plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih...
TRANSCRIPT
EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE
(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN
METODE TRANSIT INTESTINAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Stefanus Dani Cahya Pamungkas
NIM : 058114027
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE
(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN
METODE TRANSIT INTESTINAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Stefanus Dani Cahya Pamungkas
NIM : 058114027
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BATANG JAMBU MEDE
(Anarcardiae Cortex) PADA MENCIT PUTIH BETINA DENGAN
METODE TRANSIT INTESTINAL
Yang diajukan oleh :
Stefanus Dani Cahya Pamungkas
NIM : 058114027
Skripsi ini telah disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. Mulyono, Apt.
tanggal: 23 Maret 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
”Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan
akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang
tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui”
(Yeremia 33:3)
”Ada tiga hal yang penting dalam kehidupan manusia: Yang pertama adalah
berbuat baik. Yang kedua adalah berbuat baik. Dan yang ketiga adalah
berbuat baik” (Henry James)
”Seribu kata tidak akan meninggalkan kesan yang begitu dalam
dibandinkan dengan satu perbuatan”
(Henrik Ibsen)
Kupersembahkan untuk :
Bunda Maria....
Tuhanku dan Sahabatku..Tuhan Yesus Kristus....
Bapak dan Ibu sebagai tanda cinta dan baktiku....
Kakakku dan adikku....
dan semua orang yang telah memberikan goresan dalam
hidupku....
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek
Antidiare Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anarcardiae Cortex) Pada Mencit Putih
Betina Dengan Metode Transit Intestinal”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Naskah skripsi ini mengulas secara lengkap mengenai penelitian ”Efek
Antidiare Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anarcardiae Cortex) Pada Mencit Putih
Betina Dengan Metode Transit Intestinal”. Naskah skripsi ini terbagi dalam 5 bagian,
yaitu Bab I (Pengantar), Bab II (Penelaahan Pustaka), Bab III (Metode Penelitian), Bab
IV (Pembahasan), Bab V (Kesimpulan dan Saran).
Bab I (Pengantar) dalam naskah skripsi ini berisi tentang latar belakang
dilakukannya penelitian ini. Tentunya terdapat alasan mengapa penelitian ini dilakukan
dan apa dasar digunakannya bahan utama yaitu kulit batang jambu mede dalam
penelitian ini. Dalam latar belakang ini dijelaskan pula permasalahan, keaslian
penelitian, dan manfaat penelitian. Dengan adanya penjelasan tentang hal-hal di atas
hendaknya dapat menjadikan suatu gambaran yang jelas mengenai latar belakang
dilakukannya penelitian ini. Dalam Bab I ini juga dijelaskan tujuan penelitian yang
dapat menjawab apakah penelitian ini nantinya bisa berguna bagi orang lain disekitar
kita.
Bab II (Penelaahan Pustaka) dalam naskah penelitian ini berisi tentang
penjelasan secara menyeluruh mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian
ini yang diambil dari literatur-literatur baik dalam negeri maupun luar negeri untuk
mendukung penelitian ini. Penelaahan pustaka sangat diperlukan sebagai pondasi
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan dalam Bab II ini adalah mengenai diare,
antidiare, uraian tanaman, tanin, infusa, loperamide, metode uji. Dalam Bab II ini juga
dijelaskan tentang landasan teori dan hipotesis yang menjadi dasar dalam penarikan
kesimpulan penelitian.
Bab III (Metode Penelitian) dalam naskah skripsi ini menjelaskan tentang
jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, bahan atau
materi penelitian, alat penelitian, tata cara penelitian, dan tata cara analisis hasil
penelitian. Penjelasan yang terdapat dalam Bab III ini menjadi sangat penting karena di
dalamnya berisi panduan dan penjelasan tentang bagaimana kita melakukan penelitian
ini secara baik dan benar, dan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian ini agar
penelitian ini dapat berjalan seperti apa yang kita harapkan.
Bab IV (Pembahasan) dalam naskah skripsi ini menjelaskan secara lengkap
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Tiap bagian dalam pembahasan ini
menjelaskan secara lengkap, sistematis dan mendalam tentang hal apa saja yang
ditemui, pemecahan masalah dan analisisnya dalam proses pelaksanaan penelitian ini.
Harapannya adalah agar informasi tentang penelitian ini dapat dirangkum menjadi
sebuah informasi baru yang beguna bagi orang lain. Dalam Bab IV ini terbagi menjadi
5 bagian, yaitu determinasi tanaman, penetapan efek antidiare, penentuan kontrol
positif, negatif, dan marker; percobaan pendahuluan, dan pengujian efek antidiare.
Bab V (Kesimpulan dan Saran) berisi tentang hasil penelitian yang sudah
dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan dan juga menjelaskan tentang hal-hal yang
dapat dilakukan untuk memperkaya atau melengkapi informasi penelitian yang telah
dilakukan dengan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dalam penelitian.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa
bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku pembimbing utama, inspirator dan dosen
penguji yang selalu memberikan masukan dan semangat hingga terselesainya
skripsi ini.
2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Seganap Dosen Fakultas Farmasi USD yang telah memberikan bimbingan yang
luar biasa selama ini.
5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai pimpinan laboratorium Farmasi
yang telah memberikan izin dalam penggunaan fasilias laboratorium untuk
penelitian skripsi ini.
6. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuono dan semua staf laboratorium
Farmasi yang telah banyak membantu dalam memberiakan berbagai kebutuhan
selama penelitian berlangsung.
7. Bapak (Antonius Sri Sadono) dan Ibu (Christina Purwanti) atas segala doa,
kasih sayang dan pendampingan yang tak pernah habis.
8. Mas Wawan dan adikku Agil dan Anti yang selalu mendukung dan
memberikan keceriaan dalam hidupku.
9. Kakakku Romo Sheko Swandi Marlindo, MB, Pr. yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingan yang luar biasa.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Seluruh staf Campus Ministry, Romo Innugroho SJ., Fr.Beny Setiawan SJ.,
Mas Darto, Mbak Nita yang tak habis-habisnya selalu menyemangatiku.
11. Pendamping rohaniku Suster Inez, FCJ., yang selalu memberikan arahan,
bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Romo Sunu, SJ. atas segala bantuan dan masukannya.
13. Bapak Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah membantuku dalam mengolah
data penelitian ini.
14. Teman seperjuanganku dalam penelitian ini Nixon, Inus dan Widdy yang telah
banyak membantu, menemani dan menyemangati selama penelitian dan
penulisan skripsi ini serta Lina, Aya dan Detta yang juga menjadi teman diskusi
dalam penulisan skripsi ini.
15. Teman-teman UKKA (Sinta, Erlin, Imel, Yoyok, Berto, Nixon, Inus, Made,
Sekar, Anni, Ana, Rini, Budi, dll) yang telah memberikan dukungan yang luar
biasa.
16. Teman-teman kosku (Wharton, Boy, Bayu, Anes, Chris, Paranso, Romi, Tomi,
Ari dan Wan) yang banyak mendukungku selama ini.
17. Saudara, sahabat dan teman-teman Jalinan Kasih Mahasiswa Katolik (JKMK)
yang selalu mengerti, mendukung dan menyemangati selama ini.
18. Saudara, sahabat dan teman-temanku Mudika Paroki Santo Mikael Gombong
yang tak habis-habisnya selalu menyemangatiku.
19. Frater-frater Projo Purwokerto dan teman-teman Forum Komunikasi
Mahasiswa/i Katolik Keuskupan Purwokerto (FKMKKP) yang selalu mengerti,
mendukung dan menyemangati selama ini.
20. Teman-teman redaksi majalah Tiramisu yang selalu mengerti, mendukung dan
menyemangati selama ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Mas Parjiman, Mas Momon, Pak Parno yang telah membatuku dalam
menyediakan mencit untuk penelitian ini.
22. Staf keamanan kampus III Paingan yang telah direpotkan selama penelitian ini.
23. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan yang maha kasih selalu menyertai dan memberikan rahmat yang
berlimpah dalam hidup mereka.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Namun
demikian, semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 20 Mei 2008
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Telah dilakukan penelitian mengenai efek antidiare kulit batang jambu
mede (Anarcardiae Cortex) yang didasarkan pada kandungan zat kimia dari kulit batang jambu mede tersebut. Diketahui bahwa kulit batang jambu mede mengandung tanin, asam galat dan gingkol katekin. Efek antidiare kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) ini diduga akibat kandungan tanin didalamnya. Tanin berkhasiat sebagai astringent, dalam hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-25 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Pada proses penelitian digunakan 60 ekor mencit yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok uji dengan tiga peringkat dosis berturut-turut 0,0025 gram/kg BB; 0,005 gram/kg BB; 0,01 gram/kg BB. Bahan uji yang berupa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) dibuat dalam sediaan infusa, diberikan dengan volume 0,2 ml tiap 20 gram BB mencit. Setelah 45 menit, hewan uji diberi larutan marker karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB mencit secara oral. Setelah 20 menit, mencit dikorbankan kemudian diambil ususnya. Diukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y). Besarnya efek antidiare adalah nilai rasio antara X dan Y. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan statistik dengan metode Anova dan dilanjutkan dengan uji post hoc.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit batang jambu mete memiliki efek antidiare. Efek antidiare infusa kulit batang jambu mete dosis 0,0025 g/kg BB yaitu 0,4097; dosis 0,005 g/kg BB yaitu 0,3407 dan dosis 0,01 g/kg BB yaitu 0,2616. Kata kunci : Anarcardiae Cortex, tanin, metode transit intestinal, infusa kulit batang jambu mete, anova.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
A research had been conducted about the Antidiarrhea Effect of Anarcardiae Cortex based on the contain of chemical substance in Anarcardiae Cortex. Anarcardiae Cortex had been known containing tannin, galat acit and gingcol cathechin. The tanin content inside in Anarcardiae Cortex caused the Antidiarrhea effect of Anarcardiae Cortex itself. Tannin is beneficial as astringent. In antidiarrhea context tannin can construct a layer on mucus membrane of intestine. Therefore tannin can reduce that mucus membrane of intestine. This study is an experimental research with the one way complete randomized design use white female mice, aged 2-3 month, weight 20-25 gram. This research was using intestinal transit method. In the process of the research was using 60 mice randomly devided into 6 groups – negative control group, positive group and three test group – with three phase dose of 0,0025 g/kg BW; 0,005 g/kg BW; 0,01 g/kg BW. The experimental material which was contained Anarcardiae Cortex and was made in infuses form, was given in volume 0,2 ml per 20 gram BW mice. After 45 minutes, the experimental mice were given 0,2 ml/20 gram BW mice of carbo adsorben marker solution orally. After 20 minutes, mice were terminated and then the intestine were bringing out through the surgery. The karbo adsorben marker solution trace (X) within the intestine and the total of intestine length (Y) were measured. The antidiarrhea effect was comparison ratio of X and Y values. The data obtained was analyzed statistically using Anova method and the computation using Post Hoc test. The result data showed that Anarcardiae Cortex has the antidiarrhea effect. The dose of infusa Anarcardiae Cortex 0,0025 g/kg BW has 0,4097 antidiarrhea effect, in the 0,005 g/kg BW the effect was 0,3407 and at the dose of 0,01 g/kg BW the antidiarrhea effect was 0,2616. Key word: Anarcardiae Cortex, tannin, intestinal transit method, infuses of Anarcardiae Cortex, Anova.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... iv
PRAKATA............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................... xi
INTISARI............................................................................................... xii
ABSTRACT........................................................................................... xiii
DAFTAR ISI......................................................................................... xiv
DARTAR TABEL................................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xxi
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang............................................................................. 1
1. Permasalahan........................................................................ 3
2. Keaslian penelitian................................................................ 3
3. Manfaat penelitian................................................................. 7
a. Manfaat teoritis................................................................ 7
b. Manfaat praktis................................................................ 7
B. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tujuan umum......................................................................... 7
2. Tujuan khusus........................................................................ 7
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diare............................................................................................. 8
1. Pengertian............................................................................... 8
2. Penyebab................................................................................. 8
3. Gejala...................................................................................... 10
4. Patofisiologis........................................................................ 11
B. Antidiare....................................................................................... 11
C. Uraian Tanaman........................................................................... 14
1. Sistematika tanaman.............................................................. 14
2. Morfologi............................................................................... 14
3. Kulit jambu mete.................................................................... 15
4. Kandungan dan kegunaan...................................................... 16
5. Nama daerah.......................................................................... 16
D. Tanin........................................................................................... 17
1. Kimia dan penyebaran........................................................... 17
2. Efek farmakologis dalam tubuh............................................. 20
3. Mekanisme aksi tanin............................................................ 20
4. Efek samping dan toksikologi............................................... 21
E. Infusa........................................................................................... 22
F. Loperamide Hydroclorida........................................................... 22
1. Kimia...................................................................................... 23
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Farmakologi........................................................................... 23
3. Penggunaan............................................................................ 24
G. CMC Na...................................................................................... 25
H. Metode Uji................................................................................... 25
1. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini................. 25
2. Metode transit intestinal........................................................ 25
I. Landasan Teori............................................................................ 26
J. Hipotesis...................................................................................... 26
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................... 27
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................... 27
1. Variabel penelitian................................................................. 27
2. Definisi operasional............................................................... 30
C. Bahan atau Materi Penelitian....................................................... 31
1. Bahan utama.......................................................................... 31
2. Bahan kimia........................................................................... 31
D. Alat atau Instrumen...................................................................... 32
E. Tata Cara Penelitian..................................................................... 32
1. Pengumpulan bahan............................................................... 32
2. Penentuan metode uji............................................................ 33
3. Percobaan pendahuluan......................................................... 33
4. Penentuan efek antidiare....................................................... 38
5. Perhitungan efek antidiare.................................................... 39
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seleksi hewan uji.................................................................. 40
7. Perlakuan terhadap hewan percobaan.................................. 40
8. Skema kerja......................................................................... 42
F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................ 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman………………………………………… 44
B. Penetapan Efek Antidiare…………………………..…………. 44
C. Penentuan Kontrol Positif, Negatif dan Marker………………. 45
1. Kontrol positif………………………………………………. 45
2. Kontrol negatif……………………………………………… 46
3. Marker………………………………………………………. 47
D. Percobaan Pendahuluan……………………………………….. 47
E. Pengujian Efek Antidiare…………………………………….. 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………... 65
B. Saran…………………………………………………………. 65
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 67
LAMPIRAN…………………………………………………………. 10
BIOGRAFI…………………………………………………………... 94
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil percobaan pendahuluan kelompok kontrol
negatif, kontrol positif dan dosis infusa kulit batang
jambu mede dengan metode transit
intestinal……………………………………………… 49
Tabel II. Rata-rata rasio efek antidiare kelompok kontrol
negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na
1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit
intestinal…………………………………………….... 55
Tabel III. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan
dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov……….. 59
Tabel IV. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan………….. 60
Tabel V. Hasil anova satu arah efek antidiare infusa kulit
batang jambu mede antar kelompok perlakuan……… 60
Tabel VI. Rangkuman hasil uji pos hoc (tukey) efek antidiare
infusa kulit batang jambu mete………………………. 62
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan rekomendasi pengobatan diare akut................ 13
Gambar 2. Struktur kimia tanin yang dapat terhidrolisis
(Geraniin) dan penyusunnya, Asam
Heksahidroksidifenil dan Asam Galat....................... 18
Gambar 3. Struktur kimia tanin terkondensasi (Prosianidin B-
2) dan penyusunnya, Katekin dan Epikatekin............ 19
Gambar 4. Siklus tanin dalam saluran pencenaan....................... 20
Gambar 5. Perhitungan rasio marker karbo adsorben.................. 39
Gambar 6. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji..... 42
Gambar 7. Diagram batang rata-rata efek antidiare..................... 56
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Penimbangan bahan................................................... 70
Lampiran 2. Foto pohon Jambu Mete yang sudah diambil
kulitnya (Anacardium occidentale L)....................... 71
Lampiran 3. Foto serbuk kulit batang jambu mete (Anarcardiae
Cortex)...................................................................... 72
Lampiran 4. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif
(NaCl fisiologik 0,9%).............................................. 73
Lampiran 5. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif
(Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-6g/kgBB)............ 74
Lampiran 6. Data hasil penelitian pada kelompok CMC Na 1%..... 75
Lampiran 7. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I
(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,0025 g/kg
BB)............................................................................. 76
Lampiran 8. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II
(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,005 g/kg
BB)............................................................................. 77
Lampiran 9. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II
(infusa kulit batang jambu mete dosis 0,01 g/kg
BB)............................................................................. 78
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif
(NaCl fisiologik 0,9%)............................................... 79
Lampiran 11. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif
(dosis Loperamide HCl 7,28 x 10-6g/kg BB)............ 80
Lampiran 12. Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%........ 81
Lampiran 13. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis I infusa kulit
batang jambu mete (dosis 0,0025 g/kg BB)............... 82
Lampiran 14. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis II infusa
kulit batang jambu mete (dosis 0,005 g/kg BB)........ 83
Lampiran 15. Foto usus hasil perlakuan dengan dosis III infusa
kulit batang jambu mete (dosis 0,01 g/kg BB).......... 84
Lampiran 16. Analisis Statistik menggunakan SPSS ..................... 85
Lampiran 17. Histogram efek antidiare kelompok kontrol
negatif........................................................................ 88
Lampiran 18. Histogram efek antidiare kelompok kontrol
positif......................................................................... 89
Lampiran 19. Histogram CMC Na 1%............................................ 90
Lampiran 17. Histogram efek antidiare kelompok perlakuan
infusa kulit batang jambu mete dosis I...................... 91
Lampiran 18. Hisrogram efek antidiare kelompok perlakuan
infusa kulit batang jambu mete dosis II..................... 92
Lampiran 19. Histogram efek antidiare kelompok perlakuan
infusa kulit batang jambu mete dosis III.................... 93
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat
Indonesia sejak dulu, diantaranya adalah infeksi usus (diare). Diare adalah suatu
gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan berulang-ulang yang disertai adanya
perubahan bentuk dan konsistensi feses menjadi lembek atau cair (Ajizah, 2004).
Diare juga bisa dikatakan suatu keadaan buang-buang air dengan banyak cairan
(mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan
lainnya (Tjay dan Rahardja, 2002). Penyakit diare merupakan salah satu penyebab
utama kematian dan kesakitan pada massa kanak-kanak di Negara berkembang.
Menurut catatan, setiap tahun terjadi kematian akibat diare sekurang-kurangnya
pada 135.000 anak balita dan 40.000 kematian dari kelompok umur diatas lima
tahun, termasuk dewasa (Anonim, 2002). Statistik menunjukkan bahwa setiap
tahun diare menyerang 50 juta penduduk indonesia, dan 2/3 dari penduduk adalah
balita dengan korban meninggal 600.000 jiwa (Widjaja, 2002). WHO mencatat,
diare menyebabkan 1 dari 5 kematian balita di negara berkembang, termasuk
Indonesia. UNICEF memperkirakan, setiap 30 detik ada satu anak meninggal
karena diare (Anonim, 2009).
Diare yang tak berkesudahan bisa menyebabkan penderita kehilangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Akibatnya, terjadi dehidrasi, bahkan shock
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(tidak sadarkan diri) bila penurunan bobot badannya lebih dari 15% (Anonim,
2002). Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium
(hipokalemia) dan adakalanya asidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang
berakhir dengan shock dan kematian. Sehingga pada penderita diare memerlukan
terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta kalori, obat antibakteri atau
antiamuba tergantung penyebab diare, maupun obat-obat lain yang bekerja
memperlambat peristaltik usus, menghilangkan spasme dan nyeri, atau
menenangkan (Anonim, 1991).
Pengobatan diare lazimnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu;
pengobatan simtomatik dan kausatif. Pada pengobatan simtomatik daya kerja obat
adalah mengurangi peristaltik langsung ke usus atau memproteksi, menciutkan
lapisan permukaan usus (adstringensia), dan zat-zat yang dapat menyerap racun
yang dihasilkan bakteri (adsorben), sedangkan secara kausatif, bakteri dimasikan
dengan zat antibakteri (Winarno,1996).
Bahan alam yang mempunyai kemampuan sebagai adstringensia adalah
tanin. Tanin terdapat luas dalam tanaman berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu (Harborne, 1987). Salah satu tanaman yang
mengandung tanin adalah jambu mede (Anacardium occidentale L.), pada
tanaman ini kandungan tanin terdapat pada bagian kulit batang. Kulit batang
jambu mede (Anarcardiae Cortex) mengandung tanin, asam galat dan gingkol
katekin (Anonim, 1989). Sehingga kulit batang jambu mede dimungkinkan
mempunyai kemampuan sebagai adstringensia akibat kandungan tanin
didalamnya. Dalam hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut (Desi,
2005). Tanin juga mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang
(Ajizah, 2004).
1. Permasalahan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang timbul
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)
mempunyai efek antidiare pada mencit putih betina dengan metode
transit intestinal?
b. Seberapa besar efek antidiare yang dimiliki infusa kulit batang jambu
mede?
Penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup untuk mengetahui apakah
infusa kulit batang jambu mede mempunyai efek sebagai antidiare dan seberapa
besar efek antidiare yang dimiliki pada tiap dosis yang digunakan.
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian tentang jambu mede (Anacardium occidentale L.)
digunakan sebagai pendukung penelitian uji efek infusa kulit batang jambu mede
(Anarcardiae Cortex) sebagai antidiare. Sampai saat ini belum ada penelitian
tentang daya antidiare infusa kulit batang jambu mede pada mencit putih betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian-penelitian mengenai jambu mede yang telah dilakukan sebelumnya
antara lain :
a. Efek analgesik sari alkohol dan sari kloroform daun muda jambu mede pada mencit putih (Anonim, 2000).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik sari
alkohol dan sari kloroform serbuk kering daun muda jambu mede
terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh asam asetat 1,96% pada mencit
putih dan membandingkan kekuatan efek analgetik kedua sari tersebut.
b. Pemeriksaan kandungan kulit batang jambu mede (Anacardium occidental Linn.,Anacardiaceae) varietas berbuah kuning dan merah (Anonim, 1995b). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kulit
batang jambu mede varietas berbuah kuning dan merah yang dilakukan
secara fitokimia. Hasil dari penapisan kimia ini menunjukkan adanya
senyawa sterioid/triterfenoid, flavonoid, saponin dan tanin. Secara KLT
dan spektrofotometri UV ekstrak kloroform menunjukan adanya asam
anakardat. Uji spektrofotodensitometri kuantitatif menunjukan
kandungan asam anakardat pada kulit batang berbuah kuning lebih tinggi
dari pada buah merah.
c. Pengujian efek antiinflamasi infus daun jambu mede (Anacardium occidental Linn) terhadap udem yang ditimbulkan dengan karagenin pada telapak kaki tikus putih (Anonim, 1996). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah infus daun
mede secara oral dapat menghambat udem. Secara empirik daun jambu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mede digunakan untuk pengobatan radang gusi. sariawan dan rematik.
Penelilian dilakuakan menggunakan metode Winter dkk. yang telah
dimodifikasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa daya antiinflamasi daun jambu mede jauh lebih kecil dari Na
diklorofenak
d. Pemeriksaan efek analgetik daun jambu mede (Anacardium occidentale Linn), pada sukarelawan sehat (Anonim, 1993).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik dari daun
jambu mede pada manusia. Pada penelitian ini bahan uji dibuat dalam
sediaan infus dan diujikan pada sukarelawan sehat menggunakan metode
randomized single blind crossover design. Sebagai pembanding dalam
penelitian ini digunakan parasetamol. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa infusa daun muda jambu mede muda menunjukkan adanya efek
analgetik
e. Uji efek hipoglikemik fraksi fraksi yang mengandung flavonoid dan daun jambu mede (Anacardium occidental, L,) (Anonim, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik
dan kandungan kimia dari daun jambu mede (Anacardium occidentals).
Hasil uji tanpa toleransi glukosa pada kelinci, menunjukkan bahwa air
rebusan daun jambu mede tidak menunjukkan efek hipoglikemik. Pada
uji dengan toleransi glukosa, air rebusan daun jambu mede menunjukkan
adanya efek hipoglikemik. Ekstrak n-heksana dan kloroform secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
toleransi glukosa tidak menunjukkan hipoglikemik, tetapi ekstrak
metanol serta fraksi eter dan etil asetat dari ekstrak metanol
menunjukkan efek hipoglikemik. Hasil uji dengan pereaksi kimia
menunjukkan bahwa dalam air rebusan daun, ekstrak metanol, fraksi eter
dan etil asetat dari ekstrak metanol mengandung senyawa flavonoid.
Dari fraksi eter dan etil asetat ekstrak metanol dapat diisolasi senyawa-
senyawa, yang dengan pengamatan spectra ultralembayung
menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah flavonoid.
f. Pemeriksaan efek analgesik hasil penyarian ekstrak metanol daun jambu mede (Anacardium occidentale Linn.) pada mencit putih (Anonim, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat efek
analgesik yang ditimbulkan oleh hasil penyarian daun jambu mede
menggunakan ekstrak etil asetat, ekstrak n-butanol, ekstrak air dan
residu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak air dan residu tidak
mempunyai efek analgesik. Ekstrak n-butanol dan ekstrak etil asetat
mempunyai efek analgesik. Ekstrak n-butanol dan ekstrak etil asetat
tersebut memiliki efek analgesik yang tidak berbeda bermakna dengan
asetosal pada mencit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitin mengenai efek antidiare infusa kulit batang
jambu mede (Anarcardiae Cortex) ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut :
a. Manfaat praktis : memberikan informasi tentang kulit batang jambu
mede (Anarcardiae Cortex) sebagai alternatif pengobatan terhadap
diare.
b. Manfaat teoritis : untuk melengkapi teori yang sudah ada mengenai
obat tradisional khususnya tentang tanaman jambu mede
(Anacardium occidentale L).
B. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)
ini memiliki tujuan seperti di bawah ini :
1. Tujuan umum.
Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuktikan
khasiat kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) sebagai antidiare secara
pra klinis.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui
seberapa besar efek antidiare dari infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae
Cortex).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diare
1. Pengertian
Diare berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti mengalir
terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu
serius (Sugiyanto, 1997). Ada beberapa definisi diare, antara lain diare adalah
suatu gejala klinis dan gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (berulang-ulang), disertai
adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari feses menjadi lembek atau cair
(Winarno dan Sundari, 1996). Mutschler (1986) menyatakan bahwa diare adalah
pengeluaran feses cair seperti bubur berulang kali (lebih dari tiga kali sehari).
Definisi lain menyatakan bahwa diare merupakan gejala infeksi saluran
pencernaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih
dari biasanya, disertai perubahan bentuk dan konsistensi feses (Anonim, 2002).
2. Penyebab
Diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus, hingga perlintasan
chymus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat
meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penelitian dalam tahun-tahun terakhir
menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bertumpuknya cairan di usus
akibat terganggunya resorpsi air atau dan terjadinya hipersekresi. Pada keadaan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
normal, proses resorpsi dan sekresi dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung
pada waktu yang sama di sel-sel epitel mukosa. Proses ini diatur oleh beberapa
hormon, yaitu resorpsi oleh enkafalin, sedangkan sekresi diatur oleh prostaglandin
dan neurohormon VIP (Vasoactive Intestinal Peptide). Biasanya resorbsi melebihi
sekresi, tetapi karena suatu sebab sekresi menjadi lebih besar dari pada resorbsi,
maka terjadilah diare. Terganggunya keseimbangan antara resorpsi dan sekresi,
dengan diare sebagai gejala utama, sering kali terjadi pada gastroenteritis (radang
lambung-usus) yang disebabkan oleh kuman dan toksinnya. Penyebab diare
lainnya adalah alergi terhadap makanan atau minuman, gangguan gizi dan
kekurangan enzim tertentu. Begitu pula pengaruh psikis seperti keadaan terkejut
dan ketakutan (Tjay & Rahardja, 2002).
Diare karena infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan
parasit. Bakteri yang menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus
cereus, Camphylobacter jejuni, Clostridium difficile, Clostridium perfringens,
Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Staphilococcus aurus, Vibrio
cholera, Vibrio parahaemolyticus. Jenis virus yang menyebabkan diare antara lain
Adnovirus, Rotavirus, virus Norwalk, Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus,
Minirotavirus, dan virus bulat kecil (Firdaus, 1997). Jenis parasit penyebab diare
adalah Balantidium coli, Capillaria philippinensis, Cryptosporodium, Entamoeba
hystolitica, Giardia lamblia, Isospora billi, Fasiolopis Sarcocystis suihominis
(Sugiyanto, 1997).
Diare karena faktor malabsorbsi dapat dikategorikan menjadi dua hal,
yaitu malabsorbsi karbohidrat dan malabsorbsi lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Malabsorbsi karbohidrat. Pada bayi, kepekatan terhadap laktoglobusis dalam
susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau
asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak
terganggu.
b. Malabsorbsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida,
dengan bantuan lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap
diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare
dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah
tinja mengandung lemak. Diare yang dilihat dari faktor makanan, diketahui
bahwa makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang.
Faktor psikologis yang menyebabkan diare adalah rasa cemas, takut, dan
tegang, dan jika hal ini terjadi pada anak, dapat menyebabkan diare kronis
(Widjaja, 2002).
3. Gejala
Menurut Widjaja (2002), gejala-gejala klinis yang timbul apabila
penderita terkena diare adalah :
a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat,
dan nafsu makan berkurang.
b. Tinja makin encer, mengandung darah/lendir, warna tinja berubah
menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.
c. Anusnya lecet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
e. Muntah sebelum atau sesudah diare.
f. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
g. Dehidrasi (kekurangan cairan). Bila terjadi dehidrasi timbul rasa
haus, clastisitas (turgir san tonus) kulit menurun, bibir dan mulut
kering, mata cowong, air mata tidak keluar, tekanan darah rendah.
4. Patofisiologis
Ada empat mekanisme patofisiologis gangguan elektrolit pada diare.
Keempat mekanisme yang merupakan dasar diagnosis dan terapi antara lain:
perubahan aktivitas transport ion oleh penurunan absorpsi natrium atau
peningkatan sekresi klorida, perubahan motilitas intestinal, perubahan osmolaritas
usus, dan peningkatan tekanan hidrostatik otot polos. Dalam klinik, mekanisme
tersebut dapat dihubungkan dengan jenis diare yakni sekretori, osmotik, eksudatif,
dan perubahan transit usus (DiPirro dan Longe, 2000).
B. Antidiare
Diare viral dan diare akibat enterotoksin pada hakikatnya sembuh
dengan sendirinya sesudah lebih kurang 5 hari, setelah sel-sel epitel mukosa yang
rusak diganti oleh sel-sel baru. Maka, pada dasarnya tidak perlu diberikan obat,
hanya bila mencretnya hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya,
misalnya asam samak (tannalbin), aluminiumhidroksida, dan carbo adsorbens
(arang halus yang sudah diaktifkan). Zat-zat yang menekan peristaltik sebetulnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tidak begitu layak untuk digunakan karena pada waktu diare pergerakan usus
sudah banyak berkurang, lagi pula virus dan toksin perlu dikeluarkan secepat
mungkin dari dalam tubuh (Tjay dan Rahardja, 2002). Antidiare diberikan untuk
mengurangi peristaltik, spasme usus, menahan iritasi, absorbsi racun dan sering
terpadu dengan anti-mikroba. Pada kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah
besar perlu diberi substitusi secara parenteral (Mutschler, 1986).
Kelompok obat yang sering kali digunakan pada terapi diare adalah :
1. Kemoterapeutik untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab
diare. Contohnya antibiotika, sulfonamide, kinolon, dan furazolidon.
2. Obstipansia untuk terapi simptomatik, yang dapat menghentikan diare dengan
beberapa cara :
a. Zat-zat penekan peristaltik. Zat-zat ini memberikan lebih banyak waktu
untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus. Contohnya adalah
candu dan alkaloidnya, turunan petidin (defenoksilat dan loperamida) dan
antikolinergik (atropine, ekstrak belladonna).
b. Adstrigensia, yang menciutkan selaput lendir usus. Misalnya asam samak
(tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan aluminium.
c. Absorbensia, misalnya karbo adsorben yang pada permukaannya dapat
menyerap (adsorpsi) zat-zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri
atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk juga
zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan
suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terdapat antara lain dalam buah apel), garam-garam bismuth dan
aluminium
3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare. Misalnya papaverin dan
oksifenonium (Tjay dan Rahardja, 2002).
Longe dan Di Piro (2005) memberikan bagan rekomendasi untuk
pengobatan diare akut, seperti pada gambar berikut:
Diare Anamnesis & Diagnosis
Diare Akut Diare kronik (< 3 hari) (>14 hari)
Tidak ada demam Demam atau gejala atau gejala sistemik sistemik
Pemeriksaan feses untuk mengetahui causa diare
Negatif Positif
Gunakan terapi Gunakan antibiotik simptomatik yang cocok dan terapi simptomatik Gunakan terapi simptomatik, meliputi :
a. Penggantian cairan dan elektrolit b. Loperamide, difenoksilat atau adsorben c. Diet
Gambar 1. Bagan rekomendasi pengobatan diare akut (Longe dan Di Piro, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Uraian Tanaman
Beberapa informasi dari literatur yang didapatkan mengenai tanaman
jambu mede (Anacardium occidentale L.). antara lain membahas tentang :
1. Sistematika tanaman
Tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.) memiliki urut-urutan
determinasi sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dyicotyledonae
Bangsa : Anacardiules
Suku : Anacardiaceae
Marga : Anacardium
Jenis : Anacardium occidentale
(Van Steenis, 1992).
2. Morfologi
Pohon, yang berbatang bengkok, bercabang dekat tanah; tinggi 8-12 m;
mengandung lem. Ranting hanya berdaun pada ujungnya. Daun bertangkai, bulat
telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat, melikuk
ke dalam, gundul, 8-22 kali 5-13 cm. Bungan berumah satu, berkelamin
campuran. Malai berbentuk malai rata, lebar 15-25 cm, berambut. Daun pelindung
bulat telur memanjang lebar, meruncing, panjang 0,5-1 cm. Anak tangkai bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2-5 mm. Kelopak berambut, tinggi 4-5 mm. Daun mahkota runcing, berambut,
putih, segara berganti warna merah. Panjang lk 1 cm, tonjolan dasar bunga sangat
kecil. Bunga jantan; tangkai sari panjang 1 cm; staminodia terkurung dalam
mahkota; putik rudimenter, terkurung dalam tabung benang sari. Bunga betina:
benang sari panjang lk 6 mm; staminodia 2-4 mm; bakal buah oval lebar. Tangkai
buah bentuk buah pir sampai bentuk jantung terbalik, kuning, kadang-kadang
bernoda merah, panjang 4-7,5 cm. Buah coklat tua, tinggi lk 3 cm (Van Steenis,
1992).
3. Kulit jambu mede
Pemerian. Bau lemah; rasa kelat dan lama-lama menimbulkan rasa tebal
di lidah.
Makroskopik. Potongan kulit melengkung atau menggulung membujur
pada kedua sisi, bentuk pipa, kadang-kadang agak pipih, tebal kulit 2 mm sampai
3 mm; lapisan gabus, warna kelabu kecoklatan mudah mengelupas, permukaan
luar kulit tanpa gabus berwarna kecoklatan, permukaan dalam berwarna coklat
muda dengan garis-garis halus membujur. Kulit agak sukar dipatahkan, agak liat,
bekas patahan berserabut berwarna coklat muda (Anonim, 1989).
Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak lapisan gabus terdiri
dari beberapa lapis sel gabus, dinding mengandung suberin. Kambium gabus
terdiri dari sel berdinding tipis, jaringan sel batu terentang tangensial dinding
tebal, berlignin, bentuk sel parenkim korteks berisi bulir pati dan hablur kalsium
oksalat bentuk roset di antaranya terdapat saluran sekresi. Kelompok sel batu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dinding tebal mempunyai saluran noktah, kelompok parenkim bernoktah, dinding
agak tipis, noktah nyata; dinding berlignin; kelompok serabut; jari-jari empulur
terdiri dari satu lapis sel; isi butir pati (Anonim, 1989).
Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah sel gabus
bentuk poligonal, dinding tebal berlapis-lapis; parenkim korteks dengan hablur
kalsium oksalat dan butir pati; sel batu dengan dinding tebal, saluran noktah jelas,
parenkim bernoktah, dinding agak tebal, lumen lebar, mengandung lignin; serabut
panjang, dinding tebal, lumen sempit; sel sekresi berupa massa berwarna coklat
(Anonim, 1989).
4. Kandungan dan kegunaan
Kulit batang jambu mede mengandung zat samak, asam galat, gingkol
katekin. Kegunaan dari kulit batang jambu mede ini adalah sebagai adstringen
(Anonim, 1989).
5. Nama daerah
Anacardium occidentale L., mempunyai nama yang berbeda-beda di
beberapa daerah. Berikut ini adalah nama Anacardium occidentale L., yang
dikenal di beberapa daerah di indonesia:
Sumatera : Jambu erang, jambu monyet, gaju.
Jawa : Jambu mede, jambu siki, jambu mete, jhambhu monyet.
Kalimantan : Jambu dipa, jambu gajus, jambu monyet, jambu parang, jambu
sempal, jambu seran, janggus, gajus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Nusatenggara : Buwah monyet, jambu jipang, jambu dwipa, nyambu monyet,
nyambu nyebet.
Maluku : Kanoke, masapana, buwa yakis, buwa jaki ( Anonim, 1989).
D. Tanin
1. Kimia dan penyebaran
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi
dengan proteina membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam
industri tanin, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu
mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena
kemampuannya menyambungsilang proteina (Harborne, 1987).
Secara fitokimia, tanin dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan
utama yaitu tanin yang dapat terhidrolisis dan tanin terkondensasi (prosianidin
atau proantosianidin). Tanin yang dapat terhidrolisis biasanya terdiri dari sebuah
molekul inti glukosa yang terikat dengan molekul-molekul asam gallik (gallitanin)
atau asam heksahidroksidifenil (ellagitanin). Tanin terkondensasi adalah polimer
flavan dimana tidak mudah terhidrolisa. Biasanya terdiri dari molekul-molekul
katekin dan epikatekin yang tergabung karena adanya ikatan karbon-karbon (Mills
and Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
OH
OHHO
COOH
Asam Galat
Asam Heksahidroksidifenil
OH
HO
HO
OH
COOH
OH
OH
HOOC
OHHO
HO
CO
HO OH
OH
OC
O O
H2C
O
O
OO
CO
OCCO
OH
OH
OH
OH
OH
O
HO
H
OH
OH
O
Geranin Gambar 2. Struktur kimia tanin yang dapat terhidrolisis (Geraniin) dan penyusunnya, Asam Heksahidroksidifenil dan Asam Galat (Mills and Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Katekin
HO
OH
O
H
OH
OH
OH
HO
OH
O
OH
H
OH
OH
Epikatekin
HO
OH
O
OH
HO
OH
O
OH
OH
OH
OH
OH
Prosianidin B-2 Gambar 3. Struktur kimia tanin terkondensasi (Procyanidin B-2) dan penyusunnya, Katekin dan Epikatekin (Mills and Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Efek farmakologis dalam tubuh
Beberapa kemungkinan efek farmakologis yang ditimbulkan oleh tanin
pada saat melewati saluran pencernaan.
Astringent, Antiinflamasi, Antimikroba, Antidiare,
Antioksidan, Hipokolesterolamik Antiuramik
Astringent, Antiinflamasi, Antimikroba, Antidiare,
Antioksidan
Kompleks tanin-protein, Tanin, Produk dekomposisi
tanin terhidrolisis
Astringent, Antiinflamsi, Antimikrobia, Haemostasis,
Antasid
Astringent, Antiinflamasi, Antimikrobia
Kompleks tanin-protein, Tanin, Produk tanin terdekomposisi
Tanin, Kompleks tanin-protein
TaninRongga mulut
Perut
Usus halus
Usus besar
Tempat Kandungan Kimia Efek
Gambar 4. Siklus tanin dalam saluran pencernaan (Mills and Kerry, 2000).
3. Mekanisme aksi tanin
Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.
Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel
atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat
terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah,2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ketika tanin kontak dengan membran mukosa, tanin akan bereaksi
dengan protein pada mukus dan sel-sel epitel dari mukosa membentuk ikatan
silang. Akibatnya mukosa menjadi lebih rapat dan kurang permeable, proses ini di
kenal dengan adstringensia. Adstringensia mampu meningkatkan proteksi
membran terhadap mikroorganisme dan zat-zat iritan (Mills and Kerry, 2000).
Tanin berkhasiat sebagai astringent, dalam hal antidiare, tanin dapat
menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan
selaput lendir usus tersebut (Desi, 2005). Selain itu tanin juga mempunyai daya
antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai
efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin antara lain
melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau
inaktivasi fungsi materi genetik. Penghambatan pertumbuhan bakteri Salmonella
typhimurium diduga juga disebabkan oleh mekanisme ini (Masduki,1996).
4. Efek samping dan toksikologi
Reaksi samping dari tanin akan muncul hanya ketika tanin dipergunakan
dalam jumlah yang signifikan dalam dosis tinggi. Tanin dengan dosis tinggi akan
meningkatkan sifat astringentnya pada membran mukosa yang mengalami iritasi
sehingga kekakuan dari membran mukosa akan semakin meningkat. Penambahan
asam tanin, tanin yang dapat terhidrolisis pada larutan barium sulfat dapat
menyebabkan terjadinya hepatotoksik akut. Tanin juga mempunyai sifat
karsinogenik ketika diinjeksikan secara subkutan (Mills and Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
E. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan
air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infundasi adalah proses penyarian yang
umumnya digunakan untuk menyari kandungan zat aktif dari bahan nabati.
Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Cara ini sangat sederhana dan sering
digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini
sering digunakan untuk membuat ekstrak (Anonim, 1986).
Pembuatan infusa sebagai berikut: Campur simplisia dengan derajat
halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air
selama 15 menit terhitung dari suhu 90°C sambil seksli-sekali diaduk. Serkai
selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki (Anonim, 1995).
F. Loperamide Hydrochlorida
Loperamide (Imodium) merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol,
suatu antipsikotikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi
tanpa khasiat terhadap SSP, sehingga tidak mengakibatkan ketergantungan. Lagi
pula zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel
mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke
keadaan resorpsi normal kembali. Mulai kerjanya lebih cepat, juga bertahan lebih
lama. Efek sampingnya sama tetapi praktis tidak timbul (Tjay & Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1. Kimia
Loperamide adalah senyawa yang berbentuk serbuk, warna putih sampai
agak kuning; melebur pada suhu lebih kurang 225°C disertai peruraian (Dollery,
1991).
Nama kimia : 4-(p-klorofenil)-4-hidroksi-N, N-dimetil-α, α-difenil-1-
piperidina butiramida monohidroklorida.
Rumus kimia : C29H33ClN2O2.HCl
Bobot molekul : 513,51 (Anonim, 1995).
PKa : 8,7
Koefisien partisi : tinggi
Kelarutan : mudah larut dalam methanol, dalam isopropyl alkohol dan
dalam kloroform; sukar larut dalam air dan asam encer
(Anonim, 1995). Kelarutan dalam alkohol 1 : 10; kelarutan
dalam air 1 : 50000 (Dollery, 1991).
2. Farmakologi
Loperamide mencegah kemampuan peristaltik oleh otot pada saluran
pencernaan dengan interaksi kolinergik maupun non kolinergik dari tanggapan
mekaniseme saraf untuk menunjukkan gerakan peristaltik secara refleks.
Loperamide menekan reseptor opiat pada dinding usus, mengurangi gerakan
peristaltik dan menambah kemampuan menahan pada saluran pengeluaran.
Loperamide menunjukkan kemampuan mencegah sekresi cairan dan elektrolit
pada saluran pencernaan (Dollery, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Penggunaan
a. Diare akut.
Pada penderita dewasa, Loperamide HCl diberikan dengan dosis awal
4 mg, diikuti 2 mg setiap setelah buang air besar, sampai paling lama 5 hari.
Dosis harian yang diperbolehkan adalah 6-8 mg/hari sampai maksimal 16
mg/hari (Dollery, 1991).
Untuk anak-anak berusia 9-12 tahun, dosis yang digunakan 2 mg
setiap 4 jam sekali sampai diare dapat diatasi, paling lama 3 hari. Sedangkan
untuk anak-anak berusia 2-5 tahun, dosis awalnya adalah 1 mg dilanjutkan 1
mg setiap setelah buang air besar dengan dosis maksimal 3 mg. Namun
sebenarnya Loperamide HCl tidak direkomendasikan untuk penderita dibawah
4 tahun (Dollery, 1991).
b. Diare kronik.
Untuk kontrol pada diare kronik yang dialami oleh orang dewasa,
pasien dapat diberikan dosis yang sesuai sehingga data berbeda untuk setiap
kondisi pasien. Dosis awal yang diberikan antara 4 mg dan 8 mg per hari,
diamati respon yang terlihat kemudian bila perlu dosis dapat diatur sampai
maksimal 16 mg per hari (Dollery, 1991).
Pada penelitian ini digunakan obat X yang mengandung Loperamide
HCl untuk digunakan sebagai pembanding atau kontrol positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
G. CMC Na (Carboxy Methyl Cellulosum Natrium)
Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5%, natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik ( Anonim, 1995).
H. Metode Uji
Pada penelitian mengenai antidiare diketahui ada dua metode uji yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini
Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah kandungan utama dari
Oleum Ricini, yaitu trigliserida dari asam risinoleat akan mengalami hidrolisis di
dalam usus halus oleh lipase pankreas menjadi gliserin dan asam risinoleat.
Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorbsi cairan bersih
(neto) dan elektrolit serta menstimulasi peristaltis usus sehingga berkhasiat
sebagai laksansia berdasarkan kerja ini. Obat yang berkhasiat antidiare akan dapat
melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare yang diinduksi dengan Oleum
Ricini tersebut (Anonim, 1991).
2. Metode transit intestinal
Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas obat antidiare
dan laksansia. Evaluasi didasarkan pada pengaruhnya pada rasio jarak usus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus
keseluruhan pada hewan percobaan mencit atau tikus (Anonim, 1991).
Obat antidiare akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan
obat antiplasmodik akan memperbesar rasio ini dibandingkan rasio pada hewan
atau perlakuan (Anonim, 1991).
Dalam penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Dipilih metode
ini karena cara kerja metode ini, cara menentukan hasil penelitian dan cara
menganalisa data hasil penelitian lebih sederhana, mudah dan waktu yang
dibutuhkan relatif lebih sigkat.
I. Landasan Teori
Dari pustaka diketahui bahwa kulit batang jambu mede (Anarcardiae
Cortex) mengandung tanin, asam galat dan gingkol katekin. Tanin dalam hal
antidiare dapat berperan sebagai astringent yang dapat menyebabkan selaput
lendir usus membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus
tersebut. Tanin juga mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.
Dengan adanya kandungan tanin dalam kulit batang jambu mede memungkinkan
kulit batang jambu mete mempunyai kemampuan sebagai sebagai antidiare.
J. Hipotesis
Infusa kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) memiliki efek
sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, dimana
dilakukan perlakuan terhadap subjek uji dan bersifat eksploratif yaitu untuk
mengtahui pengaruh pemberian infusa kulit batang jambu mede terhadap efek
antidiare.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
pola searah. Acak berarti pengelompokkan mencit dilakukan secara random.
Termasuk penelitian rancangan lengkap karena variabel yang terdapat dalam
penelitian ini sudah diperhitungkan sebelumnya baik bahan uji, sampel uji
maupun hewan uji yang akan digunakan dan semua hewan uji memperoleh
perlakuan yang sama. Termasuk penelitian pola searah karena variabel bebas pada
penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis infusa kulit batang jambu mede yang
menentukan variabel tergantungnya yaitu efek antidiare yang ditunjukkan dengan
membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel utama pada penelitian ini adalah dosis infusa kulit batang
jambu mede dan efek antidiare yang dihasilkan oleh infusa kulit batang jambu
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mede yang ditunjukkan dengan membandingkan (rasio) panjang usus yang
dilalui marker karbo adsorben terhadap panjang usus seluruhnya
a. Variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis infusa kulit
batang jambu mede. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
0,0025 mg/kg BB; 0,005 mg/kg BB; dan 0,01 mg/kg BB.
b. Variabel tergantung.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah efek antidiare
yang dihasilkan oleh infusa kulit batang jambu mede. Efek antidiare infusa
kulit batang jambu mede ditunjukkan dengan membandingkan (rasio)
panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben terhadap panjang usus
seluruhnya
c. Variabel pengacau terkendali.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini antara lain :
1. Jenis sampel
Diguanakan kulit batang jambu mede yang diambil di daerah
pangkal pohon, sekitar + 30 cm dari permukaan tanah. Kulit batang jambu
mede ini kemudian di keringkan dan diserbuk agar menjadi halus.
2. Hewan uji
Digunakan hewan uji mencit dengan ketentuan atau persyaratan
sebagai berikut :
Jenis kelamin : betina
Berat badan : kurang lebih 20-25 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Umur : 2-3 bulan
3. Lama perlakuan
Total lama perlakuan adalah 65 menit.
4. Cara pemberian
Cara pemberian pada penelitian ini dipilih secara oral. Dipilih
cara pemberian oral karena hasil penelitian yang diamati adalah usus
sebagai saluran pencernaan sehingga harus dilakukan dengan cara oral.
5. Volume pemberian
Semua senyawa diberikan dalam bentuk larutan dengan volume
pemberian sebanyak 0,2 ml/20 g BB.
d. Variabel pengacau tak terkendali.
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini antara lain:
1. Galur hewan uji.
Dalam penelitian ini galur hewan uji yang digunakan tidak
diketahui secara pasti.
2. Status kesehatan
Dalam penelitian ini subjek uji yang digunakan dalam keadaan
sehat, namun sampai mana keadaan sehat mencit betina sebagai subjek uji
tidak dapat ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Definisi operasional
a. Kulit batang jambu mede
Adalah bagian kulit batang jambu mede pada bagian pangkal
pohon, sekitar 30-50 cm dari permukaan tanah.
b. Sampel uji.
Sampel uji adalah infusa kulit batang jambu mede yang dibuat
dengan cara merebus serbuk kulit batang jambu mede yang sudah
ditimbang dengan air secukupnya selama 15 menit, terhitung sejak suhu
90°C. Kemudian dalam keadaan panas disaring dengan kertas saring
dengan bantuan vakum dan melalui ampasnya ditambah air panas hingga
volume yang diinginkan.
c. Rasio efek antidiare.
Rasio efek antidiare merupakan parameter ada tidaknya efek
antidiare yang ditunjukkan dari semua perlakuan. Didapat dengan cara
mengukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (X)
dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya (Y) pada hewan percobaan.
d. Efek antidiare.
Efek antidiare adalah efek yang ditimbulkan oleh infusa kulit
batang jambu mede pada hewan uji apabila rasio panjang usus yang dilalui
marker karbo adsorben dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya
nilainya (rasio) lebih kecil dari pada kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Bahan atau Materi Penelitian
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu :
1. Bahan utama
a. Bahan uji; digunakan kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) pada
bagian pangkal pohon.
b. Hewan uji; diguanakan mencit putih betina, dewasa sehat berumur 2-3
bulan dengan berat badan 20-25 g sebanyak sepuluh ekor setiap kelompok
perlakuan. Mencit putih betina yang didapatkan berasal dari UD WISTAR,
Sewon-Bantul.
2. Bahan kimia
a. Gom Arab; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan
Solid Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
b. Karbo adsorben; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi
Sediaan Steril Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
c. NaCl padat; diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Tosikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
d. Aquadest; diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Tosikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
e. Loperamide HCL; diperoleh dari obat antidiare X dengan zat aktif
Loperamide HCl yang dibeli dari salah satu Apotek di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
f. CMC Na; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Solid
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
D. Alat atau Instrumen
Alat atau instrumenyang digunakan meliputi:
1. Kandang mencit.
2. Kotak kaca.
3. Timbangan mencit.
4. Timbangan analitik.
5. Mistar.
6. Meja bedah dan alat bedah.
7. Alat suntik oral, berupa jarum sonde yaitu jarum yang pada bagian ujungnya
berbentuk bulat dan bagian tengahnya berlubang, yang digunakan untuk jalur
pemberian oral.
8. Peralatan pembuatan infusa (vakum, kertas saring, termomeder).
9. Alat-alat- gelas; berupa labu ukur, gelas ukur, mortir dan stamper, beker glas,
dan pipet tetes.
E. Tata Cara Penelitian
Pada penelitian dilakukan rangkaian proses sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan
Digunakan kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex) yang di pilih
pada bagian pangkal pohon, sekitar 30-50 cm dari permukaan tanah. Kulit batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
jambu mede diambil dari desa Paingan, Maguwohardjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Bahan yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian dipotong menjadi
bentuk yang lebih kecil agar mudah kering ketika dikeringkan di oven dan mudah
diserbuk. Setelah benar-benar kering, potongan-potongan kulit batang jambu
mede tersebut kemudian di serbuk dan di ayak agar didapat serbuk kulit batang
jambu mede yang homogen.
2. Penentuan metode uji
Metode uji yang digunakan adalah metode transit intestinal. Dipilih
metode ini karena metode transit intestinal sangat mudah dikerjakan dengan hasil
yang cukup akurat. Selain itu, pada pengerjaanya relatif tidak membutuhkan
waktu yang lama karena total waktu yang diperlukan adalah selama 65 menit.
Hasil yang ditunjukkan juga mudah untuk diamati karena hanya melakukan
pengukuran panjang usus yang ditempuh suatu penanda yaitu marker karbo
adsorben yang dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya.
3. Percobaan pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian ini, dilakukan percobaan pendahuluan
yang berguna untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penelitian ini, antara lain meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Perlakuan hewan uji.
Hewan uji sebelum diberikan perlakuan, dipuasakan terlebih
dahulu selama lebih kurang 18 jam tetapi minum tetap diberikan. Hal ini
bertujuan agar saluran pencernakan (lambung dan usus) menjadi bersih
sehingga nantinya tidak mengganggu dalam proses absorbsi loperamide
dan infusa kulit batang jambu mede maupun pada saat pengamatan.
b. Penentuan dosis infusa kulit batang jambu mede.
Penentuan dosis infusa kulit batang jambu mede ini akan
ditetapkan berdasarkan percobaan pendahuluan yang dilakukan, hal ini
karena belum ada keterangan empiris tentang dosis penggunaan infusa
kulit batang jambu mede sebagai antidiare.
Dari hasil percobaan pendahuluan didapatkan bahwa dosis infusa
kulit batang jambu mede yang digunakan adalah 0,0025 g/kg BB; 0,005
g/kg BB dan 0,01 g/kg BB.
c. Pembuatan infusa kulit batang jambu mede.
Sejumlah kulit batang jambu mede yang sudah diserbuk,
ditimbang untuk 3 peringkat dosis. Volume larutan infusa yang digunakan
pada penelitian ini telah ditentukan yaitu sebanyak 1 ml/100 g BB
sehingga untuk mencit dengan berat rata-rata 20 g diberikan sebanyak 0,2
ml. Perhitungan berat sampel yang digunakan dan konsentrasi larutan
infusa adalah sebagai berikut :
1. Dosis 0,0025 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,025g/100 ml. Dosis
dihitung sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
V x C = D x BB
D = 0,00025 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB
D = 0,0025 g/kg BB
2. Dosis 0,005 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,05 g/100 ml. Dosis
dihitung sebagai berikut :
V x C = D x BB
D = 0,0005 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB
D = 0,005 g/kg BB
3. Dosis 0,01 g/kg BB dibuat dengan konsentrasi 0,1 g/100 ml. Dosis
dihitung sebagai berikut :
V x C = D x BB
D = 0,001 g/ml x 0,2 ml 0,02 kg BB
D = 0,01 g/kg BB
Serbuk kulit batang jambu mede selanjutnya dibuat infusa dengan
cara merebus serbuk kulit batang jambu mede yang sudah ditimbang
dengan air secukupnya selama 15 menit, terhitung sejak suhu 90°C.
Kemudian dalam keadaan panas disaring dengan kertas saring dengan
bantuan vakum dan melalui ampasnya ditambah air panas hingga volume
yang diinginkan, yaitu 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Pembuatan CMC Na 1%
Pembuatan CMC Na 1%, dilakukan dengan menimbang 1 gram
CMC Na (Carboxy Methyl Cellulosum Natrium). Kemudian CMC Na
ditaburkan diatas aquadest dalam beaker glass (dikembangkan), satu hari
sebelum digunakan. Setelah mengembang, larutan CMC Na kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan kemudian ditambahkan aquadest
hingga tanda.
e. Pembuatan larutan loperamide HCl.
Pembuatan larutan Loperamide HCl diawali dengan
mengembangkan CMC Na dengan konsentrasi 1%. CMC Na berfungsi
untuk membantu pendispersian Loperamide dalam aquadest, hal ini
dilakukan karena Loperamide sangat sukar larut dalam air.
Tablet Loperamide sebanyak 10 tablet dihancurkan lalu
dihomogenkan. Selanjutnya menimbang seksama serbuk tablet loperamide
yang setara dengan 4 mg loperamide, kemudian didispersikan dalam CMC
Na 1%.
f. Penentuan dosis loperamide HCl.
Dosis awal pemberian Loperamide HCl pada terapi antidiare pada
orang dewasa Indonesia (dengan berat rata-rata 50 kg) adalah 4 mg, diikuti
2 mg setiap setelah buang air besar. Apabila dosis pemberian 4 mg
tersebut dikonversikan ke orang dewasa Eropa dengan berat badan 70 kg
adalah sebagai berikut :
70 x 0,004 g = 0,0056 g/70 kg BB. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sedangkan faktor konversi dosis dari manusia yang dikonversikan
ke mencit dengan berat badan 20 g sebesar 0,0026. Maka untuk mencit 20
g diberikan:
0,0056 x 0,0026 = 0,00001456 g/20 g BB
Dosis Loperamidee yang diberikan pada mencit :
1000 x 0,00001456 g/20 g BB = 0,000728 g/ kg BB 20
Sehingga dosis Loperamide yang digunakan dalam penelitian ini adalah
0,000728 g/kg BB.
g. Pembuatan larutan garam fisiologik 0,9 %
Larutan garam fisiologik dibuat dengan menimbang 0,9 g NaCl
kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Proses pelarutan dibantu
dengan pengadukan supaya serbuk NaCl lebih cepat larut.
h. Pembuatan suspensi marker
Dalam penelitian ini dibutuhkan marker yang terdiri dari suspensi
Gom Arab 20% yang diwarnai hitam dengan karbo adsorben 5 %. Oleh
sebab itu, dalam pembuatan marker dilakukan pembuatan dua macam
larutan, yaitu:
1) Suspensi Gom Arab 20%
Suspensi Gom Arab dibuat dengan menimbang 10 g Gom
Arab. Kemudian disuspensikan dengan aquadest dan dituangkan ke
dalam labu takar volume 50 ml. Agar Gom Arab dapat tersuspensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan baik maka prosesnya dibantu dengan pengadukan yang cepat
dan sesering mungkin untuk menghindari penggumpalan Gom Arab.
Selanjutnya volume labu takar ditambah dengan aquadest hingga
mencapai 50 ml.
2) Karbo adsorben 5%
Karbo adsorben dengan konsentrasi 5% dibuat dengan
menimbang 2,5 g karbo adsorben kemudian disuspensikan dengan
aquadest dan dituang ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan aquadest
hingga tanda.
Pada proses selanjutnya, suspensi Gom Arab 20% tersebut
dicampur dengan larutan karbo adsorben 5% kemudian digunakan sebagai
marker.
4. Penentuan efek antidiare
Setelah 65 menit perlakuan, mencit dikorbankan dengan cara disoklasi
tulang leher. Usus dikeluarkan dengan hati-hati. Panjang usus yang dilalui marker
karbo adsorben mulai dari pylorus sampai ujung akhir yang berwarna hitam
diukur. Demikian pula panjang usus seluruhnya dari pylorus sampai rektum.
Kemudian dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap
panjang usus seluruhnya. Apabila nilai rasio kelompok uji lebih kecil
dibandingkan dengan rasio kelompok kontrol negatif maka infusa kulit batang
jambu mede mempunyai efek sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Perhitungan efek antidiare
Efek antidiare infusa kulit batang jambu mede ditunjukkan dengan
membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya. Misalnya, panjang usus yang dilalui marker
karbo adsorben dilambangkan dengan X dan panjang usus seluruhnya
dilambangkan dengan Y. Maka efek antidiare (Ad) infusa kulit batang jambu
mede dapat dirumuskan sebagai berikut :
YXAd =
Nilai Ad dari setiap kelompok dihitung rata-ratanya kemudian
dibandingkan antara kelompok yang satu dengan yang lain. Apabila nilai rata-rata
Ad kelompok uji lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata Ad kelompok kontrol
negatif maka buah makasar memang menunjukkan efek khasiat antidiare.
Y
X
s
m r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lambung
Gambar 5. Perhitungan rasio efek antidiare.
Rektu
MarkePyloru
Usus buntu
40
6. Seleksi hewan uji
Dalam penelitian ini, mencit yang digunakan adalah mencit putih betina
yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-25 g. Pada penelitian ini di
gunakan hewan uji sebanyak 87 ekor yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok percobaan pendahuluan sebanyak 27 ekor dan kelompok perlakuan
sebanyak 60 ekor. Semua hewan yang digunakan dalam penelitian ini mendapat
perlakuan yang sama dalam hal kandang, pakan dan minum. Sebelum digunakan
untuk pengujian, hewan uji yang akan digunakan dipuasakan terlebih dahulu
selama 18-24 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja.
7. Perlakuan terhadap hewan percobaan
Dalam penelitian ini, hewan uji yang digunakan untuk perlakuan
sebanyak 60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan
yang terdiri dari kelompok kontrol negatif (larutan NaCl fisiologik 0,9%),
kelompok kontrol positif (Loperamide dalam CMC Na 1%), kelompok CMC Na
1%, kelompok uji dosis I ,II, dan III masing-masing 10 ekor. Pemberian sediaan
dilakukan dengan cara per oral. Kelompok kontrol negatif menerima larutan
fisiologik NaCl 0,9%, kelompok uji menerima infusa zat uji dengan dosis I
(0,0025 mg/kgBB mencit) ,II (0,005 mg/kgBB mencit), III (0,01 mg/kgBB
mencit), kelompok kontrol positif menerima loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4
g/kg BB dalam CMC Na 1% dan kelompok CMC Na 1% menerima larutan CMC
Na 1%. Setelah t = 45 menit semua hewan diberikan suspensi marker karbo
adsorben sebanyak 0,2 ml/20 g BB secara oral. Pada t = 65 menit, semua hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dikorbankan secara disoklasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara hati-hati,
sampai teregang. Panjang usus yang dilalui karbo adsorben mulai dari pylorus
sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur. Demikian pula panjang seluruh usus
dari pylorus sampai rektum dari masing-masing hewan. Kemudian dari masing-
masing hewan uji dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap
panjang usus seluruhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Skema kerja
60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan terdiri atas 10 ekor mencit
Hewan percobaan dipuasakan makan selama lebih kurang 18 jam, minum tetap diberikan.
Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara rawu, kelompok kontrol positif (Loperamide HCl dalam CMC Na 1%), kelompok CMC Na 1%, kontrol negatif (Larutan garam fisiologik 0,9%), kelompok uji dengan
dosis I (0,0025 mg/kgBB mencit) ,II (0,005 mg/kgBB mencit), III (0,01 mg/kgBB mencit) masing-masing 10 ekor.
Kontrol (-) Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Kontrol (+) CMC Na 1%
0,0025 mg/kgBB 0,005 mg/kgBB 0,01 mg/kgBB
pada t 45’ berikan 0,2 ml suspensi marker
pada t 65’ dikorbankan mencit dengan dislokasi tulang leher dan bedah
keluarkan usus dengan hati-hati dan regangkan pelan-pelan ukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben dari pilorus hingga ujung akhir
yang berwarna hitam ......A
ukur panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum.......B
hitung rasionya X : Y, hitung rata-ratanya
Gambar 6. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Selanjutnya nilai rata-rata rasio X dan Y dari masing-masing kelompok
dibandingkan satu dengan yang lainnya (Anonim, 1991).
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa nilai ratio X dibanding Y dari tiap
kelompok. Dihitung nilai rata-rata rasio X dan Y pada tiap-tiap kelompok. Nilai
rata-rata tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan I, II dan III.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode Anova.
Bila nilai rasio kelompok uji lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas antidiare. Sebaliknya, bila
rasio kelompok uji lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas laksansia atau antispasmotidik. Pada
penelitian ini digunakan taraf kepercayaan 95% (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran identitas
tanaman yang digunakan sebagai sampel, yaitu Anacardium occidentale L.
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Kebun Obat Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Ciri khas yang terdapat pada tanaman jambu mede di
determinasi dengan buku Flora (Steenis, 1992).
Kunci determinasi tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.)
adalah sebagai berikut:
1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9 b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14a – 15b – 197b –
208b – 219b – 220b – 224b – 225b – 227b – 229b – 230b – 234b – 235b – 236b –
237b – 238b
68...............................................................................................Fam. Anacardiaceae
1a – 2a
1..........................................................................................Anacardium occidentale
Dari hasil determinasi diketahui bahwa tanaman yang digunakan adalah
tanaman jambu mede (Anacardium occidentale L.).
B. Penetapan Efek Antidiare
Pada penelitian ini, untuk mengetahui efek antidiare infusa kulit batang
jambu mede digunakan metode transit intestinal. Metode ini dipilih karena cara
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kerja metode ini lebih mudah dikerjakan dan hasilnya lebih akurat serta
pengerjaan metode ini tidak membutuhkan waktu yang lama.
Penetapan efek antidiare dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghitung rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (X) terhadap
panjang usus seluruhnya (Y). Sehingga nilai rasio efek antidiare dalam penelitian
ini dipengaruhi oleh kemampuan senyawa yang diujikan apakah mempunyai efek
sebagai antidiare atau tidak. Suatu senyawa atau zat dapat dikatakan mempunyai
aktifitas sebagai antidiare apabila rasio panjang usus yang dilewati marker karbo
adsorben (X) terhadap panjang usus seluruhnya (Y) mempunyai nilai yang lebih
kecil dibandingkan dengan kontrol negatif. Dalam penelitian ini senyawa uji yang
digunakan adalah kulit batang jambu mede yang dibuat dalam bentuk infusa.
C. Penentuan Kontrol Positif, Negatif dan Marker
Dalam penelian ini perlu dilakukan pemilihan terhadap zat/senyawa
yang digunakan sebagai kontrol positif, kontrol negatif dan marker. Tujuannya
adalah untuk mendukung penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan baik
dan diperoleh hasil penelitian yang tepat dan akurat.
1. Kontrol positif
Secara teori, senyawa yang paling sesuai untuk digunakan sebagai
kontrol positif dalam penelitian efek antidiare dengan metode transit intestinal
adalah Loperamide Hydrochlorida.
Pemilihan Loperamide HCl sebagai kontrol positif karena senyawa ini
benar-benar atau telah terbukti mempunyai khasiat sebagai antidiare. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pemilihan kontrol positif juga harus disesuaikan dengan metode uji yang
digunakan, hal ini bertujuan agar mekanisme kerja dari kontrol positif yang
digunakan sesuai dengan mekanisme kerja dari metode yang digunakan. Metode
yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode transit intestinal. Dimana
cara kerja dari metode ini didasarkan pada salah satu patogenesis terjadinya diare,
yaitu perubahan motilitas intestinal. Sehingga diperlukan kontrol positif yang
mempunyai mekanisme kerja yang sesuai dengan dasar yang sama dengan metode
yang digunakan yaitu perubahan motilitas intestinal. Dalam hal ini Loperamide
HCl juga mempunyai pengaruh pada perubahan motilitas intestinal sehingga
akhirnya digunakan Loperamide HCl sebagai kontrol positif.
Pada penelitian ini nilai rasio kelompok kontrol positif digunakan
sebagai pembanding terhadap rasio kelompok perlakuan dengan infusa kulit
batang jambu mede. Pembanding ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
efek antidiare infusa kulit batang jambu mede. Sehingga apabila hasil rasio
kelompok perlakuan mendekati rasio kelompok kontrol positif maka dapat
diasumsikan bahwa efek antidiare larutan uji menunjukkan efek antidiare yang
hampir sama dengan efek antidiare senyawa/zat aktif yang digunakan sebagai
kontrol positif, yaitu Loperamide HCl.
2. Kontrol negatif
Dalam penelitian ini kontrol negatif yang digunakan adalah larutan NaCl
fisiologik 0,9%. Digunakan larutan NaCl fisiologik 0,9% karena disesuaikan
dengan cairan fisiologis tubuh. Volume pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%
ini adalah 0,2 ml/20 g BB tiap ekor mencit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Nilai rasio kelompok kontrol negatif dalam penelitian ini digunakan
sebagai pembanding terhadap rasio dari kelompok perlakuan infusa kulit batang
jambu mede. Apabila rasio yang ditunjukkan oleh perlakuan dengan infusa kulit
batang jambu mede hasilnya lebih kecil dari rasio pada kelompok kontrol negatif
maka larutan uji memang mempunyai efek sebagai antidiare. Bila terjadi
sebaliknya, yaitu nilai rasio kelompok perlakuan lebih besar dari pada rasio
kelompok kontrol negatif maka sampel uji tidak mempunyai efek sebagai
antidiare melainkan mempunyai efek sebagai laksansia.
3. Marker
Pada penelitian ini juga diperlukan suatu penanda atau marker pada usus
hewan uji yang mampu terlihat dengan jelas sehingga akhirnya dapat
menunjukkan parameter yang diharapkan. Secara teori senyawa yang dapat
digunakan sebagai penanda adalah suspensi Gom Arab 20% yang diwarnai hitam
oleh karbo adsorben 5%. Hal ini karena suspensi tersebut dapat memberikan tanda
secara jelas dalam saluran pencernaan.
D. Percobaan Pendahuluan
Dalam penelitian ini dilakukan percobaan pendahuluan terhadap dosis
pemberian infusa kulit batang jambu mede yang bertujuan untuk mengatahui dosis
efektif yang menunjukkan efek antidiare pada hewan uji. Percobaan pendahuluan
dilakukan terhadap 27 ekor hewan uji yang memenuhi syarat percobaan. Hewan
uji yang digunakan terbagi secara acak menjadi 9 kelompok perlakuan yang
meliputi kelompok kontrol negatif, kontrol positif dosis terapi, kontrol positif ½
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dosis terapi, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan dosis I, dosis II, dosis
III, dosis IV dan dosis V, dimana masing-masing kelompok perlakuan diwakili
oleh 3 ekor hewan uji.
Tiap-tiap hewan uji yang terbagi dalam tujuh kelompok mendapat
perlakuan sebagai berikut: kelompok kontrol negatif diberi perlakuan berupa
pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%; kelompok kontrol positif dosis terapi
diberi perlakuan berupa pemberian Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB
dalam CMC Na 1% dengan; kelompok kontrol positif ½ dosis terapi diberi
perlakuan berupa pemberian Loperamide HCl dosis 3,64 x 10-4 g/kg BB dalam
CMC Na 1%; kelompok CMC Na 1% mendapatkan pemberian larutan CMC Na
1%; kelompok perlakuan I diberi infusa kulit batang jambu mede dosis 0,00125
g/kg BB; kelompok perlakuan II diberi infusa kulit batang jambu mede dosis
0,0025 g/kg BB; kelompok perlakuan III diberi infusa kulit batang jambu mede
dosis 0,005 g/kg BB; kelompok perlakuan IV diberi infusa kulit batang jambu
mede dosis 0,01 g/kg BB; kelompok perlakuan V diberi infusa kulit batang jambu
mede dosis 0,02 g/kg BB, dengan volume setiap pemberian sebanyak 0,2 ml/20 g
BB. Setelah pemberian larutan kontrol negatif, positif, CMC Na 1% dan senyawa
uji terhadap hewan uji, kemudian penelitian dilanjutkan sesuai dengan cara kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel I. Hasil percobaan pendahuluan kontrol negatif, kontrol positif dan dosis infusa kulit batang jambu mede dengan metode transit intestinal.
Kelompok X (cm) Y (cm) X/Y rata-rata X/Y 31,5 59 0,5339 30,3 60 0,5050 Kontrol ( - ) 26 51,5 0,5049
0,5146
10,5 45 0,2333 8,5 38,5 0,2208
Kontrol ( + ) dosis terapi
9,5 50 0,1900 0,2147
16 48 0,3333 13,5 38 0,3553
Kontrol ( + ) 1/2 dosis terapi
14,5 43 0,3372 0,3419
18 36 0,5000 14,5 30 0,4833 CMC Na 1% 27,5 53 0,5188
0,5007
20,5 46 0,4457 19,5 42 0,4643 Dosis I 24 50,5 0,4753
0,4618
19 48 0,3958 16,5 42 0,3929 Dosis II 22,5 53 0,4245
0,4097
18 54,5 0,3303 13 40 0,3250 Dosis III
14,5 41 0,3537 0,3363
12,5 51 0,2451 12 47 0,2553 Dosis IV
13,5 51 0,2647 0,2550
9,5 45 0,2111 11 47,5 0,2316 Dosis V
11,5 47 0,2447 0,2291
Keterangan : Kontrol ( - ) : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% Kontrol ( + ) dosis terapi : kelompok dengan pemberian Loperamide HCl dalam CMC
Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 /kg BB. Kontrol ( + ) ½ dosis terapi : kelompok dengan pemberian Loperamide HCl dalam CMC
Na 1% dengan dosis 3,64 x 10-4 /kg BB. Dosis I : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,00125 g/kg BB. Dosis II : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,0025 g/kg BB. Dosis III : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,005 g/kg BB. Dosis IV : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,01 g/kg BB. Dosis V : kelompok dengan pemberian infusa KBJM dosis 0,02 g/kg BB. X : panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben. Y : panjang usus seluruhnya. X/Y : rasio efek antidiare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari data hasil percobaan pendahuluan didapatkan bahwa nilai rata-rata
rasio efek antidiare kelompok kontrol negatif dengan pemberian NaCl fisiologik
0,9% adalah 0,5146. Pada pemberian CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-rata
rasionya adalah 0,5007. Sedangkan kontrol positif dengan pemberian Loperamide
HCl dosis terapi dalam CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-ratanya adalah 0,2706.
Pada kontrol positif dengan pemberian Loperamide HCl ½ dosis terapi dalam
CMC Na 1%, didapatkan nilai rata-ratanya adalah 0,3419. Dari data yang
dihasilkan telah terbukti bahwa Loperamide HCl (kontrol positif) benar-benar
menunjukkan efek antidiare karena nilai rata-rata rasionya lebih kecil
dibandingkan dengan nilai rata-rata rasio efek antidiare pada pemberian larutan
NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif).
Kelompok CMC Na 1% dalam penelitian ini berfungsi sebagai kontrol
atau pembanding bagi kontrol positif. Hal ini dikarenakan pada pembuatan kontrol
positif diperlukan CMC Na 1% yang berfungsi untuk mendispersikan Loperamide
dalam aquadest. Sehingga untuk mengontrol apakah CMC Na 1% mempunyai
efek antidiare dan laksansia atau tidak diperlukan kelompok perlakuan CMC Na
1%. Karena apabila CMC Na 1% memiliki efek tersebut maka secara langsung
dapat mengganggu jalannya penelitian, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan
nantinya menjadi tidak valid. Dari nilai rasio CMC Na 1% ini akan diketahui
apakah CMC Na 1% mempunyai efek antidiare dan laksansia atau tidak.
Hasil percobaan pendahuluan kelompok perlakuan dengan pemberian
infusa kulit batang jambu mede dosis 0,00125 g/kg BB; dosis 0,0025 g/kg BB;
dosis 0,005 g/kg BB; dosis 0,01 g/kg BB dan dosis 0,02 g/kg BB; menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
besarnya rasio efek antidiare berturut-turut sebesar 0,4618; 0,4097; 0,3363;
0,2550 dan 0,2199. Data rasio efek antidiare dari masing-masing perlakuan dapat
dilihat di tabel I.
Data hasil percobaan pendahuluan yang diperoleh menunjukkan bahwa
nilai rata-rata atau efek antidiare yang ditunjukkan oleh kelompok perlakuan I
mempunyai selisih yang kecil dengan efek antidiare yang ditimbulkan oleh NaCl
fisiologik 0,9%. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pada perlakuan dengan
pemberian infusa kulit batang jambu mede dengan dosis 0,00125 g/kg BB
mempunyai efek antidiare yang hampir sama dengan efek antidiare kontrol negatif
atau dengan kata lain efek antidiarenya sangat kecil. Rasio yang hampir sama
dengan kontrol negatif juga ditunjukkan oleh kelompok CMC Na 1%, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa CMC Na 1% tidak memiliki efek antidiare dan
laksansia atau dengan kata lain CMC Na 1% tidak memiliki efek yang dapat
mengganggu jalannya penelitian. Sedangkan rasio efek antidiare kelompok
perlakuan V paling kecil dibandingkan dengan kolompok lainnya, sehingga dapat
diasumsikan bahwa pada perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu
mede dengan dosis 0,02 g/kg BB mempunyai efek antidiare yang paling besar dari
pada perlakuan I, II, III dan IV.
Pada penelitian kali ini dipilih peringkat dosis pemberian infusa kulit
batang jambu mede berturut-turut adalah dosis II (0,0025 g/kg BB), dosis III
(0,005 g/kg BB) dan dosis IV (0,01 g/kg BB). Pelaksanaan penelitian selanjutnya
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada percobaan pendahuluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
E. Pengujian Efek Antidiare
Pada pengujian efek antidiare ini digunakan 60 ekor hewan uji yang
terbagi secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol
negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na 1%, kelompok perlakuan I,
kelompok perlakuan II dan kelompok perlakuan III. Dimana masing-masing
kelompok perlakuan terdiri dari 10 ekor hewan uji yang sudah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seperti pada percobaan pendahuluan, sebelum digunakan sebagai hewan
uji, mencit harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar hasil
penelitian yang diperoleh memberikan hasil yang diharapkan. Sebelum
digunakan, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama kurang lebih 18 jam namun
minum tetap diberikan. Tujuan hewan uji dipuasakan terlebih dahulu adalah untuk
mengurangi kemungkinan terpengaruhinya absorbsi bahan uji dan bahan obat
karena pengaruh makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Selain itu,
sisa-sisa makanan dalam saluran pencernaan (usus) juga akan mengganggu
gerakan marker karbo adsorben sebagai penanda dalam usus sehingga akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Pada kelompok kontrol positif, setiap hewan uji diberi perlakuan
pemberian Loperamid HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%
sebanyak 0,2 ml/20 g BB mecit untuk tiap ekornya dan dimulai pada menit ke nol.
Sama halnya dengan kelompok kontrol negatif yang setiap hewan uji diberi
perlakuan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9 % sebanyak 0,2 ml/20 g BB
mencit pada menit ke nol. Kelompok CMC Na 1% juga mendapat perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pemberian larutan CMC Na 1% sebanyak 0,2 ml/20 g BB mencit pada menit ke
nol. Selanjutnya dilakukan penelitian sesuai dengan cara kerja yang telah
ditentukan.
Kelompok perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu mede,
peringkat dosis yang digunakan adalah merupakan peringkat dosis yang telah diuji
pada percobaan pendahuluan dan memiliki efek antidiare yang diharapkan.
Besarnya dosis pada kelompok perlakuan dosis I adalah 0,0025 g/kg BB.
Besarnya dosis II adalah kelipatan dua lebih besar dari dosis I yaitu 0,005 g/kg
BB. Sedangkan dosis III adalah kelipatan dua lebih besar dari dosis II yaitu 0,01
g/kg BB.
Pada kelompok perlakuan, setiap hewan uji diberi larutan uji yaitu infusa
kulit batang jambu mede sebanyak 0,2 ml/20 g BB. Empat puluh lima menit
kemudian dilakukan proses pemberian marker/penanda yang berupa suspensi
Gom Arab yang diberi warna hitam oleh karbo adsorben 5%. Proses selanjutnya
adalah pembedahan terhadap hewan uji 20 menit setelah pemberian marker.
Pembedahan terhadap hewan uji dilakukan untuk mengetahui panjang usus yang
dilalui marker karbo adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y) yang
kemudian dibandingkan untuk mendapatkan nilai rasio yang dibutuhkan.
Hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif dengan pemberian
larutan NaCl fisiologik 0,9% menunjukkan bahwa rata-rata rasio dari 10 ekor
hewan uji adalah 0,5185. Sedangkan pada kelompok CMC Na 1%, didapatkan
rata-rata rasio dari 10 hewan uji adalah 0,4886. Pada kelompok kontrol positif
dengan pemberian Loperamide HCl dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
CMC Na 1% menunjukkan rata-rata rasio dari 10 hewan uji yang digunakan
adalah 0,3147. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif yang digunakan yaitu
Loperamide HCl memiliki kemampuan sebagai antidiare karena rata-rata nilai
rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan nilai rasio dari kelompok
kontrol negatif dan CMC Na 1%. Dari pustaka menunjukkan bahwa Loperamide
HCl memiliki kemampuan sebagai antidiare dengan mekanisme mengurangi
gerakan peristaltik dan mencegah sekresi cairan dan elektrolit pada saluran
pencernaan. Data lengkap perhitungan rasio kontrol negatif dan positif tersaji pada
lampiran 4 dan 5.
Pada perlakuan dosis I menggunakan infusa kulit batang jambu mede
dosis 0,0025 g/kg BB menunjukkan rata-rata rasio efek antidiare adalah 0,4097.
Pada kelompok perlakuan dosis II, dengan dosis infusa kulit batang jambu mede
0,005 g/kg BB menunjukkan rata-rata rasio efek antidiare 10 ekor hewan uji
adalah 0,3407. Sedangkan pada kelompok perlakuan dosis III, dengan dosis infusa
kulit batang jambu mede sebesar 0,01 g/kg BB menunjukkan rata-rata efek
antidiare 10 ekor hewan uji adalah 0,2616. Data lengkap untuk hasil penelitian
dengan perlakuan dosis I,II,III dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil penelitian ini telah diperoleh nilai rasio panjang usus yang
dilewati marker karbo adsorben (X) terhadap panjang usus seluruhnya (Y) pada
lima kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif sebesar 0,5185;
kelompok positif sebesar 0,3147; kelompok CMC Na sebesar 0,4886; kelompok
perlakuan dosis I sebersar 0,4097; kelompok perlakuan dosis II sebesar 0,3407;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok perlakuan dosis III sebesar 0,2616. Hasil rata-rata efek antidiare dari
kelima kelompok uji tersaji secara lengkap dan singkat pada tabel berikut.
Tabel II. Rata-rata rasio efek antidiare kelompok kontrol negatif, kontrol positif, CMC Na 1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit intestinal.
Kelompok Jumlah (ekor) 0 ± SE
Kontrol ( - ) 10 0,5185 ± 0,0078 Kontrol ( + ) 10 0,3147 ± 0,0121 CMC Na 1% 10 0,4886 ± 0,0120
Dosis I 10 0,4097 ± 0,0068 Dosis II 10 0,3407 ± 0,0060 Dosis III 10 0,2616 ± 0,0126
Keterangan : Kontrol negatif : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%. Kontrol positif : kelompok dengan pemberian larutan Loperamide HCl dalam
CMC Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. CMC Na 1% : kelompok dengan pemberian CMC Na 1%. Dosis I : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,0025 g/kg BB. Dosis II : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,005 g/kg BB. Dosis III : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,01 g/kg BB. 0 ± SE : rata-rata efek antidiare tiap kelompok.
Besarnya efek antidiare masing-masing kelompok perlakuan (kelompok
kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelpmpok CMC Na 1%, kelompok
dosis I, kelompok dosis II dan kelompok dosis III) atau hasil perhitungan rasio
panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben (X) terhadap panjang usus
seluruhnya (Y) dapat disajikan dalam bentuk diagram batang, seperti pada gambar
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 7. Diagram batang rata-rata rasio efek antidiare kelompok perlakuan.
Diagram batang diatas menunjukkan bahwa rata-rata rasio efek antidiare
yang dihasilkan oleh kontrol negatif paling besar, sedangkan rata-rata efek
antidiare yang paling kecil ditunjukkan oleh dosis III. Dari diagram batang diatas
dapat dilihat bahwa rata-rata efek antidiare dari kelompok kontrol negatif hampir
sama dengan kelompok dosis I, sedangkan rata-rata rasio efek antidiare dari
kontrol positif hampir sama dengan kelompok dosis II dan dosis III. Untuk
mengetahui apakah kemiripan hasil antara kelompok tersebut diatas benar-benar
menunjukkan efek yang sama atau tidak maka perlu dilakukan analisis yang lebih
mendalam menggunakan uji statistik yaitu uji Anova satu arah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari penelitian ini juga diperoleh data yang menunjukkan adanya
perbedaan jarak yang ditempuh marker karbo adsorben antar kelompok perlakuan.
Perbedaan ini disebabkan karena berbedanya kemampuan marker karbo adsorben
untuk berjalan melalui usus. Perbedaan nilai rasio antar kelompok perlakuan
ditentukan oleh kemampuan senyawa yang diberikan apakah mempunyai efek
sebagai antidiare atau tidak.
Nilai rasio pada kelompok kontrol negatif dan CMC Na 1%
menunjukkan nilai rasio yang paling besar dari pada nilai rasio kelompok
perlakuan dengan pemberian infusa kulit batang jambu mede. Hal ini dikarenakan
larutan NaCl fisiologik 0,9% dan larutan CMC Na 1% tidak mempunyai
kemampuan sebagai antidiare. Ketidakmampuan larutan NaCl fisiologik 0,9% dan
CMC Na 1% inilah yang menyebabkan marker karbo adsorben yang berfungsi
sebagai penanda dapat berjalan dengan lancar dalam usus sehingga menyebabkan
jarak yang ditempuh marker karbo adsorben juga semakin panjang. Dengan
semakan panjang jarak yang ditempuh marker maka nilai rasionya juga akan
semakin besar.
Pada hasil penelitian kelompok perlakuan dengan pemberian infusa kulit
batang jambu mede dengan peringkat dosis I, dosis II dan dosis III menunjukkan
nilai rata-rata rasio efek antidiare berturut-turut sebesar 0,4097; 0,3407 dan
0,2616. Nilai rasio ini menunjukkan bahwa infusa kulit batang jambu mede
mempunyai efek antidiare karena rasio yang dihasilkan dari penelitian setelah
pemberian infusa kulit batang jambu mede dengan peringkat dosis I, dosis II dan
dosis III, nilainya lebih kecil dari pada nilai perlakuan dengan kontrol negatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
CMC Na 1%. Data lengkap mengenai panjang usus yang ditempuh marker karbo
adsorben (X) dan panjang usus seluruhnya (Y) dari kelima kelompok perlakuan
pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
Nilai rata-rata rasio kelompok perlakuan yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif disebabkan karena jarak yang ditempuh marker
karbo adsorben dalam usus mencit semakin pendek dengan adanya pemberian
infusa kulit batang jambu mede. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada
dalam infusa kulit batang jambu mede dapat menyebabkan selaput lendir usus
membentuk lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan
menyebabkan sekresi elektrolit dan air terhambat. Selain itu tanin juga
mempunyai kemampuan sebagai spasmolitik yang mampu menciutkan atau
mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Dengan
terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang berlebih dalam saluran pencernakan
tersebut serta gerak peristaltik usus yang berkurang maka menyebabkan karbo
adsorben akan sulit bergerak di dalam usus.
Untuk mempertegas hasil yang didapatkan maka dilakukan uji statistik
dengan menggunakan uji Anova satu arah. Analisis statistik dilakukan untuk
membandingkan masing-masing perlakuan apakah memiliki perbedaan yang
signifikan atau tidak. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS
diawali dengan uji distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov
dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil distribusi sampel dengan Kolmogorov
Smirinov disajikan pada tabel III berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel III. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov.
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic df Sig. rasio negatif .133 10 .200(*) positif .160 10 .200(*) CMC Na .224 10 .168 perlakuan1 .233 10 .131 perlakuan2 .171 10 .200(*) perlakuan3 .202 10 .200(*)
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Dari hasil pengujian distribusi normal menggunakan Kolmogorov
Smirinov suatu sampel dikatakan terdistribusi normal jika nilai significancy untuk
masing-masing kelompok semuanya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji
statistik menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan nilai significancy-nya
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sampel
terdistribusi normal.
Setelah diuji normalitasnya, data sampel juga diuji variansinya. Hal ini
dilakukan utuk memenuhi syarat pengujian dengan Anova. Hasil uji variansi
dengan SPSS tersaji pada tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel IV. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan.
Test of Homogeneity of Variances
rasio
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.297 5 54 .058
Dari hasil uji variansi data, menunjukkan bahwa nilai significancy yang
ditunjukkan adalah 0,058 atau lebih besar dari 0,05 (0,058 > 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang
dibandingkan atau dengan kata lain variansi data adalah sama.
Tabel V. Hasil anova satu arah efek antidiare infusa kulit batang jambu made antar kelompok perlakuan.
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .517 5 .103 131.718 .000Within Groups .042 54 .001 Total .559 59
Hasil uji Anova satu arah menunjukkan angka signifikan kurang dari
0,05 (p < 0,05) diantara kelompok uji pada penelitian ini. Angka signifikan
kurang dari 0,05 menunjukkan arti adanya perbedaan bermakna diantara
kelompok uji (kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
CMC Na 1% dan kelompok perlakuan) berdasarkan perhitungan rasio X dan Y.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dari perhitungan Anova tersebut dilanjutkan dengan uji post hoc
(Tukey). Uji post hoc ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertegas hasil
perhitungan Anova yang telah dilakukan dan untuk mengetahui pada kelompok
manakah terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok uji. Pada uji post hoc
ini akan dilihat signifikan antara rata-rata rasio pada kelima kelompok uji. Namun
yang terpenting pada uji post hoc ini adalah melihat signifikan perbandingan rata-
rata rasio kelompok kontrol negatif, kelompok CMC Na 1% dengan kelompok
kontrol positif dan kelompok dosis I, II dan III. Apabila dari hasil perhitungan
diperoleh nilai signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat perbedaan yang
bermakna diantara kelompok uji. Namun bila hasil dari perhitungan diperoleh
nilai signifikan lebih dari 0,05 (p>0,05) maka terdapat perbedaan yang tidak
bermakna. Data lengkap mengenai hasil perhitungan uji post hoc dapat dilihat
pada tabel VI
Data hasil uji pos hoc (Tukey) menunjukkan bahwa hasil penelitian efek
antidiare dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif)
menunjukkan angka signifikan keduanya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yaitu
0,315 (0,315>0,05) terhadap kelompok CMC Na 1%. Yang artinya perbandingan
efek antidiare yang ditunjukkan oleh NaCl fisiologik 0,9% terhadap CMC Na 1%
adalah berbeda tidak bermakna. Hal ini terlihat dari penelitian yang menunjukkan
bahwa pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% dan CMC Na 1% memiliki efek
antidiare yang hampir sama. Sedangkan nilai signifikan dari larutan fisiologik
0,9% dan CMC Na 1% menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)
bila dibandingkan terhadap kelompok kontrol positif dan larutan uji. Yang artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
adalah perbandingan efek antidiare yang ditunjukkan oleh NaCl fisiologik 0,9%
terhadap efek antidiare Loperamide dan infusa kulit batang jambu mede adalah
berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol negatif dan CMC Na 1%
benar-benar tidak menunjukkan efek antidiare. Sedangkan perlakuan kontrol
positif dengan pemberian Loperamide dan perlakuan dengan pemberian infusa
kulit batang jambu mede dengan tiga peringkat dosis benar-benar memiliki efek
sebagai antidiare.
Tabel VI. Rangkuman hasil uji pos hoc (tukey) efek antidiare infusa kulit batang jambu mede
Signifikan dibandingkan dengan kelompok Kelompok perlakuan K ( - ) K ( + )
CMC Na 1% Dosis I Dosis II Dosis III
K ( - ) 0,000bb 0,135tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb
K ( + ) 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,250tb 0,000bb
CMC Na 1% 0,135tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb
Dosis I 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb
Dosis II 0,000bb 0,250tb 0,000bb 0,000bb 0,000bb
Dosis III 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb 0,000bb Keterangan : Kontrol negatif : kelompok dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%. Kontrol positif : kelompok dengan pemberian larutan Loperamide HCl dalam
CMC Na 1% dengan dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. CMC Na 1% : kelompok dengan pemberian CMC Na 1%. Dosis I : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,0025 g/kg BB. Dosis II : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,005 g/kg BB. Dosis III : kelompok pemberian infusa kulit batang jambu mede dosis
0,01 g/kg BB. bb : menunjukkan perbedaan yang bermakna bila angka signifikan
kurang dari 0,05 (p<0,05) tb : menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila angka
signifikan lebih dari 0,05 (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Angka signifikan perbandingan efek antidiare Loperamide sebagai
kontrol positif menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol
negatif (perlakuan dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9%), kelompok
CMC Na 1% dan kelompok infusa kulit batang jambu mede dosis I serta dosis III.
Sedangkan angka signifikan Loperamide menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna terhadap infusa kulit batang jambu mede dosis II. Hal ini dapat dilihat
dari angka signifikan keduanya yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yaitu 0,250
(0,250>0,05). Perbedaan yang tidak bermakna ini diartikan bahwa kedua hasil
dinyatakan berbeda karena menunjukkan besarnya efek antidiare yang berbeda.
Sedangkan perbedaan tersebut tidak bermakna karena dapat dikatakan bahwa efek
antidiare kelompok dosis II dengan kelompok kontrol positif adalah hampir sama.
Dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa infusa kulit batang jambu
mede memiliki efek antidiare. Efek antidiare yang ditunjukkan oleh infusa kulit
batang jambu mede disebabkan oleh adanya senyawa tanin yang dikandung oleh
kulit batang jambu mede. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek
spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik
usus berkurang (Ajizah,2004). Tanin juga berkhasiat sebagai adstringent, dalam
hal antidiare, tanin dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,
sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus tersebut (Desi, 2005). Dalam hal
diare, dengan berkurangnya gerakan peristaltik usus maka menyebabkan gerakan
tinja dalam usus lebih lambat dari pada keadaan normal dan berkurangnya sekresi
cairan dari usus yang menyebabkan konsistensi tinja menjadi lebih padat maka
keadaan diare ini dapat diminimalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kemampuan dari kulit batang jambu mede sebagai antidiare yang telah
dibuktikan dalam penelitian ini hanya terbatas pada diare yang disebabkan karena
meningkatnya peristaltik usus atau dengan kata lain belum membuktikan
kemampuan memberikan efek antidiare terhadap diare yang disebabkan oleh
faktor penyebab diare yang lain yaitu bakteri, parasit, virus dan toksin. Karena
secara umun pengobatan terhadap diare haruslah disesuaikan dengan
penyebabnya, sehingga kulit batang jambu mede belum mampu memberikan
solusi untuk mengobati diare yang disebabkan oleh faktor penyebab lain seperti
disebutkan diatas. Namun dari pustaka yang didapatkan, sifat adstringen dari tanin
juga mampu meningkatkan proteksi membran terhadap mikroorganisme dan zat-
zat iritan (Mills and Kerry, 2000). Hal tersebut memungkinkan tanin juga mampu
mengatasi faktor-faktor penyebab diare yang lain. Untuk membuktikan bahwa
tanin mempunyai kemampuan memproteksi membran terhadap mikroorganisme
dan zat-zat iritan perlu dilakukan uji dengan metode yang sesuai. Sehingga
nantinya didapatkan informasi yang lengkap mengenai kemampuan tanin yang
tidak hanya mampu mengurangi gerak peristaltik usus namun juga mampu
melindungi membran mukosa dari mikroorganisme penyebab diare dan
toksin/racun/iritan yang juga dapat menyebabkan diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Infusa kulit batang jambu mede mempunyai efek antidiare.
2. Efek antidiare infusa kulit batang jambu mede pada dosis 0,0025 g/kg BB
menunjukkan nilai rasio sebesar 0,4097; pada dosis 0,005 g/kg BB
menunjukkan nilai rasio sebesar 0,3407 dan pada dosis 0,01 g/kg BB
menunjukkan nilai rasio sebesar 0,2616.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaikya perlu dilakuakan
penelitian-penelitian lanjutan yang dapat mendukung atau dilakukan penelitian
lebih lanjut, misalnya:
1. Penggunaan kulit batang jambu mede yang masih segar atau belum
mengalami tahap pengeringan terlebih dahulu (simplisia).
2. Penggunaan metode penelitian selain metode transit intestinal, misalnya
metode proteksi terhadap diare oleh Oleum Ricini. Hal ini dilakukan untuk
semakin mempertegas hasil penelitian bahwa infusa kulit batang jambu mede
mempunyai efek sebagai antidiare
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Perlu dilakukan deteksi kandungan tanin dalam infusa sebelum dilakukannnya
penelitian lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, Aulia. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L., Bioscientiae, Volume I, 31-38.
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 9-11, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia V, 31-35, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka-Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 23-25, 111, 179-185, Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta.
Anonim, 1994, Daftar Obat di Indonesia, Edisi IX, 468, 902, Grafidian Java, Jakarta.
Anonim, 1993, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi V, 20, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 9, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1995b, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi VII, 69, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1996, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi VIII, 47-48, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Anonim, 2000, Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia, Edisi X, 88-89, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2002, Tanaman Berkhasiat, 143-146, PT Intisari Mediatama, Jakarta.
Anonim, 2009, Penyebab Diare Anak, OTC DIGEST, Edisi XXX tahun III, 10-11.
Desi, E. K., 2005, Pengaruh Cara Pengeringan dan Jenis Daun Terhadap Kadar
Tanin Dalam Daun Salam ( Eugenia polyantha Wight ) Secara Spektrofotometri, http://digilib.ums.ac.id, diakses tanggal 7 Maret 2008
DiPiro, J.T. and Longe, R.L., 1997, Diarhea and Constipation, in DiPiro, J.T., Talbrt, R.T., Yee, G.C., Matzake, G.R., Well, B.G., Porsey, L.M., (eds), Pharmacoteraphy, A Pathophysiologic Approach, Third Edition, 2125-2141, Apleton and Lange, Stamford.
Dollery, S, C., 1991, Therapeutic Drugs, Volume II, Churchill Livingstone Edinburgh, London.
Firdaus, 1997, Etiologi Diare karena Infeksi di Indonesia, Medika, Edisi XXIII tahun I, 41-44.
Harborne, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Dr. Kosasih Padmawinata dan Dr. Iwang Soediro, 102-103, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran, 109; 21-24.
Mills, Simon, dan Kerry, Bone, 2000, Principles and Practice of Phytotherapy: Modern Herbal Medicine, 34-37, 68-70, Churchill Livingstone.
Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan Ranti, Edisi V, Penerbit ITB, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Sugiyanto, 1997, Penatalaksanaan Diare pada Malnutrisi, Medika, Edisi XXIII tahun I, 35-40.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Cetakan I, Edisi V, 270-279, PT. Elexmedia Komputindo Keluarga Gramedia, Jakarta.
Van Steenis, C. G. G. J., 1992, Flora, Cetakan VI, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Widjaja, M. C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Cetakan I, Kawan Pustaka, 4-10, Jakarta.
Winarno, M, W., dan Sundari, D., 1996, Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Diare di Indonesia, 25-32, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1: Penimbangan bahan.
Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 g BB. Maka konsentrasi
larutan Loperamide yang dibutuhkan :
D x BB = C x V
7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml
C = 7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg 0,2 ml
C = 7,28 x 10-5 g/ml atau 7,28 x 10-3 g/100 ml
Dari perhitungan di atas diketahi bahwa banyaknya Loperamide yang dibutuhkan
adalah 7,28 x 10-3 g dalam 100 ml. Loperamide HCl didapatkan dari tablet X
sebanyak 10 tablet yang tiap tabletnya mengandung 2 mg Loperamide HCl. Berat
serbuk X yang harus diambi dapat dihitung dengan cara:
Berat serbuk yang ditimbang =
= tabletberattotalxloperamidekandunganTotal
dibutuhkanygloperamideTotal ......
...
= 7,28 x 10-3 g/ml x 1,022 g 0,020 g
= 0,372 g
Serbuk sebanyak 0,372 g ini kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest,
sehingga didapatkan loperamide dengan konsentrasi 7,28 x 10-3 g/100ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2: Foto pohon Jambu Mede yang sudah diambil kulitnya (Anacardium occidentale L)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3: Foto serbuk kulit batang jambu mede (Anarcardiae Cortex)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 4: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif (NaCl fisiologik 0,9%)
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 28.5 58 0.4914
2 31.7 59.4 0.5337
3 29.2 56 0.5214
4 24 50.5 0.4753
5 29.5 53 0.5566
6 28 51.5 0.5437
7 27.4 53 0.5170
8 28 55 0.5090
9 31.5 58.5 0.5385
10 26 51 0.5098
rata-rata 0.5185
Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif (Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 14,5 46 0,3152
2 14,5 41 0,3537
3 8,5 34 0,2500
4 14,5 40,5 0,3580
5 14 44 0,3182
6 13 49 0,2653
7 12,5 43 0,2907
8 18,5 52 0,3558
9 12 40 0,3000
10 16 47 0,3404
rata-rata 0,3147
Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 6: Data hasil penelitian pada kelompok CMC Na 1%.
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 24 47 0,5106
2 19 46 0,4130
3 18 36 0,5000
4 17,5 39 0,4487
5 14,5 30 0,4833
6 19,5 39 0,5000
7 30 57 0,5263
8 27,5 53 0,5189
9 25 54 0,4630
10 24 46 0,5217
rata-rata 0,4886 Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,0025 g/kg BB)
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 18.2 46 0.3957
2 22.5 56 0.4018
3 22.5 54 0.4167
4 20.8 49 0.4245
5 26.5 59 0.4492
6 21 48 0.4375
7 16.5 41 0.4024
8 15 38 0.3947
9 16.5 43 0.3837
10 17.6 45 0.3911
rata-rata 0.4097
Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 8: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,005 g/kg BB)
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 17.4 48 0.3551
2 15 43 0.3488
3 14.2 43.5 0.3264
4 14 44.8 0.3125
5 12.5 38 0.3290
6 16.5 46.5 0.3548
7 15.4 49 0.3143
8 16 46.5 0.3441
9 17 46 0.3696
10 15.5 44 0.3523
rata-rata 0.3407
Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 9: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan III (infusa kulit batang jambu mede dosis 0,01 g/kg BB)
Mencit X (cm) Y (cm) X/Y
1 14.5 52 0.2788
2 14.2 50 0.284
3 15 54 0.2777
4 13.7 47 0.2854
5 13.6 52 0.2654
6 12.5 53 0.2359
7 14.2 57.5 0.247
8 12.5 51 0.2451
9 12 47 0.2553
10 10 41.5 0.2409
rata-rata 0.2616
Keterangan :
X : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
Y : panjang usus seluruhnya
X/Y : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 10: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif (NaCl fisiologik 0,9%)
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 11: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif (dosis Loperamide HCl 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 12: Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 13: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis I infusa kulit batang jambu
mede (dosis 0,0025 g/kg BB)
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 14: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis II infusa kulit batang jambu mede (dosis 0,005 g/kg BB)
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 15: Foto usus hasil perlakuan dengan dosis III infusa kulit batang
jambu mede (dosis 0,01 g/kg BB)
Keterangan : X. : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
Y. : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 16: Analisis Statistik menggunakan SPSS 12 Tests of Normality perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. rasio negatif .133 10 .200(*) .980 10 .963 positif .160 10 .200(*) .931 10 .456 CMC Na .224 10 .168 .907 10 .261 perlakuan1 .233 10 .131 .919 10 .350 perlakuan2 .171 10 .200(*) .931 10 .458 perlakuan3 .202 10 .200(*) .896 10 .198
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Interpretasi data: Jumlah sampel 60 sampel data. Diketahui nilai Significancy dari semua kelompok perlakuan menunjukkan nilainya lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi normal. Maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Anova one way. One way Anova Descriptives rasio
N Mean Std.
Deviation Std. Error95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
negatif 10 .5196 .02468 .00780 .5020 .5373 .48 .56positif 10 .3130 .03831 .01212 .2856 .3404 .25 .36CMC Na 10 .4880 .03795 .01200 .4609 .5151 .41 .53perlakuan1 10 .4097 .02150 .00680 .3944 .4251 .38 .45perlakuan2 10 .3407 .01911 .00604 .3270 .3544 .31 .37perlakuan3 10 .2616 .01901 .00601 .2480 .2751 .24 .29Total 60 .3888 .09732 .01256 .3636 .4139 .24 .56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Test of Homogeneity of Variances rasio
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.297 5 54 .058 ANOVA rasio
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .517 5 .103 131.718 .000 Within Groups .042 54 .001 Total .559 59
rasio Tukey HSD
Subset for alpha = .05 perlakuan N 1 2 3 4 perlakuan3 10 .2616 positif 10 .3130 perlakuan2 10 .3407 perlakuan1 10 .4097 CMC Na 10 .4880 negatif 10 .5196 Sig. 1.000 .250 1.000 .135
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Multiple Comparisons Dependent Variable: rasio Tukey HSD
95% Confidence Interval
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound positif .20664(*) .01252 .000 .1696 .2436CMC Na .03164 .01252 .135 -.0054 .0686perlakuan1 .10991(*) .01252 .000 .0729 .1469perlakuan2 .17895(*) .01252 .000 .1419 .2160
negatif
perlakuan3 .25809(*) .01252 .000 .2211 .2951positif negatif -.20664(*) .01252 .000 -.2436 -.1696
CMC Na -.17500(*) .01252 .000 -.2120 -.1380perlakuan1 -.09673(*) .01252 .000 -.1337 -.0597perlakuan2 -.02769 .01252 .250 -.0647 .0093perlakuan3 .05145(*) .01252 .002 .0144 .0885
CMC Na negatif -.03164 .01252 .135 -.0686 .0054positif .17500(*) .01252 .000 .1380 .2120perlakuan1 .07827(*) .01252 .000 .0413 .1153perlakuan2 .14731(*) .01252 .000 .1103 .1843perlakuan3 .22645(*) .01252 .000 .1894 .2635
perlakuan1 negatif -.10991(*) .01252 .000 -.1469 -.0729positif .09673(*) .01252 .000 .0597 .1337CMC Na -.07827(*) .01252 .000 -.1153 -.0413perlakuan2 .06904(*) .01252 .000 .0320 .1060perlakuan3 .14818(*) .01252 .000 .1112 .1852
perlakuan2 negatif -.17895(*) .01252 .000 -.2160 -.1419positif .02769 .01252 .250 -.0093 .0647CMC Na -.14731(*) .01252 .000 -.1843 -.1103perlakuan1 -.06904(*) .01252 .000 -.1060 -.0320perlakuan3 .07914(*) .01252 .000 .0421 .1161
perlakuan3 negatif -.25809(*) .01252 .000 -.2951 -.2211positif -.05145(*) .01252 .002 -.0885 -.0144CMC Na -.22645(*) .01252 .000 -.2635 -.1894perlakuan1 -.14818(*) .01252 .000 -.1852 -.1112perlakuan2 -.07914(*) .01252 .000 -.1161 -.0421
* The mean difference is significant at the .05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 17: Histogram efek antidiare kelompok kontrol negatif.
0.46 0.48 0.50 0.52 0.54 0.56
rasio X/Y
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Freq
uenc
y
Mean = 0.5196Std. Dev. = 0.02468N = 10
for perlakuan= negatif
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 18: Histogram efek antidiare kelompok kontrol positif
0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36
rasio X/Y
0
1
2
3
4
Freq
uenc
y
Mean = 0.313Std. Dev. = 0.03831N = 10
for perlakuan= positif
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 19: Histogram CMC Na 1%
0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
rasio X/Y
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Freq
uenc
y
Mean = 0.488Std. Dev. = 0.03795N = 10
for perlakuan= CMC Na
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 20: Histogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang
jambu mede dosis I.
0.38 0.39 0.40 0.41 0.42 0.43 0.44 0.45
rasio X/Y
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Freq
uenc
y
Mean = 0.4097Std. Dev. = 0.0215N = 10
for perlakuan= perlakuan1
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 21: Hisrogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang
jambu mede dosis II
0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37
rasio X/Y
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Freq
uenc
y
Mean = 0.3407Std. Dev. = 0.01911N = 10
for perlakuan= perlakuan2
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 22: Histogram efek antidiare kelompok perlakuan infusa kulit batang
jambu mede dosis III
0.23 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
rasio X/Y
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Freq
uenc
y
Mean = 0.2616Std. Dev. = 0.01901N = 10
for perlakuan= perlakuan3
Histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BIOGRAFI PENULIS
Penulis Skripsi berjudul ”Efek Antidiare
B
2
S
F
K
(
K
(
K
(
C
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Infusa Kulit Batang Jambu Mede (Anacardie
Cortex) Pada Mencit Putih Betina Dengan Metode
Transit Intestinal” bernama Stefanus Dani Cahya
Pamungkas. Dilahirkan di Gombong, 26 Mei 1987
sebagai putra kedua dari pasangan Antonius Sri
Sadono dan Christina Purwanti.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD Pius
akti Utama Gombong. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun
002 di SLTP Negeri 2 Gombong. Pendidikan menengah atas diselesaikan di
MA Negeri 1 Gombong pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di
akultas Farmasi Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2009.
Selama kuliah penulis aktif menjadi koordinator UKF Kerohanian
atolik BEMF Farmasi (2005-2006), Panitia Perayaan Pesta Emas 50 tahun USD
2005), Staf bidang kegiatan (2005-2006) Perkumpulan Mahasiswa/i
ab.Kebumen se-DIY (Kunang Ijo), Seksi Komunitas (2007-2008), Sekretaris
2008-2009), dan Humas (2009-sekarang) Forum Komunikasi Mahasiswa/i
atolik Keuskupan Purwokerto (FKMKKP), Panitia Inisiasi Sanata Dharma
2006 & 2007) sebagai pendamping kelompok. Aktif dalam berbagai kegiatan
ampus Ministry unit Paingan (2005-2009), Panitia Pekan Suci Paskah (2007-
009), Aktif dalam Komunitas Untuk Bumi USD (2008-2009) & menjadi
95
Steering Commitee Sarasehan Hari Bumi USD (2008). Anggota Jalinan Kasih
Mahasiswa Katolik USD (2005-2009). Anggota keluarga MAGIS 09-Yogyakarta-
Indonesia (2008-2009), Pemimpin Redaksi majalah Tirami-su USD (2008-2009),
Asisten pendamping (2008) kegiatan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK),
Asisten pendamping (2009) kegiatan Pusat Studi Realino, Asisten Praktikum
Biofarmasetika (2009) & Praktikum FTS Solid A dan B (2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI