pkl

154
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ABUTMEN 2 PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN OVER PASS TOL SEMARANG - SOLO RUAS SEMARANG – BAWEN SEKSI II : GEDAWANG – PENGGARON ( STA 4+324.8 ) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kelulusan Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Disusun Oleh : DELGA WIMAS IRVANO 3.12.07.3.07 PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2009 i

Upload: egaamd

Post on 02-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN ABUTMEN 2 PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN OVER PASS TOL SEMARANG - SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II : GEDAWANG – PENGGARON ( STA 4+324.8 )

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kelulusan

Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Disusun Oleh :

DELGA WIMAS IRVANO

3.12.07.3.07

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

i

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “ Pelaksanaan Pekerjaan

Abutmen 2 Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang - Solo

Ruas Semarang – Bawen Seksi II : Gedawang – Penggaron STA 4+324.866“

ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Ketua Program Studi Konstruksi Sipil

Warsiti, ST. MT NIP 196203121988032002

Dosen Pembimbing

Herry Ludiro Wahyono, ST NIP 196002111984031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Sukardi, ST NIP 195506071988031001

ii

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

penyusunan tugas akhir ini tanpa hambatan yang berarti.

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan penulis sebagai sarana untuk

mengetahui, membandingakan dan menambah wawasan tentang pengelola proyek

di lapangan dengan segala kendala yang dihadapi, disamping itu juga sebagai

sarana untuk menjalin komunikasi dan tukar pengalaman dengan kru lapangan,

baik itu pekerja, staf ataupun pengawas lapangan.

Praktek Kerja Lapangan ini penulis laksanakan dari tanggal 22 Juli 2009

sampai 22 Agustus 2009 dan berlokasi di Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ( STA 4 + 324.8 ).

Penyusunan Praktik Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan karena bantuan

dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Sugiharto, MM selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang,

2. Bapak Sukardi, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Semarang,

3. Ibu Wasiti, ST. MT selaku Kepala Program Studi Konstruksi Sipil

Politeknik Negeri Semarang,

4. Bapak Herry Ludiro Wahyono, ST selaku Dosen Pembimbing Praktik

Kerja Lapangan,

iv

5. Bapak Safrizal Syamsu, Ir selaku Enginering Manager PT. Waskita

Karya

6. Bapak Reza Irawan, ST selaku Highway Engineer PT. Waskita Karya,

7. Bapak Suyitno, Ir selaku Pelaksana Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron PT.

Waskita Karya,

8. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam perencanaan dan penyusunan

Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan

kemampuan penyusun. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari pembaca, agar dalam waktu penyusunan dapat

memperbaiki dan melengkapi kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap agar laporan ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Desember 2009

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan……………… 1

1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan….……… 1

1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah….…………. 2

1.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan......………….……… 2

1.3.2 Pembatasan Masalah………..…………………. 3

1.4 Metodelogi Pengumpulan Data……..…………………. 4

1.5 Sistematika Pembahasan …………………..………….. 5

BAB II MANAJEMEN PROYEK

2.1 Organisasi Proyek…………….……….………………. 6

2.1.1 Pemberi Tugas……………………….………… 7

2.1.2 Konsultan Perencana………………..…………. 8

2.1.3 Konsultan Pengawas…………………...………. 9

2.1.4 Kontraktor Pelaksana…………....…………….. 10

2.2 Susunan Organisasi Pelaksana Proyek………………… 13

vi

2.2.1 Project Manager………………….….………… 15

2.2.2 Site Manager………………………..……….…. 15

2.2.3 Keuangan dan Administrasi………………..….. 17

2.2.4 Logistik dan Peralatan…………….…..……….. 17

2.3 Hubungan Kerja dan Koordinasi…………...………….. 18

BAB III TINJAUAN UMUM

3.1 Latar Belakang Proyek …………......…………………. 19

3.2 Tujuan Proyek……………….………………………… 20

3.3 Lokasi Proyek…………………..……………………… 20

3.4 Data Umum………………..…..………………………. 21

3.4.1 Data Kontrak………..…………………………. 21

3.4.2 Data Teknis……………………………………. 21

3.5 Material dan Peralatan Teknis…………….....………… 23

3.5.1 Spesifikasi Teknis Material….………………… 23

3.5.2 Sumber Bahan Material……...………………… 29

3.5.3 Peralatan Mekanis…………….……………….. 29

3.6 Perencanaan Proyek…………..……………………….. 35

3.6.1 Uraian Umum……….........……………………. 35

3.6.2 Survey Pendahuluan…………………………… 36

3.6.3 Analisa Data……………………….…..………. 37

3.6.4 Perencanaan……………….…..……………….. 38

3.7 Pelaksanaan Proyek……………………………………. 40

3.7.1 Uraian Umum………………..………………… 40

vii

rjaan Pengecoran………………………….. 71

rjaan Perawatan Beton……………...…….. 78

si………………..……………….………… 82

BAB V

R PU

LAMPIRAN

3.7.2 Urutan Pelaksanaan…………..….…………….. 41

3.8 Pembiayaan……………..…..…………………………. 42

3.9 Sistem Pembayaran………………...………………….. 42

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

4.1 Pendahuluan………………..….………………………. 43

4.2 Pembuatan Abutmen Jembatan………….…….……… 43

4.2.1 Pekerjaan Galian Tanah…………………..……. 44

4.2.2 Pekerjaan Pondasi...........………………………. 45

4.2.3 Pekerjaan Urugan Tanah ……….…...……..….. 48

4.2.4 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi.................. 49

4.2.5 Pekerjaan Penulangan………………………….. 49

4.2.6 Pekerjaan Skavolding dan Begisting……...…… 61

4.2.7 Peke

4.2.8 Pekerjaan Pembongkaran Bekesting………..…. 77

4.2.9 Peke

4.3 Kendala dan Solusi Proyek…………………....………. 81

4.3.1 Kendala Dalam Proyek………………………… 81

4.3.2 Solu

PENUTUP

5.1 Kesimpulan…….………………..…………………….. 84

5.2 Saran………………..………………………………….. 85

DAFTA STAKA

viii

enset...................................................................................... 32

Gambar 3.2 Alat Berat Dum .………………... 32

ambar 3.3 Alat Berat Excavator............................................................... 33

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 G

p Truck …………………..

G

Gambar 3.4 Alat Berat Water Tank............................................................ 34

Gambar 3.5 Alat Berat Truck Mixer........................................................... 34

Gambar 3.6 Concrete Vibrator.................................................................... 35

Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Tanah.......................................................... 44

Gambar 4.2 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi............................................. 46

Gambar 4.3 Dimensi Lantai Kerja.............................................................. 48

Gambar 4.4 Pekerjaan Urugan Tanah......................................................... 48

Gambar 4.5 Pekerjaan Penulangan Footing Abutmen................................ 50

Gambar 4.6 Detail Penulangan Footing Abutmen pada Gambar Kerja..... 50

Gambar 4.7 Detail Penulangan Footing Abutmen...................................... 51

Gambar 4.8 Tulangan Ulir Model Kait Miring........................................... 52

Gambar 4.9 Penulangan pada Dinding Abutmen....................................... 53

Gambar 4.10 Tulangan Susut pada Gambar Kerja....................................... 54

Gambar 4.11 Detail Penulangan Dinding Abutmen..................................... 54

Gambar 4.12 Tulangan Susut........................................................................ 55

Gambar 4.13 Detail Tulangan Susut............................................................. 55

Gambar 4.14 Sambungan Tulangan Susut Besi Ulir.................................... 56

Gambar 4.15 Gaya pada Bekesting Peri....................................................... 56

ix

Gambar 4.16 Penulangan pada ing Wall Abutmen....................................... 57

Gambar 4.17 Detail Penulangan Wing Wall Abutmen................................. 58

Gambar 4.18 Model Penyambungan Tulangan............................................ 59

Gambar 4.19 Pekerjaan Penulangan pada Kepala Abutmen........................ 60

Gambar 4.20 Detail Penulangan Kepala Abutmen....................................... 60

Gambar 4.21 Pemasangan Bekesting Pondasi.............................................. 64

Gambar 4.22 Penyusunan Bekesting Peri..................................................... 65

Gambar 4.23 Pemasangan Bekesting Peri pada Dinding Abutmen.............. 66

Gambar 4.24 Pemasangan Bekesting Peri.................................................... 66

Gambar 4.25 Detail Pemasangan Bekesting Peri......................................... 67

Gambar 4.26 Pemasangan Bekesting Peri pada Kepala Abutmen............... 68

Gambar 4.27 Pemasangan Bekesting Peri pada Wing Wall Abutmen......... 70

Gambar 4.28 Pekerjaan Persiapan Pengecoran............................................. 73

Gambar 4.29 Pengujian Slump..................................................................... 75

Gambar 4.30 Pembongkaran Bekesting Abutmen........................................ 78

Gambar 4.31 Perawatan Beton Abutmen...................................................... 79

Laporan Praktik Kerja Lapangan� 

Jembatan Over Pass Tol  Semarang‐Solo� �1 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Sesuai dengan kurikulum pendidikan Politeknik, Praktik Kerja

Lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Jurusan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang.

Praktik Kerja Lapangan merupakan penyempurna dari pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah ditempuh pada semester 4 dan

sekaligus merupakan usaha untuk memperluas pengetahuan serta pemikiran

mahasiswa karena disadari bahwa pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di

bangku kuliah belum cukup memadai sebagai bekal terjun di lapangan

pekerjaan yang sesungguhnya. Didalam Praktik Kerja Lapangan mahasiswa

diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku

kuliah ke dalam praktik di lapangan, sehingga dapat lebih memahami keadaan

dan permasalahan di lapangan.

Keuntungan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah melatih

mahasiswa untuk dapat mandiri, mengenal lingkungan, dan sistem kerja di

proyek sebagai bekal untuk terjun di lapangan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Praktik Kerja Lapangan secara umum bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan professional dan menerapkan ilmu

Laporan Praktik Kerja Lapangan� 

Jembatan Over Pass Tol  Semarang‐Solo� �2 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)  

pengetahuan dasar teknik, keahlian dan pelengkap secara terpadu, sistematis

serta ilmiah dalam bentuk kerja nyata pada pelaksanaan pembangunan proyek

secara berkelompok.

Tujuan khusus dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Melengkapi persyaratan program pendidikan Diploma III Jurusan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

2. Membandingkan, menganalisa dan mengaplikasikan antara teori di

bangku kuliah dengan keadaan di lapangan dan dapat memecahkan

masalah yang ada di lapangan berdasarkan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki

3. Melihat langsung pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek, baik

dari segi teknis maupun non teknis

4. Membina kemandirian dalam mengamati dan mengumpulkan data-

data yang diperlukan secara aktif sehingga tidak canggung lagi

nantinya jika terjun di lapangan

5. Memberi bekal pengetahuan dan pengalaman lapangan untuk

mengenal sikap kerja rekanan yang terlibat di lapangan

6. Mampu menyajikan laporan teknik yang memberikan gambaran

1.3 RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH

1.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol

Semarang - Solo Ruas Semarang - Bawen, Seksi II: Gedawang-Penggaron

Laporan Praktik Kerja Lapangan� 

Jembatan Over Pass Tol  Semarang‐Solo� �3 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)  

meliputi :

a. Pekerjaan pada struktur bawah yang meliputi pekerjaan pondasi foot

plat, pilar, dan abutmen

b. Pekerjaan pada struktur atas yang meliputi pekerjaan pemasangan

gelagar, pekerjaan lantai jembatan dan pengaspalan jalan

c. Pekerjaan bangunan pelengkap jembatan yng meliputi tembok penahan,

trotoar, dan lain-lain

Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,

spesifikasi teknik dan syarat-syarat umum yang sesuai dengan petunjuk

pemasangan dari direksi teknis.

1.3.2 Pembatasan Masalah

Dalam proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron ini, tidaklah dapat

diikuti secara keseluruhan mengingat keterbatasan waktu yang disediakan

untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan dari Politeknik Negeri Semarang.

Karena waktu yang singkat maka pembahasan masalah dalam laporan

dibatasi pada pekerjaan yang dilaksanakan selama Praktik Kerja Lapangan

yang meliputi :

1. Tinjauan secara umum

adalah pengamatan proyek secara umum yang meliputi keseluruhan

proyek, pihak-pihak yang terkait dalam proyek, syarat-syarat

administrasi dan syarat-syarat teknis

Laporan Praktik Kerja Lapangan� 

Jembatan Over Pass Tol  Semarang‐Solo� �4 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)  

2. Tinjauan proyek secara khusus

adalah tinjauan proyek secara detail yang berisi tentang uraian

pekerjaan yang dilihat dan diamati pada waktu pelaksanaan Pratik Kerja

Lapangan. Dalam hal ini penulis mengamati sebagian pekerjaan

abutmen yang meliputi penulangan, pemasangan bekesting dan

pengecoran dilihat dari segi kontraktor

1.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA

Dalam penyusunan laporan ini, metode penelitian dan teknik

pengumpulan data yang digunakan bersumber dari :

1. Data Primer

Data yang diambil di lapangan dengan cara :

a. Wawancara dari pengawas lapangan, staff kontraktor, staff konsultan

dan pekerja di lapangan

b. Hasil konsultasi dan pengamatan langsung di lapangan

c. Data-data dan dokumen proyek

2. Data Sekunder

Data yang diambil berdasar dari :

a. Ketentuan yang berlaku pada Proyek Pembangunan Jembatan Over

Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-

Penggaron yang telah ditetapkan oleh Depertemen Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal svnt Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi

Jawa Tengah.

Laporan Praktik Kerja Lapangan� 

Jembatan Over Pass Tol  Semarang‐Solo� �5 Ruas Semarang‐Bawen Seksi – II : Gedawang-Penggaron (STA 4+324.8)  

b. Literatur-literatur yang dapat menunjang penyusunan laporan ini.

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menyajikan gambaran tentang latar belakang Paraktik Kerja

Lapangan, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan pembatasan

masalah, metodologi pengumpulan data, serta sistematika

pembahasan.

Bab II Manajemen Proyek

Menyajikan gambaran organisasi proyek, susunan organisasi

proyek, serta hubungan kerja dan koordinasi.

Bab III Spesifikasi Tinjauan Umum Proyek

Menyajikan gambaran latar belakang proyek, tujuan proyek, lokasi

proyek, data umum, material dan peralatan teknis, perencanaan

proyek, pelaksanaan proyek, pembiayaan, serta sistem pembayaran.

Bab IV Spesifikasi Tinjauan Khusus Proyek

Menyajikan gambaran pendahuluan, pembuatan abutmen jembatan,

pekerjaan pilar jembatan, serta kendala dan solusi proyek yang

terjadi didalam proyek.

Bab V Penutup

Menyajikan gambaran kesimpulan dan saran dari laporan Praktik

Kerja Lapangan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 6 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1 ORGANISASI PROYEK

Keberhasilan suatu proyek dalam mencapai suatu tujuan sesuai

dengan yang direncanakan, ternyata tidak hanya membutuhkan dana dan

teknologi yang digunakan serta waktu yang tersedia. Akan tetapi harus

mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung dan membatasi serta

sangat ditentukan oleh cara pengelolaan proyek tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mendukung adalah keinginan untuk

berkembang, pengamatan dan penelitian. Sedangkan faktor-faktor yang

membatasi adalah seperti kebutuhan masyarakat dan situasi ekonomi.

Pada prisnsipnya menejemen proyek adalah suatu alat untuk

mengelolah dan mengevaluasi pelaksanaan suatu proyek sehingga dapat

berjalan dengan lancar, tepat waktu dan memberikan hasil optimal.

Dalam suatu proyek, khususnya proyek pembangunan Jembatan Over

Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-

Penggaron terdapat beberapa unsur yang terlibat untuk mewujudkan proyek

tersebut. Adapun unsur tersebut adalah :

1. Pemberi Tugas (Owner)

2. Konsultan Perencana

3. Konsultan Pengawas (Supervise)

4. Kontraktor Pelaksana (Penyedia Jasa)

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 7 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Hubungan antar unsur-unsur tersebut di atas dalam pelaksanaannya

harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati agar

terjadi komunikasi yang baik dan terarah.

2.1.1 Pemberi Tugas (Owner)

Pemberi tugas adalah orang atau badan baik swasta ataupun

pemerintah yang mempunyai gagasan untuk mendirikan bangunan. Owner

memberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan bangunan kepada orang atau

badan yang dianggap mampu melaksanakannya dan mempunyai

kesanggupan untuk menyediakan dana untuk merealisasikan proyek

tersebut.

Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron STA (4+324.8)

yang bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah Pemerintah Republik

Indonesia yang diwakili oleh Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa

Tengah dan dikuasakan kepada PT. TRANS MARGA JATENG yang

merupakan gabungan antara PT. JASA MARGA dan PT. Sarana

Pembangunan Jawa Tengah.

Tugas dan Kewajiban Pemberi Tugas :

1. Mempunyai wewenang penuh terhadap keseluruhan proyek

2. Menunjuk serta memberikan tugas kepada konsultan perencana untuk

melaksanakan proyek tersebut

3. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanan proyek/kontraktor

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 8 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

4. Mengadakan kontrak dengan perencana, pengawas dan kontraktor yang

memuat tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing unsur

secara jelas dan sesuai prosedur hukum

5. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek

tersebut

6. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu

proyek

7. Menunjuk konsultan pengawas untuk mengawasi secara langsung

pelaksanaan proyek di lapangan

8. Mengeluarkan semua perintah kepada kontraktor melalui konsultan

pengawas

9. Mengesahkan keputusan menyangkut mutu, waktu pelaksanaan, biaya,

sanksi dan denda terhadap pelangar kontrak

10. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan dengan

pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh konsultan

2.1.2 Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah suatu badan atau perorangan yang

dipercaya dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas (Owner), dimana badan ini

mempunyai keahlian tertentu dan ahli dalam membuat perencanaan

pekerjaan suatu proyek, gambar-gambar kerja beserta penaksirannya, serta

dapat memberikan nasehat dan jasa lainnya yang berhubungan dengan

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 9 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

perencanaan, persiapan dan pelaksanaan objek-objek dibidang teknik

bangunan.

Konsultan Perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai

berikut:

1. Membuat perencanaan lengkap dari proyek yang akan dibangun

sebagai dasar pelelangan

2. Mengadakan penyelidikan awal yang meliputi pengumpulan data

lapangan serta data penyelidikan tanah

3. Memberi usulan-usulan dan saran-saran kepada pemberi tugas

sehubungan dengan pelaksanaan proyek ini

4. Memberi penjelasan kepada pelaksana dan pengawas lapangan bila

ada hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana

5. Membuat perencanaan ulang/revisi bilamana diperlukan

6. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang telah

dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

2.1.3 Konsultan Pengawas ( Supervisi )

Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan adalah orang atau badan

yang mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan bangunan agar

sesuai dengan perencanaan. Bertindak sebagai konsultan pengawas pada

proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah PT. CIPTA

STRADA.

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 10 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Adapun Konsultan Pengawas mempunyai tugas dan wewenang

sebagai berikut:

1. Mengawasi pelaksanaan pembangunan sesuai dengan jadwal

pelaksanaan dan sebagai penasehat Pemberi Tugas

2. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanan dan berhak

memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaaan khususnya terhadap

bagian pekerjaan tertentu yang meragukan

3. Mengadakan surat-menyurat atas nama pemberi tugas di lapangan

4. Memberi laporan kemajuan pekerjaan proyek kepada Owner

5. Pengawas berhak memerintahkan kontraktor untuk mengeluarkan setiap

orang yang tidak berkepentingan dari tempat pelaksanaan proyek

6. Pengawas bertugas untuk dan atas nama pemilik dengan surat

perjanjian kontrak masih berlaku

2.1.4 Kontraktor Pelaksana (Penyedia Jasa)

Kontrkator Pelaksana adalah pihak yang diserahi tugas untuk

melaksanakan pembangunan proyek oleh Pemberi Tugas melalui prosedur

lelang dan segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak

(rencana kerja dan syarat-syarat, dan gambar), dengan biaya sesuai kontrak

yang mereka sepakati.

Kontraktor mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

1. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja

2. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 11 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

3. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dan pemberi tugas,

sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian

pemborongan

4. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-

syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian

pemborong (gambar rencana, bestek, risalah pekerjaan)

5. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

diserahkan kepada pemberi tugas

6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau

kekurangsempurnaan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan

dengan menanggung semua biayanya

7. Menyerahkan hasil pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai

Adapun sebagai kontraktor pelaksana pada proyek pembangunan

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :

Gedawang-Penggaron ini adalah PT. Waskita Karya :

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 12

PEMILIK PROYEK

PT. TRANS MARGA JATENG

Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

KONSULTAN PENGAWAS KONSULTAN PERENCANA

PT.CIPTA STRADA PT.VIRAMA KARYA

Gambar 2.1. Hubungan kerja organisasi pengelolaan proyek Gambar 2.1. Hubungan kerja organisasi pengelolaan proyek

Gambar 2.2 Hubungan Kerja Gambar 2.2 Hubungan Kerja

Keterangan : Keterangan :

: Garis komando/perintah : Garis komando/perintah

: Garis koordinasi : Garis koordinasi

KONTRAKTOR PELAKSANA

PT. WASKITA KARYA

PEMILIK PROYEK

PT. TRANS MARGA JATENG

KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA

PT. WASKITA KARYA PT. CIPTA STRADA

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 13 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

2.2 SUSUNAN ORGANISASI PELAKSANA PROYEK

Dalam pelaksanaan suatu proyek, perlu adanya suatu organisasi

pelaksanaan yang merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan

proyek. Organisasi dalam arti badan dapat didefinisikan sebagai sekelompok

orang yang bekerja sama dalam suatu kelompok-kelompk kerja yang saling

terkait, bertanggung jawab dan bekerja secara harmonis untuk mencapai

tujuan tertentu.

Organisasi adalah merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan

pelaksanaan proyek. Organisasi Proyek dikatakan berhasil jika mampu

mengendalikan tiga hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya.

Suatu organisasi mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Adanya sekelompok orang

2. Terjadi hubungan yang harmonis dalam suatu kerja sama

3. Terjadi kerja sama berdasar atas hak, kewajiban dan tanggung jawab

masing-masing dengan tujuannya

Dalam organisasi proyek diperlukan batasan-batasan tersebut sehingga

dapat menghindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan

tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat

ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.

Stuktur Organisasi Bagian Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :

Gedawang-Penggaron Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2009 sebagai

berikut :

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 14 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 15 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

2.2.1 Project Manager

Project Manager merupakan wakil kontraktor utama yang berhak

untuk menetukan policy/kebijaksanaan proyek dalam memilih dan

mentapkan cara pelaksanaan seluruh pekerjaan yang paling menguntungkan

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Adapun tugas wewenang dari seorang Project Manager adalah sebagai

berikut:

1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan proyek;

2. Mengadakan pengawasan pada pelaksanakan;

3. Mengkoordinasikan semua pekerjaan;

4. Mengontrol kemajuan kerja terhadap rencana proyek;

5. Bertanggung jawab atas mutu dan pekerjaan.

2.2.2 Site Manager

Dalam pelaksanaan operasi manajemen konstruksi, site manager

adalah pemimpin tertinggi suatu proyek di lapangan yang mewakili Project

Manager. Ia adalah pelaksana harian dari Project Manager dalam semua hal

yang bersifat teknis dan koordinasi (lapangan). Dalam melaksanakan

kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada Manager.

Tugas Site Manager adalah sebagai berikut :

1. Bidang Teknik

a. Menyusun rencana jadwal kerja pelaksanaan (master schedule)

b. Menghitung atau memperkirakan jumlah bahan yang dibutuhkan

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 16 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

c. Mempelajari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk

mengetahui apakah pekerjaan-pekerjaan tersebut telah diselesaikan

sebagaimana mestinya

d. Mengawasi secara langsung pekerjaan proyek di lapangan

e. Memimpin rapat-rapat mengenai kemajuan pekerjaan

f. Mencatat segala kemajuan pekerjaan dan melaporkannya kepada

pemimpin proyek

g. Mengendalikan proyek dalam hal pengambilan keputusan

h. Mempertanggungjawabkan semua pekerjaan, baik dalam hal biaya,

waktu maupun kualitas pekerjaan

i. Mengatasi dan menjaga mutu pekerjaan

2. Bidang Manajerial

a. Membentuk organisasi lapangan dan membuat batasan wewenang

b. Mengatur penempatan personalia

c. Menjaga disiplin dan ketertiban kerja karyawan

d. Membuat dan mengawasi jadwal pelaksanaan pekerjaan

e. Mengatur penggunaan alat, tenaga kerja dan bahan

f. Membuat jadwal waktu pemesanan bahan-bahan

g. Membuat rencana kerja pelaksanaan baik bulanan maupun mingguan

3. Bidang Administrasi dan Keuangan

a. Menyusun biaya atau anggaran berkala yang berhubungan dengan

masalah teknik pekerjaan

b. Mengawasi pengeluaran pada pekerjaan teknik di lapangan

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 17 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

c. Meneliti dan melaporkan anggaran biaya pekerjaan tambahan dan

pengurangan pekerjaan

2.2.3 Keuangan dan Administrasi

Bagian administrasi dan keuangan merupakan unsur pelaksana proyek

yang penting dalam kelancaran suatu proyek. Kegiatan ini sangat

berpengaruh pada efisiensi, arus informasi dan dalam manajerial proyek.

Adapun tugas-tugasnya antara lain :

a. Mengurus pembayaran upah semua unsur proyek

b. Mengatur surat-menyurat, arsip dan dokumentasi

c. Mengurus pembelian dan pembayaran bahan/material

d. Mengatur, mengawasi dan melaporkan semua hal tentang keuangan

proyek kepada Project Manager

2.2.4 Logistik dan Peralatan

Bagian logistik bertugas mengatur pengadaan material yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga menyelenggarakan

administrasi dan inventarisasi material.

Adapun tugas-tugasnya antara lain :

a. Bersama Site Manager membuat jadwal pengadaan bahan/material dan

peralatan proyek

b. Melaksanakan inventarisasi, administrasi dan dokumentasi pemesanan

dan pengadaan bahan/alat

Laporan Praktik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 18 Ruas Semarang‐Bawen�Seksi‐II : Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

c. Melakukan pembelian atau penyewaan bahan/alat yang telah diputuskan

oleh pimpinan proyek sesuai dengan jadwal pengadaan bahan/alat dan

prosedur perusahaan

d. Mengatur penyelenggaraan penggudangan, penyimpanan, pemeliharaan

dan pemakaian bahan/alat

2.3 HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI

Hubungan kerja antara unsur-unsur pokok pelaksana pembangunan

adalah masing-masing pihak harus tunduk dan patuh kepada persyaratan atau

peraturan yang telah disusun, baik secara adminiftratif maupun secara teknis

demi kelancaran jalannya pelaksanaan suatu proyek.

Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :

1. Antara pemilik proyek (owner) dengan konsultan terjalin ikatan kontrak:

a. Pemilik proyek memberikan jasa/biaya pengawasan kapada konsultan

b. Konsultan memberikan jasa pengawasan kepada pemilik proyek

2. Antara pemilik proyek (owner) dengan kontraktor terjalin kontrak :

a. Pemilik proyek memberikan biaya pelaksanaan pekerjaan kepada

kontraktor

b. Kontraktor memberikan atau menyerahkan hasil pekerjaan kepada

pemilik proyek

3. Antara konsultan dengan kontraktor terjalin ikatan koordinasi :

a. Konsultan memberikan pelaksanaan persyaratan kepada kontraktor

b. Kontraktor merealisasikan persyaratan

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 19 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

BAB III

TINJAUAN UMUM PROYEK

3.1 LATAR BELAKANG PROYEK

Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju dan

kompleks, menuntut adanya mobilisasi yang tinggi dari pelakunya. Hal ini

menyebabkan adanya tuntutan dari masyarakat untuk meningkatkan sarana

dan prasarana lalu lintas. Menyusul berkembangnya arus lalu lintas jika tidak

diimbangi dengan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan akan

menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk memberikan

kelancaran, keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat saat ini semakin

dibutuhkan. Selain itu perkembangan sarana ini juga akan mendukung

berkembangnya bidang lainnya seperti bidang ekonomi, sosial, dan budaya

yang diiringi dengan meningkatnya kehidupan masyarakat kita. Untuk itu

pembangunan prasarana lalu lintas yang memadai seperti peningkatan jalan,

pembuatan jalan baru, peningkatan jembatan, pembuatan jembatan baru

adalah perlu untuk dilakukan. Jalan raya dan jembatan merupakan bagian dari

prasarana perhubungan di darat yang mempunyai kedudukan dan peranan

yang penting dalam kegiatan suatu negara.

Umumnya permasalahan lalu lintas dewasa ini berkisar pada

kemampuan jalan yang tidak sesuai dengan beban lalu lintas yang ada serta

jembatan lama yang tidak memadai. Oleh karena itu agar jembatan tersebut

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 20 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

dapat mendukung kegiatan sehari-hari maka diperlukan pembangunan

jembatan baru disamping jembatan lama agar dapat diperoleh lalu lintas

nyaman dan aman.

3.2 TUJUAN PROYEK

Dengan selesainya proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen, Seksi II : Gedawang-Penggaron ini,

diharapkan dapat berfungsi sesuai dengan rencana, diantaranya :

a. Memperlancar arus lalu lintas di daerah tersebut, baik ekonomi maupun

pertanian

b. Memperlancar arus transportasi pada daerah Gedawang dengan desa

Jabungan karena dibawah jembatan akan dibangun jalan tol Semarang-

Solo

c. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan Gedawang

ke Jabungan, demikian sebaliknya dari Jabungan ke Gedawang

3.3 LOKASI PROYEK

Lokasi Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron STA (4+ 324.8) yang

menghubungkan antara desa Gedawang dengan desa Jabungan dan terletak di

desa Gedawang dengan desa Jabungan kecamatan Gedawang Kabupaten

Ungaran, Provinsi Jawa Tengah.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 21 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

3.4 DATA UMUM

Proyek ini merupakan bagian dari proyek jembatan yang

menghubungkan desa Gedawang dengan desa Jabungan. Jembatan ini

dibangun karena pada bawah jembatan ini akan dibangun jalan tol Semarang-

Solo. Karena akses penghubung jalan ini tidak ada maka dibangun jembatan

sebagai pengganti jalan yang menghubungkan kedua desa tersebut. Proyek

pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-

Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron merupakan salah satu program

peningkatan sumber daya manusia. Tujuan proyek ini adalah untuk

meningkatkan kenyamanan berlalu lintas dan meningkatkan taraf hidup

masyarakat sekitar.

3.4.1 Data Kontrak

Proyek ini dilaksanakan oleh Penyedia Jasa PT. Trans Marga Jateng,

konsultan supervisi PT. Cipta Strada dan konsultan perencana PT. Virama

Karya and Asc. Dengan tanggal kontrak proyek 13 Mei 2009 dan Nomor

Kontrak TMJ . KJP . / V / 2009 / 003. Jenis Kontrak Unit Price.

3.4.2 Data Teknis

Penanganan Jembatan :

a. Panjang/bentang jembatan 50 meter

b. Lebar jembatan 8 meter lebar perkerasan 6 m dengan 1 jalur dan 2 lajur

c. Jembatan utama menggunakan balok prategang

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 22 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

d. Jumlah balok terdiri atas 10 buah girder @ 25,6 m

e. Mutu beton girder K- 600

f. Pondasi abutmen dan pilar menggunakan pondasi Foot Plat kedalaman 1-2

m

Dengan demikian data-data Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass

Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron

adalah sebagai berikut :

Nama proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :

Gedawang-Penggaron Povinsi JawaTengah.

Paket : Jalan Tol Semarang-Solo

Lokasi Proyek : Desa Gedawang

Ruas Jalan : Gedawang-Jabungan

Panjang Jembatan : 50 meter

Lebar Jembatan : 1.00 + 6.00 + 1.00 (8 meter)

Pondasi : Foot Plat

Abutmen : Beton bertulang kelas C-1

Pilar : Beton bertulang kelas C-1

Girder : Beton K -600

Konstruksi Jalan : Arah Gedawang dan arah Jabungan

Tanggal Kontrak : 13 Mei 2009

Nomor Kontrak : TMJ . KJP . / V / 2009 / 003

Jenis Kontrak : Unit Price

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 23 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Sumber Dana : PT. Trans Marga Jateng

Penyedia Jasa : PT. Trans Marga Jateng

Konsultan Perencana : PT. Virama Karya and Asc

Konsultan Supervisi : PT. Cipta Strada

Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya

Waktu Pelaksanaan : 395 hari kalender

Masa Pemeliharaan : 1.089 hari kalender

3.5 MATERIAL DAN PERALATAN MEKANIS

3.5.1 Spesifikasi Teknis Material

Bahan material yang akan dipakai dalam suatu proyek terlebih dahalu

harus diuji kualitasnya., sehingga akan didapat material yang terjamin

mutunya. Pengujian material harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

oleh direksi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

material antara lain :

1. Material harus memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku

2. Material harus sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe, dan mutu yang

dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau yang secara khusus disetujui

secara tertulis oleh direksi

3. Seluruh material untuk bangunan struktural harus berkualitas

Selain itu material tersebut harus disimpan sedemikian rupa sehingga

mutunya terjamin dan terpaelihara serta sewaktu-waktu harus siap untuk

digunakan dalam pekerjaan.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 24 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

a. Air

Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa

pengujian. Air dengan kriteria diatas tidak selalu ada dan jika tidak ada

diharuskan untuk mengamati dan menguji apakah air tesebut

mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton ataupun baja

tulangan. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat-zat yang

merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, ataupun zat organik.

b. Sement Portland

Sement Portland merupakan bahan pengikat dalam campuran beton

maupun dalam adukan spesi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimpanan semen antara lain :

1. Semen yang baru dikirim ke lokasi harus segera ditempatkan dalam

gudang penyimpanan, dalam setiap pengiriman harus dipisahkan agar

mudah diidentifikasi antara semen yang masih baru dan semen yang

sudah lama

2. Semen harus dijaga agar tidak tercampur dengan bahan - bahan yang

lain

3. Semen diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian 30 cm dari

lantai gudang untuk menghindari kelembaban

4. Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak

bebas 50 cm

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 25 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

5. Tiap tumpukan tidak boleh lebih dari 10 kantong untuk menghindari

mengerasnya semen dibagian bawah karena tekanan

6. Gudang harus terlindung dari cuaca, memiliki ventilasi dan cukup

lapang untuk membuat semen dalam jumlah cukup besar.

c. Agregat Halus

Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat halus bila

mempunyai ukuran 0,15 – 5 mm. Agregat halus untuk beton dapat berupa

pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa

pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

Syarat-syarat untuk agregat halus menurut PBI 1971 N.I.-2, antara

lain:

1. Terdiri dari butiran tajam dan keras, bersifat kekal artinya tidak mudah

pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik matahari dan

hujan

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap

berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah butiran yang

lolos saringan 0,063 mm. Bila kadar lumpur lebih dari 5 %, maka

harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai

3. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak, yang harus

dibuktikan dengan percobaaan warna dari abrams harder (dengan

larutan NaOH)

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 26 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

4. Harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan

apabila disaring harus memenuhi persyaratan :

• sisa di atas saringan 4 mm, harus minimum 2 % berat

• sisa di atas saringan 1 mm, harus minimum 10 % berat

• sisa di atas saringan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95%

berat

5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu

beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-

bahan yang diakui

d. Agregat Kasar

Suatu agrgat dapat dikategorikan sebagai agregat kasar bila

mempunyai ukuran butiran 5 mm – 40 mm, sedangkan yang lebih besar

dari itu disebut sebagai batu. Agregat kasar atau split pada umumnya

diperoleh dari pemecahan batu dengan stone crusher, namun bisa juga

dari pemecahan secara manual.

Syarat-syarat agregat kasar sesuai PBI 1971 N.I. – 2, antara lain :

1. Terdiri dari butiran keras, tidak berpori.

2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering,

3. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

4. Ukuran maksimum agregat tidak lebih besar dari ¾ jarak bersih

minimum antar tulangan.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 27 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin

pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50

%. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

• Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat.

• Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat.

• Selisih antara sisa komulatif diatas dua ayakan berurutan adalah

maksimum 60% dan minimum 10%.

e. Batu Pecah/Belah

Batu pecah/belah beton siklop harus terdiri dari batu yang telah

disetujui kualitasnya, keras dan awet, bebas dari retak, tidak porous dan

tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari

kotoran, minyak dan bahan lain yang dapat mempengaruhi ikatannya

dengan beton.

f. Baja Tulangan

Adapun syarat-ayarat dalam pemilihan dan penyimpanan baja

tulangan antara lain :

1. Penimbunan di udara terbuka untuk jangka waktu yang lama dicegah

2. Mutu yang meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-

bahan yang diakui

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 28 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

3. Mutu harus dijamin oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat

4. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter

minimum 1 mm dan tidak bersepuh seng

5. Harus disimpan sedemikian rupa untuk menghindari korosi atau

kerusakan lainnya

g. Begisting

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan sebagai

begisting, antara lain :

1. Dapat terbuat dari kayu ataupun baja yang cukup kaku untuk

mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,

pemadatan, dan perawatan

2. Semua kayu harus padat dan bebas dari lengkung, puntir, getah,

simpul yang besar dan lepas, tepi bergelombang, dan kerusakan

lainnya yang mempengaruhi kekuatan maupun penampilan dari

struktur akhir

h. Bahan Pembantu

Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, peningkatan

dan pengerasan, ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai

bahan-bahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai

harus disetujui oleh pengguna barang/jasa. Manfaat dari bahan pembantu

harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil percobaan. Selama bahan-

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 29 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

bahan pembantu dipakai, harus diadakan pengawasan yang cermat

terhadap pemakaiannya.

3.5.2 Sumber Bahan Material

Dalam pemilihan material, selain syarat teknis kita juga harus

memperhatikan kemudahan tersedianya material di lokasi proyek, karena

menyangkut efisien waktu dan dana. Adapun sumber bahan material untuk

pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-

Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron adalah sebagai berikut :

1. Air diambil dari sungai Gedawang (air sungai setempat)

2. Semen yang digunakan adalah Semen Gresik 50 kg dan Holcim 40 kg

3. Agregat halus/pasir berasal dari Muntilan dan Lokal

4. Agregat kasar/batu pecah berasal dari Muntilan dan Lokal

5. Baja tulangan dari PT. Krakatau Steel dengan diameter D13, D16, D19,

D22, D25, serta dengan mutu U32

6. Kayu begisting peri yang digunakan berukuran 5/7, 7/10, 6/12 dan

papan multiplek setebal 12 mm dan 18 mm

3.5.3 Peralatan Mekanis

Peralatan untuk pelaksanaan proyek sangat diperlukan terutama dalam

bidang keteknikan. Dalam menggunakan peralatan harus dipertimbangkan

mengenai aspek ekonomis dan efektifitas kerja, sehingga dapat menunjang

kelancaran pekerjaan.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 30 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Yang dimaksud dengan penggunaan peralatan disini adalah

penggunaan yang benar dari peralatan berdasarkan jenisnya pada lapangan

atau pada bidang pekerjaan yang tepat. Dengan penggunaan peralatan yang

tepat juga dapat memperpanjang jangka waktu usia pemakaian alat itu

sendiri. Disamping itu, pemilihan peralatan hendaknya harus tepat,

didasarkan pada pertimbangan produktifitas dan umur ekonois dari

peralatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan alat, untuk

pemilihan alat pekerjaan, diantaranya :

1. Macam jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan)

2. Besarnya pekerjaan (berapa luas, berapa kilometer, dan kelas jalan)

3. Daerah pekerjaan (pegunungan, tanah rawa, tanah gambut)

4. Sifat proyek (menyangkut waktu penyelesaian)

Dari beberapa faktor diatas dapat ditentukan macam peralatan yang

akan diperlukan dan jumlah masing-masing peralatan. Setelah ditentukan

jenis dan jumlanya maka perlu ditentukan spesifikasi dari peralatan tersebut.

Hal ini sangat penting untuk memperoleh peralatan yang baik, namun

dengan harga yang relatif murah.

Dalam memilih peralatan yang ditinjau dari segi produsen/pabrik

maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Reputasi dari pabrik yang membuat

b. Reputasi dari peralatan tersebut, dalam hal ini mengenai umur produksi

c. Garansi penunjang (berupa tenaga ahli, onderdil, training)

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 31 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

d. Standarisasi, sedapat mungkin dibeli dari pabrik yang pembuat

peralatan yang sudah mempunyai standar mutu.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka pemilihan

peralatan akan lebih mudah dilakukan dalam rangka memperoleh peralatan

yang tepat, murah, dan awet. Mengingat pembangunan dari jembatan ini

termasuk pekerjaan yang cukup berat, maka selain dikerjakan oleh tenaga

manusia juga memanfaatkan bantuan peralatan mekanis. Tujuan dari

penggunaan peralatan mekanis adalah :

1. Mempercepat selesainya suatu pekerjaan, mengingat volume pekerjaan

yang cukup besar

2. Memperoleh suatu hasil pekerjaan yang lebih baik dan efisien

Pada pelaksanaan pekerjaan proyek Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini

terdapat beberapa peralatan yang digunakan. Peralatan ini dapat

digolongkan cara penggunaannya secara manual maupun dengan alat berat.

Adapun peralatan yang dipergunakan antara lain :

a. Genset/Motor Diesel

Genset merupakan alat dengan system kelistrikan. Genset ini

berupa generator dengan tenaga diesel, yang berfungsi sebagai tenaga

listrik dari alat-alat berkapasitas kecil, misalnya air, mesin las listrik, ,

lampu penerangan, dan mesin beton molen.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 32

Gambar 3.1 Genset

a. Dump Truck

Alat ini digunakan untuk mengangkut material timbunan dari

tempat asal/quary ke lokasi proyek. Di samping dump truk juga

digunakan truk-truk biasa untuk mengangkut baja tulangan.

Gambar 3.2 Alat berat Dump Truck

Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 33

b. Excavator ( Backhoe )

Alat ini digunakan untuk penggalian pada lokasi-lokasi abutment

maupun pilar dalam pembuatan poer/pile cap. Selain itu excavator juga

digunakan untuk perapian tebing pada timbunan oprit jembatan.

Excavator yang dipakai adalah dengan kapasitas 0,8 m3 yang bejumlah

1 buah.

Gambar 3.3 Alat berat Excavator

c. Water Tank/Pompa Air

Pompa air digunakan untuk menyirami beton abutmen dan pilar

jembatan serta menyirami jalan lalu lintas kendaraan truk yang

mengangkut agregat halus agar tidak berdebu yang digunakan untuk

galian dan timbunan jalan tol Semarang-Solo.

Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 34

Gambar 3.4 Alat berat Water Tank

d. Truck Mixer

Truck mixer digunakan untuk mengangkut adukan beton dari lokasi

pencampuran (pabrik) PT. Beton Indotama Surya Semarang ke lokasi

proyek. Selama dalam perjalanan, silinder tempat aduakan beton

berputar terus agar adukan tersebut tidak mengeras.

Gambar 3.5 Alat berat Truck Mixer

Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 35

e. Concrete Vibrator

Untuk mencegah terjadinya keropos pada beton, maka pada saat

pengecoran harus disertai dengan proses pemadatan. Alat untuk

pemadatan ini dinamakan concrete vibrator yang dioperasikan dengan

energi listrik dari generator.

Gambar 3.6 Concrete Vibrator

3.4 PERENCANAAN PROYEK

3.4.1 Uraian Umum

Perencanaan adalah suatu kegiatan awal sebelum dilaksanakannya

sebuah pekerjaan pada suatu proyek. Sebelum melaksanakan perencanaan,

terlebih dahulu diadakan pengumpulan data teknis maupun nonteknis

melalui survei di lapangan dan penelitian di laboratorium. Data-data yang

diperoleh akan mendukung dilaksanakannya studi kelayakan dan

perencanaan fisik proyek.

Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 36 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

Studi kelayakan merupakan salah satu faktor yang ikut mendukung

apakah proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Suatu perencanaan

mempunyai kaitan kebelakang pada survey pendataan dan penyelidikan

yang merupakan awal proyek, serta kaitannya ke depan berupa pelaksanaan,

pengoperasian, pemakaian dan perawatan sebagai perwujudan dan

pencapaian proyek.

Perencanaan yang dilaksanakan harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Konstruksi harus kokoh dan stabil

b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik

c. Biaya proyek harus seekonomis mungkin

d. Waktu pelaksanaan proyek cepat

e. Penggunaan peralatan dan tenaga kerja yang efisien

Perencanaan struktur Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron meliputi perencanaan

struktur atas dan perencanaan struktur bawah.

3.4.2 Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan ini merupakan tinjauan ke lokasi/lapangan

dimana proyek tersebut akan dilaksanakan. Dalam melakukan survey

pendahuluan harus dilakukan secara teliti dan cermat, karena suatu

kesalahan akan mengakibatkan kegagalan perencanaan suatu proyek. Survey

yang dilakukan adalah untuk menentukan tipe dari konstruksi jembatan yang

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 37 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

akan digunakan sesuai dengan kondisi saat ini dan dimasa yang akan datang.

Survey yang akan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan :

a. Data tanah, yang nantinya akan didirikan jembatan di atasnya, hal ini

penting untuk menentukan tipe pondasi yang akan digunakan

b. Data lalu lintas, untuk memperhitungkan kelas jembatan

c. Data topografi dan geologi, untuk mengetahui karakteristik, topografi

daerah perencanaan, geometrik jalan dan konstruksi dari jembatan

3.4.3 Analisa Data

a. Data Mekanika Tanah

Penyelidikan tanah merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan

suatu proyek, penyelidikan tanah disini untuk menentukan kedalaman

tanah keras yang akan digunakan sebagai lapisan pendukung konstruksi

pondasi serta untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan

kondisi beban dan kondisi tanah serta untuk menentukan daya dukung

tanah pada perencanaan pondasi.

b. Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium

Penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di

lapangan dan laboratorium. Penyelidikan di lapangan meliputi pekerjaan

boring dan pengambilan contoh tanah (sampling). Pada pekerjaan bor

alat yang digunakan adalah bor mesin (Drilling Bore) dengan diameter 3

inchi.

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 38 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

c. Data Topografi dan Geologi

Data topografi dan geologi berhubungan langsung dengan keadaan,

bentuk dan kondisi di dalam maupun di permukaan tanah, sehingga data-

data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan geometrik dari jalan,

bentuk konstruksi pada jembatan. Kondisi topografi disekitar jembatan

merupakan dataran rendah.

3.4.4 Perencanaan

Perencanaan mutlak diperlukan dalam pembangunan jembatan.

Perencanaan dilakukan mulai dari konstruksi pondasi sampai struktur atas.

Perencanaan jembatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Perencanaan struktur bawah, terdiri dari pondasi, kepala jembatan

(abutmen), dan pilar jembatan

b. Perencanaan struktur atas, terdiri dari balok pratekan, plat lantai

jembatan, dan perkerasan jalan

Dalam hal ini penulis membahas struktur bagian atas serta bangunan

pelengkap.

1. Konstruksi Pondasi

Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari berat sendiri pondasi

dan bangunan di atasnya ke lapisan tanah di bawahnya. Pondasi merupakan

bagian konstruksi bangunan struktur bawah, dan untuk menentukan

pemilihan tipe pondasi faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:

a. Beban yang harus dipikul

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 39 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

b. Keadaan tanah dasar

c. Biaya pembuatan pondasi

d. Pemakaian peralatan-peralatan berat

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas dapat

digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan tipe pondasi. Pada

pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-

Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron menggunakan satu jenis pondasi

yaitu pondasi Foot Plat. Pondasi Foot Plat direncanakan dan kemudian

dipasang pada kedalaman 1-2 m dengan mutu beton kelas C-1 dan

menggunakan tulangan D13, D16, D22, D25, danD32 dengan mutu baja

tulangan BJTD – 40/fy = 400 MPa untuk footing pada abutmen. Kemudian

untuk pondasi abutment sama seperti pada pondasi pilar.

2. Konstruksi Abutmen

Abutmen atau kepala jembatan merupakan struktur bangunan bawah

suatu konstruksi jembatan. Abutmen mempunyai fungsi sebagai pendukung

ujung-ujung jembatan, sebagai penerus gaya-gaya akibat beban dari

bangunan atas ke pondasi, sebagai penahan tekanan tanah aktif, sebagai

tempat perletakan gelagar jembatan, sebagai dinding penahan tanah agar

tanah yang berada di belakang dinding abutmen tidak mengalami longsor.

Dalam memilih jenis dan bentuk abutment perlu diperhatikan :

a. Tinggi pemadatan

b. Macam tanah pondasi

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 40 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

c. Besarnya beban yang bekerja

Tipe abutmen yang digunakan di Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah tipe

yang terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan jenis pondasinya adalah

Foot Plat dengan kedalaman 1 - 2 m. Abutmen menggunakan tulangan

dengan diameter D13, D16, D19, D25, D32 dengan mutu baja tulangan

BJTD – 40/fy = 400 MPa. Sedangkan mutu beton abutmen kelas C-1

2. Konstruksi Pilar (Pier)

Pilar berfungsi sebagai pendukung bangunan atas dan meneruskan

beban ke pondasi. Ukuran tiang pada pilar jembatan ditentukan oleh

pertimbangan praktis antara lain besarnya reaksi tumpuan, jarak yang

diperlukan untuk perkembangan bangunan, serta jarak kerangka struktur

atau girder. Pada jembatan ini terdapat satu buah pilar yang terbuat dari

konstruksi beton bertulang dengan jenis pondasinya adalah dengan

kedalaman 1-2 m . Adapun beton yang digunakan adalah beton dengan

mutu kelas C-1. Pada pilar menggunakan tulangan dengan diameter D 13, D

16, D 22, D 25 dengan mutu baja tulangan BJTD – 40/fy = 400 MPa.

3.5 PELAKSANAAN PROYEK

3.5.1 Uraian Umum

Pelaksanaan pekerjaan merupakan realisasi segala rencana dan

rancang bangun struktur yang telah dituangkan dalam bentuk tulisan dan

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 41 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

gambar kerja. Pada proyek pembangunan Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron

yang telah disetujui pimpinan proyek, pengawas dan pelaksana. Pelaksanaan

pekerjaan konstruksi harus memperhatikan rencana kerja yang akurat sesuai

dengan kondisi lapangan dan sumber daya yang ada.

Dalam pembangunan proyek ini dilibatkan berbagai macam peralatan,

material , dan sejumlah tenaga kerja yang cukup besar. Dengan demikian

koordinasi pelaksanaan harus diatur secermat mungkin untuk menjaga

terciptanya suatu pelaksanaan pekerjaan yang efisien. Hal ini sangat penting

karena berpengaruh terhadap pencapaian target, baik teknis maupun waktu

pelaksanaan pekerjaan.

Untuk itu diperlukan rencana penjadwalan yang behubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan tersebut berupa penggambaran dari

suatu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, baik mengenai dimulainya

pekerjaan, akhir pelaksanaan pekerjaan, maupun kualitas pekerjaan yang

dicapai dalam waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai

pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang sesuai didalam pelaksanaan.

3.5.2 Urutan pelaksanaan

Penulis menitikberatkan pekerjaan pada struktur bawah.

Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan bertujuan untuk mempermudah

dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan Jembatan Tol Over Pass

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron

Laporan Pratik Kerja Lapangan�

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 42 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron  

adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan

2. Pekerjaan pengukuran

3. Pekerjaan galian dan urugan tanah

4. Pekerjaan abutmen

5. Pekerjaan pilar

6. Pekerjaan dinding penahan tanah

7. Pekerjaan sturktur atas (balok girder)

8. Pekerjaan plat lantai dan pengaspalan

9. Pekerjaan sandaran Railling

3.6 PEMBIAYAAN

Proyek pembangunan jembatan dibiayai dari dana APBN

3.7 SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran menurut kontrak adalah unit price yaitu

pembayaran yang didasarkan pada angka perkiraan yang dihitung pada awal

kontrak, untuk pelaksanaan pekerjaan yang sudah ditambahkan faktor resiko

dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan dan beban pekerjaan

pada pemborong, yaitu besarnya nilai pembayaran berdasarkan prestasi dan

volume fisik dari pekerjaan yang telah diselesaikan.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS PROYEK

4.1 PENDAHULUAN

Dalam peleksanaan Praktik Kerja Lapangan yang sangat singkat ini,

maka disini penulis hanya memberikan laporan pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan sesuai dengan waktu yang diberikan, sehingga penulis tidak dapat

memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh, dan waktu

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini bertepatan dengan pekerjaan

pekerjaan pembuatan abutmen. Untuk pekerjaan lain yang telah atau akan

berlangsung tidak dilaporkan secara detail dalam laporan ini.

4.2 PEMBUATAN ABUTMEN JEMBATAN

Pembuatan abutmen pada Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II: Gedawang-Penggaron ini

menggunakan pondasi Foot Plat dengan kedalaman 1-2 m. Secara

keseluruhan baik pada abutmen 1, abutmen 2, dan pilar, proyek Jembatan

Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-

Penggaron menggunakan pondasi Foot Plat.

Secara keseluruhan pekerjaan abutmen meliputi :

1. Pekerjaan Galian Tanah

2. Pekerjaan Pondasi

3. Pekerjaan Urugan Tanah

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 43 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

4. Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi

5. Pekerjaan Penulangan

6. Pekerjaan Begisting Peri

7. Pekerjaan Pengecoran

8. Pekerjaan Pembongkaran Bekesting

9. Pekerjaan Perawatan Beton

4.2.1 Pekerjaan Galian Tanah

Galian yang dipakai dalam proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron adalah jenis

galian biasa. Tempat pondasi Foot Plat digali dengan menggunakan

Excavator (Backhoe). Galian dilakukan sampai kedalaman yang telah

ditentukan sesuai dengan gambar rencana, sehingga nantinya areal

penggalian siap untuk dipasang pondasi Foot Plat.

Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Tanah

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 44 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 45 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Pada pekerjaan galian tanah kedalaman galian tidak sesuai dengan

yang instruksikan. Kenyataan di lapangan galian tanah abutmen ini

kedalamannya menyampai 1,76 m sedangkan yang direncanakan atau dalam

gambar kerja kedalaman galian hanya 1,7 m. Ini dikarenakan pada pekerjaan

galian tanah pondasi menggunakan alat berat Excavator yang sulit untuk

mendapatkan kedalaman yang direncanakan.

Jadi dengan menggunakan alat berat Excavator pada pekerjaan galian

tanah hanya bisa memperkirakan berapa kedalaman tanah yang

direncanakan sehingga perlu ketelitian dalam menggali tanah dengan

menggunakan Excavator.

4.2.2 Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan pondasi dilakukan setelah penggalian dan penentuan titik-

titik yang merupakan letak pondasi. Pekerjaan pondasi dikerjakan dengan

menggunakan alat Excavator untuk menggali tanah yang akan dibuat

pondasi. Pada proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini menggunakan pondasi

Foot Plat dengan mutu beton Kelas C-1.

Setelah pekerjaan penggalian selesai maka proses pekerjaan pondasi

dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

a. Penggalian Tanah Pondasi

Penggalian tanah untuk pondasi digali sampai pada kedalaman

yang telah ditentukan dan direncanakan yaitu kedalaman 1-2 m.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 46

Pekerjaan penggalian ini menggunakan alat berat Excavator dengan

volume bucket 0,8 m3.

Gambar 4.2 Galian Tanah Pondasi

Pekerjaan galian tanah pada kenyataan di lapangan dengan ada

yang direncanakan tidak sesuai. Ini disebabkan karena kesulitan dalam

penggalian tanah yang menggunakan alat berat Excavator dan hanya bisa

memperkirakan kedalaman yang sesuai dengan gambar kerja. Kedalaman

yang dicapai dengan menggunakan Excavator adalah 1,76 m sedangkan

dalam rencana kedalamannya hanya mencapai 1,7 m.

Jadi, Excavator dapat mempercepat pekerjaan menggai tanah

daripada menggali secara manual tetapi perlu adanya koordinasi dalam

menggali tanah menggunakan Excavator.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 47

b. Pekerjaan Lantai Kerja

Setelah tanah digali pada kedalaman 1-2 m pekerjaan selanjutnya

adalah pembuatan lantai kerja. Pada konstruksi beton bertulang yang

langsung terleetak di atas tanah, maka dibawahnya harus dibuat lantai

keja yang rata. Untuk peletakan pondasi yang lebih dalam harus

diperhitungkan dengan tambahan ruang kerja dengan lebar peletakan 400

sampai 500 mm pada setiap sisi.

Gambar 4.3 Dimensi Lantai Kerja

Karena pada saat pengerjaan lantai dari penggalian tanah,

pembuatan lantai kerja, dan pengecoran lantai kerja langsung diawasi

oleh mandor dan pelaksana jembatan tersebut. Sehinggga dalam

pengerjaan lantai kerja dapat dikerjakan ssuai dengan gambar kerja dan

tidak ada pengurangan dalam tebal lantai kerja. Dalam pengecoran lantai

kerja digunakan campuran nominal semen, pasir, dan kerikil (atau batu

pecah) dalam perbandingan isi 1 : 3 : 5.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 48

Jadi tambahan lebar peletakan total 800 sampai 1000 mm. Dalam

pembangunan proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron tebal lantai kerja 100 mm

dengan panjang pondasi abutmen 9200 mm dan lebar 8200 mm. Didalam

gambar kerja dan pengerjaannya didalam lapangan lantai kerja dikerjakan

sesuai dengan gambar kerja. Karena itu juga dalam pengerjaan penulangan

pada pondasi dapat dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.

4.2.3 Pekerjaan Urugan Tanah

Pekerjaan ini meliputi penimbunan tanah asli atau penimbunan

kembali. Urugan tanah ini dilakukan dengan menggunakan alat berat

Excavator (backhoe) dengan volume bucket 0,8 m3.

Gambar 4.4 Pekerjaan Urugan Tanah

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 49 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

4.2.4 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pondasi

Setelah pengerjaan urugan tanah pondasi dengan menggunakan alat

berat Excavator pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemadatan tanah

pada daerah sekitar pondasi. Ini dilakukan agar pada saat melakukan

pemasangan skavolding dan pemasangan bekesting peri abutmen tanah

tidak mengalami ambles pada saat pemasangan skavolding. Dalam

pekerjaan pemadatan ini alat yang digunakan memakai stemper tangan.

Karena pada pemadatan tanah pondasi abutmen ini memiliki ruang kerja

yang cukup kecil sehingga stemper tangan ini sangat cocok untuk

pekerjaan pemadatan pondasi.

Jadi tanah yang dipadatkan sekitar daerah pondasi sangat berguna

sebagai lantai kerja bagi para pekerja dalam membangun abutmen. Serta

dapat mempermudah dan aman dalam pemasangan skavolding dan

bekesting peri abutmen. Alat pemadatannya juga memakai stemper tangan

jadi pemadatan tanah sekitar pondasi tanah menjaid lebih padat.

4.2.5 Pekerjaan Penulangan

Pekerjaan penulangan pada pekerjaan abutmen ini meliputi pekerjaan

penulangan untuk :

a. Pemasangan Tulangan Footing Abutmen

Pada pekerjaan pemasangan tulangan Footing abutmen

menggunakan tulangan yang berukuran D13, D16, D25, dan D32. Semua

tulangan pada Footing abutmen menggunakan tulangan baja beton

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 50

ulir/diprofilkan.Tulangan dipasang membentuk bangunan jajar genjang

karena kondisi tanah yang mendukung untuk bentuk pondasi tersebut.

Footing abutmen dikerjakan dengan ketinggian 1700 mm dan kemiringan

Footing 500 mm dari bawah pondasi dengan panjang pondasi 8000 mm.

Gambar 4.5 Pekerjaan Penulangan Footing Abutmen

Gambar 4.6 Detail Penulangan Footing Abutmen pada Gambar Kerja

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 51

Pekerjaan penulangan pada Footing abutmen sudah sesuai dengan

gambar kerja yang telah direncanakan. Pada kenyataan di lapangan

penulangan telah sesuai karena sebelum pekerjaan Footing abutmen

tulangan yang akan digunakan telah dibengkokan oleh pekerja yang ahli.

Pekerja yang akan membengkokkan tulangan biasanya telah melihat

daftar tulangan yang akan dibengkokan yang diberikan oleh kontraktor.

Di lapangan kontraktor memberikan daftar tulangan yang akan

dibengkokkan sesuai dengan apa yang akan dibangun pada proyek seperti

tulangan abutmen, tulangan pilar. Daftar tulangan ini berguna untuk

mempermudah dalam melakukan pembengkokan tulangan dan biasanya

bentuk tulangan yang paling banyak diberi kode.

Gambar 4.7 Detail Penulangan Footing Abutmen

(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)

Pada buku Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-

1991-03 dengan pengarang R. Sagel, P. Kole, Gideon Kusuma

menyatakan kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 52

penuh, miring, atau lurus. Pada garis tengah kait dari batang ulir minimal

harus 5D. Selanjutnya ujung lurus untuk kait penuh paling sedikit harus

4D dan untuk kait lurus dan miring 5D.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

≥ 5

Ø

≥ 5 Ø

Gambar 4.8 Tulangan Ulir Model Kait Miring

Jadi pekerjaan penulangan pada pondasi abutmen di lapangan

maupun pada gambar keja tidak sesuai dengan Pedoman Pengerjaan

Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03. Dalam penulangan pondasi

memerlukan tulangan kait miring. Agar saat terjadi gempa tulangan tidak

mengalami pergeseran yang cukup jauh dan juga bengkokan tulangan ini

dapat menerima beban optimum. Serta agar tulangan tarik pada pondasi

abutmen tidak bergeser kearah yang dapat merusak beton tersebut.

b. Penulangan Dinding Abutmen

Penulangan pada dinding abutmen dilakukan setelah pengecoran

pada poer abutmen/footing selesai. Dinding abutmen menggunakan

tulangan dengan diameter D13, D16, dan D25. Dengan tinggi dinding

abutmen 9500 mm, lebar 1200 mm, dan panjang abutmen 9000 mm.

Pekerjaan penulangan pada dinding abutmen sangat sulit karena pada

pekerjaan penulangan abutmen ini memiliki ruang kerja yang sempit.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 53

Sehingga pekerja melakukannya dengan sangat hati-hati dan harus teliti

dalam memasang tulangan. Pada dinding abutmen pengecoran

menggunakan mutu beton kelas C – 1.

Gambar 4.9 Penulangan pada Dinding Abutmen

Semua pekerjaan tulangan pada abutmen maupun pilar

menggunakan tulangan baja beton puntir. Ini dikarenakan tulangan baja

beton puntir sangat kuat untuk menahan beban yang besar dan juga

memiliki gaya tarik yang besar. Pada pekerjaan penulangan dinding

abutmen telah sesuai dengan gambar kerja. Hanya saja ada beberapa

yang tidak sesuai dengan rencana seperti pembengkokkan tulangan

dinding abutmen yang direncanakan/dalam gambar bengkokannya hanya

103 cm tetapi di lapangan 104 cm / 102 cm. Pembengkokan tulangan ini

melebihi/berkurang 1 cm.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 54

Gambar 4.10 Tulangan Susut pada Gambar Kerja

Gambar 4.11 Detail Penulangan Dinding Abutmen

Gambar 4.12 menunjukan bentuk dari pembengkokan tulangan

susut. Kebanyakan di lapangan menggunakan bentuk tulangan seperti

pada gambar 4.12. Bentuk tulangan susut diatas merupakan ketentuan

dan sesuai dengan yang ada di gambar kerja. Tulangan diatas merupakan

tulangan ulir yang berukuran D13 dan D16 yang banyak digunakan

dalam penulangan dinding abutmen.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 55

Gambar 4.12 Tulangan Susut

(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)

seharusnya bentuk dari tulangan susut pada dinding abutmen ini seperti

gambar 4.12. Ini dikarenakan pada pembengkokan tulangan dapat

mengurangi pergeseran tulangan yang disebabkan oleh terjadinya gempa

dan juga bentuk tulangan ini dapat menerima beban optimum kerena

tulangan khususnya pada bengkokannya terkait dengan beton sehingga

kemungkinan tulangan tergeser sedikit.

Dengan ketentuan bengkokan tulangan susut 5D dari diameter

tulangan susut yang dibengkokan. Pembengkokan tulangan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Gambar 4.13 Detail Tulangan Sudut

Pada pekerjaan penulangan dinding abutmen, tulangan terlebih

dahulu dianyam sebelum bekesting peri terpasang pada dinding abutmen.

Pembanguan abutmen ini panjang tulangan susut mencapai 9000 mm.

Agar tulangan tidak melendut dan melengkung serta memilki kekuatan

yang maksimum maka pada tulangan susut dinding abutmen ini tulangan

5D

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 56

harus disambung dengan cara ditali dengan menggunakan kawat bendrat

dengan ketentuan seperti pada gambar 4.13.

Gambar 4.14 Sambungan Tulangan Susut Besi Ulir

(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)

Jadi pada pekerjaan penulangan dinding abutmen ada yang tidak

sesuai dengan Pedoman Pengerjaan Beton yang Berdasarkan SKSNI T-

15-1991-03. Didalam buku tersebut dijelaskan bahwa bentuk tulangan

berbentuk 45º dan memiliki panjang bengkokan ≥ 5 Dk. Pembengkokan

ini dimaksudkan untuk menerima beban optimum pada saat terjadi

gempa dan dapat mengurai pergeseran tulangan yang dapat merusak

beton itu sendiri.

½ γbeton h

⅓ h

½ γbeton h

⅓ h

Gambar 4.15 Gaya pada Bekesting Peri

Pada saat pengecoran gaya yang timbul yang disebabkan oleh

desakan/dorongan beton sehingga pada bagian bawah menimbulkan gaya

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 57

½ γbeton h dan pada bagian tengah bekesting ⅓ h.

c. Penulangan Wing Wall Abutmen

Dalam pekerjaan abutmen 2 ini, pekerjaan penulangan pada

Wingwall dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan dinding

abutmen 2. Ini dikarenakan kemudahan dalam pekerjaan penulangan

dinding abutmen 2 dengan penulangan Wingwall dibandingkan dengan

penulangan satu-satu. Dalam pekerjaan penulangan Wingwall tulangan

menggunakan tulangan berukuran D13, D16, dan D19. Dengan tinggi

Wingwall 11200 mm ditambah dengan 750 mm yang dimasukkan

kedalam pondasi. Panjang Wingwall 4450 mm dan lebar Wingwall 500

mm.

Gambar 4.16 Penulangan pada Wing Wall Abutmen

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 58

Gambar 4.17 Detail Penulangan Wing Wall Abutmen

Seperti pada biasanya pekerjaan penulangan pada Wingwall telah

sesuai dengan gambar kerja hanya saja pada pembengkokan tulangan ada

yang tidak sesuai dengan gambar kerja. Ini disebabkan karena ukuran

diameter yang digunakan pada penulangan Wingwall berdiameter cukup

besar yaitu D13, D16, dan D19. Pada Wingwall hanya sedikit yang

menggunakan tulangan ulir yang dibengkokan. Kebanyakan

menggunakan tulangan yang lurus. Sehingga dalam pengerjaannya tidak

terlalu sulit. Jadi dalam pengerjaan penulangan Wingwall sudah sesuai

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 59

dengan yang direncanakan dalam gambar kerja. Walaupun penulangan

tidak terlalu sulit kenyataan di lapangan telah menunjukkan bahwa

pekerjaan penulangan sesuai dengan gambar yang direncanakan.

Gambar 4.18 Model Penyambungan Tulangan

(Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03)

Jadi pada pekerjaan penulangan Wing Wall abutmen dikerjakan

sesuai dengan gambar kerja. Ini dapat dilihat pada penyambungan

tulangan susut pada gambar 4.18 yang disambung dengan menggunakan

kawat bendrat. Karena tulangan tersebut memiliki panjang mencapai

9000 mm jadi untuk mendapatkan kekuatan yang kuat dan memiliki

lendutan yang kecil maka tulangan susut disambung. Di lapangan

tulanagan disambung dengan disambung pada tengah-tengah tulangan

susut agar beban terbagi merata.

d. Penulangan Kepala Abutmen

Setelah semua bagian dinding abutmen dicor pekerjaan selanjutnya

adalah pekerjaan penulangan pada kepala abutmen. Karena pekerjaan

penulangan kepala abutmen paling atas maka pada bawah kepala

abutmen seperti pondasi, dinding abutmen harus telah dilakukan

pengecoran. Dalam pekerjaan penulangan kepala abutmen ini

menggunakan tulangan yang berukuran D13, D16, dan D19.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 60

Gambar 4.19 Pekerjaan Penulangan pada Kepala Abutmen

Pekerjaan penulangan kepala abutmen merupakan pekerjaan yang

tingkat kesulitannya agak sulit karena pada pekerjaan ini jarak antar

tulangan terlalu dekat sehingga dalam pekerjaan penulangan ini

membutuhkan waktu yang lumayan lama.

Gambar 4.20 Detail Penulangan Kepala Abutmen

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 61 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Jadi pekerjaan penulangan pada kepala abutmen dapat dikerjakan

sesuai dengan apa yang ada di gambar kerja walaupun ada sedikit yang

tidak sesuai dengan apa yang digambar pada gambar kerja. Walaupun

begitu penulangan dapat selesai dilaksanakan dengan ketentuan yang

berlaku pada pembesian maupun pembengkokan tulangan.

4.2.6 Pekerjaan Skavolding dan Begisting

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton

muda yaitu sebelum beton mencapai kekuatan yang disyaratkan dan

sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen.

Acuan beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu baja atau

beton precast yang digunakan untuk membentuk beton muda agar bila

telah mengeras mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang telah

tercantum dalam gambar rencana. Pekerjaan acuan dan perancah

dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai.

2. Pengerjaan

Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh

terhindar dari bahaya penggerusan dan penutupan, sedang konstruksinya

sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya,

termasuk gaya-gaya pratekan dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin

akan ada. Perancah harus terbuat dari kayu , baja atau beton cetak

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 62 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Perancah yang digunakan dalam

Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-

Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron yang dipakai sebagai perancah

dalam cetakan abutmen adalah kayu dan multiplek.

Semua pekerjaan acuan beton harus sesuai dengan petunjuk

Pengguna Barang/jasa. Acuan beton harus direncanakana sedemikian

sehingga pada waktu pembongkaran tidak akan menimbulkan kerusakan

pada beton atau perancah. Acuan beton harus cukup kokoh menahan

getara-getaran alat vibrator. Dalam keadaan apapun acuan tidak boleh

melendut lebih dari 3 mm.

Bahan yang dipakai umumnya dapat digunakan kayu, baja, atau

beton cetak atau bahan-bahan lainnya yang telah disetujui oleh Pengguna

Barang/Jasa. Dan bahan acuan yang dipakai pada Proyek Jembatan Over

Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-

Penggaron adalah berasal dari kayu papan/multiplek. Acuan beton untuk

mendapatkan permukaan yang halus tanpa dikerjakan lagi harus terbuat

dan terdiri dari salah satu yang disebut dibawah ini :

a. Kayu yang bermutu baik; dikerjakan menurut syarat-syarat

pengerjaan dan penyimpanan seperti yang tersebut pada PKI,

sambungan dikerjakan dengan alur dan lidah, dan dihaluskan pada

sebelah dalam

b. Baja dimana sambungan-sambungan paku keeling/baut dikerjakan

dengan kepala terbenam, halus, rata, dan kedap air.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 63 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

c. Playwood dengan penguat-penguat yang berukuran cukup dan

berjarak sesuai dengan petunjuk Pengguna Barang/Jasa.

Untuk permukaan beton yang lain, maka bahan-bahan setempat

dapat digunakan dimana dipandang oleh Pengguna Barang/Jasa hal itu

cukup memenuhi persyaratan konstruksi. Dimensi acuan harus teliti

dikontrol sedemikian sehingga bentuk-bentuk yang tertera pada gambar

rencana sejauh mungkin dapat dicapai.

Bagian dalam dari acuan sebaiknya diberi minyak, gemuk atau

bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa agar permukaan

acuan mudah dilepas bila beton telah mengeras.

Sebelum pengecoran, acuan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran

atau bahan lepas, serbuk gergaji, debu-debu dan sebagainya. Kerusakan-

kerusakan seperti pelendutan, deformasi dan sebagainya harus segera

dibetulkan. Bila dalam waktu pengecoran terlihat perubahan bentuk

acuan, maka ditempat itu beton harus disingkirkan dahulu dan acuan

diperkuat sesuai dengan kehendak Pengguna Barang/Jasa. Bila beton

dicor pada galian, dinding-dinding tegak lurus diberi acuan untuk

mendapatkan bentuk sesuai dengan gambar rencana.

Pekerjaan acuan dan perancah yang dilakukan setelah pekerjaan

penulangan selesai dan dalam proyek pembangunan Jembatan Over Pass

Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-

Penggaron dibagi dalam beberapa tahap pelaksanaan, antara lain :

a. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Poer Abutmen

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 64

Pada pekerjaan ini dimulai dengan memasang bekesting pada

pondasi abutmen. Bekesting yang digunakan menggunakan

bekesting peri. Pemasangan bekesting pada poer abutmen sangat

sulit karena memiliki area kerja yang kecil.

Gambar 4.21 Pemasangan Bekesting Pondasi

Jadi dalam pemasangan bekesting pada pondasi sudah sesuai

dengan yang digambar rencana. Hanya saja dalam pengerjaan

bekesting pondasi ini tidak terlalu sulit karena pengerjaannya masih

dalam skala yang kecil. Sehingga kesulitan dalam pngerjaan

bekesting pondasi ini dapat langsung diatasi.

b. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Dinding Abutmen

Setelah pekerjaan penulangan dinding abutmen telah selesai

dilanjutkan dengan pemasangan bekesting dinding abutmen.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 65

Sebelumnya bekesting dipasang pada dinding abutmen, bekesting

fery telah disusun sesuai dengan bentuk abutmen. Pekerjaan ini

dilakukan agar mudah dalam dalam memasang bekesting ke dinding

abutmen.

Gambar 4.22 Penyusunan Bekesting Peri

Setelah selesai penyusunan bekesting peri, bekesting siap untuk

dipasang pada dinding abutmen. Pengangkatan bekesting

menggunakan alat berat Crane karena bekesting sangat berat.

Pengangkatan bekesting peri dilakukan dengan sangat hati-hati agar

susunan bekesting tadi tidak terlepas dari susunannya.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Gambar 4.23 Pemasangan Bekesting Peri pada Dinding Abutmen

Kemudian antar bekesting sebelah depan dan belakang dikaitkan

dengan menggunakan alat terot. Terot ini berfungsi sebagai

pengencang/pengait antar bekesting agar bekesting tidak berubah

bentuk dan pada saat pengecoran bekesting tidak lepas.

Gambar 4.24 Pemasangan Bekesting Peri

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 66 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Gambar 4.25 Detail Pemasangan Bekesting Peri

Dalam pemasangan bekesting peri pada dinding abutmen

ditengahnya terdapat pipa Galvanis. Pipa ini biasanya digunakan

untuk memberi jarak antara bekesting yang satu dengan bekesting

pada sisi lain. Di lapangan jarak antar pipa yang satu dengan pipa

yang lain berjarak 1 m.

Pekerjaan pemasangan bekesting dikerjakan sesuai dengan yang

direncanakan. Karena dalam pemasangan bekesting peri pada

dinding abutmen diawasi oleh mandor proyek maupun pelaksana dan

konsultan proyek. Sehingga dalam pemasangan bekesting ini

ketidaksesuaian yang direncanakan dapat dikurangi dan juga

kesalahan-kesalahan yang ada pada pemasangan bekesting ini dapat

diatasi. Penempatan bekesting peri dengan tulangan dinding abutmen

ini memilki beton deking dengan tebal 70 mm. Jadi, pemasangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 67 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 68

bekesting peri pada dinding abutmen ini dilaksanakan dengan

instruksi dan gambar kerja yang telah direncanakan.

Jadi pada saat pemasangan bekesting peri di dinding abutmen

menggunakan pipa galvanis untuk memberi jarak abutmen. Sehingga

pada saat pengecoran bekesing tidak mengalami perubahan dan

bergeser. Karena disamping abutmen telah dipasang pengaku dan

ditengah dinding abutmen telah dipasang pipa jadi tidak mengubah

dimensi dinding abutmen.

a. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Kepala Abutmen

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pengecoran dinding

abutmen selesai.

Gambar 4.26 Pemasangan Bekesting Peri pada Kepala Abutmen

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 69 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Karena pemasangan bekesting pada kepala abutmen dikerjakan

pada ketinggian yang cukup tinggi maka dalam pekerjaan ini

dibutuhkan pemasangan skavolding terlebih dahulu. Pemasangan

skavolding ini dimaksudkan agar pekerja memiliki lantai kerja dan

pekerjaan akan berjalan lancar. Kemudian setelah pemasangan

skavolding selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan

bekesting pada kepala abutmen. Pemasangan bekesting dikerjakan

secara bertahap.

Jadi pekerjaan pemasangan bekesting pada kepala abutmen

sesuai dengan prosedur dan gambar kerja yang ada. Dari

pemasangan skavolding, pemasangan bekesting peri sampai dalam

pemasangan cover head abutmen. Hanya saja pada saat pemasangan

bekesting peri mengalami kesulitan seperti menaikan bekesting

keatas, terot. Tetapi dari segi pengerjaan telah sesuai dengan

instruksi dari mandor dan pelaksana jembatan.

b. Pekerjaan Acuan dan Perancah untuk Wing Wall Abutmen

Pekerjaan pemasangan bekesting dikerjakan setelah selesainya

penulangan dan pengcoran dinding abutmen. Pekerjaan bekesting

pada Wingwall abutmen dikerjakan sama seperti pemasangan

bekesting pada dinding abutmen karena bentuknya hampir sama.

Sehingga pekerja telah mengerti apa yang telah kurang dari

pekerjaan pada dinding abutmen.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 70

Setelah semua pengerjaan pada dinding abutmen telah selesai

dari penulangan sampai pengecoran maka dilanjutkan dengan

pemasangan bekesting peri pada Wingwall abutmen. Pada pekerjaan

pemasangan bekesting peri Wingwall pengerjaannya tidak sama

seperti pemasangan bekesting peri pada dinding abutmen. Pekerjaan

pemasangan bekesting peri pada Wingwall dikerjakan secara

bertahap. Artinya pemasangannya dilakukan ditempat Wingwall itu

berada.

Gambar 4.27 Pemasangan Bekesting Peri pada Wing Wall Abutmen

Berbeda dengan pemasangan bekesting peri pada dinding

abutmen. Pemasangannya dilakukan dengan merakit bekesting

terlebih dahulu. Ini dikarenakan pada pemasangan bekesting peri

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 71 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

dinding abutmen memiliki skala yang besar sedangkan pada

Wingwall abutmen dalam skala yang cukup kecil.

Jadi pada saat pengerjaan bekesting Wing Wall abutmen

memang tidak seharusnya memasang dengan alat berat Crane karena

pemasangan bekesting Wing Wall abutmen skalanya atau

dimensinya lebih kecil daripada dinding abutmen. Sehingga

pemasangan bekesting pada Wingwall lebih mudah dikerjakan

ditempat daripada merakitnya terlebih dahulu. Selain itu untuk

menghemat tenaga pekerja dapat juga menghemat biaya pengeluaran

alat berat Crane. Di lapangan pengerjaan bekesting Wing Wall

abutmen tidak menggunakan Crane.

4.1.1 Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan penulangan,

acuan dan perancah selesai dan telah disetujui oleh pengguna Barang/Jasa.

1. Persiapan

Sebelum pengecoran dimulai semua alat-alat, material dan pekerja-

pekerja harus sudah berada ditempat dimana seharusnya, dan alat-alat

dalam keadaan bersih serta siap untuk dipakai. Permukaan sebelah dalam

harus bersih dari bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran, maupun potongan-

potongan kawat/besi.

Acauan yang terbuat dari kayu dibasahi terlebih dahulu hingga

jenuh untuk menghindari penyerapan air dari campuran beton. Tulangan-

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 72 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

tulangan harus sudah seluruhnya mendapat ijin Direksi Pekerjaan

mengenai penempatannya dan telah cukup diberi beton deking

sedemikian sehingga pengecoran dan pemadatan beton nantinya tidak

akan menyebabkan tulangan-tulangan bergeser atau terlalu dekat dengan

permukaan luar beton.

Pemakaian bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan

pelepasan acuan setelah beton mengeras, telah betul-betul diperiksa

sehingga tidak mengganggu pelakatan antara besi dan beton.

2. Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran disarankan pada siang hari, kecuali atas ijin pengguna

barang/jasa, dimana untuk pengecoran yang akan dilakukan pada malam

hari, perlengkapan-perlengkapan penerangan dan lain-lain yang

diperlukan untuk pekerjaan itu telah dipersiapkan dengan baik

sebelumnya. Dalam pelaksanaannya pengecoran pilar Jembatan Over

Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-

Penggaron dilakukan pada sore hari sampai malam hari.

Pengecoran sebaiknya dilakukan segera setelah selesai pengadukan

dan sebelum beton mulai mengeras. Penundaan pengecoran dalam hal ini

masih diijinkan dalam batas beton masih dapat dikerjakan tanpa

penambahan air. Pengecoran beton harus diselesaikan dalam waktu 20

menit sesudah keluar dari mixer kecuali bila diberikan bahan pembantu

dengan maksud untuk melambatkan proses pengerasan beton. Dalam hal

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 73

ini, adukan yang dipakai untuk pengecoran abutmen adalah adukan beton

siap pakai (ready mix) yang diproduksi oleh PT. Beton Indotama Surya.

Gambar 4.28 Pekerjaan Persiapan Pengecoran

Proses pengadukan beton pada waktu pengangkutan;

Truk mixer yang digunakan hendaknya dari tipe yang mempunyai

revolving drum, kedap air, dikonstruer sedemikian sehingga dicapai hasil

yang homogen. Air dapat diberikan sekaligus pada container atau dapat

juga diberikan sedikit demi sedikit dari tank yang tersedia pada truk

mixer itu. Pengadukan harus terus menerus dan tidak kurang dari 50

putaran sesudah semua bahan termasuk air berada dalam container.

Kecepatan putaran tidak kurang dari 4 RPM atau harus lebih dari 75

meter per menit dari suatu titik yang terletak pada garis tengah drum.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 74 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Batas maksimum putaran adalah 150 putaran, pada kecepatan

putaran lebih berat dari 6 RPM. Pengadukan dimulai tidak lebih dari 30

menit sesudah semen dimasukkan ke dalam container.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1.5 meter dan

tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak disuatu

tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan.

Karena lokasi pengecoran lebih rendah dari mulut truk mixer, maka

penurunan adukan dibantu dengan pipa setengah lingkaran yang

disalurkan dari mulut truk mixer sampai kelokasi pengecoran.

Bersamaan dengan proses pengecoran terdapat beberapa pekerjaan,

antara lain :

a. Pengujian Slump Test

Slump test harus sering diadakan selama pelaksanaan pekerjaan

beton untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton-

beton yang telah disyaratkan.

Sebuah kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter

bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm diletakkaan diatas yang rata dan tidak

kedap air. Adukan beton diisikan kedalam kerucut dalam tiga lapis

yang kira-kira sama tebalnya dan setiap lapis ditusuk-tusuk sekurang-

kurangnya 10 kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dan panjang

60 cm dengan ujung yang dibulatkan. Setelah bidang atasnya disipat

rata, maka dibiarkan ½ menit. Selama waktu itu adukan beton yang

jatuh sekitar kerucut disingkirkan, segera setelah penurunan puncak

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 75

kerucut terhadap tingginya semua diukur. Hasil pengukuran ini

disebut slump dan merupakan ukuran dari kekentalan adukan beton

tersebut.

Gambar 4.29 Pengujian Slump

Pada pembangunan proyek jembatan ini slump yang diizinkan adalah

7-15 cm. Jadi jika lihat hasil slump test diatas maka beton sesuai yang

direncanakan.

10 cm

b. Pemadatan

Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan

alat-alat pemadat (Internal atau External vibratore) mekanis, kecuali

jika pengguna barang/jasa mengijinkan cara pemadatan dengan tenaga

manusia. Cara pemadatan dengan tenaga manusia terdiri dari

memukul-mukul acuan dari sebelah luar, merocok dan menusuk-

nusuk adukan beton secara kontinu.

Ketelitian dalam hal ini sangat diperlukan dan diperhatikan, agar

semua sudut-sudut terisi, sela-sela diantara dan di sekeliling tulangan

terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut, membuat

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 76 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

agar permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan gelembung-

gelembung udara, dan mengisi semua rongga.

Harus juga diperhatikan penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama

dikerjakan yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan.

Tenaga yang mengerjakan ini harus banyak pengalaman dan pekerjaan

pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pengguna

barang/jasa.

Pada proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron, cara

pemadatan yang dilakukan adalah dengan tenaga manusia dan dengan

menggunakan alat penggetar mekanis (Internal vibratore). Internal

vibratore digunakan dengan cara memasukkan alat penggetar mekanis

ke dalam adukan beton yang baru dicor, searah dengan as memanjang

sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara keseluruhan

tingginya telah dipadatkan, kemudian ditarik keluar perlaha-lahan dan

dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya. Alat ini tidak boleh

dibiarkan di satu tempat lebih dari 30 detik, dan ditempatkan pada

posisi-posisi yang tidak lebih jauh dari 45 cm.

c. Pengujian Kuat Tekan Beton

Adalah suatu pengujian untuk mengetahui kuat tekan dari beton

yang dibuat untuk dibandingkan dengan kuat tekan beton yang

direncanakan. Bentuk benda uji beton yang digunakan adalah silinder.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 77 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Pada proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-

Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini uji kuat tekan beton

menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran cm.

Sebelum cetakan diisi dengan beton segar, permukaan cetakan bagian

dalam diolesi dengan lapisan minyak tipis.

Beton segar dimasukkan kedalam cetakan, kemudian dipadatkan

dengan cara ditusuk-tusuk atau dengan alat penggetar beton yang

khusus dibuat untuk tujuan tersebut, permukaan beton pada cetakan

diratakan, kemudian diberi tanda yang jelas mengenai tanggal

pembuatan dan lainnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah

umur beton mencapai 3 hari atau lebih sesuai dengan yang

disyaratkan.

4.1.2 Pekerjaan Pembongkaran Bekesting

Setelah pengecoran kepala abutmen pekerjaan yang terakhir adalah

pembongkaran semua bekesting peri dan skavolding abutmen. Cetakan dan

acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan

sistem cetakan dan acuan yang masih ada mencapai kekuatan yang cukup

untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja

padanya. Kekuatan pembebanan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan

benda uji dan dngan perhitungan-perhitungan. Pekerjaan perawatan beton

dilakukan setiap hari agar kualitas beton tetap terjaga.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 78

Gambar 4.30 Pembongkaran Bekesting Abutmen

Di lapangan pengawas ahli memberikan persetujuan pembongkaran

bekesting dan acuan setela ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji

dan perhitungan-perhitungan tersebut. Jadi apabila dalam hal ini ada

jaminan bahwa bekesting peri dan acuan dibongkar, beban yang bekerja

pada bagian konstruksi itu tidak melampui 50% dari beban rencana total,

maka pembongkaran bekesting dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton

berumur 2 minggu. Tetapi di lapangan tidak ditentukan yang lain bekesting

boleh dibongkar setelah 3 hari.

4.1.3 Pekerjaan Perawatan Beton

Pada umumnya pekerjaan pengecoran beton yang baru selesai

harus dilindungi terhadap hujan, panas langsung matahari, serta hal-hal lain,

agar tidak terjadi keretakan atau kerusakan pada beton yang masih baru.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 79

Pada permukaan beton harus diusakan dalam keadaan lembab, dengan cara

dibasahi air secukupnya. Dalam proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-

Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron pekerjaan

perawatan beton menggunakan air sungai setempat.

Gambar 4.31 Perawatan Beton Abutmen

Dalam perawatan beton abutmen pemeriksaan yang

dilaksanakan secara teratur dapat dikontrol apakah struktur sama atau

lebih baik dari perkiraan kualitaaas pada saat itu. Selain itu juga bila

diduga bahwa kualitas pada kenyataan lebih buruk dari perkiraan, maka

ekstra tindakan perlindungan dilakukan agar struktur berada kembali

pada tingkat kualitas yang diharapkan.

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 80

Skema Penjelasan Perbaikan dan Perawatan Beton

Jadi di lapangan perawatan beton telah dilaksanakan dengan

cara Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling

sedikit dua minggu beton harus dibahasi terus menerus dengan

menutupinya dengan karung-karung basah. Pada bagian atas abutmen

Tanpa kerusakan Perusakan

Insiden

Tanpa kerusakan ekstra

Pemeriksaan visual misalkan setiap 2 tahun

Perbandingan Perbaikan Penggantian

Penyelidikan lebih lanjut diperluas

Kerusakan bertambah

Penyelidikan lebih lanjut

Beberapa kali

Pemeriksaan visual umum setiap x tahun

Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 81 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

pembahasan terus menerus dilakukan dengan merendamnya dengan air.

Ini dilakkukan agar beton tidak mengalami kerusakan/pecah.

4.2 KENDALA DAN SOLUSI PROYEK

4.3.1 Kendala Dalam Proyek

Dalam Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron ini, terdapat beberapa

pekerjaan yang mengalami kendala ataupun permasalahan. Walaupun sudah

di direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule yang ada

dan sudah mengacu pada rencana kerja dan syarat-syarat. Hal ini disebabkan

kurang koordinasi dan kurang mendukungnya cuaca sehingga pekerjaan

dapa terhambat dan tidak sesuai dengan Time Schedule.

Beberapa Kendala dan Permasalahan yang terjadi selama

pembangunan peroyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas

Semarang-BawenSeksi II : Gedawang-Penggaron adalah sebagai berikut :

1. Pengalihan lalu-lintas sulit karena padatnya pengguna jalan dan para

pengemudi kendaraan belum banyak yang tahu dan belum hafal kalau

disana sedang dibangun jembatan

2. Kecelakaan lalu-lintas akibat kurang hati-hatinya pengemudi dan

kurang memperhatikan rambu-rambu yang ada

3. Cuaca kurang mendukung, akibat hujan lebat air yang datang tidak

terkontrol dan dapat menghanyutkan material dan merusak konstruksi

yang masih baru

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 82 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

4. Penerangan kurang diperbanyak, hal ini mengakibatkan para pekerja

yang lembur kurang nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan di malam

hari

5. Banyak pekerjaan yang tertunda dikarenakan seperti penulangan,

pemasangan bekesting, dan pengecoran sehingga mundur dari jadwal

yang telah ditentukan.

4.3.2 Solusi

Yang perlu dilakaukan untuk mengurangi permasalahan dan kendala

diatsa adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Perlu adanya rambu lalu-lintas yang jelas dan banyak jumlahnya

mengenai pembangunan proyek tersebut, karena apabila rambu-rambu

kurang jelas akan berakibat macetnya arus lalu-lintas dan tidak menutup

kemungkinan terjadinya keceelakaan.

2. Perlu ditulis yang terang tentang rambu maaf perjalanan anda terganggu

ada proyek pembangunan jembatan dan hati-hati banyak keluar masuk

kendaraan proyek, dengan semacam mengingatkan kepada pegguna

jalan agar lebih hati-hati hal tersebut juga dapat mengurangi kecelakaan

lalu-lintas.

3. Untuk cuaca yang kurang mendukung dan dapat menghambat pekerjaan

maka kita harus lebih teliti dalam memperhitungkan dan

memperhatikan kondisi pekerjaan yang sedang dikerjakan, dengan cara

lebih memperhatikan kebenaran, ketelitian dan keamanan konstruksi.

Laporan Pratik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pas Tol Semaarng‐Solo� 83 Ruas Semarang-Bawen Seksi-II: Gedawang-Penggaron (STA 4+324.866) 

4. Lampu yang digunakan dalam penerangan berkapasitas 50 watt dan

berjumlah 2 buah, hal ini penerangan kurang cukup karena mengingat

panjang jembatan 50 m,seharusnya lampu penerangan ada 4 buah dan 4

buah itu diposisikan pada setiap ujung jembatan.

5. Pekerjaan penulangan yang disebabkan oleh keterlambatan

mendistribusikan ke proyek jembatan tersebut. Oleh karena itu perlu

adanya penambahan pekerja untuk pekerjaan pembengkokkan tulangan

tersebut. Untuk pekerjaan pemasangan bekisting yang disebabkan oleh

kurangnya bekisting dan terot bekisting yang harus didatangkan dari

Surabaya karena itu perlunya koordinasi antara pihak Surabaya dengan

pemilik proyek jembatan tersebut. Pekerjaan pengecoran dikarenakan

mobil Truck Mixer datang terlambat ke lokasi tidak tepat pada

waktunya sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini juga

adanya komunikasi dan koordinasi yang mengurusi pekerjaan

pengecoran ini.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB V

PENUTUP

Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang cukup singkat ini,

disadari bahwa pengetahuan dan pengalaman yang didapat cukup terbatas. Namun

paling tidak penulis dapat mengamati dan mempelajari secara langsung apa dan

bagaimana suatu pelaksanaan proyek secara profesional.

Dalam proses pelaksanaan suatu proyek, baik itu jalan, dan jembatan.

banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Dengan demikian proses pelaksanaan

akan banyak melibatkan tenaga ahli dari berbagai bidang pengetahuan atau

spesialisasi.

5.1 Kesimpulan

Setelah meaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Proyek pembangunan

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :

Gedawang-Penggaron, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan dua hal yaitu :

1. Yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek itu sendiri :

a. Mekanisme kerja Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron

sudah sangat baik dalam pengerjaannya baik di lapangan maupun non

lapangan, karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek ini

84 Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo�Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Laporan Praktik Kerja Lapangan

memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini

memudahkan proses pelaksanaan di lapangan.

b. Dari pengamatan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, untuk

mendapatkan suatu tim kerja yang baik dibutuhkan :

1. Kerjasama antar anggota tim.

2. Komunikasi aktif, baik amtara pemberi tugas dengan pelaksana,

pemberi tugas dengan konsultan, maupun antara pelaksana dengan

konsultan.

c. Teknik pelaksanaan proyek sudah cukup memenuhi spesifikasi yang

telah ditentukan.

2. Yang berhubungan dengan penulis

1. Penulis mendapat pengalaman yang luas dari hasil Pratik Kerja Lapangan

berupa kenyataan di lapangan tentang dunia sipil yang tidak didapatkan

penulis di kampus.

2. Penulis dapat menerapkan dan membandingkan teori yang telah didapat

dengan kondisi di lapangan.

3. Penulis dapat belajar berkomunikasi dan menimba ilmu dengan para ahli

Teknik Sipil yang ditemui di lapangan.

5.2 Saran

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mncoba

memberi saran yang berkaitan dengan pelaksanaan Proyek Pembangunan

85 Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo�Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 86 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II :

Gedawang-Penggaron, yaitu :

1. Kondisi lingkungan harus menjadi perhatian tersendiri, sehingga

pelaksana sudah bisa mengantisipasi kemungkinan terburuk.

2. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan agar lebih ditingkatkan sehingga

mutu pekerjaan dapat tercapai sesuai spesifikasi pekerjaan yang telah

ditentukan.

3. Dalam melaksanakan proyek, kontraktor pelaksana (penyedia jasa)

hendaknya mempertimbangkan segala kemungkinan yang timbul dalam

proses pelaksanaan sehingga kelancaran proyek bisa terjaga dan tidak

mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karena

itu perlu adanya kematangan dalam perkiraan atau prediksi.

4. Penggunaan alat-alat pengamanan pekerjaan, seperti helm proyek, sepatu

boot perlu diperhatikan sehingga kenyamanan dan keamanan dalam

bekerja dapat terjamin dan kesehatan pekerja pun dapat terjaga.

5. Koordinasi antara pihak-pihak yang berkaitan dalam proyek untuk lebih

ditingkatkan agar proyek Pembanguan Jembatan Over Pass Tol

Semarang-Solo Ruas Semarang-Bawen Seksi II : Gedawang-Penggaron

ini dapat berjalan lancar dan selesai sesuai dengan Time Schedule.

6. Untuk Politeknik Negeri Semarang Penulis mengharapkan agar waktu

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di tahun yang akan datang bisa

lebih diperpanjang supaya mahasiswa lebih tahu banyak tentang proyek

yang sedang dikerjakan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo� 87 Ruas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8) 

Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam

Laporan Praktik Kerja Lapangan. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga

laporan ini bermanfaat bagi Politeknik Negeri Semarang, para pembaca yang

budiman pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Christady, Harry. 1994. Mekanika Tanah 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Dipohusodo, Isnawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jakarta:

Kanisius.

Mulyanto, Bambang. 1995. Pengelolan Proyek 1. Bandung: Pusat Pengembangan

Pendidikan Politeknik.

N, Zainal dan Sri Respati N. 1995. Pondasi untuk Mahasiswa Politeknik Program

Studi Teknik Sipil. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan

Politeknik.

Sagel R, P. Kole, Gideon Kusuma. Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan

SKSNI T-15-1991-03. Jakarta: Erlangga.

Sosrodarsono, Suyono, dan Kazuto Nakazawa. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik

Pondasi. Semarang: Pradnya Paramita.

Trimanta, Sarito. 1996. Petunjuk Kerja Acuan dan Perancah. Bandung: Pusat

Pengembangan Pendidilan Politeknik.

Jembatan Over Pass Tol Semarang‐Solo   xRuas Semarang‐Bawen Seksi‐II: Gedawang‐Penggaron (STA 4+324.8)  

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LAPORAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Hari ke

Tanggal Tinjauan Pembimbing

PKL Lokasi Keterangan

1

2

3

4

06-07-09

07-07-09

08-07-09 09-07-09

1. Gambar rencana jembatan

2. LC jembatan Susukan

3. Borpile jembatan Susukan

1. Tinjauan Alat

- 1. Pengambilan

data

2. Borpile jembatan Penggaron

Ir. Safrizal Mita

-

- Reza Irawan, ST

-

Ruang rapat PT.WASKITA STA 3 + 525 STA 3 +325

- Kantor PT. WASKITA

Gambar rencana jembatan Susukan Pekerjaan LC abutmen 1 setebal 10 cm dengan Truck Mixer Dipasang pada abutment 1 sebanyak 12 buah dengan θ Borpile =120 cm dan θ tulangan 12 mm 1 Excavator, 1 Crane, 2 Paku Bumi, 1 Truck Mixer Pemilu Presiden Gambar rencana jembatan Susukan serta rencana kerja Pengeboran beberapa titik untuk pemasangan tiang borpile telah terpasang 2 buah borpile. Pindah ke Jembatan Overpass STA 4+324.866

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LAPORAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Hari ke

Tanggal Tinjauan Pembimbing

PKL Lokasi Keterangan

1

2

3

4

5

6

22-07-09

23-07-09

24-07-09

25-07-09

26-07-09

27-07-09

1. Tinjauan alat

berat 2. Pengumpulan

data 1. Tinjauan lokasi

proyek 2. Gambar

rencana jembatan

1. Pemasangan

skavolding pilar 2. Tinjauan

abudment dan pilar jembatan

1. Pemasangan

beton deking 2. Pemasangan

bekisting fery abudment

3. Pemasangan bekisting fery pilar

1. Lanjutan

pemasangan bekisting abudment

1. Pemasangan

terot begisting

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol

Excavator, mobil molen, mobil pick up, truck. Volume pilar 35 m3. Pengambilan gambar rencana jembatan gedawang. Tebal beton deking 7 cm

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

7

8

9

10

11

12

28-07-09

29-07-09

30-07-09

31-07-09

01-08-09

03-08-09

abudment 1. Lanjutan

pemasangan terot bekisting abudment

2. Pemasangan kayu penyangga begisting pilar

1. Penulangan

pilar 2. Pemasangan

terot bekisting abudment

1. Penambahan tulangan

2. Pemasangan begisting fery bagian atas pilar

3. Perbaikan tulangan pilar

1. Pengecoran abudment

1. Pengecoran

bagian atas pilar

Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II

Hari Minggu Volume pengecoran abudmen 70 m3 Volume atas pilar 23,5 m3

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

13

14

15

16

17

04-08-09

05-08-09

06-08-09

07-08-09

08-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada pilar

2. Penyiraman dan perawatan beton pilar

1. Penyiraman dan

perawatan beton abudment

2. Penembakan titik elevasi ketinggian abudment dan pilar

3. Pelepasan begisting fery pada pilar

4. Pelepasan begisting fery abudment

1. Pemasangan

skavolding abudmen

1. Lanjutan pemasangan skavolding abudment

2. Pemasangan bekisting fery bagian atas abudment

1. Lanjutan

Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol

Bagian vertical yang dilepas bekisting fery. Penyiraman dan perawatan beton dengan menggunakan air dan karung goni basah Menggunakan tank water Teodolit Bagian consol atau diagonal yang dilepas Sebagai lantai kerja

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

18

19

20

21

22

23

10-08-09

11-08-09

12-08-09

13-08-09

14-08-09

15-08-09

pemasangan bekisting fery bagian atas abudment

2. Penulangan abudment

1. Pemasangan

terot begisting fery

2. Penulangan abudment bagian atas

1. Pemasangan

bekisting fery bagian atas abudment

2. Penulangan abudment atas

1. Pembongkaran

skavolding pada pilar

2. Persiapan pengecoran pada abudment bagian atas

1. Persiapan pengecoran pada abudment bagian atas

1. Pengecoran

abudment bagian atas

2. Perawatan beton pilar

Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866

Penulangan angkur, Volume pengecoran 30 m3

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

24

25

26

27

28

29

30

16-08-09

17-08-09

18-08-09

19-08-09

20-08-09

21-08-09

22-08-09

1. Pengeringan beton abudment

2. Perawatan beton abudment dan pilar

1. Pelepasan begisting fery pada abudment

2. Penyiraman beton

1. Lanjutan pelepasan bekisting fery pada abudment

1. Persiapan pembangunan abudment 2

2. Pengukuran tanah

1. Pengukuran penempatan pondasi

2. Penggalian tanah untuk pondasi

3. Pembersihan lokasi pondasi

1. Lanjutan

penggalian tanah untuk pondasi

Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang – Penggaron STA 4+324.866 Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo Seksi II Gedawang –

Hari Minggu

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl. Prof.H.Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50269 Telp. (024) 7473417, Faks (024) 7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

1. Pelaksanaan

pondasi 2. Penulangan

pondasi

Penggaron STA 4+324.866

Semarang, Desember 2009 Dosen Pembimbing HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

LEMBAR ABSENSI PKL

Nama : Akbar Reza Pramana

NIM : 3.12.07.3.02

Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil

Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II Gedawang-Penggaron

NO TANGGAL PEKERJAAN TTD

1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat

2. Pengumpulan data

2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek

2. Gambar rencana jembatan

3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar

2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan

4 25-07-09

1. Pemasangan beton deking

2. Pemasangan bekisting fery abudmen

3. Pemasangan bekisting fery pilar

5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting

abudment

6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen

7 28-07-09

1. Lanjutan pemasangan terot bekisting

abudmen

2. Pemasangan kayu penyangga

begisting pilar

8 30-07-09 1. Penulangan pilar

2. Pemasangan terot bekisting abudmen

9 31-07-09 1. Penambahan tulangan

2. Pemasangan begisting fery bagian atas

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 pilar

3. Perbaikan tulangan pilar

10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen

11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar

12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar

2. Penyiraman dan perawatan beton pilar

13 05-08-09

1. Penyiraman dan perawatan beton

abudmen

2. Penembakan titik elevasi ketinggian

abudmen dan pilar

3. Pelepasan begisting fery pada pilar

4. Pelepasan begisting fery abudmen

14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen

15 07-08-09

1. Lanjutan pemasangan skavolding

abudmen

2. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudmen

16 08-08-09

1. Lanjutan pemasangan bekisting fery

bagian atas abudmen

2. Penulangan abudmen

17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery

2. Penulangan abudmen bagian atas

18 11-08-09

1. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudmen

2. Penulangan abudmen atas

19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar

2. Persiapan pengecoran pada abudmen

20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment

bagian atas

21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas

2. Perawatan beton pilar

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment

2. Perawatan beton abudment dan pilar

23 17-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada

abudment

2. Penyiraman beton

24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery pada

abudment

25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2

2. Pengukuran tanah

26 20-08-09

1. Pengukuran penempatan pondasi

2. Penggalian tanah untuk pondasi

3. Pembersihan lokasi pondasi

27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk

pondasi

28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi

2. Penulangan pondasi

Semarang, Oktober 2009

Ir. Suyitno

Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

LEMBAR ABSENSI PKL

Nama : Delga Wimas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil

Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II Gedawang-Penggaron

NO TANGGAL PEKERJAAN TTD

1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat

2. Pengumpulan data

2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek

2. Gambar rencana jembatan

3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar

2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan

4 25-07-09

1. Pemasangan beton deking

2. Pemasangan bekisting fery abudmen

3. Pemasangan bekisting fery pilar

5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting

abudment

6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen

7 28-07-09

1. Lanjutan pemasangan terot bekisting

abudment

2. Pemasangan kayu penyangga

begisting pilar

8 30-07-09 1. Penulangan pilar

2. Pemasangan terot bekisting abudmen

9 31-07-09 1. Penambahan tulangan

2. Pemasangan begisting fery bagian atas

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 pilar

3. Perbaikan tulangan pilar

10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen

11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar

12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar

2. Penyiraman dan perawatan beton pilar

13 05-08-09

1. Penyiraman dan perawatan beton

abudment

2. Penembakan titik elevasi ketinggian

abudmen dan pilar

3. Pelepasan begisting fery pada pilar

4. Pelepasan begisting fery abudmen

14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen

15 07-08-09

1. Lanjutan pemasangan skavolding

abudment

2. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudmen

16 08-08-09

1. Lanjutan pemasangan bekisting fery

bagian atas abudment

2. Penulangan abudment

17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery

2. Penulangan abudment bagian atas

18 11-08-09

1. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudment

2. Penulangan abudment atas

19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar

2. Persiapan pengecoran pada abudmen

20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment

bagian atas

21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas

2. Perawatan beton pilar

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment

2. Perawatan beton abudment dan pilar

23 17-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada

abudment

2. Penyiraman beton

24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery

pada abudment

25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2

2. Pengukuran tanah

26 20-08-09

1. Pengukuran penempatan pondasi

2. Penggalian tanah untuk pondasi

3. Pembersihan lokasi pondasi

27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk

pondasi

28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi

2. Penulangan pondasi

Semarang, Oktober 2009

Ir. Suyitno

Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

LEMBAR ABSENSI PKL

Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.14

Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil

Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II Gedawang-Penggaron

NO TANGGAL PEKERJAAN TTD

1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat

2. Pengumpulan data

2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek

2. Gambar rencana jembatan

3 24-07-09 1. Pemasangan skavolding pilar

2. Tinjauan abudmen dan pilar jembatan

4 25-07-09

1. Pemasangan beton deking

2. Pemasangan bekisting fery abudmen

3. Pemasangan bekisting fery pilar

5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting

abudment

6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen

7 28-07-09

1. Lanjutan pemasangan terot bekisting

abudmen

2. Pemasangan kayu penyangga

begisting pilar

8 30-07-09 1. Penulangan pilar

2. Pemasangan terot bekisting abudmen

9 31-07-09 1. Penambahan tulangan

2. Pemasangan begisting fery bagian atas

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 pilar

3. Perbaikan tulangan pilar

10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen

11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar

12 04-08-09 1. Pelepasan begisting fery pada pilar

2. Penyiraman dan perawatan beton pilar

13 05-08-09

1. Penyiraman dan perawatan beton

abudmen

2. Penembakan titik elevasi ketinggian

abudmen dan pilar

3. Pelepasan begisting fery pada pilar

4. Pelepasan begisting fery abudmen

14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen

15 07-08-09

1. Lanjutan pemasangan skavolding

abudmen

2. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudmen

16 08-08-09

1. Lanjutan pemasangan bekisting fery

bagian atas abudmen

2. Penulangan abudmen

17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery

2. Penulangan abudmen bagian atas

18 11-08-09

1. Pemasangan bekisting fery bagian atas

abudmen

2. Penulangan abudmen atas

19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar

2. Persiapan pengecoran pada abudmen

20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada abudment

bagian atas

21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas

2. Perawatan beton pilar

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment

2. Perawatan beton abudment dan pilar

23 17-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada

abudment

2. Penyiraman beton

24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery

pada abudment

25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2

2. Pengukuran tanah

26 20-08-09

1. Pengukuran penempatan pondasi

2. Penggalian tanah untuk pondasi

3. Pembersihan lokasi pondasi

27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk

pondasi

28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi

2. Penulangan pondasi

Semarang, Oktober 2009

Ir. Suyitno

Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

LEMBAR ABSENSI PKL

Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.10

Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / Konstruksi Sipil

Judul : Proyek Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II Gedawang-Penggaron

NO TANGGAL PEKERJAAN TTD

1 22-07-09 1. Tinjauan alat berat

2. Pengumpulan data

2 23-07-09 1. Tinjauan lokasi proyek

2. Gambar rencana jembatan

3 24-07-09

1. Pemasangan skavolding pilar

2. Tinjauan abudmen dan pilar

jembatan

4 25-07-09

1. Pemasangan beton deking

2. Pemasangan bekisting fery abudmen

3. Pemasangan bekisting fery pilar

5 26-07-09 1. Lanjutan pemasangan bekisting

abudment

6 27-07-09 1. Pemasangan terot begisting abudmen

7 28-07-09

1. Lanjutan pemasangan terot bekisting

abudmen

2. Pemasangan kayu penyangga

begisting pilar

8 30-07-09 1. Penulangan pilar

2. Pemasangan terot bekisting abudmen

9 31-07-09 1. Penambahan tulangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 2. Pemasangan begisting fery bagian

atas pilar

3. Perbaikan tulangan pilar

10 01-08-09 1. Pengecoran abudmen

11 03-08-09 1. Pengecoran bagian atas pilar

12 04-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada pilar

2. Penyiraman dan perawatan beton

pilar

13 05-08-09

1. Penyiraman dan perawatan beton

abudmen

2. Penembakan titik elevasi ketinggian

abudmen dan pilar

3. Pelepasan begisting fery pada pilar

4. Pelepasan begisting fery abudmen

14 06-08-09 1. Pemasangan skavolding abudmen

15 07-08-09

1. Lanjutan pemasangan skavolding

abudmen

2. Pemasangan bekisting fery bagian

atas abudmen

16 08-08-09

1. Lanjutan pemasangan bekisting fery

bagian atas abudmen

2. Penulangan abudmen

17 10-08-09 1. Pemasangan terot begisting fery

2. Penulangan abudmen bagian atas

18 11-08-09

1. Pemasangan bekisting fery bagian

atas abudmen

2. Penulangan abudmen atas

19 12-08-09 1. Pembongkaran skavolding pada pilar

2. Persiapan pengecoran pada abudmen

20 13-08-09 1. Persiapan pengecoran pada

abudment bagian atas

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

21 14-08-09 1. Pengecoran abudment bagian atas

2. Perawatan beton pilar

22 15-08-09 1. Pengeringan beton abudment

2. Perawatan beton abudment dan pilar

23 17-08-09

1. Pelepasan begisting fery pada

abudment

2. Penyiraman beton

24 18-08-09 1. Lanjutan pelepasan bekisting fery

pada abudment

25 19-08-09 1. Persiapan pembangunan abudment 2

2. Pengukuran tanah

26 20-08-09

1. Pengukuran penempatan pondasi

2. Penggalian tanah untuk pondasi

3. Pembersihan lokasi pondasi

27 21-08-09 1. Lanjutan penggalian tanah untuk

pondasi

28 22-08-09 1. Pelaksanaan pondasi

2. Penulangan pondasi

Semarang, Oktober 2009

Ir. Suyitno

Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Akbar Reza Permana

NIM : 3.12.07.3.02

Prodi : Konstrusi Sipil

Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II : Gedawang-Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WAKITA KARYA

Ir. SUYITNO Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Delga Wimas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Prodi : Konstrusi Sipil

Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II : Gedawang-Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WAKITA KARYA

Ir. SUYITNO Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.10

Prodi : Konstrusi Sipil

Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II : Gedawang-Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WAKITA KARYA

Ir. SUYITNO Pelaksana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

 LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.14

Prodi : Konstrusi Sipil

Jurusan : Tknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi II : Gedawang-Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WAKITA KARYA

Ir. SUYITNO Pelaksana  

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR ASISTENSI  Nama : Akbar Reza Pramana

NIM : 3.12.07.3.02

Kelas : KS-3D

Prodi : Konstruksi Sipil

Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan

Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Over Pass Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST

 NO Tanggal Catatan Tanda tangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Akbar Reza Pramana

NIM : 3.12.07.3.02

Prodi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

.

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WASKITA KARYA

SUYITNO Drainage & MSSC. Spv

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai

berikut:

Nama : Akbar Reza Pramana

NIM : 3.12.07.3.02

Kelas : KS – 3D

Program Studi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik

Kerja Lapangan dengan nilai…….

Dosen Pembimbing,

HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Delga Wimas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Prodi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WASKITA KARYA

SUYITNO Drainage & MSSC. Spv

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.14

Prodi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WASKITA KARYA

SUYITNO Drainage & MSSC. Spv

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.18

Prodi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

No Penilaian Nilai

1 Kehadiran

2 Keaktifan

3 Pengetahuan

4 Kerjasama

Semarang, Oktober 2009

PT. WASKITA KARYA

SUYITNO Drainage & MSSC. Spv

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai

berikut:

Nama : Delga Wimas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Kelas : KS – 3D

Program Studi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik

Kerja Lapangan dengan nilai…….

Dosen Pembimbing,

HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai

berikut:

Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.14

Kelas : KS – 3D

Program Studi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik

Kerja Lapangan dengan nilai…….

Dosen Pembimbing,

HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR PENILAIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa sebagai

berikut:

Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.07

Kelas : KS – 3D

Program Studi : Konstruksi Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan membuat Laporan Praktik

Kerja Lapangan dengan nilai…….

Dosen Pembimbing,

HERRY LUDIRO WAHYONO, ST NIP. 196002111984031002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR ASISTENSI  Nama : Delga Wimas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Kelas : KS-3D

Prodi : Konstruksi Sipil

Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan

Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST

 NO Tanggal Catatan Tanda tangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR ASISTENSI  Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.1

Kelas : KS-3D

Prodi : Konstruksi Sipil

Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan

Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST

 NO Tanggal Catatan Tanda tangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LEMBAR ASISTENSI  Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.10

Kelas : KS-3D

Prodi : Konstruksi Sipil

Kegiatan : Praktik Kerja Lapangan

Judul : Proyek Pembangunan Jembatan Tol Semarang-Solo

Ruas Semarang-Bawen

Seksi - II : Gedawang - Penggaron

Pembimbing : Herry Ludiro Wahyono, ST

 NO Tanggal Catatan Tanda tangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL POLTEKNIK NEGERI SEMARANG

Jl.Prof.H.Soedarto,SH.Tembalang Semarang 50269 Telp.(024)7473417 Faks(024)7472396 Web.http://www.polines.ac.id email: [email protected]

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TOL SEMARANG-SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II : GEDAWANG – PENGGARON ( STA 4+333.838 )

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Kelulusan

Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Disusun Oleh :

DELGA WIMAS IRVANO

3.12.07.3.07

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

KATA PENGANTAR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

HALAMAN MOTTO

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

DAFTAR GAMBAR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

BAB I

PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

BAB III

TINJAUAN UMUM PROYEK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS PROYEK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

BAB V

PENUTUP

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

LAMPIRAN

LEMBAR ASISTENSI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

LAMPIRAN

DATA TANAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

LAMPIRAN

REFERENSI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN TOL SEMARANG – SOLO

RUAS SEMARANG – BAWEN

SEKSI II GEDAWANG - PENGGARON

STA 4+324.8

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2009

Surat Pengajuan Pembimbing PKL

Kepada

Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil

Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Akbar Reza P

NIM : 3.12.07.3.02

Kelas : KS 2D

Prodi : Konstruksi Sipil

Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry Ludiro Wahyono,ST

Menyetujui, Semarang,

Pembimbing Pemohon

Herry LudiroWahyono.ST Akbar Reza P NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.02

Surat Pengajuan Pembimbing PKL

Kepada

Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil

Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Delga Wmas Irvano

NIM : 3.12.07.3.07

Kelas : KS 2D

Prodi : Konstruksi Sipil

Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST

Menyetujui, Semarang,

Pembimbing Pemohon

Herry LudiroWahyono.ST Delga Wimas Irvano NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.07

Surat Pengajuan Pembimbing PKL

Kepada

Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil

Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Masngudin

NIM : 3.12.07.3.14

Kelas : KS 2D

Prodi : Konstruksi Sipil

Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST

Menyetujui, Semarang,

Pembimbing Pemohon

Herry LudiroWahyono.ST Masngudin NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.1

Surat Pengajuan Pembimbing PKL

Kepada

Yth. Kaprodi Konstruksi Sipil

Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Felantino Rummex

NIM : 3.12.07.3.11

Kelas : KS 2D

Prodi : Konstruksi Sipil

Mengajukan PKL dengan pembimbing Bapak Herry LudiroWahyono.ST

Menyetujui, Semarang,

Pembimbing Pemohon

Herri LudiroWahyono.ST Felantino Rummex NIP. 196002111984031002 NIM. 3.12.07.3.11