apa yang dimaksud dengan tailing dan opsi ya

51
Tailing dan Opsi Penempatannya Prof. Dr. Ir. H. Surna T. Djajadiningrat, MSc. Umum Bumi kita dipenuhi dengan ribuan jenis senyawa anorganik padat dan homogen yang terbentuk secara alamiah, mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu, dapat berunsur tunggal seperti emas, perak dan tembaga atau merupakan persenyawaan seperti garam dan gamping. Dalam ilmu geologi dan dalam dunia pertambangan, senyawa tersebut disebut mineral. Pada bagian-bagian bumi tertentu, karena proses alam, konsentrasi beberapa jenis mineral meninggi sehingga membentuk cadangan mineral tertentu dengan kadar yang ekonomis untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia. Cadangan seperti ini disebut cadangan bijih yang dimanfaatkan dengan cara menambangnya dengan menggunakan peralatan mekanis ataupun non-mekanis bergantung dari besarnya skala kegiatannya. Pada bijih yang mengandung tembaga dan emas terdapat juga butiran- butiran mineral lainnya yang tidak mempunyai nilai ekonomis untuk dimanfaatkan misalnya Pyrite (FeS2) dan silika. Secara teknis mineral tembaga, emas dan mineral-mineral pengikutnya disebut bijih tembaga, jika kadar dan jumlah kandungan tembaganya lebih besar dari kadar dan jumlah kandungan emasnya. Sebaliknya, mineral tersebut disebut bijih emas jika kadar dan kandungan emasnya lebih besar dari kadar dan jumlah kandungan tembaganya. Untuk memisahkan bijih tersebut dari alam diperlukan proses penambangan yang terdiri dari pelepasan bijih dari batuan induknya (country rock) melalui pekerjaan peledakan dan pengangkutan ke crusher. Disini bijih tersebut diremukkan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil. Bijih hasil proses peremukan tersebut diangkut ke grinder atau mill dimana bijih tersebut digiling untuk mendapatkan ukuran yang lebih halus lagi. Proses pengecilan ukuran bijih ini dilakukan dalam beberapa tingkat sehingga bijih menjadi berukuran sangat halus seperti bubuk dengan maksud agar mineral-mineral berharga terlepas ikatannya secara fisik dan/atau kimia dari mineral-mineral pengikutnya. Untuk memisahkan di dalam bijih mineral-mineral berharga seperti tembaga dan emas dari mineral-mineral pengikutnya, diperlukan beberapa perlakuan fisik dan kimia bergantung dari sifat senyawa mineral itu sendiri. Mineral yang tidak berharga, yang tersisa dari proses pengolahan mineral disebut tailing. Sebagai contoh, PT Newmont Nusa Tenggara mengolah bijih tembaga dan emas secara fisik dengan memisahkan mineral berharganya melalui perbedaan berat jenis yang disebut proses flotasi. Pada proses ini tailing tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi racun. Pada PT Newmont Minahasa Raya bijih emas diolah dengan menggunakan gabungan proses fisik dan kimia melalui proses penggerusan dan sianidasi. Pada proses kimia, mineral ampas atau biasa disebut tailing, perlu di tawarkan kadar racunnya sesuai dengan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui proses detoksifikasi. Mineral berharga yang telah diekstraksi dalam proses pengolahan siap dikapalkan dan/atau diproses lebih lanjut. Pada kegiatan pengolahan PT Newmont Nusa Tenggara, mineral berharga yang dihasilkan adalah konsentrat tembaga dan emas, sedangkan pada kegiatan pengolahan PT Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara mineral berharga yang dihasilkan adalah emas. Tailing yang dihasilkan dari

Upload: ariojudo

Post on 23-Jun-2015

701 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Tailing dan Opsi PenempatannyaProf. Dr. Ir. H. Surna T. Djajadiningrat, MSc.

Umum Bumi kita dipenuhi dengan ribuan jenis senyawa anorganik padat dan homogen yang

terbentuk secara alamiah, mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu, dapat berunsur tunggal seperti emas, perak dan tembaga atau merupakan persenyawaan seperti garam dan gamping. Dalam ilmu geologi dan dalam dunia pertambangan, senyawa tersebut disebut mineral. Pada bagian-bagian bumi tertentu, karena proses alam, konsentrasi beberapa jenis mineral meninggi sehingga membentuk cadangan mineral tertentu dengan kadar yang ekonomis untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia. Cadangan seperti ini disebut cadangan bijih yang dimanfaatkan dengan cara menambangnya dengan menggunakan peralatan mekanis ataupun non-mekanis bergantung dari besarnya skala kegiatannya.

Pada bijih yang mengandung tembaga dan emas terdapat juga butiran-butiran mineral lainnya yang tidak mempunyai nilai ekonomis untuk dimanfaatkan misalnya Pyrite (FeS2) dan silika. Secara teknis mineral tembaga, emas dan mineral-mineral pengikutnya disebut bijih tembaga, jika kadar dan jumlah kandungan tembaganya lebih besar dari kadar dan jumlah kandungan emasnya. Sebaliknya, mineral tersebut disebut bijih emas jika kadar dan kandungan emasnya lebih besar dari kadar dan jumlah kandungan tembaganya.

Untuk memisahkan bijih tersebut dari alam diperlukan proses penambangan yang terdiri dari pelepasan bijih dari batuan induknya (country rock) melalui pekerjaan peledakan dan pengangkutan ke crusher. Disini bijih tersebut diremukkan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil. Bijih hasil proses peremukan tersebut diangkut ke grinder atau mill dimana bijih tersebut digiling untuk mendapatkan ukuran yang lebih halus lagi. Proses pengecilan ukuran bijih ini dilakukan dalam beberapa tingkat sehingga bijih menjadi berukuran sangat halus seperti bubuk dengan maksud agar mineral-mineral berharga terlepas ikatannya secara fisik dan/atau kimia dari mineral-mineral pengikutnya. Untuk memisahkan di dalam bijih mineral-mineral berharga seperti tembaga dan emas dari mineral-mineral pengikutnya, diperlukan beberapa perlakuan fisik dan kimia bergantung dari sifat senyawa mineral itu sendiri. Mineral yang tidak berharga, yang tersisa dari proses pengolahan mineral disebut tailing. Sebagai contoh, PT Newmont Nusa Tenggara mengolah bijih tembaga dan emas secara fisik dengan memisahkan mineral berharganya melalui perbedaan berat jenis yang disebut proses flotasi. Pada proses ini tailing tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi racun. Pada PT Newmont Minahasa Raya bijih emas diolah dengan menggunakan gabungan proses fisik dan kimia melalui proses penggerusan dan sianidasi. Pada proses kimia, mineral ampas atau biasa disebut tailing, perlu di tawarkan kadar racunnya sesuai dengan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui proses detoksifikasi. Mineral berharga yang telah diekstraksi dalam proses pengolahan siap dikapalkan dan/atau diproses lebih lanjut. Pada kegiatan pengolahan PT Newmont Nusa Tenggara, mineral berharga yang dihasilkan adalah konsentrat tembaga dan emas, sedangkan pada kegiatan pengolahan PT Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara mineral berharga yang dihasilkan adalah emas. Tailing yang dihasilkan dari proses pengolahan bijih tersebut diatas perlu dikelola dengan menempatkannya pada suatu lokasi yang aman sehingga dampaknya terhadap lingkungan dapat ditekan sekecil mungkin. Namun untuk memahami bagaimana tailing ditempatkan pada suatu lokasi dan bagaimana tatacara pengelolaan dan pemantauan dampak yang ditimbulkannya, perlu dimengerti sifat-sifat fisik dan kimia tailing dan karakter lokasi penempatan tailing tersebut.

Apakah Sebenarnya Tailing Itu? Dari uraian di atas diharapkan telah dipahami proses penambangan dan pengolahan

mineral sehingga kita memahami pula bagaimana terbentuknya tailing. Secara teknis tailing didefinisikan sebagai material halus yang merupakan mineral yang tersisa setelah mineral berharganya diambil dalam suatu proses pengolahan bijih (Wills,1985). Dalam kamus istilah teknik pertambangan umum tailing diidentikkan dengan ampas. Tailing juga didefinisikan sebagai limbah proses pengolahan mineral yang butirannya berukuran relatif halus (J.E.

Page 2: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Marcus, Ed, 1997). Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa tailing adalah mineral ampas yang berukuran sangat halus sebagai sisa suatu proses pengolahan bijih. Dari uraian tersebut kita memahami pula bahwa tailing tidak lain adalah bagian dari bijih yang sebenarnya merupakan batuan yang mengandung mineral.

Dengan demikian karakteristik tailing tidak berbeda dengan batuan asalnya. Namun, perlu dicatat bahwa proses pengolahan mineral yang berbeda menyebabkan tailing di satu tambang dengan tambang yang lain berbeda pula pengelolaannya, terutama sebelum ditempatkan ke dalam suatu sistem lingkungan seperti yang telah disebutkan di atas. Tailing yang dihasilkan pabrik pengolahan bijih merupakan benda padat yang tersuspensi dalam cairan sehingga secara fisik tailing tersebut bersifat lumpur. Agar bisa diangkut dari pabrik pengolahan bijih ke lokasi penempatannya, tailing terlebih dahulu diatur kekentalannya (pada umumnya terdiri dari 30% fraksi padat dan 70% fraksi cair), sehingga tailing tersebut dapat dialirkan melalui pipa.

Aspek Teknis dan Lingkungan Yang Dipertimbangkan Dalam Penempatan TailingAspek teknis dan lingkungan merupakan hal utama yang dipertimbangkan dalam

penempatan tailing. Kedua aspek tersebut terkait erat dengan keamanan penempatan tailing baik yang mempengaruhi keselamatan wilayah di sekitarnya maupun lingkungan hidup. Persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah bahwa tailing harus tersimpan pada tempat yang aman baik pada saat tambang beroperasi maupun pada saat pasca tambang. Dengan kata lain, penempatan tailing harus dirancang sedemikian rupa sehingga aman bagi penduduk di sekitarnya, aman bagi lingkungan dan lokasi tersebut dapat direklamasi sehingga kembali atau mendekati pada keadaannya semula baik melalui bantuan tangan manusia dan/atau secara alamiah. Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa pembuangan tailing tidak boleh dilakukan disembarang tempat.

Kalaupun tailing akan ditempatkan disuatu lokasi, maka wilayah tersebut haruslah diteliti dulu kesesuaian teknisnya secara ilmiah dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut di atas. Pada dasarnya ada dua cara penempatan tailing yaitu penempatan tailing di darat dan penempatan tailing di laut.

Pada penempatan tailing di darat, karakteristik lokasi seperti sistem ekologi, topografi, kesuburan tanah, populasi manusia, kegempaan, iklim dan curah hujan (banjir), menentukan pula jenis penempatan tailing. Di samping itu kebijakan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku juga turut mempengaruhi sistem penempatan tailing. Penempatan tailing di darat dapat dilakukan dengan membuat dam tailing (tailings dam) atau sebagai bahan pengisi rongga pada sistem penambangan bawah tanah. Pada daerah yang subur yang umumnya mempunyai populasi penduduk yang cukup rapat, penempatan tailing di darat tentunya akan mengorbankan daerah tersebut dan memindahkan penduduk yang mempunyai mata pencarian dari kesuburan daerah tersebut.

Di sisi lain daerah dengan topografi yang bergunung tetapi mempunyai tingkat kegempaan yang tinggi atau rawan banjir tidak akan aman jika dijadikan lokasi penempatan tailing di darat. Pada penempatan tailing di bawah laut atau yang lebih dikenal dengan Sistem Penempatan Tailing Bawah Laut (SPTBL) perlu dipertimbangkan bahwa peletakan jalur pipa tailing tidak mengganggu atau merusak terumbu karang atau mengganggu alur layar . Di samping itu penyebaran tailing harus diatur sedemikian rupa penempatannya pada dasar laut dengan kedalaman tertentu sehingga tidak menutupi daerah dasar laut yang produktif. Karakteristik fisik laut seperti kedalaman, kuat, pola dan arah arus, batimetri (topografi dasar laut), stratifikasi suhu dalam kolom air laut serta berat jenis butiran tailing merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi SPTBL. Hal ini diperlukan untuk mengendalikan sebaran tailing tersebut di dasar laut baik secara horizontal maupun vertikal di dalam kolom air laut.Penempatan Tailing di Darat vs Penempatan Tailing Bawah Laut

Tailing mengandung mineral ampas yang mengandung bahan-bahan yang dapat teroksidasi. Hal ini terutama terjadi pada penempatan tailing di darat yang terkena kontak langsung dengan udara maupun hujan ataupun aliran air permukaan. Dam tailing menempati daerah yang amat luas. Paparan terhadap alam dapat menimbulkan terjadinya

Page 3: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

air asam tambang dengan tingkat keasaman yang tinggi (pH antara 2-4). Air asam tambang ini akan menyebabkan terlarutnya logam-logam berat dalam konsentrasi tertentu yang masih tersisa dalam tailing. Apabila air asam tambang bersama dengan lindian logam berat (leachate) meluap atau merembes keluar wilayah dam tailing, maka air tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti misalnya mencemari air sungai dan membunuh organisme di dalamnya. Tingkat kerawanan terhadap gempa yang tinggi mempengaruhi stabilitas dam tailing. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan bocornya atau bahkan jebolnya dam yang dapat mengancam lingkungan di sekitar lokasi dam tailing, seperti terjadinya pencemaran air tanah dan/atau air permukaan, tertimbunnya lahan di sekitar lokasi dam tailing, dan yang lebih berbahaya adalah jika terdapat perumahan penduduk di sekitarnya. Pencemaran udara dapat terjadi pada penempatan tailing di darat terutama pada musim kemarau. Tailing akan kering dan partikel-partikelnya yang halus akan terbawa angin.

Penempatan tailing di darat lebih tepat dilakukan pada wilayah yang relatif stabil. Pada akhir masa tambang, lokasi dam tailing harus direklamasi dan dipantau kestabilannya maupun potensi merembesnya air asam tambang. Pada saat ini Depertemen Energi dan Sumber Daya Mineral sedang mengatur tata cara pemantauan hal-hal tersebut di atas melalui pengaturan penutupan tambang. Penempatan tailing di dasar laut dilakukan untuk menghilangkan potensi terjadinya air asam tambang, karena kandungan oksigen yang rendah di dasar laut. Selain itu, air laut bersifat basa dan mempunyai kapasitas yang besar untuk meminimalkan resiko terlindinya logam berat. Tidak semua tambang dapat menerapkan teknologi penempatan tailing di bawah laut. Salah satu persyaratan SPTBL adalah jarak antara tambang dengan laut dengan kedalaman yang sesuai untuk keperluan tersebut. Dari sudut pandang finansial SPTBL jauh lebih mahal biaya studi kelayakannya, konstruksi, pemeliharaan maupun pemantauan dampak lingkungan. Dalam studi kelayakannya dilakukan juga penelitian mengenai kesesuaian lokasi baik di darat maupun di laut dan dasar laut. Hal ini mencakup aspek teknis maupun aspek lingkungan yang meliputi periode penelitian rona awal hingga ke pasca tambang. Biaya konstruksi pipa bawah laut jauh lebih besar dibandingkan dengan konstruksi dam tailing. Demikian juga halnya dengan pemeliharaan pipa tailing dan pemantauan keamanannya. Dari aspek lingkungan, pemantauan kualitas air laut dan penyebaran tailing disekitar lokasi SPTBL memerlukan banyak biaya karena memerlukan kapal khusus yang dilengkapi dengan alat-alat yang diperlukan untuk itu seperti alat pembaca koordinat lokasi titik pantau (GPS), side scan sonar, alat pengambil sampel air, dan alat pengambil sampel sedimen. Analisis kualitas air laut juga lebih rumit dan lebih memakan biaya dibandingkan dengan analisis air tawar. Matriks garam yang terdapat dalam air laut harus dipisahkan sebelum kandungan unsur logam di dalamnya layak dibaca.

Pengalaman di Island Copper di Canada menujukkan bahwa daerah yang terkubur oleh tailing sudah mulai dikolonisasi kembali oleh beberapa organisme mikro. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan lingkungan dasar laut dapat terjadi setelah tambang ditutup. Pada daerah sebaran tailing di Teluk Buyat di Minahasa Sulawesi Utara, hal ini juga sedang diteliti. Dari penelitian awal, terdapat tanda-tanda rekolonisasi mikro organisme pada daerah sebaran yang sudah stabil.

Kesimpulan Tailing adalah mineral ampas yang berukuran sangat halus sebagai sisa suatu proses

pengolahan bijih. Tailing tidak lain adalah bagian dari bijih yang sebenarnya merupakan batuan yang mengandung mineral. Dengan demikian karakteristik tailing tidak berbeda dengan batuan asalnya. Perlu dicatat bahwa proses pengolahan mineral yang berbeda menyebabkan tailing di satu tambang dengan tambang yang lain berbeda pula pengelolaannya, terutama sebelum ditempatkan kedalam suatu sistem lingkungan. Aspek teknis dan lingkungan merupakan hal utama yang dipertimbangkan dalam penempatan tailing. Kedua aspek tersebut terkait erat dengan keamanan penempatan tailing baik yang mempengaruhi keselamatan wilayah di sekitarnya maupun lingkungan hidup.

Page 4: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Penempatan tailing tidak boleh dilakukan di sembarang tempat. Kalaupun tailing akan ditempatkan di suatu lokasi, maka wilayah tersebut haruslah diteliti dulu kesesuaiannya dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut di atas. Pada dasarnya ada dua cara penempatan tailing yaitu penempatan tailing di darat dan penempatan tailing di laut.

Referensi Kamus Istilah Teknik Pertambangan Umum (Edisi IV), Direktorat Jenderal

Pertambangan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung, Indonesia, 1996/1997;

Marcus, J. Jerrold (Ed), Mining Environmental Handbook, Effects of Mining on the Environment and American Environmental Controls on Mining, Imperial College Press, London, 1997;

Wills,B.A., Mineral Processing Technology 3rd edition, An Introduction to the Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral Recovery, Pergamon Press, 198

Design Tambang

Design Tambang (Mine Design) merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu tambang berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian. Menurut HL. Hartman dalam Introductory Mining Engineering 1987, ada tiga faktor merancang tambang pada perencanaan open pit yaitu :

Page 5: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

1. Faktor alam dan geologi : kondisi hidrologi, tipe endapan biji, topografi dan karakter metalurgi dari bijih maupun batuan

2. Faktor ekonomi : kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR, COG, biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi rata-rata dan kondisi pasar

3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan, batas KP dan batas pit

 TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)2. Model geologi (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.)3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit4. Penentuan metoda Penambangan5. Pembuatan Layout tambang & Design6. Perhitungan Blok Cadangan7. Pembuatan Schedule Produksi8. Pemilihan Alat dan tipe alat yang “Suitable”9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang10. Penentuan System Drainase11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

DATA DAN MODEL GEOLOGI1. Data Geologi

a. Topografi Lapanganb. Data Borc. Struktur Geologi

2. Model Geologia. Penampang Geologi (Section)b. Peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)c. Model Kualitas (3 Dimensi)

3. Data Geoteknika. Densitas Batuan (Wet And Dry)b. Sudut Geser Dalamc. Kohesid. Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)

4. Stabilitas LerengOptimalisasi :a. Tinggi Benchb. Kemiringan Lereng : Overall Slope dan Individual Slopec. Safety Factord. Geotechnical data

5. Model Hidrologi & Geohidrologia. Curah Hujan (Air permukaan)b. Permeabilitas Batuanc. Catchment Aread. Ground water (air tanah)

Diagram Alir Mine Planning :

Page 6: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Siklus Bebatuan

Page 7: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Batuan Sedimen (endapan)Iklim Batu 

 Sedimen adalah hasil akhir dari cuaca/iklimMekanis – Kehancuran fisik bagian-bagian material bumiKimiawi – Pembuatan kubah dari the struktur internal mineral dengan membuang atau menambah unsur-unsur

1. Iklim Mekanis 

 a. Pelengkungan bekuanb. Pembongkaran c. Aktifitas Biologis

Page 8: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

2. Iklim Kimiawi 

 a. Air adalah agen yang paling Penting b. Reaksi seperti oksidasi atau dissolusi oleh asam berfungsi untuk menguraikan batuc. Lempung mineral adalah produk yang paling melimpah dan stabil dari Iklim Kimiawi  

 Susunan batuan endapan1. Iklim membmbentuk endapan

Page 9: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

2. Sedimen = bagian batu atau mineral yang rusak3. Penggolongan berdasar ukuran:a. Batu bundar besar = >256 mmb. Batu kerikil = 64 -256 mm c. Kerikil = 4 -64 mmd. Biji/butir halus = 2 -4 mm e. Pasir = 1/16 -2 mmf. Silt = 1/256 -1/16 mmg. lempung = <1/256 

Susunan batuan SedimenEndapan diubah  menjadi  batuan sedimen melalui diagenesis1. Diagenesis –semua perubahan secara kimawi,fisik dan biologi yang mengambil tepat setelah endapan

tersimpan2. Rekritaslisasi –Perkembangan mineral yg lebih stabil dari mineral yang sebelumnya kurang stabil3. Lithifikasi – sedimen-sedimen yang tidak diperkuat diubah menjadi batuan endapan padat oleh

pemadatan dan sementasi a. Semen alam termasuk kalsit, tanah kerikil, dan besi oksida 

Batuan Sedimen1. Terbentuk dari Sedimen (produk iklim)2. Sekitar 75% dari batuan terdapat dipermukaan benua3. Digunakan untuk merekonstruksi banyak sejarah bumi 

a. Petunjuk lingkungan lampaub. Menyediakan informasi mengenai perpindahan sedimenc. Batuan seringkali berisi fosild. Kepentingan Ekonomis

Tipe-tipe batuan SedimenTipe batuan berdasar pada sumberdaya material1. Detrital atau  batu klastik –dibawa oleh sedimen sebagai partikel solide2. Batuan Kimiawi – merupakan sedimen tunggal di dalam solusi3. Batuan Biokima - terbentuk dari akumulasi bagai organisme (kerang,dll)  

Page 10: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

 Batuan sedimen DetritalMerupakan fragmen dari partikel yang terpisahUnsur-unsur pemimpin batu detrital mencakup :1. Mineral lempung a. Kwarsa b. Feldsparc. Mikad. Ukuran partikel digunakan untuk membedakan ciri dari berbagai jenis batu derital

Batuan sedimen Detrital1. Serpihan Batu 

Page 11: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

 a. sedimen asal= lumpur (silt + tanah liat)b. Lapisan tipis biasanya dikenal sebagai laminea c. batuan endapan Yang paling umum 

2. Batupasir  

 a. Sedimen asli =pasir b. Bentuk dalam bermacam lingkunganc. Penyortiran, bentuk, dan komposisi butir-butir itu dapat digunakan untuk menginterpretasikan sejarah

batu karang itu d. Kwarsa adalah mineral yang utama

Page 12: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

3. Konglomerat dan Breksia  

 a. Keduanya terdiri atas partikel-partikel lebih besar dari 2 mm dari garis tengah b. Konglomerat: sedimen asli =kerikil-kerikil yang dibulatkan c. Breksia :sedimen asli =kerikil-kerikil bersudut 

Batuan sedimen kimiaTerdiri atas material yang dipercepat yang adalah sekali dalam solusi 1. timbulnya material terjadi di dalam jalan dua cara 

a. Proses-proses non  organikb. Proses-proses organik (asal-muasal biokimia)

2. Kemunculana. Pola-pola penyambungan kristalb. dapat menyerupai satu batuan beku

Page 13: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

QUALITY (PROGRAM & MONITORING)

A. SAMPLING PLAN1. Infill core sampling

a. Perencanaan pengambilan core sample di daerah prioritas tambang dengan acuan infill drilling plan.b. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan strategi dan support studi kualitas.c. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan kondisi batubara yaitu :

c.1. Batubara segarc.2. Batubara lapuk karena pengaruh oksidasic.3. Batubara terbakarc.4. Batubara diwashoutc.5. Batubara dengan perbedaan kualitas yang tinggic.6. Keseragaman kualitas batubarac.7. Splitc.8. Unsplitc.9. Perlapisan selang-selingc.10. dll.

d. Perencanaan pengambambilan sampling dengan mempertimbangkan tingkat keberhasilan penyamplingan. Seperti pada daerah washout dan outcrop, atau daerah batu bara teroksidasi dimana tingkat penyamplingan dengan metoda core sampling sering mengalami kegagalan. Hal ini bisa diganti dengan metode test pit, chips sample, channel sampling, dll.

e. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan faktor biaya berlebihan. Dengan metode yang benar jumlah titik penyamplingan dan faktor kegagalan penyamplingan dapat dikurangi.

f. Daerah yang terwakili (dengan mempertimbangkan faktor daerah pengaruh maka metode sampling bisa diterapkan sesedikit mungkin penyamplingan dengan daerah pengaruh yang maksimal).

g. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan data yang dibutuhkan (variasi data yang dibutuhkan meliputi data ketebalan, data kualitas, data struktur, dll).

h. Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan detail kualitas (untuk perencanaan kualitas komposit).

2. Pit SamplingSampling Pit dilakukan untuk studi kualitas secara khusus di daerah tambang yaitu :a. Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi, yang pada saat

penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi standard atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi apakah layak dipakai untuk permintaan produksi kualitas rendah, untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena kualitasnya sangat rendah.

b. Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kenaikan ash).

c. Untuk mengetahui keadaan seam-seam minor yang berada dilokasi penambangan seam-seam utama, yang karena faktor ketebalan dan harga kualitasnya dapat diproduksi secara menguntungkan.

Prosedur Kerja :

1. Diskripsi urutan litologi dan kondisi batubara yang meliputi top batubara, bottom batubara, jenis batubara, tebal perlapisannya, material kandungannya, litologi ikutan dan strukturnya.2. Lakukan penyamplingan didaerah target dengan ukuran 10 cm x 10 cm x ketebalan.3. Pengambilan sample dikerjakan dari top sampai bottom lapisan batubara.4. Jika pada seam batubara yang disampling terdapat banyak ply, maka setiap ply harus ditempatkan terpisah.5. Sample dijaga jangan sampai berkurang dan harus mewakili keseluruhan dimensi yang diambil.6. Siapkan tempat penampungan batubara, dan masukan sample dalam plastik sample yang

Page 14: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

baik.7. Peralatan untuk mengambil sample tergantung kondisi perlapisan batubara, jika batubara lapuk dengan linggis pipih, tetapi jika batubara keras diperlukan cut quick dan alat bantu lainnya.8. Setelah selesai penyamplingan, bereskan perlengkapan dan pastikan lingkungan penyamplingan tetap aman dan bersih.

B. CORE SAMPLING

1. Infill core sampling

a. Siapkan lembar unreconciled log, tiket sample, meteran, gunting, palu, plastik sample, list of core sample, lembar diskripsi dan kamera.

b. Periksa nama lubang bor dari core box yang akan disampling, jika sudah benar periksa urutan susunan core per meter didalam core box.c. Buka tutup core dengan hati-hati supaya core tidak rusak.d. Tentukan dan tandai batas top dan bottom batubara.e. Lakukan pengukuran ketebalan batubara dan bandingkan dengan ketebalan dari unreconciled data.f. Setelah sesuai, tandai top dan bottom batubara, serta tandai nomor bore hole dan kedalaman batubara kemudian lakukan pemotretan.g. Lakukan diskripsi core batubara secara detail, mulai dari top sampai bottom dilanjutkan diskripsi litologi diatas dan dibawah lapisan batubara.h. Parting/split dalam lapisan batubara diperlakukan sbb :h.1. Parting/split dengan tebal kurang atau sama dengan 5 cm, tidak dipisahkan dan disatukan dengan penyamplingan batubara.h.2. Parting/split dengan tebal lebih 5 cm, dipisahkan dan lapisan batubara dibawah dan diatas parting disampling secara terpisah.i. Masukkan sample batubara, sample roof dan sample floor ditempat/kantung plastik yang berbeda.j. Berikan sample code untuk coal sample, roof sample, parting sample (jika ada) dan floor sample.k. Berikan tiket sample untuk coal sample, roof sample dan floor sample.l. Input sample data dalam list of sampling dan input data diskripsi core dalam ample description worksheet.m. Persiapkan sample yang akan dianalisa.n. Bereskan segala peralatan dan bersihkan kembali tempat penyamplingan.

2. Development core sampling

a. Prosedur penyamplingan development core secara umum sama dengan prosedur penyamplingan infill core.b. Perbedaannya, core development disampling lebih detail sehingga memungkinkan untuk dilakukan pemisahan berdasarkan kenampakan fisik batubara atau setiap 1 meter tebal batubara (setiap ply) disampling terpisah.c. Parting > 5 cm dan < 10 cm dipisahkan sebagai ply tersendiri.d. Penomoran dilakukan berurutan dari bagian atas ke bagian bawah dengan melanjutkan penomoran sebelumnya. Contoh nomor sample core C0001054.

3. Test pit sampling

Pekerjaan yang dilakukan adalah pemberian sample code dan persiapan untuk pengiriman. C. PENGIRIMAN SAMPLE

1. Pastikan/check sample yang akan dikirim dan tulis dalam order sample (rangkap 3).2. Tentukan jenis analisa yang diinginkan.3. Lakukan pengecekan apakah order sample benar dan jelas.4. Mintakan persetujuan kepada yang bertanggungjawab.5. Serahkan sample dan dokumen sample ke bagian Laboratorium PTIM.

Page 15: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

6. Input data pengiriman untuk laporan.

D. KUALITAS PIT

Kualitas pit adalah kualitas rata-rata dari keseluruhan data kualitas lubang bor yang ada di pit. Perhitungan kualitas pit dilakukan dengan metode perhitungan komposit dari semua kualitas titik bor yang ada.

Rumus perhitungan secara manual :

( q1 x th1 x rd1 + …..+ qn x thn x rdn )qp = --------------------------------------------------------

(( th1 x rd1 ) +.…+ ( thn x rdn ))dimana :

gp = quality of pitth = thickness rd = densitas

Hasil perhitungan kualitas pit sangat tergantung dari kebenaran data kualitas bor. Sehingga perlu dilakukan pengecekan terhadap data kualitas setiap lubang yaitu dengan jalan :1. Check hasil analisa laboratorium dan cocokkan dengan data sampling berkenaan dengan : nomor bor, thickness dan seam target.2. Lakukan perhitungan komposit tiap lubang bor, jika ada dua atau lebih seam atau ply batubara.3. Check data posisi setiap sample 4. Check input data ke quality work-sheet.5. Tentukan untuk perhitungan komposit dan pastikan kebenaran rumus untuk perhitungan komposit (di komputer).6. Check kembali data composit of pit.Kualitas pit dianalisa dan dihitung kembali setelah dilakukan proses penambangan (dilakukan setiap bulan sebelum cutting plan yang baru di buat).

Mineral: blok-blok bangunan dari batu karang  Definisi mineral a. Alami, Padat  tidak teratur b. Mempunyai satu struktur internal yang rapi dari atom-atom (a.k.a. kisi kristal) c. Mempunyai komposisi kimia yang pastid. Mineraloid -kekurangan satu struktur internal yang rapi   

Sifat Fisik mineral 1. Bentuk Kristal Bagian luar menunjukkan susunan bagian dalam atom-atom.

Page 16: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  Lambat dingin–bentuk baik

Cepat dingin– Bentuk tidak baik

Page 17: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Kristal-kristal tumbuh keluar dari pusat “benih”. Bentuk kristal dipelihara; dipertahankan sampai tepi

2. Kemilaua. Muncul dari mineral yang memantulkan cahaya. b. Dua kategori dasar 

Page 18: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  * Mengandung logam* Tidak mengandung logam* Seperti kaca, halus, tidak mengkilap, atau berbau tanah.

3. Warna 

  a. Dapat dilihatb. Variabel yang tinggi dalam mineral disebabkan oleh sedikit perubahan kimia.

4. Lapisan 

Page 19: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  a. Warna mineral dalam bentuk bubuknya.b. Berguna dalam membedakan  bentuk yang berbeda dari mineral yang sama  

5. Kekerasan 

  a. Daya tahan mineral terhadap goresan.b. Semua mineral dibandingkan untuk skala standar disebut skala kekerasan Mohs.

6. Pecahan 

Page 20: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  a. Kecenderungan untuk pecah sepanjang bidang  yang ikatannya lemah.b. Menghasilkan permukaan yang rata dan berkilau.c. Diuraikan sebagai hasil dari:* Jumlah bidang* Sudut antara * Angles between bidang yang berdekatan

  

Page 21: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

 

Bidang pecahan diulangi, seperti rangkaian langkah-langkah.

Pada contoh, permukaan kristal (bidang pecahan) adalah permukaan tungal. 

Page 22: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  Lembaran – seperti pecahan mika

Meta = Perubahan Morph = BentukMetamorphosis = Transisi dari satu batuan ke batuan yang lain oleh temperatur dan/atau tekanan-tekanan tidak seperti yang bentuk awalMetamorphosis Batuan dihasilkan dari :a. Batuan gunung berapi b. Batuan endapan c. Batuan metamorfik lain Tingkat dari Metamorfosis 

Page 23: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

a. Tingkat rendah (ciri asli kebanyakan bertahan)b. Tingkat tinggi (kehilangan ciri asli)c. Diperlihatkan oleh texture batuan dan mineralogid. Dirubah dari tingkatan yang satu ke tingkatan berikutnya sedikit demi sedikite. Batuan tetap padat selama proses

Agen Metamorphosis1. Panasa. Agen yang paling penting b. Hasil rekristalisasi baru, mineral stabilc. Dua sumber panas* Hubungan metamorphosis – panas dari magma* Peningkatan dalam temperatur dengan kedalaman sebenarnya pada lereng geotermal

2. Tekanan a. Peningkatan kedalamanb. Membatasi tekanan – menerapkan kekuatan yang sama pada semua arahc. Tekanan yang berbeda -  tekanan yang berbeda dalam arah yang berbeda 

   3. Cairan kimia aktifa. Sebagian besar air dengan komponen mudah menguap lainnyab. Mempertinggi migrasi ionc. Membantu rekristalisasi mineral yang ada

4. Induk batuana. Komposisi dari metamorphosis batuan yang terbentuk tergantung pada induk batuanb. Mineralogi induk batuan juga menentukan kadar pada masing-masing  agen metamorphosis akan menyebabkan perubahan

Tekstur Metamorphosis

1. Tekstur Foliated  a. Mineral berada parallel sejajarb. Mineral tegak  lurus dengan kekuatan kompresional 

Page 24: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  Contoha. Pensejajaran paralel dari platy dan/atau mineral-mineral yang diperpanjang b. Pensejajaran paralel bulir-bulir dan kerikil-kerikil mineral yang diratakan c. Compositional bandingd. Belahan slaty di mana batuan dapat dengan mudah dipecah jadi helai-helai tipis, bentuk tabel  

 

Page 25: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  Formasia. Rotasi platy dan/atau mineral-mineral yang diperpanjang b. Penghabluran kembali mineral-mineral di dalam arah kiblat tersukac. Mengubah biji-biji equidimensional ke dalam bentuk-bentuk yang diperpanjang yang dibariskan 

Tekstur Foliated Contoha. Slatey – permukaan-permukaan planar spaced lekat sepanjang batuan yang dipisah b. Schistosic –mineral-mineral platy yang dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan dan memperlihatkan suatu planar atau strukturc. Gneissic – segragasi cahaya dan mineral-mineral gelap ke dalam pita-pita 

2. Tekstur Nonfoliateda. Berisi kristal berdimensi samab. Menyerupai suatu batuan beku gunung berapi yang berbutir kasar c. Kelainan bentuk minimal 

Tekstur metamorphosis lainnya1. Tekstur Porphyroblastica. Butir-butir besar, disebut porphyroblasts, dikelilingi  oleh suatu matriks berbutir halus dari mineral-mineral yang lain b. Porphyroblasts pada umumnya akik merah tua, staurolite, dan/atau andalusit 

Batuan metamorphosis Umum1. Batuan Foliateda. Batu Tulis* Berbutir sangat halus * Tekstur:  foliated / slatey* Kadar metamorphosis:  rendah* Batuan induk:  serpihan batu, batu lumpur, atau siltstone 

b. Phyllite* Mineral-mineral platy tidak cukup besar untuk diidentifikasi dengan mata telanjang* Mengkilap dan permukaan-permukaan berombak/keriting * Tekstur:  Foliated / slatey

Page 26: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

* Kadar metamorphosis:  rendah, antara slate dan schist* Batuan induk:  slate 

  Phyllite dan Slate kekurangan butir-butir mineral yang kelihatan 

c. Schist 

  * Alat perantara kepada yang berbutir kasar * Mineral-mineral platy mendominasi * Tekstur:  Foliated / schistosic* Kadar metamorphosis:  menengah ke tinggi* Parent rock:  phyllite

d. Gneiss

Page 27: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

 

  * Alat perantara kepada yang berbutir kasar * Tampilan berlapis* Tekstur:  Foliated / gneissic* Kadar metamorphosis:  tinggi* Batuan Induk :  Batuan granitic, namun juga schists dan batuan vulkano

Siklus BatuanBatuan Gunung Berapi Bumi sebagai sistem: siklus batuan 

  

Page 28: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

a. Magma = kristalisasib. Batu gunung berapi = Cuaca, transportasi, dan endapanc. Sedimen = Lithificationd. Batuan Sedimen = Metamorfosise. Batuan Metamorfosis  = Peleburanf. Magma 

  Siklus penuh tidak selalu terjadi sehubungan dengan “jalan pintas” atau interupsi.misalnya, peleburan batuan sedimen.a. Batuan gunung berapi adalah metamorfosis.b. Batuan sedimen dapat rusak.c. Batuan metamorfisis dapat rusak.

Batuan Gunung Berapi 

Page 29: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  1. Berbentuk magma dingin dan kristalisasi.2. Batuan dibentuk di dalam bumia. Batuan Plutonic (intrusif)3. Batuan dibentuk di permukaana. Batuan Volcanic (ekstrusif)

Magma

Ciri-ciri magmaMengandung tiga komponen:1. Bagian cairan, disebut lelehan, yang disusun dari ion-ion aktif.2. Padatan, jika ada, adalah mineral silikat yang telah dikristalisasi dari lelehan.3. Uap, yang merupakan gas yang dihasilkan oleh lelehan, termasuk uap air, (H2O), Karbon dioksida (CO2), and Sulfur dioksida (SO2)

Kristalisasi magma 1. Ion-ion disusun dalam pola yang teratur.a. Ukuran kristal ditentukan oleh kecepatan pendingingan.* Pendinginan lambat = kristal besar* Pendinginan cepat = kristal mikroskopik* Pendinginan sangat cepat = kacab. Mineral silikat dihasilkan dari bentuk kristalisasi dalam keteraturan yang dapat diperkirakan.

Rangkaian Reaksi Bowen

Page 30: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  Kristalisasi  magma1. Tekstur batu gunung berapi ditentukan oleh ukuran dan penyusunan serat mineral.2. Batu gunung berapi diklasifikasikan sesuai jenisnya:a. Teksturb. Komposisi Mineral  

 

Tekstur batuan gunung berapi1. Tekstur Aphanitic / teksture serat-halus 

Page 31: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

  a. Tingkat kecepatan pendinginan lahar atau magma. b. Kristal mikroskopikc. Dapat mengandung gelembung (lubang-lubang dari gelembung gas)d. Secara khusus terjadi pengendapan / batuan vulkanik. 

2. Phaneritic / tekstur serat kasar 

  a. Pendinginan lambatb. Kristal dapat dikenali tanpa mikroskop.c. Secara khusus terjadi pada intrusif / batuan plutonic

Page 32: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

3. Tekstur Porphyritic 

  a. Mineral terbentuk pada suhu yang berbeda sesuai dengan perbedaan kecepatan.b. Kristal besar, disebut phenocrysts, ditempelkan pada matriks atau kristal yang lebih kecil disebut groundmass 4. Tekstur mengkilap 

Page 33: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

 a. Pembekuan yang sangat cepat dari peleburan batu.b. Menghasilkan batuan yang disebut obsidian

Proses Pengolahan Bijih Tembaga

Indonesia mempunyai cadangan bijih tembaga (Cu) yang sangat besar, sebagian besar dalam cadangan porphyry dengan kadar Cu dalam bijih beragam antara 0,1-2%. Di samping Cu, biasanya bijih berasosisasi dengan logam lain seperti emas (Au), Perak (Ag) dan logam jarang seperti Palladium (Pd), Selenium (Se) dan lain-lain. Beberapa jenis bijih Cu yang ada adalah Bornite (Cu5FeS4), Calcopyrite (CuFeS2), Covellite (CuS) dengan beberapa pengotor seperti Pyrite (FeS2), Magnetite (Fe3O4), Hematite (Fe2O3), ataupun Quartz (SiO2). Disebabkan kebanyakan mineral sulfida maka akan lebih efektif jika proses awal yang dilakukan adalah “Pengkonsentrasian” dengan menggunakan proses flotasi serta Gravity jika memang dalam bijih banyak emas (Au) dalam bentuk Native.

Process flotasi secara umum tidak begitu sulit, seperti pada tulisan sebelumnya flotasi CuS tidak jauh berbeda dengan PbS dan ZnS. Intinya adalah sama-sama mineral sulfide, yang bisa diambil dengan reagent Xanthate. Reagent lain bisa digunakan untuk mengambil bijih tembaga secara khusus, sebagai

Page 34: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

contoh Merkapto Benzo Tyazone (MBT) yang efektif untuk mengambil Bornite dan Calcopyrite. Secara umum proses flotasi untuk bijih tembaga adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Flotation Flowsheet Diagram

Konsentrat yang dihasilkan biasanya berkadar Cu 20-30% tergantung dari bijih dan proses flotasinya sedangkan ikutannya untuk Emas sekitar 10-30 gpt dan Perak sekitar 30-70 gpt tergantung kadar logam tersebut dalam bijih. Namun yang bisa dipastikan untuk bijih dengan kadar bijih >0,5 % maka recovery Cu bisa 85-90% sedangkan Emas dan Perak hanya mengikuti saja sekitar 75% dan 65%, semakin tinggi recovery Cu maka semakin tinggi juga recovery Au dan Ag.

Bagi perusahaan yang mempunyai proses peleburan langsung maka konsentrat yang didapatkan bisa dilebur langsung, namun bagi perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas peleburan biasanya konsentrat dijual dengan harga Internasional dan recovery (diskon) pasar (tergantung negosiasi juga). Ada beberapa proses yang ada di dunia ini untuk teknologi peleburan secara continous, salah satunya adalah Mitsubishi Process yang ada di PT. Smelting Gresik. Teknologi lain adalah Flash Smelter dan Flash Conventer dari Outotek (Outocumpu). Apapun teknologi yang digunakan, namun yang pasti adalah proses yang diambil adalah proses oksidasi:

2CuS + 3O2 = 2CuO + 2SO2

CuO + Flux = Cu + Slag

SO2 + H2O + ½ O2 = H2SO4

Tentu saja bukan hanya itu reaksi yang terjadi, banyak mineral lain yang bereaksi namun intinya tetap sama. Jika dilihat dari reaksi yang kemungkinan tejadi, maka sesungguhnya tidak ada yang terbuang dari

Page 35: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

proses peleburan konsentrat tembaga ini. Gas yang dihasilkan bisa ditangkap untuk dijadikan asam sulfat (H2SO4) untuk dijual ke Pabrik Pupuk, Slag yang dihasilkan bisa dijadikan campuran semen dan dijual ke Pabrik Semen, Energi yang dihasilkan dari reaksi exotherm ini digunakan untuk PLTU guna memenuhi kebutuhan proses lebih lanjut. Sungguh tepat PT. Smelting didirikan di Gresik, dekat dengan PT. Petrokimia dan PT. Semen Gresik. Selain semua itu, masih juga dihasilkan Anode Slime yang mempunyai kandungan Au, Ag dan logam jarang dengan kadar yang cukup tinggi. Jadi perbedaan teknologi yang ada adalah mengenai efisiensi yang dihasilkan saja.

Berikut contoh diagram alir proses yang dimiliki oleh Outotek:

Gambar 2. Proses Peleburan Tembaga

Copper Anode yang dihasilkan masih harus dilakukan electrorefining agar Tembaga yang dihasilkan menjadi murni. Proses electrorefining mirip dengan electrolisa hanya saja menjadikan logam campuran sebagai Anoda dan didapatkan logam murni di Katoda, sehingga setelah dilakukan electrorefining dan peleburan lanjut didapatkan Copper Cathode. Sedangkan sisa yang ada di anoda disebut dengan “Anode Slime”.

Sampai saat ini belum ada pengolahan Anode Slime di Indonesia dengan Recovery >99,2% sehingga anode slime yang dihasilkan oleh PT. Smelting pun saat ini masih dimurnikan (dijual) ke luar negeri. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengambil Au, Ag dan logam jarang yaitu jalur hidrometalurgi dan jalur paduan piro-hidrometalurgi. Mudah-mudahan ke depan Indonesia mempunyai dan bisa mengolah dari bijih hingga dihasilkan logam murni baik Cu, Au, Ag, Pd, Se dll. Masalah yang ada

Page 36: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

bukanlah masalah teknologi karena banyak orang Indonesia yang pandai dan sudah berpengalaman. Masalah terbesar adalah kekuatan pendanaan serta kekuatan kemauan dan politik.

Extraction Process For Pb and Zn from Galena (PbS) and Sphalerite (ZnS) Ores

In the world, usually Galena ore (PbS) is found together with Sphalerite ore (ZnS) in sulfide mineral. The Grade of PbS and ZnS in the ore between 2-8% for PbS and 8-16 % for ZnS. Generally, to increase the concentration of the metal in sulfide mineral is used The Froth Flotation.

Froth Flotation is Physical Chemistry methode to separate achieve mineral and impurities by use the mineral interface difference. The mineral that is very easy to absord the water is called by Hydrofillic, and the other is Hydrofobic. The Hydrofillic particles will be in the pulp, and the others will be at the air bulb and flow to the atmospheric surface. Usually, we use the reagents to make the interface particles become hydrofillic or hydrofobic. The reagents that we use in flotation are: collector, frother and modifier such as activator, pH regulator, depresant dan dispersant.

Figure 1. Scheme of froth flotation in Denver Flotation Cell

Page 37: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Below is the function for the reagents :1. CollectorCollector is the reagent that make mineral surface become hydrophobic. Usually, colector is heteropolar organic mineral, content polar and non-polar side. Non-polar side is hydrofobic and will be at the air bulb, and polar side will be at specific solid particles than the solid particles will go to atmospheric surface.

2. FrotherWhen the surface of the specific solid particle become hydrophobic, that particle must converge with the air bulb from aeration. But the problem is the air bulb will be broke by hit with solid particle, cell, and the other air bulb. So, to make the air bulb become the stable bulb, we must add frother to the pulp. Frother is the reagent that can decrease the surface tension of the bulb hence the bulb is stable. The Effective Frother usually content minimum 5 atoms of carbon in the main molecule.

Table 1. The Frothers that often be used

3. ModifierModifier such as : activator, depressant, dispersant and pH regulator often be added to the flotation process. Activator is the reagent that used to increase interaction between solid particle and collector. Depressant make chemist polar film on the surface of the solid particle hence more hydrofobic. Dispersant is used to avoid the agglomeration, hence the particle can interact with the collector and the air bulb well. pH regulator is used to control of pH in order that the hydrofobic system can work optimally.

In Froth flotation for galena and spalerite, the reagents that be used :1. Xanthate as collector

Page 38: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

2. Pine Oil as frother3. CaO as pH Modifier4. CuSO4 as Activator for Pb5. ZnSO4 as Activator for ZnGenerally, Flotation process for PbS and ZnS on industry scale is done continuously. Flowsheet of the process can be seen in figure 2.

Figure 2. The Flowsheet of the flotation process

Based on flowsheet in figure 2, we can see that we get 4 kinds of concentrates:1. Cons. PbS2. Cons. Mix PbS and ZnS3. Cons. ZnS4. Cons. SulfurAll these concentrates will be processed to get the end product.. Cons. Sulfur is often processed by oxydation become H2SO4, the reaction:

S + O2 = SO2SO2 + 1/2 O2 + H2O = H2SO4

Page 39: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

Sulfur can be processed to the other product too, for example: fertilize, soap, medicine etc.

After concentration be done, then extraction process for Pb and Zn from the concentrates. We can used pyro ore hydro route, but we will discuss about pyrometallurgy route. Generally, in pyrometallurgy route, the concentrate converted to pellet. The aim of this process is avoid many dust in roasting and smelting process.

Figure 3. Extraction process flowsheet of Zn and Pb from consentrate ZnS

The same process is also done for concentrate PbS and mix PbS-ZnS. The dominant reactions of roasting and smelting process are :

Page 40: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

ZnS + 3/2 O2 = ZnO + SO2PbS + 3/2 O2 = PbO + SO2

C + 1/2 O2 = COZnO + PbO + 2CO = Zn + Pb + 2CO2

The dominant reactions of electrowinning process for crude Pb are :

Pb + H2SO4 + 1/2 O2 = PbSO4 + H2OPb2+ + 2e = Pb

2H2O = 4 H+ + O2 + 4e2H2O + 2e = H2 + 2OH-2H+ + SO42- = H2SO4

Actually the metals that more achieve such as Cadmium (Cd), Antimony, Bismut etc that we say as impurities can be extract in this process with a little additional treatment.

Extraction process of Pb and Zn from their ore is not availabe yet in Indonesia. But may be in the next year will be build by PT. Dairy Prima Mineral (One of Antam’s subsidiary at North Sumatra). One of the established process in China is Zhongjin Lingnan Nonfemet Co. Ltd

I. PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN TAMBANG

Mine Examination/ Mine Evaluation/ Pemeriksaan TambangSuatu kegiatan utk menentukan semua factor/variable yg berpengaruh atas nilai suatu proyek Tambang.

Faktor/Variabel yg dimaksud :- Cadangan Endapan Bahan Galian (ore reserves)- Tingkat Produksi (Mining rates)- Pendapatan (Revenues)- Biaya-biaya (Cost)- Keuntungan (Expected returns)

Page 41: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

- Resiko terkait (Associated risks)

Mine Valuation/ Penelitian TambangKegiatan untuk memperkirakan nilai dari suatu proyek tambang.

II. INVESTASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Konsep Dasar Analisis Investasi

Evaluasi ekonomi terhadap alternatif-alternatif investasi (penanaman modal) adalah evaluasi secara sistematis potensi keuntungan relatif dari alternatif-alternatif tersebut.Dilakukan scr sistematis karena alternatif-alternatif yg dibandingkan sgt mungkin memiliki perbedaan dalam :- biaya, keuntungan maupun pendapatan, serta waktu terjadinya biaya, keuntungan dan pendptan.- umur proyek, pertimbangan pajak, dampak eskalasi dan inflasi terhadap biaya dan pendapatan proyek. Evaluasi atas beberepe alternatif investasi utk memilih alternatif yg akan memaksimalkan keuntungan dr setiap dollar/rupiah yg ditanam merupakan sasaran kunci dr setiap manager perusahaan/investor.

Keberhasilan utk mencapai sasaran tsb manager/investor hrs menguasai:- Dasar-dasar evaluasi ekonomi.- Metoda pengambilan keputusan investasi.

Study kelayakan :Proses pemeriksaan utk menilai kelayakan teknik dan ekonomi suatu proyek Tambang.Berdasarkan kuantitas dan kualitas data yg digunakan study kelayakan dikelompokan sbg:A. Study Kelayakan Awal1. Diskripsi proyek : letak geografi, jalan msk, iklim, sejarah proyek, bentuk kontrak, jadwal pengembangan tambang dan fasilitas pengolahan.2. Geologi : Geo Regional, Diskripsi rinci wilayah proyek, perhitungan awal cadangan, rencana utk melakukan evaluasi rinci.3. Tambang : geometri endapan bahan galian, usulan rencana penambangan4. Pengolahan : Diskripsi secara teknik utk fasilitas penambangan.5. Kebutuhan Operasi lainnya : energi yg tersedia, air, suku cadang dll.6.Transportasi : diskripsi fasilitas pengangkutan tambahan yg diperlukan. (jalan, lapangan terbang, jembatan, rel)7. Kota dan Fasilitas terkait : perumahan, sekolah, rumah sakit, kantor.8. Kebutuhan Tenaga Kerja : perkiraan jumlah tenaga kerja yg diperlukan berdsrkan kualifikasinya (skill) dan kemungkinan tersedianya pekerja setempat.9. Perlindungan Ling : rencana untuk mengurangi/ meminimalkan kerusakan lingkungan, deskripsi mengenai peraturan ttg lingkungan yg terkait.

Page 42: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

10. Aspek Hukum : Undang-undang pertambangan, perpajakan, peraturan penanaman modal, resiko polotik.11. Analisis Ekonomi : estimasi utk peralatan dan pabrik, tenaga kerja, infrastruktur, bhn baku, analisis psr termsk produksi, konsumsi dan formasi harga utk min terkait, perkiraanpendapatan berdasar produksi yg diharapkan dan harga minimal, analisis arus uang tunai ( cash flow) dan nilai sekarang, analisis kepekaan.

Pelaku : studi kelayakan awal dpt dibuat oleh seorang ahli teknik (economic geologist / mining engineer).

Kualifikasi Pelaku :- Rasional, yakni mampu menimbang scr cermat semua komponen dan menarik kesimpulan logis dgn tetap menunjukan akurasi dr fakta yg ditangani.- Jujur, memiliki integritas dan terus terang.- Memahami prinsip-prinsip geologi dan mampu menerapkan pd kondisi local.- Menguasai teori dan praktek sampling- Memiliki pengetahuan ttg metoda pertambangan dan biaya yg ditimbulkannya.- Memahami proses pengolahan- Mampu utk menghitung biaya produksi dan memperkirakan keuntungan yg diharapkan.- Memahami prinsip-prinsip ekonomi dan kondisi perdagangan berikut dampaknya dlm industri pertambangan- Memahami prinsip nilai uang berdasarkan waktu.

B. Studi Kelayakan lanjut :Pelaku : melibatkan ahli dr berbagai bidang disiplin ilmu (teknik, ekenomi, hukum)Faktor yang perlu dibahas:1. Informasi Tentang Bahan Galian :Geologi, Geometri, Geografi, Eksplorasi.2. Informasi ttg Ekonomi Proyek :Pasar, Transportasi, Utilities, Tanah-air-dan Hak Atas Mineral, Naker, Kebjkn Pemerintah, Pembiayaan.3. Pemilihan Metode TambangPhysical Controls, Selectivity, Persyaratan praproduksi, Persyaratan produksi.4. Metode PengolahanMineralogi, Proses-proses Alternatif, Kualitas Produksi dan spesifikasi, Recoveries dan kualitas produk, Tata letak Pabrik.5. Estimasi Biaya Modal dan Operasi:Biaya modal, Biaya Operasi.

Laporan akhir studi kelayakan mencantumkan hal-hal :1. Menyajikan kerangka lengkap ttg fakta yg berkaitan dgn proyek mineral.2. Memuat skema ttg eksploitasi lengkap disertai rencana, desain, daftar peralatan dsb scr rinci utk keperluan estimasi biaya dan akibat ekonominya.3. Menunjukan kemungkinan keuntungan penanaman modal dlm proyek, bila proyek dilengkapi dan beroperasi sesuai dgn laporan.

Page 43: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

4. Menyajikan perkiraan factor hukum, alternatif pembiayaan, aturan fiscal, aturan lingkungan, resiko dan analisis kepekaan yg berpengaruh thd variabel2 teknik, ekonomi, politik, dan keuangan proyek.5. Memuat semua informasi yg berguna sbg masukan bg pemilik modal atau sbg bhn presentasi utk calon partner / pihak-pihak yg akan membiayai proyek.

Engineering Economy

Dalam kaitannya seorang ahli teknik dihadapkan pd 2 lingkungan :- Link Eksata- Link Ekonomi.Utk menghslkan produk/jasa perlu pengetahuan ttg hukum-hukum fisika. Ttp nilai dr produk/jasa tsb terletak pd manfaatnya yg diukur scr ekonomi.Usulan teknik perlu ditinjau dlm batasan nilai dan biaya sebelum usulan tsb dilaksanakan. Syarat mutlak keberhasilan suatu penerapan teknim adalah kelayakan ekonomi.

Making Decisions / Pengambilan Keputusan- Merumuskan masalah- Menganalis masalah- Mengembangkan alternatif-alternatif pemecah masalah yg mungkin- Memilih alternatif terbaik.- Melaksanakan keputusan yg diambil scr efektif.

Proyek investasi dikelompokan dlm :-Investasi Penghasil Pendapatan-Investasi Penghasil Jasa.

Investment Analysis/ Analisis Penanaman ModalMencakup :1. Analisis Ekonomi : analisis mendasarkan tinjauan pd keuntungan dan biaya dr proyek.2. Analisis keuangan : analisis mendasar tinjauan pd dr mana dana proyek akan diperoleh.3. Analisis Intagible : analisis mendasar tinjauan pd faktor2 yg berpengaruh pd pnnmn modal ttp faktor2 tsb tdk dpt diraba misal : UU, pertimbangan keselamatan, pendapat umum, goodwill, pertimbangan politis, peraturan perpjkn.

Penggunaan Metode Evaluasi Proyek :1. Investor- Dpt berupa sponsor proyek / pelaksana- Bersedia mengambil risiko utk memperoleh imbalan yg diinginkan.2. Pemberian Pinjaman- Bank komersial dan organisasi keuangan- Hanya bersedia menerima risiko yg < drpd risiko yg dihadapi oleh investor.3. Pemerintah

Page 44: Apa Yang Dimaksud Dengan Tailing Dan Opsi ya

- Scr nasional/local dpt berperan sbg pemberi pinjaman, pemilik endapan ataupun bdn pembuat peraturan pertambangan dan perpajakan- lebih tertarik pd manfaat proyek dibanding biaya yg timbul- harus memperhatikan pula misal sosial selain misal untung dan rugi.

Pola Penambangan Dengan Biaya Efektif1. Sifat Biaya Operasi- Biaya operasi rendah mrpkn tuj yg diinginkan- Biaya operasi rendah sgt penting utk TA berorientasi ekspor.2. Konsistensi dgn pengetahuan dan falsafah pemilik.- Sederhanakan operasi dan kurangi kerumitan.- Metoda penambangan mencerminkan falsafah perusahaan.