pf pada paru

Upload: tharazefanya

Post on 13-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemeriksaan fungsi pada paru

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Fungsi Pada Paru ParuPrahasta Listiyaning Renny 102012144Kelompok : A 1Maha Siswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Email :[email protected]

Pendahuluan

Respirasi merupakan mekanisme yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbon dioksida.(CO2). O2 merupakan aseptor elektron dan hidrogen akhir pada rangkaian sitokrom dalam fosforilasi oksidasi di mitokondria. Meskipun sel mampu melakukan reaksi anaerobik-glikolisis dalam menghasilkan energi namun tanpa O2 dalam waktu yang relatif lama reaksi selular yang menghasilkan energi akan gagal. Pada manusia, respirasi terdiri dari 3 fase yaitu: 1) Respirasi eksternal yaitu mekanisme untuk mendapatkan O2 dari lingkungannya dan membuang CO2; 2) Transportasi gas pernafasan yaitu mekanisme untuk mendistribusikan O2 ke seluruh sel-sel tubuh yang membutuhkannya dan mekanisme dimana CO2 dipindahkan dari sel-sel tubuh ke tempat dimana ia dibuang ke lingkungan.; dan 3). Respirasi internal yaitu mekanisme dimana O2 dibutuhkan oleh sel untuk menghasilkan energi dan reaksi yang menghasilkan CO2. Dalam modul ini diketengahkan hanya pada mekanisme respirasi eksternal, transport gas pernafasan, pengendalian respirasi serta mekanisme yang berkaitan gangguan respirasi.

Pembahasan

Spirometri adalah alauntuk mengukur volume udara yang bergerak masuk ke dalam dan keluar dari paru serta pengukuran kemampuan individu yang menginhalasi dan mengekhlasi didalam ruang tertutup.1

Mekanisme Pernafasan Untuk mengetahui mekanisme respirasi pada manusia maka kita harus mengerti struktur dan fungsi organ-organ respirasi, dan bagaimana mekanisme terjadinya pertukaran gas, laju serta volume udara respirasi yang dipertukarkan.Struktur dan Fungsi organ respirasiSistem respirasi pada manusia terdiri dari beberapa organ yang masing-masing mempunyai fungsi yang spesifik. Secara umum fungsi respirasi sebagai berikut: Pertukaran gas O2 dan CO2 , Memanaskan udara dan menjenuhkan udara dengan uap air, Membersihkan udara dari debu dan material asing lainnya, Termoregulasi dan keseimbangan air, Memindahkan material beracun dari darah, Reservoir darah, dan Reaksi metabolisme khusus. Struktur sistem respirasi pada manusia terdiri dari: saluran terbuka yang membawa udara (conducting airways) masuk dan ke luar paru-paru. Udara masuk ke sistem respirasi melalui hidung (dan mulut), kemudian mengalir melalui faring, glotis, laring, trakea, bronki, bronkiolus ke alveoli paru-paru. Struktur saluran respirasi terdiri dari mukosa, merupakan membran mucus yang terdiri dari epithelium dengan lapisan jaringan areolar di bawahnya. Di bawah jaringan areolar terdapat lamina propria yang menunjang epithelium. Pada bagian atas sistem respirasi, trakea dan bronki, lamina propria mengandung kelenjar mukus yang menyalurkan seksesinya ke permukaan epithel sedangkan pada sistem respirasi bagian bawah terdapat otot polos. Struktur epithel respirasi berubah sepanjang saluran respirasi. Pada rongga hidung dan bagian atas faring epithelium berbentuk torak berlapis semu dengan silia, sedangkan pada faring berubah menjadi epithelium gepeng bertingkat. Pada bronkiolus kecil epithel bertingkat semu digantikan oleh epitel berbentuk kubus dengan silia yang tersebar. Daerah pertukaran gas pada alveoli dilapisi oleh selapis epithelium gepeng.2 Hidung : Hidung merupakan lintasan utama masuknya udara dalam sistem respirasi. Udara masuk melalui nares eksternal yang terbuka ke dalam rongga hidung. Epitel yang terdapat pada vestibula mengandung rambut kasar yang meluas sampai nares eksternal. Partikel-partikel yang ada di udara seperti debu, serbuk gergaji atau bahkan serangga akan terperangkap dalam rambut. Dengan demikian, mencegah material-material tersebut masuk ke rongga hidung. Septum nasal membagi rongga hidung menjadi bagian kiri dan kanan Rongga hidung terbuka ke nasofaring melalui nares internal.3 Faring : Faring merupakan wadah yang digunakan bersama oleh sistem respirasi dan pencernaan. Faring di bagi 3 bagian yaitu: nasofaring, orofaring dan laryngofaring.2 Trakea: Merupakan tabung yang selalu terbuka oleh karena adanya cincin kartilago. Trakea memasuki rongga thoraks dan bercabang ke-2 jalan udara utama yaitu: bronkus.2 Bronkus: Bronkus kanan bercabang menjadi 3 lobus bronki dan bronkus kiri bercabang menjadi 2 lobus bronki. Lobus bronki bercabang-cabang secara dikotomi yang pada akhirnya membentuk jalan udara yang kecil sampai mencapai bronkiolus.2 Bronkiolus: Bronkiolus bercabang hingga mencapai bronkiolus terminal yang merupakan jalan udara terkecil tanpa alveoli. Semua pelintasan udara ini berfungsi membawa udara pernafasan dan tidak mengambil bagian dalam pertukaran udara. Oleh karena itu maka bagian-bagian ini dikenal dengan ruang mati anatomis (Anatomical Dead Space). Kecuali terminal bronchiolus, semua lintasan udara memiliki kartilago dalam bentuk lempengan yang tumpang tindih untuk menjaga lintasan udara tetap terbuka. Terminal bronkiolus bercabang-cabang membentuk bronkiolus respiratorius.2 Epitelnya bertingkat bertorak bersilia dan bersel goblet. Di dalam lamina propria tidak lagi terdapat kelenjar dan penggalan tulang rawan. Berkas serat otot masih ada, walaupun tipis.3 Bronkiolus respiratorius: Mengandung sedikit alveoli, bercabang-cabang terus sampai akhirnya membentuk duktus alveolar yang lebih kecil, kemudian saccus alveolar dengan alveoli.2 Alveoli: Berdinding tipis yang merupakan tempat terjdinya pertukaran gas utama antara udara alveolar dengan kapiler darah. Semua bagian saluran udara mulai dari bronkiolus respiratorius sampai alveoli merupakan zona respiratorius paru-paru. Dinding alveoli terdiri dari epitel berbentuk kubus yang sangat tipis yang hampir langsung mengadakan kontak dengan endothelium kapiler yang sangat tipis yang berasal dari arteri pulmonalis. Pada paru-paru manusia dewasa terdapat kira-kira 15 juta duktus alveolar dengan kira-kira 300 juta alveoli yang mengadakan kontak dengan 300 juta kapiler. Jika rata-rata diameter alveolus kira-kira 250 um maka total luas area permukaan pertukaran gas kira-kira 70 m.2Paru-paru merupakan massa yang berupa spons dan jaringan elastis yang terbentang dalam rongga thoraks yang kedap udara. Paru-paru dibungkus oleh pleura visceral yang merupakan membran jaringan pengikat yang secara anatomi merupakan penerusan dari membran perikardium. Pleura visceral dipisahkan dari pleura parietal oleh ruang intrapleural yang sempit yang mengandung beberapa ml cairan yang bekerja sebagai pelumas membran selama pergerakan ventilasi. Jaringan paru-paru mendapat suplai darah dari 2 lintasan yaitu yang mensuplai bagian respirasi paru-paru sedangkan lainnya mensuplai saluran udara. Permukaan pertukaran respirasi menerima darah dari arteri lintasan pulmonalis. Arteri pulmonalis memasuki paru-paru pada bagian hilum dan bercabang bersamaan dengan bronki ketika mencapai lobulus. Setiap lobulus menerima arteriol dan venula dan jaringan kapiler yang mengelilingi setiap lobulus sebagai bagian dari membran respirasi. Selanjutnya, menyediakan mekanisme untuk pertukaran gas. Darah dari kapiler alveolar melintasi venula pulmonalis dan kemudian memasuki vena pulmonalis yang membawanya ke atrium kiri.2 Dengan pulasan perak dapat dipelajari poro atau stigma alveolus yang merupakan lubang antara alveoli yang satu dengan yang lainnya.3

Gambar 1.Prinsip-prinsip pertukaran GasKomposisi gas dalam atmosfir terdiri dari nitrogen 78.09%, oksigen (O2) 20.95%, dan karbon dioksida (CO2) 0.03%. Persentase ini merupakan komposisi pada udara kering dan konstan sebab aliran konveksi termal yang bertanggung jawab terhadap percampuran dari komponen atmosfer di atas jarak 100 km di atas permukaan laut. Difusi merupakan mekanisme dasar dimana O2 atau CO2 melintasi membran atau berpindah oleh karena adanya perbedaan konsentrasi. Dari tinggi ke rendah. Mekanisme pertukaran gas di paru-paru terdiri dari inspirasidimana udara dari luar masuk ke paru-paru dan ekspirasi dimana udara ke luar dari paru-paru. Selama pernafasan normal, mekanisme inspirasi melibatkan otot-otot diapragma dan intercostalis eksterna. Ketika diapragma berkontraksi, serabut serabut otot memendek sehingga mengakibatkan diapragma mendatar sehingga rongga thoraks membesar. Demikian juga ketika otot intercostalis eksterna berkontraksi, tulang rusuk bergerak ke atas dan ke depan sehingga rongga thoraks meluas ke arah lateral dan anterior-posterior. Hal ini menyebabkan peningkatan volume rongga thoraks sehingga tekanan dalam thoraks menurun lebih rendah dari tekanan udara luar dan udara masuk ke dalam paru-paru. Selama latihan otot-otot inspirasi tambahan melakukan aktivitas yaitu: otot skaleneus, sternocleidomastoid, anterior seratus dan levator scapula.Pada proses respirasi normal, ekspirasi merupakan proses pasif akibat relaksasi otot-otot inspirasi sehingga menurunkan volume rongga thoraks dan, sifat elastic recoil paru-paru yang mengakibatkan paru-paru mengempis. Ekspirasi akibat penurunan volume rongga thoraks seiring dengan relaksasi serabut-serabut otot diapragma mengembalikan bentuk konfigurasi diapragma seperti semula.. Penurunan volume menyebabkan tekanan dalam rongga thoraks meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan di luar sehingga udara keluar dari paru-paru.. Otot-otot intercostalis interna, seratus anterior posterior dan rektus abdominalis turut berperan selama ekspirasi kuat atau ketika sedang latihan. Pertukaran gas dalam membran respirasi sangat efisien. Hal ini disebabkan faktor-faktor sebagai berikut: Jarak yang terlibat dalam pertukaran gas. luas area permukaan dimana terjadi pertukaran gas dan cairan. Perbedaan tekanan gas dan cairan Daya larut gas.Laju Respirasi dan Volume RespirasiPada dasarnya spirometer terdiri dari drum/tong terisi udara yang mengapung dalam ruang berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara dari dank e dalam drum melalui suatu selang yang menghubungkan mulut dengan wadah udara, drum naik turun dalam wadah air. Naik turunnya drum ini dapat direkam sebagai spirogram, yang dikalibrasikan terhadap perubahanvolume. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi sebagai deflaksi ke bawah. Nilai spirogram untuk wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki. Kapasitas dan volume udara respirasi biasanya diukur dengan spirometer. nilai-nilai ini bervariasi menurut umur, jenis kelamin, kesehatan dll. Volume residu, Kapasitas residu Fungsional,sedangkan kapasitas total paru-paru tidak diukur dengan spirometer melainkan dengan menggunakan Gas Dilution Techniques Kapasitas dan volume udara yang diukur adalah: Volume alun napas (tidal volume,TV). Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernafas. Nilai rerata pada kondisi istirahat=500mL Volume cadangan inspirasi (inspirasi reserve volume,IRV). Volume udara tambahan yang dapat secara maksimal dihirup diatas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan . Nilai rerata= 3000mL. Kapasitas inspitasi (inspiratory capacity, IC). Volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (IC=IRV+TV). Nilai rerata= 3500mL. Volume cadangan ekspirasi(expiratory reserve volume,ERV). Volume udara tambahan yang dapat secara aktif di keluarkan dengan mengkonsentrasi secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai rerata=1000mL. Volume residual (residual volume,RV). Volume udara minimal yang tertinggal diparu bahkan setelah ekspirasi maksimal. Nilai rerata= 1200mL. volume residual tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer. Karena volume udara ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tak langsun melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya misalnya helium. Kapasitas residual fungsional (functional residual capacity,FRC). Volume udara diparu pada akhir ekspirasi pasif normal (FRC=ERV+RV). Nilai rerata=2200mL. Kapasitas Vital (vital capacity,VC). Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernafas setelah inspirasi maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal, lalu ekspirasi maksimal (VC=IRV+TV+ERV). VC mencerminkan perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang digunakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional par. Nilai rerata= 4500mL. Kapasitas paru total (total lung capacity,TLC). Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (TLC= VC+RV).Nilai rerata= 5700mL. Volume ekpirasi paksa dalam satu detik (fored expiratory volume in one second, FEV). Volume udara yang dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi da;am satu penentuan VC. Biasanya FEV1 adalah sekitar 80% udara yang dapat dihembuskan secara paksa dari paruyang telah mengembang maksimal dapat dihembuskan dalam 1 detik. Pengukuran ini menunjukan laju aliran udara paru maksimal yang dapat dicapai.4

Tekanan Gas Respirasi

Pada respiratory mekanisme terdapat hubungan tekanan rongga pleura (pleural pressure), tekanan pada alveoli (alveolar pressure, aliran udara (flow) dan volumenya. Maka dapat terjadi perubahan pada saat pra-inspirasi, puncak inspirasi, akhir inspirasi, puncak ekspirasi serta akhir ekspirasi. Tekanan paru terdapat 4 macam yaitu : tekanan dalam mulu (mouth pressure)Pm, tekanan pada jalan nafas (airway pressure)Paw, tekanan pada alveoli (alveolar pressure)Pal, tekanan pada rongga pleura (pleural pressure)Ppl. Tekanan oksigen pada darah arteri (PaO2)Tergantung pada tekanan oksigen pada alveoli (PAO2), sedangkan PA (tekanan udara pada alveoli) ditentukan oleh tekanan gas yang ada pada alveoli. Karena konsentrasi nitrogen tetap sedangkan tekanan uap air tidak benyak berubah, PAO2 ditentukan oleh nilai PO2. Tekana parsial CO2 tidak konstan selama respirasi berlangsung, dan ada hubungan terbalik antara PAO2 dan PACO2. Oksigen yang diikat oleh hemoglobin diparu akan dihantarkab oleh darah dari jantung ke jaringan. Pada orang sehat dengan konsumsi oksigen 250mL/menit, oksigen yang dihantar kira-kira sebanyak 10000mL/menit. Tekanan Parsial Gas O2 Pada ketinggian pantai, tekanan udara di atmosfer adalah 760 mmHg, tekanan gas O2 yang ada di atmosfer (udara yang kering ) kurang lebih 156 mmHg, sementara pada trakea (jenuh dengan H2O) yaitu 150 mmHg, tekanan pada alveoli 100-110 mmHg, pada daeah arteri sebesar 90-100 mmHg. Tekanan gas O2 didalam darah kapiler diparu (mixed venous blood) 40-45 mmHg. Tekanan Parsial Gas CO2Gas CO2 didalam tubuh diproduksi sebagai sisa hasil metabolisme. Dalam keadaan normal, di produksi sebanyak 200 mL CO2 per menit. Gas CO2 ini akan dibawa dari jaringan diseluruh tubuh ke paru untuk dikeluarkan ke atmosfer. Tekanan gas CO2 di darah arteri sebesar 40 mmHg, gas CO2 diatmosfer sangat kecil untuk dibandingkan. Pada ketinggian 1600m diatas permukaan laut, PACO2 adalah antara 34-38 mmHg. PACO2 naik menunjukan adanya hipoventilasi sedangkan PACO2 turun menandakan hiperventilasi. Pada orang yang normal (sehat) dalam keadaan istirahat, darah yang melewati paru mempunyai cukup waktu untuk mengikat oksigen dan untuk melepas karbondioksida guna menyeimbangkan PAO2. Pada saat melakukan kegiatan, peredaran darah di paru lebih cepat sehingga kadang-kadang darah tidak mempunyai cukup waktu untuk mengikat oksigen.

Pengendalian RespirasiMekanisme pernafasan diatur dan dikendalian oleh dua factor utama, kimiawi dan pengendalian oleh saraf. Beberapa factor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak didalam medulla oblongata,dan bila dirangsang maka pusat itu mengeluarkan implus yang disalurkan oleh sarafspinalis ke otot pernafasan, yaitu otot diafragma dan otot interkostalis. Pengendalian oleh saraf pusat pernafasan ialah suatu pusat otomati didalam medulla oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis impuls ini diantar kan ke diafragma oleh saraf frenikus, dan dibagian yang lebih rendah pada interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas setiap menit. Respirasi dikendalikan dalam sistem saraf pusat (SSP). Respirasi yang voluntari diperintahkan oleh korteks sedangkan yang otonomi oleh struktur di daerah medulopontin. Otot-otot respirasi disuplai oleh saraf dari medulla servikal (C IV-VIII) dan dari medulla thorakal (Th I-VII). Saraf afferent meneruskan impuls yang berasal dari kemoreseptor, mekanoreseptor dll. ke SSP.Secara Kimiawi :Kemoreseptor perifer ditemukan pada badan karotik dan aortik. Pada manusia, organ sensor O2 yang utama adalah badan karotid. Impuls dari sensor-sensor ini meningkat ketika pO2 turun di bawah 100 mmHg. Penigkatan CO2 mengakibatkan penurunan pH dalam cairan serebrospinal (CSF) yang kemudian merangsang kemoreseptor yang terdapat medulla oblongata anterior. Rangsangan ini meningkatkan aktivitas respirasi dengan tujuan menurunkan pCO2.Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar CO2 dalam darah arteri, cairan serebrospinal dengan merespon peningkatan frekuensi kedalaman pernafasan.Mekanoreseptor terdapat pada jalan nafas bagian atas dan dalam paru-paru. Terdapat dalam beberapa jenis dan mempunyai beberapa fungsi. Pada paru-paru, reseptor utama adalah reseptor regang pulmonary (PSR) dari refleks Hering-Breuer. Inflasi paru-paru meregangkan PSR dan memulai impuls yang dibawa ke SSP oleh serabut besar yang bermielin dalam saraf Vagus (N X). Hal ini meningkatkan waktu respirasi dan mengurangi frekuensinya. Saraf ini juga terlibat dalam refleks yang menyebabkan bronkokonstriksi, takikardia dan vasokonstriksi.Pengendalian respirasi secara otomom dilakukan oleh pusat respirasi dalam pons dan medulla. Pusat-pusat ini mengatur kedalaman respirasi dan titik potong yang menghentikan respirasi. Pusat medulla penting untuk menentukan irama respirasi dan untuk refleks Hering-Breuer, yang menghalangi inspirasi pada saat paru-paru diregangkan. Reseptor lainnya yang menerima rangsang kemudian diteruskan ke medulla (secara non kimiawi): Proprioreseptor yang mengkoordinasi aktivitas otot dengan respirasi: suhu tubuh dengan jalan meningkatkan kecepatan respirasi saat demam. Presoreseptor atau baroreseptor yang mengirimkan saraf afferen ke pusat medulla atau ke daerah penghambat jantung di medulla. Dalam arah sebaliknya aktivitas respirasi mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi meskipun efek ini tidak begitu besar. Pusat SSP yang lebih tinggi (korteks, hipotalamus, sistem lembik), mempengaruhi respirasi pada waktu gelisah, nyeri, bersin, menguap, dll

Transpor Gas Respirasi Oksigen yang diserap oleh darah di paru harus diangkut kejaringan untuk digunakan oleh sel. Sebaliknya, CO2 yang di produksi ditingkat sel harus diangkut ke paru untuk dikeluarkan. Oksigen yang ada didalam darah terdapat dua bentuk yaitu, secara fisik dan kimiawi yang berikatan dengan hemoglobin.6

Transpor Oksigen

Kelarutan O2 dalam plasma darah sangat terbatas. Setiap 100 ml darah yang meninggalkan kapiler alveolar membawa darah kira-kira 20 ml dan dari jumlah tersebut, hanya kira-kira 0.3 ml (1.5%) yang terlarut dalam plasma darah. Sisanya, berikatan dengan molekul hemoglobin (Hb). Hemoglobin terdiri dari 4 subunit protein globular yang masing-masing mengandung gugus heme dengan ion besi ditengahnya dimana O2 terikat. Jadi, setiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2 membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini merupakan reaksi yang revesibel seperti yang berikut :Hb + O2 Hb O2Setiap sel darah merah mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb. Oleh karena setiap molekul Hb mengandung 4 gugus heme maka sel darah merah sangat potensial dengan membawa lebih dari 1 milyar molekul O2. Dalam kondisi normal, hemoglobin dipengaruhi oleh faktor faktor seperti: 1) p O2 dalam darah, 2) pH darah, 3) suhu dan 4) aktivitas metabolisme yang terus menerus dalam eritrosit.6Tranpor Karbondioksida (CO2)

Karbon dioksida berasal dari hasil metabolisme aerobik sel-sel jaringan. Setelah memasuki aliran darah akan diangkut dengan cara : Membentuk asam karbonatKira-kira 70% CO2 diabsorbsi oleh darah dan dibawa sebagai molekul asam karbonat, dengan adanya enzim karbonik anhidrase dalam sel-sel darah merah.CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 Laju pembentukan asam karbonat tergantung pada konsentrasi CO2 (pCO2 ) dalam larutan. Berikatan dengan hemoglobinKira-kira 23% CO2 dibawa oleh darah berikatan molekul dengan Hb di dalam sel-sel darah merah. Molekul CO2 berikatan dengan gugus amino(-NH2) molekul Hb membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2) yang merupakan reaksi yang reversible sebagai berikut:CO2 + HbNH2 HbNHCOOHReaksi ini juga dapat disingkat tanpa gugus amino sebagai berikut:CO2 + Hb HbCO2 Larut dalam plasmaPlasma sangat cepat jenuh dengan CO2 dan hanya kira-kira 7% CO2 yang diabsorbsi oleh kapiler perifer ditransportasikan sebagai molekul gas terlarut.6

Cara dan Hasil Pemeriksaan Spirometri

Spirometri adalah salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru. Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru serta saluran pernapasan dan mengetahui kapasitas standart paru-paru. Alat ini sekalugus digunakan unutk mengukur fungsi paru. Pasien yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pasien yang nengeluh sesak nafas, penderita PPOK dan lain sebagainya. Alat alat dan bahan yang digunakan yaitu, Spirometri, Tissue, Tinta spirometri, Mouth piece dispposible, Penjepit hidung. Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi. Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity(SVC) atau forced vital capacity(FVC). Pada SVC, pasien diminta bernafas secara normal, yaitu 3 kali (mounthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam (sebelum mounthpiece dimasukan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.7 Kriteria hasil spirogram yang reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100 mL). Ada beberapa hal yang menyebabkan spirogram tidak memenuhi syarat yaitu, Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah, Batuk, Terminasi lebih awal, Tertutupnya glottis, Ekspirasi yang bervariasi, Kebocoran.Cara kerja: Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana. Tukan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastic yang fleksibel.Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram petunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.Hasil yang didapat adalah 1. Volume Tidal (TV) : Adalah volume udara yang dipertukarkan setiap kali inspirasi dan ekspirasi selama pernafasan normal dan pada manusia dalam keadaan istirahat kira-kira 500 ml2. Volume Cadangan Inspirasi (IRV) : Adalah volume udara yang dapat diinspirasikan selama inspirasi yang maksimal dan kuat setelah volume tidal diinspirasikan dan jumlahnya kira-kira 3 L.3. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV) : Volume udara yang dapat diekspirasikan selama ekspirasi yang maksimal dan kuat setelah volume tidal diekspirasikan yang jumlahnya kira-kira 1 L4. Volume Residu (RV): Volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi yang sangat kuat dan jumlahnya kira-kira 1.2 L.5. Kapasitas inspitasi (IC) : Volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (IC=IRV+TV) yang jumlahnya kira-kira 3.5L. 6. Kapasitas Residu Fungsional (FRC) : Volume udara yang tertinggal dalam paru-paru pada akhir eksirasi yang tidak kuat dan jumlahnya kira-kira 2 L.7. Kapasitas Vital (VC): Volume udara yang yang dapat diekspirasikan dengan ekspirasi yang sangat kuat setelah inspirasi yang maksimal: VC merupakan penjumlahan dari : VT + IRV + ERV yang jumlahnya kira-kira 4.8 L.8. Kapasitas Total Paru-paru (TLC): Merupakan penjumlahan Kapasitas Vital (VC) dan Volume Residu (RV) dan jumlahnya kira-kira 6 L.

KesimpulanDidalam sistim pernafasan O2 merupakan hal utama yang dibutuhkan.

Daftar Pustaka

1. Elizabeth J Crowin. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h. 5312. Eroschenko VP. Atlas histologi diFiore. Jakarta; EGC; 2010.3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2009.h.116-7.4. Frank Henry. Netter. Philadelphia; Saundres Elsevier;2010. Hal 161-68.5. Darmanto D. Respirologi. Jakarta: EGC; 2009.h6. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2006.h.2897. Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta:EGC;2011.