pkm ai herry unisma

32
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA EFEK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP PROFIL SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) BIDANG KEGIATAN : PKM-ARTIKEL ILMIAH Disusun Oleh: Herry Suwandi (Ketua/2120430005/2012) (Anggota/) (Anggota/) UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Upload: rahulgulemq

Post on 29-Sep-2015

327 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EFEK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP PROFIL SPERMATOZOA

KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

BIDANG KEGIATAN :

PKM-ARTIKEL ILMIAHDisusun Oleh:

Herry Suwandi

(Ketua/2120430005/2012)

(Anggota/)

(Anggota/)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG

2015

PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH

1. Judul kegiatan

: Efek Pemanasan Global Terhadap Profi Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa (PE)

2. Bidang Kegiatan

: PKM-AI3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap

: Herry Suwandib. NIM

: 2120430005c. Jurusan

: Ilmu Peternakand. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Islam Malange. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. MT. Haryono Gg.19 KAV.33 dan 085 650 141 09

f. Alamat email

: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/penulis : 2 Orang5. Dosen Pendamping

: a. Nama Lengkap dan Gelar

: Drh. Nurul Humaidah. M.kesb. NIDN

: 0711096703c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Joyo Asri Blok S/9 MalangMalang,16 Maret 2015

Menyetujui

Wakil Dekan I

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ir. Sri Susilowati,MM)

(Herry Suwandi)

NIP. 196104211989032002

NIM. 2120430005

Pembantu Rektor

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

(Dr.Ir. H. Badat Muwakhid, MP)

(Drh. Nurul Humaidah, M.Kes)

NIK. 1900200034

NIDN. 0711096703

Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini :

Nama : Herry Suwandi NIM : 21204300051. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan :-PKM-P- Efek Pemanasan Global Terhadap Profil Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa (PE) 2014 di Karang Ploso (BATU-JATIM) dan Desa Balung (JEMBER-JATIM)2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal sebelumnya.Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 27 Maret 2015

Yang Membuat Pernyataan

Mengetahui/Menyetujui

Ketua Jurusan/Prodi

Herry Suwandi

Ir. M.Farid W, MPNIM. 2120430005

NIP. 19610828 198803 1002

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

iiSURAT PERNYATAAN

iiiDAFTAR ISI

ivRINGKASAN

v

I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Tujuan Penelitian

1

1.3. Manfaat Penelitian

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

3

III. MATERI DAN METODE

5

3.1. Persiapan Ternak

5

3.2. Pengelompokan Ternak

6

3.3. Penampungan Spermatozoa

6

3.4. Variabel yang Diamati

6

3.5. Analisa Data

6

IV. HASIL PENELITIAN

7

4.1. Karakteristik Semen Segar

7

V. PEMBAHASAN

8

5.1. Motilitas Massa

8

5.2. Motilitas Individu

9

5.3. Konsentrasi Spermatozoa

10

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

12

6.1. Kesimpulan

12

6.2. Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

14

RINGKASANHerry Suwandi, Ahadi Waldiansah dan Norman Sholahuddin. Efek Pemansan Global Terhadap Profil Spermatozoa Kambing Peranakan Ettawa (PE). (dibimbing oleh Drh. Nurul Humaidah, M.Kes).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil spermatozoa akibat pemanasan global. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014 dan dilaksanakan di Karangploso Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 440 667 m dpl dan di Balung Kabupaten Jember dengan ketinggian tempat 83 m dpl..

Materi yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah 40 ekor kambing jantan PE dimana untuk setiap lokasi penelitian menggunakan 20 ekor sampel kambing jantan PE serta sarana dan prasarana penelitian yang berupa alat-alat seperti vagina buatan, mikroskop, haemacytometer, tabung centrifuge tube, NaCl 3%, kamar hitung Neubauer, dan counter. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap kuantitas dan kualitas profil spermatozoa yang dipelihara pada tempat dengan ketinggian berbeda dan untuk mengetahui perbedaannya digunakan analisis uji t (tidak berpasangan).

Berdasarkan hasil penelitian efek pemanasan global berpengaruh nyata (P 0.05). Rataan Motilitas massa di daerah dataran tinggi 2,9 0,4 dan di dataran rendah 1,7 0,6, rataan motilitas individu di daerah dataran tinggi 74,0 6,0 dan di dataran rendah 57,0 13,5.

Efek pemanasan global berpengaruh terhadap profil spermatozoa berupa motilitas Individu dan Motilitas Massa tetapi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi spermatozoa. Disarankan Pemeliharaan kambing PE sebagai pembibit lebih baik dipelihara di tempat dengan ketinggian 440-667 dpl, pemeliharaan kambing PE sebagai Penggemukan lebih baik dipelihara di tempat dengan ketinggian 440-667 dan 83 dpl dan dilakukan penelitian lebih lanjut efek pemanasan global terhadap profil spermatozoa yang lain seperti morfologi spermatozoa.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya global warming merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosper bumi.Ketidaknaturalan efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbondioksida, metana, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan khloro fuoro karbon yang dilepaskan secara berlebihan ini berasal dari cerobong pabrik-pabrik industri, sisa pembakaran yang berasal dari knalpot mobil dan motor, AC, kulkas, dan lain-lain. Namun, pemicu atau penyumbang gas efek rumah kaca yang dominan adalah kegiatan industri (Muhi, 2011).

Iklim merupakan salah satu perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas ternak. Suhu ditemukan sebagai salah satu unsur iklim yang berpengaruh besar terhadap proses-proses fisiologi ternak. Di daerah tropis perubahan musim dari musim kemarau ke musim hujan tidak diikuti oleh perubahan panjang hari bukan merupakn factor iklim yang menentukan dalam proses reproduksi ternak. Oleh karena itu untuk daerah tropis pengkajiannya perlu diarahkan pada faktor iklim lain.Beberapa penelitian terdahulu di daerah tropis menunjukkan bahwa suhu mempengaruhi produktivitas ternak. Semakin tinggi suhu, semakin rendah produktivitas ternak. Unsur iklim lain seperti kelembapan, udara dan hujan diperkirakan juga berpengaruh terhadap produktivitas ternak baik secara langsung maupun tidak langsung.

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui profil spermatozoa akibat pemanasan global. Pada ternak yang dipelihara di suatu wilayah yang bersuhu tinggi (27-32oC) dan wilayah yang bersuhu rendah (23-25oC) serta untuk membandingkan kualitas profil spermatozoa yang terbaik diantara kedua wilayah tersebut agar bias mendapatkan sperma yang berkualitas baik untuk kelangsungan reproduksi ternak itu sendiri dalam mendapatkan keturunan yang baik dan sehat.1.3 Manfaat Penelitian

Agar kita dapat mengetahui efek dari pemanasan global terhadap profil spermatozoa. Profil spermatozoa berkaitan dengan reproduksi ternak. Reproduksi ternak yang baik bekaitan dengan budidaya ternak kambing Peranakan Ettawa (PE) dalam upaya mendapatkan produksi profil spermatozoa yang baik dalam upaya untuk melakukan perkawinan buatan (IB) dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam mendukung kinerja pemerintah untuk menghadapi swasembada daging serta pasar bebas.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Global warming merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosper bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 0,18oC selama 100 tahun terakhir, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam Muhi (2011) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manuusia melalui efek rumah kaca.

Ketidaknaturalan efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbondioksida, metana, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan khloro fuoro karbon yang dilepaskan secara berlebihan ini berasal dari cerobong pabrik-pabrik industri, sisa pembakaran yang berasal dari knalpot mobil dan motor, AC, kulkas, dan lain-lain. Namun, pemicu atau penyumbang gas efek rumah kaca yang dominan adalah kegiatan industri (Muhi, 2011).

Suhu ditemukan sebagai salah satu unsur iklim yang berpengaruh besar terhadap proses-proses fisiologi ternak. Perubahan factor iklim (suhu udara, kelembapan udararelatif (RH) dan radiasi matahari), respon termoregulasi (suhu rektal, frekuensi pernapasan, dan frekuensi denyut jantung). Pengamatan iklim dilakukan setiap suhu dan kelembapan udara diukur di wilayah yang bersuhu tinggi, sedang dan rendah dengan thermometer bola kering-basah. Radiasi matahari diukur dengan mencatat suhu yang diterima benda hitam (black globe temperature) dan suhu rektal diukur dengan memasukkan thermometer klinis ke dalam rectum kambing sedalam 5 cm selama tiga menit. Frekuenssi pernapasan diukur dengan cara menghitung pergerakan naik turun di daerah flank selama satu menit. Frekuensi denyut jantung diukur dengan cara menempelkan stetoskop di dada sebelah kiri selama satu menit.

Khususnya suhu lingkungan, baik pada wilayah bersuhu rendah, dan tinggi menunjukkan tidak berada pada kondisi yang nyaman bagi ternak kambing, seperti yang dikemukakan oleh Smith dan Mangkuwidjojo (1988) bahwa daerah nyaman bagi kambing berkisar antara 18 dan 30oC. peningkatan suhu terjadi sejalan dengan peningkatan besarnya radiasi matahari yang diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terna kambing di dua wilayah pemeliharaan mengalami beban panas yang cukup besar. Namun demiikian, diduga bahwa beban panas yang lebih kecil dialami oleh kambing yang dipelihara di wilayah yang bersuhu rendah. Kondisi iini terlihat dari kemampuan suatu wilayah untuk memperbbaiki lingkungan mikro dalam wilayah bersuhu rendah, yaitu menurunkan suhu dan radiasi sinar matahari.Pengamatan gerakan massa spermatozoa dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Gerakkan massa diamati dengan meneteskan semen hasil penampungan diatas objek glass dengan pembesaran 10x. Gerakkan massa spermatozoa adalah pergerakan segerombolan spermatozoa pada semen yang belum diencerkan (semen segar) dan membentuk seperti gelombang. Gerakan massa spermatozoa digolongkan menjadii sangat baik (+++ atau nilai 3), jika terlihat gelombang-gelombang besar, banyak, tebal dan aktif bergerak cepat berpindah-pindah tempat bagaikan awan hitam menjelang hujan; baik (++ atau nilai 2), jika terlihat gelombang-gelombang kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan bergerak lambat; lumayan atau sedang (+ atau nilai 1), jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan-gerakan individual aktif progresif. Persentase motile (%M), persentase spermatozoa yang hidup (%H), persentase spermatozoa dengan apical ridge yang baik (%IAR) dan persentase spermatozoa dengan apical ridge yang rusak/patah (%BAR).

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Metode yang digunakan untuk memperoleh profil spermatozoa kambing PE akibat pemanasan global adalah studi kasus dengan melihat motilitas massa, motilitas individu dan konsentrasi spermatozoa yang dipelihara pada tempat dengan ketinggian berbeda dan nantinya akan dibandingkan dengan perhitungan uji t (tidak berpasangan).Prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

3.1 Persiapan ternak

Ternak dipersiapan di tempat khusus baik jantan maupun ternak betina sebagai pemancing sebelum dilakukan penampungan semen. Pengamatan tingkah laku pejantan dalam kopulasi guna melihat libido pejantan yang menjadi objek penelitian dilakukan selama tiga kali ejakulasi yakni tigkah laku kopulasi menjelang ejakulasi terdiri atas: Waktu pertama mencumbu betina

Waktu yang dibutuhkan pejantan untuk memulai mencumbu atau mencium betina sejak pertama kali didekatkan dengan betina pemancing.

Waktu timbul flehmen

Waktu yang dibutuhkan pejantan untuk memulai flehmen yaitu kelakuan khas pejantan apabila terangsang dengan memperlihatkan tanda mengangkat bibir dan kepala ke atas.

Frekuensi atau jumlah flehmen

Evaluasi dilakukan dengan melihat berapa kali pejantan memperlihatkan tanda terangsang berupa flehmen.Sedangkan tingkah laku kopulasi saat ejakulasi terdiri atas:

Waktu pertama kali menaiki betina

Waktu yang dibutuhkan pejantan untuk menaiki betina pemancing untuk pertama kali, tetapi belum melakukan kopulasi dan ejakulasi.

Waktu melakukan ejakulasi

Waktu yang dibutuhkan pejantan untuk melakukan ejakulasi sejak didekatkan dengan betina pemancing.

Lama intromisi

Penghitungan waktu lamanya intromisi dihitung dengan melihat berapa lama (detik) pejantan memasukkan penis kedalam vulva betina sampai pejantan mengeluarkan semen.

3.2 Pengelompokan ternak sebagai berikut

P1 = Pemeliharaan 20 ekor kambing PE pada suhu 28-32oC. P2 = Pemeliharaan 20 ekor kambing PE pada suhu 24-28oC.

3.3 Penampungan spermatozoa

Penampungan semen menggunakan vagina buatan (VB) dengan frekuensi penampungan 2 x seminggu dengan menggunakan kambing PE betina sebagai pemancing, secepatnya setelah penampungan, semen dibawa ketempat pemeriksaan dan waktu antara penampungan sampai pengenceran tidak pernah lebih dari 15 menit, kemudian semen dilakukan uji motilitas massa, motilitas individu dan konsentrasi spermatozoa

3.4 Variabel yang diamati

1) Motilitas massa

2) Motilitas individu

3) Konsentrasi spermatozoa

3.5 Analisa data

Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dengan 2 perlakuan dan 20 data serta 3 variabel yang diamati pada setiap lokasi penelitian.

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Semen Segar

Profil spermatozoa dalam hal ini konsentrasi masa dengan Uji t tidak terdapat perbedaan (P>0,05) antara kambing jantan yang dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah (Tabel 1), sedangkan motilitas massa dan individu kambing jantan yang dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah terdapat perbedaan yang sangat nyata (P