modul sehat sakit pf

79
I. PENDAHULUAN Salam hangat, senang sekali dapat bertemu kembali dengan Anda. Semoga pertemuan kita dalam membahas materi modul 01 mata ajar Kebutuhan Dasar Manusia ini dapat berjalan dengan baik dan sukses semuanya. Pemahaman Anda tentang modul ini akan dapat membantu Anda dalam mempelajari konsep sehat-sakit, konsep diri dan stress adaptasi. Modul ini merupakan lanjutan pemahaman anda terhadap hakekat manusia sebagai fokus dalam pelayanan/asuhan keperawatan. Bila Anda masih ingat, pembahasan empat faktor atau komponen yang dipelajari dalam Paradigma Keperawatan, salah satu komponennya adalah Manusia. Setelah anda menyelesaikan modul ini akan diharapkan, mampu memahami tentang konsep sehat-sakit, konsep diri dan stress adaptasi. Untuk membantu memudahkan Anda dalam mempelajari modul ini, maka modul ini dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan belajar yang terdiri dari : Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep sehat-sakit Kegiatan belajar 2 membahas tentang konsep diri Kegiatan belajar 3 membahas tentang stress adaptasi Waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini 5 x 50 menit Anda tetap dianjurkan untuk membaca buku rujukan yang ditulis dalam daftar pustaka. Selain itu Anda dianjurkan mengamati perilaku orang sekitar Anda yang sebenarnya 1

Upload: sigit-nian-prasetyo

Post on 25-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

PAGE

I. PENDAHULUAN

Salam hangat, senang sekali dapat bertemu kembali dengan Anda. Semoga pertemuan kita dalam membahas materi modul 01 mata ajar Kebutuhan Dasar Manusia ini dapat berjalan dengan baik dan sukses semuanya.Pemahaman Anda tentang modul ini akan dapat membantu Anda dalam mempelajari konsep sehat-sakit, konsep diri dan stress adaptasi. Modul ini merupakan lanjutan pemahaman anda terhadap hakekat manusia sebagai fokus dalam pelayanan/asuhan keperawatan. Bila Anda masih ingat, pembahasan empat faktor atau komponen yang dipelajari dalam Paradigma Keperawatan, salah satu komponennya adalah Manusia.

Setelah anda menyelesaikan modul ini akan diharapkan, mampu memahami tentang konsep sehat-sakit, konsep diri dan stress adaptasi. Untuk membantu memudahkan Anda dalam mempelajari modul ini, maka modul ini dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan belajar yang terdiri dari :

Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep sehat-sakit Kegiatan belajar 2 membahas tentang konsep diri

Kegiatan belajar 3 membahas tentang stress adaptasiWaktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini 5 x 50 menit Anda tetap dianjurkan untuk membaca buku rujukan yang ditulis dalam daftar pustaka. Selain itu Anda dianjurkan mengamati perilaku orang sekitar Anda yang sebenarnya merupakan refleksi atau gejala sehat atau sakit dan manifestasi terjadinya stress, serta bagaimana manusia berusaha beradaptasi dan belajar dari lingkungan dalam proses pencapai kondisi seimbang.

Dengan meluangkan waktu sekitar 500 menit untuk mempelajari modul ini, kiranya penguasaan Anda tentang materi tersebut, akan sangat membantu dalam memahami hakekat manusia, dan bagaimana teori-teori tersebut diterapkan ketika Anda melakukan asuhan keperawatan pada klien terutama dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi klien Anda.

SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES SELALU !II. KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan anda mampu :1. Menyebutkan definisi sehat-sakit 2. Menjelaskan tahap sehat-sakit3. Menjelaskan rentang sehat sakit 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit5. Menyebutkan perilaku sehat-sakit6. Menjelaskan tingkat pencegahan penyakit

Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mempelajari tentang konsep konsep berikut:

1. Definisi/pengertian sehat-sakit 2. Tahap sehat-sakit3. Rentang sehat sakit4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit5. Perilaku sehat-sakit6. Tingkat pencegahan penyakit

1. Pengertian Sehat-sakitApa itu sehat ? bagaimana pula tentang sakit ?. Tentunya pertanyaan ini gampang diucapkan, namun seringkali mempunyai banyak makna. Baiklah kita akan bersama-sama membahas tentang apa itu sehat dan sakit.WHO ( 1974 ) mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan yang komplit, baik fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacad dan kelemahan. Batasan sehat menurut WHO apakah menurut Anda saat ini masih dapat diterima ? atau sudah usang ? Apapun pandangan anda, definisi sehat diatas mempunyai karakteristik bahwa individu merupakan manusia utuh yang terdiri dari beberapa bagian, melihat sehat dari faktor internal dan eksternal serta sehat identik dengan hidup yang kreatif dan produktif (Buder, 1982).

Menurut Jensen dan Allen dikatakan bahwa sehat adalah keadaan dinamis, fisik psikologis maupun sosial. Merupakan refleksi dari system organisasi, interaksi, interdependen dari subsistem. Manusia berusaha mencapai keseimbangan, kurang seimbangnya struktur atau fungsi dari subsistem merupakan petunjuk adanya tanda-tanda kurang sehat atau dengan kata lain sakit ( Jensen and Allen, 1993 ).Adapun King dalam teorinya ( Teori pencapaian hasil ) menyatakan bahwa sehat sebagai suatu keadaan yang dinamis dalam siklus hidup manusia, sedang sakit merupakan suatu gangguan dalam siklus hidup. Berusaha terus menerus beradaptasi terhadap stress baik dari lingkungan internal maupun eksternal secara berkelanjutan, guna mengoptimalkan potensi yang dimiliki individu. ( King, Imogene, 1974 ).Sedangkan Wu berpendapat bahwa sehat adalah suatu perasaan yang sejahtera, mampu untuk berperilaku yang lebih baik, mampu beradaptasi secara fleksibel dan mampu mengatur berbagai macam situasi baik dalam subsistem maupun supra system manusia. Sehat-sakit menurut Wu harus dipisahkan secara jelas dengan perilakunya dan dapat ditetapkan pada waktu bersamaan saat diperiksa ( Wu, 1973 ).

Sehat sebagai suatu keadaan sejahtera, dimana seseorang dapat menggunakan tujuannya, beradaptasi terhadap respon dan proses, baik secara fisik, mental, emosional, spiritual maupun social. Respon terhadap stimulasi internal dan eksternal yang relative stabil dan nyaman, manusia akan berusaha untuk mencapai tujuan. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Murray dan Zentner ( 1985).

Dunn (1959 ) menggambarkan sehat sebagai suatu keadaan dimana tidak adanya tanda-tanda dan gejala dari penyakit atau injuri, kebalikan dari sehat adalah sakit dengan adanya tanda-tanda dan gejala secara mencolok, dikatakan individu tersebut dalam keadaan sakit.

Sakit merupakan kondisi yang rendah dari seseorang, dimana orang tersebut merasa tidak sehat. Seseorang yang mengalami mual/nyeri merupakan salah satu proses gejala penyakit. Parson (1964) mendefinisikan sakit sebagai ketidak seimbangan dari kondisi fungsi normal manusia termasuk system biologic dan mekanisme penyesuaian.Baumann (1965) mengemukakan tiga kriteria dari keadaan sakit, yaitu :

1) Adanya gejala seperti meningkatnya temperature dan nyeri

2) Persepsi tentang keadaan yang dirasakan, seperti baik atau buruk, dan rasa sakit

3) Kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti sekolah, bekerja dsb.

Beberapa batasan atau pengertian sehat dan sakit sudah dipaparkan diatas, dari batasan/pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan aktualisasi potensi diri seseorang, sehingga sakit merupakan suatu keadaan terhambatnya aktualisasi diri. 2. Tahap sakit

Perilaku sakit merupakan suatu kegiatan yang dialami seseorang yang merasakan sakit, mengartikan kondisi kesehatannya dan juga mendapatkan pengobatan yang pantas. Bagaimana seseorang akan menyesuaikan diri ketika merasa sakit, dipengaruhi oleh berbagai variable seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status sosek, agama, kepercayaan, keseimbangan psikologis, kepribadian dan cara untuk mengatasi masalah.Berbagai ahli menggambarkan tahap-tahap sakit. Suchman misalnya, mengetengahkan 5 tahap sakit, sebagai berikut.

a. Tahap merasakan gejalaIni merupakan tahap awal dari kondisi sakit, merupakan transisi dimana seseorang percaya bahwa ada suatu kelainan di dalam tubuhnya. Dirinya merasa tidak sehat atau merasakan timbulnya beberapa gejala dan dapat merasakan adanya suatu tanda bahaya. Awalnya individu mengalami fase pengingkaran/denial (Ingat materi ini dibahas pada modul tentang respon individu yang mengalami kehilangan). Selama periode ini individu tidak mau diganggu, baik oleh keluarga maupun lingkungan. Perilaku yang tidak bijaksana pada fase ini adalah mengingkari pengobatan b. Tahap asumsi dari peran sakit

Tahap kedua adalah tanda penerimaan dari sakit. Pada saat gejala atau lebih memperhatikan keadaan sakit mereka yang bertambah berat. Mereka mencari kepastian sakitnya, baik dari keluarga atau teman, yang kemudian mengasumsikan peran sakitnya. Beberapa orang mencari pertolongan cepat dari profesi kesehatan, untuk selanjutnya mengobati sendiri. Pada tahap ini, orang sakit selalu takut, tetapi mereka sekarang menerima bahwa mereka sakit, walaupun tidak sanggup menerima alas an yang masuk akal. Orang sakit tidak hanya mencari nasehat tetapi juga dukungan/support untuk keputusannya mengambil cuti sakit. Mereka masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Pilihan dari rencana pengobatan selalu dipengaruhi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.c. Tahap kontak pada pelayanan kesehatan

Orang yang sakit mencari/meminta petunjuk pada tenaga kesehatan, yang merupakan inisiatif mereka sendiri atau karena didorong oleh kepentingan lainnya. Ketika mereka mendapat petunjuk tenaga professional, akan terpenuhi tiga kriteria/tipe informasi yang diperlukan, yaitu :1) Validasi terhadap sakitnya yang riil/nyata

2) Penjelasan tentang tanda/symptom/gejala penyakit yang dapat dipahami

3) Menentramkan hati bahwa mereka akan menjadi baik atau prediksi keberhasilan terapi

Bagaimana seseorang mengalami kecemasan saat harus menghadapi masalah kesehatannya, bahkan gejala relatif kecilpun dapat dianggap sebagai hal yang serius. Untuk itu klien membutuhkan informasi/penjelasan yang menenangkan hati bahwa mereka akan ditangani.d. Tahap peran ketergantungan

Saat profesi kesehatan memvalidasi bahwa seseorang dinyatakan sakit, maka orang tersebut menjadi pasien, tergantung pada profesi kesehatan untuk menolongnya. Selama tahap ini klien menjadi lebih pasif dan menerima, mereka cenderung ingin berada pada lingkungan yang lebih memperhatikan mereka. Dalam situasi ini beberapa dari mereka memperlihatkan kemunduran perilaku. Anak-anak biasanya tergantung terhadap beberapa pemenuhan kebutuhanya, dan tingkat ketergantungannya bervariasi sesuai dengan umur dan kondisi sebelumnya di rumah. Orang dewasa biasanya tidak perlu di bantu dan mereka memenuhinya sendiri seperti sebelum sakit. Ketergantung terhadap beberapa pemenuhan kebutuhan karena sakit biasanya dalam hal memenuhi kebutuhan yang pada waktu lalu belum pernah dialami. e. Tahap penyembuhan dan rehabilitasi

Selama tahap terakhir ini, klien berusaha mempelajari peran sakit dan memungkinkan kembali dapat berperan dan berfungsi. Bagi klien dengan sakit akut, karena masa sakitnya singkat dan penyembuhannya pun singkat, maka relatif lebih mudah pula untuk kembali seperti semula. Seseorang dengan sakit yang lama, maka ia harus lama menyesuaikan kembali kehidupannya menuju kesembuhan dan memerlukan waktu yang lama dan relative sukar. Selama tahap ini, kesiapan untuk fungsi social juga mengikuti kesiapan fisik. Keperawatan dapat membantu klien dalam berfungsi kembali dengan cara meningkatkan kemandiriannya dengan perencanaan kegiatan yang sesuai kemampuan dan pemikiran klien serta memmenuhi kebutuhan dasarnya. Perawat perlu memberikan perhatian, harapan dan dorongan untuk memulihkan kesehatannya.Baru saja anda mempelari beberapa tujuan belajar seperi apa itu sehat dan sakit, dan tahap sehat sakit. Untuk memudahkan pemahaman anda berikutnya baiklah sebelum pembahasan tentang rentang sehat sakit, anda untuk mencoba menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini.1) Apa yang diyakini oleh Jensen dalam memberi batasan tentang sehat ?

2) Sebutkan tiga karakteristik yang terkandung dalam definisi sehat menurut WHO ?

3) Menurut Suchman, tahap sakit dimana klien cenderung tergantung dan menjadi pasif, disebut tahap apa?

4) Apa yang sebaiknya Anda lakukan jika berhadapan dengan klien pada tahap kedua yaitu tahap asumsi dari peran sakit ?

Apakah Anda sudah menjawab semua pertanyaan diatas?. Bagus! Mari kita bahas satu persatu jawabanya.

Pasti pertanyaan pertama anda menjawab bahwa Jensen melihat keadaan sehat sebagai suatu keadaan yang dinamis, fisik, psikologis dan social, yang berusaha mencapai keseimbangan. Kurang seimbangnya fungsi dan struktur menunjukan tanda kurang sehat.

Jawaban untuk pertanyaan kedua yaitu gambaran invidu sebagai mahluk yang utuh, sehat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal, serta karakteristik ketiga adalah sehat sebagai hidup yang kreatif dan produktif.Jawaban untuk pertanyaan ketiga adalah Tahap ketergantungan.

Bagaimana dengan jawaban pertanyaan keempat, sudah pasti adalah memberi dukungan atau support, tidak hanya nasehat dan tentunya sebelumnya bersikap empati karena pada tahap ini muncul ketakutan-ketakutan pada klien.3. Rentang sehat sakit

Mengapa sehat-sakit dinyatakan sebagai rentang ? Pergeseran pandangan ini merupakan perkembangan pemahaman dalam keperawatan terhadap konsep sakit di abad ke 20 ini. Konsep penyakit dinyatakan sebagai ukuran dengan sehat merupakan acuannya.

Kondisi kesehatan seseorang tidak statis, namun merupakan proses yang dinamis yang senantiasa berfluktuasi dan bergeser pada suatu kontinum atau rentang dari keadaan sejahtera sampai sakit, sebagai proses adaptasi individu terhadap perubahan lingkungan internal maupun eksternal.

Berikut ini anda mengamati bagan dibawah ini, bagaimana rentang sehat sakit digambarkan, yang merefleksikan tingkat fungsional individu pada berbagai dimensi sebagai mahluk holistik/utuh.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit

Pernahkan anda flu ? tahukah bagaimana proses terjadinya sampai seseorang mengalami flu ?. Masuknya kuman/virus kedalam tubuh melalui proses menghirup udara yang sudah terkontaminasi merupakan suatu contoh faktor eksternal yang mempengaruhi status kesehatan seseorang.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa faktor internal serta faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi status kesehatan.a. Suku/Ras

Distribusi penyakit berhubungan dengan suku/ras. Sebagai contoh orang yang berkulit hitam mempunyai insiden yang tinggi terhadap kasus sikle cell anemia dan hipertensi. Angka kejadian dabetes atau kencing manis lebih tinggi pada penduduk asli Indian Amerika.b. Jenis kelamin

Penyakit genetik atau yang diturunkan cenderung terjadi pada satu jenis kelamin daripada jenis kelamin yang lain. Seperti kencing manis (diabetes mellitus), anoreksia nervosa atau bulimia, penyakit tiroid dll umum terjadi pada wanita, sedangkan pada laki-laki sering terjadi hernia abdominalis, arteriosclerosis, hemorrhoid dan TBC.

c. Umur dan tingkat perkembangan

Distribusi penyakit berhubungan dengan umur, sebagai contoh penyakit jantung arteriosclerosis umumnya terjadi pada laki-laki usia pertengahan (setengah baya), sedangkan penyakit batuk rejan, campak dll sering terjadi pada kanak kanak, jarang terjadi pada orang tua. Kemampuan berespon terhadap penyakit sedikit sekali selama tahun pertama kehidupan, hal ini berhubungan dengan tingkat kekebalan. Coba diingat kembali materi tentang kekebalan tubuh dibahas pada mata ajar apa ? d. Keadaan emosi

Ada hubungan antara pemikiran dengan tubuh. Respon emosional terhadap stress ( Akan dibahas lebih detail pada kegiatan belajar 3) akan mempengaruhi kesehatan. Keadaan emosional dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit organik. Sistem immune atau kekebalan dapat pula dipengaruhi oleh keadaan emosional, karena akan mempengaruhi system saraf pusat dan endokrin. Gangguan system immune sangat berhubungan dengan kejadian penyakit infeksi, kanker dan autoimmune.

e. Gaya hidup

Gaya hidup termasuk pola makan, olah raga, merokok, konsumsi obat, alkohol dan penanganan terhadap stress. Makan berlebih, kurang kegiatan olah raga akan mengakibatkan meningkatnya berat badan, yang kemudian secara langsung akan berhubungan dengan kejadian penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi atau hipertensi. Konsumsi obat/zat terlarang (Nafza) dan alkohol akan mengakibatkan melemahnya mental dan fisik. Karsinoma paru dan penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan banyaknya merokok.

f. Lingkungan fisik

Perumahan dan sanitasi akan mempengaruhi kesehatan, Udara, makanan, air limbah secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi lingkungan rumah dan menuntut penghuninya harus dapat menggunakan energi lebih banyak dalam mempertahankan stabilitas fisiologisnya. Seseorang dengan daya tahan rendah akan cenderung terjadi hiper atau hypothermia. Sebagai contoh pada daerah banjir dan musim panas mungkin lebih banyak nyamuk atau serangga lainnya.g. Standar hidup Pendidikan, pekerjaan dan penghasilan, akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi, yang kemudian akan berhubungan erat dengan tingkat kesehatan. Pencegahan penyakit sukar dilakukan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah, keadaan ini akan mengakibatkan tidak dapat mengatur pemeriksaan kesehatan, meningkatkan status perumahan, kebutuhan nutrisi yang dapat meningkatkan status kesehatannya. Pada masyarakat golongan ekonomi kuat sering terjadi stress, yang merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya sakit.h. KebudayaanPeran kebudayaan, nilai dan keyakinan yang dimiliki seseorang akan memberikan perasaan stabil. Perbedaan nilai-nilai antar generasi (orang tua dengan anak atau cucu) dapat menimbulkan konflik, ketidak stabilan dan perasaan tidak aman yang secara langsung atau tidak langsung akan menimbulkan sakit.

i. Keluarga

Faktor gen merupakan faktor predisposisi terjadinya sakit, yang diturunkan dalam pola keluarga. Kesehatan mental tergantung pada lingkungan terdekat dalam hal ini adalah keluarga. Komunikasi terbuka, kebersamaan dan cinta kasih tulus yang diperoleh individu secara optimal dalam keluarga memungkinkan terpeliharanya kesehatan fisik maupun mental.j. Konsep diriSeseorang dengan konsep diri yang negatif, memungkinkan mengarahkan seseorang pada perilaku kurang sehat. Perasaan ketidak berdayaan, keputus asaan dan ketakutan mungkin terjadi karena berhubungan dengan penyakit dan dihantui oleh kematian. Terjadinya anoreksia nervosa seringkali dihubungkan dengan ketakutan untuk menjadi gemuk, atau obesitas. Namun bulimia atau banyak makan juga ada hubungan dengan pemahaman yang negative terhadap diri, tidak mampu mengatasi masalah dan lari dalam bentuk mengkonsumsi makanan berlebih yang diidentikkan sebagai masalah. k. Letak geografik

Geografik menentukan keadaan cuaca dan mempengaruhi kesehatan. Insiden malaria contohnya berhubungan dengan daerah tropis, yang beriklim sedang. Multiple sclerosis banyak terdapat di Utara dan Eropa tengah, Canada bagian selatan dan USA bagian utara

5. Perilaku sehat-sakit

Banyak faktor yang mempengaruhi status kesehatan, juga mempengaruhi tingkah laku sehat. Kebudayaan dan keluarga merupakan contoh sebagai dua faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Seseorang dapat mengontrol tingkah laku sehat dan dapat memilih dan menentukan aktifitas sehat atau aktifitas yang tidak sehat.

Coba diskusikan contoh faktor budaya maupun keluarga yang mengarahkan seseorang pada perilaku sehat.

Rosenstock pada tahun 1950, mengembangkan model perilaku sehat dalam memprediksi apakah seseorang akan terkena penyakit atau tidak. Adapun komponennya terdiri dari :a. Persepsi individu

Bagaimana individu mempersepsikan sehat sebagai sesuatu yang penting, persepsi atau tanggapan (Ingat modul Psikologi tentang persepsi), dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah nilai-nilai. Bagaimana agar anak-anak menjadi sehat dengan vitamin dan makanan yang khusus, dan pemerikasaan berkala untuk deteksi dini terhadap penyakit kanker serviks atau mammae. Persepsi ini dapat merupakan motivator untuk seseorang melakukan tes kesehatan dan pemeriksaan secara berkala dan teratur.b. Modifikasi

Beberapa faktor demografii dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap kesehatan, yaitu umur, jenis kelamin, suku bangsa. Seperti seorang bayi belum mengetahui pentingnya makanan bagi kesehatan, pada remaja mempersepsikan bahwa teman dalam kelompok merupakan bagian yang lebih penting daripada keluarga. Faktor interpersonal seperti pola keluarga yang lebih memetingkan kesehatan, sehingga anggota keluarganya dapat memeriksakan giginya secara rutin setiap 6 bulan sekali. Serta bagaimana interaksi dengan tenaga kesehatan yang memberi kemungkinan untuk mendapatkan informasi dan perbaikan tingkah laku.Faktor budaya atau kultur berhubungan dengan periku sehat, sebagai contoh dibeberapa budaya memandang masalah kesehatan yang serius seperti diare pada anak-anak, dipersepsikan sebagai bentuk adanya proses kemajuan dalam perkembangan untuk bisa berjalan.c. Kemungkinan tindakan

Selama fase mengambil keputusan ini perawat mempunyai peranan besar, perawat dapat membantu klien memonitor kesehatannya, dengan terlebih dahulu memberikan petunjuk, merubah pengetahuan tentang kesehatannya. Perawat dalam memberikan rasa nyaman dapat secara bertahap mengurangi beberapa tindakan. Mereka dapat diberikan support/dukungan tentang beberapa tindakan pencegahan

Baiklah !, barusan Anda belajar tentang perilaku sehat sakit, bagaimana kalau mencoba menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini :

1) Coba tetapkan perilaku tenaga kesehatan yang bagaimana yang memungkinkan klien ingin berinteraksi atau berhubungan ?

2) Berikan contoh faktor demografi selain umur yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kesehatan ?

3) Sebutkan contoh perilaku tidak sehat sebagai gambaran pengaruh kultur ?

Baik sekali ! anda sudah mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut, pasti anda menjawab pertanyaan no 1 adalah perilaku perawat yang hangat, terbuka, ramah dan meluangkan cukup waktu untuk mendengarkan dan memperhatikan keluhan-keluhan atau pertanyaan-pertanyaan klien.

Bagaimana dengan jawaban kedua ? Nah jawabannya misalkan menurut anda adalah jenis kelamin, bagaimana seorang pria akan merasa sebagai pria yang sehat jika memiliki otot-otot yang kekar. Jawaban ketiga adalah anak-anak dilarang untuk mengkonsumsi telur (sebagai salah satu sumber protein hewani yang relatif murah) karena di beberapa daerah di Indonesia diyakini dapat menyebabkan bisul atau koreng

6. Tingkat pencegahan penyakit

Sebelumnya system pelayanan diberikan dalam dua jenis pelayanan yaitu pelayanan untuk yang sakit (restoratif) serta pelayanan untuk orang sehat (preventif). Fasilitas pelayanan jenis ini masih banyak diberikan di rumahsakit-rumah sakit, klinik-klinik dan praktek dokter, bahkan pelayanan untuk orang sakit lebih banyak.

Dalam dekade sekarang ini dimana kesadaran masyarakat meningkat terhadap kebutuhan peningkatan status kesehatan dan pencegahan penyakit, mendesak peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, sehingga berkembang tiga upaya yaitu prevensi primer, sekunder dan tertier.a. Asuhan kesehatan primer meliputi upaya mempertahankan kesehatan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tempatnya dapat dilakukan di berbagai pusat kesehatan di masyarakat, rumah-rumah, sekolah, kantor, pabrik dan tempat lainnya di komunitas.

b. Asuhan kesehatan sekunder, difokuskan pada pencegahan komplikasi penyakit. Pelayanan sekunder dapat diberikan pada rumah sakit, pusat pelayanan rawat jalan, juga tempat-tempat yang memberikan pelayanan kedaruratan pada klien.c. Asuhan kesehatan tertier, atau disebut juga rehabilitasi atau perawatan jangka panjang. Dimasa yang akan datang pelayanan ini diharapkan dapat mengobati penyakit yang hanya diketahui dan difahami oleh orang-orang tertentu saja. Maka kemampuan tenaga pada tingkat upaya ini harus trampil dan ditunjang oleh peralatan yang canggih.Tempatnya dapat dilakukan di rumah-rumah, fasilitas perawatan jangka panjang (panti) dan pusat rehabilitasi.

Baru saja anda menyelesaikan kegiatan belajar satu, selamat ya !. Bagaimana perasaannya setelah dapat menyelesaikan materi tersebut ? Diharapkan materi yang sudah anda pelajari dapat membantu pemahaman anda terhadap apa itu sehat dan kesehatan serta sakit dan penyakit.Baiklah akan diringkas apa saja yang sudah anda pelajari pada kegiatan belajar 1 ini, yaitu materi yang membahas tentang konsep sehat-sakit, dengan tetap diperlukan membaca dan mempelajari beberapa sumber belajar yang sudah dianjurkan sebelumnya.

Anda sudah mempelajari batasan sehat. Beberapa ahli sudah mengemukakan pengertian dari sehat dan sakit. Sehat sebagai suatu keadaan yang komplit, baik fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacad dan kelemahan. Suchman mengetengahkan 5 tahap sakit, pertama adalah tahap merasakan gejala, tahap ini merupakan tahap awal dari kondisi sakit, merupakan transisi dimana seseorang percaya bahwa ada suatu kelainan di dalam tubuhnya. Tahap berikutnya adalah tahap asumsi dari peran sakit, orang yang sakit mencari/meminta petunjuk pada tenaga kesehatan. Tahap ketiga disebut kontak pada pelayanan kesehatan. Sedangkan tahap peran ketergantungan, terjadi manakala profesi kesehatan memvalidasi bahwa seseorang dinyatakan sakit dan tahap terakhir ini, adalah tahap penyembuhan dan rehabilitasi.Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa factor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Suku/ras, umur merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti angka kejadian kanker kulit, penyakit jantung arteriosclerosis. Faktor lainnya adalah tingkat emosi, gaya hidup, lingkungan fisik (Coba sebutkan penyakit yang sangat erat berhubungan dengan lingkungan fisik ?), kebudayaan, standar hidup, keluarga dan konsep diri, serta letak geografik dan lembaga sosial kemasyarakatan merupakan faktor lainnya yang berhubungan dengan kesehatan.Sehat sakit sebagai suatu rentang menggambarkan kondisi dinamis individu, yang merupakan hasil individu dalam mempersepsikan tentang sakit, yang dipengaruhi oleh factor pengubah seperti tingkat pengetahuan, serta kemungkinan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit.

Upaya kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk primer, sekunder dan tertier.

1. Sebutkan 3 (tiga) ciri atau karakteristik yang terkandung dalam definisi sehat menurut WHO ?

2. Keadaan sakit menurut Baumann memiliki criteria, sebutkan ketiga criteria tersebut !3. Jelaskan bagaimana perilaku klien pada tahap asumsi dari peran sakit ?

4. Pada saat tahap kontak pada pelayanan kesehatan, tindakan perawat yang paling tepat dilakukan terhadap klien adalah ?

5. Sebutkan 6 (enam) faktor yang mempengaruhi sehat-sakit dan berikan masing-masing contohnya !

6. Jelaskan secara singkat apa yang anda pahami tentang sehat-sakit sebagai suatu rentang?

7. Sebutkan dan jelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku sehat-sakit yang dikemukakan oleh Rosenstock !

8. Apa fokus pelayanan/asuhan yang dilakukan pada tingkat pencegahan primer ?Selamat ! anda sudah menyelesaikan kegiatan belajar 1, selanjutnya anda akan mempelajari tentang konsep diri pada kegiatan belajar 2. Kegiatan Belajar 2

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu :

1. Menjelaskan kembali tentang apa itu konsep diri

2. Mengidentifikasi rentang respon konsep diri

3. Menjelaskan perkembangan konsep diri

4. Menyebutkan komponen konsep diri

5. Menjelaskan pengkajian pada klien dgn masalah konsep diri

6. Menjelaskan diagnosa keperawatan pada klien dgn masalah konsep diri

7. Menjelaskan perencanaan keperawatan pada klien dgn masalah konsep diri

8. Menjelaskan rencana evaluasi pada klien dgn masalah konsep diri

Untuk tercapainya tujuan pembelajaran diatas, maka materi yang akan kita bahas bersama-sama pada kegiatan belajar 2 ini, adalah :

1. Pengertian konsep diri

2. Rentang respon konsep diri

3. Perkembangan konsep diri

4. Komponen konsep diri

5. Pengkajian klien dengan masalah konsep diri

6. Diagnosa keperawatan klien dengan masalah konsep diri

7. Perencanaan tindakan keperawatan klien dengan masalah konsep diri

8. Evaluasi tindakan keperawatan klien dgn masalah konsep diri

Mempelajari manusia memang tidak akan habis-habisnya. Apalagi dalam keperawatan manusia merupakan pusat dari pelayanan/asuhan yang akan dilakukan perawat. Pada modul ini kita akan bahas bersama salah satu komponen penting tentang hakekat manusia yaitu Konsep Diri. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain dan mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu, perasaan diterima dan individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi perilaku orang lain, dan mempunyai harapan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai.

Memahami konsep diri penting bagi perawat karena asuhan keperawatan diberikan secara utuh bukan hanya penyakit tetapi menghadapi individu yang mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya.

1. Pengertian konsep diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Dapat juga dikatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran mental (mental image) seorang individu tentang dirinya, bagaimana cara berpikir, berbicara dan berbuat. Juga bagaimana cara memandang dan memperlakukan orang lain, serta kemampuan untuk melakukan sesuatu atau melakukan perubahan.

Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, berhubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia diluar dirinya.

Jadi jika anda bertemu dan bicara dengan seseorang, terutama orang-orang di lingkungan terdekat anda, berarti proses yang dialami tersebut merupakan bagian dari pembentukan konsep diri.2. Rentang respon konsep diriMasih ingat bagaimana pemahaman keperawatan bahwa kondisi sehat sakit merupakan suatu rentang dimana ada kutub sehat dan kutub yang lain adalah sakit ? Baiklah dalam kita membahas konsep diri, ternyata pemahaman akan diri juga merupakan situasi atau gambaran dalam suatu rentang yaitu rentang respons konsep diri dari sehat yaitu aktualisasi diri sampai pada rentang sakit yaitu dalam bentuk gangguan pada konsep diri yang disebut dengan dipersonalisasi.

Berikut ini mari kita simak gambar dibawah ini, untuk bisa lebih memahami bagaimana refleksi seseorang dalam meyakini dirinya, apakah pada pemahaman diri yang sehat atau adaptif ataukah berada pada konsep diri yang sakit atau maladaptif.

AdaptifMaladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

(Stuart dan Sundeen, 1997)

Aktualisasi diri adalah pemahaman seorang individu yang meyakini dirinya dapat menampilkan kepuasan atas apa yang sudah dicapainya. (Coba anda ingat kembali pembahasan pada modul tentang hierarki kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh A. Maslow !)

Konsep diri positif adalah keyakinan individu bahwa dirinya memiliki kemampuan dan dapat penampilkan keberadaan dirinya untuk berfungsi efektif di lingkungan sosialnya

Harga diri rendah adalah keyakinan diri memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, kurang dapat melihat adanya kemampuan yang masih dimiliki

Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian dewasa yang harmonis.

Dipersonalisasi ialah suatu perasaan tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri. Ini berkaitan dengan tingkat kecemasan panic dan kegagalan dalam menilai realitas. Individu tersebut mengalami kesulitan membedakan dirinya sendiri dengan orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing.

Apa yang terjadi sehingga seseorang berkembang menjadi individu yang memiliki harga diri rendah atau bahkan sudah terjadi kerancuan identitas atau berada pada perilaku dengan rentang maladaptif seperti dipersonalisasi ?

Baiklah sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, bagaimana kalau kita mempelajari terlebih dahulu bagaiamana konsep diri berkembang dari saat bayi dilahirkan sampai menginjak lanjut usia.

3. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri tergantung pada perkembangan kognitif, psikososial dan tugas perkembangan pada setiap tahap perkembangan individu.

Berikut akan kita lihat sama-sama perkembangan konsep diri yang dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia.

a. Bayi

Belum ada konsep diri saat dilahirkan, belajar membedakan antara diri sendiri dengan orang lain khususnya dengan orang terdekatnya yaitu ibu. Masalah akan mulai timbul manakala bayi tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya, serta kurang mendapatkan stimulus sensorik maupun motorik.

Apa yang dibutuhkan secara khusus pada bayi menurut Erikson ?

b. Anak-anak

Keutuhan tubuh menjadi hal penting pada usia ini, karena mereka takut terhadap mutilasi (hilang/berkurangnya anggota tubuh). Berkembang rasa ingin dipercaya, dicintai, dianggap mampu dan bernilai. Sudah merasakan dirinya berbeda dengan orang lain. Masalah konsep diri timbul jika terjadi disfungsi keluarga seperti percekcokan sampai perceraian orang tua, atau masalah penyakit yang menimbulkan kerusakan persepsi sensori seperti meningitis

c. Remaja

Ciri atau tanda-tanda perkembangan seks sekunder berkembang, seperti pertumbuhan payudara pada remaja wanita, bergantung pada identitas seksual dan perkembangan konsep diri berjalan seiring dengan identitas diri. Lebih dipengaruhi oleh kelompok/teman ( peer ) dibanding orang tua. Masalah muncul disebabkan oleh ketidakmampuan remaja dalam menerima bentuk tubuh dan tidak mampu menerima perlakuan yang menimbulkan konflik, seperti kadang diperlakukan dewasa namun kadang-kadang diperlakukan seperti anak-anak.

d. Dewasa

Kemampuan sosialisasi bergantung pada keutuhan tubuh, kekuatan diri, seksualitas, gaya, kecantikan, daya tarik dll. Sangat penting untuk memperoleh peran yang diharapkan. Permasalahan timbul bila tidak mampu menyelesaikan konflik peran, harapan yang tidak rasional, perubahan bentuk tubuh yang permanent, pekerjaan yang tidak memuaskan, serta tidak mampu menetapkan makna dan tujuan hidup.

e. Lanjut usia

Merasakan perbedaan yang jelas antara kemampuan mental dan fisik, yang mengalami berbagai keterbatasan atau kemunduran. Permasalahan yang menyebabkan perubahan konsep diri adalah kehilangan pekerjaan/pension, merasa tidak berguna, kematian pasangan, penurunan daya tarik fisik, kekuatan dan kondisi kesehatan secara menyeluruh, stressor yang bertumpuk dan tidak ingin bergantung.

4. Komponen konsep diri

KONSEP DIRI

Berikut ini setiap komponen akan dijelaskan satu persatu dan diharapkan dapat membantu saudara untuk dapat lebih memahami apa itu konsep diri.

a. Ideal diri

Persepsi invidu tentang seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakininya. Penetapan ideal diri dipengaruhi oleh kebudayaan, keluarga dan ambisi, keinginan dan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan norma serta prestasi masyarakat setempat. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri tetapi tidak terlalu tinggi, menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung.

b. Citra tubuhCitra tubuh diartikan sebagai kumpulan sikap individu; yang disadari maupun tidak, terhadap tubuhnya; termasuk persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang dimiliki. Citra tubuh harus realistis karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap individu terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya misalnya perasaan menarik atau tidak, gemuk atau tidak, dll.c. Harga diri

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebailknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan.

Masih ingat bagaimana peran keluarga dalam meningkatkan harga diri anak ? Baiklah mungkin perlu diingatkan lagi bagaimana Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen (1997) menyatakan ada 4 hal yang dapat meningkatkan harga diri anak yaitu : (1) Memberi kesempatan untuk berhasil, yang tentunya dapat diperoleh jika anak diminta melakukan sesuatu yang mampu dilakukan (2) Menanamkan idealisme, pertanyaannya dengan cara bagaimana ? Dapat dimulai dari hal sederhana seperti mengajarkan nilai-nilai yang baik saat makan, bicara atau saat bertemu orang yang lebih tua dsb. (3) Mendukung aspirasi/ide, yang dapat diperoleh jika orang tua tidak mengecilkan apa yang dikemukakan si anak terkait dengan cita-cita atau idenya (4) Membantu membentuk koping, hal ini dapat dilakukan orang tua dengan diberinya kesempatan si anak dalam menyelesaikan suatu masalah seperti bagaimana jika tidak menyelesaikan PR nya atau bagaimana jika mau meminjam buku kakak dsb.

d. Peran

Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat sesuai posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya.

Berikut ini ada hal-hal yang mempengaruhi penyesuaian individu terhadap peran : (1) Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya dan pengetahuannya tentang peran yang diharapkan, (2) Respons/tanggapan yang konsistens dari orang yang berarti terhadap perannya, (3) Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan perannya, (4) Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan penampilan peran yang tidak sesuai.

e. Identitas diri

Identitas adalah kesadaran tentang diri sendiri; yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, meyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

Dengan telah dipelajarinya kelima komponen konsep diri tersebut, maka dapat disimpulkan ciri individu dengan konsep diri positif : Ideal diri realistis

Citra tubuh positif dan sesuai

Harga diri tinggi

Konsep diri positif Penampilan peran memuaskan

Identitas jelas

Setelah anda mempelajari lima komponen konsep diri, bagaimana kalau kita mencoba latihan-latihan berikut ini :

1. Apa yg perlu dilakukan oleh keluarga dalam rangka meningkatkan harga diri anak ?

2. Bagaimana karakteristik atau ciri individu dengan identitas diri positif ?

3. Sebutkan dua factor yang mempengaruhi penyesuaian individu dengan perannya?

4. Komponen apa dari konsep diri yang berhubungan dengan kebudayaan, harapan dan norma masyarakat

Baik ! anda sudah dapat menjawab keempat pertanyaan diatas, bagaimana sudah siap untuk melanjutkan diskusi kita selanjutnya ?

5. Pengkajian klien dengan masalah konsep diri

Masih ingat langkah pertama dari proses keperawatan ? Yang pertama tentunya adalah melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan sejumlah data, sehingga anda dapat menetapkan adakah masalah yang terkait dengan konsep dirinya ? Bagus saudara masih mengingatnya dengan baik. Yang dapat anda lakukan untuk mendapatkan data klien tersebut adalah melalui wawancara baik dengan klien maupun keluarganya, melalui pengamatan perilaku klien, dan melakukan pengukuran ( karena seringkali disertai adanya beberapa keluhan fisik, sebagai validasi ) serta mempelajari dokumentasi klien.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat saudara ajukan kepada klien maupun keluarganya dalam rangka mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ke lima komponen konsep diri.

Status dan posisi klien sebelum dirawat ?

Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, atau di kelompoknya) ?

Bagaiamana kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan ?

Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh mana yang disukai dan tidak disukai klien ?

Apa cita-cita klien ?

Bagaimana harapan klien terhadap status, peran/tugas, posisi dan tubuhnya ?

Harapan klien terhadap keluarga, sekolah, tempat kerja dan lingkungan serta penyakitnya ?

Bagaimana hubungan klien dengan orang lain dan penilaian orang lain terhadap dirinya ?

Apa peran klien dalam keluarga, kelompok dan lingkungannya ?

Bagaimana kemampuan klien dalam menjalankan perannya ?

Selanjutnya mari kita lihat dan cermati kotak dibawah ini yang perlu anda identifikasi sebagai faktor-faktor yang perlu diprediksi sebagai dasar atau awal terjadinya perubahan konsep diri

Gambaran diriHarga diriPeranIdentitas

Kehilangan/kerusakan bagian tubuh seperti : amputasi, luka bakar

Perubahan ukuran, bentuk/penampilan tubuh akibat penyakit seperti kanker hati yang membuat perut klien membuncit

Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh, contohnya cuci darah pada klien gagal ginjal

Proses pengobatan aki bat radiasi, kemoterapi, rambut klien rontok Penolakan, kurang penghargaan dari keluarga terutama orang tua

Pola asuh otoriter, overprotektif, tdk konsisten, terlalu dituruti, atau anak terlalu dituntut

Persaingan antar saudara kandung

Kesalahan atau kegagalan yang berulang

Stereotipik peran seks seperti wanita hanya di rumah mengasuh anak

Tuntutan peran kerja. Dengan ter bukanya peluang kerja diberbagai sector memberi kesempatan sama pada laki-laki dan wanita termasuk sector bangunan

Harapan dari peran kultural

Ketidak perca-yaan orangtua

Tekanan dari peer group, pada remaja teman menjadi lebih penting dari orang tua

Perubahan struktur social, terjadinya ben-cana, perang atau kerusuhan

Untuk membantu saudara mengidentifikasi faktor pencetus, maka pada kotak dibawah ini terlihat beberapa faktor yang termasuk pencetus gangguan konsep diri, yaitu sebagai berikut :

PENCETUSDEFINISICONTOH

TRAUMASituasi yg membuat individu sulit menyesuaikan diri; khususnya trauma emosi Penganiayaan seksual dan psikologis pada masa anak-anak, seperti merasa terancam, menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan (perkosaan)

KETEGANGAN PERANRasa frustasi saat individu merasa tidak mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa pas dalam melakukan perannya. sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak peran.Perubahan jumlah anggota keluarga (bertambah/berkurang)

Pergeseran kondisi kesehatan klien seperti : kehilangan bagian tubuh (amputasi), perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh (ascites), prosedur medis dan atau keperawatan, seperti pemasangan alat pacu jantung, kateterisasi dsb

Tanyakan pada keluarga dan klien apakah ada riwayat yang terkait dengan trauma atau ketegangan peran tersebut. Apabila hasil wawancara saudara dengan klien maupun keluarganya didapatkan data-data tersebut, maka tulislah pada form pengkajian

Selanjutnya observasi perilaku klien yang mengindikasikan adanya masalah atau gangguan pada konsep diri, seperti :

Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu

Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh

Menyangkal cacat tubuh

Mengkritik diri/orang lain

Merasa tidak mampu

Mudah tersinggung/marah

Keluhan fisik

Menarik diri secara sosial

Seperti sudah dijelaskan pada Modul sebelumnya tentang proses keperawatan, maka untuk membantu kita merumuskan diagnosa, selanjutnya data dianalisa sehingga dapat ditetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah konsep diri.6. Diagnosa keperawatan klien dengan masalah konsep diri

Langkah kedua adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah konsep diri. Setelah melakukan pengkajian dimana data anda kumpulkan, lalu berdasarkan hasil analisa sebagai tahap akhir dari pengkajian, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan pada klien dengan masalah konsep diri adalah sebagai berikut :

7. Perencanaan dan implementasi tindakan keperawatan klien dengan masalah konsep diri

Prinsip tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari peningkatan kemampuan klien menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, sehingga klien mampu menjalin hubungan baru dengan lingkungannya.

Implementasi merupakan langkah nyata dari keperawatan dalam membantu mengatasi masalah klien dengan perubahan konsep diri. Berikut ini tindakan keperawatan yang dapat anda lakukan :

a. Memperluas kesadaran diri

Bina hubungan saling percaya perawat-klien

Bekerjasama dengan klien

Memaksimalkan peran serta klien

b. Eksplorasi diri

Bantu klien menerima pikiran dan perasaannya

Bantu klien mengklarifikasi konsep diri dan hubungannya dengan orang lain

Berespons empati dan tekankan bahwa kekuatan untuk berubah berada pada klienc. Mengevaluasi diri

Bantu menjabarkan masalah secara jelas

Gali respons adaptif dan maladaptifd. Membuat perencanaan yang realistik

Bantu klien mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah

Bantu klien mengkonsep tujuan secara realistike. Kesepakatan untuk bertindak.

Bantu klien melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengubah respons koping maladaptif dan mempertahankan respons koping yang adaptif.

Libatkan keluarga dalam mendukung aktifitas positif klien

8. Evaluasi tindakan keperawatan klien dengan masalah konsep diri

Untuk menilai keberhasilan dari tindakan yang sudah dilakukan, maka sebagai langkah terakhir adalah melakukan evaluasi sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Berikut beberapa kriteria keberhasilan yang diharapakan dapat ditampilkan klien dengan masalah konsep diri.

Hilangnya/berkurangnya ancaman terhadap integritas fisik atau sistem tubuhnya

Perilaku klien yang mencerminkan penerimaan diri

Klien menggunakan sumber koping yang tersedia

Kemampuan klien dalam menyadari diri, eksplorasi dan evaluasi diri

Penggunaan respons koping yang adaptif dari klien

Keterlibatan keluarga dalam mendukung perilaku positif klien.

Selamat anda sudah menyelesaikan kegiatan belajar 2.

Baiklah dengan anda sudah menyelesaikan kegiatan belajar 2 yaitu tentang konsep diri, maka dalam rangka memudahkan pemahaman akan materi dimaksud, berikut ini secara ringkas apa yang sudah anda pelajari tentang konsep diri.

Konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan, baru berkembang saat berhubungan dengan lingkungannya terutama dengan ibunya.

Keluarga mempunyai peran besar dalam meningkatkan harga diri anak. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen (1997) menyatakan ada 4 hal yang dapat meningkatkan harga diri anak yaitu : (1) Memberi kesempatan untuk berhasil, (2) Menanamkan idealisme, (3) Mendukung aspirasi/ide, yang dapat diperoleh jika orang tua tidak mengecilkan apa yang dikemukakan si anak terkait dengan cita-cita atau idenya dan (4) Membantu membentuk koping, hal ini dapat dilakukan orang tua dengan diberinya kesempatan si anak dalam menyelesaikan suatu masalah.

Perawat diharapkan dapat mengenali perubahan pada komponen konsep diri klien sebagai akibat berbagai factor terkait sakit atau penyakit yang dialaminya. Melalui asuhan keperawatan yang terencana, perawat dapat membantu klien dengan masalah konsep diri untuk dapat mengenali dirinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sehingga dapat kembali berhubungan dengan lingkungannya, dan kembali berfungsi secara optimal.

Baiklah untuk mencoba sejauh mana kemampuan anda mempelajari materi tentang konsep diri ini, maka jawablah beberapa pertanyaan berikut ini.1. Apa yang anda ketahui tentang konsep diri dan bagaimana konsep diri tersebut hubungannya dengan orang lain ?

2. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan kerancuan identitas ?

3. Bagaimana gambaran seseorang yang sudah pada tahap aktualisasi diri ?

4. Komponen konsep diri manakah yang berhubungan dengan sikap, perilaku dan nilai yang dituntut atau sebagai harapan dari masyarakat

5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat ciri individu dengan identitas diri positif ?

6. Hal-hal apa yang dapat dilakukan keluarga agar anak berkembang konsep dirinya menjadi positif

7. Pada tahap umur berapakah perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh kelompok seumurnya atau teman ?

8. Bagaimana cara anda mendapatkan data tentang klien dengan masalah konsep diri, dan data apa saja yang perlu anda kumpulkan untuk memastikan adanya masalah konsep diri ?Selamat ! anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 2, selanjutnya anda akan mempelajari tentang stress adaptasi, sampai ketemu pada kegiatan belajar 3. Kegiatan Belajar 3

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan anda mampu :

1. Menyebutkan definisi stress adaptasi

2. Menjelaskan penyebab stress3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk stress4. Menjelaskan reaksi fisiologis terhadap stress5. Mengidentifikasi mekanisme adaptasi

6. Menjelaskan peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stres

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar 3 adalah :1. Definisi/pengertian stress adaptasi

2. Penyebab stres

3. Bentuk-bentuk stres

4. Reaksi fisiologis terhadap stres

5. Mekanisme adaptasi

6. Peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stres

1. Pengertian Stres adaptasiBanyak ahli yang berusaha menjelaskan apa itu stress, berikut akan dijelaskan beberapa batasan tentang stress.Hans Selye mengatakan bahwa stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya. Sedangkan Vincent Corneli menyebutkan stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang di sebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut.

Stress adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial atau tekanan mental atau beban kehidupan, pernyataan ini dikemukakan oleh Dadang Hawari (2004).Adapun Davis, dkk mengatakan stress adalah kejadian kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dihindari. Pernyataan tersebut hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh Kozier,dkk bahwa stress adalah fenomena universal dimana setiap individu mengalaminya.

Pendapat Soeharto Heerdjan (1987) stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang. Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan juga sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita ( Maramis, 1987).Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan perubahan, tekanan, ketegangan dan emosi, yang dialami oleh setiap individu dan tidak dapat dihindari.

Masih ingat dengan modul Psikologi ? Coba ingat ada satu kegiatan belajar yang mendiskusikan tentang apa itu stress dan bagaimana proses adaptasi ! Mungki anda masih ingat yang dimaksud dengan adaptasi ?

Baiklah berikut ini kita akan melihat apa yang dimaksud dengan adaptasi. Adaptasi adalah kesanggupan individu baik secara fisik maupun psikososial untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, tempat dan kondisi yang berbeda. Sedangkan menurut Myra Levine, adaptasi adalah proses perubahan yang menyebabkan individu tidak terganggu integritas personalnya dalam menghadapi lingkungannya.Ciri terjadinya proses adaptasi pada individu adalah pengamatan yang teliti terhadap kenyataan, menyadari motivasi yang mendasari perilakunya, sehingga dapat mengontrol perilakunya dan pengalaman berhubungan dengan orang lain menjadi menyenangkan.Salah satu bentuk adaptasi individu adalah melalui mekanisme koping.

Yang dimaksud dengan koping adalah proses yang dilalui individu dalam menyelesaikan situasi yang sangat stress (stressful), atau merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam. Dapat pula dikatakan sebagai usaha perubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk menyelesaikan stress yang dihadapi.

2. Penyebab stressStres berdasarkan pengertian diatas, dapat disebakan oleh berbagai penyebab. Untuk memudahkan dapat digolongkan penyebab stress tersebut dalam 6 katagori sebagai berikut:

a. Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah,suara amat bising atau tersengat arus listrik.

b. Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang menimbulkan penyakit.

c. Stress kimiawi, disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon atau gas.

d. Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ atau system organ sehingga menimbulkan fungsi tubuh yang tidak normal.

e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga lanjut usia.

f. Stress psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya atau keagamaan.

3. Bentuk-bentuk stressStres selain sebagai stimulus atau penyebab, dapat juga diartikan sebagai proses maupun sebagai respon, artinya dalam kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari masalah. Setiap kali individu berhadapan dengan masalah, maka selalu berusaha mencari jalan untuk memecahkan atau menanggulanginya. Selama penanganan masalah terjadi perasaan yang tidak menyenangkan, keadaan ini menandakan stress sebagai proses dan keadaan yang tidak menyenangkan sebagai output atau respon karena adanya stressor (penyebab stress). Berikut ini kita akan bahas bentuk stress sebagai respon.a. FisiologisTergantung pada persepsi/penerimaan individu tehadap stress, dan keefektifan strategi koping. Pada dasarnya manifestasi stress secara fisik adalalah peningkatan kerja saraf simpatik.b. Psikososial

Kecemasan merupakan reaksi umum dari stress, dapat dialami secara sadar, setengah sadar dan tidak sadar. Ada empat tingkatan cemas; 1) ringan, 2) sedang, 3) berat, dan tingkat cemas ke 4) panik.

Marah merupakan keadaan emosi yang subjektif, sebagai salah satu bentuk stres. Ada tiga cara ekspresi marah yang konstruktif ; 1) perhatian ( attention ), 2) uraian atau penjelasan, dan 3) identifikasic. Kognitif

Bentuk stress secara kognitif bisa dilakukan dalam bentuk penyelesaian masalah, melakukan strukturisasi atau memanipulasi situasi agar kejadian yang mengancam tidak terjadi, dapat pula dengan disiplin diri, mensupresi atau represi yaitu menekan hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan kealam bawah sadar atau dengan fantasi dan melamun, dapat pula dengan berdoa dan sembahyangd. Verbal dan psikomotorMenangis menurunkan perasaan tegang terhadap situasi yang menyakitkan, menyedihkan, maupun menyenangkan. Demikian pula dengan tertawa merupakan respon untuk menurunkan kecemasan untuk menyelesaikan masalah secara konstruktif. Teriak merupakan respon pada rasa takut, marah atau frustasi. Memukul atau menepuk, merupakan respon spontan tehadap ancaman fisik. Demikian pula dengan menggenggam, memegang, meremas dan mencerca.

4. Reaksi fisiologis terhadap stressCannon yang mengemukakan konsep homeostasis, juga mengemukakan tentang konsep fight atau flight, yaitu cara individu untuk menghilangkan stress dengan memerangi ( fight ) atau mencoba melarikan diri ( flight ) dari stressor. Contohnya seseorang yang menghadapi anjing galak, maka hormone epinephrine akan dikeluarkan lebih banyak, tekanan darah naik, nadi dan pernafasan meningkat, aliran darah ke tulang, otot, jantung, paru-paru bertambah demikian pula dengan kadar gula dalam darah. Semua gejala ini membuat reaksi yang menempatkan tubuh pada kondisi siap untuk menyerang atau lari dari anjing tersebut.Menurut Selye dalam situasi stress hypothalamus bereaksi mengirimkan stimulus untuk mengaktifkan mekanisme syaraf simpatis, kelenjar adrenal dan medulla untuk membuat tubuh dapat bergerak.Untuk merubah stress dalam waktu singkat dikeluarkan hormone epinephrine dan nor epinephrine dari medulla kelenjar adrenal, sedangkan untuk merubah stress dalam waktu lama, hormone glukokortikoid yang dikeluarkan oleh korteks adrenal.

Respon neuroendokrin terhadap stressor melalui sel dan jaringan persyarafan, terutama dari persyarafan otonom, yang terdiri dari simpathetik dan para simpathetik. Harmonisasi kerja kedua system tersebut membuat tubuh kembali normal.

Perhatikan gambar berikut ini dan tentunya diharapkan dapat membantu memperjelas mekanisme fisiologis terhadap stress.5. Mekanisme adaptasi

Setiap individu dalam menangani stressor psikososial dengan caranya masing-masing yang unik, pengalaman yang lalu mempengaruhi penanganan selanjutnya. Stres sebagai respon senantiasa memberikan umpan balik dan meningkatkan keseimbangan (homeostasis). Bila umpan balik memberikan hasil yang positif, individu akan meneruskan tingkah lakunya untuk kembali menjadi seimbang. Namun bila gagal dapat terjadi kondisi yang patologis. Mekanisme ini orientasinya lebih banyak kepada faktor fisiologis.

Menurut Erick Tromin, stress terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan individu yang lain. Sehingga untuk memungkinkan seseorang tidak merasakan tekanan yang terjadi akibat hubungan dengan orang lain, dengan menjaga keseimbangan melalui :

a. Melakukan serangan terhadap sumber stress

b. Melakukan isolasi atau menutup diri

c. Mengadakan pendekatan atau mencintai Karen Harney berpendapat bahwa individu mendapat tekanan dari lingkungannya, sehingga cara memecahkan masalah apabila terjadi hal yang tidak menyenangkan dengan lingkungan, dilakukan dengan cara :

a. Mendekati, melalui pendekatan yang baik akan terjadi keakraban, sehingga merubah perasaan yang tidak menyenangkanb. Mengakui, berarti menghindari perasaan yang akan menjadikan perasaan yang tidak menyenangkanc. Melawan, apa yang dirasakan tidak menyenangkan dilawan dengan kekerasan, agar tidak merasakan hal yang tidak menyenangkan, yang akan mengganggu keseimbangan

Menurut Rohinton stress terjadi karena adanya interaksi individu, budaya dan masyarakat. Bila masyarakat dan budaya sebagai stressor, maka individu menjadi terjepit. Untuk menghindari stress yang mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan dengan mengadakan penyesuaian diri atau adaptasi.

Sedangkan Hans Selye mengemukakan teorinya yang dikenal dengan GAS (General Adaptation Syndrome). GAS terjadi dalam tiga tahap yang terjadi sebagai berikut :

a. Reaksi Alarm, pada tahap ini tubuh menyadari adanya stressor, kekuatan pertahanan tubuh bergerak dan tingkat resistensi tubuh yang normal menjadi menurun, sehingga bila stressornya terlalu kuat maka akan menyebabkan kematian.b. Resistensi, tahap ini tubuh memerangi reaksi ketidakseimbangan, tingkat resistensi normal menjadi meningkat untuk menahan stressor, dengan tujuan dapat menyesuaikan diri. Pertahan tubuh terhadap stimulasi bertambah, bila tidak terjadi adaptasi akan terjadi tahap kelelahan yang dapat menyebabkan kematian.c. Tahap Exhaustion, atau kelelahan yang terjadi bila stressor terus berlangsung, gejala tidak berubah dapat menyebabkan kematian, kecuali tubuh dapat meningkatkan cara adaptasi atau menemukan cara baru untuk menanggulangi stress.

Selye menyatakan sebagai syndrome karena keadaan tersebut disebabkan oleh situasi yang mempengaruhi banyak system dalam tubuh, dan dikatakan adaptasi karena prosesnya berlangsung dalam rangka tubuh melakukan penyesuaian terhadap stressor.

Adaptasi secara psikologis dilakukan individu jika mempunyai pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Mekanisme tersebut dikenal sebagai strategi pemecahan masalah dan mekanisme pertahanan diri

a. Strategi pemecahan masalah (Problem solving strategies), dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress. Contoh : seseorang cenderung menggunakan problem solving strategies dalam menghadapi masalah yang menurutnya dapat dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan.

b. Mekanisme pertahanan diri (Defence mechanism), tindakan ini berguna untuk mengurangi kecemasan. Strategi koping ini terdiri dari tiga tipe yaitu :

1) Berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari ancaman yang tidak menyenangkan atau menimbulkan kecemasan, namun tidak langsung memecahkan masalah. Jika individu secara terus menerus menggunakan mekanisme ini, maka dapat tidak efektif.

2) Individu tidak menyadari bahwa mekanisme tersebut sedang terjadi dan diluar kesadaran. Bebas dari rasa cemas bersifat sementara karena masalahnya masih ada, kecemasan akan kembali terjadi atau dapat ditransfer dalam bentuk keluhan-keluhan fisik 3) Berupa mekanisme pertahanan diri yang tidak berorientasi pada kenyataan, dengan demikian individu tidak mampu menentukan secara realistic dalam pemecahan masalahnyaFaktor-faktor yang mempengaruhi strategi Koping adalah :

a. Kesehatan Fisik, kesehatan merupakan hal yang penting karena selama dalam usaha mengatasi stress individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.

b. Keyakinan atau pandangan positif, keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib(eksternal locus control) yang mengarahkan individu pada penilaian ketidak berdayaan (helplessness), sehingga akan menurunkan kemampuan strategi koping tipe problem-solving strategies

c. Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,menganalisa situasi,mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.d. Keterampilan Sosial, keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.e. Dukungan Sosial, dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman dan lingkungan masyarakat sekitarnya.f. Materi, dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. 6. Peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stressPerawat dalam menghadapi klien atau seseorang dengan masalah penyesuaian atau sedang mengalami stress, dapat melihat beberapa petunjuk berikut ini :

a. Observasi perilaku non verbal klien, yang mengindikasikan tingkat stress dan kecemasan

b. Ingatlah bahwa tidak semua orang akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap kejadian yang sama. Setiap orang mempunyai reaksi yang tersendiri terhadap stress, dipengaruhi oleh persepsi, mekanisme koping, factor pendukung, pengalaman, kondisi kesehatan, nilai-nilai, kepercayaan dan budayac. Bantu klien untuk mengidentifikasi mana masalah utama yang membuat klien cemas/stress, sebagai prioritas yang dapat diselesaikan. Apabila perawat dapat membantu penyelesaian masalahnya, maka klien akan terbuka untuk menyelesaikan masalah lainnya yang mungkin juga sudah teridentifikasi oleh perawatd. Dorong klien dan keluarga untuk mendiskusikan alternative-alternatif penyelesaian masalah, untuk peningkatan proses belajar dan perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan sosial kultural yang ada.

e. Bantu klien memiliki strategi pemecahan masalah, yang dapat diterapkan pada situasi kehidupan dimana klien berada

f. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menanggulangi stress dan memecahkan masalahnya, sehingga meningkat rasa percaya dirinya dan akan lebih baik lagi dimasa yang akan datang dalam penyelesaian masalah tanpa bantuan orang lain

g. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya, sehingga akan merasa lebih ringan

h. Tunjukkan kegiatan-kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dengan memberikan perhatian dan kesempatan diharapakan dapat membantu dalam penyelesaian masalahnya.

Jika klien atau seseorang sudah memperlihatkan perilaku yang mengarah sudah terjadi gangguan mental, harus segera dikirim kepada tenaga ahli seperti dokter jiwa (psikiater) atau perawat spesialis jiwa.

Pada umumnya Stres merupakan reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi dll. Stress timbul karena adanya stressor dan juga stress merupakan reaksi tubuh terhadap stressor fisik (panas, lapar, kuman penyakit) maupun psikologis (tekanan mental atau beban kehidupan) yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut.

Cara mengendalikan stress disebut juga koping. Koping yaitu usaha perubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk menyelesaikan stress yang dihadapi. Koping yang baik digunakan adalah dengan cara beradaptasi sedangkan yang tidak efektif adalah mekanime penyesuaian (defence mechanism) berjangka waktu singkat dan bukan pemecahan masalah.

Hans Selye mengemukakan teorinya yang dikenal dengan GAS (General Adaptation Syndrome). GAS terjadi dalam tiga tahap yang terjadi yaitu : Tahap Reaksi Alarm, pada tahap ini tubuh menyadari adanya stressor; Tahap Resistensi tahap ini tubuh memerangi reaksi ketidakseimbangan; Tahap Exhaustion, atau kelelahan yang terjadi bila stressor terus berlangsung.Menghadapi klien atau seseorang dengan masalah penyesuaian atau sedang mengalami stress, perawat dapat membantu mengidentifikasi mana masalah sebagai prioritas yang harus diselesaikan dan memberi kesempatan klien mengungkapkan perasaan-perasaannya, dengan tidak lupa mengikut sertakan keluarganya.

Bagaimana sudah selesai mempelajari semua pokok-pokok materi pada kegiatan belajar 3 ini ? Baiklah ! Sekarang kerjakan soal - soal tugas berikut ini:1. Penggolongan stress ada 6 kategori, sebutkan!

2. Jelaskan bentuk stress sebagai respon!

3. Jelaskan mekanisme keseimbangan untuk menjaga seseorang tidak tertekan yang menyebabkan stress menurut Erick Tromin!

4. Sebutkan cara memecahkan masalah apabila individu mendapat tekanan menurut Karen Harsey!

5. Menurut Hans Selye, ada tiga tahap reaksi terhadap stress, sebutkan!

6. Jelaskan mekanisme pemecahan masalah dalam strategi pemecahan masalah dan mekanisme pertahanan diri!

7. Faktor apa saja yang mempengaruhi strategi Koping?

8. Apa saja peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stress?

Selamat ! Anda telah menyelesaikan Modul 1 dari mata ajar Kebutuhan Dasar Manusia I. Perlu Anda ingat kembali bahwa Modul ini berisi tentang Konsep Sehat Sakit, Konsep Diri, dan Stres Adaptasi. Untuk mengingatkan kembali apa yang telah Anda pelajari pada modul ini, berikut ini ringkasan pokok-pokok materi pada modul 2 Konsep Dasar Manusia I.

Dalam kegiatan belajar 1 Anda telah belajar tentang apa yang dimaksud dengan sehat sakit dan rentang sehat sakit; tentang tahap sehat sakit; kemudian dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sehat sakit serta perilaku sehat sakit dan tingkat pencegahan penyakit. Dalam kegiatan belajar 2 Anda telah belajar tentang pengertian dari konsep diri, dan bagaimana rentang respon konsep diri. Berikutnya dipelajari pula tentang perkembangan dari konsep diri mulai dari bayi sampai lanjut usia. Setelah dipahami konsep-konsepnya kemudian dibahas pada kegiatan belajar 2 ini peran perawat dalam memenuhi kebutuhan klien dengan masalah konsep diri, yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi tindakan keperawatan.

Adapun dalam kegiatan belajar 3 Anda telah belajar tentang apa itu stress dan adaptasi, penyebab terjadinya stress serta bentu-bentuk stres; dan bagaimana reaksi fisiologis terhadap stress, kemudian dibahas pula tentang mekanisme adaptasi dari manusia dalam menghadapi stress, dan peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stress.

Pastikan bahwa Anda telah memahami materi pada modul ini dengan baik. Kami berharap pemahaman tersebut dapat membantu Anda dalam menjalankan tugas-tugas Anda sebagai perawat profesional.

Secara keseluruhan dari materi yang telah disampaikan bahwa manusia dalam rentang kehidupannya dapat berada pada kondisi sehat dan kapan pula dapat berada pada keadaan sakit, yang merupakan respon terhadap berbagai stimulus baik internal maupun eksternal. Dalam proses kehidupannya, manusia senantiasa mengalami berbagai stress dan menghadapinya dengan melakukan berbagai proses penyesuaian (adaptasi) sebagai upaya menjaga keseimbangan diri, agar tetap survive (bertahan). Pemahaman manusia sebagai focus atau sentral dari pelayanan / asuhan keperawatan semakin lengkap dengan memahami berbagai dimensi manusia yang mempunyai pandangan dan nilai-nilai tentang dirinya.

Anda dianggap berhasil dalam mempelajari modul KDM I ini, apabila Anda mampu menyelesaikan tugas pada setiap akhir kegiatan belajar lebih atau sama dengan 58 %. Jangan lupa persiapkan diri Anda dengan sebaik-baiknya dalam rangka akan melangkah untuk mempelajari modul-modul KDM berikutnya, bila ada kesulitan dalam mempelajari atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada pembimbing / supervisor atau tutor Anda untuk membantu.

Kami mengingatkan kembali kepada Anda untuk meminta test akhir modul kepada pembimbing / tutor yang ditunjuk. Dengan Anda telah mengisi test akhir modul ini, berarti anda telah selesai mempelajari modul 1 KDM I, selanjutnya Anda bersiap untuk mempelajari modul 2. tentang Pemenuhan kebutuhan istirahat, tidur dan sex sebagai rangkaian dari seluruh modul yang harus Anda pelajari dari mata ajar KDM I.

SELAMAT DAN SUKSES SELALU !

DAFTAR PUSTAKA

Alfaro, Rosalinda, Application of Nursing Process A Step by Step Guide, J.B. Lippincott Company, Philadelpia, 1986.

Barnest, Vichi Vine, Clinical Skill and Assessment Techniques in Nursing Practice, Scoth Foreman and Company, London, 1989.

Baverly, Rambo, Nursing Skill of Clinical Practice, W.B. Saunders Company, Philadelpia, 1982.

Carol, Taylor, Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care, JB. Lippincott Company, Philadelphia, 1989.

Kozier, Barbara, Fundamental of Nursing Concept and Procedure, 3th Edition, Addison Wesley Publishing Company, Philadelphia, 1984.

Kozier, Barbara, Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice, Fith Edition, Addison Wesley Publishing Company, Philadelphia, 1995.

Kozier, Barbara, Techniques in Clinical Nursing: Nursing Process Approach, 2nd Edition, Addison Wesley Publishing Company, California, 1987.

Laverne, Wolf, et all., Fundamental of Nursing, 7th Edition , J.B., Lippincott Company, Philadelpia, 1987.

Potter, Patricia A., Fundamental of Nursing : Concept, Process and Practice, C.V. Mosby Co, St Louis, 1985.

Kegiatan Belajar I

1. Ciri atau karakteristik sehat yang dikemukakan dalam definisi sehat menurut WHO adalah bahwa individu merupakan manusia utuh yang terdiri dari beberapa bagian, melihat sehat dari faktor internal dan eksternal serta sehat identik dengan hidup yang kreatif dan produktif .

2. Tiga (3) kriteria sakit yang dikemukakan oleh Baumann adalah :

a. Adanya gejala seperti meningkatnya temperature dan nyeri

b. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan, seperti baik atau buruk, dan rasa sakit

c. Kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti sekolah, bekerja dsb terganggu

3. Mereka mencari kepastian sakitnya, baik dari keluarga atau teman, yang kemudian mengasumsikan peran sakitnya. Beberapa orang mencari pertolongan cepat dari profesi kesehatan, untuk selanjutnya mengobati sendiri.4. Memberikan informasi/penjelasan yang menenangkan hati bahwa mereka akan ditangani. Validasi terhadap sakitnya yang riil/nyata, jelaskan tentang tanda/symptom/gejala penyakit yang dapat dipahami dan menentramkan hati bahwa mereka akan menjadi baik atau prediksi keberhasilan terapi5. Enam (6 ) yang mempengaruhi kesehatan adalah :

a. Gaya hidup, makan berlebih, kurang kegiatan olah raga akan mengakibatkan meningkatnya berat badan, yang kemudian secara langsung akan berhubungan dengan kejadian penyakit jantung,

b. Lingkungan fisik, udara, makanan, air limbah seperti pada daerah banjir dan musim panas mungkin lebih banyak nyamuk atau serangga lainnya.

c. Konsep diri, seseorang dengan konsep diri yang negatif, memungkinkan mengarahkan seseorang pada perilaku kurang sehat. Terjadinya anoreksia nervosa seringkali dihubungkan dengan ketakutan untuk menjadi gemuk, atau obesitas.

d. Letak geografik, menentukan keadaan cuaca dan mempengaruhi kesehatan. Insiden malaria contohnya berhubungan dengan daerah tropis, e. Umur dan tingkat perkembangan, contoh penyakit jantung arteriosclerosis umumnya terjadi pada laki-laki usia pertengahan (setengah baya), campak sering terjadi pada kanak kanak.

f. Keadaan emosi, ada hubungan antara pemikiran dengan tubuh. Sistem immune atau kekebalan dapat pula dipengaruhi oleh keadaan emosional, karena akan mempengaruhi system saraf pusat dan endokrin.

6. Sehat sakit sebagai suatu rentang karena kondisi kesehatan seseorang tidak statis, namun merupakan proses yang dinamis yang senantiasa berfluktuasi dan bergeser pada suatu kontinum atau rentang dari keadaan sejahtera sampai sakit, sebagai proses adaptasi individu terhadap perubahan lingkungan internal maupun eksternal.

7. Perilaku sehat sakit dipengaruhi oleh Persepsi individu, bagaimana individu mempersepsikan sehat sebagai sesuatu yang penting, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah nilai-nilai. Modifikasi, termasuk salah satunya adalah faktor interpersonal seperti pola keluarga yang lebih memetingkan kesehatan, sehingga anggota keluarganya dapat memeriksakan giginya secara rutin setiap 6 bulan sekali. Kemungkinan tindakan, selama fase mengambil keputusan ini perawat mempunyai peranan besar, perawat dapat membantu klien memonitor kesehatannya, dengan terlebih dahulu memberikan petunjuk, merubah pengetahuan tentang kesehatannya.

8. Fokusnya adalah pada kegiatan yang bersifat meningkatkan status kesehatan seperti makan dan olahraga secara teratur. Memeriksa kesehatan secara berkala sebelum ada keluhan. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan memberikan imunisasi

Kegiatan Belajar 2

1. Kkonsep diri merupakan gambaran mental (mental image) seorang individu tentang dirinya, bagaimana cara berpikir, berbicara dan berbuat. Juga bagaimana cara memandang dan memperlakukan orang lain, serta kemampuan untuk melakukan sesuatu atau melakukan perubahan. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, berhubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia diluar dirinya.

2. Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian dewasa yang harmonis.

3. Seorang yang sudah aktualisasi menampilkan kepuasan atas apa yang sudah dicapainya, percaya diri, tidak ragu serta mendapat kepuasan dalam berhubungan dengan oranglain.

4. Yaitu Peran

5. Identitas positif mempunyai ciri mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain, mengakui jenis kelamin sendiri, memandang pelbagi aspek diri sebagai suatu keselarasan, menilai diri sesuai penilaian masyarakat, menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang, mempunyai tujuan, nilai yang disadari dan sesuai realitas.

6. Ada kelima komponen konsep diri, yang dapat disimpulkan ciri individu dengan konsep diri positif :b. Ideal diri realistis

c. Citra tubuh positif dan sesuai

d. Harga diri tinggi

e. Penampilan peran memuaskan

f. Identitas jelas

7. Pada tahap usia remaja

8. Dengan observasi perilaku klien, melakukan wawancara serta pemeriksaan fisik karena seringkali ada keluhan-keluhan fisik yang menyertai.

Kegiatan Belajar 3

1. Penyebab stress dapat digolongkan dalam 6 katagori, yaitu:

a. Stress fisik

b. Stress mikrobiologik

c. Stress kimiawi

d. Stress fisiologik

e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan

f. Stress psikis dan emosional

2. Bentuk stress sebagai respon adalah . . .

a. Fisiologis

b. Psikososial

c. Kognitif

d. Verbal dan psikomotor

3. Mekanisme keseimbangan seseorang mencegah terjadinya tekanan yang menimbulkan stress menurut Erick Tromin adalah melalui . . .

a. Melakukan serangan terhadap sumber stress

b. Melakukan isolasi atau menutup diri

c. Mengadakan pendekatan atau mencintai

4. Menurut Karen Harney, bahwa individu mendapat tekanan dari lingkungannya, akan dipecahkan dengan cara . . .

a. Mendekati

b. Mengakui

c. Melawan

5. Menurut Hans Selye, bahwa reaksi adaptasi terhadap stress dikenal dengan teori GAS (General Adaptation Syndrome). GAS terjadi dalam tiga tahap yaitu . . .

a. Reaksi Alarm

b. Resistensi

c. Tahap Exhaustion

6. Mekanisme pemecahan masalah yang dikenal sebagai strategi pemecahan masalah dan mekanisme pertahanan diri adalah . .

a. Strategi pemecahan masalah (Problem solving strategies)

b. Mekanisme pertahanan diri (Defence mechanism) untuk mengurangi kecemasan, strategi koping ini terdiri dari tiga tipe yaitu . . .

1) Berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari ancaman yang tidak menyenangkan atau menimbulkan kecemasan.

2) Individu tidak menyadari bahwa mekanisme tersebut sedang terjadi dan diluar kesadaran

4) Berupa mekanisme pertahanan diri yang tidak berorientasi pada kenyataan

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi Koping adalah . . .

a. Kesehatan Fisik

b. Keyakinan atau pandangan positif

c. Keterampilan memecahkan masalahd. Keterampilan sosiale. Dukungan Sosialf. Materi8. Peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stress adalah . . .

a. Observasi perilaku non verbal klien, yang mengindikasikan tingkat stress dan kecemasan

b. Ingatlah bahwa tidak semua orang akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap kejadian yang sama

c. Bantu klien untuk mengidentifikasi mana masalah utama yang membuat klien cemas/stress, sebagai prioritas yang dapat diselesaikan

d. Dorong klien dan keluarga untuk mendiskusikan alternative-alternatif penyelesaian masalah

e. Bantu klien memiliki strategi pemecahan masalah, yang dapat diterapkan pada situasi kehidupan dimana klien berada

f. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menanggulangi stress dan memecahkan masalahnya

g. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya, sehingga akan merasa lebih ringan

h. Tunjukkan kegiatan-kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan rasa percaya diri

DISUSUN OLEH :

PIPIN FARIDA Y.

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

JAKARTA 2005

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iI. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1II. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan belajar 1. Konsep dasar Sehat - Sakit .................................................... 3A. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 3B. Pokok Pokok Materi ...................................................................................... 3C. Uraian Materi ................................................................................................... 41. Definisi sehat - sakit .. 42. Tahap sehat-sakit ... 43. Rentang sehat sakit .... 84. Faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit .......................................... 95. Perilaku sehat sakit 126. Tingkat pencegahan penyakit ... 14 D. Rangkuman ...................................................................................................... 15E. Tugas ................................................................................................................ 16 Kegiatan belajar 2. Konsep Diri ............................................................................ 17A. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 17B. Pokok Pokok Materi ...................................................................................... 17C. Uraian Materi .................................................................................................... 181. Pengertian konsep diri ................................................................................. 182. Rentang respon konsep diri . 193. Perkembangan konsep diri .. 20 4. Komponen konsep diri 225. Pengkajian pada klien dgn masalah konsep diri ......................................... 256. Diagnosa keperawatan pada klien dgn masalah konsep diri ...................... 277. Perencanaan keperawatan pada klien dgn masalah konsep diri ................. 288. Rencana evaluasi pada klien dgn masalah konsep diri ............................. 29D. Rangkuman ..................................................................................................... 30E. Tugas ................................................................................................................ 31 Kegiatan belajar 3. Konsep Stres dan Adaptasi .................................................. 32A. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 32B. Pokok Pokok Materi ...................................................................................... 32C. Uraian Materi ................................................................................................... 331. Definisi stress adaptasi .... 332. Penyebab stress ... 333. Bentuk-bentuk stress ... 344. Reaksi fisiologis terhadap stress . 355. Mekanisme adaptasi ... 366. Peran perawat dalam mengatasi klien yang mengalami stres ..................... 39D. Rangkuman ....................................................................................................... 41E. Tugas ................................................................................................................. 42III. PENUTUP ............................................................................................................. 43DAFTAR PUSTAKA .. 45KUNCI JAWABAN .................................................................................................... 46

EMBED MS_ClipArt_Gallery

MODUL KDM I - 01 2

KONSEP SEHAT-SAKIT

A. Tujuan Pembelajaran

B. Pokok-pokok Materi :

C. Uraian Materi :

D. Rangkuman

E. Tugas kegiatan belajar 2

Perubahan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh

Perubahan konsep diri : identitas personal berhubungan dengan. perubahan penampilan peran

Perubahan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan ketidak mampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan status kesehatan

Risiko menarik diri berhubungan dengan. harga diri rendah

E. Tugas kegiatan belajar 1

K O N S E P D I R I

KUNCI JAWABAN TUGAS

III. PENUTUP

C. Uraian Materi

B. Pokok-pokok Materi

A. Tujuan Pembelajaran

S T R E S A D A P T A S I

Sakit

Sehat

Keadaan sakit

berat

Keadaan sehat/

sejahtera

Tingkat fungsi

Manusia

D. Rangkuman 1

A. Tujuan Pembelajaran

B. Pokok-pokok Materi

C. Uraian Materi

Ideal diri

Peran

Identitas

Citra tubuh

Harga diri

Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah :

Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain

Mengakui jenis kelamin sendiri

Memandang pelbagi aspek diri sebagai suatu keselarasan

Menilai diri sesuai penilaian masyarakat

Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang

Mempunyai tujuan, nilai yang disadari dan sesuai realitas

D. Rangkuman

E. Tugas kegiatan belajar 3

- 1 -PAGE Modul sehat sakit, konsep diri & stress adaptasi/PF