pindekas
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN HASIL PERKEBUNAN
SELAI KACANG
(Arachis hypogaea L. Merr)
Oleh :
Nama : Anugrah Akhirut TasyrikNRP : 113020090Kelompok : DMeja : 3 (Tiga)Tanggal Praktikum : 25 April 2014Asisten : Mugni Srinova
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2014
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan (2)
TujuanPercobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh
lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mengkonsumsi satu ons kacang
tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang
tanah mengandung omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan omega 9
yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18
gram omega 3 dan 17 gram omega 9. Maka dari itu pengolahan kacang jadi
mentega sangat menambah nilai guna dan nilai jual dari produk kacang.
Selai kacang merupakan jenis makanan berbentuk pasta yang digunakan
sebagai bahan pencampur roti tawar, dibuat dari kacang tanah. Jenis makanan ini
sudah banyak beredar di pasaran dan cukup digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pembuatan selai kacang tidak begitu sulit dan peralatan yang digunakan sangat
sederhana. Proses pebuatannya meliputi penyiapan bahan baku (kacang tanah
jenis dan kualitasnya baik), pengeringan dapat dilakukan dengan cara
penyanggraian atau dioven, pemisahan kulit ari, penghancuran atau diblender,
perebusan dan penambahan gula, garam dan penstabil emulsi. Selai kacang
selanjutnya sudah dapat dimasukkan ke dalam wadah. Selai kacang bisa juga
dibuat dari kacang almond, kacang mede dan hazelnut (Hengky, 2010)
Selai kacang atau mentega kacang (peanut butter) adalah makanan dibuat
dari kacang tanah yang disangrai dan dihaluskan setelah diberi gula dangaram.
Selai kacang dijual dalam kemasan toples plastik atau gelas dengan berbagai
macam variasi rasa. Jenis selai kacang yang halus disebut creamy atau smooth,
sedangkan selai kacang yang ditambah kacang tanah yang digiling kasar
disebut crunchy. Variasi lain berupa selai kacang dicampur coklat dan honey
roasted yang mengandung madu. Di Indonesia, selai kacang juga dikenal
sebagai Pindakas yang berasal dari bahasa Belanda pindakaas (keju kacang).Selai
kacang merupakan makanan populer di seluruh dunia, sedangkan di Eropa selai
kacang bersaingan dengan selai hazelnut mereknutella. Selai kacang digunakan
sebagai olesan roti, permen rasa kacang, dan perasa pada kue kering rasa kacang
(Anonim, 2014).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pembuatan selai kacang adalah untuk untuk diversifikasi
produk olahan kacang, menaikan nilai ekonomis, menambah ragam konsumsi,
memperpanjang umur simpan dan mengetahui cara pembutan selai.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pembuatan selai kacang berdasarkan penghancuran dan
pencampuran dari bahan selai sehingga mengalami pembentukkan struktur yang
memiliki konsentrasi agak kental.
II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Bahan Percobaan yang Digunakan, (2)
Alat Percobaan yang Digunakan dan (3) Metode Percobaan
1.1. Bahan Percobaan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain kacang tanah,
gula halus, margarine, telur.
1.2. Alat Percobaan yang Digunakan
Alat-alat yang digunkan dalam percobaan ini antara lain kompor,
timbangan, baskom, piring, sendok, plastik sampel, penggorengan, mixer, seset,
susuk, ulekan, jar, gelas kimia.
1.3. Metode Percobaan
Kacang Tanah Penyangraian Pendinginan dan pengulitan
Pemasakan Pencampuran Penghancuran dan penghalusan
Pengemasan Selai kacang
Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Selai Kacang
Penyangraian
Kacang Tanah
Penghancuran dan penghalusan
Penghancuran dan penghalusan
Air
Pemasakan
Kulit
Pencampuran
Selai Kacang
Gula halus, margarin
Pengemasan
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Selai Kacang
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Hasil Percobaan dan (2) Pembahasan
1.1. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan terhadap pembuatan selai kacang yang telah
dilakukan maka didapat hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan selai kacang
No. Analisa Hasil1. Nama Produk Selai Kacang2. Basis 200 gram3. Bahan Utama Kacang tanah4. Bahan Tambahan Telur, gula halus, margarin5. Berat Produk 156,7 gram6. Organoleptik
6.1. Warna6.2. Aroma6.3. Tekstur 6.4. Rasa6.5. Kenampakkan
Coklat mudaKacang tanah Semi padatManis Menarik
7. Gambar Produk
(Sumber: Kelompok D, Meja 3, 2014)
1.2. Pembahasan
Pada pembuatan selai kacang digunakan bahan bahan penunjang yang
mempengaruhi sifat produk selai kacang. Bahan penunjang antara lain gula yang
berfungsi sebagai pemberi rasa manis, menaikkan tingkat viskositas dan juga
memperpanjang umur simpan dari produk selai karena sifat gula juga sebagai
pengawet. Margarin berfungsi sebagai bahan yang memperkuat jaringan diantara
campuran bahan-bahan yang digunakan.
Olahan kacang menjadi selai kacang menghasilkan sifat organoleptik berupa
warna coklat muda, rasa kacang, aroma kacang, tekstur berminyak dan
kenampakan yang menarik.
Pada proses pengolahan selai kacang terdapat tahapan pembuatan selai
kacang terdiri dari tahap penyangraian, pendinginan dan pengulitan,
penghancuran dan penghalusan, pencampuran, pemasakan, pengemasan.
Penyangraian adalah proses pengeringan yang relatif cepat. Kadar air
kacang tanah akan menyusut dari 5% menjadi 0,5%. Pengurangan kandungan air
ini dibarengi dengan keluarnya minyak dari permukaan kotiledon. Minyak kacang
ini keluar melalui sitoplasma sehingga sitoplasma menjadi bebas dari minyak
(Anonim, 2014)
Tahap penyangraian kacang tanah dipanaskan pada 320°C (160 °C) dan
ditahan pada suhu ini selama 40 sampai 60 menit untuk mencapai tingkat
kematangan yang tepat. Semua kacang-kacangan harus seragam dalam
pengadukan saat penyangraian. Pada tahap ini terjadi pengurangan kadar air pada
kacang tanah. Saat memasak selesai. Pada waktu memasak yang tepat selesai,
kacang goreng dikeluarkan dari panas secepat mungkin untuk menghentikan
memasak dan menghasilkan produk yang seragam (Anonim, 2012).
Di dalam tahap pendinginan ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengupasan kulit ari kacang dan untuk mencegah perubahan warna kacang tanah
menjadi lebih gelap sehingga kualitas warna dan aroma tetap terjaga serta juga
menjaga kualitas rasa dari proses penyangraian tersebut (Anonim, 2014).
Pengupasan Kulit Ari, tahap pengupasan kulit ari dilakukan dengan cara
menggesek-gesekan, ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya rasa pahit
serta memperbaharui penampilan produksi mentega kacang tanah agar lebih
menarik (Anonim, 2014).
Penggilingan/penghalusan, Tahap ini merupakan tahap yang kritis dimana
penggilingan disamping bertujuan untuk menghancurkan kacang tanah menjadi
bentuk pasta, ternyata juga sangat berdampak terhadap stabilitas emulsi mentega
yang terbentuk. Perlu diperhatikan bahwa semakin kecil ukuran partikel pasta
akan semakin stabil emulsi mentega yang terbentuk. Untuk menjaga stabilitas,
disamping faktor ukuran partikel pasta, maka selama penggilingan sering
ditambah dengan bahan pembantu seperti zat pengawet, emulsifier (CMC)
sebanyak 5,5%, gula dan garam (Anonim, 2014)
Kulit kacang tanah yang baru matang dibuang dengan cara menggesek-
gesek, kemudian diulek menjadi butiran-butiran kecil dan diteruskan dengan
pencampuran dengan menggunakan mixer yang sebelumnya dibuat adonan dari
campuran garam, gula, selai, dan emulsifier/telur. Pencampuran I ini dilakukan
agar minyak tidak keluar. Mentega kacang campuran tradisional biasanya tidak
mengandung emulsifier, akibatnya minyak keluar dari selai yang telah disimpan
beberapa lama. Selai kacang tanpa emulsifier harus disimpan di dalam lemari es
agar minyak tidak keluar (Davecurlee, 2010).
Penambahan bahan pengemulsi agar minyak tidak keluar dari selai kacang
ternyata dapat menambah cita rasa. Selai kacang dengan resep baru ini ternyata
lebih lembut dan bisa disimpan lebih lama (Davecurlee, 2010)
Sebelum dilakukan pengisian botol yang digunakan sebagai pengemas
disterilisasi terlebih dahulu. Botol dicuci bersih dan direndam selama 30 menit
dalam wadah yang berisi air yang telah ditambahkan klor sebanyak 5 – 10 ppm.
Kemudian botol dan tutup botol direbus sampai mendidih lalu dikeringkan dalam
oven. Selanjutnya dilakukan pengisian selai ke dalam botol, selai diisi sampai 2
cm di bawah mulut botol, lalu ditutup (Anonim, 2014)
Pengemasan, selai kacang stabil secara otomatis dikemas dalam botol,
ditutup, dan diberi label. Karena kemasan yang tepat merupakan faktor utama
dalam mengurangi oksidasi (tanpa oksigen oksidasi tidak dapat terjadi), produsen
menggunakan kemasan vakum (Anonim, 2012).
Mekanisme pembuatan selai kacang adalah pertama kacang dilakukan
proses penyangraian, perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik yaitu kacang
menjadi setengah matang dan mudah dihancurkan pada proses selanjutnya,
Kemudian penghancuran, dimana kacang mengalami perubahan fisik menjadi
bubur kacang. Terakhir adalah proses pemasakan sekaligus pencampuran dengan
bahan-bahan penunjang. Perubahan fisik yang terjadi adalah kacang menjadi
berubah warna menjadi cokelat, tekstur sedikit lengket karena pengaruh gula,
Perubahan kimia berupa menaiknya nilai gizi dari kacang karena dicampur
dengan bahan-bahan lain.
Penambahan bahan-bahan pada pembuatan selai kacang memiliki fungsinya
masing-masing.
Penambahan gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan rasa manis
meskipun sifat ini sangatlah penting. Jadi, gula bersifat untuk menyempurnakan
rasa asam, cita rasa juga memberikan kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula,
memiliki kemampuan mengurangi kelembaban relatif (ERH) dan daya mengikat
air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan
(Buckle, et al, 1987).
Gula digunakan dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-
produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk dalam
pembuatan selai, jeli, marmalade, sari buah pekat, buah-buahan bergula dan madu.
Supaya terbentuk gel pektin kadar gula yang tinggi dan asam harus ada dalam
poduk selai dan jeli. Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam selai dan jeli juga
menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula menurunkan ERH
(Buckle, et al, 1987).
Sukrosa memiliki tingkat kemanisan 3 kali dari kemanisan dekstrosa.
Sukrosa bisa dikombinasikan dengan madu dalam pengolahan mentega kacang
(peanut butter). Gula di dalam madu merupakan gula invert yaitu campuran antara
dekstrosa dan fruktosa. Gula ini lebih manis daripada sukrosa. Kandungan gula di
dalam madu memberikan pengaruh lebih terhadap karakteristik aroma mentega
kacang daripada komponen-komponen lain yang terkandung dalam madu (Weiss,
1983)
Penambahan garam pada produk tertentu dapat berfungsi untuk
meningkatkan cita rasa dari produk itu sendiri. Kebutuhan garam sebagai
pemantap cita rasa adalah sebanyak 2 – 5% dari total bahan bakunya (Anonim,
2014).
Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan
tumbuh-tumbuhan segar. Pertama-tama garam akan berperan sebagai penghambat
selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau
proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh
walau dengan kadar garam rendah sekalipun yaitu sampai 6%. Mikroorganisme
patogenik, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian pada
Streptococcus aureus dapat dihambat dengan konsentrasi garam 10 – 12%
(Buckle, et al, 1987)
Minyak kacang merupakan stabilizer yang pertama kali dikembangkan
dalam proses pembuatan mentega kacang. Pada proses pembuatan mentega
kacang, semua minyak di dalam mentega kacang, termasuk sebagai penstabil yang
berasal dari kacang tanah itu sendiri. Penggunaan minyak kacang oleh salah satu
distribusi mentega sebagai penstabil mencapai 18% dari kacang yang telah
disangrai (Weiss, 1983).
Minyak kacang tanah mengandung 76 – 82% asam lemak tidak jenuh, yang
terdiri dari 40 – 45% asam oleat dan 30 – 35% asam linoleat. Asam lemak jenuh
sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar
5%. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak.
Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan
penambahan antioksidan. Dalam minyak kacang tanah terdapat persenyawaan
tokoferol yang merupakan antioksidan alami dan efektif dalam menghambat
proses oksidasi minyak kacang tanah (Ketaren, 1986).
Emulsifier, air dan minyak merupakan cairan yang saling berbaur, tetapi
saling ingin terpisah karena mempunyai berat jenis yang berbeda. Pada suatu
emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang
terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak, bagian kedua disebut
media pendispersi yang juga dikenal sebagai continous phase, yang biasanya
terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar
butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air (Winarno, 2004).
Untuk memperoleh mutu yang baik kacang tanah harus disimpan dengan
kadar air 12 – 13%. Penyimpanan yang tidak sesuai akan menghasilkan biji
kacang tanah yang mutunya menurun akibat pertumbuhan kapang Aspergillus
flavus, kadar air tinggi, atau keberadaan insekta. Kacang tanah yang
terkontaminasi dengan aflatoksin akan mempengaruhi hasil olahan (Anonim,
2014)
Kacang tanah digolongkan dalam 3 jenis mutu: mutu I, mutu II dan mutu III
a) Syarat umum
Bebas hama penyakit.
Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya.
Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida.
Memiliki suhu normal.
b) Syarat khusus mutu kacang tanah biji (wose)
Kadar air maksimum (%): mutu I=6; mutu II=7; mutu III=8.
Butir rusak maksimum (%): mutu I=0; mutu II=1; mutu III=2.
Butir belah maksimum (%): mutu I=1; mutu II=5; mutu III=10.
Butir warna lain maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=3.
Butir keriput maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=4.
Kotoran maksimum (%): mutu I=0; mutu II=0,5; mutu III=3.
Diameter : mutu I minimum 8 mm; mutu II minimum 7 mm; mutu III
maksimum 6mm.
c) Syarat khusus mutu kacang tanah polong (gelondong)
Kadar air maksimum (%): mutu I=8; mutu=9; mutu=9.
Kotoran maksimum (%): mutu I=1; mutu II=2; mutu III=3.
Polong keriput maksimum (%): mutu I=2; mutu II=3; mutu III=4.
Polong rusak maksimum (%): mutu I=0,5; mutu II=1; mutu III=2.
Polong biji satu maksimum (%): mutu I=3; mutu II=4; mutu III=5.
Rendemen minimum (%): mutu I=65; mutu II=62,5; mutu III=60.
Tahap-tahap pada proses pembuatan pindakas tidak termasuk kedalam CCP
melainkan CP karena tidak adanya pengendalian yang dilakukan dan tidak
berpengaruh terhadap kemanan pangan. Oleh karena itu meskipun terjadi
kesalahan dalam tahap proses pembuatan pindekas tidak akan menimbulkan
adanya bahaya terhadap tubuh, melainkan adanya penyimpangan-penyimpangan
terhadap hasil akhir produk seperti kurang halusnya pada proses penggilingan
sehingga pindekas yang dihasilkan kurang maksimal.
Menurut SNI selai kacang yang baik memiliki warna, bau, dan konsistensi
yang normal sedangkan selai kacang yang dibuat dilaboratorium memiliki
konsistensi yang tidak normal. Hal ini disebabkan karena
penggilingan/pengulekan kacang yang kurang halus dan penambahan
lemak/mentega yang kurang sehingga tekstur yang dihasilkan menjadi tidak
teremulsi/tidak lembut.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) Saran
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan selai kacang disimpulkan bahwa
dengan basis seberat 200 gram dan hasil produk yang di dapat seberat 156,7 gram.
Sedangkan sifat organoleptik berupa warna coklat muda, rasa kacang, aroma
kacang, tekstur berminyak dan kenampakan yang menarik.
1.2. Saran
Berdasarkan percobaan pembuatan selai kacang sebaiknya melakukan
penimbangan bahan baku harus sesuai dengan takarannya dan pada saat
pemasakan sebaiknya api tidak terlalu besar dan waktu pemanasan juga jangan
terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Selai Kacang. http://id.wikipedia.org/wiki/Selai_kacang. Diakses: 29 April 2014
Anonim. (2012). Membuat Selai Kacang. http://usahamart.wordpress.com/. Diakses: 29 April 2014
Anonim. (2014). Mentega Kacang. http://repository.usu.ac.id/. Diakses: 30 April 2014
Buckle,K.A.,(1987). Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press.Jakarta
Davecurlee, (2010). Peanut Butter. http://www.wikipedia.com. Diakses: 30 April 2014
Hengky, irawan. (2010). Pembuatan mentega kacang tanah. http://kamiitp08.blogspot.com. Diakses: 29 April 2014
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI-Press.
Weiss, E.A. 1983. Oil Seed Crops. Logman Inc. New Cork. USA. Wynne, J.D., D.A. Emery. 1973
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Formulasi
Pindekas
Basis awal = 200 gram
Bahan utama : kacang tanah = 67,1100
x 200 = 134,2 gram
Bahan tambahan :
a. Telur = 10,91100
x 200 = 21,8 gram
b. Gula Halus = 12
100 x 200 = 18 gram
c. Margarine = 18
100 x 200 = 36 gram
% Produk = W ProdukW basis
x 100 %
= 156,7300
x 100 %
= 78,35 %
LAMPIRAN DISKUSI
1. Jelaskan mengenai prinsip pembuatan selai !
Jawab :
Selai kacang biasanya dibuat oleh dua operasi grinding. Yang pertama
mengurangi kacang ke menggiling menengah dan yang kedua untuk tekstur, baik
halus. Untuk fine grinding, jarak antara pelat adalah sekitar 0,032 inci (08
sentimeter). Penggilingan kedua menggunakan comminutor sangat kecepatan
tinggi yang memiliki tindakan kombinasi cutting-geser dan gesekan dan
beroperasi pada 9600 rpm. Penggilingan ini menghasilkan partikel yang sangat
halus dengan ukuran maksimum kurang dari 0,01 inci (0,025 cm).
Untuk membuat selai kacang chunky, kacang tanah potong kira-kira ukuran
seperdelapan dari kernel dicampur dengan selai kacang biasa, atau tidak lengkap
grinding digunakan dengan membuang tulang rusuk dari grinder.
Pada saat yang sama kacang dimasukkan ke penggiling yang akan digiling, sekitar
2 persen garam, dekstrosa, dan minyak terhidrogenasi stabilizer dimasukkan ke
penggiling dalam operasi, terus menerus horisontal, dengan sekitar akurasi plus
atau minus 2 persen, dan secara menyeluruh bubar. Kacang disimpan di bawah
tekanan konstan dari awal sampai akhir dari proses penggilingan untuk
memastikan seragam grinding dan untuk melindungi produk dari gelembung
udara. Sebuah sekrup berat feed kacang ke dalam grinder. Sekrup ini juga dapat
memberikan selai kacang deaerated ke dalam wadah dalam aliran berkelanjutan
bawah bahkan tekanan. Dari grinder, selai kacang pergi ke hopper stainless steel,
yang berfungsi sebagai pencampuran antara dan titik penyimpanan. Selai kacang
stabil didinginkan dalam silinder berpendingin berputar (disebut votator a), 170-
120 derajat Fahrenheit (76,6-48,8°C) atau kurang sebelum dikemas.
2. Adakah pengaruh signifikan dari bahan yang digunakan terhadap
kualitas selai, coba jelaskan !
Jawab :
Pengaruh signifikan sangatalah ada karena bahan yang kualitas rendah akan
menghasilkan rasa dan flavour yang kurang enak dan baik untuk dijadikan
selai.
3. Adakah cara lain yang dapat digunakan untuk memperbaiki performance
selai yang dihasilkan !
Jawab :
- Penggilingan dengan menggunakan food processor
- Penyangraian yang sempurna
- Penamabahan mentega dan emulsifier yang kualitas baik
- Penggunaan gula halus dibandingkan gula pasir