plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · skripsi ttubt]ngai\ antara kecerdasan emosi dengan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
KEPUASAN PERKAWINAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ida Ayu Indri Novirayanthi
129114012
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dosen Pembimbing
tuDr. Titik Kristiyani, M.Psi
SKRIPSI
IIUBUNGAN ANTARA KECERDASAIY EMOSI DENGAN
KEPUASAN PERKAWINAN
Disusun Oleh:
Ida Ayu Indri Novirayanthi
129114012
Terlah disetujui oleh:
ranggal: fiE JUL 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TTUBT]NGAI\ ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
KEPUASAI{ PERKAWINAI\
Disusun Oleh:
Ida Ayu Indri Novirayanthi
129114012
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 14 Juni 2017 dan
dinyatakan memenuhi syarat
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Susunan Panitia Penguj i :
: Dr. Titik Kristiyani, M.Psi
: Dr. T. Friyo Widiyanto, M.si
: Ratri Sunar Astuti, M.si
, /alfun/l')* - '
+Tl.uw
Yogyakarta, ..1.1.lul 2017
ul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Bersabarlah, sebab Tuhan sedang mempersiapkan yang terbaik
untukmu;
Bangun dan berusahalah, sebab mimpi, cita-cita dan hidupmu layak
tuk kau perjuangkan;
Bersyukurlah, sebab hari ini adalah hari keberuntungan dan rejekimu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesunggulmya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta ...2017
Ida Ayu Indri Novirayanthi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSE TUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Ida Avu Indri Noviravanthi
NIM : l29ll40l2
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma, karya tulis saya yang berjudul:
*HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
KEPUASAN PERKAWINAN''
Beserta perangkat-perangkat yang diperlukan (bila ada). Saya memberikan kepada Universitas
Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasiikannya di Intemet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dan saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Yogyakarla .......2017
Ida Ayu lndri Novirayanthi
V1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kepuasan Perkawinan
Ida Ayu Indri Novirayanthi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosi dan
kepuasan perkawinan. Hipotesis dalam penelitian adalah terdapat hubungan positif
antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan teknik analisis data Pearson Product Moment untuk
menguji korelasi kedua variabel. Responden penelitian ini adalah 67 orang dewasa
yang sudah menikah dengan rentang usia 21-65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (p<0,05) dengan koefisien korelasi
sebesar 0,583 antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan.
Kata kunci: kecerdasan emosi, kepuasan perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
The Relationship of Emotional Intelligence and Marital Satisfaction
Ida Ayu Indri Novirayanthi
Abstract This study aimed to examine the relationship between emotional intelligence
and marital satisfaction. The hypothesis of this study was that there was a positive
relationship between emotional intelligence and marital satisfaction. The type of this
research was quantitative research and used Pearson Product Moment data analysis
techniques to examine correlation between the two variables. Respondents were 67
adults who were married with an age range 21-65 years old. Result of the study
showed that there was a significant positive correlation (p<0,05) between emotional
intelligence and marital satisfaction (r=0,583).
Keywords: emotional intelligence, marital satisfaction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya kepada Tuhan atas segala berkat dan penyertaan-Nya
dalam hidup saya sehingga saya mampu menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Selama penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan secara langsung dan
tidak langsung. Oleh karena itu, saya sebagai penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen penguji skripsi.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik dan
sebagai dosen penguji skripsi.
4. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu memberikan informasi, kesabaran, dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan tentang psikologi, dan semua
karyawan fakultas Psikologi.
6. Ajik dan Mama yang tak henti memberikan doa, kasih sayang, perhatian,
motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Kakak Intan, Adik Uti, Rajong dan Ona atas perhatian, bantuan dan
dukungan yang diberikan kepada penulis .
8. Teman-teman angakatan 2012 Fakutas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
9. Teman-teman Grup B-02 : Romo Yulius, Felinsa, Ce Agnes, Ce Jejes, Ce
Tipha yang tak pernah henti memberi dukungan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Teman-teman payung perkawinan: Dira, Anggie, Ken, Igan, Monic,
Devita, dan Ivi, atas kerjasamanya dan diskusinya dalam beberapa bagian
penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman genk pisgor: Olivia, Dira, Igan, sebagai teman revisi dan
atas bantuan dalam mengolah data, dukungan dalam mereduksi stress.
12. Teman-teman KKN : Bang Duwi dan Lindi atas canda dan tawanya.
13. Semua pihak yang telah mendukung saya dengan caranya masing-masing,
yang saya tidak bisa sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima dan menghargai segala kritik dan saran dengan terbuka. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xix
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis ............................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Manfaat Praktis ............................................................................................. 6
BAB II .................................................................................................................... 7
LANDASAN TEORI ............................................................................................. 7
A. Kepuasan Perkawinan ........................................................................................ 7
1. Definisi Perkawinan ...................................................................................... 7
2. Definisi Kepuasan Perkawinan ..................................................................... 8
3. Aspek Kepuasan Perkawinan ........................................................................ 8
4. Area Kepuasan Perkawinan .......................................................................... 9
5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan ....................................... 12
B. Kecerdasan Emosi ............................................................................................. 15
1. Definisi Kecerdasan Emosi ........................................................................... 15
2. Aspek Kecerdasan Emosi .............................................................................. 16
C. Temuan yang Relevan ....................................................................................... 19
D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan ............... 20
E. Hipotesis ............................................................................................................ 23
BAB III .................................................................................................................. 25
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 25
A. Jenis Penelitian………. ................................................................................... .. 25
B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................................... 25
C. Definisi Operasional .......................................................................................... 25
1. Kepuasan Perkawinan ................................................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Kecerdasan Emosi ......................................................................................... 26
D. Responden Penelitian ........................................................................................ 26
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................................. 27
1. Penyusunan Blue Print.................................................................................. 27
2. Focus Group Discussion (FGD) .................................................................... 29
3. Penulisan Item ............................................................................................... 30
4. Review dan Revisi Item ................................................................................. 31
5. Penghitungan Validitas Isi ............................................................................. 32
6. Uji Coba Alat Ukur........................................................................................ 33
F. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ................................................. 36
G. Metode Analisis Data ........................................................................................ 36
1. Uji Hipotesis ................................................................................................. 37
2. Uji Asumsi .................................................................................................... 37
BAB IV .................................................................................................................. 39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39
A. Deskripsi Responden dan Data Penelitian ......................................................... 39
B. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................. 42
C. Analisis Data Penelitian.................................................................................... . 45
1. Uji Asumsi .................................................................................................... 45
2. Uji Hipotesis ................................................................................................. 46
3. Analisis Tambahan ....................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Pembahasan ....................................................................................................... 52
BAB V .................................................................................................................... 59
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 59
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 59
B.Saran .................................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61
LAMPIRAN ........................................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan FGD Variabel Kepuasan Perkawinan .................. 66
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan FGD Variabel Kecerdasan Emosi........................ 67
Lampiran 3. Form Penilaian Validitas Isi Kepuasan Perkawinan.......................... 68
Lampiran 4. Form Penilaian Validitas Isi Kecerdasan Emosi ............................... 78
Lampiran 5. Penilaian Validitas Isi Skala Kepuasan Perkawinan ......................... 87
Lampiran 6. Penilaian Validitas Isi Skala Kecerdasan Emosi ............................... 89
Lampiran 7. Inform Consent .................................................................................. 92
Lampiran 8. Skala Kepuasan Perkawinan dan Kecerdasan Emosi ........................ 93
Lampiran 9. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan
Perkawinan ............................................................................................................. 104
Lampiran 10. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kecerdasan Emosi ........... 106
Lampiran 11. Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba ............ 109
Lampiran 12. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi Setelah Uji Coba .................. 110
Lampiran 13. Uji Normalitas ................................................................................. 111
Lampiran 14. Uji Linearitas ................................................................................... 112
Lampiran 15. Uji Hipotesis .................................................................................... 113
Lampiran 16. Uji Korelasi Tiap Aspek Kecerdasan Emosi terhadap
Kepuasan Perkawinan ............................................................................................ 114
Lampiran 17. Uji Beda Kepuasan Perkawinan ...................................................... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 17.1. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Usia
Perkawinan ............................................................................................................. 116
Lampiran 17.2. Uji Beda Kepuasan Perkawinan bedasarkan Pendapatan ............. 117
Lampiran 17.3. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Asal Daerah ......... 118
Lampiran 17.4. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Usia....................... 119
Lampiran 17.5. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Jenis Kelamin ....... 120
Lampiran 18. Uji Beda Kecerdasan Emosi ............................................................ 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan .................................................. 28
Tabel 2. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi .... ………………………………… 29
Tabel 3. Skor berdasarkan Pilihan Jawaban ........................................................... 31
Tabel 4. Distribusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba ............... 34
Tabel 5. Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosi Setelah Uji Coba .................... 35
Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin Responden Penelitian ....................................... 39
Tabel 7. Deskripsi Usia Responden Penelitian ...................................................... 40
Tabel 8. Deskripsi Asal Daerah Responden Penelitian .......................................... 40
Tabel 9. Deskripsi Usia Perkawinan Responden Penelitian .................................. 41
Tabel 10. Deskripsi Pendapatan Responden Penelitian ......................................... 42
Tabel 11. Deskripsi Jumlah Anak Responden Penelitian…………………….. 42
Tabel 12. Statistik Deskriptif Data Kepuasan Perkawinan .................................... 43
Tabel 12.1. Uji Beda mean teori dan empiris Kepuasan Perkawinan .................... 43
Tabel 13. Statistik Deskriptif Data Kecerdasan Emosi .......................................... 44
Tabel 13.1. Uji Beda mean teori dan empiris Kecerdasan Emosi .......................... 44
Tabel 14. Uji Normalitas ........................................................................................ 45
Tabel 15. Uji Linearitas.......................................................................................... 46
Tabel 16. Uji Hipotesis .......................................................................................... 46
Tabel 17. Korelasi Aspek Kecerdasan Emosi dengan Kepuasan Perkawinan ....... 47
Tabel 18. Uji Beda Berdasarkan Usia Perkawinan ................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 19. Uji Beda Berdasarkan Pendapatan ......................................................... 49
Tabel 20. Uji Beda Berdasarkan Asal Daerah ....................................................... 50
Tabel 21. Uji Beda Berdasarkan Usia .................................................................... 51
Tabel 22. Uji Beda Berdasarkan Jenis Kelamin..................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Bagan Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan
Perkawinan………………………………………………………………………. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pasangan yang telah menikah memiliki harapan bahwa
perkawinan menjadikan hidup mereka lebih bahagia dan terhindar dari masalah.
Pasangan suami istri pasti memiliki latar belakang yang berbeda, termasuk watak,
kepribadian, cara berpikir dan gaya menyelesaikan masalah. Tidak dapat
dipungkiri bila pasangan sering mengalami konflik dan perselisihan (Smith,
Heaven, & Ciarrochi, 2008).
Setiap pasangan menginginkan kebahagiaan atau kepuasan dalam
perkawinannya. Pada kenyataannya, untuk mencapai kepuasan perkawinan
tidaklah mudah. Battersby (2015) mengatakan bahwa pria merasa lebih puas
dengan hubungan perkawinannya dibandingkan wanita. Kepuasan perkawinan
seseorang ditentukan oleh tingkat terpenuhinya kebutuhan, harapan dan keinginan
orang yang bersangkutan (Animasahun & Oladeni, 2012). Dalam pemenuhan
kebutuhan secara materi, pasangan yang memiliki pendapatan yang besar merasa
lebih puas dengan perkawinannya, meskipun memiliki pendapatan yang besar
tidak berarti bebas dari masalah ekonomi (Dean, 2005).
Kepuasan perkawinan didefinisikan sebagai penilaian subjektif pada
kebahagiaan individu, kesenangan, pemenuhan pengalaman selama perkawinan
antara pasangan dan diri sendiri (Rho, 1989 dalam Khan & Aftab, 2013). Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang merasakan kepuasan dalam perkawinannya memiliki umur panjang, sehat
secara fisik dan mental, serta merasa lebih bahagia dibandingkan individu yang
tidak puas dengan perkawinannya. Kepuasan perkawinan menjadi kunci faktor
yang kuat dalam memengaruhi kualitas dan stabilitas perkawinan yang
menandakan keberhasilan suatu perkawinan (Ardhianita & Andayani, 2005;
Sternberg & Hoggat, 1997 dalam Li & Fung, 2011). Kepuasan perkawinan
memiliki kurva berbentuk U, yang artinya kepuasan akan menurun setelah 5
tahun pertama atau setelah memiliki anak, dan akan kembali meningkat apabila
anak mereka telah menikah (Hughes, 2012).
Dalam konteks hubungan interpersonal, salah satu yang dapat
memengaruhi kepuasan dalam berhubungan adalah kecerdasan emosi. Goleman
(2007) mengatakan bahwa kecerdasan emosi bermain peran penting dalam
memunculkan dan memelihara suatu hubungan yang mengacu pada
perkembangan sosial dan kualitas dari sebuah hubungan interpersonal.
Penelitian sebelumnya menemukan hasil bahwa pasangan yang memiliki
kecerdasan emosi yang rendah cenderung memiliki hubungan negatif
dibandingkan dengan pasangan yang salah satunya memiliki kecerdasan emosi
yang tinggi (Brackett, Warner, & Bosco,2005; Zeidner & Kaluda, 2008). Adanya
penelitian mengenai kecerdasan emosi dengan hubungan relasi romantis membuat
peneliti merasa penting untuk meneliti antara kecerdasan emosi dengan kepuasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perkawinan. Hal ini dikarenakan, untuk melihat apakah kecerdasan emosi dapat
memengaruhi hubungan yang lebih kompleks, yaitu kepuasan perkawinan.
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan individu dalam memotivasi
diri dan bertahan menghadapi keadaan frustasi, mengendalikan dorongan hati,
mengatur suasana hati, dan menjaga agar stressor tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir (Goleman, 2007). Selain itu, kecerdasan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam hidup dan
kesejahteraan psikologis (Bar-On, 2006; Sasanpour, Khodabakshi, & Nooryan,
2012). Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang baik dapat mengontrol
emosi mereka dalam keadaan stress yang kuat dan dapat menerima diri.
Sebaliknya, individu dengan kecerdasan emosi yang rendah tidak dapat
mengontrol emosi mereka dalam beberapa situasi dan sering mengalami kesulitan
dalam menerima diri mereka (Toyota, 2011).
Mayer dan Salovey (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi
sangat penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Individu yang
memiliki kecerdasan emosi yang baik akan lebih sukses dalam kehidupannya dan
lebih sedikit merasakan perasaan negatif baik terhadap diri dan lingkungan.
Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan mampu mengenali
emosi, mengelola emosi dan memahami diri dan orang lain dengan baik sehingga
dapat terhindar dari konflik. Individu yang memiliki kemampuan yang baik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengendalikan emosi negatif cenderung mendapat penerimaan sosial yang lebih
baik dibandingkan dengan individu yang tidak dapat mengendalikan emosinya.
Bracket, Warner, dan Bosco (2005) menemukan bahwa pasangan yang
memiliki kecerdasan emosi yang tinggi menunjukkan tingkat kebahagiaan dalam
relasi romantis yang lebih besar dibandingkan dengan pasangan yang memiliki
kecerdasan emosi yang rendah. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
kecerdasan emosi dan pola komunikasi berasosiasi positif dengan kepuasan dalam
relasi romantis (Smith, Heaven, & Ciarrochi, 2008).
Mengendalikan emosi, memahami, dan menghargai perasaan anggota
keluarga merupakan faktor penting yang memengaruhi hubungan perkawinan.
Kemampuan-kemampuan kecerdasan emosi bermain peran yang dominan pada
kehidupan perkawinan (Lavaleukar, Kulkarni, & Jagtap, 2010). Pentingnya
mengembangkan kesadaran atas kecerdasan emosi pada diri sebelum atau selama
perkawinan memungkinkan untuk menurunnya masalah di masa mendatang.
Implikasi penelitian ini adalah individu mengetahui bahwa kepuasan perkawinan
merupakan faktor penting dalam menjaga kualitas dan stabilitas perkawinan.
Salah satu cara agar dapat meningkatkan kepuasan perkawinan adalah dengan
meningkatkan kecerdasan emosi.
Brackett, Warner, dan Bosco (2005) menyebutkan komponen kecerdasan
emosi yang memengaruhi kepuasan suatu hubungan, antara lain seperti
kemampuan untuk membaca bahasa non-verbal, sinyal emosi dan mengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
emosi. Hal penting dalam sebuah hubungan adalah individu mengetahui kapan,
dimana, dan bagaimana mereka meminta maaf kepada pasangan (Eslami,
Hasanzadeh, & Jamshidi, 2014). Kecerdasan emosi yang rendah mengakibatkan
hubungan yang tidak puas dan konflik yang tinggi. Tingkat kecerdasan emosi
yang tinggi mengarahkan pada pengendalian perbedaan pendapat yang baik,
dimana konflik menjadi sedikit dan kepuasan dalam hubungan yang kian
meninggi. Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tergolong tinggi dapat
berkomunikasi lebih efektif, menangani masalah dengan efektif, dan mampu
meregulasi emosi dengan baik (Fitness, 2001).
Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan karena
penelitian-penelitian sebelumnya hanya melihat hubungan kecerdasan emosi
dengan kepuasan dalam hubungan romantis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui pentingnya kepuasan perkawinan. Banyaknya kasus perceraian di
Indonesia diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepuasan dalam perkawinan.
Beranjak dari masalah tersebut, peneliti merasa perlu untuk mengkaji faktor-
faktor yang memengaruhi kepuasan perkawinan, khususnya kecerdasan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat
hubungan antara kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah
dijabarkan dengan menguji hubungan antara kecerdasan emosi dengan kepuasan
perkawinan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan referensi
tambahan yang berkaitan dengan kepuasan perkawinan dibidang ilmu
Psikologi Keluarga dan Perkawinan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
individu yang sudah menikah terkait pengaruh kecerdasan emosi dalam
menciptakan kepuasan di kehidupan perkawian.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam konseling keluarga dan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Perkawinan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai definisi perkawinan, definisi
kepuasan perkawinan, aspek kepuasan perkawinan, area dalam perkawinan, dan
faktor yang memengaruhi kepuasan perkawinan.
1. Definisi Perkawinan
Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 menyatakan
perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan menurut Duval
dan Miller (1985) adalah suatu hubungan yang telah diakui secara sosial
antara pria dan wanita, yang mensahkan hubungan seksual dan adanya
kesempatan untuk mendapatkan keturunan. Perkawinan adalah persatuan yang
diakui secara hukum antara dua orang, umumya seorang pria dan seorang
wanita, dimana mereka bersatu secara seksual, bekerja sama, dan mungkin
melahirkan atau mengadopsi anak (Strong, DeVault & Cohen, 2011).
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijabarkan, maka perkawinan
dapat disimpulkan sebagai suatu ikatan antara pria dan wanita yang
memutuskan untuk berkomitmen dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Definisi Kepuasan Perkawinan
Duvall dan Miller (1985) mendefinisikan kepuasan perkawinan
sebagai terpenuhinya rasa aman secara emosional, komunikasi dan terbinanya
kedekatan. Fowers dan Olson (1993) mendefinisikan kepuasan perkawinan
sebagai perasaan bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap seluruh
kehidupan perkawinannya, serta pada aspek-aspek khusus yang berhubungan
dengan pasangan. Kepuasan perkawinan menurut Lemme (1995) adalah
penilaian subjektif suami dan istri terhadap hubungan perkawinan yang
cenderung berubah sepanjang perjalanan perkawinan itu sendiri. Menurut
Bradburry, Fincham, dan Beach (2000) kepuasan perkawinan adalah kondisi
mental yang menggambarkan persepsi seseorang tentang kelebihan dan
kekurangan dari suatu perkawinan. Sementara itu, Li dan Fung (2011)
mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai penilaian subjektif individu
mengenai kualitas perkawinan mereka.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan perkawinan adalah evaluasi atau penilaian subjektif individu
terhadap pasangan dan perasaan positif yang muncul dalam perkawinan.
3. Aspek Kepuasan Perkawinan
Aspek dalam kepuasan perkawinan mencakup penilaian secara kognitif
dan afektif (Bradburry, Fincham, dan Beach, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3.1 Aspek Kognitif
Aspek kognitif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada sikap
evaluatif atau keyakinan dalam mempersepsikan apakah perilaku
pasangan bermanfaat atau merugikan. Aspek kognitif tampak dari cara
individu melakukan evaluasi atau memberikan penilaian (judgement)
terhadap kehidupan perkawinannya, seberapa positif atau seberapa baik
perkawinan yang dijalaninya. Evaluasi tersebut didasarkan pada
informasi-informasi yang diperoleh dari pengalaman.
3.2 Aspek Afektif
Aspek afektif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada penilaian
pada perasaan yang dirasakan individu terhadap pasangan dalam
kehidupan perkawinannya. Aspek afektif dalam kepuasan perkawinan
digunakan untuk mengamati perasaan individu tentang perkawinan dari
waktu ke waktu. Evaluasi tersebut didasarkan pada informasi yang
diperoleh dari pengalaman kehidupan perkawinannya.
4. Area Kepuasan Perkawinan
Berdasarkan definisinya, kepuasan perkawinan dapat dilihat dari
beberapa area yang telah dijabarkan oleh Olson dan Olson (2000), yaitu:
4.1 Kepribadian.
Kepribadian adalah pola-pola perilaku, tata krama, pemikiran, motif,
dan emosi yang khas; yang memberikan karakter kepada individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sepanjang waktu dan pada berbagai situasi yang berbeda (Wade & Tarvis,
2009). Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Hal ini
berarti bagi pasangan yang menikah membawa perbedaan-perbedaan
tersebut dalam hubungan perkawinan. Area ini menjelaskan mengenai
penilaian individu terhadap sifat-sifat pasangan dan perilaku dalam
perkawinan.
4.2 Komunikasi.
Komunikasi adalah proses pertukaran pesan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Pasangan yang tidak bahagia sering mengeluh bahwa
mereka tidak berkomunikasi, akan tetapi tidak mungkin jika dalam suatu
hubungan tidak terjadi komunikasi. Area ini menjelaskan mengenai
perasaan individu terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik, senyuman,
dan keterbukaan komunikasi yang terjadi.
4.3 Resolusi Konflik
Konflik adalah permasalahan yang dapat terjadi karena seseorang
tidak menyetujui sebuah kejadian atau situasi dalam kehidupan
perkawinan. Apabila pasangan melihat konflik sebagai hal yang negatif dan
menghindar untuk membicarakan hal tersebut, maka hubungan mereka
akan mengalami kesengsaraan. Konflik akan semakin besar apabila
pasangan tidak memahami bagaimana cara untuk mengatur dan
menyelesaikan konflik. Area ini menjelaskan tentang persepsi kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pasangan terhadap masalah dan strategi penyelesaian masalah pada
hubungan. Area ini berfokus pada keterbukaan pasangan untuk menyadari
dan menyelesaikan masalah serta strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan perdebatan.
4.4 Pengaturan keuangan.
Ekonomi merupakan sebuah alasan penting untuk perkawinan.
Banyak masalah terjadi ketika salah satu pasangan berfikir pasangannya
harus lebih berhati-hati dalam menggunakan uang. Mengelola keuangan
agar tetap stabil merupakan masalah bagi sebagian besar pasangan yang
telah menikah. Area ini berfokus pada sikap dan kekhawatiran mengenai
masalah pengaturan ekonomi.
4.5 Aktivitas waktu luang.
Bersantai, menonton TV atau melakukan rekreasi merupakan
aktivitas yang biasa dilakukan saat individu memiliki waktu luang.
Menghabiskan waktu bersama pasangan merupakan aspek penting untuk
menunjang kedekatan satu sama lain. Terlebih ketika sudah memiliki anak,
karena sebagian banyak waktu akan habis untuk mengurus anak dan
pekerjaan. Area ini mengkaji mengenai preferensi untuk menghabiskan
waktu luang bersama pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4.6 Hubungan seksual.
Sebagian pasangan tidak malu untuk mengekspresikan kasih sayang
mereka satu sama lain, namun beberapa pasangan merasa enggan untuk
mengekspresikan perasaannya terlebih dahulu, begitu juga dalam
mengekpresikan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Area ini
menjelaskan tentang perasaan pasangan mengenai afeksi dan hubungan
seksual.
4.7 Pola Pengasuhan.
Orangtua bertanggung jawab untuk perkembangan anak-anak mulai
dari harga diri, rasa tanggung jawab, nilai-nilai, kesehatan fisik, dan
emosional serta kebutuhan sosial dan emosi anak. Area ini menjelaskan
mengenai penilaian dan perasaan tentang memiliki dan cara membesarkan
anak.
5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan
Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) menjelaskan beberapa faktor
yang memengaruhi kepuasan perkawinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
5.1 Pola Interaksi.
Pola interaksi antara pasangan dapat memengaruhi seberapa puas
mereka dengan perkawinan mereka. Pola yang paling sering
dihubungkan dengan ketidakpuasan perkawinan adalah permintaan atau
penarikan. Dalam pola interaksi ini, salah satu pasangan (seringkali istri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
cederung menuntut suami untuk melakukan perubahan pada perilakunya
karena tidak puas dengan perilaku pasangannya, sementara suami akan
cenderung menghindar dari tuntutan istri. Pola seperti ini memiliki
dampak yang jelas bagi kepuasan perkawinan. Peningkatan tuntutan
menyebabkan peningkatan penghindaran di mana suami dituntut untuk
menyelesaikan konflik yang dapat menyebabkan penurunan pada
kepuasan perkawinan.
Pola interaksi ini dapat memengaruhi beberapa area dalam
perkawinan, seperti komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan,
hubungan seksual, dan pola pengasuhan. Jika pola interaksi dalam suatu
hubungan perkawinan tidak baik, akan berpengaruh pada cara pasangan
berkomunikasi, bersifat aktif atau pasif. Pola interaksi yang baik
mendorong pasangan untuk menyelesaikan masalahnya dalam
perkawinannya. Selain itu, pola interaksi yang baik juga dapat
berpengaruh pada pengaturan keuangan, pola pengasuhan, dan hubungan
seksual.
5.2 Dukungan Sosial.
Dukungan sosial dipercaya berhubungan dengan fungsi
perkawinan yang baik agar tercipta hubungan yang sehat dalam keluarga.
Pasangan yang memberikan dukungan sosial yang baik kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pasangannya telah memberikan kontribusi terhadap kepuasan
perkawinan.
Dukungan sosial dapat memengaruhi beberapa area kepuasan
perkawinan, seperti pengaturan keuangan, aktivitas waktu luang, dan pola
pengasuhan. Apabila individu menerima dukungan sosial dari pasangan
atau kerabat terdekat, maka itu dapat membantu individu dalam
melakukan pengaturan keuangan, terpenuhinya kebutuhan aktivitas waktu
luang, serta tidak berperan seorang diri dalam mengasuh dan mendidik
anak.
5.3 Kekerasan.
Dalam kehidupan perkawinan, kekerasan fisik sangat dekat
kaitannya dengan kepuasan perkawinan. Individu yang terlibat dalam
perkawinan dengan orang yang kasar secara fisik lebih cederung tidak
puas dengan perkawinannya daripada individu yang tidak terlibat dalam
hubungan yang kasar.
Adanya kekerasan dalam perkawinan merepresentasikan cara
individu dan pasangannya dalam menyelesaikan masalah dalam
perkawinannya. Selain itu, individu yang memiliki pasangan yang sering
melakukan kekerasan akan menilai sikap dan kepribadian pasangan
dengan negatif dan memunculkan perasaan perasaan yang negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terhadap pasangannya. Hal ini akan menyebabkan sebuah perkawinan
tidak harmonis dan bahagia.
B. Kecerdasan Emosi
Pada sub bab ini akan membahas mengenai definisi dan aspek kecerdasan
emosi.
1. Definisi Kecerdasan Emosi
Mayer dan Salovey (1997) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai
kemampuan untuk mengamati perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain,
untuk membedakan diantara mereka dan menggunakan informasi tersebut
untuk mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang.
Mayer dan Salovey (dalam Mayer, Salovey, & Caruso, 2004)
menambahkan definisi kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk merasa
secara akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi, kemampuan untuk
mengakses dan membangkitkan emosi agar membantu pikiran, kemampuan
untuk memahami emosi dan pengetahuan terkait emosi, dan kemampuan
meregulasi emosi untuk meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual.
Bar-On (2006) menggambarkan kecerdasan emosi sebagai susunan
emosi yang saling berhubungan dan kompetensi sosial, keterampilan dan
perilaku yang merupakan dampak dari perilaku yang cerdas. Goleman (2007)
melihat bahwa kecerdasan emosi meliputi beberapa kemampuan seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi keadaan
frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati dan menjaga
agar stressor tidak melumpuhkan kemampuan berpikir.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan, kecerdasan
emosi adalah kemampuan untuk merasa secara akurat, menilai, dan
mengekspresikan emosi, kemampuan untuk mengakses dan membangkitkan
emosi agar membantu pikiran, kemampuan untuk memahami emosi dan
pengetahuan terkait emosi, dan kemampuan meregulasi emosi untuk
meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual (Mayer dan Salovey
dalam Mayer, Salovey, & Caruso, 2004).
2. Aspek Kecerdasan Emosi
Mayer dan Salovey (dalam Mayer & Salovey, 1997; Salovey &
Grewel, 2005) membagi kecerdasan emosi menjadi empat aspek, yaitu:
2.1 Mempersepsikan emosi (perceiving emotion)
Mempersepsi emosi adalah kemampuan untuk mendeteksi dan
mengenali emosi dan melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi
pada diri sendiri dan orang lain melalui ekspresi wajah, gambar, dan
suara. Mempersepsi emosi merupakan representasi yang paling dasar dari
kecerdasan emosi karena dengan mempersepsi emosi memungkinkan
terjadinya pemrosesan informasi yang terkait dengan emosi (Salovey &
Grewal, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2 Menggunakan emosi ( using emotion to facilitate thoughts)
Menggunakan emosi adalah kemampuan untuk memanfaatkan
emosi untuk memfasilitasi berbagai macam aktivitas kognitif, seperti
berpikir, bekerja, membuat keputusan, dan penyelesaian masalah.
Misalnya, ketika seseorang harus menyelesaikan tugas yang sulit dan
membosankan yang membutuhkan penalaran deduktif dan perhatian
terhadap detail dalam waktu yang singkat, manakah yang lebih baik,
mengerjakan tugas tersebut dengan mood senang atau mood sedih?
Berada dalam sedikit mood sedih akan membantu seseorang untuk
bekerja dengan hati-hati dan sesuai metode. Sebaliknya, mood senang
dapat menstimulasi pikiran yang kreatif dan inovatif. Individu yang
cerdas secara emosi dapat menguasai seutuhnya perubahan mood-nya
agar sesuai dengan tugas atau pekerjaan yang mereka miliki (Salovey &
Grewal, 2005). Emosi juga dapat memfasilitasi pikiran dengan membuat
individu mempertimbangkan banyak perspektif dari lingkungan atau
orang lain (Mayer & Salovey, 1997).
2.3 Memahami dan menganalisa emosi (understanding emotions)
Memahami dan menganalisa emosi adalah kemampuan memahami
pengetahuan terkait emosi dan mengerti relasi diantara emosi yang
kompleks. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk sensitif dengan
berbagai macam emosi yang berbeda tipis, seperti merasa senang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sangat senang. Aspek ini juga mencakup kemampuan untuk mengenali
dan mendeskripsikan bagaimana emosi berkembang seiring waktu,
seperti bagaimana terkejut dapat berubah menjadi duka (Salovey &
Grewal, 2005).
Emosi cenderung terjadi dalam rangkaian yang berpola, misalnya
marah yang semakin intens meningkat, lalu diekspresikan, dan kemudian
berubah menjadi rasa puas atau rasa bersalah, tergantung pada situasi dan
kondisinya. Penalaran terhadap urutan emosi pun terjadi, misalnya
individu yang merasa tidak dicintai akan menolak perhatian dari orang
lain karena ia merasa takut dengan penolakan di masa mendatang.
Penalaran tentang perkembangan emosi dalam relasi interpersonal inilah
yang merupakan pusat dari kecerdasan emosi (Mayer dan Salovey, 1997).
2.4 Mengatur dan meregulasi emosi ( managing emotions)
Mengatur dan meregulasi emosi adalah kemampuan dalam aspek
yang paling tinggi dalam kecerdasan emosi. Kemampuan ini terkait
kemampuan meregulasi emosi secara sadar, baik dalam diri sendiri
ataupun dalam orang lain untuk meningkatkan perkembangan emosi dan
kecerdasan. Individu yang cerdas secara emosi mampu memanfaatkan
emosi, termasuk yang negatif, dan mengelolanya untuk mencapai tujuan
tertentu (Salovey & Grewal, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Temuan yang Relevan
Brackett, Warner, dan Bosco pada tahun 2005 melakukan perekrutan 172
responden yang terlibat hubungan romantis selama lebih dari tiga bulan. Survey
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kecerdasan emosi
(MSCEIT) dan Quality of Relationship Inventory (QRI). Hasil penelitian ini
adalah pasangan yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah cenderung
memiliki relasi yang lebih buruk daripada pasangan yang salah satu atau
keduanya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.
Smith, Heaven, dan Ciarrochi (2008) melakukan penelitian kepada 82
pasangan heteroseksual yang tinggal bersama dalam satu atap. Sebanyak 67
pasangan telah menikah dan 15 pasangan lainnya tidak menikah. Penelitian ini
menggunakan tiga alat ukur, yaitu Trait Emotional Intelligence-Short Form
(TEIQue-SF); Communication Patterns Questionnaire (CPQ); Perceived
Relationship Quality Components (PRQC) Inventory. Peneliti menemukan bahwa
penilaian individu atas kecerdasan emosi mereka, perkiraan kecerdasan emosi
pasangan, dan persepsi mengenai pola komunikasi konflik merupakan prediktor
yang secara konsisten memengaruhi kepuasan dalam hubungan romantis.
Pasangan yang tidak menghindari konflik merupakan pasangan yang sangat puas
dalam relasi mereka.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan dalam hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
romantis pada responden yang berpacaran dan telah menikah. Pada penelitian
sebelumnya tidak menghubungkan dengan kehidupan perkawinan dan peneliti
belum menemukan penelitian yang menghubungkan secara langsung antara
kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Oleh karena itu, pada penelitian
kali ini peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi
dan kepuasan perkawinan.
D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan
dan meregulasi emosi untuk memfasilitasi pikiran dan mencapai suatu tujuan.
Kecerdasan emosi berhubungan dengan keterampilan dalam mengamati perasaan
dan emosi diri sendiri dan orang lain, dan menggunakan informasi tersebut untuk
mengarahkan pikiran dan tindakan.
Salah satu aspek dasar kecerdasan emosi adalah mempersepsikan emosi
pada diri sendiri dan orang lain. Salah satu kemampuan dalam merasakan emosi
adalah mengenali emosi. Selain itu, kemampuan lainnya adalah terbuka terhadap
perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Individu
yang mampu terbuka terhadap perasaannya mudah terbuka dalam menyadari dan
memecahkan masalah pada kehidupan perkawinannya. Kedua hal ini membuat
individu merasa nyaman berkomunikasi dengan pasangan terutama dalam berbagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
emosi dan pendapat sehingga individu menilai dan merasakan hal positif terhadap
pasangannya.
Kemampuan individu dalam mengekspresikan emosi mereka dengan tepat
berdampak pada bagaimana individu mengekspresikan emosi positif pada
pasangan dan berkomitmen untuk setia. Sebaliknya, individu yang kurang mampu
dalam mengekspresikan emosi mereka, memiliki kesulitan dalam
mengekspresikan kasih sayang pada pasangan dan memiliki komitmen yang
cenderung rendah untuk setia. Individu yang mampu mengekspresikan kasih
sayang kepada pasangannya memiliki perasaan positif terhadap pasangannya.
Aspek kecerdasan emosi lainnya adalah menggunakan emosi untuk
memfasilitasi pikiran. Individu yang dapat menggunakan emosinya mampu
mempertimbangkan beberapa sudut pandang dan mampu menguasai perubahan
suasana hati. Hal ini akan memengaruhi individu dalam mengambil keputusan
dan mendiskusikan masalah dengan pasangan, sebaliknya individu yang tidak
dapat mempertimbangkan sudut pandang orang lain cenderung mengambil
keputusan sendiri tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu.
Memahami dan menganalisa emosi merupakan aspek kecerdasan emosi
yang ketiga. Kemampuan ini terkait dengan pengetahuan tentang emosi dan relasi
diantara emosi yang kompleks (Mayer & Salovey, 1997). Kemampuan ini
berkaitan dengan aspek afektif dalam kepuasan perkawinan. Memahami dan
menganalisa emosi dapat digunakan untuk mengamati perasaan perasaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dirasakan oleh individu di sepanjang usia perkawinannya. (Bradburry, Fincham &
Beach, 2000)
Aspek kecerdasan emosi lainnya adalah mampu mengatur dan meregulasi
emosi. Individu yang mampu mengatur emosinya lebih mudah dalam memahami
dan menghargai perasaan anggota keluarga (Lavaleukar, Kulkarni, & Jagtap,
2010). Individu yang mampu meregulasi emosi lebih dapat menyelesaikan
masalah dengan suasana hati yang tenang.
Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa individu yang memiliki
kecerdasan emosi yang tinggi lebih merasa puas terhadap hubungan mereka
dibandingkan dengan pasangan memiliki kecerdasan emosi yang rendah
(Brackett, Warner & Bosco, 2005). Individu yang mampu untuk memahami
emosi—makna emosi, bagaimana emosi berbaur bersama, bagaimana emosi
berkembang dari waktu ke waktu—merupakan orang yang memiliki kapasitas
untuk memahami aspek penting dari sifat manusia dan hubungan interpersonal
(Salovey, Mayer, Caruso, Yoo, 2008). Individu yang memiliki kecerdasan emosi
yang baik juga memiliki penilaian dan perasaan positif kepada pasangan. Hal ini
akan berdampak pada perkawinan yang memuaskan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan emosi berhubungan positif dengan kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bagan 1.
Bagan Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan.
Kecerdasan
Emosi
Terbuka terhadap perasaan,
baik yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan
Mampu mengekspresikan
kasih sayang pada pasangan
dan berkomitmen untuk setia.
Individu akan memiliki
perasaan positif terhadap
pasangan dan kehidupan
Merasa nyaman berkomunikasi
dengan pasangan, terutama
dalam berbagi emosi dan
Mampu mempertimbangan
beberapa sudut pandang dan
mampu menguasai perubahan
suasana hati.
Mampu mengambil keputusan
dan mendiskusikan masalah
dengan pasangan
Mampu mengetahui
pengetahuan tentang emosi
dan relasi emosi yang
Mampu mengamati perasaan-
perasaan yang dirasakan oleh
individu disepanjang
perkawinan
Mampu mengatur emosi
dalam diri dan orang lain. Mudah memahami dan
menghargai perasaan anggota
keluarga, serta dapat
menyelesaikan masalah
dengan tenang.
Kepuasan
Perkawinan
Memiliki
penilaian dan
perasaan positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara
kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan. Semakin tinggi kecerdasan emosi
individu maka semakin tinggi tingkat kepuasan perkawinannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis survei
korelasional, yang bertujuan untuk menguji korelasi antara kcerdasan emosi
dengan kepuasan perkawinan.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Tergantung : Kepuasan Perkawinan.
2. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan definisi konseptual pada
masing-masing variabel.
1. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan adalah evaluasi atau penilaian subjektif individu
terhadap pasangan dan perasaan positif yang muncul dalam perkawinan.
Kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan skala kepuasan
perkawinan yang disusun berdasarkan dua aspek, yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Masing masing aspek dilihat berdasarkan tujuh konteks dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perkawinan, yaitu (a) kepribadian; (b) komunikasi; (c) resolusi konflik; (d)
pengaturan keuangan; (e) aktivitas waktu luang; (f) hubungan seksual; serta
(g) anak dan pengasuhan.
2. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasa secara akurat,
menilai, dan mengekspresikan emosi, kemampuan untuk mengakses dan
membangkitkan emosi agar membantu pikiran, kemampuan untuk memahami
emosi dan pengetahuan terkait emosi, dan kemampuan meregulasi emosi
untuk meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual. Kecerdasan Emosi
diukur menggunakan skala kecerdasan emosi yang disusun berdasarkan empat
aspek dari kecerdasan emosi, yaitu (a) mempersepsi emosi; (b) menggunakan
emosi; (c) memahami dan menganalisa emosi; serta (d) mengatur dan
meregulasi emosi.
D. Responden Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan orang dewasa berusia 21-65 tahun
yang telah menikah sebagai responden penelitian. Teknik pemilihan responden
dalam penelitian ini menggunakan metode non probability purposive sampling
jenis purposive sampling, yaitu pemilihan responden berdasarkan ciri-ciri tertentu
yang berkaitan dengan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Siregar, 2013). Kriteria responden dalam penelitian ini adalah orang dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang sudah menikah, memiliki anak, dan tinggal bersama dengan pasangan.
Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena peneliti ingin melihat bagaimana
individu menilai dan perasaan terhadap pasangan dan seputar perkawinan,
termasuk pola pengasuhan anak.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode skala untuk
memperoleh data mengenai kepuasan perkawinan dan kecerdasan emosi. Prosedur
penyusunan skala kepuasan perkawinan dan kecerdasan emosi, meliputi
penyusunan blue print, Focus Group Discussion (FGD), penulisan item, review
dan revisi item, perhitungan IVI-I dan IVI-S, serta uji coba alat ukur.
1. Penyusunan Blue Print
Peneliti menyusun blue print kepuasan perkawinan dan blue print
kecerdasan emosi
1.1 Penyusunan Blue Print Kepuasan Perkawinan
Berdasarkan tujuh area dalam kehidupan perkawinan, peneliti
menyusun blue print di mana masing-masing area mengandung aspek
kognitif dan aspek afektif. Setiap area, terdapat empat item favorable (F)
dan empat item unfavorable (UF). Pernyataan favorable yaitu
pernyataan-pernyataan yang bila disetujui menunjukkan sikap positif atau
menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Sebaliknya, pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
unfavorable adalah pernyataan-pernyataan yang bila disetujui
mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi
sasaran perhatian (Supratiknya, 2014).
Total keseluruhan item kepuasan perkawinan adalah 56 item.
Peneliti menyusun item-item skala kepuasan seperti dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1.
Blue-Print Skala Kepuasan Perkawinan.
Aspek
Konteks
Kognitif Afektif Jumlah
F UF F UF
Kepribadian 3, 40 31, 22 13, 48 38, 15 8
Resolusi konflik 28, 44 6, 14 1, 11 34, 2 8
Pengaturan keuangan 45, 29 21, 54 39, 32 46, 50 8
Pola pengasuhan 35, 5 16, 47 49, 7 52, 26 8
Waktu luang 4, 53 12, 51 17, 24 25, 30 8
Komunikasi 10, 41 8, 36 19, 42 20, 9 8
Hubungan seksual 23, 18 43, 27 33, 35 37, 56 8
Total 56
1.2 Penyusunan Blue Print Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi memiliki empat aspek, yaitu (a) mempersepsi
emosi; (b) menggunakan emosi; (c) memahami emosi dan; (d) meregulasi
emosi. Berdasarkan keempat aspek tersebut, peneliti menyusun item di
mana masing-masing aspek terdapat delapan item favorable dan delapan
item unfavorable. Total keseluruhan item kecerdasan emosi adalah 64
item. Peneliti menyusun item-item skala kecerdasan emosi seperti dapat
dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2.
Blue-print Skala Kecerdasan Emosi.
No Area F UF Jumlah
1 Mempersepsi
Emosi
1, 3, 11, 24, 31,
49, 53, 54
13, 18, 35, 41,
48, 52, 64, 61
16
2 Menggunakan
Emosi
8, 19, 26, 36, 45,
50, 56, 62
2, 5, 20, 25, 42,
43, 55, 58
16
3 Memahami
Emosi
4, 7, 27, 33, 37,
39, 46, 57
14, 21, 28, 29,
34, 44, 59, 63
16
4 Mengatur dan
meregulasi
emosi
5, 12, 15, 17, 32,
38, 40, 47
6, 9, 10, 16, 22,
23, 30, 60
16
Total 64
2. Focus Group Discussion (FGD)
Tujuan peneliti melakukan FGD adalah untuk mengidentifikasi
tingkah laku yang dianggap sebagai indikator, baik pada variabel kepuasan
perkawinan maupun kecerdasan emosi dan untuk memahami konteks calon
responden penelitian. Selain itu, peneliti juga ingin melihat apakah indikator
indikator tersebut muncul dalam kehidupan perkawinan. FGD dilaksanakan
pada tanggl 8 Desember 2016 dengan 5 orang wanita yang sudah menikah.
Daftar pertanyaan FGD untuk kepuasan perkawinan dapat dilihat pada
lampiran 1.
Hasil FGD mengenai kepuasan perkawinan menunjukkan bahwa
perilaku-perilaku yang muncul dalam kehidupan sehari-hari responden terkait
kepuasan perkawinan meliputi: menerima kelebihan dan kekurangan
pasangan, membicarakan masalah secara terbuka, mendukung responden,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menggunakan dan menikmati waktu luang bersama pasangan, dan pasangan
menunjukkan perilaku seksualnya seperti menggenggam, memeluk dan
mencium responden
Setelah melakukan FGD mengenai kehidupan perkawinan, peneliti
melakukan istirahat sejenak lalu kembali melakukan FGD terkait dengan
kecerdasan emosi. Daftar pertanyaan FGD untuk kecerdasan emosi yang
diajukan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil FGD mengenai
kecerdasan emosi menunjukkan bahwa perilaku-perilaku yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari responden terkait kecerdasan emosi meliputi:
mengetahui dan merasakan perasaan yang sedang dirasakan, mengetahui
penyebab dari emosi, cenderung menunda pekerjaan ketika gelisah, serta
meminta pendapat orang lain untuk menemukan jalan keluar dari masalah.
3. Penulisan Item
Peneliti menyusun item-item kepuasan perkawinan dan kecerdasan emosi
berdasarkan hasil FGD yang telah dilakukan. Skala kepuasan perkawinan
terdiri dari 56 item, yaitu 28 item favorable dan 28 item unfavorable. Item-
item skala kecerdasan emosi yang disusun peneliti berjumlah 64 item, terdiri
dari 32 item favorable dan 32 item unfavorable.
Peneliti menggunakan metode penskalaan likert yang terdiri dari empat
pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
favorable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 3 untuk Setuju (S),
nilai 2 untuk Tidak setuju (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS).
Sebaliknya, masing-masing item unfavorable diberi nilai 1 untuk Sangat
Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S), nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai
4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Ringkasan skor berdasarkan pilihan
jawaban dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Skor berdasarkan Pilihan Jawaban.
Kategori Jawaban Skor
Favorable Unfavorabel
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sesuai (S) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
4. Review dan Revisi Item
Dalam penelitian ini, pemeriksaan item didapatkan melalui penilaian
(review) oleh dosen pembimbing skripsi yang dilakukan selama proses
pembuatan item meliputi ketepatan definisi konseptual, pemilihan kata dalam
setiap item, serta kesesuaian item dengan indikator-indikator kepuasan
perkawinan dan kecerdasan emosi. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi
item guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing
skripsi terkait item-item yang telah disusun. Setelah itu, peneliti melanjutkan
ke tahap pengujian validitas isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
5. Penghitungan Validitas Isi
Uji validitas isi dilakukan oleh professional judgement yaitu dosen
pembimbing skripsi dan lima orang yang sedang menyusun skripsi. Dalam
melakukan uji validasi isi, peneliti menggunakan dua perhitungan, yaitu
perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I adalah indeks validitas isi pada taraf item,
sedangkan IVI-S adalah indeks validasi isi skala. Suatu item dapat dikatakan
relevan apabila nilai IVI >0,78. Jika item memiliki nilai kurang dari <0,78,
maka item perlu diperbaiki atau digugurkan. Setelah menghitung IVI-I,
peneliti melakukan perhitungan IVI-S. Sebuah skala disebut memiliki validasi
isi yang baik jika nilai IVI-S >0,90 (Supratiknya, 2016).
Hasil perhitungan IVI-I skala kepuasan perkawinan, terdapat 7 item
yang memiliki nilai yang <0,78. Selanjutnya, peneliti memperbaiki 7 item
tersebut dan melakukan validasi ulang sehingga item-item tersebut memiliki
nilai 1,00. Setelah seluruh item memiliki nilai IVI-I >0,78, peneliti melakukan
perhitungan IVI-S. Hasil yang didapatkan pada perhitungan IVI-S adalah
0,91. Hal ini berarti skala kepuasan perkawinan memiliki validitas isi yang
baik.
Berdasarkan hasil perhitungan IVI-I skala kecerdasan emosi, terdapat 3
item yang memiliki nilai <0,78. Peneliti memperbaiki 3 item tersebut dan
melakukan validasi ulang sehingga item-item tersebut memiliki nilai IVI-I
>0,78. Selanjutnya, peneliti melakukan perhitugan IVI-S dan mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
hasil sebesar 0,92. Hal ini berarti skala kecerdasan emosi memiliki validitas
isi yang baik.
6. Uji Coba Alat Ukur
Peneliti melakukan uji coba skala untuk melihat apakah item-item yang
disusun sudah baik dan bisa digunakan untuk mengambil data penelitian.
Pengambilan data uji coba dilakukan pada bulan Maret 2017 dengan jumlah
responden 67 orang. Dalam uji coba alat ukur, responden uji coba yang
digunakan oleh peneliti memiliki kesamaan karakteristik dengan responden
penelitian. Peneliti melakukan uji coba untuk mendapatkan skala dengan taraf
reliabilitas yang memadai melalui analisis item.
Analisis item dilakukan untuk menguji kualitas sebuah skala psikologi
yang dilihat dari setiap itemnya (Azwar, 2011). Tujuan dari analisis item
adalah memilih item-item yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat
homogen atau memiliki daya diskriminasi yang baik (Supratiknya, 2014).
Seleksi item dilakukan dengan metode rasional, yaitu dengan
menghitung korelasi tiap item dengan skor total dari 56 item yang terdapat
pada skala kepuasan perkawinan dan 64 item yang terdapat pada skala
kecerdasan emosi. Perhitungan korelasi item total dapat menunjukkan item
item terbaik dalam mengukur konstruk atau isi yang sedang diukur. Semakin
tinggi korelasi item dengan skor total, semakin baik juga item yang
bersangkutan. Batasan koefisien korelasi (rix) >0.30 digunakan sebagai kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pemilihan item. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
dianggap memuaskan dan dapat digunakan, sedangkan item yang memiliki
koefisien korelasi kurang dari 0,30 dianggap sebagai item yang kurang baik
dan tidak dapat digunakan.
Analisis item dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for
windows 16 dengan melihat Corrected Item Total Correlation pada Reliability
Statistics. Berdasarkan data yang ada dari 56 item kepuasan perkawinan,
terdapat 21 item dinyatakan gugur karena memiliki koefisien korelasi yang
kurang dari 0,30. Setelah itu, peneliti melakukan eliminasi item untuk
menyeimbangkan jumlah item tiap aspek. Eliminasi item dilakukan dengan
cara menggugurkan item yang memiliki koefisien korelasi diatas 0.30 namun
memiliki nilai paling rendah. Peneliti mengeliminasi 2 item lainnya, sehingga
item yang tersisa untuk skala kepuasan perkawinan adalah 33 item dari 56
item. Distribusi item-item yang telah diseimbangkan pada masing-masing area
kepuasan perkawinan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.
Distribusi item Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba.
No Area Favorable Unfavorable Jumlah
1 Kepribadian 1, 15 8, 20, 28 5
2 Resolusi Konflik 9, 21, 24, 27 2 5
3 Pengaturan Keuangan 3, 30 10 3
4 Pola Pengasuhan 11, 32 4, 22, 28 5
5 Waktu Luang 5, 17, 23, 31 12 5
6 Komunikasi 13, 25, 33 6, 18 5
7 Hubungan Seksual 7, 16, 19, 29 14 5
Total 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa sebaran data tiap area tidak seimbang,
pada aspek kepribadian, resolusi konflik, pola pengasuhan, waktu luang,
komunikasi, dan hubungan seksual berjumlah 5, sedangkan area pengaturan
keuangan berjumlah 3. Peneliti memutuskan untuk tidak menyeimbangkan
setiap area karena peneliti mencoba menyesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Selain itu juga agar tidak banyak item yang digugurkan pada area
lainnya.
Skala kecerdasan emosi memiliki jumlah 64 item, terdapat 29 item yang
memiliki nilai koefisien korelasi yang rendah dengan jumlah responden 63
orang. Sebanyak 29 item digugurkan karena tidak memenuhi syarat koefisien
korelasi. Untuk menyeimbangkan jumlah item tiap aspek, peneliti
menggugurkan item kecerdasan emosi hingga menjadi 24 item dari 64 item.
Distribusi item-item yang telah diseimbangkan pada masing-masing aspek-
aspek kecerdasan emosi dapat dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi item Skala Kecerdasan Emosi Setelah Uji Coba.
No Area Favorable Unfavorable Jumlah
1 Mempersepsi Emosi 1, 22 5, 9, 18, 21 6
2 Menggunakan Emosi 6, 12, 19 2,10,14 6
3 Memahami Emosi 11, 13, 15 7, 20,23 6
4 Mengatur dan
meregulasi emosi
3,17,24 4, 8, 16 6
Total 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Peneliti melakukan analisis reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.00. Berdasarkan
data statistik, koefisien reliabilitas skala kepuasan perkawinan sebesar 0,882 dan
0,864 untuk skala kecerdasan emosi. Selanjutnya, peneliti melakukan eliminasi
item yang tidak memenuhi syarat batasan koefisien korelasi. Setelah melakukan
seleksi item, reliabilitas skala kepuasan perkawinan meningkat menjadi 0,930 dan
reliabilitas skala kecerdasan emosi meningkat menjadi 0,876. Hasil ini
menunjukkan bahwa skala kepuasan perkawinan dan skala kecerdasan emosi
memiliki reliabilitas yang baik dan dapat digunakan. Batas nilai alpha cronbach
adalah 0,6 termasuk dalam kriteria reliabilitas yang kurang baik, sedangkan nilai
alpha cronbach 0,7 termasuk dalam kriteria reliabilitas yang dapat diterima dan
nilai alpha cronbach 0,8 termasuk dalam kriteria reliabilitas yang baik (Sekaran,
1992 dalam Priyatno, 2012).
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik
korelasi Pearson Product Moment. Asumsi dalam pengujian Pearson Product
moment adalah uji normalitas dan uji linearitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan uji hipotesis dengan teknik korelasi. Peneliti menggunakan teknik
korelasi pearson product moment karena data penelitian memenuhi syarat uji
asumsi.
Salah satu syarat untuk menggunakan teknik korelasi product moment
adalah jika uji asumsi terpenuhi, yaitu data memiliki sebaran atau distribusi
data yang normal, dan linear. Sebaliknya, jika uji asumsi tidak terpenuhi maka
pengolahan data menggunakan uji statistik non-parametrik. Teknik korelasi
yang biasa digunakan adalah teknik korelasi spearman rho (Siregar, 2013).
2. Uji Asumsi
Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian serta
kelinearitasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi atau data
berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menguji kelinearitasan data
(Siregar, 2013).
2.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian korelasi perlu dilakukan uji normalitas karena semua
perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-smirnov Z pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
program SPSS for windows versi 16. Data dengan sebaran yang normal
memiliki taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) (Santoso, 2010).
2.2 Uji Linearitas
Penelitian ini melakukan uji linearitas untuk melihat apakah data-data
yang diuji memiliki hubungan yang linear atau tidak. Suatu hubungan
dapat dikatakan linear jika memiliki taraf sigifikasi kurang dari 0,05
(p<0,05), sebaliknya hubungan antarvariabel dikatakan tidak linear jika
taraf signifikasi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden dan Data Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 16 Maret 2017 hingga
tanggal 20 Maret 2017 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden
secara langsung maupun dengan bantuan orang lain yang memberikan kepada
tetangga atau kerabat dekat. Pengambilan data secara langsung dilakukan dengan
cara memberikan kuesioner kepada responden yang berdomisili di daerah Sanur,
Kesiman, dan Panjer, Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Penelitian ini melibatkan 67 responden dengan rentang usia 21 tahun hingga
65 tahun yang berada di Denpasar. Data demografik yang diperoleh peneliti
antara lain:
1. Deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data demografik, responden terdiri dari 35 orang laki-laki
dan 36 orang perempuan. Tabel 6 menunjukkan deskripsi data responden
penelitian yang dilihat berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 6.
Deskripsi Jenis Kelamin Responden Penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Jenis Kelamin Laki-laki 33
67 Perempuan 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Deskripsi responden penelitian berdasarkan Usia
Berdasarkan 71 responden, peneliti mengelompokkan responden
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dewasa awal (20-45 Tahun) dan
dewasa madya (46-65 Tahun). Pada kelompok dewasa awal, terdapat
responden sebanyak 35 orang, dan sebanyak 36 responden berada pada
kelompok masa dewasa madya. Tabel 7 menunjukkan deskripsi data responden
penelitian berdasarkan usia.
Tabel 7.
Deskripsi Usia Responden Penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Usia 20- 45 Tahun 35
67 46-65 Tahun 32
3. Deskripsi responden penelitian berdasarkan asal daerah
Data menunjukkan bahwa sebanyak 37 responden memiliki asal daerah
yang sama dengan pasangannya. 34 responden lainnya memiliki asal daerah
yang berbeda dengan pasangannya. Tabel 8 menunjukkan deskripsi responden
penelitian berdasarkan asal daerah responden dan pasangan.
Tabel 8.
Deskripsi Asal Daerah Responden dan Pasangan.
Keterangan Jumlah Total
Asal Daerah Responden
dan Pasangan
Satu Daerah 35 67
Beda Daerah 32
4. Deskripsi responden penelitian berdasarkan usia perkawinan
Berdasarkan data demografik, sebanyak 42 responden telah menikah
dengan pasangannya selama lebih dari 15 tahun, sedangkan 29 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lainnya memiliki rentang usia1-15 tahun. Tabel 9 menunjukkan deskripsi
responden penelitian berdasarkan usia perkawinan.
Tabel 9.
Deskripsi Usia Perkawinan Responden Penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Usia Perkawinan
Responden
1-15 Tahun 25 67
>15 Tahun 42
6. Deskripsi responden penelitian berdasarkan pendapatan
Data menunjukkan pendapatan dalam sebulan dari masing-masing
responden. Sebanyak 29 responden memiliki pendapatan yang kurang dari Rp
2.500.000. Responden yang memiliki pendapatan yang lebih dari Rp 2.500.000
terdapat sebanyak 42 responden. Tabel 10 menunjukkan deskripsi responden
penelitian berdasarkan pendapatan dalam satu bulan.
Tabel 10.
Deskripsi pendapatan responden penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Pendapatan
Responden
< Rp 2.500.000 29 67
> Rp 2.500.000 38
7. Deskripsi responden penelitian berdasarkan jumlah anak
Berdasarkan data demografik, tabel 11 menunjukkan deskripsi data
jumlah anak yang dimiliki responden. Sebanyak 49 responden memiliki 1
orang sampai 2 orang anak, dan sebanyak 22 responden memiliki anak yang
lebih dari 2 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 11.
Deskripsi jumlah anak responden penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Jumlah Anak
Responden
1-2 45 67
>2 22
B. Deskripsi Data Penelitian
Pada sub bab ini, peneliti membahas mengenai reliabilitas data skala dan
statistik deskriptif data penelitian.
1. Reliabilitas Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan Alpha Cronbch
untuk mengukur koefisien reliabilitas data kepuasan perkawinan dengan
program SPSS for windows versi 16. Hasil menunjukkan bahwa skala kepuasan
perkawinan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.942 dengan jumlah 33 item.
Untuk skala kecerdasan emosi diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.872 dengan
jumlah 24 item.
2. Statistik Deskriptif Data Penelitian
Sub bab ini membahas mengenai statistik deskriptif data kepuasan
perkawinan dan kecerdasan emosi beserta uji beda mean teoretis dan mean
empiris masing-masing variabel.
2.1 Deskriptif data kepuasan perkawinan
Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran
skor teoritis dan skor empiris skala kepuasan perkawinan. Skor teoretis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
adalah skor alat ukur, sedangkan skor empiris diperoleh dari hasil
penelitian. Hasil analisis deskriptif data kepuasan perkawinan dapat dilihat
pada tabel 12.
Table 12.
Deskriptif data kepuasan perkawinan.
Statistik Kepuasan Perkawinan
Teoretis Empiris
Skor Minimal 33 67
Skor Maksimal 132 132
Mean 82,5 105,85
Standar Deviasi 16,5 13,198
Dalam tabel deskripsi statistik, diketahui variabel kepuasan
perkawinan memiliki mean teoretis sebesar 82,5 dan berdasarkan hasil
analisis diperoleh mean empiris sebesar 105,85. Peneliti melakukan
analisis uji beda dengan mengunakan teknik One-sample t-test pada
program SPSS for windows versi 16 untuk mengetahui tingkat
perbedaannya. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 12.1
Table 12.1
Hasil uji beda mean teoretis dan mean empiris kepuasan perkawinan.
Kepuasan
perkawinan
Test value = 82,5
Sig (2-tailed) Mean Difference
0,000 23,351
Data tabel 12.1 menunjukkan adanya perbedaan sebesar 23,351
dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris.
Temuan ini menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat kepuasan
perkawinan yang tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2.2 Deskriptif data kecerdasan emosi.
Data tabel analisis deskriptif, diketahui bahwa kecerdasan emosi
memiliki mean sebesar 60, dan berdasarkan hasil analisis diperoleh mean
sebesar 77,91. Hasil analisis deskriptif data kecerdasan emosi dapat dilihat
pada tabel 13.
Tabel 13.
Deskriptif data kecerdasan emosi
Statistik Kecerdasan Emosi
Teoretis Empiris
Skor Minimal 24 58
Skor Maksimal 96 98
Mean 60 77,91
Standar Deviasi 12 8,547
Untuk mengetahui perbedaan antara mean teoretis dan mean
empiris, peneliti melakukan analisis uji beda One-sample t-test pada
program SPSS for windows versi 16. Hasil uji beda dapat dilihat pada
tabel 13.1.
Table 13. 1
Hasil uji beda mean teoretis dan mean empiris kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi
Test value = 60
Sig (2-tailed) Mean Difference
0,000 17,910
Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan sebesar 17,910
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan
bahwa responden memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tergolong
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Analisis Data Penelitian
Sub bab ini membahas mengenai analisis data penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti. Sebelum pengujian hipotesis, peneliti melakukan uji
asumsi terlebih dahulu.
1. Uji Asumsi
Dalam uji asumsi, terdapat 2 macam uji, yaitu uji normalitas dan uji
linearitas.
1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
14.
Tabel 14.
Uji Normalitas.
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistik df Sig.
Kepuasan Perkawinan 0,089 67 0,200
Kecerdasan Emosi 0,097 67 0,200
Berdasarkan data dalam tabel 14 dapat dilihat bahwa signifikansi
data kepuasan perkawinan sebesar 0,200 (p>0,05), sedangkan nilai
signifikansi pada kecerdasan emosi sebesar 0,200 (0,05). Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa distribusi data kepuasan perkawinan dan
kecerdasan emosi bersifat normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1.2 Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000
(p<0,05). Angka ini menggambarkan bahwa kecerdasan emosi dan
kepuasan perkawinan memiliki hubungan yang linear. Hasil uji linearitas
dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15.
Uji Linearitas.
F Sig.
Kepuasan
Perkawinan*
Kecerdasan
Emosi
Between
Groups
(Combined) 4,643 0,000
Linearity 58,384 0,000
Deviaton from
Linearity 2,724 0,002
2. Uji Hipotesis
Peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan teknik uji korelasi
dengan korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS for windows
16. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16.
Uji Hipotesis.
Kecerdasan Emosi
Kepuasan Perkawinan
Pearson Correlation 0,583
Sig. (1-tailed) 0,000
N 67
Data pada tabel menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.615 dengan
taraf signifikasi p= 0,000 (p<0,01). Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan.
Koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar 0,34. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sumbangan yang diberikan kecerdasan emosi kepada kepuasan perkawinan
yaitu sebesar 34%.
3. Analisis Tambahan
Peneliti melakukan analisis tambahan untuk memperkaya data penelitian
mengenai kepuasan perkawinan. Analisis tambahan yang dilakukan oleh
penelitian antara lain:
3.1 Korelasi tiap aspek kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan.
Peneliti melakukan analisis korelasi dengan menggunakan aspek-
aspek kecerdasan emosi meliputi (a) mempersepsi emosi (PE); (b)
menggunakan emosi (GE); (c) memahami emosi (ME), dan; (d) meregulasi
emosi (RE) dengan kepuasan perkawinan, adalah sebagai berikut:
Tabel 17.
Korelasi aspek kecerdasan emosi dengan Kepuasan Perkawinan.
PE GE ME RE
Kepuasan
Perkawinan
Pearson
Correlation 0,517 0,459 0,398 0,585
Sig. (1-
tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000
N 67 67 67 67
Tabel 17 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan sebesar
0,000 (p<0,01) tiap aspek kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan.
Aspek mempersepsi emosi memiliki koefisien korelasi sebesar 0,517;
aspek menggunakan emosi memiliki koefisien korelasi sebesar 0,459.
Aspek memahami emosi memiliki nilai koefisien korelasi paling rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yaitu 0,398 dan aspek mengatur emosi memiliki koefisien tertinggi yaitu
0,585.
3.2 Perbedaan kepuasan perkawinan berdasarkan data demografik
Peneliti melakukan analisis tambahan yaitu uji beda menggunakan
independent t-test pada program SPSS for windows 16. Analisis tambahan
yang dilakukan peneliti berdasarkan data demografik yang diperoleh pada
masing-masing responden. Data yang digunakan peneliti dalam uji beda,
antara lain:
3.2.1 Perbedaan kepuasan perkawinan berdasarkan usia perkawinan
Peneliti melakukan analisis uji beda berdasarkan usia
perkawinan responden yang dikelompokkan menjadi 2, yaitu usia
perkawinan yang kurang dari 15 tahun dan usia perkawinan yang
lebih dari 15 tahun. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18.
Uji beda berdasarkan Usia Perkawinan.
N Mean
teoretis
Mean Sig.
Usia Perkawinan
<15 Tahun 25
105,85
105,48
0,186 Usia Perkawinan
>15 Tahun 42 107,48
Berdasarkan data pada tabel 19, sebanyak 25 responden
memiliki usia perkawinan yang kurang dari 15 tahun dengan mean
105,48. Terdapat 42 responden yang sudah menikah lebih dari 15
tahun dengan perolehan mean sebesar 107,48. Nilai signifikansi uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
beda dari data demografik mengenai usia perkawinan yaitu sebesar
0,186 (p>0,05). Hal ini berarti perbedaan kepuasan perkawinan
antara responden yang telah menikah kurang dari 15 tahun dengan
responden yang telah menikah selama lebih dari 15 tahun, tidak
signifikan.
3.2.2 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan pendapatan
Peneliti melakukan uji beda kepuasan perkawinan
berdasarkan pendapatan dalam sebulan yang dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu pendapatan yang kurang dari Rp 2.500.000 per
bulan dan pendapatan yang lebih dari Rp 2.500.000 per bulan. Hasil
uji beda dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19.
Uji beda berdasarkan Pendapatan.
N Mean
teoretis
Mean Sig.
<Rp 2.500.000 29 105,85
105.83 0,990
>Rp 2.500.000 38 107.24
Terdapat 29 responden memiliki pendapatan yang kurang
dari Rp 2.500.000 dengan nilai mean sebesar 105.83. Responden
lainnya sebanyak 38 orang memiliki pendapatan lebih dari Rp
2.500.00 dengan nilai mean sebesar 107,24. Nilai signifikansi uji
beda dari data demografik mengenai pendapatan responden dalam
sebulan yaitu sebesar 0,990 (p>0,05). Hal ini berarti perbedaan
kepuasan perkawinan antara responden yang memiliki pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kurang dari Rp 2.500.000 dengan responden yang memiliki
pendapatan yang lebih dari Rp 2.500.000, tidak signifikan.
3.2.3 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan Asal Daerah
Peneliti melakukan uji beda kepuasan perkawinan
berdasarkan asal daerah responden dan pasangan yang dibagi
menjadi dua kelompok yaitu sedaerah dan beda daerah. Hasil uji
beda dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20.
Uji beda berdasarkan Asal Daerah.
N Mean
teoretis
Mean Sig.
Satu Daerah 35 105,85
111.41 0,002
Beda Daerah 32 101.50
Berdasarkan data pada tabel 20, sebanyak 35 responden
memiliki pasangan berasal dari daerah yang sama dengan responden,
nilai mean yang diperoleh sebesar 114,41. Terdapat 32 responden
lainnya yang memiliki asal daerah berbeda dengan pasangan, nilai
mean yang diperoleh sebesar 101,50. Nilai signifikansi uji beda dari
data demografik mengenai asal daerah yaitu sebesar 0,002 (p<0,05).
Hal ini berarti terdapat perbedaan kepuasan perkawinan yang
signifikan antara responden dengan pasangan berasal dari daerah
yang sama dan responden dengan pasangan dari asal daerah yang
berbedam. Berdasarkan mean dari masing-masing kelompok, dapat
disimpulkan bahwa responden dengan pasangan berasal dari daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang sama memiliki kepuasan perkawinan lebih tinggi dibandingkan
responden dengan pasangan dari asal daerah yang berbeda.
3.2.4 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan usia
Peneliti melakukan uji beda kepuasan perkawinan
berdasarkan usia responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu
usia 21-45 dan usia 46-65. Hasil uji beda kepuasan perkawinan
berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21.
Uji beda berdasarkan Usia.
N Mean
teoretis
Mean Sig.
Usia 21-45 35 105,85
107.36 0,444
Usia 46-65 32 105.94
Berdasarkan usia responden, terdapat 35 responden yang
berada pada usia 21 tahun hingga 45 tahun dengan nilai mean
sebesar 107,36. Responden lainnya berada pada usia 46 tahun hingga
65 tahun yaitu sebanyak 32 responden dengan nilai mean sebesar
105,94. Nilai signifikansi uji beda dari data demografik mengenai
usia yaitu sebesar 0,444 (p>0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan
kepuasan perkawinan yang tidak signifikan antara responden yang
berusia dengan rentang 21 tahun hingga 45 tahun dan subjek dengan
rentang usia 46 tahun hingga 65 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.2.5 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin
Peneliti melakukan uji beda pada variabel kepuasan
perkawinan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan
perempuan. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22.
Uji beda berdasarkan Jenis Kelamin.
N Mean
teoretis
Mean Sig.
Laki-Laki 33 105,85
107.11 0,444
Perempuan 34 106.20
Tabel 22 menunjukkan terdapat 33 responden laki-laki
dengan nilai mean sebesar 107,11 dan 34 responden perempuan
dengan nilai mean sebesar 106,20. Nilai signifikansi uji beda dari
data demografik mengenai usia perkawinan yaitu sebesar 0,444
(p>0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan kepuasan perkawinan
yang tidak signifikan antara laki-laki dan perempuan.
D. Pembahasan
1. Hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kepuasan
perkawinan. Hal ini berarti individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi
yang tinggi merasakan perkawinan yang memuaskan, dan begitu sebaliknya.
Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tergolong rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang rendah. Dalam penelitian ini,
kecerdasan emosi memberi sumbangan terhadap kepuasan perkawinan sebesar
33%. Setiap aspek kecerdasan emosi memiliki hubungan positif yang
tergolong tinggi dengan kepuasan perkawinan. Aspek kecerdasan emosi yang
memiliki hubungan terkuat dengan kepuasan perkawinan adalah aspek
mengatur emosi, diikuti oleh aspek mempersepsi emosi, aspek menggunakan
emosi, dan aspek memahami emosi.
Fitness (2001) mengatakan bahwa pasangan yang lebih baik dalam
mempersepsi, akurat mengidentifikasi, mengatur, dan mengekspresikan
emosi, semakin puas dan bahagia dalam hubungan mereka. Salah satu
kemampuan kecerdasan emosi yang baik adalah terbuka terhadap perasaan
baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Hal ini baik
dimiliki oleh seseorang yang sudah menikah agar saling mengerti satu dengan
lainnya sehingga merasa puas satu sama lain. Hubungan suami-istri yang
terjalin dengan baik dapat diasumsikan sebagai perkawinan yang bahagia dan
individu yang terlibat merasakan kepuasan dalam kehidupan perkawinannnya,
khususnya istri yang pada umumnya memiliki naluri kasih sayang dan
kelembutan (Srisusanti & Zulkaida, 2013).
Beberapa aspek dari kecerdasan emosi seperti memahami emosi orang
lain, memiliki kemampuan untuk membantu orang lain meregulasi suasana
hati secara positif, dan mampu meregulasi dan memanfaatkan emosi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sendiri ketika berinteraksi dengan orang lain dapat membantu individu
membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan (Schutte, Malouff,
Bobik, Coston, Greeson, Jedlicka, Rhodes & Wendorf, 2001).
Kemampuan dalam mengatur dan meregulasi emosi pada diri sendiri
membantu individu untuk lebih memahami dan menghargai perasaan
pasangan dan anggota keluarga (Lavaleukar, Kulkarni & Jagtap, 2010).
Individu yang mampu meregulasi emosi diasumsikan dapat menyelesaikan
konflik dengan suasana hati yang tenang. Regulasi emosi erat kaitannya
dengan kepuasan perkawinan yang mana dimediasi oleh komunikasi
kontruktif (Bloch, Haase, & Levenson, 2014).
Shackelford dan Buss (2000) mengatakan bahwa prediktor yang paling
konsisten memengaruhi kepuasan perkawinan adalah ketidakstabilan emosi.
Laki-laki atau perempuan yang menikah dengan orang yang memiliki
kepribadian seperti stabilitas emosi yang rendah, kurang teliti dan kurang
terbuka sering mengeluh bahwa pasangannya memiliki sifat cemburu
berlebih, posesif, dan egosentris.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terkait sebelumnya
yang menunjukkan hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan
kepuasan dalam hubungan romantis. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa individu dengan kecerdasan emosi yang tinggi memiliki
relasi yang baik dengan pasangan dibandingkan dengan individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memiliki kecerdasan emosi cenderung rendah (Brackett, Warner & Bosco,
2005; Smith, Heaven, dan Ciarrochi, 2008).
Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan dalam perkawinan
adalah dengan meningkatkan kecerdasan emosi (Weisinger, 2010). Weisinger
mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk menggunakan
emosi, perasaan, dan suasana hati diri sendiri dan juga orang lain. Hal tersebut
dapat menjadi sumber informasi yang memungkinkan untuk membuat pilihan
yang lebih baik sehingga seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
menjadi lebih baik. Beberapa emosi, seperti kemarahan dan kecemasan dapat
meningkatkan atau menghambat hubungan dan kinerja seseorang, sementara
kepercayaan, optimisme, keuletan, dan semangat biasanya meningkatkan
kinerja seseorang dan membuat hubungan lebih bahagia. Pasangan dapat
mengelola kemarahan dan kecemasan akan lebih menguntungkan dan
menghasilkan kepuasan dalam perkawinannya dibandingkan pasangan yang
tidak dapat mengelola kemarahan, kecemasan, dan menghindari depresi.
2. Kepuasan Perkawinan Responden Penelitian dilihat dari Data
Demografik
Peneliti melakukan analisis tambahan uji beda mengenai data
demografik responden dan kepuasan perkawinannya. Data demografik
meliputi jenis kelamin, usia, asal daerah, pendapatan, dan usia perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dalam hal kepuasan perkawinan dilihat dari jenis kelamin. Temuan
ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kepuasan perkawinan yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan (Orathinkal & Vansteenwegen, 2007). Dalam penelitian ini, semua
responden, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat kepuasan
perkawinan yang sama, yaitu tergolong tinggi. Artinya, responden penelitian
memiliki penilaian dan perasaan yang positif terhadap pasangan dan
kehidupan perkawinannya.
Hasil uji beda kepuasan perkawinan berdasarkan usia juga tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara responden yang
berusia 21 tahun hingga 45 tahun dan responden yang berusia lebih dari 45
tahun. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya (Orathinkal &
Vansteenwegen, 2007) yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
kepuasan perkawinan berdasarkan usia responden. Hal ini terjadi karena
responden pada masa dewasa awal dan dewasa madya cenderung dapat
mengapresiasi kekurangan pasangan mereka.
Lain hal dengan data demografik berdasarkan asal daerah, responden
yang berasal dari daerah yang sama dengan pasangan memiliki kepuasan
perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan pasangan yang
berbeda asal daerah. Hal ini dapat terjadi karena individu dan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan asal daerah yang sama memiliki kesamaan budaya hingga terbentuk
kepribadian, cara menyelesaikan masalah, dan pandangan yang serupa.
Dengan demikian, mereka lebih dapat saling memahami sehingga kepuasan
dalam perkawinannya tergolong tinggi.
Selain itu juga peneliti menguji beda kepuasan perkawinan pada
responden dengan pendapatan kurang dari Rp 2.500.000 per bulan dan
responden dengan pendapatan lebih dari Rp 2.500.000 per bulan. Hasil uji
beda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan
antara reponden dengan pendapatan lebih dari Rp 2.500.000 dan pendapatan
kurang dari Rp 2.500.000. Artinya, pendapatan responden tidak memengaruhi
perasaan positif yang dirasakan individu dalam kehidupan perkawinan dan
penilaian individu terhadap area perkawinan, seperti kepribadian, resolusi
konflik, komunikasi, pengaturan keuangan, aktivitas waktu luang, hubungan
seksual, dan pola pengasuhan.
Hasil temuan lainnya yaitu perbedaan kepuasan perkawinan yang tidak
signifikan antara individu yang telah menikah selama 15 tahun dan individu
yang telah menikah selama lebih dari 15 tahun. Hasil temuan ini tidak
mendukung oleh penelitian sebelumnya (Orathinkal & Vansteenwegen, 2007)
yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan kepuasan perkawinan
berdasarkan usia perkawinannya. Hughes (2012) juga mengatakan bahwa
salah satu temuan yang paling konsisten dalam kehidupan perkawinan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kepuasan perkawinan menurun selama perkawinan. Berbeda dengan
penelitian sebelumnya, hal ini dapat terjadi karena individu dapat menilai
pasangan dan merasakan perasaan positif dalam kehidupan perkawinannya.
Selain itu, individu dapat mempertahankan penilaian dan perasaan positif
tersebut sehingga baik individu yang baru menikah selama 1 tahun hingga 15
tahun maupun individu yang sudah menikah memiliki tingkat kepuasan
perkawinan yang tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosi
dengan kepuasan perkawinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan.
Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi seseorang, maka
semakin tinggi pula seseorang merasakan kepuasan dalam perkawinannya. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kecerdasan emosi seseorang, maka
semakin rendah kepuasan dalam perkawinan yang dirasakan. Setiap aspek
kecerdasan emosi memiliki hubungan hubungan positif dengan kepuasan
perkawinan, hubungan terkuat dimiliki oleh aspek meregulasi emosi.
Dalam analisis tambahan, diketahui bahwa beberapa data demografik,
seperti jenis kelamin, usia, pendapatan dan usia perkawinan, masing-masing tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dalam kepuasan perkawinan. Berbeda dengan
data demografik asal daerah, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dalam kepuasan perkawinan. Individu yang memiliki pasangan yang berasal dari
daerah yang sama memiliki kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan
individu yang memiliki pasangan yang berbeda asal daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Saran
1. Bagi pasangan yang sudah menikah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, individu yang telah menikah
diharapkan tetap mempertahankan kemampuan-kemampuan dalam kecerdasan
emosi, seperti mengenali emosi baik pada diri sendiri maupun pada pasangan,
menggunakan emosi yang positif, terbuka dengan perasaan baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, serta mengatur emosi pada
diri sendiri agar tercipta kepuasan dalam perkawinan. Memiliki perkawinan
yang memuaskan akan menjadikan perkawinan yang harmonis dan awet.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai hubungan antara budaya
dengan kepuasan perkawinan karena pada penelitian ini didapatkan data
bahwa responden yang memiliki daerah yang sama dengan pasangannya
menunjukkan kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan responden
yang memiliki pasangan berasal dari daerah berbeda. Hal ini bisa dikaitkan
bagaimana budaya memengaruhi kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Animasahun, R.A., & Oladeni, O.O. (2012). Effects of length of marriage and
number of children on marital satisfaction among baptis couples in Lagos
State, Nigeria. International Journal of Current Research, 4(12), 163-171.
Ardhianita, I., & Andayani, B. (2005). Kepuasan perkawinan ditinjau dari berpacaran
dan tidak berpacaran. Jurnal Psikologi, 32(2), 101-111. ISSN: 0215-8884.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Banse, R. (2004). Adults attachment and marital satisfaction: evidence for dyadic
configuration effects. Journal of Social and Personal Relationship, 21(2),
273-282.
Bar-on, R. (2006). The Bar-on model of emotional-social intelligence (ESI).
Psychothema, 18, 13-25.
Battersby, L. (2015). The survey says… women are less happy with their relationship then men are. www.smh.com.au/national/the-survey-says--women-are-less-
happy-with-their-relationship-than-men-are-20150714-gibxpj.html.
Bloch, L., Haase, C. M., & Levenson, R. W. (2014). Emotion regulation predicts
marital satisfaction: more than a wives' tale. Emotion, 14(1), 130-144.
Brackett, M. A., Warner, R. M., & Bosco, J. S. (2005). Emotional intelligence and
relationship quality among couples. Personal Relationship, 12, 197-212.
Bradburry, T. N., Fincham, F. D., & Beach, S. R. (2000). Research on the nature and
determinants of marital satisfaction: a decade in review. Journal of Marriage
and The Family, 62, 964-980.
Dean, L. R. (2005). Materialsm, Perceived Financial Problems, and Marital
Satisfaction. Thesis. Bringham Young University.
Duvall, E., & Miller, C. M. (1985). Marriage and Family Development. 6th
Ed. New
York: Harper & Row Publisher.
Eslami, A. A., Hasanzadeh, A., & Jamshidi, F. (2014). The relationship between
emotional intelligence health and marital satisfaction: a comparative study.
Journal of Education and Health Promotion, 3, 36-41.
Fitness, J. (2001). Emotional Intelligence and Intimate Relationship. In Ciarrochi, J.,
Forgas, J. P., & Mayer, J. D. Emotional Intelligence and Everyday Life. New
York: Psychology Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Fowers, B. J., & Olson, D. H. (1993). Enrich marital satisfaction scale: a brief
research and clinical tools. Journal of Family Psychology, 7(2), 176-185.
Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hirschberger, G., Srivastava, S., Marsh, P., Cowan, C. P., & Cowan, P. A. (2009).
Attachment , marital satisfaction, and divorce during the first fifteen years of
parenthood. Pers Relatsh, 16(3), 401-420.
Hughes, R. (2012). Does marital satisfaction predict divorce?
http://www.huffingtonpost.com/robert-hughes/does-marital-satisfaction_b_83
2824.html.
Khan, F., & Aftab, S. (2013). Marital satisfaction and perceived social support as
vulnerability factors to depression. American International Journal of
Science, 2(5), 99-107.
Lavalekar, A., Kulkarni, P., & Jagtap, P. (2010). Emotional in and marital
satisfaction. Journal of Psychological Research, 5(2), 185-194.
Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. USA: Allyn & Bacon.
Li, T., & Fung, H. H. (2011). The dynamic goal theory of marital satisfaction. Review
of General Psychology, 15 (3), 246-254.
Malouff, J. M., Schutte, N. S., & Thorsteinsson, E. B. (2014). Trait emotional
intelligence and romantic relationship satisfaction: a meta-analysis. The
American Journal of Family Therapy, 42, 53-66.
Mayer, J, D., & Salovey, P. (1997). What is Emotional Intelligence? In Salovey, P.,
& Sluyter, D. J. Emotional Development and Emotional Intelligence:
Educational Implications. New York: Harper Collins.
Mayer, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2004). Theory, findings, and
implications. Psychological Inquiry, 15(3), 197-215.
Mirgain, S. A., & Cordova, J. V. (2007). Emotion skills and marital health: the
association between observed and self-reported emotion skills, intimacy, and
marital satisfaction. Journal of Social and Clinical Psychology, 26(9), 983-
1009.
Olson, D. H., & Olson, A. K. (2000). Empowering couples: building on your
strengths. 2nd
Ed. Minnesota: Life Inovations, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Orathinkal, J., & Vansteenwegen, A. (2006). The effect of forgiveness on marital
satisfaction in relation to marital stability. Contemp Fam Ther, 28, 251-260.
Orathinkal, J., & Vansteenwegen, A. (2007). Do demographics affect marital
satisfaction ?. Journal of Sex & Marital Therapy, 33, 73-85.
Rebello, K., Junior, M. D. S., Celia R., & Brito, S. (2014). Fundamental factors in
marital satisfaction an assessment of brazilian couples. Psychology, 5, 777-
784.
Salovey, P., Grewal, D. (2005). The science of emotional intelligence. Current
Direction in Psychological Science, 14(6), 281-285.
Salovey, P., Mayer, J. D., Caruso, D., & Yoo, S. H. (2008). Emotional intelligence:
perspectives on educational and positive psychology. Counterpoints, 336,
185-208.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sasanpour, M., Khodabakshi, M., & Nooryan, Kh. (2012). The Relationship between
emotional intelligence, happiness, and mental health in students of medical
sciences of Isfahan university. International Journal of Collaborative
Research on Internal Medicine & Public Health, 4(9),1614-1620.
Schutte, N. S., Malouff, J. M., Bobik, C., Coston, T. D., Greeson, C., Jedlicka, C.,
Rhodes, E., & Wendorf, G. (2001). Emotional intelligence and interpersonal
relations. The Journal of Social Psychology, 141(4), 523-526.
Shackelford, T. K., & Buss, D. M. (2000). Marital satisfaction and spousal cost-
infliction. Personality and Individual Differences, 28, 917-928.
Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Smith, L., Heaven, P. C. L., & Ciarrochi, J. (2008). Trait emotional intelligence,
conflict communication patterns, and relationship satisfaction. Personality
and Individual Differences, 44, 1314-1325.
Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan perkawinan pada istri. UG Jurnal, 7(6), 8-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Strong, B., DeVault, C., & Cohen, T. F. (2011). The marriage and family experience:
intimate relationship in a changing society. 11th
Ed. USA: Nelson Education,
Ltd.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Toyota, H. (2011). Differences in relationship between emotional intelligence and
self-acceptance as a function of gender and ibasho (a person who eases the
mind) of Japanese undergraduate. Psychological Topics, 20(3), 449-459.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 1.
Wade, C., & Tarvis, C. (2009). Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Weisinger, H. (2010). Want a better marriage?... Add some emotional intelligence.
www.huffungtonpost.com/hendrie-weisinger/want-a-better-marriage_b_5204
71.html
Zeidner, M., & Kaluda, I. (2008). Romantic Love: what emotional intelligence (EI)
got to do with it?. Personality and Individual Differences, 44, 1684-1695.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan FGD Variabel Kepuasan Perkawinan.
Area Indikator Pertanyaan
Kepribadian
1. Menyukai pribadi pasangan.
2. Menerima pasangan apa
adanya.
3. Menganggap pasangan sebagai
teman baik.
1. Dari skala 1-10, seberapa puas anda
terhadap sikap dari pasangan ? Mengapa
?
Resolusi
Konflik
1. Keterbukaan pasangan dalam
menyadari dan memecahkan
masalah.
2. Tingkat kepuasan dalam cara
memecahkan masalah.
1. Permasalahan apa saja yang biasa terjadi
dalam hubungan perkawinan ?
2. Bagaimana anda me nye lesaikan
masalah tersebut?
3. Apakah anda merasa puas dengan
penyelesaian ma- salah tersebut?
Mengapa ?
Pengaturan
Keuangan
1. Kepuasan dengan keadaan
ekonomi.
2. Kepuasan dengan pengaturan
keuangan.
1. Bagaimana cara anda dan pasangan
mengatur pemasukan dan pengeluaran?
2. Dari 1-10 seberapa puas anda terkait
pengaturan keuangan? Mengapa?
Pola
Pengasuhan
1. Kesepakatan tentang
mendisiplinkan anak.
2. Kesesuaian tujuan dan nilai-
nilai yang diinginkan untuk
anak.
3. Kepuasan dalam mengasuh
anak.
1. Bagaimana cara anda dan pasangan
dalam mendidik anak anda ? bagaimana
perasaan anda mengenai cara pasangan
mengasuh anak ?
2. Apakah anda puas dengan pola
pengasuhan anda dan pasangan ?
Waktu
Luang
1. Aktivitas sosial versus
aktivitas pribadi
2. Penggunaan waktu luang
untuk aktivitas bersama.
3. Kepuasan dengan waktu luang
yang dihabiskan bersama.
1. Ketika anda dan pasangan memiliki
waktu luang, kegiatan apa yang
dilakukan?
2. Dari skala 1-10 seberapa puas anda
dengan kegiatan yang dilakukan?
Mengapa ?
Komunikasi
1. Tingkat kenyamanan individu
dalam berbagi emosi dan
keyakinan atau pendapat.
2. Perasaan dipahami oleh
pasangan.
1. Bagaimana perasaan anda ketika
berkomunikasi dengan pasangan anda?
2. Apa yang membuat anda senang
berkomunikasi dengan pasangan anda?
Hubungan
Seksual
1. Kepuasan dengan ekspresi
kasih sayang oleh pasangan.
2. Kenyamanan terhadap tingkah
laku seksual.
1. Bagaimana cara pasangan anda
menunjukkan kasih sayangnya melalui
perilaku ?
2. Bagaimana perasaan mengenai
hubungan atau aktivits seksual anda
selama perkawinan hingga saat ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan FGD Variabel Kecerdasan Emosi.
Aspek Indikator Pertanyaan
1. Memper
-
sepsikan
emosi
1. Mengidentifikasi emosi pada keadaan fisik,
perasaan, dan pikiran diri sendiri.
2. Mengidentifikasi emosi pada orang lain, desain,
karya seni, dst melalui bahasa, suara penampilan
dan perilaku.
3. Mengekspresikan emosi secara akurat dan
kebutuhan yang berkaitan dengan perasaan.
4. Membedakan akurat atau tidak akurat, jujur atau
tidak jujur suatu ekspresi perasaan.
1. Perasaan apa yang
sering anda rasakan
terhadap pasangan
anda dalam
seminggu terakhir?
2. Menggu
nakan
emosi
(untuk
memfasi
litasi
pikiran)
1. Emosi menentukan prioritas pikiran dan
mengarahkan perhatian pada informamsi yang
penting.
2. Digunakan sebagai bantuan untuk menilai dan
sebagai ingatan terkait perasaan.
3. Perubahan mood dapat mengubah perspektif
individu, mendorong adanya pertimbangan dari
beberapa pandang.
4. Menguasai perubahan-perubahan mood yang terjadi
dalam diri.
1. Bagaimana anda
melibatkan perasaan
anda ketika sedang
ber-aktivitas?
3. Memaha
mi dan
mengan
alisa
emosi
1. Melabel emosi dan mengenali relasi antara kata dan
emosi, seperti hubungan antara menyukai dan
mencintai.
2. Menginterpretasi mana bahwa emosi berubah
tergantung relasi, seperti kesedihan sering muncul
bersama dengan kehilangan.
3. Mengerti perasaan yang kompleks, misalnya
perasaan cinta dan benci yang muncul bersamaan.
4. Mengenali transisi diantara emosi, perubahan marah
menuju puas atau permarah menuju rasa malu.
1. Seberapa anda
paham atau
menyadari adanya
perubahan dalam pe-
rasaan anda?
Mengapa ?
4. Mengat
ur dan
meregul
asi
emosi
1. Kemampuan untuk terbuka terhadap perasaan, baik
yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan.
2. Kemampuan untuk tidak terlibat atau tidak
melibatkan diri dalam emosi berdasarkan penilaian
informasi atau kegunaannya.
3. Memonitori secara reflektif dalam relasi dengan diri
sendiri dan orang lain.
4. Kemampuan mengatur emosi dalam diri dan orang
lain dengan menjembatani emosi negatif dan
meningkatkan emosi menyenangkan tanpa menekan
atau melebih-lebihkan informasi yang
dikandungnya
1. Ketika anda sedang
terlibat perdebatan
dengan pasangan,
bagaimana cara anda
untuk mengatur
emosi anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 3. Form Penilaian Validitas Isi Kepuasan Perkawinan
PENILAIAN VALIDITAS ISI
KEPUASAN PERKAWINAN
(MARITAL SATISFACTION)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah
ini:
1. Ida Ayu Indri Novirayanthi (129114012)
2. Ken Sulanjari (129114036)
3. Devita Prasetyo Wati (129114109)
4. Katarina Novita Sari (129114127)
5. Nazirah Adhania (129114143)
6. Monica Sindhi VPD (129114150)
7. Gisela Anggraida D. (129114170)
8. Igan Evanglista Tarigan (129114171)
Meminta bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi penilaian validasi isi
item “Kepuasan Perkawinan” dalam rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang
dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut
psikologis yang diukur (kepuasan perkawinan).
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk
mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat kami,
Kelompok Kepuasan Perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia mengisi penilaian validitas isi dengan
sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Atribut Psikologis Konteks/Dimensi
Kepuasan Perkawinan
(Marital Satisfaction): Penilaian dan perasaan positif
individu terhadap kehidupan
perkawinan yang meliputi
beberapa konteks dalam
perkawinan.
Kepribadian: Pada konteks ini menjelaskan mengenai penilaian individu
terhadap sifat-siat pasangan dan perilaku dalam perkawinan.
Indikator: 1. Menyukai pribadi pasangan.
2. Menerima pasangan apa adanya.
3. Menganggap pasangan sebagai teman baik.
Komunikasi: Pada konteks ini menjelaskan mengenai perasaan individu
terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik, senyuman, dan
keterbukaan komunikasi yang terjadi.
Indikator:
1. Merasa nyaman dalam berbagi emosi dan keyakinan atau
pendapat.
2. Merasa dipahami oleh pasangan.
Resolusi Konflik:
Pada konteks ini berfokus pada keterbukaan pasangan untuk
menyadari dan menyelesaikan masalah serta strategi yang
digunakan untuk menyelesaikan perdebatan.
Indikator: 1. Keterbukaan pasangan dalam menyadari dan
memecahkan masalah.
2. Keterampilan dalam menemukan solusi.
Pengaturan Keuangan: Pada konteks ini berfokus pada sikap dan kekhawatiran mengenai
masalah pengaturan ekonomi.
Indikator: 1. Menerima keadaan ekonomi keluarga.
2. Kesepakatan dalam mengatur keuangan.
Waktu Luang:
Pada konteks ini mengkaji mengenai preferensi untuk
menghabiskan waktu luang.
Indikator:
1. Aktivitas sosial versus aktivitas pribadi.
2. Menggunakan waktu luang untuk aktivitas bersama.
3. Kesepakatan dalam menghabiskan waktu luang bersama.
Hubungan Seksual:
Pada konteks ini menjelaskan tentang perasaan pasangan
mengenai afeksi dan hubungan seksual.
Indikator:
1. Merasa nyaman terhadap tingkah laku seksual.
2. Merasa dapat mengekspresikan kasih sayang kepada
pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pola Pengasuhan: Pada konteks ini menjelaskan mengenai penilaian dan perasaan
tentang memiliki dan cara membersarkan anak.
Indikator:
1. Kesepakatan tentang mendisiplinkan anak.
2. Kesepakatan dalam mengasuh anak.
3. Keterbukaan komunikasi dengan anak.
Tugas anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
b. Yang dimaksud taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf
sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis atau
komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari
kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut psikologis atau
komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala
penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan centang (√) e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut anda
item-item yang tersedia tidak atau kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kepuasan Perkawinan
Konteks Indikator Item Taraf Relevansi Saran
Perbaikan
Item 1 2 3 4
Kepribadian a. Menyukai
Pribadi
Pasangan
b. Menerima
pasangan apa
adanya
c. Menganggap
pasangan
sebagai teman
baik
1. Pasangan saya
merupakan orang
yang pengertian. (F)
2. Saya menerima
kekurangan pasangan
saya. (F)
3. Pasangan saya terlalu
banyak menuntut. (U)
4. Pasangan saya sulit
memaafkan kesalahan
yang saya lakukan.
(U)
5. Saya merasa senang
ketika pasangan
memuji saya. (F)
6. Saya merasa lega
ketika pasangan
terbuka dengan saya.
(F)
7. Saya merasa kesal
ketika pasangan tidak
bertanggung jawab.
(U)
8. Saya merasa lelah
dengan perilaku
pasangan yang
kurang
menyenangkan. (U)
Resolusi
Konflik
a. Keterbukaan
pasangan
dalam
menyadari
dan
memecahkan
masalah
b. Ketrampilan
dalam
menemukan
solusi
1. Saya dan pasangan
terbuka dalam
menyadari adanya
masalah. (F)
2. Ketika terjadi
masalah saya dan
pasangan berusaha
menyelesaikan
bersama-sama. (F)
3. Saya dan pasangan
memiliki cara yang
berbeda dalam
menyelesaikan
masalah. (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4. Saya dan pasangan
kurang baik dalam
memecahkan masalah
secara bersama-sama.
(U)
5. Saya merasa senang
ketika saya bisa
berdiskusi dengan
pasangan terkait
masalah yang ada. (F)
6. Saya merasa lega
ketika menemukan
solusi terbaik atas
masalah yang ada. (F)
7. Saya merasa tertekan
ketika ada masalah.
(U)
8. Saya merasa sedih
ketika pasangan saya
mengabaikan masalah
diantara kami. (U)
Pengaturan
Keuangan
a. Menerima
keadaan
ekonomi
keluarga
b. Kesepakatan
dalam
mengatur
keuangan
1. Saya dan pasangan
memiliki manajemen
keuangan yang baik.
(F)
2. Saya dan pasangan
sepakat dengan cara
kami
mengaturkeuangan.
(F)
3. Saya dan pasangan
memiliki manajemen
keuangan yang baik.
(U)
4. Saya dan pasangan
sepakat dengan cara
kami mengatur
keuangan. (U)
5. Saya merasa bahagia
dengan pengaturan
keuangan kami. (F)
6. Saya merasa tenang
ketika kami tidak
memiliki hutang (F)
7. Saya merasa sedih
ketika pasangan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
terbuka dengan
keuangan. (U)
8. Saya merasa jengkel
ketika pasangan saya
boros (U)
Pola
Pengasuhan
a. Kesepakatan
tentang
mendisiplinka
n anak
b. Kesepakatan
dalam
mengasuh
anak
c. Keterbukaan
komunikasi
dengan anak
1. Pasangan saya sabar
dalam mendidik anak.
(F)
2. Saya memiliki pola
asuh yang sesuai
dengan kebutuhan
anak saya. (F)
3. Pasangan saya
mendidik anak
dengan cara yang
keras. (U)
4. Saya belum bisa
mendidik anak saya
dengan baik. (U)
5. Saya senang karena
saya dan pasangan
sepakat dalam hal
mendidik anak. (F)
6. Saya lega ketika pola
pengasuhan sesuai
dengan kebutuhan
anak. (F)
7. Saya merasa sedih
ketika harus mendidik
anak sendiri. (U)
8. Saya merasa kecewa
ketika pasangan
membentak anak. (U)
Waktu Luang a. Aktifitas
sosial versus
aktifitas
pribadi
b. Menggunakan
waktu luang
untuk aktifitas
bersama
c. Kesepakatan
dalam
menghabiska
n waktu luang
1. Saya menikmati
waktu bersama
pasangan. (F)
2. Pasangan
menyempatkan diri
untuk menghabiskan
waktu bersama. (F)
3. Pasangan tidak
memiliki waktu untuk
saya. (U)
4. Pasangan saya
menghabiskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bersama waktunya dengan
teman-temannya. (U)
5. Saya tidak bosan
ketika bersama
pasangan. (F)
6. Saya merasa senang
ketika beraktivitas
bersama pasangan.
(F)
7. Saya merasa kesepian
ketika tidak bisa
mengahabisakan
waktu dengan
pasangan. (U)
8. Saya merasa kesal
ketika pasangan
membatalkan janjinya
dengan saya. (U)
Komunikasi a. Merasa
nyaman
dalam berbagi
emosi dan
keyakinan
atau pendapat
b. Merasa
dipahami oleh
pasangan
1. Saya merasa
pasangan memahami
apa yang saya
sampaikan. (F)
2. Saya bisa bercerita
tentang apapun
dengan pasangan saya
(F)
3. Pasangan tidak
menghubungi saya
ketika ia berada di
luar rumah. (U)
4. Pasangan
mengalihkan
pembicaraan ketika
kami sedang
mengobrol. (U)
5. Saya senang ketika
pasangan melibatkan
saya dalam
mengambil
keputusan. (F)
6. Saya merasa senang
ketika pasangan
memberikan
tanggapan tentang
apa yang saya
ceritakan. (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
7. Saya merasa kesal
ketika pasangan
memotong
pembicaraan saya.
(U)
8. Saya merasa sedih
karena pasangan tidak
menangkap apa yang
saya katakan. (U)
Hubungan
Seksual
a. Merasa
nyaman
terhadap
tingkah laku
seksual
b. Merasa dapat
mengekspresi
kan kasih
sayang
kepada
pasangan
1. Pasangan menyentuh
saya dengan penuh
cinta. (F)
2. Pasangan dapat
memenuhi kebutuhan
seksual saya. (F)
3. Saya jenuh dengan
aktivitas seksual
kami. (U)
4. Saya tidak suka
ketika pasangan
memaksa
berhubungan seksual
(U)
5. Saya senang karena
pasangan saya dapat
menunjukkan kasih
sayang dengan cara
yang saya suka. (F)
6. Saya merasa senang
ketika pasangan saya
mencium saya. (F)
7. Saya merasa sedih
ketika pasangan
menolak berhubungan
seksual dengan saya.
(U)
8. Saya merasa sedih
ketika saya tidak bisa
memenuhi kebutuhan
seksual pasangan.(U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiaran 4. Form Penilaian Validitas Isi Skala Kecerdasan Emosi.
PENILAIAN VALIDITAS ISI
KECERDASAN EMOSI
(EMOTIONAL INTELLIGENCE)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berparisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah
ini:
1. Ida Ayu Indri Novirayanthi (129114012)
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian
validitas isi item “kecerdasan emosi” dalam rangka tugas akhir saya. Validitas isi item yang
dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut
psikologis yang diukur (kecerdasan emosi).
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak//Ibu/Saudara/i untuk
mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat saya,
Ida Ayu Indri Novirayanthi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM/NIP :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia megisi penilaian validitas isi item
dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Saya Indri Novirayanthi, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma sedang melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi mengenai
Hubungan Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) dan Kepuasan Perkawinan (Marital
Satisfaction), sebagai tugas akhir dalam menjalani pendidikan.
Dalam rangka pengumpulan data, saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi
Validitas Isi Item yang terlampir. Alat ukur atau skala ini bertujuan untuk mengukur
Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) yang memiliki 4 aspek dan 64 butir pernyataan.
Komponen. Definisi konseptual atribut psikologis beserta komponen-komponen atau
dimensinya adalah sebagai berikut:
Atribut Psikologis Komponen/Dimensi
Kecerdasan Emosi
(Emotional Intelligence)
Mempersepsikan emosi (perceiving emotion): Kemampuan untuk mendeteksi dan mengenali emosi dan
melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi pada diri
sendiri dan orang lain melalui ekspersi wajah, gambar, dan
suara.
Indikator:
Mampu mengenali emosi pada diri sendiri melalui
keadaan fisik, perasaan dan pikiran.
Mampu mengenali emosi pada orang lain melalu bahasa,
suara, penampilan dan perilaku
Mampu mengekspresikan emosi secara tepat dan sesuai
kebutuhan
Mampu membedakan perasaan yang tepat dan tidak tepat.
Menggunakan emosi (untuk memfasilitasi pikiran): Kemampuan untuk memanfaatkan emosi untuk memfasilitasi
berbagai macam aktivitas kognitif, seperti berpikir, bekerja,
membuat keputusan, dan penyelesaian masalah
Indikator:
Mampu menentukan prioritas dan mengarahkan perhatian
pada informasi penting
Mampi membangkitkan emosi dalam memfasilitasi
penilaian dan ingatan
Mampu memanfaatkan perubahan suasana hati dan
menghargai sudut pandang
Mampu menggunakan keadaan emosional untuk
memfasilitasi peyelesaian masalah dan kreativitas.
Memahami dan menganalisa emosi:
Kemampuan memahami pengetahuan terkait emosi dan
mengerti relasi diantara emosi yang kompleks
Indikator:
Memahami hubungan antar emosi
Mengetahui penyebab dan konsekuensi dari emosi
Memahami perasaan yang kompleks, seperti perasaan
cinta dan benci yang terjadi bersamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Mengenali transisi diantara emosi, seperti kemarahan
menuju kepuasan, atau kemarahan menuju rasa malu
Mengatur dan meregulasi emosi: Kemampuan ini terkait kemampuan meregulasi emosi secara
sadar, baik dalam diri sendiri ataupun dalam orang lain untuk
meningkatkan perkembangan emosi dan kecerdasan.
Indikator:
Mampu terbuka pada perasaan, baik yang menyenangkan
maupun tidak menyenangkan
Mampu mengamati dan menggambarkan emosi
Mampu untuk terlibat atau tidak melibatkan diri dari
keadaan emosional
Mampu mengatur emosi pada diri sendiri dan orang lain
Tugas anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansinya.
b. Yang dimaksud taraf relevansi adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan
mencerminkan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak
diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi konseptual
tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala
penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√) e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut anda
item-item yang tersedia tidak atau kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kecerdasan emosi: Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan, dan meregulasi emosi
untuk memfasilitasi pikiran dan mencapai suatu tujuan.
Komponen Indikator No Item Taraf Relevansi Saran
Perbaikan 1 2 3 4
Mempersepsi
emosi
Mampu mengenali
emosi pada diri
sendiri melalui
keadaan fisik dan
psikis.
1 Saya mengetahui perasaan saya
dengan jelas. (F)
2 Saya mengetahui dengan pasti
apa yang saya rasakan saat ini
(F)
3 Saya tidak mengetahui dengan
pasti apa yang sedang saya
rasakan (UF)
4 Saya sulit memahami perasaan
saya sendiri (UF)
Mampu mengenali
emosi pada orang
lain.
5 Saya dapat merasakan apa yang
orang lain rasakan (F)
6 Saya mengetahui perasaan orang
lain dari nada suaranya (F)
7 Saya tidak dapat merasakan apa
yang orang lain rasakan ketika
bersedih. (UF)
8 Saya tidak mengetahui perasaan
orang lain sebelum
menanyakannya terlebih dahulu
(UF)
Mampu
mengekspresikan
emosi secara akurat
dan sesuai kebutuhan.
9 Saya mampu mengekspresikan
perasaan saya terhadap orang
lain. (F)
10 Saya dapat memilih waktu yang
tepat untuk mengekspresikan
perasaan saya (F)
11 Saya malu jika harus
mengekspresikan perasaan saya
(UF)
12 Saya bertindak tanpa tahu apa
yang saya rasakan saat ini (UF)
Mampu membedakan
ekspresi perasaan
yang tepat dan tidak
tepat
13 Saya mengetahui ketika orang
lain berusaha menutupi
kesedihannya (F)
14 Saya dapat mengetahui ketika
orang lain membohongi saya (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
15 Saya kesulitan untuk
memastikan apakah orang lain
sedang marah atau tidak (UF)
16 Saya tidak menyadari bahwa
orang lain telah membohongi
saya (UF)
Menggunakan
emosi (untuk
memfasilitasi
pikiran)
Mampu
memprioritaskan dan
mengarahkan
perhatian pada
informasi penting.
1 Saya mengutamakan
menyelesaikan pekerjaan saya
daripada hal-hal yang
menyenangkan (F)
2 Ketika bahagia, saya mampu
menyelesaikan tugas dengan
baik (F)
3 Ketika saya bersedih, saya
cenderung menunda pekerjaan
saya. (UF)
4 Saya lebih mengutamakan hal-
hal yang menyenangkan
daripada menyelesaikan tugas
utama saya. (UF)
Mampu
membangkitkan
emosi untuk
memfasilitasi
penilaian dan ingatan.
5 Saya menghibur diri ketika
mengalami kesulitan (F)
6 saya tidak menyesali keputusan
yang saya buat (F)
7 Saya membutuhkan waktu yang
lama untuk bangkit dari
kegagalan (UF)
8 Saya mengambil keputusan
tanpa melibatan perasaan (UF)
Mampu
memanfaatkan
suasana hati untuk
menghargai beberapa
sudut pandang
9 Saya mempertimbangkan
pendapat orang lain meskipun
tidak sesuai dengan saya (F)
10 Saya menerima kritikan dan
masukan dari orang lain (F)
11 Saya marah ketika orang lain
menolak pendapat saya (UF)
12 Saya tidak suka bila orang lain
mengkritik pekerjaan saya (UF)
Mampu
menggunakan
keadaan emosional
untuk memfasilitasi
penyelesaian masalah
dan kreatifitas
13 Saat saya sedang senang, saya
menyelesaikan masalah dengan
kepala dingin (F)
14 Saat senang, saya memiliki
banyak ide untuk dituangkan (F)
15 Saat sedih saya tidak dapat
melakukan apa apa (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
16 Saya tidak bisa menyelesaikan
masalah saat sedang marah (UF)
Memahami
emosi
Mampu memahami
hubungan antara
beberapa emosi
1 Saya mampu membedakan
antara perasaan kesal dan marah
(F)
2 Saya mengetahui bahwa senang
dan bahagia adalah perasaan
yang berbeda (F)
3 Saya tidak mengetahui
perbedaan suka dan cinta (UF)
4 Saya sulit membedakan perasaan
benci dan iri (UF)
Mampu mengetahui
penyebab dan
konsekuensi emosi
5 Saya mengetahui penyebab
kemarahan saya (F)
6 Saya merasa sedih ketika
kehilangan barang yang berharga
(F)
7 Saya tidak mengetahui akibat
dari kemarahan saya (UF)
8 Saya sulit menemukan penyebab
kekesalan saya (UF)
Mampu memahami
perasaan yang
kompleks, seperti
perasaan cinta dan
benci yang terjadi
bersamaan
9 Saya mengetahui bahwa
perasaan sedih dan senang dapat
terjadi pada waktu yang
bersamaan (F)
10 Saya mengetahui perasaan
senang dan sangat senang adalah
perasaan yang berbeda (F)
11 Saya tidak mengetahui apakah
saya merasa senang atau sangat
senang. (UF)
12 Senang dan sedih merupakan
perasaan yang bertolak belakang
sehingga tidak mungkin terjadi
secara bersamaan. (UF)
Mampu mengenali
transisi diantara
emosi, seperti
kemarahan menuju
kepuasan, atau
kemarahan menuju
rasa malu
13 Saya menyadari ketika
kemarahan orang lain berubah
menjadi kebencian (F)
14 Saya dapat merasakan adanya
perubahan pada perasaan saya
(F)
15 Saya tidak menyadari ketika
perasaan saya tiba-tiba berubah,
seperti dari marah menjadi benci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(UF)
16 Saya mengabaikan perubahan
perasaan saya. (UF)
Mengatur
emosi
Mampu terbuka pada
perasaan, baik yang
menyenangkan
maupun tidak
menyenangkan
1 Saya tidak enggan memuji
sesuatu hal yang baik (F)
2 Saya mampu mengungkapkan
ketidaksetujuan terhadap
pendapat orang lain (F)
3 Saya tidak dapat mengutarakan
kekurangan orang lain yang
dapat menyakiti perasaannya.
(UF)
4 Saya merasa sedih yang
berkepanjangan karena
kesalahan di masa lalu (UF)
Mampu mengamati
dan menggambarkan
emosi
5 Ketika saya sedang marah, saya
berusaha menenagkan diri (F)
6 Sedapat mungkin saya tidak
menyinggung perasaan orang
lain (F)
7 Saya tidak dapat melakukan
apapun ketika bersedih (UF)
8 Saat marah, saya merusak
barang-barang disekitar saya
(UF)
Mampu untuk terlibat
atau tidak melibatkan
diri pada keadaan
emosi
9 Saya tetap tenang meski orang
lain menghina saya (F)
10 Saya mampu mengendalikan
amarah yang saya rasakan (F)
11 Saya mudah marah ketika orang
lain mengganggu saya (UF)
12 Saya sulit untuk menghentikan
kesedihan saya (UF)
Mampu mengatur
emosi pada orang lain
13 Sebisa mungkin saya tetap
tenang dalam menyelesaikan
masalah. (F)
14 saya mampu menenangkan diri
saat marah (F)
15 Saya kurang dapat mengatur
emosi saya sehingga meledak-
ledak (UF)
16 saya tidak dapat meredakan
amarah saya. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 5. Perhitungan IVI-I dan IVI S untuk Penilaian Validitas Isi Skala Kepuasan
Perkawinan.
Item
no
Taraf Relevansi Tindakan
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 IVI-I
1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
2 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
3 1 1 1 1 1 1 Dipakai
4 1 1 1 1 1 1 Dipakai
5 1 1 1 1 1 1 Dipakai
6 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
7 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
8 1 0 1 1 1 0.8 Dipakai
9 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
10 1 1 1 1 1 1 Dipakai
11 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan perbaikan
12 1 1 1 1 1 1 Dipakai
13 1 1 1 1 1 1 Dipakai
14 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai dengan perbaikan
15 1 1 1 1 1 1 Dipakai
16 1 1 1 1 1 1 Dipakai
17 1 1 1 1 1 1 Dipakai
18 1 1 1 1 1 1 Dipakai
19 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai dengan perbaikan
20 1 1 1 1 1 1 Dipakai
21 1 1 1 1 1 1 Dipakai
22 1 1 1 1 1 1 Dipakai
23 1 1 1 1 1 1 Dipakai
24 1 1 1 1 1 1 Dipakai
25 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
26 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan perbaikan
27 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
28 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai dengan perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
29 1 1 1 1 1 1 Dipakai
30 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
31 1 1 1 1 1 1 Dipakai dengan perbaikan
32 1 1 1 1 1 1 Dipakai
33 1 1 1 1 1 1 Dipakai
34 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
35 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
36 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
37 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
38 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
39 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
40 1 1 1 1 1 1 Dipakai
41 1 1 1 1 1 1 Dipakai
42 1 1 1 1 1 1 Dipakai
43 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
44 1 1 1 1 1 1 Dipakai
45 1 1 1 1 1 1 Dipakai
46 1 1 1 1 1 1 Dipakai
47 1 1 1 1 1 1 Dipakai
48 1 1 1 1 1 1 Dipakai
49 1 1 1 1 1 1 Dipakai
50 1 1 1 1 1 1 Dipakai
51 1 1 1 1 1 1 Dipakai
52 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
53 1 1 1 1 1 1 Dipakai
54 1 1 1 1 1 1 Dipakai
55 1 1 1 1 1 1 Dipakai
56 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Total IVI-I = 51
IVI-S = (Total IVI-I) / (Jumlah item)
IVI-S = 51/56
IVI-S = 0.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 6. Perhitungan IVI-I dan IVI S untuk Penilaian Validitas Isi Skala
KecerdasanEmosi
Item
no
Taraf Relevansi Tindakan
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 IVI-I
1 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
2 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
3 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
4 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
5 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
6 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
7 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
8 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
9 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
10 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
11 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
12 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
13 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
14 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
15 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
16 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
17 1 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
18 1 0 1 1 1 1 0.8 Dipakai
19 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
20 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai dengan perbaikan
21 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
22 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
23 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
24 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
25 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
26 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai dengan perbaikan
27 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
28 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
29 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
30 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
31 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
32 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
33 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
34 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
35 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
36 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
37 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
38 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
39 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
40 1 1 1 0 1 1 0.8 Dipakai
41 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
42 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
43 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
44 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
45 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
46 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
47 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
48 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
49 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
50 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
51 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
52 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
53 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai dengan perbaikan
54 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
55 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
56 1 1 1 1 0 1 0.8 Dipakai
57 0 1 1 1 1 1 0.8 Dipakai
58 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
59 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
60 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
61 1 1 1 1 1 0 0.8 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
62 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
63 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
64 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai
Total IVI-I = 58,8
IVI-S = (Total IVI-I) / (Jumlah item)
IVI-S = 58.8/64
IVI-S = 0.92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 7. Inform Consent
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian
tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya
tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguh-sungguh sesuai
dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Denpasar, Maret 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 8. Skala Kepuasan Perkawinan dan Kecerdasan Emosi Sebelum Uji Coba
SKALA PENELITIAN
KEHIDUPAN PERKAWINAN
Disusun oleh:
Ida Ayu Indri Novirayanthi
129114012
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Salam sejahtera,
Saya, Ida Ayu Indri Novirayanthi, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai
perkawinan. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala
penelitian ini. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Anda dapat lebih memahami tentang
kehidupan perkawinan yang telah Anda jalani.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data
diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala
penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak
perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah.
Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak
mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala
ini dengan sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan
tanda tangan atau paraf Anda pada lembar selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan
kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala I dan II, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri
2. Bacalah dengan teliti sebelum menngisi jawaban dari pernyataan yang ada.
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan yang telah disediakan, yang paling sesuai
dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom
jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : Jika anda merasa pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan
TS : Jika anda merasa pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan
S : Jika anda merasa pernyataan Sesuai dengan keadaan
SS : Jika anda merasa pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan
4. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
Contoh cara menjawab:
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya sulit mengutarakan perasaan saya. X
Jika anda ingin mengganti jawaban, beli tanda = di tengah-tengah tanda silang (X), lalu
berikan tanda silang (X) di kolom pernyataan yang menurut anda sesuai dengan keadaan anda
saat ini.
Contoh Koreksi:
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya sulit mengutarakan perasaan saya. X X,═
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Identitas Diri
1. Inisial :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : L / P
4. Alamat :
5. Asal Daerah :
6. Asal Daerah Pasangan :
7. Pekerjaan :
8. Rata-rata penghasilan keluarga perbulan : (pilih salah satu)
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000
c. Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000
d. > Rp 5.000.000
9. Perkawinan saat ini merupakan perkawian ke :
10. Usia Perkawinan : TAHUN
11. Jumlah Anak :
12. Usia Anak
Anak Pertama :
Anak Ke-2 :
Anak Ke-3 :
Anak Ke-4,dst :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
SKALA I
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Saya merasa senang ketika saya bisa
berdiskusi dengan pasangan terkait masalah
yang ada.
2 Saya merasa sedih ketika pasangan saya
mengabaikan masalah diantara kami.
3 Pasangan saya merupakan orang yang
pengertian.
4 Saya menikmati waktu bersama pasangan.
5 Saya dan pasangan memiliki pola asuh yang
sesuai dengan kebutuhan anak saya.
6 Saya dan pasangan memiliki cara yang
berbeda dalam menyelesaikan masalah.
7 Saya senang karena saya dan pasangan
sepakat dalam hal mendidik anak.
8 Pasangan tidak menghubungi saya ketika ia
berada di luar rumah.
9 Pasangan mengalihkan pembicaraan ketika
kami sedang mengobrol.
10 Saya merasa pasangan memahami apa yang
saya sampaikan.
11 Saya merasa lega ketika saya dan pasangan
menemukan solusi terbaik atas masalah
kami.
12 Pasangan saya menghabiskan waktunya
dengan teman-temannya.
13 Menurut saya, pasangan saya menerima
kekurangan saya.
14 Saya dan pasangan kurang baik dalam
memecahkan masalah secara bersama-sama.
15 Saya merasa lelah dengan perilaku pasangan
yang kurang menyenangkan.
16 Saya merasa sedih ketika harus mendidik
anak sendiri.
17 Pasangan menyempatkan diri untuk
menghabiskan waktu bersama.
18 Pasangan menyentuh saya dengan penuh
cinta.
19 Saya bisa bercerita tentang apapun dengan
pasangan saya.
20 Saya merasa kesal ketika pasangan
memotong pembicaraan saya.
21 Saya merasa pasangan saya boros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
22 Pasangan saya sulit memaafkan kesalahan
yang saya lakukan.
23 Pasangan saya dapat memenuhi kebutuhan
seksual saya.
24 Saya tidak bosan ketika bersama pasangan.
25 Saya merasa kesepian ketika tidak bisa
menghabiskan waktu dengan pasangan.
26 Saya merasa kecewa ketika pasangan
membentak anak.
27 Saya jenuh dengan aktivitas seksual kami.
28 Saya dan pasangan terbuka dalam
menyadari adanya masalah.
29 Saya dan pasangan sepakat dengan cara
kami mengatur keuangan.
30 Saya merasa kesal ketika pasangan
membatalkan janjinya dengan saya.
31 Pasangan saya terlalu banyak menuntut.
32 Saya merasa tenang ketika kami tidak
memiliki hutang.
33 Saya senang karena pasangan saya dapat
menunjukkan kasih sayang dengan cara
yang saya suka.
34 Saya merasa tertekan ketika memiliki
masalah dengan pasangan saya.
35 Pasangan saya sabar dalam mendidik anak.
36 Saya merasa sedih karena pasangan tidak
menangkap apa yang saya katakan.
37 Saya tidak suka ketika pasangan memaksa
berhubungan seksual.
38 Saya merasa kesal ketika pasangan tidak
bertanggung jawab.
39 Saya merasa bahagia dengan pengaturan
keuangan kami.
40 Saya merasa senang ketika pasangan
memuji saya.
41 Saya senang ketika pasangan melibatkan
saya dalam mengambil keputusan.
42 Saya merasa senang ketika pasangan
memberikan tanggapan tentang apa yang
saya ceritakan.
43 Saya merasa sedih ketika saya tidak bisa
memenuhi kebutuhan seksual pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
44 Ketika terjadi masalah saya dan
pasangan berusaha menyelesaikan
bersama-sama.
45 Saya dan pasangan memiliki manajemen
keuangan yang baik.
46 Saya merasa sedih ketika pasangan tidak
terbuka dengan keuangan.
47 Pasangan saya mendidik anak dengan
cara yang keras.
48 Saya merasa lega ketika pasangan
terbuka dengan saya.
49 Saya lega ketika pola pengasuhan sesuai
dengan kebutuhan anak.
50 Saya merasa jengkel ketika pasangan
saya boros.
51 Pasangan tidak memiliki waktu untuk
saya.
52 Saya dan pasangan belum bisa mendidik
anak saya dengan baik.
53 Saya merasa senang ketika beraktivitas
bersama pasangan.
54 Pasangan saya tidak mendukung dalam
mengatur keuangan.
55 Saya merasa senang ketika pasangan
saya mencium saya.
56 Saya merasa sedih ketika pasangan
menolak berhubungan seksual dengan
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
SKALA II
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Saya mengetahui perasaan saya dengan
jelas.
2 Ketika saya bersedih, saya cenderung
menunda pekerjaan saya.
3 Saya mengetahui dengan pasti apa yang
saya rasakan saat ini.
4 Saya mampu membedakan antara
perasaan kesal dan marah.
5 Ketika saya merasa suntuk, saya
mengabaikan pekerjaan saya.
6 Saya tidak dapat mengutarakan
kekurangan orang lain yang dapat
menyakiti perasaannya.
7 Saya mengetahui bahwa senang dan
bahagia adalah perasaan yang berbeda.
8 Saya mengutamakan menyelesaikan
pekerjaan saya daripada hal-hal yang
menyenangkan tetapi tidak terlalu
bermanfaat.
9 Saya merasa sedih yang berkepanjangan
karena kesalahan di masa lalu.
10 Saya tidak dapat melakukan apapun
ketika sedang bersedih.
11 Saya dapat merasakan apa yang orang
lain rasakan.
12 Saya tidak enggan untuk memuji
sesuatu hal yang baik.
13 Saya tidak mengetahui dengan pasti apa
yang sedang saya rasakan.
14 Saya tidak mengetahui perbedaan suka
dan cinta.
15 Saya mampu mengungkapkan
ketidaksetujuan terhadap pendapat
orang lain.
16 Saat marah, saya merusak barang-
barang disekitar saya.
17 Ketika sedang marah, saya berdiam diri
di dalam kamar.
18 Saya sulit memahami perasaan saya
sendiri.
19 Ketika bahagia, saya mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
20 Saya membutuhkan waktu yang lama
untuk bangkit dari kegagalan.
21 Saya sulit membedakan perasaan benci
dan iri.
22 Saya mudah marah ketika orang lain
mengganggu saya.
23 Saya sulit untuk menghentikan kesedihan
saya.
24 Saya mengetahui perasaan orang lain
dari nada suaranya.
25 Saya mengambil keputusan tanpa
melibatkan perasaan saya.
26 Saya menghibur diri ketika mengalami
kesulitan.
27 Saya mengetahui penyebab kemarahan
saya.
28 Saya tidak mengetahui akibat dari
kemarahan saya.
29 Saya sulit menemukan penyebab
kekesalan saya.
30 Saya kurang dapat mengatur emosi saya
sehingga meledak-ledak.
31 Saya mampu mengekspresikan perasaan
saya terhadap orang lain.
32 Sedapat mungkin saya tidak
menyinggung perasaan orang lain.
33 Saya merasa sedih ketika kehilangan
barang yang berharga.
34 Saya tidak mengetahui apakah saya
merasa senang atau sangat senang.
35 Saya tidak dapat merasakan apa yang
orang lain rasakan ketika bersedih.
36 Saya tidak menyesali keputusan yang
telah saya buat.
37 Saya mengetahui bahwa perasaan sedih
dan senang dapat terjadi pada waktu
yang bersamaan.
38 Saya tetap tenang meski orang lain
menghina saya.
39 Saya mengetahui perasaan senang dan
sangat senang adalah perasaan yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
40 Saya mampu mengendalikan amarah
yang saya rasakan.
41 Saya tidak mengetahui perasaan orang
lain sebelum menanyakannya terlebih
dahulu.
42 Saya marah ketika orang lain menolak
pendapat saya.
43 Saya tidak suka bila orang lain
mengkritik hal yang saya kerjakan.
44 Senang dan sedih merupakan perasaan
yang bertolak belakang sehingga tidak
mungkin terjadi secara bersamaan.
45 Saya mempertimbangkan pendapat
orang lain meskipun tidak sesuai
dengan saya.
46 Saya menyadari ketika kemarahan
orang lain berubah menjadi kebencian.
47 Saya mampu menenangkan diri saat
marah pada orang lain.
48 Saya malu jika harus mengekspresikan
perasaan saya.
49 Saya dapat memilih waktu yang tepat
untuk mengekspresikan perasaan saya.
50 Saat saya sedang senang, saya dapat
menerima kritikan dan masukan dari
orang lain.
51 Sebisa mungkin saya tetap tenang
dalam menyelesaikan masalah dengan
orang lain.
52 Saya bertindak tanpa tahu apa yang
saya rasakan saat ini.
53 Saya mengetahui ketika orang lain
berusaha menutupi kesedihannya.
54 Saya dapat mengetahui ketika orang
lain membohongi saya.
55 Saat sedih saya tidak dapat melakukan
apa apa.
56 Saat saya sedang senang, saya
menyelesaikan masalah dengan kepala
dingin.
57 Saya dapat merasakan adanya
perubahan pada perasaan saya.
58 Saya tidak bisa menyelesaikan masalah
saat sedang marah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Mohon periksa kembali jawaban Anda dan pastikantidak ada nomor yang terlewati.
Terima Kasih.
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
59 Saya tidak menyadari ketika perasaan
saya tiba-tiba berubah, seperti dari
marah menjadi benci.
60 Saya tidak dapat meredakan amarah
saya.
61 Saya tidak menyadari bahwa orang lain
telah membohongi saya.
62 Saat senang, saya memiliki banyak ide
untuk dituangkan.
63 Saya mengabaikan perubahan perasaan
saya.
64 Saya kesulitan untuk memastikan
apakah orang lain sedang marah atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 9. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan Perkawinan.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.930 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item 1 156.35 185.982 .355 .879
item 2 157.97 194.187 -.132 .886
item 3 156.57 182.687 .448 .877
item 4 156.48 183.753 .510 .877
item 5 156.62 181.897 .490 .877
item 6 157.69 189.529 .110 .882
item 7 156.48 186.128 .293 .880
item 8 156.72 181.328 .539 .876
item 9 156.63 183.393 .512 .877
item 10 156.80 183.662 .501 .877
item 11 156.23 182.055 .571 .876
item 12 156.77 181.462 .490 .877
item 13 156.45 179.407 .663 .875
item 14 156.92 185.666 .354 .879
item 15 157.00 181.844 .481 .877
item 16 157.08 183.760 .321 .879
item 17 156.48 182.785 .500 .877
item 18 156.46 176.877 .737 .873
item 19 156.66 177.321 .696 .874
item 20 157.46 190.315 .043 .884
item 21 157.11 188.191 .140 .882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
item 22 157.06 183.434 .430 .878
item 23 156.63 180.330 .602 .875
item 24 156.51 180.223 .639 .875
item 25 157.82 198.684 -.372 .889
item 26 157.66 183.821 .406 .878
item 27 156.63 184.924 .378 .879
item 28 156.65 182.763 .513 .877
item 29 156.66 187.227 .318 .880
item 30 157.45 191.282 -.002 .885
item 31 156.72 182.891 .411 .878
item 32 156.25 189.532 .143 .881
item 33 156.45 185.282 .380 .879
item 34 157.69 187.529 .197 .881
item 35 156.80 180.725 .439 .877
item 36 157.62 187.865 .213 .881
item 37 157.26 191.196 .004 .884
item 38 157.80 189.600 .082 .883
item 39 156.65 187.732 .257 .880
item 40 156.65 190.326 .091 .882
item 41 156.32 186.566 .352 .879
item 42 156.37 188.674 .225 .880
item 43 157.48 193.753 -.115 .886
item 44 156.49 179.035 .702 .874
item 45 156.75 185.626 .382 .879
item 46 157.82 190.684 .049 .883
item 47 156.80 179.006 .539 .876
item 48 156.42 188.059 .230 .880
item 49 156.48 188.972 .192 .881
item 50 157.89 190.160 .076 .882
item 51 156.88 181.235 .438 .877
item 52 156.89 183.691 .400 .878
item 53 156.57 184.780 .460 .878
item 54 156.78 184.515 .434 .878
item 55 156.43 185.374 .390 .879
item 56 157.38 191.490 -.011 .885
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 10. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kecerdasan Emosi.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.876 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item 1 175.9077 141.304 .522 .838
item 2 176.6462 147.045 .090 .846
item 3 176.0154 144.359 .354 .841
item 4 176.1692 144.862 .281 .842
item 5 176.5385 140.784 .474 .838
item 6 176.9077 148.241 .046 .846
item 7 176.0923 144.366 .340 .841
item 8 176.0615 146.809 .157 .844
item 9 176.6462 147.295 .066 .847
item 10 176.6000 145.900 .159 .845
item 11 176.2769 149.703 -.056 .848
item 12 175.9385 144.934 .311 .842
item 13 176.4000 142.681 .389 .840
item 14 176.2769 139.453 .654 .836
item 15 176.1231 149.016 -.004 .847
item 16 176.0462 136.888 .627 .834
item 17 176.6000 149.963 -.070 .850
item 18 176.2769 136.985 .690 .833
item 19 175.8462 146.038 .227 .843
item 20 176.4462 141.782 .393 .840
item 21 176.3538 140.295 .584 .837
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
item 22 176.5385 143.940 .263 .843
item 23 176.4923 144.379 .259 .843
item 24 176.1385 147.027 .146 .844
item 25 176.4769 151.941 -.181 .851
item 26 176.0308 147.499 .115 .845
item 27 175.9385 145.402 .342 .842
item 28 176.3077 146.060 .195 .844
item 29 176.2462 144.813 .272 .842
item 30 176.6154 139.490 .517 .837
item 31 176.2154 146.672 .172 .844
item 32 175.9077 145.023 .358 .841
item 33 175.7846 145.859 .194 .844
item 34 176.4154 143.153 .371 .840
item 35 176.4923 141.598 .461 .839
item 36 176.2462 146.501 .202 .843
item 37 176.3077 145.341 .188 .844
item 38 176.4000 147.588 .072 .846
item 39 176.2154 144.109 .349 .841
item 40 176.2462 141.782 .504 .838
item 41 176.6769 143.253 .404 .840
item 42 176.0769 147.010 .137 .845
item 43 176.2769 145.203 .238 .843
item 44 176.6308 145.643 .181 .844
item 45 176.0000 147.875 .151 .844
item 46 176.2000 145.756 .220 .843
item 47 176.2462 147.970 .059 .846
item 48 176.5077 148.223 .040 .846
item 49 176.1846 143.997 .373 .841
item 50 176.1077 149.035 -.007 .847
item 51 176.0154 144.453 .430 .841
item 52 176.2615 141.384 .581 .837
item 53 176.3385 148.790 .003 .847
item 54 176.3846 145.803 .174 .844
item 55 176.6769 144.847 .221 .843
item 56 175.9846 146.078 .223 .843
item 57 176.0462 148.232 .060 .846
item 58 176.9538 145.982 .170 .844
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
item 59 176.5538 141.032 .428 .839
item 60 176.3385 140.821 .508 .838
item 61 176.5385 145.784 .198 .844
item 62 175.9231 144.572 .314 .842
item 63 176.3692 145.518 .246 .843
item 64 176.3385 143.977 .317 .841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 11. Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.942 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 12. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi Setelah Uji Coba.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.872 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 13. Uji Normalitas.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepuasan Perkawinan .089 67 .200* .967 67 .060
Kecerdasan Emosi .097 67 .200 .970 67 .090
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 14. Uji Linearitas.
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kepuasan
Perkawinan *
kecerdasan
Emosi
Between
Groups
(Combined) 9312.012 27 344.889 5.146 .000
Linearity 4607.611 1 4607.611 68.749 .000
Deviation
from Linearity
4704.402 26 180.939 2.700 .002
Within Groups 2881.875 43 67.020
Total 12193.887 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 15. Uji Hipotesis.
Correlations
Kepuasan
Perkawinan
Kecerdasan
Emosi
Kepuasan
Perkawinan
Pearson Correlation 1 .583**
Sig. (1-tailed) .000
N 67 67
Kecerdasan Emosi Pearson Correlation .583**
1
Sig. (1-tailed) .000
N 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 16. Uji Korelasi tiap Aspek Kecerdasan Emosi Terhadap Kepuasan
Perkawinan.
Correlation
mempersepsi
emosi
Mengguna
kan emosi
memahami
emosi
mengatur
emosi
kepuasan
perkawinan
Pearson
Correlation
.517**
.459**
.398**
.585**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 17. Uji Beda Kepuasan Perkawinan
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Kepuasan Perkawinan 67 105.85 13.198 1.566
One-Sample Test
Test Value = 82.5
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Kepuasan Perkawinan 15.426 67 .000 23.351 21.04 27.29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 17.1. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Usia Perkawinan.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Usia Perkawinan 1-15
tahun 25 105.48 11.265 2.092
Usia Perkawinan 16-30
tahun 42 107.48 14.460 2.231
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
2.218 .141 -.623 69 .186 -1.993 3.201 -8.379 4.392
Equal
variances
not
assumed
-.652 67.917 .186 -1.993 3.058 -8.097 4.110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 17.2. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Pendapatan.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Gaji <2.500.000 29 105.83 13.771 2.557
Gaji >2.500.000 38 107.24 12.925 1.994
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.593 .444 -.440 69 .990 -1.411 3.205 -7.805 4.984
Equal
variances not
assumed
-.435 57.814 .990 -1.411 3.243 -7.903 5.082
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 17.3. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Asal Daerah.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai sedaerah 35 111.41 14.856 2.442
beda daerah 32 101.50 8.722 1.496
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
11.609 .001 3.387 69 .002 9.905 2.924 4.071 15.739
Equal
variances
not
assumed
3.459 59.016 .002 9.905 2.864 4.175 15.636
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 17.4. Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Usia.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Usia 21-45 35 107.36 11.883 1.981
Usia 46-65 32 105.94 14.568 2.462
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
1.194 .278 .450 69 .444 1.418 3.151 -4.868 7.704
Equal
variances
not
assumed
.449 65.564 .444 1.418 3.160 -4.892 7.728
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 17.5 Uji Beda Kepuasan Perkawinan berdasarkan Jenis Kelamin.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Laki-laki 33 107.11 12.111 2.018
Peempuan 34 106.20 14.395 2.433
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.909 .344 .289 69 .444 .911 3.154 -5.380 7.203
Equal
variances
not
assumed
.288 66.365 .444 .911 3.161 -5.400 7.223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 18. Uji Beda Kecerdasan Emosi
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Kecerdasan Emosi 67 72.69 8.444 1.002
One-Sample Test
Test Value = 60
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Kecerdasan
Emosi 12.663 70 .000 17.910 10.69 14.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI