pleno1hematoonko
DESCRIPTION
AnemiaTRANSCRIPT
-
PEMICU 1 HEMATOLOGI & ONKOLOGI: ANEMIA
Kelompok 1: Ahmad Yani Anasthasia D.S Ayu Triyanie Elva Kumalasari Fradelino Selanno
Ihsan Hamdani Lily Raudah P.L. Maya Dorothea M. Ade Rahman Nurcholis
-
Pemicu: Seorang perempuan 36 tahun, datang ke poliklinik hematologi RSCM dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang lalu. Pasien menjadi kurang bergairah dan sulit konsentrasi. Kata teman-teman sekantornya ia tampak pucat. Bila berjalan jauh menjadi cepat lelah. Tidak ada sesak. Sakit kepala bila kelelahan. Pasien juga mengeluh bila haid lebih banyak dari sebelumnya sejak 3 bulan terakhir. Akhir-akhir ini pasien juga mengeluh sering rontok rambut dan nyeri-nyeri sendi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 37, 7 0 C. Pada pemeriksaan jantung paru dan abdomen tidak terdapat kelainan. Ekstremitas bawah sedikit edema.
Data Tambahan: Hb 8 g/dL Hematokrit 24% Leukosit 7800
Basofil 1% Eosinofil 0% Neutrofil batang 2% Neutrofil segmen 65% Limfosit 25% Monosit 7%
MCV 76 MCH 82 MCHC 28 Trombosit 400.000
Identifikasi Masalah: Mengapa pasien dalam pemicu mengalami keluhan-keluhan tersebut setelah haid yang lebih banyak sejak 3 bulan terakhir?
Hipotesis: Pasien dalam pemicu mengalami anemia akibat haid yang berlebihan
Pertanyaan Penunjang: 1. Jelaskan proses eritropoiesis & penghancuran eritrosit 2. Jelaskan morfologi sel darah merah & peran besi dalam sel darah merah 3. Jelaskan definisi, etiologi, epidemiologi anemia 4. Jelaskan patogenesis anemia (perdarahan, defisiensi besi, hemoglobinopati,
penyakit kronik, hemolitik, pernisiosa, aplastik)
5. Jelaskan patofisiologi gejala pada pemicu & manifestasi klinisnya
6. Jelaskan pemeriksaan fisik & penunjang, diagnosis anemia
7. Jelaskan tata laksana, pencegahan, edukasi, faktor risiko anemia
8. Jelaskan prognosis & komplikasi anemia
-
Perempuan 36 tahun
Haid berlebih sejak 3 bulan
Lemas sejak 1 minggu
Kurang bergairah Pucat
Sulit konsentrasi Cepat lelah Sakit kepala
Rambut rontok Nyeri sendi
Pemeriksaan Fisik Edema ekstremitas bawah Suhu 37,7 Takipnea
ANEMIA
Definisi Epidemiologi Faktor risiko Patogenesis Patofisiologi Manifestasi klinis Diagnosis banding Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Tata laksana Pencegahan & edukasi Prognosis & komplikasi
Etiologi: Perdarahan Defisiensi besi Hemoglobinopati Penyakit kronik Hemolitik Pernisiosa Malaria Anaplastik
Analisis Masalah
-
DARAH Seluler : eritrosit, trombosit, dan leukosit
Plasma protein, ion inorganik, air (FUNGSI)
Eritropoiesis 1012 SDM/hari
-
ERITROPOIESIS
-
ERITROPOIETIN Produksi Eritropoietin 90% di ginjal dan 10% terutama di hati
o/ sel interstisial mirip fibroblas di sekitar tubulus ginjal Dipicu oleh keadaan hipoksia jaringan ginjal dan juga beberapa lokasi lain
Hipoksia merangasang aktivasi HIF-2 alfa dan beta GATA-1, FOG-1, gen eritroid dan antiapoptosis Perangsangan yang berlebihan akan memicu deformitas komponen tulang
Pematangan eritropoiesis membutuhkan Vit B12 dan asam folat
-
SINTESIS HEMOGLOBIN Hemoglobin A Besi lokasi simpanan Transferrin karakteristik mitokondria
Memiliki sifat pigmentasi
-
DESTRUKSI ERITROSIT Sitoplasma hanya mengandung enzim metabolisme
Umur normal eritrosit 120 hari 2 mekanisme yaitu : deformitas membran dan perubahan struktur protein permukaan
-
ERITROSIT NORMAL Bentuk: bulat bikonkaf, tidak berinti Ukuran: 6,2-8,2 m (rata-rata 6,8-7,5 m) Warna: pinkish red Usia: 120 hari Metabolisme: Embden-Meyerhof dan HMP shunt Mengandung hemoglobin
ERITROSIT ABNORMAL Ukuran: anisositosis
Mikrositik: lebih kecil dari normal Makrositik: lebih besar dari normal
Bentuk: poikilositosis Warna: anisokromia, polikromatofilia
Normochromic: normal Hipochromic: daerah pucat > sepertiga diameter sel
-
ERITROSIT ABNORMAL
-
MEMBRAN ERITROSIT
-
PENYIMPANAN & ABSORBSI BESI
-
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI BESI
-
DEFINISI, EPIDEMIOLOGI Anemia didefinisikan sebagai kadar Hb kurang dari 13 g/dL untuk laki-laki dewasa dan kurang dari 12 g/dL untuk perempuan dewasa tidak hamil
Prevalensi Anemia pada wanita dengan usia reproduktif
-
ETIOLOGI Akut perdarahan, hemolisis, dan eritrosit aplasia /
anemia aplastik
Subakut aplasia eritrosit didapat, gangguan
myelophthisic, hemolisis low-grade, dan etiologi campuran dapat mengakibatkan anemia yang signifikan dan dapat menimbulkan kegawatdaruratan jika tidak dideteksi dengan tepat waktu
Kronik kekurangan gizi, anemia peradangan, atau
anemia dengan etiologi tertentu misalnya HIV
-
FAKTOR RISIKO ANEMIA Risiko anemia akibat defisiensi zat besi terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dan wanita dalam usia reproduktif
Risiko anemia pernisiosa : orang yang rendah faktor intrinsik penderita penyakit autoimun atau pasien pasca-gastrektomi orang yang kurang baik menyerap vitamin B12 celiac disease, chrohns disease orang yang makan makanan kurang ber-vitamin B12
Risiko anemia aplastik meningkat pada pasien yang: mendapatkan radiasi atau kemoterapi untuk kanker dengan dosis tinggi terpajan lingkungan yang toksik seperti pestisida, arsenik, dan benzena mengonsumsi obat-obatan seperti obat artritis rheumatoid dan beberapa antibiotik menderita penyakit infeksi, kelainan autoimun, dan riwayat penyakit keluarga yang dapat merusak sumsum tulang
Risiko anemia hemolitik meningkat pada Penyakit infeksi dan penyakit lain lupus, leukemia limfositik kronis, limfoma non-hodgkin, kanker darah lain, virus Epstein-
Barr, CMV, mycoplasma pneumonia, hepatitis, HIV Konsumsi obat penisilin, asetaminofen, obat antimalaria, levodopa Riwayat keluarga defisiensi G6PD (Afrika, Mediteranean) Wanita hamil dan janinnya (anemia hemolitik aloimun) Pasien pengguna katup jantung buatan dan heart-lung bypass machine selama pembedahan jantung terbuka
-
ETIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI BESI
-
FASE DEFISIENSI BESI
permintaan besi melebihi kemampuan tubuh untuk menyerap besi dari asupan makanan
Kekurangan besi diatasi oleh mobilisasi besi dari penyimpanan RE
cadangan besi (kadar serum ferritin atau besi yang ada pada sumsum tulang) menurun
cadangan besi masih tersedia dan dapat dimobilisasi, kadar serum besi, TIBC, Hb, dan sel darah protoporphyrin masih dalam batas normal
morfologi sel darah normal
keseimbangan besi negatif / Deplesi besi
-
cadangan besi menurun atau tidak ada, konsentrasi serum besi & saturasi transferin rendah tetapi tidak disertai anemia
Ketika cadangan besi menjadi deplesi, serum besi mulai menurun
perlahan, TIBC dan kadar sel protoporphyrin meningkat.
Ketika serum ferritin
-
menurunya atau tidak ada cadangan besi, konsentrasi serum besi rendah, saturasi transferin rendah capai 10% - 15%, & konsentrasi Hb & Ht rendah
anemia defisiensi
besi
-
HEMOGLOBINOPATI: THALASEMIA kelainan genetik darah dimana produksi hemoglobin yang normal tertekan karena defek sintesis satu atau lebih rantai globin (alfa dan beta).
Berdasarkan etiologi: Talasemia talasemia
Pada keadaan normal, sintesis rantai globulin alfa dan beta seimbang 22.
Defek sintesis rantai globulin beta sintesis berlebih dari rantai alfa. (thalassemia 0 4 (rantai alfa berlebih))
Thalasemia Beta
Defek sintesis rantai globulin alfa sintesis berlebih dari rantai beta. (jika talasemia 0 pembentukan rantai yang berlebih (4))
Talasemia Alfa
-
PATOGENESIS THALASSEMIA BETA Terjadi kompensasi peningkatan produksi dan Hb F (22) dan Hb A2 (22) meningkat, tetapi tidak menangani kelebihan rantai alfa
rantai masih banyak beragregasi membentuk badan inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang membran eritrosit berinti kaku terdestruksi
15-30% yang bisa ke sirkulasi eritropoiesis tidak efektif anemia
Hemolisis karena eritrosit di perifer kaku dibersihkan oleh limpa usia eritrosit pendek
Anemia eritropoiesis meningkat ekspansi dan hyperplasia sumsum tulang tulang ceper
EPO meningkat merangsang hati dan limpa juga hepatosplenomegaly
Juga terjadi peumpukan besi
Perbedaannya dengan talasemia beta Karena rantai alfa dimiliki oleh
hemoglobin ketika fetus maupun dewasa thalassemia alfa bermanifestasi pada masa fetus
talasemia Bila kelebihan rantai alfa akan menyebabkan presipitasi pada precursor sel eritrosit, sedangkan talasemia alfa menimbulkan tetramer yang larut (soluble), yakni 4, Hb Barts, dan 4
-
ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIS meliputi inflamasi, infeksi, kerusakan jaringan, serta kondisi (contoh: kanker) yang memicu pengeluaran sitokin proinflamasi
Diagnosis banding dari anemia defisiensi besi karena pengaruh pada distribusi zat besi
Akan terjadi : penurunan kadar besi serum, peningkatan protoporfirin, sumsum tulang hipoproliferasi, saturasi transferrin berkisar 15-20% (normal), dan ferritin serum normal atau pun meningkat
-
PATOGENESIS Peningkatan sitokin pro inflamasi dan peran hepsidin Hepsidin meningkat pada keadaan inflamasi Penyakit kronis primer yang dialami pasien menentukan derajat anemia Misalnya pada pasien kanker memiliki jenis anemia normositik normokromik.
Sedangkan pasien rheumatoid arthritis dan infeksi kronik tuberculosis memiliki jenis anemia mikrositik hipokromik. Pada keduanya terjadi hiperproliferasi sumsum tulang.
-
ANEMIA HEMOLITIK
Destruksi sel darah merah Peningkatan produksi sel darah merah sebagai kompensasi
Retensi produk degradasi Intravaskular VS ekstravaskular
GEJALA
Hemoglobinemia Hemoglobinuria Hemosiderinuria (intravaskular) LDH tinggi Haptoglobin berkurang Peningkatan MCV dan retikulosit
-
ANEMIA HEMOLITIK
-
ANEMIA PERNISIOSA Gastritis atrofik Autoimun Defisiensi vitamin B12
-
ANEMIA APLASTIK
-
GEJALA
Hipoproliferatif Pansitopenia Hiposelular
-
LEMAH, SAKIT KEPALA, PUCAT, DAN KURANG KONSENTRASI
Lemah, sakit kepala, kurang konsentrasi Anemia RBC/Hb kurang oksigenasi kurang fungsi terganggu
Otot pembuatan energi terganggu lemas, tidak bergairah Kepala kekurangan oksigen sakit kepala dan kurang konsentrasi
Pucat Kekurangan RBC/Hb warna merahnya kurang Vasokonstriksi pembuluh darah superficial mengalokasikan darah ke organ yang lebih vital
-
TAKIKARDIA
Tujuan improve oksigenasi
Vasodilatasi mediator kimiawi defisiensi oksigen (Hb turun)
RBC kurang viskositas turun Vasodilatasi + viskositas turun resistensi menurun
Aktivasi simpatik HR + venous retirn meningkat
Preload meningkat afterload menurun stroke volume meningkat Cardiac output meningkat
-
TAKIPNEA
Anemia SaO2 turun bukan PaO2 Kemoreseptor mendeteksi PaO2, PaCO2, H+, bukan SaO2 Takipnea karena anemia mungkin akibat dari metabolik asidosis asam laktat metabolisme anaerobik (def. O2)
Peningkatan pH di dalam tubuh (metabolik asidosis) dikompensasi melalui respirasi frekuensi nafas meningkat
-
GEJALA-GEJALA ANEMIA Gejala umum Lemah Lesu Tinnitus Mata berkunang-kunang Kaki terasa dingin Sesak nafas Dispepsia
Gejala khusus : Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, koilonychia (kuku sendok) Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vit.B 12 Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, hepatomegali Anemia aplastik : perdarahan, tanda-tanda infeksi
-
RAMBUT RONTOK AKIBAT ANEMIA
Bukan gejala khas anemia Pertumbuhan rambut membutuhkan Hormon androgen Metabolisme Vaskularisasi Nutrisi : Zat Besi, As.Folat, Vitamin B 12, dll
Rambut kurang nutrisi kasus anemia (def besi/def B12) mudah rontok
-
EDEMA AKIBAT ANEMIA
Dalam suatu studi yang dilakukan oleh (Anand I S, Chandrashekhar Y, Ferrari R, Wilson P A P, Harris P C) Pasien anemia memiliki kecenderungan untuk retensi garam dan air yang tinggi.
Mekanismenya belum jelas diketahui Retensi garam dan cairan hilang pula ketika anemia dikoreksi
-
NYERI SENDI DAN ANEMIA
Tidak ada hubungan secara langsung Dalam beberapa studi
60% PASIEN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS MENGALAMI ANEMIA
Dua hipotesis kaitan antara RA dengan anemia Jaringan yang inflamasi menyekresi protein-protein yang memengaruhi metabolisme besi, aktivitas
sumsum tulang, dan produksi EPO Orang RA mengonsumsi NSAID/Steroid perdarahan (menstruasi berlebih/digestif bleeding)
anemia
-
GEJALA LAIN
Tinnitus : meningkatnya kecepatan sirkulasi darah pada organ koklea. Darah yang minim akan sel darah merah terkadang membuat darah menjadi encer sehingga alirannya dalam pembuluh darah menjadi cepat.
Blurred vision : hipoksia di jalur sensoris penglihatan, baik hipoksia retina, otot mata, saraf optik, dan otak pusat penglihatan.
Atrofi papil lidah : merupakan keadaan dimana papil lidah seakan-akan hilang dan tidak berfungsi baik. Penampakan lidah terlihat mulus dan licin. Hal ini disebabkan karena papil lidah merupakan jaringan yang sangat sensitif dengan keadaan vasularisasinya yang tidak adekuat seperti dalam kondisi anemia.
-
GEJALA KLINIS ANEMIA Tanda Klinis Anemia Kurangnya pengantaran oksigen pada jaringan tubuh Takikardia Dispnea Hipotensi Postural Pucat (Pallor) Lemah, Lesu
Kurangnya Oksigen Reduksi hemoglobin / Penurunan volume darah
-
KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN UKURAN
-
PERHITUNGAN HEMOGLOBIN Penanda utama seorang pasien mengalami anemia Sampel pemeriksaan diambil dari darah kapiler Sediaan: darah langsung maupun darah dengan antikoagulan K3-EDTA Nilai Hb normal: Laki-laki : 13-16 g/dL Perempuan : 12-14 g/dL
-
HITUNG HEMATOKRIT Menghitung rasio jumlah atau volume eritrosit terhadap volume darah keseluruhan
Metode: Sentrifugasi Makrohematokrit Wintrobe tube
sentrifugasi 20 menit pada 2000-2300 rpm Sentrifugasi Mikrohematokrit sentrifugasi pada
tabung mikro pada 11000-16000 rpm
NILAI HITUNG SEL DARAH MERAH (RBC COUNT) Mengukur jumlah sel darah merah pada pasien
Nilai normal RBC count : Laki-laki : 4,5-5,5 juta/ uL Wanita : 4-5 juta/uL
Interpretasi dibawah angka normal anemia diatas angka normal polisitemia atau dehidrasi
-
RED BLOOD CELL INDICES (NILAI INDEKS ERITROSIT) Memantau fungsi eritrosit
Fungsi baik: Ukuran normal, tidak terlalu besar/terlalu kecil Warna yang pudar
Indeks eritrosit dinilai dengan menggunakan mean corpuscular volume (MCV) dan MCH (mean corpuscular hemoglobin)
MCV>92 makrositik; MCV
-
LAJU ENDAP DARAH (LED) Menghitung laju pengendapan eritrosit dalam waktu satu jam
Rasio LED meningkat bila: Terjadi infeksi dan inflamasi Penurunan eritrosit (c/o: anemia)
Nilai normal: Laki-Laki
-
OBSERVASI DARAH TEPI Mendeteksi abnormalitas pada morfologi eritrosit atau eritrosit yang imatur
Apusan darah perifer normal
Nutritional Anemia, gambaran anemia mikrocytic dan hypochromic Gambaran makrositosis
pada sel darah merah
-
TATALAKSANA ANEMIA Anemia akibat defisiensi besi Terapi kausal sesuai penyebab Terapi preparat besi (oral atau IV atau SK) Absorpsi: duodenum dan jejenum proksimal Ekskresi : sel epitel kulit dan saluran cerna yang
terkelupas, keringat, urin, feses, kuku, dan rambut yang dipotong
ES: mual, muntah, konstipasi Vitamin C (oral) absorpsi Fe 3x100 mg
-
TATALAKSANA ANEMIA Anemia pernisiosa
Terapi suplemen vitamin B12 Aktif: deoksiadenosil kobalamin dan
metilkobalamin Fungsi: metabolisme intrasel, sintesis DNA Absorpsi: ileum (dibantu faktor intrinsik Castle
dan difusi) Kebutuhan tubuh: 1 g Ekskresi: saluran empedu (diserap kembali)
1 g ; urin Sediaan oral dan parenteral (IM dan SK)
Terapi antibiotik (infeksi) Perubahan pilihan makanan (makanan ber-
vitamin B12)
Anemia aplastik Terapi definitif
Transplantasi sumsum tulang Terapi suportif
Transfusi darah jika kadar Hb 7-8 g/dL Terapi imunosupresif (anti-thymocyte
globulin atau thymoglobulin) + siklosporin A
Terapi antibiotik (infeksi) seftazidim atau kombinasi aminoglikosida, sefalosporin, dan penisilin
Terapi peningkatan neutrofil filgrastim atau sargramostim
Terapi eritropoietin epoetin alfa
-
TATALAKSANA ANEMIA Anemia hemolitik autoimun Tipe hangat
Medikamentosa Pembedahan
Tipe dingin Hindari faktor pemicu Klorambusil Cari kemungkinan penyebabnya
Paroxysmal Cold Hemoglobinuria Suplemen asam folat dan preparat besi Sifilis terlibat tatalaksana sifilis terlebih dahulu Eculizumab
AIHA diinduksi obat Hindari faktor pemicu gol.penisilin, kinin, kuinidin, sulfonamid,
sulfonilurea, tiazid, metildopa, nitrofurantoin, fenazopiridin, aspirin
AIHA diinduksi aloantibodi Secepatnya cairan kristaloid (saline normal 0,9%) dam pasang jalur IV
Anemia hemolitik non-imun Herediter
Defisiensi pyruvat kinase Suplemen asam folat (konstan) Transfusi darah Chelation iron
Defisiensi G6PD hindari faktor pemicu
Talasemia transfusi darah Sferositosis herediter
Didapat Mikroangiopatik suplemen asam
folat dan transfusi darah Obat-obatan Infeksi (malaria, dll) Agen toksik
-
TATALAKSANA ANEMIA Anemia akibat penyakit kronis Terapi utama : penyakit dasarnya yang kronis infeksi kronis (tuberkulosis), inflamasi kronis (artritis rheumatoid),
dan keganasan (limfoma dan sarkoma). Terapi lainnya :
Transfusi darah mempertahankan kadar Hb 10-11 g/dL pada kasus gangguan hemodinamik. Pemberian eritropoietin hanya pasien anemia akibat kanker, gagal ginjal, mieloma multipel, artritis rheumatoid, dan HIV/AIDs Efek yang
diharapkan adalah menekan produksi TNF- dan IFN .2
-
PENCEGAHAN DAN EDUKASI GEJALA ANEMIA Pencegahan gaya hidup sehat konsumsi cukup zat besi, vitamin B12, folat, dan vitamin C Dihindari pajanan kimia, toksin, pajanan temperatur dingin atau panas Makanan dengan zat besi yang cukup, yaitu Bentuk heme daging, ikan, dan daging unggas ada faktor MFP Bentuk non-heme telur, kacaing-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan Notes
Asam askorbat agen pereduksi dan ubah Fe menjadi kompleks siap diserap sel mukosa usus Faktor MFP dicerna melepaskan asam amino sistein dan polipeptidak chelating Fe non heme jadi kompleks mudah diserap Penyerapan Fe dihambat ion karbonat, ion oksalat, ion fosfat, ion phytates, tanin
-
PENCEGAHAN DAN EDUKASI GEJALA ANEMIA Makanan dengan vitamin B12 cukup Daging (sapi dan babi), telur, susu, produk susu dihambat oleh ion kalsium
Makanan dengan asam folat cukup hati ayam, hati babi, kacang kedele, kacang hitam, bayam, jus jeruk, sereal terfortifikasi asam folat
-
PROGNOSIS
Tergantung pada penyebab dan keparahan anemia
Orang-orang dengan usia yang lebih muda dapat sembuh dari anemia lebih cepat daripada orang yang lebih tua.
Orang dengan usia yang lebih muda juga dapat mentolerir gejala anemia lebih baik dari orang tua.
KOMPLIKASI
Efek samping dari terapi zat besi oral, termasuk sakit perut, sembelit, diare, mual, dan muntah3
Efek samping dari pemberian besi parenteral, termasuk reaksi alergi, sakit punggung, nyeri otot umum, pusing, ruam kulit atau eritema, demam, pusing, sakit kepala, hipotensi, atau anafilaksis.
Kelelahan yang parah Masalah jantung Kematian
-
REFERENSI Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 7th ed. Canada : BROOKS/COLE; 2012.
Hall JE, Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12th ed. Indonesia : SAUNDERS ELSEVIER; 2014
Hoffbrand AV, Moss PAH. ESSENTIAL HEMATOLOGY. 6th ed. UK: WILEY-BLACKWELL; 2011
Tsiftsoglou AS, Vizirianakis IS, Strouboulis J. Erythropoiesis : Model System, Molecular Regulators, and Developmental programs. Yunani : IUBMB Life; 2009. 61(8) : 800 830
Kaushansky K, Lichtman MA, Beutler E, Kipps TJ, Seligsohn U, Prchal JT. Williams Hematology. 8th ed. USA: McGraw-Hill; 2010
Soemarmo M, Hendra L, Sulistia G. Kamus Kedokteran. 6th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. p. 10.
Turgeon ML. Clinical Hematology: Theory & Procedures. 5th ed. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins; 2012. p. 166-169.
Lichtman MA, Beutler E, Seligson U, Kaushansky K, Kipps TO. Williams Hematolgy. 7th ed. New York: Mc-Graw Hill Medical; 2012. p. 170-175.
Harper JL, Besa EC. Iron Deficiency Anemia. USA [serial on the internet]. 2014 [cited 2015 May 6]; Available from: www.emedicine.medscape.com.
Longo DL. Harrisons Hematology and Oncology. 5th ed. New York: Mc-Graw Hill Medical; 2010. p. 71-73.
1 Bakta I M. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5th. Jakarta: Publishing Interna; 2009. p1109-1112
2Djuanda A, Hamzah M, Alsah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6th. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010
3Anand I S, Chandrashekhar Y, Ferrari R, Wilson P A P, Harris P C. Pathogenesis of oedema in chronic severe anaemia: studies of body water and sodium, renal function, haemodynamics variables, and plasma hormones. Pubmed: 1193;70:357-362.
4Segal R, Baer A N. Handouts: Anemia & Rheumatoid Arthritis [internet homepage]. Cited on : http://www.anemia.org/patients/information-handouts/arthritis/
-
REFERENSI National Institutes of Health. Your Guide to Anemia. USA: US Departement of Health and Human Services; 2011 Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014 Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: BP FKUI; 2012 Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and Clinical Pharmacology. 12th ed. USA: McGraw Hill; 2012 Short MW, Domagalski JE. Iron Deficiency Anemia: Evaluation and Management. 2013. American Family Physician; 87(2): 98-104 Mahan LK, Escott-Stump S. Krause;s Food and Nutrition Therapy. 12th ed. USA: Elsevier Saunders; 2008 Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons Hematology and Oncology. USA: McGraw Hill; 2010 De Bonist, Bruno. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005 of WHO Global Database of anaemia. WHO 2008. [internet] [cited 2015 May 6th]. Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf
Hoffman R, et al. Hematology: Basic Principles and Practice. Sixth Edition. In: Marks PW. Approach to Anemia in the Adult and Child. 2013; Elseviers Inc. chp 32, 418-426
Vanessa GK. Evaluation of anemia in the older adults. 2013 October 9th. Elsevier BV. [internet] [cited 2015 May 6th]. Available from: https://www.clinicalkey.com//#!/content/medical_topic/21-s2.0-2001310
Palermo J and Nabilli SN. Anemia Prognosis. 2014 November 11th. [internet] [cited 2015 May 6th]. Available from: http://www.emedicinehealth.com/anemia/page13_em.htm
-
REFERENSI
Gaspard KJ. Disorders of Red Blood Cells: Anemia. In: Porth CM, Matfin G. editors. Pathophysiology Concepts of Altered Health States. 8th edition. China: Lippincott; 2009. chp.14. p.284-293
National Heart, Lung, and Blood Indtitue (NHLBI). The Link Between Anemia and Deficits in Memory and Attention in Individuals with Sickle Cell Disease. (serial on the internet). Cited on: 06/05/2015 18:37 WIB. Available from: Lindhttps://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT00451919
Blood Disorders: Normal Structure & Function. In: McPhee SJ, Hammer GD. authors. Pathophysiology of Disease. 6th edition. China: McGraw-Hill; 2010. chp.6. chml version
Metivier F, Marchais SJ, Guerin AP, Pannier B, London GM. Pathophysiology of Anemia: Focus on The Heart and Blood Vessels. Nephrol Dial Transplant. 2000; 15(3): 14-18
Pierson DJ. Pathophysiology and Clinical Effect of Chronic Hypoxia. Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxia. Respiratory Care. 2000; 45(1): 39-53
Fluid and Acid-Base Balance. In: Sherwood L. authors. Human Physiology From Cells to System. 7th edition. China: Brooks/Cole; 2010. Chp.15. p.569-587
Lactic acidosis (serial on the internet). Cited on: 06/05/2015 17:56 WIB. Available from: Web = http://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/TimurGraham/Lactic_Acidosis.html