“pemeriksaan kadar trigliserida pada penderita diabetes ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/kti...

77
i “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2(Studi di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH IRMA AYULIA KARTINI 141310054 PROGAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

Upload: others

Post on 03-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

i

“PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2”

(Studi di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

IRMA AYULIA KARTINI

141310054

PROGAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2017

Page 2: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

ii

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA

DIABETES MELLITUS TIPE 2

( Studi di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan

Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

IRMA AYULIA KARTINI

141310054

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG 2017

Page 3: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

iii

ABSTRAK

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

(Studi di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang)

Oleh: Irma Ayulia Kartini

Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan keadaan yang banyak di alami masyarakat, dimana keadaan glukosa dalam darah meningkat dan menimbulkan gangguan metabolisme lemak, sehingga mempercepat peningkatan kadar trigliserida dalam hati. Kadar trigliserida akan meningkat ketika mengalami peningkatan berat badan dan komsumsi makanan dengan kadar gula tinggi, pada keadaan diabetes melitus mengalami peningkatan kadar trigliserida yang di sebut hipertrigliseridemia. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mojoagung Jombang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mojoagung Jombang. Desain penelitian adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini semua penderita diabetes melitus tipe 2 sejumlah 61 penderita, Sampel dalam penelitian ini adalah 20 penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas mojoagung jombang, yang di ambil secara Accidental Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar trigliserida dengan menggunakan alat ukur berupa observasi. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa dari 20 responden sebagian besar responden memiliki kadar triglisrida normal sejumlah 13 responden (65%), sebagian kecil responden memiliki kadar trigliserida ambang batas tinggi sejumlah 5 responden (20%), dan sebagian kecil responden memiliki kadar trigliserida tinggi sejumlah 2 responden (10%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas mojoagung, jombangg memiliki kadar trigliserida normal Kata Kunci: DM Tipe 2, Hipertrigliseridemia, Kadar trigliserida.

Page 4: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

iv

ABSTRACT

EXAMINATION OF TRIGLYCERIDES LEVEL TO PATIENT OF DIABETES MELLITUS TYPE 2

(Study in Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang)

By: Irma Ayulia Kartini

Diabetes Mellitus Type 2 was a condition that many faced by people, where glucose level in blood increasing and cause disturbance of fat metabolism, so that speed up the increasing of triglycerides level in heart. Triglycerides level will increase when weight is increasing and consume food with high glucose level, in Diabetes Mellitus

condition occur the increasing of Triglycerides level which is called hipertrigliseridemia. Problem Formulation of this research is how Triglycerides level to patient of Diabetes

Mellitus Type 2 in Puskesmas of Mojoagung Jombang. The purpose of this research to

know Triglycerides level to patient of Diabetes Mellitus Type 2 in Puskesmas of

Mojoagung Jombang Research design was descriptive. Population in this research were all patients of Diabetes Mellitus Type 2 a number of 61 patients, samples in this research were 20 patients of Diabetes Mellitus Type 2 in Puskesmas of Mojoagung Jombang, that taken by

Accidental Sampling. Variable in this research was Triglycerides level by using measurement instrument in the form of observation

Based on this research was known that from 20 respondents, most respondents

had normal level of Triglycerides a number of 13 respondents (65%), A little part respondents had Triglycerides level of high threshold a number of 5 respondents (20%), and other respondents had high level of Triglycerides a number of 2 respondents (10%) Conclusion of this research was known that most of patients of Diabetes Mellitus

Type 2 in Puskesmas of Mojoagung Jombang had normal level of Triglycerides

Keywords : DM type 2, Hipertriglyceridemia, Triglycerides level, DM type 2

Page 5: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

v

Page 6: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

vi

Page 7: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

vii

Page 8: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pamekasan, 22 Juli 1996dari pasangan ibu Sulastri

dan bapak Karminto. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Tamberu 1 Pamekasan, tahun 20011

penulis lulus dari SMP Negeri 1 Waru - Pamekasan, tahun 2014 penulis lulus

dari SMANegeri 4 Pamekasan dan penulis masuk STIKes “Insan Cendekia

Medika” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi DIII

Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan

Cendekia Medika” Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 3 Juli 2017

Irma Ayulia Kartini

14.131.0054

Page 9: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

ix

MOTTO

“Patuh pada kedua orang tua, berusaha, berdoa dan ikhlas,

kesuksesan di depan mata”.

Page 10: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini

diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III Analis

Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “ Pemeriksaan Kadar

Trigliserida Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (studi di Puskesmas

Mojoagung Kabupaten Jombang) ”.

Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil

apabila penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak.Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada H.

Bambang Tutuko, SH., S.Kep. Ns.,MH selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Erni

Setyorini, S.KM.,MM selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Inayatur

Rosidah,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku pembimbing utama dan Umaysaroh,S.ST.

selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah yang banyak memberikan saran

dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, kedua orang tua

saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga

penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-

teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.

Karya tulis ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran

yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah sangat penulis harapkan guna

menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 3 Juli 2017

Irma Ayulia Kartini

Page 11: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN KTI ............................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... vi

SURAT KEASLIAN .............................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ viii

MOTTO ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4

1.3 TujuanPenelitian ................................................................. 4

1.4 ManfaatPenelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus .................................................... 6

2.2 Konsep Trigliserida ............................................................. 15

2.3 Hubungan DM Tipe 2 dengan Kadar Trigliserida................ 21

Halaman

Page 12: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xii

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 22

3.2 PenjelasanKerangkaKonsep ............................................... 23

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 24

4.2 Desain Penelitian ................................................................ 24

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ......................................... 24

4.4 Intrumen Penelitian ............................................................. 25

4.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................. 27

4.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ..................... 29

4.7 Kerangka Kerja ................................................................... 31

4.8 Etika Penelitian .................................................................. 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 33

5.2 Pembahasan ......................................................................... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 41

6.2 Saran .................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xiii

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Klasifikasi Diabetes Melitus .................................................... 6

2.2 Tabel Klasifkasi Kadar Trigliserida ................................................... 16

4.4.2 Tabel Prosedur Pemeriksaan Trigliserida ........................................ 26

4.6 Tabel Definisi Operasional Variabel ................................................. 30

5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden ................... .... 34

5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... .... 34

5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keturunan ................. .... 35

5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menderita ..................... .... 35

5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Olah Raga .............................. .... 35

5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Obat Diabetes

Mellitus ......................................................................................... .... 36

5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rutin Mengontrol Kadar Gula ...... 36

5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Trigliserida pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 .............................................. .... 37

Halaman Nomor Tabel Judul Tabel

Page 14: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.2 Gugus Trigliserida ........................................................... 16

3.1 Kerangka Konseptual Pemeriksaan Kadar Trigliserida

padaPenserita Diabetes Melitus Tipe 2 ........................... 22

4.7 Kerangka Kerja dari Gambaran Kadar Trigliserida pada

Diabetes Mellitus Tipe 2 ................................................ 31

Halaman Nomor Gambar Judul Gambar

Page 15: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir pernyataan bersedia menjadi respoden

2. Lembar kuesioner

3. Lembar SOP (Stadart Operasional Prosedur)

4. Lembar Observasi

5. Lembar Keaslian

6. Lembar tabulasi hasil data umum

7. Lembar surat izin penelitian dari STIKES ICME Jombang

8. Lembar surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan Jombang

9. Lembar surat izin penelitian dari Puskesmas Mojoagung Jombang

10. Lembar Konsultasi

11. Lembar Pernyataan bebas plagiasi

12. Lembar Dokumentasi

Nomor Lampiran Judul Lampiran

Page 16: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosina trifosfat ADP : Adenosin difosfat AL : Asidosis Laktat ADA : Asidosis Diabetes Amerika ApoB : Apopoliptotein B DEPKES : Departemen Kesehatan DM : Diabetes Millitus DPP-4 : Dipeptidyl Peptidase-4 FFA : Free Fatty Acid GPO-PAP : Glycerol-3-Phosphate Oksidasephenol aminophenazone GLUT10 : Glucose Transporter type 10 GLP-1 : Glucagon Like Peptide 1 GIP : Gastric inhibitory polypeptide CO2 : Karbondioksida HDL : High Density Lipoprotein HbA1c : Hemoglobin A1c HNK : Hiperosmolar Non Ketotik HGP : Hepatic Glicose Production H2O : Air IDDM : Insulin Dependen Diabetes Melitus IDF : International Diabetes Federation KAD : Keto Asidosis Diabetik LDL : Low Density Lipoprotein MENKES : Menteri Kesehatan NIDDM : Non-Insulin Dependen Diabetes Melitus NCEP-ATP III : National Cholesterol Education-Adult Treatment Panel III NADH : Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen NAD : Nikotinamida Adenina Dinukleotida PJK : Penyakit Jantung Koroner PP : Peraturan Pemerintah PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKI : Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar RBP4 : Retinol Binding Protein Gene SGLT1 : Sodium Glucose Transporter-1 SGLT2 : Sodium Glucose co-Transporter UV : Ultraviolet VLDL : Very Low Density Lipoprotein WHO : World Health Organization

Page 17: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trigliserida merupakan salah satu senyawa penyusun setiap lipoprotein,

dimana setiap lipoprotein berbeda ukuran, densitas, komposisi lemak dan

komposisi apoprotein. Low Density Lipoprotein (LDL) dan High

DensityLipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang sangat berperan dalam

pembentukan aterosklerosis (Yulia dan Suryanto, 2012). Trigliserida normalnya

≤150 mg/dl, selain ketiga unsur tadi, pasien dianjurkan dokter untuk untuk

memerhatikan kolesterol total yang berkadar normal di bawah 200 mg/dl. Andai

kata LDL, kolesterol total, dan trigliserida di atas normal, peluang terjadinya

serangan stroke terbuka (Sutrisno. 2007). Konsentrasi trigliserida yang tinggi

sering di sertai dengan konsentrasi kolesterol HDL rendah dan konsentrasi small

dense LDL yang tinggi sehingga di perkirakan hipertrigliseridemia dapat

berpengaruh terhadap risiko kardiovaskuler. Berbagai studi prospektif

menunjukkan apoB mampu memprediksi risiko kardiovaskuler lebih baik dari

kolerterol LDL terutama pada keadaan dimana terdapat hipertrigliseridemia yang

menyertai diabetes melitus (PERKI. 2013).

Hipertrigliseridemia merupakan salah satu factor pemicu timbulnya

aterosklerosis dan progresivitas proses aterosklerosis dinding pembuluh darah,

maka lumen pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan

iskemik jaringan bila penyempitan lumen pembuluh darahmencapai >75%

diameter pembuluh darah (Haryanto. 2004). Kadar trigliserida akan meningkat

ketika mengalami peningkatan berat badan dan mengkonsumsi makanan

dengan kadar gula tinggi. Pada keadaan tertentu, seperti Diabetes Mellitus,

hypertensi dan obesitas mengalami peningkatan kadar trigliserida yang disebut

1

Page 18: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

2

Hypertriglyceridemia (Suiraoka. 2012). Diabetes melitus merupakan keadaan

yang banyak di alami masyarakat, dimana keadaan glukosa dalam darah

meningkat dan menimbulkan gangguan metabolisme lemak, sehingga

mempercepat peningkatan kadar trigliserida dalam hati. Apabila hal ini tidak

terkendali dapat menimbulkan faktor resiko terjadinya aterosklerosis dan

komplikasi lainnya (Hasdianah. 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Ekawati tahun 2012 dengan judul “Hubungan Kadar Glukosa Darah

terhadap Hypertriglyceridemia pada Penderita Diabetes Mellitus”, menunjukkan

bahwa 20 penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan kadar trigliserida

lebih dari nilai normal, dan berdasarkan penelitian oleh Yulia dan Suryanto tahun

2012 dengan judul “Perbedaan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak Terkontrol”,

menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 2 tidak terkontrol didapatkan

hasil kadar trigliserida lebih tinggi di bandingkan dengan penderita diabetes

mellitus yang terkontrol dengan faktor resiko komplikasi yang cukup besar.

Diabetes melitus di Indonesia merupakan ancaman serius bagi

pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Jumlah penderita

diabetes melitus setiap tahun selalu meningkat. Berbagai penelitian epidemiologi

menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Diabetes melitus di berbagai penjuru dunia. World Health Organization (WHO)

memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes melitus di Indonesia

diperkirakan 152% dengan jumlah penderita 8.420.000 orang pada tahun 2000

menjadi sekitar 21.517.000 orang pada tahun 2030. International Diabetes

Federation (IDF) pada tahun 2014, memprediksi kenaikan jumlah penyandang

diabetes melitus dari 382 juta orang yang hidup dengan diabetes melitus pada

tahun 2013 menjadi 592 juta orang pada tahun 2035. Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 berdasarkan provinsi di dapatkan proporsi Jawa Timur di

Page 19: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

3

dapatkan 2,1% pada tahun 2007 dan meningkat sekitar 3,1% pada tahun 2013.

(Kemenkes, 2014). Kabupaten Jombang memiliki persentase 4,76% penderita

diabetes melitus pada urutan ke-8 yang termasuk 10 penyakit terbesar di

kabupaten jombang pada tahun 2014 (Profil kesehatan Jombang,

2014).Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jombang tahun 2015 penderita

diabetes melitus tipe 2 terbanyak didapat pada Kelurahan/Desa Janti, kecamatan

Mojoagung, kabupaten Jombang.

Penderita diabetes melitus tipe 2 sekreri insulin mungkin normal atau bahkan

meningkat, tetapi sel-sel sasaran insulin kurang peka terhadap hormon ini

dibandingkan dengan normal, hal ini obesitas, diet tinggi lemak da rendah

karbohidrat (Fauziah dan Susanti, 2012). Trigliserida merupakan senyawa yang

terdiri dari tiga asam lemak teresterifikasi menjadi gliserol. Trigliserida memiliki

dua sumber utama yaitu, eksogen dimana trigliserida diperoleh dari sumber

makanan yang pada awalnya dikemas dalam bentuk kilomikron, sementara

endogen disintesa oleh hati yang dikemas dalam VLDL. Kadar glukosa yang

tinggi merangsang pembentukan glikogen dari glukosa, sintesis asam lemak.

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat mempercepat pembentukan trigliserida

dalam hati. Trigliserida merupakan salah satu bagian komposisi lemak yang ada

dalam tubuh. Dimana jika kadar trigliserida dalam batas normal, tidak melebihi

kadar 200 mg/dl mempunyai fungsi sebagai sumber energi. Pada keadaan

tertentu, seperti Diabetes Mellitus dan obesitas, kadar trigliserida dapat

meningkat melebihi 200 mg/dl, yang disebut Hypertriglyceridemia (Evy, 2012).

Dampak buruk dari penderita diabetes melitus tipe 2 pada fase lanjut, dimana

pada fase ini, kelebihan glukosa dalam darah disimpan dalam bentuk lemak,

khususnya trigliserida. Sehingga jika kendali glikemik buruk, akan menimbulkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah. Selanjutnya glukosa diubah menjadi

trigliserida, sehingga terjadi peningkatan kadar trigliserida, HDL rendah dan LDL

Page 20: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

4

meningkat, keadaan ini bersifat sangat aterogenik. Pada keadaan resisten insulin

juga terjadi ketidakmampuan kerja enzim lipoprotein lipase endothelium yang

menyebabkan klirens VLDL dari plasma menjadi lebih lambat, dengan kata lain

plasma meningkat. Hal tersebut dapat meningkatkan kejadian terjadinya

komplikasi pada penderita diabetes melitus tipe 2, terutama terjadinya

aterosklerosis yang menyebabkan PJK pada penderita diabetes melitus tipe 2

(Yulia dan Suryanto. 2012).

Tingginya kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat

dicegah dengan cara terapi awal penurunan kadar glukosa darah dan penurunan

kadar trigliserida dengan pengaturan diet. Mengurangi makanan jenis hidrat

arang seperti nasi, golongan tepung-tepungan, dan jenis manis-manisan lainnya.

Dengan mengkonsumsi sayuran dapat memperlambat penyerapan hidrat arang

dari usus ke dalam darah, sehingga proses pembentukan trigliserida dalam hati

dapat di perlambat (Evy. 2012). Penderita diabetes melitus tipe 2 juga rutin

memeriksakan kadar profil lipid khususnya kadar kolesterol dan kadar trigliserida

serta cukup olah raga (Yulia dan Suryanto. 2012).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti tentang kadar Trigliserida

pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Mojoagung Kabupaten

Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: “Bagaimanakah kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2

di Puskesmas Mojoangung Kabupaten Jombang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di

Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang.

Page 21: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi pada

perkembangan ilmu kesehatan khususnya di bidang kimia klinik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Penderita Diabetes Millitus tipe 2

Diharapkan dengan hasil penelitian ini penderita DM tipe 2 melakukan

pemeriksaan kadar trigliserida secara rutin untuk mencegah terjadinya

komplikasi.

1.4.2.2 Bagi Analis Kesehatan

Diharapkan tenaga analis kesehatan dapat memperoleh reverensi

dan melakukan pemantauan kadar trigliserida pada penderita diabetes

melitus tipe 2

1.4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya dan untuk pengembangan penelitian selanjutnya

dengan tema pengontrolan kadar trigliserida pada penderita diabetes

melitus tipe 2.

Page 22: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi dan Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi

komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik

mikroangiopati maupun makroangiopati. Diabetes Mellitus merupakan suatu

gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak

yang relatif kekurangan insulin. Diabetes Mellitus yang utama di klasifikasikan

menjadi diabetes melitus tipe 1 Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM)

dan Tipe 2 Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM). Diabetes

Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar

glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang disebabkan oleh kekuranagn hormon insulin secara

relatif maupun absolud (Hasdianah. 2012). Berdasarkan PERKENI

Konsensus pengolahan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia

2015 diabetes mellitus di klasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2.1.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus Tipe 1 Destruksi sel beda, umumnya menjurus ke difisiensi insulin absolud 1. Autoimun 2. Idiopatik

Diabetes Mellitus Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resisten insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resisten insulin.

Diabetes Mellitus Tipe Lain

1. Defek genetik fungsi sel beta 2. Defek genetik kerja insulin 3. Penyakit eksokrin pankreas 4. Endrokrinopati 5. Karena obat atau zat kimia 6. Infeksi 7. Sebab imunologi yang jarang 8. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan dengan DM

Diabetes Mellitus Gestasional

6

Page 23: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

7

2.1.2 Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes Mellitus Tipe 2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus,

INDDM) merupaka diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio

insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme

yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen termasuk yang

mengekspresikan disfungsi sel beta, gangguan sekresi hormon insulin,

resisten sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan

kofaktor hormon resisten yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati

menjadi kurang peka terhadap insulin. Pada NIDDM ditemukan ekspresi

SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi, peningkatan

laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan

laju reaksi oksidari dan peningkatan laru reaksi esterifikasi pada hati NIDDM

juga dpat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resisten

insulin. Hiperglisemia dapat di atasi dengan obat anti diabetes yang dapat

meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa

dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin

berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori

yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resisten insulin,

namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya

resisten terhadap insulin (Hasidiah. 2012).

2.1.3 Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 2

Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas

telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2

Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih

berat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan sel beta,

organ lain seperti: jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal

(defisiensiincretin), sel alpha pancreas (hiperglukagonemia), ginjal

Page 24: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

8

(peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (resistensi insulin), kesemuanya ikut

berperan dalam menimbulkan terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DM

tipe-2. Delapan organ penting dalam gangguan toleransi glukosa ini (ominous

octet) penting dipahami karena dasar patofisiologi ini memberikan konsep

tentang:

1. Pengobatan harus ditujukan guna memperbaiki gangguan patogenesis,

bukan hanya untuk menurunkan HbA1c saja

2. Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasari atas kinerja obat

pada gangguan multipel dari patofisiologi DM tipe 2.

3. Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau

memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi pada

penyandang gangguan toleransi glukosa.

Secara garis besar patogenesis DM tipe-2 disebabkan oleh delapan hal

(omnious octet) berikut:

1) Kegagalan sel beta pancreas: Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan,

fungsi sel beta sudah sangat berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja

melalui jalur ini adalah sulfonilurea, meglitinid, GLP-1 agonis dan DPP-4

inhibitor.

2) Liver: Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan

memicu gluconeogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan

basal oleh liver (HGP=hepatic glucose production) meningkat. Obat yang

bekerja melalui jalur ini adalah metformin, yang menekan proses

gluconeogenesis.

3) Otot: Pada penderita DM tipe-2 didapatkan gangguan kinerja insulin yang

multiple di intramioselular, akibat gangguan fosforilasi tirosin sehingga

timbul gangguan transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis

Page 25: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

9

glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini

adalah metformin, dan tiazolidindion.

4) Sel lemak: Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin,

menyebabkan peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas

(FFA=Free Fatty Acid) dalam plasma. Penigkatan FFA akan merangsang

proses glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan

otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin. Gangguan yang

disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai lipotoxocity. Obat yang bekerja

dijalur ini adalah tiazolidindion.

5) Usus: Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar

dibanding kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai

efek incretin ini diperankan oleh 2 hormon GLP-1 (glucagon-like

polypeptide-1) dan GIP (glucose-dependent insulinotrophic polypeptide

atau disebut juga gastric inhibitory polypeptide). Pada penderita DM tipe

2 didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap GIP. Disamping hal

tersebut incretin segera dipecah oleh keberadaan ensim DPP-4, sehingga

hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang bekerja menghambat

kinerja DPP-4 adalah kelompok DPP-4 inhibitor. Saluran pencernaan juga

mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui kinerja ensim

alfa-glukosidase yang memecah polisakarida menjadi monosakarida yang

kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah.

setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfa

glukosidase adalah akarbosa.

6) Sel Alpha Pancreas: Sel-α pancreas merupakan organ ke-6 yang

berperan dalam hiperglikemia dan sudah diketahui sejak 1970. Sel-α

berfungsi dalam sintesis glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya

di dalam plasma akan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan HGP

Page 26: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

10

dalam keadaan basal meningkat secara signifikan dibanding individu

yang normal. Obat yang menghambat sekresi glukagon atau

menghambat reseptor glukagon meliputi GLP-1 agonis, DPP- 4 inhibitor

dan amylin.

7) Ginjal: Ginjal merupakan organ yang diketahui berperan dalam

pathogenesis DM tipe-2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa

sehari. Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap

kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium Glucose co-Transporter) pada

bagian convulated tubulus proksimal. Sedang 10% sisanya akan di

absorbsi melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden,

sehingga akhirnya tidak ada glukosa dalam urine. Pada penderita DM

terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja

SGLT-2 ini akan menghambat penyerapan kembali glukosa di tubulus

ginjal sehingga glukosa akan dikeluarkan lewat urine. Obat yang bekerja

di jalur ini adalah SGLT-2 inhibitor. Dapaglifozin adalah salah satu contoh

obatnya.

8) Otak: Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada

individu yang obes baik yang DM maupun non-DM, didapatkan

hiperinsulinemia yang merupakan mekanisme kompensasi dari resistensi

insulin. Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat akibat

adanya resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di

jalur Ini adalah GLP-1 agonis, amylin dan bromokriptin (Perkeni. 2015).

2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Mellitus

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang diturunkan dari orang tua

kepada anaknya secara genetik. Bila orang tua menderita diabetes, maka

anak-anaknya akan menderita diabetes, tetapi faktor keturunan saja tidak

cukup, diperlukan adanya faktor pencetus atau faktor risiko seperti pola

Page 27: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

11

makan yang salah, gaya hidup, aktifitas kurang gerak, infeksi dan lain-lain.

Secara garis besar faktor risiko Diabetes dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Faktor risiko yang tidak bisa diubah :

1) Umur: merupakan faktor pada orang dewasa, dengan semakin

bertambahnya umur kemampuan jaringan mengambil glukosa darah

semakin menurun. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada orang berumur

di atas 40 tahun daripada orang yang lebih muda.

2) Keturunan: Diabetes melitus bukan penyakit menular tetapi diturunkan.

Namun bukan berarti anak dari kedua orang tua yang diabetes pasti akan

mengidap diabetes juga, sepanjang bisa menjaga dan menghindari faktor

resiko yang lain. Sebagai faktor resiko secara genetik yang perlu

diperhatiakan apabila kedua atau salah seorang dari orang tua, saudara

kandung, anggota keluarga dekat mengidap diabetes. Pola genetik yang

kuat pada diabetes melitus tipe 2. Seseorang memiliki saudara kandung

mengidap diabetes tipe 2 memiliki resiko yang jauh lebih tinggi menjadi

pengidap diabetes. Uraian di atas telah mengarahkan kesimpulan bahwa

resiko diabetes tersebut adalah kondisi keturunan.

2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi atau di ubah:

1) Pola makan yang salah: Pola makan yang salah dan cenderung berlebih

menyebabkan timbulnya obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor

predisposisi utama dari penyakit diabetes melitus.

2) Aktivitas fisik kurang gerak: Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan

kurangnya pembakaran energi oleh tubuh sehingga kelebihan energi

dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.

Penyimpanan yang berlebih akan mengakibatkan obesitas.

3) Obesitas: Diabetes terutama diabetes melitus tipe 2 sangat erat

hubungannya dengan obesitas. Laporan International Diabetes

Page 28: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

12

Federation (IDF) tahun 2004 menyebutkan 80 persen dari penderita

diabetes ternyata mempunyai berat badan yang berlebihan.

4) Stres: Reaksi setiap orang ketika stres melanda berbeda-beda. Beberapa

orang mungkin kehilangan nafsu makan sedangkan orang lainnya

cenderung makan lebih banyak. Stres mengarah pada kenaikan berat

badan terutama karena kortisol, hormon stres utama. Kortisol yang tinggi

menyebabkan peningkatan trigliserida darah dan penurunan gula tubuh,

manifestasinya meningkatkan trigliserida dan gula darah atau yang

dikenal dengan istilah hiperglikemia (Suiraoka. 2012).

5) Pemakaian obat-obatan: Memiliki riwayat menggunakan obat golongan

kartikosteroid dalam jangka waktu lama (Suiraoka. 2012).

2.1.5 Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2

Komplikasi-komplikasi pada Diabetes Mellitus dapat dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Komplikasi Metabolik Akut

Terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia dan hiperglikemia

1) Hiperglikemia dapat berupa, Keto Asidosis Diabetek (KAD), Hiperosmolar

Non Ketotik (HNK) dan Asidosis Laktat (AL). Hiperglikemia yaitu apabila

kadar gula darah lebih dari 250 mg% dan gejala yang muncul yaitu poliuri,

polidipsi pernafasan kussmaul, mual muntah, penurunan kesadaran

sampai koma. KAD menepati peringkat pertama komplikasi akut disusul

oleh hipoglikemia. Komplikasi akut ini masih cukup tinggi.

2) Hipoglikemia meruakan salah satu komplikasi akut Diabetes Mellitus

(DM). Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah.

Hipoglikemia murni adalah menurunnya kadar gula dalam darah <

60mg/dl yang dapat terjadi penurunan kesadaran sampai koma.

Page 29: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

13

2. Komplikasi Kronik

1) Ketoasidosis diabetikum keadaan dimana terjadi tiba-tiba dan bisa

berkembang dengan cepat dalam suatu keadaan yang disebut dengan

ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi

karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin,

maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak

dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia

beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).

2) Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa

darah yang tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikan kadar

kolesterol dan trigliserida darah. Lama kelaman akan terjadi

aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Maka bagi para

penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah

secara rutin. Sebagaimana rekomendari Asidosis Diabetes Amerika

(ADA) serta perkumpulan sejenis di Eropa atau Indonesia (Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia/Perkemi), penderita diabetes melitus diharapkan

mengendalikan semua faktor secara bersama-sama untuk mendapatkan

hasil yang optimal. Tekana darah harus diturunkan secara agresif

dibawah 130/80 mmHg, trigliserida dibawah 150mg/dl, LDL (kolesterol

buruk) kurang dari 100mg/dl, HDL (kolesterol baik) di atas 40 mg/dl. Hal

ini memberikan proteksi lebih baik pada jantung.

3) Gangren dan Impotinsi yaitu infeksi yang akan menyebabkan

pembusukan pada bagian luka kerena karena tidak mendapat aliran

darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat

atau menyempit. Sedangkan impotensi disebabkan pembuluh darah yang

mengalami kebocoran sehingga penis tidak bia ereksi. Impotensi pada

Page 30: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

14

penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh faktor psikologu atau

gabungan organik dan psikologis.

4) Nefropati diabetik adalah gangguan fngsi ginjal akibat kebocoran selaput

penyaring darah. Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan merusak

selaput penyaring (glomerulus). Gula yang tinggi dalam darah akan

bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel,

termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein

rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria).

5) Retinopati diabetik adalah gangguan pada mata. Keadaan ini, disebabkan

rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina. Bila pembuluh

darah mata bocor atau terbentuk jaringan perut retina, bayangan yang

dikirim ke otak menjadi kabur (Suiraoka. 2012).

2.1.6 Pengobatan

Intervensi diet dan gaya hidup penting untuk pasien dengan semua jenis

diabetes melitus (lihat pola makan untuk Penderita Diabetes Mellitus).

Pendidikan untuk menejemen diri-diabetes, yang mencakup pemantauan diri

gula darah, merupakan komponen penting dari pengobatan. Untuk semua

jenis diabetes, kontrol gula darah yang baik menurunkan risiko komplikasi.

Peran Olahraga, pada orang dengan diabetes, olahraga mengurangi tingkat

gula darah. Olahraga juga mengurangi komplikasi kardiovaskuler akibat

diabetes, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan peradangan.

2.1.7 Pencegahan

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diabetes

mellitus adalah melakukan modifikasis gaya hidup, diantaranya menurunkan

berat badan, latihan fisik dan mengurangi konsumsi lemak dan kalori.

Pencegahan primer bertujuan mencegah seseorang terserang penyakit

diabetes dengan membiasakan makan dengan pola makan gizi seimbang.

Page 31: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

15

Mempertahankan berat badan dalam batas normal, dengan melakukan

pengukuran berat badan harus dilakuakn secara berkala. Pencegahan

sekunder, pencegahan ini bertujuan mendeteksi diabetes secara dini,

mencegah penyakit tidak menjadi lebih parah dan mencegah timbulnya

kompliksi, hal yang perlu dilakukan yaitu, tetap melakukan pencegahan

primer, pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes, dan

mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun suntikan.

Pencegahan tersier bertujuan mencegah kecacatan lebih lanjut dari

komplikasi yang sudah terjadi, seperti pemeriksaan pembuluh darah pada

mata (pemeriksaan otak, ginjal serta tungkai) (Suiraiko).

2.2 Konsep Trigliserida.

2.2.1 Definisi Trigliserida dan Klasifikasi

Trigliserida atau lemak netral adalah suatu ester antara asam lemak dan

gliserol yang ketiga radikal hidroksilnya diesterkan. Jadi, jelas bahwa lemak

adalah suatu trigliserida (triasil gliserol). Selain trigliserida, juga dikenal

digliserida (diasilgliserol) dan monogliserida (monoasil gliserol). Digliserida

dan monogliserida, walaupun merupakan suatu ester, keduanya bukan lemak.

Dalam sel-sel tubuh manusia, hewan atau tanaman, lemak atau trigliserida ini

banyak kita jumpai. Lemak kasar yang diperoleh dari sel-sel hewan atau

tanaman tidak murni dan kemungkinan mengandung hidrokarbon, fosfolipid,

sterol, pigmen-pigmen yang larut, dan asam lemak bebas. Untuk

mendapatkan lemak yang baik, lemak kasar di murnikan terlebih dahulu

(Sumardjo. 2009).

Trigliserida adalah simpanan lemak tubuh, juga terdapat pada aliran

darah. Trigliserida adalah sumber energi, peningkatan kadar trigliserida

merupakan faktor resiko penyakit jantung dan strok, terutama karena

hubungannya dengan kadar kolesterol LDL tinggi dan atau resintensi insulin

Page 32: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

16

(Peter, 2009). Trigliserida yaitu senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol

dengan ikatan 3 molekul asam lemak.

Gambar 2.2.1 Gugus Trigliserida (Erma. 2011)

Asam-asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun yang tidak

sama. Sifat trigliserida akan tergantung pada perbedaan asam-asam lemak

yang bergabung untuk membentuk trigliserida. Perbedaan asam-asam lemak

ini tergantung pada panjang rantai dan derajat kejenuhannya. Asam lemak

yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting point) yang lebih

rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai

asam-asam lemak,akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh

juga tergantung pada derajat ketidak jenuhan. Asam-asam yang tidak jenuh

memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan asam-asam lemak

jenuh yang memiliki panjang rantai serupa (Pahan. 2006). Menurut NCEP-

ATP III kadar trigliserida di klasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2.2.1 Klasifikasi Kadar Trigliserida

Total Trigliserida (mg/dl) Katagori <150 mg/dl Normal 150-199 mg/dl Ambang batas tinggi

200-499 mg/dl Tinggi ≥500 mg/dl Sangat Tinggi

2.2.2 Hipertrigliseridemia pada Diabetes Mellitus

Trigliserida merupakan cadangan energi yang penting dari lipid yang

utama pada manusia, yaitu sekitar 90% jaringan lemak tubuh. Semakin tinggi

konsentrasi trigliserida, maka semakin rendah kepadatan dari lipoprotein.

Page 33: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

17

Trigliserida akan meningkat dan mencapai puncaknya setelah 4-6 jam setelah

makan dan kembali ke keadaan semula setelah 12 jam. Lipoprotein dangan

trigliserida tinggi berasal dari dua sumber, yaitu usus dan hati. Usus

memproduksi kilomikron setelah mencerna makanan yang mengandung

lemak. Dalam peredarannya, trigliserida dari kilomikron dihidrolisa oleh

lipoprotein lipase yang memecah lipoprotein ini menjadi kilomikron

remnant.Kilomikron remnant lalu menuju hati memproduksi VLDL. VLDL

mengalami lipolysis oleh lipoprotein lipase menjadi VLDL remnant. VLDL

remnant sebagian menuju ke hati dan sebagian lag di ubah menjadi LDL. LDL

sebagian besar ke hati dan sebagian lagi ke jaringan lain.

Pada penderita kencing manis, terdapat dua ketidak normalan sistem

metabolisme trigliserida, yaitu kelebihan produksi kolesterol jahat yang

berbentuk kecil dan padat (VLDL), dan kelebihan pemecahan lemak sehingga

lemak dalam aliran darah beredar bebas dalam jumlah yang banyak atau

disebut sebagai lipolisis yang tidak efektif oleh lipoprotein lipase. Kedua

kelainan ini akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida di

atas normal atau di sebut sebagai hipertrigliseridemia. Trigliserida terletak di

dalam tubuh manusia sebagai jaringan lemak (adipose) yang terserap oleh

usus kemudian secara luas didistribusikan dan di sera di dalam tubuh.

Sebelum diserap, trigliserida terlebih dahulu mengalami proses pemecahan

atau hidrolisis menjadi glisel dan asam lemak bebas. Trigliserida yang

terkandung di dalam makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan.

Apabila tubuh membutuhkan energi, maka enzim yang ada di dalam sel lemak

tubuh (lipase) memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak lalu

melepasnya ke dalam pembuluh darah, terutama pada sel-sel yang

membutuhkan komponen ini. Trigliserida yang ada di pembuluh darah

kemudian di bakar untuk menghasilkan energi, karbondioksida (CO2) dan air

Page 34: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

18

(H2O). Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma darah dalam dua

bentuk, yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setalah

makan lemak dan sebagai kolesterol jahat yang sangat kecil dan padat yang

disebut sebagai VLDL. VLDL ini di bentuk oleh hati dengan bantuan insulin.

Pada penderita diabetes melitus tipe 1 akibat kerusakan sel beta

pankreas, kekurangan insulin akan menghambat kerja lipoprotein lipase

sehingga katabolisme VLDL dan kilomikron berkurang, akibatnya trigliserida

dan kolesterol menjadi meningkat dan kolesterol jahat berubah menjadi lebih

padat atau kecil. Sedangkan pada penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi

karena resisten insulin perifer. Dampak dislipidemia adalah meningkatkan

kilomikron, VLDL, trigliserida, LDL dan menurunkan HDL. Semakin insulin

resisten, maka semakin meningkatkan produksi trigliserida dan VLDL di dalam

hati.

2.2.3 Kelainan Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan

meningkat dan menurunnya kadar lemak berupa lipid atau lipoprotein dalam

plasma darah. Lipid atau lemak adalah zat makanan yang dibutuhkan oleh

tubuh dalam kadar tertentu. Dislipidemia yang utama adalah kenaikan kadar

kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida disertai dengan penurunan

kadar kolesterol HDL. Dislipidemia pada penderita diabetes melitus disebut

sebagai dyslipidemia diabetik. Pada penderita diabetes melitus dengan kadar

gula darah yang tinggi dan berlangsung lama di dalam darah, akan

menyebabkan kerusakan jangka panjang, kegagalan fungsi beberapa organ

tubuh terutama pada mata, ginjal, saraf, dan jantung, yang disebut disfungsi,

yang banyak terjadinya dislipidemia. Selain itu, dislipidemia juga memicu

seluruh jaringan yang menyimpan lemak, yang disebut sebagai adipose,

terutama yang disebut sebagai lemak visceral di dalam tubuh, untuk terjadinya

Page 35: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

19

penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah termasuk arterosklerosis.

Lemak visceral juga berperan sebagai pengantar menurunkan kemampuan

kerja insulin dalam menetralisasi kadar gula di dalam darah dengan cara

meningkatkan kadar asam lemak bebas di dalam darah, yang berakibat

ketidakseimbangan antara pemakaian dan produksi asam lemak, sehingga

berdampak pada peningkatan kolesterol, penumpukan lemak pada berbagai

pembuluh darah organ terutama hati, otot, jantung, pankreas dan ginjal

(Lukman Waris Marewa. 2015).

2.2.4 Pemeriksaan Trigliserida

Pada pemeriksaan trigliserida dapat menggunakan serum ataupun

plasma. Trigliserida serum di ambil 10µl di tambahkan 1000µ reagen

trigliserida kemudian di homogenkan dan inkubasi selama 15 menit pada suhu

25ºC, kemudian di ukur absorbannya pada panjang gelombang 546 nm. Cara

yang sama juga di lakukan terhadap larutab standar dan blangko. Perhitungan

konsentrasi trigliserida serum yaitu :

Trigliserida = Sampel Standar

Konsentrasi larutan standar yang di gunakan = 200 mg/dl

Pemeriksaan trigliserida dapat menggunakan metode enzimatik

kolorimetri dan enzimatik UV. Metode Kolorimetrik ini trigliserida akan

dihidrolisa dengan enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. Dengan lipase

khusus akan membentuk kompleks warna yang dapat diukur kadarnya

menggunakan fotometer.

Enzimatik Ultraviolet Uji ini menggunakan enzim lipase untuk

menghidrolisis trigliserida yang menghasilkan gliserol, mono dan digliserida,

dan asam lemak bebas. Semua menggunakan gliserol kinase (dan ATP)

untuk memfosforilasi gliserol, membentuk ADP. Metode UV menggunakan

X Konsentrasi standar

Page 36: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

20

piruvat kinase untuk mengkatalisis transfer fosfat dari fosfoenolpiruvat kembali

menjadi ADP. Enzim ini membentuk piruvat, yang di reduksi menjadi laktat

dengan menggunakan laktat dehidrogenase dan NADH. NADH ini membentuk

NAD (Robert R. 2002).

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Trigliserida.

1. Faktor kelainan genetik.

2. Usia.

3. Jenis kelamin, dalam keadaan normal pria memiliki kadar yang lebih

tinggi

4. Riwayat keluarga hiperlipidemia.

5. Obesitas/kegemukan.

6. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti

mentega, es krim dan keju.

7. Kurang melakukan olah raga.

8. Penggunaan alkohol.

9. Merokok

10. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

2.2.6 Cara Menurunkan Kadar Trigliserida

1. Pantang gula dan manis-manisan.

2. Diet karbohidrat dan komsumsi yang mengandung sayur.

3. Tidak suntik insulin yang bukan semestinya (salah indikasi)

4. Menurunkan berat badan.

5. Pada penderita diabetes, dengan cara mengontrol diabetesnya

dengan baik.

6. Melakukan olah raga maksimal lima kali dalam satu minggu (Zulaikah.

2016)

Page 37: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

21

2.3 Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kadar Trigliserida

Diabetes melitus merupakan faktor resiko terjadinya arterosklerosis dan PJK

dimana kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen. Sintesis

asam lemak dan kolesterol dari glukosa, dalam keadaan kadar glukosa yang

tinggi dan kerja insulin tidak bekerja dengan maksimal atau glukosa tidak dapat

di serap oleh tubuh maka dapat mempercepat pembentukan trigliserida dalam

hati sehingga trigliserida berkumpul dan menumpuk dalam darah dan pembuluh

darah.

Diabetes melitus tipe 2 ditemukan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL

mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa resisten insulin pada

penderita diabetes melitus tipe 2 menyebabkan peningkatan FFA sehingga FFA

yang dimobilisasi ke hati meningkat. Akibat peningkatan FFA akan menyebabkan

peningkatan produksi trigliserida dan VLDL di hati. Trigliserida dalam VLDL yang

masuk dalam sirkulasi akan mengalami pertukaran dengan kolesteril ester pada

inti LDL dan dihidrolasi oleh lipoprotein lipase maupun lipase hepar membentuk

LDL. Penderita diabetes melitus tipe 2 rentan terhadap arterosklerosis dan

komplikasi lainnya yang diperantarai oleh LDL. Pada diabetes melitus terjadi

gangguan metabolisme lipid yang di tandai dengan peningkatan LDL dan

trigliserida dan penurunan kadar HDL (Bahrun. 2013). Hasil uji korelatif antara

kadar trigliserida dengan kadar HDL darah ditemukan korelasi negatif yang

bermakna. Artinya semakin tinggi kadar trigliserida, semakin rendah kadar HDL

dalam darah. Kekuatan korelasinya termasu rendah. Hal ini juga karena masih

ada faktor lain yang mempengaruhi hal ini, sel hidup, dan lain-lain. Selain itu

ditemukan korelasi positif yang bermakna antara kadar trigliserida dengan kadar

kolesterol total, dengan kekuatan korelasi sedang. Oleh karena itu, kendali

glikemik secara tidak langsung juga memberikan pengaruh terhadap penurunan

HDL dan peningkatan kadar kolesterol (Rheza Priyadi. 2012).

Page 38: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

22

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang di anggap penting untuk masalah (Novita, Rika, dan Miratu.

2015).

Penderita Diabetes Mellitus Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes Melitus Tipe Lain

Keterangan:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Trigliserida Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2

Hiperglikemia

Trigliserida LDL HDL

Normal Ambang batas Tinggi Sangat tinggi

Hipertrigliseridemia

1. Arterosklerosis 2. Strok 3. PJK(Penyakit Jantung Koroner)

Diteliti

Tidak diteliti

Mempengaruhi

Garis hubung

Pemeriksaan

Trigliserida Serum

Fotometer

Metode GPO

Dislipidemia

Kolesterol

22

Page 39: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

23

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Peningkatan Trigliserida merupakan salah satu kelainan dislipidemia yang

dapat di pengaruhi oleh terjadinya hiperglikemia. Hiperglikemia di bagi dalam

beberapa tipe yaitu, diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes

melitus tipe lain. Diabetes melitus tipe 2 pada penelitian ini yang akan diteliti

dengan cara pemeriksaan kadar trigliserida, sampel yang akan diteliti yaitu

berupa serum penderita dan dibaca kadarnya dengan fotometer metode GPO

(Gliserol 3-fosfat oksidase) yang akan di dapatkan hasil normal, ambang batas,

tinggi, dan sangat tinggi. Pada kadar trigliserida yang tinggi dan sangat tinggi di

sebut hipertrigliseridemia.

Hipertrigliseridemia merupakan faktor pemicu terjadinya komplikasi

seperti arterosklerosis, strok dan PJK, namun dalam hal ini tidak kami lakukan

penelitian lebih lanjut.

Page 40: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu dari bulan

Desember 2016 sampai bulan Juli 2017.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di

Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang dengan pengujian kadar

trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang dilaksanakan di

laboratorium Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan struktur konseptual yang diperlukan peneliti untuk

menjalankan riset yang merupakan blueprint yang diperlukan untuk

mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data dengan koefisien (Nasir,

Muhith & Ideputri. 2011).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Peneliti menggunakan desain ini, karena peneliti hanya ingin menggambarkan

kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas

Mojoagung Kabupaten Jombang.

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo. 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mojoagung, dengan jumlah

24

Page 41: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

25

rata-rata pasien penderita diabetes melitus tipe 2 setiap bulan sejumlah 61

pasien.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo. 2010). Pada penelitian ini

sampel yang diambil adalah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas

mojoagung, Jombang yang menghadiri pemeriksaan rutin pada tanggal 15

juni 2017 sejumlah 20 sampel.

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam. 2008). Teknik pengambilan sampling yang di

gunakan oleh peneliti ini adalah Accidental Sampling, merupakan teknik

pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo. 2010).

4.4 Intrumen Penelitian dan Prosedur Pemeriksaan

4.4.1 Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo. 2010). Pada penelitian ini instrumen yang

digunakan untuk data penunjang penelitian adalah lembar observasi. Lembar

observasi merupakan pengumpulan data secara formal kepada subjek untuk

menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam. 2013). Peneliti memberikan

lembar persetujan kepada responden, dan responden menjawab pertanyaan

pada lembar koesioner sebagai syarat penelitian. sedangkan instrumen utama

adalah pemeriksaan trigliserida, alat dan bahan yang digunakan untuk

pemeriksaan kadar trigliserida adalah sebagai berikut :

Page 42: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

26

Alat Bahan

1. Spuit injeksi 3 ml 1. Alkohol 70%

2. Tourniquet 2. Aquades

3. Kapas 3. Serum

4. Tabung reaksi 4. Reagen trigliserida.

5. Rak tabung reaksi

6. Pipet tetes

7. Centrifuge

8. Tabung serologi

9. Photometer

10. Pipet mikrometer 5-50 µl.

4.4.2 Prosedur Pemeriksaan

Metode pemeriksaan : gliserol-3-pospat-oksidase (GPO).

Prinsip : Penentuan trigliserida setelah pemecahan enzimatik dengan

lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dihasilkan dari

4-aminoantipyrine dan 4-chlorophenol oleh hydrogen peroxide di bawah

aksi katalitik peroksidase.

Prosedur pemeriksaan trigliserida :

1. Pengambilan Darah Vena.

1) Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti.

2) Membendung lengan pada bagian atas dengan torniquet supaya vena

terlihat dengan jelas.

3) Mengdisinfeksikan lokasi yang akan di ambil dengan alkohol 70% dan

dibiarkan kering kembali.

4) Menusukkan jarum pada lokasi yang telah disinfeksi sampai mengenai

vena, dengan lubangg jarum di atas.

Page 43: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

27

5) Meregangkan bendungan dan perlahan-lahan penghisap spuit ditarik

sampai didapatkan jumlah darah 3 ml.

6) Melepaskan pembendung serta meletakkan kapas di atas jarum dengan

spuit dicabut perlahan-lahan.

7) Selanjutnya jarum dipisahkan dari spuit dan darah dialirkan ke dalam

tabung reaksi yang sudah diberi label, bersih, dan kering melalui dinding

tabung.

2. Cara Pembuatan Serum

1) Darah yang telah di masukkan pada tabung dibiarkan selama 10-20

menit.

2) Darah disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

3) Memisahkan serum dari endapan sel darah merah dengan cara dipipet

dan ditampung dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.

3. Cara Pemeriksaan Trigliserida

1) Menyiapkan tiga tabung reaksi dan dipipet sebagai berikut:

Tabel 4.4.2 Prosedur Pemeriksaan Trigliserida

Tabung Blangko Standar Sampel Monoreagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl Sampel - - 10 µl

Standar - 10 µl -

2) Mencampur dan menginkubasi selama 15 menit dalam suhu ruang (16-

25ºC) atau 5 menit dalam suhu 37ºC.

3) Membaca absorbansi sampel dan standar pada panjang gelombang 546

nm.

4.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui

tahapan editing, coding, dan tabulating.

Page 44: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

28

1. Editing

Adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formolir

atau kuesioner (Notoatmodjo. 2010). Pada proses editing ini akan diteliti

lembar formulir kuesioner dengan cara pengecekan kembali setelah lembar

kuesioner di terima oleh peneliti, pengecekan tersebut di lakukan pada saat

itu juga dan di tempat itu juga.

2. Coding.

Yaitu pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan (Notoatmodjo. 2010). Pada penelitian ini peneliti memberikan

kode sebagai berikut.

1) Responden

Responden no. 1 kode R1

Responden no. 2 kode R2

Responden no. n kode Rn

2) Jenis Kelamin

Laki-laki Kode L

Perempuan Kode P

3) Umur Kode U

40-55 Kode U1

56-75 Kode U2

3. Tabulating.

Yaitu membuat tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo. 2010). Dalam penelitian ini data

disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis variabel yang diolah yaitu

hasil pemeriksaan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Page 45: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

29

4.5.2 Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel yang

menunjukkan kadar trigliserida pada penderita diabetes mellitus tipe 2,

sehinnga menghasilkan tujuan dari penelitian, dan hasil yang diperoleh akan

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

P = x 100 %

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi hasil pemeriksaan peningkatan kadar trigliserida

N : Jumlah sampel yang diteliti

Setelah diketahui persentase perhitungan, kemudian ditafsirkan dengan

kriteria sebagai berikut :

76-100% : Hampir seluruh responden

51-75 % : Sebagian besar responden

50% : Setengah responden

26-49% : Hampir setengah responden

1-25% : Sebagian kecil responden

0% : Tidak ada satupun responden

4.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel.

4.6.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang di

tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari, sehingga di peroleh informasi hal

tersebut kemudian di tarik kesimpulannya (Asep dan Bahrudin. 2014).

Variabel yang digunakan dalam pelelitian ini adalah kadar trigliserida pada

penderita diabetes melitus tipe 2.

Page 46: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

30

4.6.2 Definisi Operasional Variabel.

Definisi operasional yaitu variabel dapat diukur dengan menggunakan

instrumen atau alat ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi

yang operasioanl (Notoatmodjo. 2010). Definisi operasional variabel pada

penelitian ini dapat di gambarkan sebagai besrikut :

Tabel 4.6 Definisi operasional variabel kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Variabel Devinisi Operasional

Alat Ukur Skala Katagori

Kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2

Banyaknya jumlah trigliserida dalam darah vena pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Observasi dengan pemerksaan trigliserida pada Fotometer dengan metode GPO

Rasio Normal, (<150 mg/dl). Ambang batas tinggi, (150-199 mg/dl). Tinggi, (200-499 mg/dl). Sangat tinggi, (≥500 mg/dl)

(NCEP-ATP III. 2011)

Page 47: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

31

4.7 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari

penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian (Nursalam. 2008).

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Identifikasi Masalah

Desain

PenelitianDeskript

if

PopulasiSemua Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Mojoagung, Jombang sejumlah 61

penderita

Sampel Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Mojoagung, Jombang yang menghadiri

pemeriksaan rutin pada tanggal 15 Juni 2017 sejumlah 20 sampel

Sampling Accidental

Sampling

Pengumpul Data Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan trigliserida

Pengolahan dan Analisa

DataEditing, Coding dan

Tabulating

Penyusunan Laporan Akhir

Gambar 4.7 Kerangka kerja pemeriksaan kadar trigliserida pada penderita diabetes

melitus tipe 2 di Puskesmas Mojoagung, Jombang.

Page 48: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

32

4.8 Etika Penelitan

4.8.1 Informed Consent (lembar Persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek

penelitian diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian, jika subjek

bersedia responden menandatangani lembar persetujuan

4.8.2 Anonymity (Tanpa Nama)

Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar

pengumpulan data cukup menulis nomor responden atau inisial unuk

menjamin kerahasiaan identitas.

4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, penyajian data atau hasil penelitian hanya

ditampilkan pada forum akademi.

Page 49: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

33

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menampilkan data responden dan pembahsan

dari hasil penelitian dengan judul Pemeriksaan Kadar Trigliserida Pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 yang di laksanakan di Puskesmas Mojoagung, Jombang

pada bulan juni 2017.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Mojoagung

Secara geografis, Puskesmas Mojoagung terletak pada bagian

timur wilayah Kabupaten Jombang yang berbatasan dengan

Kabupaten Mojokerto di Jalan raya Miagan No.327 Mojoagung

Jombang 61482. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas

Mojoagung adalah:Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Sumobito

dan Wilayah kerja Puskesmas Gambiran, sebelah timur berbatasan

dengan Kec. Trowulan Kab. Mojokerto, sebelah barat berbatasan

dengan Kec. Jogoroto dan, sebelah selatan berbatasan dengan Kec.

Mojowarno.

Berdasarkan batas wilayah kerja di atas maka wilayah kerja

Puskesmas Mojoagung meliputi 10 desa/kelurahan antara lain, Desa

miagan, Desa Mojotrisno, Desa tanggalrejo, Desa dukuh dimoro, Desa

dukuh mojo, Desa karangwinongan, Desa kademangan, Desa kedung

lumpang, Desa murukan, Desa saketi.

Puskesmas ini menjadi salah satu puskesmas yang diunggulkan

oleh Pemerintah Kabupaten Jombang karena Puskesmas Mojoagung

memiliki keunggulan yaitu, Pelayanan Kesehatan Komplementer,

Taman Pemulihan Gizi (TPG), Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual

33

Page 50: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

34

dengan Asam Asetat) serta pengobatan Cryo Terapy, General Medical

Check-Up (GMC), Tb rujukan, Pemdidikan Pelatihan oleh mahasiswa.

Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sejak tahun 2004

yang lalu maka tahapan puskesmas mojoagung direncanakan sebagai

berikut, Puskesmas Plus 2004-2005, Puskesmas Idaman 2005-2006,

Puskesmas Idola 2007-2011 dengan ISO 9001-2008, Puskesmas

terpercaya 2012 dan saat ini Puskesmas Mojoagung telah

memperoleh sertifikat sebagai puskesmas terakreditasi.

Pelayanan laboratorium di Puskesmas Mojoagung meliputi

pemeriksaan laboratorium sederhana (Darahlengkap, Urin lengkap,

Feses lengkap, Serologi, BTA, dan Malaria) dan kimia klinik.

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni 2017

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 40-55 9 45 2 56-75 11 55

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 56-75 dengan frekuensi 11 responden (55%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Puskesmas Mojoagung pada Bulan Juni 2017

No Jenis Kelamin frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 5 25

2 Perempuan 15 75

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Page 51: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

35

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden berjenis kelamin perempuan dengan frekuensi 15

responden (75%)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Keturunan Diabetes

Melitus

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keturunan di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni 2017

No Riwayat Keturunan Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 6 30

2 Tidak 14 70

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden tidak memiliki riwayat keturunan dengan frekuensi 14

responden (70%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabetes

Melitus.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menderita di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni 2017

No. Lama Menderita Frekuensi Persentase (%)

1 <5 Tahun 8 40

2 >5 Tahun 12 60

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menderita >5 tahun dengan frekuensi 12 responden

(60%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Melakukan Olah Raga

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Melakukan Olah Raga di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni 2017

No. Olah Raga Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 11 55 2 Tidak 2 10 3 Jarang 7 35

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Page 52: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

36

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden melakukan olah raga dengan frekuensi 11 responden

(55%)

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi Obat Diabetes

Melitus

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Obat Diabetes Melitus di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni

2017

No. Konsumsi Obat Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 19 95 2 Tidak 1 5 3 Jarang 0 0

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden konsumsi obat diabetes dengan frekuensi 19 responden

(95%).

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Monitoring Secara Rutin

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Monitoring Secara Rutin di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan juni 2017

No. Monitoring Secara Rutin

Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 19 95 2 Tidak 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden memonitoring secara rutin dengan frekuensi 19

responden (95%).

5.1.3 Data Khusus

Kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2

dikatagorikan menjadi normal, ambang batas, tinggi, dan sangat

tinggi yang dapat dilihat pada tabel 5.8

Page 53: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

37

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Mojoagung Jombang pada Bulan Juni 2017

No. Kadar Trigliserida Frekuensi Persentase (%)

1 Normal 13 65 2 Ambang Batas 5 20 3 Tinggi 2 10 4 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki kadar trigliserida normal dengan 13 frekuensi

(65%), sebagian kecil responden memiliki kadar trigliserida ambang

batas tinggi dengan 5 frekuensi (20%), dan sebagian kecil

responden memiliki kadar trigliserida tinggi dengan 2 frekuensi

(10%).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8 yang telah dilakukan peneliti,

menunjukkan hasil pemeriksaan kadar trigliserida pada penderita diabetes

melitus tipe 2 sebanyak 20 responden di Puskesmas Mojoagung Jombang yang

diambil secara Accidental Sampling. Diperoleh sebagian besar responden

memiliki kadar trigliserida normal sebanyak 13 responden (65%), sebagian kecil

responden memiliki kadar trigliserida ambang batas tinggi sebanyak 5 responden

(20%), sebagian kecil responden memiliki kadar trigliserida tinggi sebanyak 2

responden (10%), dan tidak ada satupun responden memiliki kadar trigliserida

sangat tinggi sebanyak 0 responden (0%).

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki kadar

trigliserida normal, hal tersebut dapat di lihat pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa

hampir seluruh responden konsumsi obat diabetes dan dapat dilihat pada tabel

5.7 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memonitoring secara rutin,

Page 54: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

38

penderita mengikuti kegiatan yang di programkan oleh Puskesmas untuk

mengelola penyakit diabetes melitus agar kualiitas hidup penderita diabetes

melitus lebih baik, seperti kegiatan olah raga, edukasi, mengontrol kadar gula

secara taratur serta menjalani pengobatan secara teratur, sehingga komplikasi

diabetes melitus bisa dihindari seperti terjadinya hipertrigliseridemia yang bisa

mengakibatkan aterosklerosis.

Menurut Lukman dislipidemia pada penderita diabetes melitus disebut

sebagai dyslipidemia diabetik dimana keadaan ini memicu seluruh jaringan yang

menyimpan lemak yang di sebut adipose, terutama yang disebut sebagai lemak

visceral di dalam tubuh untuk terjadinya penyempitan dan penyumbatan

pembuluh darah termasuk arterosklerosis (Lukman. 2015). Sedangkan cara

mencegah dan menurunkan tingginya kadar trigliserida yaitu dengan

menghindari atau pantang mengkonsumsi gula dan manis-manisan, melakukan

diet serta banyak mengkomsumsi sayuran, tidak suntik insulin yang bukan

semestinya, menurunkan berat badan, mengontrol diabetesnya dengan baik

serta melakukan olah raga maksimal lima kali dalam satu minggu (Zulaikah.

2016).

Berdasarkan pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

memiliki kadar trigliserida katagori ambang batas tinggi sebanyakk 5 responden

(20%). Hal ini dikarenakan responden tidak menjaga pola makan yang sehat

serta gaya hidup yang kurang baik.

Menurut Suiraiko faktor resiko pada penderita diabetes dikelompokkan

menjadi 2 yaitu, faktor yang tidak bisa di ubah dan faktor yang dimodifikasi atau

di ubah, pada faktor modifikasi penderita tidak menjaga pola makan cenderung

berlebih sehingga menyebabkan timbulnya obesitas, aktivitas fisik yang kurang

gerak menyebabkan kurangnya pembakaran energi oleh tubuh sehingga

kelebihan energi dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh,

Page 55: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

39

keadaan stres mengarah pada kenaikan berat badan terutama pada kortisol,

hormon stres utama. Kortisol yang tinggi menyebabkan peningkatan trigliserida

darah, serta pemkaian obat-obatan golongan kartikosteroid dalam jangka waktu

lama (Suiraiko. 2012).

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

memiliki kadar trigliserida katagori tinggi sebanyak 2 respponden (10%). Hal ini di

karenakan penderita mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung

karbohidrat serta lemak.

Menurut Lukman trigliserida merupakan cadangan energi yang penting dari

lipid yang utama pada manusia, yaitu sekitar 90% jaringan lemak tubuh. Semakin

tinggi konsenttrasi trigliserida , maka semakin rendah kepadatan dari lipoprotein.

Trigliserida akan meningkat dan mencapai puncaknya setelah 4-6 jam setelah

makan dan kembali keadaan semula setelah 12 jam. Lipoprotein dengan

trigliserida tinggi berasal dari dua sumper yaitu, usus dan hati. Usus

memproduksi kilomikron setelah mencerna makanan yang mengandung lemak.

Dalam peredarannya, trigliserida dari kilomikron dihidrolisa oleh lipoprotein lipase

yang memecah lipoprotein ini menjadi kilomikron remnant. kilomikron remnant

lalu menuju hati memproduksi VLDL. VLDL mengalami lipolysis oleh lipoprotein

lipase menjadi VLDL remnant. VLDL remnant sebagian menuju ke hati dan

sebagian di ubah menjadi LDL. LDL sebagian besar ke hati dan sebagian ke

jaringan lain. Pada penderita kencing manis, terdapat dua ketidak normalan

sistem metabolisme trigliserida, yaitu kelebihan produksi kolesterol jahat yang

berbentuk kecil dan padat (VLDL), dan kelebihan pemecahan lemak sehingga

lemak dalam aliran darah beredar bebas dalam jumlah yang banyak atau disebut

sebagai lipolisis yang tidak efektif oleh lipoprotein lipase. Kedua kelaianan ini

akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida di atas normal

atau disebut sebagai hipertrigliseridemia. Pada penderita diabetes melitus tipe 2

Page 56: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

40

terjadi karena resisten insulin perifer dan bertampak pada kelaina dislipidemia

yang akan meningkatkan trigliserida, LDL, VLDL, dan menurunnya HDL.

Semakin insulin resisten maka semakin meningkatkan produksi trigliserida dan

VLDL di dalam hati (Lukman. 2015).

Page 57: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 20 responden sebagian

besar responden memiliki kadar trigliserida normal.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Penderita Diabetes Millitus tipe 2

Diharapkan penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan kadar trigliserida

katagori normal tetap mempertahankan kadar trigliserida dan tetap secara

rutin memeriksakan dan mengontrol kadar gula darah, sedangkan pada

penderita diabetes melitus tipe 2 dengan kadar trigliserida katagori ambang

batas tinggi dan kadar trigliserida katagori tinggi diharapkan dapat menjaga

pola makan, olah raga, melakukan diet, menghindari makanan yang banyak

mengandung karbohidrat, komsumsi obat dan memeriksakan kadar

trigliserida secara berkala, sehingga dapat mencegah trigliserida dalam darah

meningkat dan menghindari faktor resiko terhadap penyakit komplikasi akibat

hipetrigliseridemia.

6.2.2 Bagi Analis Kesehatan

Diharapkan tenaga analis kesehatan dapat melakukan pemeriksaan

dengan benar dan teliti agar didapat hasil yang tepat dan akurat serta dapat

memberikan edukasi tentang hipertrigliseridemia pada penderita diabetes

melitus tipe 2.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya dengan tema faktor-faktor yang

41

Page 58: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

42

mempengaruhi peningkatan trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe

2.

Page 59: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

DAFTAR PUSTAKA

Alfred Dr. Sutrisno Sp. BS (2007). Stroke???Sebaiknya Anda Tahu sebelum

Anda Terserang Stroke.

Apriaji, dan Sumantri. (2014). Hypercoagulable State dan Diabetes Melitus Tipe

2: Korelasi antara Fibrinogen dan HbA1c.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2012, Profil Kesehatan Kabupaten

Jombang, Jombang, Diakses tanggal 19 Nopember 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2013, Profil Kesehatan Kabupaten

Jombang, Jombnag, Diakses tanggal 19 Nopember 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2014, Profil Kesehatan Kabupaten

Jombang, Jomang, Diakses tanggal 20 Nopember 2016.

Ratnasari Ekawati E (2012). Hubungan Kadar Glukosa darah Terhadap

Hypertriglyceridemia Pada Penderita Diabetes Mellitus. Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Airlangga. Surabaya.

Fauziah dan Suryanto (2012). Perbedaan Kadar Trigliserid pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak

Terkontrol. Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Haryanto Jane (2012). Efek Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Jantan Wistar.

Hasdianah Dr. H.R. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa

dan Anak-anak dengan Solusi Herbal. Penerbit: Nuha Medika, Cetakan I,

Yogyakarta

Kurniawan, Bahrun. (2013). Kadar oxLDL pada Penderita Diabetes Melitus Tipe

2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol. Universitas Hasanuddin Makasar.

Kementerian Kesehatan RI 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Jakarta Selatan.

Konsensus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia

201 Penerbit PB PERKENI. Di Akses tangal 22 Desember 2016.

http://pbperkeni.or.id/newperkeni/panduan-guideline/ .

Nisfatul, dan Suryanto. (2012). Perbedaan Kadar Trigliserida pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2

Tidak Terkontrol. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nursalam (2008), Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Notoadmodjo, S. Prof. Dr (2010), Metodelogi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (2015). Pengolahan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia. Penerbit: PB PERKENI.

Page 60: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Priyadi, dan Ratna. (2012). Hubungan Antara Kendali Glikemik dengan Profil

Lipid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Denpasar:

Parning, Horale, & Tiopan (2006), KIMIA. Yudistira.

Pahan, I (2006), Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Puspa Swara, Jakarta.

Peter, Dr. J. , D’Adamo, dan Catherine, W (2009), Memerangi Diabetes Melalui

Diet Golongan Darah. Cetakan I, Penerbit PT Bentang Pusta,

Yogyakarta.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (2013). Pedoman

Tatalaksana Dislipidemia.

Ratnasari, E. (2012). Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap

Hypertriglyceridemia pada Penderita Diabetes Mellitus.Universitas

Airlangga.

Rubenstein, Wayne, D. , & John (2007), Lecture Notes Kedokteran Klinis. Edisi

Keenam, Peterbit Erlangga.

Suiraoka IP. (2012). Penyakit Degeneratif Mengenaln Mencegah, dan

Mengurangi Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif. Penerbit: Nuha

Medika, Cetakan I, Yogyakarta

Syahrizal (2014), Hubungan Kadar Trigliserida dengan Kejadian Stroke Iskemik

di RSUD SUKOHARJO. Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah: Surakarta.

Sumardjo, D (2009), Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Cetakan

Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saepul Hamdi, dan Bahruddin, E (2014), Metode Pendidikan Kuantitatif Aplikasi

Dalam Pendidikan. Edisi Pertama, Penerbit Deepublish.

Waris, dan Lukman. (2015), Kencing Manis(Diabetes Melitus) di Sulawesi

Selatan. Edisi Pertama, Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

Jakarta.

Zulaika, S (2016), Pola Hubungan Antara Kadar Kolesterol dengan Trigliserida. Prodi Analis Kesehatan-AAKMAL, Malang.

Page 61: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

INFORMED CONSENT

(Lembar Persetujuan)

Pernyataan Kesediaan menjadi Responden Penelitian :

Pemeriksaan Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

(studi di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

No Responden : ...............................................................................

Alamat : ...............................................................................

Menyatakan bersedia dan berpartisipasi menjadi responden

penelitian yang akan dilakukan oleh Irma Ayulia Kartini, mahasiswa dari

Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.

Dengan pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan

seperlunya dan apabila di kemudian hari terdapat perubahan atau

keberatan, maka saya dapat mengajukan kembali hal keberatan tersebut.

Jombang, Juni 2017

Responden

Lampiran 1

Page 62: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

KUESIONER SECARA UMUM

IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden :

Jenis Kelamin :

I. Aspek Perilaku Penderita DM Tipe 2 responden

Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini.

1) Apakah mempunyai keturunan Diabetes Melitus?

1. Ya

2. Tidak

2) Berapakah umur penderita diabetes melitus tipe 2?

1. 40-55 Tahun

2. 56-75 Tahun

3) Berapa tahun menderita Diabetes Melitus?

1. <5 Tahun

2. >5 Tahun

4) Apakah melakukan olah raga rutin?

1. Iya

2. Tidak

3. Jarang

5) Apakah mengkonsumsi obat-obatan Diabetes Melitus secara

teratur?

1. Iya

2. Tidak

3. Jarang

6) Apakah melakukan monitoring gula darah secara rutin?Tiap

bulan?

1. Iya

2. Tidak

Lampiran 2

Page 63: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS TIPE 2

(Studi di Puskesma Mojoagung Kabupaten Jombang)

A. Prosedur Pemeriksaan Kadar Trigliserida.

4. Pengambilan Darah Vena.

8) Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti.

9) Membendung lengan pada bagian atas dengan torniquet supaya

vena terlihat dengan jelas.

10) Mengdisinfeksikan lokasi yang akan di ambil dengan alkohol 70%

dan dibiarkan kering kembali.

11) Menusukkan jarum pada lokasi yang telah disinfeksi sampai

mengenai vena, dengan lubangg jarum di atas.

12) Meregangkan bendungan dan perlahan-lahan penghisap spuit

ditarik sampai didapatkan jumlah darah 3 ml.

13) Melepaskan pembendung serta meletakkan kapas di atas jarum

dengan spuit dicabut perlahan-lahan.

14) Selanjutnya jarum dipisahkan dari spuit dan darah dialirkan ke

dalam tabung reaksi yang sudah diberi label, bersih, dan kering

melalui dinding tabung.

5. Cara Pembuatan Serum

4) Darah yang telah di masukkan pada tabung dibiarkan selama 10-20

menit.

5) Darah disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

Lampiran 3

Page 64: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

6) Memisahkan serum dari endapan sel darah merah dengan cara

dipipet dan ditampung dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.

6. Cara Pemeriksaan Trigliserida

4) Menyiapkan tiga tabung reaksi dan dipipet sebagai berikut:

Tabel 2.2.6 Prosedur Pemeriksaan Trigliserida

Tabung Blangko Standar Sampel Monoreagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl Sampel - - 10 µl

Standar - 11 µl -

5) Mencampur dan menginkubasi selama 15 menit dalam suhu ruang

(16-25ºC) atau 5 menit dalam suhu 37ºC.

6) Membaca absorbansi sampel dan standar pada panjang

gelombang 546 nm.

Lampiran 3

Page 65: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2

(Studi di Puskesms Mojoagung Kabupaten Jombang)

No. Responden Hasil Pemeriksaan Katagori

R.1 187 mg/dl Ambang batas tinggi

R.2 84 mg/dl Normal

R.3 113 mg/dl Normal

R.4 176 mg/dl Ambang batas tinggi

R.5 59 mg/dl Normal

R.6 181 mg/dl Ambang batas tinggi

R.7 70 mg/dl Normal

R.8 301 mg/dl Tinggi

R.9 145 mg/dl Normal

R.10 124 mg/dl Normal

R.11 71 mg/dl Normal

R.12 51 mg/dl Normal

R.13 60 mg/dl Normal

R.14 259 mg/dl Tinggi

R.15 149 mg/dl Normal

R.16 196 mg/dl Ambang batas tinggi

R.17 68 mg/dl Normal

R.18 103 mg/dl Normal

R.19 63 mg/dl Normal

R.20 161 mg/dl Ambang batas tinggi

Lampiran 4

Page 66: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN KTI

No

Jadwal Bulan

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Judul

2 Konsultasi Judul

3 Studi Kepustakaan

4 Penyusunan Proposal

5 Bimbingan Proposal

6 Ujian Proposal

7 Revisi Proposal

8 Pengambilan Data

9 Penelitian

10 Pengolahan Data

11 Penyusunan KTI

12 Bimbingan KTI

13 Ujian KTI

14 Revisi Hasil Ujian KTI

Keterangan :

Kolom 1 – 4 pada bulan : Minggu 1 – 4

Blok warna hitam : Tanggal Pelaksanaan Kegiatan

Lampiran 5

Page 67: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

TABULASI HASIL DATA UMUM

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

(Studi di Puskesmas Mojoagung Jombang)

No. Responden

Umur Jenis Kelamin Riwayat Keturunan

Lama Menderit

a

Melakukan Olah Raga

Konsumsi Obat DM Monitoring Secara Rutin

Kadar Trigliserida

40-55 56-75 Laki-laki Perempuan Iya Tidak <5 >5 Iya Tidak Jarang Iya Tidak Jarang Iya Tidak

1 U1 P K2 M2 R1 O1 S1 Ambang batas tinggi

2 U1 P K2 M2 R1 O1 S1 Normal

3 U2 P K2 M1 R1 O1 S2 Normal

4 U2 P K2 M1 R1 O1 S1 Ambang batas tinggi

5 U2 P K1 M2 R3 O1 S1 Normal

6 U1 P K1 M2 R3 O1 S1 Ambang batas tinggi

7 U2 P K2 M2 R1 O1 S1 Normal

8 U2 P K2 M2 R3 O1 S1 Tinggi

9 U1 L K2 M2 R1 O1 S1 Normal

10 U1 P K2 M2 R3 O1 S1 Normal

11 U1 L K2 M2 R1 O1 S1 Normal

12 U2 L K2 M2 R3 O1 S1 Normal

13 U2 P K2 M1 R1 O1 S1 Normal

14 U1 P K1 M2 R3 O1 S1 Tinggi

15 U1 P K2 M1 R3 O1 S1 Normal

16 U2 L K1 M1 R1 O1 S1 Ambang batas tinggi

17 U2 P K1 M1 R1 O1 S1 Normal

18 U2 P K1 M1 R2 O1 S1 Normal

19 U1 P K2 M1 R2 O1 S1 Normal

20 U2 L K2 M2 R1 O2 S1 Ambang batas tinggi

Lampiran 6

Page 68: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 7

Page 69: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 8

Page 70: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 9

Page 71: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 9 Lampiran 9

Page 72: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 9

Page 73: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 10

Page 74: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 10 Lampiran 10

Page 75: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Lampiran 11

Page 76: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

DOKUMENTASI

Micropipet dan Raknya Photometer Mikrolab 300

Reagen dan Strandart

Trigliserida

Centrifuge

Timer Sampel

Lampiran 12

Page 77: “PEMERIKSAAN KADAR Trigliserida PADA PENDERITA DIABETES ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/287/1/KTI Lengkap Irma.pdf · PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Proses Sampling Tabung Serologi dan Raknya

Proses Pemeriksaan

Lampiran 12