pendahuluan pkl

24
I. PENDAHULUAN I.1 SEJARAH SINGKAT BMKG Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 1

Upload: andriez-aoo

Post on 28-Jun-2015

422 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan pkl

I. PENDAHULUAN

I.1 SEJARAH SINGKAT BMKG

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun

1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen,

Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai

dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun

1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda

diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch

Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr.

Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun

pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari

Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan

pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn

pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912

dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder.

Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada

masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi

meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: di

Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi

Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan angkatan udara. Di Jakarta

dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum

dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih

oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche

Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan

oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia,

Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari

Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan

Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada

tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 1

Page 2: pendahuluan pkl

(World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan

Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955

Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan

Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya

dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen

Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi

dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun

1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi

dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan

pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan

nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen

Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48

tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Seiring kemajuan ilmu penghetahuan dan teknologi (IPTEK) nama Badan

Meteorologi dan Geofisika mengalami perubahan tepatnya pada bulan September 2009

yang telah diresmikan oleh Bapak Presiden RI H. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

menjadi Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

1.2 VISI DAN MISI BMKG

1. Visi

TERWUJUDNYA BMKG YANG TANGGAP DAN MAMPU

MEMBERIKAN PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

KUALITAS UDARA DAN GEOFISIKA YANG HANDAL GUNA

MENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEBERHASILAN

PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA BERPERAN AKTIF DI TINGKAT

INTERNASIONAL

2. Misi

Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas

udara dan Geofisika.

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 2

Page 3: pendahuluan pkl

Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara

dan Geofisika yang handal dan terpercaya

Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,

Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

1.3 STRUKTUR ORGANISASI BMKG

Struktur organisasi dibuat dan disusun agar pembagian tugas dan tanggung jawab

dari seluruh pegawai terlihat jelas dan terperinci. Setiap instansi atau lembaga

memiliki struktur organisasi yang berbeda. Struktur organisasi perlu mendapat

perhatian agar kegiatan operasional yang akan dilakukan para pelaksana termasuk

pimpinan dapat berjalan baik.

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 3

Page 4: pendahuluan pkl

1.4 KAJIAN ILMIAH

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan

tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan

tugasnya, Badan Meteorologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Meteorologi, Klimatologi,

Kualitas Udara dan Geofisika.

2. Koordinasi kegiatan fungsional di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara

dan Geofisika.

3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.

4. Penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis

serta pelayanan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.

5. Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas

Udara dan Geofisika.

6. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

1.4.1 Tugas Rutin

Tugas rutin merupakan tugas yang dilakukan setiap hari, bulan dan tahun. Tugas

rutin meliputi:

1.4.1.1 Tugas Rutin Harian

1 Pengamatan

a. Pengamatan gempa Bumi

b. Pengamatan curah hujan

c. Pengamatan variasi medan magnet Bumi dan Listrik Udara

(Lightning)

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 4

Page 5: pendahuluan pkl

2. Analisis dan Pengolahan

a. Analisis dan pengolahan data gempa

b. Analisis dan pengolahan data medan magnet Bumi

c. Analisis dan pengolahan data hujan

d. Analisis dan Pengolahan Listrik Udara

1.4.1.2 Tugas Rutin Dasarian

a. Pembuatan Laporan Dasarian I, II, III

b. Pembuatan Laporan Dasarian data hujan

1.4.1.3 Tugas Rutin Bulanan

a. Penerimaan data gempa dari stasiun yang lain

b. Penerimaan data hujan

c. Penerimaan data medan magnet dari stasiun observasi

1.4.1.4 Tugas Rutin Tahunan

a. Pembuatan Pembuatan Laporan Umum Tahunan

b. Pembuatan Laporan Tahunan Opersional (buku buletin)

1.5 SEJARAH SINGKAT SUBBIDANG GEOMAGNET DAN LISTRIK UDARA

1. Magnet Bumi

Pengamatan Magnet Bumi di Indonesia mulai dilakukan di Jakarta pada

tahun 1866 oleh Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium, pada

pemerintahan kolonial Belanda. Sistem peralatan yang digunakan untuk

pengamatan pada saat itu masih menggunakan magnetograph foto. Pada saat ini

BMKG melakukan pengamatan fenomena kemagnetan bumi di 5 stasiun, yaitu di

stasiun Geofisika Tangerang (1964), stasiun Geofisika Tuntungan, Medan (1980),

dan stasiun Geofisika Manado di Tondano (1990). Sedangkan 2 stasiun lainnya

baru mulai operasi akhir tahun 2006, yaitu di Stasiun Geofisika Kupang dan dan

Stasiun Geofisika bandung di Pelabuhan Ratu.

Selain melakukan pengamatan magnet bumi secara stasioner, BMKG juga

melakukan pengamatan magnet bumi secara berkala di titik-titik tertentu yang

disebut sebagai repeat stations, setiap 5 (lima) tahun sekali. Jumlah repeat station

saat ini ada 53 titik. Hasil pengukuran ini digunakan untuk memperbaruhi peta

kemagnetan bumi dan memetakan perubahannya dalam kurun waktu 5 tahun. Peta

magnet bumi yang terakhir diperbarui pada tahun Epoch 2005.0

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 5

Page 6: pendahuluan pkl

Gambar 1.3 Peta stasiun geomagnet di Indonesia

2. Listrik Udara

Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Indonesia

terletak di daerah katulistiwa yang panas dan lembab, mengakibatkan terjadinya

hari guruh (IKL=isokronic Level) yang sangat tinggi dibanding daerah lainnya

(100-200 hari pertahun), bahkan daerah Cibinong sempat tercatat pada Guiness

Book of Record 1988, dengan jumlah 322 petir pertahun. Kerapatan petir di

Indonesia juga sangat besar yaitu 12/km2/tahun yang berarti setiap luas area 1 km2

berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Energi

yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours.

Untuk mengurangi dampak akibat sambaran petir, maka perlu data tingkat

kerawanan terhadap petir, sehingga dapat dibangun sistem perlindungan terhadap

petir yang sesuai system peralatan, bangunan, atau yang dapat menjadi sasaran

samabaran peti. Salah satu data tingkat kerawanan petir adalah peta isocronic

level.

1.5.1 Tugas Rutin

1.5.1.1 Tugas Rutin Harian

a. Pangamatan

1. Pengamatan Variasi Magnet Bumi Harian. Besaran medan magnet

bumi yang terdiri dari komponen Horizotal ( H ), Vertikal ( Z ),

total ( F ), deklinasi ( D ) dan inklinasi (I) selalu berubah

tergantung dengan kondisi sunspot.

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 6

Page 7: pendahuluan pkl

2. Pengamatan listrik udara atau petir ( ligthning ) telah dilakukan di

beberapa stasiun Geofisika seperti: Manado, Kotabumi, Kupang

dan Jayapura.

b. Analisis dan Pengolahan

1. Analisis dan Pengolahan data medan magnet

2. Analisis dan Pengolahan data Listrik Udara

c. Pemeliharaan

Periksa alat-alat pengukuran seperti PPM (Proton Precession

Magnetometer) dan Declination Inclination Magnetometer (DIM)

1.5.1.2 Tugas Rutin Dasarian

a. Memberikan pelayanan jasa magnet bumi dan listrik udara

b. Pengamatan fenomena kemagnetan

c. Mengolah data - data magnet dari sutau kejadian.

d. Menerima dan mengolah data dari stasiun geofisika yang lain dari

lima stasiun geofisika yang ada.

1.5.1.3 Tugas Rutin Bulanan

a. Pengamatan magnet bumi

b. Merekap data medan magnet dari suatu kejadian

c. Analisis dan Pengolahan data medan magnet

d. Pengamatan fenomena magnet bumi secara stasioner

1.5.1.4 Tugas Rutin Tahunan

a. Pembuatan Buletin magnet dari lima stasiun

b. Melakukan pengukuran epoch (setiap 5 (lima) tahun sekali)

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 7

Page 8: pendahuluan pkl

1.5.2 Pelayanan Jasa dan pemberi Informasi (Sub Bidang Magnet Bumi dan

Listrik Udara)

1. Mengikuti penyusunan Peta Standar Anomali Magnit Bumi dan gaya berat di

PPGL

2. Pelayanan data magnet bumi untuk kepentingan Nasional dan Internasional

3. Pelayanan Data Hari Guruh

4. Merencanakan survey Epoch setiap lima tahun sekali

1.6 DESKRIPSI SINGKAT

Kegiatan kerja praktek yang dilakukan adalah mengolah data medan magnet Bumi yang

diperoleh dari kejadian Gerhana Matahari Cincin dan total pada tanggal 15 Januari dan 12

Juli 2010. Kemudian, data tersebut diolah dengan memakai tiga program yaitu gdasview,

excel dan matlab. Output data (dalam Matlab) berupa grafik dianalisis perubahan

anomalinya.

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 8

Page 9: pendahuluan pkl

II. TEORI DASAR

II.1 Medan Magnetik Bumi

Medan magnet bumi adalah medan yang diakibatkan oleh kekuatan medan kutub

magnet bumi yang tumbuh karena perputaran bumi pada porosnya dan oleh adanya

pengaruh matrilineal ( besi ) pada inti bumi. Medan magnet utama disebabkan oleh

pengaruh rotasi bumi itu sendiri sehingga material magnetis di inti bumi seperti FeO1,

Fe2O3, MgO, CaO dan SiO2 akan termagnetisasi akibat perputaran bumi pada porosnya

( arus konveksi ) dalam inti bumi sehingga medan magnet bumi tidak tetap, tetapi selalu

mengalami perubahan setiap waktu. Perubahan nya relatif kecil, lambat dan tidak sama

karena merupakan medan vektor maka dapat diuraikan ke dalam komponen horizontal

( H ) dan komponen vertikal ( Z ).

Medan magnet bumi selain tidak tetap juga mengalami gangguan baik yang

teratur maupun yang tidak teratur. Penyebab gangguan medan magnet bumi yang paling

dominan berasal dari aktifitas matahari. Matahari merupakan bola gas yang berpijar

sehingga keadaannya tidak tetap kadang – kadang terjadi bintik hitam matahari, lidah api

matahari dan gumpalan matahari. Pengaruh medan luar terhadap medan magnet bumi

besarnya sekitar 1%, arus yang terjadi berawal dari proses ionisasi gas oleh partikel

elektromagnetik terutama sinar ultraviolet yang berasal dari matahari.

Intensitas medan magnetik total di permukaan Bumi selalu mengalami perubahan

terhadap waktu. Perubahan medan magnetik total Bumi dapat terjadi dalam waktu yang

relatif singkat atau lama.

Beberapa jenis perubahan medan magnetik Bumi adalah:

II.1.1 Variasi Sekuler (secular variation)

Perubahan medan magnet Bumi akibat perubahan medan magnet utamanya.

Faktor-faktornya antara lain adalah berubahnya posisi kutub magnet Bumi.

Perubahan ini termasuk dalam gambaran medan harmonik dengan menambahkan

waktu derivative pada koefisien untuk gambaran IGRF (The International

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 9

Page 10: pendahuluan pkl

Geomagnetic Reference Field). Variasi sekuler merupakan perubahan medan

magnet bumi yang relative singkat (lambat) (IAGA,1996).

II.1.2 Variasi Harian (diurnal variation)

Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar

bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran

arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel

terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat

menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30

gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya

berkisar 2 gamma dengan periode 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan

interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).

Medan luar menyebabkan perubahan yang sifatnya periodik, berdasarkan

periodenya dapat dibedakan menjadi :

Variasi Harian Matahari (Solar Diurnal)

Variasi harian matahari disebabkan oleh interaksi aliran listrik antara

matahari dengan lapisan ionosfer (radiasi elektromagnetis) dan mempunyai

periode 24 jam dengan amplitudo 10-50 nT. Radiasi elektromagnetis

menyebabkan terjadinya sistem arus listrik dalam lapisan ionosfer pada

ketinggian 100 km diatas permukaan bumi. Sistem ini dapat mempengaruhi

(menguatkan / melemahkan) medan magnet utama bumi. Amplitudo variasi

harian tergantung pada lintang tempat pengamatan, pada ekuator magnet

bumi terdapat anomali variasi komponen horizontal yang disebabkan oleh

arus kuat yang mengalir dari barat ke timur pada sisi bumi yang disinari oleh

matahari yang disebut elektrojet. Dibawah garis pusat elektrojet amplitudo

variasi harian sekitar 200 nT, pada variasi ini dapat digunakan untuk

mengkoreksi harga magnetik dalam suatu ekplorasi yang menggunakan

metode magnet.

Variasi Harian Bulan (Lunar Diurnal)

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 10

Page 11: pendahuluan pkl

H

F

Z

Y

X

D

I

Variasi harian bulan disebabkan karena adanya interaksi bulan denagn

lapisan atmosfer yang mempunyai periode 24 jam dan amplitudo 2 nT.

II.1.3 Badai magnetik (magnetic storm)

Badai magnetik merupakan gangguan medan magnet bumi secara tiba –

tiba dengan penyimpangan ( amplitudo ) mencapai 1000 ( gamma ) atau lebih.

Badai magnetik terjadi karena adanya partikel bermuatan listrik yang mencapai

permukaan bumi dalam jumalah besar beberapa jam setelah terjadinya ledakan di

sekitar sunspot yang membawa pengaruh terhadap bumi.

II.1.4 Pengukuran Medan Magnet

Untuk mengukur intensitas medan magnet digunakan magnetometer.

Intensitas dapat diuraikan dalam komponen vertikal dan horizontal. Medan

magnet bumi dan medan magnet yang ditimbulkan oleh batuan sekitar ditentukan

oleh besar dan arah vektor intensitas total F. Hubungan intensitas total dengan

komponen vertikal dan horizontal yang dapat diilustrasikan dalam sebuah kubus

di bawah ini :

Gambar 1.1.4. Kuat medan magnet F dengan komponen-komponennya, H pada bidang

horizontal, Z pada bidang vertikal. Deklinasi D (pada bidang horizontal) dan inklinasi I (pada

bidang vertikal).

Keterangan :

F = Kuat medan magnet bumi X = komponen X

H = Horizontal magnet bumi Y = komponen Y

Z = Vertikal magnet bumi

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 11

Page 12: pendahuluan pkl

D = Deklinasi (Sudut yang terbentuk antara komponen X dengan komponen H)

I = Inklinasi (Sudut yang terbentuk antara komponen H dengan komponen F)

Hubungan secara matematis :

H = X² + Y²

X = H cos D

Y = H sin D = X tan D

Z = F sin I = H tan I

D = arc tan ( X/Y )

I = arc tan ( Z/H )

F² = X² + Y² + Z² = H² + Z²

Tingkat gangguan medan magnet bumi merupakan indikator dari aktivitas medan

magnet Bumi akibat pengaruh berbagai aktivitas gangguan, seperti aktivitas gangguan

dari permukaan matahari secara tidak lurus terhadap bumi hingga mempengaruhi medan

magnet bumi. Selain itu, ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan

dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat (flare) dapat

berpengaruh pada medan magnet Bumi.

II.2 Gerhana Matahari

Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari

sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil,

bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang

berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari

yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Gerhana matahari ada tiga jenis,

yaitu

o Gerhana Matahari total, pada saat kejadian gerhana diameter Bulan lebih

besar dari pada diameter Matahari sehingga Matahari bisa tertutup secara

kesuluruhan

o Gerhana Matahari cincin, terjadi apabila pada saat kejadian gerhana, diameter

Bulan lebih kecil dari diameter Matahari sehingga tidak tertutup secara

keseluruan dan membentuk sebuah cincin yang melingkar

o Gerhana Matahari sebagian, Bulan tidak presisi untuk menutupi Matahari,

sehingga Matahari terlihat sebagian

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 12

Page 13: pendahuluan pkl

Gambar 1.2. Sketsa gerhana matahari: (A) gerhana matahari total, (B) gerhana matahari cincin

dan (C) gerhana matahari sebagian.

II.3 Aktivitas Matahari

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada fotosfer yang membara dengan suhu

6000°C banyak terdapat noda – noda yang timbul akibat adanya aktifitas – aktifitas

tertentu seperti :

1. Bintik Hitam Matahari

Bintik hitam matahari merupakan tempat munculnya medan magnet yang sangat

kuat. Selama bergerak permukaan bintik matahari ini memancarkan partikel –

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 13

Page 14: pendahuluan pkl

partikel yang dapat mengganggu telekomunikasi gelombang radio di permukaan

bumi.

2. Lidah Api Matahari

Lidah api matahari yaitu loncatan bunga api matahari sejauh beberapa kilometer

dari permukaan matahari. Lidah api matahari yang disertai semburan partikel yang

dapat mencapai permukaan bumi dapat menyebabkan aurora di daerah kutub.

3. Gumpalan Matahari

Gumpalan matahari adalah bintik – bintik panas ( hotspot ) dengan diameter 700

hingga 1000 km yang dapat diamati dengan mengguanakan teleskop. Gumpalan

ini terdapat pada fotosfer yang timlbul karena adanya perbedaan suhu yang sangat

besar antara daerah panas dengan daerah dingin.

III. METODE

III.1 ALOKASI WAKTU DAN TEMPAT

Kerja Praktek (KP) mengenai Efek Gerhana Matahari Cincin Terhadap Medan

Magnet Bumi dilaksanakan pada tanggal 18 Juli sampai dengan 18 Oktober 2010 di Sub

Bidang Magnet Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta Jl. Angkasa

1 no.2 Kemayoran, Jakarta Pusat.

Adapun aktivitas yang dilakukan selama Kerja Praktek adalah sebagai berikut:

No

.

Tanggal Keterangan

1. 16 Juli 2010 Mengajukan proposal PKL. Konfirmasi dengan Sub

Bagian Geopotensial. Geomagnet

2. 18 Juli 2010 Ramah Tamah dengan Kepala Sub Bagian Magnet

Bumi dan Listrik Udara BMKG Bapak Fachrizal dan

Pembimbing Teknis Mba Ephie

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 14

Page 15: pendahuluan pkl

3. 19 Juli 2010 Pengenalan alat yang digunakan untuk mengukur

Kuat Medan Magnet Bumi (F), Deklinasi (D),

Inklinasi (I), Komponen Vertikal (Z) dan Komponen

Horizontal (H) yang terdiri atas Proton Precession

Magnetometer (PPM) . Mengambil data Magnet

Gerhana matahari cincin Kupang dan pelabuan ratu

4. 20 -24 Juli 2010 Mengolah data magnet gerhana matahari Kupang

dan Pelabuan ratu

5. 25 Juli – 13 Sep

2010

Cuti KKN

6. 13 September 2010 Menambah data magnet Gerhana matahari total

7. 16- 20 September

2010

Mengolah data medan magnet Kupang dan

Pelabuhan Ratu menggunakan gdasview dan excel

8. 28 September 2010 Membuat grafik medan magnet menggunakan

Matlab

9. 3 Oktober 2010 Menyusun laporan Kerja Praktek

10. 18 Oktober 2010 Presentasi laporan Kerja Praktek

III.2 METODE

Metode yang digunakan dalam Kerja Praktek ini adalah menganalisis data medan magnet

Bumi yang telah diperoleh dari stasiun Kupang dan Pelabuhan Ratu.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

Menginput data Medan Magnet Bumi dari dua stasiun

Mengubah format dengan software Gdasview

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 15

Page 16: pendahuluan pkl

Mulai

Mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan judul

Mengenal dan mempelajari teknik pengoperasian alat

Mengolah data ke dalam Microsoft Excel

Pengumpulan data

Membuat grafik di Matlab dan menganalisanya

Mengolah kedalam Microsoft Excel

Output berupa grafik perubahan medan magnet Bumi yang memuat

komponen F (kuat Medan Magnet), D (deklinasi), Z (komponen vertikal), H

(komponen horizontal), Komponen X dan Komponen Y dengan

menggunakan software Matlab

Flow Chart

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 16

Page 17: pendahuluan pkl

PKL BMKG GEOPOTENSIAL GEOMAGNET – FISIKA UIN JAKARTA 2010 17