pkl
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN ABUTMEN 2 PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN OVER PASS TOL SEMARANG - SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II : GEDAWANG – PENGGARON ( STA 4+324.8 )
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kelulusan
Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Disusun Oleh :
DELGA WIMAS IRVANO
3.12.07.3.07
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “ Pelaksanaan Pekerjaan
Abutmen 2 Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang - Solo
Ruas Semarang – Bawen Seksi II : Gedawang – Penggaron STA 4+324.866“
ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Ketua Program Studi Konstruksi Sipil
Warsiti, ST. MT NIP 196203121988032002
Dosen Pembimbing
Herry Ludiro Wahyono, ST NIP 196002111984031002
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Sukardi, ST NIP 195506071988031001
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini tanpa hambatan yang berarti.
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan penulis sebagai sarana untuk
mengetahui, membandingakan dan menambah wawasan tentang pengelola proyek
di lapangan dengan segala kendala yang dihadapi, disamping itu juga sebagai
sarana untuk menjalin komunikasi dan tukar pengalaman dengan kru lapangan,
baik itu pekerja, staf ataupun pengawas lapangan.
Praktek Kerja Lapangan ini penulis laksanakan dari tanggal 22 Juli 2009
sampai 22 Agustus 2009 dan berlokasi di Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ( STA 4 + 324.8 ).
Penyusunan Praktik Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan karena bantuan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Sugiharto, MM selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang,
2. Bapak Sukardi, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Semarang,
3. Ibu Wasiti, ST. MT selaku Kepala Program Studi Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Semarang,
4. Bapak Herry Ludiro Wahyono, ST selaku Dosen Pembimbing Praktik
Kerja Lapangan,
iv
5. Bapak Safrizal Syamsu, Ir selaku Enginering Manager PT. Waskita
Karya
6. Bapak Reza Irawan, ST selaku Highway Engineer PT. Waskita Karya,
7. Bapak Suyitno, Ir selaku Pelaksana Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron PT.
Waskita Karya,
8. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam perencanaan dan penyusunan
Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
kemampuan penyusun. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca, agar dalam waktu penyusunan dapat
memperbaiki dan melengkapi kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Desember 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan……………… 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan….……… 1
1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah….…………. 2
1.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan......………….……… 2
1.3.2 Pembatasan Masalah………..…………………. 3
1.4 Metodelogi Pengumpulan Data……..…………………. 4
1.5 Sistematika Pembahasan …………………..………….. 5
BAB II MANAJEMEN PROYEK
2.1 Organisasi Proyek…………….……….………………. 6
2.1.1 Pemberi Tugas……………………….………… 7
2.1.2 Konsultan Perencana………………..…………. 8
2.1.3 Konsultan Pengawas…………………...………. 9
2.1.4 Kontraktor Pelaksana…………....…………….. 10
2.2 Susunan Organisasi Pelaksana Proyek………………… 13
vi
2.2.1 Project Manager………………….….………… 15
2.2.2 Site Manager………………………..……….…. 15
2.2.3 Keuangan dan Administrasi………………..….. 17
2.2.4 Logistik dan Peralatan…………….…..……….. 17
2.3 Hubungan Kerja dan Koordinasi…………...………….. 18
BAB III TINJAUAN UMUM
3.1 Latar Belakang Proyek …………......…………………. 19
3.2 Tujuan Proyek……………….………………………… 20
3.3 Lokasi Proyek…………………..……………………… 20
3.4 Data Umum………………..…..………………………. 21
3.4.1 Data Kontrak………..…………………………. 21
3.4.2 Data Teknis……………………………………. 21
3.5 Material dan Peralatan Teknis…………….....………… 23
3.5.1 Spesifikasi Teknis Material….………………… 23
3.5.2 Sumber Bahan Material……...………………… 29
3.5.3 Peralatan Mekanis…………….……………….. 29
3.6 Perencanaan Proyek…………..……………………….. 35
3.6.1 Uraian Umum……….........……………………. 35
3.6.2 Survey Pendahuluan…………………………… 36
3.6.3 Analisa Data……………………….…..………. 37
3.6.4 Perencanaan……………….…..……………….. 38
3.7 Pelaksanaan Proyek……………………………………. 40
3.7.1 Uraian Umum………………..………………… 40
vii
rjaan Pengecoran………………………….. 71
rjaan Perawatan Beton……………...…….. 78
si………………..……………….………… 82
BAB V
R PU
LAMPIRAN
3.7.2 Urutan Pelaksanaan…………..….…………….. 41
3.8 Pembiayaan……………..…..…………………………. 42
3.9 Sistem Pembayaran………………...………………….. 42
BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK
4.1 Pendahuluan………………..….………………………. 43
4.2 Pembuatan Abutmen Jembatan………….…….……… 43
4.2.1 Pekerjaan Galian Tanah…………………..……. 44
4.2.2 Pekerjaan Pondasi...........………………………. 45
4.2.3 Pekerjaan Urugan Tanah ……….…...……..….. 48
4.2.4 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi.................. 49
4.2.5 Pekerjaan Penulangan………………………….. 49
4.2.6 Pekerjaan Skavolding dan Begisting……...…… 61
4.2.7 Peke
4.2.8 Pekerjaan Pembongkaran Bekesting………..…. 77
4.2.9 Peke
4.3 Kendala dan Solusi Proyek…………………....………. 81
4.3.1 Kendala Dalam Proyek………………………… 81
4.3.2 Solu
PENUTUP
5.1 Kesimpulan…….………………..…………………….. 84
5.2 Saran………………..………………………………….. 85
DAFTA STAKA
viii
enset...................................................................................... 32
Gambar 3.2 Alat Berat Dum .………………... 32
ambar 3.3 Alat Berat Excavator............................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 G
p Truck …………………..
G
Gambar 3.4 Alat Berat Water Tank............................................................ 34
Gambar 3.5 Alat Berat Truck Mixer........................................................... 34
Gambar 3.6 Concrete Vibrator.................................................................... 35
Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Tanah.......................................................... 44
Gambar 4.2 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi............................................. 46
Gambar 4.3 Dimensi Lantai Kerja.............................................................. 48
Gambar 4.4 Pekerjaan Urugan Tanah......................................................... 48
Gambar 4.5 Pekerjaan Penulangan Footing Abutmen................................ 50
Gambar 4.6 Detail Penulangan Footing Abutmen pada Gambar Kerja..... 50
Gambar 4.7 Detail Penulangan Footing Abutmen...................................... 51
Gambar 4.8 Tulangan Ulir Model Kait Miring........................................... 52
Gambar 4.9 Penulangan pada Dinding Abutmen....................................... 53
Gambar 4.10 Tulangan Susut pada Gambar Kerja....................................... 54
Gambar 4.11 Detail Penulangan Dinding Abutmen..................................... 54
Gambar 4.12 Tulangan Susut........................................................................ 55
Gambar 4.13 Detail Tulangan Susut............................................................. 55
Gambar 4.14 Sambungan Tulangan Susut Besi Ulir.................................... 56
Gambar 4.15 Gaya pada Bekesting Peri....................................................... 56
ix
Gambar 4.16 Penulangan pada ing Wall Abutmen....................................... 57
Gambar 4.17 Detail Penulangan Wing Wall Abutmen................................. 58
Gambar 4.18 Model Penyambungan Tulangan............................................ 59
Gambar 4.19 Pekerjaan Penulangan pada Kepala Abutmen........................ 60
Gambar 4.20 Detail Penulangan Kepala Abutmen....................................... 60
Gambar 4.21 Pemasangan Bekesting Pondasi.............................................. 64
Gambar 4.22 Penyusunan Bekesting Peri..................................................... 65
Gambar 4.23 Pemasangan Bekesting Peri pada Dinding Abutmen.............. 66
Gambar 4.24 Pemasangan Bekesting Peri.................................................... 66
Gambar 4.25 Detail Pemasangan Bekesting Peri......................................... 67
Gambar 4.26 Pemasangan Bekesting Peri pada Kepala Abutmen............... 68
Gambar 4.27 Pemasangan Bekesting Peri pada Wing Wall Abutmen......... 70
Gambar 4.28 Pekerjaan Persiapan Pengecoran............................................. 73
Gambar 4.29 Pengujian Slump..................................................................... 75
Gambar 4.30 Pembongkaran Bekesting Abutmen........................................ 78
Gambar 4.31 Perawatan Beton Abutmen...................................................... 79
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� �1 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Sesuai dengan kurikulum pendidikan Politeknik, Praktik Kerja
Lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang.
Praktik Kerja Lapangan merupakan penyempurna dari pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah ditempuh pada semester 4 dan
sekaligus merupakan usaha untuk memperluas pengetahuan serta pemikiran
mahasiswa karena disadari bahwa pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di
bangku kuliah belum cukup memadai sebagai bekal terjun di lapangan
pekerjaan yang sesungguhnya. Didalam Praktik Kerja Lapangan mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku
kuliah ke dalam praktik di lapangan, sehingga dapat lebih memahami keadaan
dan permasalahan di lapangan.
Keuntungan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah melatih
mahasiswa untuk dapat mandiri, mengenal lingkungan, dan sistem kerja di
proyek sebagai bekal untuk terjun di lapangan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Praktik Kerja Lapangan secara umum bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan professional dan menerapkan ilmu
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� �2 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)
pengetahuan dasar teknik, keahlian dan pelengkap secara terpadu, sistematis
serta ilmiah dalam bentuk kerja nyata pada pelaksanaan pembangunan proyek
secara berkelompok.
Tujuan khusus dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1. Melengkapi persyaratan program pendidikan Diploma III Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
2. Membandingkan, menganalisa dan mengaplikasikan antara teori di
bangku kuliah dengan keadaan di lapangan dan dapat memecahkan
masalah yang ada di lapangan berdasarkan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki
3. Melihat langsung pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek, baik
dari segi teknis maupun non teknis
4. Membina kemandirian dalam mengamati dan mengumpulkan data-
data yang diperlukan secara aktif sehingga tidak canggung lagi
nantinya jika terjun di lapangan
5. Memberi bekal pengetahuan dan pengalaman lapangan untuk
mengenal sikap kerja rekanan yang terlibat di lapangan
6. Mampu menyajikan laporan teknik yang memberikan gambaran
1.3 RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH
1.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol
Semarang - Solo Ruas Semarang - Bawen, Seksi II: Gedawang-Penggaron
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� �3 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)
meliputi :
a. Pekerjaan pada struktur bawah yang meliputi pekerjaan pondasi foot
plat, pilar, dan abutmen
b. Pekerjaan pada struktur atas yang meliputi pekerjaan pemasangan
gelagar, pekerjaan lantai jembatan dan pengaspalan jalan
c. Pekerjaan bangunan pelengkap jembatan yng meliputi tembok penahan,
trotoar, dan lain-lain
Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,
spesifikasi teknik dan syarat-syarat umum yang sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari direksi teknis.
1.3.2 Pembatasan Masalah
Dalam proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron ini, tidaklah dapat
diikuti secara keseluruhan mengingat keterbatasan waktu yang disediakan
untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan dari Politeknik Negeri Semarang.
Karena waktu yang singkat maka pembahasan masalah dalam laporan
dibatasi pada pekerjaan yang dilaksanakan selama Praktik Kerja Lapangan
yang meliputi :
1. Tinjauan secara umum
adalah pengamatan proyek secara umum yang meliputi keseluruhan
proyek, pihak-pihak yang terkait dalam proyek, syarat-syarat
administrasi dan syarat-syarat teknis
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� �4 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)
2. Tinjauan proyek secara khusus
adalah tinjauan proyek secara detail yang berisi tentang uraian
pekerjaan yang dilihat dan diamati pada waktu pelaksanaan Pratik Kerja
Lapangan. Dalam hal ini penulis mengamati sebagian pekerjaan
abutmen yang meliputi penulangan, pemasangan bekesting dan
pengecoran dilihat dari segi kontraktor
1.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan laporan ini, metode penelitian dan teknik
pengumpulan data yang digunakan bersumber dari :
1. Data Primer
Data yang diambil di lapangan dengan cara :
a. Wawancara dari pengawas lapangan, staff kontraktor, staff konsultan
dan pekerja di lapangan
b. Hasil konsultasi dan pengamatan langsung di lapangan
c. Data-data dan dokumen proyek
2. Data Sekunder
Data yang diambil berdasar dari :
a. Ketentuan yang berlaku pada Proyek Pembangunan Jembatan Over
Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-
Penggaron yang telah ditetapkan oleh Depertemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal svnt Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi
Jawa Tengah.
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� �5 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)
b. Literatur-literatur yang dapat menunjang penyusunan laporan ini.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menyajikan gambaran tentang latar belakang Paraktik Kerja
Lapangan, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan pembatasan
masalah, metodologi pengumpulan data, serta sistematika
pembahasan.
Bab II Manajemen Proyek
Menyajikan gambaran organisasi proyek, susunan organisasi
proyek, serta hubungan kerja dan koordinasi.
Bab III Spesifikasi Tinjauan Umum Proyek
Menyajikan gambaran latar belakang proyek, tujuan proyek, lokasi
proyek, data umum, material dan peralatan teknis, perencanaan
proyek, pelaksanaan proyek, pembiayaan, serta sistem pembayaran.
Bab IV Spesifikasi Tinjauan Khusus Proyek
Menyajikan gambaran pendahuluan, pembuatan abutmen jembatan,
pekerjaan pilar jembatan, serta kendala dan solusi proyek yang
terjadi didalam proyek.
Bab V Penutup
Menyajikan gambaran kesimpulan dan saran dari laporan Praktik
Kerja Lapangan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 6 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.1 ORGANISASI PROYEK
Keberhasilan suatu proyek dalam mencapai suatu tujuan sesuai
dengan yang direncanakan, ternyata tidak hanya membutuhkan dana dan
teknologi yang digunakan serta waktu yang tersedia. Akan tetapi harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung dan membatasi serta
sangat ditentukan oleh cara pengelolaan proyek tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mendukung adalah keinginan untuk
berkembang, pengamatan dan penelitian. Sedangkan faktor-faktor yang
membatasi adalah seperti kebutuhan masyarakat dan situasi ekonomi.
Pada prisnsipnya menejemen proyek adalah suatu alat untuk
mengelolah dan mengevaluasi pelaksanaan suatu proyek sehingga dapat
berjalan dengan lancar, tepat waktu dan memberikan hasil optimal.
Dalam suatu proyek, khususnya proyek pembangunan Jembatan Over
Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-
Penggaron terdapat beberapa unsur yang terlibat untuk mewujudkan proyek
tersebut. Adapun unsur tersebut adalah :
1. Pemberi Tugas (Owner)
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas (Supervise)
4. Kontraktor Pelaksana (Penyedia Jasa)
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 7 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Hubungan antar unsur-unsur tersebut di atas dalam pelaksanaannya
harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati agar
terjadi komunikasi yang baik dan terarah.
2.1.1 Pemberi Tugas (Owner)
Pemberi tugas adalah orang atau badan baik swasta ataupun
pemerintah yang mempunyai gagasan untuk mendirikan bangunan. Owner
memberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan bangunan kepada orang atau
badan yang dianggap mampu melaksanakannya dan mempunyai
kesanggupan untuk menyediakan dana untuk merealisasikan proyek
tersebut.
Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron STA (4+324.8)
yang bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah Pemerintah Republik
Indonesia yang diwakili oleh Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa
Tengah dan dikuasakan kepada PT. TRANS MARGA JATENG yang
merupakan gabungan antara PT. JASA MARGA dan PT. Sarana
Pembangunan Jawa Tengah.
Tugas dan Kewajiban Pemberi Tugas :
1. Mempunyai wewenang penuh terhadap keseluruhan proyek
2. Menunjuk serta memberikan tugas kepada konsultan perencana untuk
melaksanakan proyek tersebut
3. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanan proyek/kontraktor
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 8 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
4. Mengadakan kontrak dengan perencana, pengawas dan kontraktor yang
memuat tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing unsur
secara jelas dan sesuai prosedur hukum
5. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut
6. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu
proyek
7. Menunjuk konsultan pengawas untuk mengawasi secara langsung
pelaksanaan proyek di lapangan
8. Mengeluarkan semua perintah kepada kontraktor melalui konsultan
pengawas
9. Mengesahkan keputusan menyangkut mutu, waktu pelaksanaan, biaya,
sanksi dan denda terhadap pelangar kontrak
10. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh konsultan
2.1.2 Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah suatu badan atau perorangan yang
dipercaya dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas (Owner), dimana badan ini
mempunyai keahlian tertentu dan ahli dalam membuat perencanaan
pekerjaan suatu proyek, gambar-gambar kerja beserta penaksirannya, serta
dapat memberikan nasehat dan jasa lainnya yang berhubungan dengan
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 9 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan objek-objek dibidang teknik
bangunan.
Konsultan Perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
1. Membuat perencanaan lengkap dari proyek yang akan dibangun
sebagai dasar pelelangan
2. Mengadakan penyelidikan awal yang meliputi pengumpulan data
lapangan serta data penyelidikan tanah
3. Memberi usulan-usulan dan saran-saran kepada pemberi tugas
sehubungan dengan pelaksanaan proyek ini
4. Memberi penjelasan kepada pelaksana dan pengawas lapangan bila
ada hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana
5. Membuat perencanaan ulang/revisi bilamana diperlukan
6. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang telah
dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
2.1.3 Konsultan Pengawas ( Supervisi )
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan adalah orang atau badan
yang mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan bangunan agar
sesuai dengan perencanaan. Bertindak sebagai konsultan pengawas pada
proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah PT. CIPTA
STRADA.
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 10 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Adapun Konsultan Pengawas mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Mengawasi pelaksanaan pembangunan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan dan sebagai penasehat Pemberi Tugas
2. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanan dan berhak
memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaaan khususnya terhadap
bagian pekerjaan tertentu yang meragukan
3. Mengadakan surat-menyurat atas nama pemberi tugas di lapangan
4. Memberi laporan kemajuan pekerjaan proyek kepada Owner
5. Pengawas berhak memerintahkan kontraktor untuk mengeluarkan setiap
orang yang tidak berkepentingan dari tempat pelaksanaan proyek
6. Pengawas bertugas untuk dan atas nama pemilik dengan surat
perjanjian kontrak masih berlaku
2.1.4 Kontraktor Pelaksana (Penyedia Jasa)
Kontrkator Pelaksana adalah pihak yang diserahi tugas untuk
melaksanakan pembangunan proyek oleh Pemberi Tugas melalui prosedur
lelang dan segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak
(rencana kerja dan syarat-syarat, dan gambar), dengan biaya sesuai kontrak
yang mereka sepakati.
Kontraktor mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja
2. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 11 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
3. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dan pemberi tugas,
sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian
pemborongan
4. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-
syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian
pemborong (gambar rencana, bestek, risalah pekerjaan)
5. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau
kekurangsempurnaan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan
dengan menanggung semua biayanya
7. Menyerahkan hasil pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai
Adapun sebagai kontraktor pelaksana pada proyek pembangunan
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :
Gedawang-Penggaron ini adalah PT. Waskita Karya :
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 12
PEMILIK PROYEK
PT. TRANS MARGA JATENG
Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
KONSULTAN PENGAWAS KONSULTAN PERENCANA
PT.CIPTA STRADA PT.VIRAMA KARYA
Gambar 2.1. Hubungan kerja organisasi pengelolaan proyek Gambar 2.1. Hubungan kerja organisasi pengelolaan proyek
Gambar 2.2 Hubungan Kerja Gambar 2.2 Hubungan Kerja
Keterangan : Keterangan :
: Garis komando/perintah : Garis komando/perintah
: Garis koordinasi : Garis koordinasi
KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. WASKITA KARYA
PEMILIK PROYEK
PT. TRANS MARGA JATENG
KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. WASKITA KARYA PT. CIPTA STRADA
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 13 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
2.2 SUSUNAN ORGANISASI PELAKSANA PROYEK
Dalam pelaksanaan suatu proyek, perlu adanya suatu organisasi
pelaksanaan yang merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan
proyek. Organisasi dalam arti badan dapat didefinisikan sebagai sekelompok
orang yang bekerja sama dalam suatu kelompok-kelompk kerja yang saling
terkait, bertanggung jawab dan bekerja secara harmonis untuk mencapai
tujuan tertentu.
Organisasi adalah merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Organisasi Proyek dikatakan berhasil jika mampu
mengendalikan tiga hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya.
Suatu organisasi mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Adanya sekelompok orang
2. Terjadi hubungan yang harmonis dalam suatu kerja sama
3. Terjadi kerja sama berdasar atas hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing dengan tujuannya
Dalam organisasi proyek diperlukan batasan-batasan tersebut sehingga
dapat menghindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan
tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat
ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.
Stuktur Organisasi Bagian Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :
Gedawang-Penggaron Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2009 sebagai
berikut :
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 14 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 15 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
2.2.1 Project Manager
Project Manager merupakan wakil kontraktor utama yang berhak
untuk menetukan policy/kebijaksanaan proyek dalam memilih dan
mentapkan cara pelaksanaan seluruh pekerjaan yang paling menguntungkan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun tugas wewenang dari seorang Project Manager adalah sebagai
berikut:
1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan proyek;
2. Mengadakan pengawasan pada pelaksanakan;
3. Mengkoordinasikan semua pekerjaan;
4. Mengontrol kemajuan kerja terhadap rencana proyek;
5. Bertanggung jawab atas mutu dan pekerjaan.
2.2.2 Site Manager
Dalam pelaksanaan operasi manajemen konstruksi, site manager
adalah pemimpin tertinggi suatu proyek di lapangan yang mewakili Project
Manager. Ia adalah pelaksana harian dari Project Manager dalam semua hal
yang bersifat teknis dan koordinasi (lapangan). Dalam melaksanakan
kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada Manager.
Tugas Site Manager adalah sebagai berikut :
1. Bidang Teknik
a. Menyusun rencana jadwal kerja pelaksanaan (master schedule)
b. Menghitung atau memperkirakan jumlah bahan yang dibutuhkan
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 16 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
c. Mempelajari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui apakah pekerjaan-pekerjaan tersebut telah diselesaikan
sebagaimana mestinya
d. Mengawasi secara langsung pekerjaan proyek di lapangan
e. Memimpin rapat-rapat mengenai kemajuan pekerjaan
f. Mencatat segala kemajuan pekerjaan dan melaporkannya kepada
pemimpin proyek
g. Mengendalikan proyek dalam hal pengambilan keputusan
h. Mempertanggungjawabkan semua pekerjaan, baik dalam hal biaya,
waktu maupun kualitas pekerjaan
i. Mengatasi dan menjaga mutu pekerjaan
2. Bidang Manajerial
a. Membentuk organisasi lapangan dan membuat batasan wewenang
b. Mengatur penempatan personalia
c. Menjaga disiplin dan ketertiban kerja karyawan
d. Membuat dan mengawasi jadwal pelaksanaan pekerjaan
e. Mengatur penggunaan alat, tenaga kerja dan bahan
f. Membuat jadwal waktu pemesanan bahan-bahan
g. Membuat rencana kerja pelaksanaan baik bulanan maupun mingguan
3. Bidang Administrasi dan Keuangan
a. Menyusun biaya atau anggaran berkala yang berhubungan dengan
masalah teknik pekerjaan
b. Mengawasi pengeluaran pada pekerjaan teknik di lapangan
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 17 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
c. Meneliti dan melaporkan anggaran biaya pekerjaan tambahan dan
pengurangan pekerjaan
2.2.3 Keuangan dan Administrasi
Bagian administrasi dan keuangan merupakan unsur pelaksana proyek
yang penting dalam kelancaran suatu proyek. Kegiatan ini sangat
berpengaruh pada efisiensi, arus informasi dan dalam manajerial proyek.
Adapun tugas-tugasnya antara lain :
a. Mengurus pembayaran upah semua unsur proyek
b. Mengatur surat-menyurat, arsip dan dokumentasi
c. Mengurus pembelian dan pembayaran bahan/material
d. Mengatur, mengawasi dan melaporkan semua hal tentang keuangan
proyek kepada Project Manager
2.2.4 Logistik dan Peralatan
Bagian logistik bertugas mengatur pengadaan material yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga menyelenggarakan
administrasi dan inventarisasi material.
Adapun tugas-tugasnya antara lain :
a. Bersama Site Manager membuat jadwal pengadaan bahan/material dan
peralatan proyek
b. Melaksanakan inventarisasi, administrasi dan dokumentasi pemesanan
dan pengadaan bahan/alat
Laporan Praktik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 18 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
c. Melakukan pembelian atau penyewaan bahan/alat yang telah diputuskan
oleh pimpinan proyek sesuai dengan jadwal pengadaan bahan/alat dan
prosedur perusahaan
d. Mengatur penyelenggaraan penggudangan, penyimpanan, pemeliharaan
dan pemakaian bahan/alat
2.3 HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI
Hubungan kerja antara unsur-unsur pokok pelaksana pembangunan
adalah masing-masing pihak harus tunduk dan patuh kepada persyaratan atau
peraturan yang telah disusun, baik secara adminiftratif maupun secara teknis
demi kelancaran jalannya pelaksanaan suatu proyek.
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :
1. Antara pemilik proyek (owner) dengan konsultan terjalin ikatan kontrak:
a. Pemilik proyek memberikan jasa/biaya pengawasan kapada konsultan
b. Konsultan memberikan jasa pengawasan kepada pemilik proyek
2. Antara pemilik proyek (owner) dengan kontraktor terjalin kontrak :
a. Pemilik proyek memberikan biaya pelaksanaan pekerjaan kepada
kontraktor
b. Kontraktor memberikan atau menyerahkan hasil pekerjaan kepada
pemilik proyek
3. Antara konsultan dengan kontraktor terjalin ikatan koordinasi :
a. Konsultan memberikan pelaksanaan persyaratan kepada kontraktor
b. Kontraktor merealisasikan persyaratan
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 19 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
3.1 LATAR BELAKANG PROYEK
Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju dan
kompleks, menuntut adanya mobilisasi yang tinggi dari pelakunya. Hal ini
menyebabkan adanya tuntutan dari masyarakat untuk meningkatkan sarana
dan prasarana lalu lintas. Menyusul berkembangnya arus lalu lintas jika tidak
diimbangi dengan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan akan
menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk memberikan
kelancaran, keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat saat ini semakin
dibutuhkan. Selain itu perkembangan sarana ini juga akan mendukung
berkembangnya bidang lainnya seperti bidang ekonomi, sosial, dan budaya
yang diiringi dengan meningkatnya kehidupan masyarakat kita. Untuk itu
pembangunan prasarana lalu lintas yang memadai seperti peningkatan jalan,
pembuatan jalan baru, peningkatan jembatan, pembuatan jembatan baru
adalah perlu untuk dilakukan. Jalan raya dan jembatan merupakan bagian dari
prasarana perhubungan di darat yang mempunyai kedudukan dan peranan
yang penting dalam kegiatan suatu negara.
Umumnya permasalahan lalu lintas dewasa ini berkisar pada
kemampuan jalan yang tidak sesuai dengan beban lalu lintas yang ada serta
jembatan lama yang tidak memadai. Oleh karena itu agar jembatan tersebut
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 20 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
dapat mendukung kegiatan sehari-hari maka diperlukan pembangunan
jembatan baru disamping jembatan lama agar dapat diperoleh lalu lintas
nyaman dan aman.
3.2 TUJUAN PROYEK
Dengan selesainya proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron ini,
diharapkan dapat berfungsi sesuai dengan rencana, diantaranya :
a. Memperlancar arus lalu lintas di daerah tersebut, baik ekonomi maupun
pertanian
b. Memperlancar arus transportasi pada daerah Gedawang dengan desa
Jabungan karena dibawah jembatan akan dibangun jalan tol Semarang-
Solo
c. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan Gedawang
ke Jabungan, demikian sebaliknya dari Jabungan ke Gedawang
3.3 LOKASI PROYEK
Lokasi Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron STA (4+ 324.8) yang
menghubungkan antara desa Gedawang dengan desa Jabungan dan terletak di
desa Gedawang dengan desa Jabungan kecamatan Gedawang Kabupaten
Ungaran, Provinsi Jawa Tengah.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 21 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
3.4 DATA UMUM
Proyek ini merupakan bagian dari proyek jembatan yang
menghubungkan desa Gedawang dengan desa Jabungan. Jembatan ini
dibangun karena pada bawah jembatan ini akan dibangun jalan tol Semarang-
Solo. Karena akses penghubung jalan ini tidak ada maka dibangun jembatan
sebagai pengganti jalan yang menghubungkan kedua desa tersebut. Proyek
pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-
Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron merupakan salah satu program
peningkatan sumber daya manusia. Tujuan proyek ini adalah untuk
meningkatkan kenyamanan berlalu lintas dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar.
3.4.1 Data Kontrak
Proyek ini dilaksanakan oleh Penyedia Jasa PT. Trans Marga Jateng,
konsultan supervisi PT. Cipta Strada dan konsultan perencana PT. Virama
Karya and Asc. Dengan tanggal kontrak proyek 13 Mei 2009 dan Nomor
Kontrak TMJ . KJP . / V / 2009 / 003. Jenis Kontrak Unit Price.
3.4.2 Data Teknis
Penanganan Jembatan :
a. Panjang/bentang jembatan 50 meter
b. Lebar jembatan 8 meter lebar perkerasan 6 m dengan 1 jalur dan 2 lajur
c. Jembatan utama menggunakan balok prategang
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 22 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
d. Jumlah balok terdiri atas 10 buah girder @ 25,6 m
e. Mutu beton girder K- 600
f. Pondasi abutmen dan pilar menggunakan pondasi Foot Plat kedalaman 1-2
m
Dengan demikian data-data Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass
Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron
adalah sebagai berikut :
Nama proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :
Gedawang-Penggaron Povinsi JawaTengah.
Paket : Jalan Tol Semarang-Solo
Lokasi Proyek : Desa Gedawang
Ruas Jalan : Gedawang-Jabungan
Panjang Jembatan : 50 meter
Lebar Jembatan : 1.00 + 6.00 + 1.00 (8 meter)
Pondasi : Foot Plat
Abutmen : Beton bertulang kelas C-1
Pilar : Beton bertulang kelas C-1
Girder : Beton K -600
Konstruksi Jalan : Arah Gedawang dan arah Jabungan
Tanggal Kontrak : 13 Mei 2009
Nomor Kontrak : TMJ . KJP . / V / 2009 / 003
Jenis Kontrak : Unit Price
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 23 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Sumber Dana : PT. Trans Marga Jateng
Penyedia Jasa : PT. Trans Marga Jateng
Konsultan Perencana : PT. Virama Karya and Asc
Konsultan Supervisi : PT. Cipta Strada
Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya
Waktu Pelaksanaan : 395 hari kalender
Masa Pemeliharaan : 1.089 hari kalender
3.5 MATERIAL DAN PERALATAN MEKANIS
3.5.1 Spesifikasi Teknis Material
Bahan material yang akan dipakai dalam suatu proyek terlebih dahalu
harus diuji kualitasnya., sehingga akan didapat material yang terjamin
mutunya. Pengujian material harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
oleh direksi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
material antara lain :
1. Material harus memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku
2. Material harus sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe, dan mutu yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau yang secara khusus disetujui
secara tertulis oleh direksi
3. Seluruh material untuk bangunan struktural harus berkualitas
Selain itu material tersebut harus disimpan sedemikian rupa sehingga
mutunya terjamin dan terpaelihara serta sewaktu-waktu harus siap untuk
digunakan dalam pekerjaan.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 24 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
a. Air
Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa
pengujian. Air dengan kriteria diatas tidak selalu ada dan jika tidak ada
diharuskan untuk mengamati dan menguji apakah air tesebut
mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton ataupun baja
tulangan. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat-zat yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, ataupun zat organik.
b. Sement Portland
Sement Portland merupakan bahan pengikat dalam campuran beton
maupun dalam adukan spesi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimpanan semen antara lain :
1. Semen yang baru dikirim ke lokasi harus segera ditempatkan dalam
gudang penyimpanan, dalam setiap pengiriman harus dipisahkan agar
mudah diidentifikasi antara semen yang masih baru dan semen yang
sudah lama
2. Semen harus dijaga agar tidak tercampur dengan bahan - bahan yang
lain
3. Semen diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian 30 cm dari
lantai gudang untuk menghindari kelembaban
4. Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak
bebas 50 cm
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 25 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
5. Tiap tumpukan tidak boleh lebih dari 10 kantong untuk menghindari
mengerasnya semen dibagian bawah karena tekanan
6. Gudang harus terlindung dari cuaca, memiliki ventilasi dan cukup
lapang untuk membuat semen dalam jumlah cukup besar.
c. Agregat Halus
Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat halus bila
mempunyai ukuran 0,15 – 5 mm. Agregat halus untuk beton dapat berupa
pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
Syarat-syarat untuk agregat halus menurut PBI 1971 N.I.-2, antara
lain:
1. Terdiri dari butiran tajam dan keras, bersifat kekal artinya tidak mudah
pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik matahari dan
hujan
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah butiran yang
lolos saringan 0,063 mm. Bila kadar lumpur lebih dari 5 %, maka
harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai
3. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaaan warna dari abrams harder (dengan
larutan NaOH)
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 26 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
4. Harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan
apabila disaring harus memenuhi persyaratan :
• sisa di atas saringan 4 mm, harus minimum 2 % berat
• sisa di atas saringan 1 mm, harus minimum 10 % berat
• sisa di atas saringan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95%
berat
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui
d. Agregat Kasar
Suatu agrgat dapat dikategorikan sebagai agregat kasar bila
mempunyai ukuran butiran 5 mm – 40 mm, sedangkan yang lebih besar
dari itu disebut sebagai batu. Agregat kasar atau split pada umumnya
diperoleh dari pemecahan batu dengan stone crusher, namun bisa juga
dari pemecahan secara manual.
Syarat-syarat agregat kasar sesuai PBI 1971 N.I. – 2, antara lain :
1. Terdiri dari butiran keras, tidak berpori.
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering,
3. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
4. Ukuran maksimum agregat tidak lebih besar dari ¾ jarak bersih
minimum antar tulangan.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 27 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin
pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50
%. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat.
• Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat.
• Selisih antara sisa komulatif diatas dua ayakan berurutan adalah
maksimum 60% dan minimum 10%.
e. Batu Pecah/Belah
Batu pecah/belah beton siklop harus terdiri dari batu yang telah
disetujui kualitasnya, keras dan awet, bebas dari retak, tidak porous dan
tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari
kotoran, minyak dan bahan lain yang dapat mempengaruhi ikatannya
dengan beton.
f. Baja Tulangan
Adapun syarat-ayarat dalam pemilihan dan penyimpanan baja
tulangan antara lain :
1. Penimbunan di udara terbuka untuk jangka waktu yang lama dicegah
2. Mutu yang meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 28 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
3. Mutu harus dijamin oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat
4. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm dan tidak bersepuh seng
5. Harus disimpan sedemikian rupa untuk menghindari korosi atau
kerusakan lainnya
g. Begisting
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan sebagai
begisting, antara lain :
1. Dapat terbuat dari kayu ataupun baja yang cukup kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan, dan perawatan
2. Semua kayu harus padat dan bebas dari lengkung, puntir, getah,
simpul yang besar dan lepas, tepi bergelombang, dan kerusakan
lainnya yang mempengaruhi kekuatan maupun penampilan dari
struktur akhir
h. Bahan Pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, peningkatan
dan pengerasan, ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai
bahan-bahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai
harus disetujui oleh pengguna barang/jasa. Manfaat dari bahan pembantu
harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil percobaan. Selama bahan-
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 29 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
bahan pembantu dipakai, harus diadakan pengawasan yang cermat
terhadap pemakaiannya.
3.5.2 Sumber Bahan Material
Dalam pemilihan material, selain syarat teknis kita juga harus
memperhatikan kemudahan tersedianya material di lokasi proyek, karena
menyangkut efisien waktu dan dana. Adapun sumber bahan material untuk
pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-
Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron adalah sebagai berikut :
1. Air diambil dari sungai Gedawang (air sungai setempat)
2. Semen yang digunakan adalah Semen Gresik 50 kg dan Holcim 40 kg
3. Agregat halus/pasir berasal dari Muntilan dan Lokal
4. Agregat kasar/batu pecah berasal dari Muntilan dan Lokal
5. Baja tulangan dari PT. Krakatau Steel dengan diameter D13, D16, D19,
D22, D25, serta dengan mutu U32
6. Kayu begisting peri yang digunakan berukuran 5/7, 7/10, 6/12 dan
papan multiplek setebal 12 mm dan 18 mm
3.5.3 Peralatan Mekanis
Peralatan untuk pelaksanaan proyek sangat diperlukan terutama dalam
bidang keteknikan. Dalam menggunakan peralatan harus dipertimbangkan
mengenai aspek ekonomis dan efektifitas kerja, sehingga dapat menunjang
kelancaran pekerjaan.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 30 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Yang dimaksud dengan penggunaan peralatan disini adalah
penggunaan yang benar dari peralatan berdasarkan jenisnya pada lapangan
atau pada bidang pekerjaan yang tepat. Dengan penggunaan peralatan yang
tepat juga dapat memperpanjang jangka waktu usia pemakaian alat itu
sendiri. Disamping itu, pemilihan peralatan hendaknya harus tepat,
didasarkan pada pertimbangan produktifitas dan umur ekonois dari
peralatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan alat, untuk
pemilihan alat pekerjaan, diantaranya :
1. Macam jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan)
2. Besarnya pekerjaan (berapa luas, berapa kilometer, dan kelas jalan)
3. Daerah pekerjaan (pegunungan, tanah rawa, tanah gambut)
4. Sifat proyek (menyangkut waktu penyelesaian)
Dari beberapa faktor diatas dapat ditentukan macam peralatan yang
akan diperlukan dan jumlah masing-masing peralatan. Setelah ditentukan
jenis dan jumlanya maka perlu ditentukan spesifikasi dari peralatan tersebut.
Hal ini sangat penting untuk memperoleh peralatan yang baik, namun
dengan harga yang relatif murah.
Dalam memilih peralatan yang ditinjau dari segi produsen/pabrik
maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Reputasi dari pabrik yang membuat
b. Reputasi dari peralatan tersebut, dalam hal ini mengenai umur produksi
c. Garansi penunjang (berupa tenaga ahli, onderdil, training)
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 31 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
d. Standarisasi, sedapat mungkin dibeli dari pabrik yang pembuat
peralatan yang sudah mempunyai standar mutu.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka pemilihan
peralatan akan lebih mudah dilakukan dalam rangka memperoleh peralatan
yang tepat, murah, dan awet. Mengingat pembangunan dari jembatan ini
termasuk pekerjaan yang cukup berat, maka selain dikerjakan oleh tenaga
manusia juga memanfaatkan bantuan peralatan mekanis. Tujuan dari
penggunaan peralatan mekanis adalah :
1. Mempercepat selesainya suatu pekerjaan, mengingat volume pekerjaan
yang cukup besar
2. Memperoleh suatu hasil pekerjaan yang lebih baik dan efisien
Pada pelaksanaan pekerjaan proyek Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini
terdapat beberapa peralatan yang digunakan. Peralatan ini dapat
digolongkan cara penggunaannya secara manual maupun dengan alat berat.
Adapun peralatan yang dipergunakan antara lain :
a. Genset/Motor Diesel
Genset merupakan alat dengan system kelistrikan. Genset ini
berupa generator dengan tenaga diesel, yang berfungsi sebagai tenaga
listrik dari alat-alat berkapasitas kecil, misalnya air, mesin las listrik, ,
lampu penerangan, dan mesin beton molen.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 32
Gambar 3.1 Genset
a. Dump Truck
Alat ini digunakan untuk mengangkut material timbunan dari
tempat asal/quary ke lokasi proyek. Di samping dump truk juga
digunakan truk-truk biasa untuk mengangkut baja tulangan.
Gambar 3.2 Alat berat Dump Truck
Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 33
b. Excavator ( Backhoe )
Alat ini digunakan untuk penggalian pada lokasi-lokasi abutment
maupun pilar dalam pembuatan poer/pile cap. Selain itu excavator juga
digunakan untuk perapian tebing pada timbunan oprit jembatan.
Excavator yang dipakai adalah dengan kapasitas 0,8 m3 yang bejumlah
1 buah.
Gambar 3.3 Alat berat Excavator
c. Water Tank/Pompa Air
Pompa air digunakan untuk menyirami beton abutmen dan pilar
jembatan serta menyirami jalan lalu lintas kendaraan truk yang
mengangkut agregat halus agar tidak berdebu yang digunakan untuk
galian dan timbunan jalan tol Semarang-Solo.
Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 34
Gambar 3.4 Alat berat Water Tank
d. Truck Mixer
Truck mixer digunakan untuk mengangkut adukan beton dari lokasi
pencampuran (pabrik) PT. Beton Indotama Surya Semarang ke lokasi
proyek. Selama dalam perjalanan, silinder tempat aduakan beton
berputar terus agar adukan tersebut tidak mengeras.
Gambar 3.5 Alat berat Truck Mixer
Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 35
e. Concrete Vibrator
Untuk mencegah terjadinya keropos pada beton, maka pada saat
pengecoran harus disertai dengan proses pemadatan. Alat untuk
pemadatan ini dinamakan concrete vibrator yang dioperasikan dengan
energi listrik dari generator.
Gambar 3.6 Concrete Vibrator
3.4 PERENCANAAN PROYEK
3.4.1 Uraian Umum
Perencanaan adalah suatu kegiatan awal sebelum dilaksanakannya
sebuah pekerjaan pada suatu proyek. Sebelum melaksanakan perencanaan,
terlebih dahulu diadakan pengumpulan data teknis maupun nonteknis
melalui survei di lapangan dan penelitian di laboratorium. Data-data yang
diperoleh akan mendukung dilaksanakannya studi kelayakan dan
perencanaan fisik proyek.
Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 36 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
Studi kelayakan merupakan salah satu faktor yang ikut mendukung
apakah proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Suatu perencanaan
mempunyai kaitan kebelakang pada survey pendataan dan penyelidikan
yang merupakan awal proyek, serta kaitannya ke depan berupa pelaksanaan,
pengoperasian, pemakaian dan perawatan sebagai perwujudan dan
pencapaian proyek.
Perencanaan yang dilaksanakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Konstruksi harus kokoh dan stabil
b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik
c. Biaya proyek harus seekonomis mungkin
d. Waktu pelaksanaan proyek cepat
e. Penggunaan peralatan dan tenaga kerja yang efisien
Perencanaan struktur Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron meliputi perencanaan
struktur atas dan perencanaan struktur bawah.
3.4.2 Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan ini merupakan tinjauan ke lokasi/lapangan
dimana proyek tersebut akan dilaksanakan. Dalam melakukan survey
pendahuluan harus dilakukan secara teliti dan cermat, karena suatu
kesalahan akan mengakibatkan kegagalan perencanaan suatu proyek. Survey
yang dilakukan adalah untuk menentukan tipe dari konstruksi jembatan yang
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 37 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
akan digunakan sesuai dengan kondisi saat ini dan dimasa yang akan datang.
Survey yang akan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan :
a. Data tanah, yang nantinya akan didirikan jembatan di atasnya, hal ini
penting untuk menentukan tipe pondasi yang akan digunakan
b. Data lalu lintas, untuk memperhitungkan kelas jembatan
c. Data topografi dan geologi, untuk mengetahui karakteristik, topografi
daerah perencanaan, geometrik jalan dan konstruksi dari jembatan
3.4.3 Analisa Data
a. Data Mekanika Tanah
Penyelidikan tanah merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan
suatu proyek, penyelidikan tanah disini untuk menentukan kedalaman
tanah keras yang akan digunakan sebagai lapisan pendukung konstruksi
pondasi serta untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan
kondisi beban dan kondisi tanah serta untuk menentukan daya dukung
tanah pada perencanaan pondasi.
b. Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium
Penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di
lapangan dan laboratorium. Penyelidikan di lapangan meliputi pekerjaan
boring dan pengambilan contoh tanah (sampling). Pada pekerjaan bor
alat yang digunakan adalah bor mesin (Drilling Bore) dengan diameter 3
inchi.
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 38 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
c. Data Topografi dan Geologi
Data topografi dan geologi berhubungan langsung dengan keadaan,
bentuk dan kondisi di dalam maupun di permukaan tanah, sehingga data-
data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan geometrik dari jalan,
bentuk konstruksi pada jembatan. Kondisi topografi disekitar jembatan
merupakan dataran rendah.
3.4.4 Perencanaan
Perencanaan mutlak diperlukan dalam pembangunan jembatan.
Perencanaan dilakukan mulai dari konstruksi pondasi sampai struktur atas.
Perencanaan jembatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Perencanaan struktur bawah, terdiri dari pondasi, kepala jembatan
(abutmen), dan pilar jembatan
b. Perencanaan struktur atas, terdiri dari balok pratekan, plat lantai
jembatan, dan perkerasan jalan
Dalam hal ini penulis membahas struktur bagian atas serta bangunan
pelengkap.
1. Konstruksi Pondasi
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari berat sendiri pondasi
dan bangunan di atasnya ke lapisan tanah di bawahnya. Pondasi merupakan
bagian konstruksi bangunan struktur bawah, dan untuk menentukan
pemilihan tipe pondasi faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
a. Beban yang harus dipikul
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 39 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
b. Keadaan tanah dasar
c. Biaya pembuatan pondasi
d. Pemakaian peralatan-peralatan berat
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan tipe pondasi. Pada
pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-
Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron menggunakan satu jenis pondasi
yaitu pondasi Foot Plat. Pondasi Foot Plat direncanakan dan kemudian
dipasang pada kedalaman 1-2 m dengan mutu beton kelas C-1 dan
menggunakan tulangan D13, D16, D22, D25, danD32 dengan mutu baja
tulangan BJTD – 40/fy = 400 MPa untuk footing pada abutmen. Kemudian
untuk pondasi abutment sama seperti pada pondasi pilar.
2. Konstruksi Abutmen
Abutmen atau kepala jembatan merupakan struktur bangunan bawah
suatu konstruksi jembatan. Abutmen mempunyai fungsi sebagai pendukung
ujung-ujung jembatan, sebagai penerus gaya-gaya akibat beban dari
bangunan atas ke pondasi, sebagai penahan tekanan tanah aktif, sebagai
tempat perletakan gelagar jembatan, sebagai dinding penahan tanah agar
tanah yang berada di belakang dinding abutmen tidak mengalami longsor.
Dalam memilih jenis dan bentuk abutment perlu diperhatikan :
a. Tinggi pemadatan
b. Macam tanah pondasi
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 40 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
c. Besarnya beban yang bekerja
Tipe abutmen yang digunakan di Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah tipe
yang terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan jenis pondasinya adalah
Foot Plat dengan kedalaman 1 - 2 m. Abutmen menggunakan tulangan
dengan diameter D13, D16, D19, D25, D32 dengan mutu baja tulangan
BJTD – 40/fy = 400 MPa. Sedangkan mutu beton abutmen kelas C-1
2. Konstruksi Pilar (Pier)
Pilar berfungsi sebagai pendukung bangunan atas dan meneruskan
beban ke pondasi. Ukuran tiang pada pilar jembatan ditentukan oleh
pertimbangan praktis antara lain besarnya reaksi tumpuan, jarak yang
diperlukan untuk perkembangan bangunan, serta jarak kerangka struktur
atau girder. Pada jembatan ini terdapat satu buah pilar yang terbuat dari
konstruksi beton bertulang dengan jenis pondasinya adalah dengan
kedalaman 1-2 m . Adapun beton yang digunakan adalah beton dengan
mutu kelas C-1. Pada pilar menggunakan tulangan dengan diameter D 13, D
16, D 22, D 25 dengan mutu baja tulangan BJTD – 40/fy = 400 MPa.
3.5 PELAKSANAAN PROYEK
3.5.1 Uraian Umum
Pelaksanaan pekerjaan merupakan realisasi segala rencana dan
rancang bangun struktur yang telah dituangkan dalam bentuk tulisan dan
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 41 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
gambar kerja. Pada proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron
yang telah disetujui pimpinan proyek, pengawas dan pelaksana. Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi harus memperhatikan rencana kerja yang akurat sesuai
dengan kondisi lapangan dan sumber daya yang ada.
Dalam pembangunan proyek ini dilibatkan berbagai macam peralatan,
material , dan sejumlah tenaga kerja yang cukup besar. Dengan demikian
koordinasi pelaksanaan harus diatur secermat mungkin untuk menjaga
terciptanya suatu pelaksanaan pekerjaan yang efisien. Hal ini sangat penting
karena berpengaruh terhadap pencapaian target, baik teknis maupun waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Untuk itu diperlukan rencana penjadwalan yang behubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan tersebut berupa penggambaran dari
suatu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, baik mengenai dimulainya
pekerjaan, akhir pelaksanaan pekerjaan, maupun kualitas pekerjaan yang
dicapai dalam waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai
pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang sesuai didalam pelaksanaan.
3.5.2 Urutan pelaksanaan
Penulis menitikberatkan pekerjaan pada struktur bawah.
Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan bertujuan untuk mempermudah
dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan Jembatan Tol Over Pass
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron
Laporan Pratik Kerja Lapangan�
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 42 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron
adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan pengukuran
3. Pekerjaan galian dan urugan tanah
4. Pekerjaan abutmen
5. Pekerjaan pilar
6. Pekerjaan dinding penahan tanah
7. Pekerjaan sturktur atas (balok girder)
8. Pekerjaan plat lantai dan pengaspalan
9. Pekerjaan sandaran Railling
3.6 PEMBIAYAAN
Proyek pembangunan jembatan dibiayai dari dana APBN
3.7 SISTEM PEMBAYARAN
Sistem pembayaran menurut kontrak adalah unit price yaitu
pembayaran yang didasarkan pada angka perkiraan yang dihitung pada awal
kontrak, untuk pelaksanaan pekerjaan yang sudah ditambahkan faktor resiko
dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan dan beban pekerjaan
pada pemborong, yaitu besarnya nilai pembayaran berdasarkan prestasi dan
volume fisik dari pekerjaan yang telah diselesaikan.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS PROYEK
4.1 PENDAHULUAN
Dalam peleksanaan Praktik Kerja Lapangan yang sangat singkat ini,
maka disini penulis hanya memberikan laporan pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan sesuai dengan waktu yang diberikan, sehingga penulis tidak dapat
memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh, dan waktu
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini bertepatan dengan pekerjaan
pekerjaan pembuatan abutmen. Untuk pekerjaan lain yang telah atau akan
berlangsung tidak dilaporkan secara detail dalam laporan ini.
4.2 PEMBUATAN ABUTMEN JEMBATAN
Pembuatan abutmen pada Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron ini
menggunakan pondasi Foot Plat dengan kedalaman 1-2 m. Secara
keseluruhan baik pada abutmen 1, abutmen 2, dan pilar, proyek Jembatan
Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-
Penggaron menggunakan pondasi Foot Plat.
Secara keseluruhan pekerjaan abutmen meliputi :
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Urugan Tanah
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 43 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
4. Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi
5. Pekerjaan Penulangan
6. Pekerjaan Begisting Peri
7. Pekerjaan Pengecoran
8. Pekerjaan Pembongkaran Bekesting
9. Pekerjaan Perawatan Beton
4.2.1 Pekerjaan Galian Tanah
Galian yang dipakai dalam proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah jenis
galian biasa. Tempat pondasi Foot Plat digali dengan menggunakan
Excavator (Backhoe). Galian dilakukan sampai kedalaman yang telah
ditentukan sesuai dengan gambar rencana, sehingga nantinya areal
penggalian siap untuk dipasang pondasi Foot Plat.
Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Tanah
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 44 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 45 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Pada pekerjaan galian tanah kedalaman galian tidak sesuai dengan
yang instruksikan. Kenyataan di lapangan galian tanah abutmen ini
kedalamannya menyampai 1,76 m sedangkan yang direncanakan atau dalam
gambar kerja kedalaman galian hanya 1,7 m. Ini dikarenakan pada pekerjaan
galian tanah pondasi menggunakan alat berat Excavator yang sulit untuk
mendapatkan kedalaman yang direncanakan.
Jadi dengan menggunakan alat berat Excavator pada pekerjaan galian
tanah hanya bisa memperkirakan berapa kedalaman tanah yang
direncanakan sehingga perlu ketelitian dalam menggali tanah dengan
menggunakan Excavator.
4.2.2 Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi dilakukan setelah penggalian dan penentuan titik-
titik yang merupakan letak pondasi. Pekerjaan pondasi dikerjakan dengan
menggunakan alat Excavator untuk menggali tanah yang akan dibuat
pondasi. Pada proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini menggunakan pondasi
Foot Plat dengan mutu beton Kelas C-1.
Setelah pekerjaan penggalian selesai maka proses pekerjaan pondasi
dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
a. Penggalian Tanah Pondasi
Penggalian tanah untuk pondasi digali sampai pada kedalaman
yang telah ditentukan dan direncanakan yaitu kedalaman 1-2 m.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 46
Pekerjaan penggalian ini menggunakan alat berat Excavator dengan
volume bucket 0,8 m3.
Gambar 4.2 Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan galian tanah pada kenyataan di lapangan dengan ada
yang direncanakan tidak sesuai. Ini disebabkan karena kesulitan dalam
penggalian tanah yang menggunakan alat berat Excavator dan hanya bisa
memperkirakan kedalaman yang sesuai dengan gambar kerja. Kedalaman
yang dicapai dengan menggunakan Excavator adalah 1,76 m sedangkan
dalam rencana kedalamannya hanya mencapai 1,7 m.
Jadi, Excavator dapat mempercepat pekerjaan menggai tanah
daripada menggali secara manual tetapi perlu adanya koordinasi dalam
menggali tanah menggunakan Excavator.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 47
b. Pekerjaan Lantai Kerja
Setelah tanah digali pada kedalaman 1-2 m pekerjaan selanjutnya
adalah pembuatan lantai kerja. Pada konstruksi beton bertulang yang
langsung terleetak di atas tanah, maka dibawahnya harus dibuat lantai
keja yang rata. Untuk peletakan pondasi yang lebih dalam harus
diperhitungkan dengan tambahan ruang kerja dengan lebar peletakan 400
sampai 500 mm pada setiap sisi.
Gambar 4.3 Dimensi Lantai Kerja
Karena pada saat pengerjaan lantai dari penggalian tanah,
pembuatan lantai kerja, dan pengecoran lantai kerja langsung diawasi
oleh mandor dan pelaksana jembatan tersebut. Sehinggga dalam
pengerjaan lantai kerja dapat dikerjakan ssuai dengan gambar kerja dan
tidak ada pengurangan dalam tebal lantai kerja. Dalam pengecoran lantai
kerja digunakan campuran nominal semen, pasir, dan kerikil (atau batu
pecah) dalam perbandingan isi 1 : 3 : 5.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 48
Jadi tambahan lebar peletakan total 800 sampai 1000 mm. Dalam
pembangunan proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron tebal lantai kerja 100 mm
dengan panjang pondasi abutmen 9200 mm dan lebar 8200 mm. Didalam
gambar kerja dan pengerjaannya didalam lapangan lantai kerja dikerjakan
sesuai dengan gambar kerja. Karena itu juga dalam pengerjaan penulangan
pada pondasi dapat dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
4.2.3 Pekerjaan Urugan Tanah
Pekerjaan ini meliputi penimbunan tanah asli atau penimbunan
kembali. Urugan tanah ini dilakukan dengan menggunakan alat berat
Excavator (backhoe) dengan volume bucket 0,8 m3.
Gambar 4.4 Pekerjaan Urugan Tanah
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 49 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
4.2.4 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi
Setelah pengerjaan urugan tanah pondasi dengan menggunakan alat
berat Excavator pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemadatan tanah
pada daerah sekitar pondasi. Ini dilakukan agar pada saat melakukan
pemasangan skavolding dan pemasangan bekesting peri abutmen tanah
tidak mengalami ambles pada saat pemasangan skavolding. Dalam
pekerjaan pemadatan ini alat yang digunakan memakai stemper tangan.
Karena pada pemadatan tanah pondasi abutmen ini memiliki ruang kerja
yang cukup kecil sehingga stemper tangan ini sangat cocok untuk
pekerjaan pemadatan pondasi.
Jadi tanah yang dipadatkan sekitar daerah pondasi sangat berguna
sebagai lantai kerja bagi para pekerja dalam membangun abutmen. Serta
dapat mempermudah dan aman dalam pemasangan skavolding dan
bekesting peri abutmen. Alat pemadatannya juga memakai stemper tangan
jadi pemadatan tanah sekitar pondasi tanah menjaid lebih padat.
4.2.5 Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan penulangan pada pekerjaan abutmen ini meliputi pekerjaan
penulangan untuk :
a. Pemasangan Tulangan Footing Abutmen
Pada pekerjaan pemasangan tulangan Footing abutmen
menggunakan tulangan yang berukuran D13, D16, D25, dan D32. Semua
tulangan pada Footing abutmen menggunakan tulangan baja beton
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 50
ulir/diprofilkan.Tulangan dipasang membentuk bangunan jajar genjang
karena kondisi tanah yang mendukung untuk bentuk pondasi tersebut.
Footing abutmen dikerjakan dengan ketinggian 1700 mm dan kemiringan
Footing 500 mm dari bawah pondasi dengan panjang pondasi 8000 mm.
Gambar 4.5 Pekerjaan Penulangan Footing Abutmen
Gambar 4.6 Detail Penulangan Footing Abutmen pada Gambar Kerja
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 51
Pekerjaan penulangan pada Footing abutmen sudah sesuai dengan
gambar kerja yang telah direncanakan. Pada kenyataan di lapangan
penulangan telah sesuai karena sebelum pekerjaan Footing abutmen
tulangan yang akan digunakan telah dibengkokan oleh pekerja yang ahli.
Pekerja yang akan membengkokkan tulangan biasanya telah melihat
daftar tulangan yang akan dibengkokan yang diberikan oleh kontraktor.
Di lapangan kontraktor memberikan daftar tulangan yang akan
dibengkokkan sesuai dengan apa yang akan dibangun pada proyek seperti
tulangan abutmen, tulangan pilar. Daftar tulangan ini berguna untuk
mempermudah dalam melakukan pembengkokan tulangan dan biasanya
bentuk tulangan yang paling banyak diberi kode.
Gambar 4.7 Detail Penulangan Footing Abutmen
(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)
Pada buku Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-
1991-03 dengan pengarang R. Sagel, P. Kole, Gideon Kusuma
menyatakan kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 52
penuh, miring, atau lurus. Pada garis tengah kait dari batang ulir minimal
harus 5D. Selanjutnya ujung lurus untuk kait penuh paling sedikit harus
4D dan untuk kait lurus dan miring 5D.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
≥ 5
Ø
≥ 5 Ø
Gambar 4.8 Tulangan Ulir Model Kait Miring
Jadi pekerjaan penulangan pada pondasi abutmen di lapangan
maupun pada gambar keja tidak sesuai dengan Pedoman Pengerjaan
Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03. Dalam penulangan pondasi
memerlukan tulangan kait miring. Agar saat terjadi gempa tulangan tidak
mengalami pergeseran yang cukup jauh dan juga bengkokan tulangan ini
dapat menerima beban optimum. Serta agar tulangan tarik pada pondasi
abutmen tidak bergeser kearah yang dapat merusak beton tersebut.
b. Penulangan Dinding Abutmen
Penulangan pada dinding abutmen dilakukan setelah pengecoran
pada poer abutmen/footing selesai. Dinding abutmen menggunakan
tulangan dengan diameter D13, D16, dan D25. Dengan tinggi dinding
abutmen 9500 mm, lebar 1200 mm, dan panjang abutmen 9000 mm.
Pekerjaan penulangan pada dinding abutmen sangat sulit karena pada
pekerjaan penulangan abutmen ini memiliki ruang kerja yang sempit.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 53
Sehingga pekerja melakukannya dengan sangat hati-hati dan harus teliti
dalam memasang tulangan. Pada dinding abutmen pengecoran
menggunakan mutu beton kelas C – 1.
Gambar 4.9 Penulangan pada Dinding Abutmen
Semua pekerjaan tulangan pada abutmen maupun pilar
menggunakan tulangan baja beton puntir. Ini dikarenakan tulangan baja
beton puntir sangat kuat untuk menahan beban yang besar dan juga
memiliki gaya tarik yang besar. Pada pekerjaan penulangan dinding
abutmen telah sesuai dengan gambar kerja. Hanya saja ada beberapa
yang tidak sesuai dengan rencana seperti pembengkokkan tulangan
dinding abutmen yang direncanakan/dalam gambar bengkokannya hanya
103 cm tetapi di lapangan 104 cm / 102 cm. Pembengkokan tulangan ini
melebihi/berkurang 1 cm.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 54
Gambar 4.10 Tulangan Susut pada Gambar Kerja
Gambar 4.11 Detail Penulangan Dinding Abutmen
Gambar 4.12 menunjukan bentuk dari pembengkokan tulangan
susut. Kebanyakan di lapangan menggunakan bentuk tulangan seperti
pada gambar 4.12. Bentuk tulangan susut diatas merupakan ketentuan
dan sesuai dengan yang ada di gambar kerja. Tulangan diatas merupakan
tulangan ulir yang berukuran D13 dan D16 yang banyak digunakan
dalam penulangan dinding abutmen.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 55
Gambar 4.12 Tulangan Susut
(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)
seharusnya bentuk dari tulangan susut pada dinding abutmen ini seperti
gambar 4.12. Ini dikarenakan pada pembengkokan tulangan dapat
mengurangi pergeseran tulangan yang disebabkan oleh terjadinya gempa
dan juga bentuk tulangan ini dapat menerima beban optimum kerena
tulangan khususnya pada bengkokannya terkait dengan beton sehingga
kemungkinan tulangan tergeser sedikit.
Dengan ketentuan bengkokan tulangan susut 5D dari diameter
tulangan susut yang dibengkokan. Pembengkokan tulangan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Gambar 4.13 Detail Tulangan Sudut
Pada pekerjaan penulangan dinding abutmen, tulangan terlebih
dahulu dianyam sebelum bekesting peri terpasang pada dinding abutmen.
Pembanguan abutmen ini panjang tulangan susut mencapai 9000 mm.
Agar tulangan tidak melendut dan melengkung serta memilki kekuatan
yang maksimum maka pada tulangan susut dinding abutmen ini tulangan
5D
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 56
harus disambung dengan cara ditali dengan menggunakan kawat bendrat
dengan ketentuan seperti pada gambar 4.13.
Gambar 4.14 Sambungan Tulangan Susut Besi Ulir
(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)
Jadi pada pekerjaan penulangan dinding abutmen ada yang tidak
sesuai dengan Pedoman Pengerjaan Beton yang Berdasarkan SKSNI T-
15-1991-03. Didalam buku tersebut dijelaskan bahwa bentuk tulangan
berbentuk 45º dan memiliki panjang bengkokan ≥ 5 Dk. Pembengkokan
ini dimaksudkan untuk menerima beban optimum pada saat terjadi
gempa dan dapat mengurai pergeseran tulangan yang dapat merusak
beton itu sendiri.
½ γbeton h
⅓ h
½ γbeton h
⅓ h
Gambar 4.15 Gaya pada Bekesting Peri
Pada saat pengecoran gaya yang timbul yang disebabkan oleh
desakan/dorongan beton sehingga pada bagian bawah menimbulkan gaya
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 57
½ γbeton h dan pada bagian tengah bekesting ⅓ h.
c. Penulangan Wing Wall Abutmen
Dalam pekerjaan abutmen 2 ini, pekerjaan penulangan pada
Wingwall dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan dinding
abutmen 2. Ini dikarenakan kemudahan dalam pekerjaan penulangan
dinding abutmen 2 dengan penulangan Wingwall dibandingkan dengan
penulangan satu-satu. Dalam pekerjaan penulangan Wingwall tulangan
menggunakan tulangan berukuran D13, D16, dan D19. Dengan tinggi
Wingwall 11200 mm ditambah dengan 750 mm yang dimasukkan
kedalam pondasi. Panjang Wingwall 4450 mm dan lebar Wingwall 500
mm.
Gambar 4.16 Penulangan pada Wing Wall Abutmen
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 58
Gambar 4.17 Detail Penulangan Wing Wall Abutmen
Seperti pada biasanya pekerjaan penulangan pada Wingwall telah
sesuai dengan gambar kerja hanya saja pada pembengkokan tulangan ada
yang tidak sesuai dengan gambar kerja. Ini disebabkan karena ukuran
diameter yang digunakan pada penulangan Wingwall berdiameter cukup
besar yaitu D13, D16, dan D19. Pada Wingwall hanya sedikit yang
menggunakan tulangan ulir yang dibengkokan. Kebanyakan
menggunakan tulangan yang lurus. Sehingga dalam pengerjaannya tidak
terlalu sulit. Jadi dalam pengerjaan penulangan Wingwall sudah sesuai
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 59
dengan yang direncanakan dalam gambar kerja. Walaupun penulangan
tidak terlalu sulit kenyataan di lapangan telah menunjukkan bahwa
pekerjaan penulangan sesuai dengan gambar yang direncanakan.
Gambar 4.18 Model Penyambungan Tulangan
(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)
Jadi pada pekerjaan penulangan Wing Wall abutmen dikerjakan
sesuai dengan gambar kerja. Ini dapat dilihat pada penyambungan
tulangan susut pada gambar 4.18 yang disambung dengan menggunakan
kawat bendrat. Karena tulangan tersebut memiliki panjang mencapai
9000 mm jadi untuk mendapatkan kekuatan yang kuat dan memiliki
lendutan yang kecil maka tulangan susut disambung. Di lapangan
tulanagan disambung dengan disambung pada tengah-tengah tulangan
susut agar beban terbagi merata.
d. Penulangan Kepala Abutmen
Setelah semua bagian dinding abutmen dicor pekerjaan selanjutnya
adalah pekerjaan penulangan pada kepala abutmen. Karena pekerjaan
penulangan kepala abutmen paling atas maka pada bawah kepala
abutmen seperti pondasi, dinding abutmen harus telah dilakukan
pengecoran. Dalam pekerjaan penulangan kepala abutmen ini
menggunakan tulangan yang berukuran D13, D16, dan D19.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 60
Gambar 4.19 Pekerjaan Penulangan pada Kepala Abutmen
Pekerjaan penulangan kepala abutmen merupakan pekerjaan yang
tingkat kesulitannya agak sulit karena pada pekerjaan ini jarak antar
tulangan terlalu dekat sehingga dalam pekerjaan penulangan ini
membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Gambar 4.20 Detail Penulangan Kepala Abutmen
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 61 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Jadi pekerjaan penulangan pada kepala abutmen dapat dikerjakan
sesuai dengan apa yang ada di gambar kerja walaupun ada sedikit yang
tidak sesuai dengan apa yang digambar pada gambar kerja. Walaupun
begitu penulangan dapat selesai dilaksanakan dengan ketentuan yang
berlaku pada pembesian maupun pembengkokan tulangan.
4.2.6 Pekerjaan Skavolding dan Begisting
1. Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton
muda yaitu sebelum beton mencapai kekuatan yang disyaratkan dan
sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen.
Acuan beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu baja atau
beton precast yang digunakan untuk membentuk beton muda agar bila
telah mengeras mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang telah
tercantum dalam gambar rencana. Pekerjaan acuan dan perancah
dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai.
2. Pengerjaan
Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh
terhindar dari bahaya penggerusan dan penutupan, sedang konstruksinya
sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya,
termasuk gaya-gaya pratekan dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin
akan ada. Perancah harus terbuat dari kayu , baja atau beton cetak
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 62 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Perancah yang digunakan dalam
Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-
Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron yang dipakai sebagai perancah
dalam cetakan abutmen adalah kayu dan multiplek.
Semua pekerjaan acuan beton harus sesuai dengan petunjuk
Pengguna Barang/jasa. Acuan beton harus direncanakana sedemikian
sehingga pada waktu pembongkaran tidak akan menimbulkan kerusakan
pada beton atau perancah. Acuan beton harus cukup kokoh menahan
getara-getaran alat vibrator. Dalam keadaan apapun acuan tidak boleh
melendut lebih dari 3 mm.
Bahan yang dipakai umumnya dapat digunakan kayu, baja, atau
beton cetak atau bahan-bahan lainnya yang telah disetujui oleh Pengguna
Barang/Jasa. Dan bahan acuan yang dipakai pada Proyek Jembatan Over
Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-
Penggaron adalah berasal dari kayu papan/multiplek. Acuan beton untuk
mendapatkan permukaan yang halus tanpa dikerjakan lagi harus terbuat
dan terdiri dari salah satu yang disebut dibawah ini :
a. Kayu yang bermutu baik; dikerjakan menurut syarat-syarat
pengerjaan dan penyimpanan seperti yang tersebut pada PKI,
sambungan dikerjakan dengan alur dan lidah, dan dihaluskan pada
sebelah dalam
b. Baja dimana sambungan-sambungan paku keeling/baut dikerjakan
dengan kepala terbenam, halus, rata, dan kedap air.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 63 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
c. Playwood dengan penguat-penguat yang berukuran cukup dan
berjarak sesuai dengan petunjuk Pengguna Barang/Jasa.
Untuk permukaan beton yang lain, maka bahan-bahan setempat
dapat digunakan dimana dipandang oleh Pengguna Barang/Jasa hal itu
cukup memenuhi persyaratan konstruksi. Dimensi acuan harus teliti
dikontrol sedemikian sehingga bentuk-bentuk yang tertera pada gambar
rencana sejauh mungkin dapat dicapai.
Bagian dalam dari acuan sebaiknya diberi minyak, gemuk atau
bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa agar permukaan
acuan mudah dilepas bila beton telah mengeras.
Sebelum pengecoran, acuan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
atau bahan lepas, serbuk gergaji, debu-debu dan sebagainya. Kerusakan-
kerusakan seperti pelendutan, deformasi dan sebagainya harus segera
dibetulkan. Bila dalam waktu pengecoran terlihat perubahan bentuk
acuan, maka ditempat itu beton harus disingkirkan dahulu dan acuan
diperkuat sesuai dengan kehendak Pengguna Barang/Jasa. Bila beton
dicor pada galian, dinding-dinding tegak lurus diberi acuan untuk
mendapatkan bentuk sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan acuan dan perancah yang dilakukan setelah pekerjaan
penulangan selesai dan dalam proyek pembangunan Jembatan Over Pass
Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-
Penggaron dibagi dalam beberapa tahap pelaksanaan, antara lain :
a. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Poer Abutmen
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 64
Pada pekerjaan ini dimulai dengan memasang bekesting pada
pondasi abutmen. Bekesting yang digunakan menggunakan
bekesting peri. Pemasangan bekesting pada poer abutmen sangat
sulit karena memiliki area kerja yang kecil.
Gambar 4.21 Pemasangan Bekesting Pondasi
Jadi dalam pemasangan bekesting pada pondasi sudah sesuai
dengan yang digambar rencana. Hanya saja dalam pengerjaan
bekesting pondasi ini tidak terlalu sulit karena pengerjaannya masih
dalam skala yang kecil. Sehingga kesulitan dalam pngerjaan
bekesting pondasi ini dapat langsung diatasi.
b. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Dinding Abutmen
Setelah pekerjaan penulangan dinding abutmen telah selesai
dilanjutkan dengan pemasangan bekesting dinding abutmen.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 65
Sebelumnya bekesting dipasang pada dinding abutmen, bekesting
fery telah disusun sesuai dengan bentuk abutmen. Pekerjaan ini
dilakukan agar mudah dalam dalam memasang bekesting ke dinding
abutmen.
Gambar 4.22 Penyusunan Bekesting Peri
Setelah selesai penyusunan bekesting peri, bekesting siap untuk
dipasang pada dinding abutmen. Pengangkatan bekesting
menggunakan alat berat Crane karena bekesting sangat berat.
Pengangkatan bekesting peri dilakukan dengan sangat hati-hati agar
susunan bekesting tadi tidak terlepas dari susunannya.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Gambar 4.23 Pemasangan Bekesting Peri pada Dinding Abutmen
Kemudian antar bekesting sebelah depan dan belakang dikaitkan
dengan menggunakan alat terot. Terot ini berfungsi sebagai
pengencang/pengait antar bekesting agar bekesting tidak berubah
bentuk dan pada saat pengecoran bekesting tidak lepas.
Gambar 4.24 Pemasangan Bekesting Peri
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 66 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Gambar 4.25 Detail Pemasangan Bekesting Peri
Dalam pemasangan bekesting peri pada dinding abutmen
ditengahnya terdapat pipa Galvanis. Pipa ini biasanya digunakan
untuk memberi jarak antara bekesting yang satu dengan bekesting
pada sisi lain. Di lapangan jarak antar pipa yang satu dengan pipa
yang lain berjarak 1 m.
Pekerjaan pemasangan bekesting dikerjakan sesuai dengan yang
direncanakan. Karena dalam pemasangan bekesting peri pada
dinding abutmen diawasi oleh mandor proyek maupun pelaksana dan
konsultan proyek. Sehingga dalam pemasangan bekesting ini
ketidaksesuaian yang direncanakan dapat dikurangi dan juga
kesalahan-kesalahan yang ada pada pemasangan bekesting ini dapat
diatasi. Penempatan bekesting peri dengan tulangan dinding abutmen
ini memilki beton deking dengan tebal 70 mm. Jadi, pemasangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 67 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 68
bekesting peri pada dinding abutmen ini dilaksanakan dengan
instruksi dan gambar kerja yang telah direncanakan.
Jadi pada saat pemasangan bekesting peri di dinding abutmen
menggunakan pipa galvanis untuk memberi jarak abutmen. Sehingga
pada saat pengecoran bekesing tidak mengalami perubahan dan
bergeser. Karena disamping abutmen telah dipasang pengaku dan
ditengah dinding abutmen telah dipasang pipa jadi tidak mengubah
dimensi dinding abutmen.
a. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Kepala Abutmen
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pengecoran dinding
abutmen selesai.
Gambar 4.26 Pemasangan Bekesting Peri pada Kepala Abutmen
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 69 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Karena pemasangan bekesting pada kepala abutmen dikerjakan
pada ketinggian yang cukup tinggi maka dalam pekerjaan ini
dibutuhkan pemasangan skavolding terlebih dahulu. Pemasangan
skavolding ini dimaksudkan agar pekerja memiliki lantai kerja dan
pekerjaan akan berjalan lancar. Kemudian setelah pemasangan
skavolding selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan
bekesting pada kepala abutmen. Pemasangan bekesting dikerjakan
secara bertahap.
Jadi pekerjaan pemasangan bekesting pada kepala abutmen
sesuai dengan prosedur dan gambar kerja yang ada. Dari
pemasangan skavolding, pemasangan bekesting peri sampai dalam
pemasangan cover head abutmen. Hanya saja pada saat pemasangan
bekesting peri mengalami kesulitan seperti menaikan bekesting
keatas, terot. Tetapi dari segi pengerjaan telah sesuai dengan
instruksi dari mandor dan pelaksana jembatan.
b. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Wing Wall Abutmen
Pekerjaan pemasangan bekesting dikerjakan setelah selesainya
penulangan dan pengcoran dinding abutmen. Pekerjaan bekesting
pada Wingwall abutmen dikerjakan sama seperti pemasangan
bekesting pada dinding abutmen karena bentuknya hampir sama.
Sehingga pekerja telah mengerti apa yang telah kurang dari
pekerjaan pada dinding abutmen.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 70
Setelah semua pengerjaan pada dinding abutmen telah selesai
dari penulangan sampai pengecoran maka dilanjutkan dengan
pemasangan bekesting peri pada Wingwall abutmen. Pada pekerjaan
pemasangan bekesting peri Wingwall pengerjaannya tidak sama
seperti pemasangan bekesting peri pada dinding abutmen. Pekerjaan
pemasangan bekesting peri pada Wingwall dikerjakan secara
bertahap. Artinya pemasangannya dilakukan ditempat Wingwall itu
berada.
Gambar 4.27 Pemasangan Bekesting Peri pada Wing Wall Abutmen
Berbeda dengan pemasangan bekesting peri pada dinding
abutmen. Pemasangannya dilakukan dengan merakit bekesting
terlebih dahulu. Ini dikarenakan pada pemasangan bekesting peri
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 71 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
dinding abutmen memiliki skala yang besar sedangkan pada
Wingwall abutmen dalam skala yang cukup kecil.
Jadi pada saat pengerjaan bekesting Wing Wall abutmen
memang tidak seharusnya memasang dengan alat berat Crane karena
pemasangan bekesting Wing Wall abutmen skalanya atau
dimensinya lebih kecil daripada dinding abutmen. Sehingga
pemasangan bekesting pada Wingwall lebih mudah dikerjakan
ditempat daripada merakitnya terlebih dahulu. Selain itu untuk
menghemat tenaga pekerja dapat juga menghemat biaya pengeluaran
alat berat Crane. Di lapangan pengerjaan bekesting Wing Wall
abutmen tidak menggunakan Crane.
4.1.1 Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan penulangan,
acuan dan perancah selesai dan telah disetujui oleh pengguna Barang/Jasa.
1. Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai semua alat-alat, material dan pekerja-
pekerja harus sudah berada ditempat dimana seharusnya, dan alat-alat
dalam keadaan bersih serta siap untuk dipakai. Permukaan sebelah dalam
harus bersih dari bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran, maupun potongan-
potongan kawat/besi.
Acauan yang terbuat dari kayu dibasahi terlebih dahulu hingga
jenuh untuk menghindari penyerapan air dari campuran beton. Tulangan-
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 72 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
tulangan harus sudah seluruhnya mendapat ijin Direksi Pekerjaan
mengenai penempatannya dan telah cukup diberi beton deking
sedemikian sehingga pengecoran dan pemadatan beton nantinya tidak
akan menyebabkan tulangan-tulangan bergeser atau terlalu dekat dengan
permukaan luar beton.
Pemakaian bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan
pelepasan acuan setelah beton mengeras, telah betul-betul diperiksa
sehingga tidak mengganggu pelakatan antara besi dan beton.
2. Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran disarankan pada siang hari, kecuali atas ijin pengguna
barang/jasa, dimana untuk pengecoran yang akan dilakukan pada malam
hari, perlengkapan-perlengkapan penerangan dan lain-lain yang
diperlukan untuk pekerjaan itu telah dipersiapkan dengan baik
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya pengecoran pilar Jembatan Over
Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-
Penggaron dilakukan pada sore hari sampai malam hari.
Pengecoran sebaiknya dilakukan segera setelah selesai pengadukan
dan sebelum beton mulai mengeras. Penundaan pengecoran dalam hal ini
masih diijinkan dalam batas beton masih dapat dikerjakan tanpa
penambahan air. Pengecoran beton harus diselesaikan dalam waktu 20
menit sesudah keluar dari mixer kecuali bila diberikan bahan pembantu
dengan maksud untuk melambatkan proses pengerasan beton. Dalam hal
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 73
ini, adukan yang dipakai untuk pengecoran abutmen adalah adukan beton
siap pakai (ready mix) yang diproduksi oleh PT. Beton Indotama Surya.
Gambar 4.28 Pekerjaan Persiapan Pengecoran
Proses pengadukan beton pada waktu pengangkutan;
Truk mixer yang digunakan hendaknya dari tipe yang mempunyai
revolving drum, kedap air, dikonstruer sedemikian sehingga dicapai hasil
yang homogen. Air dapat diberikan sekaligus pada container atau dapat
juga diberikan sedikit demi sedikit dari tank yang tersedia pada truk
mixer itu. Pengadukan harus terus menerus dan tidak kurang dari 50
putaran sesudah semua bahan termasuk air berada dalam container.
Kecepatan putaran tidak kurang dari 4 RPM atau harus lebih dari 75
meter per menit dari suatu titik yang terletak pada garis tengah drum.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 74 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Batas maksimum putaran adalah 150 putaran, pada kecepatan
putaran lebih berat dari 6 RPM. Pengadukan dimulai tidak lebih dari 30
menit sesudah semen dimasukkan ke dalam container.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1.5 meter dan
tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak disuatu
tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan.
Karena lokasi pengecoran lebih rendah dari mulut truk mixer, maka
penurunan adukan dibantu dengan pipa setengah lingkaran yang
disalurkan dari mulut truk mixer sampai kelokasi pengecoran.
Bersamaan dengan proses pengecoran terdapat beberapa pekerjaan,
antara lain :
a. Pengujian Slump Test
Slump test harus sering diadakan selama pelaksanaan pekerjaan
beton untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton-
beton yang telah disyaratkan.
Sebuah kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter
bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm diletakkaan diatas yang rata dan tidak
kedap air. Adukan beton diisikan kedalam kerucut dalam tiga lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan setiap lapis ditusuk-tusuk sekurang-
kurangnya 10 kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dan panjang
60 cm dengan ujung yang dibulatkan. Setelah bidang atasnya disipat
rata, maka dibiarkan ½ menit. Selama waktu itu adukan beton yang
jatuh sekitar kerucut disingkirkan, segera setelah penurunan puncak
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 75
kerucut terhadap tingginya semua diukur. Hasil pengukuran ini
disebut slump dan merupakan ukuran dari kekentalan adukan beton
tersebut.
Gambar 4.29 Pengujian Slump
Pada pembangunan proyek jembatan ini slump yang diizinkan adalah
7-15 cm. Jadi jika lihat hasil slump test diatas maka beton sesuai yang
direncanakan.
10 cm
b. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan
alat-alat pemadat (Internal atau External vibratore) mekanis, kecuali
jika pengguna barang/jasa mengijinkan cara pemadatan dengan tenaga
manusia. Cara pemadatan dengan tenaga manusia terdiri dari
memukul-mukul acuan dari sebelah luar, merocok dan menusuk-
nusuk adukan beton secara kontinu.
Ketelitian dalam hal ini sangat diperlukan dan diperhatikan, agar
semua sudut-sudut terisi, sela-sela diantara dan di sekeliling tulangan
terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut, membuat
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 76 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
agar permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan gelembung-
gelembung udara, dan mengisi semua rongga.
Harus juga diperhatikan penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama
dikerjakan yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan.
Tenaga yang mengerjakan ini harus banyak pengalaman dan pekerjaan
pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pengguna
barang/jasa.
Pada proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron, cara
pemadatan yang dilakukan adalah dengan tenaga manusia dan dengan
menggunakan alat penggetar mekanis (Internal vibratore). Internal
vibratore digunakan dengan cara memasukkan alat penggetar mekanis
ke dalam adukan beton yang baru dicor, searah dengan as memanjang
sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara keseluruhan
tingginya telah dipadatkan, kemudian ditarik keluar perlaha-lahan dan
dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya. Alat ini tidak boleh
dibiarkan di satu tempat lebih dari 30 detik, dan ditempatkan pada
posisi-posisi yang tidak lebih jauh dari 45 cm.
c. Pengujian Kuat Tekan Beton
Adalah suatu pengujian untuk mengetahui kuat tekan dari beton
yang dibuat untuk dibandingkan dengan kuat tekan beton yang
direncanakan. Bentuk benda uji beton yang digunakan adalah silinder.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 77 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Pada proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-
Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini uji kuat tekan beton
menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran cm.
Sebelum cetakan diisi dengan beton segar, permukaan cetakan bagian
dalam diolesi dengan lapisan minyak tipis.
Beton segar dimasukkan kedalam cetakan, kemudian dipadatkan
dengan cara ditusuk-tusuk atau dengan alat penggetar beton yang
khusus dibuat untuk tujuan tersebut, permukaan beton pada cetakan
diratakan, kemudian diberi tanda yang jelas mengenai tanggal
pembuatan dan lainnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah
umur beton mencapai 3 hari atau lebih sesuai dengan yang
disyaratkan.
4.1.2 Pekerjaan Pembongkaran Bekesting
Setelah pengecoran kepala abutmen pekerjaan yang terakhir adalah
pembongkaran semua bekesting peri dan skavolding abutmen. Cetakan dan
acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan
sistem cetakan dan acuan yang masih ada mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Kekuatan pembebanan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan
benda uji dan dngan perhitungan-perhitungan. Pekerjaan perawatan beton
dilakukan setiap hari agar kualitas beton tetap terjaga.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 78
Gambar 4.30 Pembongkaran Bekesting Abutmen
Di lapangan pengawas ahli memberikan persetujuan pembongkaran
bekesting dan acuan setela ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji
dan perhitungan-perhitungan tersebut. Jadi apabila dalam hal ini ada
jaminan bahwa bekesting peri dan acuan dibongkar, beban yang bekerja
pada bagian konstruksi itu tidak melampui 50% dari beban rencana total,
maka pembongkaran bekesting dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton
berumur 2 minggu. Tetapi di lapangan tidak ditentukan yang lain bekesting
boleh dibongkar setelah 3 hari.
4.1.3 Pekerjaan Perawatan Beton
Pada umumnya pekerjaan pengecoran beton yang baru selesai
harus dilindungi terhadap hujan, panas langsung matahari, serta hal-hal lain,
agar tidak terjadi keretakan atau kerusakan pada beton yang masih baru.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 79
Pada permukaan beton harus diusakan dalam keadaan lembab, dengan cara
dibasahi air secukupnya. Dalam proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-
Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron pekerjaan
perawatan beton menggunakan air sungai setempat.
Gambar 4.31 Perawatan Beton Abutmen
Dalam perawatan beton abutmen pemeriksaan yang
dilaksanakan secara teratur dapat dikontrol apakah struktur sama atau
lebih baik dari perkiraan kualitaaas pada saat itu. Selain itu juga bila
diduga bahwa kualitas pada kenyataan lebih buruk dari perkiraan, maka
ekstra tindakan perlindungan dilakukan agar struktur berada kembali
pada tingkat kualitas yang diharapkan.
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 80
Skema Penjelasan Perbaikan dan Perawatan Beton
Jadi di lapangan perawatan beton telah dilaksanakan dengan
cara Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling
sedikit dua minggu beton harus dibahasi terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah. Pada bagian atas abutmen
Tanpa kerusakan Perusakan
Insiden
Tanpa kerusakan ekstra
Pemeriksaan visual misalkan setiap 2 tahun
Perbandingan Perbaikan Penggantian
Penyelidikan lebih lanjut diperluas
Kerusakan bertambah
Penyelidikan lebih lanjut
Beberapa kali
Pemeriksaan visual umum setiap x tahun
Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 81 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
pembahasan terus menerus dilakukan dengan merendamnya dengan air.
Ini dilakkukan agar beton tidak mengalami kerusakan/pecah.
4.2 KENDALA DAN SOLUSI PROYEK
4.3.1 Kendala Dalam Proyek
Dalam Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini, terdapat beberapa
pekerjaan yang mengalami kendala ataupun permasalahan. Walaupun sudah
di direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule yang ada
dan sudah mengacu pada rencana kerja dan syarat-syarat. Hal ini disebabkan
kurang koordinasi dan kurang mendukungnya cuaca sehingga pekerjaan
dapa terhambat dan tidak sesuai dengan Time Schedule.
Beberapa Kendala dan Permasalahan yang terjadi selama
pembangunan peroyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas
Semarang-BawenSeksi II : Gedawang-Penggaron adalah sebagai berikut :
1. Pengalihan lalu-lintas sulit karena padatnya pengguna jalan dan para
pengemudi kendaraan belum banyak yang tahu dan belum hafal kalau
disana sedang dibangun jembatan
2. Kecelakaan lalu-lintas akibat kurang hati-hatinya pengemudi dan
kurang memperhatikan rambu-rambu yang ada
3. Cuaca kurang mendukung, akibat hujan lebat air yang datang tidak
terkontrol dan dapat menghanyutkan material dan merusak konstruksi
yang masih baru
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 82 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
4. Penerangan kurang diperbanyak, hal ini mengakibatkan para pekerja
yang lembur kurang nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan di malam
hari
5. Banyak pekerjaan yang tertunda dikarenakan seperti penulangan,
pemasangan bekesting, dan pengecoran sehingga mundur dari jadwal
yang telah ditentukan.
4.3.2 Solusi
Yang perlu dilakaukan untuk mengurangi permasalahan dan kendala
diatsa adalah dengan cara sebagai berikut :
1. Perlu adanya rambu lalu-lintas yang jelas dan banyak jumlahnya
mengenai pembangunan proyek tersebut, karena apabila rambu-rambu
kurang jelas akan berakibat macetnya arus lalu-lintas dan tidak menutup
kemungkinan terjadinya keceelakaan.
2. Perlu ditulis yang terang tentang rambu maaf perjalanan anda terganggu
ada proyek pembangunan jembatan dan hati-hati banyak keluar masuk
kendaraan proyek, dengan semacam mengingatkan kepada pegguna
jalan agar lebih hati-hati hal tersebut juga dapat mengurangi kecelakaan
lalu-lintas.
3. Untuk cuaca yang kurang mendukung dan dapat menghambat pekerjaan
maka kita harus lebih teliti dalam memperhitungkan dan
memperhatikan kondisi pekerjaan yang sedang dikerjakan, dengan cara
lebih memperhatikan kebenaran, ketelitian dan keamanan konstruksi.
Laporan Pratik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 83 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866)
4. Lampu yang digunakan dalam penerangan berkapasitas 50 watt dan
berjumlah 2 buah, hal ini penerangan kurang cukup karena mengingat
panjang jembatan 50 m,seharusnya lampu penerangan ada 4 buah dan 4
buah itu diposisikan pada setiap ujung jembatan.
5. Pekerjaan penulangan yang disebabkan oleh keterlambatan
mendistribusikan ke proyek jembatan tersebut. Oleh karena itu perlu
adanya penambahan pekerja untuk pekerjaan pembengkokkan tulangan
tersebut. Untuk pekerjaan pemasangan bekisting yang disebabkan oleh
kurangnya bekisting dan terot bekisting yang harus didatangkan dari
Surabaya karena itu perlunya koordinasi antara pihak Surabaya dengan
pemilik proyek jembatan tersebut. Pekerjaan pengecoran dikarenakan
mobil Truck Mixer datang terlambat ke lokasi tidak tepat pada
waktunya sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini juga
adanya komunikasi dan koordinasi yang mengurusi pekerjaan
pengecoran ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan
BAB V
PENUTUP
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang cukup singkat ini,
disadari bahwa pengetahuan dan pengalaman yang didapat cukup terbatas. Namun
paling tidak penulis dapat mengamati dan mempelajari secara langsung apa dan
bagaimana suatu pelaksanaan proyek secara profesional.
Dalam proses pelaksanaan suatu proyek, baik itu jalan, dan jembatan.
banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Dengan demikian proses pelaksanaan
akan banyak melibatkan tenaga ahli dari berbagai bidang pengetahuan atau
spesialisasi.
5.1 Kesimpulan
Setelah meaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Proyek pembangunan
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :
Gedawang-Penggaron, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan dua hal yaitu :
1. Yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek itu sendiri :
a. Mekanisme kerja Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron
sudah sangat baik dalam pengerjaannya baik di lapangan maupun non
lapangan, karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek ini
84 Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo�Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Laporan Praktik Kerja Lapangan
memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini
memudahkan proses pelaksanaan di lapangan.
b. Dari pengamatan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, untuk
mendapatkan suatu tim kerja yang baik dibutuhkan :
1. Kerjasama antar anggota tim.
2. Komunikasi aktif, baik amtara pemberi tugas dengan pelaksana,
pemberi tugas dengan konsultan, maupun antara pelaksana dengan
konsultan.
c. Teknik pelaksanaan proyek sudah cukup memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan.
2. Yang berhubungan dengan penulis
1. Penulis mendapat pengalaman yang luas dari hasil Pratik Kerja Lapangan
berupa kenyataan di lapangan tentang dunia sipil yang tidak didapatkan
penulis di kampus.
2. Penulis dapat menerapkan dan membandingkan teori yang telah didapat
dengan kondisi di lapangan.
3. Penulis dapat belajar berkomunikasi dan menimba ilmu dengan para ahli
Teknik Sipil yang ditemui di lapangan.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mncoba
memberi saran yang berkaitan dengan pelaksanaan Proyek Pembangunan
85 Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo�Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 86 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :
Gedawang-Penggaron, yaitu :
1. Kondisi lingkungan harus menjadi perhatian tersendiri, sehingga
pelaksana sudah bisa mengantisipasi kemungkinan terburuk.
2. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan agar lebih ditingkatkan sehingga
mutu pekerjaan dapat tercapai sesuai spesifikasi pekerjaan yang telah
ditentukan.
3. Dalam melaksanakan proyek, kontraktor pelaksana (penyedia jasa)
hendaknya mempertimbangkan segala kemungkinan yang timbul dalam
proses pelaksanaan sehingga kelancaran proyek bisa terjaga dan tidak
mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karena
itu perlu adanya kematangan dalam perkiraan atau prediksi.
4. Penggunaan alat-alat pengamanan pekerjaan, seperti helm proyek, sepatu
boot perlu diperhatikan sehingga kenyamanan dan keamanan dalam
bekerja dapat terjamin dan kesehatan pekerja pun dapat terjaga.
5. Koordinasi antara pihak-pihak yang berkaitan dalam proyek untuk lebih
ditingkatkan agar proyek Pembanguan Jembatan Over Pass Tol
Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron
ini dapat berjalan lancar dan selesai sesuai dengan Time Schedule.
6. Untuk Politeknik Negeri Semarang Penulis mengharapkan agar waktu
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di tahun yang akan datang bisa
lebih diperpanjang supaya mahasiswa lebih tahu banyak tentang proyek
yang sedang dikerjakan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 87 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam
Laporan Praktik Kerja Lapangan. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi Politeknik Negeri Semarang, para pembaca yang
budiman pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan
DAFTAR PUSTAKA
Christady, Harry. 1994. Mekanika Tanah 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Dipohusodo, Isnawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jakarta:
Kanisius.
Mulyanto, Bambang. 1995. Pengelolan Proyek 1. Bandung: Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik.
N, Zainal dan Sri Respati N. 1995. Pondasi untuk Mahasiswa Politeknik Program
Studi Teknik Sipil. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik.
Sagel R, P. Kole, Gideon Kusuma. Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan
SKSNI T-15-1991-03. Jakarta: Erlangga.
Sosrodarsono, Suyono, dan Kazuto Nakazawa. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik
Pondasi. Semarang: Pradnya Paramita.
Trimanta, Sarito. 1996. Petunjuk Kerja Acuan dan Perancah. Bandung: Pusat
Pengembangan Pendidilan Politeknik.
Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo xRuas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LAPORAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Hari ke
Tanggal Tinjauan Pembimbing
PKL Lokasi Keterangan
1
2
3
4
06-07-09
07-07-09
08-07-09 09-07-09
1. Gambar rencana jembatan
2. LC jembatan Susukan
3. Borpile jembatan Susukan
1. Tinjauan Alat
- 1. Pengambilan
data
2. Borpile jembatan Penggaron
Ir. Safrizal Mita
-
- Reza Irawan, ST
-
Ruang rapat PT.WASKITA STA 3 + 525 STA 3 +325
- Kantor PT. WASKITA
Gambar rencana jembatan Susukan Pekerjaan LC abutmen 1 setebal 10 cm dengan Truck Mixer Dipasang pada abutment 1 sebanyak 12 buah dengan θ Borpile =120 cm dan θ tulangan 12 mm 1 Excavator, 1 Crane, 2 Paku Bumi, 1 Truck Mixer Pemilu Presiden Gambar rencana jembatan Susukan serta rencana kerja Pengeboran beberapa titik untuk pemasangan tiang borpile telah terpasang 2 buah borpile. Pindah ke Jembatan Overpass STA 4+324.866
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LAPORAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Hari ke
Tanggal Tinjauan Pembimbing
PKL Lokasi Keterangan
1
2
3
4
5
6
22-07-09
23-07-09
24-07-09
25-07-09
26-07-09
27-07-09
1. Tinjauan alat
berat 2. Pengumpulan
data 1. Tinjauan lokasi
proyek 2. Gambar
rencana jembatan
1. Pemasangan
skavolding pilar 2. Tinjauan
abudment dan pilar jembatan
1. Pemasangan
beton deking 2. Pemasangan
bekisting fery abudment
3. Pemasangan bekisting fery pilar
1. Lanjutan
pemasangan bekisting abudment
1. Pemasangan
terot begisting
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol
Excavator, mobil molen, mobil pick up, truck. Volume pilar 35 m3. Pengambilan gambar rencana jembatan gedawang. Tebal beton deking 7 cm
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
7
8
9
10
11
12
28-07-09
29-07-09
30-07-09
31-07-09
01-08-09
03-08-09
abudment 1. Lanjutan
pemasangan terot bekisting abudment
2. Pemasangan kayu penyangga begisting pilar
1. Penulangan
pilar 2. Pemasangan
terot bekisting abudment
1. Penambahan tulangan
2. Pemasangan begisting fery bagian atas pilar
3. Perbaikan tulangan pilar
1. Pengecoran abudment
1. Pengecoran
bagian atas pilar
Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II
Hari Minggu Volume pengecoran abudmen 70 m3 Volume atas pilar 23,5 m3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
13
14
15
16
17
04-08-09
05-08-09
06-08-09
07-08-09
08-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada pilar
2. Penyiraman dan perawatan beton pilar
1. Penyiraman dan
perawatan beton abudment
2. Penembakan titik elevasi ketinggian abudment dan pilar
3. Pelepasan begisting fery pada pilar
4. Pelepasan begisting fery abudment
1. Pemasangan
skavolding abudmen
1. Lanjutan pemasangan skavolding abudment
2. Pemasangan bekisting fery bagian atas abudment
1. Lanjutan
Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol
Bagian vertical yang dilepas bekisting fery. Penyiraman dan perawatan beton dengan menggunakan air dan karung goni basah Menggunakan tank water Teodolit Bagian consol atau diagonal yang dilepas Sebagai lantai kerja
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
18
19
20
21
22
23
10-08-09
11-08-09
12-08-09
13-08-09
14-08-09
15-08-09
pemasangan bekisting fery bagian atas abudment
2. Penulangan abudment
1. Pemasangan
terot begisting fery
2. Penulangan abudment bagian atas
1. Pemasangan
bekisting fery bagian atas abudment
2. Penulangan abudment atas
1. Pembongkaran
skavolding pada pilar
2. Persiapan pengecoran pada abudment bagian atas
1. Persiapan pengecoran pada abudment bagian atas
1. Pengecoran
abudment bagian atas
2. Perawatan beton pilar
Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866
Penulangan angkur, Volume pengecoran 30 m3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
24
25
26
27
28
29
30
16-08-09
17-08-09
18-08-09
19-08-09
20-08-09
21-08-09
22-08-09
1. Pengeringan beton abudment
2. Perawatan beton abudment dan pilar
1. Pelepasan begisting fery pada abudment
2. Penyiraman beton
1. Lanjutan pelepasan bekisting fery pada abudment
1. Persiapan pembangunan abudment 2
2. Pengukuran tanah
1. Pengukuran penempatan pondasi
2. Penggalian tanah untuk pondasi
3. Pembersihan lokasi pondasi
1. Lanjutan
penggalian tanah untuk pondasi
Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang –
Hari Minggu
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
1. Pelaksanaan
pondasi 2. Penulangan
pondasi
Penggaron STA 4+324.866
Semarang, Desember 2009 Dosen Pembimbing HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ABSENSI PKL
Nama : Akbar Reza Pramana
NIM : 3.12.07.3.02
Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil
Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II Gedawang-Penggaron
NO TANGGAL PEKERJAAN TTD
1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat
2. Pengumpulan data
2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek
2. Gambar rencana jembatan
3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar
2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan
4 25-07-09
1. Pemasangan beton deking
2. Pemasangan bekisting fery abudmen
3. Pemasangan bekisting fery pilar
5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting
abudment
6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen
7 28-07-09
1. Lanjutan pemasangan terot bekisting
abudmen
2. Pemasangan kayu penyangga
begisting pilar
8 30-07-09 1. Penulangan pilar
2. Pemasangan terot bekisting abudmen
9 31-07-09 1. Penambahan tulangan
2. Pemasangan begisting fery bagian atas
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
pilar
3. Perbaikan tulangan pilar
10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen
11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar
12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar
2. Penyiraman dan perawatan beton pilar
13 05-08-09
1. Penyiraman dan perawatan beton
abudmen
2. Penembakan titik elevasi ketinggian
abudmen dan pilar
3. Pelepasan begisting fery pada pilar
4. Pelepasan begisting fery abudmen
14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen
15 07-08-09
1. Lanjutan pemasangan skavolding
abudmen
2. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudmen
16 08-08-09
1. Lanjutan pemasangan bekisting fery
bagian atas abudmen
2. Penulangan abudmen
17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery
2. Penulangan abudmen bagian atas
18 11-08-09
1. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudmen
2. Penulangan abudmen atas
19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar
2. Persiapan pengecoran pada abudmen
20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment
bagian atas
21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas
2. Perawatan beton pilar
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment
2. Perawatan beton abudment dan pilar
23 17-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada
abudment
2. Penyiraman beton
24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery pada
abudment
25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2
2. Pengukuran tanah
26 20-08-09
1. Pengukuran penempatan pondasi
2. Penggalian tanah untuk pondasi
3. Pembersihan lokasi pondasi
27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk
pondasi
28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi
2. Penulangan pondasi
Semarang, Oktober 2009
Ir. Suyitno
Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ABSENSI PKL
Nama : Delga Wimas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil
Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II Gedawang-Penggaron
NO TANGGAL PEKERJAAN TTD
1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat
2. Pengumpulan data
2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek
2. Gambar rencana jembatan
3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar
2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan
4 25-07-09
1. Pemasangan beton deking
2. Pemasangan bekisting fery abudmen
3. Pemasangan bekisting fery pilar
5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting
abudment
6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen
7 28-07-09
1. Lanjutan pemasangan terot bekisting
abudment
2. Pemasangan kayu penyangga
begisting pilar
8 30-07-09 1. Penulangan pilar
2. Pemasangan terot bekisting abudmen
9 31-07-09 1. Penambahan tulangan
2. Pemasangan begisting fery bagian atas
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
pilar
3. Perbaikan tulangan pilar
10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen
11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar
12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar
2. Penyiraman dan perawatan beton pilar
13 05-08-09
1. Penyiraman dan perawatan beton
abudment
2. Penembakan titik elevasi ketinggian
abudmen dan pilar
3. Pelepasan begisting fery pada pilar
4. Pelepasan begisting fery abudmen
14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen
15 07-08-09
1. Lanjutan pemasangan skavolding
abudment
2. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudmen
16 08-08-09
1. Lanjutan pemasangan bekisting fery
bagian atas abudment
2. Penulangan abudment
17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery
2. Penulangan abudment bagian atas
18 11-08-09
1. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudment
2. Penulangan abudment atas
19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar
2. Persiapan pengecoran pada abudmen
20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment
bagian atas
21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas
2. Perawatan beton pilar
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment
2. Perawatan beton abudment dan pilar
23 17-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada
abudment
2. Penyiraman beton
24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery
pada abudment
25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2
2. Pengukuran tanah
26 20-08-09
1. Pengukuran penempatan pondasi
2. Penggalian tanah untuk pondasi
3. Pembersihan lokasi pondasi
27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk
pondasi
28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi
2. Penulangan pondasi
Semarang, Oktober 2009
Ir. Suyitno
Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ABSENSI PKL
Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.14
Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil
Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II Gedawang-Penggaron
NO TANGGAL PEKERJAAN TTD
1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat
2. Pengumpulan data
2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek
2. Gambar rencana jembatan
3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar
2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan
4 25-07-09
1. Pemasangan beton deking
2. Pemasangan bekisting fery abudmen
3. Pemasangan bekisting fery pilar
5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting
abudment
6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen
7 28-07-09
1. Lanjutan pemasangan terot bekisting
abudmen
2. Pemasangan kayu penyangga
begisting pilar
8 30-07-09 1. Penulangan pilar
2. Pemasangan terot bekisting abudmen
9 31-07-09 1. Penambahan tulangan
2. Pemasangan begisting fery bagian atas
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
pilar
3. Perbaikan tulangan pilar
10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen
11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar
12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar
2. Penyiraman dan perawatan beton pilar
13 05-08-09
1. Penyiraman dan perawatan beton
abudmen
2. Penembakan titik elevasi ketinggian
abudmen dan pilar
3. Pelepasan begisting fery pada pilar
4. Pelepasan begisting fery abudmen
14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen
15 07-08-09
1. Lanjutan pemasangan skavolding
abudmen
2. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudmen
16 08-08-09
1. Lanjutan pemasangan bekisting fery
bagian atas abudmen
2. Penulangan abudmen
17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery
2. Penulangan abudmen bagian atas
18 11-08-09
1. Pemasangan bekisting fery bagian atas
abudmen
2. Penulangan abudmen atas
19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar
2. Persiapan pengecoran pada abudmen
20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment
bagian atas
21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas
2. Perawatan beton pilar
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment
2. Perawatan beton abudment dan pilar
23 17-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada
abudment
2. Penyiraman beton
24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery
pada abudment
25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2
2. Pengukuran tanah
26 20-08-09
1. Pengukuran penempatan pondasi
2. Penggalian tanah untuk pondasi
3. Pembersihan lokasi pondasi
27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk
pondasi
28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi
2. Penulangan pondasi
Semarang, Oktober 2009
Ir. Suyitno
Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ABSENSI PKL
Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.10
Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil
Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II Gedawang-Penggaron
NO TANGGAL PEKERJAAN TTD
1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat
2. Pengumpulan data
2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek
2. Gambar rencana jembatan
3 24-07-09
1. Pemasangan skavolding pilar
2. Tinjauan abudmen dan pilar
jembatan
4 25-07-09
1. Pemasangan beton deking
2. Pemasangan bekisting fery abudmen
3. Pemasangan bekisting fery pilar
5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting
abudment
6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen
7 28-07-09
1. Lanjutan pemasangan terot bekisting
abudmen
2. Pemasangan kayu penyangga
begisting pilar
8 30-07-09 1. Penulangan pilar
2. Pemasangan terot bekisting abudmen
9 31-07-09 1. Penambahan tulangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
2. Pemasangan begisting fery bagian
atas pilar
3. Perbaikan tulangan pilar
10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen
11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar
12 04-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada pilar
2. Penyiraman dan perawatan beton
pilar
13 05-08-09
1. Penyiraman dan perawatan beton
abudmen
2. Penembakan titik elevasi ketinggian
abudmen dan pilar
3. Pelepasan begisting fery pada pilar
4. Pelepasan begisting fery abudmen
14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen
15 07-08-09
1. Lanjutan pemasangan skavolding
abudmen
2. Pemasangan bekisting fery bagian
atas abudmen
16 08-08-09
1. Lanjutan pemasangan bekisting fery
bagian atas abudmen
2. Penulangan abudmen
17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery
2. Penulangan abudmen bagian atas
18 11-08-09
1. Pemasangan bekisting fery bagian
atas abudmen
2. Penulangan abudmen atas
19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar
2. Persiapan pengecoran pada abudmen
20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada
abudment bagian atas
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas
2. Perawatan beton pilar
22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment
2. Perawatan beton abudment dan pilar
23 17-08-09
1. Pelepasan begisting fery pada
abudment
2. Penyiraman beton
24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery
pada abudment
25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2
2. Pengukuran tanah
26 20-08-09
1. Pengukuran penempatan pondasi
2. Penggalian tanah untuk pondasi
3. Pembersihan lokasi pondasi
27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk
pondasi
28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi
2. Penulangan pondasi
Semarang, Oktober 2009
Ir. Suyitno
Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Akbar Reza Permana
NIM : 3.12.07.3.02
Prodi : Konstrusi Sipil
Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II : Gedawang-Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WAKITA KARYA
Ir. SUYITNO Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Delga Wimas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Prodi : Konstrusi Sipil
Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II : Gedawang-Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WAKITA KARYA
Ir. SUYITNO Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.10
Prodi : Konstrusi Sipil
Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II : Gedawang-Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WAKITA KARYA
Ir. SUYITNO Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.14
Prodi : Konstrusi Sipil
Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi II : Gedawang-Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WAKITA KARYA
Ir. SUYITNO Pelaksana
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ASISTENSI Nama : Akbar Reza Pramana
NIM : 3.12.07.3.02
Kelas : KS-3D
Prodi : Konstruksi Sipil
Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan
Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST
NO Tanggal Catatan Tanda tangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Akbar Reza Pramana
NIM : 3.12.07.3.02
Prodi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
.
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WASKITA KARYA
SUYITNO Drainage & MSSC. Spv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai
berikut:
Nama : Akbar Reza Pramana
NIM : 3.12.07.3.02
Kelas : KS – 3D
Program Studi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan nilai…….
Dosen Pembimbing,
HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Delga Wimas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Prodi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WASKITA KARYA
SUYITNO Drainage & MSSC. Spv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.14
Prodi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WASKITA KARYA
SUYITNO Drainage & MSSC. Spv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.18
Prodi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Pengetahuan
4 Kerjasama
Semarang, Oktober 2009
PT. WASKITA KARYA
SUYITNO Drainage & MSSC. Spv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai
berikut:
Nama : Delga Wimas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Kelas : KS – 3D
Program Studi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan nilai…….
Dosen Pembimbing,
HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai
berikut:
Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.14
Kelas : KS – 3D
Program Studi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan nilai…….
Dosen Pembimbing,
HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR PENILAIAN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai
berikut:
Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.07
Kelas : KS – 3D
Program Studi : Konstruksi Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan nilai…….
Dosen Pembimbing,
HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ASISTENSI Nama : Delga Wimas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Kelas : KS-3D
Prodi : Konstruksi Sipil
Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan
Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST
NO Tanggal Catatan Tanda tangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ASISTENSI Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.1
Kelas : KS-3D
Prodi : Konstruksi Sipil
Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan
Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST
NO Tanggal Catatan Tanda tangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LEMBAR ASISTENSI Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.10
Kelas : KS-3D
Prodi : Konstruksi Sipil
Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan
Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo
Ruas Semarang-Bawen
Seksi - II : Gedawang - Penggaron
Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST
NO Tanggal Catatan Tanda tangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG
Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TOL SEMARANG-SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II : GEDAWANG – PENGGARON ( STA 4+333.838 )
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kelulusan
Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Disusun Oleh :
DELGA WIMAS IRVANO
3.12.07.3.07
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
KATA PENGANTAR
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
HALAMAN MOTTO
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
DAFTAR ISI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS PROYEK
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
BAB V
PENUTUP
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
LAMPIRAN
DATA TANAH
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
LAMPIRAN
REFERENSI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
HALAMAN JUDUL
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO
RUAS SEMARANG – BAWEN
SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON
STA 4+324.8
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2009
Surat Pengajuan Pembimbing PKL
Kepada
Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Akbar Reza P
NIM : 3.12.07.3.02
Kelas : KS 2D
Prodi : Konstruksi Sipil
Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry Ludiro Wahyono,ST
Menyetujui, Semarang,
Pembimbing Pemohon
Herry LudiroWahyono.ST Akbar Reza P NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.02
Surat Pengajuan Pembimbing PKL
Kepada
Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Delga Wmas Irvano
NIM : 3.12.07.3.07
Kelas : KS 2D
Prodi : Konstruksi Sipil
Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST
Menyetujui, Semarang,
Pembimbing Pemohon
Herry LudiroWahyono.ST Delga Wimas Irvano NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.07
Surat Pengajuan Pembimbing PKL
Kepada
Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Masngudin
NIM : 3.12.07.3.14
Kelas : KS 2D
Prodi : Konstruksi Sipil
Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST
Menyetujui, Semarang,
Pembimbing Pemohon
Herry LudiroWahyono.ST Masngudin NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.1
Surat Pengajuan Pembimbing PKL
Kepada
Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Felantino Rummex
NIM : 3.12.07.3.11
Kelas : KS 2D
Prodi : Konstruksi Sipil
Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST
Menyetujui, Semarang,
Pembimbing Pemohon
Herri LudiroWahyono.ST Felantino Rummex NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.11