plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih...

119
EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE (Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh : Stefanus Dani Cahya Pamungkas NIM : 058114027 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buitu

Post on 30-Jun-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE

(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN

METODE TRANSIT INTESTINAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh :

Stefanus Dani Cahya Pamungkas

NIM : 058114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE

(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN

METODE TRANSIT INTESTINAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh :

Stefanus Dani Cahya Pamungkas

NIM : 058114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi

EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE

(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN

METODE TRANSIT INTESTINAL

Yang diajukan oleh :

Stefanus Dani Cahya Pamungkas

NIM : 058114027

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. Mulyono, Apt.

tanggal: 23 Maret 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

”Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan

akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang

tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui”

(Yeremia 33:3)

”Ada tiga hal yang penting dalam kehidupan manusia: Yang pertama adalah

berbuat baik. Yang kedua adalah berbuat baik. Dan yang ketiga adalah

berbuat baik” (Henry James)

”Seribu kata tidak akan meninggalkan kesan yang begitu dalam

dibandinkan dengan satu perbuatan”

(Henrik Ibsen)

Kupersembahkan untuk :

Bunda Maria....

Tuhanku dan Sahabatku..Tuhan Yesus Kristus....

Bapak dan Ibu sebagai tanda cinta dan baktiku....

Kakakku dan adikku....

dan semua orang yang telah memberikan goresan dalam

hidupku....

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek

Antidiare Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anarcardiae Cortex) Pada Mencit Putih

Betina Dengan Metode Transit Intestinal”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.

Naskah skripsi ini mengulas secara lengkap mengenai penelitian ”Efek

Antidiare Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anarcardiae Cortex) Pada Mencit Putih

Betina Dengan Metode Transit Intestinal”. Naskah skripsi ini terbagi dalam 5 bagian,

yaitu Bab I (Pengantar), Bab II (Penelaahan Pustaka), Bab III (Metode Penelitian), Bab

IV (Pembahasan), Bab V (Kesimpulan dan Saran).

Bab I (Pengantar) dalam naskah skripsi ini berisi tentang latar belakang

dilakukannya penelitian ini. Tentunya terdapat alasan mengapa penelitian ini dilakukan

dan apa dasar digunakannya bahan utama yaitu kulit batang jambu mede dalam

penelitian ini. Dalam latar belakang ini dijelaskan pula permasalahan, keaslian

penelitian, dan manfaat penelitian. Dengan adanya penjelasan tentang hal-hal di atas

hendaknya dapat menjadikan suatu gambaran yang jelas mengenai latar belakang

dilakukannya penelitian ini. Dalam Bab I ini juga dijelaskan tujuan penelitian yang

dapat menjawab apakah penelitian ini nantinya bisa berguna bagi orang lain disekitar

kita.

Bab II (Penelaahan Pustaka) dalam naskah penelitian ini berisi tentang

penjelasan secara menyeluruh mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian

ini yang diambil dari literatur-literatur baik dalam negeri maupun luar negeri untuk

mendukung penelitian ini. Penelaahan pustaka sangat diperlukan sebagai pondasi

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

dalam penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan dalam Bab II ini adalah mengenai diare,

antidiare, uraian tanaman, tanin, infusa, loperamide, metode uji. Dalam Bab II ini juga

dijelaskan tentang landasan teori dan hipotesis yang menjadi dasar dalam penarikan

kesimpulan penelitian.

Bab III (Metode Penelitian) dalam naskah skripsi ini menjelaskan tentang

jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, bahan atau

materi penelitian, alat penelitian, tata cara penelitian, dan tata cara analisis hasil

penelitian. Penjelasan yang terdapat dalam Bab III ini menjadi sangat penting karena di

dalamnya berisi panduan dan penjelasan tentang bagaimana kita melakukan penelitian

ini secara baik dan benar, dan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian ini agar

penelitian ini dapat berjalan seperti apa yang kita harapkan.

Bab IV (Pembahasan) dalam naskah skripsi ini menjelaskan secara lengkap

mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Tiap bagian dalam pembahasan ini

menjelaskan secara lengkap, sistematis dan mendalam tentang hal apa saja yang

ditemui, pemecahan masalah dan analisisnya dalam proses pelaksanaan penelitian ini.

Harapannya adalah agar informasi tentang penelitian ini dapat dirangkum menjadi

sebuah informasi baru yang beguna bagi orang lain. Dalam Bab IV ini terbagi menjadi

5 bagian, yaitu determinasi tanaman, penetapan efek antidiare, penentuan kontrol

positif, negatif, dan marker; percobaan pendahuluan, dan pengujian efek antidiare.

Bab V (Kesimpulan dan Saran) berisi tentang hasil penelitian yang sudah

dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan dan juga menjelaskan tentang hal-hal yang

dapat dilakukan untuk memperkaya atau melengkapi informasi penelitian yang telah

dilakukan dengan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dalam penelitian.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa

bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku pembimbing utama, inspirator dan dosen

penguji yang selalu memberikan masukan dan semangat hingga terselesainya

skripsi ini.

2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Seganap Dosen Fakultas Farmasi USD yang telah memberikan bimbingan yang

luar biasa selama ini.

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai pimpinan laboratorium Farmasi

yang telah memberikan izin dalam penggunaan fasilias laboratorium untuk

penelitian skripsi ini.

6. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuono dan semua staf laboratorium

Farmasi yang telah banyak membantu dalam memberiakan berbagai kebutuhan

selama penelitian berlangsung.

7. Bapak (Antonius Sri Sadono) dan Ibu (Christina Purwanti) atas segala doa,

kasih sayang dan pendampingan yang tak pernah habis.

8. Mas Wawan dan adikku Agil dan Anti yang selalu mendukung dan

memberikan keceriaan dalam hidupku.

9. Kakakku Romo Sheko Swandi Marlindo, MB, Pr. yang selalu memberikan

dukungan dan bimbingan yang luar biasa.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

10. Seluruh staf Campus Ministry, Romo Innugroho SJ., Fr.Beny Setiawan SJ.,

Mas Darto, Mbak Nita yang tak habis-habisnya selalu menyemangatiku.

11. Pendamping rohaniku Suster Inez, FCJ., yang selalu memberikan arahan,

bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Romo Sunu, SJ. atas segala bantuan dan masukannya.

13. Bapak Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah membantuku dalam mengolah

data penelitian ini.

14. Teman seperjuanganku dalam penelitian ini Nixon, Inus dan Widdy yang telah

banyak membantu, menemani dan menyemangati selama penelitian dan

penulisan skripsi ini serta Lina, Aya dan Detta yang juga menjadi teman diskusi

dalam penulisan skripsi ini.

15. Teman-teman UKKA (Sinta, Erlin, Imel, Yoyok, Berto, Nixon, Inus, Made,

Sekar, Anni, Ana, Rini, Budi, dll) yang telah memberikan dukungan yang luar

biasa.

16. Teman-teman kosku (Wharton, Boy, Bayu, Anes, Chris, Paranso, Romi, Tomi,

Ari dan Wan) yang banyak mendukungku selama ini.

17. Saudara, sahabat dan teman-teman Jalinan Kasih Mahasiswa Katolik (JKMK)

yang selalu mengerti, mendukung dan menyemangati selama ini.

18. Saudara, sahabat dan teman-temanku Mudika Paroki Santo Mikael Gombong

yang tak habis-habisnya selalu menyemangatiku.

19. Frater-frater Projo Purwokerto dan teman-teman Forum Komunikasi

Mahasiswa/i Katolik Keuskupan Purwokerto (FKMKKP) yang selalu mengerti,

mendukung dan menyemangati selama ini.

20. Teman-teman redaksi majalah Tiramisu yang selalu mengerti, mendukung dan

menyemangati selama ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

21. Mas Parjiman, Mas Momon, Pak Parno yang telah membatuku dalam

menyediakan mencit untuk penelitian ini.

22. Staf keamanan kampus III Paingan yang telah direpotkan selama penelitian ini.

23. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan yang maha kasih selalu menyertai dan memberikan rahmat yang

berlimpah dalam hidup mereka.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Namun

demikian, semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 20 Mei 2008

Penulis

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

INTISARI

Telah dilakukan penelitian mengenai efek antidiare kulit batang jambu

mede (Anarcardiae Cortex) yang didasarkan pada kandungan zat kimia dari kulit batang jambu mede tersebut. Diketahui bahwa kulit batang jambu mede mengandung tanin, asam galat dan gingkol katekin. Efek antidiare kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) ini diduga akibat kandungan tanin didalamnya. Tanin berkhasiat sebagai astringent, dalam hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Pada proses penelitian digunakan 60 ekor mencit yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok uji dengan tiga peringkat dosis berturut-turut 0,0025 gram/kg BB; 0,005 gram/kg BB; 0,01 gram/kg BB. Bahan uji yang berupa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) dibuat dalam sediaan infusa, diberikan dengan volume 0,2 ml tiap 20 gram BB mencit. Setelah 45 menit, hewan uji diberi larutan marker karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB mencit secara oral. Setelah 20 menit, mencit dikorbankan kemudian diambil ususnya. Diukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y). Besarnya efek antidiare adalah nilai rasio antara X dan Y. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan statistik dengan metode Anova dan dilanjutkan dengan uji post hoc.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit batang jambu mete memiliki efek antidiare. Efek antidiare infusa kulit batang jambu mete dosis 0,0025 g/kg BB yaitu 0,4097; dosis 0,005 g/kg BB yaitu 0,3407 dan dosis 0,01 g/kg BB yaitu 0,2616. Kata kunci : Anarcardiae Cortex, tanin, metode transit intestinal, infusa kulit batang jambu mete, anova.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

ABSTRACT

A research had been conducted about the Antidiarrhea Effect of Anarcardiae Cortex based on the contain of chemical substance in Anarcardiae Cortex. Anarcardiae Cortex had been known containing tannin, galat acit and gingcol cathechin. The tanin content inside in Anarcardiae Cortex caused the Antidiarrhea effect of Anarcardiae Cortex itself. Tannin is beneficial as astringent. In antidiarrhea context tannin can construct a layer on mucus membrane of intestine. Therefore tannin can reduce that mucus membrane of intestine. This study is an experimental research with the one way complete randomized design use white female mice, aged 2-3 month, weight 20-25 gram. This research was using intestinal transit method. In the process of the research was using 60 mice randomly devided into 6 groups – negative control group, positive group and three test group – with three phase dose of 0,0025 g/kg BW; 0,005 g/kg BW; 0,01 g/kg BW. The experimental material which was contained Anarcardiae Cortex and was made in infuses form, was given in volume 0,2 ml per 20 gram BW mice. After 45 minutes, the experimental mice were given 0,2 ml/20 gram BW mice of carbo adsorben marker solution orally. After 20 minutes, mice were terminated and then the intestine were bringing out through the surgery. The karbo adsorben marker solution trace (X) within the intestine and the total of intestine length (Y) were measured. The antidiarrhea effect was comparison ratio of X and Y values. The data obtained was analyzed statistically using Anova method and the computation using Post Hoc test. The result data showed that Anarcardiae Cortex has the antidiarrhea effect. The dose of infusa Anarcardiae Cortex 0,0025 g/kg BW has 0,4097 antidiarrhea effect, in the 0,005 g/kg BW the effect was 0,3407 and at the dose of 0,01 g/kg BW the antidiarrhea effect was 0,2616. Key word: Anarcardiae Cortex, tannin, intestinal transit method, infuses of Anarcardiae Cortex, Anova.

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... iv

PRAKATA............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................... xi

INTISARI............................................................................................... xii

ABSTRACT........................................................................................... xiii

DAFTAR ISI......................................................................................... xiv

DARTAR TABEL................................................................................. xviii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xxi

BAB I. PENGANTAR

A. Latar Belakang............................................................................. 1

1. Permasalahan........................................................................ 3

2. Keaslian penelitian................................................................ 3

3. Manfaat penelitian................................................................. 7

a. Manfaat teoritis................................................................ 7

b. Manfaat praktis................................................................ 7

B. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

1. Tujuan umum......................................................................... 7

2. Tujuan khusus........................................................................ 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diare............................................................................................. 8

1. Pengertian............................................................................... 8

2. Penyebab................................................................................. 8

3. Gejala...................................................................................... 10

4. Patofisiologis........................................................................ 11

B. Antidiare....................................................................................... 11

C. Uraian Tanaman........................................................................... 14

1. Sistematika tanaman.............................................................. 14

2. Morfologi............................................................................... 14

3. Kulit jambu mete.................................................................... 15

4. Kandungan dan kegunaan...................................................... 16

5. Nama daerah.......................................................................... 16

D. Tanin........................................................................................... 17

1. Kimia dan penyebaran........................................................... 17

2. Efek farmakologis dalam tubuh............................................. 20

3. Mekanisme aksi tanin............................................................ 20

4. Efek samping dan toksikologi............................................... 21

E. Infusa........................................................................................... 22

F. Loperamide Hydroclorida........................................................... 22

1. Kimia...................................................................................... 23

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

2. Farmakologi........................................................................... 23

3. Penggunaan............................................................................ 24

G. CMC Na...................................................................................... 25

H. Metode Uji................................................................................... 25

1. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini................. 25

2. Metode transit intestinal........................................................ 25

I. Landasan Teori............................................................................ 26

J. Hipotesis...................................................................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................... 27

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................... 27

1. Variabel penelitian................................................................. 27

2. Definisi operasional............................................................... 30

C. Bahan atau Materi Penelitian....................................................... 31

1. Bahan utama.......................................................................... 31

2. Bahan kimia........................................................................... 31

D. Alat atau Instrumen...................................................................... 32

E. Tata Cara Penelitian..................................................................... 32

1. Pengumpulan bahan............................................................... 32

2. Penentuan metode uji............................................................ 33

3. Percobaan pendahuluan......................................................... 33

4. Penentuan efek antidiare....................................................... 38

5. Perhitungan efek antidiare.................................................... 39

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

6. Seleksi hewan uji.................................................................. 40

7. Perlakuan terhadap hewan percobaan.................................. 40

8. Skema kerja......................................................................... 42

F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................ 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman………………………………………… 44

B. Penetapan Efek Antidiare…………………………..…………. 44

C. Penentuan Kontrol Positif, Negatif dan Marker………………. 45

1. Kontrol positif………………………………………………. 45

2. Kontrol negatif……………………………………………… 46

3. Marker………………………………………………………. 47

D. Percobaan Pendahuluan……………………………………….. 47

E. Pengujian Efek Antidiare…………………………………….. 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………... 65

B. Saran…………………………………………………………. 65

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 67

LAMPIRAN…………………………………………………………. 10

BIOGRAFI…………………………………………………………... 94

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Hasil percobaan pendahuluan kelompok kontrol

negatif, kontrol positif dan dosis infusa kulit batang

jambu mede dengan metode transit

intestinal……………………………………………… 49

Tabel II. Rata-rata rasio efek antidiare kelompok kontrol

negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na

1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit

intestinal…………………………………………….... 55

Tabel III. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan

dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov……….. 59

Tabel IV. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan………….. 60

Tabel V. Hasil anova satu arah efek antidiare infusa kulit

batang jambu mede antar kelompok perlakuan……… 60

Tabel VI. Rangkuman hasil uji pos hoc (tukey) efek antidiare

infusa kulit batang jambu mete………………………. 62

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan rekomendasi pengobatan diare akut................ 13

Gambar 2. Struktur kimia tanin yang dapat terhidrolisis

(Geraniin) dan penyusunnya, Asam

Heksahidroksidifenil dan Asam Galat....................... 18

Gambar 3. Struktur kimia tanin terkondensasi (Prosianidin B-

2) dan penyusunnya, Katekin dan Epikatekin............ 19

Gambar 4. Siklus tanin dalam saluran pencenaan....................... 20

Gambar 5. Perhitungan rasio marker karbo adsorben.................. 39

Gambar 6. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji..... 42

Gambar 7. Diagram batang rata-rata efek antidiare..................... 56

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penimbangan bahan................................................... 70

Lampiran 2. Foto pohon Jambu Mete yang sudah diambil

kulitnya (Anacardium occidentale L)....................... 71

Lampiran 3. Foto serbuk kulit batang jambu mete (Anarcardiae

Cortex)...................................................................... 72

Lampiran 4. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif

(NaCl fisiologik 0,9%).............................................. 73

Lampiran 5. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif

(Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-6g/kgBB)............ 74

Lampiran 6. Data hasil penelitian pada kelompok CMC Na 1%..... 75

Lampiran 7. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I

(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,0025 g/kg

BB)............................................................................. 76

Lampiran 8. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II

(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,005 g/kg

BB)............................................................................. 77

Lampiran 9. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II

(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,01 g/kg

BB)............................................................................. 78

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

Lampiran 10. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif

(NaCl fisiologik 0,9%)............................................... 79

Lampiran 11. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif

(dosis Loperamide HCl 7,28 x 10-6g/kg BB)............ 80

Lampiran 12. Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%........ 81

Lampiran 13. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis I infusa kulit

batang jambu mete (dosis 0,0025 g/kg BB)............... 82

Lampiran 14. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis II infusa

kulit batang jambu mete (dosis 0,005 g/kg BB)........ 83

Lampiran 15. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis III infusa

kulit batang jambu mete (dosis 0,01 g/kg BB).......... 84

Lampiran 16. Analisis Statistik menggunakan SPSS ..................... 85

Lampiran 17. Histogram efek antidiare kelompok kontrol

negatif........................................................................ 88

Lampiran 18. Histogram efek antidiare kelompok kontrol

positif......................................................................... 89

Lampiran 19. Histogram CMC Na 1%............................................ 90

Lampiran 17. Histogram efek antidiare kelompok perlakuan

infusa kulit batang jambu mete dosis I...................... 91

Lampiran 18. Hisrogram efek antidiare kelompok perlakuan

infusa kulit batang jambu mete dosis II..................... 92

Lampiran 19. Histogram efek antidiare kelompok perlakuan

infusa kulit batang jambu mete dosis III.................... 93

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat

Indonesia sejak dulu, diantaranya adalah infeksi usus (diare). Diare adalah suatu

gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan berulang-ulang yang disertai adanya

perubahan bentuk dan konsistensi feses menjadi lembek atau cair (Ajizah, 2004).

Diare juga bisa dikatakan suatu keadaan buang-buang air dengan banyak cairan

(mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan

lainnya (Tjay dan Rahardja, 2002). Penyakit diare merupakan salah satu penyebab

utama kematian dan kesakitan pada massa kanak-kanak di Negara berkembang.

Menurut catatan, setiap tahun terjadi kematian akibat diare sekurang-kurangnya

pada 135.000 anak balita dan 40.000 kematian dari kelompok umur diatas lima

tahun, termasuk dewasa (Anonim, 2002). Statistik menunjukkan bahwa setiap

tahun diare menyerang 50 juta penduduk indonesia, dan 2/3 dari penduduk adalah

balita dengan korban meninggal 600.000 jiwa (Widjaja, 2002). WHO mencatat,

diare menyebabkan 1 dari 5 kematian balita di negara berkembang, termasuk

Indonesia. UNICEF memperkirakan, setiap 30 detik ada satu anak meninggal

karena diare (Anonim, 2009).

Diare yang tak berkesudahan bisa menyebabkan penderita kehilangan

cairan dan elektrolit dalam tubuh. Akibatnya, terjadi dehidrasi, bahkan shock

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

2

(tidak sadarkan diri) bila penurunan bobot badannya lebih dari 15% (Anonim,

2002). Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium

(hipokalemia) dan adakalanya asidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang

berakhir dengan shock dan kematian. Sehingga pada penderita diare memerlukan

terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta kalori, obat antibakteri atau

antiamuba tergantung penyebab diare, maupun obat-obat lain yang bekerja

memperlambat peristaltik usus, menghilangkan spasme dan nyeri, atau

menenangkan (Anonim, 1991).

Pengobatan diare lazimnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu;

pengobatan simtomatik dan kausatif. Pada pengobatan simtomatik daya kerja obat

adalah mengurangi peristaltik langsung ke usus atau memproteksi, menciutkan

lapisan permukaan usus (adstringensia), dan zat-zat yang dapat menyerap racun

yang dihasilkan bakteri (adsorben), sedangkan secara kausatif, bakteri dimasikan

dengan zat antibakteri (Winarno,1996).

Bahan alam yang mempunyai kemampuan sebagai adstringensia adalah

tanin. Tanin terdapat luas dalam tanaman berpembuluh, dalam angiospermae

terdapat khusus dalam jaringan kayu (Harborne, 1987). Salah satu tanaman yang

mengandung tanin adalah jambu mede (Anacardium occidentale L.), pada

tanaman ini kandungan tanin terdapat pada bagian kulit batang. Kulit batang

jambu mede (Anarcardiae Cortex) mengandung tanin, asam galat dan gingkol

katekin (Anonim, 1989). Sehingga kulit batang jambu mede dimungkinkan

mempunyai kemampuan sebagai adstringensia akibat kandungan tanin

didalamnya. Dalam hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

3

membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut (Desi,

2005). Tanin juga mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang

menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang

(Ajizah, 2004).

1. Permasalahan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang timbul

dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)

mempunyai efek antidiare pada mencit putih betina dengan metode

transit intestinal?

b. Seberapa besar efek antidiare yang dimiliki infusa kulit batang jambu

mede?

Penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup untuk mengetahui apakah

infusa kulit batang jambu mede mempunyai efek sebagai antidiare dan seberapa

besar efek antidiare yang dimiliki pada tiap dosis yang digunakan.

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian tentang jambu mede (Anacardium occidentale L.)

digunakan sebagai pendukung penelitian uji efek infusa kulit batang jambu mede

(Anarcardiae Cortex) sebagai antidiare. Sampai saat ini belum ada penelitian

tentang daya antidiare infusa kulit batang jambu mede pada mencit putih betina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

4

Penelitian-penelitian mengenai jambu mede yang telah dilakukan sebelumnya

antara lain :

a. Efek analgesik sari alkohol dan sari kloroform daun muda jambu mede pada mencit putih (Anonim, 2000).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik sari

alkohol dan sari kloroform serbuk kering daun muda jambu mede

terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh asam asetat 1,96% pada mencit

putih dan membandingkan kekuatan efek analgetik kedua sari tersebut.

b. Pemeriksaan kandungan kulit batang jambu mede (Anacardium occidental Linn.,Anacardiaceae) varietas berbuah kuning dan merah (Anonim, 1995b). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kulit

batang jambu mede varietas berbuah kuning dan merah yang dilakukan

secara fitokimia. Hasil dari penapisan kimia ini menunjukkan adanya

senyawa sterioid/triterfenoid, flavonoid, saponin dan tanin. Secara KLT

dan spektrofotometri UV ekstrak kloroform menunjukan adanya asam

anakardat. Uji spektrofotodensitometri kuantitatif menunjukan

kandungan asam anakardat pada kulit batang berbuah kuning lebih tinggi

dari pada buah merah.

c. Pengujian efek antiinflamasi infus daun jambu mede (Anacardium occidental Linn) terhadap udem yang ditimbulkan dengan karagenin pada telapak kaki tikus putih (Anonim, 1996). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah infus daun

mede secara oral dapat menghambat udem. Secara empirik daun jambu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

5

mede digunakan untuk pengobatan radang gusi. sariawan dan rematik.

Penelilian dilakuakan menggunakan metode Winter dkk. yang telah

dimodifikasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa daya antiinflamasi daun jambu mede jauh lebih kecil dari Na

diklorofenak

d. Pemeriksaan efek analgetik daun jambu mede (Anacardium occidentale Linn), pada sukarelawan sehat (Anonim, 1993).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik dari daun

jambu mede pada manusia. Pada penelitian ini bahan uji dibuat dalam

sediaan infus dan diujikan pada sukarelawan sehat menggunakan metode

randomized single blind crossover design. Sebagai pembanding dalam

penelitian ini digunakan parasetamol. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa infusa daun muda jambu mede muda menunjukkan adanya efek

analgetik

e. Uji efek hipoglikemik fraksi fraksi yang mengandung flavonoid dan daun jambu mede (Anacardium occidental, L,) (Anonim, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik

dan kandungan kimia dari daun jambu mede (Anacardium occidentals).

Hasil uji tanpa toleransi glukosa pada kelinci, menunjukkan bahwa air

rebusan daun jambu mede tidak menunjukkan efek hipoglikemik. Pada

uji dengan toleransi glukosa, air rebusan daun jambu mede menunjukkan

adanya efek hipoglikemik. Ekstrak n-heksana dan kloroform secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

6

toleransi glukosa tidak menunjukkan hipoglikemik, tetapi ekstrak

metanol serta fraksi eter dan etil asetat dari ekstrak metanol

menunjukkan efek hipoglikemik. Hasil uji dengan pereaksi kimia

menunjukkan bahwa dalam air rebusan daun, ekstrak metanol, fraksi eter

dan etil asetat dari ekstrak metanol mengandung senyawa flavonoid.

Dari fraksi eter dan etil asetat ekstrak metanol dapat diisolasi senyawa-

senyawa, yang dengan pengamatan spectra ultralembayung

menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah flavonoid.

f. Pemeriksaan efek analgesik hasil penyarian ekstrak metanol daun jambu mede (Anacardium occidentale Linn.) pada mencit putih (Anonim, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat efek

analgesik yang ditimbulkan oleh hasil penyarian daun jambu mede

menggunakan ekstrak etil asetat, ekstrak n-butanol, ekstrak air dan

residu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak air dan residu tidak

mempunyai efek analgesik. Ekstrak n-butanol dan ekstrak etil asetat

mempunyai efek analgesik. Ekstrak n-butanol dan ekstrak etil asetat

tersebut memiliki efek analgesik yang tidak berbeda bermakna dengan

asetosal pada mencit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

7

3. Manfaat penelitian

Dengan adanya penelitin mengenai efek antidiare infusa kulit batang

jambu mede (Anarcardiae Cortex) ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut :

a. Manfaat praktis : memberikan informasi tentang kulit batang jambu

mede (Anarcardiae Cortex) sebagai alternatif pengobatan terhadap

diare.

b. Manfaat teoritis : untuk melengkapi teori yang sudah ada mengenai

obat tradisional khususnya tentang tanaman jambu mede

(Anacardium occidentale L).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)

ini memiliki tujuan seperti di bawah ini :

1. Tujuan umum.

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuktikan

khasiat kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) sebagai antidiare secara

pra klinis.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui

seberapa besar efek antidiare dari infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae

Cortex).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diare

1. Pengertian

Diare berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti mengalir

terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu

serius (Sugiyanto, 1997). Ada beberapa definisi diare, antara lain diare adalah

suatu gejala klinis dan gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan

bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (berulang-ulang), disertai

adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari feses menjadi lembek atau cair

(Winarno dan Sundari, 1996). Mutschler (1986) menyatakan bahwa diare adalah

pengeluaran feses cair seperti bubur berulang kali (lebih dari tiga kali sehari).

Definisi lain menyatakan bahwa diare merupakan gejala infeksi saluran

pencernaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih

dari biasanya, disertai perubahan bentuk dan konsistensi feses (Anonim, 2002).

2. Penyebab

Diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus, hingga perlintasan

chymus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat

meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penelitian dalam tahun-tahun terakhir

menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bertumpuknya cairan di usus

akibat terganggunya resorpsi air atau dan terjadinya hipersekresi. Pada keadaan

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

9

normal, proses resorpsi dan sekresi dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung

pada waktu yang sama di sel-sel epitel mukosa. Proses ini diatur oleh beberapa

hormon, yaitu resorpsi oleh enkafalin, sedangkan sekresi diatur oleh prostaglandin

dan neurohormon VIP (Vasoactive Intestinal Peptide). Biasanya resorbsi melebihi

sekresi, tetapi karena suatu sebab sekresi menjadi lebih besar dari pada resorbsi,

maka terjadilah diare. Terganggunya keseimbangan antara resorpsi dan sekresi,

dengan diare sebagai gejala utama, sering kali terjadi pada gastroenteritis (radang

lambung-usus) yang disebabkan oleh kuman dan toksinnya. Penyebab diare

lainnya adalah alergi terhadap makanan atau minuman, gangguan gizi dan

kekurangan enzim tertentu. Begitu pula pengaruh psikis seperti keadaan terkejut

dan ketakutan (Tjay & Rahardja, 2002).

Diare karena infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan

parasit. Bakteri yang menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus

cereus, Camphylobacter jejuni, Clostridium difficile, Clostridium perfringens,

Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Staphilococcus aurus, Vibrio

cholera, Vibrio parahaemolyticus. Jenis virus yang menyebabkan diare antara lain

Adnovirus, Rotavirus, virus Norwalk, Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus,

Minirotavirus, dan virus bulat kecil (Firdaus, 1997). Jenis parasit penyebab diare

adalah Balantidium coli, Capillaria philippinensis, Cryptosporodium, Entamoeba

hystolitica, Giardia lamblia, Isospora billi, Fasiolopis Sarcocystis suihominis

(Sugiyanto, 1997).

Diare karena faktor malabsorbsi dapat dikategorikan menjadi dua hal,

yaitu malabsorbsi karbohidrat dan malabsorbsi lemak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

10

a. Malabsorbsi karbohidrat. Pada bayi, kepekatan terhadap laktoglobusis dalam

susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau

asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak

terganggu.

b. Malabsorbsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida,

dengan bantuan lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap

diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare

dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah

tinja mengandung lemak. Diare yang dilihat dari faktor makanan, diketahui

bahwa makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang.

Faktor psikologis yang menyebabkan diare adalah rasa cemas, takut, dan

tegang, dan jika hal ini terjadi pada anak, dapat menyebabkan diare kronis

(Widjaja, 2002).

3. Gejala

Menurut Widjaja (2002), gejala-gejala klinis yang timbul apabila

penderita terkena diare adalah :

a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat,

dan nafsu makan berkurang.

b. Tinja makin encer, mengandung darah/lendir, warna tinja berubah

menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.

c. Anusnya lecet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

11

d. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.

e. Muntah sebelum atau sesudah diare.

f. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).

g. Dehidrasi (kekurangan cairan). Bila terjadi dehidrasi timbul rasa

haus, clastisitas (turgir san tonus) kulit menurun, bibir dan mulut

kering, mata cowong, air mata tidak keluar, tekanan darah rendah.

4. Patofisiologis

Ada empat mekanisme patofisiologis gangguan elektrolit pada diare.

Keempat mekanisme yang merupakan dasar diagnosis dan terapi antara lain:

perubahan aktivitas transport ion oleh penurunan absorpsi natrium atau

peningkatan sekresi klorida, perubahan motilitas intestinal, perubahan osmolaritas

usus, dan peningkatan tekanan hidrostatik otot polos. Dalam klinik, mekanisme

tersebut dapat dihubungkan dengan jenis diare yakni sekretori, osmotik, eksudatif,

dan perubahan transit usus (DiPirro dan Longe, 2000).

B. Antidiare

Diare viral dan diare akibat enterotoksin pada hakikatnya sembuh

dengan sendirinya sesudah lebih kurang 5 hari, setelah sel-sel epitel mukosa yang

rusak diganti oleh sel-sel baru. Maka, pada dasarnya tidak perlu diberikan obat,

hanya bila mencretnya hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya,

misalnya asam samak (tannalbin), aluminiumhidroksida, dan carbo adsorbens

(arang halus yang sudah diaktifkan). Zat-zat yang menekan peristaltik sebetulnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

12

tidak begitu layak untuk digunakan karena pada waktu diare pergerakan usus

sudah banyak berkurang, lagi pula virus dan toksin perlu dikeluarkan secepat

mungkin dari dalam tubuh (Tjay dan Rahardja, 2002). Antidiare diberikan untuk

mengurangi peristaltik, spasme usus, menahan iritasi, absorbsi racun dan sering

terpadu dengan anti-mikroba. Pada kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah

besar perlu diberi substitusi secara parenteral (Mutschler, 1986).

Kelompok obat yang sering kali digunakan pada terapi diare adalah :

1. Kemoterapeutik untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab

diare. Contohnya antibiotika, sulfonamide, kinolon, dan furazolidon.

2. Obstipansia untuk terapi simptomatik, yang dapat menghentikan diare dengan

beberapa cara :

a. Zat-zat penekan peristaltik. Zat-zat ini memberikan lebih banyak waktu

untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus. Contohnya adalah

candu dan alkaloidnya, turunan petidin (defenoksilat dan loperamida) dan

antikolinergik (atropine, ekstrak belladonna).

b. Adstrigensia, yang menciutkan selaput lendir usus. Misalnya asam samak

(tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan aluminium.

c. Absorbensia, misalnya karbo adsorben yang pada permukaannya dapat

menyerap (adsorpsi) zat-zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri

atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk juga

zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan

suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

13

terdapat antara lain dalam buah apel), garam-garam bismuth dan

aluminium

3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang

seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare. Misalnya papaverin dan

oksifenonium (Tjay dan Rahardja, 2002).

Longe dan Di Piro (2005) memberikan bagan rekomendasi untuk

pengobatan diare akut, seperti pada gambar berikut:

Diare Anamnesis & Diagnosis

Diare Akut Diare kronik (< 3 hari) (>14 hari)

Tidak ada demam Demam atau gejala atau gejala sistemik sistemik

Pemeriksaan feses untuk mengetahui causa diare

Negatif Positif

Gunakan terapi Gunakan antibiotik simptomatik yang cocok dan terapi simptomatik Gunakan terapi simptomatik, meliputi :

a. Penggantian cairan dan elektrolit b. Loperamide, difenoksilat atau adsorben c. Diet

Gambar 1. Bagan rekomendasi pengobatan diare akut (Longe dan Di Piro, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

14

C. Uraian Tanaman

Beberapa informasi dari literatur yang didapatkan mengenai tanaman

jambu mede (Anacardium occidentale L.). antara lain membahas tentang :

1. Sistematika tanaman

Tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.) memiliki urut-urutan

determinasi sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dyicotyledonae

Bangsa : Anacardiules

Suku : Anacardiaceae

Marga : Anacardium

Jenis : Anacardium occidentale

(Van Steenis, 1992).

2. Morfologi

Pohon, yang berbatang bengkok, bercabang dekat tanah; tinggi 8-12 m;

mengandung lem. Ranting hanya berdaun pada ujungnya. Daun bertangkai, bulat

telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat, melikuk

ke dalam, gundul, 8-22 kali 5-13 cm. Bungan berumah satu, berkelamin

campuran. Malai berbentuk malai rata, lebar 15-25 cm, berambut. Daun pelindung

bulat telur memanjang lebar, meruncing, panjang 0,5-1 cm. Anak tangkai bunga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

15

2-5 mm. Kelopak berambut, tinggi 4-5 mm. Daun mahkota runcing, berambut,

putih, segara berganti warna merah. Panjang lk 1 cm, tonjolan dasar bunga sangat

kecil. Bunga jantan; tangkai sari panjang 1 cm; staminodia terkurung dalam

mahkota; putik rudimenter, terkurung dalam tabung benang sari. Bunga betina:

benang sari panjang lk 6 mm; staminodia 2-4 mm; bakal buah oval lebar. Tangkai

buah bentuk buah pir sampai bentuk jantung terbalik, kuning, kadang-kadang

bernoda merah, panjang 4-7,5 cm. Buah coklat tua, tinggi lk 3 cm (Van Steenis,

1992).

3. Kulit jambu mede

Pemerian. Bau lemah; rasa kelat dan lama-lama menimbulkan rasa tebal

di lidah.

Makroskopik. Potongan kulit melengkung atau menggulung membujur

pada kedua sisi, bentuk pipa, kadang-kadang agak pipih, tebal kulit 2 mm sampai

3 mm; lapisan gabus, warna kelabu kecoklatan mudah mengelupas, permukaan

luar kulit tanpa gabus berwarna kecoklatan, permukaan dalam berwarna coklat

muda dengan garis-garis halus membujur. Kulit agak sukar dipatahkan, agak liat,

bekas patahan berserabut berwarna coklat muda (Anonim, 1989).

Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak lapisan gabus terdiri

dari beberapa lapis sel gabus, dinding mengandung suberin. Kambium gabus

terdiri dari sel berdinding tipis, jaringan sel batu terentang tangensial dinding

tebal, berlignin, bentuk sel parenkim korteks berisi bulir pati dan hablur kalsium

oksalat bentuk roset di antaranya terdapat saluran sekresi. Kelompok sel batu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

16

dinding tebal mempunyai saluran noktah, kelompok parenkim bernoktah, dinding

agak tipis, noktah nyata; dinding berlignin; kelompok serabut; jari-jari empulur

terdiri dari satu lapis sel; isi butir pati (Anonim, 1989).

Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah sel gabus

bentuk poligonal, dinding tebal berlapis-lapis; parenkim korteks dengan hablur

kalsium oksalat dan butir pati; sel batu dengan dinding tebal, saluran noktah jelas,

parenkim bernoktah, dinding agak tebal, lumen lebar, mengandung lignin; serabut

panjang, dinding tebal, lumen sempit; sel sekresi berupa massa berwarna coklat

(Anonim, 1989).

4. Kandungan dan kegunaan

Kulit batang jambu mede mengandung zat samak, asam galat, gingkol

katekin. Kegunaan dari kulit batang jambu mede ini adalah sebagai adstringen

(Anonim, 1989).

5. Nama daerah

Anacardium occidentale L., mempunyai nama yang berbeda-beda di

beberapa daerah. Berikut ini adalah nama Anacardium occidentale L., yang

dikenal di beberapa daerah di indonesia:

Sumatera : Jambu erang, jambu monyet, gaju.

Jawa : Jambu mede, jambu siki, jambu mete, jhambhu monyet.

Kalimantan : Jambu dipa, jambu gajus, jambu monyet, jambu parang, jambu

sempal, jambu seran, janggus, gajus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

17

Nusatenggara : Buwah monyet, jambu jipang, jambu dwipa, nyambu monyet,

nyambu nyebet.

Maluku : Kanoke, masapana, buwa yakis, buwa jaki ( Anonim, 1989).

D. Tanin

1. Kimia dan penyebaran

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae

terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi

dengan proteina membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam

industri tanin, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu

mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena

kemampuannya menyambungsilang proteina (Harborne, 1987).

Secara fitokimia, tanin dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan

utama yaitu tanin yang dapat terhidrolisis dan tanin terkondensasi (prosianidin

atau proantosianidin). Tanin yang dapat terhidrolisis biasanya terdiri dari sebuah

molekul inti glukosa yang terikat dengan molekul-molekul asam gallik (gallitanin)

atau asam heksahidroksidifenil (ellagitanin). Tanin terkondensasi adalah polimer

flavan dimana tidak mudah terhidrolisa. Biasanya terdiri dari molekul-molekul

katekin dan epikatekin yang tergabung karena adanya ikatan karbon-karbon (Mills

and Kerry, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

18

OH

OHHO

COOH

Asam Galat

Asam Heksahidroksidifenil

OH

HO

HO

OH

COOH

OH

OH

HOOC

OHHO

HO

CO

HO OH

OH

OC

O O

H2C

O

O

OO

CO

OCCO

OH

OH

OH

OH

OH

O

HO

H

OH

OH

O

Geranin Gambar 2. Struktur kimia tanin yang dapat terhidrolisis (Geraniin) dan penyusunnya, Asam Heksahidroksidifenil dan Asam Galat (Mills and Kerry, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

19

Katekin

HO

OH

O

H

OH

OH

OH

HO

OH

O

OH

H

OH

OH

Epikatekin

HO

OH

O

OH

HO

OH

O

OH

OH

OH

OH

OH

Prosianidin B-2 Gambar 3. Struktur kimia tanin terkondensasi (Procyanidin B-2) dan penyusunnya, Katekin dan Epikatekin (Mills and Kerry, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

20

2. Efek farmakologis dalam tubuh

Beberapa kemungkinan efek farmakologis yang ditimbulkan oleh tanin

pada saat melewati saluran pencernaan.

Astringent, Antiinflamasi, Antimikroba, Antidiare,

Antioksidan, Hipokolesterolamik Antiuramik

Astringent, Antiinflamasi, Antimikroba, Antidiare,

Antioksidan

Kompleks tanin-protein, Tanin, Produk dekomposisi

tanin terhidrolisis

Astringent, Antiinflamsi, Antimikrobia, Haemostasis,

Antasid

Astringent, Antiinflamasi, Antimikrobia

Kompleks tanin-protein, Tanin, Produk tanin terdekomposisi

Tanin, Kompleks tanin-protein

TaninRongga mulut

Perut

Usus halus

Usus besar

Tempat Kandungan Kimia Efek

Gambar 4. Siklus tanin dalam saluran pencernaan (Mills and Kerry, 2000).

3. Mekanisme aksi tanin

Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang

menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.

Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel

atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat

terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah,2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

21

Ketika tanin kontak dengan membran mukosa, tanin akan bereaksi

dengan protein pada mukus dan sel-sel epitel dari mukosa membentuk ikatan

silang. Akibatnya mukosa menjadi lebih rapat dan kurang permeable, proses ini di

kenal dengan adstringensia. Adstringensia mampu meningkatkan proteksi

membran terhadap mikroorganisme dan zat-zat iritan (Mills and Kerry, 2000).

Tanin berkhasiat sebagai astringent, dalam hal antidiare, tanin dapat

menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan

selaput lendir usus tersebut (Desi, 2005). Selain itu tanin juga mempunyai daya

antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai

efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin antara lain

melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau

inaktivasi fungsi materi genetik. Penghambatan pertumbuhan bakteri Salmonella

typhimurium diduga juga disebabkan oleh mekanisme ini (Masduki,1996).

4. Efek samping dan toksikologi

Reaksi samping dari tanin akan muncul hanya ketika tanin dipergunakan

dalam jumlah yang signifikan dalam dosis tinggi. Tanin dengan dosis tinggi akan

meningkatkan sifat astringentnya pada membran mukosa yang mengalami iritasi

sehingga kekakuan dari membran mukosa akan semakin meningkat. Penambahan

asam tanin, tanin yang dapat terhidrolisis pada larutan barium sulfat dapat

menyebabkan terjadinya hepatotoksik akut. Tanin juga mempunyai sifat

karsinogenik ketika diinjeksikan secara subkutan (Mills and Kerry, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

22

E. Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan

air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infundasi adalah proses penyarian yang

umumnya digunakan untuk menyari kandungan zat aktif dari bahan nabati.

Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara

ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Cara ini sangat sederhana dan sering

digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini

sering digunakan untuk membuat ekstrak (Anonim, 1986).

Pembuatan infusa sebagai berikut: Campur simplisia dengan derajat

halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air

selama 15 menit terhitung dari suhu 90°C sambil seksli-sekali diaduk. Serkai

selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas

hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki (Anonim, 1995).

F. Loperamide Hydrochlorida

Loperamide (Imodium) merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol,

suatu antipsikotikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi

tanpa khasiat terhadap SSP, sehingga tidak mengakibatkan ketergantungan. Lagi

pula zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel

mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke

keadaan resorpsi normal kembali. Mulai kerjanya lebih cepat, juga bertahan lebih

lama. Efek sampingnya sama tetapi praktis tidak timbul (Tjay & Rahardja, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

23

1. Kimia

Loperamide adalah senyawa yang berbentuk serbuk, warna putih sampai

agak kuning; melebur pada suhu lebih kurang 225°C disertai peruraian (Dollery,

1991).

Nama kimia : 4-(p-klorofenil)-4-hidroksi-N, N-dimetil-α, α-difenil-1-

piperidina butiramida monohidroklorida.

Rumus kimia : C29H33ClN2O2.HCl

Bobot molekul : 513,51 (Anonim, 1995).

PKa : 8,7

Koefisien partisi : tinggi

Kelarutan : mudah larut dalam methanol, dalam isopropyl alkohol dan

dalam kloroform; sukar larut dalam air dan asam encer

(Anonim, 1995). Kelarutan dalam alkohol 1 : 10; kelarutan

dalam air 1 : 50000 (Dollery, 1991).

2. Farmakologi

Loperamide mencegah kemampuan peristaltik oleh otot pada saluran

pencernaan dengan interaksi kolinergik maupun non kolinergik dari tanggapan

mekaniseme saraf untuk menunjukkan gerakan peristaltik secara refleks.

Loperamide menekan reseptor opiat pada dinding usus, mengurangi gerakan

peristaltik dan menambah kemampuan menahan pada saluran pengeluaran.

Loperamide menunjukkan kemampuan mencegah sekresi cairan dan elektrolit

pada saluran pencernaan (Dollery, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

24

3. Penggunaan

a. Diare akut.

Pada penderita dewasa, Loperamide HCl diberikan dengan dosis awal

4 mg, diikuti 2 mg setiap setelah buang air besar, sampai paling lama 5 hari.

Dosis harian yang diperbolehkan adalah 6-8 mg/hari sampai maksimal 16

mg/hari (Dollery, 1991).

Untuk anak-anak berusia 9-12 tahun, dosis yang digunakan 2 mg

setiap 4 jam sekali sampai diare dapat diatasi, paling lama 3 hari. Sedangkan

untuk anak-anak berusia 2-5 tahun, dosis awalnya adalah 1 mg dilanjutkan 1

mg setiap setelah buang air besar dengan dosis maksimal 3 mg. Namun

sebenarnya Loperamide HCl tidak direkomendasikan untuk penderita dibawah

4 tahun (Dollery, 1991).

b. Diare kronik.

Untuk kontrol pada diare kronik yang dialami oleh orang dewasa,

pasien dapat diberikan dosis yang sesuai sehingga data berbeda untuk setiap

kondisi pasien. Dosis awal yang diberikan antara 4 mg dan 8 mg per hari,

diamati respon yang terlihat kemudian bila perlu dosis dapat diatur sampai

maksimal 16 mg per hari (Dollery, 1991).

Pada penelitian ini digunakan obat X yang mengandung Loperamide

HCl untuk digunakan sebagai pembanding atau kontrol positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

25

G. CMC Na (Carboxy Methyl Cellulosum Natrium)

Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium dari

polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak

lebih dari 9,5%, natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik ( Anonim, 1995).

H. Metode Uji

Pada penelitian mengenai antidiare diketahui ada dua metode uji yang

dapat digunakan, yaitu:

1. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini

Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah kandungan utama dari

Oleum Ricini, yaitu trigliserida dari asam risinoleat akan mengalami hidrolisis di

dalam usus halus oleh lipase pankreas menjadi gliserin dan asam risinoleat.

Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorbsi cairan bersih

(neto) dan elektrolit serta menstimulasi peristaltis usus sehingga berkhasiat

sebagai laksansia berdasarkan kerja ini. Obat yang berkhasiat antidiare akan dapat

melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare yang diinduksi dengan Oleum

Ricini tersebut (Anonim, 1991).

2. Metode transit intestinal

Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas obat antidiare

dan laksansia. Evaluasi didasarkan pada pengaruhnya pada rasio jarak usus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

26

ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus

keseluruhan pada hewan percobaan mencit atau tikus (Anonim, 1991).

Obat antidiare akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan

obat antiplasmodik akan memperbesar rasio ini dibandingkan rasio pada hewan

atau perlakuan (Anonim, 1991).

Dalam penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Dipilih metode

ini karena cara kerja metode ini, cara menentukan hasil penelitian dan cara

menganalisa data hasil penelitian lebih sederhana, mudah dan waktu yang

dibutuhkan relatif lebih sigkat.

I. Landasan Teori

Dari pustaka diketahui bahwa kulit batang jambu mede (Anarcardiae

Cortex) mengandung tanin, asam galat dan gingkol katekin. Tanin dalam hal

antidiare dapat berperan sebagai astringent yang dapat menyebabkan selaput

lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus

tersebut. Tanin juga mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang

menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.

Dengan adanya kandungan tanin dalam kulit batang jambu mede memungkinkan

kulit batang jambu mete mempunyai kemampuan sebagai sebagai antidiare.

J. Hipotesis

Infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) memiliki efek

sebagai antidiare.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, dimana

dilakukan perlakuan terhadap subjek uji dan bersifat eksploratif yaitu untuk

mengtahui pengaruh pemberian infusa kulit batang jambu mede terhadap efek

antidiare.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

pola searah. Acak berarti pengelompokkan mencit dilakukan secara random.

Termasuk penelitian rancangan lengkap karena variabel yang terdapat dalam

penelitian ini sudah diperhitungkan sebelumnya baik bahan uji, sampel uji

maupun hewan uji yang akan digunakan dan semua hewan uji memperoleh

perlakuan yang sama. Termasuk penelitian pola searah karena variabel bebas pada

penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis infusa kulit batang jambu mede yang

menentukan variabel tergantungnya yaitu efek antidiare yang ditunjukkan dengan

membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel utama pada penelitian ini adalah dosis infusa kulit batang

jambu mede dan efek antidiare yang dihasilkan oleh infusa kulit batang jambu

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

28

mede yang ditunjukkan dengan membandingkan (rasio) panjang usus yang

dilalui marker karbo adsorben terhadap panjang usus seluruhnya

a. Variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis infusa kulit

batang jambu mede. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

0,0025 mg/kg BB; 0,005 mg/kg BB; dan 0,01 mg/kg BB.

b. Variabel tergantung.

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah efek antidiare

yang dihasilkan oleh infusa kulit batang jambu mede. Efek antidiare infusa

kulit batang jambu mede ditunjukkan dengan membandingkan (rasio)

panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben terhadap panjang usus

seluruhnya

c. Variabel pengacau terkendali.

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini antara lain :

1. Jenis sampel

Diguanakan kulit batang jambu mede yang diambil di daerah

pangkal pohon, sekitar + 30 cm dari permukaan tanah. Kulit batang jambu

mede ini kemudian di keringkan dan diserbuk agar menjadi halus.

2. Hewan uji

Digunakan hewan uji mencit dengan ketentuan atau persyaratan

sebagai berikut :

Jenis kelamin : betina

Berat badan : kurang lebih 20-25 g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

29

Umur : 2-3 bulan

3. Lama perlakuan

Total lama perlakuan adalah 65 menit.

4. Cara pemberian

Cara pemberian pada penelitian ini dipilih secara oral. Dipilih

cara pemberian oral karena hasil penelitian yang diamati adalah usus

sebagai saluran pencernaan sehingga harus dilakukan dengan cara oral.

5. Volume pemberian

Semua senyawa diberikan dalam bentuk larutan dengan volume

pemberian sebanyak 0,2 ml/20 g BB.

d. Variabel pengacau tak terkendali.

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini antara lain:

1. Galur hewan uji.

Dalam penelitian ini galur hewan uji yang digunakan tidak

diketahui secara pasti.

2. Status kesehatan

Dalam penelitian ini subjek uji yang digunakan dalam keadaan

sehat, namun sampai mana keadaan sehat mencit betina sebagai subjek uji

tidak dapat ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

30

2. Definisi operasional

a. Kulit batang jambu mede

Adalah bagian kulit batang jambu mede pada bagian pangkal

pohon, sekitar 30-50 cm dari permukaan tanah.

b. Sampel uji.

Sampel uji adalah infusa kulit batang jambu mede yang dibuat

dengan cara merebus serbuk kulit batang jambu mede yang sudah

ditimbang dengan air secukupnya selama 15 menit, terhitung sejak suhu

90°C. Kemudian dalam keadaan panas disaring dengan kertas saring

dengan bantuan vakum dan melalui ampasnya ditambah air panas hingga

volume yang diinginkan.

c. Rasio efek antidiare.

Rasio efek antidiare merupakan parameter ada tidaknya efek

antidiare yang ditunjukkan dari semua perlakuan. Didapat dengan cara

mengukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (X)

dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya (Y) pada hewan percobaan.

d. Efek antidiare.

Efek antidiare adalah efek yang ditimbulkan oleh infusa kulit

batang jambu mede pada hewan uji apabila rasio panjang usus yang dilalui

marker karbo adsorben dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya

nilainya (rasio) lebih kecil dari pada kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

31

C. Bahan atau Materi Penelitian

Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu :

1. Bahan utama

a. Bahan uji; digunakan kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) pada

bagian pangkal pohon.

b. Hewan uji; diguanakan mencit putih betina, dewasa sehat berumur 2-3

bulan dengan berat badan 20-25 g sebanyak sepuluh ekor setiap kelompok

perlakuan. Mencit putih betina yang didapatkan berasal dari UD WISTAR,

Sewon-Bantul.

2. Bahan kimia

a. Gom Arab; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan

Solid Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

b. Karbo adsorben; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi

Sediaan Steril Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

c. NaCl padat; diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Tosikologi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

d. Aquadest; diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Tosikologi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

e. Loperamide HCL; diperoleh dari obat antidiare X dengan zat aktif

Loperamide HCl yang dibeli dari salah satu Apotek di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

32

f. CMC Na; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Solid

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Alat atau Instrumen

Alat atau instrumenyang digunakan meliputi:

1. Kandang mencit.

2. Kotak kaca.

3. Timbangan mencit.

4. Timbangan analitik.

5. Mistar.

6. Meja bedah dan alat bedah.

7. Alat suntik oral, berupa jarum sonde yaitu jarum yang pada bagian ujungnya

berbentuk bulat dan bagian tengahnya berlubang, yang digunakan untuk jalur

pemberian oral.

8. Peralatan pembuatan infusa (vakum, kertas saring, termomeder).

9. Alat-alat- gelas; berupa labu ukur, gelas ukur, mortir dan stamper, beker glas,

dan pipet tetes.

E. Tata Cara Penelitian

Pada penelitian dilakukan rangkaian proses sebagai berikut:

1. Pengumpulan bahan

Digunakan kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) yang di pilih

pada bagian pangkal pohon, sekitar 30-50 cm dari permukaan tanah. Kulit batang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

33

jambu mede diambil dari desa Paingan, Maguwohardjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Bahan yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian dipotong menjadi

bentuk yang lebih kecil agar mudah kering ketika dikeringkan di oven dan mudah

diserbuk. Setelah benar-benar kering, potongan-potongan kulit batang jambu

mede tersebut kemudian di serbuk dan di ayak agar didapat serbuk kulit batang

jambu mede yang homogen.

2. Penentuan metode uji

Metode uji yang digunakan adalah metode transit intestinal. Dipilih

metode ini karena metode transit intestinal sangat mudah dikerjakan dengan hasil

yang cukup akurat. Selain itu, pada pengerjaanya relatif tidak membutuhkan

waktu yang lama karena total waktu yang diperlukan adalah selama 65 menit.

Hasil yang ditunjukkan juga mudah untuk diamati karena hanya melakukan

pengukuran panjang usus yang ditempuh suatu penanda yaitu marker karbo

adsorben yang dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya.

3. Percobaan pendahuluan

Sebelum dilakukan penelitian ini, dilakukan percobaan pendahuluan

yang berguna untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

penelitian ini, antara lain meliputi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

34

a. Perlakuan hewan uji.

Hewan uji sebelum diberikan perlakuan, dipuasakan terlebih

dahulu selama lebih kurang 18 jam tetapi minum tetap diberikan. Hal ini

bertujuan agar saluran pencernakan (lambung dan usus) menjadi bersih

sehingga nantinya tidak mengganggu dalam proses absorbsi loperamide

dan infusa kulit batang jambu mede maupun pada saat pengamatan.

b. Penentuan dosis infusa kulit batang jambu mede.

Penentuan dosis infusa kulit batang jambu mede ini akan

ditetapkan berdasarkan percobaan pendahuluan yang dilakukan, hal ini

karena belum ada keterangan empiris tentang dosis penggunaan infusa

kulit batang jambu mede sebagai antidiare.

Dari hasil percobaan pendahuluan didapatkan bahwa dosis infusa

kulit batang jambu mede yang digunakan adalah 0,0025 g/kg BB; 0,005

g/kg BB dan 0,01 g/kg BB.

c. Pembuatan infusa kulit batang jambu mede.

Sejumlah kulit batang jambu mede yang sudah diserbuk,

ditimbang untuk 3 peringkat dosis. Volume larutan infusa yang digunakan

pada penelitian ini telah ditentukan yaitu sebanyak 1 ml/100 g BB

sehingga untuk mencit dengan berat rata-rata 20 g diberikan sebanyak 0,2

ml. Perhitungan berat sampel yang digunakan dan konsentrasi larutan

infusa adalah sebagai berikut :

1. Dosis 0,0025 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,025g/100 ml. Dosis

dihitung sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

35

V x C = D x BB

D = 0,00025 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB

D = 0,0025 g/kg BB

2. Dosis 0,005 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,05 g/100 ml. Dosis

dihitung sebagai berikut :

V x C = D x BB

D = 0,0005 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB

D = 0,005 g/kg BB

3. Dosis 0,01 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,1 g/100 ml. Dosis

dihitung sebagai berikut :

V x C = D x BB

D = 0,001 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB

D = 0,01 g/kg BB

Serbuk kulit batang jambu mede selanjutnya dibuat infusa dengan

cara merebus serbuk kulit batang jambu mede yang sudah ditimbang

dengan air secukupnya selama 15 menit, terhitung sejak suhu 90°C.

Kemudian dalam keadaan panas disaring dengan kertas saring dengan

bantuan vakum dan melalui ampasnya ditambah air panas hingga volume

yang diinginkan, yaitu 100 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

36

d. Pembuatan CMC Na 1%

Pembuatan CMC Na 1%, dilakukan dengan menimbang 1 gram

CMC Na (Carboxy Methyl Cellulosum Natrium). Kemudian CMC Na

ditaburkan diatas aquadest dalam beaker glass (dikembangkan), satu hari

sebelum digunakan. Setelah mengembang, larutan CMC Na kemudian

dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan kemudian ditambahkan aquadest

hingga tanda.

e. Pembuatan larutan loperamide HCl.

Pembuatan larutan Loperamide HCl diawali dengan

mengembangkan CMC Na dengan konsentrasi 1%. CMC Na berfungsi

untuk membantu pendispersian Loperamide dalam aquadest, hal ini

dilakukan karena Loperamide sangat sukar larut dalam air.

Tablet Loperamide sebanyak 10 tablet dihancurkan lalu

dihomogenkan. Selanjutnya menimbang seksama serbuk tablet loperamide

yang setara dengan 4 mg loperamide, kemudian didispersikan dalam CMC

Na 1%.

f. Penentuan dosis loperamide HCl.

Dosis awal pemberian Loperamide HCl pada terapi antidiare pada

orang dewasa Indonesia (dengan berat rata-rata 50 kg) adalah 4 mg, diikuti

2 mg setiap setelah buang air besar. Apabila dosis pemberian 4 mg

tersebut dikonversikan ke orang dewasa Eropa dengan berat badan 70 kg

adalah sebagai berikut :

70 x 0,004 g = 0,0056 g/70 kg BB. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

37

Sedangkan faktor konversi dosis dari manusia yang dikonversikan

ke mencit dengan berat badan 20 g sebesar 0,0026. Maka untuk mencit 20

g diberikan:

0,0056 x 0,0026 = 0,00001456 g/20 g BB

Dosis Loperamidee yang diberikan pada mencit :

1000 x 0,00001456 g/20 g BB = 0,000728 g/ kg BB 20

Sehingga dosis Loperamide yang digunakan dalam penelitian ini adalah

0,000728 g/kg BB.

g. Pembuatan larutan garam fisiologik 0,9 %

Larutan garam fisiologik dibuat dengan menimbang 0,9 g NaCl

kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Proses pelarutan dibantu

dengan pengadukan supaya serbuk NaCl lebih cepat larut.

h. Pembuatan suspensi marker

Dalam penelitian ini dibutuhkan marker yang terdiri dari suspensi

Gom Arab 20% yang diwarnai hitam dengan karbo adsorben 5 %. Oleh

sebab itu, dalam pembuatan marker dilakukan pembuatan dua macam

larutan, yaitu:

1) Suspensi Gom Arab 20%

Suspensi Gom Arab dibuat dengan menimbang 10 g Gom

Arab. Kemudian disuspensikan dengan aquadest dan dituangkan ke

dalam labu takar volume 50 ml. Agar Gom Arab dapat tersuspensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

38

dengan baik maka prosesnya dibantu dengan pengadukan yang cepat

dan sesering mungkin untuk menghindari penggumpalan Gom Arab.

Selanjutnya volume labu takar ditambah dengan aquadest hingga

mencapai 50 ml.

2) Karbo adsorben 5%

Karbo adsorben dengan konsentrasi 5% dibuat dengan

menimbang 2,5 g karbo adsorben kemudian disuspensikan dengan

aquadest dan dituang ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan aquadest

hingga tanda.

Pada proses selanjutnya, suspensi Gom Arab 20% tersebut

dicampur dengan larutan karbo adsorben 5% kemudian digunakan sebagai

marker.

4. Penentuan efek antidiare

Setelah 65 menit perlakuan, mencit dikorbankan dengan cara disoklasi

tulang leher. Usus dikeluarkan dengan hati-hati. Panjang usus yang dilalui marker

karbo adsorben mulai dari pylorus sampai ujung akhir yang berwarna hitam

diukur. Demikian pula panjang usus seluruhnya dari pylorus sampai rektum.

Kemudian dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap

panjang usus seluruhnya. Apabila nilai rasio kelompok uji lebih kecil

dibandingkan dengan rasio kelompok kontrol negatif maka infusa kulit batang

jambu mede mempunyai efek sebagai antidiare.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

39

5. Perhitungan efek antidiare

Efek antidiare infusa kulit batang jambu mede ditunjukkan dengan

membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya. Misalnya, panjang usus yang dilalui marker

karbo adsorben dilambangkan dengan X dan panjang usus seluruhnya

dilambangkan dengan Y. Maka efek antidiare (Ad) infusa kulit batang jambu

mede dapat dirumuskan sebagai berikut :

YXAd =

Nilai Ad dari setiap kelompok dihitung rata-ratanya kemudian

dibandingkan antara kelompok yang satu dengan yang lain. Apabila nilai rata-rata

Ad kelompok uji lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata Ad kelompok kontrol

negatif maka buah makasar memang menunjukkan efek khasiat antidiare.

Y

X

s

m r

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lambung

Gambar 5. Perhitungan rasio efek antidiare.

Rektu

Marke

Pyloru

Usus buntu

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

40

6. Seleksi hewan uji

Dalam penelitian ini, mencit yang digunakan adalah mencit putih betina

yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-25 g. Pada penelitian ini di

gunakan hewan uji sebanyak 87 ekor yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok percobaan pendahuluan sebanyak 27 ekor dan kelompok perlakuan

sebanyak 60 ekor. Semua hewan yang digunakan dalam penelitian ini mendapat

perlakuan yang sama dalam hal kandang, pakan dan minum. Sebelum digunakan

untuk pengujian, hewan uji yang akan digunakan dipuasakan terlebih dahulu

selama 18-24 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja.

7. Perlakuan terhadap hewan percobaan

Dalam penelitian ini, hewan uji yang digunakan untuk perlakuan

sebanyak 60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan

yang terdiri dari kelompok kontrol negatif (larutan NaCl fisiologik 0,9%),

kelompok kontrol positif (Loperamide dalam CMC Na 1%), kelompok CMC Na

1%, kelompok uji dosis I ,II, dan III masing-masing 10 ekor. Pemberian sediaan

dilakukan dengan cara per oral. Kelompok kontrol negatif menerima larutan

fisiologik NaCl 0,9%, kelompok uji menerima infusa zat uji dengan dosis I

(0,0025 mg/kgBB mencit) ,II (0,005 mg/kgBB mencit), III (0,01 mg/kgBB

mencit), kelompok kontrol positif menerima loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4

g/kg BB dalam CMC Na 1% dan kelompok CMC Na 1% menerima larutan CMC

Na 1%. Setelah t = 45 menit semua hewan diberikan suspensi marker karbo

adsorben sebanyak 0,2 ml/20 g BB secara oral. Pada t = 65 menit, semua hewan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

41

dikorbankan secara disoklasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara hati-hati,

sampai teregang. Panjang usus yang dilalui karbo adsorben mulai dari pylorus

sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur. Demikian pula panjang seluruh usus

dari pylorus sampai rektum dari masing-masing hewan. Kemudian dari masing-

masing hewan uji dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap

panjang usus seluruhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

42

8. Skema kerja

60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan terdiri atas 10 ekor mencit

Hewan percobaan dipuasakan makan selama lebih kurang 18 jam, minum tetap diberikan.

Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara rawu, kelompok kontrol positif (Loperamide HCl dalam CMC Na 1%), kelompok CMC Na 1%, kontrol negatif (Larutan garam fisiologik 0,9%), kelompok uji dengan

dosis I (0,0025 mg/kgBB mencit) ,II (0,005 mg/kgBB mencit), III (0,01 mg/kgBB mencit) masing-masing 10 ekor.

Kontrol (-) Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Kontrol (+) CMC Na 1%

0,0025 mg/kgBB 0,005 mg/kgBB 0,01 mg/kgBB

pada t 45’ berikan 0,2 ml suspensi marker

pada t 65’ dikorbankan mencit dengan dislokasi tulang leher dan bedah

keluarkan usus dengan hati-hati dan regangkan pelan-pelan ukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben dari pilorus hingga ujung akhir

yang berwarna hitam ......A

ukur panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum.......B

hitung rasionya X : Y, hitung rata-ratanya

Gambar 6. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

43

Selanjutnya nilai rata-rata rasio X dan Y dari masing-masing kelompok

dibandingkan satu dengan yang lainnya (Anonim, 1991).

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh berupa nilai ratio X dibanding Y dari tiap

kelompok. Dihitung nilai rata-rata rasio X dan Y pada tiap-tiap kelompok. Nilai

rata-rata tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol negatif, kelompok

kontrol positif, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan I, II dan III.

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode Anova.

Bila nilai rasio kelompok uji lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas antidiare. Sebaliknya, bila

rasio kelompok uji lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol

negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas laksansia atau antispasmotidik. Pada

penelitian ini digunakan taraf kepercayaan 95% (Anonim, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran identitas

tanaman yang digunakan sebagai sampel, yaitu Anacardium occidentale L.

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Kebun Obat Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. Ciri khas yang terdapat pada tanaman jambu mede di

determinasi dengan buku Flora (Steenis, 1992).

Kunci determinasi tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.)

adalah sebagai berikut:

1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9 b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14a – 15b – 197b –

208b – 219b – 220b – 224b – 225b – 227b – 229b – 230b – 234b – 235b – 236b –

237b – 238b

68...............................................................................................Fam. Anacardiaceae

1a – 2a

1..........................................................................................Anacardium occidentale

Dari hasil determinasi diketahui bahwa tanaman yang digunakan adalah

tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.).

B. Penetapan Efek Antidiare

Pada penelitian ini, untuk mengetahui efek antidiare infusa kulit batang

jambu mede digunakan metode transit intestinal. Metode ini dipilih karena cara

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

45

kerja metode ini lebih mudah dikerjakan dan hasilnya lebih akurat serta

pengerjaan metode ini tidak membutuhkan waktu yang lama.

Penetapan efek antidiare dalam penelitian ini dilakukan dengan

menghitung rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (X) terhadap

panjang usus seluruhnya (Y). Sehingga nilai rasio efek antidiare dalam penelitian

ini dipengaruhi oleh kemampuan senyawa yang diujikan apakah mempunyai efek

sebagai antidiare atau tidak. Suatu senyawa atau zat dapat dikatakan mempunyai

aktifitas sebagai antidiare apabila rasio panjang usus yang dilewati marker karbo

adsorben (X) terhadap panjang usus seluruhnya (Y) mempunyai nilai yang lebih

kecil dibandingkan dengan kontrol negatif. Dalam penelitian ini senyawa uji yang

digunakan adalah kulit batang jambu mede yang dibuat dalam bentuk infusa.

C. Penentuan Kontrol Positif, Negatif dan Marker

Dalam penelian ini perlu dilakukan pemilihan terhadap zat/senyawa

yang digunakan sebagai kontrol positif, kontrol negatif dan marker. Tujuannya

adalah untuk mendukung penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan baik

dan diperoleh hasil penelitian yang tepat dan akurat.

1. Kontrol positif

Secara teori, senyawa yang paling sesuai untuk digunakan sebagai

kontrol positif dalam penelitian efek antidiare dengan metode transit intestinal

adalah Loperamide Hydrochlorida.

Pemilihan Loperamide HCl sebagai kontrol positif karena senyawa ini

benar-benar atau telah terbukti mempunyai khasiat sebagai antidiare. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

46

pemilihan kontrol positif juga harus disesuaikan dengan metode uji yang

digunakan, hal ini bertujuan agar mekanisme kerja dari kontrol positif yang

digunakan sesuai dengan mekanisme kerja dari metode yang digunakan. Metode

yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode transit intestinal. Dimana

cara kerja dari metode ini didasarkan pada salah satu patogenesis terjadinya diare,

yaitu perubahan motilitas intestinal. Sehingga diperlukan kontrol positif yang

mempunyai mekanisme kerja yang sesuai dengan dasar yang sama dengan metode

yang digunakan yaitu perubahan motilitas intestinal. Dalam hal ini Loperamide

HCl juga mempunyai pengaruh pada perubahan motilitas intestinal sehingga

akhirnya digunakan Loperamide HCl sebagai kontrol positif.

Pada penelitian ini nilai rasio kelompok kontrol positif digunakan

sebagai pembanding terhadap rasio kelompok perlakuan dengan infusa kulit

batang jambu mede. Pembanding ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

efek antidiare infusa kulit batang jambu mede. Sehingga apabila hasil rasio

kelompok perlakuan mendekati rasio kelompok kontrol positif maka dapat

diasumsikan bahwa efek antidiare larutan uji menunjukkan efek antidiare yang

hampir sama dengan efek antidiare senyawa/zat aktif yang digunakan sebagai

kontrol positif, yaitu Loperamide HCl.

2. Kontrol negatif

Dalam penelitian ini kontrol negatif yang digunakan adalah larutan NaCl

fisiologik 0,9%. Digunakan larutan NaCl fisiologik 0,9% karena disesuaikan

dengan cairan fisiologis tubuh. Volume pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%

ini adalah 0,2 ml/20 g BB tiap ekor mencit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

47

Nilai rasio kelompok kontrol negatif dalam penelitian ini digunakan

sebagai pembanding terhadap rasio dari kelompok perlakuan infusa kulit batang

jambu mede. Apabila rasio yang ditunjukkan oleh perlakuan dengan infusa kulit

batang jambu mede hasilnya lebih kecil dari rasio pada kelompok kontrol negatif

maka larutan uji memang mempunyai efek sebagai antidiare. Bila terjadi

sebaliknya, yaitu nilai rasio kelompok perlakuan lebih besar dari pada rasio

kelompok kontrol negatif maka sampel uji tidak mempunyai efek sebagai

antidiare melainkan mempunyai efek sebagai laksansia.

3. Marker

Pada penelitian ini juga diperlukan suatu penanda atau marker pada usus

hewan uji yang mampu terlihat dengan jelas sehingga akhirnya dapat

menunjukkan parameter yang diharapkan. Secara teori senyawa yang dapat

digunakan sebagai penanda adalah suspensi Gom Arab 20% yang diwarnai hitam

oleh karbo adsorben 5%. Hal ini karena suspensi tersebut dapat memberikan tanda

secara jelas dalam saluran pencernaan.

D. Percobaan Pendahuluan

Dalam penelitian ini dilakukan percobaan pendahuluan terhadap dosis

pemberian infusa kulit batang jambu mede yang bertujuan untuk mengatahui dosis

efektif yang menunjukkan efek antidiare pada hewan uji. Percobaan pendahuluan

dilakukan terhadap 27 ekor hewan uji yang memenuhi syarat percobaan. Hewan

uji yang digunakan terbagi secara acak menjadi 9 kelompok perlakuan yang

meliputi kelompok kontrol negatif, kontrol positif dosis terapi, kontrol positif ½

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

48

dosis terapi, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan dosis I, dosis II, dosis

III, dosis IV dan dosis V, dimana masing-masing kelompok perlakuan diwakili

oleh 3 ekor hewan uji.

Tiap-tiap hewan uji yang terbagi dalam tujuh kelompok mendapat

perlakuan sebagai berikut: kelompok kontrol negatif diberi perlakuan berupa

pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%; kelompok kontrol positif dosis terapi

diberi perlakuan berupa pemberian Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB

dalam CMC Na 1% dengan; kelompok kontrol positif ½ dosis terapi diberi

perlakuan berupa pemberian Loperamide HCl dosis 3,64 x 10-4 g/kg BB dalam

CMC Na 1%; kelompok CMC Na 1% mendapatkan pemberian larutan CMC Na

1%; kelompok perlakuan I diberi infusa kulit batang jambu mede dosis 0,00125

g/kg BB; kelompok perlakuan II diberi infusa kulit batang jambu mede dosis

0,0025 g/kg BB; kelompok perlakuan III diberi infusa kulit batang jambu mede

dosis 0,005 g/kg BB; kelompok perlakuan IV diberi infusa kulit batang jambu

mede dosis 0,01 g/kg BB; kelompok perlakuan V diberi infusa kulit batang jambu

mede dosis 0,02 g/kg BB, dengan volume setiap pemberian sebanyak 0,2 ml/20 g

BB. Setelah pemberian larutan kontrol negatif, positif, CMC Na 1% dan senyawa

uji terhadap hewan uji, kemudian penelitian dilanjutkan sesuai dengan cara kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

49

Tabel I. Hasil percobaan pendahuluan kontrol negatif, kontrol positif dan dosis infusa kulit batang jambu mede dengan metode transit intestinal.

Kelompok X (cm) Y (cm) X/Y rata-rata X/Y 31,5 59 0,5339 30,3 60 0,5050 Kontrol ( - ) 26 51,5 0,5049

0,5146

10,5 45 0,2333 8,5 38,5 0,2208

Kontrol ( + ) dosis terapi

9,5 50 0,1900 0,2147

16 48 0,3333 13,5 38 0,3553

Kontrol ( + ) 1/2 dosis terapi

14,5 43 0,3372 0,3419

18 36 0,5000 14,5 30 0,4833 CMC Na 1% 27,5 53 0,5188

0,5007

20,5 46 0,4457 19,5 42 0,4643 Dosis I 24 50,5 0,4753

0,4618

19 48 0,3958 16,5 42 0,3929 Dosis II 22,5 53 0,4245

0,4097

18 54,5 0,3303 13 40 0,3250 Dosis III

14,5 41 0,3537 0,3363

12,5 51 0,2451 12 47 0,2553 Dosis IV

13,5 51 0,2647 0,2550

9,5 45 0,2111 11 47,5 0,2316 Dosis V

11,5 47 0,2447 0,2291

Keterangan : Kontrol ( - ) : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% Kontrol ( + ) dosis terapi : kelompok dengan pemberian Loperamide HCl dalam CMC

Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 /kg BB. Kontrol ( + ) ½ dosis terapi : kelompok dengan pemberian Loperamide HCl dalam CMC

Na 1% dengan dosis 3,64 x 10-4 /kg BB. Dosis I : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,00125 g/kg BB. Dosis II : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,0025 g/kg BB. Dosis III : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,005 g/kg BB. Dosis IV : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,01 g/kg BB. Dosis V : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,02 g/kg BB. X : panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben. Y : panjang usus seluruhnya. X/Y : rasio efek antidiare

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

50

Dari data hasil percobaan pendahuluan didapatkan bahwa nilai rata-rata

rasio efek antidiare kelompok kontrol negatif dengan pemberian NaCl fisiologik

0,9% adalah 0,5146. Pada pemberian CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-rata

rasionya adalah 0,5007. Sedangkan kontrol positif dengan pemberian Loperamide

HCl dosis terapi dalam CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-ratanya adalah 0,2706.

Pada kontrol positif dengan pemberian Loperamide HCl ½ dosis terapi dalam

CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-ratanya adalah 0,3419. Dari data yang

dihasilkan telah terbukti bahwa Loperamide HCl (kontrol positif) benar-benar

menunjukkan efek antidiare karena nilai rata-rata rasionya lebih kecil

dibandingkan dengan nilai rata-rata rasio efek antidiare pada pemberian larutan

NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif).

Kelompok CMC Na 1% dalam penelitian ini berfungsi sebagai kontrol

atau pembanding bagi kontrol positif. Hal ini dikarenakan pada pembuatan kontrol

positif diperlukan CMC Na 1% yang berfungsi untuk mendispersikan Loperamide

dalam aquadest. Sehingga untuk mengontrol apakah CMC Na 1% mempunyai

efek antidiare dan laksansia atau tidak diperlukan kelompok perlakuan CMC Na

1%. Karena apabila CMC Na 1% memiliki efek tersebut maka secara langsung

dapat mengganggu jalannya penelitian, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan

nantinya menjadi tidak valid. Dari nilai rasio CMC Na 1% ini akan diketahui

apakah CMC Na 1% mempunyai efek antidiare dan laksansia atau tidak.

Hasil percobaan pendahuluan kelompok perlakuan dengan pemberian

infusa kulit batang jambu mede dosis 0,00125 g/kg BB; dosis 0,0025 g/kg BB;

dosis 0,005 g/kg BB; dosis 0,01 g/kg BB dan dosis 0,02 g/kg BB; menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

51

besarnya rasio efek antidiare berturut-turut sebesar 0,4618; 0,4097; 0,3363;

0,2550 dan 0,2199. Data rasio efek antidiare dari masing-masing perlakuan dapat

dilihat di tabel I.

Data hasil percobaan pendahuluan yang diperoleh menunjukkan bahwa

nilai rata-rata atau efek antidiare yang ditunjukkan oleh kelompok perlakuan I

mempunyai selisih yang kecil dengan efek antidiare yang ditimbulkan oleh NaCl

fisiologik 0,9%. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pada perlakuan dengan

pemberian infusa kulit batang jambu mede dengan dosis 0,00125 g/kg BB

mempunyai efek antidiare yang hampir sama dengan efek antidiare kontrol negatif

atau dengan kata lain efek antidiarenya sangat kecil. Rasio yang hampir sama

dengan kontrol negatif juga ditunjukkan oleh kelompok CMC Na 1%, sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa CMC Na 1% tidak memiliki efek antidiare dan

laksansia atau dengan kata lain CMC Na 1% tidak memiliki efek yang dapat

mengganggu jalannya penelitian. Sedangkan rasio efek antidiare kelompok

perlakuan V paling kecil dibandingkan dengan kolompok lainnya, sehingga dapat

diasumsikan bahwa pada perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu

mede dengan dosis 0,02 g/kg BB mempunyai efek antidiare yang paling besar dari

pada perlakuan I, II, III dan IV.

Pada penelitian kali ini dipilih peringkat dosis pemberian infusa kulit

batang jambu mede berturut-turut adalah dosis II (0,0025 g/kg BB), dosis III

(0,005 g/kg BB) dan dosis IV (0,01 g/kg BB). Pelaksanaan penelitian selanjutnya

dilakukan dengan cara yang sama seperti pada percobaan pendahuluan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

52

E. Pengujian Efek Antidiare

Pada pengujian efek antidiare ini digunakan 60 ekor hewan uji yang

terbagi secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol

negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan I,

kelompok perlakuan II dan kelompok perlakuan III. Dimana masing-masing

kelompok perlakuan terdiri dari 10 ekor hewan uji yang sudah memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Seperti pada percobaan pendahuluan, sebelum digunakan sebagai hewan

uji, mencit harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar hasil

penelitian yang diperoleh memberikan hasil yang diharapkan. Sebelum

digunakan, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama kurang lebih 18 jam namun

minum tetap diberikan. Tujuan hewan uji dipuasakan terlebih dahulu adalah untuk

mengurangi kemungkinan terpengaruhinya absorbsi bahan uji dan bahan obat

karena pengaruh makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Selain itu,

sisa-sisa makanan dalam saluran pencernaan (usus) juga akan mengganggu

gerakan marker karbo adsorben sebagai penanda dalam usus sehingga akan

mempengaruhi hasil yang diperoleh.

Pada kelompok kontrol positif, setiap hewan uji diberi perlakuan

pemberian Loperamid HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%

sebanyak 0,2 ml/20 g BB mecit untuk tiap ekornya dan dimulai pada menit ke nol.

Sama halnya dengan kelompok kontrol negatif yang setiap hewan uji diberi

perlakuan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9 % sebanyak 0,2 ml/20 g BB

mencit pada menit ke nol. Kelompok CMC Na 1% juga mendapat perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

53

pemberian larutan CMC Na 1% sebanyak 0,2 ml/20 g BB mencit pada menit ke

nol. Selanjutnya dilakukan penelitian sesuai dengan cara kerja yang telah

ditentukan.

Kelompok perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu mede,

peringkat dosis yang digunakan adalah merupakan peringkat dosis yang telah diuji

pada percobaan pendahuluan dan memiliki efek antidiare yang diharapkan.

Besarnya dosis pada kelompok perlakuan dosis I adalah 0,0025 g/kg BB.

Besarnya dosis II adalah kelipatan dua lebih besar dari dosis I yaitu 0,005 g/kg

BB. Sedangkan dosis III adalah kelipatan dua lebih besar dari dosis II yaitu 0,01

g/kg BB.

Pada kelompok perlakuan, setiap hewan uji diberi larutan uji yaitu infusa

kulit batang jambu mede sebanyak 0,2 ml/20 g BB. Empat puluh lima menit

kemudian dilakukan proses pemberian marker/penanda yang berupa suspensi

Gom Arab yang diberi warna hitam oleh karbo adsorben 5%. Proses selanjutnya

adalah pembedahan terhadap hewan uji 20 menit setelah pemberian marker.

Pembedahan terhadap hewan uji dilakukan untuk mengetahui panjang usus yang

dilalui marker karbo adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y) yang

kemudian dibandingkan untuk mendapatkan nilai rasio yang dibutuhkan.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif dengan pemberian

larutan NaCl fisiologik 0,9% menunjukkan bahwa rata-rata rasio dari 10 ekor

hewan uji adalah 0,5185. Sedangkan pada kelompok CMC Na 1%, didapatkan

rata-rata rasio dari 10 hewan uji adalah 0,4886. Pada kelompok kontrol positif

dengan pemberian Loperamide HCl dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

54

CMC Na 1% menunjukkan rata-rata rasio dari 10 hewan uji yang digunakan

adalah 0,3147. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif yang digunakan yaitu

Loperamide HCl memiliki kemampuan sebagai antidiare karena rata-rata nilai

rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan nilai rasio dari kelompok

kontrol negatif dan CMC Na 1%. Dari pustaka menunjukkan bahwa Loperamide

HCl memiliki kemampuan sebagai antidiare dengan mekanisme mengurangi

gerakan peristaltik dan mencegah sekresi cairan dan elektrolit pada saluran

pencernaan. Data lengkap perhitungan rasio kontrol negatif dan positif tersaji pada

lampiran 4 dan 5.

Pada perlakuan dosis I menggunakan infusa kulit batang jambu mede

dosis 0,0025 g/kg BB menunjukkan rata-rata rasio efek antidiare adalah 0,4097.

Pada kelompok perlakuan dosis II, dengan dosis infusa kulit batang jambu mede

0,005 g/kg BB menunjukkan rata-rata rasio efek antidiare 10 ekor hewan uji

adalah 0,3407. Sedangkan pada kelompok perlakuan dosis III, dengan dosis infusa

kulit batang jambu mede sebesar 0,01 g/kg BB menunjukkan rata-rata efek

antidiare 10 ekor hewan uji adalah 0,2616. Data lengkap untuk hasil penelitian

dengan perlakuan dosis I,II,III dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil penelitian ini telah diperoleh nilai rasio panjang usus yang

dilewati marker karbo adsorben (X) terhadap panjang usus seluruhnya (Y) pada

lima kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif sebesar 0,5185;

kelompok positif sebesar 0,3147; kelompok CMC Na sebesar 0,4886; kelompok

perlakuan dosis I sebersar 0,4097; kelompok perlakuan dosis II sebesar 0,3407;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

55

kelompok perlakuan dosis III sebesar 0,2616. Hasil rata-rata efek antidiare dari

kelima kelompok uji tersaji secara lengkap dan singkat pada tabel berikut.

Tabel II. Rata-rata rasio efek antidiare kelompok kontrol negatif, kontrol positif, CMC Na 1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit intestinal.

Kelompok Jumlah (ekor) 0 ± SE

Kontrol ( - ) 10 0,5185 ± 0,0078 Kontrol ( + ) 10 0,3147 ± 0,0121 CMC Na 1% 10 0,4886 ± 0,0120

Dosis I 10 0,4097 ± 0,0068 Dosis II 10 0,3407 ± 0,0060 Dosis III 10 0,2616 ± 0,0126

Keterangan : Kontrol negatif : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%. Kontrol positif : kelompok dengan pemberian larutan Loperamide HCl dalam

CMC Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. CMC Na 1% : kelompok dengan pemberian CMC Na 1%. Dosis I : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,0025 g/kg BB. Dosis II : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,005 g/kg BB. Dosis III : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,01 g/kg BB. 0 ± SE : rata-rata efek antidiare tiap kelompok.

Besarnya efek antidiare masing-masing kelompok perlakuan (kelompok

kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelpmpok CMC Na 1%, kelompok

dosis I, kelompok dosis II dan kelompok dosis III) atau hasil perhitungan rasio

panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben (X) terhadap panjang usus

seluruhnya (Y) dapat disajikan dalam bentuk diagram batang, seperti pada gambar

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

56

Gambar 7. Diagram batang rata-rata rasio efek antidiare kelompok perlakuan.

Diagram batang diatas menunjukkan bahwa rata-rata rasio efek antidiare

yang dihasilkan oleh kontrol negatif paling besar, sedangkan rata-rata efek

antidiare yang paling kecil ditunjukkan oleh dosis III. Dari diagram batang diatas

dapat dilihat bahwa rata-rata efek antidiare dari kelompok kontrol negatif hampir

sama dengan kelompok dosis I, sedangkan rata-rata rasio efek antidiare dari

kontrol positif hampir sama dengan kelompok dosis II dan dosis III. Untuk

mengetahui apakah kemiripan hasil antara kelompok tersebut diatas benar-benar

menunjukkan efek yang sama atau tidak maka perlu dilakukan analisis yang lebih

mendalam menggunakan uji statistik yaitu uji Anova satu arah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

57

Dari penelitian ini juga diperoleh data yang menunjukkan adanya

perbedaan jarak yang ditempuh marker karbo adsorben antar kelompok perlakuan.

Perbedaan ini disebabkan karena berbedanya kemampuan marker karbo adsorben

untuk berjalan melalui usus. Perbedaan nilai rasio antar kelompok perlakuan

ditentukan oleh kemampuan senyawa yang diberikan apakah mempunyai efek

sebagai antidiare atau tidak.

Nilai rasio pada kelompok kontrol negatif dan CMC Na 1%

menunjukkan nilai rasio yang paling besar dari pada nilai rasio kelompok

perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu mede. Hal ini dikarenakan

larutan NaCl fisiologik 0,9% dan larutan CMC Na 1% tidak mempunyai

kemampuan sebagai antidiare. Ketidakmampuan larutan NaCl fisiologik 0,9% dan

CMC Na 1% inilah yang menyebabkan marker karbo adsorben yang berfungsi

sebagai penanda dapat berjalan dengan lancar dalam usus sehingga menyebabkan

jarak yang ditempuh marker karbo adsorben juga semakin panjang. Dengan

semakan panjang jarak yang ditempuh marker maka nilai rasionya juga akan

semakin besar.

Pada hasil penelitian kelompok perlakuan dengan pemberian infusa kulit

batang jambu mede dengan peringkat dosis I, dosis II dan dosis III menunjukkan

nilai rata-rata rasio efek antidiare berturut-turut sebesar 0,4097; 0,3407 dan

0,2616. Nilai rasio ini menunjukkan bahwa infusa kulit batang jambu mede

mempunyai efek antidiare karena rasio yang dihasilkan dari penelitian setelah

pemberian infusa kulit batang jambu mede dengan peringkat dosis I, dosis II dan

dosis III, nilainya lebih kecil dari pada nilai perlakuan dengan kontrol negatif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

58

CMC Na 1%. Data lengkap mengenai panjang usus yang ditempuh marker karbo

adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y) dari kelima kelompok perlakuan

pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

Nilai rata-rata rasio kelompok perlakuan yang lebih kecil dibandingkan

dengan kelompok kontrol negatif disebabkan karena jarak yang ditempuh marker

karbo adsorben dalam usus mencit semakin pendek dengan adanya pemberian

infusa kulit batang jambu mede. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada

dalam infusa kulit batang jambu mede dapat menyebabkan selaput lendir usus

membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan

menyebabkan sekresi elektrolit dan air terhambat. Selain itu tanin juga

mempunyai kemampuan sebagai spasmolitik yang mampu menciutkan atau

mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Dengan

terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang berlebih dalam saluran pencernakan

tersebut serta gerak peristaltik usus yang berkurang maka menyebabkan karbo

adsorben akan sulit bergerak di dalam usus.

Untuk mempertegas hasil yang didapatkan maka dilakukan uji statistik

dengan menggunakan uji Anova satu arah. Analisis statistik dilakukan untuk

membandingkan masing-masing perlakuan apakah memiliki perbedaan yang

signifikan atau tidak. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS

diawali dengan uji distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov

dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil distribusi sampel dengan Kolmogorov

Smirinov disajikan pada tabel III berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

59

Tabel III. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov.

Tests of Normality

perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a)

Statistic df Sig. rasio negatif .133 10 .200(*) positif .160 10 .200(*) CMC Na .224 10 .168 perlakuan1 .233 10 .131 perlakuan2 .171 10 .200(*) perlakuan3 .202 10 .200(*)

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Dari hasil pengujian distribusi normal menggunakan Kolmogorov

Smirinov suatu sampel dikatakan terdistribusi normal jika nilai significancy untuk

masing-masing kelompok semuanya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji

statistik menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan nilai significancy-nya

lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sampel

terdistribusi normal.

Setelah diuji normalitasnya, data sampel juga diuji variansinya. Hal ini

dilakukan utuk memenuhi syarat pengujian dengan Anova. Hasil uji variansi

dengan SPSS tersaji pada tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

60

Tabel IV. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan.

Test of Homogeneity of Variances

rasio

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.297 5 54 .058

Dari hasil uji variansi data, menunjukkan bahwa nilai significancy yang

ditunjukkan adalah 0,058 atau lebih besar dari 0,05 (0,058 > 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang

dibandingkan atau dengan kata lain variansi data adalah sama.

Tabel V. Hasil anova satu arah efek antidiare infusa kulit batang jambu made antar kelompok perlakuan.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .517 5 .103 131.718 .000Within Groups .042 54 .001 Total .559 59

Hasil uji Anova satu arah menunjukkan angka signifikan kurang dari

0,05 (p < 0,05) diantara kelompok uji pada penelitian ini. Angka signifikan

kurang dari 0,05 menunjukkan arti adanya perbedaan bermakna diantara

kelompok uji (kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok

CMC Na 1% dan kelompok perlakuan) berdasarkan perhitungan rasio X dan Y.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

61

Dari perhitungan Anova tersebut dilanjutkan dengan uji post hoc

(Tukey). Uji post hoc ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertegas hasil

perhitungan Anova yang telah dilakukan dan untuk mengetahui pada kelompok

manakah terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok uji. Pada uji post hoc

ini akan dilihat signifikan antara rata-rata rasio pada kelima kelompok uji. Namun

yang terpenting pada uji post hoc ini adalah melihat signifikan perbandingan rata-

rata rasio kelompok kontrol negatif, kelompok CMC Na 1% dengan kelompok

kontrol positif dan kelompok dosis I, II dan III. Apabila dari hasil perhitungan

diperoleh nilai signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat perbedaan yang

bermakna diantara kelompok uji. Namun bila hasil dari perhitungan diperoleh

nilai signifikan lebih dari 0,05 (p>0,05) maka terdapat perbedaan yang tidak

bermakna. Data lengkap mengenai hasil perhitungan uji post hoc dapat dilihat

pada tabel VI

Data hasil uji pos hoc (Tukey) menunjukkan bahwa hasil penelitian efek

antidiare dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif)

menunjukkan angka signifikan keduanya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yaitu

0,315 (0,315>0,05) terhadap kelompok CMC Na 1%. Yang artinya perbandingan

efek antidiare yang ditunjukkan oleh NaCl fisiologik 0,9% terhadap CMC Na 1%

adalah berbeda tidak bermakna. Hal ini terlihat dari penelitian yang menunjukkan

bahwa pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% dan CMC Na 1% memiliki efek

antidiare yang hampir sama. Sedangkan nilai signifikan dari larutan fisiologik

0,9% dan CMC Na 1% menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)

bila dibandingkan terhadap kelompok kontrol positif dan larutan uji. Yang artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

62

adalah perbandingan efek antidiare yang ditunjukkan oleh NaCl fisiologik 0,9%

terhadap efek antidiare Loperamide dan infusa kulit batang jambu mede adalah

berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol negatif dan CMC Na 1%

benar-benar tidak menunjukkan efek antidiare. Sedangkan perlakuan kontrol

positif dengan pemberian Loperamide dan perlakuan dengan pemberian infusa

kulit batang jambu mede dengan tiga peringkat dosis benar-benar memiliki efek

sebagai antidiare.

Tabel VI. Rangkuman hasil uji pos hoc (tukey) efek antidiare infusa kulit batang jambu mede

Signifikan dibandingkan dengan kelompok Kelompok perlakuan K ( - ) K ( + )

CMC Na 1% Dosis I Dosis II Dosis III

K ( - ) 0,000bb 0,135tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb

K ( + ) 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,250tb 0,000bb

CMC Na 1% 0,135tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb

Dosis I 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb

Dosis II 0,000bb 0,250tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb

Dosis III 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb Keterangan : Kontrol negatif : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%. Kontrol positif : kelompok dengan pemberian larutan Loperamide HCl dalam

CMC Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. CMC Na 1% : kelompok dengan pemberian CMC Na 1%. Dosis I : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,0025 g/kg BB. Dosis II : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,005 g/kg BB. Dosis III : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis

0,01 g/kg BB. bb : menunjukkan perbedaan yang bermakna bila angka signifikan

kurang dari 0,05 (p<0,05) tb : menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila angka

signifikan lebih dari 0,05 (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

63

Angka signifikan perbandingan efek antidiare Loperamide sebagai

kontrol positif menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol

negatif (perlakuan dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%), kelompok

CMC Na 1% dan kelompok infusa kulit batang jambu mede dosis I serta dosis III.

Sedangkan angka signifikan Loperamide menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna terhadap infusa kulit batang jambu mede dosis II. Hal ini dapat dilihat

dari angka signifikan keduanya yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yaitu 0,250

(0,250>0,05). Perbedaan yang tidak bermakna ini diartikan bahwa kedua hasil

dinyatakan berbeda karena menunjukkan besarnya efek antidiare yang berbeda.

Sedangkan perbedaan tersebut tidak bermakna karena dapat dikatakan bahwa efek

antidiare kelompok dosis II dengan kelompok kontrol positif adalah hampir sama.

Dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa infusa kulit batang jambu

mede memiliki efek antidiare. Efek antidiare yang ditunjukkan oleh infusa kulit

batang jambu mede disebabkan oleh adanya senyawa tanin yang dikandung oleh

kulit batang jambu mede. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek

spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik

usus berkurang (Ajizah,2004). Tanin juga berkhasiat sebagai adstringent, dalam

hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,

sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut (Desi, 2005). Dalam hal

diare, dengan berkurangnya gerakan peristaltik usus maka menyebabkan gerakan

tinja dalam usus lebih lambat dari pada keadaan normal dan berkurangnya sekresi

cairan dari usus yang menyebabkan konsistensi tinja menjadi lebih padat maka

keadaan diare ini dapat diminimalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

64

Kemampuan dari kulit batang jambu mede sebagai antidiare yang telah

dibuktikan dalam penelitian ini hanya terbatas pada diare yang disebabkan karena

meningkatnya peristaltik usus atau dengan kata lain belum membuktikan

kemampuan memberikan efek antidiare terhadap diare yang disebabkan oleh

faktor penyebab diare yang lain yaitu bakteri, parasit, virus dan toksin. Karena

secara umun pengobatan terhadap diare haruslah disesuaikan dengan

penyebabnya, sehingga kulit batang jambu mede belum mampu memberikan

solusi untuk mengobati diare yang disebabkan oleh faktor penyebab lain seperti

disebutkan diatas. Namun dari pustaka yang didapatkan, sifat adstringen dari tanin

juga mampu meningkatkan proteksi membran terhadap mikroorganisme dan zat-

zat iritan (Mills and Kerry, 2000). Hal tersebut memungkinkan tanin juga mampu

mengatasi faktor-faktor penyebab diare yang lain. Untuk membuktikan bahwa

tanin mempunyai kemampuan memproteksi membran terhadap mikroorganisme

dan zat-zat iritan perlu dilakukan uji dengan metode yang sesuai. Sehingga

nantinya didapatkan informasi yang lengkap mengenai kemampuan tanin yang

tidak hanya mampu mengurangi gerak peristaltik usus namun juga mampu

melindungi membran mukosa dari mikroorganisme penyebab diare dan

toksin/racun/iritan yang juga dapat menyebabkan diare.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Infusa kulit batang jambu mede mempunyai efek antidiare.

2. Efek antidiare infusa kulit batang jambu mede pada dosis 0,0025 g/kg BB

menunjukkan nilai rasio sebesar 0,4097; pada dosis 0,005 g/kg BB

menunjukkan nilai rasio sebesar 0,3407 dan pada dosis 0,01 g/kg BB

menunjukkan nilai rasio sebesar 0,2616.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaikya perlu dilakuakan

penelitian-penelitian lanjutan yang dapat mendukung atau dilakukan penelitian

lebih lanjut, misalnya:

1. Penggunaan kulit batang jambu mede yang masih segar atau belum

mengalami tahap pengeringan terlebih dahulu (simplisia).

2. Penggunaan metode penelitian selain metode transit intestinal, misalnya

metode proteksi terhadap diare oleh Oleum Ricini. Hal ini dilakukan untuk

semakin mempertegas hasil penelitian bahwa infusa kulit batang jambu mede

mempunyai efek sebagai antidiare

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

66

3. Perlu dilakukan deteksi kandungan tanin dalam infusa sebelum dilakukannnya

penelitian lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

67

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, Aulia. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L., Bioscientiae, Volume I, 31-38.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 9-11, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia V, 31-35, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka-Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 23-25, 111, 179-185, Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta.

Anonim, 1994, Daftar Obat di Indonesia, Edisi IX, 468, 902, Grafidian Java, Jakarta.

Anonim, 1993, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi V, 20, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 9, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 1995b, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi VII, 69, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 1996, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi VIII, 47-48, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

68

Anonim, 2000, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi X, 88-89, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2002, Tanaman Berkhasiat, 143-146, PT Intisari Mediatama, Jakarta.

Anonim, 2009, Penyebab Diare Anak, OTC DIGEST, Edisi XXX tahun III, 10-11.

Desi, E. K., 2005, Pengaruh Cara Pengeringan dan Jenis Daun Terhadap Kadar

Tanin Dalam Daun Salam ( Eugenia polyantha Wight ) Secara Spektrofotometri, http://digilib.ums.ac.id, diakses tanggal 7 Maret 2008

DiPiro, J.T. and Longe, R.L., 1997, Diarhea and Constipation, in DiPiro, J.T., Talbrt, R.T., Yee, G.C., Matzake, G.R., Well, B.G., Porsey, L.M., (eds), Pharmacoteraphy, A Pathophysiologic Approach, Third Edition, 2125-2141, Apleton and Lange, Stamford.

Dollery, S, C., 1991, Therapeutic Drugs, Volume II, Churchill Livingstone Edinburgh, London.

Firdaus, 1997, Etiologi Diare karena Infeksi di Indonesia, Medika, Edisi XXIII tahun I, 41-44.

Harborne, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Dr. Kosasih Padmawinata dan Dr. Iwang Soediro, 102-103, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran, 109; 21-24.

Mills, Simon, dan Kerry, Bone, 2000, Principles and Practice of Phytotherapy: Modern Herbal Medicine, 34-37, 68-70, Churchill Livingstone.

Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan Ranti, Edisi V, Penerbit ITB, Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

69

Sugiyanto, 1997, Penatalaksanaan Diare pada Malnutrisi, Medika, Edisi XXIII tahun I, 35-40.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Cetakan I, Edisi V, 270-279, PT. Elexmedia Komputindo Keluarga Gramedia, Jakarta.

Van Steenis, C. G. G. J., 1992, Flora, Cetakan VI, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Widjaja, M. C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Cetakan I, Kawan Pustaka, 4-10, Jakarta.

Winarno, M, W., dan Sundari, D., 1996, Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Diare di Indonesia, 25-32, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

70

Lampiran 1: Penimbangan bahan.

Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 g BB. Maka konsentrasi

larutan Loperamide yang dibutuhkan :

D x BB = C x V

7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml

C = 7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg 0,2 ml

C = 7,28 x 10-5 g/ml atau 7,28 x 10-3 g/100 ml

Dari perhitungan di atas diketahi bahwa banyaknya Loperamide yang dibutuhkan

adalah 7,28 x 10-3 g dalam 100 ml. Loperamide HCl didapatkan dari tablet X

sebanyak 10 tablet yang tiap tabletnya mengandung 2 mg Loperamide HCl. Berat

serbuk X yang harus diambi dapat dihitung dengan cara:

Berat serbuk yang ditimbang =

= tabletberattotalxloperamidekandunganTotal

dibutuhkanygloperamideTotal ......

...

= 7,28 x 10-3 g/ml x 1,022 g 0,020 g

= 0,372 g

Serbuk sebanyak 0,372 g ini kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest,

sehingga didapatkan loperamide dengan konsentrasi 7,28 x 10-3 g/100ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

71

Lampiran 2: Foto pohon Jambu Mede yang sudah diambil kulitnya (Anacardium occidentale L)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

72

Lampiran 3: Foto serbuk kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

73

Lampiran 4: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif (NaCl fisiologik 0,9%)

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 28.5 58 0.4914

2 31.7 59.4 0.5337

3 29.2 56 0.5214

4 24 50.5 0.4753

5 29.5 53 0.5566

6 28 51.5 0.5437

7 27.4 53 0.5170

8 28 55 0.5090

9 31.5 58.5 0.5385

10 26 51 0.5098

rata-rata 0.5185

Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

74

Lampiran 5: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif (Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 14,5 46 0,3152

2 14,5 41 0,3537

3 8,5 34 0,2500

4 14,5 40,5 0,3580

5 14 44 0,3182

6 13 49 0,2653

7 12,5 43 0,2907

8 18,5 52 0,3558

9 12 40 0,3000

10 16 47 0,3404

rata-rata 0,3147

Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

75

Lampiran 6: Data hasil penelitian pada kelompok CMC Na 1%.

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 24 47 0,5106

2 19 46 0,4130

3 18 36 0,5000

4 17,5 39 0,4487

5 14,5 30 0,4833

6 19,5 39 0,5000

7 30 57 0,5263

8 27,5 53 0,5189

9 25 54 0,4630

10 24 46 0,5217

rata-rata 0,4886 Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

76

Lampiran 7: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,0025 g/kg BB)

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 18.2 46 0.3957

2 22.5 56 0.4018

3 22.5 54 0.4167

4 20.8 49 0.4245

5 26.5 59 0.4492

6 21 48 0.4375

7 16.5 41 0.4024

8 15 38 0.3947

9 16.5 43 0.3837

10 17.6 45 0.3911

rata-rata 0.4097

Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

77

Lampiran 8: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,005 g/kg BB)

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 17.4 48 0.3551

2 15 43 0.3488

3 14.2 43.5 0.3264

4 14 44.8 0.3125

5 12.5 38 0.3290

6 16.5 46.5 0.3548

7 15.4 49 0.3143

8 16 46.5 0.3441

9 17 46 0.3696

10 15.5 44 0.3523

rata-rata 0.3407

Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

78

Lampiran 9: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan III (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,01 g/kg BB)

Mencit X (cm) Y (cm) X/Y

1 14.5 52 0.2788

2 14.2 50 0.284

3 15 54 0.2777

4 13.7 47 0.2854

5 13.6 52 0.2654

6 12.5 53 0.2359

7 14.2 57.5 0.247

8 12.5 51 0.2451

9 12 47 0.2553

10 10 41.5 0.2409

rata-rata 0.2616

Keterangan :

X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

Y : panjang usus seluruhnya

X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben

terhadap panjang usus seluruhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

79

Lampiran 10: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif (NaCl fisiologik 0,9%)

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

80

Lampiran 11: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif (dosis Loperamide HCl 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

81

Lampiran 12: Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

82

Lampiran 13: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis I infusa kulit batang jambu

mede (dosis 0,0025 g/kg BB)

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

83

Lampiran 14: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis II infusa kulit batang jambu mede (dosis 0,005 g/kg BB)

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

84

Lampiran 15: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis III infusa kulit batang

jambu mede (dosis 0,01 g/kg BB)

Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).

Y. : Panjang usus seluruhnya

1. : Lambung

2. : Pylorus

3. : Apendik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

85

Lampiran 16: Analisis Statistik menggunakan SPSS 12 Tests of Normality perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. rasio negatif .133 10 .200(*) .980 10 .963 positif .160 10 .200(*) .931 10 .456 CMC Na .224 10 .168 .907 10 .261 perlakuan1 .233 10 .131 .919 10 .350 perlakuan2 .171 10 .200(*) .931 10 .458 perlakuan3 .202 10 .200(*) .896 10 .198

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Interpretasi data: Jumlah sampel 60 sampel data. Diketahui nilai Significancy dari semua kelompok perlakuan menunjukkan nilainya lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi normal. Maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Anova one way. One way Anova Descriptives rasio

N Mean Std.

Deviation Std. Error95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

negatif 10 .5196 .02468 .00780 .5020 .5373 .48 .56positif 10 .3130 .03831 .01212 .2856 .3404 .25 .36CMC Na 10 .4880 .03795 .01200 .4609 .5151 .41 .53perlakuan1 10 .4097 .02150 .00680 .3944 .4251 .38 .45perlakuan2 10 .3407 .01911 .00604 .3270 .3544 .31 .37perlakuan3 10 .2616 .01901 .00601 .2480 .2751 .24 .29Total 60 .3888 .09732 .01256 .3636 .4139 .24 .56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

86

Test of Homogeneity of Variances rasio

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.297 5 54 .058 ANOVA rasio

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .517 5 .103 131.718 .000 Within Groups .042 54 .001 Total .559 59

rasio Tukey HSD

Subset for alpha = .05 perlakuan N 1 2 3 4 perlakuan3 10 .2616 positif 10 .3130 perlakuan2 10 .3407 perlakuan1 10 .4097 CMC Na 10 .4880 negatif 10 .5196 Sig. 1.000 .250 1.000 .135

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

87

Multiple Comparisons Dependent Variable: rasio Tukey HSD

95% Confidence Interval

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound positif .20664(*) .01252 .000 .1696 .2436CMC Na .03164 .01252 .135 -.0054 .0686perlakuan1 .10991(*) .01252 .000 .0729 .1469perlakuan2 .17895(*) .01252 .000 .1419 .2160

negatif

perlakuan3 .25809(*) .01252 .000 .2211 .2951positif negatif -.20664(*) .01252 .000 -.2436 -.1696

CMC Na -.17500(*) .01252 .000 -.2120 -.1380perlakuan1 -.09673(*) .01252 .000 -.1337 -.0597perlakuan2 -.02769 .01252 .250 -.0647 .0093perlakuan3 .05145(*) .01252 .002 .0144 .0885

CMC Na negatif -.03164 .01252 .135 -.0686 .0054positif .17500(*) .01252 .000 .1380 .2120perlakuan1 .07827(*) .01252 .000 .0413 .1153perlakuan2 .14731(*) .01252 .000 .1103 .1843perlakuan3 .22645(*) .01252 .000 .1894 .2635

perlakuan1 negatif -.10991(*) .01252 .000 -.1469 -.0729positif .09673(*) .01252 .000 .0597 .1337CMC Na -.07827(*) .01252 .000 -.1153 -.0413perlakuan2 .06904(*) .01252 .000 .0320 .1060perlakuan3 .14818(*) .01252 .000 .1112 .1852

perlakuan2 negatif -.17895(*) .01252 .000 -.2160 -.1419positif .02769 .01252 .250 -.0093 .0647CMC Na -.14731(*) .01252 .000 -.1843 -.1103perlakuan1 -.06904(*) .01252 .000 -.1060 -.0320perlakuan3 .07914(*) .01252 .000 .0421 .1161

perlakuan3 negatif -.25809(*) .01252 .000 -.2951 -.2211positif -.05145(*) .01252 .002 -.0885 -.0144CMC Na -.22645(*) .01252 .000 -.2635 -.1894perlakuan1 -.14818(*) .01252 .000 -.1852 -.1112perlakuan2 -.07914(*) .01252 .000 -.1161 -.0421

* The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

88

Lampiran 17: Histogram efek antidiare kelompok kontrol negatif.

0.46 0.48 0.50 0.52 0.54 0.56

rasio X/Y

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Freq

uenc

y

Mean = 0.5196Std. Dev. = 0.02468N = 10

for perlakuan= negatif

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

89

Lampiran 18: Histogram efek antidiare kelompok kontrol positif

0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36

rasio X/Y

0

1

2

3

4

Freq

uenc

y

Mean = 0.313Std. Dev. = 0.03831N = 10

for perlakuan= positif

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

90

Lampiran 19: Histogram CMC Na 1%

0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54

rasio X/Y

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Freq

uenc

y

Mean = 0.488Std. Dev. = 0.03795N = 10

for perlakuan= CMC Na

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

91

Lampiran 20: Histogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang

jambu mede dosis I.

0.38 0.39 0.40 0.41 0.42 0.43 0.44 0.45

rasio X/Y

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Freq

uenc

y

Mean = 0.4097Std. Dev. = 0.0215N = 10

for perlakuan= perlakuan1

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

92

Lampiran 21: Hisrogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang

jambu mede dosis II

0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37

rasio X/Y

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Freq

uenc

y

Mean = 0.3407Std. Dev. = 0.01911N = 10

for perlakuan= perlakuan2

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

93

Lampiran 22: Histogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang

jambu mede dosis III

0.23 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29

rasio X/Y

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Freq

uenc

y

Mean = 0.2616Std. Dev. = 0.01901N = 10

for perlakuan= perlakuan3

Histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

94

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi berjudul ”Efek Antidiare

B

2

S

F

K

(

K

(

K

(

C

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anacardie

Cortex) Pada Mencit Putih Betina Dengan Metode

Transit Intestinal” bernama Stefanus Dani Cahya

Pamungkas. Dilahirkan di Gombong, 26 Mei 1987

sebagai putra kedua dari pasangan Antonius Sri

Sadono dan Christina Purwanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD Pius

akti Utama Gombong. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun

002 di SLTP Negeri 2 Gombong. Pendidikan menengah atas diselesaikan di

MA Negeri 1 Gombong pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di

akultas Farmasi Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2009.

Selama kuliah penulis aktif menjadi koordinator UKF Kerohanian

atolik BEMF Farmasi (2005-2006), Panitia Perayaan Pesta Emas 50 tahun USD

2005), Staf bidang kegiatan (2005-2006) Perkumpulan Mahasiswa/i

ab.Kebumen se-DIY (Kunang Ijo), Seksi Komunitas (2007-2008), Sekretaris

2008-2009), dan Humas (2009-sekarang) Forum Komunikasi Mahasiswa/i

atolik Keuskupan Purwokerto (FKMKKP), Panitia Inisiasi Sanata Dharma

2006 & 2007) sebagai pendamping kelompok. Aktif dalam berbagai kegiatan

ampus Ministry unit Paingan (2005-2009), Panitia Pekan Suci Paskah (2007-

009), Aktif dalam Komunitas Untuk Bumi USD (2008-2009) & menjadi

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

95

Steering Commitee Sarasehan Hari Bumi USD (2008). Anggota Jalinan Kasih

Mahasiswa Katolik USD (2005-2009). Anggota keluarga MAGIS 09-Yogyakarta-

Indonesia (2008-2009), Pemimpin Redaksi majalah Tirami-su USD (2008-2009),

Asisten pendamping (2008) kegiatan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK),

Asisten pendamping (2009) kegiatan Pusat Studi Realino, Asisten Praktikum

Biofarmasetika (2009) & Praktikum FTS Solid A dan B (2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI