pendahuluan pkl
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1 SEJARAH SINGKAT BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun
1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen,
Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai
dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun
1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda
diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr.
Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun
pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari
Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan
pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn
pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912
dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder.
Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada
masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: di
Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi
Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan angkatan udara. Di Jakarta
dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum
dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih
oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan
oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia,
Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan
Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada
tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 1
(World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan
Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955
Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan
Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya
dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi
dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun
1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi
dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan
pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan
nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48
tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Seiring kemajuan ilmu penghetahuan dan teknologi (IPTEK) nama Badan
Meteorologi dan Geofisika mengalami perubahan tepatnya pada bulan September 2009
yang telah diresmikan oleh Bapak Presiden RI H. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
menjadi Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
1.2 VISI DAN MISI BMKG
1. Visi
TERWUJUDNYA BMKG YANG TANGGAP DAN MAMPU
MEMBERIKAN PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,
KUALITAS UDARA DAN GEOFISIKA YANG HANDAL GUNA
MENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA BERPERAN AKTIF DI TINGKAT
INTERNASIONAL
2. Misi
Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika.
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 2
Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara
dan Geofisika yang handal dan terpercaya
Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
1.3 STRUKTUR ORGANISASI BMKG
Struktur organisasi dibuat dan disusun agar pembagian tugas dan tanggung jawab
dari seluruh pegawai terlihat jelas dan terperinci. Setiap instansi atau lembaga
memiliki struktur organisasi yang berbeda. Struktur organisasi perlu mendapat
perhatian agar kegiatan operasional yang akan dilakukan para pelaksana termasuk
pimpinan dapat berjalan baik.
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 3
1.4 KAJIAN ILMIAH
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan
tugasnya, Badan Meteorologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika.
2. Koordinasi kegiatan fungsional di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara
dan Geofisika.
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
4. Penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis
serta pelayanan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
5. Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika.
6. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
1.4.1 Tugas Rutin
Tugas rutin merupakan tugas yang dilakukan setiap hari, bulan dan tahun. Tugas
rutin meliputi:
1.4.1.1 Tugas Rutin Harian
1 Pengamatan
a. Pengamatan gempa Bumi
b. Pengamatan curah hujan
c. Pengamatan variasi medan magnet Bumi dan Listrik Udara
(Lightning)
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 4
2. Analisis dan Pengolahan
a. Analisis dan pengolahan data gempa
b. Analisis dan pengolahan data medan magnet Bumi
c. Analisis dan pengolahan data hujan
d. Analisis dan Pengolahan Listrik Udara
1.4.1.2 Tugas Rutin Dasarian
a. Pembuatan Laporan Dasarian I, II, III
b. Pembuatan Laporan Dasarian data hujan
1.4.1.3 Tugas Rutin Bulanan
a. Penerimaan data gempa dari stasiun yang lain
b. Penerimaan data hujan
c. Penerimaan data medan magnet dari stasiun observasi
1.4.1.4 Tugas Rutin Tahunan
a. Pembuatan Pembuatan Laporan Umum Tahunan
b. Pembuatan Laporan Tahunan Opersional (buku buletin)
1.5 SEJARAH SINGKAT SUBBIDANG GEOMAGNET DAN LISTRIK UDARA
1. Magnet Bumi
Pengamatan Magnet Bumi di Indonesia mulai dilakukan di Jakarta pada
tahun 1866 oleh Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium, pada
pemerintahan kolonial Belanda. Sistem peralatan yang digunakan untuk
pengamatan pada saat itu masih menggunakan magnetograph foto. Pada saat ini
BMKG melakukan pengamatan fenomena kemagnetan bumi di 5 stasiun, yaitu di
stasiun Geofisika Tangerang (1964), stasiun Geofisika Tuntungan, Medan (1980),
dan stasiun Geofisika Manado di Tondano (1990). Sedangkan 2 stasiun lainnya
baru mulai operasi akhir tahun 2006, yaitu di Stasiun Geofisika Kupang dan dan
Stasiun Geofisika bandung di Pelabuhan Ratu.
Selain melakukan pengamatan magnet bumi secara stasioner, BMKG juga
melakukan pengamatan magnet bumi secara berkala di titik-titik tertentu yang
disebut sebagai repeat stations, setiap 5 (lima) tahun sekali. Jumlah repeat station
saat ini ada 53 titik. Hasil pengukuran ini digunakan untuk memperbaruhi peta
kemagnetan bumi dan memetakan perubahannya dalam kurun waktu 5 tahun. Peta
magnet bumi yang terakhir diperbarui pada tahun Epoch 2005.0
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 5
Gambar 1.3 Peta stasiun geomagnet di Indonesia
2. Listrik Udara
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Indonesia
terletak di daerah katulistiwa yang panas dan lembab, mengakibatkan terjadinya
hari guruh (IKL=isokronic Level) yang sangat tinggi dibanding daerah lainnya
(100-200 hari pertahun), bahkan daerah Cibinong sempat tercatat pada Guiness
Book of Record 1988, dengan jumlah 322 petir pertahun. Kerapatan petir di
Indonesia juga sangat besar yaitu 12/km2/tahun yang berarti setiap luas area 1 km2
berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Energi
yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours.
Untuk mengurangi dampak akibat sambaran petir, maka perlu data tingkat
kerawanan terhadap petir, sehingga dapat dibangun sistem perlindungan terhadap
petir yang sesuai system peralatan, bangunan, atau yang dapat menjadi sasaran
samabaran peti. Salah satu data tingkat kerawanan petir adalah peta isocronic
level.
1.5.1 Tugas Rutin
1.5.1.1 Tugas Rutin Harian
a. Pangamatan
1. Pengamatan Variasi Magnet Bumi Harian. Besaran medan magnet
bumi yang terdiri dari komponen Horizotal ( H ), Vertikal ( Z ),
total ( F ), deklinasi ( D ) dan inklinasi (I) selalu berubah
tergantung dengan kondisi sunspot.
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 6
2. Pengamatan listrik udara atau petir ( ligthning ) telah dilakukan di
beberapa stasiun Geofisika seperti: Manado, Kotabumi, Kupang
dan Jayapura.
b. Analisis dan Pengolahan
1. Analisis dan Pengolahan data medan magnet
2. Analisis dan Pengolahan data Listrik Udara
c. Pemeliharaan
Periksa alat-alat pengukuran seperti PPM (Proton Precession
Magnetometer) dan Declination Inclination Magnetometer (DIM)
1.5.1.2 Tugas Rutin Dasarian
a. Memberikan pelayanan jasa magnet bumi dan listrik udara
b. Pengamatan fenomena kemagnetan
c. Mengolah data - data magnet dari sutau kejadian.
d. Menerima dan mengolah data dari stasiun geofisika yang lain dari
lima stasiun geofisika yang ada.
1.5.1.3 Tugas Rutin Bulanan
a. Pengamatan magnet bumi
b. Merekap data medan magnet dari suatu kejadian
c. Analisis dan Pengolahan data medan magnet
d. Pengamatan fenomena magnet bumi secara stasioner
1.5.1.4 Tugas Rutin Tahunan
a. Pembuatan Buletin magnet dari lima stasiun
b. Melakukan pengukuran epoch (setiap 5 (lima) tahun sekali)
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 7
1.5.2 Pelayanan Jasa dan pemberi Informasi (Sub Bidang Magnet Bumi dan
Listrik Udara)
1. Mengikuti penyusunan Peta Standar Anomali Magnit Bumi dan gaya berat di
PPGL
2. Pelayanan data magnet bumi untuk kepentingan Nasional dan Internasional
3. Pelayanan Data Hari Guruh
4. Merencanakan survey Epoch setiap lima tahun sekali
1.6 DESKRIPSI SINGKAT
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan adalah mengolah data medan magnet Bumi yang
diperoleh dari kejadian Gerhana Matahari Cincin dan total pada tanggal 15 Januari dan 12
Juli 2010. Kemudian, data tersebut diolah dengan memakai tiga program yaitu gdasview,
excel dan matlab. Output data (dalam Matlab) berupa grafik dianalisis perubahan
anomalinya.
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 8
II. TEORI DASAR
II.1 Medan Magnetik Bumi
Medan magnet bumi adalah medan yang diakibatkan oleh kekuatan medan kutub
magnet bumi yang tumbuh karena perputaran bumi pada porosnya dan oleh adanya
pengaruh matrilineal ( besi ) pada inti bumi. Medan magnet utama disebabkan oleh
pengaruh rotasi bumi itu sendiri sehingga material magnetis di inti bumi seperti FeO1,
Fe2O3, MgO, CaO dan SiO2 akan termagnetisasi akibat perputaran bumi pada porosnya
( arus konveksi ) dalam inti bumi sehingga medan magnet bumi tidak tetap, tetapi selalu
mengalami perubahan setiap waktu. Perubahan nya relatif kecil, lambat dan tidak sama
karena merupakan medan vektor maka dapat diuraikan ke dalam komponen horizontal
( H ) dan komponen vertikal ( Z ).
Medan magnet bumi selain tidak tetap juga mengalami gangguan baik yang
teratur maupun yang tidak teratur. Penyebab gangguan medan magnet bumi yang paling
dominan berasal dari aktifitas matahari. Matahari merupakan bola gas yang berpijar
sehingga keadaannya tidak tetap kadang – kadang terjadi bintik hitam matahari, lidah api
matahari dan gumpalan matahari. Pengaruh medan luar terhadap medan magnet bumi
besarnya sekitar 1%, arus yang terjadi berawal dari proses ionisasi gas oleh partikel
elektromagnetik terutama sinar ultraviolet yang berasal dari matahari.
Intensitas medan magnetik total di permukaan Bumi selalu mengalami perubahan
terhadap waktu. Perubahan medan magnetik total Bumi dapat terjadi dalam waktu yang
relatif singkat atau lama.
Beberapa jenis perubahan medan magnetik Bumi adalah:
II.1.1 Variasi Sekuler (secular variation)
Perubahan medan magnet Bumi akibat perubahan medan magnet utamanya.
Faktor-faktornya antara lain adalah berubahnya posisi kutub magnet Bumi.
Perubahan ini termasuk dalam gambaran medan harmonik dengan menambahkan
waktu derivative pada koefisien untuk gambaran IGRF (The International
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 9
Geomagnetic Reference Field). Variasi sekuler merupakan perubahan medan
magnet bumi yang relative singkat (lambat) (IAGA,1996).
II.1.2 Variasi Harian (diurnal variation)
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30
gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan periode 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
Medan luar menyebabkan perubahan yang sifatnya periodik, berdasarkan
periodenya dapat dibedakan menjadi :
Variasi Harian Matahari (Solar Diurnal)
Variasi harian matahari disebabkan oleh interaksi aliran listrik antara
matahari dengan lapisan ionosfer (radiasi elektromagnetis) dan mempunyai
periode 24 jam dengan amplitudo 10-50 nT. Radiasi elektromagnetis
menyebabkan terjadinya sistem arus listrik dalam lapisan ionosfer pada
ketinggian 100 km diatas permukaan bumi. Sistem ini dapat mempengaruhi
(menguatkan / melemahkan) medan magnet utama bumi. Amplitudo variasi
harian tergantung pada lintang tempat pengamatan, pada ekuator magnet
bumi terdapat anomali variasi komponen horizontal yang disebabkan oleh
arus kuat yang mengalir dari barat ke timur pada sisi bumi yang disinari oleh
matahari yang disebut elektrojet. Dibawah garis pusat elektrojet amplitudo
variasi harian sekitar 200 nT, pada variasi ini dapat digunakan untuk
mengkoreksi harga magnetik dalam suatu ekplorasi yang menggunakan
metode magnet.
Variasi Harian Bulan (Lunar Diurnal)
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 10
H
F
Z
Y
X
D
I
Variasi harian bulan disebabkan karena adanya interaksi bulan denagn
lapisan atmosfer yang mempunyai periode 24 jam dan amplitudo 2 nT.
II.1.3 Badai magnetik (magnetic storm)
Badai magnetik merupakan gangguan medan magnet bumi secara tiba –
tiba dengan penyimpangan ( amplitudo ) mencapai 1000 ( gamma ) atau lebih.
Badai magnetik terjadi karena adanya partikel bermuatan listrik yang mencapai
permukaan bumi dalam jumalah besar beberapa jam setelah terjadinya ledakan di
sekitar sunspot yang membawa pengaruh terhadap bumi.
II.1.4 Pengukuran Medan Magnet
Untuk mengukur intensitas medan magnet digunakan magnetometer.
Intensitas dapat diuraikan dalam komponen vertikal dan horizontal. Medan
magnet bumi dan medan magnet yang ditimbulkan oleh batuan sekitar ditentukan
oleh besar dan arah vektor intensitas total F. Hubungan intensitas total dengan
komponen vertikal dan horizontal yang dapat diilustrasikan dalam sebuah kubus
di bawah ini :
Gambar 1.1.4. Kuat medan magnet F dengan komponen-komponennya, H pada bidang
horizontal, Z pada bidang vertikal. Deklinasi D (pada bidang horizontal) dan inklinasi I (pada
bidang vertikal).
Keterangan :
F = Kuat medan magnet bumi X = komponen X
H = Horizontal magnet bumi Y = komponen Y
Z = Vertikal magnet bumi
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 11
D = Deklinasi (Sudut yang terbentuk antara komponen X dengan komponen H)
I = Inklinasi (Sudut yang terbentuk antara komponen H dengan komponen F)
Hubungan secara matematis :
H = X² + Y²
X = H cos D
Y = H sin D = X tan D
Z = F sin I = H tan I
D = arc tan ( X/Y )
I = arc tan ( Z/H )
F² = X² + Y² + Z² = H² + Z²
Tingkat gangguan medan magnet bumi merupakan indikator dari aktivitas medan
magnet Bumi akibat pengaruh berbagai aktivitas gangguan, seperti aktivitas gangguan
dari permukaan matahari secara tidak lurus terhadap bumi hingga mempengaruhi medan
magnet bumi. Selain itu, ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan
dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat (flare) dapat
berpengaruh pada medan magnet Bumi.
II.2 Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil,
bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang
berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari
yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Gerhana matahari ada tiga jenis,
yaitu
o Gerhana Matahari total, pada saat kejadian gerhana diameter Bulan lebih
besar dari pada diameter Matahari sehingga Matahari bisa tertutup secara
kesuluruhan
o Gerhana Matahari cincin, terjadi apabila pada saat kejadian gerhana, diameter
Bulan lebih kecil dari diameter Matahari sehingga tidak tertutup secara
keseluruan dan membentuk sebuah cincin yang melingkar
o Gerhana Matahari sebagian, Bulan tidak presisi untuk menutupi Matahari,
sehingga Matahari terlihat sebagian
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 12
Gambar 1.2. Sketsa gerhana matahari: (A) gerhana matahari total, (B) gerhana matahari cincin
dan (C) gerhana matahari sebagian.
II.3 Aktivitas Matahari
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada fotosfer yang membara dengan suhu
6000°C banyak terdapat noda – noda yang timbul akibat adanya aktifitas – aktifitas
tertentu seperti :
1. Bintik Hitam Matahari
Bintik hitam matahari merupakan tempat munculnya medan magnet yang sangat
kuat. Selama bergerak permukaan bintik matahari ini memancarkan partikel –
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 13
partikel yang dapat mengganggu telekomunikasi gelombang radio di permukaan
bumi.
2. Lidah Api Matahari
Lidah api matahari yaitu loncatan bunga api matahari sejauh beberapa kilometer
dari permukaan matahari. Lidah api matahari yang disertai semburan partikel yang
dapat mencapai permukaan bumi dapat menyebabkan aurora di daerah kutub.
3. Gumpalan Matahari
Gumpalan matahari adalah bintik – bintik panas ( hotspot ) dengan diameter 700
hingga 1000 km yang dapat diamati dengan mengguanakan teleskop. Gumpalan
ini terdapat pada fotosfer yang timlbul karena adanya perbedaan suhu yang sangat
besar antara daerah panas dengan daerah dingin.
III. METODE
III.1 ALOKASI WAKTU DAN TEMPAT
Kerja Praktek (KP) mengenai Efek Gerhana Matahari Cincin Terhadap Medan
Magnet Bumi dilaksanakan pada tanggal 18 Juli sampai dengan 18 Oktober 2010 di Sub
Bidang Magnet Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta Jl. Angkasa
1 no.2 Kemayoran, Jakarta Pusat.
Adapun aktivitas yang dilakukan selama Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
No
.
Tanggal Keterangan
1. 16 Juli 2010 Mengajukan proposal PKL. Konfirmasi dengan Sub
Bagian Geopotensial. Geomagnet
2. 18 Juli 2010 Ramah Tamah dengan Kepala Sub Bagian Magnet
Bumi dan Listrik Udara BMKG Bapak Fachrizal dan
Pembimbing Teknis Mba Ephie
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 14
3. 19 Juli 2010 Pengenalan alat yang digunakan untuk mengukur
Kuat Medan Magnet Bumi (F), Deklinasi (D),
Inklinasi (I), Komponen Vertikal (Z) dan Komponen
Horizontal (H) yang terdiri atas Proton Precession
Magnetometer (PPM) . Mengambil data Magnet
Gerhana matahari cincin Kupang dan pelabuan ratu
4. 20 -24 Juli 2010 Mengolah data magnet gerhana matahari Kupang
dan Pelabuan ratu
5. 25 Juli – 13 Sep
2010
Cuti KKN
6. 13 September 2010 Menambah data magnet Gerhana matahari total
7. 16- 20 September
2010
Mengolah data medan magnet Kupang dan
Pelabuhan Ratu menggunakan gdasview dan excel
8. 28 September 2010 Membuat grafik medan magnet menggunakan
Matlab
9. 3 Oktober 2010 Menyusun laporan Kerja Praktek
10. 18 Oktober 2010 Presentasi laporan Kerja Praktek
III.2 METODE
Metode yang digunakan dalam Kerja Praktek ini adalah menganalisis data medan magnet
Bumi yang telah diperoleh dari stasiun Kupang dan Pelabuhan Ratu.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Menginput data Medan Magnet Bumi dari dua stasiun
Mengubah format dengan software Gdasview
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 15
Mulai
Mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan judul
Mengenal dan mempelajari teknik pengoperasian alat
Mengolah data ke dalam Microsoft Excel
Pengumpulan data
Membuat grafik di Matlab dan menganalisanya
Mengolah kedalam Microsoft Excel
Output berupa grafik perubahan medan magnet Bumi yang memuat
komponen F (kuat Medan Magnet), D (deklinasi), Z (komponen vertikal), H
(komponen horizontal), Komponen X dan Komponen Y dengan
menggunakan software Matlab
Flow Chart
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 16
PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 17