pidato ilmiah prof wawan guna

40
Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung Pidato Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung Hak cipta ada pada penulis Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung 25 Mei 2012 Balai Pertemuan Ilmiah ITB Profesor Wawan Gunawan A. Kadir GAYABERAT MIKRO 4D: PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN PENGEMBANGANNYA DI MASA DEPAN UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Majel is Guru Besar

Inst itut Teknologi Bandung

Pidato Ilmiah Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Hak cipta ada pada penulis

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

25 Mei 2012Balai Pertemuan Ilmiah ITB

Profesor Wawan Gunawan A. Kadir

GAYABERAT MIKRO 4D:

PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN

PENGEMBANGANNYA DI MASA DEPAN

UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA

BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

Page 2: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012 Hak cipta ada pada penulis70

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Pidato Ilmiah Guru Besar

Institut Teknologi Bandung25 Mei 2012

Profesor Wawan Gunawan A. Kadir

GAYABERAT MIKRO 4D:

PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN

PENGEMBANGANNYA DI MASA DEPAN

UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA

BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

Page 3: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012ii iii

GAYABERAT MIKRO 4D:

PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN PENGEMBANGANNYA

DI MASA DEPAN UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA

BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

Disampaikan pada sidang terbuka Majelis Guru Besar ITB,

tanggal 25 Mei 2012.

Judul:

GAYABERAT MIKRO 4D:

PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN PENGEMBANGANNYA

DI MASA DEPAN UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA

BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

Disunting oleh Wawan Gunawan A. Kadir

Hak Cipta ada pada penulis

Data katalog dalam terbitan

Bandung: Majelis Guru Besar ITB, 2012

vi+70 h., 17,5 x 25 cm

1. Teknologi: Geofisika Terapan 1. Wawan Gunawan A. Kadir

ISBN 978-602-8468-49-7

Hak Cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara

elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan menggunakan sistem

penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu

ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama

dan/atau denda paling banyak

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual

kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama

dan/atau denda paling banyak

7 (tujuh)

tahun Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

5

(lima) tahun Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Wawan Gunawan A. Kadir

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin memanjatkan segala puji syukur ke

hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan selama

ini, sehingga dapat berdiri dihadapan hadirin yang dimuliakan untuk

menyampaikan orasi sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban

akademik kepada masyarakat yang telah mempercayakan jabatan Guru

Besar kepada penulis. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada Majelis Guru Besar Institut

Teknologi Bandung atas kesempatan yang diberikan untuk menyampai

kan orasi berjudul

pada hari ini, Jumat

tanggal 25 Mei 2012.

Adanya perkembangan teknologi alat ukur gayaberat (gravimeter)

yang sangat cepat dengan resolusi sangat tinggi, kemudian didukung oleh

perkembangan teknologi komputasi yang luar biasa cepat, membuka

peluang untuk memperluas aplikasi metoda ini, selain untuk kepentingan

geodinamika, volkanologi, eksplorasi sumber daya bumi dll, juga dapat

digunakan untuk kepentingan monitoring dinamika fluida dalam

reservoir panas bumi, minyak dan gas bumi (aktifitas produksi dan

injeksi) serta monitoring amblesan dan perubahan muka air tanah. Dalam

tulisan ini juga akan disampaikan kontribusi penulis dalam memajukan

-

“Gayaberat (gravity) Mikro 4D: Prinsip Dasar,

Aplikasi dan Pengembangannya di masa depan untuk Monitoring

Dinamika Fluida Bawah Permukaan (Reservoir)”

Page 4: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012iv v

metoda gayaberat secara umum dan gayaberat mikro antar-waktu secara

khusus melalui kegiatan pendidikan, penelitian serta aplikasinya dalam

dunia industri minyak dan gas bumi. Selanjutnya disampaikan pula

tentang rencana, tantangan dan peluang pengembangan metoda ini ke

masa depan.

Pada kesempatan yang sangat berharga ini, penulis berharap bahwa

orasi ini dapat memberikan gambaran dan berbagi pengetahuan tentang

metoda gayaberat, sehingga hal ini juga dapat menjadi pendorong untuk

pengembangan lebih lanjut kedepan. Semoga apa yang sudah dilakukan

oleh penulis dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk

kepentingan masyarakat banyak.

Bandung, 25 Mei 2012

Wawan Gunawan A. Kadir

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

II. ANOMALI GAYABERAT BOUGUER DAN ANTAR-WAKTU

(time-lapse) ............................................................................................ 5

III. KONTRIBUSI APLIKASI DAN PENGEMBANGAN...................... 11

III.1 Amblesan dan perubahan muka air tanah .............................. 11

1. Gayaberat Mikro pada Daerah Perumahan di Jakarta

bagian Utara ............................................................................ 11

2. Analisa Kombinasi Gayaberat Mikro Antar-Waktu dan

Gradiennya .............................................................................. 17

3. Aplikasi pada Daerah Semburan Lumpur Sidoarjo .......... 27

III.2 Monitoring Dinamika fluida bawah permukaan pada

lapangan minyak dan gas ......................................................... 36

1. Gayaberat Mikro Antar-Waktu Lapangan Minyak

Talangjimar (reservoir batu pasir)......................................... 38

2. Gayaberat Mikro Antar-Waktu Lapangan Minyak

Tambun (reservoir karbonat) ................................................ 41

IV. PENGEMBANGAN GAYABERAT MIKRO 4D KEDEPAN ........... 46

V. PENUTUP ............................................................................................. 50

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55

CURRICULUM VITAE .............................................................................. 59

Page 5: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012 1

GAYABERAT MIKRO 4D:

PRINSIP DASAR, APLIKASI DAN PENGEMBANGANNYA

DI MASA DEPAN UNTUK MONITORING DINAMIKA FLUIDA

BAWAH PERMUKAAN (RESERVOIR)

1. PENDAHULUAN

Metoda geofisika saat ini telah mengalami perkembangan yang

sangat pesat sehubungan dengan adanya perkembangan teknologi

komputasi dan instrumen peralatan geofisika yang luar biasa cepat, ini

memberikan peluang dan tantangan untuk terus dikembangkan dengan

tingkat resolusi yang lebih baik lagi. Salah satu metoda geofisika itu

adalah metoda gayaberat (gravity method) dimana alat ukur gayaberat

(gravimeter) saat ini mempunyai resolusi sangat tinggi (hingga dalam

orde mikro), metodanya disebut metoda gayaberat mikro. Aplikasinya

dalam mendukung kegiatan eksplorasi sumber daya bumi dan

lingkungan juga memberikan hasil model bawah permukaan dengan

tingkat resolusi lebih tinggi.

Metoda gayaberat merupakan metoda geofisika yang cukup tua,

dimulai dengan hasil ekperimen benda jatuh bebas yg dilakukan oleh

Galileo Galilei pada tahun 1590. Kemudian dilanjutkan dengan

ditemukannya hukum Newton (Isaac Newton pada tahun 1687) tentang

gravitasi yg menyatakan bahwa gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik

antar dua massa berbanding langsung dengan perkalian dua buah massa

vi

Page 6: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 20122 3

tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik pusat

massa kedua massa tersebut. Pada abad 18 dan 19 alat ukur gayaberat

dengan menggunakan pendulum telah dikembangkan dan kemudian

diaplikasikan pertama kali secara global dalam geofisika. Misalnya,

Vening Meines (1928) melakukan pengukuran gayaberat dengan

menggunakan kapal selam diseluruh dunia termasuk di wilayah laut

Indonesia yang terkenal denganAnomali Isostasi.

Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, penemuan

lapangan minyak pertama di Nast dome, Texas, pada tahun 1928 didapat

dengan menggunakan gravimeter ‘Eotvos torsion ballance’. Dan

dilanjutkan pada tahun 1932 dengan penemuan lapangan minyak di

Cleaveland, Texas, dari survey gayaberat dengan menggunakan

gravimeter pendulum.

Dari sisi alat ukur gayaberat (gravimeter), pengembangan gravimeter

relatif oleh Worden dan LaCoste & Romberg telah menghasilkan

pengukuran gayaberat dengan akurasi hingga 0.1 mGal (1 mGal = 10

cm/dt2). Dan ini terus berkembang hingga saat ini dimana baik gravimeter

relatif dan absolut mempunyai resolusi hingga 0.001 mGal. Contoh

gravimeter relatif Lacoste & Romberg dan Scintrex diberikan pada

Gambar 1. Sedangkan gravimeter absolut pada Gambar 2.

-3

Gambar 1: Gravimeter relatif LaCoste & Romberg G 1158 dan Scintrex CG-5

Gambar 2: Gravimeter absolut A-10

Metoda gayaberat adalah metoda geofisika dimana anomali yang

diamati dipermukaan berhubungan langsung dengan kontras densitas

bawah permukaan, bentuk benda dan kedalamannnya. Sehingga suatu

peta anomali gayaberat di permukaan merefleksikan struktur geologi

bawah permukaan melalui kontras densitas batuan terhadap sekitarnya.

Page 7: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 20124 5

Dalam aplikasinya, survey gayaberat dilakukan dalam 2D (penampang)

dan 3D (peta dengan distribusi stasion dalam grid yg teratur), kemudian

dengan meningkatnya resolusi alat gravimeter hingga orde mikro-Gal

dan didukung dengan teknologi pengolahan data yg semakin maju,

survey gayaberat juga dilakukan dalam 4D dimana dimesi ke 4 adalah

waktu, anomalinya disebut sebagai anomali antar-waktu (time-lapse

anomaly).

Survey geofisika 4D saat ini telah digunakan secara luas dan menjadi

suatu metoda alternatif untuk mendukung manajemen produksi sumber

daya alam seperti hidrokarbon (minyak dan gas), panas bumi, air tanah

dll. Salah satu metoda itu adalah metoda gayaberat dan surveynya disebut

sebagai survey gayaberat mikro 4D karena anomalinya dalam besaran

mikro dan waktu sebagai dimesi ke 4.

Anomali gayaberat mikro antar-waktu merefleksikan beberapa

sumber, seperti perubahan elevasi stasion, pergerakan fluida dan

perubahan sifat fisik (densitas) di bawah permukaan. Berdasarkan

hubungan ini, banyak para peneliti mengaplikasikan metoda ini untuk

memonitor: perilaku reservoir hidrokarbon (Hare dkk, 1999; dan Santoso

dkk, 2004), perilaku reservoir lapangan panas bumi (Allis and Hund, 1986;

Fujimitsu dkk, 2000), amblesan (subsidence) tanah dan perubahan level

air tanah (Branston and Styles, 2000; Kadir dkk, 2004; dan Santoso dkk,

2006), dan sebagainya. Kemudian diketahui pula bahwa anomali

gayaberat di permukaan adalah sebagai hasil dari superposisi semua

kemungkinan sumber, misalnya dalam anomali gayaberat antar-waktu,

sumber anomali datang dari permukaan (pergerakan tanah kearah

vertikal dengan besar sekitar 3 µGal/cm) dan sumber bawah permukaan

(pergerakan fluida dan perubahan densitas dalam reservoir). Bagaimana

memisahkan masing-masing anomali telah menjadi masalah umum

dalam interpretasi. Kemudian respon anomali yang identik antara

amblesan tanah dan bertambahnya densitas juga telah menjadi masalah

lain dalam interpretasi, termasuk rendahnya resolusi model kearah

vertikal. Semua ini menjadi tantangan yang harus dihadapi para ahli

geofisika dan harus terus dilakukan penelitian-penelitian untuk

mendapatkan solusi-solusi terbaru sehingga menghasilkan estimasi

perubahan dipermukaan dan bawah permukaan (dalam reservoir) yang

lebih baik, pada akhirnya dapat mendukung dalam berbagai masalah

termasuk dalam memelihara dan meningkatkan produksi sumber daya

alam seperti minyak dan gas bumi, panas bumi , dll.

Anomali gayaberat Bouguer lengkap yang diamati dipermukaan

merefleksikan adanya perubahan denistas bawah permukaan dalam arah

horizontal dan vertikal. Harga anomali pada stasion (x,y,z) diberikan oleh:

II. ANOMALI GAYABERAT BOUGUER DAN ANTAR-WAKTU

(TIME-LAPSE)

� �g (x,y,z)=g (x,y,z)-g (x,y,z)+ah(x,y,z)-b h(x,y,z)+ch((x,y,z)B obs t B ............. (1)

Page 8: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 20126 7

dimana dan adalah gayaberat diamati dan teoritis (ellipsoid), a, b dan

c adalah koreksi untuk udara bebas (free-air), Bouguer and medan

(terrain), B adalah densiti Bouguer dan h adalah elevasi.

Dalam survey gayaberat mikro 4D, masing-masing stasion akan

diamati lebih dari satu kali pada interval waktu tertentu, sehingga jika

pengukuran dilakukan pada waktu t and t , anomali gayaberat Bouguer

stasion diberikan oleh (Kadir dkk, 2007):

(2)

dan

Anomali Bouguer antar waktu diturunkan dengan mengurangkan

Pers.(2) pada Pers.(3), dan kita dapatkan:

Dalam area dimana topografinya relatif datar, pengaruh medan (terrain,

c h) sangat kecil ( 0.79 Gal untuk perubahan elevasi 1 cm), dan itu

dapat diabaikan dari persamaan diatas.

Pers.(4) menunjukkan bahwa anomali gayaberat mikro antar waktu

akibat adanya perubahan densitas bawah permukaan (kontras densitas

pada perioda waktu t dan t ) dihasilkan setelah mengaplikasikan koreksi

udara-bebas (free-air) dan Bouguer sebagai implikasi dari perubahan

elevasi stasion. Kemudian jika tidak ada perubahan elevasi pada stasion,

maka anomalinya adalah sama dengan perbedaan antara pengamatan

g g

g (x,y,z,t )=g ( -g ( +ah -b h +ch(

obs t

B 1 obs t B

� �� �

1 2

1 2

� �x,y,z,t ) x,y,z,t ) (x,y,z,t ) (x,y,z,t ) x,y,z,t )

g (x,y,z,t )=g (x,y,z,t )-g (x,y,z,t )+ah(x,y,z,t )-b h(x,y,z,t )+ch(x,y,z,t )

g (x,y,z, t)=g (x,y,z,t )-g (x,y,z,t )+a h(x,y,z, t)-b h(x,y,z, t)

1 1 1 1 1

B obs t B

B obs obs B

� �

� � � � � � �

2 2 2 2 2 2

2

(3)

....... (4)�

gayaberat pada waktu t dan t .

Berdasarkan Pers. (4), anomali dapat dituliskan kembali menjadi sbb:

Persamaan di atas menunjukkan bahwa sumber anomali gayaberat

mikro antar-waktu, yang diturunkan dengan mengurangkan gayaberat

pembacaan pertama pada pembacaan ke dua, adalah perubahan densitas

bawah permukaan ( gB(x,y,z, t)) dan perubahan elevasi. Dari hasil

penurunan matematis, perubahan elevasi 1 cm yang diindikasikan oleh

a h(x,y,z, t) adalah sama dengan gayaberat mikro antar-waktu 3.4 Gal

(Allis and Hunt, 1986) dan mempunyai harga positif untuk amblesan

(subsidence). Sedangkan perubahan (b B h(x,y,z, t)) dari

amblesan 1 cm sama dengan gayaberat mikro antar waktu -0.79 Gal

untuk densiti Bouguer 1.94 gr/cc ( ).

Pers.(5) secara eksplisit memperlihatkan bahwa anomali gayaberat

mikro antar waktu merefleksikan adanya perubahan densitas bawah

permukaan dan pergerakan tanah ke arah vertikal (amblesan dan

pengangkatan). Kemudian anomali gayaberat mikro antar-waktu akibat

perubahan densitas bawah permukaan diberikan oleh (Kadir dkk, 2007):

1 2

B

� � � � � � � � �g(x,y,z, t)= g (x,y,z, t)-a h(x,y,z, t)+b h(x,y,z, t)

g (x,y,z,t )-g (x,y,z,t )

� B

obs obs.................... = .................................................. (5)2 1

� �

� � �

� � �

Bouguer slab

))(,,(

),,,(),,,(

0

2/3222

����

�ddd

zyx

zG

tzyxgtzyxg B

..... ...................... (6)

Page 9: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 20128 9

Persamaan ini dapat dituliskan kembali dalam bentuk persamaan

konvolusi antara fungsi Kernel’s K dan kontras densitas sbb (Kadir dkk

1996.):

................................................. (7)

Ini berarti bahwa perubahan densitas bawah permukaan (misal dalam

reservoir hidrokarbon) dapat diturunkan dari anomali gayaberat mikro

antar-waktu yang diamati dipermukaan (Gambar 3).

��

�g(x,y,z, t)=K� ���(x,y,z, t) (x,y,z, t)� �

Gambar 3: Perubahan gayaberat permukaan dan tekanan selama proses injeksi dan

produksi gas dalam reservoir pada kedalaman sekitar 600 m. Titik dan garis biru

adalah harga gayaberat sedangkan titik dan garis merah adalah tekanan dan ‘stock’

(Bate, 2005).

Dengan fakta ini, maka kita bisa mengaplikasikan metoda gayaberat

mikro antar waktu untuk berbagai kepentingan selama faktor-faktor

perubahan tersebut diatas dipenuhi, sebagai contoh aplikasi dalam

monitoring amblesan (subsidense), perubahan level air tanah, dinamika

fluida dalam reservoir hidrokarbon dan panas bumi sehubungan dengan

aktifitas produksi (produksi minyak dan gas bumi, produksi panas bumi)

dan injeksi (injeksi air, CO dan uap (steam)). Tetapi, selain kemampuan

untuk mengidentifikasi hal-hal tsb, karena anomali gayaberat mikro

antar-waktu yang diturunkan di permukaan dari dua atau lebih gayaberat

pengamatan merupakan superposisi dari semua sumber yang ada, maka

masalah untuk memisahkan sumber permukaan (subsidense) dan bawah

permukaan (perubahan muka air tanah, dinamika fluida dalam reservoir

minyak & gas bumi dan panas bumi) merupakan tantangan yang perlu

diselesaikan melalui pengembangan metoda baik dalam data akuisisi

maupun teknik pengolahan data. Disamping itu, adanya perbedaan

kandungan air pada akuifer tidak tertekan (dari permukaan hingga

kedalaman tertentu (sekitar 20-25 m)) pada musim kemarau dan musim

hujan, maka harga gayaberat mikro antar-waktu yang diturunkan dari

dua pengukuran gayaberat pada kondisi musim berbeda juga akan

dipengaruhi oleh faktor ini dimana besarnya mendekati 0.012 mGal/m.

Sehingga untuk meningkatkan rasio sinyal terhadap noise (signal to noise

ratio) dari harga gayaberat mikro antar waktu, efek dari perubahan musin

ini harus dapat diminimalisasi (Akasaka dan Nakanishi, 2000). Sebagai

contoh perubahan gayaberat akibat perbedaan musim diberikan pada

Gambar 4 dan Gambar 5.

2

Page 10: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201210 11

Gambar 4: Grafik hubungan antara curah hujan dan perubahan gayaberat mikro

diamati.

Gambar 5: Perubahan gayaberat dan perubahan muka air tanah di Bandung, yang

menunjukan adanya antara perubahan kedalaman muka air tanah dengan

perubahan respon gayaberat 13-20 hari (Takemoto dkk., 2002).

time lag

Dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa sumber perubahan

densitas bawah permukaan yang menyebabkan adanya anomali

gayaberat mikro antar-waktu adalah beda musim dimana pengukuran

dilakukan (musin hujan dan musim kemarau atau sebaliknya), perubahan

muka air tanah, penambahan dan pengurangan densitas (proses produksi

minyak, gas, panas bumi dan proses injeksi (air, uap dan CO )) dan

perubahan tekanan yang mengontrol aliran fluida dalam reservoir.

Dengan adanya multi sumber, dan juga dengan kedalaman yang berbeda-

beda, maka bagaimana melakukan identifikasi dengan baik dari masing-

masing sumber tersebut juga merupakan tantangan yang harus terus

dikembangkan, sehingga tingkat akurasi dalam interpretasi menjadi lebih

baik.

Aplikasi dan pengembangan metoda gayaberat mikro 4D untuk

identifikasi amblesan dan perubahan level air tanah, sebagai contoh

adalah survey gayaberat yang dilakukan di bagian Utara kota Jakarta

seperti diberikan pada Gambar 6. Akuisisi data gayaberat dilakukan

dalam area seluas 1 x 2 km dimana amblesan sedang berlangsung dengan

besar lebih dari 15 cm per tahun. Secara geologi, daerah ini ditutupi oleh

endapan alluvial muda yang terdiri dari "mostly silty clays , sandy clays ,

sandy silt dan clay sands . Lensa-lensa clean sand adalah tipis dan

2

III. KONTRIBUSI APLIKASI DAN PENGEMBANGAN

III.1. Amblesan dan Perubahan Muka Air Tanah

1. Gayaberat mikro 4D pada daerah perumahan di Jakarta

bagian utara.

2

" " "

" " " " " "

Bandung

Muka air tanah

Perubahan gayaberat

gravity residualm

10.8

10.6

10.4

10.2

10.0

9.8

9.6

9.4

9.2

9.0

1.0

0.0

-1.0

-2.0

-3.0

-4.0

-5.0

-6.0

-7.0

-8.0

-9.0

�Gal

Feb 00 Apr 00 Jun 00 Aug 00 Oct 00 Dec 00 Feb 00 Apr 01 Jun 01 Aug 01 Oct 01

Page 11: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201212 13

terbatas. Hampir 50% daerah survey adalah area reklamasi dengan

ketebalan rata-rata 5 m. Penampang sedimen bawah permukaan yang

diturunkan dari data sumur diberikan pada Gambar 7.

Tiga kali pengukuran gayaberat dilakukan pada Mei 2004, November

2004 dan Maret 2005 dengan spasi stasion 100 m.Anomali gayaberat mikro

antar-waktu untuk masing-masing perioda adalah peta anomali Mei-

November 2004 dan November 2004-Maret 2005 seperti diperlihatkan

pada Gambar 8.

Gambar 6: Lokasi gayaberat mikro antar-waktu di bagian utara Jakarta.

Gambar 7: Penampang sedimen bawah permukaan daerah survey diturunkan dari

data sumur.

Gambar 8: Anomali gayaberat mikro antar-waktu dalam area perumahan di Jakarta

untuk perioda : a. Mei-Nov 2004 dan b. Nov 2004-Maret 2005.

Sesuai dengan Pers.(5), anomali gayaberat mikro antar-waktu akibat

penambahan densitas (massa) bawah permukaan dan amblesan

permukaan mempunyai respons yang sama, kemudian untuk identifikasi

NorthSouth 10 m

0

-10

-20

-50

-30

-40

-60

N

Silty clays

Clay silt

Silty sand

Sandy silt

Clay sand

Sand

0 1km

Scale

Survey area

Cengkareng

Jakarta Bay

T. Priok

Gambir

P. Minggu

SurveyArea

110o

120o

Java

Jakarta

Bali

130o

Irian Jaya(Papua)

Kalimantan

Maluku

SulawesiSumatera

NatunaMalaysia

0o

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

698200 698400 698600 698800

9324200

9324400

9324600

9324800

9325000

9325200

9325400

9325600

9325800

9326000

mGal

-0.04

-0.03

-0.02

-0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.10

0.11

698200 698400 698600 698800

9324200

9324400

9324600

9324800

9325000

9325200

9325400

9325600

9325800

9326000

mGal

(a) (b)

N

0 300(m)

Page 12: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201214 15

masing-masing sumber anomali tsb dapat dilakukan dengan analisa

kombinasi pada anomali gayaberat mikro antar-waktu dan gradien

vertikalnya (Kadir et al., 2004). Dan untuk mendukung analisa ini, juga

dilakukan pengukuran amblesan dalam perioda waktu sama dengan

menggunakan theodolite NAK WILD. Peta gradien vertikal gayaberat

mikro antar-waktu dan amblesan diberikan pada Gambar 9a dan Gambar

9b.

Gambar 9.: a. Anomali gradien vertikal antar-waktu Mei-Nov 2004; b. Amblesan Mei-

Nov 2004 diturunkan dari pengukuran elevasi stasion.

Anomali gayaberat mikro antar-waktu seperti ditunjukkan oleh

Pers.(5) adalah diturunkan dengan menggunakan gayaberat pembacaan

dari akuisisi pertama (g (x,y,z,t )) pada akuisisi ke dua (g (x,y,z,t )). Jika

akuisisi data ini lebih dari dua kali, anomali gayaberat mikro antar-waktu

akan lebih dari satu. Pada kasus ini, survey gayaberat mikro digunakan

sebagai alat monitoring dimana gayaberat pengamatan dari akuisisi

pertama diasumsikan sebagai referensi.

obs 1 obs 2

Gambar 10: Gayaberat antar-waktu perioda Mei-Nov 2004 setelah dikoreksi oleh

amblesan (Kadir dkk, 2008).

Aplikasi survey gayaberat mikro antar-waktu pada daerah

perumahan, dalam mana amblesan maksimum pada perioda mei-nov

(b)

698200 698400 698600 698800

(a)

9324200

9324400

9324600

9324800

9325000

9325200

9325400

9325600

9325800

9326000

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

mGal/m

N

0 300(m)

698200 698400 698600 698800

9324200

9324400

9324600

9324800

9325000

9325200

9325400

9325600

9325800

9326000

0.22

0.20

0.18

0.16

0.14

0.12

0.10

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00

-0.02

Meter

mGal

N

0 300(m)

9325000

9325800

9325600

9325400

9325200

9325000

9324800

9324600

9324400

9324200

0.10

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00

-0.02

-0.04

698200 698400 698600 698800

Page 13: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201216 17

2004 sekitar 22 cm, menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kecepatan

amblesan dipengaruhi oleh faktor musim dimana amblesan tertinggi

adalah dalam musim kemarau. Karena pengurangan massa pada area tsb

juga teridentifikasi, ini mengarah ke suatu interpretasi bahwa amblesan

pada area ini kemungkinan oleh karena adanya penurunan air tanah dan

kompaksi dalam lapisan ‘silty clay’. Kompaksi ini diindikasikan oleh

penambahan densitas pada kedalaman 5 sd 10 m dari hasil pemodelan

kedepan (Gambar 11). Hasil ini didukung oleh data gradien gayaberat

vertikal dan data elevasi. Dan secara lengkap identifikasi masing-masing

sumber anomali (amblesan, kompaksi dll) pada daerah ini diberikan oleh

Gambar 12.

Gambar 11: Sumber anomali bawah permukaan diturunkan dari anomali gayaberat

mikro antar-waktu Mei-Nov 2004 menggunakan pemodelan kedepan (Kadir dkk,

2008).

Gambar 12: Anomali gayaberat mikro antar-waktu gradien vertikal perioda Mei-Nov

2004 dan kemungkinan sumbernya (Kadir dkk, 2008).

2. Analisa Kombinasi Gayaberat Mikro Antar-Waktu dan

Gradiennya.

Metoda gayaberat mikro antar-waktu untuk identifikasi amblesan

dan penurunan air tanah juga telah diaplikasikan pada dataran aluvial

Semarang, Jawa Tengah. Pada aplikasi ini telah dikembangkan metoda

analisis kombinasi anomali gayaberat mikro antar-waktu dan gradien

vertikalnya dalam identifikasi amblesan. Dasar teori dari analisis ini

adalah harga gayaberat mikro gradien vertikal di permukaan akan

konstan jika pada area tsb hanya amblesan (tidak ada perubahan massa

Subsurface density increase(Compaction and/or intrusion

(sea water))

Density (mass) decrease

Subsidence (>15 cm)

Density increase (compaction and/orintrusion (sea water)) and subsidence

mGal/m

N

0 300(m)

9326000

9325800

9325600

9325400

9325200

9325000

9324800

9324600

9324400

9324200

698200 698400 698600 698800

0.07

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0.00

-0.01

-0.02

-0.03

-0.04

-0.05

-0.06

-0.07

-0.08

Page 14: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201218 19

bawah permukaan). Sehingga respons gayaberat mikro gradien vertikal

antar-waktu untuk amblesan adalah nol. Sebaliknya, perubahan densitas

bawah permukaan diidentifikasi sebagai anomali dari keduanya,

gayaberat mikro antar-waktu dan gradien vertikalnya, dan harga

anomalinya berbanding lurus dengan besar kontras (perubahan) densitas

bawah permukaan.

Untuk mendemostrasikan teknik ini, pengukuran gayaberat mikro

dan gradien vertikal dilakukan secara berulang di dataran aluvial

Semarang dimana menurut peneliti2 sebelumnya dilaporkan bahwa besar

amblesannya adalah sekitar 5 sd 45 cm/tahun dan penurunan air tanahnya

adalah sekitar 1 sd 5 m/tahun. Fenomena ini mempunyai dampak yang

serius pada infrastruktur kota seperti gedung-gedung, perumahan,

transportasi, dll, dan harus menjadi bahan pertimbangan dalam

pengembangan kota Semarang.

Untuk mempresentasikan teknik ini, sebelum diimplementasikan di

lapangan, dibangun model matematik yang merepresentasikan secara

sederhana model amblesan, perubahan densitas bawah permukaan dan

kombinasinya. Kemudian untuk membatasi masalah, perubahan massa

bawah permukaan dibatasi hanya untuk kasus air tanah, dan modelnya

diberikan pada Gambar 13 dibawah ini:

Model Matematik

Distance (m)0 1000

0

2000 3000 4000

20

40

60

80

100

120

1.9 gr/cc

2.0 gr/cc

2.3 gr/cc

2.6 gr/cc

Gambar 13: Model perubahan kandungan air tanah dalam aquiver.

Dalam model ini, perubahan kandungan air tanah digambarkan oleh

densitas 2.0 gr/cc pada kedalaman 20 m dan gayaberat mikro antar-

waktunya berasosiasi dengan kontras densitas 0.3 gr/cc. Sehingga

penambahan air tanah ditunjukkan oleh +0.3 gr/cc, sedangkan

pengurangnya dengan -0.3 gr/cc. Harga gayaberatnya dihitung

menggunakan benda prisma poligonal (Plouff, 1976).

Anomali gayaberat mikro antar-waktu untuk pengurangan dan

penambahan air tanah setebal 10 m ditunjukkan oleh Gambar 14.

Gambar 14: Perubahan gayaberat mikro pada permukaan sehubungan dengan

penambahan dan pengurangan air tanah dengan tebal 10 m.

0 1000 2000 40003000

Groundwater increase

Groundwater decrease

120

80

40

-40

-80

-120

Distance (m)

(µG

al)

Page 15: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201220 21

Juga dengan menggunakan persamaan yang sama, gayaberat gradien

vertikalnya diturunkan untuk perubahan air tanah 5 m, 10 m and 15 m dan

gradien vertikal antar-waktunya diberikan pada Gambar 15 dan Gambar

16.

Gambar 15: Gayaberat mikro gradien vertikal antar-waktu untuk pengurangan air

tanah.

Gambar 16: Gayaberat mikro gradien vertikal antar-waktu untuk model penambahan

air tanah.

Kemudian untuk model amblesan didesain seperti diberikan pada

Gambar 17 dengan variasi amblesan 0 sd 10 cm. Karena diasumsikan tidak

ada perubahan densitas bawah permukaan sehubungan dengan

amblesan, harga gayaberat pada model ini hanya datang dari pengaruh

perubahan elevasi stasion dan medan (terrain) sekitarnya. Gradien

gayaberat yang diasosiasikan dengan perubahan elevasi didekati oleh

harga sekitar 3.08 µGal/cm (Allis and Hunt, 1986) dan pengaruh terrain

maksimum akibat perubahan elevasi kurang dari 10 cm dalam jarak 500 m

dari stasion adalah tidak lebih dari 5 µGal.

10

9.8

9.6

9.4

9.2

0 1000 2000 3000 4000Distance (m)

Ele

vat

ion

(m)

Surface

Surfaceafter subsidence

Gambar 17: Model perubahan elevasi (amblesan).

Harga gayaberat di permukaan sebelum dan setelah amblesan, dan

perbedaannya, disebut gayaberat mikro antar-waktu, ditunjukkan pada

Gambar 18.

Distance (m)

5

0

-5

-15

-10

-20

1000 2000 3000 4000

5 m

10 m

15 m

(µG

al)

15 m

10 m

5 m

Distance (m)

20

15

10

5

0

-5

1000 2000 3000 4000

(µG

al)

Page 16: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201222 23

30

20

10

0

0 1000 2000 3000 4000

Time-lapse microgravity

1.7

1.65

1.6

1.55

gra

vit

y(m

Gal

)

Tim

e-lap

sem

icrog

rav

ity(

Gal)

Gravity beforesubsidence

Gravity aftersubsidence

Distance (m)

Gambar 18: Gayaberat pengamatan di permukaan sebelum dan setelah amblesan, dan

gayaberat mikro antar-waktunya.

Gambar 19: Gayaberat gradien vertikal pengamatan sebelum dan setelah amblesan,

dan antar-waktunya untuk model Gambar 17.

Aplikasi pada area dataran aluvial Semarang

Dataran aluvial Semarang dibatasi oleh morpologi perbukitan

dibagian selatan sebagai hasil pengendapan material vulkanik yang

terdiri breksi vulkanik, tufa pasiran, batu pasir vulkanik dan ‘mud tuff’.

Semetara bagian lainnya ditutupi oleh dataran aluvial muda dimana

sekitar 50 % dari daerah ini adalah endapan aluvial, ‘deltaic’ dan daerah

pasang-surut.

Dengan menggunakan model yang sama, gradien vertikal

gayaberatnya dihitung untuk sebelum dan setelah amblesan, sehingga

gradien vertikal antar-waktunya dapat diturunkan. Hasilnya ditunjukkan

oleh Gambar 19.

Ver

tica

lgra

die

nt

(G

al/m

)

Tim

e-lap

seV

ertic

al

grad

.(G

al/m

)

Observed verticalgradient before subsidence

Time-lapse vertical grad.

Observed verticalgradient after subsidence

318.6

318.4

318.2

0 1000 2000 3000 4000

0

5

Distance (m)

StationAkpol

-60

-30

-30

-60

-30

0

0

30

30

-30

0

-30

Java Sea

Road

0Contourin Gal

Rail Way

Riv

er

Air Port

Riv

er

Riv

erRiv

er

N

10

km

Legend :

2

Gambar 20: Anomali gayaberat mikro antar-waktu dataran aluvial Semarang perioda

Sept ’02–Juni ’03.

Pengukuran gayaberat dilakukan pada 45 stasion yang tersebar secara

random pada daerah ini selama 3 tahun dengan interval perioda

Page 17: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201224 25

pengukuran 6 bulan. Dari sekitar 6 kali survey, dua pengukuran

gayaberat, September 2002 dan Juni 2003, diambil sebagai data yang

dianalisa. Kedua pengukuran ini dilakukan pada musim kemarau,

sehingga pengaruh perbedaan curah hujan pada ke dua pengukuran tsb

dapat diminimalisasi (Akasaka and Nakanishi, 2000). Gayaberat antar-

waktu dan gradien vertkalnya untuk perioda September 2002 sd Juni 2003

ditunjukkan pada Gambar 20 dan Gambar 21. Untuk mendukung analisa

ini, perubahan elevasi stasion diamati dan hasilnya diberikan oleh

Gambar 22.

Berdasarkan respons gayaberat antar-waktu model-model matematik

pada Gambar 13 s.d. Gambar 19, analisa pada masing-masing model tsb

menghasilkan formulasi hubungan antar kombinasi anomali gayaberat

antar-waktu dan gradiennya dengan sumber anomalinya yang didefinisi-

kan sbb. (Kadir dkk., 2010):

Station

Akpol

0

0

0

-30

30

-30

-30

Air Port

Road

0 Contourin Gal

Rail Way

Riv

er

Riv

er

Riv

er

Riv

er

Java Sea Kel. TrimulyoTanjung MasPort

0 1

km

N

Legend :

2

Gambar 21: Gayaberat mikro gradien vertikal antar waktu dataran aluvial Semarang

untuk perioda Sept ’02 sd Juni ’03.

Time-lapsevalue (µGal)

Time-lapse verticalgradient value ( µGal)

Anomaly sources

( + ) ( + ) Subsidence and subsurface massincrease or subsurface massincrease only

( + ) ( 0 ) Subsidence only

( + ) ( - ) Subsurface mass decreaseand subsidence (dominant)

( - ) ( - ) Subsurface massdecrease only

( 0 ) ( - ) Subsurface massdecrease

= Subsidence

Tabel 1: Hubungan antara gayaberat mikro antar-waktu, gayaberat mikro

gradien vertikal antar-waktu dan sumber anomalinya.

Kemudian, dengan menggunakan tabel diatas, adanya perubahan air

tanah di akuiver, amblesan dan kombinasinya pada daerah dataran

aluvial Semarang dapat diidentifikasi dengan baik seperti diberikan pada

Gambar 23.

Page 18: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201226 27

Tugu Muda

Sampangan

Kel. Trimulyo

St. Poncol

433.000431.000 437.000435.000 441.000439.000

9231000

9227000

9229000

9225000

MarinaJava Sea

20

60

60

20

100

60

20

100

20

Tanjung Mas

Port

Air Port

Riv

e r

Riv

er

Road

Rail way

20 Contourof subsidencerate

StationAkpol

Riv

er

Riv

e r

N

10

km

Legend :

2

Gambar 22: Peta amblesan (mm/tahun) diturunkan dari pengukuran elevasi tahun

1997, 1999 dan 2003.

Gambar 23: Daerah amblesan dan perubahan densitas (massa) diturunkan dari

gayaberat mikro antar-waktu (Sept’02-Jun’03) dan gradien vertikalnya.

StationAkpol

Density (mass)decrease area

Subsidencearea

Subsidence &density (mass)increase area

Not likely tochange area

Karanganyar Gunung

MarinaKel. Trimulyo

Java Sea

Rail way

Riv

er

Road

River

Riv

er

Riv

er River

N

10

km

Legend :

2

3. Aplikasi Pada Daerah Semburan Lumpur Sidoarjo

Peristiwa aliran lumpur pada sumur Banjar Panji-1, Sidoarjo, Jawa

Timur, secara geologi telah menjadi fenomena alam yang sangat menarik.

Hal ini ditunjukkan oleh adanya aliran lumpur kepermukaan dengan

volume sekitar 50.000 m pada tahap awal dan terus meningkat menjadi

lebih dari 100.000 m beberapa bulan berikutnya. Proses aliran lumpur tsb

masih tetap berlangsung hingga saat ini. Lokasi aliran lumpur sidoarjo

diberikan pada Gambar 24.

Dengan adanya aliran lumpur seperti dijelaskan diatas, informasi

yang berhubungan dengan lokasi sumber lumpur bawah permukaan,

jalur aliran lumpur ke permukaan dan juga hubungannya dengan

struktur geologi daerah tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting

bagi ilmu kebumian, khususnya dalam usaha untuk meminimalkan

dampak negatif terhadap daerah sekitarnya.

3

3

Gambar 24: Elemen struktur geologi Jawa Timur dan Lokasi semburan Lumpur,

Sidoarjo (kotak merah) (Lapindo Brantas Inc., 2006).

Page 19: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201228 29

Pengukuran gayaberat pada daerah semburan lumpur Sidoarjo dan

sekitarnya telah dilakukan masing-masing pada Agustus, September dan

Oktober 2006 dimana pengukuran pertama (Agustus 2006) adalah sekitar

2,5 bulan setelah semburan pertama pada sumur BJP-1.

Total stasion adalah 125 titik yang diletakkan pada lokasi-lokasi yang

mempunyai kemungkinan perubahan permukaan (diluar ’subsidence’)

minimal (seperti tanggul dll). Sehubungan dengan volume semburan

lumpur sangat besar dan mengisi daerah sekitar semburan hingga 500 m

dari pusat semburan, maka tidak semua stasion gayaberat yang diukur

pada pengukuran pertama dapat diulang pada pengukuran ke dua dan ke

tiga. Kehilangan stasion tersebut sekitar 10%. Identifikasi stasion dan

kontrol posisinya dalam arah horizontal (lintang dan bujur) dan vertikal

(ketinggian) sangat penting untuk menjamin kualitas data sesuai dengan

target anomali dalam orde mikroGal. Pergeseran posisi tersebut masing-

masing memberikan kesalahan < 3 Gal/m pada arah horizontal dan 3

Gal/cm pada arah vertikal. Untuk identifikasi stasion di lapangan, selain

menggunakan penandaan pada titik ukur, juga dipandu dengan

menggunakan GPS untuk memastikan mengukur pada posisi yang sama

dengan pengukuran sebelumnya. Disamping itu kesalahan kearah

horizontal (lintang dan bujur) jauh lebih kecil dibandingkan dengan

kesalahan vertikal (ketinggian).

Anomali gayaberat ‘time-lapse’ untuk perioda Agustus sd September

2006 dan Agustus sd Oktober 2006 masing-masing dihasilkan dengan

mengurangkan pembacaan gayaberat pada Agustus 2006 pada

pembacaan gayaberat September dan Oktober 2006 setelah dikoreksi

gayaberat pasang surut dan apungan (drift), anomali gayaberat masing-

masing diberikan pada Gambar 25 dan Gambar 26.

Gambar 25: Peta anomali gayaberat mikro antar waktu untuk September – Agustus

2006 dan distribusi stasionnya. Pergerakan horizontal dari arah Barat Daya dan Barat

Laut daerah penelitian ditunjukkan oleh tanda panah.

Page 20: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201230 31

Gambar 26: Peta anomali gayaberat mikro antar waktu untuk Oktober – Agustus 2006

dan distribusi stasionnya. Sumur BJP-1 (kotak merah) adalah lokasi semburan lumpur

pertama.

Untuk mengetahui model bawah permukaan disekitar semburan

lumpur Sidoarjo, pemodelan kedepan dengan menggunakan benda 2,5

dimensi telah dilakukan pada penampang hampir Timurlaut-Baratdaya

seperti diberikan dalam Gambar 27, dimana ambiguitasnya diminimalkan

dengan menggunakan data sumur W-2A, BJP-1, TGA-3 dan PRG-1 dan

data seismik pada arah penampang yang sama. Korelasi model bawah

permukaan dari anomali gayaberat ‘time-lapse’ dan data seismiknya

diberikan pada Gambar 28 dimana benda dengan kontras densitas negatif

berkorelasi dengan top dari shale-1 dari formasi Kalibeng atas. Karena

kontras densitas negatif ini mengindikasikan adanya pengurangan massa

pada kedalaman tersebut, maka shale-1 dari formasi Kalibeng atas ini

dapat diduga sebagai sumber lumpur yang keluar melalui BJP-1. Harga

kontras desitas negatif yang cukup besar (-0,3 gr/cc) mendukung pada

interpretasi bahwa kontras densitas ini bukan akibat pergantian fluida

dalam ’pore space’, tetapi karena pergantian ’shale rock’oleh material lain

(kemungkinan fluida cair seperti air formasi) yang mempunyai perbedaan

densitas cukup besar. Kemudian benda dengan kontras densitas positif

kemungkinan berhubungan dengan adanya pergerakan massa keper-

mukaan yang juga berasal dari formasi ini. Kontras densitas positif ini

timbul akibat penambahan massa yang mengisi ’pore space’ dalam

rekahan pada zona sesar. Kemudian dinamika ini mendukung fakta

bahwa permukaan tanah diatas daerah ini tidak terjadi amblesan.

Untuk mengetahui distribusi perubahan densitas kearah horizontal

pada kedalaman tertentu, peta perubahan densitas diturunkan dari

anomali gayaberat mikro ‘time-lapse’ dengan menggunakan teknik

dekonvolusi (Kadir dkk, 1996). Hasil dekonvolusi untuk anomali ‘time-

lapse’ Okt-Agust06 pada kedalaman 200 m ditunjukkan oleh Gambar 28.

Dari gambar ini terlihat bahwa benda dengan kontras densitas positif yang

berhubungan dengan adanya penambahan massa telah mencapai

kedalaman sekitar 200 m. Kontras densitas negatif belum muncul karena

benda anomali ini berada pada kedalaman 1.200 sd 1.500 m (Gambar 27).

Page 21: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201232 33

Gambar 27: Model bawah permukaan sumber anomali gayaberat mikro antar waktu

Oktober-Agustus 2006 (Gambar 26) dan korelasinya dengan data seismik dan data

sumur.

Peta anomali ’time-lapse microgravity’daerah Sidoarjo dan sekitarnya

untuk kedua periode (Gambar 25 dan Gambar 26) menunjukkan bahwa

seluruh area tersebut didominasi oleh anomali negatif yang berhubungan

dengan adanya pengurangan massa (lumpur) pada kedalaman 1.200 sd

1.600 m seperti ditunjukkan oleh Gambar 27 dan menyebar disekitar

semburan lumpur (sumur BJP-1) yang terletak dibagian tengah daerah

penelitian. Pengurangan massa ini berlangsung secara kontinyu dari

Agustus sd Oktober 2006 seperti ditunjukkan oleh anomali Oktober-

Agustus 2006 mempunyai harga negatif lebih besar (> - 200 Gal)

dibandingkan dengan anomali September-Agustus 2006 (sekitar -150

Gal). Korelasi model pengurangan massa ini dengan data seismik

(Gambar 27) menunjukkan bahwa sumber lumpur adalah ’top of shale-1’

dengan ketebalan sekitar 500 m yang didukung oleh 4 data sumur

sepanjang penampang tersebut.

Gambar 28: Peta perubahan densitas pada kedalaman 200 m hasil dekonvolusi

anomali gayaberat mikro antar waktu Oktober-Agustus 2006 yang menggambarkan

adanya penambahan massa dengan kedalaman puncaknya sekitar 200 m.

Anomali positif terdapat pada beberapa bagian dan terdistribusi

secara teratur pada arah Timur Laut – Barat Daya dan Barat laut –

Tenggara sesuai dengan kelurusan patahan daerah tersebut seperti

ditunjukkan oleh peta struktur patahan pada Gambar 24. Berdasarkan

Page 22: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201234 35

pola penyebaran, interval waktu, besar anomali dan bukti lapangan,

anomali positif tsb bukan sebagai refleksi dari ablesan. Anomali ini

kemungkinan berhubungan dengan adanya pergerakan lumpur

kepermukaan melalui bidang patahan dan pergerakan massa kearah

semburan lumpur. Sedangkan pada daerah semburan lumpur (sekitar

sumur BJP 1) tidak mengindikasikan adanya anomali positif, hal ini

menunjukkan bahwa lumpur bergerak ke permukaan secara kontinyu

dari bulanAgustus sd Oktober 2006.

Pada sisi barat daya dan barat laut daerah penelitian juga

memperlihatkan adanya anomali positif (Gambar 25). Anomali ini

kemungkinan berhubungan dengan adanya pergerakan fluida dari

daerah volkanik di Selatan dan Barat daerah semburan lumpur yang

mengisi ruang poros akibat semburan lumpur ke permukaan. Fluida ini

kemungkinan sebagai sumber air yang menyebabkan semburan lumpur

dalam waktu yang cukup lama (sampai keseimbangan massa dan tekanan

bawah permukaan tercapai). Volume pergerakan fluida ini cukup besar

karena mempunyai penyebaran cukup luas dan besar anomali mencapai

80 Gal.

Disisi lain Gambar 25 dan Gambar 26 juga menunjukkan adanya

perubahan anomali positif pada September-Agustus 2006 menjadi relatif

negatif pada Oktober-Agustus 2006, hal ini mengindikasikan bahwa

lokasi tersebut mengalami penurunan pergerakan fluida pada periode

Agustus sd Oktober 2006.

Peta anomali ’time-lapse microgravity’ perioda Agustus-September

2006 dan Agustus-Oktober 2006 mempunyai pola anomali sama, adanya

konsistensi dan fakta jumlah massa lumpur yang keluar cukup besar

(50.000 m sd 100.000 m per hari) memperkuat dugaan bahwa anomali

tersebut datang dari sumber yang sama dan kontinyu dalam periode

tersebut.

Dari hasil analisa diatas memperlihatkan bahwa anomali gayaberat

mikro antar waktu daerah semburan lumpur Porong dan sekitarnya

berhubungan dengan adanya mekanisme pergerakan lumpur

kepermukaan. Lokasi sumber lumpur dan pergerakan massa secara

horizontal kearah semburan lumpur dari bagian Barat Daya daerah

tersebut seperti diberikan pada Gambar 25. Fenomena alam dengan

mekanisme seperti ini dan juga berhubungan dengan jumlah lumpur yang

sangat besar mengarah pada kesimpulan adanya proses pembentukan

’mud-volcano’ yang diawali oleh pemboran pada sumur BJP-1. Dengan

gambaran ini maka usaha-usaha untuk dapat menghentikan aktifitas

semburan lumpur menjadi sangat sulit karena pergerakan lumpur tidak

hanya melalui satu sumur (BJP-1). Jika semburan pada satu lokasi dapat

dihentikan, maka semburan lumpur baru akan terjadi pada lokasi lain

melalui rekahan sepanjang bidang patahan. Hal ini diperkuat oleh fakta

lapangan dimana pada periode ke dua (September sd Oktober 2006)

terjadi lagi semburan pada bagian selatan dari bidang patahan tsb.

Kemudian selama keseimbangan massa dan tekanan bawah permukaan

3 3

Page 23: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201236 37

baru belum tercapai, aliran lumpur akan terus berlangsung secara

kontinyu.

Produksi minyak Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan

yang sangat cepat dimana saat ini mencapai kurang dari 920.000

barrel/hari, sementara konsumsinya meningkat dengan sangat tajam

hingga lebih dari 1.1 juta barrel/hari (Gambar 29). Disisi lain, Lapangan

minyak Indonesia didominasi oleh hampir 70% lapangan minyak tua di

darat dan hampir 90% produksi minyaknya datang dari lapangan ini.

Dalam rangka memelihari dan meningkatkan produksi minyak, proyek

EOR (Enhance Oil Recovery) dan atau pemeliharaan tekanan mengguna-

kan injeksi air dan uap digunakan secara umum di Indonesia.

III.2. Monitoring dinamika fluida dalam reservoir minyak dan gas

bumi

Sesuai dengan situasi ini, peningkatan teknologi geofisika dalam

rangka monitoring aliran air dan uap dalam reservoir, dan untuk

mendapatkan pemahaman lebih baik dari karakter reservoir sehubungan

dengan aliran fluidanya menjadi sangat penting.

Beberapa pertimbangan, seperti lokasi lapangan minyak yang berada

atau dekat daerah pemukiman/perkampungan/perkotaan, konflik sosial

dan lingkungan menjadi isu utama dalam proses produksi, sehingga

dengan pertimbangan ini maka teknologi yang diaplikasikan pada

lapangan minyak tua harus dengan teknologi dimana jumlah anggota tim

survey yang kecil, tidak ada dampak terhadap lingkungan dan diusaha-

kan teknologi yang hampir tidak ada konflik sosial dengan masyarakat

sekitar lapangan tsb.

Berdasarkan pertimbangan diatas dan fakta dilapangan serta

didukung perkembangan resolusi gravimeter dan teknologi prosesing

yang sangat tinggi, survey gayaberat mikro 4D menjadi metoda propektif

untuk digunakan dalam monitoring reservoir hidrokarbon selama proses

injeksi dan produksi. Selanjutnya pengembangan dalam prosesing dan

interpretasi dari gayaberat mikro antar-waktu dibutuhkan untuk

mengoptimasi hasil akhir sesuai dengan tujuan dari proses monitoring

tsb. Tersedianya data seismik juga akan membantu untuk mendapatkan

pemahaman reservoir yg lebih baik dengan mengkombinasikan antara

gayaberat mikro antar-waktu dan data seimik.

Pada kesempatan ini akan diperlihatkan aplikasikan survey gayaberatGambar 29: Produksi minyak di Indonesia puncaknya pada 15 tahun lalu dan saat ini

menurun secara tajam.

INDONESIA: Oil production (bars) & consumption (dots)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000

Year

Th

ou

san

ds

of

barr

els

of

oil

per

day

© Energyfiles Ltd

Page 24: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201238 39

mikro 4D yang dikombinasikan dengan data seismik yang ada pada

reservoir batu pasir (Talang Jimar dan lapangan ‘X’) dan karbonat

(Tambun) dengan kedalaman reservoir masing-masing berkisar 700

hingga 1700 m. Selanjutnya, untuk mendukung hasil akhir yang lebih

baik, beberapa pengembangan teknik prosesing seperti dekonvolusi dan

inversi gayaberat mikro antar-waktu juga diimplementasikan.

Reservoir lapangan minyak Talang Jimar adalah batu pasir dari

formasi Talang Akar (TAF) pada kedalaman sekitar 1000 m dengan

ketebalan total sekitar 35 m. Injeksi air total adalah sekitar 28.000

barrel/hari, ini hampir sama dengan volume produksi fluida total.

Pengukuran gayaberat dilakukan 2 kali pada sekitar 1560 stasion yang

terdistribusi dalam grid dengan spasi 200 m. Anomali gayaberat mikro

antar-waktu Desember 2002 sd Mei 2003 setelah dikoreksi oleh faktor beda

musim (musim hujan dan kemarau) diberikan pada Gambar 30.

Gambar 30 memperlihatkan bahwa anomali positive sesuai dengan

sesar normal pada arah kelurusan Timur laut-Baratdaya dan dibatasi oleh

sesar naik dengan arah hampir Baratlaut-Tenggara (garis warna merah)

yang diturunkan dari data sumur. Dari Gambar tsb juga mengindikasikan

bahwa air injeksi bergerak kearah permukaan melalui zona sesar. Hasil ini

didukung oleh keluarnya lumpur pada beberapa lokasi sepanjang zona

sesar. Dan kemudian berdasarkan peta gayaberat mikro antar-waktu,

1. Lapangan Minyak Talang Jimar (reservoir batu pasir)

sesar baru dan perluasannya dapat dideliniasi seperti ditunjukkan oleh

Gambar 30 (garis warna kuning).

Peta kontras densitas yang diturunkan dari gayaberat mikro antar-

waktu Gambar 30 dengan menggunakan teknik dekonvolusi (Kadir dkk,

1996) diberikan pada Gambar 31. Gambar tsb memperlihatkan bahwa

anomali positif berhubungan dengan kontras densitas positif hingga 0.15

gr/cc sebagai hasil dari adanya penambahan air injeksi hingga 70 % dalam

zona sesar seperti ditunjukkan oleh Gambar 32 yang diturunkan dari hasil

inversi kontras densitas Gambar 31 (Kadir dkk., 2000).

Gambar 30: Gayaberat mikro antar-waktu Talangjimar untuk perioda Desember’02-

Mei’03 dan struktur sesarnya (garis merah dan kuning masing-masing dari sumur dan

data gayaberat mikro).

Page 25: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201240 41

Gambar 31: Peta kontras

densitas lapangan

Talangjimar pada

kedalaman reservoir

diturunkan dari gayaberat

mikro Gambar 30 dan

struktur sesarnya (garis

merah dan kuning masing-

masing dari data sumur

dan gayaberat mikro).

Gambar 32: Peta saturasi

apparent mengindikasikan

penambahan air injeksi di

bawah permukaan.

2. Gayaberat mikro antar-waktu lapangan minyak Tambun

(Reservoir Karbonat)

Reservoir lapangan minyak Tambun adalah karbonat dari formasi

baturaja pada kedalaman diatas 1500 m dan ketebalan totalnya sekitar 40

m. Pengukuran gayaberat pada lapangan Tambun dilakukan 2 kali pada

sekitar 1890 stasion dengan spasi 100 m, peta gayaberat mikro antar-waktu

untuk perioda September 2004 sd November 2006 dan struktur sesarnya

pada top reservoir yg diturunkan dari data seismik diberikan pada

Gambar 33. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa kelurusan anomali

hampir dalam arah Barat-Timur dan tidak sesuai dengan kelurusan

struktur sesar yang diturunkan dari data seismik. Karena anomali

gayaberat mikro antar-waktu berhubungan dengan adanya dinamika

fluida bawah permukaan, fakta ini mengarah pada suatu interpretasi

bahwa ada sifat-sifat fisik lain (yang tidak berhubungan dengan struktur

sesar) yang mengendalikan aliran fluida dalam reservoir.

Sumur injeksi lapangan Tambun terletak pada dua posisi yaitu Well-

06 di bagian tengah dan Well-9 pada bagian selatan dari area survey.

Gambar 33 memperlihatkan bahwa injeksi air bergerak ke arah selatan

dari sumur injeksinya seperti diindikasikan oleh anomali positif.

Sebaliknya, bagian utara dari sumur injeksi tsb menunjukkan anomali

negatif mencapai -140 µGal akibat pengurangan massa dalam reservoir

selama aktifitas produksi. Anomali ini berhubungan dengan -0.08 gr/cc

kontras densitas dan kehilangan massa hampir 34% seperti ditunjukkan

Page 26: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201242 43

oleh peta kontras densitas dan saturasi apparent pada Gambar 34 dan

Gambar 35. Kedua peta tsb diturunkan dari proses dekonvolusi dan

inversi anomali gayaberat mikro antar-waktu Gambar 33 (Kadir et al,

2000).

Gambar 34: Peta

kontras densitas pada

reservoir yg diturun-

kan dari gayaberat

mikro antar-waktu

Sept’04 sd Nov’06

menggunakan teknik

dekonvolusi.

Gambar 35: Peta saturasi

apparent yang mengindika-

sikan pengurangan fluida

dalam reservoir diturunkan

dari gayaberat mikro antar-

waktu Sept’04 sd Nov’06.

Gambar 33: Gayaberat mikro antar-waktu lapangan Tambun untuk perioda Sept’04 sd

Nov’06 dan struktur top yg diturunkan dari seismik data.

Page 27: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201244 45

Kombinasi data seismik dan pemodelan kedepan gayaberat mikro

antar-waktu yang diberikan pada Gambar 36 mengindikasikan adanya

suatu struktur (kemungkinan berupa perubahan facies) yang membatasi

antara kontras densitas positif dan negatif. Hal ini mendukung fakta

bahwa air injeksi tidak bergerak kearah utara dari sumur injeksi. Hasil ini

juga didukung oleh fakta bahwa produksi total fluida adalah konstan atau

meningkat dalam area anomali antar-waktu positif dan menurun dalam

area dengan anomali negatif seperti ditunjukkan oleh Gambar 37.

Gambar 36: Korelasi antara model perubahan densitas dalam reservoir dari

pemodelan kedepan dan data seismik.

Gambar 37: Estimasi area dalam mana produksi akan turun (a) dan konstan atau naik

(b) dari gayaberat mikro antar-waktu dan data produksi sumurnya (Kadir et al, 2007).

(a)

(b)

Page 28: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201246 47

IV. PENGEMBANGAN GAYABERAT MIKRO 4D KEDEPAN

Dari uraian diatas, kita ketahui bahwa pengembangan dan aplikasi

metoda gayaberat mikro antar-waktu telah banyak dilakukan oleh para

peneliti terdahulu, termasuk ITB telah meluluskan 8 Doktor dalam bidang

ini pada 10 tahun terakhir. Tetapi berdasarkan pengalaman penulis

melalui riset-riset yang sudah dan sedang dilakukan saat ini serta hasil

diskusi dalam seminar dan konferensi baik nasional maupun

internasional, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masih banyak

tantangan kedepan yang harus diselesaikan sehubungan dengan

pengembangan metoda gayaberat mikro antar waktu dimana secara

singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

Sehubungan dengan target perubahan gayaberat mikro antar-waktu

sangat kecil (dalam orde mikroGal dimana 1 Gal adalah 1 cm/dt ),

maka perlu dikembangkan suatu teknik pengukuran gayaberat dan

koreksinya yang dapat meningkatkan ‘signal to noise ratio’, sebagai

contoh pengembangan teknik akluisisi dan koreksi untuk meminima-

lisasi pengaruh perubahan kandungan air permukaan (unconfined

aquifer) sehubungan dengan perbedaan musim (musim hujan dan

kemarau) dan aktifitas pengambilan air tanah pada daerah survey.

Harga anomali gayaberat mikro antar-waktu adalah hasil superposisi

dari semua kemungkinan sumber anomali seperti kandungan air

1. Pengembangan teknik akuisisi gayaberat mikro

2. Pemisahan sumber anomali gayaberat antar waktu

2

permukaan (unconfined aquifer) akibat perbedaan musim (musim

hujan dan kemarau), amblesan tanah, perubahan muka air tanah

(confined aquifer), penambahan dan pengurangan massa dalam

reservoir, dan naik dan turunnya tekanan dalam reservoir. Bagaimana

memisahkan masing-masing sumber anomali tsb baik secara vertikal

maupun horizontal masih merupakan tantangan yang harus

diselesaikan kedepan. Banyak teknik yang dikembangkan saat ini

khususnya berdasarkan analisa spektral (perbedaan frekuensi spasial

dari masing-masing sumber), tetapi pendekatan dari sifat fisik

(densitas, porositas dll) reservoir dan fluida pengisinya serta

kombinasi dengan metoda-metoda lainnya merupakan peluang yang

bisa dilakukan.

(bore-hole gravity measurement)

Seperti kita ketahui bahwa resolusi vertikal merupakan masalah

umum yang dihadapi oleh metoda-metoda geofisika permukaan,

demikian juga dalam metoda gayaberat. Hal ini disebabkan oleh fakta

bahwa semakin dalam benda target dimana frekuensi semakin

rendah, maka resolusi menurun. Dalam kasus ini, pengukuran

geofisika lubang-bor dapat membantu untuk meningkatkan resolusi

vertikal. Demikian juga dalam metoda gayaberat mikro antar-waktu,

pengukuran gayaberat lubang-bor menjadi salah satu solusi untuk

itu. Disamping itu, pengukuran gayaberat lubang bor dapat

mengidentifikasi geometri benda anomali lebih baik dibandingkan

3. Pengukuran gayaberat lubang-bor

Page 29: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201248 49

dengan hanya gayaberat permukaan. Dan selanjutnya juga terbuka

peluang untuk melakukan kombinasi gayaberat lubag-bor dengan

gayaberat permukaan, sehingga dihasilkan suatu anomali gayaberat

3D. Dari hasil ini akan banyak teknik-teknik pengolahan data yang

dapat dikembangkan seperti teknik kontinuasi kebawah yang

dikendalikan oleh gayaberat lubang-bor dan juga didapat gradien

vertikal sesungguhnya (true vertical gradient) dimana selama ini

diturunkan secara teoritis (matematis). Contoh respons gayaberat

lubang-bor dari suatu perubahan densitas diberikan pada gambar

dibawah ini

a. Densitas yang didapat adalah bulk density dari formasi batuan

b. Tidak dipengaruhi oleh efek2 dekat lubang-bor seperti

(Nabighian et al, 2005):

- drilling mud

- fluid invasion

- formation damage and

- casing and cement inhomogenities

4. Saat ini, sebagian besar gravimeter yang digunakan adalah

gravimeter relatif dimana harga yang dibaca adalah beda satu stasion

dengan stasion yang lainnya. Gravimeter ini mempunyai resolusi

tinggi dan mudah dipindahkan dari satu stasion ke stasion lainnya

(Gambar 1), tetapi mempunyai kelemahan dengan drift cukup besar

(sekitar 35 mikroGal per hari) relatif terhadap target anomali,

sehingga deviasi standar hasil pembacaannya juga masih cukup besar.

Untuk menghilangkan drift, saat ini telah dikembangkan gravimeter

absolut (Gambar 2) dengan tingkat resolusi hampir mendekati

gravimeter relatif. Tetapi gravimeter absolut mempunyai ukuran

yang cukup besar dan dilengkapi dengan sistem komputasi yang

relatif rumit, sehingga tidak mudah untuk dipindahkan dari stasion

ke stasion lainnya. Gravimeter ini sulit untuk digunakan pada

lapangan dengan topografi kasar seperti lapangan panas bumi,

sehingga biaya survey dengan menggunakan gravimeter absolut

menjadi mahal. Untuk dapat meminimalisasi faktor drift padaSelain peningkatan dalam resolusi vertikal seperti dijelaskan diatas,

nilai tambah lain dari gayaberat lubang-bor ini adalah:

Permukaan

Lubang Bor

Sumur A

Sumur B

Sumur C

Sumur D

GRAVITY BODY ANOMALY AND BOREHOLE POSITION

0

-500

-1000

-1500

-20002000

1500

1000

500

0

1000

1500

2000

500

0

Depth

(mete

r)

Northing (meter) Easting (meter)

0.1 gr/cc

-0.1 gr/cc

0

-200

-400

-600

-800

-1000

-1200

-1400

-1600

-1800

-2000-250 -200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 250

Depth

(mete

r)

GRAVITY ANOMALY (MikroGal)

2000

1800

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

00 500 1000 1500 2000

Nor

thin

g(m

eter

)

GRAVITY ANOMALY

Easting (meter)

35

30

25

20

15

10

5

0

-5

Page 30: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201250 51

gravimeter relatif, deviasi standar yang lebih baik dan biaya survey

yang relatif lebih murah, maka survey dengan menggunakan

kombinasi antara gravimeter relatif dan absolut menjadi suatu

alternatif yang menjanjikan, metoda survey kombinasi ini disebut

dengan metoda hybrid. Bagaimana teknik akuisisi dilakukan dan

pengolahan data apa yang perlu diaplikasikan, ini masih menjadi

tantangan untuk dikembangkan.

Dari uraian dalam tulisan ini dapat diketahui bahwa aplikasi metoda

gayaberat mikro antar-waktu telah memberikan beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

a. Dalam aplikasi untuk lapangan minyak dimana usaha memelihara

dan meningkatkan produksi dilakukan dengan injeksi air ke dalam

reservoir, sangat jelas dapat didefinisikan bahwa area yang

dipengaruhi oleh air injeksi akan mempunyai anomali relatif positif.

Hal ini berarti bahwa produksi fluida dalam area tsb, dan juga

produksi minyaknya akan dipelihara. Pada sisi lain, area yang tidak

dipengaruhi oleh air injeksi sepanjang aktivitas produksinya akan

diindikasikan oleh harga anomali negatif. Harga anomali ini

berhubungan dengan adanya pengurangan fluida dan ‘secondary gas

cap’, dan juga dapat diinterpretasikan bahwa secara umum area tsb

V. PENUTUP

didominasi oleh adanya gas sisa dalam reservoir. Dengan kondisi

demikian maka lokasi fluida (minyak) dan gas dapat dipisahkan oleh

gayaberat mikro antar-waktu seperti ditunjukkan oleh peta saturasi

fluida ‘apparent’nya. Dari hasil interpretasi ini, 4 sumur produksi

baru telah dieksekusi dan seluruh sumur produksi tsb menghasilkan

minyak dengan ‘water cut’0 sd 60%.

b. Dari analisa gayaberat mikro antar-waktu, dan juga kombinasinya

dengan data seismik, didapat peningkatan pemahaman model

resevoir karena pergerakan fluida sepanjang aktivitas produksi dan

injeksi seperti heterogenitas reservoir, lateral (dan vertikal) distribusi

air injeksi, identifikasi struktur geologi dan kompatementalisasi

secara geologi. Sehingga akhirnya dapat diusulkan reposisi injektor

dalam rangka optimasi aktivitas injeksi.

c. Dalam kasus aplikasi pada daerah semburan lumpur Porong,

Sidoarjo, gayaberat mikro antar-waktu mengidentifikasikan adanya

mekanisme pergerakan lumpur kepermukaan, posisi sumber lumpur

dan pergerakan massa secara horizontal kearah semburan lumpur

dari bagian Barat Daya daerah tersebut. Fenomena alam dengan

mekanisme seperti ini dan juga berhubungan dengan jumlah lumpur

yang sangat besar mengarah pada kesimpulan adanya proses

pembentukan ’mud-volcano’ yang diawali oleh pemboran pada

sumur BJP-1. Dengan gambaran ini maka usaha-usaha untuk dapat

menghentikan aktifitas semburan lumpur menjadi sangat sulit karena

Page 31: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201252 53

pergerakan lumpur tidak hanya melalui satu sumur (BJP-1). Jika

semburan pada satu lokasi dapat dihentikan, maka semburan lumpur

baru akan terjadi pada lokasi lain melalui rekahan sepanjang bidang

patahan. Hal ini diperkuat oleh fakta lapangan dimana pada periode

ke dua (September sd Oktober 2006) terjadi lagi semburan pada

bagian selatan dari bidang patahan tsb. Kemudian selama

keseimbangan massa dan tekanan bawah permukaan baru belum

tercapai, aliran lumpur akan terus berlangsung secara kontinyu.

Dari contoh aplikasi seperti disimpulkan diatas, peran metoda

gayaberat mikro 4D dalam mendukung proses produksi pada lapangan

minyak dan gas bumi, lapangan panas bumi dan monitoring untuk

kepentingan lingkungan seperti monitoring amblesan (subsidence),

perubahan muka air tanah dll tidak diragukan lagi akan semakin besar

dimasa depan seiring dengan kemajuan teknolgi dalam peralatan

gravimeter dan teknologi komputasi. Selain survey dapat dilakukan

dengan waktu yang relatif cepat, juga hampir tidak menimbulkan konflik

sosial dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metoda-metoda

geofisika lainnya. Sehingga selanjutnya dapat diharapkan bahwa metoda

ini dapat memberikan sumbangan yang lebih besar dan dapat

berkontribusi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih, syukur

alhamdulillah kepada ALLAH SWT atas izin, kasih dan sayang, rahmat

serta hidayah NYA yang telah membawa penulis kepada jabatan guru

besar Institut Teknologi Bandung.

Selanjutnya kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada pimpinan dan anggota Majelis Guru Besar ITB atas

kehormatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyampaikan

orasi dihadapan hadirin sekalian.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus juga kami

sampaikan kepada para promotor yaitu Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso MSc,

Prof. Dr. Ir. Soedarto Notosiswoyo dan Prof. Sri Widyantoro Phd yang

telah bersedia mempromosikan kami untuk maju ke jenjang guru besar

dan selalu memberi semangat kepada kami.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada Prof.

M.T. Zen (ITB), Prof. Dr. Lilik Hendrajaya MSc (ITB), Prof. Mugiono (alm,

UGM), Prof Dr. Kirbani SBp (UGM) atas dukungan, bimbingan dan kerja

sama yang sangat baik sejak kami menjadi mahasiswa dan yang sudah

kami anggap sebagai orang tua kami sendiri.

Secara khusus ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh

staf KK Geofisika Terapan yaitu Dr. Darharta Dahrin, Dr. Susanty

Alawiyah, Dr. Setianingsih, Dr. Muhamad Rachmat Sule, Dr. Sigit

Page 32: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201254 55

Sukmono MSc, Dr. Agus Laesanpura, Dr. Wahyudi P, Warsa MT, Eko

Januari ST, MT dan seluruh staf dan karyawan teknik geofisika.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada Dr.

Eko Widianto MT, Dr. Waluyo MT, Ir. Sardjito MT, Adriansyah MT, PhD,

BP Migas, PT Pertamina, PT Chevron PI dan Mobil Cepu Limited yang

telah mendukung dan mendorong untuk terus mengembangkan metoda

gayaberat mikro 4D dalam aplikasinya di lapangan minyak dan gas bumi.

Secara khusus disampaikan terima kasih pada Pertamina UTC yang telah

memberikan dukungan dana penelitian multi tahun dalam pengemba-

ngan metoda gayaberat mikro 4D.

Terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada kedua orang tua

dan mertua kami, atas dukungan dan kasih sayangnya : Omah Komariah,

Abdul Kadir (Alm.), Muhamad Besari (Alm.), Sadarmi (alm.), juga kakak,

adik dan saudara dari kedua keluarga.

Secara khusus terima kasih saya sampaikan kepada istri tercinta : Siti

Z. Besari, yang telah mendampingi hidup saya dengan penuh kesabaran,

pengertian dan cinta-kasih yang tulus. Juga kepada keempat anak kami

dan mantu terkasih: Arfat Pradana dan Citra Sari Pradana, Wandy E

Rumbayasa dan Monarika Rumbayasa, Sandy D Nugraha, Arsha

Pramudya. Juga dua cucu tercinta: Cristalita Calula Pradana dan Nandita

Zara Rumbayasa.

Kontribusi dalam metoda gayaberat mikro antar-waktu tidaklah

terlepas dari sumbangsih para mantan mahasiswa (S1, S2 dan S3) dan

bimbingan saya, yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Beberapa

diantara mereka bahkan telah menjadi dosen dan peneliti yang berprestasi

tinggi. Untuk itu disampaikan terima kasih dan apresiasi.

Afifudin, Yudhiarto., W.B., Kadir, W.G.A, Alawiyah, S., Syarkowi, 2007, A

New monitoring surveillance in mature waterflood field through 4D

microgravity survey, IPAConvention.

Akasaka, C. and Nakanishi, S., 2000, Correction of background gravity

changes due to precipitation: Oguni geothermal field, Japan,

, 2471-2475.

Allis, R.G., and Hunt, T.M., 1986, Analysis of exploitation induced gravity

changes at Wairakei Geothermal Field, , 51, 1647-1660.

Branston , M.W., and Styles, P., 2000, The use of time-lapse microgravity to

investigate and monitor an area undergoing surface subsidence; A

case study, www.esci.keele.ac.uk / geophysics.

Fujimitsu, Y., Nishijima, J., Shimosako, N., Ehara, S., and Ikeda, K., 2000,

Reservoir monitoring by repeat gravity measurements at the Takigami

Geothermal Field, Cetral Kyushu, Japan, Proceeding World

Geothermal Congress, 573-577.

Hare, J.L., Ferguson, J.F., Aiken, C.L.V., and Bradly, J.L., 1999. The 4-D

microgravity method for water flood surveillance: a model study for

the Prudhoe Bay reservoir,Alaska. Geophysics, 64, 78-87.

Kadir, W.G.A, Santoso, D., and Sarkowi, 2004, Time-lapse vertical gradient

DAFTAR PUSTAKA

Proceeding World Geothermal Congress

Geophysics

Page 33: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201256 57

microgravity measurement for subsurface mass change and vertical

ground movement (subsidence) identification, case study: Semarang

alluvial plain, Cetral Java, Indonesia, Proc. of 7 SEGJ International

Symposium 2004.

Kadir, W.G.A, Santoso, D., and Alawiyah, S., 2007, Principle and

application of 4D microgravity survey for engineering purpose: Case

study for groundwater level lowering and subsidence in residential

area, Jakarta, Proc. of 20 SAGEEP International Symposium 2007,

Denver, Colorado.

Kadir, W.G.A and D. Santoso, 2000, ‘Porosity estimation of a porous rock

using 4-D gravity survey’, Proc. Of 2000 AAPG International

Conference and Exhibition, Bali.

Kadir, W.G.A., and Setianingsih, 2003, Application of 4D microgravity for

monitoring process, Journal of JTM Vol. X No. 3.

Kadir, W.G.A, Sukmono, S., Zen, M.T., Hendrajaya, L. and Santoso, D.,

‘Gravity Evidences for The Thinning of The Crust around The North

SumatraArea’, Proceedings Indonesian PetroleumAssociation, 1996.

Kadir, W.G.A, D. Santoso and M. Sarkowi, 2010, Mathematical model of

time-lapse vertical gradient microgravity measurement and its

application for subsurface mass change and vertical ground

movement (subsidence) identification, case study: Semarang alluvial

plain, Central Java, Indonesia, Far East Journal of Mathematical

Sciences (FJMS), V.37, p181-192.

Lambert, A. and Beaumond, C., 1977, Nanovariations in gravity due to

seasasonal groundwater movement: Implication for the gravitational

detection of tectonic movement, , , 297-

306.

th

th

Journal of Geophysical Research 82

Lapindo Brantas Inc., 2006, Integrated study of mud extrusion and its

controlling factor at Banjar Panji area, Laporan Tertutup.

Notosiswoyo, S, Seimahuira J., Siradj M., Darianto T., Widodo L.E.,

Sulistiyanto B., Marsudi and Pudjihardjo, 1997, Study of groundwater

exploitation impact on groundwater level at Semarang plain,

, , 17-30.

Plouff, D., 1976, Gravity and magnetic fields of polygonal prism and

application to magnetic terrain correction, , , 727.

Santoso, D., Gunawan, W., Syarkowi., Adriansyah, and Waluyo, 2004,

Time-lapse microgravity study for injection water monitoring of

Talang Jimar Field, Proc. of 7 SEGJ International Symposium 2004.

Santoso, D., Sarkowi., and Kadir, W.G.A., 2006, Determination of negative

ground water withdrawal in Semarang city area using time-lapse

microgravity analysis, Proc. of 8 SEGJ International Symposium

2006.

Santoso D., Kadir, WGA., dan Sarkowi M., Adriansyah, Waluyo, 2007,

Time-lapse microgravity study for reinjection water monitoring of

Talang Jimar Field, Preview Journal, February 2007.

Sihwanto, I N, 2000, Konservasi airtanah daerah Semarang dan sekitarnya,

, Bandung.

Journal of

Mineral Technology

Geophysics

Internal Report DGTL

IV

41

th

th

Page 34: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Universitas Gajah Mada

Universitas Gajah Mada

Institut Teknologi Bandung

III/a

III/a

III/b

CURRICULUM VITAE

Nama : Prof. Dr. WAWAN GUNAWAN A. KADIR, MS.

Tempat tgl. lahir : Subang, 9 Desember 1959

NIP : 19591209 199303 1 001

Unit Kerja : Fakultas Teknik Pertambangan

dan Perminyakan ITB

Kelompok Keilmuan : Geofisika Terapan

Bidang Keahlian : Geofisika Eksplorasi

Jabatan Fungsional, Pangkat,

Golongan Ruang : Guru Besar, Pembina Tk. I, IV/b

5958

I. RIWAYAT PENDIDIKAN:

II. RIWAYAT KEPANGKATAN:

NO.

NO.

TAHUN

LULUS

TMT

GELAR BIDANGPERGURUAN TINGGI

GOLONGAN RUANG

JENJANG

PENDIDIKAN

PANGKAT

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Sarjana

Master

Doktor

Calon PNS

Penata Muda

Penata Muda Tk. I

1985

1992

1997

1 Maret 1993

1 April 1994

1 Oktober 1997

Drs.

MS.

Dr.

Fisika

Fisika

Geofisika

Page 35: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

1. Asisten Ahli 1 Juni 1997

2. Lektor Muda 1 Agustus 1999

3. Lektor 1 Januari 2001

4. Lektor Kepala 1 September 2005

6160

III/c

III/d

IV/a

2006-2007

2007-2009

2010

III. RIWAYAT JABATAN FUNGSIONAL

IV. JABATAN STRUKTURAL di ITB

(sejak kenaikan jabatan/pangkat terakhir)

VI. PENELITIAN/PUBLIKASI

(sejak kenaikan jabatan/pangkat terakhir)

Dalam Jurnal Internasional

Dalam Jurnal Nasional

NO.

NO.

NO.

NO.

1.

1.

2.

TMT

KET.

GOLONGAN RUANG

TAHUN

NAMA JURNAL,

NO. PUBLIKASI, VOL.,

TAHUN, ISSN, DAN

TEMPAT PUBLIKASI

NAMA JURNAL,

NO. PUBLIKASI, VOL.,

TAHUN, ISSN, NO. AKRE-

DITASI, TANGGAL, DAN

PERINGKAT AKREDITASI

PANGKAT

JABATAN STRUKTURAL

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

4.

5.

6.

1.

2.

3.

Penata

Penata Tk. I

Pembina

Wakil Dekan Bidang Akademik FIKTM

Wakil Dekan Bidang Akademik FTTM

1 Oktober 2000

1 April 2006

1 April 2008

JABATAN FUNGSIONAL TAHUNNO.Djoko Santoso, ,

Syarkowi, Adriansyah, Waluyo:

“Time-lapse microgravity study for

injection water monitoring of the

Talang Jimar Field”

Wawan Gunawan

Supriyadi, Djoko Santoso,

, M. Sarkowi, dan

A. Zaenudin: "Penelitian Amblesan

tanah di Kawasan Industri Kaligawe

Wawan

Gunawan A. Kadir

, Djoko Santoso

and Muh Sarkowi, 2009: "Mathe-

matical model of time lapse vertical

gradient microgravity measurement

and its application for subsurface

mass change and vertical ground

movement (subsidence) identification,

case study : Semarang alluvial plain,

Central Java, Indonesia”

Wawan G.A. Kadir

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi dan

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat

Preview, Australian Society

of Exploration Geophysicists,

ABN 71 000 876 040

ISSN 1443-2471, February

2007 Issue no. 126

Jurnal Sain dan Teknologi,

No. 2, Vol. 12, Agustus 2006,

ISSN 0853-733X, Akreditasi

Dirjen DIKTI No. 56/DIKTI/

Far East Journal of Mathe-

matical Sciences (FJMS)

Vol. 37, Number 2, 2010,

Pages 181-192,

ISSN 0972-0871.

Page 36: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201262 63

2.

3.

4.

5.

Semarang Menggunakan Metode

Gayaberat Mikro 4D"

Supriyadi, Djoko Santoso,

, M. Sarkowi, dan

A. Zaenudin : "Identifikasi Amblesan

Tanah di Kawasan Perumahan Puri

Anjasmoro-PRPP Semarang Menggu-

nakan Metode Gayaberat Mikro 4D”

WGA. Kadir

, Pribadi

Sumintapura, Bambang Istadi dan

Tedy Setiawan: "Model Bawah Per-

mukaan Daerah Semburan Lumpur

Sidoarjo Diturunkan dari Anomaly

Gayaberat mikro ‘time-lapse’”.

Wawan Gunawan A Kadir

, Darharta

Dahrin, M. Bunyamin, Susanti

Alawiyah, dan Setianingsih:

"Time-Lapse icrogravity nomaly of

Carbonate Reservoir and its

Correlation with Physical Properties

of the Reservoir, Case Study:

Carbonate Reservoir of Baturaja

Formation at X Field, South

Sumatera, Indonesia"

Wawan Gunawan A. Kadir

A. Zaenudin, ,

D. Santoso, dan I. B. Raharjo (2007):

"Identifikasi Zona Perubahan Massa

Bawah Permukaan dan Subsidence

Dengan Metoda Gayaberatmikro 4D,

Gradien-Vertikal Gayaberatmikro

dan Inversi Linier, Studi Kasus:

Lapangan Panasbumi Kamojang"

WGA Kadir

Kep/2005, Peringkat C

Jurnal Geofisika, No. 2 th.

2005. ISSN : 0854-4352

SK Akreditasi Dirjen Dikti

No. 55/DIKTI/Kep/2005,

tgl. 17-11-2005, Peringkat B

JTM Volume XV, No. 2/2008,

ISSN: 0854-8528, Akreditasi

SK Dirjen Dikti

No. 55/DIKTI/Kep./2005

tgl. 17-11-2005, Peringkat B.

Jurnal Geofisika, Edisi 2008

no.1 Akreditasi SK Dirjen

Dikti No. 55/DIKTI/Kep./2005

tgl. 17-11-2005, Peringkat B

Jurnal Sains MIPA, No. 2,

Volume 13, pp. 106-112.,

ISSN 1978-1873, Terakreditasi

Dirjen DIKTI SK

No. 26/DIKTI/Kep/2005

diperbarui dengan SK

No. 56/DIKTI/Kep/2005

Dalam Seminar InternasionalProceeding

NO.

1.

2.

3.

4.

5.

NAMA SEMINAR,

TAHUN, ISBN, DAN

TEMPAT PUBLIKASI

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

., Sule, R., Hasan, M.M.,

and Notosiswoyo, S.: "Investigating

iron-ore deposits by using magnetic

method: Case study at Belitung

Island - Indonesia"

Kadir, W.G.A

Djoko Santoso, Muh Sarkowi, and

"Determination

of Negative Groundwater Withdrawal

in Semarang City Area Using

Time-Lapse Microgravity Analysis"

Wawan G.A. Kadir:

, Djoko Santoso,

and Susanti Alawiyah: "Principle &

Application of 4D Microgravity

Survey for Engineering Purpose,

Case Example : Groundwater Level

Lowering & Subsidence in Residential

Area of Jakarta"

Wawan G.A. Kadir

Susanti Alawiyah, Djoko Santoso,

, and

Darharta Dahrin: "Monitoring and

Simulation 4D Microgravity Data in

Reservoir Fluid Flows; Case Study of

‘SS’ Oilfield, Central Sumatera,

Indonesia"

Wawan Gunawan A Kadir

Widianto, E., W. Waluyo, MIT Taib

and : "Basin Evaluation

Based on The Gravity Interpretation

Integrated with Geological and

Seismic Data"

WGA Kadir

Proceedings of 9

International Symposium on

Mineral Exploration (Isme IX),

September 19-21, 2006 Aula

Barat ITB, Bandung, Indonesia

th

Proceedings of The 8 SEGJ

International Symposium

Imaging and Interpretation,

26-28 November 2006, Kyoto,

Japan.

th

EEGS Annual Meeting

Symposium on the

Application of Geophysics

To Engineering and

Environmental Problems,

20 SAGEEP, April 1-5, 2007,

Marriott City Center, Denver,

Colorado.

th

Proceedings of the 119 SEGJ

Conference, October, 2008,

Tokyo, Japan

th

Proceedings Jakarta 2006

International Geosciences

Conference and Exhibition,

August 14-16, Jakarta

Page 37: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201264 65

6.

7.

Sardjito, W. Waluyo, M.I.T Taib,

, D. Dahrin, dan

Fatkhan: "Configuring detail fault

pattern in south Bunyu, East Kali-

mantan, Indonesia through gravity

measurements for guiding the well

injection placement"

WG. A. Kadir

, Djoko

Santoso, Eko Widianto, Sardjito, dan

Waluyo: "Geophysical Challenge and

4D Microgravity Development for

EOR in Indonesia"

Wawan Gunawan A. Kadir

Proceedings Jakarta 2006

International Geosciences

Conference and Exhibition,

August 14-16, Jakarta

SEG Conference, 9-14

November 2008, Las Vegas,

USA

Dalam Seminar NasionalProceeding

NO.

1.

4.

5.

6.

7.

8.

2.

3.

NAMA SEMINAR,

TAHUN, ISBN, DAN

TEMPAT PUBLIKASI

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

Supriyadi, , Djoko

Santoso, dan Sarkowi: "Pengukuran

Gradient Vertical Gayaberat Kaitan-

nya dengan Koreksi Udara Bebas".

Wawan Gunawan

Susanti Alawiyah,

, Djoko Santoso, dan

Darharta Dahrin: "Application of

Time Lapse Microgravity Method

on Water Injection Simulation".

Wawan Gunawan

A Kadir

Supriyadi, , Djoko

Santoso, Hasanudin and Sarkowi:

"The Prediction of Subsidence in

Kaligawe Industrial Area Semarang

with Microgravity 4D Method for

and Storage Reflection Method"

Wawan Gunawan

Susanti Alawiyah, Djoko Santoso,

, and

Darharta Dahrin : "Numerical

Modeling of Time Lapse-

Microgravity Methods for Water

Injection Simulation"

Wawan Gunawan A Kadir

M. Yusuf Jatnika, Tri Sunarno Irianto,

Handri Utama, B. Muntoyo, dan

:

"Survey Microgravity Untuk

Monitoring Pengaruh Injeksi dan

Produksi Sumur di Lapangan

Sago-Lirik Riau".

Dr. Wawan Gunawan A. Kadir, Msc

Susanti Alawiyah, Djoko Santoso,

dan

Darharta Dahrin: "Optimalisasi Data

Gayaberat Mikro 4D dalam Simulasi

3D Pergerakan Fluida Reservoir:

Studi kasus Lapangan Minyak ‘SS’

Sumatera Tengah".

Wawan Gunawan A. Kadir

Supriyadi, , Djoko

Santoso, Sarkowi, dan Zaenudin:

"Koreksi Perubahan Kedalaman

Muka Air Tanah pada Penelitian

Gayaberat Mikro Antar Waktu untuk

Menghitung Amblesan".

WGA Kadir

Sarkowi, , Djoko Santoso,

dan Supriyadi: "Pemantauan Penuru-

nan Muka Air Tanah di Daerah

Semarang Dengan Metode Gayaberat

Mikro Antar Waktu".

WGA Kadir

Prosiding Seminar Nasional

Matematika dan Ilmu Penge-

tahuan Alam 2005, 10 Dese-

mber 2005, MIPA-UNNES

Proceeding 31 Annual

Scientific Meeting,

Indonesian Association of

Geophysicist (HAGI),

13-15 Nopember 2006

ISBN 979-98933-2-1, Semarang

st

Abstrak Persidangan

Bersama Geosains UKM-ITB

2006, 19-20 Desember 2006,

Langkawi, Malaysia.

Abstrak Persidangan

Bersama Geosains UKM-ITB

2006, 19-20 Desember 2006,

Langkawi, Malaysia.

Proceeding Simposium

Nasional IATMI,

25-28 Juli 2007,

UPN "Veteran" Yogyakarta.

Prosiding PIT-HAGI 33,

Bandung

Proceeding 31 Annual

Scientific Meeting,

Indonesian Association of

Geophysicist (HAGI),

13-15 Nopember 2006,

ISBN 979-98933-2-1, Semarang

st

Proceeding 31 Annual

Scientific Meeting,

Indonesian Association of

Geophysicist (HAGI),

13-15 Nopember 2006,

ISBN 979-98933-2-1, Semarang

st

Page 38: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201266 67

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Supriyadi, ,

Sarkowi, dan Kamalullah: "Analisis

Anomali Gayaberat Mikro Antar

Waktu untuk Prediksi Perubahan

Muka Air Tanah dan Amblesan -

Studi Kasus di Pantai Marina

Semarang dan sekitarnya".

Wawan Gunawan

Minardi, S., Zaenudin, A., Sarkowi,

M., ., Santoso, D., dan

Raharjo, I.: "Studi Dinamika Fluida

Reservoir Geothermal Menggunakan

Metode Gayaberat Mikro 4D (Studi

Kasus : Lapangan Panasbumi

Kamojang Jawa Barat)".

Kadir, W.G.A

: "Survey gayaberat

untuk sumberdaya hidrokarbon

dan pengembangannya dalam

monitoring reservoir hidrokarbon".

Kadir, WGA

: "Harga

Anomaly gayaberat mikro

‘time-lapse’ rendah dan hubungan-

nya dengan pergerakan fluida dalam

reservoir sebagai indikasi prospek

hidrokarbon, contoh kasus:

Lapangan Tambun dan Minas".

Wawan Gunawan A. Kadir

Supriyadi, Santoso D., .,

dan Dahrin D.: "Uji Coba Model

Based Filter (MBF) untuk Pemisahan

Sumber Anomali Pada Data

Gayaberat Mkro Antar Waktu".

Kadir W. G. A

Nurfitriana, Wawan Gunawan A.

Kadir, dan Susanti Alawiyah:

"Pemodelan Inversi Gayaberat 3D

Menggunakan Metoda DAMPED

dan Aplikasinya

pada Data Anomali Gayaberat Mikro

Selang Waktu di Lapangan Minyak

"X", Sumatera Tengah".

LEAST SQUAREProceedings Joint convention

Bali, 2007, The 32 HAGI,

The 36 IAGI, and The 29

IATMI Annual Conference

and Exhibition,

13 -16 November 2007,

Bali, Indonesia

nd

th th

th th

Proceedings Joint convention

Bali, 2007, The 32 HAGI,

The 36 IAGI, and The 29

IATMI Annual Conference

and Exhibition,

13 -16 November 2007,

Bali, Indonesia

nd

th th

th th

Launching Peta dan Seminar

Gayaberat Indonesia, Badan

Geologi, Departemen Energi

dan Sumberdaya Mineral,

2 Desember 2008, Jakarta

The 34 HAGI Annual

Convention, Exhibition and

2 Geophysics Education

Symposium, 10-12 November

2009, Yogyakarta

th

nd

The 34 HAGI Annual

Convention, Exhibition and

2 Geophysics Education

Symposium, 10-12 November

2009, Yogyakarta

th

nd

The 34 HAGI Annual

Convention, Exhibition and

2 Geophysics Education

Symposium, 10-12 November

th

nd

2009, Yogyakarta

Penelitian yang Pernah Dilakukan dengan Sumber Dana Hibah

Kompetisi, Riset Unggulan, dan Lain-lain

NO.

1.

2.

3.

4.

SUMBER DANA, TAHUN,

DAN TEMPAT PUBLIKASI

PENELITI DAN

JUDUL PENELITIAN

A. Zaenudin, S.Si., M.T.,

, M. Sarkowi, S.Si.,

M.Si.: "Pemodelan 3D Reservoar

Panasbumi Kamojang dengan

Metoda Gayaberatmikro 4D untuk

Meningkatkan Sistem Monitoring

Produksi dan Reinjeksi”.

Dr. Wawan

Gunawan A. Kadir

Hasanudin Z Abidin, Ph.D., Ahmad

Zaenudin, Suhayat Minardi, Husein

Asy'ari dan Iman Santoso:

“Monitoring dan Pemodelan

Dinamika Fluida Reservoir Panas

Bumi dengan Metoda Gayaberat

Mikro 4D, Studi Kasus: Lapangan

Panasbumi Kamojang".

Dr. Wawan Gunawan A. Kadir,

Drs. Supriyadi, M.Si.,

dan Dr. Muh Sar-

kowi: "Penentuan Daerah Recharge

dan Pola Aliran Air Tanah di Kota

Semarang dengan menggunakan

Metode Gradien Vertikal Gayaberat

Mikro Time Lapse".

Dr. Wawan

Gunawan A.K,

Dr. Wawan Gunawan A. Kadir,

Penelitian Hibah Bersaing

XIV/1 (2006), November 2006,

Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung,

Bandar Lampung

Hibah Penelitian Tim

Pascasarjana-HPTP

(Hibah Pasca), 2007, Institut

Teknologi Bandung

Penelitian Hibah Bersaing,

2007, Universitas Negeri

Semarang

Program Hibah Kompetitif

Page 39: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201268 69

Dr. Darharta Dahrin, Dr. Susanti

Alawiyah, Dr. Setianingsih,

Dr. Ahmad Zaenudin, M.T., Suhayat

Minardi, M.T., dan Prof. Toshifumi

Matsuoka: "Delineasi Subsidence

Akibat Penurunan Muka Airtanah

dan Pembebanan Bangunan dengan

Metode Gayaberatmikro Antar

Waktu Studi Kasus: Jakarta Megacity

Area (JMA)".

Penelitian untuk Publikasi

Internasional, November

2009, LPPM ITB

VII. REKAM JEJAK PENELITIAN/PUBLIKASI

UTAMA DAN MENDUKUNG

(TRACK RECORD)

Dalam Jurnal Internasional Ber- (mitra bestari) dan diakuireferee

NO.

1.

2.

3.

NAMA JURNAL,

NO. PUBLIKASI, VOL.,

TAHUN, ISSN, DAN

TEMPAT PUBLIKASI

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

Sukmono, S., M.T., Zen, L., Hendra-

jaya, , D., Santoso and

J., Dubois, ‘Fractal geometry of

Sumatra active fault system and it’s

geodynamical implication’.

W.G.A., Kadir

S. Sukmono, M.T. Zen, L. Hendrajaya

and W.G.A. Kadir

Santoso, D., and

S. Alawiyah, ‘Delineation of reservoir

boundary using AVO analysis’.

W.G.A. Kadir

Journal of Geodinamics,

v.22, 1996.

First Break

Journal of Exploration

Geophysics, 2000

Dalam Jurnal Nasional Terakreditasi

NO.

1.

2.

3.

4.

5.

NAMA JURNAL,

NO. PUBLIKASI, VOL.,

TAHUN, ISSN, NO. AKRE-

DITASI, TANGGAL, DAN

PERINGKAT AKREDITASI

PENGARANG DAN

JUDUL MAKALAH

, Zen, M.T., Hendraja-

ya, L., Santoso, D. and Sukomono, S.,

‘Peta Variasi Densitas berdasarkan

dekonvolusi anomali gayaberat dan

aplikasinya pada daerah Tarutung

dan sekitarnya’,1995.

Kadir, W.G.A

, Zen, M.T., Hendraja-

ya, L., Santoso, D. and Sukomono, S.,

‘Density Variation with Depth of

Sumatra (Indonesia) and it’s

Geodynamical implication’.

Kadir, W.G.A

, ‘Application of

gravity and megnetic methods in

geodynamic studies ’, Application

of geophysical methods in Indonesia

1977-1998 (first edition), p. 12-31.

Kadir, W.G.A.

and D. Santoso, 2000,

‘Gravity anomalies study of Bandung

basin and its implication on ground

water resources’, HAGI Publication

entitled Application of geophysical

methods in Indonesia, second

edition, pp. 156-164.

Kadir, W.G.A

Fauzi, A. and WGA Kadir, 2000, ‘2D

gravity deconvolution for depth

estimation of Kerinci segment fault’,

Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia,

V.84,.

JTM, II, 1995

Jurnal Geofisika, 2000

Jurnal Geofisika, 1999

Jurnal Geofisika, Special

Edition, 2000

Jurnal Kontribusi Fisika

Indonesia, V.84, 2000.

Page 40: Pidato ilmiah Prof Wawan Guna

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar

Institut Teknologi Bandung

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 2012

Prof. Wawan Gunawan A. Kadir

25 Mei 201270 71

6. and Setianingsih, 2003,

Application of 4D Microgravity for

monitoring process.

Kadir, WGA Journal of JTM Vol. X No. 3,

2003.

Hibah Penelitian (Research Award)

NO.

1.

2.

3.

4.

5.

JUDUL PENELITIANTIM PENELITI

M.T. Zen, Sigit Suk-

mono, Wawan GA.

Kadir

,

Fauzi, Sarkowi.

Wawan GA. Kadir

, Muh. Sarkowi,

Darharta Dahrin

Wawan Gunawan A.

Kadir

, Muh. Sarkowi

dan Zaenudin.

Wawan Gunawan A.

Kadir

Lilik Hendrajaya,

Djoko Santoso,

, T.A Sani dkk

Wawan Gunawan A.

Kadir

Integrated strategic

Research’, Indonesia

National Science

Foundation,

1994-1996994-1996.

Domestic Collabora-

tive Research Grant

Program, Dikti,

2000-2001.

RUT, 2000-200, Ristek

Riset ITB, 2005-2006

Pertamina Research

Grant, 1994-1998.

TAHUN/PERIODE

& SUMBER DANA

“Quantification of the

geometry and

seismicity of the

Sumatra Fault System

using fractal”,

Sesar Sumatera

4-D microgravity

application on

monitoring of Duri

field EOR Processes.

Aplikasi 4D micro-

gravity untuk identi-

fikasi perubahan

muka air tanah dan

amblesan di Semarang

dan sekitarnya

4D microgravity

Kamojang

Pengembangan

metoda dan software

Seismik untuk eks-

plorasi minyak dan

gas bumi