosis dapat dikonfirmasi ulang dengan pemeriksaan USG, CT, dan MRI.2
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi
Porensefali adalah suatu kelainan pada sistem saraf pusat keterlibatan kista
atau rongga dalam belahan otak otak. Kista atau rongga biasanya sisa-sisa lesi
destruktif, tapi kadang-kadang hasil dari perkembangan abnormal. Gangguan tersebut
dapat terjadi sebelum atau setelah lahir.2
2.2 Sejarah Porensefali
Heschl mula-mula menjelaskan porensefali 1859 sebagai 'pore' pada otak
akibat kelainan genetik atau cedera pada germ plasm. Walau mungkin disebabkan
cedera lahir atau anoksia, kebanyakan adalah anomali kongenital. Berbagai jenis
dilaporkan setelah Heschl. Umumnya didefinisikan sebagai adanya rongga yang diisi
cairan didalam hemisfer serebral yang berhubungan dengan ventrikel dan/atau ruang
subarakhnoid. Terkadang defek luas jaringan otak dipikirkan sebagai porensefali
mengingat komunikasinya dengan ruang CSS. Adanya defek otak tanpa komunikasi
dengan ruang CSS bisa disebut porensefali tertutup.1,2
Skhizensefali (porensefali sejati) adalah adanya defek sistik bilateral
(sering simetris) atau terkadang unilateral dari hemisfer serebral yang biasanya
berhubungan, baik dengan ventrikel serta dengan ruang subarakhnoid (porensefali
3
simetris ganda). Skhizensefali seperti dijelaskan Yakovlev dan Wadsworth, adalah
karena gangguan perkembangan serebrum (bentuk displastik dari porensefali).2
Tampak sebagai defek berbentuk celah sepanjang jaringan serebral, terutama
pada fisura Sylvian. Dinding dari sista dibatasi jaringan ikat, membran glial,
substansi kelabu, dan jaringan lain, serta 'lapisan pia-ependimal' hampir selalu ada.
Dua jenis skhizensefali terjadi, yang pertama dibedakan oleh celah dengan bibir yang
bersatu dan pembesaran tanduk oksipital ventrikel lateral (kolposefali), dan lainnya
oleh celah dengan bibir terpisah serta hidrosefalus berat. Skhizensefali sering
bersamaan dengan substansi kelabu yang heterotopik, agenesis korpus kalosum,
agenesis septum pelusidum, atrofi badan genikulatum lateral, dan pembesaran korpus
striatum.2,3
2.3 Epidemiologi
Kista porensefalik merupakan kasus yang jarang dan biasanya merupakan
kelainan bawaan.3
2.4 Etiologi
Menurut topografi mereka yang biasanya sesuai dengan wilayah yang
diberikan oleh arteri otak arteri, porencephaly, seperti layaknya schizencephaly dan
polymicrogyria, diperkirakan sebagai akibat dari cedera iskemik yang dapat terjadi
pada pertengahan kehamilan. Sebagian besar kasus adalah sporadis dan berbagai
faktor risiko telah diidentifikasi seperti: toxaemia, persalinan pada ibu, infeksi pada
4
ibu, diabetes pada ibu, janin kembar, konsumsi alcohol dan narkotika pada ibu
hamil.3,4
2.5 Perkembangan Dan Anomali SSP
Patogenesis malformasi SSP belum sepenuhnya diketahui. Perlu untuk mengerti
tahap perkembangan SSP saat dimana anomali mungkin berkembang. Karena tahap
perkembangan SSP memakan waktu panjang, sejak tahap awal pembentukan tabung
neural hingga perinatal, kelainan organogenesis akan menyebabkan malformasi
serebral yang sangat berragam. Kebanyakan anomali morfologis terjadi selama 8
minggu tahap embrionik. Secara umum semakin dini kelainan terjadi, makin berat
malformasinya.5
Perkembangan normal diklasifikasikan kedalam empat tingkat, dan
malformasi mungkin terjadi pada setiap tahap.6
Proses Induktif Primer (Tahap Pertama)2
Perubahan berikut terjadi pada minggu gestasi kedua hingga keenam:
1. Minggu kedua: Mesoderm menginduksi ektoderm sekitarnya membentuk
pelat neural.
2. Minggu ketiga: Mesoderm menginduksi pelat neural untuk membentuk
forebrain, dan entoderm foregut membentuk muka. Tepi lateral pelat neural
membentuk lipatan neural yang bersatu kearah dorsal membentuk tabung
neural. Kegagalan lipatan neural bersatu kearah dorsal berakibat disrafia dan
5
menyebabkan anensefali, ensefalomeningosel dan meningosel, malformasi
Arnold-Chiari dengan rakhiskhisis spinal, serta keadaan lain.
3. Minggu keempat: Gelembung prosensefalik, metensefalik, dan rombensefalik
berkembang dari tabung neural.
4. Minggu kelima: Telensefalon dan diensefalon berkembang dari garis fusi
dorsal dari prosensefalon. Telensefalon meluas kelateral membentuk hemisfer
serebral. Kegagalan mesoderm berinteraksi dengan entoderm dan ektoderm
mencegah ekspansi bilateral telensefalon serta formasi normal diensefalon.
Konsekuensinya terbentuk holoprosensefali dan anomali fasial seperti
siklopia, ethmosefali, sebosefali, bibir bercelah dan langit-langit bercelah.
5. Minggu keenam: Pelat komisural dibentuk sebelah medial dari telensefalon
sebagai bentuk primitif dari korpus kalosum. Gangguan pembentukan pelat
komisural berakibat agenesis korpus kalosum.
2.6 Klasifikasi Porensefali
Tipe yang paling sering dari porensefali adalah porensefali yang didapat
(porensefali palsu) akibat destruksi jaringan otak; kadang-kadang disebut
ensefalomalasia sentral (bentuk ensefaloklastik dari porense fali). Sista porensefali
dari jenis ini umumnya berhubungan dengan ventrikel, dan jarang dengan ruang
subarakhnoid. Penyebab utamanya bisa dilihat ditabel. Ensefalomalasia adalah
tingkat awal porensefali setelah nekrosis dan degenerasi sistik. Giri sentral dan pulau
Reil adalah daerah predileksinya.3,4
6
Porensefali tampak pada ensefalosel fronto-orbital, ensefalosel temporo-
orbital, malformasi Chiari jenis III, dan keadaan serupa mungkin suatu
transformasi sistik dari blown out tanduk frontal ventrikel lateral. Porensefali
bersamaan dengan hidrosefalus dikira sebagai akibat perlunakan jaringan otak
karena iskemia, yang disebabkan gangguan aliran darah serebral akibat peninggian
TIK.5
Tabel 5-1. Patogenesis Porensefali
-------------------------------------------------------
Porensefali kongenital
Defek germ plasm
Kecelakaan vaskuler intrauterina
Porensefali didapat (pseudoporensefali atau
porensefali ensefaloklastik)
Trauma lahir dan trauma lainnya
Pasca inflamasi meningitis, serebritis,
ventrikulitis, dll
Kecelakaan serebrovaskuler: trombosis, embolisme,
spasme berulang, perdarahan intraserebral, dll
Pasca bedah: pungsi ventrikel, drainase ventrikuler,
shunt yang malfungsi
Hidrosefalus dan ensefalosel
7
--------------------------------------------------------
2.7 Manifestasi Klinis
Vault tengkorak ipsilateral biasanya lebih besar dari sisi lainnya, dan
kalvarium sisi yang terkena menebal. Tulang tengkorak sisi terkena mungkin tipis,
karena terletak sepanjang sista porensefalik didalam hemisfer serebral, dan CSS
didalam sista memberikan tenaga pulsatil kejaringan sekitarnya. Porensefali kadang-
kadang menyerupai hematoma subdural.2,3
Porensefali pada bayi mungkin tampil sebagai retardasi psikomotor dengan
berbagai tingkatannya, atau mungkin bersama dengan hemiparesis, bangkitan motor
fokal, atau gejala lainnya. Defisiensi mental berat dan kelainan motor berkisar dari
tetraplegia spastik hingga rigiditas deserebrasi dapat disaksikan pada porensefali
displastik. Gangguan fungsional SSP lebih berat pada kasus yang dengan
hidrosefalus. Setelah masa kanak-kanak awal, defisiensi mental jarang, dan kelainan
perseptual mungkin dijumpai. Porensefali klinis harus diduga bila pasien
memperlihatkan hemiplegia spastik, makrosefali asimetris, transiluminasi tengkorak
unilateral, atau supresi tegangan pada satu sisi pada EEG. Setiap temuan harus
didiferensiasi secara klinik dari diplegia spastik dan kelainan yang bersamaan.
Porensefali sering dijumpai dengan gangguan sensori seperti hemianestesi dan
hemianopia, sebagai tambahan terhadap kelainan motor. Gejala porensefali biasanya
unilateral.4
8
Tabel 5-2. Berbagai Jenis Porensefali yang Dilaporkan4
-------------------------------------------------------
1. Porensefali (Heschl, 1859)
2. Ensefalomalasia (Kundrat, 1882)
3. Porensefali tipikal (Ernst, 1909)
4. Porensefali akibat flebotrombosis dan flebostasis
(Marburg, 1945)
5. Skhizensefali (Yakovlev dan Wadsworth, 1946)
a. Tanpa hidrosefalus
b. Dengan hidrosefalus
6. Porensefali sejati (Gross dan Kaltenback, 1960)
7. Porensefali sehubungan dengan anomali khromosom
(Tripoidi parsial) (Book dan Santesson, 1960)
8. Porensefali sehubungan dengan polimikrogiria
(Dekaban, 1965)
9. Porensefali familial (Warkany, 1971)
-------------------------------------------------------
2.8 Diagnosis
2.8.1 Temuan Radiografik
Defek porensefali tampak sebagai LDR avaskuler pada angiogram serebral.
Angiografi serebral membantu menjelaskan patogenesis porensefali, seperti kasus
9
setelah oklusi arteria serebral media. Angiografi serebral juga membantu dalam
diagnosis diferensial porensefali. Pada hidranensefali, cabang sekunder atau tertier
tak dapat ditampilkan pada area yang luas oleh angiografi serebral, bahkan saat
arteria serebral anterior tampil opak. CT scan pasien dengan porensefali
memperlihatkan satu atau lebih area berdensitas rendah yang berbatas, yang
mempunyai densitas seperti CSS dan berhubungan dengan ventrikel yang berdilatasi
ringan hingga sedang. Lesi tidak diperjelas oleh kontras. Ventrikel lateral
memperlihatkan dilatasi asimetris dengan atau tanpa pergeseran garis tengah, yang
disebabkan oleh gradien tekanan antara hemisfer kiri dan kanan.2,3
Atrofi serebral lokal sekitar sista porensefalik cenderung menyebabkan
pergeseran garis tengah. Sisternografi metrizamida atau ventrikulografi mungkin
diperlukan untuk menentukan hubungan antara sista dengan ventrikel lateral. Kista
porensefalik mungkin berhubungan dengan ruang subdural dan dengan koleksi
cairan subdural. Porensefali mungkin memberikan gambaran pada CT scan serupa
dengan displasia lober, terutama displasia lobus temporal, dan ruptur tanduk oksipital
pada hidrosefalus kongenital berat. CT scan pasien dengan skhizensefali
memperlihatkan rongga besar seperti celah pada jaringan otak yang mengalami
malformasi, sering sekitar fisura silvian, akibat kelainan kongenital sulkasi dan
migrasi. Porensefali harus didiferensiasi dari lesi sistik serebral lainnya pada CT
scan. Karena tidak ada kapsul vaskuler sekitar sista porensefalik, maka tidak akan
diperjelas oleh penyuntikan medium kontras. Tumor sistik dan abses memperlihatkan
penguatan kontras, serta nodulus atau cincin dapat disaksikan. Lipoma dan
10
epidermoid mempunyai nilai penguatan yang lebih rendah dari CSS. Sista tumor
otak seperti astrositoma biasanya memperlihatkan nilai penguatan yang lebih dari
CSS. Sista arakhnoid memiliki daerah predileksi spesifik namun juga menyebabkan
pergeseran sistema ventrikuler oleh efek massanya. Infark lama berhubungan
dengan atrofi hemisfer serebral ipsilateral.4,5
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan utama pada porensefali adalah terapi suportif.
Pertimbangan bedah dilakukan sesuai dengan lokasi dan ukuran dari kista
porensefali.4 Terapi simtomatik lain dipertimbangkan bila terdapat gejala seperti
epilepsi dengan pemberian obat antiepilepsi serta pemasangan shunt bila terdapat
hidrosefalus.5
2.9.1 Pertimbangan Operasi
Pasien yang hanya semata-mata dengan porensefali didapat, bukan
kandidat operasi, kecuali keadaannya bersamaan dengan hidrosefalus. Porensefali
ditindak bedah bila memiliki efek massa atau bila sista porensefali diperkirakan
sebagai fokus bangkitan yang tak bisa dikontrol. Seperti sista arakhnoid, kraniotomi
dan fenestrasi atau eksisi dinding luar dari sista dilakukan pada kebanyakan kasus.
Bila sista tak berhubungan dengan ventrikel lateral, mungkin perlu untuk
menciptakan komunikasi. Kadang-kadang shunting CSS dilakukan untuk
11
mengatasi hidrosefalus. Kebanyakan pasien memperlihatkan berbagai tingkat mental
retardasi dan memerlukan pemberian antikonvulsan jangka panjang.3,5
12
BAB III
KESIMPULAN
Porensefali didefenisikan sebagai timbulnya defek yang menghubungkan
ventrikel otak dan ruang subarachnoid tetapi saat ini, porensefali diartikan sebagai
adanya cairan yang mengisi cavitas otak dan berbentuk lubang pada fetus ataupun
neonatus. Gangguan ini dapat terjadi sebelum atau sesudah kelahiran yang
disebabkan oleh kerusakan akibat stroke atau infeksi sesudah kelahiran (tipe ini
merupakan yang paling sering), tetapi dapat pula disebabkan oleh pertumbuhan yang
abnormal sebelum kelahiran. Manifestasi-manisfetasi klinik porensefali bergantung
pada lokasi dan ukuran lesi. Porensefalik kebanyakan memiliki banyak jenis yang
penyebabnya sebagian besar belum diketahui, termasuk hilangnya perkembangan
otak dan kerusakan jaringan otak. Hemiplegi serebral palsy merupakan gambaran
yang paling umum dijumpai. Retardasi mental dan epilepsi cukup sering dijumpai.
Tidak ada pengobatan yang spesifik. Pengobatan simptomatik mencakup
terapi fisik, obat-obatan anti epileptik jika ada epilepsi, dan prosedur-prosedur shunt
untuk pengobatan hidrosefali. Kista porensefalis dapat dideteksi dengan pemeriksaan
transluminasi tulang tengkorak pada bayi. Diagnosis dapat dikonfirmasi ulang dengan
pemeriksaan USG, CT, dan MRI.
13