pleno sken 4 dmf1-tutorial4

47
INFEKSI DENTOMAKSILOFASIAL TUTORIAL 4

Upload: grace-valencia

Post on 12-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

guguguggu

TRANSCRIPT

Page 1: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

INFEKSI DENTOMAKSILOFASIAL

TUTORIAL 4

Page 2: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

STEP 11. Limfonodi: atau nodul limfa adalah nama lain untuk kelenjar getah

bening, organ tubuh organ yang menyaring semua bakteri, virus, dan jaringan mati lainnya dari cairan limfatik dan menghapusnya dari tubuh.

2. Sordes: Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak pada gigi dan bibir

3. Bukal fold: Daerah di dasar pertemuan antara mukosa bukal dengan gingiva

4. Trismus derajat 2: gangguan membuka mulut pada jarak 1-2cm karena gangguan pada nervus trigeminus, otot pengunyahan dan sendi TMJ (m. Masseter)

5. Abses: ruang berisi akumulasi pus yang tidak menyebar ke jaringan

Page 3: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

6. Open bur: usaha awal untuk memperoleh drainase yaitu dengan membuka saluran akar sampai melewati foramen apikal dan saluran akan dibiarkan terbuka beberapa hari supaya sekret dapat mengalir keluar

7.Gigi mobility 92: gigi goyang yang pergerakannya tidak sampai 1mm8.Sharp pain: nyeri atau sakit yang tajam9.Karies profunda: karies yang melebihi 1/2 dentin pulpa10.Diffused: gambaran menyebar pada radiografi dengan batas yang

tidak jelas11.Tes perkusi: dilakukan untuk mengetahui apakah pada bagian

periapeks telah terjadi peradangan12.Perforasi: pulpa yang sudah terbuka 13.Tes tekan: dilakukan dengan menggunakan gagang sonde atau kaca

mulut dandiletakkan di oklusal giginya, kemudian pasien diinstruksikan untuk menggigit.Apabila terasa sakit, diduga terdapat kelainan pada bagian periapikal.

Page 4: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

STEP 21.Mengapa pasien setelah minum obat rasa sakit pulih lalu kambuh kembali?2.Mengapa rasa sakit makin hari makin sakit sampai kepala dan tidak bisa

tidur?3.Mengapa gigi 16 belum perforasi tapi setelah di open bur keluar pus dari

kavitas gigi?4.Mengapa gigi 16 tes dingin (-) padahal sudah terkena pulpa?5.Apakah ada hubungan dengan data fisik dengan gejala klinis pasien?6.Apa penyebab dari trismus?7.Bagaimana bisa terjadi abses?8.Mengapa setelah dilakukan open bur rasa sakit berkurang?9.Mengapa pemeriksaan ekstraoral terdapat pipi yang bengkak dan kulit

menegang?10.Apa maksud dari gambaran ronsen yang memperlihatkan adanya

radiolusent diffused?11.Mengapa pemeriksaan limfonoduli submandibula kanan teraba dan sakit?12.Apakah ada hubungannya antara karies pada gigi 16 dengan abses dan

pembengkakan pipi kanan pasien?13.Apa hubungan gigi 16 terasa sakit, mobiliti 92, bukal fold sedikit terangkat?

Page 5: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

1.Mengapa pasien setelah minum obat rasa sakit pulih lalu kambuh kembali?

• Minum obat penghilang rasa sakit hanya mengurangi rasa sakit dengan cara menghentikan rangsang sinaps sakit sehingga tidak dapat menyembuhkan rasa sakit.

Page 6: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

2.Mengapa rasa sakit makin hari makin sakit sampai kepala dan tidak bisa

tidur?

• Rasa sakit disebabkan karena terbentuknya abses dan tidak bisa keluar, menumpuk, membesar dan akhirnya memberi terkanan terhadap saraf sehingga rasa sakit akan bertambah. Selain itu dari pemeriksaan diketahui bahwa OH pasien buruk, dilihat dari ditemukannya debris, sehingga sakit tidak sembuh. Karena OH pasien buruk terjadi akumulasi bakteri yang menginfeksi terus menerus sehingga makin hari juga makin terasa sakit.

• Karena pada daerah pipi terdapat nervus trigeminus yang dapat menjalarkan rasa sakit dari mandibula sampai ke kepala.

Page 7: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

3.Mengapa gigi 16 belum perforasi tapi setelah di open bur keluar pus dari kavitas gigi?

• Karena walau ruang pulpa belum terbuka tetapi infeksi karies sudah mencapai pulpa dan toksin bakteri sudah masuk ke kamar pulpa.

Page 8: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

4.Mengapa gigi 16 tes dingin (-) padahal sudah terkena pulpa?

• Karena gigi sudah mengalami nekrosis pulpa. Sakit saat tes palpasi dan tekan karena ada abses (infeksi jaringan periodontal)

Page 9: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

5.Apakah ada hubungan dengan data fisik dengan gejala klinis pasien?

• Tidak ada hubungannya karena data fisik yang didapatkan adalah normal.

Page 10: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

6.Apa penyebab dari trismus?

• Karena terjadi penyebaran pus hingga ke arah bukal sehingga pergerakan otot terganggu

Page 11: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

7.Bagaimana bisa terjadi abses?

• Bakteri menginfeksi melalui tubuli dentin karena telah mencapai atap pulpa lalu menyebabkan keradangan pulpa dan terjadi nekrosis. Infeksi menyebar ke daerah periapikal kemudian terbentuk abses

Page 12: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

8.Mengapa setelah dilakukan open bur rasa sakit berkurang?

• Karena atap pulpa telah dibuka sehingga pus memiliki abses untuk keluar dari kavitas

Page 13: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

9.Mengapa pemeriksaan ekstraoral terdapat pipi yang bengkak dan kulit menegang?

• Pipi yang bengkak disebabkan oleh penyebaran abses, akumulasi pus membuat pipi menjadi membesar (bengkak) kemudian karena tekanan dari akumulasi pus tersebut membuat kulit menjadi menegang

Page 14: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

10.Apa maksud dari gambaran ronsen yang memperlihatkan adanya radiolusent diffused?

• Gambaran radiolusen diffused tersebut adalah abses

Page 15: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

11.Mengapa pemeriksaan limfonoduli submandibula kanan teraba dan sakit?

• Karena akibat terjadinya infeksi dari suatu bagian tubuh maka terjadi pula peradangan pada kelenjar getah bening regioner dari lesi primer, keadaan ini limfadenitis. Peradangan kelenjar getah bening ini menyebabkan hiperplasia kelenjar tersebut hingga secara klinis teraba membesar. Pembesaran/peradangan ini ditentukan pula oleh derajat virulensi kuman hingga dapat berupa abses supuratif.

Page 16: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

12.Apakah ada hubungannya antara karies pada gigi 16 dengan abses dan pembengkakan pipi kanan pasien?

• Ada, yaitu karies yang berkelanjutan menyebabkan nekrosis pulpa dan selanjutnya infeksi berlanjut pada periapikal sehingga terjadi keradangan dan membentuk abses, lama kelamaan tekanan pus dalam abses semakin besar dan menembus melalui pembentukan fistula. Kemudian pus menembus lapisan periosteum tulang dan akhirnya menyebar pada jaringan lunak di sekitarnya (menyebabkan pembengkakan pada pipi)

Page 17: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

13.Apa hubungan gigi 16 terasa sakit, mobiliti 92, bukal fold sedikit terangkat?

• Gigi 16 sakit disebabkan karies yang telah mencapai atap pulpa. Mobiliti 92 disebabkan karena terbentuknya abses yang menyebabkan resopsi tulang alveolar di sekitar abses di daerah periapikal sehingga menyebabkan kegoyangan pada gigi

Page 18: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

STEP 5

Learning Object1. Patogenesis infeksi dentomaksilofasial2. Penjalaran dari infeksi dentomaksilofasial3. Hubungan infeksi dentomaksilofasial

dengan limfonodi4. Kelainan, tanda dan gejala klinis

dentomaksilofasial5. Pemeriksaan penunjang untuk

mengetahui kelainan dentomaksilofasial

Page 19: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

1. Patogenesis infeksi dentomaksilofasial

infeksi dentomaksilofasial: Infeksi yang melibatkan gigi, rahang dan wajah

Infeksi odontogenik: infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jaringan keras atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan bakteri flora normal rongga mulut yang berubah menjadi patogen (Soemartono, 2000)

Page 20: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Species of bacteria responsible for odontogenic infections

Page 21: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Patogenesis

•Nekrosis pulpa•Infeksi Periodontal•Infeksi Perikoronal

•Abses periapikal•Abses pariodontal•Abses perikoronal

Pus menembus korteks

(subperiosteal)

Pus menembus periosteum

Abses pada spasia2

Page 22: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

2. Penjalaran dari infeksi dentomaksilofasial

Lokasi infeksi yang muncul dari dalam gigi ditentukan oleh 2 faktor utama:

1. Ketebalan tulang yang menutupi apeks gigi 2.Hubungan tempat perforasi tulang dengan perlekatan

otot dari maksila dan mandibula.

Page 23: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Fosa Canina

• Berasal dari gigi rahang atas

• Gejala Klinis : Pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis, Edma pelupuk mata bawah, bibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit dengan kulit menengang berwarna merah.

Page 24: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.

a. Ilustrasi abses Fossa kanina

b. Tampakan klinis Abses Fossa kanina

Page 25: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Spasium Bukal

• Di antara M.Masseter, M.Pterygoideus interna, M.bucinator

• Berasal dari gigi M2/M3 rahang atas

• Gejala klinis : terbentuk di bawah mukosa bukal dan menonjol ke arah rongga mulut, tampak pembengkakan di daerah pada regio bukal.

Page 26: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b. a. Ilustrasi gambar memperlihatkan

penyebaran abses lateral ke muskulus buccinator

b. Tampakan Klinis

Page 27: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Spasium Infratemporal

• Terletak di bawah dataran horizontal arcus zygomatikus dan bagian lateral dibatasi oleh ramus mandibula

• Berasal dari gigi M3 maksila

• Gejala : Adanya pembengkakan pada daerah arcus zygomatikus dan kadang terdapat trismus bila infeksi telah menyebar.

Page 28: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.a. Ilustrasi gambar penyebaran abses ke

rongga infratemporal b. Tampakan klinis

Page 29: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Spasium Submasseter

• Suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo M.Masseter bagian tengah dan permukaan tulang

• Berasal dari gigi M3 mandibula

• Gejala klinis : sakit berdenyut di regio ramus mandibula bagian dalam, bagian posterior ramus mengalami pembengkakan dan sakit bila ditekan.

Page 30: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.

a. Ilustrasi gambar menunjukkan penyebaran abses ke daerah submasseter

b. Tampakan klinis

Page 31: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Spasium Submandibula

• Terletak di bagian bawah M.Mylohioid yang memisahkan dari spasium sublingual

• Berasal dari gigi Premolar atau Molar Mandibula

• Gejala : pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.

Page 32: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.a. Ilustrasi gambar penyebaran dari abses

ke daerah submandibular di bawah muskulus mylohyoid

b. Tampakan klinis

Page 33: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Sublingual

• Di atas M.Mylohioid, bagian medial dibatasi oleh M.Genioglossus

• Berasal dari gigi anterior mandibula

• Gejala Klinis : pembengkakan dasar mulut,kesulitan dalam menelan,kelenjar sublingual akan tampak menonjol

Page 34: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.

a. Perkembangan abses di daerah sublingual

b. Pembengkakan mukosa pada dasar mulut dan elevasi lidah ke arah berlawanan

Page 35: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Abses Spasium Submental

• Di antara M.Mylohioid dan M.Platisma

• Berasal dari gigi anterior atau premolar

• Gejala klinis : pada pemeriksaan intraoral tidak ada pembengkakan, gingiva di sekitar gigi penyebab lebih merah, pembengkakan pada daerah submental.

Page 36: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

a. b.a. Ilustrasi penyebaran abses ke daerah

submental b. b. Tampakan klinis

Page 37: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Infeksi jaringan lunak:

Selulitis

• Pada mulanya pembengkakan yang terjadi pada selulitis terbatas pada daerah tertentu yaitu ½ ruang fasial yang tidak jelas batasnya

• Gejala : rasa sakit, pembengkakan trismus, disfagia limfadenitis, demam dan malaise tergantung agresivitas dari agen yang terlibat, kemampuan pertahanan host dan waktu serta efektivitas perawatan.

3. Kelainan, tanda dan gejala klinis infeksi DMF

Page 38: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Sinusitis Dentogen

Keluhan utama rinosinusitis akut:• hidung tersumbat disertai nyeri

atau rasa tekan pada muka dan ingus purulen,

• Keluhan nyeri di daerah sinus yang terkena serta kadang-kadang nyeri juga terasa di tempat lain (refered pain).

• Nyeri pipi menandakan sinusitis maksila, nyeri diantara atau dibelakang kedua bola mata menandakan sinusitis etmoid, nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontal. Pada sinusitis sfenoid,nyeri dirasakan di vertex oksipital, belakang bola mata dan daerah mastoid. Pada sinusitis maksila kadang-kadang ada nyeri alih ke gigi dan telinga.

Page 39: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Infeksi jaringan keras

Osteitis akut • Keberadaannya

dimanifestasikan dengan adanya respon inflamatorik akut dan kadang- kadang pernanahan serta kehancuran jaringan tulang. Apabila kondisi tidak mengalami perubahan (4-5 hari) yang seharusnya terjadi kesembuhan, kemungkinan sudah menjadi Osteomielitis alveolar akut

Page 40: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Osteomilitis

Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi pada tulang yang disebabkan adanya infeksi bakteri pada jaringan tulang tersebut.

Page 41: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Gejala Osteomylitis Akut

  •Nyeri daerah lesi•Demam •Malaise• pembesaran kelenjar limfe •Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka•Pembengkakan •Kemerahan•Teraba hangat

Page 42: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Gejala Osteomylitis Kronis

•Ada luka

•Bernanah

• berbau busuk

• nyeri

•Gangguan fungsi

Page 43: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Limfadenitis adalah peradangan pada salah satu atau beberapa kelenjar getah bening, yang ada disekitar leher, ketiak

dan pangkal paha, sedangkan getah bening adalah cairan yang bersirkulasi didalamnya, membawa sel darah putih mengelilingi seluruh tubuh. Penyakit ini bisa terjadi pada orang dan anak-anak.

4. Hubungan Infeksi dentomaksilofasial dengan limfonodi

Page 44: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Gejala-gejala limfadenitis yang umum ditemui adalah :

•Kelenjar getah bening membesar/membengkak (terjadi benjolan), biasanya lunak dan terasa sakit.

•Kulit di sepanjang kelenjar yang terinfeksi tampak kemerahan dan terasa hangat.

•Demam.

•Kadang, terbentuk kantung atau nanah (abses) 

Page 45: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Umumnya peradangan ini disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, parasit jamur atau sebagai dampak dari penyakit lainnya seperti :•Mononukleosis.•Penyakit seksual, termasuk HIV.•Radang amandel.•Tuberkulosis.•Artritis reumatoid (radang sendi kronis).•Kanker, seperti leukemia.•Radang gusi (luka mulut)•Infeksi telinga

Page 46: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

5. Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kelainan dentomaksilofsial

Page 47: Pleno Sken 4 Dmf1-Tutorial4

Daftar Pustaka

• Fitriana, Dameria.2010.Abses Periodontal.Medan:Universitas Sumatera Utara

• Grossman, I.Louis,dkk.1995.Ilmu Endodontik dalam Praktek Edisi Kesebelas.Jakarta:EGC

• Gordon W. Pederson.1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta:EGC• Harsanti, Regina.2011.Pericoronitis.Bandung:Universitas Kristen Maranatha• Karasutisna, Tis.2007.Selulitis Fasialis.Bandung:Universitas Padjajaran• Langlais, Robert P. 2013. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering

Ditemukan. Jakarta: EGC• Roberto Lopez-Piriz, Lorenzo Aguilar, Maria Jose Gimenez. 2007;12:E154

9. P.155.Management of Odontogenic Infection of Pulpal and Periodontal Origin. Med Oral Palatal Oral Cir Bucal.

• Sitanggang, Ima.R.H.2002.Abses Periapikal sebagai Salah Satu Penyebab Terjadinya Osteomyelitis Supuratif Akut.Medan:Universitas Sumatera Utara