pleno 4

30
PLENO PEMICU 4 KELOMPOK 1

Upload: nyimas-hoirunisa

Post on 07-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Anggita Patra Ali

PLENO PEMICU 4KELOMPOK 1PemicuNeni berusia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama bengkak pada leher kiri dan kanan disertai nyeri sejak tiga hari yang lalu. Pasien juga demam tinggi dan nyeri tenggorok. Pasien sudah pernah mendapatkan imunisasi BCG hepatitis B3 kali, DPT 2 kali, polio 2 kali, campak belum pernah diberikan.Pada pemeriksaan fisik ditemukan:KU: sadar, tidak sesak dan tidak sianosisHR: 100x/menit,teratur, isi cukupRR: 28x/ menit ,teraturSuhu: suhu 37,8 derajat celcius (aksila) PemicuPada pemeriksaan fisik:Tonsil di Tenggorok: T2- T2, membran putih kelabu di kedua tonsil hingga ke faring, sukar dilepaskan, dan mudah berdarah Pembesaran KGB: coli dexstra dan sinistra, ukuran 7x5x2 cm warna sama dengan kulit. Perabaan hangat, nyeri saat di tekan.Pemeriksaan fisis lain dalam batas normal.

Kata KunciPerempuan 6 th keluhan bengkak pada leher kiri dan kanan disertai nyeri saat 3 hari yang laluDemam tinggi dan nyeri tenggorokanImunisasi tidak lengkapTonsi T2-T2, membran putih kelabu pada kedua tonsil faring. Sukar dilepaskan dan mudah berdarahPembesaran KGB coli dextra sinistra teraba hangat dan nyeri saat ditekanIdentifikasi Masalah Perempuan 6 thn keluhan bengkak, nyeri pada leher kanan kiri, disertai demam 3 hari yang lalu. Pada kedua tonsil terlihat membran putih kelabu dan riwayat imunisasi tidak lengkapAnalisis Masalah Anak 6 th keluhan: Demam tinggi dan nyeri tenggorokanTonsi T2-T2, membran putih kelabu pada kedua tonsil faring. Sukar dilepaskan dan mudah berdarahPembesaran KGB coli dextra sinistra teraba hangat dan nyeri

Riwayat Imunisasi tidak lengkapDIFTERIImunisasi AktifImunisasi pasifFaktor keberhasilanHipotesis Perempuan 6 tahun mengalami infeksi difetri disebabkan karena riwayat imunisasi tidak lengkapPertanyaan Terjaring1. Imunisasi Aktif & Pasifa. Definisi b. Jenis c. Mekanisme kerja 2. Penyakit apa saja yang didapat dicegah dengan imunisasi?3. Apa faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi?5. Apa efek samping imunisasi dan bgaimana cara mengatasinya?6. Apa Indikasi dan kontraindikasi imunisasi?

Pertanyaan Terjaring8. Difetria. Definisi b. Etiologic. Patofisiologi d. Manifestasi klinis e. Faktor resikof. Pemeriksaan fisik & penunjangg. Diagnosis & dd h. Tatalaksana i. Pencegahan j. Komplikasi k. Prognosis

Imunisasi AktifDefinisi Imunisasi: pemberian antigen spesifik (ex: mikrorganisme yang sudah lemah atau dimatikan) dengan tujuan untuk merangsang respon tubuh dalam memproduksi antibodi sendiri.Jenis Imunisasi AktifAlamiah; suatu kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah tubuh terpajan suatu infeksi atau setelah sembuh dari suatu penyakitBuatan; kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit. Mekanisme imunisasi aktifTubuh akan membuat sendiri zat anti setelah suatu rangsangan antigen dari luar tubuh, misalnya rangsangan virus telah dilemahkan pada imunisasi polio. Setelah rangsangan ini antibodi tubuh akan meningkat.Respon imun

Imunisasi pasifDefinisi: Bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain.Klasifikasikan menjadi 2:1. Imunisasi Pasif Alamiaha. Imunitas maternal melalui plasentab. Imunitas maternal melalui kolostrum

Imunisasi Pasif2. Imunisasi buatan:Immune Serum Globulin NonspesifikImmune Serum Globulin SpesifikHpatitis B Immune GlobulinISG Hepatitis AHuman Rabis Immune GlobulinISG CampakHuman varicellaAntisera terhadap virus CMVAntibodi RhoGAMTetanus Immmune GlobulinVaccinia Immune Globulin

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiDifteri Pertusis Tetanus Tuberkulosis Campak Poliomielitis Hepatitis BTifoid

PolioCacar AirInfeksi Haemofillus influenza BInfluenzaIjfeksi PneumococcuInfeksi Rubela MumpsInfeksi HPV

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasiStatus imun pejamuAdanya antibodi spesifik pada host terhadap vaksinMaturasi imunologiStatus imunKeadaan gizi yang burukFaktor genetik Gen kompleks MHCGen non MHCKualitas dan kuantitas vaksinCara pemberian vaksinDosis vaksinFrekuensi pemberianAjuvan yang digunakanJenis vaksinFaktor yang harus dipenuhi suatu vaksin yang baikEfektifitas harus memacu ambang protektif sistem imun :1. di tempat yg sesuai2. relevan ( Ab, Tc, Th1, Th2)3. durasi adekuatKetersediaan mudah dipesiapkan dalam jumlah yg besar/mudah diperolehStabilitas stabil pada cuaca ekstrim sekalipun, diutamakan tidak memerlukan alat pendinginHarga terjangkau, apa yg murah di negara maju, mngkin mahal di negara yg sedang berkembangKeamanan tidak ada kontaminasiEfek samping imunisasi dan penanganannyaJENIS IMUNISASIEFEK SAMPINGPENANGANANDifteriUmumnya demam dalam 24-48 jam, sakit, kemerahan dan bengkak pada daerah injeksi, rewel, mengantuk serta anoreksia Jelaskan efek samping dari pemberian caksin yang ada, apabila terjadi demam dapat diberikan antipiretik atau apabila nyeri dapat digunakan asetaminofenTetanus Sama seperti difteri ditambah urtikaria dan malaise, adanya benjolan pada daerah injeksiPertusis Sama seperti tetanus, namun dapat terjadi kehilangan kesadaran, kejang, demam dan reaksi alergi sistemikPolio Paralisis karena vaksin jarang terjadi dalam 2 bulan imunisasiMeasles (campak)Anoreksia, malaise, ruam dan demam sampai 10 hariMumps Secara esensial tidak ada efek sampingRubella Demam, limfadenopati, ruam ringan (berakhir 1-2 hari setelah imunisasi), atralgia, artritis serta parestesia tangan dan jariVaricella Nyeri tekan, kemerahan dan makopapularIndikasi imunisasiIndikasi:Memberikan respons protektif terhadap virusMeningkatkan respons imunKontraindikasi :Reaksi alergi berat/ anafilaksis terhadap vaksin/kelompoknyaPenyakit akut sistemik dengan demam.Reaksi saraf terhadap vaksin terdahulu terutama pertusis, baik lokal, berat dan sistemik.

Etiologi Difteri

Corynebacterium diphtheriae, dikenal dua macam Corynebacterium diphtheriae, yaitu:1. Toxigenic Corynebacterium diphtheriaea. tipe strain gravisb. tipe strain mitisc. tipe strain intermedius2. Non-tixigenic Corynebacterium diphtheriae

Faktor resiko DifteriTidak mendapat imunisasi atau imnunisasinya tidak lengkapImmunocmpromised seperti pada penderita HIV, pemakai obat imunosupresif, pecandu alkohol dan narkotikaTinggal pada temapt-tempat yang padat seperti rumah tahanan, tempat penampunganSedang melakukan perjalanan ke daerah-daerah endemik difteri22Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi Corynebacterium diphteriae

Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

Aliran sistemik

Masa inkubasi 2 5 hari.

Mengeluarkan toksin (eksotoksin)Nasal Tonsil/faringeal LaringPATOFISIOLOGIPeradangan mukosa, flu, secret.Demam, suara serak, batuk obstruksi sal napas, sesak nafas, sianosis.

Tenggorokan sakit demam, anorexia, lemah. Membran Berwarna putih atau abu-abu Linfadenitis (bulls neck)Manifestasi klinis Difteri Dibagi sesuai dengan tempat infeksinya:a. Difteri nasal anteriorAdanya cairan mukopurulen yg keluar dr hidungAdanya membran berwarna putih di septum nasalb. Difteri tonsil dan faringLesu, sakit menelan, anoreksia dan demam yang tidak terlalu tinggiTerbentuk mmbran yg brwarna putih keabuan yang menyebar di seluruh tonsil.Jk penutupan membran trjadi scr ekstensifsumb. Sal. napasManifestasi klinis Difteri c. Difteri laringSuara parau, batuk hebatPerluasan pemb. Membran dr laringfaringMembran bisa menimbulkan sumbatan napaskemtian

Pemeriksaan DipteriSecara klinik diagnosa dapat ditegakkan, apabila ada membran tipis dan berwarna keabua-abuan mirip seperti sarang laba-laba dan mudah berdarah bila di angkat (di tonsil/faring/laring)Pemeriksaan penunjang:Isolasi C. diphteriae, yakni bahan pemeriksaan diambil dengan cara apusan dari tepi atau bagian bawah tepi pesudomembran dan ditaman pada media Coefller atau pemeriksaan preparat langsung 25Diagnosis Banding DifteriDifteri fausia harus dibedakan dengan :a.Tonsilitis folikularis atau lakunari apabila panas tidak terlalu tinggi, tampak lemah dan terdapat membran putih. Faring dan tonsil tampak hiperemis dengan membran putih kekuningan, rapuh dan lembek, tidak mudah berdarah dan hanya terdapat pada tonsil saja.b.Angina Plaut VincentMembentuk membran yang rapuh, tebal, berbau dan tidak mudah berdarah. Sediaan langsung akan menunjukkan kuman fisimorfis (gram positif) dan spirila (gram negatif).

Diagnosis Banding Difteric.Infeksi tenggorok oleh mononukleosus infeksioza Terdapat kelainan ulkus membranosa yang tidak mudah berdarah dan disertai pembengkakan kelenjar umum. Ciri khas penyakit ini yaitu terdapat peningkatan monosit dalam darah tepi.d.Blood dyscrasia (misal agranulositosis dan leukimia)Mungkin ditemukan ulkus membranosa pada faring dan tonsil.

Tata laksana DifteriAntitoxin difteriAntibiotik Eritromisin (500 mg 4x1), atau Penisilin G Prokain (i.m 600.000 unit untuk setiap 12 jam salma 14 harI)Pasien infeksi pasca pengobatan. Diberikan tambahan 10 hari Eritromisib atau RifampisiinKomplikasi DifteriTimbulnya komplikasi dipengaruhi keadaan-keadaan sebagai berikut :Virulensi basil difetriLuas membran yang terbentukJumlah toksin yang diproduksi oleh basil difetriWaktu antara mulai timbulnya penyakit sampai pemberian antitoksinPrognosis DifteriPrognosis bergantung pada :Virulensi basik difetri Lokasi dan peluasan membranStatus kekebalan penderita nya Capat / lambat nya pengobatan diberikanperawatan

KesimpulanAdanya mmbran yg brwarna putih keabuan yang menyebar di seluruh tonsil, nyeri tenggorak, pembesaran tonsil dan demam merupakan mmanifetasi klinis Difteri.Beberapa faktor resiko Difteri adalah:Tidak mendapat imunisasi atau imnunisasinya tidak lengkapImmunocmpromisedTinggal pada tempat-tempat yang padat seperti rumah tahanan, tempat penampunganSedang melakukan perjalanan ke daerah-daerah endemik difteri

Refferensi:Buku HorisonKamus saku DorlandWahab, A. Samik.2002.Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit imun. Jakarta: Widya Medika 2002