agama dan konsep istikamah dalam pekerjaan...

83
AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN BERISIKO (Studi Kasus para Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Mencapai gelar (S 1) Sarjana Sosial Oleh: DIKY JUMHANA NIM: 101032221651 Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/2008 M

Upload: duonghanh

Post on 14-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN BERISIKO

(Studi Kasus para Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk

Mencapai gelar (S 1) Sarjana Sosial

Oleh:

DIKY JUMHANA NIM: 101032221651

Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1429 H/2008 M

Page 2: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

KATA PENGANTAR

Dimulai dengan bacaan basmallah penulis memulai mengerjakan skripsi ini,

dan diakhiri dengan bacaan hamdalah penulis mengakhiri penulisan skripsi ini. Puji

syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat kepada penulis

sehingga skirpsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, rasul terakhir yang memberikan pencerahan kepada umat manusia dengan ilmu

pengetahuan.

Proses penulisan skripsi ini memang tidak semudah yang penulis bayangkan

sebelumnya. Dalam perjalanannya, begitu banyak hal yang penulis belum tahu

sebelumnya, penulis ketahui saat melakukan penulisan skripsi ini. Memang ilmu

Allah Maha Luas, manusia hanya mengetahui sedikit dari kemahaluasan ilmu

tersebut.

Rintangan dan cobaan yang ada saat penulis melakukan penulisan skripsi ini,

alhamdulillah dapat penulis lalui. Begitu banyak pelajaran dan hikmah yang berharga

yang penulis dapatkan.

Terdapat begitu banyak pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini. Dalam lembar ini, izinkan penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Dr. M. Amin Nurdin, MA (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta), terima kasih atas bimbingan serta masukan

sehingga skripsi ini selesai.

2. Ibu Dra. Hj. Rosyidah, MA (ketua Jurusan Sosiologi Agama) dan Ibu Dra.

Joharatul Jamilah, M. Si (sekretaris Jurusan) yang memberikan pelayanan

akademik kepada penulis dalam memudahkan penyelesaian studi.

Page 3: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

3. Ibu Dra. Marzuqoh, MA selaku pembimbing, yang tiada henti dan bosannya

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

menyelesaikan skripsi ini di sela-sela kesibukan penulis dalam pekerjaan.

4. Petugas perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas Ushuluddin dan

Filsafat yang sudah melayani penulis dalam memenuhi kebutuhan literatur.

5. Orang tua penulis, yang sering kali memberikan ceramah pagi agar penulis

segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih, semoga penulis dapat berbakti

kepada nusa, bangsa, agama dan orang tua.

6. Istri penulis, atas kesabarannya dalam memberikan semangat kepada penulis

dan melayani penulis saat pengetikan skripsi ini.

7. Para petugas pemadam kebakaran unit Jakarta Barat yang dengan senang hati

melayani pertanyaan penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Tetap jaga kekompakan dalam tugas, Pantang Pulang Sebelum Padam.

8. Teman-teman penulis di Sosiologi Agama 2001 A: Ahmad Bajri “Paul”, Andi

Hasan “Kampleng”, Saipul Bahri “Icho”, Een, Nungki, Ridza, Syamsuddin,

Roni, Amin, terima kasih atas masukan yang kalian berikan dalam penulisan

skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya

satu persatu di sini. Terima kasih atas bantuan yang diberikan.

Akhirnya, harapan penulis, semoga atas segala bantuan dan perhatian yang

diberikan mendapat balasan yang berlipat dari Yang Maha Kuasa, amin. Selain itu,

semoga segalam aktivitas yang kita kerjakan diberi kemudahan dan menjadi nilai

ibadah di sisi-Nya. Sekali lagi terima kasih.

Jakarta, 20 Februari 2007

Penulis

Page 4: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................. ii

ABSTRAKSI ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 9

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 9

E. Sistematika Penulisan............................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 13

A. Agama ...................................................................................... 13

1. Pengertian Agama....................................................... 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberagamaan

Seseorang .................................................................... 17

B. Istikamah .............................................................................. 21

1. Pengertian Istikamah................................................... 21

2. Istikamah dalam Pandangan Islam.............................. 22

C. Pekerja ..................................................................................... 26

1. Definisi pekerja........................................................... 26

2. Islam dan Tanggung Jawab dalam Pekerjaan ............. 29

Page 5: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB III SEKILAS TENTANG PEMADAM KEBAKARAN ............... 32

A. Sejarah Pemadam Kebakaran di Indonesia.............................. 32

B. Mengenal Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat................. 41

C. Kegiatan Sehari-hari Pemadam Kebakaran.............................. 51

D. Suka Duka Melaksanakan Tugas ............................................. 53

BAB IV APLIKASI AGAMA DAN ISTIKAMAH

DALAM PERSPEKTIF PEMADAM KEBAKARAN ............................ 55

A. Agama Menurut Perspektif Pemadam Kebakaran ................... 55

B. Keberagamaan Pemadam Kebakaran....................................... 57

1. Ritual Ibadah Keagamaan ....................................... 57

2. Pengaruh Agama dalam Kehidupan Sehari-hari..... 60

C. Konsep Istikamah dalam Perspektif Pemadam Kebakaran...... 61

1. Peran Agama Dalam Menjalankan Tugas

Sehari-hari............................................................... 61

2. Istikamah dan Usaha yang Dilakukan..................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN...................................... 66

A. Kesimpulan .............................................................................. 66

B. Saran-saran ............................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 68

Page 6: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ada dua macam hubungan dalam diri manusia, yaitu hubungan manusia

dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan manusia lainya atau dalam istilah

yang lebih dikenal di kalangan muslim adalah hablum min allah dan hablum min an-

nas. Ibadah dan yang berkaitan dengan-Nya adalah suatu media untuk lebih

mempererat hubungan manusia dengan pencipta-Nya, sedangkan untuk mempererat

hubungan manusia dengan manusia itu sendiri melalui banyak cara atau dalam istilah

orang muslim muamalah.

Dalam hubungan manunusia dengan Sang Khlalik, hal tersebut diatur dalam

agama. Melalui agama manusia menjalin hubungan dengan Penciptanya. Sebagai

homo religious, manusia meyakini bahwa agama sanggup menghadirkan “Yang

Sakral” atau Tuhan Yang Maha Suci dalam atau melalui upacara keagamaan1.

Upacara keagamaan ini merupakan sarana manusia dalam memanipulasi makhluk

dengan kekuatan supranatural, oleh Wallace dipandang sebagai gejala agama yang

utama atau “Agama Sebagai Perbuatan” (religion in action). Fungsi utamanya adalah

untuk mengurangi kegelisahan, memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri dan

yang penting memelihara keadaan manusia agar tetap siap menghadapi realitas2.

Pada tataran ini agama menjadi bagian yang integral dalam kebutuhan hidup

manusia. Bahkan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa agama merupakan kebutuhan

1 Hendro Puspito, Sosiologi agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), h. 41 2 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000) h. 121

Page 7: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia oleh karena itu, masalah keagamaan

adalah masalah yang akan senantiasa menyertai kehidupan manusia sepanjang sejarah

kehidupannya, sebagaimana masalah-masalah sosial lainnya seperti masalah politik,

ekonomi dan sebagainya. Keberagamaan manjadi bagian dari kebudayaan manusia

yang telah dikembangkan sedemikian rupa baik itu berupa ritus, pranata sosial

maupun prilaku-prilaku lainnya dalam berbagai dimensi kehidupan.

Sedangkan dalam hubungan manusia dengan sesamanya dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Interaksi sosial tentu tidak dapat dielakkan karena manusia

sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk menjalani hidup mereka.

Segala hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya

memang sudah diatur oleh agama. Namun manusia juga mempunyai peraturan atau

rambu-rambu yang harus ditaati oleh mereka. Para pelanggar tentu mendapat

hukuman sesuai dengan sanksi yang telah disepakati. Dalam masyarakat hal ini lazim

disebut sebagai norma.

Pekerjaan adalah salah satu cara manusia untuk dapat melangsungkan

hidupnya sekaligus untuk bersosialisasi. Dalam pekerjaan seorang manusia dituntut

untuk dapat bekerja sama sekaligus menjaga hubungan tetap baik dengan orientasi

agar dapat bertahan hidup. Masing-masing pekerjaan mempunyai risikonya entah itu

kecil maupun besar.

Menurut Abdul Aziz al-Khayyath, bahwa kerja adalah semua bentuk usaha

yang dilakukan manusia baik dalam hal materi atau non materi, intelektual atau fisik

dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah dunia dan akhirat.3

3 Abdul Aziz al-Khayyath, Etika Bekerja Dalam Islam, ((Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 22

Page 8: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Kerja adalah usaha komersil yang dianggap sebagai suatu keharusan demi

hidup atau sesuatu yang imperatif dalam diri dan terikat pada identitas diri yang telah

diberikan oleh agama.4

Dunia kerja tidak bisa terlepas dari etos kerja. Karena etos kerja sangat

mempengaruhi kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Menurut Toto Tasmara, etos

kerja adalah totalitas kepribadian seseorang, cara seseorang mengekspresikan,

memandang, meyakini dan memberikan arti pada sesuatu yang mendorong dirinya

untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance).5

Menjadi seorang petugas pemadam kebakaran adalah suatu pilihan. Karena

pekerjaan ini tidak saja membutuhkan fisik yang prima tetapi juga membutuhkan

keberanian bahkan sampai harus mempertahuruhkan nyawa.

Kita tentu akrab dengan istilah “blangwir” atau dalam beberapa daerah Jawa

“blambir”. Menurut sejarah, kata tersebut berasal dari kata brandweer dalam bahasa

Belanda. Urusan pemadam kebakaran di kota jakarta mulai diorganisir pada tahun

1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadaman kebakaran ini secara

hukum dibentuk oleh resident op batavia melalui ketentuan yang disebut sebagai:

“Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Vorsteden Van Batavia”6

Suatu kejadian penting yang patut dicatat adalah terjadinya kebakaran besar di

kampung Kramat-Kwitang. Kebakaran tersebut tak dapat teratasi oleh pemerintah

kota pada saat itu.

Peristiwa itu mendorong pemerintah atau Gemeente of de Brandweer, pada

tanggal 25 januari 1915 mengeluarakn "Reglement of de Brandweer (Peraturan

tentang Pemadam Kebakaran); namun tak lama kemudian, yakni pada tanggal 4 4 Taufik Abdullah, Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, (Jakarta, LP3ES, 1993), h. 3.

5 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002), h. 20. 6 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com,

diakses hari Jum’at tanggal 26 Januari 2007

Page 9: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

oktober 1917, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yakni melalui ketentuan yang

disebut staadsblad 1917 No. 602.7

Hal penting yang perlu dicatat dari kententuan ini adalah pembagian urusan

pemadam kebakaran, yakni menjadi Pemadam Kebakaran Sipil dan Pemadam

Kebakaran Militer.

Suatu Kejadian penting yang patut selalu diingat adalah peristiwa

diberikannya suatu tanda penghargaan kepada Brandweer Batavia oleh mereka yang

mengatasnamakan kelompok orang betawi. Tanda penghargaan tersebut diberikan

dalam bentuk "Prasasti" pada tanggal 1 maret 1929. Tanda penghargaan tersebut

diberikan masyarakat betawi pada waktu itu adalah sebagai wujud rasa terimakasih

mereka atas darma bakti para petugas pemadam kebakaran. Tanda prasasti tersebut

sampai sekarang masih tersimpan baik di kantor Dinas Pemadam Kebakaran.8

Perubahan nomenklatur organisasi pemadam kebakaran berikutnya terjadi

pada tahun 1980, yakni dengan terbitnya Peraturan Daerah No. 9 tahun 1980, tentang

struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta. Perubahan penting

pada periode ini, selain semakin dikembangkannya aspek pencegahan dan

pemberdayaan masyarakat melalui keberadaan Sudinas Pencegahan, Sudinas Peran

Serta masyarakat, Pusat Latihan Kebakaran, dan Unit Laboratorium, adalah juga

mengenai pembagian wilayah pelayanan Dinas kebakaran ke dalam 5 wilayah

asministratif: Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, dan Timur. Kemudian terjadi revisi

melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.11 tahun 1986, dengan judul

sama, hanya terdapat perubahan pada nomenklatur Markas Wilayah menjadi

Nomenklatur Suku Dinas.9

7 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran, dalam www.jakarta-fire.com 8 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran, dalam www.jakarta-fire.com 9 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran, dalam www.jakarta-fire.com

Page 10: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Masa tahun 2002 ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta No.9 tahun 2002, tanggal 15 Januari 2002 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta. 10

Dalam melaksanakan tugas tersebut, para petugas pemadam kebakaran harus

mempunyai keberanian dan sikap pasrah terhadap nasib yang akan dialaminya nanti.

Tentu saja dengan berbekal berbagai pengetahuan tentang prosedur penyelamatan dan

juga pemadaman suatu kebakaran. Namun, pada akhirnya nanti, segala yang terjadi

diserahkan sepenuhnya kepada Sang Pencipta. Dalam Islam sikap ini dikenal dengan

istilah isitqamah.

Istikamah adalalah keadaan atau upaya seseorang untuk tetap teguh mengikuti

jalan lurus (agama Islam) yang telah ditunjuk oleh Allah. Secara harfiah istilah ini

berarti lurus, teguh dan tetap.11

Dalam al-Qur’an disebutkan,

☺ ⌧

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istikamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS. al-Ahqaf: 13).

Sebagai petugas pemadam kebarakan, tentu saja risiko yang ditanggung

tidaklah kecil. Dalam upaya memadamkan kobaran api dan juga menyelamatkan para

korban, mereka harus mempunyai keberanian dan juga pengorbanan yang tinggi.

10 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran, dalam www.jakarta-fire.com 11 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), jilid II, h. 282.

Page 11: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Dalam menjalankan tugas, para petugas pemadam kebakaran tentu mempunyai

keyakinan akan nasib mereka. Takdir yang akan mereka jalani, serta kejadian apa saja

yang menimpa mereka. Agama sebagai jalan hidup, memberikan beberapa penjelasan

mengenai hal tersebut. Manusia hanya bisa berusaha, namun Tuhan jualah yang

menentukan segalanya.

Sebelum menyerahkan segala sesuatunya, manusia diharuskan untuk berusaha

terlebih dahulu atau dalam istilah ikhtiyar. Setelah semua persyaratan terpenuhi dalam

melaksanakan sesuatu, baru kemudian manusia menyerahkannya kepada Yang Maha

Tahu. Sebagai petugas pemadam kebakaran, prosedur standar yang telah mereka ikuti

selama pendidikan dan latihan di antaranya:

a. Bidang Pencegahan Kebakaran

1. Inspektur Tingkat I

2. Inspektur Tingkat II

3. Bahan-bahan berbahaya (B3)

4. Tenaga PPL

5. Manajemen penyelamatan sistem kebakaran

b. Bidang Pemadaman Kebakaran

1. Petugas pemadam kebakaran tingkat I, II, III

2. Pengemudi / Operator tingkat I, II

3. Montir kendaraan Operasional

4. Perwira kebakaran tingkat I, II, III

5. Instruktur

6. Refreshing Ka. Sektor

7. Refreshing Ka. Danton

8. Refreshing Ka. Regu

Page 12: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

9. Komandan BALAKAR

c. Bidang Keselamatan Jiwa Dan Harta Benda

1. Penyelamat

2. Petugas pelayanan gawat darurat

3. Rescue Khusus (air, bangunan runtuh)

4. Breathung Apparatus

5. Landing Crafft Rubber

6. Cameramen

d. Kursus singkat pemadam kebakaran

1. Program 1 hari

2. Program 2 hari

3. Program 3 hari

4. Program 5 hari12

Melalui berbagai prosedur di atas, petugas pemadam kebakaran memadamkan

kebakaran di lokasi kebakaran. Mereka melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan

prosedur yang telah diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

Setelah melaksanakan prosedur yang ada, petugas pemadam kebakaran

menyerahkan segala sesuatunya kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal

ini, agama dipahami oleh petugas pemadam kebakaran sebagai panduan dan pegangan

dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta saat bertugas. Peran agama tersebut tentu

mempunyai pengaruh dalam diri petugas pemadam kebakaran saat melaksanakan

tugas.

12 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran, dalam www.jakarta-fire.com

Page 13: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Dalam agama Islam, dikenal istilah istikamah. Bagaimana istikamah tersebut

dipahami dan diyakini oleh petugas pemadam kebakaran saat mereka melaksanakan

tugas.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan

penelitian dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul “Agama dan Konsep

Istikamah dalam Pekerjaan Berisiko (Studi Kasus Para Pemadam Kebakaran

Unit Jakarta Barat)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka untuk menghindari

pembahasan yang meluas, penulis membatasi penelitian ini tentang agama yang

penulis batasi pada ritual keagamaan serta konsep istikamah menurut para petugas

pemadam kebakaran, dan untuk itu penulis rumuskan dalam pertanyaan:

Bagaimanakah pandangan para petugas pemadam kebakaran tentang agama

dan konsep istikamah dalam pekerjaan berisiko mereka?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui keagamaan para petugas pemadam kebakaran.

b. Untuk mengetahui konsep istikamah dalam perspektif para petugas pemadam

kebakaran.

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan informasi yang dapat berguna dalam mengatasi kebakaran di

lingkungan sekitar.

Page 14: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

b. Untuk menambah literatur yang berkenaan dengan pandangan para pekerja

pemadam kebakaran terhadap agama dan konsep istikamah dalam

melaksanakan tugas yang berisiko.

c. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Metodologi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Unit Pemadam Kebakaran

Jakarta Barat dengan alamat Jl. Tanjung Duren Raya No. 1 Jakarta Barat

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan, satu bulan pertama

untuk penelusuran dan naskan yang terkait dengan masalah yang dibahas. Satu

bulan berikutnya untuk penelitian lapangan, penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari – Maret 2007.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian sebanyak 100 orang, dengan rentang masa kerja

antara 2 tahun. Sedangkan paling lama sudah bekerja selama 30 tahun mulai dari

pejabat hingga pasukan. Dari seluruh populasi yang ada, penulis menargetkan

minimal 10 orang sebagai informan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Page 15: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan untuk memperoleh

data berkenaan dengan fokus penelitian di antaranya adalah mengenai praktek

keagamaan petugas pemadam kebakaran serta kinerja mereka saat jaga serta

saat melakukan pemadaman di lokasi kebakaran.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap petugas pemadam kebakaran mengenai

keagamaan mereka seperti praktik ibadah, pemahaman mereka tentang agama,

pemahaman mereka tentang istikamah serta bagaimana agama berperan saat

petugas menjalankan tugas mereka memadamkan kebakaran di lokasi

kebakaran.

5. Metode Analisa Data

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga menjadi sebuah

laporan penelitian, penulis akan memilih data yang sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Data yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan yang penulis jadikan

pedoman wawancara, kemudian diajukan ke informan dengan melakukan

wawancara, akan dianalisa dengan menggunakan analisis kualitatif.

E. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab. Masing-masing bab

memaparkan informasi sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 16: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB II Kajian Teoritis, membahas tentang agama, pengertian agama,

istikamah, pengertian istikamah, istikamah dalam pandangan Islam,

pekerja, definisi pekerja, Islam dan tanggung jawab dalam pekerjaan,

kerangka berpikir.

BAB III Sekilas Tentang Pemadam Kebakaran membahas tentang, sejarah

pemadam kebakaran di Indonesia, mengenal pemadam kebakaran unit

Jakarta Barat, kegiatan sehari-hari pemadam kebakaran, suka duka

melaksanakan tugas.

BAB IV Aplikasi agama dan istikamah dalam perspektif pemadam kebakaran,

membahas agama menurut perspektif pemadam kebakaran,

keberagamaan pemadam kebakaran dengan subjudul, ritual ibadah

keagamaan, pengaruh agama dalam menjalankan tugas, konsep

istikamah dalam perspektif pemadam kebakaran dengan sub judul,

peran agama dalam menjalankan tugas sehari-hari, istikamah dan usaha

yang dilakukan.

BAB V Penutup yaitu kesimpulan dan saran. Selain uraian substansi di atas,

pada bagian akhir skripsi ini disusun daftar kepustakaan dan sejumlah

lampiran yang dianggap relevan.

Page 17: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Agama

1. Pengertian Agama

Berbicara mengenai agama, memang tidak bisa dilepaskan dari kajian-kajian

para ahli agama, baik yang mengkajinya dengan menggunakan sudut pandang

antropologi, maupun dengan menggunakan sudut pandangn teologi. Masing-masing

ahli mempunyai pendapat dan argumen sendiri-sendiri.

Secara etimologis istilah agama berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri

dari dua suku kata yaitu a artinya tidak dan gama artinya kacau. Dari pengertian

seperti ini, agama dapat diartikan sebagai suatu institusi penting yang mengatur

kehidupan manusia agar tidak terjadi kekacauan. Istilah agama juga dapat disamakan

dengan kata religi yang berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata

religare yang berarti mengikat.13

Sebagai suatu sistem keyakinan maka agama berbeda dengan sistem

keyakinan dan isme-isme lainnya karena landasan keyakinan agama adalah konsep

suci (sacred) dan ghaib (supranatural) yang dibedakan dari yang duniawi (profane)

dan hukum-hukum alamiah (natural). Selain itu, yang membedakan agama dengan

isme-isme lainnya adalah ajaran-ajaran agama selalu bersumber pada wahyu Tuhan

atau wangsit yang diturunkan kepada nabi sebagai pesuruh-Nya. Adapun ciri yang

mencolok dari agama yang berbeda dengan isme-isme adalah penyerahan diri secara

total kepada Tuhannya. 14

13 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung:Remaja Rosda Karya,2000), h.13. 14 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, h.14

Page 18: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Agama dalam perspektif sosiologi adalah gejala yang umum dan dimiliki oleh

sebuah masyarakat yang ada di dunia ini. Dari pengertian ini agama merupakan salah

satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat

untuk membentuk memecahkan persoalan-persoalan yang tidak mampu dipecahkan

oleh masyrakat itu sendiri. Selain pengertian di atas ternyata masih banyak pengertian

agama yang diberikan oleh para ahli sosiologi yang satu sama lain saling berbeda-

beda, yaitu diantaranya :

Emile Durkheim mendefinisikan agama adalah sistem terpadu yang terdiri atas

kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal yang suci. Kepercayaan dan

praktek tersebut mempersatukan semua orang yang beriman kedalam suatu komunitas

moral yang dinamakan umat.15 Sebagai tambahan Durkheim mengatakan bahwa

semua kepercayaan agama mengenal pembagian semua benda yang ada di bumi ini-

baik yang berwujud nyata maupun yang berwujud ideal-kedalam dua kelompok yang

saling bertentangan yaitu hal yang bersifat profan dan hal yang berfsifat suci (sacred).

Dari kedua pengertian agama tersebut diatas jelas tergambar terjadi kesulitan

bagi Durkheim dan ahli sosiologi sesudahnya didalam mendefinisikan agama. Maka

oleh sebab itu Anthony Giddens mengatakan bahwa agama lebih luas dari pada

monotheisme (kepercayaan kepada satu Tuhan) dan politheisme (kepercayaan pada

banyak Tuhan) sehingga menyebabkan ada agama yang tidak menetapkan aturan

moral bagi umatnya, ada agama yang tidak menjelaskan asal-usul alam semesta dan

ada pula agama yang tidak mengenal kekuatan adikodrati.

Menurut Quraish Shihab agama adalah ketetapan ilahi yang diwahyukan

kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. Karakteristik agama

diantaranya adalah hubungan makhluk dengan sang pencipta yang terwujud dalam

15Dyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gremedia, 1984), h. 19

Page 19: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

sikap batinnya, tampak dalam ibadah yang dilakukannya serta tercermin dalam

perilaku kesehariaannya. Dengan demikian agama meliputi tiga persoalan pokok yaitu

tata keyakinan (atas adanya kekuatan supranatural) tata peribadatan (perbuatan yang

berkaitan dengan zat yang diyakini sebagai konsekwensi keyakinan) dan tata kaidah

(yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia dan dengan alam

sekitarnya. 16

Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang agama tak akan pernah tuntas

tanpa mengikut sertakan aspek-aspek sosiologisnya karena agamanya menyangkut

kepercayaan serta berbagai prakteknya. Karena itu agama benar-benar merupakan

masalah sosial. Dalam kamus sosiologi pengertian agama ada 3 macam, kepercayaan

pada hal-hal yang spiritual, perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang

dianggap sebagai tujuan tersendiri dan idiologi mengenai hal-hal yang bersifat

supranatural17

Harun Nasution mengatakan bahwa setiap agama harus mengandung unsur-

unsur penting sebagai berikut:

a. Adanya kekuatan ghaib, kekuatan diluar diri manusia yang kepadanya

manusia meminta tolong dan berserah diri.

b. Adanya keyakinan dalam diri manusia bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan

hidupnya di dunia dan di akhirat tergantung pada adanya hubungan yang baik

dengan Tuhan.

c. Respon yang bersifat emosional, bisa berbentuk perasaan takut, perasaan cinta

yang membentuk penyembuhan, pemujaan dan cara hidup tertentu.

d. Pemahaman tentang adanya suatu yang kudus (sacred) suci dalam bentuk

kekuatan ghaib dan ajaran-ajaran yang terkandung dalam sedbuah kitab.

16 Fuad Nashori dan Bachtiar Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam perspektif Psikologi Islam (Yogyakarta: Menara Kudus, 2000). Cet. 1, h. 71.

17 Dadanng Kahmad, Sosiologi Agama, h. 129

Page 20: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Hal yang samapun diungkapkan oleh Emile Durkheim seorang sosiolog agama

di Prancis bahwa dalam agama mengandung beberapa unsur yang terdiri dari:

a. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius

b. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan.

c. Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan manusia dengan

Tuhan, dewa-dewa atau makhluk halus yang mendalami ilmu ghaib

d. Umat atau kelompok keagamaan, yaitu kesatuan yang menganut sistem

kepercayaan serta yang melakukan upacara-upacara keagaamaan.

Buku yang lain mendefinisikan agama sebagai suatu sistem sosial yang dibuat

penganutnya yang berporos pada perbuatan-perbuatan non-empiris yang

dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan

masyarakat luas umumnya.18

Dalam terminologi Arab, agama biasa disebut dengan kata al-Din/al-Millah.

Sebagaimana agama, kata al-Din itu sendiri mengandung berbagai arti. Al-Din/Al-

Millah yang berarti “mengikut” maksudnya adalah mempersatukan segala

pemeluknya dan mengikat mereka dalam satu ikatan yang erat.19 Al-Din juga berarti

undang-undang yang harus dipatuhi. Selain itu kata al-Din juga dapat diartikan al-

Mulk (kerajaan), Al-khidmat (pelayanan), al-Izzah (kemenangan), al-Dzul (kehinaan),

al-Ikrah (pemaksaan), al-Ikhsan (kebajikan). Sedangkan al-Din yang biasa

diterjemahkan dengan “Agama” menurut Guru Besar Al-Azhar Syaikh Muhammad

Abdullah Badran menggambarkan suatu hubungan antara dua pihak dimana pihak

yang pertama mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada yang kedua. Dengan

demikian, agama merupakan antara makhluk dan Khaliknya, hubungan ini kemudian

terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam praktek ibadah atau ritual yang

18 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, h.34 19 Hasbi Ash-Shiddiqy, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang , 1952), h. 50

Page 21: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

dilakukannya untuk kemudian tercermin pula dalam sikap dan perbuatan dalam

kesehariannya.20

Dalam kamus sosiologi pengertian agama (religion) mencakup tiga aspek

yakni : pertama menyangkut kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat speritual.

Kedua, merupakan perangkat kepercayaan dan praktek-praktek speritual yang

dianggap sebagai tujuan tersendiri. Ketiga, ideologi mengenai hal-hal yang bersifat

supranatural.21

Dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, penulis berkesimpulan

bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan yang menuntun manusia untuk dapat

melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan, sehingga

tujuan dari penerapan ajaran tersebut dapat tercapai.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberagamaan Seseorang

Berbagai pendekatan yang digunakan oleh para ahli terhadap keberagamaan

seseorang mengisyaratkan bahwa jika jiwa keagamaan bukan merupakan aspek psikis

bersifat instinktif, yaitu unsur bawaan yang siap pakai. Jiwa keagamaan juga

mengalami proses perkembangan dalam mencapai tingkat kematangannya. Dengan

demikian, jiwa keagamaan tidak luput dari berbagai gangguan yang dapat

mempengaruhi perkembangannya. Dalam bukunya “Ilmu Jiwa Agama”, Jalaluddin

menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan seseorang,

yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Intern

a. Faktor Hereditas

20 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qu’ar: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Masyarakat,

(Bandung : Mizan, 1997), h. 210 21 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993), h. 430

Page 22: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor bawaan

yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai unsur

kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, afektif, dan konatif. Tetapi, dalam

penelitian terhadap janin terungkap bahwa makanan dan perasaan ibu

berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya.

Rasul saw. mengatakan bahwa daging dari makanan yang haram, maka

nerakalah yang lebih berhak atasnya. Rasul saw. juga menganjurkan untuk

memilih pasangan hidup yang baik dalam membina rumah tangga, sebab

menurut beliau keturunan berpengaruh.22

b. Tingkat Usia

hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa

keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu saja. Bila konversi lebih

dipengaruhi oleh sugesti, maka tentunya konversi akan lebih banyak terjadi pada

anak-anak, mengingat di tingkat usia tersebut mereka lebih mudah menerima

sugesti. Namun, kenyataannya hingga usia baya pun masih terjadi konversi

agama. Bahkan, konversi yang terjadi pada Sidharta Gautama, Martin Luther

terjadi di usia sekiatr 40 tahunan. Kemudian Al-Ghazali mengalaminya pada usia

yang lebih tua lagi. Padahal Robert H. Thouless membagi konversi menjadi

konversi intelektual, moral, dan sosial.23

c. Kepribadian

Unsur bawaan merupakan faktor intern yang memberi ciri khas pada diri

seseorang. Dalam kaitan ini, kepribadian sering disebut sebagai identitas (jati

diri) seseorang yang sedikit banyaknya menampilkan ciri-ciri pembeda dari

individu lain di luar dirinya. Dalam kondisi normal, memang secara individu

22 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 241-242 23 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 244

Page 23: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian. Dan perbedaan ini diperkirakan

berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa

keagamaan.24

d. Kondisi Kejiwaan

Banyak jenis perilaku abnormal yang bersumber dari kondisi kejiwaan

yang tak wajar ini. Tetapi, yang penting dicermati adalah hubungannya dengan

perkembangan jiwa keagamaan. Sebagai bagaimanapun seorang pengidap

schiziprhenia akan mengisolasi diri dari kehidupan sosial serta persepsinya

tentang agama akan dipengaruhi oleh berbagai halusinasi.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Keluarga

Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak

dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu, sebagai intervensi

terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua diberikan

beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan

kepada orang tua, yaitu mengazankan ke telinga bayi yang baru lahir,

mengakikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Al-Qur’an,

membiasakan salat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama.

Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkand asark

bagi perkembangan jiwa keagamaan.25

b. Lingkungan Institusional

Lingkunga institusional yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa

keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal

seperti berbagai perkumpulan dan organisasi.

24 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 246 25 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 248

Page 24: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

c. Lingkungan Masyarakat

Sepintas, lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang

mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur

pengaruh belaka, tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengkita

sifatnya. Bahkan, terkadang pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa

keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif.26

3. Fanatisme dan Ketaatan

David Riesman, sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin melihat bahwa tradisi

kulutral sering dijadikan penentu di mana seseorang harus melakukan apa yang

dilakukan nenek moyang. Dalam menyikapi tradisi keagamaan juga tak jarang

munculnya kecenderungan seperti ini. Jika kecenderungan taklid keagamaan

tersebut dipengaruhi unsur emosional yang berlebihan, maka terbuka peluang bagi

pembenaran spesifik. Kondisi ini akan menjurus ke fanatisme. Sifat fanatisme

dinilai merugikan bagi kehidupan beragama. Sifat ini dibedakan dari ketaatan.

Sebab, ketaatan merupakan upaya untuk menampilkan arahan dalam (inner

directed) dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agama.27

B. Istikamah

1. Pengertian Istikamah

Asal kata istikamah adalah dari bahasa Arab yangmengandung arti tegak lurus.

Kata tersebut dibentuk dari kata dasar qama (قام) yang berarti “berdiri”. Maka kata

istikamah dalam hal ini berkonotasi keadaan seseorang yang tegak lurus pada

26 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 250

27 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 250-251

Page 25: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

pendirian, tidak condong atau menyeleweng ke kiri dan ke kanan, tetap berjalan pada

garis lurus yang telah diyakini.28

Istikamah dapat berarti sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.29

Istiomah adalah teguh tidak beranjak, pantang bergeser, tidak ragu, tidak was-

was, tidak mundur maju oleh karena tarikan dari kiri dan kanan dari muka dan

belakang. Dia bukan menurut, melainkan diturutkan. Dia bukan menunggu tetapi

memulai. Dia mengeluarkan sinar, bukan padam, bagaimanapun sukar rimba yang

ditembus padang pasir yang kering tersang namun “Tuhan kami Allah” dan kami

tetap dalam pendirian itu.30

Istikamah adalah berdiri teguh di atas jalan yang lurus, berpegang kepada

aqidah Islam dan melaksanakan syariatnya dengan tekun, tidak berobah dan tidak

berpaling dalam keadaan bagaimanapun.

Istikamah meliputi keyakinan (aqidah) dan ketaan menjalankan syariat Islam

yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an dan Rasul-Nya dalam Hadits. Tidak berubah

pendirian karena ancaman dan godaan, tidak mundur dan berpaling dari taat dan amal

karena hambatan dan tantangan.31

2. Istikamah dalam Pandangan Islam

Islam menjunjung tinggi sifat istikamah (teguh pendirian). Tanpa adanya

kehendak meneguhkan pendirian ini, dikhawatirkan seseorang akan lemah untuk

menerima kebaikan sehingga mudah terjerumus ke dalam dosa.

28 Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Istikamah”, Ensiklopedi Islam Indonesia,

(Jakarta: Djambatan, 1992), h. 461. 29 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 34 30 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), jus XXV – XXVIII, h. 21 31 Hamzah Ya’qub, Tingkat Ketengan dan Kebahagiaan Mukmin, (Jakrata: CV. Atise, 2000),

h. 270-271

Page 26: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Bagaimana cara untuk mencapai istikamah ini? Tak lain adalah dengan

memperbaiki akhlak dan jiwa atau islah an-nafs. Karenanya, Allah SWT telah

menjanjikan bagi orang yang bersedia memperbaiki diri akan mendapatkan keridhaan

dan ampunan-Nya.

Akhlak yang baik dan terjaga merupakan syarat mutlak mewujudkan pribadi

beriman. Akhlak itu wajib ada pada diri seseorang, demi kebajikan diri dan

masyarakat seluruhnya. Oleh sebab itu, agama yang dibawa oleh Rasulullah

menekankan manusia agar berakhlak mulia.

Namun disadari bahwa untuk mencapai tingkat kesempurnaan seperti itu,

bukan perkara mudah. Meski demikian, tidak berarti pula sangat sulit

mewujudkannya, asalkan dilandasi niat dan kemauan keras untuk berubah. Buku

berjudul Insan Ilahiah; Menjadi Manusia Sempurna dengan Sifat-sifat Ketuhanan,

Puncak Penyingkapan Hijab-hijab Duniawi ini dapat menjadi pembimbing yang

bermanfaat.

Al-Qur’an sejatinya selalu meminta umat agar memelihara akhlak mulia demi

menjamin kejayaan di dunia dan akhirat. Sifat mulia yang dituntut oleh Alquran ialah

sifat manusia yang terus menerus melakukan penjernihan akal, penyucian jiwa,

perbaikan kondisi (ahwal) dan pemurnian amal. 32

Lebih jauh Ridlo Masduki dalam blogspot-nya menyatakan, memahamkan

akar-akar akhlak dan menampilkan metode pengobatan tidaklah mendekatkan

seseorang pada tujuan, tidak menerangi hati yang gelap dan tidak memperbaiki akhlak

yang fasid (rusak). Dengan mempelajari sejumlah kitab akhlak, seharusnya jiwa yang

keras menjadi lembut, dan yang gelap menjadi bercahaya.33

Allah SWT berfirman,

32 http://ridlomasduki.blogspot.com diakses tanggal 14 Februari 2007 33 http://ridlomasduki.blogspot.com

Page 27: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

هود . (اريص بنولمعا تم بهنا إوغطا تمل وكع منم وترما أم آمقتاسف)11 :(112(

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Hud [11]:112).

Sasaran ayat ini bukan hanya kepada Rasulullah SAW, tetapi seluruh hamba-Nya. Sebab, istikamah adalah kunci pembuka kemuliaan. Bahkan sebagian ulama menempatkan istikamah pada tingkatan puncak dari tangga pendakian seorang hamba menuju kesempurnaan makrifat, kebeningan hati, dan kemurnian akidah.

Ibnu Qayyim membagi istikamah atas empat bentuk:

1. Isitikamah dalam perkataan (al-istiqâmah fî al-aqwâl), yakni berlaku tegas

dalam ucapan sesuai denga kebenaran yang diyakini tanpa mengubahnya

demi suatu keuntungan, yang bertentangan dengan kebenaran.

2. Istikamah dalm perbuatan (al-istiqâmah fî al-af’âl), yakni berlaku mantap

dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tidak ragu, takut, dan cemas oleh

sesuatu.

3. Istikamah dalam sikap (al-istiqâmah fî al-alwâl), yakni tegus dalam sikap

yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

4. Istikamah dalam niat (al-istiqâmah fî an-niyyah), yakni mantap dalam

menuju suatu maksud yang benar. 34

Berbeda dengan pandangan Ibn Qayyim, Abu Said al-Khadimi (w. 1176), ahli

hadis dan fikih, membagi istikamah atas lima bentuk, yakni:

1. Istikamah perkataan dalma menyebut nama Allah SWT dan memuji-Nya(

istiqâmah al-lisân ‘alâ az-zikr wa as sanâ).

2. Istikamah jiwa dalam taat dan rasa malu (al-istiqâmah an-nafs ‘alâ at-

tâ’ah wa al-hayâ’)

34 Abdul Azis Dahlan (ed..), Ensiklopedi Hukum Islam, Istikamah, , (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996), h. 773

Page 28: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

3. Istikamah hati dan takut terhadap azab dan harapn akan rahmat Allah SWT

(al-istiqâamah al-qalb ‘alâ al-khauf wa ar-rajâ’)

4. Istikamah roh dan kebenaran dan kesucian (al-istiqâmah ar-rûh ‘alâ as-

shidq wa as-shafâ)

5. Istikamah sirr (lubuk hati terdalam) dalam mengagungkan Tuhan dan

menepati janji (al-istiqâmah ‘alâ at-ta’zîm wa al-wafâ) 35

Islam mengajarkan agar setiap pemeluknya memiliki sifat istikamah supaya

mereka tidak terombang-ambing dalam hidup. Di dalam sebuah hadis diceritakan

Sufyan bin Abdillah (yang bergelar Abu Amrah), salah seorang sahabat asal suku

Tsaqafi berkata, ''Hai Rasulullah SAW, berilah saya pengajaran tentang Islam, yang

tidak akan saya tanyakan lagi kepada orang lain. Rasulullah bersabda:, ''Katakan aku

beriman kepada Allah SWT, kemudian istikamahlah.'' (HR Ahmad bin Hanbal,

Muslim, al-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Dengan sikap istikamah orang akan senantiasa optimis dan tegar dalam

menghadapi segala rintangan dan hambatan dan dalam hidup. Hamka (w.1981),

mantan ketua Umum Majlis Ulama Indonesia, mengatakan bahwa di dalam hidup

manusia akan menemui banyak suka dan duka, benar dan salah, yang indah dan yang

jelak, serta rasa putus asa dan kecewa. Karena situasi dankonisi yang silih berganti

itu, manusia dianjurkan oleh agama bersikap istikamah, yakni tetap pendirian atas

suatu keyakinan bahwa hidup ini bersumber dari Yang Maha Esa dan akan kembali

kepada-Nya. Dengan demikian, manusia akan mempunyai pegangan dalam menjalani

kehidupan, sehingga tidak goyah dalam menghadapi peristiwa apapun. 36

Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ulama, dapat dipahami

bahwa dalam beristikamah ada dua hal pokok yang harus dipenuhinya. Pertama,

35 Abdul Azis Dahlan (ed..), Ensiklopedi Hukum Islam, Istikamah, , h. 773 36 Abdul Azis Dahlan (ed..), Ensiklopedi Hukum Islam, Istikamah, h. 774

Page 29: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

beriman kepada Allah SWT. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah

SAW, baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

orang yang istikamah adalah orang yang bisa mengaktualisasikan nilai keimanan,

keislaman, dan keihsanan dalam dirinya secara total.

Meski untuk bisa mencapai tingkatan istikamah itu terasa amat sulit, namun

kita harus tetap berusaha dan ber-munajah semampu kita. Sebab, seperti dikatakan

Ibnu Katsir dalam menjelaskan ayat istikamah (QS Hud:112) ini, bahwa istikamah

merupakan media yang paling baik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT

dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi. 37

Lebih khusus dalam masalah pekerjaan, sikap istikamah sangat dituntut agar

seorang muslim dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan sesuai

dengan aturan yang ada. Pekerjaan sebagai salah satu bentuk ibadah, akan dapat

memberikan rasa aman dan tenteram bila diikuti dengan sikap istikamah. Apalagi

pekerjaan yang digeluti adalah pekerjaan yang mempunyai resiko besar, yang bisa

merenggut nyawa seseorang.

C. Pekerja

1. Definisi Pekerja

Pekerja adalah 1. orang yang bekerja, 2. orang yang menerima upah atas hasil

kerjanya; buruh; karyawan.

Ada beberapa jenis pekerja. Diantaranya:

Pekerja harian : buruh atau karyawan yang upahnya diperhitungkan setiap hari

ia bekerja (jumlah hari kerjanya);

37 www.republika.co.id diakses tanggal 14 Februari 2007

Page 30: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Buruh kasar : buruh yang melakukan pekerjaannya dengan tenaga fisik

(seperti pemikul barang, kuli bangunan, pekerja perbaikan

jalan);

Pekerja mingguan : buruh atau karyawan yang upahnya dibayar seminggu sekali;

Pekerja musiman : pekerja yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu;

Pekerja pabrik : buruh atau karyawan pabrik yang tugasnya lebih banyak

bersifat pekerjaan tangan tanpa tanggung jawab penyeliaan.38

Pandangan bahwa orang kurang menyukai pekerjaan itu sudah banyak

ditinggalkan pada zaman modern sekarang. Kenyataan menunjukkan, bahwa banyak

buruh professional, ahli-ahli teknik, seniman-seniman, juru-juru dengan keahlian

tinggi dan pakar ilmu pengetahuan, semuanya bersungguh-sungguh dan mencintai

pekerjaannya. Maka pandangan modern melihat kerja/karya manusia itu sebagai

berikut:

1. Kerja itu merupakan aktivitas dasar dan bagian essensial dari kehidupan

manusia. Sama dengan kegiatan bermain bagi anak-anak, maka kerja

memberikan kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan. Sebab kerja itu

memberikan status kepada seseorang, dan mengikatkan diri sendiri dengan

individu-individu lain dalam masyarakat.

2. Kerja merupakan aktivitas social yang memberikan bobot dan isi kepada

kehidupannya. Karena itu baik wanita maupun pria pada umumnya menyukai

pekerjaan, dan suka bekerja. Jika ada orang yang tidak menyukai pekerjaan,

maka kesalahannya pada umumnya terletak pada kondisi psikologis dan

kondisi sosialnya, dan tidak pada kondisi orang yang bersangkutan.

38 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 488

Page 31: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

3. Moral dari individu itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi

fisik/materiil dari pekerjaan. Sebab, pekerjaan yang betapapun berat, kotor dan

berbahanya, akan dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh oleh satu tim

yang memiliki semangat tinggi, solidaritas kelompok yang kuat, bermoral

tinggi, dan mempunyai pemimpin yang baik.

4. Insentif kerja itu banyak bentuknya, antar lain ialah: uang, jaminan social,

jaminan hari tua, status social, dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini,

pengangguran merupakan salah satu insentif negative paling besar, karena

orang yang menganggur itu pasti ada dalam kondisi marjinal; selanjutnya,

insentif immaterial dalam kerja kelompok adalah pemimpin yang baik.39

Sebagai makhluk Allah yang diberikan kesempurnaan fisik, manusia dapat

menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan juga

keberlangsungan hidup mereka. Dalam rangka bertahan hidup, manusia perlu

makan, dan makan harus diperoleh melalui suatu usaha. Kalau dulu para nenek

moyang mendapatkannya makanan tersebut dari alam sekitar yang melimpah ruah,

sekarang manusia harus bekerja agar mendapatkan makanan dan juga kebutuhan

lainnya.

Seorang pekerja dituntut untuk profesional, dalam artian, harus konsentrasi

terhadap pekerjaannya tersebut. Hal ini bukan berarti manusia tidak boleh mempunyai

pekerjaan sambilan atau part time. Hanya saja untuk mendapatkan hasil yang lebih

memuaskan, seseorang harus mengerahkan kemampuannya dalam satu bidang yang

digelutinya.

2. Islam dan Tanggung Jawab dalam Pekerjaan

39 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin itu Abnormal?, (Jakarta:

RafaGrafindo Persada, 2001), h. 16-17

Page 32: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Al-Qur’an menjelaskan bahwa bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur

dan barat itu adalah kebaktian, tetapi kebaktian sesungguhnya adalah beriman kepada

Allah dan melakukan kerja-kerja kemanusiaan yang bermanfaat, melakukan refleksi

sosial yang bermashlahat terhadap lingkungan di mana dia hidup dan berkembang.

Al-Qur’an mengutuk orang-orang yang kerjanya hanya shalat, tetapi tidak

mempunyai keprihatinan sosial, atau enggan melibatkan diri dalam memikul beban

dan tanggung jawab dalam masyarakat. Orang-orang yang demikian ini, dalam

perspektif Al-Qur’an, dianggap sebagai orang-orang yang menampilkan cara

keberagamaan yang semu.40

Setiap orang diharuskan bekerja. Karena dalam bekerja, manusia mensyukuri

apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Allah berfirman:

اهللارآاذ و اهللالض فنوا مغتاب وضرأي الوا فرشتان فاةل الصتيضا قذإف

)10: الجمعة. (نوحلف تمكلعا لريثآArtinya:

Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jum’ah: 10) Namun, perlu digarisbawahi bahwa hal tersebut terikat dengan nilai-nilai

moral masyarakat. Karenanya, setiap individu dan setiap masyarakat harus berusaha

untuk menanggulangi problem-problem, baik yang bersifat kolektif maupun

peorangan.41

Ada beberapa pekerjaan yang memang didefinisikan tidak sesuai dengan

moral dan etika masyarakat. Seperti sebutan Pekerja Seks Komersial, istilah yang

menggantikan Wanita Tuna Susila terdapat perbedaan pendapat di kalangan

40 Umar Shihab, Kontektualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), h. 42. 41 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an:Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung; Mizan, 1994), h. 304

Page 33: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

masyarakat. Karena bagaimanapun juga, seorang wanita yang menjajakan dirinya,

menurut sebagian orang tidak bisa dikatakan bekerja. Pekerjaan yang dianggap layak

dan baik menurut masyarakat adalah pekerjaan yang tidak melenceng dari norma dan

ajaran agama yang ada.

Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa manusia harus

mempergunakan semua anugerah Allah, baik berupa kesehatan maupun kelengkapan

anggota badan. Bekerja adalah salah satu bentuk usaha manusia untuk menghargai

anugerah Allah tersebut. Apabila bekerja diniati dengan ikhlak karena Allah SWT,

maka pekerjaan tersebut adalah bernilai ibadah di sisi-Nya.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian di atas, penulis menuangkan pendapat dan pengetahuan di

dalam kerangka berpikir dengan menyimpulkan bahwa:

Agama sebagai tuntunan bagi umat manusia dalam menjalani hidup di dunia,

juga memberikan petunjuk kepada manusia untuk dapat selamat di akhirat. Hal ini

berkenaan dengan berbagai kegiatan manusia di dunia dalam rangka untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan jalan bekerja.

Pemadam kebakaran merupakan salah satu profesi yang membutuhkan

keberanian serta keterampilan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. Dalam

menjalankan tugasnya, seorang pemadam kebakaran dituntut untuk dapat

memadamkan kebakaran secepat mungkin untuk menghindari kerugian baik materiil

maupun kehilangan nyawa. Sebagai pemadam kebakaran, memang harus

mempersiapkan diri terhadap resiko yang dapat terjadi saat bertugas, seperti terkena

musibah hingga harus kehilangan nyawa.

Page 34: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Islam, sebagai salah satu agama yang ada di dunia, mempunyai konsep dan

ajaran istikamah dan tawakal. Dalam ajaran tersebut, seorang muslim diharapkan

berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan segala sesuatunya, baik berupa

prosedur yang berlaku maupun peralatan yang harus dikenakan dalam menghadapi

setiap resiko yang ada dalam pekerjaan.

Dengan berbekal pendidikan dan pelatihan serta ajaran istikamah dan tawakal,

para petugas pemadam kebakaran melaksanakan tugasnya.

Page 35: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB III

SEKILAS TENTANG PEMADAM KEBAKARAN

A. Sejarah Pemadam Kebakaran di Indonesia

Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana

pemerintah daerah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas

penanganan masalah kebakaran. Dibentuknya organisasi Dinas Pemadam Kebakaran

ini merupakan perwujudan tanggung jawab Pemda dalam rangka memberikan

perlindungan kepada warganya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana lainnya.

Dalam mewujudkan rasa aman serta memberikan perlindungan kepada warga

kota tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran, sesuai dengan yang diatur dalam SK Gub

Nomor 9 tahun 2002, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam

Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, Mempunyai 3 tugas pokok, yakni:

1. Pencegahan Kebakaran.

2. Pemadaman Kebakaran, dan

3. Penyelamatan Jiwa dan ancaman kebakaran dan bencana lain.42

Sejarah DPK

Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta

1. Masa sebelum kemerdekaan:

Menurut buku "DARI BRANDWEER BATAVIA KE DINAS KEBAKARAN

DKI JAKARTA" urusan pemadam kebakaran di kota jakarta mulai diorganisir pada

tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadaman kebakaran ini

42 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com,

diakses hari Jum’at tanggal 26 Januari 2007

Page 36: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

secara hukum dibentuk oleh resident op batavia melalui ketentuan yang disebut

sebagai: "Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Vorsteden Van

Batavia"

Suatu kejadian penting yang patut dicatat adalah terjadinya kebakaran besar di

kampung Kramat-Kwitang. Kebakaran tersebut tak dapat teratasi oleh pemerintah

kota pada saat itu.

Peristiwa itu mendorong pemerintah atau Gemeente of de Brandweer, pada

tanggal 25 januari 1915 mengeluarakn "Reglement of de Brandweer (Peraturan

tentang Pemadam Kebakaran); namun tak lama kemudian, yakni pada tanggal 4

oktober 1917, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yakni melalui ketentuan

yang disebut staadsblad 1917 No. 602"

Hal penting yang perlu dicatat dari kententuan ini adalah pembagian urusan

pemadam kebakaran, yakni menjadi Pemadam Kebakaran Sipil dan Pemadam

Kebakaran Militer.43

Suatu Kejadian penting yang patut selalu diingat adalah peristiwa

diberikannya suatu tanda penghargaan kepada Brandweer Batavia oleh mereka

yang mengatasnamakan kelompok orang betawi. Tanda penghargaan tersebut

diberikan dalam bentuk "Prasasti" pada tanggal 1 maret 1929. Tanda penghargaan

tersebut diberikan masyarakat betawi pada waktu itu adalah sebagai wujud rasa

terimakasih mereka atas darma bakti para petugas pemadam kebakaran. Tanda

prasasti tersebut sampai sekarang masih tersimpan baik di kantor Dinas Pemadam

Kebakaran. Beikut ini salinan tulisan selengkapnya prasasti tersebut: Tanda

Peringatan Brandweer Batavia 1919-1929

43 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 37: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Didalam masa jang soeda-soeda bahaja api djarang tertjega habis terbakar

langgar dan roema

Tidak memilih tinggi dan renda sepoeloeh tahoen sampai sekarang semendjak

Brandweer datang menentang bahaja api moedah terlarang mendjadikan kita

berhati girang. Tanda girang dan terima kassi kami semoea orang Betawi

menghoedjoekan pada hari jang ini tanda peringatan boekan seperti

Betawi, 1 Maret 1929

Dari bunyi prasasti diatas, terutama pada pencantuman angka 1919-1929

dan menunjuk pada paragraf kedua, pada baris pertama dan kedua dianggap sebagai

bukti otentik, maka kemudian tanggal 1 maret 1919 ditetapkan sebagai tahun

berdirinya organisasi Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. Bukti diatas diperkuat lagi

dari data dalam buku DARI BRANDWEER BATAVIA KE DINAS

KEBAKARAN DKI JAKARTA, yang menyatakan bahwa berkaitan dengan

peristiwa kebakaran besar yang tak teratasi pada tahun 1913, maka pada tahun 1919

walikota batavia waktu itu mulai mereorganisir kegiatan pemadam kebakaran, yang

ditandai dengan didirikannya kantor Brandweer Batavia didaerah Gambir sekarang.

Perubahan berikutnya terjadi pada tanggal 31 juli 1922 melalui ketentuan yang

disebut "Bataviasch Brandweer Reglement", dan kemudian diikuti perubahan

berikutnya, yakni setelah masa pemerintahan Jepang, perubahan itu tercatat pada

tanggak 20 April 1943 melalui ketentuan yang dikenal dengan "Osamu seirei

No.II" tentang "Syoobootai" (pemadam kebakaran).44

a. Sebelum 1957 - 1969.

44 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 38: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Masa ini adalah dimana masa organisasi pemadam kebakaran masih

menggunakan nomenklatur "barisan pemadam kebakaran (BPK)". Hal yang patut

dicatat dalam masa ini adalah bahwa orientasi tugas pokok BPK sesuai dengan

namanya masih terfokus pada upaya pemadam kebakaran. Hal lain, adalah pada

tahun 1957 telah dikeluarkan peraturan daerah yang dimuat dalam lembaran kota

praja Jakarta No. 22/1957, tanggal 14 Agustus 1957 yang disahkan oleh Menteri

Dalam Negeri tanggal 21 Desember 1957. Namun Walikota Praja Jakarta Raya,

Sudiro menetapkan masih memberlakukan Staadblad Van Nederlandsche Indie

No. 602, 4 Oktober 1917.

b. Masa 1969 - 1974

Pada tahun 1969, melalui Surat Keputusan Gubernur KDH DKI Jakarta

No. ib.3/3/15/1969 nomenklatur Barisan Pemadam Kebakaran dirubah menjadi

Dinas Pemadam Kebakaran. Perubahan pada masa ini tidak saja merupakan

perubahan nomenklatur, tetapi juga perubahan pada tugas pokok dan fungsi

DPK, yakni dengan penambahan nomenklatur Bagian Pencegahan. Hal ini

menunjukkan bahwa tugas pokok dan fungsi DPK pada masa ini telah

bertambah, yakni mengatur tentang tugas-tugas di bidang pencegahan

kebakaran.45

c. Masa 1975 - 1980

Perubahan berikutnya terjadi dengan diterbitkannya Surat Keputusan

Gubernur KDH DKI Jakarta No. BIII-b.3/1/5/1975, tenatng perubahan

nomenklatur Dinas Pemadam Kebakaran menjadi Dinas Kebakaran.

Penghapusan kata "Pemadam" bukan semata-mata ingin mempersingkat

nomenklatur organisasi, tetapi dimaksudkan untuk lebih menegaskan bahwa

45 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 39: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

tugas pokok Dinas Kebakaran tidak hanya pada bidang pemadaman saja tetapi

juga pada aspek pencegahan kebakaran dan penyelamatan korban jiwa dan akibat

kebakaran dan bencana lainnya. Pada masa ini, Dinas Kebakaran masih dibagi

menjadi 3 markas, yakni :

Jl. KH Zainul Arifin No. 71 (Jl. Ketapang), merupakan kantor Dinas Pusat

sekaligus Markas Jakarta Pusat.

Kebayoran Baru, sebagai markas Jakarta Selatan dan Jl. Matraman Raya sebagai

markas Jakarta Timur.

Untuk mempertegas pentingnya aspek pencegahan ini maka pada tahun

yang sama diterbitkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 1975, yakni tentang

Ketentuan penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah DKI

Jakarta.Diterbitkannya Perda tersebut sebagai langkah antisipasi Pemerintah DKI

Jakarta terhadap perkembangan kota Jakarta yang ditandai dengan semakin

cepatnya pertumbuhan bangunan baik secara horisontal maupun vertikal.46

2. Masa setelah kemerdekaan :

a. Masa 1980 - 2002

Perubahan nomenklatur organisasi pemadam kebakaran berikutnya terjadi

pada tahun 1980, yakni dengan terbitnya Peraturan Daerah No. 9 tahun 1980,

tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta.

Perubahan penting pada periode ini, selain semakin dikembangkannya aspek

pencegahan dan pemberdayaan masyarakat melalui keberadaan Sudinas

Pencegahan, Sudinas Peran Serta masyarakat, Pusat Latihan Kebakaran, dan Unit

Laboratorium, adalah juga mengenai pembagian wilayah pelayanan Dinas

kebakaran ke dalam 5 wilayah asministratif: Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan,

46 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 40: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

dan Timur. Kemudian terjadi revisi melalui Surat Keputusan Gubernur DKI

Jakarta No.11 tahun 1986, dengan judul sama, hanya terdapat perubahan pada

nomenklatur Markas Wilayah menjadi Nomenklatur Suku Dinas

b. Masa 2002 - sekarang

Masa tahun 2002 ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta No.9 tahun 2002, tanggal 15 Januari 2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

c. Nama-nama Pos Pemadam dan alamatnya

- Pos Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Timur

- Pos Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Selatan

- Pos Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Pusat

- Pos Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Barat

- Pos Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Utara47

Sarana Dan Prasarana

a. Jumlah Armada

132 Mobil Pompa

8 Mobil Tangga

4 Mobil Snorkel

3 Mobil Breathing Apparatus

2 Mobil Submarine

10 Mobil Ambulan

6 Mobil Penerangan

1 Mobil Foam DC

3 Mobil Break Squart

47 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 41: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

4 Mobil Dapur

21 Mobil Komando

6 Mobil Resque Pemadam

14 Mobil Angkutan Petugas/ Peralatan

2 Mobil Derek

1 Mobil Foam Fancer

5 Mobil Storing

21 Mobil Truk Petugas/ Peralatan

16 Mobil Fire Ceef

26 Motor Petugas Pemadam (IFEK)48

b. Sumber Daya Manusia

1. Jumlah SDM DPK DKI

a. Petugas Pemadaman 2.351 Orang

b. Inspektur Kebakaran 230 Orang

c. Petugas Penyelamat 162 Orang

d. Instruktur Kebakaran 25 Orang

e. Petugas Penyuluh Lab 47 Orang

f. Petugas Pengemudi 387 Orang

g. Petugas Montir 85 Orang

h. Staff 493 orang

2. Kepangkatan

IV/d - Pembina Utama Madya

IV/c - Pembina Utama Muda

IV/b - Pembina Tingkat I

48 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 42: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

IV/a - Pembina

III/d - Penata Tingkat I

III/c - Penata

III/b - Penata Muda Tingkat I

III/a - Penata Muda

II/d - Pengatur Tingkat I

II/c - Pengatur

II/b - Pengatur Muda Tingkat I

II/a - Pengatur Muda

I /d - Juru Tingkat I

I /c - Juru

I /b - Juru Muda Tingkat I

I /a - Juru Muda49

3. Diklat

a. Bidang Pencegahan Kebakaran

1. Inspektur Tingkat I, 200 jam pelajaran

2. Inspektur Tingkat II, 200 jam pelajaran

3. Bahan-bahan berbahaya (B3), 200 jam pelajaran

4. Tenaga PPL, 200 jam pelajaran

5. Manajemen penyelamatan sistem kebakaran,

100 jam

b. Bidang Pemadaman Kebakaran

1. Petugas pemadam kebakaran tingkat I, II, III, 200

jam pelajaran

49 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 43: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

2. Pengemudi / Operator tingkat I, II, 200 jam

pelajaran

3. Montir kendaraan Operasional, 100 jam pelajaran

4. Perwira kebakaran tingkat I, II, III, 100 jam

pelajaran

5. Instruktur, 200 jam pelajaran

6. Refreshing Ka. Sektor, 24 jam pelajaran

7. Refreshing Ka. Danton, 24 jam pelajaran

8. Refreshing Ka. Regu, 24 jam pelajaran

9. Komandan BALAKAR, 200 jam pelajaran.50

c. Bidang Keselamatan Jiwa Dan Harta Benda

1. Penyelamat, 200 jam pelajaran

2. Petugas pelayanan gawat darurat, 100 jam pelajaran

3. Rescue Khusus (air, bangunan runtuh), 100 jam

pelajaran

4. Breathung Apparatus, 100 jam pelajaran

5. Landing Crafft Rubber, 100 jam pelajaran

6. Cameramen, 100 jam pelajaran

d. Kursus singkat pemadam kebakaran

1. Program 1 hari, 8 jam pelajaran

2. Program 2 hari, 16 jam pelajaran

3. Program 3 hari, 24 jam pelajaran

4. Program 5 hari, 45 jam pelajaran 51

50 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com 51 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 44: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

B. Mengenal Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat

1. Pos Pemadam Kebakaran Jakarta Barat.

Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat mempunyai bebarapa pos yang

tersebar di berbagai tempat. Yaitu:

1. Pos Kantor Suku Dinas, Jl. Tanjung Duren Raya No. 1 (tempat penulis

bertugas)

2. Pos Fatahilah, Jl. Kemukus Samping Kec. Tamansari

3. Pos Lokasari, Jl. Mangga

4. Pos Duta Mas, Jl. Jembatan Dua

5. Pos Jelambar, Jl. Perdana Raya

6. Pos Cengkareng, Jl. Raya Kamal

7. Pos Citra Garden, Jl. Peta Selatan

8. Pos Kebon Jeruk I, Jl. Kelapa Dua

9. Pos Kebon Jeruk II, Jl. Arjuna

10. Pos Joglo, Asrama Pemadam Kebakaran

11. Pos Rawa Buaya, Jl. Al-Hikmah

12. Pos Duri Kosambi, Jl. Raya Kresek

13. Pos Sam Sat, Jl. Daan Mogot

14. Pos Kembangan, Jl. Raya Kembangan

2. Struktur Organisasi

Page 45: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Dalam melaksanakan tugas operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran

Kotamadya Jakarta Barat menggunakan sumber daya manusia yang profesional

sehingga akan dicapai hasil kerja yang maksimal. Adapun struktur organisasi Suku

Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, sesuai SK. Gubernur No:

9/2002 Tentang SOTK DPK DKI adalah sebagai berikut:

Tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian diatur dalam

peran dan pelaksanaan Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat,

sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 9 Tahun 2002 adalah:

a. Suku Dinas Pemadam Kebakaran

Suku Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai tugas melakukan usaha

pencegahan dan pemadaman kebakaran serta penyelematan akibat kebakaran

Kepala Suku Dinas

Sub. Bagian Tata Usaha

Seksi Pem. Tram

Seksi Pencegahan

Seksi Operasi

Seksi Sar. Operasi

Seksi Sektor Pemadaman

Page 46: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

dan bencana lain di wilayahnya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud Suku Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi:52

1. Pendataan dan pemeriksaan kesiapan bangunan dan lingkungan

wilayahnya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana lain, sesuai

kewenangannya.

2. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kegiatan lingkungan hunian terhadap

bahaya kebakaran dan bencana lain.

3. Pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat.

4. Pelaksanaan penanggulangan kebakaran, termasuk komando operasional

dan penyelamatan tingkat II.

5. Pemeliharaan sumber-sumber air dan bahan-bahan lain dalam rangka

penanggulangan bahaya kebakaran.

6. Pelaksanaan kegiatan pertolongan/penyelamatan jiwa akibat kebakaran

dan bencana lain, termasuk pertolongan darurat dan angkutan ambulan.

7. Pelaksanaan kegiatan penilaian dan pendataan kejadian kebakaran

termasuk bencana lain bekerja sama dengan instansi lain.

8. Pengadaan pemeliharaan perlengkapan/peralatan kantor, rumah

Dinas/Jabatan, pos pemadam kebakaran dan peralatan operasional.

9. Pemantauan dan pengevaluasian keterampilan tenaga penanggulangan

kebakaran dan bencana lain.

10. Pengkoordinasian operasional penanggulangan kebakaran dengan instansi

terkait.

52 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 47: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

11. Pengkoordinasian dan bimbingan teknis terhadap unit-unit operasional

penanggulangan bahaya kebakaran serta pertolongan/penyelamatan jiwa

instansi pemerintah, swasta dan masyarakat di wilayahnya.

12. Pelaksanaan tugas bantuan sesuai dengan permintaan dari daerah/instansi

lain sesuai dengan perintah Kepala Dinas.53

b. Sub. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas:

1. Melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipannya.

2. Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan.

3. Melaksanakan administrasi keuangan dan kepegawaian.

4. Mendata dan melaporkan kinerja.

5. Mengusulkan rencana dan pelaksanaan kegiatan tahunan.

6. Memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan ketatausahaan Sektor.

7. Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan/peralatan

kantor, surat barang-barang inventaris milik Dinas.

c. Seksi Pemeliharaan Keterampilan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan program pelatihan petugas operasional dalam usaha

pemeliharaan keterampilan dan peningkatan mutu kinerja operasional.

2. Menata dan mengevaluasi pelaksanaan latihan petugas pemadam dan

penyelamatan pada Suku Dinas dan Sektor.

3. Melaksanakan penilaian terhadap kesiapan fisik, keterampilan dan mental

petugas.

4. Mengusulkan pemberian penghargaan dan hukuman kepada petugas

sesuai ketentuan yang berlaku.

53 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 48: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

5. Membuat laporan atas pelaksanaan latihan secara berkala kepada Kepala

Suku Dinas dan satuan kerja terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Seksi Sarana Operasi mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kebutuhan peralatan teknis dan seorang operasional

penanggulangan kebakaran dan bencana lain di wilayahnya.

2. Menyimpan, mendistribusikan, merawat peralatan teknis operasional

kebakaran dan bencana lain serta mempertanggungjawabkan

administrasinya sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara sarana operasional penaggulangan bahya kebakaran dan

bencana lain di wilayahnya.

4. Mendata, mengadakan survey/pemeriksanaan dan menginformasikan

kondisi peralatan teknis operasional, serta bahan pemadam baik secara

berkala maupun pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tingkat II.

5. Mengadakan dan menyiapkan peralatan teknis operasional kebakaran dan

bencana lain dari wilayahnya.

6. Mengurus dokumen peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana

lain di wilayahnya.

7. Melakukan pemeliharaan terhadap persediaan barang-barang dan

mempertanggungjawabkan administrasi penggunaan.54

e. Seksi Operasi mempunyai tugas:

1. Membantu mengatur jaringan komunikasi dan mengamati,

mencatat/memanatu alur berita/informasi serta melayani komunikasi pos

komando Suku Dinas.

54 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 49: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

2. Menyusun rencana operasi untuk wilayahnya sesuai dengan fungsi dan

risiko.

3. Mengelola dan memelihara perangkat lunak dan perangkat keras

komunikasi ruang komando operasi dalam rangka menjamin efektifitas

kelancaran dankontinuitas jalur komunikasi pada Suku Dians.

4. Memberikan informasi operasi kepada Kepala Suku Dinas pada saat

operasi kebakaran dan operasi tingkat II.

5. Membina dan mendukung upaya memelihara kerja sama jalur informasi

dengan instansi terkait dalam rangka penanggulangan kebakaran dan

bencana lain.

6. Melakukan pengawasan kesiapan dan ketaatan petugas terhadap prosedur

kerja baku, kesiapan peralatan operasional serta menyampaikan laporan

dan atau rekomendasi kinerja pelaksanaan operasi.

7. Menghimpun data informasi atau laporan kejadian kebakaran berikut

kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, termasuk

menganalisa, mengevaluasi menyajikand an menjaga kemutahiran data

pengembangan operasi penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana

lain di wilayahnya.

8. Menyelenggarakan kegiatan geladi rencana operasi penanggulangan

kebakaran.

9. Membantu melaksanakan penelitian dan penyelidikan sebab terjadinya

kebakaran dan bencana.

10. Mengevaluasi pelaksanaan operasi di wilayahnya.

11. Membantu mengumpulkan atau membuat peta-peta jaringan jalan, gas,

air, listrik, sumber air, denah-denah, objek vital, peta situasi dan lain-lain.

Page 50: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

12. Menyajikan informasi kepada masyarakat saat kejadian kebakaran dan

bencana lain di wilayahnya.

13. Mengkoordinasikan dan melakukan bimbingan teknis terhadap unit-unit

operasi penanggulangan kebakaran instansi pemerintah, swasta dan

masyarakat di wilayahnya, serta mengkoordinasikan kegiatan operasional

penanggulangan bahaya kebakaran dengan instansi terkait.

f. Seksi Pencegahan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pendataan bangunan/gedung diwilayahnya untuk

kepentingan pencegahan dan inpeksi.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesiapan sarana

proteksi aktif dan pasif bangunan/gedung dengan ketinggian menengah

ke bawah serta bangunan industri.

3. Mengadakan pemeriksaan dan pengawasan secara berkala dan atau

sewaktu-waktu pada bangunan dengan ketinggian menengah ke bawah,

bangunan industri dan lingkungan hunian terhadap potensi bahaya

kebakaran rendah dan sedang serta untuk sarana keselamatan jiwa,

kesiapan sarana pencegahan bahaya kebakaran, aksebilitas kendaraan dan

petugas pemadam kebakaran, termasuk manajemen sistem pengamanan

kebakaran.

4. Melakukan pendataan terhadap tata cara penyimpanan dan penggunaan

serta pengangkutan barang dan bahan-bahan berbahaya (B 3).

5. Mengusulkan rekomendasi dan sertifikat hasil pemeriksaan terhadap

bangunan dan lingkungan yang memenyi persyaratan.

6. Mengumpulkan dan menganalisa data yang ada hubungannya dengna

kebakaran dan penyelamatan, mendokumentasikan kegiatan

Page 51: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, serta menyebarluaskan

informasi kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di

wilayahnya.

7. Melakukan kegiatan penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan

penanggulangan kebakaran dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.

8. Memberikan layanan teknis pencegahan kebakaran kepada masyarakat.

9. Melaksanakan pembentukan sistem ketahanan kebakaran dan bencana

lain yang berbasis lingkungan, serta menyebarluaskan strategi-strategi

kebakaran dan bencana lain.

10. Membantu melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah

pengaduan masyarakat, keluhan, saran dan laporan dari masyarakat yang

berkaitan denga kinerja dinas baik lagnsung maupun tidak langsung.55

g. Sektor Pemadaman Kebakaran mempunyai tugas:

1. Melaksanakan opersi pemadaman dan penyelamatan tingkat I.

2. Mengkoordinasikan dna mengendalikan kegiatan unit-unit opersional

bantuan dan bekerjasama dengan instansi lain dalam pertolongan

kecelakana dan pelayanan ambulan.

3. Memelihara kesiapan peralatan teknis operasional.

4. Memantau kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran di

wilayah sektornya, termasuk pengendalian medan.

5. Membantuu melaksanakan tugas pemadaman dan pertolongan ke wilayah

lain.

6. Memberikan informasi kekuatan kepada Suku Dinas pada saat operasi

kebakaran dan penyelematan tingkat II.

55 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 52: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

7. Membuat laporan insiden kebakaran penyelamtan jiwa dan harta benda

akibat kebakaran dan bencana lainnya.

4. Sumber Daya Manusia Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat

Untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul, Dinas Kebakaran

Provinsi DKI Jakarta memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para calon

petugas pemadam kebakaran yang meliputi:

a. Bidang Pencegahan Kebakaran

1. Inspektur Tingkat I, 200 jam pelajaran

2. Inspektur Tingkat II, 200 jam pelajaran

3. Bahan-bahan berbahaya (B3), 200 jam pelajaran

4. Tenaga PPL, 200 jam pelajaran

5. Manajemen penyelamatan sistem kebakaran, 100 jam

b. Bidang Pemadaman Kebakaran

1. Petugas pemadam kebakaran tingkat I, II, III, 200 jam pelajaran

2. Pengemudi / Operator tingkat I, II, 200 jam pelajaran

3. Montir kendaraan Operasional, 100 jam pelajaran

4. Perwira kebakaran tingkat I, II, III, 100 jam pelajaran

5. Instruktur, 200 jam pelajaran

6. Refreshing Ka. Sektor, 24 jam pelajaran

7. Refreshing Ka. Danton, 24 jam pelajaran

8. Refreshing Ka. Regu, 24 jam pelajaran

9. Komandan BALAKAR, 200 jam pelajaran.

c. Bidang Keselamatan Jiwa Dan Harta Benda

1. Penyelamat, 200 jam pelajaran

2. Petugas pelayanan gawat darurat, 100 jam pelajaran

Page 53: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

3. Rescue Khusus (air, bangunan runtuh), 100 jam pelajaran

4. Breathung Apparatus, 100 jam pelajaran

5. Landing Crafft Rubber, 100 jam pelajaran

6. Cameramen, 100 jam pelajaran

d. Kursus singkat pemadam kebakaran

1. Program 1 hari, 8 jam pelajaran

2. Program 2 hari, 16 jam pelajaran

3. Program 3 hari, 24 jam pelajaran

4. Program 5 hari, 45 jam pelajaran

C. Kegiatan Sehari-hari Pemadam Kebakaran

Mengawali tahun 2007 data statistik Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

sampai akhir Januari, menunjukkan penyebab kebakaran masih banyak disebabkan

oleh Listrik.

Sedangkan areal yang terbakar lebih dominan menimpa bangunan perumahan.

Jumlah kerugian material diwilayah DKI Jakarta mencapai empat milyar lebih. Dari

lima wilayah Jakarta, berdasarkan data yang ada besar areal terbakar 42.623 meter

persegi.

Dinas Pemadam Kebakaran di tahun 2007 ini berusaha menekan tingkat

kebakaran dengan meningkatkan sosialisasi dan penerangan kepada masyarakat,

pengguna dan pengelola gedung bertingkat bahkan sampai ketingkat sekolah.

Selain mensosisialisasikan tentang bahaya kebakaran juga berupaya mendorong

kesadaran khususnya para pengelola gedung mengenai pentingnya sistem proteksi

kebakaran pada bangunan gedung.

Page 54: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

DPK berharap dengan partisipasi masyarakat frekwensi kebakaran dapat

ditekan khususnya diwilayah DKI Jakarta dapat dicapai ditahun 2007.56

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Pemadam Kebakaran

melaksanakan usaha penanggulangan kebakaran maupun usaha penyelamatan jiwa

harta benda dari akibat bahaya kebakaran dan bencana lain di wilayahnya (Keputusan

Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2002).

Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat di dalam melaksanakan

tugasnya diatur ke dalam 3 (tigas) shift yaitu Pleton A, Pleton B dan Pleton C

melaksanakan tugas/bergantian dengan pengaturan Pleton A tugas menggantikan

Pleton C, Pleton B tugas menggantikan Pleton A dan Pleton C bertugas menggantikan

Pleton B secara terus menerus selama 1 X 24 jam.

Seiring dengan perkembangan pembangunan perumahan, perindustrian dan

perkantoran maka Suku Dinas Pemadam Kebakaran melakukan kegiatan-kegiatan

yang antara lain:

1. Pengadaan sarana penanggulangan bahaya kebakaran antara lain motor

pompa, Alat Pemadam Api Berat (APAB) dan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR) yang diserahkan kepada Lurah dan RW di wilayah rawan kebakaran.

2. Pengadaan Sarana Informasi seperti Smart Alarm untuk memberikan

informasi kepada Kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran bila di wilayahnya

yang terpasang alat tersebut terjadi kebakaran, yang diserahkan kepada Lurah

dna RW wilayah rawan kebakaran.

D. Suka Duka Melaksanakan Tugas

56 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, dalam www.jakarta-fire.com

Page 55: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Dalam setiap pekerjaan selalu mengandung risiko, karena tidak ada pekerjaan

yang tidak mengandung risiko. Demikian halnya dengan menjadi petugas pemadam

kebakaran. Begitu banyak suka duka dalam menjalankan tugas memadamkan,

menyelamatkan korban jiwa dan harta benda dari amukan api.

Setiap petugas pemadam kebakaran harus selalu siap untuk sewaktu-waktu

dipanggil memadamkan kebakarn yang terjadi di wilayahnya. Dalam menjalankan

tugas tersebut, ada 3 shift penjagaan pos pemadam kebakaran. Hal ini untuk menjaga

bila terjadi kebakaran. Dalam 24 jam, pos pemadam kebakaran tidak boleh

ditinggalkan.

Namun bila tidak ada kejadian kebakaran, maka petugas pos pemadam

kebakaran dapat meluangkan waktunya. Ada yang mengisinya dengan membaca

buku, menonton televisi atau bercengkrama dengan rekan kerja. Mereka selalu

berharap bahwa kebakaran sebisa mungkin diminimalisir dengan menjalankan

prosedur standar keamanan dari kebakaran. Seperti misalnya ketersediaan tabung

pemadam kebakaran, alarm, hydrant, dan lain sebagainya.

Page 56: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB IV

APLIKASI AGAMA DAN ISTIKAMAH DALAM PERSPEKTIF PEMADAM

KEBAKARAN

A. Agama Menurut Perspektif Pemadam Kebakaran

Agama merupakan hubungan yang dihayati manusia dengan Yang Trasenden

yang melebihi dan mengatasi alam ciptaan ini (Tuhan). Hubungan tersebut bersifat

lahir dan batin. Dilihat dari segi lahiriah, agama menyangkut kelakuan, perilaku, atau

tindak tanduk tertentu yang mengungkapkan segi batin dalam praktik kehidupan

sehari-hari. Dari segi batiniah, agama menyangkut perasaan, keinginan, harapan dan

keyakinan yang dipunyai manusia terhadap kekuasaan yang trasenden.57

Agama secara mendasar dan umum dapat didefinisikan sebagai tata aturan

dan peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan dunia lain (gaib),

khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,

dan juga mengatur hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dan lebih

spesifik lagi, agama dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan (sistem) keyakinan yang

dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok masyarakat

dalam mengisi interpretasi dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan

diyakini sebagai yang gaib dan suci.58

Bagi para pemadam kebakaran yang melakukan pekerjaan penuh dengan

risiko, agama dalam pemahaman mereka beragam. Ada yang memahami agama

sebagai pedoman hidup, dengan harapan agar apa yang mereka lakukan dalam hidup

57 Nico Dister, Psikologi Agama ( Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1989), h. 9 58 Roland Robertson, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (jakarta : CV

Rajawali, 1992), h. v-vi

Page 57: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

mereka tidak hanya sebatas kegiatan belaka. Dengan meyakini agama sebagai

pedoman hidup, diharapkan dapat menuntun mereka selamat dalam kehidupan dunia

dan juga kehidupan akhirat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syukri Bahanan,

seorang staf di kantor, pemadam kebakaran Unit Jakarta Barat:

“Menurut saya, agama adalah pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Saya mendapatkan pengetahuan agama dari pendidikan formal di sekolah dan juga dari pendidikan non formal seperti saat mengaji, majlis taklim yang ada di mushalla, dan juga cerama-ceramah di berbagai media.59

Hal senada juga diungkpakan oleh Sutarno, seorang komandan pleton, dan

Saipulloh, pasukan pada suku dinas pemadam kebakaran Jakarta Barat. Bagi mereka

agama adalah pedoman hidup. Agama dipahami sebagai pegangan untuk

mendapatkan keselamatan dan di dunia dan akhirat.

Sedangkan bagi Taufik, seorang anggota pasukan pemadam kebakaran di Unit

Jakarta Barat, menganggap bahwa agama adalah kebutuhan. Seperti yang

dikatakannya:

“Agama bagi saya adalah kebutuhan yang saya maksud kebutuhan adalah bahwa harus ada yang disembah dan dijalani perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya. Karena bagaimanapun juga, segala yang ada di dunia ini ada Yang Mengatur dan pusat segala kekuasaan. Saya mendapatkan pengetahuan agama dari didikan keluarga, sekolah dan juga keyakinan dalam diri saya”.60

Agama memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sehingga

setiap aktivitas manusia tidak bisa dilepaskan dari ajaran agama, meskipun ada yang

tidak mengakui keberadaan agama.

Yang agak berbeda adalah pendapat Paimin Supendi, seorang kepala sector. Baginya

agama harus diyakini dan dihayati. Sebagaimana yang dituturkannya kepada penulis:

“Bagi saya agama itu harus diyakini dan dihayati. Segala ketentuan yang datangnya dari Allah saya yakin bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi saya. Begitu juga bila ada ketentuan yang menurut orang buruk, bagi saya ada hikmah di balik itu semua. Sedangkan agama harus dihayati, maksudnya

59 Wawancara pribadi dengan Syukri Bahanan, tanggal 19 Februari 2007. 60 Wawancara pribadi dengan Taufik, tanggal 19 Februari 2007

Page 58: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

adalah segala perintah dan larangan yang ada harus dikerjakan dengan penuh penghayatan. Dengan begitu agama akan menjadi tuntutan dan penerang dalam hidup kita.” Sedangkan Imam Santosa memahami agama sebagaimana yang dituturkannya,

yaitu:

Agama merupakan sumber pengetahuan dan petuntuk untuk menuntun manusia menjalani hidup di dunia dan akhirat sesuai yang diinginkan oleh Allah SWT.61 Meski agama dipahami beragam oleh para petugas pemadam kebakaran, yang

dapat ditarik kesimpulannya adalah bahwa agama bagi mereka harus benar-benar

dihayati dan diamalkan segala ajaran yang terdapat di dalamnya. Karena hal tersebut

adalah kunci bahagia hidup di dunia dan di akhirat

B. Keberagamaan Pemadam Kebakaran

1. Ritual Ibadah Keagamaan

Agama Islam mewajibkan ibadah bagi pemeluknya untuk mengerjakan

amalan yang terangkum dalam rukun Islam yang terdiri dari mengucapkan dua

kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan menunaikan ibadah haji bagi yang

mampu. Ibadah-ibadah tersebut hukumnya wajib. Wajib menurut syara’ adalah bila

dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan mendapat dosa.

Berkaitan dengan ritual ibadah petugas pemadam kebakaran, dari beberapa

pengakuan yang diutarakan kepada penulis, kebanyakan mereka tidak sempat

melaksanakan ibadah shalat yang lima waktu; subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan

isya. Hal ini disebaban karena saat terjadi kebakaran, mereka akan menaklukkan

api hingga padam, sesuai dengan motto pemadama kebakaran “Pantang Pulang

Sebelum Padam”. Sehingga, saat memadamkan suatu kebakaran, dan di saat yang

61 Wawancara pribadi dengan Imam Santosa, tanggal 28 Februari 2007

Page 59: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

sama telah masuk waktu shalat, mereka lebih meneruskan untuk memadamkan

kebakaran. Seperti yang diungkapkan oleh Saipulloh, yang menduduki jabatan

sebagai pasukan pemadam kebakaran.

“Dalam menjalankan ibadah wajib, saya kadang-kadang meninggalkannya. Hal tersebut sering terjadi bila ada kebakaran dan butuh waktu yang cukup lama untuk memadamkannya. Bila tidak terjadi, tentu saya menunaikan shalat lima waktu.”62

Hal senada juga diungkapkan oleh Taufik, yang mengaku sering tidak

sempat melaksanakan shalat saat menjalankan tugas.

Bila tidak ada kejadian kebakaran, kebanyakan para petugas pemadam

kebakaran melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Dalam menjalankan tugas,

mereka dibagi beberapa shift yang masing-masing mendapatkan jatah 3 hari. Saat

menjalani piket, mereka tidak diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Di pos

pemadam kebakaran disediakan tempat tidur yang dipakai secara bergantian. Bila

salah seorang dari petugas piket sedang dalam kondisi jaga, maka yang lainnya

boleh istirahat atau tidur, tapi tetap di pos tersebut. Hal ini dilakukan secara

bergantian, dalam rangka untuk merespon laporan kebakaran yang terjadi.

Selain tidak diperkenankan untuk pulang ke rumah, saat piket, seorang

petugas pemadam kebakaran tidak boleh meninggalkan pos lebih dari radius 10

meter. Ketika ingin membeli sesuatu pun, tetap dilarang untuk melangkah lebih dari

batas yang ditentukan. Hal ini adalah standar dinas pemadam kebakaran untuk

secepatnya merespon jika terjadi kebakaran.

Justru karena keadaan seperti tersebut di ataslah, petugas pemadam

kebakaran sering terjaga di malam hari dan sering mengisi waktu tersebut dengan

ibadah sunnah seperti shalat tahajjud, atau shalat sunah lainnya. Meski setelah itu

mereka kembali berbincang-bincang dan untuk mengusir kantuk mereka

62 Wawancara pribadi dengan Saipulloh, tanggal 20 Februari 2007

Page 60: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

memainkan kartu hanya sebagai permainan saja. Hal ini diungkapkan oleh M.

Nurul Hadi, seorang pasukan pemadam kebakaran:

“Untuk ibadah sunnah lainnya, yang saya lakukan adalah sedekah, shalat sunah, dan lain sebagainya. Yang sering saya lakukan adalah shalat malam, karena waktu tersebut saya sering terjaga. Sambil jaga-jaga kalau terjadi kebakaran, saya sempatkan untuk melakukan shalat malam.”63

Para petugas pemadam kebakaran tetap melakukan ritual keagamaan seperti

shalat, puasa, zakat, dan bagi yang sudah mampu menunaikan ibadah haji. Mereka

meninggalkan shalat saat sedang memadamkan api. Hal ini dilakukan karena

mereka lebih mengutamakan untuk menyelamatkan nyawa orang banyak dan juga

harta benda masyarakat yang terkena musibah tersebut. Dalam mengevakuasi para

korban kebakaran, sangat dibutuhkan ketepatan waktu. Sedikit saja mereka lengah,

maka akan jatuh korban nyawa.

2. Pengaruh Agama dalam kehidupan sehari-hari

Pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan

batin, rasa bahagia, rasa terlindung, rasa sukses dan rasa puas. Perasaan positif ini

lebih lanjut akan menjadi pendorong untuk berbuat. Agama dalam kehidupan

individu selain menjadi motivasi dan nilai etik juga merupakan harapan.

Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk

melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang

keyakinan agama dinilai mempunyai unsur keseciaan, serta ketaatan. Keterkaitan

ini memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan agama

sebagai nilai etik karena dalam melakukan sesuatu tindakan seseorang akan terikat

63 Wawancara Pribadi dengan M. Nurul Hadi, tanggal 28 Februari 2007

Page 61: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut

ajaran agama yang dianutnya.64

Agama, selain berperan dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, juga

manusia dengan manusia itu sendiri. Hal ini seperti yang dipahami oleh Edy

Rosyadi, sebagaimana yang diungakpkannya:

“Agama dalam kehidupan sehari-hari bagi saya seperti pedoman bagaiman bertindak dan bertingkah laku terhadap sesama manusia. Karena agama selain mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan, juga memberikan ajaran bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, entah itu dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun manusia pada umumnya.”65

C. Konsep Istikamah dalam Perspektif Pemadam Kebakaran

1. Peran Agama Dalam Menjalankan Tugas Sehari-hari

Ajaran agam yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan mendorong

seseorang atau kelompok untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih baik.

Pengamalan ajaran agama tercermin dari pribadi yang berpartisipasi dalam

meningkatkan mutu kehidupan tanpa mengharapkan imbalan yang berlebihan.

Keyakinan akan balasan Tuhan terhadap perbuatan baik telah mampu memberikan

ganjaran batin yang akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat tanpa imbalan

material. Balasan dari Tuhan berupa pahala bagi kehidupan hari akhirat lebih

didambakan oleh penganut agama yang taat.66

Dalam menjalankan tugas, peran agama menjadi penyemangat atau dengan

kata lain sebagai “garansi” bahwa apa yang mereka kerjakan adalah demi kebaikan

64 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 257. 65 Wawancara pribadi dengan Edy Rosyadi, tanggal 20 Februari 2007.

66 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 264

Page 62: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

manusia dan kalaupun terjadi sesuatu saat menjalankan tugas tersebut, mereka

menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Syukri Bahanan:

“Dalam melaksanakan tugas, saya dasari dengan ikhlas dan mengerjakannya dengan baik. Karena menurut saya, melaksanakan tugas tersebut adalah ibadah. Dengan demikian, pekerjaan yang terlihat oleh orang lain sangat berat dan penuh dengan risiko akan menjadi ringan dan tanpa beban”.67 Sedangkan bagi Paimin Supendi, fungsi agama dalam menjalankan tugas

adalah untuk mengendalikan diri. Seperti yang diungkapkannya:

“Fungsi agama dalam menjalankan tugas sebagai pemadam kebakaran adalah untuk mengendalikan diri. Hal ini perlu, karena dalam menjalankan tugas sering terdapat hal-hal yang bisa menggoda iman kita. Contohnya, saat terjadi kebakaran yang belum begitu besar, banyak benda-benda berharga yang terdapat dalam bangunan tersebut. Kalau kita tidak ingat agama, bisa jadi kita tidak memadamkan kebakaran tersebut, melainkan mengambil beberapa barang milik korban. Hal ini jangan sampai terjadi.68

Berdasarkan penuturan Paimin Supendi tersebut, memang terdapat banyak

godaan saat menjalankan tugas memadamkan kebakaran. Meski sudah mendapat

training dan doktrin bahwa mengambil sesuatu tidak diperbolehkan, hal tersebut

dapat saja dilanggar kalau agama hanya berperan sebagai ritual saja.

Sebagai petugas yang diandalkan untuk mengatasi bencana kebakaran,

petugas pemadam kebakaran dituntut untuk selalu dalam kondisi siaga jika

sewaktu-waktu ada informasi terjadi kebakaran. Kondisi badan terus dijaga dengan

memberi asupan gizi, protein, karbohidrat seimbang. Sedangkan untuk rohani, perlu

adanya ajaran agama yang membuat hati dan tekad mereka selalu siap menghadapi

segala risiko pekerjaan.

Sedangkan bagi Imam Santosa, agama memberikan arti bagi hidupnya.

Menurutnya, agama menjadikan hidup ini mempunyai arah dan tujuan, tidak hanya

67 Wawancara pribadi dengan Syukri Bahanan, tanggal 19 Februari 2007 68 Wawancara pribadi dengan Paimin Supendi, tanggal 24 Februari 2007

Page 63: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

sekedar menjalani ritual sosial lalu kemudian meninggal dan selesai sudah. Seperti

yang diungkapkannya:

“Agama dalam menjalankan tugas sehari-hari ya menjaga kita dari hal-hal yang tidak baik. Dan agama juga menjadikan hidup saya mempunyai arah dan tujuan, bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup. Jadi, semakin saya mengetahui agama, semakin semangat juga saya menjalani hidup. Dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, yaitu memberikan pertolongan bagi para korban kebakaran, adalah salah satu cara untuk menjadikan hidup ini lebih berarti dari waktu ke waktu.”69 Agama yang dijalankan dengan benar, akan memberikan dampak yang baik

terhadap ekonomi suatu negara. Agama, selama difungsikan sebagaimana mestinya

dapat memberikan motivasi untuk memperbaiki standar kehidupan yang layak juga

etos kerja yang positif bagi kemajuan suatu negara.

Max Weber, sebagaimana yang dikutip oleh Jalaluddin, melihat ada

hubungan antara etos agama dengan pembangunan ekonomi. Ia melihat kemajuan

ekonomi liberal Eropa dan negara Barat, didukung oleh etika dari ajaran agam

Protestan. Pandangan seperti ini juga dikaitkan oleh sejumlah pengamat dengan

kemajuan bangsa Jepang. Keunggulan bangsa Jepang dinilai erat kaitannya dengan

nilai ajaran agama Shinto yang berintikan Bushido, yaitu ketundukan kepada

pemimpin.70

2. Istikamah dan Usaha yang Dilakukan

Dalam melakukan suatu pekerjaan, pasti ada resiko yang harus dihadapi.

Tidak ada pekerjaan yang tidak mengandung risiko. Hal yang terpenting adalah

bagaimana mengurangi risiko yang ada. Bisa dengan melakukan analisa terlebih

dahulu sebelum memulai sebuah pekerjaan, atau dengan melaksanakan prosedur

keselamatan yang telah dianjurkan. Seperti misalnya, orang-orang yang bekerja

sebagai pembersih kaca gedung pencakar langit, mereka diharuskan memakai

69 Wawancara pribadi dengan Imam Santosa, tanggal 28 Februari 2007 70 Jalaluddin, Psikologi Agama, h. 265

Page 64: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

pelindung kepala dan juga tali pengaman. Juga seorang petugas PLN (Perusahaan

Listrik Negara) yang sering memperbaiki saluran listrik dengan memanjat tiang-

tiang listrik. Mereka juga memakai alat pengaman demi mengurangi risiko yang

ada.

Berkaitan dengan petugas pemadam kebakaran, dalam melaksanakan tugas

mereka diwajibkan menggunakan alat pengaman. Untuk kepala, mereka

menggunakan helm juga. Hal ini dilakukan untuk menghindari bila sesuatu yang

berada di atas gedung jatuh dan mengenai kepala petugas. Selain itu juga mereka

menggunakan baju yang terbuat dari bahan anti panas yang berfungsi untuk

mengurangi hawa panas saat memadamkan api. Sepatu mereka pun tahan panas,

hampir sama dengan yang dipakai oleh para pembalap sepeda motor. Sedangkan

untuk memadamkan kebakaran di dalam gedung, mereka memakai masker oksigen

untuk menghindari terjadinya kekurangan oksigen karena dalam gedung, oksigen

akan diperebutkan oleh api dan makhluk hidup seperti manusia. Maka tidak heran

bila seseorang yang terjebak dalam kobaran api sering mengalami kekurangan

oksigen dan akhirnya pingsan.

Resiko yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran di antaranya adalah:

menghirup asap yang beracun, tersengat aliran listrik yang terkelupas saat

terjadinya kebakaran, terkena reruntuhan tembok yang menjadi rapuh saat terbakar

api. Berbagai resiko yang ada sangat berbahaya bagi keselamatan petugas pemadam

kebakaran, dengan resiko paling fatal adalah kehilangan nyawa. Untuk itu seorang

petugas pemadam kebakaran harus mengenakan standar keamanan saat bertugas.

Setelah semua standar keamanan telah dilaksanakan, hal terakhir adalah

menyerahkan diri sepenuhnya nasib yang akan terjadi kepada Yang Maha Kuasa.

Menurut Paimin Supendi, usaha yang dilakukan agar selamat dalam menjalan tugas

Page 65: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

adalah memenuhi standar keselamatan dan berdoa kepada Allah agar diselamatkan

dalam tugas serta berhati-hati. Seperti yang diungkapkannya:

“Sebelum menjalankan tugas, saya terlebih dahulu mengenakan standar keamaan yang telah disarankan dan selanjutnya saya berdoa kepada Allah serta berhati-hati. Jika ada apa-apa dalam tugas tersebut, itu semuanya adalah kehendak Allah.71 Hal senada juga diungkapkan oleh Syukri Bahanan, Taufik, Saipulloh,

Sutarno, dan hampir seluruh petugas pemadam kebakaran. Mereka melaksanakan

prosedur keselamatan dulu sebelum melaksankaan tugas. Jadi, harus ada upaya

untuk mencegah suatu bencana sebelum benar-benar memasrahkan diri sepenuhnya

kepada Allah SWT.

Dari hasil wawancara penulis dengan para informan tersebut, dapat diambil

kesimpulan bahwa para petugas pemadam kebakaran memahami betul pekerjaan

yang mereka lakukan mengandung resiko yang cukup tinggi. Resiko tersebut bisa

berupa tertimpa reruntuhan bangunan yang terbakar, tersengat aliran listrik,

menghirup gas beracun, bahkan yang lebih bahaya lagi, mereka juga bisa

kehilangan nyawa.

Namun demikian, para petugas pemadam kebakaran tersebut sudah

melakukan istikamah terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas. Istikamah yang

dilakukan di antaranya adalah dengan mematuhi prosedur yang telah diajarkan,

memakai pengaman yang terdiri dari helm, fire jacket, masker, sepatu khusus.

Setelah melaksanakan istikamah sebagaimana tersebut di atas, para petugas

pemadam kebakaran menyerahkan sepenuhnya diri mereka kepada Tuhan Yang

Maha Esa saat memadamkan kebakaran.

71 Wawancara pribadi dengan Paimin Supendi, tanggal 24 Februari 2007

Page 66: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian lapangan (field research) yang berangkat dari berbagai

literarut, penulis mencoba menganalisa dan mendeskripsikannya. Selanjutnya dari

uraian bab-bab di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan umum sebagai bab terakhir,

diantaranya sebagai berikut:

1. Peran petugas pemadam kebakaran sangat besar dalam memberikan

pertolongan terhadap masyarakat yang terkena korban kebakaran.

2. Sebagai pekerja yang mempunyai risiko cukup besar, yaitu kehilangan nyawa,

konsep istikamah dipahami oleh para petugas pemadam kebakaran sebagai

usaha untuk menghindari segala bentuk resiko yang ada saat memadamkan

kebakaran dengan mematuhi prosedur keselamatan serta memakai alat

pengaman. Setelah hal tersebut dilakuakn, para petugas pemadam kebakaran

menyerahkan sepenuhnya nasib mereka kepada kehendak Allah SWT.

3. Meskipun melakukan pekerjaan yang penuh risiko, ritual keberagamaan para

petugas pemadam kebakaran cukup baik. Ketika para petugas melaksanakan

ritual keagamaan seperti shalat jum’at dan berbarengan dengan adanya

panggilan tugas atau terjadi kebakaran, maka mereka meninggalkan shalat

tersebut dan menggantinya atau mengqadhanya saat selesai melaksanakan

tugas.

B. Saran-saran

Page 67: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Pada lembaran ini kiranya penulis perlu memberikan bebarapa saran, antara

lain sebagai berikut:

1. Perlu diadakan berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan Suku Dinas

Pemadam Kebakaran dalam rangka untuk menambah wawasan keaagamaan.

2. Perlunya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para petugas pemadam

kebakaran, mengingat risiko yang harus mereka hadapi.

3. Perlunya perhatian dari berbagai instansi dan masyarakat umum untuk sama-

sama mencegah terjadinya bencana kebakaran dengan melakukan tindakan

pencegahan sesuai dengan yang telah dianjurkan.

Page 68: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, (Jakarta, LP3ES,

1993) Ali, Mukti, Agama dan Pembangunan di Indonesia (Jakarta : Depag-RI, 1972) Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1994) http://ridlomasduki.blogspot.com Dister, Nico, Psikologi Agama ( Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1989) Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), jus XXV – XXVIII, Jalaluddin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005) …………, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005) Johnson, Dyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gremedia, 1984) Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000)

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin itu Abnormal?,

(Jakarta: RafaGrafindo Persada, 2001) Al-Khayyath, Abdul Aziz, Etika Bekerja Dalam Islam, ((Jakarta: Gema Insani Press,

1995) Meleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997) Nashori, Fuad dan Bachtiar Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

perspektif Psikologi Islam (Yogyakarta: Menara Kudus, 2000) Puspito, Hendro, Sosiologi agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983)

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999)

Rasyad, Aminudin, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987)

Robertson, Roland, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (jakarta : CV Rajawali, 1992)

Page 69: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Ash-Shiddiqy, Hasbi, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang , 1952) Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qu’ar : Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1997) Shihab, Umar, Kontektualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum

dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005) Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993)

Tasmara, Toto, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002) Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) Vredenberg, J., Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1984) www.jakarta-fire.com

www.republika.co.id Ya’qub, Hamzah, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin, (Jakrata: CV.

Atise, 2000)

Page 70: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :____________________________________ Usia :____________________________________ Pendidikan :____________________________________ Agama :____________________________________ Jabatan :____________________________________ Lama bertugas :____________________________________ Alamat :____________________________________ _____________________________________

1. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

2. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

3. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

4. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

5. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

6. Bagaimana agama menurut anda?

7. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

8. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

9. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

10. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Page 71: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

11. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

12. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

13. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

14. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

15. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

16. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

17. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

18. Mengapa demikian?

Page 72: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Kepada yang terhormat, Ketua Jurusan Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dicky Jumhana NIM : 101032221648 Jurusan : Sosiologi Agama Semester : XI Bermaksud untuk mengajukan proposal skripsi dengan judul “Agama dan Konsep Istiqamah Dalam Pekerjaan Berisiko (Studi Kasus para Pemadam Kebakaran Unit Jakarta Barat”. Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan:

1. Outline 2. Abstraksi 3. Daftar Pustaka Sementara 4. Sertifikat Praktikum

Demikianlah proposal ini saya buat dan saya ajukan. Atas perhatian dan kerja samanya saya haturkan terima kasih. Wassalam

Jakarta, 29 Januari 2007 Pembimbing Akademik, Pemohon, Drs. Chaidir S. Bamualim, M. A Dicky Jumhana

Mengetahui, Kajur Sosiologi Agama,

Dra. Hj. Hermawati, MA

Page 73: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Edy Rosyadi Usia : 26 Pendidikan : SLTA Agama : Islam Jabatan : PTT (Pasukan) Lama bertugas : 2,5 tahun Alamat : Bintaro Jakarta Selatan

19. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

Jawab: 2,5 tahun

20. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Karena tantangannya besar dan juga berisiko

21. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

Jawab: Justru karena berisiko itulah saya ingin menjadi seorang pemadam

22. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Sukanya kalau ada kebakaran terus kita berhasil mengalahkannya.

Dukanya bila ada korban jiwa atau salah satu dari pasukan terkena musibah juga.

23. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

Jawab: Sangat percaya adanya Tuhan.

24. Bagaimana agama menurut anda?

Jawab: Harus diyakini dan dihayati.

25. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

Jawab: Guru ngaji, ustadz, kyai dan media.

26. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

Jawab: ya.

27. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

Jawab: Ya, sedekah, shalat sunah, dan lain sebagainya.

28. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Jawab: Bisa menjalankan tugas sesuai rencana dan mendapat dukungan dari

masyarakat yang dibantu.

Page 74: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

29. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

Jawab: Untuk pengendalian diri.

30. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

Jawab: Agama dalam kehidupan sehari-hari bagi saya seperti pedoman bagaiman

bertindak dan bertingkah laku terhadap sesama manusia. Karena agama selain

mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan, juga memberikan ajaran

bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, entah itu dalam lingkup

keluarga, masyarakat, maupun manusia pada umumnya.

31. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

Jawab: Ya, dan berdoa untuk berhati-hati.

32. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

Jawab: Dengan niat ikhlas, sabar memohon kepada zat yang maha kuasa.

33. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

Jawab: Memohon kepada Allah dan berusaha agar sara yang ada baik.

34. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

Jawab: Ya.

35. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

Jawab: Ya.

36. Mengapa demikian?

Jawab: Membantu masyarakat secara sosial dengan tidak mengharapkan imbalan.

Page 75: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : M. Nurul Hadi Usia : 31 Pendidikan : SLTA Agama : Islam Jabatan : PTT (Pasukan) Lama bertugas : 3,5 tahun Alamat : Asrama Pemadam Kebakaran Jagakarsa Jakarta Selatan

37. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

Jawab: 3,5 tahun

38. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Ingin menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

39. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

Jawab: saya tahu

40. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Sukanya dapat menyelamatkan hidup orang lain.

Dukanya bila terkena musibah dalam upaya penyelamatan atau pemadaman.

41. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

Jawab: Sangat percaya adanya Tuhan.

42. Bagaimana agama menurut anda?

Jawab: Adalah pedoman untuk menjalani hidup.

43. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

Jawab: Guru ngaji, sekolah.

44. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

Jawab: ya.

45. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

Jawab: Ya, sedekah, shalat sunah, dan lain sebagainya. Yang sering saya lakukan

adalah shalat malam, karena waktu tersebut saya sering terjaga. Sambil jaga-jaga

kalau terjadi kebakaran, saya sempatkan untuk melakukan shalat malam.

46. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Page 76: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Jawab: Berhasil memadamkan kobaran api yang sangat besar, dimana saya hampir

terkena luka bakar.

47. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

Jawab: Agama menambah keyakinan saya bahwa takdir, jodoh, dan mati ada di

tangan Tuhan..

48. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

Jawab: Sebagai tempat kembali bila ada yang perlu kita tahu tentang ibadah.

49. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

Jawab: Ya, dan berdoa untuk berhati-hati.

50. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

Jawab: Pasrah.

51. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

Jawab: Memohon kepada Allah dan berusaha agar cara yang ada baik.

52. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

Jawab: Ya.

53. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

Jawab: Ya.

54. Mengapa demikian?

Jawab: Karena berbuat baik kepada manusia adalah bagian dari ibadah.

Page 77: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

HASIL WAWANCARA

Nama : Paimin Supendi Usia : 53 Pendidikan : SLTA Agama : Islam Jabatan : KB Sektor Lama bertugas : 32 tahun Alamat : Asrama Pemadam Kebakaran Joglo RT 009/02 Joglo Jakarta Barat

55. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

Jawab: 32 tahun

56. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Ingin mengabdi kepada masyarakat

57. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

Jawab: saya tahu

58. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Sukanya dapat membantu masyarakat yang terkena musibah kebakaran.

Dukanya bila dalam tugas gagal dan menemui hambatan.

59. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

Jawab: Sangat percaya adanya Tuhan.

60. Bagaimana agama menurut anda?

Jawab: Harus diyakini dan dihayati.

61. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

Jawab: Guru ngaji, ustadz, kyai dan media.

62. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

Jawab: ya.

63. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

Jawab: Ya, sedekah, shalat sunah, dan lain sebagainya.

64. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Jawab: Bisa menjalankan tugas sesuai rencana dan mendapat dukungan dari

masyarakat yang dibantu.

65. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

Page 78: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Jawab: Untuk pengendalian diri.

66. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

Jawab: Perannya sangat luas. Bisa membedakan yang hak dan yang batil.

67. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

Jawab: Ya, dan berdoa untuk berhati-hati.

68. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

Jawab: Dengan niat ikhlas, sabar memohon kepada zat yang maha kuasa.

69. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

Jawab: Memohon kepada Allah dan berusaha agar sara yang ada baik.

70. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

Jawab: Ya.

71. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

Jawab: Ya.

72. Mengapa demikian?

Jawab: Membantu masyarakat secara sosial dengan tidak mengharapkan imbalan.

Page 79: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

HASIL WAWANCARA

Nama : Saipulloh Usia : 26 Pendidikan : SMK Agama : Islam Jabatan : PTT (Pasukan) Lama bertugas : 2 tahun Alamat : Jl. Pertanian V RT 06/04 No. 17 Jakarta Selatan

73. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

Jawab: 2 tahun

74. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Pemadam adalah pekerjaan yang mulia.

75. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

Jawab: saya tahu

76. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Sukanya saat berhasil menyelamatkan orang dan anggota keluarganya

bahagia saya juga ikut bahagia. Dukanya kalau tidak dapat memadamkan api

karena laporan dari masyarakat terlambat. Atau saat datang sudah habis terbakar

semua.

Dukanya bila dalam tugas gagal dan menemui hambatan.

77. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

Jawab: Ya.

78. Bagaimana agama menurut anda?

Jawab: Sebagai pedoman hidup.

79. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

Jawab: Dari orang tua.

80. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

Jawab: Kadang-kadang.

81. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

Jawab: Ya, shalat dhuha.

82. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Page 80: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Jawab: Saat hendak memadamkan sebuah gedung, dan tiba-tiba gedung tersebut

runtuh. Alhamdulillah saya dan rekan-rekan selamat.

83. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

Jawab: Sangat berperan. Agama mencegah saya dari perbuatan yang tidak baik

seperti misalnya mengambil barang saat memadamkan suatu kebakaran.

84. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

Jawab: Sedangkan dalam kehidupan saya sehari-hari, dengan agama saya

terhindar dari perbuatan terkeji dan juga penggunaan narkoba.

85. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

Jawab: Ya.

86. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

Jawab: Menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.

87. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

Jawab: Berhati-hati dan selalu waspada.

88. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

Jawab: Ya.

89. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

Jawab: Ya.

90. Mengapa demikian?

Jawab: Karena dengan bekerja saya mencari nafkah sekaligus juga menolong

orang yang terkena musibah..

Page 81: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Sutarno Usia : 50 Pendidikan : SLTA Agama : Islam Jabatan : Danton Lama bertugas : 30 tahun Alamat : Asrama Pemadam Kebakaran Joglo Joglo RT 012/02 Kembangan Jakarta Barat

91. Sudah berapa tahun anda menjadi petugas pemadam kebakaran?

Jawab: 30 tahun

92. Apa yang membuat anda ingin menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: Bekerja

93. Tahukan anda bahwa risiko menjadi seorang petugas pemadam kebakaran sangat

besar?

Jawab: Jelas tahu.

94. Bagaimana suka duka anda menjadi seorang petugas pemadam kebakaran?

Jawab: sukanya kalau berhasil memadamkan kebakaran dan melihat para korban

selamat. Dukanya ya kalau ada korban jiwa.

95. Apakah anda seorang yang percaya kepada Tuhan?

Jawab: Percaya.

96. Bagaimana agama menurut anda?

Jawab: Pedoman hidup.

97. Darimana anda memperoleh pengetahuan tentang agama?

Jawab: Sekolah dan majlis taklim.

98. Apakah anda melakukan ritual ibadah sesuai dengan yang diajarkan?

Jawab: Tentu. Saya shalat puasa dan lain sebagainya.

99. Selain itu apakah anda melakukan ibadah sunah lainnya? Bisa berikan contoh!

Jawab: Ya, shalat sunah dan puasa sunah.

100. Pengalaman yang paling berkesan saat anda tugas?

Jawab: Berhasil memadamkan kobaran api yang sangat besar dan mengevakuasi

korban dengan selamat.

101. Bagaimana agama berperan saat anda sedang melaksanakan tugas?

Page 82: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu

Jawab: Berdoa sebelum tugas.

102. Bagaiamana peran agama dalam kehidupan anda sehari-hari?

Jawab: Perannya sangat luas. Bisa membedakan yang hak dan yang batil.

103. Apakah anda menyerahkan diri sepenuhnya nasib anda kepada Tuhan saat

melaksanakan tugas?

Jawab: Ya.

104. Bagaimana konsep istikomah menurut anda?

Jawab: tetap teguh pada pendirian bahwa semua sudah ada yang mengatur.

105. Bagaimana usaha anda agar dapat selamat dalam menjalankan tugas?

Jawab: Salah satunya dengan berdoa.

106. Apakah anda mengenal konsep istikomah sebelum anda menjadi petugas

pemadam kebakaran?

Jawab: ya.

107. Apakah anda mengganggap pekerjaan anda sebagai salah satu bentuk ibadah?

Jawab: Ya.

108. Mengapa demikian?

Jawab: Petugas pemadam kebakaran tugas utamanya adalam menolong orang

yang terkena musibah kebakaran.

Page 83: AGAMA DAN KONSEP ISTIKAMAH DALAM PEKERJAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8267/1/DIKY... · memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga mampu