ph dan larutan buffer

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pH adalah logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dengan diberi tanda negatif. Atom logaritma kebalikan konsentrasi ion hidrogen. pH digunakan untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. Hal ini disebabkan karena dalam pencarian nilai pH suatu larutan terdapat metode-metode yang dapat mengukur nilai pH secara teliti. Selain mengetahui nilai pH, perlu juga diketahui apa itu larutan buffer. Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer. Buffer pada umumnya terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya misalnya, CH 3 COOH dengan CH 3 COONa atau basa dan garamnya misalnya, NH 4 OH dengan NH 4 Cl. Oleh karena itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya. Dalam bidang farmasi, pH digunakan untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatun larutan dengan pHnya. Sedangkan larutan buffer

Upload: abulkhair-abdullah

Post on 19-Jun-2015

10.351 views

Category:

Education


19 download

DESCRIPTION

Laporan Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: pH dan Larutan Buffer

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

pH adalah logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dengan diberi tanda

negatif. Atom logaritma kebalikan konsentrasi ion hidrogen. pH digunakan

untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan

pHnya. Hal ini disebabkan karena dalam pencarian nilai pH suatu larutan

terdapat metode-metode yang dapat mengukur nilai pH secara teliti.

Selain mengetahui nilai pH, perlu juga diketahui apa itu larutan buffer.

Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer. Buffer pada umumnya terdiri

atas campuran asam lemah dan garamnya misalnya, CH3COOH dengan

CH3COONa atau basa dan garamnya misalnya, NH4OH dengan NH4Cl. Oleh

karena itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah

dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya.

Dalam bidang farmasi, pH digunakan untuk memudahkan menulis

keasaman atau kebasaan suatun larutan dengan pHnya. Sedangkan larutan

buffer digunakan untuk menahan nilai pH tertentu ketika ditambahkan sedikit

asam atau basa kuat, ataupun pada saat pengenceran. Hampir tetapnya pH di

dalam suatu sistem di mana asam atau basa ditambahkan, semuanya

dipengaruhi buffer dari keseimbangan asam-basa.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud percobaan

a. Penentuan pH sampel dengan cara menestekannya ke plat tetes yang

kemudian diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus dan

indikator universal.

Page 2: pH dan Larutan Buffer

b. Penentuan pH sampel larutan buffer setelah ditambahkan NaOH dan

HCl menggunakan indikator universal dengan perbandingan 3;3 dan

1:5

2. Tujuan percobaan

a. Memahami cara mengukur pH suatu larutan.

b. Memahami cara kerja sistem buffer.

C. Prinsip Percobaan

1. Penentuan sifat asam atau basa serta pH suatu sampel (HCl, H2SO4,

HNO3, H2C2O4, H3BO3, KCl, Na2O3, (NH4)2SO4, NaOH, dan NaNO2)

dengan menggunakan metode kertas lakmus, indikator universal, dan pH

meter.

2. Penentuan masing-masing pH larutan buffer setelah dibagi 2 yaitu (3:3

dan 1:5) yang kemudian akan ditambahkan 1 mL HCl pada sampel

pertama dan 1 mL NaOH pada sampel kedua dan diukur dengan

menggunakan indikator universal dan sesudah pencampuran air suling.

Page 3: pH dan Larutan Buffer

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Dalam analisis kimia kita sering berhadapan dengan konsentrasi ion

hidrogen yang rendah. Untuk menghindari kesulitan menuliskan angka-angka

dengan daktor 10 berpangkat negatif, Sorensen memperkenalkan eksponen

ion hidrogen (pH) yang didefinisikan sebagai berikut:

pH = - log [pH]- = log 1H

atau [H+] = 10-pH

jadi, besarnya pH adalah logaritma dari konsentrasi dari logaritma ion

hidrogen dengan diberi tanda negatif atau logaritma dari kebalikan

konsentrasi ion hidrogen adalah memudahkan sekali untuk menuliskan

keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. (Svella, 1979 : 38-39)

Suatu larutan bila ditambah asam akan turun pHnya, karena

memperbesar konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambahkan basa akan

menaikkan pHnya karena menaikkan konsentrasi ion OH -. Seterusnya suatu

larutan atau basa bila ditambahkan asam atau basa bila ditambah air akan

mengubah pHnya karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil.

Ada larutan yang jika ditambah sedikit asam, basa atau air tidak

mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut larutan buffer

(penyangga). Cara membuat larutan penyangga ada 2 yaitu sebagai berikut:

1. Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah

tersebut dan basa kuat). Contoh :

- HNO2 dengan NaNO2

- CH3COOH dengan CH3COONa

Page 4: pH dan Larutan Buffer

2. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam dan

basa lemah tersebut). Contoh :

- NH4OH dengan NH4Cl

- N2H5OH dengan N2H5NO3

(Syukri S, 1999 : 418-419)

Larutan yang dikenal sebagai buffer pada basa lemah dengan garamnya

atau asam lemah dengan garamnya. Fakta bahwa penambahan ion sesama

dalam larutan basa lemah atau asam lemah menghasilkan pergeseran ke arah

asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat

didefinisikan sebagai campuran yang lemah dengan basa konjugasinya atau

asam lemah dengan basa konjugasinya. pH dari larutan dapat dihitung dari

persamaan Henderson-Hasselbalch atau persamaan Hendarson. Untuk buffer

asam lemah dan garamnya:

pH = PKa + log[ garam][asam]

untuk buffer asam lemah dan garamnya:

pH = pKb + log[ garam][basa]

(Hizkia Achmad, 1996 : 152)

pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan

tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berbicara tentang asam dan

basa sedikitnya ada 3 teori tentangnya yaitu:

1. Svante August Arhenius

Asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan

menghasilkan ion hidrogen (H+) dan atau ion hidronium (H3O+).

Page 5: pH dan Larutan Buffer

2. Johannes Bronsted dan Thomas Lawry

Asam adalah zat yang bertindal sebagai pendonor proton

(memberikan proton) pada basa sedangkan basa adalah zat yang

bertindak sebagai akseptor proton (penerima proton) dari asam.

3. Gilbert Lewis

Asam adalah zat yang bertindak sebagai akseptor elektron/penerima

elektron dari basa sedangkan basa adalah zat yang bertindak sebagai

pendonor/pemberi elektron kepada asam. (Krisbiantoro Adi, 2009 : 20)

Larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan pH

larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada umumnya, larutan

buffer terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan

garamnya. Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga atau buffer

adalah seperti pH larutan penyangga yang hanya berubah sedikit asam kuat.

Di samping itu, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk dari

reaksi kimia asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Reaksi

tersebut disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. (Day Jr, 1981 : 26)

Komponen larutan penyangga yaitu:

1. Larutan penyangga bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) larutan

ini didapatkan dari mencampurkan asam lemah dengan suatu basa kuat di

mana asam lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.

2. Larutan penyangga bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7) larutan

ini didapatkan dari mencampurkan basa lemah dengan suatu asam kuat di

mana basa lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.

(www.Chem-is try.com)

Kesetimbangan asam basa merupakan dalam seluruh bidang kimia,

begitu pula dengan larutan buffer yang juga sangat penting dalam kehidupan

misalnya analisis biokimia, bakteriologi, dan lain-lain.

Page 6: pH dan Larutan Buffer

Dalam tubuh manusia mempunyai pH pada kisaran pH 7,37 sampai 7,45

dan apabila pH darah manusia diatas 7,8 menyebabkan organ manusia akan

rusak sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. (Sahri

Devil Miladi, 2010 : 48-50)

B. Uraian Bahan

1. HCl ( Dirjen POM, 1979 : 53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : asam klorida

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46 gr/mol

Rumus bangun : H-Cl

Pemerian : cairan tidak berwarna, berbau, dan berasap

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sampel dan zat tambahan

2. Asam asetat ( Dirjen POM,1979 : 41)

Nama resmi : ACIDUM ACETIUM

Nama lain : asam asetat

Rumus molekul : CH3COOH

Berat molekul : 60 gr/mol

Pemerian : cairan penuh, tidak berwarna, bau, rasa asam,

tajam.

Kelarutan : dapat dicampur dengan air, etanol (95%) P,

gliserol P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai zat tambahan

3. NaOH ( Dirjen POM, 1979 : 412)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : natrium hidroksida

Rumus molekul : NaOH

Berat molekul : 40, 60 gr/mol

Page 7: pH dan Larutan Buffer

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,

kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan

hablur: putih, mudah meleleh basah, sangat

alkalif dan korolif, segera menyerap karbon

dioksida

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, etanol (95%)P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai zat tambahan

4. Natrium bikarbonat (Dirjem POM, 1979 : 424)

Nama resmi : NATRII SUBCARBOHAS

Nama lain : natrium bikarbonat, natrium subkarbonat

Rumus molekul : NaHCO3

Berat molekul : 84, 01 gr/mol

Pemerian : serbuk putih atau nablut monoklin kecil, buram,

tidak berbau, rasa asin

Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut

dalam etanol (95%) P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sampel

5. Amonia (Dirjen POM, 1979 : 86)

Nama resmi : AMMONIA

Nama lain : amonia

Rumus molekul : NH4OH

Berat molekul : 35,05 gr/mol

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk

Kelarutan : mudah larut dalam air

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

Kegunaan : sebagai sampel

6. Asam sitrat (Dirjen POM, 1979 : 50)

Nama lain : ACIDUM CITRICUM

Nama lain : asam sitrat

Page 8: pH dan Larutan Buffer

Rumus molekul : C6H802. H2O

Berat molekul : 210,14

Pemerian : hablur, tidak berwarna atau serbuk putih, tidak

berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik,

merapuh dalam udara kering dan panas.

Penympanan : dalam wadah tertutup tambahan

Kegunaan : sebagai sampel

C. Prosedur Kerja

1. Pengukuran pH

a. Masukkan 0,1 M HCl pada plat tetes, celupkan 2 cm kertas pH

universal ke dalam larutan. Keluarkan kelebihan cairan dari kertas

dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna kertas dengan

bagian warna yang disediakan. Catat pH pada lembar laporan anda.

b. Ulangi prosedur yang sama dengan 0,1asam asetat, asetat 0,1 M, 0,1

M asam karbonat, (club soda atau soda), 0,1 natrium bikarbonat, 0,1

M amonia, dan 0,1 NaOH. Untuk setiap larutan, gunkan lubang yang

berbeda dari plat tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan (1).

c. Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter ini mungkin menjadi

percobaan untuk atu kelas (demonstrasi), atau 6-8 praktikan dapat

menggunakan 1 pH meter. Tambahkan 5 mL 0,1 M asam asetat

untuk sebuah gelas kimia 10 ml kering dan bersih. Masukkan

elektroda kering ke dalam larutat asam asetat. pH meter anda telah

dikalibrasi oleh onstruktur anda. Switch “on” pH meter dan baca pH

dari posisi jarum pada skala anda. Atau jika anda memiliki pH meter

digital, angka yang sesuai dengan pH akan mucul.

d. Ulangi prosedur yang sama dengan natrium asetat 0,1 M, 0,1 M

asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, dan amonia 0,1 M.

Pastikan bahwa untuk setiap larutan anda menggunakan gelas kimia

yang kering dan bersih dan sebelum tiap menggunakan cuci

Page 9: pH dan Larutan Buffer

elektroda terlebih dahulu dengan air suling dan keringkan dengan

kimwipes. Catat data anda pada lemar laporan (2).

2. Larutan Buffer

a. Siapkan empat sistem buffer dalam empat gelas kimia 50 mL secara

terpisah, berlabel, kering dan bersih, sebagai berikut :

1) 5 mL 0,1 M asam asetat + 5 mL natrium asetat 0,1 M

2) 1 mL 0,1 M asam asetat + 10 mL 0,1 M natrium asetat

3) 5 mL 0,1 M asam karbonat + 5 mL 0,1 M natrium bikarbonat

4) 1 mL 0,1 M asam karbonat+ 10 mL 0,1 M natrium bikarbonat

b. Bagi masing-masing buffer anda (1-5) menjadi dua bagian (masing-

masing 5 mL) dam masukkan ke dalam gelas kimia 10 mL yang

kering dan bersih. Untuk sampel pertama dari buffer (a), tambahkan

0, 5 mL 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH

universal. Catat data anda pada lembar laporan (4). Untuk sampel

kedua buffer (a), tambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur

pH dengan kertas pH. Catat data anda pada lembar laporan (5).

c. Ulangi pengukuran yang sama dengan buffer (b), (c), dan (d). Catat

data anda pada lembar laporan.

d. Masukkan 5 mL air suling pada dua gelas kimia 10 mL. ukur pH air

suling dengan bantuan kertas pH universal. Catat data pada lembar

laporan (15). Untuk sampel pertama air suling tambahkan 0,5 mL 0,1

M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH universal

dan mencatatnya pada lembar laporan (16). Untuk sampel air suling

yang kedua ditambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur pH

seperti sebelumnya dan mencatatnya pada lembar laporan (17).

Page 10: pH dan Larutan Buffer

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot 1

buah, gelas kimia 250 ml 2 buah, gelas ukur 5 ml 1 buah, gelas ukur

10 ml 1 buah, indikator universal, kertas lakmus, pH meter 1 buah, pipet

tetes 6 buah, plat tetes 1 buah, rak tabung 1 buah, sikat tabung 1 buah,

dan tissu.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 1 M,

HNO3 1 M, H2C2O4 1 M, H2SO4 1 M, H3BO3 1 , KBr 1 M, KCl 1 M,

NaNO3 1 M, NaOH 1 M, Na2CO3 1 M, dan (NH4)2SO4 1 M.

B. Cara Kerja

1. Kertas lakmus

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr,

H3BO3) ke plat tetes.

c. Dicelupkan kertas lakmus ke setiap sampel.

d. Dicatat hasil pengamatan.

2. Indikator universal

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr,

H3BO3 ke dalam plat tetes.

c. Dicelupkan kertas indikator universal ke setiap sampel.

d. Dicocokkan dengan warna pH.

e. Dicatat hasil pengamatan

Page 11: pH dan Larutan Buffer

3. pH meter

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diukur setiap sampel (H3BO3 dan HCl) sebanyak 10 mL.

c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d. Dimasukkan elektroda pH meter ke dalam gelas kima.

e. Dicatat hasil pengamatan.

4. Buffer 3:3

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.

c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut.

e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.

f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.

g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.

h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.

i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator

universal.

j. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3.

5. Buffer 1:5

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.

c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut.

e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.

f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.

g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.

h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.

i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator

universal.

j. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3.

Page 12: pH dan Larutan Buffer

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

1. Pengukuran pH

a. Kertas lakmus

NO SampelLakmus Asam

atau BasaMerah Biru

1 Na2CO3 Biru Biru Basa

2 H2SO4 Merah Merah Asam

3 C2H2O4 Merah Merah Asam

4 (NH4)2SO4 Merah Merah Asam

5 KBr Merah Biru Netral

6 H3BO3 Merah Merah Asam

b. Indikator universal

NO Sampel pH

1 Na2CO3 9

2 H2SO4 1

3 C2H2O4 1

4 (NH4)2SO4 6

5 KBr 7

6 H3BO3 4

7 HCl 1

c. pH meter

NO Sampel pH

1 H3BO3 6,4

2 HCl 0,993

Page 13: pH dan Larutan Buffer

2. Larutan Buffer

NO Buffer pH

pH setelah

penambahan

NaOH HCl

1

Klorida

HCl + KCl (3:3)

HCl + KCl (1:5)

1

2

3

3

1

1

2

Nitrat

HNO3 + NaNO2 (3:3)

HNO3 + NaNO2 (1:5)

1

5

1

5

1

1

B. Reaksi Kimia

a. Pengukuran pH

Na2CO3 2Na+ + CO32-

H2SO4 2H+ + SO42-

H2C2O4 2H+ + C2O42-

(NH4)2SO4 2NH4+ + SO4

2-

KBr K+ + Br-

H3BO3 3H+ + BO33-

HCl H+ + Cl-

b. Larutan BufferHNO3 H+ + NO3

-

NaNO3 Na+ + NO3-

HCl H+ + Cl-

KCl K+ + Cl-

HCl H+ + Cl-

KCl K+ + Cl-

Page 14: pH dan Larutan Buffer

BAB V

PEMBAHASAN

pH adalah derajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

logaritma aktifitas ion hidrogen [H+] yang terlarut. Koefisien aktifitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan

pada perhitungan teoritis, skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif

terhadap sekumpulan larutan standar yang pHnya ditentukan berdasarkan

persetujuan internasional.

Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting untuk

diketahui. Sifat asam dan basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat

tersebut.

Larutan penyangga (dapar; buffer) adalah larutan yang digunakan untuk

mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia

berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya

berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat dan basa kuat. Larutan

penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa

lemah dengan asam konjugatnya.

Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan untuk penentuan sifat asam-

asam larutan, yait: dengan kertas lakmus, indikator universal, pH meter.

Mekanisme kerja dalam percobaan ini terbagi menjadi 2, yaitu pengukuran pH

suatu larutan dan pH larutan buffer. Dalam pengukuran pH suatu larutan, pertama-

tama siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan 1-3 tetes masing-masing

sampel: Na2CO3 1 M, H2SO4 1 M, C2H2O4 1 M, (NH4)2SO4 1 M, KBr 1 M, dan

H3BO3 1 M ke dalam plat tetes. Kemudian diuji pHnya menggunakan kertas

lakmus merah dan biru. Setelah itu, diukur lagi pHnya menggunakan indikator

universal. Terakhir, ambil salah satu sampel untuk di ukur pHnya menggunakan

pH meter. Kemudian catat pH masing-masing sampel.

Page 15: pH dan Larutan Buffer

Untuk pengukuran pH larutan buffer, pertama-tama disiapkan bahan-bahan

yang digunakan. Pada buffer klorida, ukur volume HCl dan KCl dengan

perbandingan masing-masing 3:3 dan 1:5. Kemudian diukur pH masing-masing

larutan. Setelah itu, bagi masing-masing larutan buffer ke dalam 2 tabung reaksi,

lalu pada tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL NaOH 1 M dan pada tabung

reaksi kedua ditambahkan 1 mL HCl 1 M. Begitu pula pada buffer dengan

perbandingan 1:5. Lalu ukur pH masing-masing menggunakan indikator universal

dan catat pH masing-masing larutan. Langkah yang sama juga dilakukan pada

larutan buffer antara HNO3 dengan NaNO2. Setelah semua percobaan dilakukan,

buatkan tabelnya.

Pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh adalah, pH untuk Na2CO3 1 M

yang terukur adalah 9, ini sesuai dengan literatur di mana Na2CO3 merupakan basa

lemah dengan pH ± 9,4. pH H2SO4 1 M yg terukur adalah 1 dan pH C2H2O4 1 M,

sesuai dengan literatur bahwa H2SO4 dan C2H2O4 termasuk asam kuat. pH

(NH4)2SO4 1 M adalah 5 dan H3BO3 1 M adalah 4, sesuai dengan literatur yang

mengatakan bahwa (NH4)2SO4 dan H3BO3 termasuk dalam asam lemah. pH KBr 1

M yang terukur adalah ± 7 sesuai dengan literatur di mana KBr memiliki pH

hampir netral.

Adapun hasil pada percobaan kedua yaitu yang pertama pada buffer klorida

HCl + KCl. pH buffer pada perbandingan 3:3 adalah 1 dan pada perbandingan 1:5

pHnya adalah 2. Setelah penambahan 1 ml NaOH 1 M, pH buffer pada

perbandingan 3:3 adalah 3 dan pada perbandingan 1:5 pH yang terukur adalah 3.

Sedangkan pada penambahan 1 ml HCl 1M, pH buffer pada perbandingan 3:3 dan

1:5 adalah 1. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa larutan penyangga mampu

mempertahankan pH-nya walau ditambahkan asam, basa, ataupun pengenceran

dengan air. Hal ini juga berlaku pada larutan buffer nitrat HNO3 dengan NaNO2.

Dalam percobaan ini, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur

pH larutan beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pertama dengan

menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terbagi atas kertas lakmus merah dan

Page 16: pH dan Larutan Buffer

biru. Cara kerjanya yaitu diteteskan larutan pada wadah atau plat tetes, lalu

masukkan kertas lakmus merah dan biru secara bergantian. Jika kertas lakmus

merah berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa, namun jika warna kertas

tidak berubah maka larutan bersifat asam, begitupun sebaliknya. Adapun

kelebihan dari kertas lakmus yaitu dapat membantu seseorang untuk mengetahui

sifat suatu larutan, termasuk asam atau basa, namun tidak dapat menentukan pH

larutan secara pasti. Kedua, dengan menggunakan indokator universal. Caranya,

teteskan larutan pada indikator universal, jika sudah berubah warna, cocokkan

dengan kertas indikator pH untuk menentukan pH larutan. Adapun kelebihannya

yaitu mampu menentukan pH larutan dengan cukup jelas, namun hanya dapat

digunakan untuk 1 kali pemakaian saja. Ketiga, dengan menggunakan pH meter.

meter. Caranya, pertama-tama kalibrasi pH meter menggunakan air suling.

Tunggu beberapa saat. Setelah itu, keringkan pH meter hingga air suling benar-

benar hilang. Masukkan pH meter ke dalam wadah larutan, tunggu beberapa saat

hingga layar pada pH meter menunjukkan pH larutan tersebut. Kelebihan dari pH

meter mampu membarikan hasil pengukuran pH yang akurat, namun harganya

sangat mahal.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung

yaitu yang pertama karena praktikan kurang hati-hati dalam mengukur pH larutan

sehingga data yang dihasilkan kurang akurat, pemakaian peralatan yang tidak

dibersihkan dengan baik sebelum digunakan, sensitifitas alat pengukur pH yang

mulai berkurang, dan prosedur penggunaan alat pengukur pH yang kurang tepat.

Hubungan percobaan ini dalam dunia farmasi erat kaitannya dalam

pembuatan sediaan-sediaan farmasi yang harus memiliki kisaran pH yang sesuai

dengan pH dalam tubuh manusia, misalnya obat-obatan, cairan suntikan atau

infus, obat tetes mata, dan sebagainya.

Adapun kegunaan pH dalam tubuh untuk menstabilkan kinerja organ-organ

tubuh. Misalnya pH darah manusia adalah 7,4. Ketika sakit, pH darah menurun

sehingga mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah dalam mengikat 02.

Page 17: pH dan Larutan Buffer

Begitupun juga pada lambung memiliki kisaran pH tertentu. Apabila asam

lambung meningkat, maka kita akan merasakan perih pada lambung yang biasa

disebut dengan sakit maag.

Page 18: pH dan Larutan Buffer

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam mengukur pH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara

yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal, dan pH

meter.

2. Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan pHnya dari larutan

jika ditambahkan asam atau basa konjugasinya.

B. Saran

1. Untuk laboratorium

Diharapkan agar kelengkapan pada peralatan praktikum lebih

diperhatikan agar dalam melakukan percobaan tidak ada

kesulitan/hambatan yang dapat dihadapi.

2. Untuk asisten

Diharapkan agar tetap membimbing kami dengan baik sehingga

kami mengetahui dan memahami hal-hal baru yang kami temui di dunia

farmasi.

3. Untuk praktikan selanjutnya

Diharapkan lebih memperhatikan pada saat asisten menjelaskan agar

tidak lagi kebingungan dalam melakukan percobaan.

Page 19: pH dan Larutan Buffer

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.1997

Dirjen POM. Farmakape Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI. 1997

http://chem-is-try.org/larutan buffer/9 Desember 2011

Krisbiantoro, Adi. Kimia Praktis. Yogyakarta: Yogyakarta Pustaka

Wydiatama. 2008

Miladi, Sahri Devil, Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga. 2010

R.A.Day. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Srilangga.1981

Svella, G. Vogel. Jakarta: Kalman Media Pustaka.1970

Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN

Alauddin. 2011

Page 20: pH dan Larutan Buffer

Diteteskan pada plat tetes

Celupkan kertas lakmus pada plat tetes

Amati perubahan dan catat hasilnya

Na2CO3

H2SO4 H2C2O4 HNO3 H3BO3 (NH4)2SO4 KBr

Na2CO3

H2SO4 H2C2O4 HNO3 H3BO3 (NH4)2SO4 KBr

Diteteskan pada indikator universal

Amati perubahan dan catat hasilnya

SKEMA KERJA

A. Pengukuran pH

1. Menggunakan kertas lakmus

2. Menggunakan indikator universal

Page 21: pH dan Larutan Buffer

HClH3BO3

Ukur 10 ml ke dalam gelas kimia

Celupkan pH meter

Catat hasilnya

Bagi dua ke dalam 2 tabung reaksi

Ukur pHnya dengan indikator universal

HCl 0,1 M + KCl 0,1 M HNO3 0,1 M + NaNO3 0,1 M 3 : 3 3 : 3 1 : 5 1 : 5

+ NaOH 1 ml + HCl 1 ml

Ukur pHnya dengan indikator universal

Catat hasilnya

3. Menggunakan pH meter

B. Larutan Buffer