pkl report

112
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan / sebagian dari kegiatan tersebut yang dilaksanakan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan). Suwantoro (2004) menambahkan bahwa dalam pembangunan pariwisata memerlukan dukungan kebijaksanaan pariwisata yang tepat, yang mampu menjadi pijakan dan panduan bagi tindakan strategik di masa mendatang. Hal ini penting bagi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Cianjur beraneka ragam, diantaranya terdiri dari wisata alam, wisata pertanian (agrowisata) dan wisata budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daya tarik kunjungan wisata. Demikian pula dengan khas daerahnya berupa makanan, kerajinan dan cinderamata, perhotelan, bangunan bersejarah dan sarana pariwisata lainnya. Adapun instansi yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur adalah Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Dinas ini secara umum memiliki fungsi untuk membina dan mengembangkan kepariwisataan dan perhubungan di wilayah Kabupaten Cianjur dalam upaya terwujudnya Kabupaten Cianjur sebagai daerah tujuan wisata

Upload: api-3737269

Post on 07-Jun-2015

2.259 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan / sebagian dari kegiatan tersebut yang dilaksanakan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan). Suwantoro (2004) menambahkan bahwa dalam pembangunan pariwisata memerlukan dukungan kebijaksanaan pariwisata yang tepat, yang mampu menjadi pijakan dan panduan bagi tindakan strategik di masa mendatang. Hal ini penting bagi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Cianjur beraneka ragam, diantaranya terdiri dari wisata alam, wisata pertanian (agrowisata) dan wisata budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daya tarik kunjungan wisata. Demikian pula dengan khas daerahnya berupa makanan, kerajinan dan cinderamata, perhotelan, bangunan bersejarah dan sarana pariwisata lainnya. Adapun instansi yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur adalah Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Dinas ini secara umum memiliki fungsi untuk membina dan mengembangkan kepariwisataan dan perhubungan di wilayah Kabupaten Cianjur dalam upaya terwujudnya Kabupaten Cianjur sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya serta kondisi lalu lintas dan angkutan yang aman, tertib, lancar dan nyaman pada tahun 2010. Pengelolaan yang baik dan profesional perlu dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait dan yang ikut bermain sebagai stakeholder di dunia pariwisata. Bagaimana pun juga diantara stakeholder yaitu masyarakat lokal, pengunjung, pihak swasta dan pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur harus selalu bekerjasama untuk perkembangan dunia pariwisata saat ini. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur sebagai instansi pemerintah adalah lembaga yang menentukan pengelolaan obyek-obyek wisata di daerah. Mengingat Kabupaten Cianjur adalah kawasan yang memiliki kekayaan obyek wisata lamanya termasuk kekayaan atraksi / obyek wisata seni dan budayanya. Oleh karena itu, mahasiswa Ekowisata melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Dinas Perhubungan dan Pariwisata

2 Kabupaten Cianjur, agar dapat memiliki kemampuan handal, segudang pengalaman yang berharga, terampil dan profesional di bidangnya, serta dapat menganalisis kondisi riil (nyata) lapangan. Sehingga diharapkan menjadi ahli di bidangnya untuk mengembangkan sumberdaya wisata yang ada. Tujuan Tujuan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai praktek pengelolaan obyek wisata secara langsung di lapangan mulai dari tahap proses penyusunan rencana, organisasi dan tata laksana kerja, pelaksanaan kegiatan yang direncanakan, kesehatan dan keselamatan kerja, pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. 2. Untuk mendapatkan pelatihan agar lebih tanggap terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam, yang mencakup permasalahan di bidang ekologi, fisik lingkungan, serta sosial ekonomi dan budaya masyarakat. 3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam analisis dan sintesis permasalahan yang dihadapi serta mampu memberikan rekomendasi berdasarkan kaidah ilmiah yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. 4. Untuk meningkatkan kemampuan dalam menghayati dan memahami iklim kerja di lingkungan instansi yang bersangkutan. Manfaat Manfaat kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Dapat memahami kegiatan pengelolaan obyek yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Dapat mengetahui permasalahan yang akan dihadapi dalam pengelolaan obyek wisata di Kabupaten Cianjur. Mampu menganalisis dan mensintesis permasalahan dalam pengelolaan obyek wisata beserta pemecahan masalahnya. Mampu menghayati dan memahami iklim kerja di lingkungan instansi yang bersangkutan.

3 KONDISI UMUM LOKASI Sejarah Kabupaten Cianjur Tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber-sumber tertulis, sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Dimulai sekitar tanggal 2 Juli 1677, Raden Wiratanu putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kuku-kukunya di tanah nusantara. Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini, erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I. Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda / VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 2 Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya. Pada pertengahan abad ke XVII ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru di pinggir sungai untuk bertani dan bermukim. Babakan atau kampung mereka dinamakan berdasarkan nama sungai dimana pemukiman itu berada. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Agama Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk agama Hindu. Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer). Semenjak tahun 1680, Cianjur mulai berkembang menjadi suatu kawasan regional yang terbentang dari utara sampai dengan selatan. Sedangkan, kawasan Cikundul dengan sejarah masa dulu (tahun 1680) sebagai ibu nagari, pada saat ini dijadikan sebagai kawasan wisata ziarah, dimana di kawasan Cikundul ini terdapat makam Sembah Dalem Cikundul yang dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu yang merupakan pendiri Cianjur. Nilai sejarah yang terkandung pada makam ini berkaitan dengan pendirian Cianjur pada abad XVII.

4 Tabel 1. Daftar Nama Dalem / Bupati Cianjur dari Masa ke MasaNO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 NAMA R.A. Wira Tanu I R.A. Wira Tanu II R.A. Wira Tanu III R.A. Wira Tanu Datar IV R.A. Wira Tanu Datar V R.A. Wira Tanu Datar VI R.A.A. Prawiradiredja I R. Tumenggung Wiranagara R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) R.A.A. Prawiradiredja II R. Demang Nata Kusumah R.A.A. Wiaratanatakusumah R.A.A. Suriadiningrat R. Sunarya R.A.A. Suria Nata Atmadja R. Adiwikarta R. Yasin Partadiredja R. Iyok Mohamad Sirodj R. Abas Wilagasomantri R. Ateng Sanusi Natawiyoga R. Ahmad Suriadikusumah R. Akhyad Penna R. Holland Sukmadiningrat R. Muryani Nataatmadja R. Asep Adung Purawidjaja Letkol R. Rakhmat Letkol Sarmada R. Gadjali Gandawidura Drs. H. Ahmad Endang Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja Ir. H. Arifin Yoesoef Drs. H. Eddi Soekardi Drs. H. Harkat Handiamihardja Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi Drs. H. Tjetjep Moechtar Soleh, MM TAHUN 1677 - 1691 1691 - 1707 1707 - 1727 1727 - 1761 1761 - 1776 1776 - 1813 1813 - 1833 1833 - 1834 1834 - 1862 1862 - 1910 1910 - 1912 1912 - 1920 1920 - 1932 1932 - 1934 1934 - 1943 1943 - 1945 1945 - 1945 1945 - 1946 1946 - 1948 1948 - 1950 1950 - 1952 1952 - 1956 1956 - 1957 1957 - 1959 1959 - 1966 1966 - 1966 1966 - 1969 1969 - 1970 1970 - 1978 1978 - 1983 1983 - 1988 1988 - 1996 1996 - 2001 2001 - 2006 2006 - 2011

Sumber : Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Cianjur (2006).

5 Luas dan Letak Geografis Kawasan Luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar dengan lapangan pekerjaan utama penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62,99 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan yaitu sekitar 14,60 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap pendapatan Kabupaten Cianjur yaitu sekitar 42,80 % disusul sektor perdagangan sekitar 24,62%. Kabupaten Cianjur terletak antara 635-733 Lintang Selatan dan 10645 dan 10731 Bujur Timur dengan posisi memanjang dari Utara ke Selatan. Secara administratif, pemerintah Kabupaten Cianjur terbagi ke dalam 26 Kecamatan, 335 Desa dan 6 Kelurahan di wilayah kota Cianjur, dengan batas-batas administratif : 1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta. 2. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Secara geografis, Kabupaten Cianjur dapat dibedakan dalam tiga wilayah pembangunan yakni wilayah utara, tengah dan wilayah selatan. 1. Wilayah Utara Meliputi 13 Kecamatan : Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Cibeber, Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojongpicung, Mande, Cikalongkulon, Cugenang , Sukaresmi dan Pacet. 2. Wilayah Tengah Meliputi 7 Kecamatan : Sukanagara, Takokak, Campaka, Campaka Mulya, Tanggeung, Pagelaran dan Kadupandak. 3. Wilayah Selatan Meliputi 6 Kecamatan : Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul dan Cikadu.

6 Potensi Wisata Kabupaten Cianjur Kabupaten Cianjur berkembang dengan dukungan pertumbuhan berbagai sektor yang tersebar di seluruh kecamatan. Sektor-sektor yang telah mampu berkembang dan memberikan kontribusi nyata terhadap pembentukan perekonomian Kabupaten Cianjur adalah sektor pertanian, perkebunan, industri dan pariwisata. Sebagai wilayah dengan karakteristik yang beragam dan didukung pula oleh lokasi yang strategis, Kabupaten Cianjur memiliki potensi besar dalam pengembangan kegiatan pariwisata, hal tersebut didukung pula oleh sumberdaya alam yang berupa keindahan alam dan sektor ini merupakan salah satu sektor penting yang memiliki peranan sangat besar dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Kabupaten Cianjur sesuai dengan tuntutan dan visi Kabupaten Cianjur (Bappeda, 2005). Dengan pengembangan kekayaan alam dan budaya yang lengkap potensi serta wisata posisi agro, geografisnya, Kabupaten Cianjur memiliki prospek yang cukup potensial dalam pariwisatanya. Khusus mengenai Kabupaten Cianjur mempunyai potensi yang cukup besar karena sesuai dengan kondisi alamnya yang bersifat agraris. Apabila wisata agro ini diartikan sebagai kegiatan wisata yang dihubungkan dengan pertanian dalam arti luas (meliputi pertanian, tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan), maka Kabupaten Cianjur memiliki kegiatan pertanian yang hampir tersebar di seluruh bagian wilayah dengan variasi dan jenis komoditinya yang meliputi hamparan pertanian sawah yang luas, perkebunan (teh, karet, buahbuahan dan sebagainya), kawasan hutan wisata dan sentra-sentra kegiatan peternakan (Bappeda, 2005). Kabupaten Cianjur yang terkenal dengan gerbang marhamahnya, ternyata memiliki potensi yang besar dan nyata sebagai daerah tujuan wisata. Hal tersebut dapat terlihat pada minat pengunjung yang melakukan perjalanan untuk berwisata dan berekreasi ke kawasan Kebun Raya Cibodas (KRC) di Cibodas dan Taman Bunga Nusantara (TBN) di Desa Kawungluwuk Kecamatan Sukaresmi, pada hari liburan akhir pekan atau pun pada saat liburan panjang. Begitu pula dengan kawasan Cipanas dimana merupakan omsetnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cianjur, karena kawasan Cipanas merupakan kawasan yang sering juga dikunjungi oleh para pelancong (pengunjung) dari kota Jakarta (terutama) pada akhir pekan dengan tujuan sekedar melepaskan kejenuhan dan kelelahan setelah bekerja lima hari lamanya di kantor.

7 Survey membuktikan bahwa selain memiliki daerah tujuan wisata yang begitu beragam dengan pengunjung yang selalu ada, Kabupaten Cianjur juga memiliki potensi wisata di bidang atraksi seni budaya tradisional (pencak silat, seni mamaos cianjuran, kerajinan sangkar burung, kerajinan lampu kuningan dan kerajinan cenderamata dari bambu dan kayu), makanan khasnya (manisan Cianjur, tauco Cianjur dan beras pandan wangi) dan beberapa obyek wisata. Obyek wisata yang sampai saat ini terkumpulkan di Seksi Obyek Wisata Sub Dinas Bina Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur (Dishubpar Cianjur) yakni sejumlah 16 obyek wisata yang berkembang (sesuai Peta Wisata Cianjur : Lampiran 1) dan belum termasuk 3 obyek wisata yang sedang direncanakan untuk dikembangkan. Berikut daftar 16 obyek wisata yang berkembang dan terdaftar di Dishubpar Cianjur dan 3 obyek wisata yang terdaftar tetapi belum dikembangkan informasi potensinya (Tabel 2) : Tabel 2. Daftar Obyek Wisata yang Teridentifikasi oleh Dishubpar CianjurOBYEK WISATA YANG BERKEMBANG NO OBYEK WISATA 1 TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango); 2 Obyek Wisata Tirta Calincing; 3 Obyek Wisata Tirta Jangari; 4 Perkebunan Teh Gedeh; 5 Situs Megalith Gunung Padang; 6 Istana Kepresidenan Cipanas; 7 Kebun Raya Cibodas; 8 Buper Mandala Kitri; 9 Wana Wisata Mandala Wangi; 10 Taman Rekreasi Kota Bunga; 11 Obyek Wisata Ziarah Maqom Keramat Dalem Cikundul; 12 Taman Bunga Nusantara; 13 Pantai Apra; 14 Pantai Jayanti; 15 Pantai Sereg, dan 16 Curug Citambur. OBYEK WISATA YANG BELUM DIKEMBANGKAN INFORMASI POTENSINYA NO OBYEK WISATA 1 Obyek Wisata Ziarah Sheh Gofur; 2 Obyek Wisata Ziarah Gunung Jati, dan 3 Hutan Kota di Kaki Bukit Gunung Mananggel.

Sumber : Dishubpar Cianjur (2006). Sebagaimana daerah beriklim tropis, selain memiliki potensi pariwisata, maka sebagai potensi mendasar di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman

8 sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi. Sedangkan sebagai daerah agraris yang pembangunananya bertumpu pada sektor pertanian, kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah swa-sembada padi. Produksi padi pertahun sekitar 625.000 ton dan dari jumlah sebesar itu telah dikurangi kebutuhan konsumsi lokal dan benih, masih memperoleh surplus padi sekitar 40%. Produksi pertanian padi terdapat hampir di seluruh wilayah Cianjur. Di kedua Kecamatan ini, Kecuali di Kecamatan Pacet dan Sukanagara. didominasi oleh tanaman sayuran dan tanaman hias. Potensi pariwisata berupa kegiatan wisata alam terdapat di wilayah kecamatan-kecamatan pantai Cianjur Selatan, kawasan hutan di Bojonglarang Jayanti dan Gunung Simpang serta perkebunan di wilayah Kecamatan Agrabinta. Potensi wisata lainnya dapat dijumpai di Pantai Sereg, Pantai Apra dan Pantai Karang Potong yang seluruhnya terletak di Kecamatan Sindangbarang. Pantaipantai di Kecamatan Cidaun maupun Agrabinta juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Pengembangan usaha perikanan air tawar dan laut di Kabupaten Cianjur cukup potensial. Beberapa faktor pendukungnya adalah : jumlah penduduk yang relatif besar serta tersedianya lahan budi daya ikan air tawar dan ikan laut. Usaha pertambakan ikan dan penangkapan ikan laut memiliki peluang besar di wilayah Cianjur selatan, khususnya di sepanjang pantai Cidaun hingga Agrabinta. Di wilayah ini, mulai dirintis dan dikembangkan pertambakan budi daya udang. Sedangkan budi daya ikan tawar terbuka luas di cianjur utara dan cianjur tengah. Di wilayah ini terdapat budi daya ikan hias, pembenihan ikan, mina padi, kolam air deras dan keramba serta usaha jaring terapung di danau Cirata, yang sekaligus merupakan salah satu obyek wisata yang mulai berkembang, yakni obyek wisata Jangari, tirta Calincing dan Maleber.

9 Kebijakan Pariwisata Kabupaten Cianjur Dalam kurun waktu 2005-2015 kebijakan pariwisata Kabupaten Cianjur mencakup : (1) Kebijakan dasar pengembangan kepariwisataan; (2) Kebijakan pengembangan produk wisata; (3) Kebijakan pengembangan sumberdaya manusia bidang pariwisata; (4) Kebijakan pengembangan pasar dan pemasaran; serta (5) Kebijakan pengembangan hubungan antar kelembagaan terkait pariwisata. Kebijakan-kebijakan tersebut mengacu pada pernyataan bahwa pengembangan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga sejalan dengan visi pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur sebagai berikut : Terwujudnya Kabupaten Cianjur sebagai Daerah Pariwisata Unggulan di Jawa Barat dalam Kerangka Kesejahteraan Rakyat yang Bermartabat. Kebijakan Dasar Pengembangan Kepariwisataan Kebijakan dasar pengembangan kepariwisataan 1. Kabupaten Cianjur diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut (Dishubpar Cianjur, 2004b) : Memantapkan ketersediaan dan kualitas kebijakan serta instrumen kebijakan pariwisata yang terintegrasi dalam pembangunan Kabupaten Cianjur, applicable, dan mampu meningkatkan daya saing kompetitif pariwisata secara berkelanjutan. 2. Mengembangkan SDM dan perilaku organisasi sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Cianjur untuk dapat menumbuhkembangkan kapasitas dalam wujud nyata pengembangan pariwisata. 3. Mendekatkan cara pandang (state of mind) Dinas Perhubungan dan Pariwisata dengan Dibaleka dan Stakeholders terhadap pembangunan pariwisata untuk menumbuhkembangkan koordinasi dan tindakan kolektif yang konstruktif. 4. Memanfaatkan dan mendayagunakan kapasitas wilayah, alam, dan aktivitas masyarakat untuk kegiatan pariwisata yang diwujudkan secara bertanggung jawab dengan mempertimbangkan keseimbangan nilai bagi wisatawan, pembangunan wilayah, ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. 5. 6. Mewujudkan pengembangan pariwisata yang lebih merata pada setiap wilayah di Kabupaten Cianjur. Merealisasikan fasilitas untuk seluruh DIBALEKA dalam mengakses RIPPDA Kabupaten Cianjur.

10 Kebijakan Pengembangan Produk Wisata Kebijakan pengembangan produk wisata meliputi : kebijakan dalam aspek obyek dan daya tarik wisata, sarana wisata, aksesibilitas dan usaha pariwisata. Kebijakan produk wisata pada aspek obyek dan daya tarik wisata, meliputi halhal sebagai berikut (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Memanfaatkan potensi sumberdaya alam, budaya dan buatan dalam kepariwisataan 2. yang diwujudkan melalui pengembangan yang berkesinambungan, terpadu dan berkelanjutan. Melaksanakan diversifikasi produk wisata yang dilaksanakan secara bertahap dan merata berdasarkan prioritas pengembangan dalam Satuan Kawasan Pengembangan Pariwisata (SKPP) dan Sub-SKPP. 3. Mengelola, mengawasi dan mengendalikan pengembangan produk wisata yang dilaksanakan melalui pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dalam SKPP dalam upaya menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan. 4. Meningkatkan kualiltas produk wisata yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor buatan. 5. Menggalang produk wisata yang mampu mencerminkan citra dan identitas Kabupaten Cianjur melalui pemanfaatan dan penggalian ODTW aktual dan potensial. 6. Meningkatkan kerjasama para stakeholders pariwisata dalam mewujudkan pembentukan pola jalur wisata inter dan intra Kabupaten Cianjur secara terpadu. Sedangkan dalam kebijakan pengembangan produk wisata pada aspek sarana wisata, meliputi beberapa hal berikut (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Mengembangkan prasarana dan sarana wisata dalam SKPP / Sub-SKPP / ODTW yang dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan karakter wilayah pengembangan terintegrasi. 2. Menata tata letak prasarana dan sarana wisata yang mengacu pada pola tata ruang wilayah / kawasan berdasarkan kebijakan lintas sektoral terkait melalui pemanfaatan fungsi pusat dan sub-pusat pelayanan wilayah di Kabupaten Cianjur secara bertahap, merata dan daya dukung lingkungan melalui upaya

preservasi dan konservasi lingkungan alam, sosial dan budaya serta

11 pengembangan pariwisata dan prinsip pengembangan local plan / site plan (sistem clustering, zonasi). 3. 4. Meningkatkan fungsi dan kualitas sarana wisata melalui upaya optimalisasi pelayanan yang responsif, antisipatif, empati, akurat dan ramah. Mengelola dan memelihara sarana wisata yang menjadi tanggung jawab para pelaku / stakeholders pariwisata (sektor publik, dunia usaha dan industri pariwisata, masyarakat serta wisatawan). Selain dua kebijakan pengembangan produk wisata yang telah disebutkan, masih terdapat dua lagi kebijakan pengembangan produk wisata pada aspek aksesibilitas dan usaha pariwisata. Di dalam kebijakan pengembangan produk wisata pada aspek aksesibilitas terdapat beberapa hal kebijakan penting berikut (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Mengembangkan sistem jaringan jalan dan transportasi yang dilaksanakan secara terpadu dengan kepentingan pariwisata dan berbagai kepentingan pembangunan sektor lainnya. 2. Mengatur sistem jaringan jalan dan sistem transportasi yang disesuaikan dengan pola pergerakan penumpang dan barang serta fungsi dan kelas jalan. 3. 4. Menyesuaikan pola pergerakan perjalanan wisata dengan sistem transportasi wilayah Kabupaten. Mengembangkan aksesibilitas baik melalui jalan udara, darat dan laut serta ditingkatkan kualitas dan kuantitas sarana penunjang kelancaran pergerakan wisatawan ke jalur-jalur menuju obyek dan daya tarik wisata dalam upaya memberikan kemudahan dan kenyamanan pencapaian bagi wisatawan. 5. Mengelola dan memelihara aksesibilitas yang secara terintegrasi oleh para pelaku / stakeholders pariwisata (sektor publik, dunia usaha dan industri pariwisata, masyarakat, wisatawan). Sedangkan, kebijakan produk wisata dalam aspek usaha pariwisata meliputi beberapa hal kebijakan berikut : 1. 2. Mengelola usaha pariwisata secara professional dan berlandaskan hukum. Mengembangkan usaha pariwisata mampu menumbuhkembangkan kegiatan pariwisata yang berdaya saing sehat dan kondusif melalui peningkatan kualitas produk dan pelayanan.

12 3. Mengembangkan usaja pariwisata yang mampu memberikan efek ganda positif (multiflier effect) terhadap peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat lokal. 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha pariwisata yang dilaksanakan secara terkoordinasi dengan berbagai pihak terkait (pemerintah daerah, asosiasi usaha pariwisata, pelaku industri pariwisata dan masyarakat). 5. 6. Membina usaha pariwisata melalui kerjasama dengan institusi pendidikan dan asosiasi kepariwisataan serta pemerintah daerah. Penanaman modal / investasi dalam usaha pariwisata yang mampu memberikan kemudahan investor dengan tetap memperhatikan regulasi dan kebijakan-kebijakan berinvestasi di Kabupaten Cianjur. Kebijakan Pengembangan Sumberdaya Manusia Bidang Pariwisata Di dalam kegiatan pengembangan sumberdaya manusia di bidang pariwisata ini terdapat beberapa kebijakan yang disusun agar pengembangan yang dilaksanakan dapat sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Kebijakan-kebijakan tersebut yaitu (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Meningkatkan kualitas SDM di bidang pariwisata Sasaran utama dari kebijakan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kualitas. Masyarakat diharapkan memiliki kualitas kerja yang baik sehingga masyarakat dapat bersaing baik pada taraf regional maupun nasional. 2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja SDM Sasaran utama dari kebijakan ini adalah memberikan pengertian akan kinerja yang efektif dan efisien. Faktor kinerja akan berpengaruh terhadap penilaian kualitas dari SDM itu sendiri. Dengan memiliki kinerja yang tinggi diharapkan segala tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Meningkatkan awareness masyarakat terhadap kegiatan pariwisata Sasaran utama dari kebijakan ini adalah meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kegiatan pariwisata yang ada di lingkungan mereka. Dikarenakan kegiatan pariwisata yang ada secara tidak langsung memberikan dampak baik positif maupun negatif. Sehingga dalam hal ini, masyarakat berfungsi sebagai sistem kendali terhadap kegiatan pariwisata yang memberikan dampak negatif bagi kehidupan mereka. 4. Meningkatkan loyalitas SDM terhadap tugas dan tanggung jawab

13 Sasaran utama dari kebijakan ini adalah menanamkan loyalitas di dalam diri masyarakat sehingga segala tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik. 5. Meningkatkan hubungan antar SDM Sasaran utama dari kebijakan ini adalah menanamkan pentingnya arti komunikasi di dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan pengembangan. Hal tersebut dikarenakan tanpa adanya sistem komunikasi yang baik suatu pengembangan pariwisata tidak akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Kebijakan Pengembangan Pasar dan Pemasaran Dalam kebijakan pengembangan pasar dan pemasaran terdapat beberapa kebijakan yaitu (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur diwujudkan melalui nilai dan pembentukan citra yang spesifik dan sederhana yang dapat dikomunikasikan kepada pasar sasaran yang telah ditetapkan untuk membentuk pemasaran pariwisata yang terarah. 2. Menempatkan (positioning) produk pariwisata Kabupaten Cianjur dengan memanfaatkan keunggulan sumberdaya alamiah secara kompetitif yang dapat digunakan sebagai kekuatan untuk bersaing dan dapat membedakan dengan destinasi wisata lainnya. 3. Mengembangkan komunikasi pariwisata secara selektif dan terpadu dengan memanfaatkan saluran-saluran yang mampu menjangkau pasar sasaran nusantara dan mancanegara yang telah ditetapkan. 4. 5. Melibatkan pelaku industri pariwisata dan masyarakat secara optimal dalam melakukan promosi dan pemasaran pariwisata. Mendayagunakan informasi riset dan sistem informasi pariwisata dalam pariwisata Kabupaten Cianjur. Kebijakan Pengembangan Hubungan Antar Kelembagaan Terkait Pariwisata Dalam kebijakan pengembangan hubungan antar kelembagaan terkait pariwisata terdapat beberapa sub kebijakan yaitu (Dishubpar Cianjur, 2004b) : 1. Hubungan fungsional a) Menciptakan situasi dan kondisi yang lebih kondusif bagi terselenggaranya koordinasi antar instansi di lingkungan pemerintah daerah Cianjur.

14 b) Menjunjung tinggi tugas pokok dan fungsi masing-masing DIBALEKA sebagai pengejawantahan profesionalisme dan kompetensi di bidang masing-masing. c) d) e) Menciptakan keterbukaan yang kritis serta selektif. Menciptakan kerangka kerjasama lintas sektoral yang dapat menunjang pembangunan pariwisata. Menyusun kegiatan-kegiatan / program-program pembangunan pariwisata yang dapat dilaksanakan bersama-sama oleh berbagai DIBALEKA. 2. Aliran Informasi Dasar dan Informasi Antar Sektor a) b) c) 3. Melaksanakan mekanisme kerja yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antar DIBALEKA. Mengoptimalkan fungsi rapat koordinasi pembangunan sebagai forum perumusan dan penyusunan program kerja. Merancang pusat informasi pariwisata yang mampu diakses oleh semua pelaku pariwisata daerah. Kerjasama Lintas Sektoral a) b) Melaksanakan berbagai penyusunan program kerja yang dapat melibatkan DIBALEKA di lingkungan pemerintah daerah Cianjur. Menciptakan ruang bagi penyelenggaraan program / kegiatan yang dapat dilaksanakan dan/atau dibiayai bersama. Topografi Karakteristik topografis wilayah Kabupaten Cianjur dapat dilihat dari keadaan konfigurasi lahan, ketinggian di atas permukaan laut dan kemiringan lahan. Berdasarkan kondisi konfigurasi lahan, secara umum di setiap bagian wilayahnya memiliki bentukan yang berlainan sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut (Dishubpar Cianjur, 2004a) : Cianjur bagian utara didominasi dataran tinggi pergunungan dan sebagian dataran yang dipergunakan untuk areal perkebunan dan persawahan. Cianjur bagian tengah merupakan daerah perbukitan dan sebagian lagi berupa lahan datar areal persawahan dan perkebunan. Cianjur bagian selatan mayoritas berupa dataran rendah dengan bukit-bukit kecil yang diselingi oleh pergunungan yang melebar sampai ke daerah

15 pantai selatan (Samudera Indonesia) dan sebagian kecil berupa dataran untuk areal persawahan dan perkebunan. Iklim Keadaan iklim sebagai salah satu unsur sumberdaya alam sangat besar pengaruhnya terhadap ekosistem lingkungan. Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan temperatur udara berkisar antara 18-24C dengan kelembaban udara antara 80%-90%. Curah hujan rata-rata cukup tinggi yaitu 1000-4000 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata 150 hari/tahun menjadikan kondisi alam Kabupaten Cianjur subur dan mengandung Pada keanekaragaman sumberdaya alam yang besar. Wilayah Kabupaten Cianjur

dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah arah dan sifatnya.

bulan Nopember-Maret arah angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan dengan musim hujan yang puncaknya terjadi pada bulan DesemberJanuari. Sedangkan musim kemarau, yang puncaknya terjadi bulan Agustus, berlangsung pada bulan Mei-September dengan arah tiupan angin menuju barat laut. Geologi Unsur geologi dalam pengembangan pariwisata sebaiknya perlu mendapat perhatian khusus, karena aspek-aspek yang berhubungan dengan jenis dan tingkat kestabilan tanah, daya serap tanah serta tingkat erosi sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan daya dukung lahan. Kabupaten Cianjur secara umum memiliki kondisi geologi sistem dataran, perbukitan dan volkan. Sistem dataran terdapat di sekitar Kecamatan Cianjur dan Ciranjang serta di sepanjang jalur aliran sungai. Sedangkan sistem perbukitan umumnya terdapat di wilayah tengah dan selatan dengan permukaan tanah sebagian besar tertutup batuan sedimen. Kemudian sistem volkan terdapat di wilayah utara yang merupakan lereng timur Gunung Gede dan wilayah barat Cianjur, dengan jenis permukaan tanah berupa tanah vulkanik. Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur memiliki jenis tanah latosol, dan jenis lainnya terdiri dari alluvial, andosol, grumusol dan podsolik. Jenis tanah andosol merupakan jenis tanah yang paling jarang ditemukan dan tersebar di sekitar Kecamatan Pagelaran dan Tanggeung. Daya serap tanah secara umum cukup tinggi, sedangkan tingkat kestabilan tanah ratarata stabil di sebagian besar wilayah, kecuali di empat kecamatan yang memiliki

16 tingkat erosi cukup tinggi yaitu Kecamatan Bojongpicung, Cibinong, Naringgul dan Sukaluyu. Kependudukan Kondisi Demografi Perkembangan demografi biasanya digunakan oleh para ahli sebagai suatu model untuk menganalisa dinamika penduduk di wilayah atau negara yang bersangkutan. Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 berjumlah 1.931.840 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23%, terdiri dari : 1. Penduduk Laki-laki sebanyak 982.164 jiwa. 2. Penduduk Perempuan sebanyak 949.676 jiwa. Dengan kepadatan penduduk tidak merata : 1. 63,90% di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78% 2. 19,19% di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25% 3. 17,12% di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70%. Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Naringgul sebanyak 41.235 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak dan Sukanagara. Agama, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98%, sedangkan penduduk non muslim mencapai 2%, dengan rincian sebagai berikut: 1. Penduduk bergama Islam = 1.893.203 orang (98%) 2. Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7%) 3. Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3%) Tingkat partisipasi usia sekolah adalah sebagai berikut : 1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52% 2. Angka Pastisipasi Kasar SMTP mencapai 38,50%

17 3. Angka Partisipasi Kasar SMTA mencapai 11,98%

Indikasi adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat terlihat dari : 1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per 100.000 kelahiran , turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup. 3. Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur Pada mulanya dua instansi ini terpisah yakni sejak belum adanya otonomi daerah, Dinas Pariwisata menempati bangunan sendiri yang saat ini bersebelahan dan / atau dipakai sebagai gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC) beralamat di Jalan Suroso (depan pasar induk) sedangkan Dinas Perhubungan menempati bangunan yang saat ini dipergunakan sebagai kantor dinas dua instansi ini (perhubungan dan pariwisata) yang beralamat di Jalan Dr Muwardi. Penggabungan dua instansi (perhubungan dan pariwisata) dimulai pada masa otonomi daerah sekitar tahun 2000. Penggabungan Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata dipertegas melalui Peraturan Daerah Cianjur (Perda) Nomor 22 Tahun 2000 tentang Organisasi Pemerintah dan Surat Keputusan Bupati Cianjur Nomor 11 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Selain itu kedudukan Dinas Perhubungan dan Pariwisata juga diatur berdasarkan Keputusan Bupati Pasal 4 Perda Nomor 22 Tahun 2000 tentang pembentukan Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Cianjur yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun tugas pokok Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Cianjur yaitu melaksanakan sebagian kewenangan otonomi daerah Kabupaten Cianjur di bidang perhubungan dan pariwisata. Disamping itu,

18 Dishubpar juga memiliki fungsi yang mendukung untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang perhubungan dan pariwisata Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum Pemerintah Kabupaten di bidang perhubungan dan pariwisata Penyiapan bahan perumusan kebijakan Pemerintah Kabupaten di bidang Perhubungan dan Pariwisata Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan dan pariwisata Penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan umum dan perijinan Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas di lingkungan Dinas Pelaksanaan tugas lain yang ditentukan oleh Bupati.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur adalah kantor yang memiliki wewenang membina dan mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur. Banyak kegiatan yang dilaksanakan dalam pembinaan dan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur, seperti pembinaan dan pengembangan kepariwisataan, obyek wisata, sarana dan prasarana, seni dan budaya, serta pengembangan promosi dalam membina dan mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Cianjur. Adapun rincian dari susunan organisasi dalam Struktur Organisasi (Lampiran 2) Dinas Perhubungan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas 3. Bagian Tata usaha Sub. Bag. Umum dan Perlengkapan Sub. Bag. Kepegawaian Sub. Bag. Keuangan. Sie. Data dan Statistik Sie. Penyusunan program Sie. Evaluasi dan Pelaporan Sie. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

4. Sub. Dinas Program

5. Sub. Dinas Lalu Lintas

19 11. UPTD 12. Kelompok Jabatan Fungsional. Sie. Penyuluhan Sie. Operasional dan Pengendalian Sie. Angkutan Perkotaan Sie. Angkutan Pedesaan Sie. Angkutan Khusus dan Barang Sie. Perbengkelan dan Pengujian Kendaraan Sie. Terminal dan Parkir Sie. Rambu-rambu Lalu Lintas Sie. Obyek Wisata Sie. Pemasaran Sie. Pentas Seni dan Rekreasi Sie. Sarana Wisata Sie. Bina SDM dan Kelembagaan Sie. Bimbingan Wisata dan Penggalangan Peranserta Masyarakat Sie. Survei dan Pendayaan Obyek Wisata

6. Sub. Dinas Angkutan

7. Sub. Dinas Bina Sarana dan Prasarana

8. Sub. Dinas Bina Pariwisata

9. Sub. Dinas Pengembangan Kepariwisataan

10. Cabang Dinas

20

METODE PRAKTEK Tempat dan Waktu Praktek Praktek kerja lapang dilaksanakan di Dinas Perhubungan dan Pariwisata serta di beberapa obyek wisata Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan praktek kerja lapang selama 2 (dua) bulan, yaitu minggu kedua bulan April sampai dengan minggu kedua bulan Juni 2006, tepatnya tanggal 11 April 2006 sampai dengan tanggal 11 Juni 2006. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktek kerja lapang antara lain alat tulis menulis, kamera, tape recorder, peta kawasan, bahan laporan petugas lapangan dan buku-buku atau literatur. Metode Pengumpulan Data Jenis Data yang Dikumpulkan Data yang diperlukan dalam praktek kerja lapang ini terdiri dari: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan, antara lain berupa pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan perencanaan pengelolaan kawasan. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung serta merupakan data penunjang untuk melengkapi data dan/atau informasi dalam praktek, seperti keadaan umum lokasi, kehidupan masyarakat setempat dan sebagainya. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi lapang Data diperoleh dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan dengan mengikuti berbagai kegiatan pengelolaan di lapangan baik di

21 dalam kawasan maupun di luar kawasan yang dapat dibagi menjadi kegiatan umum dan kegiatan khusus. 2. Studi pustaka Data diperoleh dengan melakukan studi literatur sebagai panduan lapang, sehingga dapat diperbandingkan dengan kegiatan langsung di lapangan. Data yang diperoleh tersebut berupa kondisi umum, peta kerja, kebijakan dan peraturan perundang-undangan, struktur organisasi, kearsipan kantor, serta data pengelolaan dan pengembangan pariwisata (perangkat hukum dan peraturan pengelolaan). 3. Wawancara / Konsultasi Data diperoleh melalui wawancara / konsultasi dilaksanakan melalui: a. Konsultasi dengan pihak pengelola di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kebijakan pengelolaan, manajemen perkantoran dan kelembagaan, kerjasama dengan instansi/pihak lain dan kearsipan. Adapun pihak pengelola utama di Dinas Perhubungan dan Pariwisata yang mewakili yaitu: Kepala Dinas/Wakil Kepala Dinas, Kepala/Wakil Kepala Sub Dinas Bina Pariwisata dan Kepala/Wakil Kepala Sub Dinas Pengembangan Kepariwisataan. b. c. Konsultasi dengan petugas lapangan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Konsultasi dengan pihak pengelola di beberapa obyek wisata Cianjur ( 3 obyek wisata intensif). Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan studi pustaka diuraikan secara deskriptif dengan melihat langsung di lapangan, maka dapat dijelaskan kondisi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya wisata yang tersedia. Dijelaskan pula mengenai keadaan pengelolaan dan permasalahan yang ada di lapangan serta mengenai fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia beserta kondisinya.

22

HASIL KEGIATAN, PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH Praktek di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kegiatan Praktek Kerja Lapang Kegiatan praktek kerja lapang yang bertempat di kantor Dinas

Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur dilaksanakan selama dua bulan dengan diselingi praktek ke lapangan (beberapa obyek wisata di Kabupaten Cianjur). Kegiatan awal yang dilaksanakan adalah konfirmasi pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang yang disertai dengan wawancara pertama bersama Bapak Kasubdin Bina Pariwisata dan Bapak Kasubdin Pengembangan Pariwisata seputar topik pengelolaan obyek wisata di Kabupaten Cianjur dan kaitannya dengan paradigma pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Kegiatan wawancara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 April 2006 pukul 09.30 sampai dengan 10.45 WIB. Adapun kegiatan wajib setiap harinya yang dilaksanakan di dalam kawasan kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur yakni apel pagi. Apel pagi ini dilaksanakan setiap hari, yakni pada pagi hari yang dimulai pada pukul 07.10 WIB sampai dengan pukul 07.30 WIB, bertempat di lapangan terbuka kawasan kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur. Di dalam kegiatan apel pagi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas ini biasanya membahas agenda kegiatan yang akan dilaksanakan dan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Selain kegiatan apel pagi, kegiatan wajib yang exist dalam agenda instansi Dinas Perhubungan dan Pariwisata ini yaitu kegiatan Senam Kesegaran Jasmani bersama. Senam kesegaran jasmani bersama ini dilaksanakan setelah apel pagi selesai (pukul 07.30 WIB), setiap hari Jumat, dengan rentang waktu yang dipakai biasanya satu jam yakni sampai dengan pukul 08.30 WIB. Selama berada di lingkungan kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, kegiatan praktek kerja lapang yang terlaksana tidak lepas dari bagian administrasi kantor, penelusuran data untuk laporan praktek kerja

23 lapang dan kegiatan pelaporan hasil kunjungan lapang (beberapa obyek wisata). Sebagai tugas pertama dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Cianjur sekaligus sebagai seleksi kinerja / keahlian yang dimiliki mahasiswa praktek, adalah pemberian tugas pembuatan resume dari bahan Analisa Pasar Pariwisata Alam di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tugas membuat resume ini langsung diperintahkan oleh Kepala Seksi Obyek Wisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Ibu Yuyun Aryunianingsih) pada hari Kamis tanggal 13 April 2006, dengan pemberian rentang waktu pembuatan resume selama 4 hari, yakni dateline penyerahan hasil resume pada hari Senin tanggal 17 April 2006. Hasil resume (Lampiran 5) tersebut nantinya diedit dan dibuat menjadi Nota Dinas Kepala Seksi Obyek Wisata terhadap Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur.

Ireng84 Documentation

Ireng84 Documentation

(a)

(b)

Gambar 1. Lokasi Praktek Kerja Lapang : (a) Kantor; (b) Lapangan Apel Pagi Administrasi kantor. Kegiatan praktek kerja lapang di bidang administrasi kantor Pariwisata merupakan salah satu agenda yang tercantum dalam jadwal kegiatan praktek kerja lapang. Kegiatan administrasi kantor pariwisata pada dasarnya merupakan kegiatan administrasi umum (adum) untuk sebagai data / arsip (berkas) kantor Pariwisata, dimana biasanya data (arsip) tersebut dibutuhkan lagi untuk tahap pelaporan pertanggungjawaban tahunan dan / atau pun untuk dijadikan bahan referensi lanjutan kegiatan / program yang akan dilaksanakan pada agenda kantor Pariwisata selanjutnya.1.

Adapun kegiatan

administrasi kantor Pariwisata yang terlaksana adalah sebagai berikut : Pembuatan arsip (data) hasil identifikasi potensi wisata dan bagan struktur organisasi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur ; kegiatan pembuatan arsip hasil identifikasi potensi wisata dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2006 pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB, dengan output berupa data potensi wisata Kabupaten

24 Cianjur. Begitu pula dengan kegiatan pembuatan bagan struktur organisasi Dinas Hubpar dilaksanakan juga pada hari Selasa tanggal 18 April 2006 pukul 13.15 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB, dengan output yaitu data kantor (arsip) berupa bagan struktur organisasi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur tahun 2006.2.

Rekapitulasi SIK (Surat Ijin Kepariwisataan) dan SIUK (Surat Ijin Usaha Kepariwisataan) ; kegiatan rekapitulasi SIK dan SIUK ini terlaksana selama 18 hari kerja, yakni pada tanggal 19 April 2006, 24-28 April 2006, 4-5 Mei 2006, 22-23 Mei 2006, 29-30 Mei 2006, 1-2 Juni 2006, 12 Juni 2006, dan tanggal 15-16 Juni 2006, dengan output berupa data terbaru retribusi kepariwisataan tahun 2006 (SIK dan SIUK).

3.

Pembuatan arsip hasil rekapitulasi data wisata Cianjur yang dijadikan sebagai bahan laporan kepada BAWASDA (Badan Pengawas Daerah) ; kegiatan pembuatan arsip hasil rekapitulasi data wisata Cianjur dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2006 pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB dan pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB, dengan output berupa data wisata Cianjur pada aspek daftar obyek wisata yang dikelola pemda, jumlah pengunjung per tahun dan pendapatan asli daerah (PAD)nya. Data tersebut merupakan salah satu bagian dari bahan laporan pertanggungjawaban terhadap BAWASDA (Badan Pengawas Daerah).

4.

Pembuatan arsip hasil rekapitulasi data pengunjung (wisatawan) Cianjur yang disertai dengan grafik batang jumlah pengunjung ; kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2006 sampai dengan tanggal 3 Mei 2006, output kegiatan berupa tabel data wisatawan Kabupaten Cianjur Periode 1995 2005 (Tabel 3) dan Grafik Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Kabupaten Cianjur Periode 1995 2005 (Lampiran 6). Tabel 3. Data Wisatawan Kabupaten Cianjur Periode 1995 - 2005NO 1 2 3 4 5 6 7 8 TAHUN 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 WISATAWAN NUSANTARA MANCANEGARA 1.360.194 9.974 1.322.533 5.476 1.456.176 2.162 968.847 1.545 1.179.979 7.068 1.243.848 8.041 1.162.134 7.068 991.649 19.948

259 10 11 2003 2004 2005 TOTAL 1.868.518 2.258.675 2.507.129 16.319.682 20.013 28.419 31.545 141.259

Sumber : Dishubpar Cianjur (2006).5.

Pembuatan arsip kantor pariwisata berupa surat tugas Sub Dinas Bina Pariwisata; kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari kerja instensif, yakni pada tanggal 4 Mei 2006 sampai dengan 5 Mei 2006, dengan output kegiatan berupa arsip surat tugas Sub Dinas Bina Pariwisata (seksi obyek wisata, seksi pemasaran wisata, seksi pentas seni dan rekreasi dan seksi sarana wisata).

6.

Pembuatan arsip (data) obyek wisata Kabupaten Cianjur tahun 2006 ; kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Juni 2006 pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. 2006 (Lampiran 4). Output kegiatan berupa rekapitulasi data obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Cianjur tahun

7.

Pembuatan surat pengantar keluar (tujuan : Disbudpar Propinsi Jawa Barat) serta arsip (data) promosi pariwisata Kabupaten Cianjur ; kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9 Juni 2006 pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB, dengan output kegiatan berupa surat pengantar dan data promosi pariwisata Kabupaten Cianjur.

8.

Pembuatan arsip (data) permohonan anggaran pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur tahun 2007 (studi tempat : Obyek Wisata Tirta Jangari) ; kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2006 pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB, dengan output kegiatan berupa surat pemohonan anggaran pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur tahun 2007 (studi tempat : Obyek Wisata Tirta Jangari).

9.

Pendataan kepegawaian Dinas Perhubungan dan Pariwisata ; kegiatan ini dilaksanakan di kantor bagian Tata Usaha Dinas Perhubungan dan Pariwisata pada hari Selasa tanggal 13 Juni 2006 sampai dengan hari Kamis tanggal 15 Juni 2006. Output kegiatan berupa data kepegawaian terbaru tahun 2006 ini dipergunakan sebagai salah satu bahan laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata yang akan bermutasi (pindah tugas). Pelaporan hasil kunjungan lapang. Kegiatan pelaporan hasil kunjungan

lapang (observasi) beberapa obyek wisata di Kabupaten Cianjur merupakan

26 salah satu agenda wajib bagi mahasiswa praktek. Hasil kunjungan lapang

(observasi) dilaporkan kepada Kepala Seksi Obyek Wisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata. Dalam kegiatan pelaporan hasil kunjungan lapang ini terdapat beberapa point penting pelaporan, yaitu : kegiatan yang dilaksanakan di tempat wisata, dokumentasi potensi wisata di tempat wisata, pendapat awal terhadap pengelolaan di tempat wisata serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama melakukan kunjungan lapang.a.

Kegiatan pelaporan hasil kunjungan

dilaksanakan pada hari dan tanggal berikut : Hari Rabu tanggal 12 April 2006, pelaporan hasil kunjungan lapang (observasi) Obyek Wisata Tirta Jangari.b.

Hari Senin tanggal 15 Mei 2006, pelaporan hasil kunjungan lapang (observasi) Kebun Raya Cibodas, LIPI. Hari Kamis tanggal 18 Mei 2006, pelaporan hasil kunjungan lapang (observasi) Taman Bunga Nusantara. Hari Senin tanggal 29 Mei 2006, pelaporan hasil kunjungan lapang (observasi) Obyek Wisata Ziarah Makam Abdi Dalem Cikundul. Kegiatan kunjungan lapang ini bertujuan untuk membandingkan proses /

c.d.

sistem kegiatan pengelolaan beberapa daerah tujuan wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Cianjur, instansi / lembaga pemerintah lain (studi kasus : LIPI sebagai pengelola Kebun Raya Cibodas) dan juga oleh swasta (studi kasus : PT Sarana Kusuma Inti Makmur Nusantara sebagai pengelola Taman Bunga Nusantara). Melalui tujuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu materi sebagai bahan perbandingan dan masukan bagi pemerintah daerah (Pemda) dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan atau pun pengembangan daerah tujuan wisata (obyek wisata) yang berada di Kabupaten Cianjur. Penelusuran data praktek. Kegiatan penelusuran data untuk laporan praktek kerja lapang ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan administrasi kantor. Data yang telah berhasil dikumpulkan berupa data potensi pariwisata Kabupaten Cianjur, data jumlah wisatawan Kabupaten Cianjur, data promosi pariwisata Kabupaten Cianjur, data kebijakan pariwisata Kabupaten Cianjur dan data peraturan daerah pariwisata Kabupaten Cianjur. Khusus untuk penelusuran data mengenai Perda Pariwisata Kabupaten Cianjur, dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Juni 2006 pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. Perda Pariwisata yang berhasil dikumpulkan (dipelajari dan disalin)

27 yaitu Perda No. 14 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Kepariwisataan, Perda No. 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Perda No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, dan SK Bupati Cianjur No. 29 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Perda Nomor 22 Tahun 1999. Peraturan Daerah Pariwisata Kabupaten Cianjur 1. Perda No. 14 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Kepariwisataan Peraturan daerah ini mengatur segala bentuk pemberian ijin oleh Bupati terhadap penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan baik usaha (kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan / mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut dan bertujuan komersial) maupun non usaha (kegiatan yang dilaksanakan oleh orang pribadi atau badan / pemerintah dengan tujuan memanfaatkan / menikmati kawasan wisata dengan tidak bersifat komersial) oleh orang pribadi atau badan / pemerintah. 2. Perda No. 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Peraturan daerah nomor 22 tahun 1999 ini mengatur segala ketetapan / kebijakan dasar pemungutan retribusi tempat rekreasi (daerah tujuan wisata) dan tempat / sarana olah raga yang berada di kawasan Kabupaten Cianjur serta dikelola langsung oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Cianjur. Tempat rekreasi (daerah tujuan wisata) yang diatur kebijakannya dalam pemungutan retribusi sekaligus yang dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Cianjur adalah daerah wisata Cibodas, daerah wisata Cikundul, kawasan wisata Cirata dan kawasan pantai selatan (pantai Jayanti, Apra, Cioleng dan sekitarnya).3.

Perda No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Peraturan daerah nomor 11 tahun 2005 ini pada dasarnya adalah kebijakan pemerintah daerah yang merubah besarnya pemungutan tarif retribusi tempat rekreasi dan olah raga di Kabupaten Cianjur yang tercantum di dalam lembaran peraturan daerah sebelumnya (Perda No. 22 tahun 1999).

28 Kawasan wisata yang merupakan lokasi pemungutan tarif retribusi adalah kawasan wisata Cibodas, kawasan wisata Pantai Selatan Cianjur, kawasan wisata Cirata (obyek wisata Tirta Jangari), dan obyek wisata ziarah Makam Abdi Dalem Cikundul. Beberapa perubahan dan / atau pun penghapusan kebijakan selain perubahan besarnya tarif pemungutan retribusi, nyata terdapat pada masing-masing bab dan pasal, diantaranya (sebagai pembanding) : a. Bab II pasal 3 ayat (2) Perda Nomor 22 Tahun 1999 : Tidak termasuk obyek retribusi adalah pelayanan penyediaan tempat rekreasi / pariwisata dan olah raga yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta. Perda Nomor 11 Tahun 2005 : Tidak termasuk obyek retribusi adalah pelayanan penyediaan tempat rekreasi / pariwisata dan olah raga yang dimiliki dan atau dikelola oleh pihak swasta. b. Bab XIII pasal 15 tentang Kadaluwarsa Perda Nomor 22 Tahun 1999 : (1) Penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi. (2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertangguh apabila : a). Diterbitkan surat teguran dan surat paksa atau; b). Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. Di dalam Perda Nomor 11 Tahun 2005, Bab XIII ini dihilangkan, sehingga Bab XIV pasal 16 (lama) berubah tempat menjadi Bab XIII pasal 15 (baru) tentang Ketentuan Pidana. c. Bab XIV pasal 16 (lama) atau Bab XIII pasal 15 (baru) ayat (1) Perda Nomor 22 Tahun 1999 : Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang. Perda Nomor 11 Tahun 2005 : Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). d. Bab XV pasal 17 (lama) atau Bab XIV baru pasal 16 ayat (3)

29 Perda Nomor 22 Tahun 1999 : Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Perda Nomor 11 Tahun 2005 : Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyidik berada di bawah koordinasi Polisi Republik Indonesia. 4. SK Bupati Cianjur No. 29 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Perda Nomor 22 Tahun 1999. Di dalam SK Bupati Cianjur No. 29 Tahun 1999 ini pada dasarnya mengatur dan/atau menginstruksikan pelaksanaan Perda Nomor 22 Tahun 1999 serta segala hal yang berkaitan dengan ketentuan hasil pemungutan retribusi tersebut. Seperti halnya setiap hasil pemungutan retribusi harus disetorkan ke kas daerah (pasal 4), selanjutnya di dalam pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa Dalam upaya pengembangan pelestarian dan peningkatan pelayanan umum secara terpadu di tempat rekreasi ini, perlu adanya pengaturan pembagian hasil pemungutan sebagaimana dimaksud pada pasal 3, dengan perincian sebagai berikut : a. Untuk Kawasan Wisata Cikundul : 1. 2. 3. b. Bagi kas Pemerintah Kabupaten Cianjur sebesar 40% (empat puluh persen) Bagi Yayasan Cikundul sebesar 30% (tiga puluh persen) Bagi Pemerintah Desa dalam kawasan wisata tersebut sebesar 30% (tiga puluh persen). Untuk Kawasan Wisata Cirata dan Pantai Selatan : 1. 2. 3. Bagi kas Pemerintah Kabupaten Cianjur sebesar 65% (enam puluh lima persen) Bagi Pemerintah Desa dalam kawasan wisata tersebut sebesar 25% (dua puluh lima persen) Dana untuk operasional petugas sebesar 10% (sepuluh persen). Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Cianjur

30 Kepariwisataan sebagai suatu kegiatan yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan, maka sudah sepantasnya apabila pembangunan pariwisata harus dilihat juga dari seluruh aspek kehidupan. Bahwa kita tidak akan membangun pariwisata ini kalau secara ekonomi tidak menguntungkan, demikian pula setiap sasaran jumlah Wisman dan Wisnus akan selalu dikaitkan dengan jumlah devisa atau rupiah yang diperoleh (Sihite, 2000). Begitu pula dengan pernyataan bahwa pariwisata sebagai industri jasa saat ini harus lebih memfokuskan pada tingkat kepuasan pengunjung (Wisman dan Wisnus). Pernyataan ini diperkuat oleh Rangkuti (2003) bahwa kepuasan pelanggan (pengunjung : wisman dan wisnus) didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan yang dirasakan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan terhadap tingkat kepentingannya. Pada era otonomi ini, pengembangan pariwisata diharapkan dapat lebih mudah dilaksanakan karena beberapa wewenang sudah diberikan kepada propinsi dan kabupaten / kota. Sebelum dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintah Daerah, telah dikeluarkan terlebih dahulu Keputusan Menparpostel (Kepmen) No. KM / 71 / UM.001 / MPPT-96 pada tahun 1996 tentang Pedoman Pembinaan Teknis Pelaksanaan Urusan Kepariwisataan yang diserahkan kepada Daerah Tingkat II Percontohan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Daya Tarik Wisata Taman Rekreasi dan Tempat Hiburan Promosi Pariwisata Daerah Hotel Melati Penginapan Remaja Pondok Wisata Perkemahan Rumah Makan Bar Kawasan Pariwisata Restoran Jasa Informasi Dalam Kepmen ini disebutkan bahwa urusan kepariwisataan yang diserahkan adalah :

31 Untuk seluruh bidang di atas, Kepala Daerah bertanggung jawab menyusun rencana operasional untuk melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan urusan kepariwisataan yang diserahkan kepada Kabupaten / Kota dengan sebaik-baiknya Kepmen ini masih didasarkan pada UU No. 5 Tahun 1974 yang sekarang sudah digantikan oleh UU No. 22 Tahun 1999 yang mengatur Otonomi Daerah. Seperti halnya di Kabupaten Cianjur, bahwa dalam proses pengembangan obyek wisata melibatkan beberapa pembahasan yang dapat dikatakan sebagai strategi awal suatu proses pengembangan obyek wisata (kepariwisataan Cianjur), lingkup pembahasan tersebut mencakup : 1. Inventarisasi dan identifikasi berbagai kondisi potensi kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II (DT. II) Cianjur, meliputi : 2. 3. 4. Obyek dan daya tarik wisata Usaha penyediaan prasarana dan sarana pariwisata Kondisi sosial ekonomi masyarakat pariwisata Kabupaten DT. II Cianjur Kondisi sumberdaya manusia yang menunjang sektor kepariwisataan Pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan limitasi dan kendala. Karakteristik usaha jasa pariwisata. Pengkajian terhadap rencana tata ruang, program sektoral dan kebijaksanaan pembangunan daerah. Data dan informasi mengenai kondisi pasar untuk memperoleh gambaran tentang potensi dan karakteristik pasar dalam hubungannya dengan potensi wisata di Kabupaten DT. II Cianjur. 5. Kondisi investasi dalam bidang kepariwisataan, dengan harapan akan dapat memberikan gambaran mengenai sumber dana dan peran investasi baik yang dilaksanakan sektor swasta maupun pemerintah, terutama dalam kaitannya dengan penciptaan kesempatan kerja masyarakat setempat. 6. 7. Kondisi kelembagaan, untuk melihat bagaimana keterpaduan antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang menyangkut banyak sektor. Me-review kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur kurun waktu 10 tahun mendatang. dan karakteristik pasar

32 Berdasarkan beberapa dasar pembahasan, maka tersusun suatu strategi dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur yang pelaksanaannya sejalan dengan kebijakan dasar pengembangan pariwisata di Kabupaten Cianjur. Strategi-strategi pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur tersebut adalah : 1. Memantapkan ketersediaan dan kualitas kebijakan serta instrumen kebijakan pariwisata yang terintegrasi dalam pembangunan Kabupaten Cianjur, applicable, dan mampu meningkatkan daya saing kompetitif pariwisata secara berkelanjutan. 2. Mengembangkan SDM dan perilaku organisasi sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Cianjur untuk dapat menumbuhkembangkan kapasitas dalam wujud nyata pengembangan pariwisata. 3. Mendekatkan cara pandang (state of mind) Dinas Perhubungan dan Pariwisata dengan Dibaleka dan Stakeholders terhadap pembangunan pariwisata untuk menumbuhkembangkan koordinasi dan tindakan kolektif yang konstruktif. 4. Memanfaatkan dan mendayagunakan kapasitas wilayah, alam, dan aktivitas masyarakat untuk kegiatan pariwisata yang diwujudkan secara bertanggung jawab dengan mempertimbangkan keseimbangan nilai bagi wisatawan, pembangunan wilayah, ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. 5. 6. Mewujudkan pengembangan pariwisata yang lebih merata pada setiap wilayah di Kabupaten Cianjur. Merealisasikan fasilitas untuk seluruh DIBALEKA (Dinas, Badan, Lembaga dan Kantor) dalam mengakses RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Cianjur. Berdasarkan strategi pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur dapat dihubungkan dengan beberapa point penting yang mendukung berjalan lancarnya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur. Point penting / aspek penting tersebut meliputi : 1. Aspek Tujuan dan Sasaran Pengembangan Cakupan kajian produk wisata di dalam aspek tujuan dan sasaran pengembangan ini meliputi : a. b. c. Obyek dan daya tarik wisata Sarana wisata Aksesibilitas

33 2. Aspek Kebijakan Pengembangan Cakupan kajian meliputi : a. b. c. 3. Obyek dan daya tarik wisata Sarana wisata Aksesibilitas

Aspek Strategi Pengembangan Cakupan kajian strategi pengembangan meliputi strategi pengembangan produk wisata yang diarahkan pada mekanisme pengembangan yang sistematis, bertahap dan mengacu pada prinsip pengembangan pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan.

4.

Aspek Kerangka Program Pengembangan Di dalam aspek kerangka program pengembangan ini cakupan kajian akan menjabarkan mengenai program-program pengembangan produk wisata.

5.

Langkah-langkah Pengembangan Di dalam proses pengembangan pariwisata, perlu didukung oleh langkahlangkah pengembangan yang tepat dan efisien. pengembangan tersebut meliputi : a. b. Pengembangan fungsi riset dan sistem informasi pariwisata. Meningkatkan kualitas pengembangan jejaring (kerjasama kelembagaan dalam pemasaran pariwisata bersama dengan Pemda (DKI Jakarta, Jawa Barat, Kabupaten Bogor), Asosiasi di sektor pariwisata dan pelaku industri pariwisata. c. Menciptakan mainstream promosi dan pemasaran antara kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata dengan pelaku bisnis pariwisata untuk menciptakan keselarasan program dan kegiatannya. d. Mengelola sumberdaya pariwisata menjadi produk wisata yang berbasiskan aktivitas, selaras preferensi pasar, dan terkoneksi dengan membentuk satu seri kegiatan yang utuh dan menyeluruh. Langkah-langkah

Perencanaan

Pengembangan

dan

Pengelolaan

Obyek-obyek

Wisata

Kabupaten Cianjur Terdapat beberapa point inti program pengembangan dan pengelolaan obyek wisata terkelola Pemda yang tersusun dan terlaksana pada tahun 2005, yaitu : 1. 2. Profil investasi pariwisata. Pembinaan produk unggulan di kawasan wisata.

34 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pembinaan sadar wisata bagi pimpinan pondok pesantren. Pembinaan terhadap masyarakat di sekitar obyek wisata (home stay). Sosialisasi sadar wisata di Desa Agropolitan. Pelatihan tenaga kerja usaha pariwisata. Lomba K-5 (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Keamanan dan Ketertiban) hotel dan restoran. Penataan kawasan obyek wisata Jangari dan Jayanti. Penataan kawasan wisata Cibodas (aspek akomodasi : kios wisata, tempat parkir). Penataan obyek wisata ziarah Makam Abdi Dalem Cikundul (kerjasama dengan Yayasan Wargi Cikundul). Kegiatan penataan berupa : a. b. 11. a. b. 12. Rehabilitasi pintu gerbang masuk kawasan Penataan tata letak kios wisata, tempat parkir, lampu hias, tanaman. Rehabilitasi pintu gerbang masuk kawasan Penataan lahan parkir. Kegiatan penataan

Penataan obyek wisata ziarah Gunung Jati. Kegiatan penataan meliputi :

Penataan kawasan wisata pantai selatan Cianjur. meliputi : a. b.

Pembangunan pintu gerbang masuk kawasan wisata pantai Sereg Penataan fasilitas umum kawasan wisata pantai Sereg.

13. 14. 15.

Penataan obyek wisata Situs Megalith Gunung Padang Penataan obyek wisata ziarah Sheh Gofur Penataan obyek wisata pantai Jayanti. Kegiatan penataan meliputi : a. b. Penataan lahan parkir Pembangunan fasilitas umum dan kios wisata.

16.

Penataan hutan kota di kaki Bukit Gunung Mananggel. Kegiatan penataan meliputi : a. b. Pembuatan shelter Pembuatan jalan setapak bagi pengunjung.

Program Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Cianjur Program Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Cianjur, disusun berlandaskan pada hasil-hasil analisis dan disesuaikan dengan potensi dan kendala kondisi sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Cianjur. pengembangan yang dilaksanakan merupakan penjabaran dari Program strategi

35 pemasaran dan pengembangan produk wisata. Berikut ini beberapa program rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur, yang meliputi aspek : 1. Daya tarik wisata dan pengembangan obyek-obyek wisata baru yang berbasis daerah. Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek ini adalah dengan melaksanakan pembangunan Gedung Tourism Information Centre (TIC), dengan indikator kinerja terinformasikannya potensi pariwisata Kabupaten Cianjur, anggaran sebesar Rp. 320.000.000,-. 2. Perluasan pemasaran dan promosi, dengan kegiatan : a. Promosi pariwisata, dengan indikator kinerja terpromosikannya potensi unggulan pariwisata Kabupaten Cianjur, anggaran sebesar Rp. 620.000.000,b. Penunjang kepariwisataan, dengan indikator kinerja terwujudnya daya tarik event kepariwisataan bagi wisatawan, anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. 3. Pengembangan sumberdaya manusia pelaku usaha pariwisata, dengan kegiatan : a. Lomba K-5 hotel dan rumah makan, dengan indikator kinerja terciptanya peningkatan K-5 hotel dan rumah makan di Kabupaten Cianjur, anggaran sebesar Rp. 30.000.000,b. Pelatihan kepariwisataan di Kabupaten Cianjur, dengan indikator kinerja terlatihnya tenaga kerja yang terampil di bidang industri pariwisata, anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. 4. Pengembangan produk dan peningkatan pemasaran obyek wisata serta peningkatan peran serta masyarakat dalam kepariwisataan, dengan kegiatan : a. Pariwisata berkelanjutan, dengan indikator kinerja tersedianya tempat pengolahan sampah dan terlatihnya pemandu wisata, anggaran sebesar Rp. 100.000.000,b. Penataan kawasan wisata Cibodas, dengan indikator kinerja tersedianya 860.000.000,c. Penataan obyek wisata air panas Sukasirna, dengan indikator kinerja tertatanya obyek wisata air panas Sukasirna, anggaran sebesar Rp. 45.000.000,-. fasilitas bagi wisatawan, anggaran sebesar Rp.

36 Program Cianjur pada penyuluhan aspek masyarakat wisata. Program Adapun penyuluhan yang

masyarakat wisata ini merupakan program pengembangan pariwisata Kabupaten promosi kepariwisataan. kegiatan dilaksanakan dalam program penyuluhan masyarakat wisata ini adalah berupa sosialisasi sadar wisata terhadap masyarakat sekitar obyek wisata khususnya dan masyarakat Kabupaten Cianjur umumnya. Sebagai indikator dari kinerja program penyuluhan masyarakat wisata ini adalah tersosialisasikannya sadar wisata kepada masyarakat. Program pengembangan sumberdaya manusia pariwisata. Program pengembangan sumberdaya manusia pariwisata ini bertujuan untuk dapat memenuhi / mengisi kebutuhan usaha pariwisata akan tenaga kerja berkualitas atau dengan kata lain pengembangan ini dilaksanakan untuk melakukan penyediaan mengisi kebutuhan. Kegiatan pengembangan sumberdaya manusia pariwisata yang diperlihatkan pada diagram input-output model pengembangan sumberdaya manusia pariwisata (Gambar 2), menggunakan 2 jenis pendekatan, yaitu : 1. Bertujuan untuk memberikan suatu pendidikan dan pelatihan bagi mereka yang belum terdidik dan terlatih dalam bidang kepariwisataan menjadi tenaga kerja yang terdidik dan terlatih serta siap untuk berkecimpung dalam dunia usaha pariwisata. 2. Pengembangan sumberdaya manusia diarahkan agar tenaga kerja yang telah berkecimpung dalam dunia usaha pariwisata mendapatkan pendidikan dan pelatihan pariwisata yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan di masing-masing usaha pariwisata yang ada. Kondisi Lingkungan Sosial Budaya Sosial Ekonomi Kabupaten Cianjur

Masukan Masyarakat Kabupaten Cianjur

Proses Pendidikan dan Pelatihan

Hasil Akhir Tenaga Kerja Pariwisata Kabupaten Cianjur Yang Profesional, Kreatif dan Berdaya Saing

Kebijakan Normatif GBHN tentang Pengembangan Pariwisata UU No. 9 Th. 1990 tentang Kepariwisataan UU Sistem Pendidikan Nasional Kebijakan-kebijakan pariwisata terkait

37

Gambar 2. Diagram Input-Output Model Pengembangan SDM Pariwisata Berdasarkan diagram tersebut (Gambar 2), terlihat bahwa : 1. Dengan semakin berkembangnya kondisi sosial budaya dan sosial ekonomi, maka diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di masa datang. lingkungan tersebut merupakan faktor-faktor eksternal dari Kondisi upaya

pengembangan sumberdaya manusia di Kabupaten Cianjur yang akan melalui suatu proses pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan. 2. 3. Proses pengembangan sumberdaya manusia melalui pendidikan dan pelatihan tersebut diberlakukan atas dasar kebijakan-kebijakan normatif. Adapun yang menjadi hasil akhir model pengembangan sumberdaya manusia pariwisata adalah tenaga kerja di Kabupaten Cianjur yang memiliki visi sumberdaya manusia pariwisata yaitu sumberdaya manusia yang memiliki jiwa profesionalisme kreatifitas yang tinggi serta berdaya saing. Bentuk Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pelaksanaan program pengembangan pariwisata Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan oleh DISHUBPAR Kabupaten Cianjur tentunya harus dapat melibatkan masyarakat Kabupaten Cianjur. Masyarakat yang pada umumnya hanya mengenal obyek wisata yang ada di Kabupaten Cianjur secara umum, sudah termasuk salah satu bentuk keterlibatan dalam pelaksanaan program. Salah satu keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program adalah ikut berperan aktif dalam mengembangkan kepariwisataan yang ada di Kabupaten Cianjur dengan ikut serta dalam program sadar wisata yang diselenggarakan oleh DISHUBPAR Kabupaten Cianjur. Pembinaan partisipasi masyarakat dilaksanakan dengan mengikutsertakan masyarakat yang memiliki kesenian dan mempunyai karakteristik untuk

38 diperlihatkan dalam pameran kesenian dan wisata tamasya jelajah Kabupaten Cianjur. Kemudian juga diikutsertakan dalam kegiatan untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Cianjur tiap tahunnya. Acara-acara yang ditampilkan adalah:

Pemilihan MOJANG JAJAKA Kabupaten Cianjur, yang mengikutsertakan remaja putra dan putri Kabupaten Cianjur yang berusia di atas 17 tahun s.d 25 tahun.

Pameran di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Paket wisata Cianjur Nite (Semalam di Cianjur).

Dampak Pengembangan Kawasan Wisata Menurut survei di lapangan, dampak-dampak yang timbul dari diadakannya pengembangan kawasan wisata yang ada di Kabupaten Cianjur menghasilkan dampak yang baik. Bila dirinci dampak-dampak yang timbul antara lain: a. Dampak Ekonomi Dampak ekonomi yang timbul dari pengembangan obyek wisata Kabupaten Cianjur berjalan dengan baik, dan perekonomian masyarakat Cianjur bisa berjalan stabil dalam setahun ini walau tidak terlalu menonjol tingkat stabilnya. b. Dampak Sosial Dampak sosial yang ada di masyarakat Kabupaten Cianjur atas keberhasilan program pengembangan sebagian obyek wisata Kabupaten Cianjur, berjalan dengan baik dan mengikuti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. c. Dampak Budaya Dampak terhadap aspek pelestarian budaya dalam salah satu program pengembangan obyek wisata Kabupaten Cianjur dapat dilestarikan dengan baik terutama budaya tradisional sunda oleh masyarakat dan PEMDA Kabupaten Cianjur dengan Pameran Pembangunan Kabupaten Cianjur yang menampilkan potensi wisata Kabupaten Cianjur dan kebudayaan tradisional sunda. d. Dampak Lingkungan Dampak lingkungan atas terlaksananya program pengembangan obyek wisata Kabupaten Cianjur tidak terlalu menonjol secara mendetail dan jelas. Hanya terdapat beberapa perubahan lingkungan kawasan wisata di

39 Kabupaten Cianjur, dikarenakan adanya penataan kawasan wisata pada aspek penambahan akomodasi wisata berupa kios wisata dan sarana pembuangan sampah pengunjung. Asosiasi-asosiasi Pariwisata Kabupaten Cianjur Kabupaten Cianjur sebagai pemilik anugerah alam yang melimpah serta berpotensi sebagai daerah tujuan wisata alam dan petualangan (minat khusus), sekiranya perlu mendapatkan dukungan kerjasama dari berbagai asosiasi pariwisata yang terdapat di Cianjur. Seperti halnya berikut ini merupakan asosiasi pariwisata di Kabupaten Cianjur, yang secara langsung mendukung perkembangan pariwisata di Kabupaten Cianjur, yaitu : 1. PHRI Program yang berkaitan antara PHRI dan lembaga diklat yaitu mengakomodir job training antara lembaga pendidikan tersebut dengan usaha perhotelan dan restoran, melakukan standar stratifikasi job training setiap jenjang pendidikan, mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja, melakukan penyerapan tenaga kerja dari anggota lembaga pendidikan serta mengadakan job training karyawan hotel menengah dan kecil di hotel besar. 2. PUTRI Merupakan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia. Wadah bagi para pengelola taman rekreasi, termasuk di dalamnya ODTW, yang bertugas memberikan arahan dan bimbingan kepada para pengelola baik tentang manajemen, administrasi dan lain-lain. Untuk masa yang akan datang asosiasi ini perlu dikembangkan mengingat begitu banyaknya ODTW di Kabupaten Cianjur, sehingga apabila asosiasi ini berkembang maka diharapkan tidak akan terjadi salah pengelolaan ODTW dimana ODTW merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata. 3. HPI Himpunan Pramuwisata Indonesia, merupakan wadah pramuwisata yang bergerak memberikan pendidikan dan pelatihan khusus bagi pramuwisata berlisensi dan belum berlisensi, bekerjasama dengan Dinas Perhubungan dan Pariwisata bisa juga membantu program penyuluhan masyarakat wisata. Dengan dibentuknya HPI yang biasanya mempunyai tujuan meningkatkan pramuwisata sebagai profesi yang dapat diandalkan baik sebagai laporan pekerjaan dan pengembangan karir, meningkatkan profesi

40 pramuwisata sebagai mitra kerja pemerintah dalam memberikan pelayanan yang baik guna menjaga kredibilitas dan citra pariwisata serta meningkatkan SDM anggota HPI untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam bidang pramuwisata. 4. Instansi-instansi Pendidikan dan Lembaga-lembaga Diklat Pendidikan pariwisata pada tingkat sekolah lanjutan, pendidikan kejuruan pada tingkat pelaksana, pendidikan pariwisata untuk tingkat penyelia dan pimpinan, centers of Excellence dalam pendidikan pariwisata, penerimaan dan seleksi program pendidikan pariwisata lokal, latihan tenaga pengajar dan pusat pengembangan kurikulum pariwisata. 5. Usaha Pariwisata Usaha-usaha pariwisata di Kabupaten Cianjur dapat memberikan informasi pada lembaga-lembaga diklat mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan oleh usaha pariwisata, selain itu usaha pariwisata dapat memberikan fasilitas job training bagi siswa lembaga diklat. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Permasalahan 1. Permasalahan Berikut ini beberapa permasalahan di yang dihadapi dalam usaha pengembangan a. b. c. d. kepariwisataan Kabupaten Cianjur (hambatan-

hambatannya), terdiri dari (Dishubpar Cianjur, 2006) : Terbatasnya tenaga pelaksana teknis Pariwisata di Lapangan. Kurangnya dukungan dan kesadaran masyarakat terhadap pengembangan pembangunan pariwisata. Infrastruktural menuju obyek wisata masih kurang memadai. Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Kepariwisataan mendapat hambatan karena obyek retribusi menganggap bahwa sesuai dengan sifat retribusi timbal balik dari pembayaran retribusi tidak dapat diarahkan langsung serta obyek retribusi mengeluhkan terlalu banyak upah pungutan retribusi. e. Kurangnya dukungan dari Dinas / Instansi lain. Selain permasalahan yang telah dikemukakan tersebut, masih terdapat permasalahan yang cukup menghambat dalam usaha pelaksanaan program pengembangan pariwisata di Kabupaten Cianjur, yang meliputi : a. Permasalahan di dalam (intern) Kantor Pariwisata, dimana permasalahannya berupa :

41 Kurangnya staf ahli di bidang pariwisata (yang statusnya sebagai PNS Kabupaten Cianjur), hal ini menyebabkan kurang efektif dan efisiennya proses pengembangan pariwisata di Kabupaten Cianjur. Kinerja pengelolaan terhadap obyek wisata (daerah tujuan wisata) yang dilaksanakan oleh Kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata, khususnya di obyek wisata Tirta Jangari, kurang optimal pelaksanaannya. Hal tersebut dikarenakan adanya sengketa lahan kajian pengelolaan dalam proses HGU (Hak Guna Usaha lahan) oleh PT Cikencreng dalam pengusahaan lahan untuk perkebunan karet, sehingga model pengelolaan dan pengembangan Obyek Wisata Tirta Jangari hasil kerjasama dengan pihak konsultan pariwisata terbengkalai dan hanya sebagai model. b. c. d. Masih kurangnya minat investor swasta dalam mengembangkan obyek wisata atau tempat rekreasi di Kabupaten Cianjur. Belum seluruhnya potensi pariwisata dapat dikunjungi oleh wisatawan karena perlu penataan yang lebih baik. SK Bupati Cianjur No. 29 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Perda Nomor 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, pada bagian pembagian hasil pemungutan (pasal 5 ayat 1), tidak tercantum kawasan Wisata Cibodas. 2. Upaya Pemecahan Permasalahan Dari beberapa hambatan (permasalahan yang ada), disusun pula upaya pemecahan permasalahan sebagai berikut (Dishubpar Cianjur, 2006) : a. b. c. d. Mengoptimalkan tenaga teknis pariwisata di lapangan. Meningkatkan sosialisasi melalui kegiatan pengembangan kepariwisataan berdasarkan lingkungan yang berkelanjutan. Meningkatkan pelatihan pelaku industri pariwisata. Meningkatkan koordinasi dengan instansi / pihak-pihak terkait dalam hal peningkatan penyediaan sarana dan prasarana ke lokasi obyek wisata. e. Peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Kepariwisataan diusulkan untuk diregulasi / dicabut (Fakta 2006 :

42 sampai pertengahan tahun 2006, Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2001 masih tetap digunakan). Adapun beberapa pemecahan permasalahan dari permasalahan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang, yaitu : a. Untuk pemecahan permasalahan intern terdapat dua langkah sebagai berikut : Perlu adanya perekrutan pegawai negeri sipil baru yang ahli di bidang pariwisata (khususnya pengelolaan dan pengembangan pariwisata) dengan rekomendasi minimal yaitu tingkat sarjana (S1) Pariwisata. Memperjelas status kepemilikan wisata Jangari secara hukum. Untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan wisata tirta Jangari, perlu dibuat SOP (standar operating procedure) pengelolaan kawasan wisata dan peta potensi kawasan wisatanya. Serta dalam pelaksanaan pengelolaannya tetap berprinsip pada tripilar sustainable development yaitu : kelestarian ekologi, kelestarian budaya masyarakat setempat dan memberikan kontribusi terhadap sosial perekonomian masyarakat setempat. b. c. Menggali, menata dan mengembangkan seluruh potensi pariwisata, seni dan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pihak swasta dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata, seni dan budaya serta mendayagunakan setiap kegiatan kepariwisataan seni dan budaya untuk dapat bermanfaat secara menyeluruh bagi kegiatan masyarakat Kabupaten Cianjur. d. Perlu adanya revisi kebijakan SK Bupati Cianjur Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Perda Nomor 22 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, yakni mengenai pembagian hasil pemungutan di kawasan Wisata Cibodas. Praktek di Obyek-obyek Wisata Kabupaten Cianjur Kegiatan praktek kerja lapang yang dilaksanakan di beberapa lokasi wisata di Kabupaten Cianjur (terlaksana di empat lokasi wisata Cianjur), sekiranya cukup mewakili beberapa keterangan khusus mengenai beberapa sistem

43 pengelolaan kawasan wisata yang dilaksanakan di beberapa daerah tujuan wisata tersebut. Adapun beberapa obyek wisata yang dianggap cukup mewakili dalam hal perbedaan sistem pengelolaan kawasan wisatanya, sehingga kawasan wisata tersebut bisa dikatakan lebih berkembang dan maju, yaitu : Kebun Raya Cibodas Kegiatan praktek kerja lapang di Kebun Raya Cibodas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (KRC, LIPI), dilaksanakan selama satu minggu (lima hari kunjungan) yakni pada tanggal 9 Mei 2006 sampai dengan tanggal 13 Mei 2006, dengan kegiatan yang bervariasi setiap harinya. Dari beberapa kegiatan yang diikuti selama berada di lokasi KRC, LIPI, didapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan umum mengenai pengelolaan yang baik dan sistem perkantoran yang efektif dan efisien pelaksanaannya. Pengelolaan yang baik adalah pengelolaan yang dilaksanakan oleh seseorang yang ahli di bidangnya sesuai dengan SOP (standar operating procedure) yang telah disepakati, didapatkan, dipelajari dan diimplementasikan dalam lingkup organisasi dengan tetap adanya proses sosialisasi dengan rekan kantor yang lain. Begitu pula dengan sistem perkantoran yang efektif dan efisien adalah adanya pemahaman dalam pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai suatu organisasi, sehingga setiap proses penyelesaian pekerjaan difokuskan oleh seseorang yang mengemban tugas tersebut dengan tetap melibatkan orang lain apabila pekerjaan tersebut dirasakan sulit untuk dikerjakan sendiri. Selain ilmu dan wawasan tentang pengelolaan yang didapat, berikut ini beberapa kegiatan yang diikuti selama berada di kawasan KRC, LIPI, sebagai berikut : 1. Konfirmasi awal pelaksanaan praktek sekaligus wawancara Kegiatan konfirmasi sekaligus wawancara awal ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2006 pukul 08.15 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Kegiatan konfirmasi dan wawancara ini ditujukan kepada Koordinator Jasa dan Informasi KRC, LIPI, Bapak Solehuddin, S.IP. Adapun output dari kegiatan ini yaitu diijinkannya mahasiswa praktek untuk melakukan kegiatan praktek di Kebun Raya Cibodas, LIPI, dan didapatkan pula data awal sistem pengelolaan yang dilaksanakan di kawasan KRC, LIPI. Sistem pengelolaan yang diterapkan yaitu pengelolaan intensif oleh staf dan / atau pun pegawai resmi KRC, LIPI, tanpa adanya pihak luar yang terlibat, sebagai contoh, dalam pengelolaan tiket hanya dilaksanakan berdasarkan

44 SOP (standar operating procedure) KRC, LIPI yang ada, yaitu pelaksana yang bertugas mengelola tiket tidak melibatkan pihak luar dan hanya dilaksanakan oleh staff resmi Kebun Raya Cibodas. Beberapa hal mendasar yang mengharuskan pelaksanaannya sesuai SOP, adalah untuk menghindari tingkat kebocoran sistem pengelolaan kawasan baik dari aspek finansial atau pun kinerja pengelolaannya. 2. Penelusuran data Kegiatan penelusuran data dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 9 Mei 2006, 10 Mei 2006 dan tanggal 11 Mei 2006. Data yang berhasil dikumpulkan selama 3 hari yaitu berupa data kondisi umum kawasan, data pengelolaan karcis masuk KRC, LIPI, data program kerja yang terlaksana pada tahun 2004, data jumlah pengunjung tahun 2005 sebagai bahan perbandingan dengan data yang ada di Pemda, dan peta kawasan KRC, LIPI (Lampiran 7). 3. Mengikuti diskusi Nepenthes Kegiatan diskusi Nepenthes dengan pelaksana dari Divisi Nepenthes Indonesia, dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2006 pukul 09.30 sampai dengan selesai. Acara yang dilaksanakan oleh Divisi Nepenthes Indonesia kerjasama dengan KRC, LIPI ini bertempat di Guest House Medinila dengan rangkaian kegiatan terdiri dari kegiatan presentasi dan diskusi serta dilaksanakan juga implementasi pembudidayaan Nepenthes yang bertempat di rumah kaca KRC, LIPI. 4. Senam pagi bersama Kegiatan senam pagi bersama ini dilaksanakan di lapangan parkir KRC, LIPI, setiap hari Jumat pagi pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul 08.30 WIB. Agenda kegiatan olahraga senam pagi bersama ini bertujuan untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani dan sekaligus juga sebagai agenda hiburan untuk semua staff / pegawai KRC, LIPI setiap minggunya. 5. Observasi pola distribusi pengunjung Kegiatan observasi pola distribusi pengunjung dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2006 pukul 08.15 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Output kegiatan observasi pola distribusi pengunjung berupa data kedatangan pengunjung (maksimal) dan pola kepulangan pengunjung (waktu), serta pola kegiatan pengunjung. Setiap pengunjung yang datang pada akhir minggu rata-rata untuk melakukan kebaktian di beberapa lokasi

45 / lapak KRC, LIPI dengan puncak waktu kedatangan sekitar pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB, dan puncak kepulangan pengunjung sekitar pukul 13.45 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB (Observasi Lapang, 2006). Selama berada di lokasi Kebun Raya Cibodas, LIPI, pengunjung melakukan berbagai kegiatan dengan memanfaatkan lahan dan sarana yang tersedia di kawasan KRC, LIPI. Sebagai contoh kegiatan pengunjung yang dilaksanakan berupa permainan bola plastik di lapangan rumput yang telah disediakan oleh pengelola Kebun Raya Cibodas, LIPI, kegiatan makan bersama di bawah pohon yang rindang, serta kegiatan hiburan bersama berupa permainan sederhana di beberapa lokasi / lapak yang sejuk dan datar atau pun bahkan di antara pepohonan yang rindang. Kebun Raya Cibodas terletak di kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya di Jalan Cibodas, Rarahan Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas dengan jarak 17 km dari pusat Kota Cianjur. Pengelolaannya berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kebun Raya Cibodas merupakan kawasan konservasi alam / cagar alam dengan luas 125 Ha. Koleksi pepohonan langka dan tidak langka yang dimilikinya berjumlah 5.831 tanaman terdiri dari 1.206 contoh spesies, serta fauna kera dan babi hutan. Daya tarik wisata lainnya adalah Air Terjun Ciismun, Air Terjun Cibogo, rumah kaca dengan koleksi kaktus (350 spesies), anggrek (360 spesies), dan tanaman langka yang beraneka ragam, serta taman dengan air mancur. bersih dan tertata. Kebun raya yang terletak pada ketinggian 150 m dpl ini memiliki iklim yang sejuk dan lingkungan alam yang

Ireng84 Documentation

Ireng84 Documentation

(a)

(b)

Ireng84 Documentation

Ireng84 Documentation

(c)

(d)

46

Gambar 3. Fasilitas KRC, LIPI : (a) Guest House; (b) Kantin; (c) Mushola; dan (d) WC atau Toilet Sebagai obyek wisata, Kebun Raya Cibodas telah memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap dengan kondisi yang baik meliputi lahan parkir, MCK, shelter, gazebo, mesjid, ruang pertemuan, rumah kaca, sarana interpretasi dan pemandu wisata. pendidikan. mengamati Selain fungsinya sebagai tempat rekreasi, Kebun Raya Cibodas berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk penelitian dan sarana Aktivitas wisata yang dapat dilaksanakan antara lain rekreasi, koleksi tanaman, olah raga dan menikmati pemandangan

pegunungan dan hutan. Untuk mencapai lokasi, telah tersedia angkutan desa dan ojeg dengan prasarana jalan aspal berkualitas baik. Pintu gerbang utama Kebun Raya Cibodas terletak di kaki Gunung Gede Pangrango kira-kira 40 km sebelah tenggara kota Bogor, 25 km sebelah barat dari Cianjur dan terletak hanya 5 km dari Cimacan yang berada di tepi jalan raya utama yang menghubungkan Jakarta / Bogor dan Bandung lewat jalur Puncak. Lokasi Kebun Raya Cibodas dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum jurusan Cipanas Rarahan Cibodas. Pengelolaan karcis masuk KRC, LIPI. LIPI, terdapat beberapa kebijakan mendasar. Di dalam sistem ticketing di Kebijakan mendasar tersebut kawasan Kebun Raya Cibodas, LIPI, yang dilaksanakan oleh staff resmi KRC, berlaku untuk setiap rombongan instansi sekolah yang akan berkunjung ke kawasan wisata KRC, LIPI, dimana terlebih dahulu instansi sekolah yang bersangkutan telah mengajukan proposal permohonan keringanan karcis masuk, yakni satu minggu sebelum rombongan instansi sekolah tersebut melaksanakan kunjungan. Kebijakan yang diberikan oleh pengelola Kebun Raya Cibodas, LIPI, terhadap rombongan instansi sekolah adalah : 1. Anak sekolah / siswa / mahasiswa dengan jumlah yang lebih banyak (misalnya : 80 orang untuk satu bis), maka karcisnya dihitung setengahnya, yakni sekitar 40 karcis masuk (orang) ditambah dengan karcis masuk kendaraan. Kebijakan diskon setengahnya in hanya berlaku untuk usia di bawah usia dewasa.

47 2. Tarif (harga) karcis masuk yang berlaku / dikenakan pada pengunjung adalah sebagai berikut : Hari Kerja Dewasa / anak-anak Mobil Sepeda motor Rp. 4.000,- per orang Rp. 10.000,Rp. 1.000,-

Hari Minggu / Libur Dewasa / anak-anak Rp. 4.000,- per orang

Untuk hari Minggu / Libur semua jenis kendaraan dilarang memasuki kawasan Kebun Raya Cibodas.

Program kerja yang terlaksana pada tahun 2004. Kegiatan yang cukup menonjol di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, LIPI adalah : program Pendidikan lingkungan (pepeling) dan proyek pekerjaan infrastruktur (fisik) kawasan khusus KRC, LIPI yang diberikan pemerintah melalui Departemen Kimpraswil (sekarang Departemen PU). Program Pendidikan

Lingkungan (Pepeling) yang ditujukan untuk anak sekolah dan kegiatan reintroduksi tanaman asal Jawa, khususnya tanaman yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Berdasarkan informasi, bahwa program pepeling ini telah berkembang menjadi paket wisata utama (andalan) Kebun Raya Cibodas, LIPI, yang diperuntukan bagi siswa SD sampai dengan SMA. Tarif harga yang diberlakukan untuk mengikuti kegiatan pepelin