(pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan...

28
BAB II METODE BERCERITA UNTUK ANAK TK MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR A. Perkembangan Bahasa Anak Perkembangan bahasa adalah kemampuan anak mendengarkan dan memproduksi bunyi yang didengar untuk kemudian menjadi bahasa yang dikeluarkan lewat kata-kata. Menurut Musfiroh (2008:7): Perkembangan bahasa tergantung pada kematangan sel korteks, dukungan lingkungan, dan keterdidikan lingkungan, lebih lanjut Musfiroh mengemukakan bahwa syarat penting dalam perkembangan bahasa adalah pendengaran yang baik untuk menangkap berbagai jenis nada bicara dan kemampuan untuk dapat merasakan nada emosi lawan bicara. Anak harus mengerti proses ini, berusaha meniru dan kemudian baru mencoba mengekspresikan keinginan dan perasaannya. Perkembangan bahasa ini merupakan proses kemampuan anak-anak dalam melatih bagaimana ia menangkap informasi dan kemudian melakukan komunikasi. Perkembangan bahasa anak menurut Musfiroh (2008:7) meliputi : Fonologis (yakni mengenal dan memproduksi suara), perkembangan kosakata, perkembangan semantik atau makna kata, perkembangan sintaksis atau penyusunan kalimat, dan perkembangan pragmatik atau penggunaan bahasa untuk keperluan komunikasi (sesuai dengan norma konvensi). Pada anak TK atau pra-sekolah, perkembangan fonologis belum sempurna, namun hampir semua yang dikatakannya dapat dimengerti. 1. Pemerolehan Bahasa Perkembangan bahasa anak tidak terlepas dari bagaimana anak memperoleh bahasa dari lingkungannya. Pakar bahasa Noam Chomsky dalam Masitoh (2002:37) menyebutkan ada beberapa ciri yang menunjukkan anak melakukan pemerolehan bahasa yaitu: (a) belajar secara informal, (b) tidak 13

Upload: adi-sodikin

Post on 12-Jan-2017

418 views

Category:

Internet


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

BAB II

METODE BERCERITA UNTUK ANAK TK MENGGUNAKAN

MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR

A. Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa adalah kemampuan anak mendengarkan dan

memproduksi bunyi yang didengar untuk kemudian menjadi bahasa yang

dikeluarkan lewat kata-kata. Menurut Musfiroh (2008:7):

Perkembangan bahasa tergantung pada kematangan sel korteks, dukungan lingkungan, dan keterdidikan lingkungan, lebih lanjut Musfiroh mengemukakan bahwa syarat penting dalam perkembangan bahasa adalah pendengaran yang baik untuk menangkap berbagai jenis nada bicara dan kemampuan untuk dapat merasakan nada emosi lawan bicara. Anak harus mengerti proses ini, berusaha meniru dan kemudian baru mencoba mengekspresikan keinginan dan perasaannya.

Perkembangan bahasa ini merupakan proses kemampuan anak-anak dalam

melatih bagaimana ia menangkap informasi dan kemudian melakukan

komunikasi. Perkembangan bahasa anak menurut Musfiroh (2008:7) meliputi :

Fonologis (yakni mengenal dan memproduksi suara), perkembangan kosakata, perkembangan semantik atau makna kata, perkembangan sintaksis atau penyusunan kalimat, dan perkembangan pragmatik atau penggunaan bahasa untuk keperluan komunikasi (sesuai dengan norma konvensi). Pada anak TK atau pra-sekolah, perkembangan fonologis belum sempurna, namun hampir semua yang dikatakannya dapat dimengerti.

1. Pemerolehan Bahasa

Perkembangan bahasa anak tidak terlepas dari bagaimana anak

memperoleh bahasa dari lingkungannya. Pakar bahasa Noam Chomsky dalam

Masitoh (2002:37) menyebutkan ada beberapa ciri yang menunjukkan anak

melakukan pemerolehan bahasa yaitu: (a) belajar secara informal, (b) tidak

13

Page 2: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

14

dilaksanakan di sekolah, (c) dilakukan tanpa sadar, (d) dilakukan anak dalam

konteks bahasa yang bemakna. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa

anak memperoleh bahasa dari lingkungan yang tanpa disadarinya memberikan

pemahaman berbahasa sehingga dapat menggunakan bahasa tersebut untuk

berkomunikasi. Pemerolehan bahasa (Language Acquistion) menurut Kiparsky

(1968:194) dalam Tarigan (1984:62) adalah:

Suatu proses yang dipergunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan hipotesis yang makin bertambah rumit, ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orang tuanya, sampai dia memilih berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang paling baik serta paling sederhana dari bahasa tersebut. Suhartono (2005:82-85) membagi tingkatan pemerolehan bahasa menjadi

enam tingkatan. Keenam tingkatan pemerolehan bahasa tersebut, yaitu:

a. Tingkat Membabel (0,0 – 1,0)

Istilah ini berasal dari bahasa Inggris babbling. Pada prinsipnya fase ini

terbagi dalam dua bagian, yaitu: (a) cooing atau mendekut, dan (b) babbling atau

membabel. Masa mendekut berlangsung dari umur 0,0 sampai 0,6 tahun. Pada

tingkat ini semua anak membunyikan bahasa yang sama seluruh dunia. Namun,

pada akhirnya karena anak tidak mendengar bunyi-bunyi bahasa selain dari

bahasa ibunya, maka ia pun akan membunyikan bahasa ibunya saja. Masa

babbling berlangsung dari umur 6,0 sampai 1,0 tahun. Pada tahun ini anak sudah

mulai mengarah untuk mengucapkan pola suku kata yang berbentuk konsonan

vokal.

Page 3: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

15

b. Masa Holofrasa (1,0 – 2,0)

Masa holofrasa yang berlangsung antara umur 1,0 sampai 2,0 tahun ini

adalah masa anak-anak mengucapakan satu kata dengan maksud sebenarnya

menyampaikan sebuah kalimat. Tampubolon menyebut fase ini dengan istilah

ujaran satu kata. Masa ini ditandai dengan perbendaharaan kata anak sampai

dengan kurang lebih 50 kosa kata (Masitoh,2002:36) contoh ketika anak

mengatakan (cucu) yang berarti susu, dengan maksud anak tersebut ingin

mengatakan “saya ingin susu”.

c. Masa Ucapan Dua Kata (2,0 -2,6)

Pada masa ini anak biasanya sudah mulai mengucapkan dua buah kata,

dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak sampai dengan rentang 50 -100

kosa kata (Masitoh 2002:36) contoh ketika anak dapat mengatakan “mama susu”

yang berarti “mama saya mau susu”

d. Masa Permulaan Tata Bahasa (2,6 – 3,0)

Masa permulaan tata bahasa dimulai kira-kira usia 2,6 sampai 3 tahun.

Pada masa ini anak mulai menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang lebih rumit,

seperti, seperti adanya penggunaan afiksi. Kalimat-kalimat yang digunakan pada

umunya adalah kalimat yang hanya berisi kata inti dan tidak terdapat kata tugas.

Pada masa ini kalimat (kalimat telegram) karena yang diucapkannya mirip dengan

telegram.

Page 4: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

16

e. Masa Menjelang Tata Bahasa Dewasa (3,0 – 4,0)

Pada umumnya anak sudah mampu menghasilkan kalimat-kaliamt yang

rumit. Dalam pengertian anak telah menggunakan imbuhan (afiks) secara lengkap

dan juga mempunyai subjek, predikat, dan objek bahkan keterangan.

f. Masa Kecakapan Penuh (4,0 – 5,0)

Pada masa kecakapan penuh umumnya anak sudah mencapai umur 4 – 5

tahun. Anak yang normal telah mempunyai kemampuan untuk memahami dan

mengekspresikan apa yang disampaikan orang lain kepadanya dengan baik.

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan para ahli dapat diketahui dari

tingkatan pemerolehan bahasa di atas bahwa anak usia 4 – 5 tahun merupakan

masa kecakapan penuh dimana anak dapat memahami bahasa yang disampaikan

orang lain kepadanya dan dapat mengekspresikan kembali apa yang di

dapatkannya. Pada masa ini anak terlihat mulai mengadakan komunikasi dengan

lingkungan disekitarnya, seperti dengan teman-teman dan guru disekolah.

2. Tahapan Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak, berkembang secara bertahap, tahap demi

tahap itu terus menunjukkan perkembangan bahasa yang lebih baik sehingga anak

dapat berkomunikasi dengan lingkungannya, perkembangan bahasa akan terus

meningkat hingga anak menjadi dewasa kelak.

Piaget (Disarikan dari Cairris & Cairns ; 1976 : 193 - 6; dalam

Tarigan ; 1980 : 312 – 20) membagi tahapan perkembangan bahasa sebagai

berikut :

Page 5: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

17

0.0 – 0.5 Tahap Meraban (Pralinguistik) Pertama 0.5 -1.0 Tahap Meraban (Pralinguistik) kedua: kata-kata nonsense 1.0 – 2.0 Tahap Lingusitik I : Holofrastik : Kalimat satu kata 2.0 – 3.0 Tahap Linguistik II : Kalimat / Ucapan Dua Kata 3.0 – 4.0 Tahap Lingustik III : Pengembangan Tata Bahasa 4.0 – 5.0 Tahap Linguistik IV : Tata Bahasa Menjelang Dewasa

5.0 - Tahap Linguistik V : Kompetensi

Mencermati pernyataan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan bahasa anak usia TK berada pada tahapan linguistik II dan III,

anak-anak sedang mengalami proses perkembangan bahasa yang lebih baik dari

usia sebelumnya, dengan kata lain memiliki perkembangan yang pesat dimana

anak usia TK dapat mengenal kemudian memproduksi bahasa tersebut.

3. Kedudukan kosakata dalam perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa anak adalah kemampuan anak untuk mendengar

dan memproduksi bunyi yang didengar untuk kemudian menjadi bahasa yang

dikeluarkan lewat kata-kata. Anak dapat melakukan komunikasi dengan

lingkungannya karena ada kata-kata yang didengar untuk kemudian dikeluarkan

kembali menjadi sebuah kalimat yang tersusun dari beberapa kosakata, sehingga

kemampuan untuk menguasai kosakata adalah salah satu syarat agar dapat

melakukan komunikasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Tarigan (1989:2)

”Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinya, Semakin kaya kosakata yang kita miliki

maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa.”

Pengertian kosakata itu sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia

(1991:597), adalah perbendaharaan kata. Sedangkan menurut Kridalaksana

Page 6: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

18

(1983:98) kosakata adalah : (a) komponen bahasa yang memuat semua informasi

tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. (2) Kekayaan yang dimiliki

oleh seorang pembicara atau penulis. (3) Kata yang dipakai dalam satu bidang

ilmu pengetahuan. (4) Daftar kata yang seperti kamus tetapi dengan penjelasan

yang singkat dan praktis.

Lebih rinci Dale dalam Tarigan (1985: 3) mengemukakan bahwa (a)

Kuantitas dan kualitas penguasaan kosakata seseorang merupakan indeks pribadi

yang terbaik bagi perkembangan mentalnya. (2) Perkembangan kosakata

merupakan perkembangan konseptual. (3) Sistematis pengembangan kosakata

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kemampuan dan status sosial. (4) Faktor

geografis mempengaruhi perkembangan kosakata. (5) Penelaahan kosakata yang

efektif hendaknya beranjak dari kata-kata yang sudah diketahui menuju kata-kata

yang belum atau tidak diketahui.

Dari penjelasan di atas maka peneliti simpulkan bahwa kedudukan

kosakata dalam perkembangan bahasa merupakan komponen penting, agar

komunikasi yang terjalin dapat terlaksana dengan baik karena adanya saling

memahami yaitu lewat kosakata yang dimunculkan.

4. Jenis-jenis Kosakata

a) Kosakata Dasar

Kosakata dasar menurut Tarigan (1983:9-10) adalah kata-kata yang tidak

mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain,

yang termasuk ke dalam kosakata dasar ini terdiri dari:

Page 7: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

19

1) istilah kekerabatan ; misalnya: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek,

paman, bibi, menantu, mertua.

2) nama-nama bagian tubuh ; misalnya: kepala, rambut, mata, telinga,

hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari, dada,

perut, pinggang, paha, kaki, betis, telapak, punggung, darah, napas.

3) kata ganti (diri, penunjuk) ; misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka,

ini, itu, sini, situ, sana.

4) kata bilangan pokok misalnya : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,

delapan, sembilan, sepuluh, dua puluh, sebelas, dua belas, seratus, dua

ratus, seribu, dua ribu, sejuta, dua juta.

5) kata kerja pokok ; misalnya: makan, minum, tidur, bangun, berbicara,

melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, menangkap,

lari.

6) kata keadaan pokok ; misalnya: suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang,

haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, cepat, lambat, besar, kecil,

banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin,

tua, muda, hidup, mati.

7) benda-benda universal ; misalnya: tanah, air, api, udara, langit, bulan,

bintang, matahari, binatang, tumbuh-tumbuhan.

b) Kosakata Pasif dan Aktif

Kosakata digunakan sebagai alat komunikasi, dimana dengan kosakata

yang dimunculkan orang menjadi saling memahami, hal ini berlaku bagi kosakata

yang hanya untuk difahami maupun kosakata yang sering digunakan untuk

Page 8: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

20

berkomunikasi. Nurgiyantoro (2001:216) membagi kosakata menjadi kosakata

pasif dan kosakata aktif yaitu: ”kosakata pasif adalah kosakata untuk penguasaan

reseptif, kosakata yang hanya dipahami dan tidak untuk dipergunakan. Kosakata

aktif adalah kosakata untuk penguasaan produktif, kosakata yang dipergunakan

untuk menghasilkan bahasa dalam kegiatan berkomunikasi”.

Dari pernyaataan di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata yang sering

kita pergunakan sebagai bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi termasuk ke

dalam kosakata aktif.

c) Kosakata Umum dan Khusus

Selain kosakata yang disebutkan di atas, adapula kosakata yang digunakan

untuk hal-hal yang bersifat khusus atau hanya orang –orang tertentu yang dapat

memahami kosakata ini, biasanya kosakata khusus ini muncul di bidang ilmu

pengetahuan sehingga hanya orang-orang yang mempelajarinya yang dapat

memahami. Menurut Nurgiyantoro (2001:216:217) ”Kosakata umum dan

kosakata khusus adalah kosakata yang ada dalam suatu bahasa yang bukan

merupakan istilah-istilah teknis atau kosakata khusus yang dijumpai dalam

berbagai bidang keilmuan”. Lebih lanjut Nurgiyantoro menyebutkan bahwa

terdapat istilah-istilah teknis tertentu dalam suatu disiplin ilmu, kadang-kadang

tidak mudah dibedakan antara kosakata umum dengan istilah teknis tertentu, atau

istilah teknis yang satu dengan yang lain. Namun banyak dijumpai istilah khusus

yang telah menjadi popular, telah berubah menjadi milik umum. Sebaliknya,

Page 9: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

21

banyak dijumpai kosakata umum yang telah mengalami perubahan makna

tertentu berubah menjadi istilah teknis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kata dasar adalah kata

yang berdiri sendiri dan tidak dapat berubah, kosakata pasif adalah kosakata yang

hanya dipahami dan tidak untuk dipergunakan, kosakata aktif adalah kosakata

yang dipergunakan dalam kegiatan berkomunikasi. Sedangkan kosakata umum

dan khusus adalah kosakata dibidang keilmuan.

Menurut Dale [et all] (1971 : 8) dalam Tarigan (1985:3) bahwa ada dua

cara anak-anak mempelajari kosakata, yaitu :

Pertama, mereka mendengar kata-kata tersebut dari: (1) orang tua. (2) anak-anak yang lebih tua. (3) teman sepermainan. (4) televisi dan radio. (5) tempat bermain. (6) toko, pusat perbelanjaan.

Kedua, mereka mengalaminya sendiri : (1) mereka mengatakan benda-benda.(2) mereka memakannya. (3) mereka merabanya. (4) mereka menciumnya. (5) mereka meminumnya. Kosakata mereka itu hanya dibatasi oleh pengalaman-pengalaman mereka dan oleh model-model yang tersedia.

Kesimpulan peneliti dari teori di atas adalah kosakata dibutuhkan sebagai

modal seseorang untuk berkomunikasi. Penguasaan kosakata didapatkan dari

orang tua dalam hal ini guru, lingkungan atau teman-teman. Cara anak

mendapatkan kosakata yang dibutuhkan adalah dengan pengalaman.

5. Cara anak menguasai makna kata

Kosakata diucapkan sebagai suatu bahasa komunikasi sehari-hari, apabila

pengguna kosakata itu telah memahami dibagian mana kosakata tersebut

dipergunakan, misal anak mengucapkan ”mau makan” ketika menyatakan

keinginannya untuk makan, hal ini berarti anak dapat memaknai kata tersebut.

Golinkoff dkk, (1994) dalam Gieason dan Ratner, (1998) dalam Soenjono (2005)

Page 10: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

22

Mengemukakan ”bahwa anak tidak menguasi makna kata secara sembarangan.

Ada strategi tertentu”, yaitu :

a) Strategi Referensi

Anak memakai strategi ini dengan menganggap bahwa kata pastilah

merujuk pada benda, perbuatan, proses atau atribut. Dengan strategi ini anak yang

baru mendengar suatu kata baru akan menempelkan makna kata itu pada salah

satu dari referensi yang dikuasainya. Bila kata itu bulan, dia akan melekatkan

makna kata itu pada benda yang dirujuk dengan nama itu. Bila kata baru itu

ngumpet, dia akan memaknakan kata itu dengan perbuatan penyembunyian diri,

dan seterusnya.

b) Strategi Cakupan Objek

Pada strategi ini kata yang merujuk pada suatu objek merujuk pada objek

itu secara keseluruhan,tidak hanya sebagian dari objek itu saja, jadi kalau anak

diperkenalkan kepada objek seperti sepeda maka keseluruhan dari sepeda itu yang

akhirnya dikuasainya, bukan hanya ban dan sadelnya saja. Pada awal pemerolehan

bisa terjadi bahwa anak hanya mengambil salah satu fiturnya saja, tetapi akhirnya

terbentuk pengertian bahwa yang dinamakan sepeda adalah keseluruhan dari

objek itu.

c) Strategi Perluasan

Strategi ini mengasumsikan bahwa kata tidak hanya merujuk pada objek

aslinya saja, tetapi juga pada objek-objek lain dalam kelompok yang sama itu.

Misalnya, anak diperkenalkan dengan objek yang bernama kucing yang kebetulan

Page 11: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

23

bulunya hitam, dia akan tahu bahwa kucing lain yang bulunya putih juga

dinamakan kucing.

d) Strategi Cakupan Kategorial

Strategi ini menyatakan bahwa kata dapat diperluas pemakaiannya untuk

objek-objek yang termasuk dalam kategori dasar yang sama. Setelah

diperkenalkan dengan perkutut sebagai burung, dan kemudian dia melihat beo

maka dia akan tahu bahwa beo juga termasuk dalam kategori dasar yang sama

dengan perkutut, yakni burung. Dia akan merujuk beo sebagai burung pula.

e) Strategi ”Nama-Nama Kategori Tak Bermakna”

Anak yang mendengar kata, setelah dicari dalam leksikonmental dia

ternyata kata ini tidak ada rujukannya, maka kata ini akan dianggap kata baru dan

maknanya ditempelkan pada objek, perbuatan, atau atribut yang dirujuk oleh kata

itu. Jadi, waktu anak mendengar, misalnya kata kancing dia akan mencari dalam

leksikon mental dia apa rujukan dari kata itu. Setelah ternyata rujukan itu belum

ada, maka anak akan menganggap kata itu kata baru dan menempelkan maknanya

pada benda kancing itu. Strategi inilah yang membuat anak cepat sekali dalam

menambah kosakatanya sejak umur 1- 8.

f) Strategi Konvensionalitas

Anak berasumsi bahwa pembicara memakai kata-kata yang tidak terlalu

umum, tetapi juga tidak terlalu khusus. Kemungkinannya adalah sangat kecil

untuk orang dewasa memperkenalkan kata binatang atau makhluk untuk merujuk

seekor perkutut. Juga kecil kemungkinannya untuk dia memakai kata perkutut

Page 12: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

24

Bangkok. Yang umum terjadi adalah bahwa dia akan memakai kata burung pada

anak untuk merujuk pada perkutut itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi di butuhkan dalam

membantu anak memaknai kata-kata yang ia dapatkan, lingkungan sekitar dan

kemampuan guru atau orang tua dapat memaksimalkan anak memaknai kata.

6. Faktor yang mempengaruhi penggunaan kata

Seperti uraian di atas bahwa kata dapat digunakan sebagai alat komunikasi

apabila pengguna kata telah memahami makna dari kata tersebut, faktor-faktor

yang mempengaruhi penggunaan kata telah dijelaskan oleh Soenjono (2005)

yaitu: pada dasarnya penggunaan kata dipengaruhi oleh berbagai faktor.

a. Faktor pertama adalah frekuensi kata : makin sering suatu kata dipakai makin

cepatlah kita dapat memanggilnya pada saat memerlukannya, kata-kata

seperti mengharapkan atau menutup memiliki frekuensi yang lebih tinggi

daripada menalarkan atau menalarkan orang bahkan ada yang tidak mengerti

makna kedua kata terakhir ini.

b. Faktor kedua adalah ketergambaran suatu kata yang dapat dengan mudah

digambarkan atau dibayangkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat.

Kata-kata kongkrit, misalnya, lebih mudah diingat daripada kata-kata abstrak.

c. Faktor ketiga adalah keterkaitan semantik : kata tertentu membawa

keterkaitan makna yang lebih dekat kepada kata tertentu yang lain dan bukan

kepada kata tertentu yang lainnya lagi. Kalau kita diberi kata besar, maka

tidak mustahil kita dapat dengan cepat menggunakan kata kecil. Begitu pula

kalau diberi kata burung, kita mungkin saja akan mengasosiasikannya dengan

Page 13: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

25

beo atau perkutut. Kata beo akan lebih cepat memunculkan kata burung

daripada binatang karena jarak semantik antara burung dengan beo lebih

dekat daripada beo dengan binatang.

Dari teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata

dipengaruhi oleh frekuensi kata, makin sering kata digunakan semakin mudah

kata difahami, dari gambaran kata yang ditampilkan secara kongkrit, dan dari

keterkaitan makna kata.

7. Penguasaan Kosakata

Kemampuan anak dalam menyampaikan ide atau gagasan yang ada dalam

pikirannya, merupakan hasil dari proses ia menangkap banyak kosakata sekaligus

dengan makna kata tersebut, hal tersebut dapat dikatakan sebagai penguasaan

kosakata yang ia miliki. Kemampuan penguasaan kosakata menurut Tarigan

(1986:54) dibagi kedalam dua kelompok, yaitu : (1) Penguasaan kosakata reseptif

atau proses decoding, artinya proses memahami apa-apa yang dituturkan oleh

orang lain.Reseptif diartikan sebagi penguasaan yang bersifat pasif, pemahaman

hanya dalam proses pemikiran. (2) Penguasaan produktif atau decoding. Yaitu

proses mengkomunikasikan ide pikiran, perasaan melalui bentuk kebahasaan.

Dengan kata lain pemahaman terhadap kosakata dengan cara mampu menerapkan

kosakata yang bersangkutan dalam suatu konteks kalimat, dengan demikian akan

jelas makna yang dikandung oleh kosakata tersebut. Hal serupa dikemukakan oleh

Nurgiyantoro (1985:210) ”Penguasaan kosakata dapat dibedakan ke dalam

penguasaan yang bersifat reseptif dan produktif, kemampuan untuk memahami

Page 14: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

26

dan mempergunakan kosakata. Nurgiyantoro (2001:213) Kemampuan memahami

kosakata terlihat dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan kemampuan

mempergunakan kosakata tampak dalam kegiatan menulis dan berbicara.

8. Kedudukan Kosakata Dalam Cerita Anak

Sebuah cerita yang dibutuhkan dalam metode bercerita harus

mempertimbangkan perkembangan bahasa anak, dalam hal ini kemampuan

perolehan bahasa anak disesuaikan dengan cerita dan kosakata yang akan

didapatkan. Seperti menurut Musfiroh (2008:43-45) hal penting yang harus

diperhatikan dalam cerita anak yaitu :

a. Kosa-kata sesuai tahap perkembangan bahasa anak.

1) Cerita untuk anak usia 4 tahun berisi kata-kata mudah yang didasarkan

pada kira-kira 1500 kata yang diperoleh anak. Untuk anak usia 5 tahun

didasarkan pada sekitar 3000 kata, dan untuk anak usia 6 tahun didasarkan

pada sekitar 6000 kata yang terakuisisi anak. Hal ini didasarkan pada

penetian beberapa ahli (Hurlock, 1997)

2) Berisi beberapa konsep numerik dasar, beberapa ajektiva (kata sifat),

adverb (sangat, belum, sudah, mau, tidak), pro-noun atau kata rujukan

orang (aku, kamu, dia), dan preposisi (di, ke, dari), konjungsi atau kata

sambung (tetapi, namun, atau). Meskipun demikian, mereka belum

memahami kata-kata yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.

3) Walaupun imajinasi anak TK berkembang baik, mereka belum dapat

memahami makna konotatif dan kata bersayap. Oleh karena itu, kosa kata

yang digunakan dalam cerita tidak bermakna ganda atau taksa, dan tidak

Page 15: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

27

bermakna konotatif.

4) Kata-kata tertentu kadang diulang-ulang, terutama kata-kata yang

dianggap penting dan perlu diidentifikasi anak secara lebih cermat

(Rainers & Isbell, 2002).

5) Berisi kata-kata yang meskipun berbentuk sederhana tetapi tepat, mudah

dicerna dan diingat anak. Imajinasi anak akan terlayani oleh kata-kata

yang menyajikan gambaran dan citraan daripada yang memberikan

penilaian. Bandingkan kata-kata di bawah ini.

Bawang putih menangis. Ia takut ibu tirinya akan memukulnya lagi.

dibanding

Bawang putih takut pada ibu tirinya yang kejam itu.

b. Struktur kalimat sesuai tingkat perolehan anak.

1) Cerita untuk anak yang berumur 4 tahun berisi kira-kira 4 kata dalam satu

kalimat, anak 5 tahun 5 kata, dan anak 6 tahun 6 kata. Hal ini didasarkan

pada teori Piaget tentang perkembangan struktur kalimat anak.

2) Kalimat yang panjang biasanya dipecah menjadi beberapa kalimat. Berisi

juga kalimat minor, seperti ”Hai, Cil! Sini!” Kalimat yang pendek

semacam itu dirasa lebih bernas dan lebih mudah dicerna anak.

3) Kadang-kadang berisi kalimat negatif, ”Kancil tidak melihat siput”.

Struktur kalimat negatif telah sesuai dengan hasil penelitian para ahli

tentang pemerolehan struktur negatif anak usia pra sekolah (Cox, 1999;

Dardjowidjojo, 2000).

4) Berisi lebih banyak kalimat aktif daripada kalimat pasif. Hal ini sesuai

Page 16: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

28

dengan hasil penelitian para ahli psikolinguistik bahwa kalimat aktif lebih

mudah diingat daripada kalimat pasif (Barlett via Scovel, 2000).

"Buaya marah. Kancil telah menipunya" (Kancil dan Buaya)

5) Berisi sedikit kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk yang

digunakan umumnya berisi klausa kondisional dengan kata jika dan bila.

(Cox, 1999)

”Jika kamu mau, aku akan membawamu terbang” (Bangau dan Kura-

kura).

6) Berisi kalimat literal dan langsung. Apa yang diucapkan sesuai dengan

yang dimaksudkan. Jarang terdapat implikatur dalam dialog antar tokoh.

”Wah, baik benar nabi Sulaiman itu, Cil!” (Kancil dan Ikat Pinggang

Nabi Sulaiman).

Mencermati apa yang telah dikemukakan oleh Musfiroh di atas dapat peneliti

simpulkan bahwa kosakata yang ada dalam cerita harus disesuaikan dengan

perkembangan anak, yaitu sederhana, kongkrit, ekspresif dan lebih banyak

kosakata aktif dari pada kosakata pasif.

Selain dari memperhatikan perkembangan bahasa anak, teknik dalam

menyampaikan kosakata dalam bercerita pun disebutkan oleh Musfiroh (2008:49)

sebagai berikut: (1) Tetapkan kata-kata yang hendak diperkenalkan kepada anak,

catat kata-kata tersebut. (2) Integrasikan kata-kata tersebut ke dalam cerita. Ulang

kata-kata itu dalam konteks yang tepat hingga anak memperoleh gambaran

makna. (3) Ucapkan kata tersebut dengan lafal yang jelas dan menonjol hingga

anak dapat mengidentifikasikannya sebagai kata yang baru. (4) Cek pemahaman

Page 17: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

29

anak terhadap kata tersebut dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka,

seperti “Apa yang kecil mungil mbak Intan?sekecil apa itu?”

Dapat disimpulkan bahwa pengenalan kosakata anak dapat diintegrasikan

dalam kegiatan bercerita, dengan syarat fahami terlebih dahulu, kata-kata apa

yang hendak diberikan kemudian terus diucapkan dan didengarkan kepada anak

dengan lafal yang jelas dan baik.

B. Metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar

1. Metode

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991) metode adalah cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method yang

artinya melalui, melewati, jalan, atau cara untuk memperoleh sesuatu.

Ihat Hatimah (2003:9) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah

suatu cara yang disusun secara sistematis, logis, terencana, dan aktifan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1998:76)

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan instruktur dalam mengadakan

hubungan dengan peserta khusus pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Dari beberapa pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan cara yang dibuat secara sistematis oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran agar tujuan atau hasil yang diharapkan dari siswa dapat

memuaskan

Page 18: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

30

2. Bercerita

Bercerita merupakan kegiatan menyampaikan cerita kepada pendengar

dari seorang pencerita baik secara langsung maupun menggunakan media. Cerita

merupakan karya dari seorang pengarang yang dapat dinikmati karyanya oleh

orang lain. Menurut Majid (2001:8) “Cerita adalah salah satu bentuk sastra yang

bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca.”

Musfiroh (2005:56) Mengemukakan bahwa cerita adalah (1) Tuturan yang

membentang bagaimana terjadinya suatu hal peristiwa, kejadian dan sebagainya.

(2) Merupakan karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan

orang, kejadian dan sebagainya. Baik yang sungguh-sungguh maupun rekaan

belaka. (3) Lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dan digambar hidup

seperti wayang dan sebagainya.

Cerita merupakan bagian dari kehidupan yang selalu diciptakan oleh

manusia, bahkan setiap kehidupan manusia memiliki suatu cerita masing-masing

yang berbeda satu sama lain, dari kehidupanlah cerita dapat dibuat dan dikarang

oleh seseorang sebagai hikmah yang bisa menjadi tauladan atau sebagai hiburan

yang bisa menyenangkan orang lain. Sebuah cerita merupakan sesuatu yang bisa

disenangi oleh orang dewasa dan juga anak-anak, dalam setiap kesempatan anak-

anak ingin diceritakan sebuah cerita, baik cerita buku atau cerita karangan si

pencerita secara mendadak, dari menentukan tokoh dan latar sebuah cerita

dadakan, si pencerita dapat secara bebas mendeskripsikannya sesuai dengan

keinginan, dengan demikian si pencerita telah membuat atau membangun cerita.

Page 19: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

31

Mendengarkan atau menyajikan sebuah cerita kepada anak-anak

merupakan pemberian yang berharga tidak saja untuk kesenangan atau hiburan

tetapi juga pengalaman sebagaimana yang telah disebutkan oleh Moeslihatoen

(2004:157) bahwa “Metode bercerita merupakan salah satu pemberian

pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara

lisan”

Dari uraian di atas peneliti simpulkan bahwa metode bercerita merupakan

cara menyampaikan cerita kepada anak yang di dalamnya menceritakan kejadian

atau peristiwa dengan tokoh yang sengaja diadakan untuk membuat cerita tersebut

nyata dan menyenangkan

3. Bercerita dengan buku cerita bergambar

Teknik bercerita dapat dilakukan dengan alat peraga atau pun tanpa alat

peraga. Bercerita menggunakan buku cerita bergambar merupakan salah satu

teknik bercerita dengan alat peraga, menurut Musfiroh (2008:122) “Cerita dapat

dilakukan dengan berbagai alat bantu yang disebut sebagai bercerita dengan alat

peraga. Alat peraga yang paling sederhana adalah buku,kemudian gambar, papan

panel, boneka dan film bisu”

Bercerita dengan alat peraga dikategorikan sebagai reading aloud

(membaca nyaring). Membacakan cerita dalam buku memiliki beberapa kelebihan

sekaligus kelemahan yang harus diatasi guru.

Menurut Wright (1998:13) dalam Musfiroh (2008:123)

Kelebihan membacakan cerita dalam buku adalah (1) Membacakan cerita dalam buku merupakan demonstrasi terbaik bagaimana mencintai buku. (2) Buku merupakan sumber ide terbaik. (3) Ketika menyimak tulisan, anak memiliki kesempatan untuk memprediksi kata dari kelanjutan cerita. (4) Gambar dalam

Page 20: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

32

buku membantu pemahaman anak. (5) Keberadaan buku mendorong anak untuk belajar "membacanya" sendiri begitu kegiatan bercerita selesai. Selain memiliki kelebihan, bercerita dengan media buku pun memiliki

kelemahan. Musfiroh (2008:124) berpendapat :

Kegiatan ini dapat menjadi monoton dan membosankan karena guru lupa bahwa ia sedang berhadapan dengan pendengar. Pada pertengahan cerita, ada kemungkinan guru melupakan pendengarnya, dan dalam hal demikian, guru cenderung membaca untuk diri sendiri. Dapat juga terjadi bahwa guru membaca cerita, dengan tempo terlalu cepat. Guru mungkin lupa bahwa buku mempunyai karakteristik keseksamaan (precise), ekonomis (economical), ketakterulangan (unrepetitive). Dari uraian di atas diketahui bahwa ada kelebihan dan kelemahan bercerita

menggunakan buku cerita bergambar, maka untuk menghindari kemungkinan

terjadi kesalahan, bercerita menggunakan buku cerita bergambar harus

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

Teknik-teknik membaca buku cerita bergambar menurut Wright (1998:21-22)

dalam Musfiroh (2008:124)

1) Bacalah terlebih dahulu buku yang hendak dibacakan di hadapan anak. Yakinkan bahwa guru memahami cerita itu dengan baik dan dapat menghayati unsur dramanya. Yakinkan puisi bahwa guru dapat melafalkan setiap kata dalam buku dengan tepat dan tahu pasti makna tiap-tiap kata tersebut.

2) Jangan terpaku pada buku. Perhatikan juga bagaimana reaksi anak-anak pada saat guru membacakan buku tersebut.

3) Bacakanlah dengan lambat (slowly) dengan kualitas ujaran yang lebih dramatik daripada tuturan biasa.

4) Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk meminta anak-anak memberikan komentar mereka.

5) Perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka. Cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menunjukkan keresahan.

6) Sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan bahwa semua anak dapat metihat gambar tersebut.

7) Pastikan bahwa jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya.

8) Lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita dengan buku lebih dari 10 menit.

Page 21: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

33

Selanjutnya menurut Priyono (2001:30) 9) Pegang buku di samping kiri bahu, bersikap tegak turus ke depan. 10) Posisikan tempat duduk di tengah agar bisa dilihat dari berbagai arah. 11) Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah perhatian disesuaikan dengan

urutan cerita. 12) Libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi multiarah. 13) Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman buku. Sebutkan

identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain.

Bercerita dengan alat peraga buku memiliki pengaruh yang positif dalam

memunculkan kemampuan keberaksaraan (emergent literacy) anak dan

mendorong tumbuhnya kesiapan baca (reading readiness) pada anak. Untuk itu,

perlu dilakukan pemilihan buku-buku yang memiliki keterbacaan (readability)

yang sesuai dengan tingkat penguasaan dan kemampuan anak.

Buku cerita (yang dapat difungsikan sebagai alat peraga) yang baik

memenuhi kriteria yang disarankan Trelease (Trelease, 1995 dalam Cox, 1999:

173) dalam Musfiroh (2008:125) yaitu :

‘(1) Memiliki plot singkat-sederhana, yang cepat menarik minat anak. (2)

Memiliki karakter yang jelas. (3) Memiliki dialog yang mudah dicerna. (4)

Singkat, deskriptif. (Trelease, 1995 dalam Cox, 1999: 173)’.

Menurut Musfiroh (2008:125) “Bercerita dengan alat peraga buku dapat

dilakukan jika anak tidak terlalu banyak. Dengan demikian, semua siswa dapat

melihat kepada gambar yang ada dalam buku. Karenanya, buku yang digunakan

seyogyanya memiliki gambar yang relatif besar dan menarik dengan tulisan yang

berukuran cukup besar. Jumlah kalimat diperkirakan sekitar dua hingga empat

kalimat pendek setiap halaman. Kalimat umumnya diletakkan pada bagian bawah

gambar”.

Page 22: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

34

Dapat disimpulkan bahwa bercerita menggunakan buku cerita bergambar

harus melewati langkah-langkah yang akan memudahkan guru dalam

membawakan sebuah cerita, selain harus menguasai isi cerita, pencerita juga harus

dapat berimprovisasi dengan cerita yang ia bawakan, selain itu pemilihan terhadap

buku hendaknya diperhatikan karena gambar yang menarik dalam ukuran yang

cukup besar serta huruf yang berukuran besar pula akan sangat mempengaruhi

keberhasilan dalam bercerita menggunakan buku.

4. Karakterisitik Cerita Untuk Anak TK

a. Tema

Sebuah cerita pasti memiliki sebuah tema yang hendak disampaikan oleh

pengarang kepada siapa saja yang mendengar atau membaca cerita tersebut karena

tema merupakan ide awal dari sebuah cerita seperti menurut Sudjiman (1992:50)

’Tema dapat juga diartikan sebagai gagasan, ide, atau pikiran utama yang

mendasari suatu karya sastra’.

Shipley dalam Nurgiyantoro (1991) dalam Musfiroh (2008:33) Tema

dapat diklasifikasikan menurut subjek pembicaraan suatu cerita, yakni:

‘(1) tema fisik yang mengarah pada kegiatan fisik manusia, (2) tema organik yang mengarah pada masalah hubungan seksual 09manusia, (3) tema sosial yang mengarah pada masalah pendidikan, propaganda, (4) tema egoik yang mengarah pada reaksi-reaksi pribadi yang umumnya menentang pengaruh sosial, (5) tema ketuhanan yang menyangkut kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan’. Pada umumnya cerita terbagi ke dalam dua kelompok yaitu tema

tradisional dan tema nontradisional. Seperti halnya menurut Musfiroh (2008:34)

“Tema cerita dapat diklasifikasikan menjadi tema tradisional dan tema non

tradisional”. Lebih lanjut Musfiroh (2008:34) mengungkapkan:

Page 23: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

35

Untuk konsumsi anak TK, cerita yang disuguhkan sebaiknya memiliki tema tunggal, berupa tema sosial maupun tema ketuhanan. Tema yang sesuai untuk mereka antara lain: tema moral dan kemanusiaan (menolong si lemah, menengok teman, berkata jujur, menghindari riya, berterima kasih, membina persahabatan), tema binatang (kera dan kura-kura, kancil dan harimau). Di samping itu, tema yang disajikan untuk anak TK diseyogyakan bersifat tradisional. Tema tradisional berbicara mengenai pertentangan baik buruk, perseteruan antara kebenaran dan kejahatan. Tema-tema tradisional sangat penting karena memiliki mini pedagogik dan berperan dalam pembentukan pribadi anak untuk mencintai kebenaran dan menentang kejahatan. Umumnya, tema-tema tradisional sangat digemari oleh anak-anak.

Dari pernyataan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa tema

adalah sebuah ide cerita atau gagasan utama dari sebuah cerita. Oleh karenanya

tema yang baik serta dapat diberikan kepada anak TK adalah tema yang

membawa muatan pendidikan dalam artian memberikan pengalaman moral yang

benar.

b. Amanat

Setelah mendapatkan tema selanjutnya guru atau pencerita menentukan

amanat apa yang hendak disampaikan, amanat tidak kalah penting dengan tema,

amanat dapat digunakan sebagai ajang arahan atau bimbingan kepada anak

mengenai baik, buruk, benar dan salah. Sudjiman (1992:57) dalam Musfiroh

(2008:35) mengemukakan ‘Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin

disampaikan oleh pengarang dalam karyanya’. Dari kutipan di atas dapat

disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan kepada

pembacanya berupa pandangan tentang nilai-nilai kebenaran. Khususnya cerita

anak amanat adalah pesan moral yang mengajarkan tentang benar dan salah, yang

ditampilkan oleh tokoh berbentuk binatang, hewan atau benda mati sekalipun.

Page 24: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

36

Amanat harus ada dalam cerita anak-anak karena merupakan bagian

penting dari cerita tersebut seperti menurut Musfiroh (2008:35) “Amanat untuk

cerita anak-anak harus ada di dalam cerita atau dongeng, baik ditampilkan secara

eksplisit maupun implisit, baik dinyatakan melalui para tokohnya, maupun oleh

penceritanya”.

c. Plot atau Alur Cerita

Sebuah cerita dapat dikatakan baik atau indah apabila pengarang dapat

memposisikan peristiwa kedalam sebuah rangkaian yang tersusun dengan baik,

misal pengarang menentukan dimana letak pembuka cerita, klimaks cerita dan

penutup cerita atau ending cerita, hal tersebut dapat disebut dengan alur cerita atau

plot. Plot menurut Forster (1966:93) dalam Musfiroh (2008:37 ) ‘adalah

peristiwa-peristiwa naratif yang disusun dalam serangkaian waktu. Plot juga dapat

didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa narasi (cerita) yang penekanannya

terletak pada hubungan kausalitas’.

Plot yang ditampilkan dalam cerita anak cenderung sederhana dikarenakan

kemampuan logikal anak TK belum berkembang maksimal, tidak terlalu rumit,

Peristiwa demi peristiwa disusun secara urut atau progresif.

Hubungan sebab-akibat dalam alur cerita anak harus sederhana dan dapat

dicerna dengan logika anak, seperti menangis karena terjatuh, tertipu karena

tamak, kalah tidak dapat berlari cepat, dikutuk karena durhaka, dan sebagainya.

Page 25: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

37

d. Tokoh dan Penokohan

Yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam sebuah cerita anak

adalah seorang tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Misal tokoh bobo,

Cinderella, putri salju, si kancil dan lain-lain. Hal ini menyebutkan bahwa tokoh

yang ada dalam cerita berperan penting dalam menyampaikan isi cerita. Musfiroh

(2008:39) mengemukakan tokoh adalah “individu rekaan yang mengalami

berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi

pada cerita anak tokoh itu dapat berwujud binatang atau benda-benda”.

Anak TK memerlukan tokoh cerita yang jelas dan sederhana (flat

character). Tokoh-tokoh sederhana membantu anak-anak dalam mengidentifikasi

tokoh jahat dan tokoh baik. Tokoh sederhana hanya memiliki satu sifat saja, baik

saja atau buruk saja. Tokoh yang demikian memudahkan anak mengidentifikasi

tokoh dan sifat yang dimilikinya. Anak TK masih memiliki perspektif diri atau

egosentrisme, sehingga mereka baru mampu melihat permasalahan dari perspektif

tunggal. Anak mengenal tokoh cerita dari perspektif positif dan negatif, baik dan

buruk, pahlawan dan penjahat, jahat dan baik hati.

Sudut pandang mempengaruhi pengembangan cerita, kebebasan dan

keterbatasan cerita, dan keobjektivitasan hal-hal yang diceritakan. Pemilihan

sudut pandang mempengaruhi penyajian cerita dan mempengaruhi penikmatnya,

dalam hal ini anak-anak.

Page 26: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

38

e. Latar

Selain tokoh dalam sebuah cerita disebutkan pula dari mana tokoh itu

berasal, dimana cerita tersebut digambarkan. Hal yang demikian disebut latar.

Latar merupakan sebuah penegasan dari sebuah cerita. Sujiman (1991:44-45)

dalam Musfiroh (2008:41) Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada

penikmatnya di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung.

Hudson membedakan latar menjadi latar sosial dan latar fisik. Latar sosial

mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat

kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari cerita. Adapun yang

dimaksud latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya seperti kolam ikan,

gunung, pantai, lubang, sungai, jalan.

Menurut Kenney (1966: 40) dalam Musfiroh (2008:42) ada empat unsur

yang membentuk cerita yakni (1) lokasi geografi yang termasuk di dalamnya

topografi, pemandangan tertentu, bahkan detil-detil inferior sebuah ruangan, (2)

kesibukan dan cara-cara hidup tokoh sehari-hari, (3) waktu terjadinya action

termasuk periode historik, musim sepanjang tahun, dan (4) lingkungan religius,

moral, intelektual, sosial,dan emosional tokoh-tokohnya.

(Nurgiyantoro, (1991) dalam Musfiroh (2008:42) Mengemukakan bahwa

latar juga dapat dibedakan atas latar netral dan tipikal. Latar netral adalah latar

yang tidak memiliki sifat khas tertentu yang menonjol, sesuatu yang

membedakannya dengan latar lain. Sebaliknya, latar netral bersifat umum

terhadap hal sejenis. Jika tempat atau waktu tersebut diganti, hal tersebut tidak

Page 27: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

39

akan mempengaruhi plot dan penokohan. Latar netral hanya memberikan

informasi yang bersifat fisik saja

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa latar merupakan bagian

dari cerita anak, latar disesuaikan dengan perkembangan kognisi dan moral anak-

anak. Setting waktu yang tepat adalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan

bahasa anak seperti besok dan sekarang.

f. Sarana Kebahasaan

Menyampaikan cerita kepada anak-anak berbeda dengan cerita untuk

orang dewasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya bahasa yang

disampaikan dalam cerita anak adalah bahasa yang sederhana, langsung pada

objek tujuan agar apa yang diceritakan dapat dimengerti oleh anak-anak yang

mendengarnya. Menurut Musfiroh (2008:43) “Bahasa yang digunakan harus

disesuaikan dengan tingkat usia, sosial dan pendidikan penikmatnya”.

Bahasa yang digunakan untuk cerita anak memiliki ciri-ciri tersendiri,

lebih lanjut Musfiroh (2008:43) Mengemukakan“cerita untuk anak-anak ditandai

dengan ciri-ciri bentuk kebahasaan seperti pilihan kata, struktur kalimat, dan

bentuk-bentuk bahasa tertentu. Pada dongeng, sebagai bagian dari cerita rakyat,

sarana kebahasaan cenderung tetap pada bagian awal dan akhir, seperti "Pada

suatu hari dan akhirnya, mereka bahagia.".

Dari karakteristik cerita anak di atas dapat diketahui bahwa ada syarat-

syarat tertentu pada tema, amanat, alur, tokoh, latar dan sarana kebahasaan untuk

cerita anak, pencerita maupun pengarang harus memperhatikan dan memilihkan

Page 28: (Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak tk-bab2

40

cerita yang terbaik untuk anak-anak agar tujuan, amanat atau pesan dapat

tersampaikan dengan baik.