phylum arthopoda

51
Phylum Arthropoda Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Ciri tubuh Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Struktur tubuh Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat

Upload: bella-abbellargobel-tralala

Post on 27-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Phylum Arthopoda

Phylum   Arthropoda

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

Ciri tubuh

Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas. Ukuran dan bentuk tubuhUkuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Struktur tubuhTubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.

Page 2: Phylum Arthopoda

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.

Cara hidup dan habitatCara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.ReproduksiSistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.KlasifikasiArthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.

Arachnoidealaba-laba

Page 3: Phylum Arthopoda

Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.

Chilopoda

Page 4: Phylum Arthopoda

kelabang

Kelas chilopoda merupakan bangsa lipan yang berbadan panjang dan pipih dengan bagian badan terdiri dari kepala dan batang badan. Jumlah ruas pada batang badan bervariasi tergantung pada ordo masing-masing, jumlah ruas bisa mencapai 190 ruas.Pada kepala terdapat antena yang beruas banyak sedangkan di batang badan terdapat sepasang kaki pada tiap ruasnya. Pada bagian akhir batang badan biasanya terdapat sepasang organ modifikasi dari kaki yang berfungsi untuk perlindungan diri yaitu sting organ. Jumlah pasang kaki dapat digunakan sebagai pembeda pada tiap ordo.

Insecta

Page 5: Phylum Arthopoda

kupukupu        Dari insectum Latin (insecta jamak) untuk "potong, memotong". This refers to the way the joints between body segments are marked by an indentation as if carved by a chisel. Hal ini mengacu pada cara sendi antara segmen tubuh ditandai dengan lekukan seolah-olah diukir oleh pahat. The word probably arose as a literal translation of Greek entomos (εντομος), which has the same meaning. Kata mungkin muncul sebagai terjemahan harfiah dari entomos Yunani (εντομος), yang memiliki arti yang sama.

Identifikasi Three pairs of legs Tiga pasang kakiThree body parts: head , thorax , and abdomen Tiga bagian tubuh: kepala , dada , dan peruttypically two pair of wings ; some groups have one pair or none biasanya dua pasang sayap ; beberapa kelompok memiliki satu pasangan atau tidak adaOne pair of antennae Sepasang antenaUsually one pair of compound eyes ; simple eyes ( ocelli ) present in many groups Biasanya sepasang mata majemuk ; sederhana mata ( ocelli ) hadir dalam banyak kelompokLife Cycle Jalan kehidupan There are two prominent types of life-cycles among the insects: Ada dua jenis utama dari siklus hidup antara serangga:1- Hemimetabolus insects (eg, dragonflies , mayflies , true bugs , grasshoppers ) undergo gradual, or incomplete, metamorphosis. 1 - Hemimetabolus serangga (misalnya, capung , mayflies , bug benar , belalang ) menjalani bertahap, atau tidak

Page 6: Phylum Arthopoda

lengkap, metamorfosis. Immature stages (usually called nymphs ) go through a series of molts, gradually assuming an adult form. tahap Belum Menghasilkan (biasanya disebut nimfa ) melalui serangkaian molts, secara bertahap mengasumsikan bentuk dewasa. Since the wings develop on the outside of the body, these groups are called exopterygotes . Sejak mengembangkan sayap di luar tubuh, kelompok-kelompok ini disebut exopterygotes. Some orders have immature stages that are aquatic. Beberapa pesanan yang belum dewasa yang tahapan air. These possess specialized structures for aquatic life, such as gills, and are called naiads , or larvae. Ini memiliki struktur khusus untuk kehidupan air, seperti insang, dan disebut naiads , atau larva.

2- Holometabolous insects have a four-stage life cycle: egg, larva, pupa, and adult (imago). 2 - Holometabolous serangga memiliki tahap siklus hidup empat: telur, larva, pupa, dan dewasa (imago). The following orders of insects are holometabolous: Perintah berikut serangga adalah holometabolous:Neuroptera - Antlions, Lacewings and Allies Neuroptera - Antlions, Lacewings dan SekutuColeoptera - Beetles Coleoptera - KumbangHymenoptera - Ants, Bees, Wasps and Sawflies Hymenoptera - Semut, Lebah, Tawon dan SawfliesTrichoptera - Caddisflies Trichoptera - CaddisfliesLepidoptera - Butterflies and Moths Lepidoptera - Kupu-kupu dan NgengatMecoptera - Scorpionflies, Hangingflies and Allies Mecoptera - Scorpionflies, Hangingflies dan SekutuDiptera - Flies Diptera - LalatStrepsiptera - Twisted-winged Insects Strepsiptera - Serangga bersayap TwistedSiphonaptera - Fleas Siphonaptera - KutuThis group is referred to as Endopterygota or Holometabola . Kelompok ini disebut sebagai Endopterygota atau Holometabola.   

Page 7: Phylum Arthopoda

kepiting

Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :-Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)-Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)-Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)Sementara yang merugikan manusia anatara lain :-Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.-Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk-Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk-Perusak makanan.Contohnya kutu gabah-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku Sumber

Semoga artikel Ringkasan Biologi:Arthropoda bermanfaat bagi Anda.

Artikelbagus.com – Ciri-cirinya Filum Arthropoda

Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis. Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena

Page 8: Phylum Arthopoda

mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

Klasifikasi filum ArthropodaBerdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Custacea, Insekta, Diplopoda Arachoinidea, dan Chilopoda. Persamaan dan perbedaan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

KelasCrustacea(udangudangan):

KelasInsekta(serangga):

KelasArachnoidea(laba-laba

KelasDiplopoda(kakiseribu):

KelasChilopoda(kelabang):

SusunanTubuh

Kepala (5ruas), dada(8 ruas), danperut (6ruas) .

Kepala,dada, danperut.

Kepala, dada,dan perut..

kepala danbadan yangbentuknyasilindris..

Kepala danbadan yangmemanjangagakgepeng

Antena 2 pasang sepasang Tak ada sepasang sepasangAnggotatubuh

Sepasangpada setiapruas untukberbagaifungsi, 5pasang kakipada dada

3 pasangkaki

4 pasang kakipadasefalotoraks

2 pasangkaki padasetiap ruastubuh

Sepasangkaki padasetiap ruas

Sayap Tak ada Ada Tak ada Tak ada Tak adaAlatrespirasi

Insang ataupermukaantubuh

trakea Paru-parubuku

trakea trakea

Habitat air darat darat darat darat

Read more: http://www.artikelbagus.com/2011/12/filum-arthropoda.html#ixzz2f38pSDPV

Page 9: Phylum Arthopoda

Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.

Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.

Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali.Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :

1. Kelas Myriapoda.2. Kelas Crustacea.3. Kelas Arachnida.4. Kelas Insecta.

Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.

Page 10: Phylum Arthopoda

1. Ciri-ciri ArthropodaTubuh Arthropoda beruas-ruas, dan terbagi atas caput atau kepala, thorax atau dada, dan abdomen atau perut. Memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas zat kitin. Sistem peredaran darah terbuka, dalam darah tidak mengandung hemoglobin, sehingga darah hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen diedarkan melalui sistem trakea. Arthropoda ada yang bernapas dengan trakea, insang, paru-paru buku, dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat ekskresi berupa badan malphigi dan nefridia. Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Memiliki simetri tubuh bilateral, yaitu apabila dibelah dari satu sumbu hanya menghasilkan sisi kanan dan sisi kiri.

2. Klasifikasi ArthropodaKlasifikasi Arthrophoda dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Crustaceae

1) Ciri-ciri CrustaceaeCrustaceae berasal dari kata crusta yang berarti berkulit keras. Tubuh terbagi atas 2 bagian , yaitu sefalotoraks (kepala, dada) dan abdomen ( perut). Tubuh dilindungi oleh eksoskeleton ( karapaks ) yang tersusun dari zat kitin. Waktu makan udang, bagian inilah yang biasanya dibuang. Udang memiliki 5 pasang kaki di sefalotoraks dan 5 pasang kaki pada abdomen, sepasang kaki pertama yang memiliki bentuk seperti capit, disebut keliped yang digunakan untuk mempertahankan diri dan memegang mangsa. Empat pasang kaki berikutnya adalah kaki yang digunakan untuk berjalan, disebut juga pereipoda, 5 pasang kaki yang terletak pada bagian perut digunakan untuk berenang atau biasa disebut sebagai pleopoda. Habitat di perairan, baik air tawar ataupun air laut. Crustaceae merupakan hewan omnivora, makanannya berupa tumbuhan ataupun hewan-hewan kecil yang ada di perairan. Memiliki sistem peredaran darah terbuka, jadi darah yang beredar dalam tubuhnya tidak melalui pembuluh melainkan langsung beredar ke dalam ronggarongga yang ada dalam tubuhnya. Pada bagian kepala terdapat dua pasang antena. Sepasang antena pendek dilengkapi dengan stigma atau bintik mata yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang, serta sepasang antena panjang sebagai indra peraba yang dilengkapi dengan statolit yang berfungsi untuk keseimbangan badan waktu berada di perairan.

2) Klasifikasi Crustaceae

a) EntomostracaMerupakan Crustaceae tingkat rendah ( zooplankton). Dibagi dalam 4 kelas: Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripediab) MalacostracaMerupakan Crustaceae tingkat tinggi. Dibagi dalam 3 kelas : Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda Contohnya adalah udang, kepiting, lobster, dan rajungan.

b. Myriapoda

Page 11: Phylum Arthopoda

Tubuh Myriapoda tersusun atas caput (kepala) dan abdomen (perut) (tak punya dada). Tubuh terdiri dari 10 – 200 ruas dan tiap ruas terdapat 1 pasang kaki sehingga disebut hewan berkaki seribu. Respirasi dengan trakea yang bermuara pada spirakel yang ada di bagian sisi kanan dan kiri sepanjang tubuhnya. Sistem saraf tangga tali dengan sepasang ganglion sebagai otaknya. Myriapoda terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:

1) ChilopodaSetiap ruas tubuh memiliki sepasang kaki. Chilopoda merupakan hewan yang beracun yang dapat mematikan mangsanya dengan racun yang dimiliki tersebut. Contohnya Scolopendra subspinipes (lipan).

2) DiplopodaBerbeda dengan Chilopoda, kalau pada Diplopoda setiap ruas pada tubuhnya memiliki 2 pasang kaki. Termasuk detritivor, yaitu hewan pemakan sisa-sisa sampah. Contohnya adalah Julus teristris (luwing). Apabila hewan ini dalam keadaan bahaya atau merasa terganggu akan menggulung badannya untuk mempertahankan diri.

3) ArachnoideaTubuh Arachnoidea terdiri dari sefalotoraks (kepala dada menyatu) dan abdomen (perut). Pada bagian dorsal tubuhnya memiliki perisai karapaks yang tersusun atas zat kitin. Hewan ini memiliki 4 pasang kaki yang terdapat di dada yang dipergunakan untuk berjalan. Di bagian kepala memiliki 2 pasang alat mulut, yaitu sepasang alat sengat (chelicera) yang dipergunakan untuk melumpuhkan mangsa dan alat capit (pedipalpus) yang dipergunakan untuk memegang mangsanya. Respirasi dengan paruparu buku, pada bagian ventral tubuhnya terdapat lubang atau pori-pori  yang merupakan muara dari paru-paru buku. Sistem peredaran darah yang dimiliki adalah sistem peredaran darah terbuka karena darah mengalir tanpa melewati pembuluh darah. Seperti halnya dengan Arthropoda yang lain, Arachnoidea juga memiliki sistem saraf tangga tali. Alat ekskresi yang dimiliki berupa badan malphigi. Khusus pada ordo Arachnida, pada daerah posterior terdapat dua lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jaring disebut sebagai spineret.Klasifikasi Arachnoidea:a) Scorpionida, contoh: kalajengking.b) Arachnida, contoh: labah-labah.c) Acarina, contoh: caplak, tungau.

4) Hexapoda (Insecta)Insecta merupakan kelompok hewan yang memiliki jumlah anggota paling banyak dan daerah persebarannya sangatlah luas, hampir di semua tempat serangga bisa hidup atau disebut juga memiliki sifat kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan 10 terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakea yang ada pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di kanan kiri sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel. Sistem peredaran darah terbuka dan alat ekskresi berupa badan malphigi. Contoh hewan ini

Page 12: Phylum Arthopoda

adalah belalang. Pada kepala belalang yang terdiri atas enam segmen terdapat alat-alat sebagai berikut:a) Mata, pada belalang memiliki 2 macam mata, yaitu mata tunggal (oselus) dan mata majemuk (facet).b) Antena, berguna sebagai alat indra pembau.c) Mulut, dipergunakan untuk makan.

Darah belalang tidak berwarna merah karena dalam darahnya tidak mengandung hemoglobin, namun darahnya berwarna hijau kebiruan karena dalam darahnya mengandung hemosianin. Oleh karena itu, darah belalang tidak berfungsi untuk mengedarkan oksigen tapi untuk mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen dalam tubuhnya diedarkan oleh sistem trakea. Dalam proses pertumbuhan menuju kedewasaannya, serangga mengalami proses perubahan wujud dari telur sampai menjadi hewan dewasa atau disebut sebagai metamorfosis. Metamorfosis ada 2 macam, yaitu:a) Metamorfosis sempurnaTelur menjadi larva (ulat) menjadi pupa (kepompong) menjadi imago (hewan dewasa). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain lebah dan kupu-kupu.b) Metamorfosis tak sempurnaTelur menjadi nimfa (hewan muda) menjadi imago (dewasa). Contoh hewan mengalami metamorfosis tidak sempurna antara lain belalang dan jangkrik.

a) Klasifikasi Insecta(1) Apterygota, yaitu serangga yang tidak memiliki sayap, contohnya adalah kutu buku (Lepisma).(2) Pterygota, yaitu serangga yang memiliki sayap. Pterygota dibagi menjadi 10 ordo, yaitu:(a) Odonata, contoh capung.(b) Orthoptera, contoh belalang sembah (Stagmomantis), orong-orong (Grylotalpa), jangkrik (Acheta domestica).(c) Isoptera, contohnya adalah laron.(d) Hemiptera, contohnya adalah walang sangit.(e) Homoptera, contohnya adalah kutu daun dan kutu kepala.

Page 13: Phylum Arthopoda

(f) Coleoptera, contohnya adalah kepik, kumbang kelapa.(g) Lepidoptera, contohnya adalah kupu-kupu.(h) Diptera, contohnya adalah nyamuk.(i) Siphonoptera, contohnya adalah kutu anjing.(j) Hymenoptera, contohnya adalah lebah madu (Apis cerana).

b) Tipe mulut serangga(1) Tipe orthopteran: mandibula keras, menggigit dan mengunyah, contoh belalang.(2) Tipe hemipteran: punya 4 alat penusuk (stilet), contoh kutu busuk dan wereng.(3) Tipe anopluran: punya 3 stilet, menusuk dan mengisap, contoh kutu pengisap darah.(4) Tipe dipteran: mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.(5) Tipe hymenopteran: pengisap, contoh lebah.(6) Tipe lepidopteran: mulut seperti belalai untuk mengisap, contoh kupu-kupu.

Mulut Seranggac) Peranan serangga(1) Penghasil madu.(2) Ulat sutra penghasil sutra.(3) Serangga predator hama (membantu membasmi serangga).(4) Membantu penyerbukan.

d) Serangga yang merugikan(1) Wereng padi (hama padi).(2) Kumbang kelapa merusak tanaman kelapa.(3) Nyamuk dan lalat menyebarkan penyakit.(4) Kutu busuk dan kutu kepala menghisap darah.- See more at: http://h34lthy.blogspot.com/2012/06/tentang-arthropoda.html#sthash.5bi4zxCR.dpuf

Page 14: Phylum Arthopoda

1. Ciri-ciri Umum Phylum Arthropoda

Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang berarti kaki. Jadi Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-ruas. Merupakan hewan kelompok terbesar dalam arti jumlah species maupun penyebarannya. Hampir 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.

Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:

a)      Crustacea atau Udang-udangan

b)      Insecta atau serangga (Hexapoda)

c)      Myriapoda atau lipan (kaki seribu)

d)     Arachnida atau labah-labah

Adapun ciri-ciri umum dari Arthropoda antara lain adalah sebagai berikut:

1)      Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).

2)      Bentuk tubuh simetris bilateral

3)      Rangka luar keras tersusun atas zat kitin

4)      Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas

5)      System peredaran darah terbuka (system lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka

6)      Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)

7)      Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus

8)      Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis)

9)      System saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena

10)  Hidupnya di darat, air tawar dan laut.

Page 15: Phylum Arthopoda

ARTHROPODA

1.      ARTHROPODA

Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.

Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripatus di Afrika

Selatan. Hewan ini adalah jenis cacing beludru yang dianggap setengah cacing dan setengah

Arthropoda.

1.      Ciri-ciri Umum Arthropoda

Atrhropoda berasal dari kata arthros yang berarti : ruas dan podos yang berarti kaki.

Hewan. Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-ruas. Misalnya udang,

belalang, laba-laba, dan kaki seribu.

a.      Ciri-ciri Umum Arthropoda

Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka luar

(eksoskeleton) dari bahan kitin. Kerangka luar ini bersendi dan berfungsi menutupi dan

melindungi alat-alat dalam serta memberi bentuk pada tubuh. Kerangka luar disekresikan oleh

epidermis dan mengalami pergantian kulit (eksdisis). Hewan ini mempunyai mata majemuk

(faset) atau mata tunggal (oselus)

b.      Sistem Organ

Sistem organ yang menunjang kehidupan Arthropoda dapat dilihat pada table .

Tabel Sistem Organ dalam Tubuh Arthropoda

Sitem Organ Keterangan

SistemPencernaanmakanan

Alat percernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.

Sistem Peredaran Darah

Alat peredaran darah terdiri atas jantung dengan pembuluh-pembuluh daah terbuka

SistemPernapasan

Hewan ini bernafas dengan menggunakan insang, trakea, permukaan tubuh, dan paru-paru buku.

Sistem ekskresi Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh Malpighi.Sistem reproduksi Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (parthenogenesis dan

paedogenesis). Sistem reproduksi pada Arthropoda terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.

Sistem saraf Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.

Page 16: Phylum Arthopoda

1.      Klasifikasi Arthropoda

Filum Arthropoda kini klasifikasikan menjadi empat subfilum, yaitu ;

a.       Crustecea, misalnya udang

b.      Chelicerata, misalnya laba-laba

c.       Myriapoda, misalnya kaki seribu

d.      Hexapoda, misalnya serangga.

Persamaan dan perbedaan cirri yang menjadi dasar klasifikasi.

a. Crustacea

Crustacea (udang-udangan) berasal dari bahasa latin, crusta yang berarti cangkang.

Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea,

yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea terutama di air, yaitu di danau,

laut, dan sungai.

Tubuh Crustacea bersegmen dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi (satu)

serta abdomen (perut).

Bagian anterior tubuh lebih besar dan lebar, sedangkan posteriornya sempit.

Pada kepala terdapat beberapa alat mulut yaitu :

1.      Dua pasang antenna

2.      Satu pasang mata

3.      Satu pasang mandibula (rahang atas)

4.      Satu pasang maksila pertama

5.      Satu pasang maksila kedua (rahang atas).

Alat gerak berupa kaki (satu pasang tiap ruas abdomen) untuk berenang, merangkak, atau

menempel di dasar perairan.

Sistem organ yang mendukung kehidupan Crustacea.

Klasifikasi Crustacea

Beberapa kelas yang penting dalam subfilum Crustacea antara lain Brachiopoda,

Ostracoda, Copepoda, Cirripedia, dan Malacostraca.

Karakteristik Umum Anggota Arthropoda

Page 17: Phylum Arthopoda

Ciri - Ciri Crustacea ChelicerataMyriapoda

HexapodaChilopoda Diplopoda

Pembagian tubuh

Sefalotoraks (Kepala dan dada menyatu dan abdomen (perut)

Dada dan abdomen bersatu. Kepala yang sesungguhnya tidak ada, tetapi berupa alas kepala(Kapitulum)

Kepala dan badan panjang

Kepala dan dada pendek, sedangkan abdomen panjang

Kepala, dada, dan abdomen dapat dibedakan

Antenna 2 Pasang Tidak ada1 pasang dan Panjang

1 pasang dan pendek

1 pasang

Bagian – bagian Mulut

1 Pasang mandibula, 1 Pasang maksila, 2 Pasang maksiliped

1 Pasang Kelisera          1 Pasang Pedipalpus

1 Pasang mandibula,   1 Pasang maksila,             

1 Pasang mandibula,   1 Pasang maksila,             

1 Pasang mandibula,    1 Pasang maksila,  Labium

Kaki

1 Pasang per ruas atau tidak ada

4 Pasang Pada kepala dada

1 Pasang per ruas

2 atau 1 Pasang per ruas

3 Pasang Pada dada

Organ Pernapasan

Insang Paru – paru buku

Trakea Trakea Trakea

Lubang Kelamin

2 di bidang belakang dada

1 di ruas kedua dari abdomen

1 di ujung abdomen

1 di ruas ketiga dekat kepala

1 di ujung abdomen

Perkembangan

Umumnya melalui fase larva

Langsung, kecuali caplak atau tungau

Tidak melalui fase larva

Tidak melalui fase larva

Umumnya melalui fase larva

Habitat

Air tawar, air laut, sedikit di darat

Terutama di darat

Terutama di darat

Semuanya didarat

Terutama di darat

Sistem Organ Dalam Tubuh Crustacea

Sistem Organ Keterangan

Sistem Pencernaan Makanan

Makanannya berupa  bangkai atau tumuhan dan hewan lain, akan tetapi ada juga yang bersifat parasit  pada organisme lain.Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a.   Tembolok, untuk menampung makananb.   Lambung otot ( empela )c.   Lambung Kelenjar

Di dalam perut Crustacea terdapat gigi – gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu – batu kalsium gasrolik yang berpungsi mengeraskan

Page 18: Phylum Arthopoda

eksoskeleton setelah terjadi pengelupas

Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang memiliki daya ikat yang rendah terhadao O2.

Sistem PernafasanAlat pernafasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.

Alat dan Indra dan Sistem Saraf

Alat indra berupa sepasang mata majemuk ( faset ) bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antenna. Sistem sarafnyaberupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari pasang – pasang ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.

Sistem ReproduksiSistem Reproduksinya bersifat diesisi ( berkelamin satu ). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetes  menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.

                                                       Brachiopoda

Tubuh Brachiopoda transparan ( tembus cahaya ). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10

cm. hewan ini bergerak  dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan

diair tawar. Contohnya Daphina sp.Dan Artemia sp.

                                                       Ostracoda

Hewan ini uumnya berukuran sekitar 1 mm.tapi kisarannya mulai dari 0,2 – 30 mm.

hewan ini hidup di laut sebagai zooplankton. Tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang

melekat di dasar perairan. Anggota Ostracoda yang sudah di kenal 200 jenis, misalnya Aboilia

sp. 

                                                       Copepoda Cirripedia

Segmentasi Copepoda  jelas  terlihat dan mudah dibedakan antara sefalotoraks dengan

abdomennya. Bagian anterior lebih lebar dan besar, sedangkan bagian posteriornya agak sempit.

Hewan ini berjenis kelamin satu, yang jantan lebih kecil  dari pada betinanya. Individu betina

memiliki sepasang kantong telur. Larva Copepoda, yang disebut nauplius, mengalami ekdisid

( pergantian kulit) menjadi metanauplius  yang ditandai dengan tumbuhnya duri – duri dan

segmentasi.

Copepoda mencakup 4.500 spesies. Hewan ini hidup sebagai  parasit pada insang dan

sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan tawar. Pada umumnya, Copepoda tidak mempunyai mulut

dan menyerap makanan langsung dari insangnya.

Page 19: Phylum Arthopoda

Copepoda yang hidup di tanah menempati tempat – tempat yang lembab.  Contoh

Copepoda adalah Lernaea Cyprinaceae. Tubuhnya terdiri dari kepala dada dan abdomen. Oleh

karena bentuk kepalanya  memanjang dan menonjol, maka di kenal sebagai cacing jangkar.

                                                       Malacostraca

Hewan ini hidup di laut dengan berbagai cara, seperti menempel pada batu – batuan,

melekat di dasar kapal atau perahu, atau mengapung di permukaan laut. Ada pula yang hidup

sebagai parasit dapa ikan paus, kura – kura, dan hewan – hewan lainnya. Pada tahun 1830,

setelah tingkat larvanya dikenal orang, Cirripedia di masukkan kedalam golongan Crustacea.

Kini telah dikenal 800 jenis Cirripedia, misalnya Lepas dan Balanus.

                                                       Malacostraca

Tubuh Malacostraca pada umumnya terdiri atas 14 segmen :

a).    Isopoda

Para pakar biologi telah mengenal 4.000 jenis  Isopoda yang hidup di berbagai tempat,

seperti di laut, di air tawar, maupun di darat. Isopoda tanah dapat menggulung seperti

trenggiling. Kutu kayu amat merugikan manusia  karena membuat lubang – lubang pada

galangan kapal atau perahu.

b).    Stomatopoda

Stomatopoda berwarna mencolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah.

Habitat hewan ini di laut dan mempunyai cangkang luar.

c).    Decapoda

Disebut Decapoda karena berkaki sepuluh. Hewan – hewan golongan ini mempunyai

lima pasang anggota gerak pada segmen dada sebagai kaki. Tiga  pasang anggota gerak paling

depan mengalami perubahan fungsi sebagai rahang.

Decapoda yang telah dikenal 8.500 jenis, termasuk udang, ketam, kepiting dan

rajungan. Segmentasi tubuh berupa sefalotoraks dan abdomen. Jumlah segmen perut enam buah

dan berakhir dengan ekor.

Peran Crustacea Bagi Kehidupan Manusia

Berbagai Crustacea menguntungkan manusia dalam beberapa bidang, misalnya sebagai

berikut :

Page 20: Phylum Arthopoda

a).    Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi.

b).    Berperan sebagai zooplankton yaitu menjadi sumber makanan ikan, misalnya anggota

Brachiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.

Selain menguntungkan, beberapa Crustacea bersifat merugikan antara lain :

a).    Merusak galangan kapal ( perahu ), misalnya anggota Isopoda.

b).    Parasit pada ikan dan kura – kura, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda

c).    Merusak pematang sawahatau saluran irigasi, misalnya ketam.

a. Chelicerate

Chelicerate merupakan subfilum paling besar dalam Arthropoda, mencakup laba – laba

( kelas Arachnida ) dan horseshoe crab (mimi ).

Anggota kelas  Arachnida meliputi , kala , laba – laba, tungau, dan caplak. Hewan ini

bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivor

sekaligus predator. Dan berhabitat di darat. Tubuh bersegmen terdiri atas sefalotoraks serta

abdomen yang tak beruas.

a).    Empat pasang kaki

b).    Delapan buah mata sederhana di bagian depan

c).    Satu pasang Kelisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau catut untuk

melumpuhkan mangsa ).

d).   Sepasang pedipalus yangberfungsi sebagai indra, tangan, maupun alat untuk melakukan

kopulasi.

e).    Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutra disebut spinneret ; terdapat pada beberapa

jenis Arachnida.

Sistem organ yang medukung kehidupan Arachnida dapat kita lihat pada table.

Sistem Organ Dalam Tubuh Arachnida

Sistem Organ Keterangan

Sistem Pernafasan Organ pernafasan berupa paru – paru buku yang terletak  di daerah perut depan.

Page 21: Phylum Arthopoda

Sistem Pencernaan Makanan

Makanan ditangkap dengan jaringan tepid an ada pula yang di isap dari inagnya oleh Arachnida yang hidup sebagai parasit.Alat pencernaan makanan berturut – turut mulai dari mulut perut usus halus usus besar kantong fases anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak di bagian depan dan hati di bagian abdomen.

Sistem Peredaran darahSistem Peredaran darahnya terbuka dan menggunakan jantung pembuluh serta arteri. Jantung pembuluh terdiri dari kantong otot yang emmiliki ostium di setiap ruas.

Sistem SarafSistem Sarafnya berupa persatuan ganglion – ganglion yang disebut sistem saraf tangga tali.

Alat IndraAlat Indra terdiri atas delapan buah mata sederhana dan sepasang pedipalpus yang fungsinya mirip antenna.

Sistem Reproduksi

Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi dalam tubuh betinanya ( (fertilisasi internal). Hewan jantan dan hewan betina terpisah ( diesis). Ada yang ovipar, ovovipar, dan vivipar.

Klasifikasi Arachnida

Arachnida terdiri dari beberapa ordo. Dalam buku ini, kita pelajari tiga ordo, yaitu

Scorpiones, Araneae, dan Acarina.

1).    Scorpiones

 Spesies yang termasuk Scorpiones mencakup segala macam kala, antara lain

kalajengking, kala kuku, dan kala laba – laba. Tubuh Scorpiones dibagi menjadi dua , yaitu

sefalotoraks ( disebut juga prosoma )  dan bagian perut ( opisthosoma). Perut dibagi lagi menjadi

nesosoma dan metasoma. Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kelisera –

keliseranya kecil.

2).    Araneae

Ordo ini mencakup berbagai jenis laba – laba. Laba – laba bersifat predator. Tubuhnya

terdiri dari dua segmen, delapan kaki, dan tidak memiliki sayap serta bagian mulut untuk

mengunyah. Semua laba – laba menghasilkan sutra, biasanya terdapat di bagian abdomen.

Laba – laba jantan yang siap berkopulasi memintal jaringan kecil dan menaruh setitik

spermanya di dalam jarring, kemudian memasukkannya ke dalam labu – labu kecil pada

pedipalpusnya. Pada saat kawin, sperma tersebut dimasukkan  ke tubuh  betinanya.

Page 22: Phylum Arthopoda

Spesies yang termasuk Araneae mencakup segala macam laba – laba, antara  lain :

a).    Laba – laba jarring kubah ( terdapat di Botswana, Afrika Selatan ).

b).    Laba – laba primitive Liphistius  ( di rimba Asia Tenggara ).

c).    Laba – laba Penjerat ( Di Malaysia )

d).   Laba – laba  Penjaring Thalassius (hidup di dekat air )

e).    Laba – laba Pemburu, misalnya Laba – laba  Loncat ( Di Meksiko )

f).     Laba – laba serigala

g).    Laba – laba beracun Lactrodectus natans dan Loxxosceles recluse.

h).    Laba – laba bukit pasir Leucorchestris

i).      Laba – laba raksasa Mastigopracts giganteus.

1).    Acarina

Acarina dipelajari dalam cabang ilmu acarologi. Acarina mencakup caplak dan tungau.

Cirri khas acarina ialah tubuhnya tidak berbuku – buku.

Larva Acarina mempunyai  tiga pasang kaki. Daur hidupnya mengalami empat fase, yaitu

telur larva nimfa dewasa.

Peran Arachnida bagi kehidupan manusia.

Arachnida bermanfaat untuk  pengendalian populasi  serangga, terutama serangga hama. Akan

tetapi, hewan – hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia. Terutama dari kelompok

Acarina, antara lain :

1.      Sarcoptes scabei menyebabkan gatal atau kudis pada manusia

2.      Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci dan kuda.

3.      Otodectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.

4.      Dermacentor variabilis sebagai vector demam Rocky Mountain.

a. Myriapoda

Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak dijumpai di

daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, .

Page 23: Phylum Arthopoda

1).    Struktur Tubuh

Tubuh terdiri atas kepala (sefalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan breuas –

ruas ; terdiri atas 10 hingga 200 segmen. Di bagian kepala terdapat satu pasang antenna sebagai

alat peraba dan sepasang mata tunggal  (oselus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap

pergantian kulit.

2).    Sistem Organ

Sistem organ yang mendukung kehidupan Myriapoda dapat dilihat pada.

Sistem Organ dalam Tubuh Myriapoda

Sistem Organ Keterangan

Sistem Pencernaan Makanan

Saluran pencernaan lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen 1, sedangkan Diplopoda bersifat herbivore, pemakan sampah atau daun – daunan.

Sistem Pernafasan Organ pernafasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanak kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.

Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh.

Alat IndraOrgan ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur nitrogen.

Sistem Saraf Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antenna sebagai alat peraba.

Sistem ReproduksiReproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma ( (fertilisasi internal). Myripoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar

Penyakit-Penyakit yang Disebabkan Oleh Arthropoda

PENYAKIT SKABIESa.        Definisi

Page 24: Phylum Arthopoda

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.

Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.

Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.

Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.

b.        PenyebabScabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundar dan mempunyai empat pasang kaki. Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.

c.         Morfologi dan Siklus HidupSarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk famili Sarcoptidae, ordo Acari kelas Arachnida. Badannya transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata, dan tidak bermata. Ukurannya,yang  betina antara 300-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang  jantan lebih kecil, antara 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk  dewasa tungau ini memiliki 4 pasang

Page 25: Phylum Arthopoda

kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Pasangan kaki yang pertama berakhir sebagai tabung panjang masing-masing dengan sebuah alat penghisap berbentuk bel dan dengan kuku. Kaki belakang berakhir menjadi bulu keras yang panjang kecuali pasangan kaki ke-4 pada jantan yang mempunyai alat penghisap. Pada permukaan sebelah dorsal terdapat garis-garis yang berjalan transversal yang mempunyai duri, sisik, dan bulu keras. Bagian mulutnya terdiri atas selisera yang bergigi, pdipalpi berbentuk kerucut yang bersegmen tiga dan palp bibir yang menjadi satu dengan hipostoma.Siklus hidup Sarcoptes scabiei dari telur hingga dewasa berlangsung selama satu bulan. Sarcoptes scabei memiliki empat fase kehidupan yaitu telur, larva nimfa dan dewasa. Berikut ini siklus hidup Sarcoptes scabiei :

1.    Betina bertelur pada interval 2-3 hari setelah menembus kulit .2.     Telur berbentuk oval dengan panjang 0,1-0,15 mm3.    Masa inkubasi selama 3-8 hari. Setelah telur menetas, terbentuk larva yang kemudian bermigrasi

ke stratum korneum untuk membuat lubang molting pouches. Stadium larva memiliki 3 pasang kaki.

4.    Stadium larva terjadi selama 2-3 hari. Setelah stadium larva berakhir, terbentuklah nimfa yang memiliki 4 pasang kaki.

5.    Bentuk ini berubah menjadi nimfa yang lebih besar sebelum berubah menjadi dewasa. Larva dan nimfa banyak ditemukan di molting pouches atau di folikel rambut dan bentuknya seperti tungau dewasa tapi ukurannya lebih kecil. Perkawinan terjadi antara tungau jantan dengan tungau betina dewasa.

6.    Tungau betina memperluas molting pouches untuk menyimpan telurnya. Tungau betina mempenetrasi kulit dan menghabiskan waktu sekitar 2 bulan di lubang pada permukaan.

d.        Gejala dan PatologiGejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit.Lesi primer scabies berupa terowongan yang berisi tungau, telur dan hasil metabolisme. Pada saat menggali terowongan tungau mengeluarkan secret yang dapat melisiskan sratum korneum. Secret dan ekskret menyebabkan sensitisasi sehingga menimbulkan pruritus dan lesi sekunder. Lesi sekunder berupa pakul, vesikel, pustule dan kadang bula. Dapat juga terjadi tersier berupa ekskroriasi, eksematisasi dan pioderma. Tungau hanya terdapat pada lesi primer.Tungau hidup didalam terowongan di tempat predileksi yaitu jari tangan, pergelangan tangan baguian ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilicus, gluteus, ekstremitas, genitalia eksterna pada laki - laki dan aerola mammae pada perempuan. Pada bayi dapat menyerang Telapak tangan dan telapak kaki. Pada tempat predileksi dapat ditemukan terowongan berwarna putih abu–abu dengan panjang yang bervariasi rata–rata 1 mm, berbentuk lurus atau berkelok–kelok. Terowongan ditemukan bila belum terdapat infeksi sekunder. Diujung terowongan dapat ditemukan vesikel atau papul kecil. Terowongan umumnya ditemukan pada penderita kulit putih dan sangat jarang ditemukan pada penderita di Indonesia karena umumnya penderita datang pada stadium lanjut sehingga sudah terjadi infeksi sekunder.

Page 26: Phylum Arthopoda

e.        DiagnosisDasar diagnosis skabies adalah ditemukannya tungau, larva, telur dan kotorannya dengan pemeriksaan mikroskopin. Namun pada praktek sehari-hari adanya rasa gatal di malam hari, adanya lesi yang khas pada prediklesi, ditemukanya lesi yang sama dalam suatu kelompok tertentu (keluarga/ kelompok masyarakat) merupakan dasar untuk menegakkan diagnosis tersangka dan memberikan terapi skabies (Yoseph, 1996). Dengan ditemukannya kutu dewasa, ovumnya atau larva (Naziruddin, 1989).Menurut Harahap (2000), diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut:

1)        Pruritas nokturna (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas

2)        Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota keluarga3)        Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-

abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul enfeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorfi (pustul, ekskoriasi, dll). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum korneam tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilikus, bokong, genitalia eksterna dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.

4)        Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnosisPada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit, sehingga diagnosis kadang kala sulit di tegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis (Mansjoer, dkk, 2000).Diagnosis menurut Harahap (2000) baru dapat ditegakkan bila ditemukan kutu dewasa, telur, larva, atau skibalnya dari dalam terowongan. Cara mendapatkannya adalah dengan membuka terowongan dan mengambil parasit dengan menggunakan pisau bedah atau jarum steril. Kutu betina akan tampak sebagai bintik kecil gelap atau keabuan dibawah vesikula. Di bawah mikroskop dapat terlihat bintik mengkilap dengan piggiran hitam. Cara lain ialah dengan meneteskan minyak immersi pada lesi, dan epidermis di atasnya dikerok secara perlahan-lahan.

f.         PengobatanPreparat sulfur presipitatum 5 –10 % efektif terhadap stadium larva, nimfa dan dewasa tetapi tidak membunuh telur. Karena itu pengobatan minimal selama 3 hari agar larva yang menetas dari telurnya dapat pula dimatikan oleh obat tersebut. Gamma benzene heksaklorida efektif untuk semua stadium tetapi tidak dapat digunkan untuk anak dibawah enam tahun karena neurotoksik.Permetrin dalam bentuk krim 5% efektif untuk semua stadium dan relative aman untuk digunakan pada anak-anak. Obat lain yang efektif untuk semua stadium adalah benzyl benzoat 20 – 55% dan krotamiton, tetapi obat ini relative mahal.Agar pengobatan berhasil baik, factor yang harus diperhatikan adalah jelaskan cara pemakaian obat pada pasien bahwa krim harus dioleskan bukan hanya pada lesi tetapi keseluruh tubuh mulai dari leher hingga ke hari kaki selama 12 jam. Perhatian harus diberikan kepada area intertriginosa termasuk lipatan intergluteal, ibu jari kaki dan subungual. Bila krim terhapus sebelum waktunya, maka krim harus dioleskan lagi. Selain itu obati orang yang kontak dengan

Page 27: Phylum Arthopoda

penderita dan pada lesi dengan infeksi sekunder berikan antibiotic. Pakaian, seprei dan sarung bantal harus dicuci dan disetrika dengan baik. Kasur, bantal, guling paling sedikit 2 kali seminggu, ventilasi rumah diperbaiki agar cahaya matahari dapat masuk.

Page 28: Phylum Arthopoda

PENYAKIT DEMODISIOSISa.        Penyebab

Penyebab dari penyakit ini adalah Demodex folliculorum yang merupakan salah satu hewan arthropoda.

b.        Morfologi dan Siklus Hidup

Demodex folliculorum termasuk famili demodicidae. Demodex folliculorum adalah tungau folikel rambut berbentuk panjang menyerupai cacing semi transparan dengan 2 gabungan segmen tubuh berukuran 0,1-0,3 mm dan berkaki empat pasang yang letaknya berdekatan serta mempunyai abdomen dengan garis-garis transversal. 4 pasang kaki terdapat pada segmen tubuh bagian pertama. Tubuhnya tertutup rangka luar dan mempunyai mulut untuk memakan sel kulit, hormon, dan air yang terdapat di folikel rambut. Demodex folliculorum betina lebih pendek dan membulat daripada Demodex folliculorum jantan. Tungau ini juga mampu berjalan di permukaan kulit dengan kecepatan 8-16 cm per jam.Siklus hidup Demodex folliculorum berlangsung selama 18-24 hari dalam tubuh hospes. Baik jantan maupun betina memilki lubang genital untuk melakukan perkawinan. Perkawinan berlangsung di folikel rambut dan kelenjar keringat. Betina bertelur dan meletakan telurnya sebanyak 20-24 di folikel rambut. Larva yang memiliki 6 kaki menetas pada hari ke 3-4. 7 hari Kemudian, larva berkembang menjadi dewasa.

c.         Patologi dan Gejala KlinisParasit ini hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama di sekitar hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen. Kadang-kadang tungau ini ditemukan di bagian tubuh lain seperti kulit kepala. Demodex folliculorum dapat menyebabkan kelainan berupa blefaritis, akne, rosasea dan impetigo kontagiosa yang disertai rasa gatal dan dapat terjadi infeksi sekunder. Umumnya, rosasea terdiri dari beberapa tahap (tidak semua orang mengalami semua tahap ini). Tahap ini adalah

  Flushing: timbul kemerah-merahan secara periodik pada wajah   Inflammatory lesions: papula, pustul  Edema  Telangiectasias (pelebaran pembuluh darah) mungkin terjadi beberapa waktu  Ocular rosacea mungkin terjadi (rasa panas pada mata dan mata berair )

Page 29: Phylum Arthopoda

  Rhinophyma mungkin terjadi pada tinkat lanjut ( hidung bengkak dan kemerahan)Tungau yang hidup di saluran kelenjar folikel di pinggir mata dapat mengganggu penglihatan penderita.

d.        DiagnosisDiagnosis ditegakkan dengan menemukan D. folliculorum dari folikel rambut dan kelenjar keringat.

e.        PengobatanPengobatan demodisiosis pada kulit dapat dilakukan dengan olesan salep linden atau salep yang mengandung sulfur. Pengobatan lainnya adalah asam salisilat, metronidazol, krotamiton, lindane, and sublimed sulphur, oral metronidazole, oral ivermektin dan topical permethrin, and oral or topical retinoids . Papula pada wajah dapat disembuhkan setelah pengobatan dengan metronidazol secara sistemik dan topical selama 3 minggu dan terapi prednisolon dosis rendah secara oral.

PENYAKIT PEDIKULOSIS

a.        DefinisiInfestasi Kutu (Pedikulosis) adalah serbuan kutu yang menyebabkan rasa gatal hebat dan bisa menyerang hampir setiap kulit tubuh.

b.        Penyebab

Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan. Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah.Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat. Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan. Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.

Page 30: Phylum Arthopoda

c.         Morfologi dan Siklus HidupKutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir.Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil. Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari.Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis tidak lengkap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 27 hari lamanya.

d.        Patogenesis dan Gejala KlinisLesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan kutu rambut pada waktu menghisap darah. Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal yang hebat.

e.        DiagnosaDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu). Kutu betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai butiran kecil yang menempel di rambut.Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit.

f.          PengobatanPermethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling nyaman. Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi neurologis. Kadang digunakan piretrin.Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi. 10 hari setelah pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru menetas.Malathion tersedia dalam bentuk lotion 0,5% dan 1% digunakan untuk kutu di kepala selain itu pula dapat digunakan anti parasit lainnya seperti Ivermectin, Lindane, Isopropyl myristate , Spinosad.

Page 31: Phylum Arthopoda

Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati; kutu biasanya diambil dengan menggunakan tang khusus.  Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu mata.Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian, penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi manusia.

PENYAKIT FTIRIASIS

a.        PenyebabFitriasis (pedikulosis publis) adalah gangguan pada daerah publis yang disebabkan oleh infestasi tuma Phthirus publis.

b.        Morfologi dan siklus hidup

P.publis bentuknya pipih dersoventral, bulat menyerupai ketam dengan kuku pada ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa berukuran 1,5-2 mm dan berwarna abu-abu. Karena bentuknya menyerupai ketam, P.publis juga disebut crab louse.P. publis hidup pada rambut kemaluan, dapat juga ditemukan pada rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan bulu mata. Tuma memasukkan bagian mulutnya kedalam kulit untuk jangka waktu beberapa hari sambil mengisap darah. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan telur menjadi tuma dewasa lebih kurang 3-4 minggu.

c.         Patofisiologi dan gejala klinikRasa gatal terjadi pada tempat tusukan. Kadang-kadang kulit disekitar tusukan tampak pucat. Telur yang diletakkan pada bulu mata dapat mengganggu penglihatan.

Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal ini dapat meluas kedaerah abdomen dan dada, di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut macula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjangn dan susah untuk dilapaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.

Black dot yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur.Bercak hitamini merupakan krusta berasal dari darah yang sering diinterpretasikan salah sebagai hematuria.

Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening.

d.        DiagnosisDiagnosis fitriasis ditegakkan dengan menemukan P.publis dewasa, larva , nimfa atau telur.

Page 32: Phylum Arthopoda

e.        Pengobatan Krim gameksan 1 % Emulsi benzyl benzoate 25 % yang dioleskan kemudian didiamkan selama 24 jam. Pengobatan

diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh. Sebaiknya rambut kelamin dipotong Pakaian dalam direbus atau disetrika Mitra seksual juga harus diperiksa jika perlu diobati.

PENYAKIT MIASIS

a.        Penyebab

Miasis adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan atau alat tubuh manusia atau binatang vertebrat. Larva itu hidup dari jaringan mati dan atau jaringan hidup, cairan badan atau makanan di dalam usus hospes. Menurut sifat larva lalat sebagai parasit, miasis dibagi menjadi :

1.         Miasis spesifik ( obligat ). Pada miasis ini larva hanya dapat hidup pada jaringan tubuh manusia dan binatang. Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, jaringan sakit atau rambut hospes. Contoh : larva Callitroga macellaria, Chrysomyia bezziana.

2.         Miasis semispesifik (fakultatif). Pada miasius ini larva lalt selain dapat hidup pada bagian bisuk dan sayuran busuk, dapat hidup juga pada jaringan tubuh manusia, misalnya : larva Wohlfahrtia magnifica.

3.         Miasis aksidental. Pada miasis ini telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes, tetapi pada makanan atau minuman, yang secara kebetulan tertelan lalu di usus tumbuh menjadi larva. Contoh : larva Musca domestica dan Piophila casei.Secara klinis miasis dibagi menjadi :

1.      Miasis kulit/ subkutis. Larva yang diletakkan pada kulit utuh atau luka mampu membuat teerowongan yang berkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang luas. Contoh : larva Chrysomyia bezziana.

2.      Miasis nasofaring. Biasanya terjadi pada anak dan bayi, khususnya mereka yang mengeluarkan secret dari hidungnya dan yang tidur tanpa kelambu. Larva mampu menembus kulit dan menembus ulkus. Dari seorang dewasa pernah dikeluarkan 200 ekor larva lalat. Contoh : larva Chrysomyia bezziana dan larva Hypoderma lineatum.

3.      Miasis intestinal. Sebagian besar terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang terkontaminasi telur atau larva lalat. Telur menetas menjadi larva di lambung dan

Page 33: Phylum Arthopoda

menyebabkan rasa mual, munta, diare dan spasme abdomen. Larva juga dapat menimbulkan luka pada dinding usus. Contoh : larva Musca domestica dan Piophila casei.

4.      Miasis urogenital . Beberapa spesies lalat pernah ditemukan dalam vagina dan urin. Miasis ini dapat menyebabkan piuria, uretritis, dan sistitis. Contoh : larva Musca domestica dan larva Chrysomyia bezziana.

5.      Miasis mata ( oftalmomiasis ). Larva dapat mengembara di jaringan dan bagian lain dari mata. Contoh : Chrysomyia bezziana.

b.        Morfologi dan siklus hidupLalat termasuk dalam kelompok serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha dan ordo Diptera. Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6-3,2 km dari tempat tumbuh dan berkembangnya lalat. Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Model penglihatan lalat ini juga menjadi “ilham” bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan sebuah alat pencitraan (scan) baru. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap.Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.

c.         Gejala klinisGejala klinis myasis sangat bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada bagian tubuh yang diinfestasi larva, yaitu demam, inflamasi, pruritus, pusing, vertigo, pembengkakan, dan hipereosinofilia. Kondisi tersebut dapat diperparah dengan adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Penanganan myasis pada hewan cukup praktis dibandingkan dengan manusia yang umumnya dilakukan dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh yang terserang (Ardhana, 2005).

d.        DiagnosisDiagnosis dibuat dengan menemukan larva lalat yang dikeluarkan dari jaringan tubuh, lubang tubuh atau tinja dilanjutkan dengan diagnosis spesies dengan cara melakukan identifikasi

Page 34: Phylum Arthopoda

spirakel posterior larva. Cara lain adalah dengan memelihara larva hingga menjadi lalat dewasa lalu diidentifikasi.

e.        PengobatanTindakan medis yang akan dilakukan pada kondisi myasis adalah membersihkan luka dari kotoran dan belatung. Kemudian dilakukan kuretasi untuk membersihkan jaringan yang mati, baru kemudian dijahit bila memungkinkan. Tentu terlebih dahulu diberikan antibiotika seperlunya untuk menghentikan infeksi dan mempercepat kesembuhan. Apabila kerusakan hanya tebatas pada jaringan otot, tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Dalam waktu kurang lebih seminggu setelah dilakukan tindakan medis biasanya luka sudah sembuh. Namun apabila kerusakan mengenai organ tubuh yang lain, misalnya organ dalam ( rongga dada atau rongga perut ), tingkat kesembuhannya tergantung pada tingkat kerusakan organ tersebut. Apabila mengenai bola mata bisa menjadi buta. Jika menyerang telinga bisa menjadi tuli (Mahmud, 2008).Pengobatan myasis dapat dilakukan dengan cara perendaman (dipping) rutin dua kali seminggu dengan mencampur 6 liter Ecoflee dengan 3 m3 air. Larutan ini dapat digunakan selama 1,5 tahun dan dilaporkan cukup efektif untuk pengendalian penyakit myasis. Berbagai preparat telah dicoba untuk mengobati ternak yang menderita myasis yaitu asuntol, lezinon, rifcord 505 dan campuran kapur, bensin serta vaselin. Ramuan yang dilaporkan cukup efektif untuk pengobatan myiasis di Makasar, yaitu campuran dari 50 gr Iodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee yang selanjutnya ditambah air hingga 1 liter. Ramuan ini langsung dioleskan pada luka yang mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil. Pengobatan ini dilakukan dua kali dalam seminggu (Mahmud, 2008). Sedangkan yang pengobatan yang diterapkan di BPTU Indrapuri adalah dengan membersihkan luka, selanjutnya dilakukan pemberian antibiotik Penstrep dan atau Vet-Oxy, dan disemprot dengan Gusanex dan atau Limoxsin spray.

Miasis pada mayatSetelah meninggal dunia , tubuh manusia akan mengalami pembusukan sehingga mengeluarkan bau busuk. Bau busuk tersebut menarik berbagai spesies serangga terutama lalat untuk hinggap dan berkembang biakpada mayat. Bila siklus hidupnya diketahuimaka infestasi serangga pada mayat dapat digunakan untuk memprakirakan saat kematian.Untuk memprakirakan saat kematian, telur dan larva diambil dari satu tempat saja. Sebagian larva diawetkan dalam asetil alcohol dan sebagian dipelihara sehingga menjadi lalat dewasa. Identifikasi spesies lalat dilakukan dengan membuat sediaan spirakel posterior larva lalat dan atau mengidentifikasi lalat dewasa berdasarkan kunci identifikasi.Sebagian contoh, pada mayat ditemukan larva Chrysomyia megacephala stadium III. Stadium tersebut menunjukan bahwa larva lalat telah berumur 6 hari, berarti mayat tersebut minimal telah mati selama 6 hari.

Page 35: Phylum Arthopoda

KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN DARI ARTRHOPODA

Beberapa keuntungan Arthropoda bagi manusia adalah sebagai berikut.

1. Udang dan kepiting merupakan makanan sumber protein yang sangat disenangi karena dagingnya yang enak. Udang dan kepiting juga dapat dijadikan sebagai hiasan karena rangka luarnya yang keras.

2. Kupu-kupu, lebah, dan sejenisnya menyukai bunga yang berwarna-warni. Mereka datang untuk mencari makanan yang berupa serbuk sari atau mengisap madu yang dihasilkan oleh kelenjar madu atau nektarium. Beberapa butir serbuk sari menempel di kepala, tubuh, atau kaki dan terbawa terbang pada saat hewan tersebut meninggalkan bunga itu. Pada waktu hewan itu mendatangi bunga yang lain untuk maksud yang sama, ada kemungkinan beberapa serbuk sari bunga yang dibawanya menempel di kepala putik bunga yang dikunjungi, sehingga terjadilah penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Tanpa penyerbukan bunga tidak akan menjadi buah. Hewan Arthropoda merupakan perantara berlangsungnya penyerbukan. Setiap Iebah madu yang pulang berburu serbuk sari dan madu, membawa bahan-bahan tersebut ke sarangnya. Bahan tersebut diperuntukkan sebagai makanan bagi larva yang keluar dari telur yang dihasilkan oleh ratunya. Lebah yang mengumpulkan madu tersebut adalah lebah pekerja dalam masyarakat Iebah. Madu merupakan makanan dan obat bagi manusia. Dan sarangnya juga dihasilkan malam.

Seekor lebah sedang menyerbuki bunga Salvina. A. Kepala sari yang penuh serbuk sari menyenluh punggung lebah. B. Punggung Iebah yang penuh serbuk sari menyentuh kepala putik bunga lain.

3. Ulat sutera menghasilkan benang-benang halus yang dijalin membentuk kokon. Kokon ini digunakan oleh hewan yang bersangkutan untuk pelindung pada stadium istirahat (pupa) dari daur hidupnya, dan pada saat ulat keluar dari kokon telah berubah menjadi

Page 36: Phylum Arthopoda

kupu-kupu ulat sutera. Dan kokon ini manusia mampu mengolah untuk mendapatkan benang sutera sebagai bahan sandang seperti sarung dan selendang.

4. Beberapa jenis udang yang sangat kecil seperti Dafnia, Copepoda, Estheria, dan Conchostraca, dengan ukuran kurang dari 1 mm, merupakan plankton dan makanan bagi hewan-hewan yang lebih besar. Dengan demikian, Arthropoda jenis ini merupakan mata rantai makanan dalam kehidupan di air. Untuk kehidupan di darat bertindak sebagai mata rantai makanan adalah Arthropoda jenis Insecta.

5. Arthropoda dari kelompok Collembola yang mendiami permukaan tanah menghasilkan pupuk. yaitu kotorannya yang merupakan bahan humus. Humus tidak saja sebagai pupuk tetapi juga menjaga tanah agar terhindar dari erosi. Adanya humus berpengaruh baik terhadap kandungan air dan udara dalam tanah, sehingga tumbuhan yang tumbuh di ternpat itu dapat menyerap zat-zat hara dengan mudah.

Beberapa kerugian yang ditimbulkan oleh Arthropoda bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut.

1. Lalat, kecoa, dan semut sangat suka mengerumuni makanan atau hidangan. Hewan ini juga suka berada di tempat-tempat yang kotor, sehingga hewan-hewan ini sering membawa bibit penyakit bagi manusia.

2. Penyakit seperti malaria. demam berdarah, dan penyakit tidur disebarkan dari penderita ke calon inang oleh hewan Arthropoda. Malaria disebarkan oleh nyamuk malaria (Anopheles), demam berdarah oleh nyamuk Aedes Aegypti, dan penyakit tidur oleh lalat Tsetse. Hewanhewan itu bertindak sebagai vektor. Selain menyebarkan penyakit mereka juga mengisap darah.

3. Belalang pemakan daun. Apabila belalang berjumlah sangat banyak dapat merupakan hama bagi ladangladang petani. Walang sangit sangat popular menyerang tanaman padi. Padi yang diserangnya menjadi matt atau hampa. Kumbang kelapa memakan pucuk kelapa, ketika pucuk itu masih menggulung. Apabila pucuk itu mekar daun kelapa terlihat seperti digunting.

4. Beberapa jenis kumbang membuat lubang pada kayu sebagai sarangnya, seperti bangunan rumah dari kayu. Pengecatan bahan bangunan dengan ter dan cat dapat menghindari serangan Arthropoda ini.

5. Arthropoda kelompok Isopoda yang tinggal di air laut atau air tawar menyerang kayu yang terendam air. Kayu menjadi berlubang-lubang karena digerek sehingga menjadi rapuh (lihat gambar). Perhatikan bagaimana hewan

Page 37: Phylum Arthopoda

isopoda

itu merusak kayu! Anai-anai bersarang dalam tanah. Dari sarangnya anai-anai dapat pindah ke bangunan yang ada di atasnya. Hewan ini memakan kayu, kertas, dan pakaian. Anai-anai berkembang biak sangat cepat.

6. Bermacam-macam kutu, seperti kutu yang hidup di kepala manusia, kutu busuk, kutu pada anjing dan kucing adalah pengisap darah. Beberapa jenis kutu lainnya merusak bahan makanan seperti beras, kacang hijau, jagung, dan lain-lain.

7. Kalajengking, lipan, lebah penyengat, tawon, dan beberapa jenis labah-labah ditakuti karena dapat menyengat. Sengatannya cukup berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian. Ketam atau kepiting membuat lubang tanah sehingga dapat merusak pematang sawah

B

Page 38: Phylum Arthopoda