akumulasi tailing dasar laut di perairan teluk …

9
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011 185 AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK SENUNU DAN SEKITARNYA, SUMBAWA BARAT Oleh : Y. Noviadi dan A Prijantono Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung Diterima : 25-07-2011; Disetujui : 27-11-2011 SARI Teluk Senunu terletak di pantai selatan Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Daerah ini merupakan kawasan pembuangan tailing dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Hasil pemeruman di lokasi penyelidikan di sekitar alur pipa tailing memperlihatkan kedalaman dasar laut di sekitar Teluk Senunu bervariasi, pada kedalaman 0 sampai dengan 100 meter dijumpai pada jarak sekitar 3 - 3,25 km dari garis pantai. Keberadaan pipa tailing terluar berada pada kedalaman sekitar 120 meter dari permukaan dasar laut, dan posisi penempatan tailing ini terletak di kawasan Ngarai dengan kedalaman lebih dari 125 meter. Berdasarkan hasil penafsiran data Side Scan Sonar dijumpai adanya 3 jalur pipa tailing yang berada di permukaan dasar laut dengan penyebaran tailing secara lateral melebar sepanjang 1,5 km sejajar dengan tebing Ngarai Senunu. Kata kunci : tailing, Teluk Senunu, Rekaman Seismik, Side scan sonar ABSTRACT Senunu bay is located on the southern coast of West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. This area is a tailings disposal area of the ??PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Results of sounding around the tailing pipe shows the depth of the seafloor around the Senunu bay vary, at a depth of 0 to 100 meters was found at a distance of about 3 to 3.25 km from the coastline. The outer pipe of tailings located at a depth of 120 meters from the sealevel, and tailings placement position is located in the gap with a depth of more than 125 meters. Based on the results of Side Scan Sonar data interpretation, the 3 pipelines of tailings on the sea floor with spread laterally along the 1.5 km wide parallel to the canyon cliffs of Senunu. Key words : tailing, Teluk Senunu, Seismic Record, Side scan sonar PENDAHULUAN PT Newmont Nusa Tenggara ( PT. NNT) adalah salah satu perusahaan penambang emas yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan ini beroperasi di kawasan konsesi pertambangan yang berada di wilayah Batu Hijau, Sekongkang, Sumbawa Barat. PT. NNT beroperasi sejak tahun 1999, dengan mengolah bijih dari batuan induk yang termasuk berkadar rendah (low grade). Dalam proses penambangan yang dilakukan, PT. NNT menghasilkan residu penambangan yang sering dikenal dengan istilah tailing. Dengan alasan keterbatasan lahan di darat, tingginya tingkat curah hujan dan daerah rawan gempa, maka tailing sisa penambangan yang di lakukan di kawasan Batu Hijau ditempatkan di dasar laut, tepatnya di Teluk Senunu yang

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011

185

AKUMULASI TAILING DASAR LAUTDI PERAIRAN TELUK SENUNU DAN SEKITARNYA, SUMBAWA BARAT

Oleh :

Y. Noviadi dan A Prijantono

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung

Diterima : 25-07-2011; Disetujui : 27-11-2011

SARI

Teluk Senunu terletak di pantai selatan Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa TenggaraBarat. Daerah ini merupakan kawasan pembuangan tailing dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).Hasil pemeruman di lokasi penyelidikan di sekitar alur pipa tailing memperlihatkan kedalaman dasarlaut di sekitar Teluk Senunu bervariasi, pada kedalaman 0 sampai dengan 100 meter dijumpai padajarak sekitar 3 - 3,25 km dari garis pantai. Keberadaan pipa tailing terluar berada pada kedalamansekitar 120 meter dari permukaan dasar laut, dan posisi penempatan tailing ini terletak di kawasanNgarai dengan kedalaman lebih dari 125 meter. Berdasarkan hasil penafsiran data Side Scan Sonardijumpai adanya 3 jalur pipa tailing yang berada di permukaan dasar laut dengan penyebaran tailingsecara lateral melebar sepanjang 1,5 km sejajar dengan tebing Ngarai Senunu.

Kata kunci : tailing, Teluk Senunu, Rekaman Seismik, Side scan sonar

ABSTRACT

Senunu bay is located on the southern coast of West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. Thisarea is a tailings disposal area of the ??PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Results of soundingaround the tailing pipe shows the depth of the seafloor around the Senunu bay vary, at a depth of 0 to 100meters was found at a distance of about 3 to 3.25 km from the coastline. The outer pipe of tailings locatedat a depth of 120 meters from the sealevel, and tailings placement position is located in the gap with adepth of more than 125 meters. Based on the results of Side Scan Sonar data interpretation, the 3pipelines of tailings on the sea floor with spread laterally along the 1.5 km wide parallel to the canyon cliffsof Senunu.

Key words : tailing, Teluk Senunu, Seismic Record, Side scan sonar

PENDAHULUAN PT Newmont Nusa Tenggara ( PT. NNT)

adalah salah satu perusahaan penambang emasyang beroperasi di Indonesia. Perusahaan iniberoperasi di kawasan konsesi pertambanganyang berada di wilayah Batu Hijau, Sekongkang,Sumbawa Barat. PT. NNT beroperasi sejaktahun 1999, dengan mengolah bijih dari batuaninduk yang termasuk berkadar rendah (low

grade). Dalam proses penambangan yangdilakukan, PT. NNT menghasilkan residupenambangan yang sering dikenal dengan istilahtailing.

Dengan alasan keterbatasan lahan di darat,tingginya tingkat curah hujan dan daerah rawangempa, maka tailing sisa penambangan yang dilakukan di kawasan Batu Hijau ditempatkan didasar laut, tepatnya di Teluk Senunu yang

Page 2: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.2, Agustus 2011

186

berjarak kurang lebih 6 kilometer dari kawasanpenambangan. Lokasi penelitian berada disekitar perairan sepanjang jalur pipa tailing dariPT. NNT, yang berada di kawasan pantai hinggalaut yang terletak pada koordinat 116o47’20” -116o49’20” BT dan 9o1’23” - 9o4’51” LS. Secaraadministratif lokasi penelitian termasuk kedalam Kecamatan Sekongkang, KabupatenSumbawa Barat, Propinsi Nusa tenggara Barat(Gambar 1).

Metode Penelitian Penentu posisi selama penelitian

menggunakan DGPS (Differential GlobalPositioning System) CNav yang di padukandengan Perangkat lunak SEATRAC.Lintasan relatif berarah utara – selatan. Haltersebut dilakukan setelah terlebih dahulumengkaji geologi regional daerah setempat(di darat), dimana arah jurus perlapisansedimen adalah barat – timur. Diharapkandengan arah lintasan seismik memotongtegak lurus arah jurus perlapisan batuandapat memberikan informasi geologi yanglebih baik.

Pemeruman (sounding) dilakukanuntuk mengukur dan mengetahuikedalaman dasar laut daerah penelitianberikut pola morfologi dasar lautnya.Kegiatan ini menggunakan alat perumgema Echosounder 200/50 KHz, dan SideScan Sonar untuk memperoleh gambaranlateral dari permukaan dasar laut sertarona dari material penyusunnya. Alat initerdiri dari tow fish yang berfungsimengirim gelombang akustik ke bawahpermukaan laut sekaligus menerimakembali sinyal yang dipantulkan setelahmelalui media lapisan bawah laut.

Selain itu penelitian ini digabungkandengan seismik pantul dangkal salurantunggal. Pengambilan data seismikmenggunakan Sparker 3 (tiga) elektrodadengan energi 300 joule.

Perekaman menggunakan kecepatanfiring 1 second dan kecepatan sweep ½second kemudian direkam menggunakangraphic recorder EPC/234.

Geologi Umum Secara fisiografi regional Pulau

Sumbawa memanjang barat - timur dantersayat oleh beberapa lembah yang berarahutama timurlaut – baratdaya dan baratlaut –tenggara. Teluk Saleh merupakan lekuk terbesardan membagi Pulau Sumbawa ini atas dua bagian: Fisiografi Sumbawa Barat dan fisiografiSumbawa Timur. Bagian utara Pulau Sumbawaterdiri atas jalur gunungapi Kuarter dengapuncak tertinggi 2.851 meter yakni GunungTambora. Bagian Selatan terdiri daripunggungan-punggungan yang kasar dan tidak

Gambar 1 Lokasi Penelitian

Page 3: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011

187

beraturan tersayat oleh system perlembahanberarah timurlaut – barat daya. Ketinggianperbukitan berkisar antara 800 hingga 1.400meter di atas permukaan laut (Sudrajat, 1974).Struktur yang berkembang di Pulau Sumbawaumumnya berupa patahan yang berarah baratlaut - barat daya.

Kondisi Geologi daerah KabupatenSumbawa Barat berdasarkan Peta GeologiLembar Sumbawa, Nusatenggara (Sudradjat,1998) , terdiri dari beberapa satuan batuan yangberumur dari Miosen Awal hingga Holosen.Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yangberumur tua ke muda dapat diperikan sebagaiberikut : satuan batupasir tufaan (Tms), satuanbreksi tuf (Tmv), satuan batugamping (Tml),satuan batuan terobosan (Tmi), satuanbatulempung tufaan (Tps), satuan breksi,andesit, basal (Qv sb), satuan terumbu koralterangkat (Ql), satuan alluvium dan endapanpantai (Qa )

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Secara umum morfologi dasar laut perairanTeluk Senunu, Sumbawa Barat cenderungmembentuk kelurusan tebing dasarlaut yangmemanjang berarah Barat - Timur. Perairanterdalam yang terekam yaitu 520 meter padaposisi lintasan S-2 tepat di tengah lokasipenelitian. Dari hasil rekaman Side Scan Sonarmaka dapat di telusuri dari arah pipa tailing PTNewmont Nusa Tenggara sebanyak 3 ( tiga )jalur dari pipa tersebut (Gambar 2). Posisi jalurpipa terpendek berada pada kedalaman hinggalebih dari 60 meter yang berlokasi pada jalurpaling timur dengan panjang dari garis pantailebih kurang 2.650 meter. Adapun dua jalur pipalainnya pada jalur bagian barat, berada padakedalaman 116 meter dan 125 meter denganpanjang pipa dari garis pantai sejauh lebih dari3.100 meter.

Keseluruhan rekaman lintasan seimikpantul dangkal dapat dilihat pada Gambar 3 dan4. Rekaman seismik pantul dangkal tersebutdibagi berdasarkan pola pantulan, kemiringanlapisan dan sesuai kondisi seismik stratigrafimenjadi 2 (dua) runtunan dari lapisan muda ketua sebagai berikut :

Runtunan A Runtunan-A merupakan runtunan termuda

yang dicirikan dengan pola pantulan subparalelpada bagian atasnya. Lapisan ini relatif berupaperlapisan tipis dan menerus mengikuti bentukdari pola morfologi berupa bukit-bukit. Bagianbawah dari lapisan subparalel ini berubahmenjadi pola pantulan chaotic yangtergambarkan pada lintasan S-3 dan S-4. Adapunpola pantulan transparan tampak pada lintasan S-2. Hubungan dengan lapisan di bawahnya,memperlihatkan adanya perubahan kemiringanlapisan yang diinterpretasikan merupakan batasbidang ketidakselarasan antara endapan tailingdengan batuan alasnya.

Runtunan BRuntunan B adalah gambaran dari pola

pantulan yang dijumpai pada semua lintasan,yang dicirikan oleh pola pantulan paralel,subparalel, chaotic hingga transparan denganmemperlihatkan gambaran pola perulanganpantulan pada bagian bawahnya. Lapisan inisecara pola konfigurasi dan variasi amplitudodari rekaman seismik dapat di bagi menjadi 2bagian. Bagian atas berupa pantulan parallelyang merupakan lapisan tipis, menerus danmakin menipis ke arah bibir dari lereng NgaraiSenunu, diperkirakan lapisan ini adalahmerupakan lapisan dari sedimen resen akibatproses erosi oleh proses dinamika pantai.Lapisan bagian bawah dicirikan dengan polapantulan sub parallel, chaotic hingga transparandiperkirakan sebagai dasar akustik.

Dari gambaran urutan dari runtunan lapisanseismik stratigrafi di atas, dimana Runtunan Byang terdapat pada setiap lintasan denganmemperlihatkan adanya pola pantulan paralel,subparalel, chaotic hingga transparan sertagambaran pola perulangan pantulan pada bagianbawahnya, diperkirakan sebagai dasar akustikdi lokasi penelitian. Pola pantulan inidiinterpretasikan bahwa lapisan tersebutmerupakan lapisan batuan keras yang dan.jikamelihat gambaran peta geologi di bagian daratdari Teluk Senunu adalah merupakan lapisanbatu hasil gunungapi, satuan endapan ini terdiridari breksi bersifat andesitan dengan lapisan-lapisan tufa pasiran, tufa batuapung, pasir tufaandi beberapa tempat mengandung lava, lahar danbasalt. Satuan ini diperkirakan berumur Miosen

Page 4: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.2, Agustus 2011

188

Tengah (Suratno, 1994) dan menerus dari daratke laut lepas.

Lapisan ini berada di bawah lapisan sedimenResen yang makin menipis ke arah selatan / laut,dan menempati mulai dari kedalaman dasar lautyang landai dan menerus hingga lereng agakcuram dari Ngarai Senunu pada kedalaman lebihdari 500 meter. Lapisan ini miring ke arahselatan. Dan pola pantulan tersebut jika dilakukan rekontruksi dapat diinterpretasikansebagai bagian dari morfologi awal dari dasarlaut dari Teluk Senunu.

Hal lain yang cukup menarik dan dapatditinjau dari hasil rekaman seismik pantuldangkal ini terdapat pada lintasan S-2 ; S-3 danS-4. Selain pola yang disebutkan di atas, jugamemperlihatkan adanyanya suatu indikasipertumbuhan morfologi berupa suatu kumpulanpantulan material yang berbeda dengan polapantulan di bawahnya. Lapisan ini dicirikandengan pantulan subparalel, chaotic dan pada

lintasan S-2 yang memperlihatkan akumulasidari suatu bentuk morfologi perbukitan yangcukup besar memperlihatkan pola pantulantransparan.

Indikasi perubahan tailing di atas ditunjangpula dari hasil rekaman seismik pantul dangkalyang terekam pada lintasan S-2, S-3 dan S-4.Pada ketiga lintasan seismik tersebutmemperlihatkan adanya suatu bentuk tonjolanmembentuk suatu bukit yang makin mengecil kearah timur dari lintasan seismik tersebut di atas.Sedangkan morfologi dasar laut yang cenderungmasih sesuai dengan bentuk dari rona awalnya(tidak terjadi perubahan morfologi), terekampada lintasan S-1 yang berada pada bagian palingbarat dengan jarak 500 meter dari pipa sertalintasan S-5 pada bagiang paling timur dari pipadengan jarak kurang lebih 1.000 meter. Sehinggadari seluruh lintasan seismik di atas dapat dibagimenjadi 2 jenis yang berbeda, yaitu yangterpengaruhi oleh endapan tailing dan terjadi

Gambar 2. Gambaran jalur pipa tailing,dan peta batimetri di Teluk Senunu berdasarkaninterpretasi rekaman hasil mosaik data side scan sonar dan pemeruman Lintasan S1 –S5

Page 5: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011

189

Gambar 3. Rekaman lintasan seismik dengan perubahanmorfologi Lintasan S-2, S-3, S-4

Page 6: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.2, Agustus 2011

190

perubahan morfologi dasar laut dan yang tidakmengidentifikasikan adanya perubahanmorfologi dasar laut.

Untuk lebih jelasnya hasil interpretasi darirekaman seismik ini dapat dilihat pada gambarhasil interpretasi dari rekaman seismik ini dapatdilihat pada Gambar 3, dan dapat dibedakan darikeragaman pola pantulan seismik di atas yangcenderung berbeda dari dua kelompok lintasantersebut ke bawah dasarnya.

Peta batimetri, rekaman seismik, danmosaic side scan sonar (Gambar 5)memperlihatkan bahwa penyebaran secaralateral tailing yang ke arah barat atau timur darilokasi pipa yang cukup jauh, akan tetapi secarasetempat-setempat tepat di depan mulut pipa.Dari hasil endapan tailing ini akan membentuksuatu morfologi bukit dengan relief tinggi.Dimensi endapan tailing di area penelitian(Lintasan S-2) menempati kedalaman 110 meterhingga kedalaman 420 meter, maka diperkirakan

Gambar 4. Rekaman lintasan seismik tanpa perubahanmorfologi di Lintasan S-1 dan S-5

Page 7: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011

191

Gambar 5. Ilustrasi sebaran dan ketebalan tailing di lokasi penelitian

Page 8: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.2, Agustus 2011

192

tinggi dari relief endapan tailing ini mencapailebih dari 300 meter. Dengan bentanganpanjang diperkirakan lebih dari 1.500 meter danke arah timur makin mengecil.

Kondisi hasil interpretasi penyebarandistribusi endapan tailing ini terbatasi olehlokasi penelitian hingga maksimal kedalaman500 meter dari muka air laut, akibatketerbatasan dari penetrasi alat yang digunakan.

Kondisi penyebaran endapan tailing di atasdilakukan perbandingan dengan kondisi petaregional hingga kedalaman 4.000 meter yangdianggap sebagai bagian dari Ngarai Senunuyang tergambarkan pada Gambar 6. Jarak darigaris pantai hingga Ngarai Senunu berdasarkanprofil tersebut adalah 75 nautical mil. Adapunjarak kedalaman laut 500 meter ke arah garispantai kurang lebih 8 nautical mil. Sehinggajarak dari terluar dari lokasi penelitian ke NgaraiSenunu adalah 67 nautikal mil sebanding dengankurang lebih 120 kilometer. Kecepatan aliran

lumpur tailing menurut S. Lubis 2008, sekitar1,6 km/tahun.

Maka untuk mencapai dasar laut dari NgaraiSenunu dengan kedalaman 4.000 meterdiperlukan waktu 75 tahun, dan lokasi tailingsaat ini diperkirakan masih berada padakedalaman tidak lebih dari 1.000 meter, yangberjarak kurang 20 kilometer dari garis pantai(PT NNT mulai beroperasi tahun 1999).

KESIMPULAN Kondisi morfologi dasar laut

memperlihatkan adanya suatu kelurusan darilereng pada kedalaman 90 hingga 100 meter.Arah kelurusan pada bagian tengah dan timurcenderung sejajar dengan garis pantai, akantetapi pada bagian barat tidak sejajar yangdiidentifikasi sebagai bagian dari data awaladanya suatu perubahan morfologi.

Daerah penelitian berdasarkan datagabungan yang diperoleh di lapangan, kondisi

Gambar 6. Lokasi Penelitian terhadap peta Regional (Global Mapper)

Page 9: AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.2, Agustus 2011

193

sebaran endapan tailing yang terekammemperlihatkan adanya perubahan morfologi disekitar area mulut pipa tailing. Hasil rekamanseismik yang diperoleh dapat diinterpretasikanbahwa adanya suatu pertumbuhan relief dasarlaut yang cukup tinggi dan memperlihatkanadanya pertumbuhan morfologi.

Penyebaran secara lateral tailing yang kearah barat atau timur dari lokasi pipa cukup jauh,dengan bentangan panjang diperkirakan lebihdari 1.500 meter dan ke arah timur makinmengecil. Adapun dimensi endapan tailingsecara vertikal pada Lintasan S-2 menempatikedalaman 110 meter hingga kedalaman 420meter, maka diperkirakan tinggi dari reliefendapan tailing ini mencapai lebih dari 300meter.

UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan ucapan terima kasih kepadaKepala Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi Kelautan, Pemerintah DaerahKabupaten Sumbawa Barat, yang memberikanijin, kesempatan dan dorongan, sehinggapenelitian ini dapat terlaksana. Serta kepadaseluruh rekan-rekan yang telah membantu padasaat pelaksanaan Penelitian berlangsung.

ACUAN Dinas Hidro Oseanografi AL., 2001. Peta Jawa –

SELAT ALAS, Lembar 293, Skala 1 :200.000, Tentara Nasional Indonesia, AL

Dinas Pertambangan dan Energi KabupatenSumbawa bekerjasama dengan LP2K ITNMalang, 2003. Laporan Potensi BahanGalian yang terdapat di KabupatenSumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dolan, R. Hayde, B.P. Hornberger, and Vincent,M.K., 1975. Classification of CoastalLandform of the Amercas. ZethschrGeomorphology, In Encyclopedia of Beachesand Coastal Environment.

Lubis, S., 2008. Teknologi Penempatan Tailing keDasar Laut, Pusat PengembanganGeologi Kelautan. Paper Intern tidakdipublikasikan.

Lugra I. W., Wahib A., Darlan Y., 1998.Penyelidikan GeologiWilayah PantaiPerairan SumbawaBarat, Propinsi NusaTenggara Barat, Pusat PengembanganGeologi Kelautan. Laporan Intern tidakdipublikasikan.

Sudradjat, A., 1975. Peta Geologi Tinjau PulauSumbawa, Direktorat Geologi.

Sudradjat, A., 1998. Peta Geologi LembarSumbawa, Nusa Tenggara, skala 1 :250.000, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.

Suratno, M., 1994. Peta Geologi dan PotensiSumberdaya & Mineral Propinsi NusaTenggara Barat, skala 1 : 250.000, KantorWilayah Departemen Pertambangan danEnergi Nusa Tenggara Barat.