plagiat merupakan tindakan tidak terpuji filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang...

168
PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK MIKROEMULSI ESTER VITAMIN C DAN VITAMIN E UNTUK ANTIAGING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Fransisca Kristi Astuti NIM : 108114160 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dangxuyen

Post on 24-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80

TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK MIKROEMULSI

ESTER VITAMIN C DAN VITAMIN E UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Fransisca Kristi Astuti

NIM : 108114160

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

i

PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80

TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK MIKROEMULSI

ESTER VITAMIN C DAN VITAMIN E UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Fransisca Kristi Astuti

NIM : 108114160

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yesaya 41:10

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku

ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Pengkhotbah 3:11

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya, bahkan Ia memberi

kekekalan di dalam hati mereka”.

Amsal 2:10

“”Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan

Menyenangkan jiwamu”.

Ketekunan bisa membuat yang tidak mungkin

menjadi mungkin, membuat kemungkinan kecil jadi

kemungkinan besar dan membuat kemungkinan menjadi pasti

(Robert Half)

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Malaikat Gabriel Papa dan mama tercinta

Dd Alisius Johan Affandi Teman-teman Farmasi 2010 Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

vii

PRAKATA

Saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda

Maria, Santo Tadeus dan Malaikat Gabriel atas curahan berkat dan kasih-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT

FISIK DAN STABILITAS FISIK MIKROEMULSI ESTER VITAMIN C DAN

VITAMIN E UNTUK ANTIAGING”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Program Studi

Ilmu Farmasi (S.Farm).

Selama masa perkuliahan hingga penelitian dan penyusunan skripsi,

penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan,

perhatian, doa, dorongan, nasehat, sarana dan prasarana. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Papa Agustinus Suparyono dan mama Elizabeth Nuryati atas doa, perhatian

baik saat suka dan duka serta penyokong dana terhadap penulis selama

berkuliah dan mengerjakan skripsi.

2. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

3. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. T. N. Saifullah, S. M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama pengerjaan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

viii

5. C. M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. dan Melania Perwitasari, M.Sc.,

Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis dalam

memperbaiki naskah skripsi.

6. Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Parlan, Mas Otok, Mas bimo, Mas Kunto, Pak

Wagiran, Pak Iswandi, Mas Sigit, Pak Pardjiman, Pak Heru, Pak Timbul, Mas

Ketul dan segenap satpam dan karyawan atas bantuan dan kelancaran yang

telah diberikan dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Elizabeth Sita dan Agrifina Akardias Mahalalita selaku teman seperjuangan

dalam melakukan penelitian, serta atas masukan, saran, serta dukungannya

selama ini.

8. Eveline Febrina dan Arfin dj, selaku sahabat sejati yang selalu memberikan

semangat dikala suka dan duka.

9. Anggota Kwek-kwek Marcelina W. A. R, Rosalia Suryaningtyas, Astuti M.

S, dan Eva Cristiana atas perhatian dan dukungannya kepada penulis.

10. Naomita Joice, Liliany Ludji, Nita Rahayu, Ricardo Kenny, Vivian hiu,

Cindy, Eliza telamiana, Widya Agriani, Priskila Agnes, Ita (001), Olivia, Sita,

dan Juliana atas tawa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis.

11. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari seluruh pembaca demi kesempurnaan karya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

x

INTISARI

Ester vitamin C dan vitamin E diketahui memiliki fungsi sebagai

antioksidan. Campuran ester vitamin C dan vitamin E diformulasikan dalam

bentuk mikroemulsi untuk meningkatkan absorpsi ke dalam lapisan kulit. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh campuran surfaktan tween 80 dan span

80 terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin

E.

Faktor dalam penelitian adalah tween 80 dan span 80 dengan

perbandingan 5:1, 6:1, 7:1, 8:1. Parameter uji yang diamati meliputi organoleptis,

ukuran partikel, persen transmitan, viskositas, indeks bias, pH, dilution test, uji

aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan stabilitas sediaan

menggunakan freeze thaw selama 3 siklus. Data yang diperoleh dianalisis secara

statistik menggunakan Analysis of variance (ANOVA) dengan software R.3.0.2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tween 80 dalam

kombinasi surfaktan tidak memberikan perubahan organoleptis, menyebabkan

peningkatan pH, viskositas serta penurunan ukuran partikel dan persen transmitan

sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E. Sediaan mikroemulsi ester

vitamin C dan E memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk dalam kategori

sangat kuat dengan IC50 F5 0,012 mg/mL, F6 0,019 mg/mL, F7 0,022 mg/mL dan

F8 0,040 mg/mL.

Kata kunci : mikroemulsi, campuran ester vitamin C dan vitamin E, surfaktan,

tween 80 dan span 80, freeze thaw.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xi

ABSTRACT

Ester vitamin C and vitamin E are known to have a function as an

antioxidant. The mixture of ester vitamin C and E are formulated in the form of

microemulsion to increase absorption in the skin surface. The purpose of this

study was to determine the effect of surfactant tween 80 and span 80 on the

physical properties and stability of microemulsion ester vitamin C and vitamin E.

Factors in the study were tween 80 and span 80 with a ratio of 5:1, 6:1,

7:1, 8:1. Parameters observed were organoleptic test, particle size, percent

transmittance, viscosity, refractive index, pH, dilution test, Antioxidant activity

test used DPPH method and freeze thaw stability of the microemulsion for 3

cycles. Data were analyzed statistically using analysis of variance (ANOVA) with

software R.3.0.2.

The results showed that increasing of tween 80 on the surfactant mixture

in this study did not provide organoleptic changes, causing increase in pH,

viscosity and particle size and decreased in percent transmittance microemulsion

ester vitamin C and E. Microemulsion ester vitamins C and E showed very strong

antioxidant activity with an average IC50 F5 0,01200 mg/mL, F6 0,01857 mg/mL,

F7 0,02167 mg/mL, F8 0,04028 mg/ mL.

Keywords : microemulsion, ester vitamin C. vitamin E, surfactant, tween 80 and

span 80, freeze thaw.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

INTISARI ........................................................................................................ x

ABSTRACT ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Keaslian Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Penuaan Dini ................................................................................. 7

1. Pengertian ................................................................................ 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xiii

2. Penuaan dini akibat sinar UV .................................................. 7

3. Pembentukkan Radikal Bebas pada Kulit ............................... 7

B. Antioksidan ................................................................................... 8

1. Mekanisme Kerja Antioksidan ................................................ 9

2. Vitamin E sebagai Antioksidan ............................................... 10

3. Ester vitamin C atau Askorbil palmitat sebagai antioksidan ... 11

C. Mikroemulsi .................................................................................. 12

1. Jenis Mikroemulsi ................................................................... 12

2. Teori Pembentukkan Mikroemulsi........................................... 12

3. Surfaktan.................................................................................. 13

3.1. Tween 80 dan Span 80 sebagai Surfaktan......................... 14

4. Kontrol Kualitas dari Sediaan Mikroemulsi............................ 16

4.1. Uji Organoleptis............................................................... . 16

4.2. Uji pH............................................................................... . 16

4.3. Uji Viskositas................................................................... . 16

4.4. Uji Ukuran Partikel Mikroemulsi...................................... 18

4.5. Dilution Test..................................................................... . 18

4.6. Uji Indeks Bias................................................................. . 19

4.7. Uji Persen Transmitan ....................................................... 19

5. Uji Stabilitas Mikroemulsi...................................................... . 20

D. Uji Iritasi Menggunakan Metode HET-CAM................................ 22

E. Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH terhadap

ester vitamin C dan vitamin E..................................................... ... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xiv

F. Pemerian Bahan............................................................................. 24

1. Ester vitamin C atau Ascorbyl palmitate............................ ...... 24

2. Vitamin E (alfa tokoferol)........................................................ 25

3. Sunflower oil............................................................................ 25

4. Tween 80 .................................................................................. 26

5. Span 80 ..................................................................................... 27

6. Aquadestilata ........................................................................... 27

7. DPPH (2,2-dfenil 1-pikrilhidrazil) ........................................... 27

8. Etanol ....................................................................................... 28

G. Analisis Data .................................................................................. 29

H. Landasan Teori ............................................................................... 29

I. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31

A. Jenis Rancangan Penelitian ........................................................... 31

B. Variabel dan Definisi Operasional ................................................ 31

1. Variabel Penelitian ................................................................... 31

2. Definisi Operasional................................................................. 31

C. Bahan Penelitian ............................................................................ 32

D. Alat Penelitian ................................................................................ 33

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 33

1. Orientasi Formula Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E .................................................................................. 33

1.1. Formula Orientasi.............................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xv

1.2. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi Ester Vitamin C dan

Vitamin E Formula Orientasi ............................................ 34

2. Evaluasi Sediaan Mikroemulsi saat orientasi .......................... 35

2.1. Uji organoleptis ................................................................. 35

2.2. Heating and Cooling Cycle ............................................... 35

2.3. Uji Sentrifugasi ................................................................. 35

3. Pembuatan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

dengan Formula Hasil Orientasi............................................... 35

3.1. Formula Mikroemulsi Hasil Orientasi .............................. 35

3.2. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi Ester Vitamin C dan

Vitamin E ........................................................................... 36

4. Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E .................................................................................. 36

4.1. Uji Organoleptis ................................................................ 36

4.2. Uji pH menggunakan pH meter ........................................ 36

4.3. Diluton Test ....................................................................... 37

4.4. Persen Transmitan ............................................................. 37

4.5. Indeks Bias ........................................................................ 38

4.6. Viskositas .......................................................................... 39

4.7. Uji Ukuran partikel ........................................................... 39

5. Uji Stabilitas Dipercepat .......................................................... 39

5.1. Uji Freeze thaw ................................................................. 39

6. Uji HET-CAM ........................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xvi

6.1. Penyiapan Telur ................................................................ 39

6.2. Kontrol Positif (NaOH 0,1 N) ........................................... 40

6.3. Kontrol Negatif (0,9% NaCl) ............................................ 40

6.4. Perlakuan ........................................................................... 40

6.5. Pengamatan ....................................................................... 40

7. Uji Aktivitas Antioksidan pada Sediaan Mikroemulsi............. 41

7.1. Pembuatan Larutan DPPH ................................................ 41

7.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH .......... 41

7.3. Penentuan Operating Time ................................................ 42

7.4. Pembuatan Larutan uji ...................................................... 42

7.5. Pengukuran Absorbansi Larutan DPPH (kontrol)............. 49

7.6. Penentuan Aktivitas Antioksidan ...................................... 49

7.7. Penentuan Persamaan Regresi Linear ............................... 50

F. Analisis Data ................................................................................. 50

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 52

A. Uji Pendahuluan atau Orientasi Formula ....................................... 52

B. Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

dengan Formula Hasil Orientasi .................................................... 54

1. Uji Organoleptis dan pH .......................................................... 54

2. Dilution Test ............................................................................. 55

3. Persen transmitan ..................................................................... 56

4. Uji Indeks Bias ......................................................................... 57

5. Uji Ukuran Droplet .................................................................. 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xvii

6. Uji Viskositas ........................................................................... 60

C. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E ........................................................................................ 62

1. Stabilitas organoleptis mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E setelah mengalami freeze thaw ................................ 63

2. Stabilitas pH mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

setelah mengalami freeze thaw................................................. 64

3. Stabilitas persen transmitan mikroemulsi ester vitamin C

dan vitamin E setelah mengalami freeze thaw ......................... 65

4. Stabilitas ukuran droplet mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E setelah mengalami freeze thaw ................................ 66

5. Stabilitas viskositas mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E setelah mengalami freeze thaw ................................ 66

D. General Discussion Antar Uji sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi .... 67

E. Uji Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi dan Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E ....................................................... 70

1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum (λ maks) 70

2. Penentuan Operating Time (OT) .............................................. 69

3. Hasil Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH ................ 72

F. Uji Iritasi Menggunakan Metode HET-CAM ................................ 74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 76

A. Kesimpulan ................................................................................... 76

B. Saran .............................................................................................. 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xviii

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................... 83

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi Skor Kumulatif dalam Chorioallantoic Membrane

Test ............................................................................................

23

Tabel II. Formula Mikroemulsi Acuan ............................................................................ 33

Tabel III. Orientasi Formula Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin

E ........................................................................................................................ 33

34

Tabel IV. Formula Mikroemulsi Hasil Orientasi .............................................................. 35

Tabel V. Hasil Organoleptis Formula orientasi........................................ 53

Tabel VI. Data Organoleptis dan pH Sediaan Mikroemulsi Formula

Hasil Orientasi ..........................................................................

54

Tabel VII. pH Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Span 80 Setiap

Formula ....................... .....................................................................................

55

Tabel VIII. Nilai HLB Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Span 80 pada

Setiap Formula Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

...................................................................................................

56

Tabel IX. Hasil Ukuran Droplet (nm)....................................................... 58

Tabel X. Nilai Indeks Polidispersitas dan Koefisien Difusi (D) saat

Pengujian Ukuran Droplet.........................................................

60

Tabel XI. Hasil Organoleptis Selama Freeze Thaw Dengan 3 Siklus

Penyimpanan ............................................................................

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xx

Tabel XII. Ukuran Droplet Mikroemulsi Ester Vitamin C Dan Vitamin E

Setelah Freeze Thaw .........................................................................................

65

Tabel XIII. Hasil Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi...................................... 68

Tabel XIV Hasil Stabilitas Fisik Mikroemulsi............................................ 68

Tabel XV IC50 Standar Ester vitamin C, Vitamin E, Campuran Ester

vitamin C dan vitamin E serta mikroemulsi Ester vitamin C

dan vitamin E....................................................................

73

Tabel XVI. Data Hasil Pengujian Iritasi Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E ....................... ...................................................................................

75

Tabel XVII. Data HLB Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Span 80

Setiap Formula Mikroemulsi ....................................................

90

Tabel XVIII. Uji Statistik Sifat Fisik pH, Viskositas, Persen Transmitan,

Ukuran Partikel dan nilai IC50 Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E ..........................................................

95

Tabel XIX. Uji Statistik Stabilitas pH, Viskositas, Persen Transmitan dan

Ukuran Droplet .........................................................................

98

Tabel XX. Waktu Saat Terjadi Iritasi dengan Perlakuan Kontrol Positif,

Negatif dan Sampel ..................................................................

127

Tabel XXI. Nilai IS yang dihasilkan Berdasarkan Perlakuan ...................... 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Reaksi Penangkapan Radikal oleh DPPH ........................................................ 24

Gambar 2. Struktur Kimia Ester vitamin C ....................................................................... 24

Gambar 3. Struktur Kimia Vitamin E ................................................................................ 25

Gambar 4. Struktur Kimia Tween 80 ................................................................................. 26

Gambar 5. Struktur Kimia Span 80.................................................................................... 27

Gambar 6. Struktur Kimia DPPH ..................................................................................... 28

Gambar 7. Struktur Kimia Etanol................................................ ...................................... 28

Gambar 8. Larutan Mikroemulsi yang dilarutkan dalam 100 mL

Akuades ............................................................................................................

55

Gambar 9. Grafik Uji Persen Transmitan Sediaan Mikroemulsi Ester

ester vitamin C dan vitamin E formula 5 (5:1), formula 6

(6:1), formula 7 (7:1), formula 8 (8:1) .............................................................

56

Gambar 10. Grafik Uji Indeks Bias Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E formula 5 (5:1), formula 6 (6:1), formula

7 (7:1), formula 8 (8:1) ....................................................................................

57

Gambar 11. Hasil Grafik Uji Ukuran Droplet Sediaan Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E formula 5 (5:1) sebelum

freeze thaw .......................................................................................................

58

Gambar 12. Hasil Grafik Uji Ukuran Droplet Sediaan Mikroemulsi

formula 8 (8:1) sebelum freeze thaw................................................................

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxii

Gambar 13. Grafik Uji viskositas Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C

dan vitamin E formula 5 (5:1), formula 6 (6:1), formula 7

(7:1), formula 8 (8:1) .......................................................................................

61

Gambar 14. Grafik Uji Stabilitas pH Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E Selama Mengalami freeze thaw

selama 3 siklus .................................................................................................

63

Gambar 15. Grafik Uji Stabilitas Persen Transmitan Sediaan

Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E Selama

Mengalami freeze thaw 3 Siklus ......................................................................

64

Gambar 16. Grafik Uji Stabilitas Viskositas Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E Selama Mengalami freeze thaw 3 Siklus ..............................

66

Gambar 17. Grafik Penentuan OT Standar Ester vitamin C 0,0015

mg/mL, Vitamin E 0,00075 mg/mL dan Campuran Ester

vitamin C dan vitamin E 0,0042 mg/mL ..........................................................

71

Gambar 18. Grafik Penentuan OT Mikroemulsi formula 5 (5:1) 0,0084

mg/mL, formula 6 (6:1) 0,0196 mg/mL, formula 7 (7:1)

0,0168 mg/mL, formula 8 (8:1) 0,0196 mg/mL ...............................................

71

Gambar 19. Grafik Penentuan OT Basis Mikroemulsi formula 5 (5:1)

1,2 mg/mL, formula 6 (6:1) 1,4 mg/mL, formula 7 (7:1) 1,4

mg/mL, formula 8 (8:1) 2,4 mg/mL .................................................................

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) ester vitamin C (Askorbil

palmitat) ..........................................................................

84

Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) vitamin E (Alfa-tokoferol)) ................................ 85

Lampiran 3. Certificate of Analysis (CoA) Sunflower oil............................ 86

Lampiran 4 Certificate of Analysis (CoA) Tween 80 ........................................................... 80 87

Lampiran 5. Certificate of Analysis (CoA) Span 80 .............................................................. 88

Lampiran 6. Data Penimbangan Formula Orientasi .............................................................. 89

Lampiran 7. Data Hasil Organoleptis Orientasi .................................................................... 90

Lampiran 8. Data Pengamatan HLB ..................................................................................... 90

Lampiran 9. Organoleptis Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E............................................................................

90

Lampiran 10. Data Pengukuran pH Basis dan Sediaan Mikroemulsi

Vitamin C dan E .....................................................................

91

Lampiran 11. Data Pengukuran Viskositas (cP) Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E ...................................................................................

92

Lampiran 12. Data Pengukuran Persen Transmitan (% T) Sediaan

Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E ..........................

93

Lampiran 13. Data Pengukuran Indeks bias Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan E ......................................................................

93

Lampiran 14. Data Pengamatan Ukuran Partikel .................................................................... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxiv

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Sifat Fisik Viskositas, pH, Persen

Transmitan dan Ukuran partikel (24 Jam) Sediaan

Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E Menggunakan

Program R 3.0.2 open source.................................................

94

Lampiran 16. Data Stabilitas pH, Viskositas, Persen Transmitan dan

Ukuran Partikel Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E .................................................................................

97

Lampiran 17. Data Penimbangan Ester vitamin C, E, Campuran Ester

vitamin C dan E sebagai standar…….....................................

100

Lampiran 18. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok ester vitamin C,

seri konsentrasi ester vitamin C, Data Absorbansi Ester

vitamin C, % IC dan IC50 ester vitamin C sebagai standar

.................................................................................................

100

Lampiran 19. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok vitamin E, seri

konsentrasi vitamin E, Data Absorbansi Vitamin E, % IC

dan IC50 vitamin E sebagai standar......................................

104

Lampiran 20. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok campuran ester

vitamin C dan E, seri konsentrasi campuran ester vitamin C

dan vitamin E, Data Absorbansi Ester vitamin C dan vitamin

E, % IC dan IC50 ester vitamin C dan vitamin E sebagai

standar.......................... .....................................................................................

108

Lampiran 21. Uji Statistik Standar Ester vitamin C, E dan campuran Ester

vitamin C dan Vitamin E ........................................................

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxv

Lampiran 22. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan E 5:1, Data Absorbansi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 5:1, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 5:1 ....................................................................

113

Lampiran 23. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan E 6:1, Data Absorbansi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 6:1, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 6:1 ....................................................................

115

Lampiran 24. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan E 7:1, Data Absorbansi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 7:1, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 7:1 ..........................................

117

Lampiran 25. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan E 8:1, Data Absorbansi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 8:1,% IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 8:1 ..........................................

119

Lampiran 26. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi

5:1, Data Absorbansi Basis Mikroemulsi 5:1, % IC ...............

120

Lampiran 27. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi

6:1, Data Absorbansi Basis Mikroemulsi 6:1 dan % IC .........

122

Lampiran 28. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi

7:1, Data Absorbansi Basis Mikroemulsi 7:1 dan % IC .........

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

xxvi

Lampiran 29. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi

8:1, Data Absorbansi Basis Mikroemulsi 8:1 dan % IC .........

125

Lampiran 30. Hasil Uji Iritasi Primer dengan Metode HET-CAM ............... 127

Lampiran 31. Dokumentasi ........................................................................... 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kulit dianggap sebagai cermin penampilan seseorang sehingga tidak

salah jika banyak orang terutama wanita berusaha merawat kulit wajah dan

memperlambat proses penuaan dini. Radikal bebas merupakan faktor utama yang

mempengaruhi atau mempercepat terjadinya proses penuaan dini. Radikal bebas

menyebabkan kerusakan pada kulit, seperti kulit menebal, kaku, tidak elastis,

keriput, pucat dan kering (Evawati, 2010). Peremajaan kulit merupakan salah satu

upaya untuk membuat kulit tampak sehat dan muda kembali.

Salah satu cara peremajaan kulit adalah menggunakan antioksidan seperti

ester vitamin C (Askorbil palmitat) dan vitamin E (alfa tokoferol) (Bauman,

2002). Ester vitamin C atau vitamin E sudah banyak digunakan oleh masyarakat

dalam bentuk emulsi. Menurut Goncalves et al., (2009), emulsi ester vitamin C

tidak stabil pada saat penyimpanan dengan suhu tinggi karena akan menyebabkan

penurunan viskositas hingga pemisahan fase dengan adanya peningkatan motilitas

partikel dan interaksi antar fase. Berdasarkan masalah tersebut maka pada

penelitian ini ester vitamin C dan vitamin E diformulasikan dalam bentuk

mikroemulsi.

Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom

dengan elektron yang tidak berpasangan dan merupakan bentuk radikal yang

sangat reaktif serta mempunyai waktu paruh yang sangat pendek (Halliwell and

Gutteridge, 2000). Penangkapan radikal bebas oleh suatu antioksidan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

2

diamati dengan uji DPPH berdasarkan parameter IC50. IC50 adalah ukuran

efektivitas suatu senyawa murni atau senyawa dalam sediaan tertentu dalam

menangkap radikal bebas (Dehpour et al., 2009).

Mikroemulsi mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya transparan

sehingga secara estetika lebih menarik, memiliki viskositas rendah sehingga saat

diaplikasikan lebih mudah menyebar pada kulit dan stabil secara termodinamika

atau energi bebas permukaan sistem lebih rendah dibanding energi bebas masing-

masing bahan sehingga tidak mudah mengalami pemisahan fase (Gulati et al.,

1998). Selain itu, kapasitas solubilizing yang tinggi dari mikroemulsi dapat

meningkatkan kelarutan dari suatu senyawa yang memiliki kelarutan rendah

terhadap air (Cho et al., 2008).

Komponen yang berperan penting dalam mikroemulsi adalah surfaktan.

Adsorpsi molekul surfaktan di permukaan cairan dapat menurunkan tegangan

permukaan dan adsorpsi di antara cairan akan menurunkan tegangan antarmuka

(Taylor, 2011). Surfaktan berperan penting dalam membentuk mikroemulsi

dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik. Surfaktan yang biasa digunakan dalam

sediaan mikroemulsi adalah tween 80 dan span 80 (Moghimipour et al., 2013).

Menurut Rowe et al., (2009), tween 80 dan span 80 merupakan surfaktan yang

tergolong surfaktan non-ionik dan bersifat tidak toksik. Surfaktan non-ionik

memiliki keseimbangan antara gugus lipofil dan hidrofil dalam molekulnya

sehingga dapat menghindari adanya interaksi antara muatan dari surfaktan dan

muatan dari zat aktif yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas sediaan

(Taylor, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

3

Keunggulan dari tween 80 dan span 80 yaitu keduanya memiliki rantai

polioksietilen yang menjadikan kombinasi kedua surfaktan ini sebagai halangan

sterik bagi droplet–droplet fase minyak, sehingga kemungkinan untuk

bergabungnya droplet-droplet fase minyak ini dapat diminimalkan dan membuat

sediaan tetap stabil (Kim, 2005). Keunggulan lainnya, dilihat dari HLB yaitu

bahan tween 80 memiliki HLB 15 dan span 80 memiliki HLB 4,3 sehingga dapat

menurunkan tegangan permukaan antara fase minyak dan fase air lebih mudah

dibanding dengan menggunakan satu surfaktan saja. Tween 80 bersifat lebih

hidrofil akan sulit untuk menyatukan fase minyak dan fase air jika tidak dalam

komposisi sangat besar. Pada span 80, dikarenakan sifatnya yang lebih lipofil dan

memiliki karakteristik membentuk lapisan film yang kaku membuat span 80 lebih

sulit dalam membentuk mikroemulsi jika tanpa kombinasi bahan lain (Radomska

and Wojciechowska, 2005).

Penggunaan sediaan farmasi terutama kosmetik saat ini sudah merupakan

kebutuhan bagi masyarakat dan digunakan secara terus-menerus pada kulit

sehingga kosmetik harus memenuhi persyaratan keamanan. Pengujian keamanan

dari suatu kosmetik seperti mikroemulsi dapat menggunakan metode HET-CAM.

Menurut Bernardi et al., (2011), sediaan yang cocok diujikan menggunakan

metode HET-CAM adalah sediaan liquid, solid dan semi solid.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai ester vitamin C dan vitamin E yang diformulasikan dalam bentuk

mikroemulsi yang aman (tidak iritatif) dengan pengaruh kombinasi surfaktan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

4

tween 80 dan span 80, mengingat kombinasi kedua surfaktan yang mempengaruhi

sifat fisik dan stabilitas fisik.

1. Perumusan Masalah

a. Bagaimanakah pengaruh variasi kombinasi surfaktan tween 80 dan span

80 terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E?

b. Apakah sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E dapat

menangkap radikal bebas berdasarkan nilai IC50 yang dihasilkan melalui

uji DPPH?

c. Apakah sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E bersifat aman

(tidak iritatif) berdasarkan uji HET-CAM?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelurusan pustaka dari beberapa sumber yang dilakukan

peneliti, penelitian mengenai “Pengaruh kombinasi surfaktan tween 80 dan

span 80 terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan mikroemulsi ester

vitamin C dan vitamin E untuk antiaging” belum pernah dilakukan. Adapun

penelitian terkait yang pernah dilakukan yaitu :

a. Penelitian dengan judul Stability of Vitamins C and E In Topical

Microemulsions for Combined Antioxidant Therapy, oleh Rozman et al.

(2007).

b. Penelitian dengan judul Dual Influence of Colloidal Silica on Skin

Deposition of Vitamins C and E Simultaneously Incorporated in Topical

Microemulsions, oleh Rozman et al. (2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

5

c. Penelitian dengan judul Temperature–Sensitive Microemulsion Gel: An

Effective Topical Delivery System for Simultaneous Delivery of Vitamins

C and Vitamin E, oleh Rozman et al. (2009).

Ketiga penelitian di atas melihat sifat fisik dan stabilitas fisik dari

mikroemulsi vitamin C dan E, namun pada penelitian Rozman et al. (2007)

dilakukan dengan pengembangan konsentrasi pengental untuk mengubah

viskositas sistem mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E, pada penelitian

Rozman et al. (2007) dilakukan dengan optimasi silika koloid sebagai

pengental untuk meningkatkan viskositas mikroemulsi baik hidrofilik maupun

lipofilik dan pada penelitian Rozman et al. (2009) dilakukan dengan

pengembangan suhu sensitif terhadap mikroemulsi gel ester vitamin C dan

vitamin E.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang formulasi, evaluasi

sifat fisik dan kemampuan menghambat radikal bebas dari sediaan

mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E dengan kombinasi surfaktan

tween 80 dan span 80 untuk antiaging.

b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan menghasilkan sediaan

mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E yang memiliki sifat fisik dan

stabilitas fisik yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

6

B. Tujuan Penelitian

1. Mengamati pengaruh kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 terhadap

sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E.

2. Menyelidiki kemampuan sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin

E dalam menghambat radikal bebas berdasarkan nilai IC50 yang dihasilkan

melalui uji DPPH.

3. Memastikan tingkat keamanan sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E berdasarkan uji HET-CAM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penuaan Dini

1. Pengertian

Menjadi tua atau aging adalah suatu proses menghilangnya

kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki atau mengganti

diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi normalnya. Proses penuaan

terjadi pada seluruh organ tubuh meliputi organ dalam tubuh, seperti jantung,

paru-paru, ginjal, dan lain-lain, juga organ terluar dan terluas tubuh, yaitu kulit

(Cunnningham, 2003).

2. Penuaan dini akibat sinar UV

Efek fotobiologik sinar ultraviolet (UVA dan UVB) menghasilkan

radikal bebas dan menimbulkan kerusakan pada DNA. Pejanan sinar UV pada

kulit merupakan awal mula terbentuknya reaksi fotokimiawi yang dapat

mengakibatkan penuaan kulit dini dan kanker. Reaksi fotokimiawi ini dapat

menyebabkan perubahan pada DNA yang meliputi oksidasi asam nukleat.

Reaksi oksidasi juga dapat mengubah protein dan lipid yang mengakibatkan

fungsi sel terganggu. Akumulasi keduanya ini mengakibatkan penuaan jaringan

(Dong et al., 2008).

3. Pembentukkan radikal bebas pada kulit

Molekul radikal bebas dapat menarik elektron dari molekul normal

lain sehingga menimbulkan radikal bebas baru yang pada akhirnya

menimbulkan efek domino (self perpetuating process). Adanya molekul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

8

oksigen (O2) dalam kulit yang terdapat pada bagian bawah epidermis

merupakan target utama gelombang sinar UV yang masuk ke dalam kulit

(Fisher, 2002).

Molekul oksigen bersifat unik karena elektron yang terdapat pada

lapisan luar tidak lengkap berada dalam orbit elektron sehingga mempunyai

kecenderungan untuk menarik elektron dalam melengkapi pasangan

elektronnya. Konsekuensinya adalah bahwa masuknya sinar UV dapat

berperan sebagai donatur sebuah elektron kepada molekul oksigen di lapisan

epidermis. Contoh radikal bebas pada kulit terbentuk dari interaksi sinar UV

dengan molekul oksigen yang berada di dalam sel kulit adalah anion

superoksida, hidrogen peroksida, hidroksi radikal, dan oksigen singlet (Fisher,

2002).

Faktor radikal bebas merupakan faktor utama yang mempengaruhi

atau mempercepat terjadinya proses penuaan dini. Radikal bebas menyebabkan

kerusakan pada kulit, seperti menurunkan kinerja zat-zat dalam tubuh,

misalnya enzim yang bekerja mempertahankan fungsi sel (enzim protektif),

menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur

utama kolagen dan jaringan elastin, kerusakan pembuluh darah kulit; dan

mengganggu distribusi melanin (Evawati, 2010).

B. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang

dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa

mengganggu fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

9

Antioksidan bekerja dengan melindungi lipid dari proses peroksidasi oleh

radikal bebas. Ketika radikal bebas mendapat elektron dari antioksidan, maka

radikal bebas tersebut tidak lagi perlu menyerang sel dan reaksi rantai oksidasi

akan terputus. Setelah memberikan elektron, antioksidan menjadi radikal bebas

berdasarkan definisinya. Antioksidan pada keadaan ini berbahaya karena

mereka mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan elektron tanpa

menjadi reaktif (Frei, 2004).

Kulit sendiri memiliki kemampuan untuk membatasi kerusakan yang

disebabkan oleh pajanan sinar UV misalnya melalui penghamburan cahaya

oleh stratum korneum, penyerapan cahaya oleh melanin dan perbaikan DNA

(DNA repair), dan melalui sistem antioksidan yang berfungsi mempertahankan

keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan (Dong et al., 2008).

1. Mekanisme Kerja Antioksidan

Mekanisme kerja antioksidan pada radikal bebas ada 3 macam,

yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier.

Antioksidan primer mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru

dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk

yang lebih stabil. Contohnya adalah superoskida dismutase (SOD),

glutation peroksidase, dan katalase yang dapat mengubah radikal

superoksida menjadi molekul air (Frei, 2004).

Antioksidan sekunder berperan mengikat radikal bebas dan

mencegah amplifikasi senyawa radikal. Beberapa contohnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

10

vitamin A (betakaroten), ester vitamin C, vitamin E, dan senyawa

fitokimia (Frei, 2004).

Antioksidan tersier berperan dalam mekanisme biomolekuler,

seperti memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan radikal

bebas (Frei, 2004).

2. Vitamin E sebagai antioksidan

Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam

lemak dan mudah memberikan atom hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada

struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas menjadi tidak reaktif setelah

menerima atom hidrogen. Pembentukan oksigen secara bertahap direduksi

menjadi air (Kathryn et al., 2004).

Vitamin E merupakan antioksidan yang tergolong senyawa fenolik

yang larut lemak serta terletak di membran eritosit dan plasma lipoprotein.

Vitamin E bertindak sebagai scavenger (penangkap) radikal-radikal bebas

yang masuk ke dalam tubuh atau terbentuk di dalam tubuh dari proses

metabolisme normal. Vitamin E bertindak sebagai donor atom fenolik

hidrogen dan dapat mengubah radikal peroksil (hasil peroksidasi lipid)

menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif dan relatif stabil sehingga tidak

mampu merusak rantai asam lemak. Vitamin E berada di dalam lapisan

fosfolipid membran sel dan memegang peranan biologik utama dalam

melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dan komponen membran sel lain

dari oksidasi radikal bebas (Jishage et al., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

11

Berikut ini adalah inhibisi radikal bebas yang dilakukan oleh alfa

tokoferol atau (α-TOH) :

α-TOH + ROO* α-TO* + ROOH,

α-TO* + ROO* produk inaktif (1)

(Jishage et al., 2005).

3. Ester vitamin C atau Askorbil palmitat sebagai antioksidan

Askorbil palmitat paling efektif sebagai antioksidan sekunder atau

sinergis yang bekerja dengan mempromosikan aktivitas antioksidan primer.

Misalnya, Askorbil palmitat bekerja sinergis dengan antioksidan alfa

tokoferol dengan regenerasi tokoferol yang hilang selama reaksi anti oksidasi

(Meves et al., 2002).

Askorbil palmitat juga dapat bertindak sebagai rantai pemecah

antioksidan, namun tindakan ini lemah dan tergantung pada jenis minyak

yang teroksidasi. Pemecahan rantai antioksidan lambat atau oksidasi berhenti

setelah itu sudah dimulai dengan mencegat peroksil radikal yang terbentuk

ketika lipid dioksidasi. Radiasi peroksil akan memberi atom atau ion pada

rantai oksidasi, sehingga antioksidan pemecah rantai memutus siklus reaksi

oksidasi lanjutan (Meves et al., 2002).

Askorbil palmitat memiliki efek sinergis bila dikombinasikan dengan

antioksidan primer seperti BHA, BHT, propil galat, alfa tokoferol, serta

EDTA dan asam sitrat. Ascorbyl palmitate dan alfa tokoferol bekerja secara

sinergis, bila vitamin E teroksidasi maka akan di bentuk lagi di membran sel

oleh ester vitamin C (Rowe et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

12

C. Mikroemulsi

Mikroemulsi merupakan suatu sediaan yang transparan, isotropik,

memiliki viskositas rendah dan stabil secara termodinamik yang terbuat dari

surfaktan, minyak dan air dengan atau tanpa kosurfaktan. Kapasitas pelarutan

obat yang tinggi dari mikroemulsi memungkinkan untuk meningkatkan

kelarutan dari suatu senyawa yang memiliki kelarutan rendah dalam air.

Mikroemulsi dibagi dalam tiga jenis yaitu mikroemulsi air dalam minyak

(A/M), minyak dalam air (M/A) dan bicontinuous. Jenis mikroemulsi yang

terbentuk tergantung pada komposisi pembentuknya (Lawrence and Ress,

2000).

1. Jenis Mikroemulsi

Mikroemulsi dibagi dalam tiga jenis yaitu mikroemulsi air dalam

minyak (A/M), mikroemulsi minyak dalam air (M/A) dan mikroemulsi

bicontinuous. Jenis mikroemulsi yang terbentuk tergantung pada komposisi

pembentuknya. Mikroemulsi minyak dalam air terbentuk karena fraksi dari

minyak rendah. Sedangkan mikroemulsi air dalam minyak terjadi ketika

fraksi dari air rendah. Sistem bicontinuous mungkin terjadi jika jumlah air

dan minyak hampir sama (Lawrence and Rees, 2000).

2. Teori Pembentukan Mikroemulsi

Teori Mixed Film menyatakan bahwa lapisan interfasial dan

tegangan permukaan yang sangat rendah penting dalam pembentukan

mikroemulsi. Pembentukan spontan mikroemulsi disebabkan oleh

pembentukan kompleks lapisan pada permukaan globul minyak dalam air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

13

karena adanya surfaktan dengan atau tanpa kosurfaktan. Surfaktan yang ada

akan menyebabkan tegangan permukaan antara minyak dan air menurun

(mendekati nol sampai negatif) (Surabhi et al., 2010).

Pernyataan terbentuknya lapisan interfasial pada mikroemulsi

dijelaskan dengan persamaan (2) :

(2)

Dimana γi menunjukkan tegangan antar permukaan, γm/a menunjukkan

tegangan antar permukaan antara minyak dan air tanpa adanya lapisan film

dan πi menunjukkan tekanan yang menyebar pada sistem dua dimensi. Saat

surfaktan dengan atau tanpa kosurfaktan ditambahkan dan teradsorpsi pada

lapisan antar permukaan, maka tekanan yang menyebar (πi) akan menjadi

lebih besar daripada γm/a, sehingga dihasilkan tegangan antar permukaan

yang negatif (Surabhi et al., 2010).

Mekanisme pembentukkan mikroemulsi berbeda dengan

pembentukkan makroemulsi. Perbedaan yang paling signifikan terletak pada

usaha makroemulsi atau peningkatan jumlah emulgator yang biasanya

memperbaiki stabilitasnya, tidak terjadi pada mikroemulsi. Sistem dalam

mikroemulsi dipengaruhi dari pembentukkannya yang spesifik melibatkan

interaksinya antara molekul minyak, emulgator dan air (Date et al., 2008).

3. Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus

hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran

yang terdiri dari air dan minyak. Pemilihan surfaktan berdasarkan titik kritis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

14

untuk formulasi mikroemulsi. Surfaktan harus menyokong

mikroemulsifikasi dari fase minyak dan harus memiliki potensi kelarutan

yang baik untuk zat aktif. Lapisan tipis emulgator harus memiliki nilai

hidrofilik-lipofilik yang sesuai pada daerah antarmuka supaya dihasilkan

mikroemulsi. Pemilihan surfaktan harus diatur oleh tipe mikroemulsi yang

akan diformulasikan. Surfaktan dengan HLB rendah seperti sorbitan

monooleat lebih disukai untuk mikroemulsi A/M sedangkan surfaktan

dengan HLB tinggi seperti tween 80 lebih disukai untuk mikroemulsi M/A

(Date et al., 2008).

Ada tiga tipe surfaktan yaitu tipe ionik, non ionik dan amfoterik.

Surfaktan tipe ionik terdiri dari tipe anionik dan kationik. Surfaktan tipe

anionik dapat berdisosiasi dalam air dan bagian anionnya dapat berfungsi

sebagai surfaktan, sebagai contoh Sodium lauril sulfat. Surfaktan tipe

kationik dapat berdisosiasi dalam air dan bagian kationnya dapat berfungsi

sebagai surfaktan, sebagai contoh setrimid. Surfaktan tipe non ionik tidak

dapat berdisosiasi dalam air, sebagai contoh tween dan span. Surfaktan

amfoterik mempunyai gugus kationik dan anionik dalam molekulnya dan

dapat terionisasi dalam larutan air, namun gugus yang dilepaskan tergantung

kondisi mediumnya. Contoh surfaktan amfoterik adalah protein dan lesitin

(Sinko, 2011).

3.1. Tween 80 dan Span 80 sebagai surfaktan

Tween 80 (Polysorbatum 80) adalah ester oleat dari sorbitol

dan anhidrida yang berkopolimerisasi dengan lebih kurang 20 molekul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

15

etilena oksida untuk tiap molekul sorbitol dan anhidrida sorbitol.

Tween 80 dapat bertindak baik sebagai reduktor dan stabilizer tanpa

menambahkan agen pereduksi tambahan ke reaksi. Tween 80 sebagai

agen stabilisasi yang diadsorpsi pada permukaan nanopartikel,

sehingga memperlambat pertumbuhan fase kristal dengan mengurangi

energi bebas permukaan. Konsentrasi tween 80 meningkat maka

menurunkan energi bebas permukaan dan karenanya stabilisasi ukuran

droplet yang lebih kecil terbentuk (Rajaram and Natham, 2013).

Span 80 adalah campuran ester sorbital dengan satu mol

anhidrida asam oleat. Tween 80 bersama dengan span 80 akan

berperan dalam menstabilkan sistem di mana semakin banyak tween

80 akan membuat medium dispers menjadi lebih rigid. Semakin rigid

medium dispers akan mengakibatkan semakin meningkatnya

viskositas sistem dari sediaan. Surfaktan, Tween 80 dan span 80

memiliki penyusun rantai yang bersifat hidrofil pada bagian kepala

dan lipofil pada bagian ekor. Dari sisi interaksi individual droplet,

adanya surfaktan akan membentuk lapisan film monomolecular.

Lapisan film yang terbentuk akan menurunkan tegangan permukaan

sehingga sediaan dapat stabil (Taylor, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

16

4. Kontrol Kualitas dari Sediaan Mikroemulsi

Kontrol kualitas sediaan mikroemulsi yaitu :

4.1. Uji Organoleptis

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan

pada proses pengindraan. Evaluasi organoleptis sediaan mikroemulsi

atau emulsi dilakukan dengan mengamati terjadinya pemisahan fasa

atau pecahnya emulsi atau mikroemulsi, bau tengik dan perubahan

warna (Lawrence and Ress, 2000).

4.2. Uji pH

Sediaan kosmetik yang diaplikasikan pada kulit sebaiknya

tidak mengiritasi kulit. Oleh karena itu sediaan harus mempunyai pH

normal 4,5 – 6,5. pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit

bersisik, sementara jika pH terlalu asam maka membuat kulit iritasi

atau berwarna merah (Ali and Yosipovitch, 2013).

4.3. Uji Viskositas

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak

karena adanya gesekan antar lapisan material. Oleh karena itu,

viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk

mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.

Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan

untuk digunakan supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan laju

tertentu. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

17

temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul

terlarut (Martin et al., 2010).

Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu :

4.3.1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu

naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya.

Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel

cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan

menurunkan kekentalannya (Martin et al., 2010).

4.3.2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi

larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki

viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan

menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan

volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar

partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula

(Martin et al., 2010).

4.3.3. Berat molekul solut

Viskositas berbanding lurus dengan berat molukel

solute, karena dengan adanya solute yang berat akan

menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan

sehingga menaikkan viskositasnya (Martin et al., 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

18

4.3.4. Tekanan

Tekanan akan bertambah jika nilai dari viskositas itu

bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar

viskositas suatu zat cair (Martin et al., 2010).

4.4. Uji Ukuran droplet Mikroemulsi

Ukuran droplet dari suatu mikroemulsi umumnya dinyatakan

sebagai diameter dari globul-globul dalam fase internal. Pengujian

ukuran droplet menggunakan PSA (Particle Size Analyzer) dengan

tipe Dynamic Light Scattering. Prinsip dasar alatnya yaitu sampel

akan diterangi oleh sinar laser dan fluktuasi cahaya yang tersebar

dideteksi pada hamburan sudut θ yang dikenal oleh detektor foton

secara cepat. DLS merupakan instrumen dengan pengukuran pada

sudut tetap untuk menentukan ukuran droplet rata-rata dalam berbagai

ukuran terbatas (Volker, 2009).

4.5. Dilution Test

Uji Pengenceran atau Dilution Test merupakan uji untuk

menentukan tipe mikroemulsi. Uji ini didasarkan pada kenyataan

bahwa emulsi atau mikroemulsi hanya larut dengan cairan yang

membentuk fase kontinu-nya. Sistem ini diencerkan dengan baik fase

minyak atau fase cairnya, yang digunakan dalam persiapan

mikroemulsi. Oleh karena itu dalam kasus sistem mikroemulsi minyak

dalam air dapat diencerkan dengan fase airnya sementara untuk sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

19

mikroemulsi air dalam minyak dapat diencerkan dengan fase minyak

yang digunakan (Firoz et al., 2012).

4.6. Uji Indeks Bias

Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan

refraktometer. Metode ini merupkan metode yang sederhana. Indeks

bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan

kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berguna untuk

identifikasi zat dan ketakmurnian. Perambatan cahaya dalam ruang

hampa udara memiliki kelajuan c, kemudian setelah memasuki

medium tertentu akan berubah kelajuannya menjadi v dengan v ≪ c.

Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan, kelajuannya akan

turun sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik bahan

yang dinamakan indeks bias (n). Indeks bias merupakan perbandingan

(rasio) antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan

cahaya (Bhattacharjee, 2005).

4.7. Uji Persen Transmitan

Transmitan adalah perbandingan antara fraksi sinar yang

diteruskan oleh sampel dan jumlah sampel yang diterima oleh sampel

tersebut. Hukum Lambert menyatakan intensitas berkas cahaya yang

datang kemudian diserap dan diteruskan oleh suatu medium sebanding

dengan intensitas berkas cahaya yang keluar. Absorbansi suatu cahaya

oleh suatu molekul merupakan bentuk interaksi gelombang cahaya dan

atom atau molekulnya (Dominguez and Borobio, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

20

Persen transmitan merupakan salah satu faktor penting dalam

mikroemulsi. Persen transmitan diperiksa dengan akuades sebagai

kontrol menggunakan spektrofotometer UV-vis. Pengujian ini dilakukan

untuk melihat kelarutan dan transparansi. Sampel akan dilarutkan dalam

100 mL akuades dan diukur pada λ 650 nm. Jika hasil persen transmitan

sampel mendekati persen transmitan air maka sampel tersebut memiliki

kejernihan atau transparansi mirip air ( Thakkar et al., 2011).

5. Uji Stabilitas Mikroemulsi

Stabilitas menggambarkan ketahanan produk, waktu penyimpanan

dan penggunaan. Stabilitas sediaan mikroemulsi diamati secara fisik yang

meliputi bau, warna dan kejernihan. Kestabilan termodinamik dari tipe yang

dipustulatkan secara umum untuk sistem terlarut atau mikroemulsi umumnya

tergantung pada temperatur (Dawaba et al., 2010).

Accelerated stability dirancang untuk meningkatkan laju degradasi

kimia dan atau perubahan fisik zat obat atau produk obat dengan menggunakan

kondisi penyimpanan berlebihan dengan tujuan pemantauan reaksi degradasi

dan memprediksi masa simpan di bawah kondisi penyimpanan normal. Desain

studi stabilitas dipercepat termasuk suhu tinggi dan rendah, kelembaban tinggi

dan rendah, dan cahaya yang kuat atau rendah (Dawaba et al., 2010).

Accelerated stability meliputi heating and cooling cycle, uji

sentrifugasi dan uji freeze thaw. Mikroemulsi yang mengalami heating and

cooling cycle akan disimpan pada suhu 40C dan 45

0C selama 24 jam sebanyak

3 siklus. Pada akhir siklus diamati apakah terjadi pemisahan fase pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

21

mikroemulsi. Jika mikroemulsi masih stabil maka dilanjutkan dengan uji

sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit (Darole, et al., 2008).

Pada uji freeze thaw, mikroemulsi akan disimpan pada suhu -200C dan

350C selama 24 jam sebanyak 3 siklus. Sediaan mikroemulsi dinyatakan stabil

jika tidak terjadi pemisahan (Darole et al., 2008).

Mikroemulsi yang stabil ditandai dengan dispersi globul yang seragam

dalam fase kontinu, namun dapat terjadi penyimpangan dari kondisi tersebut.

Seperti emulsi, ketidakstabilan mikroemulsi bisa digolongkan sebagai berikut :

5.1. Creaming

Agregat dan bulatan fase dalam mempunyai kecenderungan yang

lebih besar untuk naik ke permukaan mikroemulsi atau jatuh ke dasar

mikroemulsi tersebut daripada partikel-partikelnya sendiri.

5.2. Flokulasi

Flokulasi adalah agregasi globul menjadi kelompok besar. Gejala

ini dapat meningkatkan creaming.

5.3. Coalescence (breaking, cracking)

Kerusakan yang lebih besar daripada creaming pada suatu

mikroemulsi adalah penggabungan bulatan-bulatan fase dalam

(coalescence) dan pemisahan fase tersebut menjadi suatu lapisan.

Pemisahan fase dalam dari mikroemulsi tersebut disebut “pecah” atau

“retak” (cracked). Hal ini bersifat irreversible karena lapisan pelindung di

sekitar bulatan-bulatan fase terdispersi tidak ada lagi (Dawaba et al.,

2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

22

D. Uji Iritasi Menggunakan Metode HET-CAM

Uji HET-CAM (Hen’s Egg Test on the Chorioallantoic Membrane)

bertujuan untuk mengevaluasi produk kosmetik dan melihat tingkat iritasi pada

sediaan solid, semi solid atau liquid (Bernardi et al., 2011). Iritasi menyebabkan

perubahan dalam sistem vaskular dari HET-CAM yang menghasilkan perubahan

warna, pendarahan dan peningkatan perfusi pada membran. Setiap sampel diuji

pada tiga telur berumur antara 9-10 hari sebelum pengujian. CAM dibilas dengan

larutan NaCl 0,9 % setelah 30 detik pemaparan masing-masing substansi atau

sampel, dan dilihat reaksi yang terjadi berupa hiperemi, perdarahan dan koagulasi.

Pengamatan dilakukan secara semi-kuantitatif dinilai pada skala 0,5, 2 dan 5

menit setelah perlakuan. Skor numerik bergantung pada waktu saat terjadi

hiperemi, perdarahan dan koagulasi yang selanjutnya dijumlahkan untuk

memberikan skor numerik tunggal. Skor yang menunjukkan potensi iritasi bahan

uji pada skala dengan nilai maksimal 21 (Tavaszi and Budai, 2007).

Hemorrhage time dimulai dalam detik reaksi hemoragi atau pendarahan

pada CAM. Lysis time dimulai dalam detik lisis pembuluh darah hingga pembuluh

darah hilang pada CAM. Coagulation time dimulai dalam detik pembentukan

koagulan pada CAM. Rumus Irritation Score (IS) yaitu :

IS =

x 5 +

(3)

(Tavaszi and Budai, 2007).

Klasifikasi skor kumulatif yang tidak menunjukkan iritasi, potensi iritasi

rendah, iritasi sedang dan iritasi tinggi pada bahan uji tertera pada tabel I :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

23

Tabel I. Klasifikasi Skor Kumulatif dalam Chorioallantoic Membrane Test

(Bernardi et al., 2011)

Skor Kumulatif Penilaian Iritasi

0-0,9 Praktis tidak iritasi

1-4,9 Iritasi rendah

5-8,9 Iritasi sedang

9-21 Iritasi kuat

E. Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH Terhadap Ester

vitamin C dan vitamin E

DPPH (2,2-difenil 1-pikrilhidrazil) merupakan senyawa radikal bebas

berbentuk prisma, berwarna ungu tua. Metode yang digunakan untuk menguji

aktivitas antioksidan suatu senyawa adalah metode uji dengan menggunakan

radikal bebas DPPH. Tujuan metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi

yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). DPPH

merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat

mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna untuk pengujian aktivitas antioksidan

komponen tertentu (Dehpour et al., 2009).

Persentase peredaman =

x 100 % (4)

Dimana A1 adalah absorbansi kontrol dan A2 adalah absorbansi sampel.

Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang

dari 0,05 mg/mL, kuat apabila nilai IC50 0,05-0,10 mg/mL, sedang apabila nilai

IC50 berkisar antara 0,10-0,15 mg/mL, dan lemah apabila nilai IC50 berkisar antara

0,15-0,20 mg/mL (Prakash, 2001).

Adanya elektron yang tidak berpasangan membuat DPPH memberikan

serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh

keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

24

stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa

antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.

Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji

kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas (Dehpour et al.,

2009).

Gambar 1. Reaksi Penangkapan Radikal oleh DPPH (Molyneux, 2004)

F. Pemerian Bahan

Berikut ini adalah pemerian bahan yang digunakan dalam penelitian :

1. Ester vitamin C atau Ascorbyl palmitate

Gambar 2. Struktur Kimia Ester vitamin C (Rowe et al., 2009)

Ester vitamin C atau Askorbil palmitat memiliki sifat fisik yaitu

berbentuk serbuk putih dengan berat molekul 414,55 g/mol. Memiliki

kelarutan dalam air 0,0002%, dalam etil alkohol 12,5% dan dalam vegetable oil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

25

0,03-0,12%. Ester vitamin C dan vitamin E bekerja secara sinergis sebagai

antioksidan (Rowe et al., 2009).

2. Vitamin E (α-tokoferol)

Alfa tokoferol merupakan senyawa yang sangat lipofilik, dan pelarut

yang sangat baik untuk obat yang sukar larut. Secara umum, alfa tokoferol

merupakan produk farmasi yang berbasis lemak atau larut dalam minyak dan

biasanya digunakan dalam rentang konsentrasi 0,001-0,05% v/V (Rowe et al.,

2009).

Gambar 3. Struktur Kimia Vitamin E (Rowe et al., 2009)

Vitamin E (Alfa Tokoferol) banyak terdapat dalam stratum corneum.

α-tokoferol yang memiliki cincin aromatik tersubtitusi dan rantai panjang

isoprenoid sebagai rantai samping. Sifat lipofilik alamiah alfa tokoferol

(vitamin E) menyebabkan ia mudah di aplikasikan dan di serap oleh kulit

(Pinnell, 2003).

3. Sunflower Oil

Sunflower oil diklasifikasikan sebagai minyak asam oleat linoleat.

Komposisinya meliputi asam linoleat (66%), asam oleat (21,3%), asam

palmitat (6,4%), asam arachidic (4,0%), asam stearat (1,3%), dan asam behenat

(0,8%). Sunflower oil umumnya berfungsi sebagai pengencer, emolien, agen

pengemulsi, pelarut, tablet binder. Kandungan asam oleat yang tinggi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

26

Sunflower oil dengan stabilitas oksidasi yang baik dan bersifat emolien dapat

digunakan dalam formulasi kosmetik. Sunflower oil dianggap sebagai bahan

yang relatif tidak beracun dan tidak mengiritasi (Rowe et al., 2009).

Sifat fisik dari sunflower oil adalah titik didih pada 40–600C, densitas

0.915–0.919 g/cm3, melting point pada -18

0C, dan kelarutannya yaitu larut

dengan benzena, kloroform, karbon tetraklorida, dietil eter, dan light

petroleum, praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan air (Rowe et al., 2009).

4. Tween 80

Sifat fisik dari Tween 80 yaitu dengan rumus molekul tween 80

C64H124O26, bobot molekul 1310 g/mol, warna dan bentuk pada suhu 250C

yaitu cairan berminyak warna kuning, HLB yaitu 15, viskositas 42 mPa s, dan

larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam mineral oil dan vegetable oil

(Rowe et al., 2009).

Gambar 4. Struktur Kimia Tween 80 (Rowe et al., 2009)

Tween 80 bersifat stabil terhadap elektrolit, asam atau basa lemah,

namun tidak cocok (incompatible) dengan basa kuat karena dapat terjadi

saponifikasi. Selain itu dapat terjadi pengendapan atau perubahan warna

dengan adanya fenol, tanin dan antimikroba golongan parabel (Rowe et al.,

2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

27

5. Span 80

Sifat fisik span 80 yaitu cairan kuning bersifat lipofilik, larut dalam

minyak dan mayoritas pelarut organik. Span 80 memiliki HLB 4,3; densitas

1,01; viskositas 970-1080 mPa s pada 250C, dan melting point 43-48

0 C (Rowe

et al., 2009).

Gambar 5. Struktur Kimia Span 80 (Rowe et al., 2009)

6. Aquadestilata

Aquadestilata secara luas digunakan sebagai pelarut dan pembawa

pada formulasi farmasetika. Untuk aplikasi farmasi, air dimurnikan dengan

caea destilasi, pertukaran ion, reverse osmosis (RO), atau beberapa proses lain

yang sesuai untuk menghasilkan aquadestilata. Karakteristik aquadestilata

adalah cairan bening, tidak berwarna tidak berbau dan tidak berasa (Rowe et

al., 2009).

7. DPPH (2,2-difenil 1-pikrilhidrazil)

DPPH merupakan senyawa radikal bebas berbentuk prisma, berwarna

ungu tua. DPPH mempunyai berat molekul 394,3 g/mol. Titik leleh DPPH

yaitu 132-1330C. DPPH dapat larut dalam air, etanol dan metanol (Pourmorad,

et al.,2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

28

Gambar 6. Struktur Kimia DPPH (Pourmorad et al., 2002)

8. Etanol

Etanol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, dan mudah menguap.

Titik didih etanol sebesar 78,15oC. Etanol larut dalam kloroform, eter, gliserin

dan air (Wade, 1994).

Gambar 7. Struktur Kimia Etanol (Wade, 1994)

G. Analisis Data

ANAVA merupakan salah satu jenis uji parametrik. Syarat dari uji

parametrik adalah skala pengukuran variabel harus berupa variabel numerik,

distribusi data yang dianalisis harus normal dapat dilakukan dengan Saphiro–

Wilk, kesamaan variasi data tidak menjadi syarat mutlak untuk uji kelompok

berpasangan dan untuk 2 kelompok tidak berpasangan, namun kesamaan variasi

menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk uji lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan. Variasi data bisa dilakukan dengan uji Levene (Santoso, 2010).

Apabila data yang diperoleh tidak memiliki distribusi yang normal, data

tidak bisa dianalisis menggunakan ANAVA. Namun terdapat alternatif uji non

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

29

parametrik yang bisa dilakukan. Alternatif uji ANAVA satu arah adalah Kruskal-

Wallis (Santoso, 2010).

H. Landasan Teori

Mikroemulsi merupakan sediaan emulsi berukuran mikro yang

transparan, isotropik dan stabil secara termodinamik. Sifat fisik seperti

organoleptis, ukuran droplet, persen transmitan, pH, viskositas, indeks bias dan

stabilitas mikroemulsi dipengaruhi oleh komponen surfaktan yang ada di

dalamnya. Surfaktan tween 80 dan span 80 merupakan golongan turunan

polioksietilen dan memiliki keseimbangan lipofilik dan hidrofilik dalam

molekulnya. Peningkatan tween 80 akan menurunkan energi bebas permukaan

dan meningkatkan luas permukaan globul sehingga ukuran globul dapat semakin

diperkecil dengan ukuran mikrometer hingga nanometer serta menyebabkan

organoleptis yang terbentuk jernih dan homogen (Rajaram and Natham, 2013).

Tween 80 bersama dengan span 80 akan berperan dalam menstabilkan sistem di

mana semakin banyak tween 80 akan membuat medium dispers menjadi lebih

rigid. Semakin rigid medium dispers akan mengakibatkan semakin meningkatnya

viskositas sistem dari sediaan (Taylor, 2011).

Kemampuan sediaan mikroemulsi dengan zat aktif ester vitamin C dan

vitamin E dalam menangkap radikal bebas diamati melalui uji DPPH untuk

mendapatkan nilai IC50. Menurut Prakash (2001), suatu senyawa dikatakan

sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 0,05 mg/mL, kuat

apabila nilai IC50 0,05-0,10 mg/mL, sedang apabila nilai IC50 berkisar antara 0,10-

0,15 mg/mL, dan lemah apabila nilai IC50 berkisar antara 0,15-0,20 mg/mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

30

Tingkat keamanan suatu sediaan dapat diamati berdasarkan metode HET-

CAM. Skor numerik yang dihasilkan bergantung pada waktu saat terjadi

hemoragi, lysis dan koagulasi yang selanjutnya dijumlahkan untuk memberikan

skor numerik tunggal. Skor yang menunjukkan bahan uji tidak aman (iritatif) pada

skala dengan nilai maksimal 21 (Tavaszi and Budai, 2007). Bahan-bahan yang

digunakan dalam sediaan mikroemulsi diantaranya tween 80, span 80, sunflower

oil, yang menurut Rowe et al., (2009) tidak bersifat mengiritasi kulit, namun pada

ester vitamin C dan E bersifat mengiritasi jika digunakan berlebihan pada kulit

berdasarkan MSDS.

I. Hipotesis Penelitian

1. Peningkatan tween 80 dan penurunan span 80 dalam kombinasinya tidak

memberikan perubahan sifat fisik dan stabilitas fisik.

2. Sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E memiliki aktivitas

dalam menangkap radikal bebas berdasarkan nilai IC50 melalui uji DPPH.

3. Sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E aman (tidak iritatif)

pada kulit berdasarkan metode HET-CAM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian tentang pengaruh kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80

terhadap sifat fisik dan stabilitas mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

termasuk jenis penelitian experimental murni dan rancangan acak lengkap pola

searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbandingan

tween 80 dan span 80 sebagai surfaktan dengan komposisi surfaktan

dalam sediaan 70 %.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat

fisik, stabilitas sediaan, nilai IC50 dan Irritation Score.

c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada

penelitian ini adalah kecepatan pengadukan, lama pengadukan, suhu

penyimpanan, lama penyimpanan, sifat dari wadah penyimpanan.

d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau terkendali pada

penelitian ini adalah suhu dan kelembaban ruangan pembuatan sediaan.

2. Definisi Operasional

a. Mikroemulsi. Mikroemulsi adalah suatu sediaan yang transparan,

isotropik, memiliki viskositas rendah dan stabil secara termodinamik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

32

yang terbuat dari surfaktan, minyak dan air dengan atau tanpa

kosurfaktan

b. Surfaktan. Surfaktan adalah suatu molekul yang memiliki gugus

hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran

yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan yang digunakan yaitu

kombinasi tween 80 dan span 80 dengan komposisi surfaktan dalam

sediaan 70% dan perbandingan tween 80 dan span 80 yang berbeda-beda

dalam sediaan mikroemulsi.

c. Ester vitamin C. Ester vitamin C yang digunakan dalam penelitian adalah

Askorbil palmitat. Askorbil palmitat merupakan vitamin C (Asam

askorbat) yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak).

d. Vitamin E. Vitamin E yang digunakan dalam penelitian adalah α-

tokoferol.

e. Faktor dan respon. Faktor adalah suatu hal yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian, sedangkan respon adalah hasil uji yang diamati untuk

melihat besarnya pengaruh faktor. Faktor yang ada pada penelitian ini

yaitu surfaktan, sedangkan respon yang tergantung berdasarkan faktor

adalah organoleptis, pH, viskositas, indeks bias, ukuran droplet, persen

transmitan, tipe mikroemulsi dengan dilution test, nilai IC50, stabilitas

sediaan berupa freeze thaw serta uji HET-CAM.

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sunflower oil (CV.

Sofa Mediteranian), Tween 80 (Bratachem), Span 80 (CV. Cipta Anugerah),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

33

Aquadest (Bratachem), Ester vitamin C atau Askorbil palmitat (CV. Privat

Equipment Pharmacy), Vitamin E atau α-tokoferol (CV. Cipta Anugerah,

Indonesia), Etanol p.a (Merck Milipore), DPPH (Laboratorium Chemmix

Pratama).

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas

(PYREX-GERMANY), viscometer Brookfield, Particle Size Analyzer tipe

Dynamic Light Scattering, Hotplate magnetic stitter, neraca analitik (OHAUS),

cawan porselen, pengaduk magnetik, spektrofotometer UV (Shimadzu 1600,

Jepang), pH meter (HANNA Instrument HI 9024 C), Sentrifugator (Benchtop

Centrifuge PLC-05), Freezer (Toshiba), Kulkas (Sanken Logic Cool), Oven

(Memmert) (Laboratorium Teknologi Semisolid-Liquid).

E. Tata Cara Penelitian

1. Orientasi Formula Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

a. Formula Orientasi

Formula acuan yang digunakan untuk membuat sediaan

mikroemulsi minyak dalam air tertera pada tabel II yaitu :

Tabel II. Formula Mikroemulsi Acuan (Rozman et al., 2009)

Bahan (g) Formula Fungsi

Isopropol Myristate 24,65 Fase minyak

Tween 40 14,79 Surfaktan

Imwitor 308 14,79 Kosurfaktan

Ester vitamin C 0,4 Zat aktif

Zat aktif Vitamin E 1

Purified water 44,37 Fase air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

34

Berdasarkan formula di atas dilakukan modifikasi pada bagian

fase minyak dan fase air, serta komponen surfaktan dibuat menjadi

campuran 2 surfaktan dan kosurfaktan ditiadakan. Formula modifikasi

yang dihasilkan tertera pada tabel III yaitu :

Tabel III. Orientasi Formula Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Bahan (g) Formula

Fungsi I II III IV V VI VII VIII

Sunflower oil 20 20 20 20 20 20 20 20 Fase minyak

Tween 80 35 46,9 52,5 56 59,99 61,25 62,23 63 Surfaktan I

Span 80 35 23,1 17,5 14 10,01 8,75 7,77 7 Surfaktan II

Ester vitamin

C

0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Zat aktif

Vitamin E 1 1 1 1 1 1 1 1 Zat aktif

Akuades 10 10 10 10 10 10 10 10 Fase air

b. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi Ester Vitamin C dan Vitamin E Formula

Orientasi

Tween 80 dan span 80 sebagai campuran surfaktan pada setiap

formula dengan perbandingan 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1, 6:1, 7:1, dan 8:1

masing-masing dicampurkan dan diaduk menggunakan magnetic stirrer

dengan kecepatan 1000 rpm selama 5-10 menit, setelah itu tambahkan 20 g

sunflower oil dan 1 g vitamin E sebagai fase minyak pada masing-masing

formula dengan lama pengadukan 10 menit. Setelah surfaktan dan fase

minyak tercampur ditambahkan 10 g aquadest sebagai fase air perlahan-

lahan selama 15 menit pada setiap formula. Ester vitamin C sebanyak 0,4 g

ditambahkan perlahan-lahan setelah fase air tercampur dengan fase minyak

dengan pengadukan selama 15 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

35

2. Evaluasi Sediaan Mikroemulsi Saat Orientasi

a. Uji Organoleptis

Pengamatan secara visual terhadap bau, bentuk, warna,

homogenitas dan kejernihan sediaan mikroemulsi setelah 24 jam

pembuatan.

a. Heating and Cooling Cycle

Sediaan mikroemulsi akan disimpan pada suhu 40C dan 45

0C

selama 24 jam sebanyak 3 siklus. Pada akhir siklus diamati apakah

terjadi pemisahan fase pada mikroemulsi (Darole et al., 2008).

b. Uji Sentrifugasi

Setelah sediaan mikroemulsi melalui proses Heating and

Cooling Cycle, selanjutnya akan disentrifugasi dengan 5000 rpm selama

15 menit. Formula yang tidak mengalami pemisahan fase akan dipilih

sebagai sampel (Darole et al., 2008).

3. Pembuatan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E dengan

Formula Hasil Orientasi

a. Formula Mikroemulsi Hasil Orientasi

Tabel IV. Formula Mikroemulsi Hasil Orientasi

Bahan (g) Formula

Fungsi V VI VII VIII

Sunflower oil 20 20 20 20 Fase minyak

Tween 80 59,99 61,62 61,25 63 Surfaktan I

Span 80 10,01 8,75 7,77 7 Surfaktan II

Ester vitamin C 0,4 0,4 0,4 0,4 Zat aktif

Zat aktif Vitamin E 1 1 1 1

Akuades 10 10 10 10 Fase air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

36

b. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi Ester Vitamin C dan Vitamin E

Tween 80 dan span 80 sebagai campuran surfaktan pada setiap

formula dengan perbandingan 5:1, 6:1, 7:1, dan 8:1 masing-masing

dicampurkan dan diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan

1000 rpm 5-10 menit, setelah itu tambahkan 20 g sunflower oil dan 1 g

vitamin E sebagai fase minyak pada masing-masing formula dengan lama

pengadukan 10 menit. Setelah surfaktan dan fase minyak tercampur

ditambahkan 10 g aquadest sebagai fase air perlahan-lahan selama 15

menit pada setiap formula. Ester vitamin C sebanyak 0,4 g ditambahkan

perlahan-lahan setelah fase air tercampur dengan fase minyak dengan

pengadukan selama 15 menit. Empat formula sediaan mikroemulsi dibuat

dengan tiga kali replikasi.

4. Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

a. Uji organoleptis

Pengamatan secara visual terhadap bau, bentuk, dan warna

sediaan mikroemulsi setelah 24 jam pembuatan.

b. Uji pH menggunakan pH meter

Kalibrasi pH meter dilakukan dengan cara menyalakan dan

mengatur skalanya pada pH 7, kemudian menyiapkan buffer standar pH 4

dan pH 7 yang diperlukan untuk kalibrasi pH.

Gabungan elektroda kemudian dicelupkan ke dalam beaker

glass yang berisi larutan buffer pH 7, kemudian stel saklar selektor alat

untuk pembacaan pH. Tombol pengendali “set buffer” disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

37

sampai pembacaan alat ukur itu cocok dengan pH larutan buffer yang

diukur. Gabungan elektroda itu diambil dan dibilas dengan aquadest,

kemudian dicelupkan dalam larutan buffer pH 4 yang ditaruh dalam

beaker glass.

Elektrode gabungan diambil dan dibilas dengan aquadest,

kemudian diletakkan dalam larutan buffer yang pertama (pH 7) dan

pastikan pembacaan alat menunjukkan nilai pH yang benar.

Elektrode dibilas dengan aquadest jika kalibrasi sudah selesai,

selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan uji yang ditaruh dalam beaker

glass, dan selanjutnya pH larutan dibaca (Basset, 1994).

c. Dilution Test

Sampel mikroemulsi dilarutkan ke dalam fase air (1:100)

dengan tujuan untuk mengetahui tipe sediaan mikroemulsi yang

dihasilkan. Jika sampel mikroemulsi larut sempurna dalam akuades maka

sampel tergolong dalam mikroemulsi minyak dalam air. Sampel

dilarutkan dalam penyusun minyak yang ada dalam sampel yaitu

sunflower oil (1:100). Jika sampel mikroemulsi larut sempurna dalam

fase minyak maka tergolong mikroemulsi tipe air dalam minyak (Firoz et

al., 2012).

d. Persen transmitan

Sampel mikroemulsi sebanyak 1 g dari masing-masing formula

dilarutkan dalam 100 mL air, lalu larutan sampel mikroemulsi diukur

persen transmitannya pada panjang gelombang 650 nm menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

38

spektrofotometer uv-vis. Akuades digunakan sebagai blangko saat

pengujian.

e. Indeks Bias

Penentuan indeks bias pada sampel mikroemulsi menggunakan

alat Refraktometer ABBE dengan cara kerja sebagai berikut :

1) Kedua prisma dipisahkan dengan membuka klem (putar ke kanan

sesuai dengan arah jarum jam) dan mengusahakan agar permukaan

prisma yang bawah horizontal.

2) Prisma atau lensa dibersihkan dengan tissue lensa yang sudah

dibasahi dengan etanol, lalu prisma didiamkan hingga kering.

Sampel mikroemulsi yang akan diukur indeks biasnya diteteskan 1-2

tetes di atas permukaan prisma lalu dijepitkan lagi dengan prisma di

atasnya.

3) Kaca cahaya diatur dengan memutar dasar prisma sehingga

penglihatan sebelah atas terang dan sebelah bawah gelap, selanjutnya

dasar prisma diputar perlahan-lahan (sekrup pada busur skala

pembacaan 1, 2, 3) sampai batas terlihat jelas perpotongan gelap

terang.

4) Indeks bias dapat dibaca sesuai busur skala pembacaan dan

perpotongan antara batas terang dan gelap. Jika pengukuran telah

selesai maka permukaan prisma dicuci dengan tissue lensa yang

dibasahi dengan etanol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

39

f. Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer

Brookfield. Sediaan mikroemulsi dimasukan ke dalam bekker glass 250

mL di pasang pada portable viscotester. Viscometer brookfield diatur

dengan kecepatan 12 rpm dan 6 kali putaran selama 30 detik. Viskositas

mikroemulsi diketahui dengan mengamati penunjuk viskositas secara

analitis.

g. Uji ukuran droplet

Ukuran droplet mikroemulsi formula 5 dan 4 diuji

menggunakan Particle Size Analyzer dengan tipe Dynamic light

Scattering.

5. Uji Stabilitas Dipercepat menggunakan freeze thaw

a. Uji Freeze thaw

Sediaan mikroemulsi akan disimpan pada suhu -200C dan 35

0C

selama 24 jam sebanyak 3 siklus. Diakhir siklus diamati apakah terjadi

pemisahan fase pada mikroemulsi. Pada sampel yang tidak mengalami

pemisahan selanjutnya diuji organoleptis, ukuran droplet, pH, persen

transmitan dan viskositas (Darole et al., 2008).

6. Uji HET-CAM

a. Penyiapan Telur.

Telur yang digunakan merupakan telur ayam kampung yang telah

tumbuh menjadi embrio dan memiliki berat antara 40-50 gram. Telur

dipilih dengan cangkang putih dan dengan keadaan yang fertil, segar serta

bersih. Kemudian buka cangkang telur pada bagian yang memiliki rongga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

40

udara yang selanjutnya akan digunakan untuk tempat meneteskan bahan.

Penetesan dilakukan pada daerah membran yang dekat dengan pembuluh

darah.

b. Kontrol Positif (NaOH 0,1 N).

0,4 gram NaOH padat ditimbang dan dilarutkan dengan aquadest

lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquadest

hingga tanda.

c. Kontrol Negatif (0,9 % NaCl).

0,9 gram NaCl padat ditimbang dan dilarutkan dengan aquadest

lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquadest

hingga tanda.

d. Perlakuan.

Telur-telur yang telah dibuka cangkangnya diberi perlakuan

sebagai berikut:

1. Diberi NaOH sebanyak 0,3 mL

2. Diberi NaCl sebanyak 0,3 mL

3. Diberi sampel mikroemulsi formula 5, 6, 7 dan 8 sebanyak 0,3 gram.

Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali replikasi, lalu diamati

perubahannya hingga 300 detik.

e. Pengamatan.

Pengamatan dilakukan dengan mengamati perubahan pembuluh

darah pada CAM. Pengamatan reaksi CAM dilakukan selama 300 detik.

Waktu munculnya gejala diamati dan dicatat waktunya. Gejala-gejala yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

41

diamati adalah hemoragi (pendarahan), vascular lysis (disintegrasi

pembuluh darah) dan koagulasi (denaturasi protein ekstra dan intra

vaskular).

Hemorrhage time dimulai dalam detik reaksi hemoragi atau

pendarahan pada CAM. Lysis time dimulai dalam detik lisis pembuluh

darah hingga pembuluh darah hilang pada CAM. Coagulation time dimulai

dalam detik pembentukan koagulan pada CAM. Hasil yang diperoleh

digambarkan dalam bentuk skoring dengan menggunakan rumus

persamaan (3).

7. Uji Aktivitas Antioksidan pada Sedian Mikroemulsi

a. Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM atau 0,158 mg/mL

Sebanyak 15,8 mg serbuk DPPH dilarutkan dalam etanol p.a.

pada labu takar 100 mL dengan konsentrasi 0,158 mg/mL.

b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Larutan DPPH sebanyak 0,5; 1,0; 1,5 mL dimasukkan ke dalam

3 labu ukur 10 mL, kemudian ditambah etanol p.a hingga tanda batas

sehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,0079; 0,0158; dan 0,0287 mg/mL.

Larutan tersebut divortex selama 30 detik dan didiamkan selama

operating time teoritis. Scanning panjang gelombang serapan maksimum

selanjutnya dilakukan dengan spektrofotometer visibel pada panjang

gelombang 400-600 nm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

42

c. Penentuan Operating Time

Penentuan Operating Time dilakukan menggunakan seri

konsentrasi tengah masing-masing larutan sampel ester vitamin C

(0,0015 mg/mL), vitamin E (0,00075 mg/mL), campuran ester vitamin C

dan vitamin E (0,0042 mg/mL), larutan mikroemulsi 5:1 (0,0084

mg/mL), 6:1 (0,0196 mg/mL), 7:1 (0,0168 mg/mL), 8:1 (0,0196 mg/mL),

basis mikroemulsi 5:1 (1,2 mg/mL), 6:1 (1,4 mg/mL), 7:1 (1,4 mg/mL),

8:1 (2,4 mg/mL). Seri konsentrasi tengah yang diambil dari masing-

masing sampel ester vitamin C (1,5 mL), vitamin E (0,6 mL), campuran

ester vitamin C dan vitamin E (3 mL), larutan mikroemulsi 5:1 (3mL),

6:1 (7 mL), 7:1 (6 mL), 8:1 (7 mL), basis 5:1 (6 mL), 6:1 (7 mL), 7:1 (7

mL), 8:1 (8 mL) dimasukkan ke dalam masing-masing labu 10 mL lalu

ditambah 1 mL larutan DPPH 0,158 mg/mL dan ditambahkan etanol

sampai tanda batas. Larutan divorteks selama 30 detik dan diukur

serapannya pada panjang gelombang maksimum yang didapat selama 60

menit. Setiap 5 menit diamati nilai absorbansinya.

d. Pembuatan Larutan Uji

1) Larutan stok dan seri konsentrasi ester vitamin C

0,001 g ester vitamin C dilarutkan dengan etanol p.a dalam

labu 50 mL dengan konsentrasi larutan stok 0,02 mg/mL. 5 mL diambil

dari larutan stok dimasukkan dalam labu 10 mL lalu ditambahkan

etanol sampai tanda batas, sehingga menghasilkan konsentrasi 0,01

mg/mL. Dari konsentrasi 0,01 mg/mL dibuat 5 seri konsentrasi larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

43

uji ester vitamin C. 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 mL diambil dari larutan uji

ester vitamin C dengan konsentrasi 0,01 mg/mL dan dimasukkan dalam

labu 10 mL. 1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam

masing-masing labu 5 seri konsentrasi larutan ester vitamin C, lalu

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, sehingga konsentrasi larutan

ester vitamin C menjadi 0,005 mg/mL, 0,001 mg/mL, 0,0015 mg/mL,

0,002 mg/mL, 0,0025 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat

didiamkan sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi

dibuat dalam 3 kali replikasi.

2) Larutan stok dan seri konsentrasi vitamin E

0,625 g vitamin E dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu 50

mL dengan konsentrasi larutan stok 12,5 mg/mL. Dari konsentrasi 12,5

mg/mL dibuat 5 seri konsentrasi larutan uji vitamin E. 0,2; 0,4; 0,6; 0,8

dan 1 mL diambil dari larutan stok vitamin E 12,5 mg/mL dan

dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL

dimasukan ke dalam masing-masing labu 5 seri konsentrasi larutan

vitamin E, lalu ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, sehingga

konsentrasi larutan vitamin E menjadi 0,25 mg/mL, 0,5 mg/mL, 0,75

mg/mL, 1 mg/mL, 1,25 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat

didiamkan sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi

dibuat dalam 3 kali replikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

44

3) Larutan stok dan seri konsentrasi ester vitamin C dan vitamin E

0,001 g vitamin E dan 0,0004 ester vitamin C dilarutkan

dengan etanol p.a dalam labu 10 mL dengan konsentrasi larutan stok

0,14 mg/mL. 2,5 mL diambil dari larutan stok 0,14 mg/mL dimasukkan

dalam labu 25 mL lalu ditambahkan etanol sampai tanda batas,

sehingga menghasilkan konsentrasi 0,014 mg/mL. Pembuatan 5 seri

konsentrasi dilakukan dengan mengambil 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 mL dari

larutan campuran ester vitamin C dan vitamin E konsentrasi 0,014

mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL Larutan DPPH 0,158

mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing labu 5 seri konsentrasi

larutan campuran ester vitamin C dan vitamin E, lalu ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas, sehingga konsentrasi larutan campuran

ester vitamin C dan vitamin E menjadi 0,0014 mg/mL, 0,0028 mg/mL,

0,0042 mg/mL, 0,0056 mg/mL, 0,007 mg/mL, 0,0084 mg/mL. Larutan

seri konsentrasi yang dibuat didiamkan sesuai operating time yang

didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat dalam 3 kali replikasi.

4) Larutan stok dan seri konsentrasi mikroemulsi 5:1

0,1 g mikroemulsi 5:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu

50 mL. Dalam 0,1 g mikroemulsi mengandung 1,4 mg campuran ester

vitamin C dan vitamin E yang dilarutkan dalam labu 50 mL dengan

konsentrasi larutan stok 0,028 mg/mL. Pembuatan 5 seri konsentrasi

dilakukan dengan mengambil 1, 2, 3, 4 dan 5 mL dari larutan stok

mikroemulsi 0,028 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

45

Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing labu

5 seri konsentrasi larutan mikroemulsi 5:1, lalu ditambahkan etanol p.a

hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan mikroemulsi 5:1

menjadi 0,0028 mg/mL, 0,0056 mg/mL, 0,0084 mg/mL, 0,0112

mg/mL, 0,014 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan

sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat

dalam 3 kali replikasi.

5) Larutan stok dan seri konsentrasi mikroemulsi 6:1

0,1 g mikroemulsi 6:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu

50 mL. Dalam 0,1 g mikroemulsi mengandung 1,4 mg campuran ester

vitamin C dan vitamin E yang dilarutkan dalam labu 50 mL dengan

konsentrasi larutan stok 0,028 mg/mL. Pembuatan 5 seri konsentrasi

dilakukan dengan mengambil 5, 6, 7, 8 dan 9 mL dari larutan stok

mikroemulsi 0,028 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL

Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing labu

5 seri konsentrasi larutan mikroemulsi 6:1, lalu ditambahkan etanol p.a

hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan mikroemulsi 6:1

menjadi 0,014 mg/mL, 0,0168 mg/mL, 0,0196 mg/mL, 0,0224 mg/mL,

0,0252 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan sesuai

operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat dalam 3

kali replikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

46

6) Larutan stok dan seri konsentrasi mikroemulsi 7:1

0,1 g mikroemulsi 7:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu

50 mL. Dalam 0,1 g mikroemulsi mengandung 1,4 mg campuran ester

vitamin C dan vitamin E yang dilarutkan dalam labu 50 mL dengan

konsentrasi larutan stok 0,028 mg/mL. Pembuatan 5 seri konsentrasi

dilakukan dengan mengambil 4, 5, 6, 7 dan 8 mL dari larutan stok

mikroemulsi 0,028 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL

Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing labu

5 seri konsentrasi larutan mikroemulsi 7:1, lalu ditambahkan etanol p.a

hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan mikroemulsi 7:1

menjadi 0,0112 mg/mL, 0,014 mg/mL, 0,0168 mg/mL, 0,0196 mg/mL,

0,0224 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan sesuai

operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat dalam 3

kali replikasi.

7) Larutan stok dan seri konsentrasi mikroemulsi 8:1

0,2 g mikroemulsi 8:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam labu

50 mL. Dalam 0,2 g mikroemulsi mengandung 1,4 mg campuran ester

vitamin C dan vitamin E yang dilarutkan dalam labu 50 mL dengan

konsentrasi larutan stok 0,056 mg/mL. Pembuatan 5 seri konsentrasi

dilakukan dengan mengambil 5, 6, 7, 8 dan 9 mL dari larutan stok

mikroemulsi 0,056 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL. 1 mL

Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing labu

5 seri konsentrasi larutan mikroemulsi 8:1, lalu ditambahkan etanol p.a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

47

hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan mikroemulsi 8:1

menjadi 0,028 mg/mL, 0,0336 mg/mL, 0,0392 mg/mL, 0,0448 mg/mL,

0,0504 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan sesuai

operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat dalam 3

kali replikasi.

8) Larutan stok dan seri konsentrasi basis mikroemulsi 5:1

0,1 g basis mikroemulsi 5:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam

labu 50 mL, sehingga konsentrasi larutan stok 2 mg/mL. Pembuatan 5

seri konsentrasi dilakukan dengan mengambil 4, 5, 6, 7, dan 8 mL dari

larutan stok mikroemulsi 2 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL.

1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing

labu 5 seri konsentrasi larutan basis mikroemulsi 5:1, lalu ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan basis

mikroemulsi 5:1 menjadi 0,8 mg/mL, 1 mg/mL, 1,2 mg/mL, 1,4

mg/mL, 1,4 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan

sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat

dalam 3 kali replikasi.

9) Larutan stok dan seri konsentrasi basis mikroemulsi 6:1

0,1 g basis mikroemulsi 6:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam

labu 50 mL, sehingga konsentrasi larutan stok 2 mg/mL. Pembuatan 5

seri konsentrasi dilakukan dengan mengambil 5, 6, 7, 8 dan 9 mL dari

larutan stok mikroemulsi 2 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL.

1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

48

labu 5 seri konsentrasi larutan basis mikroemulsi 6:1, lalu ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan basis

mikroemulsi 6:1 menjadi 1 mg/mL, 1,2 mg/mL, 1,4 mg/mL, 1,6

mg/mL, 1,8 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan

sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat

dalam 3 kali replikasi.

10) Larutan stok dan seri konsentrasi basis mikroemulsi 7:1

0,1 g basis mikroemulsi 7:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam

labu 50 mL, sehingga konsentrasi larutan stok 2 mg/mL. Pembuatan 5

seri konsentrasi dilakukan dengan mengambil 5, 6, 7, 8 dan 9 mL dari

larutan stok mikroemulsi 2 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL.

1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing

labu 5 seri konsentrasi larutan basis mikroemulsi 7:1, lalu ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan basis

mikroemulsi 7:1 menjadi 1 mg/mL, 1,2 mg/mL, 1,4 mg/mL, 1,6

mg/mL, 1,8 mg/mL. Larutan seri konsentrasi yang dibuat didiamkan

sesuai operating time yang didapat. Larutan seri konsentrasi dibuat

dalam 3 kali replikasi.

11) Larutan stok dan seri konsentrasi basis mikroemulsi 8:1

0,2 g basis mikroemulsi 8:1 dilarutkan dengan etanol p.a dalam

labu 50 mL, sehingga konsentrasi larutan stok 2 mg/mL. Pembuatan 5

seri konsentrasi dilakukan dengan mengambil 4, 5, 6, 7, dan 8 mL dari

larutan stok mikroemulsi 2 mg/mL dan dimasukkan dalam labu 10 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

49

1 mL Larutan DPPH 0,158 mg/mL dimasukan ke dalam masing-masing

labu 5 seri konsentrasi larutan basis mikroemulsi 8:1, lalu ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas, sehingga seri konsentrasi larutan basis

mikroemulsi 8:1 menjadi 1,6 mg/mL, 2 mg/mL, 2,4 mg/mL, 2,8

mg/mL, 3,2 mg/mL. Larutan seri konsentrasi dibuat dalam 3 kali

replikasi.

e. Pengukuran Absorbansi Larutan DPPH (Kontrol)

Pada labu 10 mL, dimasukan 1 mL larutan DPPH 0,158 mg/mL,

lalu ditambahkan etanol p.a sampai tanda batas. Kemudian larutan

tersebut dibaca absorbansinya pada saat OT dan panjang gelombang

maksimum yang didapat. Pengerjaan dilakukan dengan 3 kali replikasi.

Larutan ini digunakan sebagai kontrol untuk menguji larutan uji.

f. Penentuan aktivitas antioksidan mikroemulsi

Penentuan aktivitas antioksidan mikroemulsi dilakukan pada

seri konsentrasi masing-masing sampel larutan ester vitamin C, vitamin

E, ester vitamin C dan vitamin E, larutan mikroemulsi 5:1, 6:1, 7:1, 8:1,

basis 5:1, 6:1, 7:1, 8:1. Larutan seri konsentrasi tersebut didiamkan

selama waktu optimal yang sudah diperoleh. Larutan kemudian diukur

absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sebanyak 3 kali

replikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

50

g. Pembuatan Kurva Baku

Nilai absorbansi masing-masing larutan uji dan blangko yang

telah didapat digunakan untuk mendapatkan nilai % IC menggunakan

persamaan (2). Pembuatan Kurva baku dengan menggunakan

konsentrasi larutan uji (sumbu x) dan % IC (sumbu y) untuk masing

masing larutan uji keempat formula. Konsentrasi larutan uji untuk ester

vitamin C, vitamin E murni, campuran ester vitamin C dan vitamin E

murni, sampel mikroemulsi formula 5:1, 6:1, 7:1, dan 8:1 serta basis

mikroemulsi formula 5:1, 6:1, 7:1, dan 8:1 sama seperti seri konsentrasi

pada pembuatan masing-masing larutan uji. Besarnya daya antioksidan

(IC50) ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linier yang

telah didapatkan.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data sifat fisik sediaan

mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E yang meliputi organoleptis, pH,

viskositas, indeks bias, ukuran droplet, persen transmitan, IC50 serta stabilitas fisik

berupa organoleptis, pH, viskositas, ukuran droplet dan persen transmitan.

Signifikansi data diketahui dengan menganalisis secara statistik pada distribusi

data normal dan tidak normal, homogen dan tidak homogen, serta berbeda

bermakna dan berbeda tidak bermakna.

Aplikasi program R-3.0.2 digunakan sebagai alat untuk melakukan uji

statistika pada penelitian. Pada distribusi normal, digunakan analisis statistik

parametrik (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%, maka faktor dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

51

berpengaruh jika nilai p (probability value) kurang dari 0,05 sedangkan pada

distribusi data tidak normal digunakan analisis statsitik non-parametrik (Kruskal-

Wallis) dengan tingkat kepercayaan 95%, apabila nilai p<0,05 dapat disimpulkan

terdapat perbedaan antar formula, sebaliknya apabilila p>0,05 dapat disimpulkan

tidak terdapat perbedaan antar formula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sediaan mikroemulsi dibuat dengan komposisi fase minyak, fase air, zat

aktif dan kombinasi surfaktan tanpa ada komponen kosurfaktan. Kosurfaktan

merupakan bahan yang memiliki rantai medium alkohol yang akan

menyeimbangkan gugus hidrofilik dan lipofilik dari surfaktan. Fungsi kosurfaktan

yaitu membantu menurunkan tegangan permukaan dan meningkatkan fluiditas

pada antarmuka sehingga dapat meningkatkan entropi sistem. Kosurfaktan dalam

penelitian ini tidak digunakan karena pada saat orientasi dengan kombinasi

surfaktan sudah memiliki kapasitas solubilizing yang tinggi dan mampu

membentuk mikroemulsi yang stabil sehingga tidak diperlukan kosurfaktan.

A. Uji Pendahuluan atau Orientasi Formula

Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan formula mikroemulsi yang

stabil dengan pengujian heating and cooling cycle dan uji sentrifugasi selama 3 siklus.

Tujuan uji heating and cooling cycle adalah untuk mengetahui perubahan yang

terjadi dengan penyimpanan pada suhu tinggi dan suhu rendah dalam waktu

singkat pada mikroemulsi seperti terjadinya creaming, flokulasi dan coalesens

pada saat penyimpanan. Tujuan dari uji sentrifugasi adalah untuk melihat

pecahnya sistem mikroemulsi dengan putaran 5000 rpm selama 15 menit.

Formula yang tidak mengalami pemisahan fase dan perubahan

organoleptis akan dipilih sebagai formula dalam penelitian. Hasil uji pendahuluan

atau orientasi formula seperti tercantum pada tabel V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

53

Tabel V. Hasil Organoleptis Formula Orientasi

Formula Kriteria Hasil organoleptis sebelum Heating

and cooling cycle dan uji

sentrifugasi

Hasil organoleptis sesudah Heating

and cooling cycle dan uji

sentrifugasi

I (1:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Tidak homogen (memisah menjadi

2 fase) dan tidak jernih

II (2:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Tidak homogen (memisah menjadi

2 fase) dan tidak jernih

III (3:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Tidak homogen (memisah menjadi

2 fase) dan tidak jernih IV (4:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Tidak homogen (memisah menjadi

2 fase) dan tidak jernih

V (5:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen (Tidak terjadi

pemisahan fase) dan sangat jernih

VI (6:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen (Tidak terjadi

pemisahan fase) dan sangat jernih

VII (7:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen (Tidak terjadi

pemisahan fase) dan sangat jernih

VIII (8:1) Warna dan bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang dan tidak berbau

Homogen (Tidak terjadi

pemisahan fase) dan sangat jernih

Pemisahan fase (breaking) terjadi setelah proses heating and cooling

cycle dan uji sentrifugasi pada formula I (1:1), II (2:1), III (3:1) dan IV (4:1)

dikarenakan perbandingan tween 80 dan span 80 dengan komposisi 70 % dalam

formula belum mampu untuk membuat ikatan misel dalam sistem mikroemulsi

mempertahankan droplet-droplet mengalami gaya tolak menolak yang lebih tinggi

dibanding gaya tarik menarik sehingga membuat droplet pecah dantfase minyak

akan bergabung kembali dengan fase minyak serta droplet fase air akan

bergabung lagi dengan fase air. Jadi, berdasarkan hasil orientasi dipilih formula

5:1, 6:1, 7:1, 8:1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

54

B. Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

dengan Formula Hasil Orientasi

Sediaan yang berkualitas adalah sediaan yang memenuhi parameter uji

sifat fisik dan stabilitas fisik selama penyimpanan. Pada penelitian ini pengujian

dilakukan 24 jam setelah pembuatan karena sediaan mikroemulsi ester vitamin C

dan vitamin E telah membentuk sistem yang stabil.

1. Uji organoleptis dan pH

Uji organoleptis yang diamati adalah warna, bau, homogenitas dan

kejernihan sediaan mikroemulsi. Hasil pengamatan ada pada tabel VI.

Tabel VI. Data Organoleptis dan pH Sediaan Mikroemulsi Formula Hasil Orientasi

Formula V Formula VI Formula VII Formula VIII

Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

pH

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

5,65 ± 0,01

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

5,70 ± 0,02

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

5,79 ± 0,01

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

5,87 ± 0,02

Peningkatan tween 80 dan penurunan span 80 dalam campuran

surfaktan tween 80 dan span 80 dengan perbandingan 5:1, 6:1, 7:1, 8:1 tidak

berpengaruh terhadap karakteristik warna, bau, homogenitas dan kejernihan

tetapi mempengaruhi pH. Signifikansi peningkatan pH dilihat berdasarkan uji

TukeyHSD pada formula V, VI, VII, dan VIII, menghasilkan p-value<0,05

yang menunjukkan berbeda bermakna atau terjadi perbedaan hasil yang

signifikan.

Zat aktif ester vitamin C dan vitamin E masing-masing memiliki pH

3 dan 5 serta keduanya terlarut sempurna dalam sistem mikroemulsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

55

Peningkatan pH terjadi saat setelah zat aktif diformulasikan dalam bentuk

mikroemulsi. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan tween 80 dan

penurunan span 80 dalam kombinasinya. Rata-rata pH kombinasi surfaktan

tertera pada tabel VII.

Tabel VII. pH Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Span 80 Setiap

Formula

Tween 80

: Span 80 5:1 6:1 7:1 8:1

6,64 ± 0,02 6,71± 0,01 6,80 ± 0,02 6,88 ± 0,01

Kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 dengan variasi

perbandingan menghasilkan peningkatan pH yang menyebabkan peningkatan

pH dalam sistem mikroemulsi.

2. Dilution test

Tujuan dilution test yaitu untuk menentukan jenis mikroemulsi. Tipe

mikroemulsi yang terjadi dalam sediaan adalah minyak dalam air yang terdiri

atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air dimana

minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal. Sediaan

mikroemulsi dalam 100 mL air larut sempurna ada pada gambar 8.

Gambar 8. Larutan Mikroemulsi yang dilarutkan dalam 100 mL Akuades

Penentuan tipe mikroemulsi yang dibuat diperkuat dengan adanya

perhitungan nilai HLB pada masing-masing formula. Nilai HLB campuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

56

masing-masing formula ada pada tabel VIII. Menurut Kim (2005), nilai HLB

8-18 akan membentuk mikroemulsi tipe minyak dalam air. Jadi berdasarkan

nilai HLB maka tipe mikroemulsi yang terbentuk pada semua formula

sediaan mikroemulsi adalah minyak dalam air.

Tabel VIII. Nilai HLB Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Span 80 pada Setiap

Formula Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Formula HLB

V (5:1) 13,47

VI (6:1) 13,742

VII (7:1) 13,898

VIII (8:1) 13,93

3. Uji persen transmitan

Tujuan uji persen transmitan adalah untuk melihat kejernihan

sediaan mikroemulsi yang dibandingkan dengan hasil persen transmitan

akuades sebagai kontrol. Hasil persen transmitan masing-masing formula ada

pada gambar 9.

Gambar 9. Grafik Uji Persen Transmitan Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E formula 5 (5:1), formula 6 (6:1), formula 7 (7:1), formula 8 (8:1)

Berdasarkan gambar 9, peningkatan tween 80 dan penurunan span

80 akan menyebabkan peningkatan nilai persen transmitan karena

mikroemulsi yang dihasilkan dari setiap formula semakin jernih. Semakin

jernih suatu sediaan maka nilai persen transmitan yang dihasilkan semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

57

mirip dengan persen transmitan akuades yaitu 100 %. Semakin jernih sediaan

mikroemulsi disebabkan oleh semakin kecilnya ukuran droplet yang ada

dalam sistem mikroemulsi karena energi bebas permukaan yang dihasilkan

semakin kecil (Chavda et al., 2013).

Berdasarkan uji TukeyHSD, formula 5 vs 6, 5 vs 7, 5 vs 8, 6 vs 7 dan

7 vs 8 menghasilkan p-value<0,05 yang menunjukkan terjadi perbedaan hasil

secara signifikan, sedangkan formula 7 vs 8 menghasilkan p-value>0,05 yang

menunjukkan tidak terjadi perbedaan hasil secara signifikan.

4. Uji indeks bias

Pengujian indeks bias dilakukan untuk menentukan distribusi spasial

(bentuk, dimensi, dan proporsi) intensitas cahaya yang tersebar di sekitar

partikel. Semakin besar nilai indeks bias tidak selalu menunjukkan distribusi

ukuran droplet semakin luas, karena cahaya yang tersebar dalam sistem

mikroemulsi tergantung pada ukuran droplet pada sampel, dimana saat

cahaya dilewatkan melalui sampel dapat memberikan variabel hasil distribusi

ukuran droplet (Melik and Fogler, 1983). Hasil indeks bias ada pada gambar

10.

Gambar 10. Grafik Uji Indeks Bias Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

formula 5 (5:1), formula 6 (6:1), formula 7 (7:1), formula 8 (8:1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

58

Berdasarkan gambar 10, peningkatan tween 80 dan penurunan span

80 dalam kombinasinya akan membuat nilai indeks bias meningkat karena

panjangnya rantai karbon dari tween 80 dan span 80 dalam sistem

mikroemulsi. Menurut Murdaka et al., (2010), komposisi surfaktan dalam

jumlah besar memperbesar kerapatan molekul karena semakin panjang rantai

karbon dari surfakan dalam sistem dan membuat nilai indeks bias maupun

viskositas sediaan meningkat.

Berdasarkan uji TukeyHSD formula 5, 6, 7, dan 8 menghasilkan p-

value<0,05 yang berarti berbeda bermakna atau terjadi perbedaan hasil secara

signifikan.

5. Uji ukuran droplet sediaan mikroemulsi

Tujuan pengujian ukuran droplet adalah untuk mengetahui ukuran

droplet sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E. Uji ukuran

droplet dilakukan pada mikroemulsi formula V (5:1) dan formula VIII (8:1).

Hasil rata-rata ukuran droplet formula 5 dan 8 ada pada tabel IX.

Tabel IX. Hasil Ukuran droplet (nm)

Formula (nm) ± SD

V 23,83 ± 0,70

VIII 12,5 ± 0,95

Gambar 11. Hasil Grafik Uji Ukuran droplet Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E formula 5 (5:1) sebelum freeze thaw

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

59

Gambar 12. Hasil Grafik Uji Ukuran droplet Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C

dan vitamin E formula 8 (8:1) sebelum freeze thaw

Berdasarkan tabel VIII, hasil ukuran droplet yang didapat sesuai

dengan teori Surabhi (2010) bahwa rentang diameter ukuran droplet

mikroemulsi 10-100 nm. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tween 80 dan

penurunan span 80 dalam kombinasinya membuat energi bebas permukaan

yang terbentuk semakin kecil dan droplet-droplet dalam sediaan mengalami

gaya tolak menolak yang lebih besar dibanding gaya tarik menarik sehingga

membuat halangan stearik antar droplet tinggi. Energi bebas permukaan yang

semakin kecil dan halangan stearik antar droplet yang tinggi akan

menyebabkan ukuran diameter globul atau ukuran droplet menjadi semakin

kecil hingga berukuran nanometer (Mahdi et al., 2011).

Berdasarkan grafik yang ada pada gambar 11 dan 12 distribusi

ukuran droplet yang terbentuk yaitu polidisperse. Hal ini dikarenakan ukuran

droplet yang dihasilkan bervariasi dan memiliki perbedaan yang cukup besar,

sehingga kurva distribusi ukuran droplet dalam sistem mikroemulsi yang

dihasilkan melebar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

60

Tabel X. Nilai Indeks Polidispersitas dan Koefisien Difusi (D) saat Pengujian

Ukuran droplet

Nilai Indeks Polidispersitas ± SD

F5 0,853 ± 0,23

F8 0,895 ± 0,2

Koefisien Difusi

F5

0,00019 ± 0,00001

F8 0,00018 ± 0,00001

Nilai indeks polidispersitas menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap ukuran droplet yang terdispersi pada sampel mikroemulsi. Nilai

indeks polidispersitas semakin kecil, maka tingkat kepercayaan distribusi

ukuran droplet pada sampel mikroemulsi semakin baik. Nilai polidispersitas

berada dibawah 1, jika nilai indeks polidispersitas diatas 1 menunjukkan

keseragaman distribusi ukuran droplet dalam sampel mikroemulsi (Kasture et

al., 2014). Berdasarkan tabel X, nilai polidispersitas formula V berada antara

0,623-1,083 sedangkan pada formula VIII 0,695-1,095. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pada formula V dan formula VIII distribusi ukuran

droplet dalam sampel mikroemulsi tidak seragam.

Koefisien difusi menggambarkan kecepatan sebuah partikel di dalam

cairan bergerak karena adanya pergerakan Brownian. Berdasarkan tabel X,

Nilai koefisien difusi sangat kecil pada saat pengujian ukuran droplet

mengindikasikan bahwa molekul yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat

dalam cairan (Samsi et al., 2009).

6. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas mikroemulsi formula 5 sampai formula 8

menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel nomor 6 pada suhu

kamar (27°C). Hasil uji viskositas seperti tercantum pada gambar 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

61

Gambar 13. Grafik Uji viskositas Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin

E formula 5 (5:1), formula 6 (6:1), formula 7 (7:1), formula 8 (8:1)

Berdasarkan gambar 13, peningkatan tween 80 dan penurunan span

80 dalam kombinasinya akan meningkatan viskositas sediaan mikroemulsi

ester vitamin C dan vitamin E. Peningkatan viskositas disebabkan karena

tween 80 dan span 80 formula dapat dipengaruhi oleh interaksi antara rantai

panjang gugus hidrofilik dengan gugus hidrofilik dan gugus lipofilik dengan

gugus lipofilik dari tween 80 dan span 80 akibat kecepatan pengadukan yang

tinggi selama proses pembuatan menyebabkan perpanjangan misel yang ada

di permukaan globul antara fase minyak dan air. Hal ini menyebabkan globul

akan membentuk rangkaian seperti bulu babi dan menyebabkan medium

dispers menjadi semakin rigid (Jufri et al., 2006). Semakin rigid medium

dispers maka viskositas yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Berdasarkan uji TukeyHSD, formula 5 vs 7, 5 vs 8, 6 vs 7, 6 vs 8

menghasilkan p-value<0,05 yang menunjukkan data yang dihasilkan berbeda

bermakna atau terjadi peningkatan yang signifikan dari nilai viskositas. Pada

formula 5 vs 6 dan 7 vs 8 menghasilkan p-value>0,05 yang menunjukkan

tidak terjadi perbedaan hasil secara signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

62

C. Uji Stabilitas Fisik Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Formula mikroemulsi yang sudah diuji sifat fisik selanjutnya akan

mengalami freeze thaw 3 siklus untuk dilihat stabilitas fisiknya berupa

organoleptis, pH, persen transmitan, ukuran droplet dan viskositas. Uji freeze

thaw bertujuan untuk melihat kestabilan sediaan mikroemulsi pada suhu ekstrim -

200C dan 35

0C yang merepresentasikan suhu saat distribusi dan penyimpanan

serta penggunaan saat sediaan dibawa kemana-mana.

1. Stabilitas Organoleptis mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

setelah mengalami freeze thaw

Tujuan dari uji stabilitas organoleptis yaitu untuk mengetahui apakah

terjadi perubahan organoleptis setelah dilakukan freeze thaw dengan 3 siklus

penyimpanan pada sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E. Hasil

organoleptis keempat formula selama freeze thaw tercantum pada tabel XI.

Tabel XI. Hasil Organoleptis Selama freeze thaw dengan 3 siklus penyimpanan

Formula Kriteria Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

V Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

VI Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

VII Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

VIII Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Keterangan : tidak terjadi pemisahan fase dalam setiap siklus freeze thaw ditunjukkan hasil

organoleptis yang tidak mengalami perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

63

Peningkatan tween 80 dan penurunan span 80 dalam kombinasinya

tidak memberikan perubahan organoleptis selama freeze thaw. Pada suhu

rendah ekstrim (freeze) menyebabkan gugus hidrofil dalam sistem membeku

dan pada saat mengalami proses thaw gugus hidrofil yang ada pada sistem

mikroemulsi akan kembali seperti semula untuk menangkap dan melingkupi

droplet-droplet dalam sediaan agar halangan stearik antar droplet tetap tinggi.

halangan stearik yang tinggi menyebabkan droplet tidak mudah menyatu dan

menyebabkan sediaan mikroemulsi stabil.

2. Stabilitas pH mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E setelah

mengalami freeze thaw

Tujuan uji stabilitas pH yaitu untuk mengetahui perubahan pH

setelah dilakukan freeze thaw dengan 3 siklus pada sediaan mikroemulsi ester

vitamin C dan vitamin E.

Gambar 14. Grafik Uji Stabilitas pH Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C

dan vitamin E Selama Mengalami freeze thaw selama 3 siklus

Berdasarkan Gambar 14, pH dari masing-masing formula dalam

setiap siklus penyimpanan stabil. Berdasarkan uji t-test berpasangan nilai p-

value>0,05 untuk semua formula yang menunjukkan berbeda tidak bermakna

atau stabil. Menurut Ali dan Yosipoitch (2013) pH sediaan kosmetik yang

5,5

5,6

5,7

5,8

5,9

6

0 1 2 3

pH

Siklus freeze thaw

Formula 5

Formula 6

Formula 7

Formula 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

64

diaplikasikan pada kulit harus mempunyai pH normal antara 4,5-6,5. pH

mikroemulsi vitamin C dan E yang dihasilkan sesuai dengan pH balance

kulit.

3. Stabilitas persen transmitan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

setelah mengalami freeze thaw

Tujuan uji stabilitas persen transmitan yaitu untuk mengetahui

perubahan nilai persen transmitan yang menyatakan kejernihan suatu sediaan

setelah dilakukan freeze thaw dengan 3 siklus penyimpanan pada sediaan

mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E.

Gambar 15. Grafik Uji Stabilitas Persen Transmitan Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E Selama Mengalami freeze thaw 3 Siklus

Berdasarkan gambar 15, terjadi penurunan nilai persen transmitan

pada formula 5, 6, 7 dan 8. Pada formula 6, 7 dan 8 berdasarkan t-test

menghasilkan p-value>0,05 yang menunjukkan berbeda tidak bermakna atau

stabil, sedangkan pada formula 5 dari siklus freeze thaw 0 ke 1, 1 ke 2 dan 2

ke 3 menghasilkan p-value>0,05 yang menunjukkan berbeda tidak bermakna

atau stabil namun pada siklus 0 ke 3 menghasilkan p-value>0,05 yang

menunjukkan berbeda bermakna atau tidak stabil.

97,5

98

98,5

99

99,5

100

100,5

0 1 2 3

Tra

nsm

itan

(%

)

Siklus freeze thaw

formula 5

formula 6

formula 7

formula 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

65

Penurunan persen transmitan yang terjadi dipengaruhi oleh suhu

penyimpanan. Pada suhu rendah ekstrim (freeze) menyebabkan gugus hidrofil

dalam sistem membeku dan pada saat mengalami proses thaw gugus hidrofil

yang ada pada sistem mikroemulsi akan kembali seperti semula untuk

menangkap dan melingkupi antar droplet. Namun tidak semua droplet

tertangkap sempurna oleh surfaktan dalam sistem saat proses thaw sehingga

ada droplet yang menggabungkan diri. Ukuran droplet yang terbentuk lebih

besar meskipun masih dalam ukuran nanometer dan memiliki organoleptis

yang jernih. Ukuran droplet yang membesar akan menyebabkan penurunan

persen transmitan tetapi akan memberikan serapan saat dikenai sinar UV

sehingga terjadi penurunan persen transmitan (Jufri et al., 2006).

4. Stabilitas ukuran droplet mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

setelah mengalami freeze thaw

Tujuan pengujian stabilitas ukuran droplet sediaan mikroemulsi

yaitu untuk mengetahui perubahan diameter ukuran droplet setelah dilakukan

freeze thaw dengan 3 siklus pada sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan

vitamin E.

Tabel XII. Ukuran droplet Mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E setelah

freeze thaw

Formula Ukuran droplet (nm)

Siklus 0 Siklus 3

V 23,83 ± 0,70 24,23 ±0,35

VIII 12,5 ± 0,95 12,7 ± 0,85

Berdasarkan tabel XII, terjadi peningkatan ukuran droplet pada

formula 5 dan 8 setelah freeze thaw. Hal ini dikarenakan pada saat suhu

rendah droplet-droplet dalam sediaan mikroemulsi mengalami penurunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

66

gaya tolak menolak dibanding gaya tarik menarik sehingga halangan stearik

antar droplet menurun. Penurunan halangan stearik akan menyebabkan

droplet-droplet bergabung dan membentuk ukuran droplet yang lebih besar.

Ukuran droplet dari siklus 0 ke 3 mengalami peningkatan namun masih

termasuk dalam rentang ukuran droplet mikroemulsi (10-100 nm) (Jufri et al.,

2006).

Rata-rata pergeseran diameter ukuran droplet dari formula 5 dan 8

dari siklus 0 ke siklus 3 mengalami kenaikan namun pergeseran diameter

ukuran droplet yang terjadi tidak signifikan atau stabil karena berdasarkan uji

t-test berpasangan nilai p-value yang didapat lebih dari 0,05 untuk formula 5

dan 8.

5. Stabilitas viskositas mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E setelah

mengalami freeze thaw

Tujuan uji stabilitas viskositas sediaan mikroemulsi yaitu untuk

mengetahui perubahan viskositas mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

selama freeze thaw.

Gambar 16. Grafik Uji Stabilitas Viskositas Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E Selama Mengalami freeze thaw 3 Siklus

436437438439440441442443444445

0 1 2 3

Vis

ko

sita

s (c

P)

Siklus Freeze thaw

formula 5

formula 6

formula 7

formula 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

67

Berdasarkan gambar 16, formula 6, 7, dan 8 tidak mengalami

perubahan viskositas namun pada formula 5 terjadi peningkatan viskositas

akibat freeze thaw. Peningkatan viskositas pada formula 5 disebabkan karena

peningkatan tween 80 dan penurunan span 80 pada suhu rendah akan

membentuk ikatan molekul yang semakin rapat sehingga medium dispers

yang terbentuk semakin rigid. Tween 80 dan span 80 menurut Rowe et al.,

(2009) sensitif pada temperatur terutama temperatur sangat rendah sehingga

pada saat suhu rendah cenderung membentuk ikatan molekul yang semakin

rapat yang menyebabkan kekentalan meningkat dan laju alir menurun.

Viskositas yang meningkat tidak berarti bahwa sediaan mikroemulsi tidak

stabil, namun jika viskositas meningkat akan membuat droplet dalam sistem

menjadi lebih stabil karena antar droplet tidak mudah menggabungkan diri.

Rata-rata pergeseran viskositas dari masing-masing formula dalam

setiap siklus penyimpanan meningkat namun pergeseran viskositas yang

terjadi tidak signifikan atau stabil karena berdasarkan uji t-test berpasangan

nilai p-value yang didapat lebih dari 0,05 untuk semua formula kecuali

formula 5. Pada formula 5 dari siklus 0 ke 1, 1 ke 2 dan 2 ke 3 berbeda tidak

bermakna namun pada siklus 0 ke 3 hasil menunjukkan berbeda bermakna.

D. General Discussion Antar Hasil Uji Sediaan Mikroemulsi

Hasil uji sifat fisik dari sediaan mikroemulsi secara keseluruhan tertera

pada tabel XIII, sedangkan hasil uji stabilitas fisik tertera pada tabel XIV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

68

Tabel XIII. Hasil Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi

formula Uji organoleptis pH Transmitan

(%) Indeks bias

Ukuran

droplet

(nm)

Viskositas

(Cp s)

V Kuning terang,

tidak berbau

Homogen, sangat

jernih

5,65± 0,01 98,7±0,2 1,452±0,002 23,83±0,70 439,37± 0,55

VI Kuning terang,

tidak berbau

Homogen, sangat

jernih

5,70± 0,02 99,2±0,1 1,458±0,002 440,03± 0,21

VII Kuning terang,

tidak berbau

Homogen, sangat

jernih

5,79± 0,01 99,6±0,1 1,462±0,002 441,57± 0,55

VIII Kuning terang,

tidak berbau

Homogen, sangat

jernih

5,87± 0,02 99,9±0,1 1,465±0,001 12,5±0,95 442,2 ± 0,46

Tabel XIV. Hasil Stabilitas Fisik Mikroemulsi

Formula 5 Formula 6 Formula 7 Formula 8

Uji

Organoleptis

√ √ √ √

Uji pH √ √ √ √

Uji Persen

transmitan

x √ √ √

Uji Ukuran

droplet √ √

Uji Viskositas x √ √ √

Keterangan : Tanda (√) menandakan sediaan mikroemulsi stabil saat diujikan, sedangkan tanda (x)

menandakan sediaan mikroemulsi tidak stabil saat diujikan.

Beberapa hasil uji yang berkaitan satu dengan yang lain yaitu

organoleptis, persen transmitan, ukuran droplet, viskositas dan indeks bias.

Peningkatan tween 80 dan penurunan span 80 dalam kombinasinya

meningkatkan kemampuan spontan dalam pembentukkan sistem mikroemulsi

dan memperkecil energi bebas permukaan dari sistem mikroemulsi maka

ukuran droplet yang dihasilkan semakin kecil sehingga menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

69

organoleptis yang dihasilkan jernih dan nilai persen transmitan yang didapat

semakin mendekati 100 %. Penurunan ukuran droplet hingga mencapai

ukuran nanometer juga disebabkan karena peningkatan tween 80 dan

penurunan span 80 dalam kombinasinya membuat droplet-droplet dalam

sediaan mengalami gaya tolak menolak yang lebih besar dibanding gaya tarik

menarik sehingga energy barrier dalam sediaan besar serta membuat

halangan stearik antara droplet tinggi (Mahdi et al., 2011).

Peningkatan ukuran droplet yang ada dalam sistem mikroemulsi

pada saat setelah freeze thaw 3 siklus menyebabkan nilai persen transmitan

menurun karena terjadi penggabungan droplet sehingga membentuk ukuran

droplet yang semakin besar. Organoleptis yang diamati tetap jernih karena

meskipun ukuran droplet meningkat tetapi masih dalam rentang 10-100 nm

(Surabhi et al., 2010).

Tween 80 dan span 80 menurut Rowe et al., (2009) sensitif terhadap

temperatur terutama temperatur sangat rendah sehingga pada suhu rendah saat

freeze thaw kombinasi surfaktan cenderung membentuk ikatan molekul yang

semakin rapat yang menyebabkan medium dispers semakin rigid dan laju alir

menurun. Semakin rigid medium dispers yang terbentuk maka viskositasnya

semakin tinggi. Menurut Wan (2000), nilai viskositas yang dihasilkan juga

mempengaruhi nilai indeks bias karena komposisi tween 80 dalam jumlah

lebih besar dibanding span 80 dalam kombinasinya akan memperbesar

kerapatan molekul karena semakin panjang rantai karbon dari kombinasi

surfakan dalam sistem dan membuat nilai indeks bias meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

70

E. Uji Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi dan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E

1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ( λ maks)

Tujuan penentuan λ maksimum adalah untuk mendapatkan serapan

maksimum dari DPPH sehingga dengan sedikit perubahan konsentrasi DPPH

akan menyebabkan perubahan absorbansi yang besar. Penentuan panjang

gelombang maksimum menggunakan 3 seri konsentrasi yaitu 0,0079 mg/mL,

0,0158 mg/mL dan 0,0237 mg/mL. Penggunaan 3 seri konsentrasi bertujuan

untuk merepresentasikan panjang gelombang maksimum yang sama

walaupun konsentrasinya berbeda-beda.

DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm

menurut Dephour (2009) dan 515-520 nm menurut Molyneux (2004).

Berdasarkan pengujian panjang gelombang untuk pengukuran DPPH yang

dihasilkan sama dengan panjang gelombang teoritis yaitu 517 nm. DPPH

dapat memberikan serapan karena memiliki gugus kromofor dan auksokrom,

sedangkan adanya elektron tak berpasangan pada DPPH akan menimbulkan

warna violet.

2. Penentuan Operating Time (OT)

Penentuan operating time dilakukan untuk mendapatkan rentang

waktu saat larutan pembanding dan larutan uji mereduksi radikal DPPH

dengan sempurna sehingga diperoleh absorbansi stabil. Penentuan operating

time didasarkan pada waktu saat absorbansi pembanding dan larutan uji

terhadap reagen mulai stabil atau selisih absorbansi mulai kecil antara selang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

71

waktu yang diujikan. Nilai absorbansi yang stabil membuat pengukuran

menjadi reprodusibel dan meminimalkan kesalahan dalam analisis.

Gambar 17. Grafik Penentuan OT Standar Ester vitamin C 0,0015 mg/mL, Vitamin

E 0,00075 mg/mL dan Campuran Ester vitamin C dan vitamin E 0,0042 mg/mL

Gambar 18. Grafik Penentuan OT Mikroemulsi formula 5 (5:1) 0,0084 mg/mL,

formula 6 (6:1) 0,0196 mg/mL, formula 7 (7:1) 0,0168 mg/mL, formula 8 (8:1) 0,0196 mg/mL

Gambar 19. Grafik Penentuan OT Basis Mikroemulsi formula 5 (5:1) 1,2 mg/mL,

formula 6 (6:1) 1,4 mg/mL, formula 7 (7:1) 1,4 mg/mL, formula 8 (8:1) 2,4

mg/mL

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

0,5

0,55

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ab

sorb

ansi

Waktu (menit)

OT Vitamin C

OT Vitamin E

OT Campuran

Vitamin C dan E

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

0,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ab

sorb

ansi

Waktu (menit)

OT Mikroemulsi F5

OT Mikroemulsi F6

OT Mikroemulsi F7

OT Mikroemulsi F8

00,05

0,10,15

0,20,25

0,30,35

0,40,45

0,50,55

0,60,65

0,70,75

0,8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ab

sorb

ansi

Waktu (menit)

OT Basis

Mikroemulsi F1

OT Basis

Mikroemulsi F2

OT Basis

Mikroemulsi F3

OT Basis

Mikroemulsi F4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

72

Berdasarkan hasil yang didapat OT untuk masing-masing standar

ester vitamin C, E, dan campuran ester vitamin C dan vitamin E adalah 30-35

menit, 50-60 menit, 15-25 menit. Rentang operating time untuk sampel

mikroemulsi formula 5 40-50 menit, formula 6 50-55 menit, formula 7 45-55,

4 45-40 menit dan basis mikroemulsi formula 5 35-40 menit, formula 6 30-40

menit, formula 7 25-35 menit, formula 8 40-50 menit. Pemilihan waktu

diawal rentang operating time karena waktu awal rentang merupakan waktu

saat absorbansi mulai stabil.

3. Hasil Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH

Uji aktivitas antioksidan dengan metode penangkapan radikal DPPH

menggunakan parameter IC50. IC50 adalah ukuran efektivitas suatu senyawa

murni atau senyawa dalam sediaan tertentu dalam menangkap 50% radikal

DPPH sesuai operating time. Data absorbansi yang diperoleh baik itu seri

konsentrasi mikroemulsi maupun standar akan dihitung % IC (Inhibition

concentration percentage) melalui persamaan (4). Persamaan regresi linear

selanjutnya menyatakan hubungan antara seri konsentrasi larutan zat aktif

ataupun sampel mikroemulsi (x) dengan % IC (y) sebanyaj 3 kali replikasi

sehingga diperoleh harga IC50.

Persamaan regresi linier yang digunakan untuk menentukan IC50

adalah persamaan dengan nilai r terbaik (mendekati 1). Nilai r yang semakin

baik menunjukkan koefisien korelasi yang baik dimana akan membentuk

garis lurus. Persamaan regresi linier untuk ester vitamin C dapat dilihat pada

Lampiran 18, persamaan regresi untuk vitamin E pada Lampiran 19, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

73

persamaan regresi untuk campuran ester vitamin C dan vitamin E dapat

dilihat pada lampiran 20. Persamaan regresi linier untuk formula V, VI, VII,

VIII berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 22, 23, 24, dan 25.

Tabel XV. IC50 Ester vitamin C, E, Campuran Ester vitamin C dan vitamin E

serta Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E Standar IC50 (mg/mL) ± SD

Ester vitamin C 0,002 ± 0,00002

Vitamin E 0,079 ± 0,00004

Campuran Ester vitamin C

dan vitamin E

0,007 ± 0,00002

Mikroemulsi IC50 (mg/mL) ± SD

Formula V 0,012 ± 0,00006

Formula VI 0,019 ± 0,00006

Formula VII 0,022 ± 0,00001 Formula VIII 0,040 ± 0,00002

Nilai IC50 campuran ester vitamin C dan E tanpa diformulasi serta

setelah diformulasikan dalam bentuk mikroemulsi termasuk dalam kategori

antioksidan sangat kuat karena berada dibawah 0,05 mg/mL menurut Prakash

(2001). Peningkatan IC50 terjadi saat campuran ester vitamin C dan vitamin E

tanpa diformulasi dengan saat setelah diformulasikan. Hal ini dikarenakan

afinitas campuran ester vitamin C dan vitamin E pada sistem basis

mikroemulsi lebih tinggi dibanding dengan pelarut etanol yang digunakan

dalam analisis DPPH, sehingga pelepasan campuran ester vitamin C dan

vitamin E dari sistem mikroemulsi ke pelarut etanol lebih sulit dibanding

pelepasan campuran ester vitamin C dan vitamin E ke dalam pelarut etanol

secara langsung, namun demikian IC50 sistem mikroemulsi tergolong sangat

kuat menurut Prakash (2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

74

Persamaan regresi linear dan nilai IC50 basis mikroemulsi tidak bisa

ditentukan karena % IC yang dihasilkan tidak mencapai 50% sehingga dapat

disimpulkan basis mikroemulsi formula 5, 6, 7, dan 8 tidak memiliki aktivitas

antioksidan.

F. Uji Iritasi Menggunakan Metode HET-CAM

Uji Iritasi primer ini menggunakan metode HET-CAM bertujuan untuk

memastikan keamanan formula sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin

E yang dipengaruhi oleh perbandingan campuran surfaktan tween 80 dan span 80.

Iritasi ditunjukkan dengan adanya permeabilitas dan perubahan vaskuler

pembuluh darah setelah pemberian sediaan seperti terjadinya pendarahan

(hemorrhage), lisis (lysis) dan koagulasi (coagulation) pada Chorioallantoic

Membrane akibat adanya paparan sediaan selama 5 menit.

Kontrol positif berupa NaOH 0,1 N dan kontrol negatif berupa NaCl

0,9% digunakan sebagai pembanding antara formula dan kontrol sehingga dapat

diketahui sediaan mengiritasi CAM atau tidak. Kontrol positif NaOH 0,1 N

bersifat sangat mengiritasi berdasarkan nilai Irritation Index karena dalam waktu

5 menit terjadi proses hemoragi, koagulasi dan lisis. NaOH 0,1 N secara teoritis

memiliki sifat basa yang tidak sesuai dengan pH kulit dan dapat mengakibatkan

timbulnya iritasi.

Data hasil pengujian iritasi mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E

formula I, II, III, IV ada pada tabel XVI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

75

Tabel XVI. Data Hasil Pengujian Iritasi Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E

Perlakuan Irritation Indeks Keterangan

Kontrol (-) 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Kontrol (+) 15,563 ± 0,56 mengiritasi

Formula V 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Formula VI 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Formula VII 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Formula VIII 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Berdasarkan data pada tabel XVI, keempat formula sediaan

mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E yang dibuat tidak menimbulkan iritasi

terlihat pada nilai Irritation Indeks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dalam hal sifat fisik, variasi kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 tidak

memberikan perubahan organoleptis (warna, bau, homogenitas dan

kejernihan) tetapi menyebabkan penurunan ukuran droplet dan peningkatan

persen transmitan, pH, viskositas serta indeks bias sediaan mikroemulsi ester

vitamin C dan vitamin E.

2. Dalam hal stabilitas fisik, variasi kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80

tidak mempengaruhi stabilitas fisik organoleptis, pH dan ukuran droplet

tetapi mempengaruhi stabilitas persen transmitan dan viskositas pada formula

5 sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E.

3. Sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E memiliki aktivitas

antioksidan yang termasuk dalam kategori sangat kuat dengan IC50 F5 0,012

mg/mL, F6 0,019 mg/mL, F7 0,022 mg/mL dan F8 0,040 mg/mL.

4. Sediaan mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin E tidak bersifat iritatif

(aman) pada kulit dengan irritation score 0.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan pengujian penetrasi mikroemulsi ester vitamin C dan vitamin

E ke dalam kulit.

2. Perlu dilakukan pengujian antiaging secara in vivo seperti anti wrinkle test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

77

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, ITB, Bandung, p. 706.

Ali, S. M., and Yosipovitch G., 2013, Skin pH: From Basic Science to Basic Skin

Care, Acta Derm Venereol, 93 (1), 261.

Baran R., and Maibach H.I., 2003, Aging and Photo-aging, in Cunningham, W.,

(Eds.), Textbook of Cosmetic Dermatology, Second edition., McGraw

Hill, New York, pp. 455-467.

Barthelmes, G., Pratsinis, S. E., and Buggisch, H., 2003, Particle Size

Distributions and Viscosity of Suspensions Undergoing Shear-induced

Coagulation and Fragmentation, Chemical Engineering Science, 58 (1),

2893-2902.

Basset, J. V., 1994, Kimia Analisis Kuatitatif Anorganik, Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, p. 68.

Bhattacharjee, P. R., 2005, The Generalized Vektorial Laws of Reflection and

Refraction, C. E. J. P., 26 (1), 901-911.

Chavda, H., Patel, J., Chavada, G., Dave, S., Patel, A., and Patel, C., 2013, Self-

Nanoemulsifying Powder of Isotretinoin: Preparation and

Characterization, Journal of Powder Technology, 2013 (1D), 5.

Cho, Y. H., Kim, S., Bae, E. K., and Mok, C. K., 2008, Formulation of A

Cosurfactant-Free O/W Microemulsion Using Nonionic Surfactant

Mixtures, Int. J. Food Science., 73 (3), 115.

Darole, P. S., Hegde, D. D., Nair, H. A., 2008, Formulation and Evaluation of

Microemulsion Based Delivery System for Amphotericin B, AAPS

PharmSciTech, 9(1), 123-124.

Date, A. A., and M. S. Nagarsenker., 2008, Parenteral Microemulsion: An

overview, Int. J. Pharmaceutic., 355 (1), 19-30.

Dawaba, H. M., Abd-Allah, F. I., and Ahmed M. S., 2010, Development of A

Microemulsion-based Formulation to Improve The Availability of Poorly

Water-soluble Drug, Drug Discov. Ther., 4 (4), 257-266.

Dehpour, A. A., Ebrahimzadeh, M. A., Fazel, N. S., and Mohammad, N. S., 2009,

Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its

Essential Oil Composition, Int. J. Fats and Oil, 60 (4), 405-412.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

78

Dominguez, R. M., and Borobio V., 2001, Application of a spcectrophotometric

Method for The Determination of Post-antibiotic Effect and Comparison

with Viable Counts in Agar, J. Antimicro. Chemo., 47 (4), 391-398.

Dong, K. K., Damaghi, N., Picart, S. D., Markova, N. G., Obayashi, 2008, UV-

Induced DNA Damage Initiates Release of MMP-1 in Human Skin, Exp.

Dermatol., 17 (12), 1037-1044.

Evawati, D., 2010, Gizi Kecantikan Penghambat Proses Penuaan Dini, Wahana,

54 (1), 2-4.

Firoz, A., Afzal, M., and Imran, K., 2012, Preparation and Evaluation of

Antifungal Micro-Emulsion / Gel using reduce Dose of Silver, Supported

by Ciprofloxacin, Indian Patent Journal, 2 (3), 75.

Fisher, G. J., 2002, Mechanism of Photoaging and Chronological Aging, Arch.

Derm, 138 (110), 1462-1470.

Frei, B., 2004, Reactive Oxygen Species and Antioxidant Vitamins : Mechanisms

of Action, Medicine Am J., 97 (3A) pp. 5S – 13S.

Goncalves, G.M.S., Campos, M., and P.M.B.G., 2009, Shelf Life and Rheology of

Emulsions Containing Vitamin C And Its Derivatives, J Basic and Apl

Pharm Scienc., 30 (2), 217-224.

Grimm, W., 1985, Storage Conditions for Stability Testing - Long Term Testing

and stress tests, ICH, 28 (1), 196-202.

Gulati R., Sharma, S., and Gupta V., 1998, Pharmacokinetics of Cyclosporin from

Conventional and New Microemulsion Formulation in Healthy

Volunteers, JAPI, 46(10), 860-863.

Kasture, V., Kasture, S. B., Kendre, P. N., Ajage, R., Waman, N., 2014, Improved

Release Oral Drug Delivery of Metaxalone, Int J Pharm, 4 (1), 417-424.

Kato, H., Nakamura, A., Takashi, K., and Kinugasa, S., 2012, Accurate Size and

Size-Distribution Determination of Polystyrene Latex Nanoparticles in

Aqueous Medium Using Dynamic Light Scattering and Asymmetrical

Flow Field Flow Fractionation with Multi-Angle Light Scattering,

Nanomaterials Journal, 2 (1), 15-30.

Kim, Cheng-ju., 2005, Advanced Pharmaceutics : Physicochemical Principles,

CRC Press LLC, Florida, pp. 214-230.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

79

Jishage, K., Tachibe, T., Ito, T., Shibata, N., Suzuki, S., Mori, T., Hani, T., Arai,

H., and Suzuki, H., 2005, Vitamin E is Essensial for Mouse Placentation

but Not for Embryonic Development Itself, J. Bio. Reprod., 73 (1), 983-

987.

Jufri, M., Anwar, E., dan Utami, P. M., 2006, Uji Stabilitas Sediaan Mikroemulsi

Menggunakan Hidrolisat Pati (De 35–40) Sebagai Stabilizer, Majalah

Ilmu Kefarmasian, 3 (1), 8-20.

Kathryn, M., Jervis and Robaire, B., 2004, The Effects of Long-Term Vitamin E

Treatment on Gene Expression and Oxidative Stress Damage in the

Aging Brown Norway Rat Epididymis, J. Bio. Reprod., 71 (1) 1088-

1095.

Kumar, L., and Verma, R., 2010, In Vitro Evaluation Gel Prepared Using Natural

Polymer, Int. J. Drug Delivery, 2 (1), 59.

Kweon, J.H., Chi, S.C., dan Park, E.S., 2004. Transdermal Delivery of Diclofenac

Using Microemulsions. Arch. Pharm. Res., 27 (1), 351-356.

Lawrence, M. J., and Rees, G. D., 2000, Microemulsion-based Media as Novel

Drug Delivery Systems, Adv. Drug Delivery Rev., 45 (1), 89-121.

Liliana, M., 2007, Formulasi Solid Lipid Nanopartikel Dengan Vitamin E Asetat,

Thesis, 46, ITB, Bandung.

Linder, M. C., 1992, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, UI-Press, Jakarta, p. 205.

Mahdi, E. S., Sakeena, M. HF., Abdulkarim, M. F., Abdulllah, G. Z., Sattar, M.

A., and Noor, A. M., 2011, Effect of surfactant and surfactant blends on

pseudoternary phase diagram behavior of newly synthesized palm kernel

oil esters, Drug Design, Development and Therapy, 5 (1), 311–323.

Martin, F., Swarbrick, J., dan Cammarata. J., 2008, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar

Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetika, Edisi Ketiga, Jilid 2, UI-Press,

Jakarta, pp. 724, 725, 1077-1087.

Melik, D. H., and Fogler, H. S., 1983, Turbidimetric Determination of Particle

Size Distributions of Colloidal Systems, Journal of Colloid and Interface

Science, 92 (1), 161-178.

Meves, A., Stock, S. N., Beyerle, A., Pittlekow, M. R., and Peus, D., 2002, Ester

vitamin C Derivative Ascorbyl Palmitate Promotes Ultraviolet-B-

Induced Lipid Peroxidation and Cytotoxicity in Keratinocytes, Invest.

Derm. J., 119 (5), 1103-1108.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

80

Moghimipour, E., Salimi, A., Eftekhari, S., 2013, Design and Characterization of

Microemulsion Systems for Naproxen, Advanced Pharmaceutical

Bulletin, 3(1), 63-71.

Molyneux, P., 2004, The Use Of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol., 26 (2),

211-219.

Murdaka, B., Karyono., dan Supriyatin, 2010, Penyetaraan Nilai Viskositas

terhadap Indeks Bias pada Zat Cair Bening, Jurnal Berkala Fisika, 13

(4), 119-124.

O’Brien, R.D., and Farr, W. E., 2000, Properties of Fats and Oils, in Wan, P. J.,

(Eds.), Introduction to Fats and Oils Technology, 2nd

ed, AOCS Press,

Illnois.

Pinnell, S, R., 2003, Cutaneous Photo Damage, Oxidative Stress, and Topical

AntiOxidant Protection, J. Am. Acad Dermatol, 48 (1), 1-12.

Pourmorad, F., Hosseinimehr, S. J., and Shahabimajd, N., 2006, Antioxidant

Activity, Phenol And Flavonoid Contents Of Some Selected Iranian

Medicinal Plants, Afr J. Biotechnology, 5 (11), 1142-1145.

Prakash, A., 2001, Antioxidant Activity, Medallion Laboratories-Analytical

Progress,19 (2), 1-4.

Radomska, A.S., and Wojciechowska, J., 2005, Microemulsion as Potential

Ocular Drugs Delivery Systems: Phase Diagram and Physical Properties

Depending on Ingredient, Acta Pol. Pharm, 62 (1), 465-471.

Rajaram, S., and Natham R., 2013, Influence of Formulation and Process

Variables on the Formation of Rifampicin Nanoparticles by Ionic

Gelation Technique, RJPBCS., 4 (4), 829-830.

Roth, H. J.,and Gottfried B., 1988, Analisis Farmasi, UGM-Press, Yogyakarta,

pp. 466-468.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E., 2009, Handbook of

Pharmaceutical Excipients, 6th

Edition, Pharmaceutical Press, London,

pp. 31-32, 378-379, 441-442, 592-593, 596, 597, 676-678, 697-698, 721-

722, 754-755.

Rozman, B., Znovar, A., Falson, F., and Gasperlin, M., 2009, Temperature-

Sensitive Microemulsion Gel: An Effective Topical Delivery System for

Simultaneous Delivery of Vitamins C and E, J. PharmSci. Tech., 10 (1),

55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

81

Rozman, B., and Gasperlin, M., 2007, Stability of Vitamins C and E in Topical

Microemulsions for Combined Antioxidant Therapy, J. PharmSci. Tech.,

14 (4), 235-245.

Rozman, B., Gasperlin, M., Falson, F., Gosenca, M., and Padois, K., Dual

Influence of Colloidal Silica on Skin Deposition of vitamins C and E

Simultaneously Incorporated in Topical Microemulsions, J. PharmSci.

Tech, 36 (7), 852.

Samsi, K. M., Phangkawira, E., dan Yang, S. J., 2009, Hubungan Berat Molekul

dengan Ukuran Molekul Koloid yang Lazim Digunakan dalam Resusitasi

Sindrom Syok Dengue, Jurnal Sari Pediatri, 10 (6), 386-390.

Santoso, S., 2010, Statistik Parametrik, PT. Gramedia, Jakarta, pp. 103-104.

Saputra, A. S., Haryono, A., Laksmono, J. A., and Anshari, M. H., Preparasi

Koloid Nanosilver Dengan Berbagai Jenis Reduktor Sebagai Bahan Anti

Bakteri, Indonesian Journal ofMaterials Science, 12 (3), 202-208.

Sharma, S., 2008, Topical drug delivery system, Int. Pharmaceutic. Rev., 6 (5), 1-

29.

Sinko, P., 2011, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical ciences, 6th

edition, Lippincot Williams & Wilkins, China, pp. 355-367, 469-473.

Swarbrick, J., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 3rd

Edition,

Informa Healthcare, New York, pp. 1561-1564.

Soepardiman, L., 2003, Etiopatogenesis Kulit Menua, Dalam : Wasitaatmadja

S. M., Menaldi S. L., editor., Peremajaan Kulit, Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran UI, Jakarta, pp. 1-9.

Surabhi, K., Atul, N., and Arun, G., 2010, Microemulsions: Developmental

aspects, JPBMS, 1 (4), 695, 697, 698.

Tavaszi, J., and Budai, P., 2007, The use of HET-CAM test in detecting the ocular

irritation, Commun. Agric. Appl. Biol. Sci., 72 (2), 137–141.

Taylor, M. S., 2011, Stabilisation of Water-in-Oil Emulsions to Improve the

Emollient Properties of Lipstick, Dissertation, 65-67, Universitas

Birmingham, Inggris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

82

Thakkar, H., Nangesh, J., Parmar, M., and Patel, D., Formulation and

characterization of lipid-based drug delivery system of raloxifene

microemulsion and self-microemulsifying drug delivery system, J Pharm

Bioallied Sci., 3 (3), 442-448.

Volker, A., 2009, Dynamic Light Scattering: Measuring the Particle Size

Distribution,

http://www.lsinstruments.ch/technology/dynamic_light_scattering_dls/,

diakses tanggal 13 Mei 2014.

Weisberg E., 2002, Antioxidants, in Bauman, L., (Eds.), Cosmetic dermatology

principles and practic, Mc GrawHill, New York, pp. 105-116.

Yenti, R., Afrianti, R., dan Afriani, L., 2011, Formulasi Krim Ekstrak Etanol

Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum. L) untuk Penyembuhan Luka,

Majalah Kesehatan PharmaMedika, 3 (1), 228.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

83

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

84

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) ester vitamin C (Askorbil palmitat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

85

Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) vitamin E (alfa tokoferol)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

86

Lampiran 3. Certificate of Analysis (CoA) sunflower oil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

87

Lampiran 4. Certificate of Analysis (CoA) tween 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

88

Lampiran 5. Certificate of Analysis (CoA) span 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

89

Lampiran 6. Data Penimbangan Formula Orientasi

Lampiran 7. Data Hasil Organoleptis Orientasi

Formula Kriteria Hasil organoleptis Sebelum Cycling

test dan uji sentrifugasi

Hasil organoleptis Sesudah Cycling

test dan uji sentrifugasi

1 (1:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Terjadi pemisahan menjadi 2 fase

yaitu fase minyak dan air

1 (2:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Terjadi pemisahan menjadi 2 fase

yaitu fase minyak dan air

2 (3:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Terjadi pemisahan menjadi 2 fase

yaitu fase minyak dan air

3 (4:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Terjadi pemisahan menjadi 2 fase

yaitu fase minyak dan air

4 (5:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

5 (6:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

6 (7:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

7 (8:1) Warna

Bau

Homogenitas

Kejernihan

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Kuning terang

Tidak berbau

Homogen

Sangat jernih

Bahan (g) Formula

I II III IV V VI VII VIII

Sunflower oil 20 20 20 20 20 20 20 20 Tween 80 35 46,9 52,5 56 59,99 61,25 62,23 63

Span 80 35 23,1 17,5 14 10,01 8,75 7,77 7

Ester vitamin C 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4

Vitamin E 1 1 1 1 1 1 1 1

Akuades 10 10 10 10 10 10 10 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

90

Lampiran 8. Data Pengamatan HLB

Contoh perhitungan HLB :

HLB =[

x 15] +[

]

= [

x 15] +[

]

= 13,47 Tabel XVII. Data HLB Kombinasi SurfaktanTween 80 dan Span 80 Setiap Formula

Mikroemulsi

Formula HLB

1 (5:1) 13,47

2 (6:1) 13,742

3 (7:1) 13,898

4 (8:1) 13,93

Lampiran 9. Organoleptis Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin

E

Formula Pemeriksaan Siklus Freeze thaw

Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

5:1

Warna Kuning terang Kuning terang Kuning terang Kuning terang

Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

Kejernihan Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih

6:1

Warna Kuning terang Kuning terang Kuning terang Kuning terang

Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

Kejernihan Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih

7:1

Warna Kuning terang Kuning terang Kuning terang Kuning terang

Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

Kejernihan Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih

8:1

Warna Kuning terang Kuning terang Kuning terang Kuning terang

Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

Kejernihan Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih Sangat Jernih

Keterangan :

Siklus 0 : penyimpanan sediaan selama 24 jam setelah pembuatan

Siklus 1 : penyimpanan selama 48 jam pada hari kedua dan ketiga

Siklus 2 : penyimpanan selama 48 jam pada hari keempat dan kelima

Siklus 3 : penyimpanan selama 48 jam pada hari keenam dan ketujuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

91

Lampiran 10. Data Pengukuran pH Kombinasi Surfaktan, Basis

Mikroemulsi dan Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Tween 80

: Span 80 5:1 6:1 7:1 8:1

6,65 6,71 6,82 6,89

6,64 6,72 6,80 6,87

6,62 6,70 6,79 6,88

6,64 ± 0,02 6,71± 0,01 6,80 ± 0,02 6,88 ± 0,01

Formula 5:1 6:1 7:1 8:1

7,56

7,54

7,59

7,71

7,70

7,73

7,78

7,80

7,81

7,86

7,88

7,89

7,56 ± 0,03 7.71 ± 0,02 7,8 ± 0,02 7,88 ± 0,02

Formula/ Siklus 5:1 6:1 7:1 8:1

Siklus 0

5,65

5,64

5,66

5,69

5,70

5,72

5,78

5,80

5,79

5,86

5,85

5,89

5,65 ± 0,01 5,70 ± 0,02 5,79 ± 0,01 5,87 ± 0,02

Siklus 1

5,65

5,66

5,67

5,69

5,71

5,72

5,78

5,80

5,81

5,87

5,85

5,89

5,66 ± 0,01 5,71 ± 0,02 5.8 ± 0,02 5,87 ± 0,02

Siklus 2

5,66

5,67

5,68

5,70

5,71

5,72

5.79

5.80

5.81

5.87

5.86

5.89

5.67 ± 0,01 5,71 ± 0,01 5,8 ± 0,01 5,87 ± 0,02

Siklus 3

5,67

5,69

5,68

5,70

5,71

5,72

5.79

5.81

5.82

5.88

5.86

5.90

5,68 ± 0,01 5,71 ± 0,01 5,81 ± 0,02 5,88 ± 0,02

Keterangan :

5:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 5:1

6:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 6:1

7:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 7:1

8:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 8:1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

92

Lampiran 11. Data Pengukuran Viskositas (cP) Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E

Formula/ Siklus 5:1 6:1 7:1 8:1

Siklus 0

439,9

439,4

438,8

440,1

440,2

439,8

441,6

442,1

441

442,7

442,1

441,8

439,37 ± 0,55 440,03 ± 0,21 441,57 ± 0,55 442,2 ± 0,46

Siklus 1

440,5

441,1

441,5

440,4

440,2

439,9

441,7

442,4

441,1

442,8

442,1

441,9

441,03 ± 0,50 440,17 ± 0,25 441,73 ± 0,65 442,27 ± 0,47

Siklus 2

442,6

441,9

442,3

440,4

440,3

440,0

441,8

442,4

441,1

442,9

442,2

441,9

442,27 ± 0,35 440,23 ± 0,21 441,77 ± 0,65 442,33 ± 0,51

Siklus 3

443,7

442,8

443,5

440,8

440,5

440,2

441,9

442,7

441,3

442,9

442,3

442,2

443,33 ± 0,47 440,5 ± 0,3 441,97 ± 0,70 442,47 ± 0,38

Keterangan :

5:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 5:1

6:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 6:1

7:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 7:1

8:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 8:1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

93

Lampiran 12. Data Pengukuran Persen Transmitan (%) Sediaan

Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Formula/Siklus 5:1 6:1 7:1 8:1

Siklus 0

98,9

98,7

98,5

99,2

99,3

99,1

99,7

99,6

99,5

100

99,8

99,9

98,7 ± 0,2 99,2 ± 0,1 99,6 ± 0,1 99,9 ± 0,1

Siklus 1

98,8

98,7

98,4

99,2

99,3

99,0

99,7

99,5

99,4

99,9

99,8

99,7

98,63 ± 0,21 99,17 ± 0,15 99,53 ± 0,15 99,8 ± 0,1

Siklus 2

98,7

98,6

98,4

99,1

99,3

99,0

99,6

99,5

99,3

99,9

99,7

99,6

98,57 ± 0,15 99,13 ± 0,15 99,47 ± 0,15 99,73 ± 0,15

Siklus 3

98,7

98,5

98,2

99,0

99,3

98,9

99,6

99,4

99,2

99,9

99,6

99,5

98,47 ± 0,25 99,07 ± 0,21 99,4 ± 0,2 99,67 ± 0,21

Keterangan :

5:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 5:1

6:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 6:1

7:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 7:1

8:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 8:1

Lampiran 13. Data Pengukuran Indeks bias Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E

Formula 5:1 6:1 7:1 8:1

1,452

1,455

1,454

1,456

1,458

1,459

1,460

1,463

1,462

1,464

1,466

1,465

1,454 ± 0,002 1,458 ± 0,002 1,462 ± 0,002 1,465± 0,001

Keterangan :

5:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 5:1

6:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 6:1

7:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 7:1

8:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 8:1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

94

Lampiran 14. Data Pengamatan Ukuran droplet

Formula / Siklus 5:1 8:1

Siklus 0

24,5

23,1

23,9

23,83 ± 0,70

11,5

12,6

13,4

12,5 ± 0,95

Siklus 3

24,6

23,9

24,2

24,23 ± 0,35

11,8

12,8

13,5

12,7 ± 0,85

Keterangan :

5:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 5:1

8:1 : Sediaan mikroemulsi dengan komposisi surfaktan 70% dan perbandingan

campuran surfaktan tween 80 dan span 80 8:1

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Sifat Fisik Viskositas, pH, Persen

Transmitan dan Ukuran droplet (24 Jam) Sediaan Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E Menggunakan Program R 3.0.2 open source

Contoh uji statistik data viskositas

1. Uji normalitas

Keterangan : Formula 5, 2, 3, dan 4 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan

data terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

95

2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)

Keterangan : Variansi data viskositas 24 jam memiliki P-Value > 0,05

menunjukan data homogeny

3. Hasil Uji ANOVA

Keterangan : Uji ANOVA (viskositas) memiliki P-Value < 0,05

menunjukan data berbeda bermakna secara statistik.

4. Hasil Uji Tukey HSD

Keterangan : Uji TukeyHSD memiliki p-value < 0,05 menunjukan data

berbeda bermakna dan p-value > 0,05 menunjukkan data berbeda tidak

bermakna.

Tabel XVIII. Uji Statistik Sifat Fisik pH, Persen Transmitan, Ukuran droplet dan

nilai IC50 Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

1. Uji Normalitas Data

Formula Hasil uji

pH

Hasil uji Persen

Transmitan

Hasil Uji

Ukuran droplet

Hasil uji nilai

IC50

1 1 1 0.8428 0.2983

2 0,6369 1 - 0.2983

3 1 1 - 0.6369

4 0,4633 1 0.6369 0.6369

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

96

Keterangan:

Formula 5, 2, 3 dan 4 uji Ph dan persen transmitan memiliki P-Value > 0,05

menunjukan data terdistribusi normal.

Uji ukuran droplet yang dilakukan hanya pada formula awal (formula 5) dan

formula akhir (formula 8). Pada formula 5 dan 4 memiliki P-Value > 0,05

menunjukan data terdistribusi normal.

2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)

Keterangan Hasil

Uji Ph 0,8209

Uji persen transmitan 0,6495

Uji Ukuran droplet 0.2122

Uji nilai IC50 0.6211

Keterangan: Variansi uji pH, persen transmitan, ukuran droplet dan nilai IC50

memiliki P-Value > 0,05 menunjukan data homogen

3. Hasil Uji ANOVA

Keterangan Hasil

Uji pH 4,46e-07

***

Uji persen transmitan 2,12e-05

***

Uji Ukuran droplet 5.42e-05

***

Uji nilai IC50 < 2e-16 ***

Keterangan: Pada Uji ANOVA, jika data memiliki P-Value < 0,05 menunjukan

data berbeda bermakna secara statistic

4. Hasil Uji Tukey HSD

Kelompok Komparasi Hasil uji

pH

Hasil uji persen

transmitan

Hasil Uji

Ukuran droplet

Hasil uji

nilai IC50

Formula 5 vs Formula 6 0,0093641 0,0073316 - 0

Formula 5 vs Formula 7 0,0000126 0,0001503 - 0

Formula 5 vs Formula 8 0,0000004 0,0000180 6.13e-05

0

Formula 6 vs Formula 7 0,0004183 0,0249062 - 0

Formula 6 vs Formula 8 0,0000039 0,0008701 - 0

Formula 7 vs Formula 8 0,0009678 0,0910796 - 0

Keterangan:

P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna).

Uji ukuran droplet yang dilakukan hanya pada formula awal (formula 5) dan formula

akhir (formula 8), sehingga uji TukeyHSD yang dilakukan hanya Formula 5 vs Formula

8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

97

Lampiran 16. Data Stabilitas pH, Viskositas, Persen Transmitan dan Ukuran

droplet Sediaan Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E

Contoh uji statistik

1. Uji normalitas

Keterangan: data pH siklus 0, 1, 2, dan 3 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan

data terdistribusi normal.

2. Uji t-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

98

Keterangan:

Siklus 0 : penyimpanan sediaan selama 24 jam setelah pembuatan

Siklus 1 : penyimpanan selama 48 jam pada hari kedua dan ketiga

Siklus 2 : penyimpanan selama 48 jam pada hari keempat dan kelima

Siklus 3 : penyimpanan selama 48 jam pada hari keenam dan ketujuh

Stabilitas pH formula 5 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan data tidak berbeda

bermakna secara statistik. Jika terdapat data dengan P-Value > 0,05 menunjukkan

perbedaan yang bermakna secara statistik.

Tabel XIX. Uji Statistik Stabilitas pH, Viskositas, Persen Transmitan dan Ukuran

droplet Sediaan Mikroemulsi a. Stabilitas uji pH

1. Uji Normalitas Data

Siklus Penyimpanan Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 1 0,6369 1 0,4633

Siklus 1 0,6369 0,6369 0,6369 1

Siklus 2 0,6369 1 1 0,6369

Siklus 3 1 0,6369 0,6369 1

Keterangan: Stabilitas pH formula 5, 2, 3 dan 4 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan

data terdistribusi normal.

2. Uji t-test Kelompok Komparasi Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 vs siklus 1 0,4226 0,4226 0,4226 0,4226

Siklus 0 vs siklus 2 0,1835 0,1835 0,2254 0,1835

Siklus 0 vs siklus 3 0,2254 0,05719 0,1296 0,05719

Siklus 1 vs siklus 2 0,4226 0,4226 0,4226 0,4226

Siklus 2 vs siklus 3 0,4226 0,1835 0,1835 0,1835

Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

99

b. Stabilitas uji viskositas

1. Uji Normalitas Data

Siklus Penyimpanan Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 0,8999 0,4633 0,8999 0,6369

Siklus 1 0,7804 0,7804 0,9152 0,4072

Siklus 2 0,8428 0,4633 0,9152 0,5665

Siklus 3 0,4072 1 0,8428 0,253

Keterangan: Stabilitas pH formula 5, 2, 3 dan 4 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan

data terdistribusi normal.

2. Uji t-test Kelompok Komparasi Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 vs siklus 1 0,1108 0,2697 0,1296 0,1835

Siklus 0 vs siklus 2 0,01092 0,07418 0,07418 0,05719

Siklus 0 vs siklus 3 0,009262 0,06038 0,05719 0,05719

Siklus 1 vs siklus 2 0,1045 0,1835 0,4226 0,2697

Siklus 2 vs siklus 3 0,006767 0,05719 0,07418 0,1835

Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna)

c. Stabilitas uji persen transmitan

1. Uji Normalitas Data

Siklus Penyimpanan Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 1 1 1 1

Siklus 1 0,4633 1 0,6369 1

Siklus 2 0,6369 1 0,6369 1

Siklus 3 0,7804 1 1 0,6369

Keterangan: Stabilitas pH formula 5, 2, 3 dan 4 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan

data terdistribusi normal.

2. Uji t-test Kelompok Komparasi Formula

5

Formula

6

Formula

7

Formula

4

Siklus 0 vs siklus 1 0,1835 0,4226 0,1835 0,2359

Siklus 0 vs siklus 2 0,05719 0,1835 0,05719 0,2434

Siklus 0 vs siklus 3 0,0198 0,1835 0,07418 0,2532

Siklus 1 vs siklus 2 0,1835 0,4226 0,1835 0,1835

Siklus 2 vs siklus 3 0,2254 0,1835 0,1835 0,1835

Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna)

d. Stabilitas uji ukuran droplet

1. Uji Normalitas Data

Siklus Penyimpanan Formula

5

Formula

4

Siklus 0 0.8428 0.6369

Siklus 3 0.8428 0.3631

Keterangan: Stabilitas pH formula 5, 2, 3 dan 4 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan data

terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

100

2. Uji t-test Kelompok Komparasi Formula

5

Formula

4

Siklus 0 vs siklus 3 0.07637 0.148

Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna)

Lampiran 17. Data Penimbangan Ester vitamin C, E, Campuran C dan E

sebagai standar

Bahan (g) Replikasi

I II III

DPPH

Ester vitamin C

Vitamin E

Ester vitamin C dan

vitamin E

0,0158

0,0010

0,0500

0,0140

0,0158

0,0010

0,0500

0,0140

0,0158

0,0010

0,0500

0,0140

Lampiran 18. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok ester vitamin C, seri

konsentrasi ester vitamin C, Data Absorbansi Ester vitamin C, % IC dan IC

50 ester vitamin C sebagai standar

1. Konsentrasi Larutan DPPH

=

= 0,158 mg/mL

1.1. Konsentrasi pengenceran larutan DPPH untuk dilakukan scanning

panjang gelombang maksimum

Contoh perhitungan : C1 . V1 = C2 . V2

0,158 mg/mL . 0,5 mL = C2 . 10 mL

C2 = 0,0079 mg/mL

Jumlah mL

yang diambil

Konsentrasi

0,5 mL 0,0079 mg/mL

0,0158 mg/mL

0,0237 mg/mL 1 mL

1,5 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

101

1.2.Konsentrasi 0,0079 mg/mL

1.3.Konsentrasi 0,0158 mg/mL

0,720

0,481

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

102

1.4.Konsentrasi 0,0237 mg/mL

1.5.Rata-rata λ maksimum yang digunakan

Rata-rata λ maksimum =

= 517 nm

2. Konsentrasi Stok Ester vitamin C

=

= 0,02 mg/mL

3. Pengenceran larutan stok

Contoh perhitungan :

C1 . V1 = C2 . V2

0,02 mg/mL . 5 mL = C2 . 10 mL

C2 = 0,01 mg/mL

Replikasi Konsentrasi Stok Ester vitamin C

I

II

III

0,01mg/mL

0,01 mg/mL

0,01 mg/mL

4. Seri konsentrasi larutan ester vitamin C

Contoh perhitungan :

C1 . V1 = C2 . V2

0,01 mg/mL . 0,5 mL = C2 . 10 mL

C2 = 0,0005 mg/mL

1,017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

103

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

0,5mL 1 0,0005 mg/mL

0,001 mg/mL

0,0015 mg/mL

0,002 mg/mL

1 mL 2

1,5 mL 3

2 mL 4

2,5 mL 5 0,0025 mg/mL

5. Data Operating time

Waktu

(menit) Replikasi

I II III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,369

0,373

0,372

0,372

0,373

0,372

0,372

0,372

0,372

0,372

0,372

0,371

0,354

0,350

0,349

0,348

0,347

0,347

0,347

0,346

0,346

0,345

0,345

0,344

0,341

0,339

0,337

0,336

0,336

0,336

0,336

0,335

0,335

0,334

0,333

0,333

0,355 ± 0,01

0,354 ± 0,01

0,353± 0,01

0,352± 0,01

0,352± 0,02

0,352± 0,02

0,352± 0,02

0,351± 0,02

0,351± 0,02

0,350± 0,02

0,350± 0,02

0,349± 0,02

Rentang Operating time yang dipilih adalah 30-35 menit

6. Data absorbansi seri konsentrasi larutan ester vitamin C dengan 3 kali

replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,0005

mg/mL

0,001

mg/mL

0,0015

mg/mL

0,002

mg/mL

0,0025

mg/mL

I 0,533 0,462 0,406 0,335 0,257

II 0,533 0,462 0,405 0,335 0,257

III 0,532 0,461 0,409 0,336 0,256

0,533 ±

0,000577

0,462 ±

0,000577

0,407 ±

0,002082

0,335 ±

0,000577

0,257 ±

0,000577

Absorbansi Kontrol = 0,568

7. % IC pada seri konsentrasi ester vitamin C menggunakan persamaan (4)

Contoh perhitungan :

x 100% =

x 100% = 54,75 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

104

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,0005 mg/mL 6,16 % 6,16 % 6,34 % 6,22 % ± 0,103

0,001 mg/mL 18,69 % 18,69 % 18,84 % 18,74 % ± 0,009 0,0015 mg/mL 28,52 % 28,7 % 27,99 % 28,40 % ± 0,369

0,002 mg/mL 41,02 % 41,02 % 40,85 % 40,96 % ± 0,098

0,0025 mg/mL 54,75 % 54,75 % 54,93 % 54,81 % ± 0,104

8. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 23902 x – 6,025

50 = 23902 x – 6,025

x = 0,002344 mg/mL

y = 23902 x – 5,989

50 = 23902 x – 5,989

x = 0,002342 mg/mL

y = 23838 x – 5,967

50 = 23838 x – 5,967

x = 0,002348 mg/mL

0, 002345 mg/mL ± 0,0000164

Lampiran 19. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok vitamin E, seri

konsentrasi vitamin E, Data Absorbansi Vitamin E, % IC dan IC 50 vitamin

E sebagai standar

1. Konsentrasi Larutan DPPH

=

= 0,158 mg/mL

1.1. Konsentrasi pengenceran larutan DPPH untuk dilakukan scanning

panjang gelombang maksimum

Contoh perhitungan : C1 . V1 = C2 . V2

0,158 mg/mL . 0,5 mL = C2 . 10 mL

C2 = 0,0079 mg/mL

Jumlah mL yang

diambil

Konsentrasi

0,5 mL 0,0079 mg/mL

0,0158 mg/mL

0,0237 mg/mL 1 mL

1,5 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

105

1.2.Konsentrasi 0,0079 mg/mL

1.3.Konsentrasi 0,0158 mg/mL

0,720

0,481

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

106

1.4.Konsentrasi 0,0237 mg/mL

1.5.Rata-rata λ maksimum yang digunakan

Rata-rata λ maksimum =

= 517 nm

2. Konsentrasi Stok Vitamin E

= 1 mg/mL

3. Seri konsentrasi larutan vitamin E

Contoh perhitungan :

C1 . V1 = C2 . V2

1 mg/mL . 0,2 mL = C2 . 10 mL

C2 = 0,02 mg/mL

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

0,2 mL 1 0,02 mg/mL

0,04 mg/mL

0,06 mg/mL

0,08 mg/mL

0,4 mL 2

0,6 mL 3

0,8 mL 4

1 mL 5 0,1 mg/mL

1,017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

107

4. Data Operating time

Waktu (menit) Replikasi

I II III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,506

0,477

0,458

0,458

0,450

0,447

0,440

0,438

0,436

0,434

0,433

0,432

0,473

0,470

0,468

0,465

0,462

0,460

0,458

0, 455

0,453

0,453

0,453

0,453

0,451

0,448

0,445

0,442

0,439

0,434

0,431

0,429

0,428

0,427

0,426

0,426

0,477 ± 0,02

0,465± 0,01

0,457± 0,01

0,455± 0,01

0,450± 0,01

0,447± 0,01

0,443± 0,01

0,441± 0,01

0,439± 0,01

0,438± 0,01

0,437± 0,01

0,437± 0,01

Rentang Operating time yang dipilih adalah 50-60 menit

5. Data absorbansi seri konsentrasi larutan vitamin E dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,02

mg/mL

0,04

mg/mL

0,06

mg/mL

0,08

mg/mL

0,1

mg/mL

I 0,627 0,524 0,464 0,327 0,270

II 0,627 0,524 0,463 0,327 0,270

III 0,627 0,523 0,463 0,327 0,270

0,627 ± 0 0,524 ±

0

0,463 ±

0,000577

0,327 ± 0 0,270 ± 0

Absorbansi Kontrol = 0,704

6. % IC pada seri konsentrasi vitamin E menggunakan persamaan (4)

Contoh perhitungan :

x 100% =

x 100% = 10,94 %

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,02 mg/mL 10,94 % 10,94 % 10,94 % 10,94 % ± 0 0,04 mg/mL 25,57 % 25,57 % 25,71 % 25,62 % ± 0,08 0,06 mg/mL 34,09 % 34,23 % 34,23 % 34,18 % ± 0,08 0,08 mg/mL 53,55 % 53,55 % 53,55 % 53,55 % ± 0 0,1 mg/mL 61,65 % 61,65 % 61,65 % 61,65 % ± 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

108

7. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 647 x – 1,66

50 = 647 x – 1,66

x = 0,07985 mg/mL

y = 647 x – 1,632

50 = 647 x – 1,632

x = 0,07980 mg/mL

y = 646,3 x – 1,562

50 = 646,3 x – 1,562

x = 0,07978 mg/mL

0, 07981 mg/mL ± 0,0000361

Lampiran 20. Data Perhitungan DPPH, konsentrasi stok campuran ester

vitamin C dan vitamin E, seri konsentrasi campuran ester vitamin C dan

vitamin E, Data Absorbansi Ester vitamin C dan vitamin E, % IC dan IC 50

ester vitamin C dan vitamin E sebagai standar

1. Konsentrasi Larutan DPPH

=

= 0,158 mg/mL

1.1. Konsentrasi pengenceran larutan DPPH untuk dilakukan scanning

panjang gelombang maksimum

Jumlah mL

yang diambil

Konsentrasi

0,5 mL 0,0079 mg/mL

0,0158 mg/mL

0,0237 mg/mL 1 mL

1,5 mL

Scanning λ maksimum larutan DPPH 0,158 mg/mL :

1.2.Konsentrasi 0,0079 mg/mL

0,367

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

109

1.3.Konsentrasi 0,0158 mg/mL

1.4.Konsentrasi 0,0237 mg/mL

0,613

0,859

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

110

1.5.Perhitungan rata-rata λ maksimum yang digunakan

Rata-rata λ maksimum =

= 517 nm

2. Konsentrasi Stok campuran ester vitamin C dan vitamin E

=

= 0,14 mg/mL

3. Pengenceran larutan stok

Contoh perhitungan :

C1 . V1 = C2 . V2

0,14 mg/mL . 2,5 mL = C2 . 25 mL

C2 = 0,014 mg/mL

Replikasi Perhitungan Pengenceran Konsentrasi Stok

Campuran Ester vitamin C dan vitamin E

I

II

III

0,014 mg/mL

0,014 mg/mL

0,014 mg/mL

4. Pembuatan seri konsentrasi larutan campuran ester vitamin C dan vitamin

E

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

1 mL 1 0,0014 mg/mL

0,0028 mg/mL

0,0042 mg/mL

0,0056 mg/mL

2 mL 2

3 mL 3

4 mL 4

5 mL 5 0,007 mg/mL

6 mL 6 0,0084 mg/mL

5. Data Operating time

Waktu (menit) Replikasi

I II III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,372

0,372

0,371

0,371

0,371

0,371

0,371

0,371

0,371

0,370

0,370

0,370

0,361

0,359

0,359

0,359

0,359

0,358

0,356

0,356

0,355

0,354

0,354

0,353

0,353

0,351

0,350

0,349

0,348

0,347

0,345

0,340

0,338

0,335

0,334

0,332

0,362± 0,01

0,361± 0,01

0,360± 0,01

0,360± 0,01

0,359± 0,01

0,359± 0,01

0,357± 0,01

0,356± 0,01

0,355± 0,01

0,353± 0,01

0,353± 0,01

0,352± 0,02

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

111

Rentang Operating time yang dipilih adalah 15-25 menit.

6. Data absorbansi seri konsentrasi larutan campuran ester vitamin C dan

vitamin E dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,0014

mg/mL

0,0028

mg/mL

0,0042

mg/mL

0,0056

mg/mL

0,007

mg/mL

0,0084

mg/mL

I 0,531 0,512 0,437 0,390 0,312 0,226

II 0,534 0,512 0,438 0,390 0,312 0,225

III 0,540 0,512 0,438 0,389 0,312 0,224

0,535 ±

0,004583

0,512 ±

0

0,438 ±

0,000577

0,340 ±

0,000577

0,312 ± 0 0,225 ±

0,001

Absorbansi Kontrol = 0,606

7. % IC pada seri konsentrasi larutan campuran ester vitamin C dan vitamin

E menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,0014 mg/mL 12,38 % 11,88 % 10,89 % 11,72 % ± 0,758 0,0028 mg/mL 15,51 % 15,51 % 15,51 % 15,52 % ± 0

0,0042 mg/mL 27,89 % 27,72 % 27,72 % 27,78 % ± 0,098

0,0056 mg/mL 35,64 % 35,64 % 35,81 % 35,7 % ± 0,098

0,007 mg/mL 48,51 % 48,51 % 48,51 % 48,51 % ± 0

0,0084 mg/mL 62,71 % 62,87 % 63,04 % 62,87 % ± 0,165

8. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 7314,286 x – 2,067

50 = 7314,286 x – 2,067

x = 0,007119 mg/mL

y = 7385,102 x – 2,499

50 = 7385,102 x – 2,499

x = 0,007109 mg/mL

y = 7506,939 x – 3,204

50 = 7506,939 x – 3,204

x = 0,007087 mg/mL

0,007105 mg/mL ± 0,0000164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

112

Lampiran 21. Uji Statistik Standar Ester vitamin C, E dan campuran Ester

vitamin C dan vitamin E

1. Uji Normalitas data

IC50 Standar p-value

Ester vitamin C 0.6369

Vitamin E 0.5367

Ester vitamin C dan

vitamin E

0.5928

Keterangan: Standar ester vitamin C, vitamin E dan campuran ester vitamin C

dan vitamin E memiliki P-Value > 0,05 menunjukan data terdistribusi normal

2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)

Keterangan Hasil

Uji nilai IC50 0,8209

Keterangan: Variansi uji nilai IC50 memiliki P-Value > 0,05 menunjukan data

homogen

3. Uji t-test tidak berpasangan

Kelompok Komparasi p-value

Ester vitamin C vs vitamin E 1.584e-14

Ester vitamin C vs campuran ester

vitamin C dan vitamin E

4.993e-11

Vitamin E vs campuran ester vitamin C

dan vitamin E

1

Keterangan:

H0 = ester vitamin C memiliki IC50 lebih besar dari vitamin E

H1 = ester vitamin C memiliki IC50 lebih kecil dari vitamin E

H0 = ester vitamin C memiliki IC50 lebih besar dari ester vitamin C dan vitamin E

H1 = ester vitamin C memiliki IC50 lebih kecil dari ester vitamin C dan vitamin E

H0 = vitamin E memiliki IC50 lebih besar dari ester vitamin C dan vitamin E

H1 = vitamin E memiliki IC50 lebih kecil dari ester vitamin C dan vitamin E

Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima, dan jika p-value < 0,05 maka H1 diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

113

Lampiran 22. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 5:1, Data Absorbansi, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 5:1

1. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E 5:1

berarti dalam mikroemulsi terdapat

= 0,028 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 5:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

1 mL 1 0,0028 mg/mL

0,0056 mg/mL

0,0084 mg/mL

0,0112 mg/mL

2 mL 2

3 mL 3

4 mL 4

5 mL 5 0,014 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,419

0,412

0,409

0,406

0,405

0,404

0,403

0,402

0,402

0,402

0,402

0,401

0,394

0,390

0,387

0,385

0,382

0,379

0,376

0,376

0,376

0,375

0,374

0,372

0,371

0,367

0,364

0,361

0,358

0,355

0,353

0,351

0,350

0,349

0,347

0,346

0,395± 0,02

0,390± 0,02

0,387± 0,02

0,384± 0,02

0,382± 0,02

0,379± 0,02

0,377± 0,02

0,376± 0,02

0,376± 0,02

0,375± 0,02

0,374± 0,02

0,373± 0,02

Rentang Operating time yang dipilih adalah 40-50 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 5:1 dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,0028

mg/mL

0,0056

mg/mL

0,0084

mg/mL

0,0112

mg/mL

0,014

mg/mL

I 0,692 0,591 0,500 0,395 0,313

II 0,692 0,590 0,501 0,394 0,311

III 0,691 0,592 0,503 0,396 0,310

0,692 ±

0,000577

0,591 ±

0,001

0,501 ±

0,00153

0,395 ±

0,001

0,311 ±

0,00153

Absorbansi Kontrol = 0,747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

114

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E 5:1 menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,0028 mg/mL 7,36 % 7,36 % 7,5 % 7,407 % ± 0,081

0,0056 mg/mL 20,88 % 21,02 % 20,75 % 20,88 % ± 0,135 0,0084 mg/mL 33,07 % 32,93 % 32,66 % 32,89 % ± 0,208

0,0112 mg/mL 47,12 % 47,26 % 46,99 % 47,12 % ± 0,135

0,014 mg/mL 59,44 % 58,37 % 58,5 % 58,77 % ± 0,534

6. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 4657,14 x – 5,546

50 = 4657,14 x – 5,546

x = 0,01193 mg/mL

y = 4580,71 x – 5,09

50 = 4580,71 x – 5,09

x = 0,01203 mg/mL

y = 4580 x – 5,192

50 = 4580 x – 5,192

x = 0,01205 mg/mL

0,01200 mg/mL ± 0,0000643

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

115

Lampiran 23. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 6:1, Data Absorbansi, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 6:1

1. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E 6:1

berarti dalam mikroemulsi terdapat

= 0,028 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 6:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

4 mL 1 0,0112 mg/mL

0,014 mg/mL

0,0168 mg/mL

0,0196 mg/mL

5 mL 2

6 mL 3

7 mL 4

8 mL 5 0,0224 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,368

0,358

0,351

0,347

0,344

0,341

0,339

0,338

0,336

0,335

0,334

0,333

0,351

0,349

0,345

0,343

0,340

0,338

0,335

0,334

0,332

0,332

0,332

0,330

0,339

0,336

0,335

0,332

0,329

0,327

0,324

0,321

0,318

0,315

0,315

0,314

0,353± 0,01

0,348± 0,01

0,344± 0,01

0,341± 0,01

0,338± 0,01

0,335± 0,01

0,333± 0,01

0,331± 0,01

0,329± 0,01

0,327± 0,01

0,327± 0,01

0,326± 0,01

Rentang Operating time yang dipilih adalah 50-55 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

116

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 6:1 dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,0112

mg/mL

0,0168

mg/mL

0,0196

mg/mL

0,0224

mg/mL

0,0252

mg/mL

I 0,453 0,409 0,363 0,315 0,275

II 0,450 0,408 0,362 0,314 0,272

III 0,455 0,408 0,364 0,311 0,273

0,453 ±

0,00252

0,408 ±

0,000577

0,363 ±

0,001

0,313 ±

0,001

0,313 ±

0,00208

Absorbansi Kontrol = 0,667

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E 6:1 menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,0112 mg/mL 32,08 % 32,53 % 31,78 % 32,13 % ± 0,377

0,0168 mg/mL 38,68 % 38,83 % 38,83 % 38,78 % ± 0,09

0,0196 mg/mL 45,58 % 45,73 % 45,43 % 45,58 % ± 0,15

0,0224 mg/mL 52,77 % 52,92 % 53,37 % 53,02 % ± 0,312

0,0252 mg/mL 58,77 % 59,22 % 59,07 % 59,02 % ± 0,229

6. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 2409,64 x + 5,094

50 = 2409,64 x + 5,094

x = 0,01864 mg/mL

y = 2409,64 x + 5,364

50 = 2409,64 x + 5,364

x = 0,01852 mg/mL

y = 2468,57 x + 4,224

50 = 2468,57 x + 4,224

x = 0,01854 mg/mL

0,01857 mg/mL ± 0,0000643

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

117

Lampiran 24. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 7:1, Data Absorbansi, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 7:1

1. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E 7:1

berarti dalam mikroemulsi terdapat

= 0,028 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 7:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

5 mL 1 0,014 mg/mL

0,0168 mg/mL

0,0196 mg/mL

0,0224 mg/mL

6 mL 2

7 mL 3

8 mL 4

9 mL 5 0,0252 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,381

0,373

0,369

0,367

0,365

0,363

0,362

0,361

0,359

0,359

0,358

0,357

0,359

0,357

0,354

0,352

0,349

0,347

0,345

0,344

0,344

0,344

0,343

0,341

0,332

0,329

0,326

0,324

0,321

0,318

0,316

0,313

0,312

0,311

0,310

0,308

0,357± 0,02

0,353± 0,02

0,350± 0,02

0,348± 0,02

0,345± 0,02

0,343± 0,02

0,341± 0,02

0,339± 0,02

0,338± 0,02

0,338± 0,02

0,337± 0,02

0,335± 0,02

Rentang Operating time yang dipilih adalah 45-55 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

118

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 7:1 dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,014

mg/mL

0,0168

mg/mL

0,0196

mg/mL

0,0224

mg/mL

0,0252

mg/mL

I 0,514 0,463 0,409 0,360 0,314

II 0,514 0,464 0,410 0,359 0,313

III 0,514 0,464 0,410 0,358 0,313

± SD 0,514 ± 0 0,464 ±

0,000577

0,41 ±

0,000577

0,359 ±

0,001

0,313 ±

0,000577

Absorbansi Kontrol = 0,749

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E 7:1 menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,014 mg/mL 31,38 % 31,38 % 31,38 % 31,38 % ± 0 0,0168 mg/mL 38,18 % 38,05 % 38,05 % 38,09 % ± 0,075

0,0196 mg/mL 45,39 % 45,26 % 45,26 % 45,30 % ± 0,075

0,0224 mg/mL 51,94 % 52,07 % 52,20 % 52,07 % ± 0,13

0,0252 mg/mL 58,08 % 58,21 % 58,21 % 58,17 % ± 0,075

6. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 2398,57 x – 2,018

50 = 2398,57 x – 2,018

x = 0,02169 mg/mL

y = 2417,14 x – 2,382

50 = 2417,14 x – 2,382

x = 0,02167 mg/mL

y = 2421,79 x – 2,447

50 = 2421,79 x – 2,447

x = 0,02166 mg/mL

0,02167 mg/mL ± 0,0000153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

119

Lampiran 25. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Mikroemulsi Ester

vitamin C dan vitamin E 8:1, Data Absorbansi, % IC dan IC50 Mikroemulsi

Ester vitamin C dan vitamin E 8:1

1. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Ester vitamin C dan vitamin E 8:1

berarti dalam mikroemulsi terdapat

= 0,056 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 8:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

5 mL 1 0,028 mg/mL

0,0336 mg/mL

0,0392 mg/mL

0,0448 mg/mL

6 mL 2

7 mL 3

8 mL 4

9 mL 5 0,0504 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu

(menit)/Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,342

0,333

0,328

0,324

0,322

0,320

0,318

0,317

0,316

0,314

0,313

0,312

0,328

0,325

0,321

0,319

0,316

0,313

0,311

0,309

0,308

0,307

0,305

0,303

0,295

0,292

0,290

0,287

0,285

0,283

0,280

0,279

0,279

0,279

0,278

0,276

0,322± 0,02

0,317± 0,02

0,313± 0,02

0,310± 0,02

0,308± 0,02

0,305± 0,02

0,303± 0,02

0,302± 0,02

0,301± 0,02

0,300± 0,02

0,299± 0,01

0,297± 0,02

Rentang Operating time yang dipilih adalah 40-45 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin C dan

vitamin E 8:1 dengan 3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

0,028

mg/mL

0,0336

mg/mL

0,0392

mg/mL

0,0448

mg/mL

0,0504

mg/mL

I 0,435 0,401 0,342 0,304 0,245

II 0,436 0,401 0,341 0,303 0,244

III 0,436 0,402 0,340 0,303 0,243

0,436 ±

0,000577

0,401 ±

0,000577

0,341 ±

0,001

0,303 ±

0,000577

0,244 ±

0,001

Absorbansi Kontrol = 0,672

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

120

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Ester vitamin

C dan vitamin E 8:1 menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0,028 mg/mL 35,27 % 35,12 % 35,12 % 35,17 % ± 0,087

0,0336 mg/mL 40,33 % 40,18 % 40,18 % 40,23 % ± 0,087 0,0392 mg/mL 49,11 % 49,26 % 49,40 % 49,26 % ± 0,145

0,0448 mg/mL 54,76 % 54,91 % 54,91 % 54,86 % ± 0,087

0,0504 mg/mL 63,54 % 63,69 % 63,84 % 63,69 % ± 0,15

6. Persamaan Regresi % IC untuk mendapatkan nilai IC50

y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi I II III

Persamaan

Regresi

y = 1267,32 x – 1,077

50 = 1267,32 x – 1,077

x = 0,04030 mg/mL

y = 1283,39 x – 1,677

50 = 1283,39 x – 1,677

x = 0,04027 mg/mL

y = 1275,89 x – 1,397

50 = 1275,89 x – 1,397

x = 0,04028 mg/mL

0,04028 mg/mL ± 0,0000153

Lampiran 26. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi 5:1,

Data Absorbansi dan % IC Basis Mikroemulsi 5:1

1. Konsentrasi Stok Basis Mikroemulsi 5:1

= 2 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 5:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

4 mL 1 0,8 mg/mL

1 mg/mL

1,2 mg/mL

1,4 mg/mL

5 mL 2

6 mL 3

7 mL 4

8 mL 5 1,6 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

121

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi

Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,484

0,483

0,482

0,478

0,481

0,482

0,482

0,482

0,482

0,482

0,482

0,482

0,459

0,457

0,452

0,450

0,449

0,448

0,447

0,446

0,444

0,442

0,440

0,440

0,432

0,429

0,426

0,424

0,421

0,419

0,417

0,417

0,417

0,416

0,414

0,412

0,458± 0,02

0,456± 0,02

0,453± 0,02

0,451± 0,02

0,450± 0,02

0,450± 0,03

0,449± 0,03

0,448± 0,03

0,448± 0,03

0,447± 0,03

0,445± 0,03

0,445± 0,03

Rentang Operating time yang dipilih adalah 35-40 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 5:1 dengan 3

kali replikasi

Seri Konsentrasi/

Replikasi

0,8 mg/mL 1 mg/mL 1,2

mg/mL

1,4 mg/mL 1,6 mg/mL

I 0,496 0,491 0,482 0,460 0,456

II 0,497 0,490 0,482 0,461 0,454

III 0,499 0,490 0,480 0,460 0,455

0,497 ±

0,001528

0,490 ±

0,000577

0,481 ±

0,001155

0,460 ±

0,000577

0,455 ±

0,001

Absorbansi Kontrol = 0,514

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 5:1

menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

0, 8 mg/mL 3,5 % 3,31 % 2,92 % 3,24 % ± 0,296 1 mg/mL 4,47 % 4,67 % 4,67 % 4,60 % ± 0,115

1,2 mg/mL 6,23 % 6,23 % 6,61 % 6,36 % ± 0,219

1,4 mg/mL 10,51 % 10,31 % 10,51 % 10,44 % ± 0,115

1,6 mg/mL 11,28 % 11,67 % 11,48 % 11,48 % ± 0,195

Keterangan: Perhitungan tidak dilanjutkan sampai persamaan regresi untuk

mendapatkan nilai IC50 karena %IC yang didapat dari seri konsentrasi basis

mikroemulsi 5:1 tidak mencapai nilai 50 atau lebih sehingga tidak dapat

dianalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

122

Lampiran 27. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi 6:1,

Data Absorbansi dan % IC Basis Mikroemulsi 6:1

1. Konsentrasi Stok Basis Mikroemulsi 6:1

= 2 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 6:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

5 mL 1 1 mg/mL

1,2 mg/mL

1,4 mg/mL

1,6 mg/mL

6 mL 2

7 mL 3

8 mL 4

9 mL 5 1,8 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

II

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,531

0,530

0,529

0,528

0,528

0,526

0,526

0,526

0,526

0,526

0,526

0,526

0,522

0,519

0,516

0,514

0,512

0,511

0,510

0,509

0,506

0,505

0,504

0,502

0,513

0,510

0,508

0,505

0,502

0,500

0,500

0,500

0,500

0,500

0,499

0,498

0,522± 0,01

0,520± 0,01

0,518± 0,01

0,516± 0,01

0,514± 0,01

0,512± 0,01

0,512± 0,01

0,512± 0,01

0,511± 0,01

0,510± 0,01

0,510± 0,01

0,509± 0,01

Rentang Operating time yang dipilih adalah 30-40 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 6:1 dengan

3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

1

mg/mL

1,2 mg/mL 1,4

mg/mL

1,6 mg/mL 1,8 mg/mL

I 0,500 0,497 0,494 0,490 0,486

II 0,498 0,496 0,495 0,491 0,484

III 0,496 0,495 0,496 0,488 0,488

0,498 ±

0,002

0,496 ±

0,001

0,495 ±

0,001

0,490 ±

0,0015

0,485 ±

0,0012

Absorbansi Kontrol = 0,507

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

123

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 6:1

menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

1 mg/mL 1,38 % 1,78 % 2,17 % 1,78 % ± 0,395

1,2 mg/mL 1,97 % 2,17 % 2,37 % 2,17 % ± 0,2

1,4 mg/mL 2,56 % 2,37 % 2,17 % 2,37 ± 0,195

1,6 mg/mL 3,35 % 3,16 % 3,75 % 3,42 % ± 0,301

1,8 mg/mL 4,14 % 4,54 % 3,75 % 4,14 % ± 0,395

Keterangan: Perhitungan tidak dilanjutkan sampai persamaan regresi

untuk mendapatkan nilai IC50 karena %IC yang didapat dari seri

konsentrasi basis mikroemulsi 6:1 tidak mencapai nilai 50 atau lebih

sehingga tidak dapat dianalisis.

Lampiran 28. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi 7:1,

Data Absorbansi dan % IC Basis Mikroemulsi 7:1

1. Konsentrasi Stok Basis Mikroemulsi 7:1

= 2 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 7:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

5 mL 1 1 mg/mL

1,2 mg/mL

1,4 mg/mL

1,6 mg/mL

6 mL 2

7 mL 3

8 mL 4

9 mL 5 1,8 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

124

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,567

0,561

0,558

0,557

0,556

0,556

0,556

0,555

0,553

0,550

0,550

0,550

0,548

0,543

0,540

0,539

0,537

0,537

0,537

0,536

0,535

0,534

0,532

0,531

0,526

0,523

0,521

0,519

0,518

0,517

0,518

0,515

0,513

0,510

0,510

0,507

0,547± 0,02

0,542± 0,02

0,540± 0,02

0,538± 0,02

0,537± 0,02

0,537± 0,02

0,537± 0,02

0,535± 0,02

0,534± 0,02

0,531± 0,02

0,531± 0,02

0,529± 0,02

Rentang operating time yang dipilih yaitu 25-35 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 7:1 dengan

3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

1 mg/mL 1,2 mg/mL 1,4

mg/mL

1,6 mg/mL 1,8 mg/mL

I 0,562 0,548 0,540 0,539 0,518

II 0,560 0,545 0,544 0,538 0,529

III 0,563 0,546 0,542 0,538 0,531

0,562 ±

0,0015

0,546 ±

0,0015

0,542 ±

0,002

0,538 ±

0,00058

0,526 ±

0,007

Absorbansi Kontrol = 0,564

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 7:1

menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

1 mg/mL 0,35 % 0,71 % 0,18 % 0,41 % ± 0,271

1,2 mg/mL 2,84 % 3,37 % 3,19 % 3,13 % ± 0,27

1,4 mg/mL 4,26 % 3,55 % 3,9 % 3,90 ± 0,355

1,6 mg/mL 4,43 % 4,61 % 4,61 % 4,55 % ± 0,104

1,8 mg/mL 8,16 % 6,21 % 5,85 % 6,74 % ± 1,243

Keterangan: Perhitungan tidak dilanjutkan sampai persamaan regresi untuk

mendapatkan nilai IC50 karena %IC yang didapat dari seri konsentrasi basis

mikroemulsi 7:1 tidak mencapai nilai 50 atau lebih sehingga tidak dapat

dianalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

125

Lampiran 29. Konsentrasi Stok dan Seri Konsentrasi Basis Mikroemulsi 5:1,

Data Absorbansi dan % IC Basis Mikroemulsi 5:1

1. Konsentrasi Stok Basis Mikroemulsi 8:1

= 4 mg/mL

2. Pembuatan seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 8:1

Jumlah mL yang

diambil

Seri

konsentrasi

Konsentrasi

4 mL 1 1,6 mg/mL

2 mg/mL

2,4 mg/mL

2,8 mg/mL

5 mL 2

6 mL 3

7 mL 4

8 mL 5 3,2 mg/mL

3. Data Operating time

Waktu (menit) /

Absorbansi Replikasi

I

Replikasi

II

Replikasi

III

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0,503

0,498

0,497

0,497

0,497

0,496

0,496

0,495

0,495

0,495

0,495

0,495

0,489

0,486

0,484

0,481

0,479

0,476

0,474

0,474

0,474

0,473

0,470

0,470

0,460

0,457

0,455

0,452

0,450

0,447

0,445

0,443

0,442

0,441

0,440

0,438

0,484± 0,02

0,480± 0,02

0,479± 0,02

0,477± 0,02

0,475± 0,02

0,473± 0,02

0,472± 0,02

0,471± 0,02

0,470± 0,02

0,470± 0,02

0,468± 0,02

0,468± 0,02

Rentang operating time yang dipilih yaitu 40-50 menit.

4. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 8:1 dengan

3 kali replikasi

Seri

Konsentrasi/

Replikasi

1,6

mg/mL

2 mg/mL 2,4

mg/mL

2,8 mg/mL 3,2 mg/mL

I 0,498 0,486 0,480 0,472 0,465

II 0,498 0,490 0,483 0,475 0,464

III 0,496 0,489 0,483 0,477 0,464

0,497 ±

0,001155

0,488 ±

0,00208

0,483 ±

0,00173

0,475 ±

0,00252

0,464 ±

0,000577

Absorbansi Kontrol = 0,514

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

126

5. Perhitungan % IC pada seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi 8:1

menggunakan persamaan (4)

Replikasi / Seri

Konsentrasi

I II III SD

1,6 mg/mL 3,11 % 3,11 % 3,50 % 1,78 % ± 0,395

2 mg/mL 5,45 % 4,67 % 4,86 % 2,17 % ± 0,2

2,4 mg/mL 6,61 % 6,03 % 6,03 % 2,37 ± 0,195

2,8 mg/mL 7,59 % 8,17 % 7,2 % 3,42 % ± 0,301

3,2 mg/mL 9,53 % 9,73 % 9,73 % 4,14 % ± 0,395

Keterangan: Perhitungan tidak dilanjutkan sampai persamaan regresi untuk

mendapatkan nilai IC50 karena %IC yang didapat dari seri konsentrasi basis

mikroemulsi 8:1 tidak mencapai nilai 50 atau lebih sehingga tidak dapat

dianalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

127

Lampiran 30. Hasil Uji Iritasi Primer dengan Metode HET-CAM

Tabel XX. Waktu saat terjadi Iritasi dengan perlakuan kontrol positif,

negatif dan sampel

Perlakuan/Waktu (detik) Hemoragi Lisis Koagulasi

Kontrol negatif (NaCl 0,9%)

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

Kontrol positif (NaOH)

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

21

18

19

19,33 ± 1,53

200

197

198

198,33 ± 1,53

6

9

8

7,67 ± 1,523

Mikroemulsi 5:1

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

Mikroemulsi 6:1

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

Mikroemulsi 7:1

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

Mikroemulsi 8:1

Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III

SD

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

301

301

301

301 ± 0

Perhitungan Irritation score (IS) berdasarkan persamaan (3) dengan

contoh perhitungan sebagai berikut :

Formula Mikroemulsi 5:1 :

IS =

x 5 +

= 0,0165 +0,0231+0,0297

= 0,0693

Tabel XXI. Nilai IS yang dihasilkan berdasarkan perlakuan

Perlakuan/ Irritation

Score Replikasi

I II III SD Keterangan

Kontrol negatif (NaCl 0,9%) 0 0 0 0 ± 0 Tidak

mengiritasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

128

Kontrol positif (NaOH) 15,873 15,898 14,918 15,563 ± 0,56 mengiritasi

Mikroemulsi 5:1 0 0 0 0 ± 0 Tidak

mengiritasi

Mikroemulsi 6:1 0 0 0 0 ± 0 Tidak

mengiritasi

Mikroemulsi 7:1 0 0 0 0 ± 0 Tidak

mengiritasi

Mikroemulsi 8:1 0 0 0 0 ± 0 Tidak

mengiritasi

Lampiran 31. Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

134

Formula 5 (mikroemulsi 5:1) sebelum freeze thaw repetisi 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

135

Formula 5 (mikroemulsi (5:1) sebelum freeze thaw repetisi 2

Formula 5 (mikroemulsi 5:1) sebelum freeze thaw repetisi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

136

Formula 5 (mikroemulsi 5:1) sesudah freeze thaw repetisi 1

Formula 5 (mikroemulsi 5:1) sesudah freeze thaw repetisi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

137

Formula 5 (mikroemulsi 5:1) sesudah freeze thaw repetisi 3

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sebelum freeze thaw repetisi 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

138

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sebelum freeze thaw repetisi 2

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sebelum freeze thaw repetisi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

139

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sesudah freeze thaw repetisi 1

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sesudah freeze thaw repetisi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

140

Formula 8 (mikroemulsi 8:1) sesudah freeze thaw repetisi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filesehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 TERHADAP SIFAT FISIK DAN

141

BIOGRAFI PENULIS

ransisca Kristi Astuti dilahirkan pada

tanggal 19 Oktober 1992 di Bandung,

Jawa Barat. Putri dari pasangan

Agustinus Suparyono dan Elizabeth

Nuryati, dan memiliki satu saudara kandung bernama

Alisius Johan Affandi. Penulis telah menempuh

pendidikan di TK Yos Sudarso Karawang pada Tahun

1997 sampai tahun 1998, SD Duren 1 Karawang pada

tahun 1998 sampai tahun 2004, SMP Yos Sudarso

Karawang pada tahun 2004 sampai tahun 2007, SMA

Yos Sudarso Karawang pada tahun 2007 sampai tahun

2010 dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma pada tahun 2010 sampai tahun 2014. Selama menempuh

pendidikan di Fakultas Farmasi penulis pernah mengikuti kepanitian Paingan

Festival pada tahun 2012 sebagai anggota divisi Humas, Panitia Pekan Suci pada

tahun 2011 sebagai anggota divisi Dekorasi, Wakil Mahasiswa dalam kegiatan

luar Universitas sanata Dharma yaitu Perhimpunan Mahasiswa katolik Republik

Indonesia Cabang Santo Thomas Aquinas Yogyakarta pada tahun 2010, Relawan

Merapi Go-Green yang diselenggarakan Fakultas Teknobiologi Universitas

Atmajaya Yogyakarta pada tahun 2011, Lomba Kebersihan dan Gotong Royong

Bersama Ibu-ibu PKK dalam rangka pencegahan DBD pada tahun 2013. Dalam

bidang kepanitiaan luar kampus, penulis berperan sebagai anggota koor dari

lingkungan Duren wilayah Santo Paskalis Paroki Kristus Raja Karawang periode

2009-2013, dan anggota mudika Paroki Kristus Raja Karawang periode 2010-

2014. Penulis mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian

Masyarakat lolos didanai DIKTI pada tahun 2013 dengan judul “DBD di

Lingkungan Tingginya HIJAA (House Indeks Jentik Aedes aegepti) di desa

Manding Kidul Kelurahan Trirenggo dengan Metode LIBIK”.

F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI