plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2017. 12. 18. · dalam menyelesaikan skripsi ini...
TRANSCRIPT
EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG
Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agustina Ana Pertiwi
NIM : 082114067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG
Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agustina Ana Pertiwi
NIM : 082114067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan,
melainkan oleh ketekunan.”
(Samuel Johnson)
“Anda bisa sukses sekalipun tak ada orang yang percaya
anda bisa. Tapi anda tak pernah sukses jika tidak
percaya pada diri sendiri.”
( William JH Boetcheker)
“Dua pejuang yang paling berkuasa adalah kesabaran
dan waktu.”
( Leo Nikolaevich Tolstoy)
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus penyemangat hidupku,
2. Bapakku tercinta H. Suhartono,
3. Ibuku tersayang Mc. Sri Sutiwi,
4. Kakakku Andy Febri Nugroho,
5. Adikku Albertus Aldy Wihartono, dan
6. Kekasihku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Syukur kepadaMu Tuhan, sumber segala rahmat, atas berkat dan limpahan
kasihMu sepanjang hari yang membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang bagi
Pegawai Negeri Sipil”. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yesus Kristus, Kau begitu sempurna di mataku Kau begitu indah.
2. Ibu Maria, ibuku yang baik hati.
3. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
4. M. Trisnawati R., S.E.,M.Si.,Akt.,QIA, selaku dosen pembimbing yang
telah sabar mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing
dan memberikan bekal ilmu selama penulis belajar di Sanata Dharma.
6. Seluruh staf Sekretariat Fakultas Ekonomi, dan seluruh karyawan
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis selama belajar di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Drs. Hardono, atas nama Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang
telah mengeluarkan surat izin penelitian kepada penulis.
8. Drs. Edy Suasana, M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta yang memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan
segenap pegawai Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah banyak
membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
9. Bapak, Ibu, Mas Andi, Aldi, yang selalu memberikan semangat dan
dukungan.
10. Rico Irawan Krakatau, terimakasih kekasihku yang selalu memotivasiku.
11. Teman-teman Akuntansi 2008, bersamamu ku habiskan waktu, senang
bisa mengenal kalian (Stevia, Elis, Sita, Monik, Dita, Willy, Jati, dan
semuanya).
12. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang membutuhkan.
Yogyakarta, 28 Desember 2012
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
ABSTRACT .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 3
E. Sistematika Penulisan ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6
A. Pajak ...................................................................................... 6
1. Pengertian Pajak .............................................................. 6
2. Pengelompokan Pajak ..................................................... 7
3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 8
4. Tarif Pajak ....................................................................... 9
B. Pegawai Negeri Sipil ............................................................. 10
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ..................................... 10
2. Pengelompokan Pegawai Negeri Sipil ............................ 10
3. Penghasilan yang Diterima oleh PNS ............................. 11
C. Pajak Penghasilan Pasal 21 ................................................... 15
1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ........................... 15
2. Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 21 ......................... 16
3. Dasar Pengenaan PPh Pasal 21 ....................................... 17
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) .......................... 17
5. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................... 19
6. Tarif PPh Pasal 21 Bagi yang Tidak Memiliki NPWP ... 19
7. Pemotong PPh Pasal 21 ................................................... 20
8. Kewajiban dan Hak Pemotong PPh Pasal 21 .................. 22
9. Cara Menghitung PPh Pasal 21 ....................................... 24
D. Review PenelitianTerdahulu .................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 35
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 35
D. Data Penelitian ...................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 36
BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................... 38
A. Lokasi Dinas Pendidikan....................................................... 38
B. Visi dan Misi Dins Pendidikan Kota Yogyakarta ................. 38
C. Struktur Organisasi ............................................................... 38
D. Penggajian ............................................................................. 43
E. Perpajakan ............................................................................. 44
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 45
A. Diskripsi Data ....................................................................... 45
B. Analisis Data ......................................................................... 48
C. Pembahasan ........................................................................... 68
BAB VI PENUTUP ................................................................................... 72
A. Kesimpulan ........................................................................... 72
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 73
C. Saran ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tarif Pasal 17 UU PPh untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ...............19
Tabel 4.1 Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ....................41
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Pajak Terutang PPh Pasal 21 PNS
oleh Bendahara Pemerintah ..............................................................48
Tabel 5.2 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS perempuan
menikah dan berhenti bekerja di tahun berjalan yang
bernama Tutie Husadari....................................................................50
Tabel 5.3 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang mulai
bekerja ditahun berjalan bernama Edi Kusnandar, SPd ...................54
Tabel 5.4 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang bekerja 1
(satu) tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng ...............59
Tabel 5.5 Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 oleh
Bendahara Pemerintah dengan PPh Pasal 21 yang
dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 262/PMK.03/2010 ................................................................66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ............ 40
Gambar 5.1 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ...................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG
Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Agustina Ana Pertiwi
082114067
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2012
Penelitian ini bertujuan untuk memberi penilaian tepat atau tidak tepat
terhadap hasil Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang untuk Pegawai Negeri
Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah. Penelitian ini dilakukan karena penerapan With Holding System
yang sering menimbulkan adanya kesalahan dalam menentukan Pajak
Penghasilan Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh pihak pemberi kerja.
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparasi, yaitu
dengan membandingkan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang
dihitung oleh Bendahara Pemerintah dengan jumlah Pajak Penghasilan Pasal
21 terutang yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuagan Nomor
262/PMK.03/2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Pajak Penghasilan Pasal
21 terutang yang dihitung Bendahara Pemerintah tidak sama dengan jumlah
Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dihitung berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Pajak Penghasilan Pasal 21
yang dihitung Bendahara Pemerintah tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
AN EVALUATION OF ARTICLE 21 INCOME TAX PAYABLE
A Case Study on Civil Servants Salary form at Education Department of
Yogyakarta
Agustina Ana Pertiwi
082114067
Sanata Dharma University
2012
This research is aimed to assess the appropriate or inappropriate to the
results of Income Tax Article 21 Payable to Civil Servants at Education
Department of Yogyakarta done by the Government Treasury. This research was
conducted due to the implementation of With Holding System that frequently
created mistakes in determining Income Tax Article 21 done by the employers.
The research was case study. The data were obtained through interview
and documentation. The data analysis technique used was comparison analysis
technique to compare the amount of Income Tax Article 21 calculated by the
Government Treasurer and the amount of Income Tax Article 21 calculated based
on the Regulation of the Minister of Finance Number 262/PMK.03/2010.
The result of the research showed that the amount of Income Tax Article
21 payable calculated by the Government Treasurer is not equal with the sum of
Income Tax Article 21 payable calculated based on the this Regulation of the
Minister of Finance Number 262/PMK.03/2010. Thus, the Income Tax calculated
by the Goverment Treasurer was a still improper.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan bagi negara memiliki arti penting karena melalui
pembangunan kesejahteraan rakyat dapat tercapai, untuk itu diperlukan dana
yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan pengeluaran pembangunan
itu sendiri. Penerimaan dari sektor pajak merupakan satu-satunya andalan
penerimaan negara sebagai sumber pembiayaan pembangunan dibandingkan
dengan penerimaan migas. Dari data APBN tahun 1989/1990, pajak telah
mencapai angka Rp12.190,3 miliar, sedangkan migas hanya mencapai
Rp11.252,1 miliar dengan selisih pajak lebih besar Rp938 miliar (Burton
2009:21). Angka ini menjadi indikator cukup besar bahwa penerimaan sektor
migas sejak awal tahun 1990-an mulai tidak dapat diandalkan lagi, dan sejak
saat itu negara terus fokus mengandalkan penerimaan dari sektor pajak yang
digunakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Pajak merupakan iuran wajib yang diberlakukan pada setiap Wajib
Pajak atas objek pajak yang dimilikinya dan hasilnya diserahkan kepada
pemerintah. Jenis pajak yang diberlakukan di Indonesia diantaranya adalah
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan
PPnBM), Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Hadiah dan lain-lain.
Dari jenis pajak yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
penerimaan pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh) dibandingkan jenis pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lainnya seperti PPN dan PBB maupun jenis pajak lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin banyaknya masyarakat memperoleh
penghasilan dan dikenakan pajak atau dengan kata lain penerimaan PPN yang
menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat untuk memperoleh barang dan
jasa yang terkena pajak masih rendah (http://pajak.go.id). Pajak penghasilan
akan dikenakan kepada orang atau badan usaha yang memperoleh
penghasilan di Indonesia. Pajak penghasilan yang berlaku untuk
pegawai/karyawan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21).
Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku menerapkan
with holding system selain dengan self assessment system. Penerapan with
holding system, pengenaan dan penghitungan pajak dilakukan melalui
pemotongan, pemungutan dan pembayaran PPh oleh pihak lain atau pihak
ketiga, yakni sebagai pihak yang melakukan pembayaran atas penghasilan
pegawai/karyawan yang menerima penghasilan. Sistem pemungutan pajak
dengan with holding system merupakan salah satu praktik langsung dari asas
kemudahan dan efisiensi dalam perpajakan karena saat itu juga bisa
terlaksana pelaksaan kewajiban pajak dari pihak yang dipotong pajaknya
(Pandiangan 2010:19).
Perhitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh pihak ketiga memiliki
kemungkinan adanya salah hitung, salah dalam menentukan tarif, dan ada
kemungkinan salah tulis. Dari kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang
dilakukan oleh pihak ketiga ini dapat menyebabkan kerugian terhadap negara.
Tetapi tidak menyebabkan kerugian atas penghasilan yang diterima oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Wajib Pajak terutama PNS, hal ini dikarenakan pajak terutang atas
penghasilan yang diterima oleh PNS ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Dari kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang dapat mengakibatkan
kerugian terutama bagi negara, maka penentuan besarnya PPh Pasal 21 yang
dilakukan oleh Bendahara Pemerintah perlu ditinjau kembali agar sesuai
dengan peraturan perundag-undangan perpajakan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sebelumnya diuraikan,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah jumlah perhitungan
PPh Pasal 21 terutang yang dihitung oleh Bendahara Pemerintah terhadap
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sudah
tepat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberi penilaian tepat atau tidak tepat
terhadap hasil PPh Pasal 21 terutang untuk PNS di Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
menentukan besarnya PPh Pasal 21 terutang yang seharusnya dikenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
atas gaji PNS di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan pengamatan
secara mendalam, khususnya pada permasalahan yang serupa dibidang
perpajakan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku
kuliah, dan memperluas pengetahuan terutama di bidang perpajakan
khususnya pajak penghasilan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi uraian teoritis yang akan digunakan sebagai dasar
untuk mendukung pengolahan data yang diperoleh, dan review
penelitian terdahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan,
teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel serta
teknik analisis data untuk menjawab masalah yang diteliti.
Bab IV Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Bab ini berisi uraian singkat objek yang diteliti, seperti lokasi,
visi dan misi, struktur organisasi, dan perpajakan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis data serta pembahasan mengenai
rumusan masalah yang ada.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan
deskripsi dan analisis serta pembahasan data yang dilakukan
oleh penulis, mengungkapkan keterbatasan dari penelitian yang
dilakukan, dan memberikan saran yang diharapkan penting bagi
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan peneliti berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
“Pajak adalah kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Resmi
(2009:1),
“Pajakadalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Pengertian pajak menurut S.I. Djajadiningrat dalam Resmi (2009:1),
“Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari
kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah
serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara
secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.”
Pengertian pajak menurut Mr. Dr N. J. Feldman dalam Resmi (2009:2),
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara
umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan
untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan pada
pengertian pajak adalah:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang
bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
2. Pengelompokan Pajak
Jenis Pajak dapat digolongkan menjadi tiga (Mardiasmo, 2011: 5-6):
a. Menurut Golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya
1) Pajak negara (Pajak pusat), yaitu pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi Bangunan, dan
Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a) Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,
dan Pajak Hiburan.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga Mardiasmo (2011:7-9):
a. Official Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Self Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang.
c. With Holding System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
4. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang
(pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam
persentase. Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif
pajak dikenal empat macam tarif pajak (Resmi, 2009: 15-17), yaitu:
a. Tarif Pajak Proporsional (sebanding)
Tarif pajak proporsional adalah tarif berupa persentase tetap terhadap
jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Contoh:
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% atas penyerahan
barang kena pajak.
b. Tarif Pajak Progresif (meningkat)
Tarif pajak progesif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi
lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak
menjadi semakin besar. Contoh: Pajak Penghasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Tarif Pajak Degresif (menurun)
Tarif pajak degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang
semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak
menjadi semakin kecil.
d. Tarif Pajak Tetap
Tarif pajak tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap
(sama besarnya) terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar
pengenaan pajak.
B. Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 1999:
“Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
negara atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Pengertian Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999, “Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu
jenis Kepegawaian Negeri disamping anggota TNI dan Anggota POLRI.”
2. Pengelompokan Pegawai Negeri Sipil
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pengelompokan Pegawai Negeri
Sipil terdiri dari:
a. Pegawai Negeri terdiri dari:
1) Pegawai Negeri Sipil
2) Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
3) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat, adalah Pegawai Negeri Sipil yang
gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara,
Instansi Vertikal di Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota,
Kepaniteraan Pengadilan, atau diperkerjakan untuk
menyelenggarakan tugas negara lainnya.
2) Pegawai Negeri Sipil Daerah, adalah Pegawai Negeri Sipil
Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada
Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.
3. Penghasilan yang Diterima oleh PNS
a. Gaji PNS
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketigabelas atas Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil yang diangkat diberikan gaji pokok
berdasarkan golongan ruang. Jumlah gaji yang diterima oleh Pegawai
Negeri Sipil disesuaikan dengan MKG (Masa Kerja Golongan) artinya
jika masa kerja golongan seorang Pegawai Negeri Sipil semakin lama
maka jumlah gaji yang diterima juga semakin besar.
b. Kenaikan Gaji Berkala dan Kenaikan Gaji Istimewa
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Presiden Republik
Indonesi mengatur kepada PNS diberikan kenaikan gaji berkala
apabila dipenuhi syarat-syarat:
1) telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk
kenaikan gaji berkala;
2) penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-
kurangnya “cukup”.
Pemberitahuan kenaikan gaji berkala diterbitkan 2 (dua) bulan
sebelum kenaikan gaji berkala itu berlalu. Apabila PNS yang
bersangkutan belum memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka
kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu)
tahun. Apabila sehabis waktu penundaan, PNS yang bersangkutan
belum juga memenuhi syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda
lagi tiap-tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun. Apabila tidak ada
alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji berkala tersebut
diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu. Penundaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang
berwenang. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh
untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.
Kepada PNS yang menurut daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan menunjukkan nilai “amat baik”, sehingga ia patut dijadikan
teladan, dapat diberikan kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan
dengan memajukan saat kenaikan gaji berkala yang akan datang dan
saat-saat kenaikan gaji berkala selanjutnya dalam pangkat yang
dijabatnya pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa itu.
c. Tunjangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1977, selain gaji pokok Pegawai Negeri Sipil diberikan:
1) Tunjangan Keluarga
a) Tunjangan istri/suami
Pegawai Negeri Sipil yang beristri/bersuami diberikan
tunjangan istri/suami sebesar 10% (sepuluh persen) dari gaji
pokok, dengan ketentuan apabila suami istri kedua-duanya
berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan
ini hanya diberikan kepada yang mempunyai gaji pokok lebih
tinggi.
b) Tunjangan Anak
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pendapatan dan Belanja Negara terdapat dalam pasal 53,
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai anak atau anak angkat
diberikan tunjangan sebesar 2% (dua persen) dari gaji pokok.
Tunjangan anak ini diberikan kepada pegawai yang
mempunyai anak dan/atau anak angkat maksimal 2 (dua)
orang, dengan batas umur 21 (dua puluh satu) tahun, tidak
mempunyai penghasilan sendiri dan tidak kawin atau belum
pernah kawin. Tunjangan anak diberikan diperpanjang
sampai anak berumur 25 (dua puluh lima) tahun jika anak
tersebut masih bersekolah di Perguruan Tinggi dan
dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Perguruan Tinggi
yang bersangkutan.
2) Tunjangan Jabatan
a) Tunjangan struktural/fungsional
Tunjangan struktural/fungsional yaitu tunjangan
berupa uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang diangkat dalam jabatan struktural. Pegawai Negeri Sipil
diberikan tunjangan jabatan struktural berdasarkan eselon
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Tunjangan Jabatan Struktural.
b) Tunjangan Umum
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi
Pegawai Negeri Sipil, tunjangan umum diberikan kepada
pegawai yang tidak menerima tunjangan struktural, tunjangan
fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan
tunjangan jabatan maka diberikan tunjangan umum untuk
setiap bulannya.
3) Tunjangan Pangan
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-67/PB/2010 tentang tunjangan beras dalam bentuk
natura dan uang, Pegawai Negeri Sipil memperoleh tunjangan
beras sebanyak 10 kg/orang, penghitungan besarnya jumlah per
kilogram beras yang diberikan tidak berdasarkan harga pasar
tetapi berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu sebesar
Rp5.656,00.
C. Pajak Penghasilan Pasal 21
1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
Pasal 1 yang dimaksud dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah:
“Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri
sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak
Penghasilan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 21
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
Pasal 2, penghasilan yang dikenai PPh Pasal 21 adalah:
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap
bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh
Pemerintah atas beban APBN atau APBD.
b. Penghasilan tetap dan teratur meliputi:
1) Pejabat Negara, untuk:
a) Gaji dan tunjangan lain yang sifatnya teratur setiap bulan; atau
b) Imbalan tetap sejenisnya, yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) PNS, Anggita TNI, dan Anggota POLRI, untuk gaji dan
tunjangan lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Pensiunan, untuk uang pensiun dan tunjangan lain yang sifatnya
tetap berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Termasuk dalam pengertian gaji, uang pensiun, dan tunjangan lain
sebagaimana dimaksud adalah gaji, uang pensiun, dan tunjangan ke-
13 (ketiga belas).
d. Atas penghasilan selain penghasilan tetap dan teratur berupa
honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong PPh Pasal 21 dan
bersifat final, tidak termasuk biaya perjalanan dinas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Dasar Pengenaan PPh Pasal 21
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
pasal 5, dasar pengenaan PPh Pasal 21 adalah:
a. Dasar pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap dan teratur
setiap bulan adalah Penghasilan Kena Pajak.
b. Besarnya Penghasilan Kena Pajak ditentukan berdasarkan penghasilan
neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak.
c. Besarnya Penghasilan neto bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI,
atau Anggota POLRI ditentukan berdasarkan jumlah seluruh
penghasilan tetap dan teratur setiap bulan dikurangi dengan:
1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan
atau Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun.
2) iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI, atau Anggota POLRI kepada dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua
yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
pasal 7, besarnya PTKP yang dikenakan sebesar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Besarnya PTKP per tahun adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah:
1) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi;
2) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
3) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
b. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak bagi wanita berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1) bagi wanita kawin, sebesar Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk
dirinya sendiri;
2) bagi wanita tidak kawin, sebesar Penghasilan Tidak Kena Pajak
untuk dirinya sendiri ditambah Penghasilan Tidak Kena Pajak
untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang.
c. Dalam hal wanita kawin dapat menunjukkan keterangan tertulis dari
pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang
menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah Penghasilan Tidak
Kena Pajak untuk dirinya sendiri ditambah Penghasilan Tidak Kena
Pajak untuk status kawin dan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling
banyak 3 (tiga) orang.
d. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan berdasarkan
keadaan pada awal tahun kalender.
5. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
pasal 8, tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
dikenakan berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak
Penghasilan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Tarif Pasal 17 UU PPh untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah)
5%
(lima persen)
Diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah)
15%
(lima belas persen)
Diatas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
25%
(dua puluh lima
persen)
Diatas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
30%
(tiga puluh persen) Sumber: UU PPh No. 36 Tahun 2008
6. Tarif PPh Pasal 21 Bagi yang Tidak Memiliki NPWP
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 262/PMK.03/2010
Pasal 10, Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pensiunannya tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, atas
penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN
atau APBD dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua
puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya yang memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak.
Tambahan PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua puluh
persen) menjadi beban Pejabat Negara, PNS, penghasilan yang diterima
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya.
Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dibuktikan oleh Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya dengan
memberikan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak kepada bendahara
pemerintah.
7. Pemotong PPh Pasal 21
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun
2008, pemotong pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dilakukan oleh:
a. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan, baik
merupakan pusat/cabang maupun perwakilan/unit yang membayar
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apa pun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau
pemegang kas kepada Pemerintah Pusat, termasuk institusi TNI/Polri,
Pemerintah Daerah, instasi atau lembaga pemerintah, lembaga-
lembaga negara lainnya, dan KBRI diluar negeri yang membayarkan
gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan;
c. Dana pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan Iuran Hari
Tua (IHT) atau Jaminan Hari Tua(JHT);
d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
dan
e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang
bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta
lembaga yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar
honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu
kegiatan.
Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan
pemotong PPh Pasal 21 adalah kantor perwakilan negara asing, baik
berupa Kedutaan Besar, Konsulat, atau Atese, dan sejenisnya; dan
organisasi-organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
8. Kewajiban dan Hak Pemotong PPh Pasal 21
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 Pasal 11, hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21
adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21
Bendahara pemerintah yang melakukan pemotongan PPh
Pasal 21 adalah bendahara pengeluaran pada kementrian/lembaga,
pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota.
1) Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
2) Bendahara pemerintah wajib menghitung, memotong, dan
melaporkan PPh Pasal 21 terutang untuk setiap Masa Pajak.
Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan
PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak tetap berlaku, dalam hal
jumlah pajak yang dipotong pada Masa Pajak yang bersangkutan
nihil;
3) Bendahara pemerintah , harus memberikan bukti pemotongan PPh
Pasal 21 yang ditanggung Pemerintah kepada Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya paling
lama 1 (satu) bulan setelah tahun kalender berakhir. Dalam hal
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bekerja sebelum berakhirnya tahun kalender, bukti pemotongan
PPh Pasal 21 harus diberikan paling lama 1 (satu) bulan setelah
yang bersangkutan berhenti bekerja;
4) Bendahara pemerintah dan badan yang ditunjuk harus
memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final
atas penghasilan berupa honorarium atau imbalan lain dengan
nama apapun paling lama pada akhir bulan dilakukannya
pembayaran penghasilan tersebut;
5) PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Bendahara pemerintah wajib
disetor ke Kantor Pos atay Bank yang ditunjuk Menteri
Keuangan, dalam jangka waktu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yaitu paling lama 10 (sepuluh) hari setelah
Masa Pajak berakhir;
6) Bendahara pemerintah wajib melaporkan pemotongan dan
penyetoran PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak yang dilakukan
melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21 ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Bendahara pemerintah terdaftar,
dalam jangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, yaitu paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa
Pajak berakhir;
7) Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 21 dan batas
waktu pelaporan PPh Pasal 21 bertepatan dengan hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, penyetoran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pelaporan PPh Pasal 21 dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
b. Hak Pemotong PPh Pasal 21
1) Dalam hal suatu Masa Pajak terjadi kelebihan perhitungan atas
PPh Pasal 21 yang ditanggung pemerintah , kelebihan PPh Pasal
21 yang ditanggung oleh pemerintah tersebut diperhitungkan
dengan PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh pemerintah pada
bulan berikutnya melalui Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal
21.
2) Dalam hal suatu Masa Pajak terjadi kesalahan pemotongan atas
PPh Pasal 21 yang bersifat final dari penghasilan berupa
honorarium atau imbalan lain sehingga terdapat kelebihan
penyetoran PPh Pasal 21 yang bersifat final, kelebihan penyetoran
PPh Pasal 21 yang bersifat final tersebut dikembalikan sesuai tata
cara pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai tata cara pengembalian kelebihan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang.
9. Cara Menghitung PPh Pasal 21
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 bagian Lampiran tentang petunjuk umum dan contoh
penghitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI,
Anggota POLRI, menjelaskan cara menghitung PPh Pasal 21 terutang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
atas penghasilan teratur setiap bulan adalah sebagai berikut:
a. Penghitungan Masa atau Bulanan selain Masa Pajak Desember atau
Masa Pajak terakhir:
1) untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap dan teratur
setiap bulan, terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto
yang diterima selama sebulan, yang meliputi seluruh gaji dan
tunjangan, seperti tunjangan istri/suami, tunjangan anak,
tunjangan beras, tunjangan struktural/fungsional;
2) selanjutnya dihitung jumlah penghasilan neto sebulan yang
diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan
dengan biaya jabatan dan iuran pensiun;
3) selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah
penghasilan neto sebulan dikalikan 12 (dua belas);
4) dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, atau Anggota
POLRI mulai bekerja setelah bulan Januari, maka penghasilan
neto setahun dihitung dengan mengalikan penghasilan neto
sebulan dengan banyaknya bulan sejak Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, atau Anggota POLRI mulai bekerja sampai dengan
bulan Desember;
5) selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak yaitu sebesar
Penghasilan neto setahun sebagaimana dimaksud pada huruf c
atau huruf d, dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6) PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan setahun dihitung dengan
menerapkan tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan
terhadap Penghasilan Kena Pajak;
7) Selanjutnya dihitung PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh
pemerintah sebulan, yaitu;
a) Jumlah PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan sebagaimana
dimaksud pada huruf c dibagi dengan 12 (dua belas);
b) Jumlah PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan sebagaimana
dimaksud pada huruf d dibagi banyaknya bulan yang menjadi
faktor pengali sebagaimana dimaksud pada huruf d.
b. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang pada Masa Pajak Desember
adalah sebagai berikut:
1) Dihitung PPh Pasal 21 terutang atas seluruh penghasilan tetap dan
teratur setiap bulan yang diterima dalam tahun kalender yang
bersangkutan;
2) PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Desember adalah sebesar
selisih antara PPh Pasal 21 terutang atas seluruh penghasilan tetap
dan teratur setiap bulan yang diterima dalam tahun kalender yang
bersangkutan, sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dengan PPh
Pasal 21 yang telah dihitung tiap Masa Pajak dalam tahun
kalender yang bersangkutan sampai dengan Masa Pajak
Desember;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3) Apabila dalam PPh Pasal 21 yang telah dihitung tiap Masa Pajak
dalam tahun kalender yang bersangkutan sampai dengan Masa
Pajak November terdapat tambahan PPh Pasal 21 sebesar 20%
lebih tinggi daripada tarif PPh umum karena belum memiliki
NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang telah dihitung tiap
Masa Pajak dalam tahun kalender yang bersangkutan sampai
dengan Masa Pajak November sebagaimana dimaksud pada huruf
b tidak termasuk tambahan PPh Pasal 21 sebesar 20% tersebut.
c. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang pada Masa Pajak Terakhir:
1) Dihitung PPh Pasal 21 terutang atas seluruh penghasilan tetap dan
teratur setiap bulan yang diterima dalam tahun kalender yang
bersangkutan yang disetahunkan.
2) PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak terakhir adalah sebesar
selisih antara PPh Pasal 21 terutang atas seluruh penghasilan tetap
dan teratur setiap bulan yang diterima dalam tahun kalender yang
disetahunkan, sebagaimana dimaksud dalam huruf 1, dengan PPh
Pasal 21 yang telah dihitung tiap Masa Pajak dalam tahun
kalender yang bersangkutan sampai dengan bulan sebelumnya.
Contoh penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan
teratur bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota
TNI/POLRI, dan para pensiunannya (Liberti 2010:131).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Contoh 1:
Arief Sudarman, seorang PNS di Dinas Kehutanan golongan III.c,
dengan gaji pokok Rp2.030.800. Dia menduduki jabatan sebagai
Kepala Seksi Tanaman Keras (eselon IVa) dengan tunjangan
jabatan Rp540.000 sebulan. Dia sudah menikah dan mempunyai
satu orang anak yang masih dalam tanggungannya. Dengan
kondisi tersebut, penghitungan PPh Pasal 21 atas Arief Sudarman,
adalah sebagai berikut:
Gaji Pokok Rp2.030.800,00
Tunjangan istri Rp 203.080,00
Tunjangan Anak Rp 40.616,00
Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
Pembulatan Rp 54,00
Tunjangan Beras Rp 126.900,00 +
Jumlah Penghasilan Bruto 1 bulan Rp2.941.450,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan Rp147.073,00
(5% x Rp2.941.450,00)
Iuran pensiun Rp108.039,00
(4,75% x Rp2.274.496,00)
Iuran IHT Rp 73.921,00 +
(3,25% x Rp2.274.496,00)
Jumlah Pengurang Rp 329.032,00-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Penghasilan neto 1 bulan Rp 2.612.418,00
Penghasilan neto disetahunkan:
12 x Rp2.612.418,00 Rp31.349.014,00
PTKP (K/1)
WP Rp15.840.000,00
Kawin Rp 1.320.000,00
Anak Rp 1.320.000,00 +
Jumlah PTKP Rp18.480.000,00-
PKP setahun Rp12.869.014,00
PPh Pasal 21 atas gaji setahun
5% x Rp12.869.000,00= Rp643.450,00
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
Rp643.450,00: 12 = Rp53.621,00
Contoh 2:
Mangiring T., seorang PNS di Departemen Pendidikan Nasional
golongan IV.b dengan gaji pokok Rp2.860.500. dia menduduki
jabatan Kepala Bagian Perencanaan (eselon IIIa) dengan
tunjangan jabatan Rp1.260.000 sebulan. Dia sudah menikah dan
mempunyai tiga orang anak yang masih dalam tanggungannya.
Dengan kondisi tersebut, penghitungan PPh Pasal 21 atas
Mangiring T. Adalah sebagai berikut,
Gaji Pokok Rp2.860.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tunjangan istri Rp 286.050,00
Tunjangan anak Rp 171.630,00
Tunjangan jabatan Rp1.260.000,00
Pembulatan Rp 38,00
Tunjangan beras Rp 211.500,00 +
Jumlah penghasilan bruto Rp4.789.718,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan
5% x Rp4.789.718,00 =Rp239.486,00
Iuran Pensiun
4,75% x Rp3.318.180,00 =Rp157.614,00
Iuran IHT
3,25% x Rp3.318.180,00 =Rp107.841,00 +
Jumlah Pengurang Rp 504.940,00 -
Penghasilan netto Rp 4.284.778,00
Penghasilan neto setahum:
12 x Rp4.284.778,00 Rp51.417.332,00
PTKP (K/3)
Wajib Pajak Rp15.840.000,00
Status Kawin Rp 1.320.000,00
Anak Rp 3.960.000,00 +
Jumlah PTKP Rp21.120.000,00 -
PKP 1 tahun Rp30.297.332,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PPh Pasal 21 atas gaji setahun:
5% x Rp30.297.000,00= Rp1.514.850,00
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan:
Rp1.514.850,00: 12 = Rp126.238,00
Contoh 3:
Penghitungan PPh Pasal 21 yang mulai bekerja dalam tahun
berjalan
Hapid Abdul Gopar merupakan Pejabat Negara pada sebuah
lembaga negara yang baru diangkat pada bulan Juli 2010, telah
menikah dengan 4 (empat) orang tanggungan anak dan telah
memiliki NPWP. Penghasilan yang dibayarkan sehubungan
dengan statusnya sebagai Pejabat Negara:
Gaji Kehormatan Rp10.000.000,00
Tunjangan istri Rp 1.000.000,00
Tunjangan Anak Rp 400.000,00
Tunjangan Jabatan Rp10.000.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Juli sampai dengan
Masa Pajak November 2010 dihitung sebagai berikut:
Gaji Kehormatan Rp10.000.000,00
Tunjangan istri Rp 1.000.000,00
Tunjangan Anak Rp 400.000,00
Tunjangan Jabatan Rp10.000.000,00 +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Jumlah penghasilan bruto Rp21.400.000,00
Pengurang:
Biaya Jabatan:
5% x Rp21.400.000,00 =Rp500.000,00
Iuran Pensiun:
4,75% x Rp11.400.000 =Rp541.500,00+
Rp 1.041.500,00-
Penghasilan neto Rp 20.358.500,00
Penghasilan neto setahun:
6 x Rp20.358.500,00 Rp122.151.000,00
PTKP (K/3)
Untuk Wajib Pajak Rp15.840.000,00
Status WP Kawin Rp 1.320.000,00
3 Tanggungan Rp 3.960.000,00+
Rp 21.120.000,00-
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp101.031.000,00
PPh Pasal 21 atas gaji setahun
5% x Rp50.000.000,00 =Rp 2.500.000,00
15% x Rp51.031.000,00 =Rp 7.654.650,00+
Rp10.154.650,00
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
Rp10.154.650,00 : 6 = Rp1.692.442,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Review Penelitian Terdahulu
1. Evangelin (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Penghitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi anggota Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia di Kepolisian Resort Kota Palu. Penelitian ini terkait dengan
adanya kebijakan pemerintah yaitu pihak pemerintah menanggung Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang terutang bagi anggota Kepolisian. Analisis
yang dilakukan adalah dengan menganalisis PPh Pasal 21 berdasarkan
tingkatan pangkat dan membandingkan hasil analisis dengan
penghitungan PPh Pasal 21 berdasarkan formulir 1721-A2. Hasil
penelitian menunjukan bahwa proses penghitungan PPh Pasal 21 telah
sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, namun terdapat
kesalahan dalam pelaksanaan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21.
2. Hutari (2004) melakukan penelitian mengenai Perlakuan PPh Pasal 21
yang dilaksanakan di Yayasan Karmel, Malang. Dari penelitian ini
disimpulkan bahwa pemberi tunjangan Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih
menguntungkan jika dilihat pengaruhnya bagi take home pay karyawan
dan Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan yang sepenuhnya
ditanggung karyawan lebih menguntungkan bagi Yayasan Karmel karena
menimbulkan after tax profit paling besar.
3. Lusi (2010) melakukan penelitian mengenai Evaluasi Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: Per-31/Pj/2009, disimpulkan bahwa PT. Madu
Baru, Yogyakarta belum sepenuhnya melakukan penghitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pemotongan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Per-31/Pj/2009. Bagian yang belum sesuai antara lain: menentukan
besarnya penghasilan kena pajak, dan menentukan besarnya tarif pajak
bagi pegawai yang belum memiliki nomor pokok wajib pajak. PT. Madu
Baru, Yogyakarta telah melakukan penyetoran dan pelaporan sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: Per-31/Pj/2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu jenis
penelitian terhadap objek atau data tertentu kemudian dari data tersebut
dianalisis dan ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dalam
penelitian ini hanya berlaku pada objek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, yang
terletak di Jalan Hayam Wuruk No. 11 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah daftar permintaan gaji Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Gambaran umum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
2. Data diri PNS.
3. Data daftar permintaan gaji tetap Pegawai Negeri Sipil.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data secara langsung dengan melakukan
tanya jawab dengan bagian-bagian yang berwenang untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan oleh peneliti dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi dan
mempelajari dokumen yang ada, yaitu data diri pegawai, daftar gaji
pegawai, serta data penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji PNS.
F. Teknik Analisis Data
1. Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) terutang untuk
PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan nomor 262/PMK.03/2010.
2. Membandingkan jumlah PPh Pasal 21 terutang PNS Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
3. Memberikan penilaian dari hasil perbandingan jumlah PPh Pasal 21
terutang PNS di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah dengan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Penilaian ini
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Apabila jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah sama dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang
yang dilakukan penulis berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 262/PMK.03/2010, maka dikatakan tepat;
b. Apabila jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah tidak sama dengan jumlah PPh Pasal 21
terutang yang dilakukan penulis berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010, maka dikatakan tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Hayam Wuruk
Nomor 11 Yogyakarta 55212.
B. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
1. Visi
Pendidikan berkualitas, berwawasan global dengan dukungan sumber daya
manusia yang profesional.
2. Misi
a. Mewujudkan pendidikan berkualitas yang berakar budaya adiluhung.
b. Mewujudkan pendidikan berwawasan global dan berbasis teknologi
informasi.
c. Mewujudkan pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi yang sesuai.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam pengelolaan
aktivitas suatu organisasi. Fungsi dan struktur organisasi yaitu untuk
mengatur dengan jelas bagaimana arah kerja dan rangkaian tanggungjawab
serta koordinasi antara satu dengan lainnya, dikarenakan wewenang dan
tanggung jawab setiap individu berbeda-beda. Selain itu, struktur organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
juga menunjukkan aliran perintah, dari siapa mereka diperintah dan
kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan tugas yang mereka
kerjakan.
Meskipun wewenang dan tanggung jawab untuk setiap fungsi dan
bagian berbeda, pada intinya bertujuan sama yaitu tercapainya relasi yang
baik diantara mereka sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya dapat tercapai dengan efisien. Jadi, suksesnya suatu perusahaan
tergantung juga pada struktur organisasi yang baik.
Fungsi, tugas dan tata kerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 182 Tahun 2005 tanggal
30 Desember 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota
Yogyakarta Nomor 71 Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008. Struktur
organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 1
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
KEPALA DINAS Drs. EDY SUASANA, M.Pd
SEKRETARIS BUDI SANTOSA ASRORI, SE, M.Si
SUBBAG ADM. DATA & PELAPORAN
Drs. ROCHMAT, M.Pd
SUBBAG KEUANGAN
SUJARWO, S.Pd
SUASANA, M.Pd
SUBBAG KEPEGAWAIAN Dra. SURYATMI
SUBBAG UMUM AGUS
FATKHUROKHMAN, SE
BIDANG PENDIDIKAN Drs.SUGENG MULYO SUBONO
BIDANG PEND. NON FORMAL Drs. SUGIYANTO
BIDANG PENGEMBANGAN PEND. SAMIYO, S.Pd, MM
BIDANG PEND. MENENGAH Rr.SUHARTATI, SH
SEKSI KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN
PRIYO SAMBODO, S.Pd
SEKSI KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN
Dra. SITI BACHRIATIE
SEKSI PENGEMBANGAN PEND. Drs. WISNU SANJAYA, M.Eng
SEKSI PEND. ANAK USIA DINI Dra. SRI HARTATI
SEKSI PEN. MASYARAKAT Drs. DEDI BUDIYONO, M.Pd
SEKSI PENGEMB. TENAGA PEND. Drs. SATRIYO BUDI SANTOSO
SEKSI MANJ. SEKOLAH Drs. RUSMADI GIRI N.
SEKSI MANJ. SEKOLAH Drs,ARIS WIDODO, S.Pd
UPT
SEKSI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
MARWOTO, SH, M.Acc
SEKSI PENGEMBANGAN PENDIDIK
NGATINI, S.Pd
SEKSI PENGEMB. SARANA PRASARANA PEND.
GUNAWAN, SH
UPT. SANGGAR KEGIATAN BELAJAR SUMARWANTI, SE (Kep)
SRI BUDIARTI, S.ET (Ka TU)
UPT. SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
KEPALA TATA USAHA
UPT. JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH Drs. MAWARDI M.D (Kep)
BUONO, S.Pd, M.Eng (Ka TU)
UPT. PENGELOLA SD WIL. YK TIMUR Dra. HENNY ASTUTI (Kep)
Dra. ANITA SRI MADUMURTI (Ka TU)
UPT. PENGELOLA SD WIL. YK UTARA DrS. Marsudi, M.Si
AHMAD SURYONO (Ka TU)
UPT. PENGELOLA SD WIL. YK SELATAN Dra. SITI SUPARNI AK (Kep)
MANNARIMA, S.Pd, M.Eng (Ka TU)
UPT. PENGELOLA SD WIL. YK BARAT Dra> SRI SUDARYATI (Kep)
AGUS S=EFFENDI S, SE (Ka TU)
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Daftar Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Tabel 4.1. Daftar Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
No. Gol.
Ruang Jabatan Eselon Jumlah
1 IV.b Kepala Dinas Pendidikan II 1
IV.b Sekretaris III 1
2
2 Bagian Umum
III.c Kepala Subag Umum IVA 1
I.a Staf Subag Umum 2
I.c Staf Subag Umum 2
I.d Staf Subag Umum 1
II.a Staf Subag Umum 2
II.c Staf Subag Umum 2
II.d Staf Subag Umum 1
III.b Staf Subag Umum 3
14
3 Bagian Kepegawaian
IV.a Kepala Subag Kepegawaian IV 1
II.a Staf Subag Kepegawaian 2
III.a Staf Subag Kepegawaian 2
III.b Staf Subag Kepegawaian 6
11
4 Bagian Keuangan
III.d Kepala Subag Keuangan IV 1
II.a Staf Subag Keuangan 1
II.b Staf Subag Keuangan 1
II.c Staf Subag Keuangan 1
III.a Staf Subag Keuangan 3
III.b Staf Subag Keuangan 5
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.1. Daftar Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
(Lanjutan)
No. Gol.
Ruang Jabatan Eselon Jumlah
5 Bagian Administrasi Data dan Pelaporan
IV.a Kepala Subag Adm. Data & Pelaporan IV 1
II.c Staf Subag Adm. Data & Pelaporan 1
III.a Staf Subag Adm. Data & Pelaporan 1
III.b Staf Subag Adm. Data & Pelaporan 2
III.c Staf Subag Adm. Data & Pelaporan 1
6
6 Bidang Pendidikan Dasar dan Taman Kanak-Kanak
IV.b Kepala Bidang Pend. Dasar dan TK III 1
III.d Kasi Kurikulum & Sist. Pembelajaran IVA 1
III.d Kasi Manajemen Sekolah IV 1
III.c Kasi Pengembangan Pendidik IV 1
II.d Staf Bidang Dikdas 1
III.a Staf Bidang Dikdas 1
III.b Staf Bidang Dikdas 5
IV.a Staf Bidang Dikdas 1
12
7 Bidang Pendidikan Menengah
III.d Kepala Bidang Pendidikan Menengah III 1
III.d Kasi Kurikulum & Sist. Pembelajaran IVA 1
III.d Kasi Manajemen Sekolah IV 1
III.d Kasi Pengembangan Pendidik IV 1
III.a Staf Dikmen 4
III.b Staf Dikmen 2
III.c Staf Dikmen 1
11
8 Bidang Pendidikan Non Formal
III.c Kepala Bidang Pendidikan Non Formal III 1
III.d Kasi TK/ PAUD IVA 1
III.c Kasi Pendidikan Masyarakat IVA 1
II.b Staf PNF 1
III.a Staf PNF 1
III.b Staf PNF 3
III.c Staf PNF 1
III.d Staf PNF 1
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 4.1. Daftar Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
(Lanjutan)
Sumber: Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 71 Tahun 2008
E. Penggajian
Penggajian untuk PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dilakukan
oleh bendahara gaji Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta setiap awal bulan.
Besarnya gaji setiap PNS berbeda-beda sesuai dengan golongan masing-
masing dan besarnya tunjangan untuk keluarga berbeda untuk setiap PNS
tergantung banyaknya tanggungan keluarga.
No. Gol.
Ruang Jabatan Eselon Jumlah
9 Bidang Pengembangan Pendidikan
IV.a Kepala Bidang Pengembangan Pend. III 1
IV.a Kasi Pengembangan Kependidikan IV 1
III.d Kasi Pengembangan Tenaga Kepend. IV 1
III.c Kasi Pengmb. Sarana & Prasarana Pend. IV 1
II.b Staf Bangdik 1
II.c Staf Bangdik 1
III.a Staf Bangdik 1
III.b Staf Bangdik 2
III.c Staf Bangdik 2
IV.a Staf Bangdik 2
13
10 UPT
III.d Kepala UPT Sanggar Kegiatan Belajar IVA 1
III.d Kepala TU UPT Sanggar Keg. Belajar IV 1
II.a Staf UPT SKB 1
III.a Staf UPT SKB 2
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
F. Perpajakan
Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji PNS Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta dilakukan oleh pemerintah, yang besarnya PPh Pasal 21 terutang
atas gaji PNS dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Yogyakarta.
PPh Pasal 21 atas gaji mereka dibebankan pada APBD dengan wujud
tunjangan PPh Pasal 21 yang mereka terima setiap bulan yang dijadikan satu
dengan pembayaran gaji PNS. Jadi dalam daftar gaji para PNS, terdapat
tunjangan PPh Pasal 21 dan terdapat juga bagian yang menunjukkan besarnya
pemotongan PPh Pasal 21 yang besarnya sama dengan besar tunjangan PPh
Pasal 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar
permintaan gaji yang diterima oleh PNS yang diperoleh dari Bendahara Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta. Data yang digunakan adalah data PNS Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta yang meliputi gender, jumlah keluarga yang
ditanggung/status, jumlah gaji pokok, tunjangan, pengurang penghasilan
berupa biaya jabatan, iuran pensiun, ASKES dan Iuran Hari Tua (IHT).
Seluruh Pegawai Negeri Sipil yang ada di Dinas Pendidikan sudah memiliki
NPWP.
Berdasarkan data yang diperoleh, penulis memilih daftar permintaan
gaji tetap PNS secara Sampel Bertujuan atau Purposive Sample. Sampel
bertujuan atau Purposive Sample adalah teknik pengambilan sampel secara
sengaja, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada
pertimbangan tertentu (Arikunto, 2010:183). Sampel yang dipilih adalah
sebagai berikut:
1. Sampel pertama adalah Tutie Husadari. PNS ini berjenis kelamin
perempuan yang sudah menikah. PNS ini berhenti bekerja di tahun
berjalan dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2011.
2. Sampel kedua adalah Edi Kusnandar, S.Pd dengan status belum menikah
dan belum memiliki tanggungan. PNS ini mulai bekerja di tahun berjalan
pada bulan April tahun 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Sampel ketiga PNS adalah Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng dengan status
sudah menikah dan memiliki tanggungan 1 (satu) orang anak. PNS ini
bekerja selama 1 (satu) tahun penuh dari bulan Januari sampai dengan
Desember tahun 2011.
Daftar permintaan gaji yang diperoleh penulis ialah daftar permintaan
gaji bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011 yang dapat dilihat di
lampiran 3. Dalam daftar permintaan gaji, terdapat beberapa informasi yaitu
mengenai jumlah penghasilan, jumlah potongan serta jumlah penghasilan
bersih yang dibayarkan kepada PNS yang bersangkutan. Besarnya
penghasilan PNS terdiri dari gaji pokok, tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan struktural, tunjangan beras, pembulatan, tunjangan PPh Pasal
21. Sedangkan potongan terdiri dari Iuran Pensiun, Iuran Hari Tua, ASKES.
Besarnya PPh Pasal 21 bagi PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Yogyakarta.
Penulis menggunakan data-data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta untuk menganalisis data. Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta dapat mengetahui PPh Pasal 21 terutang dengan menggunakan
formula tertentu. Formula yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 5.1 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Perhitungan PPh Pasal 21 bagi PNS Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta dilakukan oleh Bendahara Pemerintah Kota Yogyakarta sehingga
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tidak melakukan perhitungan sendiri atas
besarnya PPh Pasal 21 atas gaji para PNS di Dinas Pendidikan Kota
Penghasilan bruto
1. Gaji pokok = xx
2. Tunjangan istri/suami = xx
3. Tunjangan anak = xx
4. Tunjangan jabatan = xx
5. Pembulatan = xx
6. Tunjangan beras = xx
7. Tunjangan lainnya = xx +
Jumlah penghasilan bruto sebulan = XX
Pengurangan
1. Biaya Jabatan = 5% x penghasilan bruto sebulan = xx
(maksimum sebesar Rp500.000/bulan)
2. Iuran pensiun = xx
3. Iuran Tunjangan Hari Tua (IHT) = xx
4. ASKES = xx +
Jumlah = XX –
Penghasilan neto sebulan = xx
Penghasilan neto setahun = penghasilan neto sebulan x 12
1. PTKP : = xx -
Wajib Pajak = Rp15.840.000,00
Kawin = Rp 1.320.000,00
Anak = @Rp1.320.000,00 (maksimal 2 anak)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = XX
PPh Pasal 21 terutang setahun
= Tarif x PKP
PPh Pasal 21 terutang sebulan
= PPh Pasal 21 terutang setahun : 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Yogyakarta. Dari formula perhitungan tersebut maka PPh Pasal 21 terutang
yang ditetapkan oleh Bendahara Pemerintah untuk PNS sebagai berikut:
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Pajak Terutang PPh Pasal 21 PNS oleh
Bendahara Pemerintah
No. Nama Bulan Pajak Terutang
(dalam Rupiah)
1. Tutie Husadari Januari 71.312
Febuari 71.312
Maret 69.408
2. Edi Kusnandar, S.Pd April 4.750
Mei 10.154
Juni 10.154
Juli 10.154
Agustus 10.154
September 10.154
Oktober 10.154
November 10.154
Desember 10.154
3. Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng Januari 83.591
Febuari 83.591
Maret 84.600
April 84.600
Mei 100.983
Juni 100.983
Juli 100.983
Agustus 100.983
September 100.983
Oktober 100.983
November 100.983
Desember 100.983 Sumber: Daftar Permintaan Gaji Pegawai Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
B. Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan adalah dengan cara
membandingkan pajak terutang PPh Pasal 21 yang ditentukan oleh Bendahara
Pemerintah untuk PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan
perhitungan yang dilakukan penulis sesuai dengan peraturan perundang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
undangan perpajakan yang berlaku. Analisis ini dikelompokkan sesuai
dengan sampel yang telah dipilih dan teknis analisis data yang telah ada,
maka langkah yang akan dilakukan adalah:
1. Menghitung PPh Pasal 21 terutang untuk PNS di Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010.
Peneliti akan menghitung ulang PPh Pasal 21 terutang atas gaji
PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Perhitungan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
a. PNS berjenis kelamin perempuan dan berhenti bekerja di tahun
berjalan.
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk PNS perempuan dan berhenti bekerja
di tahun berjalan yang bernama Tutie Husadari, berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Perhitungan
PPh Pasal 21 terutang sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 5.2 Perhitungan pajak terutang untuk PNS perempuan menikah dan
berhenti bekerja di tahun berjalan yang bernama Tutie Husadari
Keterangan Bulan (dalam Rupiah)
Januari Febuari
Gaji Pokok 2.551.900 2.551.900
Tunjangan Istri/Suami 255.190 255.190
Tunjangan Anak 51.038 51.038
Tunjangan Umum 185.000 185.000
Pembulatan 84 84
Tunjangan Beras 148.500 148.500
Penghasilan Bruto 3.191.712 3.191.712
Biaya Jabatan 159.586 159.586
Iuran Pensiun 135.761 135.761
Iuran Hari Tua 92.889 92.889
Jumlah 388.236 388.236
Penghasilan Neto 1 Bulan 2.803.476 2.803.476
Penghasilan Neto disetahunkan 33.641.712 33.641.712
PTKP 15.840.000 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 17.801.712 17.801.712
PPh Pasal 21 (setahun) 890.050 890.050
PPh Pasal 21 (sebulan) 74.171 74.171
Sumber: Data diolah
Tabel 5.2 Perhitungan pajak terutang untuk PNS perempuan menikah
dan berhenti bekerja di tahun berjalan yang bernama Tutie
Husadari (lanjutan)
Keterangan Masa Pajak Akhir
(dalam Rupiah)
Gaji Pokok dari Januari sampai Maret 7.594.500
Tunjangan Istri/Suami 759.450
Tunjangan Anak 151.890
Tunjangan Umum 555.000
Pembulatan 262
Tunjangan Beras 466.680
Jumlah Penghasilan Bruto 9.527.782
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp9.527.782) 476.389
Iuran Pensiun (4,75% x Rp8.505.840) 404.027
IHT (3,25% x Rp8.505.840) 276.440
Jumlah Pengurang 1.156.856
Penghasilan Neto 8.370.926
Penghasilan Neto disetahunkan:
12/3 x Rp8.370.926,00 33.484.704 Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5.2 Perhitungan pajak terutang untuk PNS perempuan
menikah dan berhenti bekerja di tahun berjalan yang
bernama Tutie Husadari (lanjutan)
Keterangan Masa Pajak Akhir
(dalam Rupiah)
PTKP (TK/0):
Untuk Wajib Pajak 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 17.643.704
PPh Pasal 21 terutang disetahunkan:
5% x Rp17.643.704,00 882.150
PPh Pasal 21 terutang:
3/12 x Rp882.150,00 220.537
PPh Pasal 21 Januari s.d Febuari 148.342
PPh Pasal 21 terutang Masa Pajak Maret 72.195
Sumber: Data diolah
Dari tabel 5.2 menggambarkan perhitungan PPh Pasal 21
terutang untuk PNS perempuan yang sudah menikah, dan berhenti
bekerja di tahun berjalan bernama Tutie Husadari. Pada bulan Januari
penghasilan bruto yang diterima Tuti Husadari masing-masing
sebesar Rp3.191.712,00 dengan biaya jabatan masing-masing sebesar
Rp159.586,00 didapat dari 5% (lima persen) dikalikan dengan
penghasilan bruto. Selain biaya jabatan, iuran pensiun dan IHT juga
sebagai pengurang penghasilan bruto, sehingga diketahui penghasilan
neto masing-masing sebesar Rp2.803.476,00 yang disetahunkan
masing-masing sebesar Rp33.641.712,00.
Penghasilan neto yang disetahunkan dikurangi PTKP sebesar
Rp15.840.000,00 (Wajib Pajak itu sendiri) sebagai dasar penerapan
tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan, sehingga diketahui
Penghasilan Kena Pajak (PKP) untuk bulan Januari dan Febuari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
masing-masing sebesar Rp17.801.712,00. Berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 jumlah PKP dibulatkan
ke bawah hingga ribuan rupiah penuh untuk menentukan jumlah PPh
Pasal 21 terutang kemudian dikalikan dengan tarif sebesar 5% (lima
persen), sehingga PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan untuk
bulan Januari dan Febuari masing-masing sebesar Rp890.050,00. Jadi
jumlah PPh Pasal 21 terutang bulan Januari dan Febuari sebulan
masing-masing Rp74.171,00 dari PPh Pasal 21 terutang yang
disetahunkan dibagi 12 bulan. Dalam daftar permintaan gaji PNS
bernama Tutie Husadari menunjukkan jumlah PPh Pasal 21 terutang
sebesar Rp74.171,00 dari jumlah tersebut terdapat selisih hasil
perhitungan antara perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan
perhitungan yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yaitu sebesar
Rp2.859,00.
Perhitungan Masa Pajak Akhir, Penghasilan neto disetahunkan
sebesar Rp33.484.704,00 dikurangi dengan PTKP dihasilkan PKP
sebesar Rp17.643.704,00. Pada perhitungan Masa Pajak Akhir,
jumlah PPh Pasal 21 terutang lebih bayar sebesar Rp72.195,00
didapat dari selisih jumlah PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan
dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang bulan Januari sampai dengan
Febuari. Dalam daftar permintaan gaji pegawai untuk Masa Pajak
Akhir, jumlah PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp69.408,00 sehingga
terdapat selisih hasil perhitungan antara perhitungan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
oleh penulis dengan perhitungan yang dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah yaitu sebesar Rp2.787,00.
b. PNS yang mulai bekerja di tahun berjalan
Perhitungan PPh Pasal 21 terutang untuk PNS yang mulai
bekerja di tahun berjalan bernama Edi Kusnandar, S.Pd berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
Perhitungan PPh Pasal 21 terutang sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 5.3 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang mulai bekerja ditahun berjalan bernama Edi Kusnandar, S.Pd
Keterangan Bulan (dalam Rupiah)
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Gaji Pokok 1.394.720 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840
Tunjangan Istri/Suami 0 0 0 0 0 0 0 0
Tunjangan Anak 0 0 0 0 0 0 0 0
Tunjangan Umum 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000
Pembulatan 92 84 84 84 84 84 84 84
Tunjangan Beras 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560
Penghasilan Bruto 1.636.372 1.763.484 1.763.484 1.763.484 1.763.484 1.763.484 1.763.484 1.763.484
Biaya Jabatan 81.819 88.174 88.174 88.174 88.174 88.174 88.174 88.174
Iuran Pensiun 66.249 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287
Iuran Hari Tua 45.328 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459
Jumlah Pengurang 193.396 209.920 209.920 209.920 209.920 209.920 209.920 209.920
Penghasilan Neto 1 Bulan 1.442.976 1.553.564 1.553.564 1.553.564 1.553.564 1.553.564 1.553.564 1.553.564
Penghasilan Neto disetahunkan 17..315.712 18.642.768 18.642.768 18.642.768 18.642.768 18.642.768 18.642.768 18.642.768
PTKP 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 1.475.712 2.802.768 2.802.768 2.802.768 2.802.768 2.802.768 2.802.768 2.802.768
PPh Pasal 21 (setahun) 73.750 140.100 140.100 140.100 140.100 140.100 140.100 140.100
PPh Pasal 21 (sebulan) 6.146 11.675 11.675 11.675 11.675 11.675 11.675 11.675
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 5.3 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang mulai
bekerja ditahun berjalan bernama Edi Kusnandar, S.Pd
Keterangan
Bulan
Desember
(dalam Rupiah)
Gaji Pokok dari Januari sampai Desember 12.047.600
Tunjangan Istri/Suami 0
Tunjangan Anak 0
Tunjangan Umum 1.665.000
Pembulatan 764
Tunjangan Beras 509.040
Penghasilan Bruto 14.222.404
Pengurangan:
Biaya Jabatan 711.120
Iuran Pensiun 572.261
IHT 391.547
Jumlah Pengurang 1.674.928
Penghasilan Neto Setahun 12.547.476
PTKP:
WP Sendiri 15.840.000
Total PTKP 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak -
PPh Pasal 21 terutang Masa Pajak
Desember -
Sumber: Data diolah
Tabel 5.3 menggambarkan perhitungan PPh Pasal 21 terutang
untuk PNS yang mulai bekerja di tahun berjalan bernama Edi
Kusnandar, S.Pd. Perhitungan PPh Pasal 21 terutang dimulai pada
bulan April. Pada bulan April biaya jabatan sebesar Rp81.819,00
didapat dari 5% (lima persen) dikalikan penghasilan bruto sebesar
Rp1.636.372,00 selain biaya jabatan, pengurang penghasilan bruto
yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 adalah iuran pensiun dan IHT masing-masing
Rp66.249,00 dan Rp45.328,00 sehingga penghasilan neto bulan April
sebesar Rp1.442.976,00 yang disetahunkan sebesar Rp17..315.712,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penghasilan neto yang disetahunkan kemudian dikurangi
PTKP sebesar Rp15.840.000,00 (Wajib Pajak itu sendiri) merupakan
dasar penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan,
sehingga diperoleh PKP untuk bulan April sebesar Rp1.475.712,00.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
untuk menentukan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang jumlah PKP
dibulatkan ke bawah hingga ribuan rupiah penuh, sehingga PPh Pasal
21 terutang yang disetahunkan adalah sebesar Rp73.750,00 atau
Rp6.146,00 didapat dari PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan
dibagi 12 (dua belas) untuk bulan April. Dalam daftar permintaan gaji
pegawai menunjukkan jumlah PPh Pasal 21 terutang ialah sebesar
Rp4.750,00 maka terdapat selisih hasil perhitungan antara perhitungan
yang dilakukan oleh penulis dengan perhitungan yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah yaitu sebesar Rp1.396,00
Pada bulan Mei terjadi kenaikan gaji untuk PNS menjadi
Rp1.521.840,00. Biaya jabatan bulan Mei sampai dengan November
juga ikut naik masing-masing sebesar Rp88.174,00 didapat dari 5%
(lima persen) dikalikan dengan penghasilan bruto masing-masing
sebesar Rp1.763.484,00. Penghasilan neto untuk bulan Mei sampai
dengan November masing-masing sebesar Rp1.553.564,00 kemudian
disetahunkan menjadi Rp18.642.768,00. Dari penghasilan neto yang
disetahunkan tersebut kemudian dikurangi dengan PTKP yaitu sebesar
Rp15.840.000,00 (untuk Wajib Pajak sendiri) sehingga diperoleh PKP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
untuk bulan Mei sampai dengan November masing-masing sebesar
Rp2.802.768,00 yang dibulatkan kebawah hingga ribuan rupiah
penuh. PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan untuk bulan Mei
sampai dengan November masing-masing sebesar Rp140.100,00
didapat dari PKP dikalikan tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Jadi, jumlah PPh Pasal 21 terutang bulan Mei sampai
dengan bulan November masing-masing sebesar Rp11.675,00 didapat
dari PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan dibagi dengan 12 (dua
belas) bulan. Dalam daftar permintaan gaji pegawai menunjukkan
jumlah PPh Pasal 21 terutang atas gaji Edi Kusnandar, S.Pd untuk
bulan Mei sampai dengan November masing-masing sebesar
Rp10.154,00 maka terdapat selisih hasil perhitungan antara
perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan perhitungan yang
dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yaitu sebesar Rp1.521,00.
Jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk bulan Desember dihitung
dengan menggunakan perhitungan Masa Pajak Desember. Penghasilan
Neto setahun dari bulan April sampai dengan Desember sebesar
Rp12.547.476,00 dikurangi dengan PTKP sebesar Rp15.840.000,00
sehingga PKP yang dihasilkan sebesar Rp0,00. Jadi, jumlah PPh Pasal
21 terutang untuk Masa Pajak Desember sebesar Rp0,00 karena
jumlah PKP lebih kecil daripada PTKP. Dalam daftar permintaan gaji
jumlah PPh Pasal 21 terutang atas gaji yang diterima oleh Edi
Kusnandar, S.Pd untuk Masa Pajak Desember sebesar Rp10.154,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
maka terdapat selisih hasil perhitungan antara perhitungan yang
dilakukan oleh penulis dengan perhitungan yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah yaitu sebesar Rp10.154,00.
c. PNS yang bekerja 1 (satu) tahun penuh
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk PNS yang bekerja 1 (satu)
tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Perhitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 5.4 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang bekerja 1 (satu) tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng
Keterangan Bulan (dalam Rupiah)
Januari Febuari Maret April Mei Juni
Gaji Pokok 2.686.800 2.686.800 2.686.800 2.686.800 3.030.900 3.030.900
Tunjangan Istri/Suami 268.680 268.680 268.680 268.680 303.090 303.090
Tunjangan Anak 53.736 53.736 53.736 53.736 60.618 60.618
Tunjangan Struktural 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000
Pembulatan 5 5 25 25 72 72
Tunjangan Beras 148.500 148.500 169.680 169.680 169.680 169.680
Penghasilan Bruto 3.697.719 3.697.719 3.718.921 3.718.921 4.104.360 4.104.360
Biaya Jabatan 184.886 184.886 185.946 185.946 205.218 205.218
Iuran Pensiun 142.937 142.937 142.937 142.937 161.243 161.243
Iuran Hari Tua 97.799 97.799 97.799 97.799 110.324 110.324
Jumlah 425.622 425.622 426.682 426.682 476.785 476.785
Penghasilan Neto 1 Bulan 3.272.097 3.272.097 3.292.239 3.292.239 3.627.575 3.627.575
Penghasilan Neto disetahunkan 39.265.164 39.265.164 39.506.868 39.506.868 43.530.900 43.530.900
PTKP 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak 20.785.164 20.785.164 21.026.868 21.026.868 25.050.900 25.050.900
PPh Pasal 21 (setahun) 1.039.250 1.039.250 1.051.300 1.051.300 1.252.500 1.252.500
PPh Pasal 21 (sebulan) 86.604 86.604 87.608 87.608 104.375 104.375
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.4 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang bekerja 1 (satu) tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng (lanjutan)
Keterangan Bulan (dalam Rupiah)
Juli Agustus September Oktober November
Gaji Pokok 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900
Tunjangan Istri/Suami 303.090 303.090 303.090 303.090 303.090
Tunjangan Anak 60.618 60.618 60.618 60.618 60.618
Tunjangan Struktural 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000
Pembulatan 72 72 72 72 72
Tunjangan Beras 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680
Jumlah Penghasilan Bruto 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360
Biaya Jabatan 205.218 205.218 205.218 205.218 205.218
Iuran Pensiun 161.243 161.243 161.243 161.243 161.243
Iuran Hari Tua 110.324 110.324 110.324 110.324 110.324
Jumlah 476.785 476.785 476.785 476.785 476.785
Penghasilan Neto 1 Bulan 3.627.575 3.627.575 3.627.575 3.627.575 3.627.575
Penghasilan Neto disetahunkan 43.530.900 43.530.900 43.530.900 43.530.900 43.530.900
PTKP 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak 25.050.900 25.050.900 25.050.900 25.050.900 25.050.900
PPh Pasal 21 (setahun) 1.252.500 1.252.500 1.252.500 1.252.500 1.252.500
PPh Pasal 21 (sebulan) 104.375 104.375 104.375 104.375 104.375
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.4 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang bekerja 1 (satu)
tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng (lanjutan)
Keterangan
Bulan
Desember
(dalam Rupiah)
Gaji Pokok dari Januari sampai Desember 34.994.400
Tunjangan Istri/Suami 3.499.440
Tunjangan Anak 699.888
Tunjangan Struktural 6.480.000
Pembulatan 636
Tunjangan Beras 1.993.800
Penghasilan Bruto 47.668.164
Pengurangan:
Biaya Jabatan 2.383.408
Iuran Pensiun 1.861.702
IHT 1.273.796
Jumlah Pengurang 5.518.906
Penghasilan Neto Setahun 42.149.258
PTKP:
WP Sendiri 15.840.000
WP Kawin 1.320.000
Tanggungan @Rp1.320.000,00 1.320.000
Total PTKP 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak 23.669.258
PPh Pasal 21 terutang setahun (Januari s.d Desember)
5% x Rp23.669.258 1.183.450
PPh Pasal 21 terutang Januari s.d November 1.079.049
PPh Pasal 21 lebih bayar Masa Desember 104.401
Sumber: Data diolah
Tabel 5.5 menggambarkan perhitungan PPh Pasal 21 terutang
untuk Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng yang bekerja 1 (satu) tahun penuh.
Pada bulan Januari dan Febuari biaya jabatan masing-masing sebesar
Rp184.886,00 didapat dari 5% (lima persen) dikalikan dengan
penghasilan bruto sebesar Rp4.104.360,00. Selain biaya jabatan, iuran
pensiun dan IHT juga merupakan pengurang dari penghasilan bruto
masing-masing sebesar Rp142.937,00 dan Rp97.799,00 sehingga
dapat diketahui jumlah penghasilan neto pada bulan Januari dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Febuari masing-masing sebesar Rp3.627.575,00 sebulan dan
Rp43.530.900,00 yang disetahunkan.
Penghasilan neto yang disetahunkan kemudian dikurangi
dengan PTKP sebesar Rp18.480.000,00 yang terdiri dari Wajib Pajak
itu sendiri, Wajib Pajak Menikah dan tanggungan untu 1 (satu) orang
anak sehingga diketahui PKP untuk bulan Januari dan Febuari
masing-masing sebesar Rp20.785.164,00 kemudian dibulatkan ke
bawah hingga ribuan rupiah penuh (Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 262/PMK.03/2010). PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan
untuk bulan Januari dan Febuari masing-masing sebesar
Rp1.039.250,00 sehingga PPh Pasal 21 terutang sebulan untuk Januari
dan Febuari masing-masing sebesar Rp104.375,00 didapat dari PPh
Pasal 21 terutang yang disetahunkan dibagi 12 (dua belas) bulan.
Dalam daftar permintaan gaji jumlah PPh Pasal 21 terutang atas gaji
yang diterima Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng untuk bulan Januari dan
Febuari masing-masing sebesar Rp83.591,00 maka terdapat selisih
hasil perhitungan antara perhitungan yang dilakukan oleh penulis
dengan perhitungan yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yaitu
sebesar Rp3.013,00.
Pada bulan Maret dan April terjadi kenaikan tunjangan beras
menjadi Rp169.680,00 setiap bulannya sehingga penghasilan bruto
yang diterima oleh pegawai juga mengalami kenaikan masing-masing
menjadi Rp3.718.921,00. Biaya jabatan pada bulan Maret dan April
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
masing-masing sebesar Rp185.946,00 didapat dari 5% (lima persen)
dikalikan dengan penghasilan bruto. Selain biaya jabatan, iuran
pensiun dan IHT juga sebagai pengurang penghasilan bruto sehingga
diperoleh penghasilan neto untuk bulan Maret dan April masing-
masing sebesar Rp3.292.239,00 sebulan, kemudian disetahunkan
masing-masing menjadi Rp39.506.868,00. Penerapan PTKP masih
sama dengan bulan Januari dan Febuari. PKP yang diterima untuk
bulan Maret dan April masing-masing sebesar Rp21.026.868,00 yang
dibulatkan ke bawah hingga ribuan rupiah penuh dikalikan tarif Pasal
17 Undang-Undang Pajak Penghasilan, sehingga PPh Pasal 21
terutang yang disetahunkan untuk bulan Maret dan April masing-
masing sebesar Rp1.051.300,00. Jadi, PPh Pasal 21 terutang sebulan
untuk bulan Maret dan April masing-masing sebesar Rp87.608,00
didapat dari PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan dibagi dengan
12 (dua belas) bulan. Dalam daftar permintaan gaji Drs. Wisnu
Sanjaya, M. Eng jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk bulan Maret dan
April masing-masing sebesar Rp84.600,00 maka terdapat selisih hasil
perhitungan antara perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan
perhitungan yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yaitu sebesar
Rp3.008,00.
Pada bulan Mei terjadi kenaikan gaji untuk PNS. Biaya jabatan
untuk bulan Mei sampai dengan November masing-masing sebesar
Rp205.218,00 didapat dari 5% (lima persen) dikalikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penghasilan bruto sebesar Rp4.104.360,00. Seperti pada penjelasan
sebelumnya iuran pensiun dan IHT juga merupakan pengurang
penghasilan bruto, sehingga diperoleh penghasilan neto pada bulan
Mei sampai dengan November masing-masing sebesar
Rp3.627.575,00 sebulan, yang kemudian disetahunkan menjadi
Rp43.530.900,00. Penghasilan neto yang disetahunkan kemudian
dikurangi dengan PTKP sehingga didapat PKP sebesar
Rp25.050.900,00 kemudian dikalikan dengan tarif Pasal 17 Undang-
Undang Pajak Penghasilan. PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan
untuk bulan Mei sampai dengan November masing-masing sebesar
Rp1.252.500,00. Jadi, PPh Pasal 21 terutang sebulan untuk bulan Mei
sampai dengan November masing-masing sebesar Rp104.375,00.
Didapat dari PPh Pasal 21 terutang yang disetahunkan dibagi dengan
12 (dua belas) bulan. Dalam daftar permintaan gaji pegawai jumlah
PPh Pasal 21 terutang atas gaji yang diterima Drs. Wisnu Sanjaya, M.
Eng untuk bulan Mei sampai dengan November masing-masing
sebesar Rp100.983,00 maka terdapat selisih hasil perhitungan antara
perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan perhitungan yang
dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yaitu sebesar Rp3.392,00.
Jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk bulan Desember
menggunakan perhitungan Masa Pajak Desember. Penghasilan neto
setahun sebesar Rp42.149.258,00 dikurangi dengan PTKP sebesar
Rp18.480.000,00 (Wajib Pajak itu sendiri, Wajib Pajak Menikah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tanggungan 1 (satu) oraang anak) sehingga menghasilkan PKP
sebesar Rp23.669.258,00. Jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk Masa
Pajak Desember sebesar Rp104.401,00 didapat dari selisih antara PPh
Pasal 21 terutang atas seluruh penghasilan tetap dan teratur setiap
bulan yang diterima dalam tahun kalender yang bersangkutan yaitu
sebesar Rp1.183.450,00 dengan PPh Pasal 21 terutang yang dihitung
tiap Masa Pajak dalam tahun kalender yang bersangkutan yaitu
Januari sampai dengan Masa Pajak November sebesar
Rp1.079.049,00. Pada daftar permintaan gaji pegawai jumlah PPh
Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Desember sebesar Rp100.983,00
maka terdapat selisih hasil perhitungan antara perhitungan yang
dilakukan oleh penulis dengan perhitungan yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah yaitu sebesar Rp3.418,00.
2. Dari perhitungan yang dilakukan oleh penulis maka didapat perbedaan
hasil Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 dengan Pajak Penghasilan Pasal 21
terutang berdasarkan daftar permintaan gaji PNS. Perbedaan hasil
perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang dapat dilihat pada tabel
5.6 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 5.5 Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 oleh Bendahara Pemerintah dengan PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
No. Nama Bulan
Hasil Perhitungan PPh Pasal 21
(dalam Rupiah) Selisih
(dalam Rupiah) Penilaian
Oleh Bendahara
Pemerintah Oleh Penulis
1. Tutie Husadari Januari 71.312 74.171 2.859 Tidak tepat
Febuari 71.312 74.171 2.859 Tidak tepat
Maret 69.408 72.196 2.788 Tidak tepat
2. Edi Kusnandar, S.Pd April 4.750 6.146 1.396 Tidak tepat
Mei 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
Juni 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
Juli 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
Agustus 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
September 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
Oktober 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
November 10.154 11.675 1.521 Tidak tepat
Desember 10.154 - (10.154) Tidak tepat
3. Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng Januari 83.591 86.604 3.013 Tidak tepat
Febuari 83.591 86.604 3.013 Tidak tepat
Maret 84.600 87.608 3.008 Tidak tepat
April 84.600 87.608 3.008 Tidak tepat Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 5.5 Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 oleh Bendahara Pemerintah dengan PPh Pasal 21 yang dihitung
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
No. Nama Bulan
Hasil Perhitungan PPh Pasal 21
(dalam Rupiah) Selisih
(dalam Rupiah) Penilaian
Oleh Bendahara
Pemerintah Oleh Penulis
3. Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng Mei 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
Juni 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
Juli 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
Agustus 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
September 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
Oktober 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
November 100.983 104.375 3.392 Tidak tepat
Desember 100.983 104.401 3.418 Tidak tepat
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis melalui
Daftar Permintaan Gaji Pegawai, perhitungan PPh Pasal 21 terutang untuk
PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah yang telah sama seperti perhitungan pada umumnya, tetapi
penulis menemukan beberapa hal yang menyebabkan jumlah PPh Pasal 21
terutang yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah tidak tepat. Perhitungan
jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 terdapat perbedaan
jumlah PPh Pasal 21 terutang dengan yang dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah. Penyebab terjadinya perbedaan jumlah PPh Pasal 21 terutang
untuk masing-masing sampel adalah sebagai berikut:
a. PNS perempuan dan berhenti bekerja di tahun berjalan.
Pada tabel 5.2 untuk sampel pertama, jumlah PPh Pasal 21
terutang bulan Januari sampai dengan Maret yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah tidak tepat dengan jumlah PPh Pasal 21 yang
dilakukan oleh penulis berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang menurut
penulis lebih besar dibandingkan PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan
oleh Bendahara Pemerintah. Hal ini dikarenakan Bendahara Pemerintah
memasukan ASKES sebagai komponen pengurang penghasilan bruto.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 pengurang penghasilan bruto adalah biaya jabatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dan iuran yang terkait dengan gaji yang dibayarkan oleh PNS yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan yang terdiri dari
iuran pensiun dan Iuran Hari Tuan (IHT).
Masa Pajak akhir, jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan
oleh Bendahara Pemerintah juga tidak tepat. Hal ini dikarenakan
penentuan PPh untuk masa pajak akhir yang dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah sama seperti penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk bulan
Januari sampai dengan Maret. Sedangkan perhitungan yang dilakukan
penulis, PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Desember didapat dari
selisih antara Pajak Penghasilan yang terutang atas seluruh Penghasilan
Kena Pajak yang disetahunkan dengan akumulasi PPh Pasal 21 terutang
pada Masa Pajak–Masa Pajak sebelumnya dalam tahun takwim yang
bersangkutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 pasal 8 ayat (8).
b. PNS yang mulai bekerja di tahun berjalan
Pada tabel 5.3 menunjukkan perbedaan jumlah PPh Pasal 21
terutang, karena memasukkan ASKES sebagai komponen pengurang
penghasilan bruto, sehingga jumlah PPh Pasal 21 terutang yang
dilakukan oleh penulis lebih besar daripada jumlah PPh Pasal 21 terutang
yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah. Masa Pajak Desember,
jumlah PPh Pasal 21 terutang juga tidak tepat. Terdapat selisih jumlah
PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp10.154,00 dimana menurut penulis pada
Masa Pajak Desember tidak ada Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sedangkan menurut Daftar Permintaan Gaji Pegawai Pajak Penghasilan
Pasal 21 terutang sebesar Rp10.154,00.
Perbedaan hasil perhitungan untuk Masa Pajak Desember karena
Bendahara Pemerintah menghitung PPh Pasal 21 terutang hanya untuk
bulan Desember saja, sama seperti perhitungan pada bulan Januari
sampai dengan November. Perhitungan untuk Masa Pajak Desember
seharusnya berasal dari selisih antara Pajak Penghasilan yang terutang
atas seluruh Penghasilan Kena Pajak selama 1 (satu) tahun takwim
dengan akumulasi Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang pada Masa
Pajak-Masa Pajak sebelumnya dalam tahun takwim yang bersangkutan.
c. Sampel ketiga, PNS yang bekerja selama 1 (satu) tahun penuh
Pada tabel 5.5, jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk bulan Januari
sampai dengan Desember yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah
tidak tepat dengan jumlah PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh penulis
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Hal
ini disebabkan oleh hal yang sama seperti sampel-sampel sebelumnya,
yaitu Bendahara Pemerintah memasukkan ASKES sebagai komponen
pengurang penghasilan bruto.
Pada Masa Pajak Desember pada tabel 5.5, jumlah PPh Pasal 21
terutang yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah tidak tepat dengan
jumlah PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Terdapat selisih
jumlah PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp3.418,00 dimana hasil PPh Pasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
21 terutang yang dihitung oleh penulis lebih besar daripada PPh Pasal 21
terutang yang dihitung oleh Bendahara Pemerintah. Hal ini dikarenakan
Bendahara menghitung PPh Pasal 21 untuk bulan Desember saja, sama
seperti pada Januari sampai dengan bulan November. Berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 PPh Pasal 21
terutang untuk Masa Pajak Desember adalah selisih antara Pajak
Penghasilan yang terutang atas seluruh Penghasilan Kena Pajak selama 1
(satu) tahun takwim dengan akumulasi PPh Pasal 21 yang terutang pada
Masa Pajak-Masa Pajak sebelumnya dalam tahun takwim yang
bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dilakukan oleh peneliti pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta untuk masing-masing sampel, jumlah PPh
Pasal 21 terutang yang dihitung oleh Bendahara Pemerintah tidak tepat.
Penyebab terjadinya ketidaktepatan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21
terutang yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah karena beberapa hal,
antara lain:
1. Bendahara Pemerintah memasukkan ASKES sebagai komponen
pengurang penghasilan bruto, sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 pengurang penghasilan bruto
adalah biaya jabatan dan iuran terkait dengan gaji yang dibayar oleh
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, atau Anggota POLRI kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, atau
badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
dipersamakan dengan dan pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan.
2. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Maret sama
dengan penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk setiap bulan. Penulis
melakukan perhitungan yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 262/PMK.03/2010, besarnya PPh Pasal 21 terutang untuk Masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pajak Maret terdiri dari selisih antara PPh yang terutang atas seluruh
Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan dengan akumulasi PPh Pasal
21 terutang pada Masa Pajak-Masa Pajak sebelumnya dalam tahun
kalender yang bersangkutan.
3. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Desember sama
dengan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang untuk setiap
bulan. Dalam perhitungan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010, besarnya PPh
Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Desember terdiri dari selisih antara
PPh yang terutang atas seluruh Penghasilan Kena Pajak selama 1 (satu)
tahun kalender dengan akumulasi PPh Pasal 21 yang terutang pada Masa
Pajak-Masa Pajak sebelumnya dalam tahun kalender yang bersangkutan.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mendapatkan
data daftar permintaan gaji pegawai pada bulan Januari, November dan
Desember, tetapi berdasarkan wawancara dengan bagian penggajian data
daftar permintaan gaji pegawai tersebut sama seperti pada bulan
sebelumnya. Penulis juga tidak mendapatkan data daftar penerimaan gaji
ke-13 sehingga penulis tidak dapat melakukan perhitungan PPh Pasal 21
terutang untuk tunjangan ke-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
C. Saran
Beberapa saran yang diharapkan akan memberi manfaat:
1. Bagi Bendahara Pemerintah
Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk menentukan besarnya jumlah PPh Pasal 21 terutang
sehingga Bendahara Pemerintah dapat lebih teliti dalam menentukan
jumlah PPh Pasal 21 terutang
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memperoleh
instansi atau perusahaan yang dapat memberikan data yang lebih
lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Burton, Ricard. 2009. Kajian Aktual Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Evangelin, Miranty. 2008. Analisis Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Studi Kasus pada Kepolisian Resort Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 20011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset
Pandingan, Liberti. 2010. Pedoman Praktis Penghitungan PPh Pasal 21 dan
Pasal 26. Jakarta : Salemba Empat
Republik Indonesia, Keputusan Presiden RI Nomor 16 Tahun 1994 Tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2009
Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 262/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya atas
Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Ketigabelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Republik Indonesia, Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Tunjangan Jabatan Struktural.
Republik Indonesia, Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 71 Tahun 2008
Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008
Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.
Sri Hutari, Anastasia. 2004. Evaluasi Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 21
Studi Kasus pada Yayasan Karmel Keuskupan Malang. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma
Suandy, Erly.2006. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat
Waluyo, Wiraman. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran_1 Daftar Pertanyaan:
1. Apa visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta?
2. Bagaimana struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta?
3. Apakah ada peraturan yang mengatur struktur organisasi? Jika ada,
peraturan perundang-undangan yang mana?
4. Bagaimana penjelasan mengenai pembagian tugas dan wewenang Pegawai
Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta?
5. Berapa jumlah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
terutama bagian kantor?
6. Bagaimana sistem penggajian yang diterapkan di Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta?
7. Dalam hal penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bendaharawan Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran_2 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran_3 Daftar Permintaan Gaji PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran_4 Perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan Bendahara
Pemerintah
Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 terutang Tutie Husadari yang dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah berdasarkan Lampiran_3.
Keterangan Bulan (dalam Rupiah)
Januari Febuari Maret
Gaji Pokok 2.551.900 2.551.900 2.490.700
Tunjangan Istri/Suami 255.190 255.190 249.070
Tunjangan Anak 51.038 51.038 49.814
Tunjangan Umum 185.000 185.000 185.000
Pembulatan 84 84 94
Tunjangan Beras 148.500 148.500 169.680
Penghasilan Bruto 3.191.712 3.191.712 3.144.358
Biaya Jabatan 159.586 159.586 157.218
Iuran Pensiun 135.761 135.761 132.505
ASKES 57.162 57.162 55.791
IHT 92.889 92.889 90.661
Jumlah pengurang 445.398 445.398 436.175
Penghasilan Neto 1 bulan 2.746.314 2.746.314 2.708.183
Penghasilan Neto disetahunkan 32.955.768 32.955.768 32.498.196
PTKP 15.840.000 15.840.000 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 17.115.768 17.115.768 16.658.196
PPh Pasal 21 (setahun) 855.750 855.750 832.900
PPh Pasal 21 (sebulan) 71.312 71.312 69.408
Sumber: Data Daftar Permintaan Gaji Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 terutang Edi Kusnandar, SPd yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah berdasarkan Lampiran 3.
Keterangan Bulan (dalam Rupiah
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Gaji Pokok 1.394.720 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840 1.521.840
Tunjangan Istri/Suami 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tunjangan Anak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tunjangan Umum 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000 185.000
Pembulatan 92 92 92 92 92 92 92 92 92
Tunjangan Beras 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560 56.560
Penghasilan Bruto 1.636.372 1.763.492 1.763.492 1.763.492 1.763.492 1.763.492 1.763.492 1.763.492 1.763.492
Biaya Jabatan 81.819 88.175 88.175 88.175 88.175 88.175 88.175 88.175 88.175
Iuran Pensiun 66.249 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287 72.287
ASKES 27.894 30.436 30.436 30.436 30.436 30.436 30.436 30.436 30.436
IHT 45.328 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459 49.459
Jumlah Pengurang 221.290 240.357 240.357 240.357 240.357 240.357 240.357 240.357 240.357
Penghasilan Neto 1 Bulan 1.415.082 1.523.135 1.523.135 1.523.135 1.523.135 1.523.135 1.523.135 1.523.135 1.523.135
Penghasilan Neto disetahunkan 16.980.984 18.277.620 18.277.620 18.277.620 18.277.620 18.277.620 18.277.620 18.277.620 18.277.620
PTKP 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 1.140.984 2.437.620 2.437.620 2.437.620 2.437.620 2.437.620 2.437.620 2.437.620 2.437.620
PPh Pasal 21 (setahun) 57.000 121.850 121.850 121.850 121.850 121.850 121.850 121.850 121.850
PPh Pasal 21 (sebulan) 4.750 10.154 10.154 10.154 10.154 10.154 10.154 10.154 10.154
Sumber: Data Daftar Permintaan Gaji Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 terutang Drs. Wisnu Sanjaya, M.Eng yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah berdasarkan Lampiran 3.
Keterangan Bulan (dalam Rupiah
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Gaji Pokok 2.686.800 2.686.800 2.686.800 2.686.800 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900 3.030.900
Tunjangan Istri 268.680 268.680 268.680 268.680 303.090 303.090 303.090 303.090 303.090 303.090 303.090 303.090
Tunjangan Anak 53.736 53.736 53.736 53.736 60.618 60.618 60.618 60.618 60.618 60.618 60.618 60.618
Tunjangan Struktural 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000 540.000
Pembulatan 5 5 25 25 72 72 72 72 72 72 72 72
Tunjangan Beras 148.500 148.500 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680 169.680
Penghasilan Bruto 3.697.721 3.697.721 3.718.921 3.718.921 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360 4.104.360
Biaya Jabatan 184.886 184.886 185.946 185.946 205.218 205.218 205.218 205.218 205.218 205.218 205.218 205.218
Iuran Pensiun 142.937 142.937 142.937 142.937 161.243 161.243 161.243 161.243 161.243 161.243 161.243 161.243
ASKES 60.184 60.184 60.184 60.184 67.892 67.892 67.892 67.892 67.892 67.892 67.892 67.892
IHT 97.799 97.799 97.799 97.799 110.324 110.324 110.324 110.324 110.324 110.324 110.324 110.324
Jumlah Pengurang 485.806 485.806 486.866 486.866 544.677 544.677 544.677 544.677 544.677 544.677 544.677 544.677
Penghasilan Neto 3.211.915 3.211.915 3.232.055 3.232.055 3.559.683 3.559.683 3.559.683 3.559.683 3.559.683 3.559.683 3.559.683 3.559.683
Penghasilan Neto
disetahunkan 38.542.980 38.542.980 38.784.660 38.784.660 42.716.196 42.716.196 42.716.196 42.716.196 42.716.196 42.716.196 42.716.196 42.716.196
PTKP 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000 18.480.000
PKP 20.062.980 20.062.980 20.304.660 20.304.660 24.236.196 24.236.196 24.236.196 24.236.196 24.236.196 24.236.196 24.236.196 24.236.196
PPh Pasal 21 (setahun) 1.003.100 1.003.100 1.015.200 1.015.200 1.211.800 1.211.800 1.211.800 1.211.800 1.211.800 1.211.800 1.211.800 1.211.800
PPh Pasal 21 (sebulan) 83.591 83.591 84.600 84.600 100.983 100.983 100.983 100.983 100.983 100.983 100.983 100.983
Sumber: Data Daftar Permintaan Gaji Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI