pkm gula alternatif untuk penderita diabetes mellitus

16
1 RINGKASAN Saat ini, penggunaan pemanis berbahan dasar selain tebu marak di kalangan penderita diabetes. Gula non-tebu ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya bahwa gula non-tebu memiliki kalori yang lebih rendah, bahkan sampai kadang tanpa kalori sehingga mengurangi risiko penderita diabetes untuk mengalami kenaikan kadar gula darah. Pemanis seperti ini sering disebut pemanis nonkalorik, karena sebagian besar molekul dari pemanis tersebut tidak dipecah tubuh menjadi molekul yang lebih sederhana dan tidak diserap oleh tubuh, sehingga kenaikan kadar glukosa dalam darah relatif lebih rendah. Ada dua kategori pemanis alternatif non-tebu atau yang sering disebut ‘pemanis pengganti gula’, yaitu 1) pemanis berbahan dasar kimia, dan 2) pemanis berbahan dasar alami selain tebu. Karya tulis ini bertujuan untuk membuktikan melalui penelitian bahwa ada pengaruh penggunaan gula non kalorik berbahan dasar kimia, yaitu Aspartam dan berbahan dasar alami non-tebu, yaitu gula Stevia terhadap kadar glukosa dalam darah penderita diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa gula non-kalorik berbahan dasar alami non-tebu tidak meningkatkan gula darah pada penderita diabetes mellitus. Gagasan ini ditulis berdasarkan analisis dari permasalahan dan isu mengenai efektivitas dari penggunaan gula non-tebu sebagai substitusi gula tebu bagi penderita diabetes. Teknik implementasi yang akan kami lakukan dari gagasan ini adalah pemeriksaanan kadar gula dari orang

Upload: prika-maulina

Post on 30-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Program Kreativitas Mahasiswa - Gagasan Tertulis. membahas perbandingan gula alternatif alami (stevia) dan gula alternatif buatan/bahan kimia (aspartam) pada kenaikan gula darah yang ditimbulkan masing-masing gula alternatif sebagai acuan/wacana penderita diabetes mellitus dalam menentukan gula alternatif yang akan digunakan sehari-hari

TRANSCRIPT

Page 1: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

1

RINGKASAN

Saat ini, penggunaan pemanis berbahan dasar selain tebu marak di kalangan penderita diabetes. Gula non-tebu ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya bahwa gula non-tebu memiliki kalori yang lebih rendah, bahkan sampai kadang tanpa kalori sehingga mengurangi risiko penderita diabetes untuk mengalami kenaikan kadar gula darah. Pemanis seperti ini sering disebut pemanis nonkalorik, karena sebagian besar molekul dari pemanis tersebut tidak dipecah tubuh menjadi molekul yang lebih sederhana dan tidak diserap oleh tubuh, sehingga kenaikan kadar glukosa dalam darah relatif lebih rendah.

Ada dua kategori pemanis alternatif non-tebu atau yang sering disebut ‘pemanis pengganti gula’, yaitu 1) pemanis berbahan dasar kimia, dan 2) pemanis berbahan dasar alami selain tebu.

Karya tulis ini bertujuan untuk membuktikan melalui penelitian bahwa ada pengaruh penggunaan gula non kalorik berbahan dasar kimia, yaitu Aspartam dan berbahan dasar alami non-tebu, yaitu gula Stevia terhadap kadar glukosa dalam darah penderita diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa gula non-kalorik berbahan dasar alami non-tebu tidak meningkatkan gula darah pada penderita diabetes mellitus.

Gagasan ini ditulis berdasarkan analisis dari permasalahan dan isu mengenai efektivitas dari penggunaan gula non-tebu sebagai substitusi gula tebu bagi penderita diabetes.

Teknik implementasi yang akan kami lakukan dari gagasan ini adalah pemeriksaanan kadar gula dari orang yang mengonsumsi makanan dengan kandungan gula non-tebu baik yang berbahan dasar alami maupun kimiawi.

Page 2: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

2

PENDAHULUAN

Saat ini, penggunaan pemanis berbahan dasar selain tebu marak di kalangan penderita diabetes. Gula non-tebu ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya bahwa gula non-tebu memiliki kalori yang lebih rendah, bahkan sampai kadang tanpa kalori sehingga mengurangi risiko peningkatan kadar gula darah. Pemanis seperti ini sering disebut pemanis nonkalorik, karena sebagian besar molekul dari pemanis tersebut tidak dipecah tubuh menjadi molekul yang lebih sederhana dan tidak diserap oleh tubuh, sehingga kenaikan kadar glukosa dalam darah relatif lebih rendah.

Ada dua kategori pemanis alternatif non-tebu atau yang sering disebut ‘pemanis pengganti gula’, yaitu 1) pemanis sintetis, dan 2) pemanis berbahan dasar alami selain tebu.

Pemanis berbahan dasar kimia cukup banyak dipakai pada industri, misalnya industri makanan, sirup dan juga permen. Alasan utama penggunaan pemanis alternatif berbahan dasar kimia adalah efisiensi, karena kebanyakan pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang sangat tinggi, sekitar 30 kali gula pasir hingga mencapai 600 kali untuk sukralosa. Dengan kebutuhan gula yang sangat tinggi, penggunaan gula pasir dinilai tidak cost-effective, sehingga digunakanlah pemanis berbahan dasar kimia.

Pemanis berbahan dasar kimia sendiri memiliki beberapa kekurangan, diantaranya dapat memicu rasa serik (gatal di kerongkongan) hingga risiko kanker kandung kemih yang akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Karena itulah, tren penggunaan pemanis alternatif saat ini mulai bergeser pada pemanis alternatif berbahan alami, seperti gula singkong dan gula jagung (maltodekstrin).

Karya tulis ini bertujuan untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh penggunaan gula non kalorik berbahan dasar kimia dan berbahan dasar alami non-tebu terhadap kadar glukosa dalam darah diabetesi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis penulis bahwa gula non-kalorik berbahan dasar alami non-tebu lebih baik digunakan bagi diabetesi. Misalnya penggunaan stevia (Eupatorium rebaudianum), yang memiliki tingkat kemanisan 200-300 kali gula tebu, namun kalorinya sangat rendah. Selain itu, gula stevia bersifat non-karsinogenik.

Metodologi dari penelitian ini adalah mengukur kadar gula dari orang yang mengonsumsi makanan dengan kandungan gula non-tebu baik yang berbahan dasar alami maupun kimiawi.

Gagasan ini ditulis berdasarkan analisis dari permasalahan dan isu mengenai dampak dan efektivitas dari penggunaan gula non-tebu sebagai substitusi gula tebu

Page 3: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

3

bagi penderita diabetes, yang kami kombinasikan dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.

Page 4: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

4

TELAAH PUSTAKA

Definisi Gula Darah

Istilah gula darah mengacu kepada kadar glukosa di dalam darah. Kadar glukosa darah diatur dengan ketat melalui metabolisme di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya, kadar glukosa darah berada pada kadar normal yaitu 70-110 mg/dl (Price, 2005).

Kegagalan metabolisme sebagai cara pengaturan kadar gula darah di dalam tubuh dapat mengakibatkan salah satu dari kedua hal berikut, yaitu hiperglikemia atau hipoglikemia. Menurut Price (2005), kondisi hiperglikemia adalah kondisi yang mengacu pada kadar gula darah yang lebih tinggi dari 110 mg/dl, sedangkan kondisi hipoglikemia adalah kondisi yang mengacu pada gula darah lebih rendah dari 70 mg/dl.

Definsi Pemanis Buatan

Menurut Henny (2007), pemanis buatan adalah senyawa yang memberikan persepsi rasa manis namun tidak memberikan nilai gizi.

Gula Alternatif Stevia

Jenis tanaman ini biasanya dijual dalam bentuk bubuk atau cairan dan manisnya bisa sampai 300 kali lebih manis dari gula. Pemanis alami seperti Stevia ini tidak menyebabkan lonjakan gula darah tubuh ke setinggi gula tebu. Stevia rebaudiana, atau hanya stevia, adalah ramuan yang ditemukan di Amerika Selatan yang telah digunakan sebagai pemanis oleh Indian Paraguay Guaran selama berabad-abad. Daun semak ini, hijau kecil memiliki rasa lezat dan menyegarkan yang bisa 300 kali lebih manis daripada gula. Juga, tidak seperti gula, stevia mengandung nol kalori dan tidak meningkatkan kadar gula darah Anda.

Indian Guarani telah menikmati keuntungan unik dari menggunakan “KAA dia-dia” (istilah asli untuk Stevia yang berarti "ramuan manis") jauh sebelum orang Spanyol tiba. Stevia adalah semak yang daunnya telah digunakan selama berabad-abad oleh orang pribumi di Paraguay dan Brasil untuk mempermanis pasangan yerba dan minuman stimulan lainnya. Berabad-abad lalu, Pribumi Paraguay menggunakan daun ini untuk mempermanis minuman pahit mereka.(teh dan obat ramuan) atau hanya mengunyahnya.

Page 5: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

5

Stevia ditemukan pada 1800-an pergi ke seorang ahli botani Italia, Dr Moises Bertoni Santiago, direktur Fakultas Pertanian di Asuncion, Paraguay. Sebelum 1900, Stevia tumbuh hanya di alam liar, dan hanya mereka yang memiliki akses ke habitat alamnya mampu untuk mengkonsumsi itu.

Stevia pertama kali dibawa ke Amerika Serikat pada tahun 1918 oleh seorang ahli botani untuk Departemen Pertanian AS. Namun, Stevia tetap sebagian besar tidak diketahui di Amerika Utara.

Pada tahun 1931, dua kimiawan Perancis mengisolasi stevioside, senyawa yang memberikan rasa manis stevia, tapi tidak sampai beberapa dekade kemudian bahwa potensi sesungguhnya stevia sebagai pemanis diwujudkan di Jepang

Ilmuwan Jepang mampu menentukan seberapa berguna stevioside dan menemukan bahwa ekstrak stevia halus adalah pengganti ideal untuk gula dan pemanis buatan.

Pada tahun 1988, stevioside dan produk Stevia menyumbang hampir 41% dari pangsa pasar alternatif pemanis yang dikonsumsi di Jepang. Orang Jepang juga mulai menggunakan Stevia untuk mempermanis berbagai produk makanan seperti es krim, roti, permen, acar, makanan laut, sayuran, dan minuman ringan.

Tanaman stevia diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1977 atas kerja sama pengusaha Jepang dan Indonesia. Daerah pengembangan stevia antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra Utara, Bengkulu, Tawangmangu, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman stevia diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Campanulatae

Famili : Compositae (Asteraceae)

Genus : Stevia

Spesies : Stevia rebaudiana Bertoni M.

Sin Eupatorium rebaudianum

Page 6: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

6

Stevia bisa ditemukan tumbuh di daerah semi-kering habitat mulai dari padang rumput, hutan hingga pegunungan. Dalam beberapa dekade terakhir tanaman ini dibudidayakan, digunakan dalam bentuk daun mentah dan secara komersial diolah menjadi pemanis.

Tanaman Stevia

Menurut lr. Dewi RN MP dalam situs Kandha Raharja menyebutkan bahwa ekstrak stevia telah terbukti bermanfaat membantu program diet, digunakan juga untuk mereka yang mempunyai penyakit diabetes disamping itu juga dapat membantu keindahan  serta berperanan dalam mengatur tekanan darah. Stevia adalah pilihan pemanis yang besar bagi penderita diabetes, mereka yang menjaga berat badan mereka, dan siapapun yang tertarik dalam menjaga kesehatan mereka.

Stevia juga dapat meningkatkan mood, meningkatkan tingkat energi, dan kewaspadaan mental. Ditambah lagi, stevia juga telah terbukti dapat menghentikan pertumbuhan bakteri dalam mulut yang bertanggung jawab dalam produksi asam yang dapat menyebabkan radang gusi.

Populasi yang dapat mengambil manfaat dari penggunaan Stevia meliputi: diabetes, obesitas, orang tua, anak, dan atlet. Individu dengan masalah gula darah atau obesitas dapat mengambil manfaat dari suplementasi dengan Stevia karena kemampuannya untuk mengatur gula darah.

Individu yang menderita hipertensi juga dapat mengambil manfaat dari penggunaan Stevia. Telah ditunjukkan bahwa dalam kasus Stevia tekanan darah tinggi memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai vasodiolator, sehingga membantu untuk hipertensi lebih rendah.

Namun terdapat beberapa efek samping konsumsi gula alternatif stevia seperti pusing, berkurangnya jumlah sel sperma, kejang, dan bersifat addiktif. Dalam jangka

Page 7: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

7

panjang, konsumsi stevia dapat menimbulkan mutasi DNA dan meningkatkan resiko kanker. Tetapi perlu diketahui pula bahwa efek samping tersebut masih dalam tahap penelitian

Gula Alternatif Aspartam

Aspartam adalah pemanis buatan yang tersusun dari metil ester 2 asam amino, asam aspartat dan fenilalanin. Sebenarnya aspartam tetap masih menghasilkan kalori jika dikonsumsi (4 kalori per gram aspartam), namun karena tingkat kemanisannya dua ratus kali lebih kuat daripada gula biasa, maka jumlah kalori yang dihasilkan bisa dibilang sangat sedikit sekali untuk mencapai sebuah tingkat kemanisan tertentu. Namun, karena aspartam tersusun atas fenilalanin dalam strukturnya, aspartam tidak dapat dikonsumsi mereka yang menderita fenilketonuria.

Struktur kimiawi aspartam

Page 8: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

8

ANALISIS DAN TEKNIK IMPLEMENTASI

Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkan, didapatkan data bahwa gula alternatif Stevia memiliki kalori yang lebih rendah daripada gula alternatif aspartam sehingga lebih baik digunakan pada penderita diabetes mellitus. Untuk itu kami ingin membuktikan apakah stevia menghasilkan kenaikan gula darah yang lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh aspartam.

Teknik implementasi gagasan yang akan kami lakukan terdiri dari dua tahap. Pertama kami akan melakukan observasi pada beberapa penderita diabetes mellitus yang ada di Semarang. Adapun observasi itu meliputi wawancara pada penderita diabetes mellitus yang mengonsumsi gula alternatif stevia dan penderita diabetes mellitus yang mengonsumsi gula alternatif aspartam

Langkah kedua kami akan melakukan pemeriksaan gula darah tepat setelah penderita diabetes mellitus mengonsumsi gula. Penderita diabetes mellitus akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah penderita diabetes mellitus yang mengonsumsi gula alternatif stevia dan kelompok kedua adalah penderita diabetes mellitus yang mengonsumsi gula alternatif aspartam.

Pemeriksaan gula darah akan kami lakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Menurut Departemen Kesehatan RI, ada 2 metode pemeriksaan gula darah, yaitu:

a) Metode Kimiawi Pengukuran berdasarkan metode kimiawi ini didasarkan atas kemampuan reduksi. Prinsip pemeriksaan ini adalah proses kondensasi glukosa yang direaksikan dengan akromatik amine dan asam asetat glasial dalam suasana panas yang membentuk senyawa berwarna hijau yang kemudian akan diukur secara fotometrik.Metode kimiawi ini sudah mulai ditinggalkan karena spesifisitas pemeriksaan yang rendah serta adanya kemungkinan bahwa gula lain selain glukosa dapat terdeteksi kadarnya, sehingga mengakibatkan false high glucose levels atau kadar glukosa darah tinggi palsu.

b) Metode Enzimatik Metode pemeriksaan gula secara enzimatik mampu memberikan hasil yang lebih spesifik dibandingkan metode kimiawi karena hanya glukosa yang akan diukur. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis secara enzimatik yaitu glucose oxidase dan hexokinase (Departemen Kesehatan RI, 2005)

Page 9: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

9

1) Metode glucose oxidasePrinsipnya adalah katalisa reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan direaksikan dengan phenol dan 4-amino phenazone menghasilkan quinoeimine yang diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang ada pada sampel

2) Metode hexokinasePrinsipnya adalah katalisa reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP oleh hexokinase. Kemudian enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalisa oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nicotinamida adenin dinucleotida phosphate. Kekurangan dari metode ini adalah mahalnya reagen-reagen yang digunakan dalam proses pemeriksaan.

Saat ini ada pula metode yang lebih sering digunakan yaitu metode strip. Metode strip ini menggunakan strip katalisator yang dimasukkan ke dalam alat pemeriksa handheld. Darah yang digunakan dalam metode strip ini adalah darah kapiler ujung jari yang dkeluarkan menggunakan bloodlancet.

Prinsip pemeriksaan ini adalah katalisator yang ada pada strip akan mereduksi glukosa dalam darah. Ketika strip dimasukkan ke dalam alat penguji, maka intensitas dari elektron yang terbentuk pada strip akan terdeteksi sebagai ukuran yang setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah.

Kelebihan cara strip adalah kemudahan dalam operasi dan cepatnya hasil dapat diperoleh, namun kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui dan dapat terpengaruh oleh kadar hematokrit, intervensi zat lain, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa klinis, melainkan hanya untuk pemantauan kadar glukosa (Suryaatmaja, 2003).

Data yang didapatkan dari pengujian ini akan diolah secara statistika untuk membuktikan apakah penggunaan gula alternatif memberikan signifikansi terhadap tidak naiknya kadar gula darah ataupun kenaikan kadar gula darah yang tidak terlalu besar setelah dikonsumsi.

Hasil yang didapatkan dari pengujian ini akan menunjukkan apakah a) kadar gula darah penderita tidak terpengaruh terhadap pemakaian gula alternatif, dan b) gula alternatif apakah yang terbaik bagi penderita, baik dilihat dari sisi kenaikan gula darah, efek samping, kemudahan pemakaian dan cost-effectiveness atau biaya yang terjangkau sehingga dapat digunakan oleh mereka yang berasal dari golongan tidak mampu.

Page 10: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

10

Diprediksikan hasil yang akan diperoleh adalah kelompok pertama akan memiliki kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan kelompok kedua. Sehingga gagasan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu wacana bagi masyarakat pada umumnya dan acuan bagi penderita diabetes mellitus pada khususnya

Page 11: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Stevia – Alternatif Alami Untuk Gula. http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx . Diakses pada 5 Juni 2013.

Anonim. 2013. 10 Stevia Side Effects. http://www.steviasideeffectsnow.com/10-stevia-side-effects/

A.Sacher, Ronald;  A. Mcpherson , Richard. 2004.  Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI,  2005,  Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit Diabetes Melitus,  Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ford, HE; et al. 2011. Effects of oral ingestion of sucralose on gut hormone response and appetite in healthy normal-weight subjects. European journal of Clinical Nutrition 65 (4): 508–13.

Rukmana, Rahmat. 2003. Budidaya Stevia Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Jogjakarta: Kanisius

Suryaatmadja, Marzuki, 2003, Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2003. Jakarta: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nuraini, Henny. 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal. Jakarta: Qultummedia.

Page 12: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

12

DAFTAR RIWAYAT HIDUPKetua

Nama Lengkap : Matthew Brian Khrisna

NIM : 22010112130063

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 2 April 1995

Jurusan : Fakultas Kedokteran

Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kupang Jaya V/14, Surabaya, Indonesia

Alamat email : [email protected]

Anggota 1

Nama Lengkap : Galang Bela Nusa

NIM : 22010112120003

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 6 Januari 1995

Jurusan : Fakultas Kedokteran

Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Arafah G/2 no.19, Tangerang, Banten

Alamat email : [email protected]

Anggota 2

Nama Lengkap : Prika Maulina Agaristi

NIM : 22010112130211

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Agustus 1995

Jurusan : Fakultas Kedokteran

Page 13: PKM Gula Alternatif Untuk Penderita Diabetes Mellitus

13

Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Redaksi J-146 RT 03/RW 09, Jakarta Timur

Alamat email : [email protected]

Karya ilmiah yang pernah dibuat : Sintesis Bioindikator pH

Penghargaan yang pernah diraih : Medali perak OPSI 2011