pkm-gt-10-reko-pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu bara
TRANSCRIPT
PKM-GT
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN TAILING BATU BARA
BIDANG KEGIATAN:Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Diusulkan oleh :
Reko Ary Rampan (J1D107027, Angkatan 2007)
)
Slamet Riyadi (J1D107005, Angkatan 2007)
M. Shalahuddin (J1D108063, Angkatan 2008)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU
2010
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan : Pembuatan Beton Ringan dengan Memanfaatkan tailing batu bara
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√) PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Reko Ary Rampanb. NIM : J1D107027c. Jurusan : S1-Fisikad. Universitas : Universitas Lambung Mangkurate. Alamat Rumah dan No. HP : Jln. Ir.P.H.M.Noor RT 2 RW 1 No.17
Mabu’un Tanjung Tabalong 717571/ 085250312178
f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan gelar : Totok Wianto, M.Sib. NIP : 19780504 200312 1 004c. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Rambi Tengah, Griya Wahyu
Perdana Blok B No.5 RT.05/RW.4 Guntung Paikat Banjarbaru /081521564158
Banjarbaru, 19 Maret 2010
An. Ketua Jurusan/Program Studi Fisika Ketua Pelaksana KegiatanSekretaris Program Studi Fisika
(Sudarningsih, M.Si) (Reko Ary Rampan)NIP. 19710919 2001122 001 NIM. J1D107027
Pembantu atau wakil Rektor Bidang Dosen Pembimbing Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi,
(Ir. H. Hamdani, MS.) (Totok Wianto, M.Si.)NIP. 19591218 198703 1 003 NIP. 19780504 200312 1 004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan gagasan tertulis
yang berjudul Pembuatan Beton Ringan dengan Memanfaatkan tailing batu bara
ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Totok Wianto, M.Si sebagai dosen pembimbing serta semua anggota
penulisan karya tulis ini yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya
gagsan tertulis ini.
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan
pengalaman kita serta dengan ditulisnya karya tulis ini penulis berharap dapat
menjadi sumber bacaan baru dan acuan sehingga bermanfaat bagi kita. Amin.
Banjarbaru, 19 Maret 2010
Penulis,dkk
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………... iv
RINGKASAN ………………………………………………………... v
I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
I.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
I.2 Perumusan Masalah …………………………………………… 1
I.3 Manfaat Penulisan ……………………………………………... 1
I.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………. 2
II. TELAAH PUSTAKA ……………………………………………... 3
II.1 Tailing …………………………………………………………. 4
II.2 Pemanfaatan Tailing ………………………………………….. 5
III. METODE PENULISAN ………………………………………….. 5
III.1 Obyek Penulisan………………………………………………. 7
III.2 Dasar Pemikiran……………………………………………….. 7
III.3 Waktu, Tempat dan Cara Kerja ………………………………. 7
III.4 Jenis Data……………………………………………………… 7
III.5 Metode Pengumpulan Data…………………………………… 8
III.6 Metode Penulisan …………………………………………….. 8
III.7 Sistematika Penulisan…………………………………………. 8
IV. ANALISIS DAN SINTESIS…………………………………….. 9
IV.1 Analisis ……………………………………………………….. 9
IV.2 Sintesis ………………………………………………………... 10
V. PENUTUP………………………………………………………….. 11
V.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 11
V.2 Saran …………………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN
TAILING BATU BARA
Reko Ary Rampan, Slamet Riyadi, M. Salahudin
Ringkasan
Tailing, adalah material yang tersisa setelah proses ekstraksi bijih, yakni
pemisahan antara fraksi berharga dan fraksi tak berharga dari bahan material yang
ditambang. Dengan kata lain, tailing adalah bahan yang tertinggal setelah
pemisahan fraksi bijih yang bernilai dalam proses penambangan. Secara umum
tailing sering kali hanya dianggap sebagai limbah atau sampah yang tak berguna.
Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan produksi batubaranya sekitar
40-60 juta ton per tahun, namun yang dikhawatirkan adalah limbah sisa
penambangan atau tailing yang dapat merusak ekosistem lingkungan di
sekitarnya. Maka oleh karena itu tailing perlu dimanfaatkan secara lebih maksimal
agar tidak mencemari ekosistem disekitarnya.
Adapun beberapa cara pengolahan lebih lanjut terhadap tailing seperti
pembuatan keramik, bata, dan lain-lain. Namun kali ini di titik beratkan pada
beton ringan. Untuk mengolah tailing menjadi beton ringan ada beberapa tahap
yang harus dilakukan. Yang pertama adalah tahap pengeringan tailing untuk
mengurangi kadar air pada tailing dan membuat tailing agar menjadi kering, yang
kedua adalah dengan proses pencampuran dengan bahan-bahan khusus yang
komposisinya adalah semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing atau sirsat
tailing 70%. Komposisi tersebut sudah di uji sebagai material konstruksi kelas
ringan, yang dikenal secara umum sebagai autoclaved aerated cement. Sehingga
diharapkan tailing yang sebelumnya dianggap tidak dapat digunakan atau hanya
dianggap limbah dapat dimaksimalkan semaksimal mungkin.
Kelebihan lain dari beton ringan dari tailing ini adalah mempunyai sifat
sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap suara dan material dengan
kualitas yang diinginkan serta sebanding dengan material bahan bangunan AAC
yang menggunakan pasir silika, secara ekonomi tailing dapat mengurangi biaya
untuk membangun suatu konstruksi karena tailing hanya dihargai senilai Rp.
200,00- per ton, jadi dapat menghemat pengeluaran pembangunan suatu
konstruksi.
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti batu bara,
minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-lain, yang sangat berpengaruh dalam
menyumbang devisa negara. Batu bara sebagai salah satu sumber daya alam yang
potensial di Indonesia memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat
sekitar pertambangan, masyarakat dipekerjakan dan diberikan tunjangan yang
menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.
Namun dari pertambangan batu bara itu ada beberapa hal yang kadang
dilupakan salah satunya adalah tailing batu bara. Tailing batu bara yang
merupakan sisa dari pencucian batu bara yang kadang tidak digunakan sama
sekali dan hanya ditampung dalam penampungan seperti yang ada di PT.
Kalimantan Prime Coal daerah Sangatta Kalimantan Timur.
Hal ini sangat mengkhawatirkan karena selain memiliki kadar asam yang
cukup tinggi dan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya, maka oleh karena
itu tailing batu bara harus dimanfaatkan secara maksimal dan optimal agar tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun alam. Dalam hal ini
diutarakan bahwa pemanfaatan tailing batu bara dapat dilakukan dengan cara yang
salah satunya adalah pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu
bara. Pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan tailing batu bara sendiri
tidaklah sulit, karena sudah diuji coba oleh Departemen KIMPRASWIL pada
tahun 2004 dan termasuk kategori Beton Kinerja Tinggi. Sehingga ini semua
menimbulkan suatu harapan untuk menyelamatkan alam, membangun prasarana
daerah dan menghemat APBD yang harus dikeluarkan oleh daerah apabila ingin
membangun prasarana daerah dengan menggunakan tailing batu bara ini.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang melatar belakangi karya tulis ini ialah:
1. Apakah Tailing atau sisa hasil tambang dapat dan sudah dimanfaatkan secara
maksimal?
2. Apakah Tailing atau sisa hasil tambang batubara dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan beton ringan dan apa saja keunggulan beton ringan
dengan bahan baku tailing?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini ialah:
1. Mengetahui bahwa tailing batubara dapat digunakan sebagai ringan dan juga
mengetahui campuran yang tepat untuk ringan tersebut.
2 Mengetahui keunggulan beton ringan dari tailing ini dalam hal kekuatan,
kestabilan sisa tailing yang terkandung didalam beton ringan tersebut,
mempunyai sifat sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap suara
dan juga dapat menghemat 20-30% dari biaya yang harus digunakan untuk
membuat beton menggunakan material lain seperti pasir, kerikil dll.
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini ialah:
1. Memberikan informasi kepada pengusaha batubara tentang teknologi
pemanfaatan Tailing yang dapat digunakan sebagai bahan baku beton ringan
dan juga keunggulannya.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang selama ini memandang
Tailing adalah limbah yang mencemari lingkungan dapat dioptimalkan
menjadi beton ringan dan dapat menghemat pengeluaran untuk membangun
suatu konstruksi.
II. TELAAH PUSTAKA
Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan
organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral. Batubara
terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam suatu
daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut
yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang
kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara
(http://energibatubara.blogspot.com).
Selain tumbuhan yang ditemukan bermacam-macam, tingkat kematangan
juga bervariasi, karena dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lokal. Kondisi lokal ini
biasanya kandungan oksigen, tingkat keasaman, dan kehadiran mikroba. Pada
umumnya sisa-sisa tanaman tersebut dapat berupa pepohonan, ganggang, lumut,
bunga, serta tumbuhan yang biasa hidup di rawa-rawa. Ditemukannya jenis flora
yang terdapat pada sebuah lapisan batubara tergantung pada kondisi iklim
setempat. Dalam suatu cebakan yang sama, sifat-sifat analitik yang ditemukan
dapat berbeda, selain karena tumbuhan asalnya yang mungkin berbeda, juga
karena banyaknya reaksi kimia yang mempengaruhi kematangan suatu batubara
(http://energibatubara.blogspot.com).
Secara umum, setelah sisa tanaman tersebut terkumpul dalam suatu
kondisi tertentu yang mendukung (banyak air), pembentukan dari peat (gambut)
umumnya terjadi. Dalam hal ini peat tidak dimasukkan sebagai golongan
batubara, namun terbentuknya peat merupakan tahap awal dari terbentuknya
batubara. Proses pembentukan batubara sendiri secara singkat dapat didefinisikan
sebagai suatu perubahan dari sisa-sisa tumbuhan yang ada, mulai dari
pembentukan peat (peatifikasi) kemudian lignit dan menjadi berbagai macam
tingkat batubara, disebut juga sebagai proses coalifikasi, yang kemudian berubah
menjadi antrasit. Pembentukan batubara ini sangat menentukan kualitas batubara,
dimana proses yang berlangsung selain melibatkan metamorfosis dari sisa
tumbuhan, juga tergantung pada keadaan pada waktu geologi tersebut dan kondisi
lokal seperti iklim dan tekanan. Jadi pembentukan batubara berlangsung dengan
penimbunan akumulasi dari sisa tumbuhan yang mengakibatkan perubahan seperti
pengayaan unsur karbon, alterasi, pengurangan kandungan air, dalam tahap awal
pengaruh dari mikroorganisme juga memegang peranan yang sangat penting. Batu
bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan
rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS
untuk antrasit (http://energibatubara.blogspot.com).
II.1 Tailing
Tailing, adalah material yang tersisa setelah proses ekstraksi bijih, yakni
pemisahan antara fraksi berharga dan fraksi tak berharga dari bahan material yang
ditambang. Dengan kata lain, tailing adalah bahan yang tertinggal setelah
pemisahan fraksi bijih yang bernilai dalam proses penambangan. Secara umum
tailing sering kali hanya dianggap sebagai limbah atau sampah yang tak berguna.
Ekstraksi mineral dari bijih biasanya ditumbuk menjadi partikel halus,
sehingga tailing yang dihasilkan berukuran kecil, mulai dari seukuran butiran
pasir hingga hanya beberapa mikron. Tailing tersebut biasanya berbentuk bubur
yang merupakan campuran partikel halus dengan mineral-mineral dalam air
(http://adibsusila.blogspot.com/.../uranium-ilegal-dari-tambang-batubara.html).
Keberadaan tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari, dari
penggalian atau penambangan yang dilakukan hanya < 3% bijih menjadi produk
utama, produk sampingan, sisanya menjadi waste dan tailing. Secara fisik
komposisi tailing terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075 – 0,4
mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm. Umumnya
tailing hasil penambangan mengandung mineral yang secara langsung tergantung
pada komposisi bijih yang diusahakan (Pohan, 2007).
Fasilitas penyimpanan tailing mungkin kurang besar untuk menampung
peningkatan hasil keluaran tambang, sehingga timbunan tailing yang kurang
terkonsolidasi, berkerapatan dan berkekuatan rendah. Pada akhirnya, akan
dibutuhkan volume penyimpanan tailing yang lebih besar. Tailing-tailing tersebut
akan terus terkonsolidasi untuk waktu yang lama setelah penutupan, sehingga
mungkin dibutuhkan sumur-sumur pengumpul air tanah untuk menangkap
rembesan yang terkontaminasi dalam jangka waktu yang lama setelah penutupan.
Akses ke permukaan tailing untuk kepentingan-kepentingan rehabilitasi akan
tertunda sampai tailing tersebut cukup memiliki kekuatan untuk mendukung
pergerakan lalu lintas diatasnya, sementara proses stabilisasi (settlement) yang
sedang berlangsung akan menunda penempatan sistem-sistem penutup. Pekerjaan-
pekerjaan penggalian yang besar mungkin diperlukan untuk mengendalikan
limpasan permukaan. Akibatnya, perusahaan pertambangan akan dicurigai oleh
para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lain dan reputasi perusahaan
akan terpengaruh (http://www.ret.gov.au/resources/.../LPSDP-TailingsIndo.pdf).
Metode Penyimpanan Sisa Pencucian (Tailing) Hasil Penambangan
1) Tailing kontinum
Secara tradisional, satu-satunya pilihan untuk penyimpanan tailing adalah
untuk berurusan dengan bubur tailing. Bubur ini adalah cairan encer dari
padatan yang dicampur dengan air ke daerah penyimpanan.
2) Kolam Tailing
Daerah khusus seperti kolam yang digunakan untuk menampung limbah
sisa tailing untuk diendapkan dan menghasilkan sedimentasi (pemisahan
air dan logam berat).
3) Susun Kering
Limbah sisa tailing tidak ditampung di kolam, tetapi dikeringkan. Hal ini
mengurangi jumlah pemakaian air dan lebih ramah terhadap lingkungan
(http://en.wikipedia.org/wiki/Tailings).
II.2 Pemanfaatan Tailing
Survey yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia,
memperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 273 juta pada tahun
2025 dengan pertumbuhan penduduk di bawah 1,5 persen (Media Indonesia
Online, 2005). Dengan meningkatnya jumlah penduduk tentunya akan meningkat
pula kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur, berarti dibutuhkan komponen
bahan bangunan yang dapat diperoleh secara kontinu, cepat dan dengan
persediaan yang cukup memadai dalam menunjang industri konstruksi. Untuk
memenuhi hal tersebut diperlukan eksploitasi besar-besaran sumber daya alam
untuk memproduksi material konstruksi seperti, batu bata, batu gamping, pasir
semen, baja, gelas/kaca dan aluminium. Sejalan dengan meningkatnya industi
konstruksi, issu penghematan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
semakin kuat disuarakan.
Industri konstruksi lebih lanjut dapat menyebabkan berkurangnya hutan
karena kebutuhan kayu dalam jumlah sangat besar, kenyataan kerusakan hutan di
tanah air saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tingkat kerusakan hutan
mengalami peningkatan dari 1,8 juta hektar per tahun pada masa Orde Baru,
sekarang mencapai 2,8 juta hektar per tahun (M.S. Kaban/MENHUT, 2008).
Pemanfaatan tailing untuk bahan bangunan atau konstruksi, telah
dilakukan oleh beberapa negara termasuk Indonesia melalui penelitian-penelitian,
diantaranya :
a. Bahan bangunan dan keramik
Ahli geologi dan tambang dari tambang Idaho-Maryland, USA,
menemukan suatu proses penghalusan dari tailing atau batuan limbah dari
tambang tersebut untuk dibuat material bahan bangunan dan keramik, melalui
proses CeramextTM. Proses ini dilakukan pada tekanan pada ruangan hampa yang
dipanaskan (Idaho-Maryland Mining Corp, 2008).
b. Tailing untuk pembuatan batu bata
Di daerah pedesaan negara Jamaica, pembangunan perumahan sangat
kurang dikarenakan mahalnya bahan bangunan. Jamaica Bauxite Institute,
bekerjasama dengan Universitas Toronto, mengembangkan bahan bangunan
berupa batu bata yang murah dengan menggunakan tailing hasil industri
aluminium negeri itu (Dennis Morr and Wesley Harley).
III. METODE PENULISAN
III.1 Obyek Penulisan
Obyek penulisan karya ilmiah ini adalah pembuatan beton ringan dengan
memanfaatkan tailing batu bara, yang secara teori dapat dilakukan dengan cara
yang cukup mudah dan hemat biaya.
.III.2 Dasar Pemikiran
Dasar Pemikiran karya ilmiah ini yakni :
1. Kalimantan banyak perusahaan pertambangan batubara yang menghasilkan
tailing batubara.
2. Perusahaan batu bara menghasilkan tailing batu bara yang belum dimanfaatkan.
3. Pemanfaatan tailing batu bara untuk diolah menjadi beton ringan yang memiliki
kualitas sangat bagus dan teruji.
III.3 Waktu, Tempat dan Cara Kerja
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dari tanggal 3 Januari 2010
sampai 19 Maret 2010 di Program Studi Fisika dan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat. Metode penulisan
karya tulis ilmiah ini menggunakan metode kepustakaan dimana data-data dan
literatur yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya adalah
melalui buku, dan melalui penelusuran internet yang berkaitan dengan topik yang
diangkat pada penulisan karya tulis ilmiah ini.
Cara kerja penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Pencarian pustaka dan data pendukung karya tulis serta diskusi dan
konsultasi dengan dosen pembimbing.
Tahap 2 : Analisis data dan penulisan karya tulis mahasiswa sesuai dengan
Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Depatemen Pendidikan Nasional.
Tahap 3 : Perbaikan, pengkajian dan pengesahan, serta penjilidan karya tulis
ilmiah.
III.4 Jenis Data
Data yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini berupa data sekunder
yang bersumber dari buku teks, file internet, dan studi lapangan.
III.5 Metode Pengumpulan Data
Data karya tulis ini dikumpulkan dari buku teks, file internet, studi
lapangan. Diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing untuk mengkaji
permasalahan lebih mendalam.
III.6 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam karya tulis ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu :
1. Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada;
2. Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lain;
3. Mencari alternatif pemecahan masalah.
III.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini mengacu dan
menyesuaikan pada Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional Tahun 2010.
IV. ANALISIS DAN SINTESIS
IV.1 Analisis Masalah
Dari penggalian atau penambangan yang dilakukan hanya < 3% bijih
menjadi produk utama, produk sampingan, sisanya menjadi waste dan tailing.
Secara fisik komposisi tailing terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter
0,075 – 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm.
Umumnya tailing hasil penambangan mengandung mineral yang secara langsung
tergantung pada komposisi bijih yang diusahakan (Pohan, 2007). Berdasarkan hal
tersebut kita ketahui bahwa terlalu banyak material yang terbuang dalam proses
tailing.
Tailing tersebut belum dioptimalkan secara maksimal di daerah Kabupaten
Tabalong, hal ini perlu dimaksimalkan karena produksi batubara di daerah
Kabupaten Tabalong mencapai 40-60 juta ton per tahun, jika dikalkulasikan dari
sekitar 1333-2000 juta ton per tahun bahan yang diambil dari tambang murni
tanpa pemisahan ada sekitar 1293-1940 juta ton per tahun tailing yang tidak
digunakan, dan batubara yang dihasilkan sekitar 40-60 juta ton per tahun. Karena
terlalu banyak sisa tambang yang tidak digunakan dapat merusak ekosistem
sekitar penampungan tailing karena material sisa tailing dapat menambah
keasaman tanah yang berakibat pada ketidak suburan tanah pada daerah tersebut.
Tailing sendiri mengandung logam-logam berat dalam kadar yang
mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen, quartz, k-
feldspar, plagioclase, biotite, magnetite, pyrite dan chalcopyrite yang berbahaya
bagi makhluk hidup, sehingga tailing harus diolah sedemikian rupa agar tidak
membahayakan makhluk hidup dan dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
manusia.
Tailing dapat digunakan sebagai beton ringan karena kandungan seperti
tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen, quartz, k-feldspar, plagioclase, biotite,
magnetite, pyrite, chalcopyrite dan kaolin dapat bersifat kuat dan keras apabila
dicampur dengan bahan-bahan yang bersifat menguatkan dan mengikat sehingga
membuat material terikat sangat kuat dan memiliki tingkat kekerasan yang tinggi
dalam beton ringan ini.
IV.2 Sintesis
Pengolahan Tailing Batubara Sebagai Beton Ringan:
Tahap Pengeringan (Drying):
Tahap pertama pengolahan tailing batubara dapat dilakukan
dengan pengeringan (Drying) untuk menghilangkan dan mengurangi kadar air
yang bersifat asam pada tailing agar tailing menjadi tailing pasir kering (sirsat)
atau sirsat tailing.
Tahap pencampuran
Sirsat tailing yang telah melewati proses pertama kemudian
dicampurkan dengan bahan tertentu. Komposisi bahan-bahan tersebut antara
lain semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing atau sirsat tailing 70%.
Sisa logam stabil dalam beton ringan ini karena komposisi yang dicampurkan
mengikat sirsat tailing. Beton ringan ini akan mengering lebih cepat dari beton
dari material biasa. Beton ringan ini telah memperoleh sertifikat Pengujian
dari Departemen KIMPRASWIL pada tahun 2004 dan termasuk kategori
Beton Kinerja Tinggi (PT Freeport Indonesia, 2006).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan sintesis diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tailing batubara dapat dimanfaatkan sebagai beton ringan (beton tailing)
dengan komposisi campuran semen portland 29,4%, polimer 0,6 %, dan
tailing atau sirsat tailing 70%.
2. Beton ringan dari tailing memiliki keunggulan karena sisa logam yang
terdapat didalamnya cenderung stabil dan bersifat sangat kuat dan keras,
mempunyai sifat sebagai isolator panas yang sangat baik, bahan kedap
suara.
3. Dengan menggunakan sirsat tailing batubara tersebut sebagai bahan baku
dalam beton ringan dapat menghemat pengeluaran sekitar 20-30%.
V.2 Saran
Saran yang diajukan penulis dalam menyusun karya tulis ini ialah
sebagai berikut:
1. Perlunya tindak lanjut dari perusahaan batubara untuk menggunakan
tailing batubara menjadi beton ringan.
2. Pemakaian Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan sebagai daerah acuan
hanya untuk percontohan saja, namun beton ringan ini dapat diaplikasikan
pada daerah manapun yang terdapat tailing.
DAFTAR PUSTAKA
M.S. Kaban/MENHUT, 2008, pernyataan dalam ” pertemuan para pengasuh pondok pesantren se-Jateng di Hotel Kediri, Bandung”, Koran Sore Wawasan, 14 Januari 2008.
Media Indonesia Online, 2005, berita peluncuran buku “Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025”, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Lembaga Dana Kependudukan PBB, Jakarta.
Jurnal Pohan, Mangara P .2007. Tinjauan pemanfaatan tailing tambang bijih untuk bahan bangunan sebagai solusi di bidang konstruksi. Kelompok Program Peneliti Konservasi: Pusat Sumber Daya Geologi.
www.freepatentsonline.com,, Method of environmenta cleanup and producing building material using copper mine tailings waste material, United States Patent 5286427
Dennis Morr and Wesley Harley, Bauxite Waste Building Material, Jamaica Bauxite Institute , JAMAICA.
Idaho-Maryland Mining Corp, 2008, The CeremexTM Procces, Golden Bear Ceramic Company.
http://adibsusila.blogspot.com/.../uranium-ilegal-dari-tambang-batu-bara.html[5 Januari 2010]
http:// www.ret.gov.au/resources/.../LPSDP-TailingsIndo.pdf [5 Januari 2010]
http:// energibatubara.blogspot.com [5 Januari 2010]
http://en.wikipedia.org/wiki/Tailings [5 Januari 2010]
Lampiran
1) Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok
I. Ketua pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Reko Ary Rampan
NIM : J1D107027
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung, 2 Mei 1989
Alamat Rumah : Jln. Ir.P.H.M.Noor RT 2 RW 1 No.17 Mabuun
Tanjung Kab. Tabalong Kalimantan Selatan 71571
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SDN Mabuun
SMP Negeri 1 Tanjung
SMA Negeri 2 Tanjung
Universitas Lambung Mangkurat 2007- sekarang
II. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Slamet Riyadi
NIM : J1D107005
Tempat Tanggal Lahir : Manarap, 15 Desember 1987
Alamat Rumah : Jl. Intan Sari No. 84 RT 20 Banjarbaru,
Kalimantan Selatan
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SDN Bitin
SDN Kampung Baru 2
SMPN 5 Batulicin
SMAN 1 Batulicin
Universitas Lambung Mangkurat 2007- sekarang
b. Nama Lengkap : M. Shalahuddin
NIM : J1D108063
Tempat Tanggal Lahir : Banjarbaru, 20 Juni 1990
Alamat Rumah : Jl. Karang Intan No. 37 Komplek Balitan 3
banjarbaru
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SDN 2 Banjarbaru
SMPN 2 Banjarbaru
SMAN 2 Bajarbaru
Universitas Lambung Mangkurat 2008- sekarang
2) Nama dan Biodata Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap dan Gelar : Totok Wianto, M.Si
2. NIP : 19780504 200312 1 004
3. Golongan / Pangkat : IIIb/ Penata Tk.I
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Jabatan Struktural : -
6. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
7. Bidang Keahlian : Material
8. Waktu untuk kegiatan : 12 jam/minggu
9. Pendidikan : S2 Fisika FMIPA ITS Surabaya 2004
10. Penelitian :
Pengalaman Konsultan:
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) PT Galuh Cempaka – PPLH
Unlam (2007 -2008)
Daftar Penelitian:
1. Studi Potensi dan kelayakan penerapan energi Kincir angin
di daerah desa Sei Riam Pelaihari, Kalimantan Selatan
2. Penerapan Solar sel untuk penerangan di industri ternak
ayam
3. Eksplorasi Air Tanah Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan
Bumi dengan Konfigurasi Schumberger di Sungai Besar, Kota Banjarbaru
(2007)
4. Penentuan Pola Penyebaran Limbah Cair Berdasarkan
Karakteristik Kelistrikan Bumi secara 3D di Sekitar Laboratorium Dasar
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru (2006)
5. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Bahan dengan Metode
Perpendaran Sinar-X (X-Ray Flourescence) (2001)
6. Analisis Korosi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) (2003)
7. Studi Penentuan Fraksi Volume pada Fase Kristal dalam
Kristalisasi Bahan Amorphous Metal Berbasis Zirkonium (2003)
8. Karakterisasi Perubahan Sifat Mekanik, Sifat Listrik dalam
Kristalisasi Bahan Amorphous Metal Berbasis Zirkonium (2003)
9. Studi Pembentukan dan Karakterisasi Bahan Nanokristal
dari Bahan Gelas Metalik Berbasis Zirkonium (2004)
10. Studi Potensi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Dalam
Rangka Menggali Prospek Geowisata Di Daerah Cempaka Dan Sekitarnya
Kota Banjarbaru (2005)
Daftar Publikasi:
1. Wianto, T., Sri C.W., (2004), Analisis Pengaruh Perlakuan
Panas Pada Pembentukan Nanodisperse Alloy Berbasis Zirkonium Dengan
Difraksi Sinar-X (XRD) Dan Tunelling Electron Microscopy (TEM), Jurnal
Fisika Fusi, Vol. 8, No. 3 Hal. 185.
2. Wianto, T., (2004), Pengetahuan Dasar Batu Mulia dan
Difraksi Sinar-X (XRD) Sebagai Instrumen Karakterisasi & Analisis, Struktur
serta Komposisi batu Mulia, Makalah Seminar dan Lokakarya Gemstones,
FMIPA, Unlam, Banjarbaru.
3. Wianto, T., Nurmasari, (2004), Pengaruh Perlakuan Panas
Pada Pembentukan Nanodisperse Alloy Berbasis Zirkonium, Kalimantan
Scientiae, Th. XXII, No 64, Hal. 73.
4. Wianto, T., Triwikantoro, (2003), Studi Penentuan Fraksi
Volume pada Fase Kristal dalam Kristalisasi Bahan Amorphous Metal
Berbasis Zirkonium, Prosiding Seminar Pascasarjana III 2003 ITS, Surabaya.
5. Wianto, T., Triwikantoro, (2003),
Karakterisasi Perubahan Sifat Mekanik, Sifat Listrik dalam Kristalisasi Bahan
Amorphous Metal Berbasis Zirkonium, Prosiding Seminar Nasional Fisika
dan Aplikasinya 2003, Jurusan Fisika, FMIPA, ITS, Surabaya.
Banjarbaru, 19 Maret 2010
Dosen Pendamping,
(Totok Wianto, M.Si.) NIP. 19780504 200312 1 004
Foto-Foto Pemanfaatan Tailing
Gambar 1. Penampungan pencucian (Tailing) hasil tambang
Gambar 2. Paving block dari bahan dasar Tailing hasil pengolahan bauksit