pkm-gt-10-reko-pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu bara

23
PKM-GT PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA BIDANG KEGIATAN: Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) Diusulkan oleh : Reko Ary Rampan (J1D107027, Angkatan 2007) ) Slamet Riyadi (J1D107005, Angkatan 2007) M. Shalahuddin (J1D108063, Angkatan 2008) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Upload: rekorampan

Post on 01-Jul-2015

400 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

BIDANG KEGIATAN:Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)

Diusulkan oleh :

Reko Ary Rampan (J1D107027, Angkatan 2007)

)

Slamet Riyadi (J1D107005, Angkatan 2007)

M. Shalahuddin (J1D108063, Angkatan 2008)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

Page 2: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

2010

Page 3: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Beton Ringan dengan Memanfaatkan tailing batu bara

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√) PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Reko Ary Rampanb. NIM : J1D107027c. Jurusan : S1-Fisikad. Universitas : Universitas Lambung Mangkurate. Alamat Rumah dan No. HP : Jln. Ir.P.H.M.Noor RT 2 RW 1 No.17

Mabu’un Tanjung Tabalong 717571/ 085250312178

f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan gelar : Totok Wianto, M.Sib. NIP : 19780504 200312 1 004c. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Rambi Tengah, Griya Wahyu

Perdana Blok B No.5 RT.05/RW.4 Guntung Paikat Banjarbaru /081521564158

Banjarbaru, 19 Maret 2010

An. Ketua Jurusan/Program Studi Fisika Ketua Pelaksana KegiatanSekretaris Program Studi Fisika

(Sudarningsih, M.Si) (Reko Ary Rampan)NIP. 19710919 2001122 001 NIM. J1D107027

Pembantu atau wakil Rektor Bidang Dosen Pembimbing Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi,

(Ir. H. Hamdani, MS.) (Totok Wianto, M.Si.)NIP. 19591218 198703 1 003 NIP. 19780504 200312 1 004

Page 4: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan gagasan tertulis

yang berjudul Pembuatan Beton Ringan dengan Memanfaatkan tailing batu bara

ini tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Totok Wianto, M.Si sebagai dosen pembimbing serta semua anggota

penulisan karya tulis ini yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya

gagsan tertulis ini.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan

pengalaman kita serta dengan ditulisnya karya tulis ini penulis berharap dapat

menjadi sumber bacaan baru dan acuan sehingga bermanfaat bagi kita. Amin.

Banjarbaru, 19 Maret 2010

Penulis,dkk

Page 5: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………... i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………... iv

RINGKASAN ………………………………………………………... v

I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

I.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1

I.2 Perumusan Masalah …………………………………………… 1

I.3 Manfaat Penulisan ……………………………………………... 1

I.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………. 2

II. TELAAH PUSTAKA ……………………………………………... 3

II.1 Tailing …………………………………………………………. 4

II.2 Pemanfaatan Tailing ………………………………………….. 5

III. METODE PENULISAN ………………………………………….. 5

III.1 Obyek Penulisan………………………………………………. 7

III.2 Dasar Pemikiran……………………………………………….. 7

III.3 Waktu, Tempat dan Cara Kerja ………………………………. 7

III.4 Jenis Data……………………………………………………… 7

III.5 Metode Pengumpulan Data…………………………………… 8

III.6 Metode Penulisan …………………………………………….. 8

III.7 Sistematika Penulisan…………………………………………. 8

IV. ANALISIS DAN SINTESIS…………………………………….. 9

IV.1 Analisis ……………………………………………………….. 9

IV.2 Sintesis ………………………………………………………... 10

V. PENUTUP………………………………………………………….. 11

V.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 11

V.2 Saran …………………………………………………………... 11

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 6: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN

TAILING BATU BARA

Reko Ary Rampan, Slamet Riyadi, M. Salahudin

Ringkasan

Tailing, adalah material yang tersisa setelah proses ekstraksi bijih, yakni

pemisahan antara fraksi berharga dan fraksi tak berharga dari bahan material yang

ditambang. Dengan kata lain, tailing adalah bahan yang tertinggal setelah

pemisahan fraksi bijih yang bernilai dalam proses penambangan. Secara umum

tailing sering kali hanya dianggap sebagai limbah atau sampah yang tak berguna.

Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan produksi batubaranya sekitar

40-60 juta ton per tahun, namun yang dikhawatirkan adalah limbah sisa

penambangan atau tailing yang dapat merusak ekosistem lingkungan di

sekitarnya. Maka oleh karena itu tailing perlu dimanfaatkan secara lebih maksimal

agar tidak mencemari ekosistem disekitarnya.

Adapun beberapa cara pengolahan lebih lanjut terhadap tailing seperti

pembuatan keramik, bata, dan lain-lain. Namun kali ini di titik beratkan pada

beton ringan. Untuk mengolah tailing menjadi beton ringan ada beberapa tahap

yang harus dilakukan. Yang pertama adalah tahap pengeringan tailing untuk

mengurangi kadar air pada tailing dan membuat tailing agar menjadi kering, yang

kedua adalah dengan proses pencampuran dengan bahan-bahan khusus yang

komposisinya adalah semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing atau sirsat

tailing 70%. Komposisi tersebut sudah di uji sebagai material konstruksi kelas

ringan, yang dikenal secara umum sebagai autoclaved aerated cement. Sehingga

diharapkan tailing yang sebelumnya dianggap tidak dapat digunakan atau hanya

dianggap limbah dapat dimaksimalkan semaksimal mungkin.

Kelebihan lain dari beton ringan dari tailing ini adalah mempunyai sifat

sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap suara dan material dengan

kualitas yang diinginkan serta sebanding dengan material bahan bangunan AAC

yang menggunakan pasir silika, secara ekonomi tailing dapat mengurangi biaya

untuk membangun suatu konstruksi karena tailing hanya dihargai senilai Rp.

200,00- per ton, jadi dapat menghemat pengeluaran pembangunan suatu

konstruksi.

Page 7: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti batu bara,

minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-lain, yang sangat berpengaruh dalam

menyumbang devisa negara. Batu bara sebagai salah satu sumber daya alam yang

potensial di Indonesia memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat

sekitar pertambangan, masyarakat dipekerjakan dan diberikan tunjangan yang

menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.

Namun dari pertambangan batu bara itu ada beberapa hal yang kadang

dilupakan salah satunya adalah tailing batu bara. Tailing batu bara yang

merupakan sisa dari pencucian batu bara yang kadang tidak digunakan sama

sekali dan hanya ditampung dalam penampungan seperti yang ada di PT.

Kalimantan Prime Coal daerah Sangatta Kalimantan Timur.

Hal ini sangat mengkhawatirkan karena selain memiliki kadar asam yang

cukup tinggi dan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya, maka oleh karena

itu tailing batu bara harus dimanfaatkan secara maksimal dan optimal agar tidak

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun alam. Dalam hal ini

diutarakan bahwa pemanfaatan tailing batu bara dapat dilakukan dengan cara yang

salah satunya adalah pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu

bara. Pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu bara sendiri

tidaklah sulit, karena sudah diuji coba oleh Departemen KIMPRASWIL pada

tahun 2004 dan termasuk kategori Beton Kinerja Tinggi. Sehingga ini semua

menimbulkan suatu harapan untuk menyelamatkan alam, membangun prasarana

daerah dan menghemat APBD yang harus dikeluarkan oleh daerah apabila ingin

membangun prasarana daerah dengan menggunakan tailing batu bara ini.

I.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang melatar belakangi karya tulis ini ialah:

1. Apakah Tailing atau sisa hasil tambang dapat dan sudah dimanfaatkan secara

maksimal?

Page 8: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

2. Apakah Tailing atau sisa hasil tambang batubara dapat dimanfaatkan sebagai

bahan baku pembuatan beton ringan dan apa saja keunggulan beton ringan

dengan bahan baku tailing?

I.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini ialah:

1. Mengetahui bahwa tailing batubara dapat digunakan sebagai ringan dan juga

mengetahui campuran yang tepat untuk ringan tersebut.

2 Mengetahui keunggulan beton ringan dari tailing ini dalam hal kekuatan,

kestabilan sisa tailing yang terkandung didalam beton ringan tersebut,

mempunyai sifat sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap suara

dan juga dapat menghemat 20-30% dari biaya yang harus digunakan untuk

membuat beton menggunakan material lain seperti pasir, kerikil dll.

I.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini ialah:

1. Memberikan informasi kepada pengusaha batubara tentang teknologi

pemanfaatan Tailing yang dapat digunakan sebagai bahan baku beton ringan

dan juga keunggulannya.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang selama ini memandang

Tailing adalah limbah yang mencemari lingkungan dapat dioptimalkan

menjadi beton ringan dan dapat menghemat pengeluaran untuk membangun

suatu konstruksi.

Page 9: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

II. TELAAH PUSTAKA

Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan

organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral. Batubara

terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam suatu

daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut

yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang

kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara

(http://energibatubara.blogspot.com).

Selain tumbuhan yang ditemukan bermacam-macam, tingkat kematangan

juga bervariasi, karena dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lokal. Kondisi lokal ini

biasanya kandungan oksigen, tingkat keasaman, dan kehadiran mikroba. Pada

umumnya sisa-sisa tanaman tersebut dapat berupa pepohonan, ganggang, lumut,

bunga, serta tumbuhan yang biasa hidup di rawa-rawa. Ditemukannya jenis flora

yang terdapat pada sebuah lapisan batubara tergantung pada kondisi iklim

setempat. Dalam suatu cebakan yang sama, sifat-sifat analitik yang ditemukan

dapat berbeda, selain karena tumbuhan asalnya yang mungkin berbeda, juga

karena banyaknya reaksi kimia yang mempengaruhi kematangan suatu batubara

(http://energibatubara.blogspot.com).

Secara umum, setelah sisa tanaman tersebut terkumpul dalam suatu

kondisi tertentu yang mendukung (banyak air), pembentukan dari peat (gambut)

umumnya terjadi. Dalam hal ini peat tidak dimasukkan sebagai golongan

batubara, namun terbentuknya peat merupakan tahap awal dari terbentuknya

batubara. Proses pembentukan batubara sendiri secara singkat dapat didefinisikan

sebagai suatu perubahan dari sisa-sisa tumbuhan yang ada, mulai dari

pembentukan peat (peatifikasi) kemudian lignit dan menjadi berbagai macam

tingkat batubara, disebut juga sebagai proses coalifikasi, yang kemudian berubah

menjadi antrasit. Pembentukan batubara ini sangat menentukan kualitas batubara,

dimana proses yang berlangsung selain melibatkan metamorfosis dari sisa

tumbuhan, juga tergantung pada keadaan pada waktu geologi tersebut dan kondisi

lokal seperti iklim dan tekanan. Jadi pembentukan batubara berlangsung dengan

penimbunan akumulasi dari sisa tumbuhan yang mengakibatkan perubahan seperti

pengayaan unsur karbon, alterasi, pengurangan kandungan air, dalam tahap awal

Page 10: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

pengaruh dari mikroorganisme juga memegang peranan yang sangat penting. Batu

bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang

kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan

rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS

untuk antrasit (http://energibatubara.blogspot.com).

II.1 Tailing

Tailing, adalah material yang tersisa setelah proses ekstraksi bijih, yakni

pemisahan antara fraksi berharga dan fraksi tak berharga dari bahan material yang

ditambang. Dengan kata lain, tailing adalah bahan yang tertinggal setelah

pemisahan fraksi bijih yang bernilai dalam proses penambangan. Secara umum

tailing sering kali hanya dianggap sebagai limbah atau sampah yang tak berguna.

Ekstraksi mineral dari bijih biasanya ditumbuk menjadi partikel halus,

sehingga tailing yang dihasilkan berukuran kecil, mulai dari seukuran butiran

pasir hingga hanya beberapa mikron. Tailing tersebut biasanya berbentuk bubur

yang merupakan campuran partikel halus dengan mineral-mineral dalam air

(http://adibsusila.blogspot.com/.../uranium-ilegal-dari-tambang-batubara.html).

Keberadaan tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari, dari

penggalian atau penambangan yang dilakukan hanya < 3% bijih menjadi produk

utama, produk sampingan, sisanya menjadi waste dan tailing. Secara fisik

komposisi tailing terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075 – 0,4

mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm. Umumnya

tailing hasil penambangan mengandung mineral yang secara langsung tergantung

pada komposisi bijih yang diusahakan (Pohan, 2007).

Fasilitas penyimpanan tailing mungkin kurang besar untuk menampung

peningkatan hasil keluaran tambang, sehingga timbunan tailing yang kurang

terkonsolidasi, berkerapatan dan berkekuatan rendah. Pada akhirnya, akan

dibutuhkan volume penyimpanan tailing yang lebih besar. Tailing-tailing tersebut

akan terus terkonsolidasi untuk waktu yang lama setelah penutupan, sehingga

mungkin dibutuhkan sumur-sumur pengumpul air tanah untuk menangkap

rembesan yang terkontaminasi dalam jangka waktu yang lama setelah penutupan.

Akses ke permukaan tailing untuk kepentingan-kepentingan rehabilitasi akan

Page 11: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

tertunda sampai tailing tersebut cukup memiliki kekuatan untuk mendukung

pergerakan lalu lintas diatasnya, sementara proses stabilisasi (settlement) yang

sedang berlangsung akan menunda penempatan sistem-sistem penutup. Pekerjaan-

pekerjaan penggalian yang besar mungkin diperlukan untuk mengendalikan

limpasan permukaan. Akibatnya, perusahaan pertambangan akan dicurigai oleh

para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lain dan reputasi perusahaan

akan terpengaruh (http://www.ret.gov.au/resources/.../LPSDP-TailingsIndo.pdf).

Metode Penyimpanan Sisa Pencucian (Tailing) Hasil Penambangan

1) Tailing kontinum

Secara tradisional, satu-satunya pilihan untuk penyimpanan tailing adalah

untuk berurusan dengan bubur tailing. Bubur ini adalah cairan encer dari

padatan yang dicampur dengan air ke daerah penyimpanan.

2) Kolam Tailing

Daerah khusus seperti kolam yang digunakan untuk menampung limbah

sisa tailing untuk diendapkan dan menghasilkan sedimentasi (pemisahan

air dan logam berat).

3) Susun Kering

Limbah sisa tailing tidak ditampung di kolam, tetapi dikeringkan. Hal ini

mengurangi jumlah pemakaian air dan lebih ramah terhadap lingkungan

(http://en.wikipedia.org/wiki/Tailings).

II.2 Pemanfaatan Tailing

Survey yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia,

memperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 273 juta pada tahun

2025 dengan pertumbuhan penduduk di bawah 1,5 persen (Media Indonesia

Online, 2005). Dengan meningkatnya jumlah penduduk tentunya akan meningkat

pula kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur, berarti dibutuhkan komponen

bahan bangunan yang dapat diperoleh secara kontinu, cepat dan dengan

persediaan yang cukup memadai dalam menunjang industri konstruksi. Untuk

memenuhi hal tersebut diperlukan eksploitasi besar-besaran sumber daya alam

untuk memproduksi material konstruksi seperti, batu bata, batu gamping, pasir

semen, baja, gelas/kaca dan aluminium. Sejalan dengan meningkatnya industi

Page 12: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

konstruksi, issu penghematan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan

semakin kuat disuarakan.

Industri konstruksi lebih lanjut dapat menyebabkan berkurangnya hutan

karena kebutuhan kayu dalam jumlah sangat besar, kenyataan kerusakan hutan di

tanah air saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tingkat kerusakan hutan

mengalami peningkatan dari 1,8 juta hektar per tahun pada masa Orde Baru,

sekarang mencapai 2,8 juta hektar per tahun (M.S. Kaban/MENHUT, 2008).

Pemanfaatan tailing untuk bahan bangunan atau konstruksi, telah

dilakukan oleh beberapa negara termasuk Indonesia melalui penelitian-penelitian,

diantaranya :

a. Bahan bangunan dan keramik

Ahli geologi dan tambang dari tambang Idaho-Maryland, USA,

menemukan suatu proses penghalusan dari tailing atau batuan limbah dari

tambang tersebut untuk dibuat material bahan bangunan dan keramik, melalui

proses CeramextTM. Proses ini dilakukan pada tekanan pada ruangan hampa yang

dipanaskan (Idaho-Maryland Mining Corp, 2008).

b. Tailing untuk pembuatan batu bata

Di daerah pedesaan negara Jamaica, pembangunan perumahan sangat

kurang dikarenakan mahalnya bahan bangunan. Jamaica Bauxite Institute,

bekerjasama dengan Universitas Toronto, mengembangkan bahan bangunan

berupa batu bata yang murah dengan menggunakan tailing hasil industri

aluminium negeri itu (Dennis Morr and Wesley Harley).

Page 13: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

III. METODE PENULISAN

III.1 Obyek Penulisan

Obyek penulisan karya ilmiah ini adalah pembuatan beton ringan dengan

memanfaatkan tailing batu bara, yang secara teori dapat dilakukan dengan cara

yang cukup mudah dan hemat biaya.

.III.2 Dasar Pemikiran

Dasar Pemikiran karya ilmiah ini yakni :

1. Kalimantan banyak perusahaan pertambangan batubara yang menghasilkan

tailing batubara.

2. Perusahaan batu bara menghasilkan tailing batu bara yang belum dimanfaatkan.

3. Pemanfaatan tailing batu bara untuk diolah menjadi beton ringan yang memiliki

kualitas sangat bagus dan teruji.

III.3 Waktu, Tempat dan Cara Kerja

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dari tanggal 3 Januari 2010

sampai 19 Maret 2010 di Program Studi Fisika dan Fisika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat. Metode penulisan

karya tulis ilmiah ini menggunakan metode kepustakaan dimana data-data dan

literatur yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya adalah

melalui buku, dan melalui penelusuran internet yang berkaitan dengan topik yang

diangkat pada penulisan karya tulis ilmiah ini.

Cara kerja penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : Pencarian pustaka dan data pendukung karya tulis serta diskusi dan

konsultasi dengan dosen pembimbing.

Tahap 2 : Analisis data dan penulisan karya tulis mahasiswa sesuai dengan

Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Depatemen Pendidikan Nasional.

Tahap 3 : Perbaikan, pengkajian dan pengesahan, serta penjilidan karya tulis

ilmiah.

III.4 Jenis Data

Data yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini berupa data sekunder

yang bersumber dari buku teks, file internet, dan studi lapangan.

Page 14: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

III.5 Metode Pengumpulan Data

Data karya tulis ini dikumpulkan dari buku teks, file internet, studi

lapangan. Diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing untuk mengkaji

permasalahan lebih mendalam.

III.6 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai dalam karya tulis ini adalah metode

deskriptif analisis yaitu :

1. Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada;

2. Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lain;

3. Mencari alternatif pemecahan masalah.

III.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini mengacu dan

menyesuaikan pada Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional Tahun 2010.

Page 15: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV.1 Analisis Masalah

Dari penggalian atau penambangan yang dilakukan hanya < 3% bijih

menjadi produk utama, produk sampingan, sisanya menjadi waste dan tailing.

Secara fisik komposisi tailing terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter

0,075 – 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm.

Umumnya tailing hasil penambangan mengandung mineral yang secara langsung

tergantung pada komposisi bijih yang diusahakan (Pohan, 2007). Berdasarkan hal

tersebut kita ketahui bahwa terlalu banyak material yang terbuang dalam proses

tailing.

Tailing tersebut belum dioptimalkan secara maksimal di daerah Kabupaten

Tabalong, hal ini perlu dimaksimalkan karena produksi batubara di daerah

Kabupaten Tabalong mencapai 40-60 juta ton per tahun, jika dikalkulasikan dari

sekitar 1333-2000 juta ton per tahun bahan yang diambil dari tambang murni

tanpa pemisahan ada sekitar 1293-1940 juta ton per tahun tailing yang tidak

digunakan, dan batubara yang dihasilkan sekitar 40-60 juta ton per tahun. Karena

terlalu banyak sisa tambang yang tidak digunakan dapat merusak ekosistem

sekitar penampungan tailing karena material sisa tailing dapat menambah

keasaman tanah yang berakibat pada ketidak suburan tanah pada daerah tersebut.

Tailing sendiri mengandung logam-logam berat dalam kadar yang

mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen, quartz, k-

feldspar, plagioclase, biotite, magnetite, pyrite dan chalcopyrite yang berbahaya

bagi makhluk hidup, sehingga tailing harus diolah sedemikian rupa agar tidak

membahayakan makhluk hidup dan dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup

manusia.

Tailing dapat digunakan sebagai beton ringan karena kandungan seperti

tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen, quartz, k-feldspar, plagioclase, biotite,

magnetite, pyrite, chalcopyrite dan kaolin dapat bersifat kuat dan keras apabila

dicampur dengan bahan-bahan yang bersifat menguatkan dan mengikat sehingga

membuat material terikat sangat kuat dan memiliki tingkat kekerasan yang tinggi

dalam beton ringan ini.

Page 16: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

IV.2 Sintesis

Pengolahan Tailing Batubara Sebagai Beton Ringan:

Tahap Pengeringan (Drying):

Tahap pertama pengolahan tailing batubara dapat dilakukan

dengan pengeringan (Drying) untuk menghilangkan dan mengurangi kadar air

yang bersifat asam pada tailing agar tailing menjadi tailing pasir kering (sirsat)

atau sirsat tailing.

Tahap pencampuran

Sirsat tailing yang telah melewati proses pertama kemudian

dicampurkan dengan bahan tertentu. Komposisi bahan-bahan tersebut antara

lain semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing atau sirsat tailing 70%.

Sisa logam stabil dalam beton ringan ini karena komposisi yang dicampurkan

mengikat sirsat tailing. Beton ringan ini akan mengering lebih cepat dari beton

dari material biasa. Beton ringan ini telah memperoleh sertifikat Pengujian

dari Departemen KIMPRASWIL pada tahun 2004 dan termasuk kategori

Beton Kinerja Tinggi (PT Freeport Indonesia, 2006).

Page 17: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan sintesis diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tailing batubara dapat dimanfaatkan sebagai beton ringan (beton tailing)

dengan komposisi campuran semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan

tailing atau sirsat tailing 70%.

2. Beton ringan dari tailing memiliki keunggulan karena sisa logam yang

terdapat didalamnya cenderung stabil dan bersifat sangat kuat dan keras,

mempunyai sifat sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap

suara.

3. Dengan menggunakan sirsat tailing batubara tersebut sebagai bahan baku

dalam beton ringan dapat menghemat pengeluaran sekitar 20-30%.

V.2 Saran

Saran yang diajukan penulis dalam menyusun karya tulis ini ialah

sebagai berikut:

1. Perlunya tindak lanjut dari perusahaan batubara untuk menggunakan

tailing batubara menjadi beton ringan.

2. Pemakaian Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan sebagai daerah acuan

hanya untuk percontohan saja, namun beton ringan ini dapat diaplikasikan

pada daerah manapun yang terdapat tailing.

Page 18: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

DAFTAR PUSTAKA

M.S. Kaban/MENHUT, 2008, pernyataan dalam ” pertemuan para pengasuh pondok pesantren se-Jateng di Hotel Kediri, Bandung”, Koran Sore Wawasan, 14 Januari 2008.

Media Indonesia Online, 2005, berita peluncuran buku “Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025”, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Lembaga Dana Kependudukan PBB, Jakarta.

Jurnal Pohan, Mangara P .2007. Tinjauan pemanfaatan tailing tambang bijih untuk bahan bangunan sebagai solusi di bidang konstruksi. Kelompok Program Peneliti Konservasi: Pusat Sumber Daya Geologi.

www.freepatentsonline.com,, Method of environmenta cleanup and producing building material using copper mine tailings waste material, United States Patent 5286427

Dennis Morr and Wesley Harley, Bauxite Waste Building Material, Jamaica Bauxite Institute , JAMAICA.

Idaho-Maryland Mining Corp, 2008, The CeremexTM Procces, Golden Bear Ceramic Company.

http://adibsusila.blogspot.com/.../uranium-ilegal-dari-tambang-batu-bara.html[5 Januari 2010]

http:// www.ret.gov.au/resources/.../LPSDP-TailingsIndo.pdf [5 Januari 2010]

http:// energibatubara.blogspot.com [5 Januari 2010]

http://en.wikipedia.org/wiki/Tailings [5 Januari 2010]

Page 19: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

Lampiran

1) Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok

I. Ketua pelaksana Kegiatan

Nama Lengkap : Reko Ary Rampan

NIM : J1D107027

Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung, 2 Mei 1989

Alamat Rumah : Jln. Ir.P.H.M.Noor RT 2 RW 1 No.17 Mabuun

Tanjung Kab. Tabalong Kalimantan Selatan 71571

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN Mabuun

SMP Negeri 1 Tanjung

SMA Negeri 2 Tanjung

Universitas Lambung Mangkurat 2007- sekarang

II. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap : Slamet Riyadi

NIM : J1D107005

Tempat Tanggal Lahir : Manarap, 15 Desember 1987

Alamat Rumah : Jl. Intan Sari No. 84 RT 20 Banjarbaru,

Kalimantan Selatan

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN Bitin

SDN Kampung Baru 2

SMPN 5 Batulicin

SMAN 1 Batulicin

Universitas Lambung Mangkurat 2007- sekarang

b. Nama Lengkap : M. Shalahuddin

NIM : J1D108063

Tempat Tanggal Lahir : Banjarbaru, 20 Juni 1990

Alamat Rumah : Jl. Karang Intan No. 37 Komplek Balitan 3

banjarbaru

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN 2 Banjarbaru

Page 20: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

SMPN 2 Banjarbaru

SMAN 2 Bajarbaru

Universitas Lambung Mangkurat 2008- sekarang

2) Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama Lengkap dan Gelar : Totok Wianto, M.Si

2. NIP : 19780504 200312 1 004

3. Golongan / Pangkat : IIIb/ Penata Tk.I

4. Jabatan Fungsional : Lektor

5. Jabatan Struktural : -

6. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

7. Bidang Keahlian : Material

8. Waktu untuk kegiatan : 12 jam/minggu

9. Pendidikan : S2 Fisika FMIPA ITS Surabaya 2004

10. Penelitian :

Pengalaman Konsultan:

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) PT Galuh Cempaka – PPLH

Unlam (2007 -2008)

Daftar Penelitian:

1. Studi Potensi dan kelayakan penerapan energi Kincir angin

di daerah desa Sei Riam Pelaihari, Kalimantan Selatan

2. Penerapan Solar sel untuk penerangan di industri ternak

ayam

3. Eksplorasi Air Tanah Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan

Bumi dengan Konfigurasi Schumberger di Sungai Besar, Kota Banjarbaru

(2007)

4. Penentuan Pola Penyebaran Limbah Cair Berdasarkan

Karakteristik Kelistrikan Bumi secara 3D di Sekitar Laboratorium Dasar

FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru (2006)

5. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Bahan dengan Metode

Perpendaran Sinar-X (X-Ray Flourescence) (2001)

6. Analisis Korosi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) (2003)

Page 21: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

7. Studi Penentuan Fraksi Volume pada Fase Kristal dalam

Kristalisasi Bahan Amorphous Metal Berbasis Zirkonium (2003)

8. Karakterisasi Perubahan Sifat Mekanik, Sifat Listrik dalam

Kristalisasi Bahan Amorphous Metal Berbasis Zirkonium (2003)

9. Studi Pembentukan dan Karakterisasi Bahan Nanokristal

dari Bahan Gelas Metalik Berbasis Zirkonium (2004)

10. Studi Potensi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Dalam

Rangka Menggali Prospek Geowisata Di Daerah Cempaka Dan Sekitarnya

Kota Banjarbaru (2005)

Daftar Publikasi:

1. Wianto, T., Sri C.W., (2004), Analisis Pengaruh Perlakuan

Panas Pada Pembentukan Nanodisperse Alloy Berbasis Zirkonium Dengan

Difraksi Sinar-X (XRD) Dan Tunelling Electron Microscopy (TEM), Jurnal

Fisika Fusi, Vol. 8, No. 3 Hal. 185.

2. Wianto, T., (2004), Pengetahuan Dasar Batu Mulia dan

Difraksi Sinar-X (XRD) Sebagai Instrumen Karakterisasi & Analisis, Struktur

serta Komposisi batu Mulia, Makalah Seminar dan Lokakarya Gemstones,

FMIPA, Unlam, Banjarbaru.

3. Wianto, T., Nurmasari, (2004), Pengaruh Perlakuan Panas

Pada Pembentukan Nanodisperse Alloy Berbasis Zirkonium, Kalimantan

Scientiae, Th. XXII, No 64, Hal. 73.

4. Wianto, T., Triwikantoro, (2003), Studi Penentuan Fraksi

Volume pada Fase Kristal dalam Kristalisasi Bahan Amorphous Metal

Berbasis Zirkonium, Prosiding Seminar Pascasarjana III 2003 ITS, Surabaya.

5. Wianto, T., Triwikantoro, (2003),

Karakterisasi Perubahan Sifat Mekanik, Sifat Listrik dalam Kristalisasi Bahan

Amorphous Metal Berbasis Zirkonium, Prosiding Seminar Nasional Fisika

dan Aplikasinya 2003, Jurusan Fisika, FMIPA, ITS, Surabaya.

Banjarbaru, 19 Maret 2010

Dosen Pendamping,

Page 22: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA

(Totok Wianto, M.Si.) NIP. 19780504 200312 1 004

Foto-Foto Pemanfaatan Tailing

Gambar 1. Penampungan pencucian (Tailing) hasil tambang

Gambar 2. Paving block dari bahan dasar Tailing hasil pengolahan bauksit

Page 23: PKM-GT-10-REKO-PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA