petunjuk teknis penguatan pkbm melalui … · dukungan satuan pendidikan nonformal untuk...
TRANSCRIPT
PETUNJUK TEKNIS PENGUATAN PKBM MELALUI PERMAGANGAN DAN TATA CARA
MEMPEROLEH BANTUAN
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015
i
KATA SAMBUTAN
Memasuki tahun 2015, perhatian dunia tentang program pendidikan tertuju pada capaian akhir dari program Pendidikan untuk Semua (PUS) atau Education for All (EFA) yang dideklarasikan di Dakar Senegal tahun 2000 oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, Cultural Organization). Terdapat enam target capaian program PUS yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu: pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan kecakapan hidup, pemberantasan buta aksara, pengarusutaman gender, peningkatan mutu pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan DIKMAS) memiliki komitmen tinggi untuk mencapai target tersebut. Untuk itu, Ditjen PAUD dan DIKMAS mengembangkan kebijakan dan program/kegiatan pendidikan masyarakat dalam “skema besar” pendidikan orang dewasa dan berkelanjutan (adult learning and continuing education). Layanan PAUD dan DIKMAS sangat penting dan strategis dilakukan karena masih terdapat penduduk usia 15-59 tahun sebesar 3,86% atau sebanyak 6.165.404 orang (Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kemdikbud, 2014). Penduduk buta aksara tersebut mayoritas perempuan sebesar 66,39% dan laki-laki sebesar 33,61%. Kondisi perekonomian mereka tergolong miskin, bekerja serabutan, buruh tani, nelayan, kuli bangunan, dan pedagang kecil atau hanya sebagai ibu rumah tangga bagi kaum perempuannya. Selain itu, masih terdapat pula penduduk usia muda usia SD/MI (7-12 tahun) yang tidak dapat mengikuti pendidikan dasar (SD/MI) karena berbagai faktor yang “rentan” menjadi buta-aksarawan baru yang sekaligus akan menjadi target layanan pendidikan kesetaraan untuk tetap memberi kesempatan mereka dalam memenuhi hak-hak pendidikannya. Dengan spektrum layanan pendidikan alternatif dan solutif tersebut, Direktorat Jenderal PAUD dan DIKMAS berupaya memperluas layanan dan peningkatan mutu layanan pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan budaya baca masyarakat, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, dan pengarusutamaan gender, serta penataan kelembagaan pendidikan masyarakat. Untuk menjamin terselenggaranya program pendidikan masyarakat oleh semua pemangku kepentingan maka perlu disusun berbagai pedoman, panduan, dan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan masyarakat. Saya menyambut baik diterbitkannya pedoman, panduan, petunjuk teknis, dan bahan ajar penyelenggaraan program/kegiatan pendidikan masyarakat. Semoga dokumen tersebut dapat bermanfaat bagi terselenggaranya program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat efektif dan efisien untuk mewujudkan masyarakat belajar yang dilandasi semangat “revolusi mental” guna meraih kemajuan masyarakat yang berkarakter dan berintegritas.
Jakarta, April 2015 Direktur Jenderal, Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P.
NIP. 196308281990031002
ii
KATA PENGANTAR
Pengembangan program pendidikan masyarakat terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti. Berbagai rujukan penting dalam pengembangan pendidikan masyarakat mengacu kepada program UNESCO antara lain: program Education for All (Pendidikan Untuk Semua), Education for Sustainable Development atau pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Life Skills (Pendidikan Kecakapan Hidup), Literacy Initiative For Empowerment atau Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan, dan program lainnya. Program pendidikan masyarakat telah menjadi bagian penting dari isu pendidikan di tingkat global yang harus diterapkan dalam konteks lokal. Berbagai layanan pendidikan masyarakat bagi para remaja, orang dewasa, dan komunitas dikemas dalam berbagai program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yaitu: pendidikan keaksaraan, peningkatan minat baca masyarakat, pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, pendidikan kecakapan hidup, dan program lainnya. Dalam rangka pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan masyarakat maka perlu dirumuskan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK) dalam bentuk panduan, petunjuk teknis, bahan ajar, dan perangkat lainnya sebagai acuan di lapangan. Kami memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun dokumen tersebut untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan masyarakat yang lebih berkualitas. Semoga panduan, petunjuk teknis, dan perangkat pembelajaran tersebut dapat menjadi acuan dan menjamin pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat yang efektif, efisien dan akuntabel.
Jakarta, April 2015
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Dr. Wartanto NIP. 196310091989031001
i
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ........................................................................ i KATA PENGANTAR ....................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................... iii BAB I Pendahuluan .................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Dasar Hukum ................................................................... 2 C. Tujuan .............................................................................. 2
BAB II Gambaran Tentang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan Permagangan Sebagai pola Penjaminan Mutu ............................................................ 4
A. Pengertian PKBM ............................................................ 4 B. Standar Minimal PKBM .................................................. 5 C. Tujuan Pembentukan PKBM ........................................... 6 D. Prinsip dalam PKBM ....................................................... 6 E. Standar Nasional PKBM .................................................. 8 F. Upaya Peningkatan Mutu PKBM .................................... 10 G. Gambaran Pola Permagangan Bagi PKBM ..................... 11
BAB III Bantuan Penguatan Mutu PKBM Melalui Permagangan 17 A. Pengertian Bantuan......................................................... 17 B. Tujuan Bantuan ............................................................... 18 C. Bantuan Yang Disediakan ................................................ 18 D. Pemanfaatan Bantuan ..................................................... 18
BAB IV Tata Cara untuk Memperoleh Bantuan ........................... 19 A. Kriteria Lembaga Magang ............................................... 21 B. Kriteria PKBM Peserta Permagangan .............................. 19 C. Prosedur untuk memperoleh Bantuan Kegiatan ............ 23
BAB V Penutup ........................................................................... 25 Lampiran …………………………………………………………………………………. 26
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Lahirnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan
respon berbagai permasalahan di Indonesia yang membutuhkan
dukungan satuan pendidikan nonformal untuk memecahkannya.
Masalah tersebut diantaranya, a) masih tingginya angka buta aksara
di Indonesia yang mencapai 3,8% atau 6,4 juta jiwa, (BPS 2012),
b) jumlah masyarakat miskin di indonesia masih 29 juta, (BPS 2013)
c) angka drop out dan lulus tidak melanjutkan berkisar 1,7 juta anak
setiap tahun (PDSP 2012), d) jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 31
juta anak dan baru berkisar 62% yang terlayani pendidikan anak usia
dini, dan e) kesenjangan pembangunan antar provinsi masih tinggi.
Adanya satuan pendidikan nonformal di daerah diharapkan menjadi
motor penggerak dalam pengentasan buta aksara, kemiskinan dan
melayani pendidikan bagi masyarakat yang tidak beruntung.
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional disebutkan bahwa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)
merupakan satuan pendidikan nonformal. PKBM sebagai satuan
pendidikan nonformal merupakan unit yang sangat penting dalam
pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan program
pendidikan nonformal. Posisi penting ini dimana banyaknya sasaran
program pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan nonformal
informal (PNFI) namun masih terbatasnya lembaga pendidikan yang
mampu menjangkau komunitas PNFI sampai pelosok desa.
3. Sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang birokrasi yang jujur,
bersih, dapat dipertanggungjawabkan dan transparan, penataan dan
penjaminan mutu satuan pendidikan nonfomal khususnya PKBM
memperoleh perhatian yang mendalam. Saat ini sudah berdiri lebih
dari 9000 PKBM yang tersebar di Indonesia, namun kualitas layanan
pendidikan yang diselenggarakan belum merata. Karenanya perlu
dilakukan pola pembinaan sebagai salah satu bentuk penjaminan
2
mutu bagi PKBM agar mampu menjadi satuan pendidikan yang
menjadi ujung tombak keberhasilan program PAUD dan PNFI.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2004 tentang Pendanaan Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, pada pasal 26 yaitu: penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, dan penyuluhan dapat dilaksanakan melalui swakelola.
C. Tujuan
Tujuan Umum:
Tujuan penataan PKBM melalui permagangan bagi pengelola PKBM
adalah untuk memberikan bimbingan/pelatihan dan pengalaman nyata
bagi pengelola PKBM berkinerja C dan D, atau yang belum dinilai
kinerjanya tentang tata cara pengelolaan lembaga PKBM berkinerja baik.
Tujuan Khusus:
1. Memberikan gambaran profil PKBM yang diharapkan dan sesuai
amanat undang-undang sebagai satuan pendidikan nonformal
2. Memberikan informasi tentang dukungan pemerintah dalam
meningkatkan mutu PKBM agar menjadi satuan pendidikan yang
diharapkan dan sesuai dengan amanat Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
3. Memberikan acuan prosedur pelaksanaan permagangan PKBM tahun
2015
3
BAB II GAMBARAN TENTANG PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT
DAN PERMAGANGAN SEBAGAI POLA PENJAMINAN MUTU
A. Pengertian PKBM Sesuai UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
PP Nomor 17 tahun 2010, dan Permendikbud Nomor 81 tahun 2013
tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal.
PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau
tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak
usia dini dan pendidikan nonformal, informal. PKBM diselenggarakan
bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai
penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal bagi warga
masyarakat yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan/kecakapan
hidup, mengembangkan sikap dan kepribadian, mengembangkan diri
untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke tingkat
yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Oleh karenanya upaya meningkatkan mutu PKBM harus mengacu
pada UU Nomor 20 tahun 2003. PKBM berfungsi melayani masyarakat
dengan berbagai program pendidikan anak usia dini, program pendidikan
nonformal, program usaha produktif dan program sosial kemasyarakatan
yang dibutuhkan masyarakat. PKBM didirikan untuk memberdayakan
masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup secara mandiri.
Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk masyarakat.
SATUAN PENDIDIKAN adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.(UU No.20/2003 Pasal 1 butir 10)
Satuan PNF:
Lembaga Kursus
Lembaga Pelatihan
Kelompok Belajar
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Majelis Taklim
Satuan pendidikan yang sejenis [UU No.20/2003 Pasal 26 ayat (4)]
4
B. Standar Minimal PKBM
Tidak semua satuan pendidikan nonformal dapat diakui sebagai
PKBM. PKBM sebagai satuan pendidikan nonformal minimal sebagai
berikut:
1. Memiliki ruang perkantoran sebagai sekretariat
2. Memiliki minimal 3 ruang belajar lengkap dengan fasilitas
pembelajaran dan minimal melayani 2 jenis program pokok PNFI
(pendidikan kesetaraan, kursus keterampilan, pendidikan
keaksaraan, PAUD) dan satu program pendukung (unit usaha
mandiri, TBM, dll)
3. Program yang dilaksanakan merupakan program reguler (berjalan
setiap saat) bukan sekedar program bantuan sosial sesaat.
4. Memiliki wilayah kerja yang jelas dan minimal merintis satu
desa/kelurahan/komunitas binaan khusus.
5. Memiliki rencana kerja tahunan yang dibuktikan secara tertulis
6. Memiliki izin pendirian lembaga pendidikan dari dinas pendidikan
kabupaten/kota dan diperkuat dengan kepemilikan nomor induk
lembaga (NILEM) PKBM.
Lembaga yang memenuhi persyaratan tersebut diatas baru layak untuk
mengusulkan menjadi PKBM.
C. Tujuan Pembentukan PKBM
a) Melayani masyarakat dengan berbagai program pendidikan
nonformal yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat.
b) Mendorong masyarakat agar mampu memberdayakan potensi diri
dan lingkungannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
5
c) Memfasilitasi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam
memecahkan masalah kehidupannya.
D. Prinsip Dalam PKBM
Prinsip dasar pembentukan PKBM di masyarakat adalah “dari, oleh
dan untuk masyarakat”, artinya a) PKBM ini berdiri dan memberikan
berbagai layanan didasarkan atas prakarsa dari masyarakat setempat,
bukan atas perintah atau tekanan dari pemerintah atau perorangan, b)
program dan kegiatan yang dilaksanakan di PKBM dilaksanakan oleh
masyarakat setempat, dan c) semua program dan kegiatan tersebut pada
dasarnya untuk kepentingan masyarakat setempat untuk membangun
lingkungan nya dan kualitas kehidupan yang lebih baik.
E. Standar Nasional PKBM
Standar Nasional PKBM sebagai berikut:
PKBM Sebagai Satuan Pendidikan /Lembaga Pendidikan Nonformal
No Komponen Standar
1 Legalitas 1.1. Memiliki akte notaris pendirian lembaga 1.2. Memiliki izin pendirian lembaga dari dinas terkait 1.3. Memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM) dari
dinas propinsi/ ditbindikmas
2 Status Kelembagaan
2.1. Status sebagai PKBM (tidak sebagai lembaga lain/ tidak status ganda)
2.2. PKBM dibawah yayasan, lembaga lain atau berdiri sendiri sebagai lembaga publik/ milik pribadi.
3 Pengurus Kelembagaan
3.1. Memiliki pengelola yg disahkan dalam akte notaris
3.2. Memiliki Surat Keputusan Pengelola PKBM lengkap terdiri dari minimal (ketua, sekretaris,
6
bendahara dan 3 orang seksi program) yg diterbitkan oleh pendiri dan disahkan oleh dinas terkait
3.3. Para pengelola paham akan tugasnya dan dapat melaksanakan tugas
3.4. Memiliki tenaga khusus yang bekerja harian di kantor
Fasilitas Kelembagaan
4.1. Memiliki ruang kantor lengkap dengan meubeler, komputer kerja, penerangan, jaringan komunikasi, dan peralatan kantor
4.2. Memiliki minimal 3 ruang belajar dengan ukuran minimal 4 x 5 m2 lengkap dengan meubeler dan sarana pembelajaran
4.3. Alat komunikasi : web, email, telp, Fax
4.4. Status sarana dan prasarana minimal memiliki jaminan penggunaan selama 5 tahun (bagi yang pinjam/sewa)
5 Pogram Minimal yang Dilaksanakan
5.1. Menyelenggarakan minimal 2 program utama PAUD dan PNFI secara reguler (pilih: Pemberantasan buta aksara, Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA/SMK, Kursus-kursus, TPA, Kelompok Bermain)
(Program tersebut diakreditasi oleh BAN PNF)
5.2. Menyelenggarakan minimal 1 program pendukung misalnya (usaha produktif, TBM, PUG, dll)
5.3. Memiliki minimal satu desa/kelurahan/ komunitas binaan khusus yg disetujui oleh kepala desa/lurah yang bersangkutan
6 Dokumen dan Kelengkapan Kelembagaan
6.1. Memiliki renstra lembaga minimal memiliki visi, misi, strategi dan nilai, serta sasaran dan target
6.2. Memiliki rencana tahunan
7
6.3. Memiliki buka administrasi kelembagaan minimal : buku induk pendidik dan pengelola program, buku kegiatan, buku inventaris, buku keuangan, buku tamu, buku absensi pengurus, buku rapat dll
6.4 Papan nama lembaga jelas dan permanen
6.5. Papan petunjuk ruangan dan program
6.6. Bahan/alat sosialiasi (brosur, poster, spanduk dll)
6.7. Data-data, grafik, foto-foto dll
6.8. Rekening Bank lembaga
6.9. NPWP atas nama lembaga
6.10. Menyampaikan laporan pelaksanaan program kepada dinas terkait minimal 3 bulan sekali
7 Pendanaan 7.1. Memiliki sumber pendanaan mandiri lembaga
7.2. Memiliki buku bukti pengelolaan sumber dan penggunaan dana
8 Jaringan / Mitra Kerja Lembaga
8.1. Minimal memiliki jaminan kerjasama 3 sektor (pemerintah, organisasi profesi mitra PAUDNI, Dunia usaha/industri)
8.2. Jelas posisi dan bentuk kerjasama di lembaga
9 Prestasi Lembaga (Kalau ada)
9.1. Hasil Lomba kelembagaan,
9.2. Penghargaan dari pihak terkait kelembagaan
9.3. Prestasi lembaga dari pihak yg merasakan manfaat dari PKBM
9.4. Melaksanakan program sosial atau CSR
8
F. Upaya Peningkatan Mutu PKBM
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu PKBM dijelaskan
dalam gambar chart sebagai berikut:
Keterangan:
Upaya meningkatkan kualitas PKBM mengacu pada chart penjaminan mutu
sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu kelembagaan dengan mendorong legalitas
perizinan, mendorong terakreditasi dan penilaian kinerja lembaga
2. Memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM
dengan pendampingan SKL, Kurikulum, Bahan ajar yang sesuai dengan
kebijakan direktorat teknis lainnya
3. Mendorong pelaksanaan evaluasi setiap proses pembelajaran sesuai
peraturan yang berlaku, misalnya melakukan uji kompetensi
keterampilan yang terstruktur
4. Melakukan pendekatan dan memperoleh dukungan dengan mitra dan
masyarakat akan manfaat atas keberadaan PKBM di masyarakat
5. Meningkatkan secara bertahap dan berkelanjutan kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan di PKBM
Penjaminan Mutu
Kelembagaan
LEGAL
AKREDITASI
Penjaminan Mutu Lulusan
Ev aluasi
Penjaminan Mutu
Penempatan Lulusan
Pengakuan Masyarakat /
DU-DI (STAKEHOLDER)
Penjaminan Mutu Proses
Pembelajaran
kurikulum
Bahan ajar
Proses belajar
PENILAIAN KINERJA
PENJAMINAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
9
G. Gambaran Pola Permagangan bagi PKBM
1. Pengertian Permagangan bagi Pengelola PKBM
Permagangan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas para pengelola PKBM dalam satu kelompok
minimal 20 orang di satuan pendidikan nonformal atau lembaga.
Magang untuk mendapatkan pengalaman belajar selama mengikuti
latihan/praktek di lembaga dan satuan PNF. Dilakukan selama 3
(tiga) hari untuk belajar tentang; perencanaan program, koordinasi
internal dan eksternal, penyelenggaraan program/administrasi/
pelayanan prima dan pengendalian mutu, atau keterampilan tertentu
di PKBM. Dengan permagangan diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi pengelola PKBM sehingga kualitas manajemen, program
dan kinerja PKBM meningkat.
2. Tujuan Permagangan
- Meningkatkan kemampuan manajerial pengelola PKBM
- Mendorong PKBM untuk mencapai standar minimal
- Meningkatkan mutu pengelolaan PKBM agar mampu berdaya saing
3. Hasil yang diharapkan
Setelah mengikuti kegiatan permagangan, PKBM diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyelenggaraan program
dan manajemen lembaga agar lebih baik dan bermutu
4. Peserta Permagangan
- Pengelola PKBM yang berkinerja C/D, atau belum dinilai kinerjanya
namun masih lemah pengelolaan program dan administrasi lembaga.
Salah satu program untuk meningkatkan mutu pengelola PKBM agar PKBM yang dikelola dapat mencapai standar nasional dapat dilakukan melalui permagangan.
10
- Narasumber teknis atau tutor keterampilan untuk magang
keterampilan
- Setiap kelompok magang tidak kurang dari 20 orang
5. Lembaga Penyelenggara Permagangan
- PKBM dan LKP Berkinerja A dan B, SKB, BPKB, yayasan, unit usaha,
organisasi masyarakat yang dinilai memiliki kualitas (reputasi) dalam
penyelenggaraan program PAUD dan/atau PNFI
- Reputasi dimaksud penyelenggaraan program PAUD, PNFI dan atau
pemberdayaan masyarakat tertentu yang layak ditiru dan atau
menjadi unggulan/percontohan di kabupaten/kota/provinsi
6. Materi Permagangan
Materi permagangan bagi pengelola PKBM mengacu pada tujuan
untuk meningkatkan kinerja lembaga dan manajemen mutu lembaga
PKBM. Alokasi waktu penyampaian materi dilaksanakan minimal 24
jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit), sebagai berikut:
No Materi Jampel/Durasi
1 Kebijakan Ditbindikmas Standar Penyelenggaraan PKBM
90 menit
2 Manajemen PKBM a) Pengelolaan administrasi perkantoran/
sekretariat PKBM b) Penataan kantor/sekretariat c) Pembuatan rencana strategis, struktur
organisasi dan pembagian tugas, contoh pedoman pendidik dan tenaga kependidikan
- Pembuatan contoh model media sosialisasi (data-data)
- Pembuatan contoh model administrasi keuangan
- Pembuatan contoh model tatakelola operasional
- Pembuatan contoh model strategi kemitraan
450 menit
80% Praktek
11
3 Pembelajaran PKBM a) Penataan administrasi pembelajaran program
PAUD, Paket Kesetaraan, Keaksaraan, Keterampilan, TBM dsbnya
b) Penataan tempat pembelajaran c) Pengenalan standar kompetensi lulusan d) Pengenalan atau pembuatan contoh
kurikulum, silabus, dan RPP e) Pembuatan contoh soal ujian f) Pembuatan contoh modul, pedoman
penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran g) Pembuatan format penilaian pengajar (micro
teaching)
450 menit
85% Praktek Keterampilan
4 Evaluasi a) Presentasi b) Penugasan Post Tes)
Penutupan
270 menit
J u m l a h 1260 menit
Catatan: untuk magang keterampilan dan program menyesuaikan dengan jenis keterampilan dan program yang dimagangkan
7. Metode Permagangan
Modelling
Lembaga pemagang melihat berbagai contoh dokumen di lembaga
tempat magang kemudian melakukan modelling untuk
diimplementasikan di PKBM masing-masing, baik dengan cara
mengadaptasi maupun mengadopsi.
Demonstrasi
Pengelola lembaga magang menunjukkan contoh-contoh dokumen
sesuai materi yang disampaikan kepada peserta.
Ceramah dan praktek
Disampaikan oleh nara sumber atau fasilitator dalam bentuk paparan
teori dan praktek serta contoh kasus.
Diskusi
Dilaksanakan dalam bentuk pembahasan berbagai kasus yang sedang
dihadapi oleh masing-masing PKBM berdasarkan tema tertentu yang
telah disampaikan oleh narasumber dan fasilitator.
12
Orientasi lapangan dan penugasan
Peserta menyusun baik penugasan yang dilakukan oleh Individu /
Kelompok rencana pengembangan PKBM ke depan dengan kondisi
masing-masing, yang dapat mengadopsi lembaga dan mengadaptasi
peraturan manajemen dan program seperti yang dilihat di lembaga
tempat magang. Hasilnya menjadi bahan diskusi yang dapat
dikembangkan di kelompok masing-masing .
8. Mekanisme Pelaksanaan Permagangan
Pra Kegiatan:
1) Lembaga pelaksana permagangan melakukan identifikasi PKBM
calon peserta magang.
2) Pelaksana permagangan mengirimkan surat ke PKBM calon
peserta magang.
3) Lembaga pelaksana permagangan melakukan konfirmasi
kesediaan hadir kepada PKBM calon peserta magang.
4) Persiapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
permagangan.
Proses Kegiatan:
Hari pertama:
1. Pendaftaran peserta.
2. Pre Test; sebelum mengikuti kegiatan seluruh peserta mengikuti
kegiatan pre test untuk mengetahui pemahaman awal peserta.
3. Pembukaan, sekaligus arahan kebijakan Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat oleh Direktur Pembinaan Dikmas atau
yang ditunjuk sekaligus sosialisasi program Ditbindikmas.
4. Pemberian materi terkait dengan manajemen mutu PKBM oleh
narasumber, dan membahas berbagai permasalahan serta
alternatif solusi mengatasi masalah. Setiap sesi diadakan evaluasi
terhadap materi dan narasumber.
13
Hari Ke dua:
1. Pemberian materi terkait dengan mutu pembelajaran pada PKBM
oleh narasumber, dan membahas berbagai permasalahan serta
alternatif solusi mengatasi masalah. Di setiap akhir sesi diadakan
evaluasi terhadap materi dan narasumber, untuk mendapatkan
masukan dari peserta.
2. Penugasan kepada peserta untuk membuat atau mengerjakan
rencana pengelolaan dan pengembangan lembaga, dan rencana
pembelajaran pada lembaga sesuai dengan PKBM masing-masing.
Hari ke tiga:
1. Presentasi hasil penugasan kepada peserta yang dinilai oleh
narasumber dan pendamping dari Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Presentasi dapat dibagi dalam beberapa
kelompok.
2. Post Test; untuk mengetahui capaian pemahaman peserta atas
semua materi yang telah diperoleh selama magang.
3. Penutupan.
4. Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi kegiatan.
14
BAB III
BANTUAN KEGIATAN PENGUATAN PKBM MELALUI PERMAGANGAN
A. Pengertian Bantuan
1. Bantuan kegiatan penguatan PKBM melalui permagangan adalah
kegiatan yang difasilitasi oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat lembaga untuk menyelenggarakan permagangan
manajemen, program dan keterampilan. Kegiatan dimaksud
diarahkan pada pendidikan dan pelatihan program-program di
PKBM agar bermutu dan berkelanjutan, sehingga masyarakat
memperoleh manfaat atas keberadaan PKBM, dengan cara magang
di satuan pendidikan PNF dan lembaga lainnya yang lebih baik
dalam pengelolaan maupun penyelenggaraan programnya.
2. Bantuan permagangan manajemen adalah bantuan untuk melakukan
kegiatan pelatihan manajemen bagi pengelola PKBM yang
berkinerja C dan D dan atau PKBM yang dinilai manajemen yang
belum tertata dengan baik.
3. Bantuan permagangan program adalah bantuan untuk melakukan
kegiatan pelatihan bagi pengelola PKBM yang memiliki Program
PAUD, TBM, Kesetaraan dll
4. Bantuan permagangan keterampilan adalah kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan PKBM dalam mengembangkan
keterampilan tertentu dengan dimagangkan pada PKBM, SKB, LKP,
BPKB dan atau lembaga lainnya yang mempunyai kompentensi yang
dapat memberikan pembelajaran bagi peserta didik.
5. Dalam kegiatan permagangan ini bantuan penguatan PKBM akan
dilaksanakan dengan cara swakelola. Swakelola adalah pengadaan
barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan
atau diawasi sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintahan lain, dan/atau kelompok
15
masyarakat (sumber: modul pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dengan swakelola, LKPP, 2010, Perpres 54/2010 pasal 26).
B. Tujuan Bantuan
Tujuan Umum:
Tujuan permagangan adalah untuk memberikan bimbingan, pelatihan
dan pengalaman nyata bagi pengelola PKBM sasaran tentang tata cara
pengelolaan PKBM dari PKBM pelaksana program permagangan yang
memenuhi syarat mutu yang diharapkan mampu meningkatkan mutu
manajemen, layanan pendidikan/Program dan keterampilan di PKBM.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kompetensi pengelola PKBM dibidang manajerial,
program dan keterampilan sehingga termotivasi untuk meningkatkan
mutu PKBM dari sisi kelembagaan, proses pembelajaran, pendidik dan
tenaga kependidikan melalui permagangan
2. Mendorong PKBM agar terus meningkatkan kualitasnya sehingga
berdampak pada kulitas layanan yang pada akhirnya dapat
memberikan layanan yang memadai bagi masyarakat ekonomi kurang
mampu, menganggur, usia produktif, putus sekolah/tamat tidak
melanjutkan untuk mengikuti berbagai program pembelajaran dan
usaha produktif.
C. Dana Yang Disediakan
Dana yang disediakan untuk program ini sebesar Rp.6.426.000.000,00
(enam milyar empat ratus dua puluh enam juta rupiah). Dana tersebut
dialokasikan untuk mendukung kegiatan 108 lembaga permagangan
manajemen program dan keterampilan.
Garis besar rencana penggunaan dana diantaranya dialokasikan untuk:
1. Transport dan perlengkapan peserta/panitia/narasumber
16
2. Akomodasi dan konsumsi peserta/panitia/narasumber
3. Honor panitia dan narasumber
4. Bahan/alat habis pakai dan praktek permagangan
5. Manajemen penyelenggaraan
D. Pemanfaatan Bantuan
Bantuan dapat dimanfaatkan untuk keperluan kegiatan:
1. Permagangan manajemen PKBM
2. Permagangan program
3. Permagangan keterampilan
17
BAB IV
TATA CARA UNTUK MEMPEROLEH BANTUAN KEGIATAN
A. Kriteria Lembaga Magang
1. Lembaga Penyelenggara Magang Manajemen
a) PKBM, LKP, SKB, BPKB, Yayasan, satuan PNF lain yang bergerak di
pendidikan nonformal.
b) Memiliki izin operasional dan nomor induk lembaga (NILEM bagi
PKBM dan NILEK bagi LKP).
c) Sudah dan masih melaksanakan program pendidikan nonformal.
d) Sudah terakreditasi atau penilaian kinerja A/B bagi PKBM dan LKP
e) Memiliki reputasi baik dan mampu memberikan bantuan teknis
bagi PKBM untuk dinilai kinerjanya dan atau akreditasi.
f) Memiliki tempat pembelajaran memadai untuk permagangan.
2. Lembaga Penyelenggara Magang Program
a) PKBM, LKP, SKB, BPKB, Yayasan, PAUD, TBM, satuan PNF lain
yang bergerak di pendidikan nonformal.
b) Memiliki izin operasional dan nomor induk lembaga (NILEM bagi
PKBM dan NILEK bagi LKP).
c) Sudah dan masih melaksanakan program pendidikan nonformal.
d) Memiliki program pendidikan nonformal yang baik dan sebagai
percontohan di wilayahnya, misalnya: PAUD, TBM, Kesetaraan,
sehingga layak dijadikan sebagai tempat magang bagi PKBM yang
memiliki layanan sejenis.
e) Memiliki reputasi baik dan mampu memberikan bantuan teknis
bagi pengelolaan dan pengembangan program di PKBM
f) Memiliki tempat pembelajaran memadai untuk permagangan.
18
3. Lembaga Penyelenggara Magang Keterampilan
a) PKBM, SKB, Yayasan, LKP, dan Unit Usaha
b) Memiliki izin operasional dan nomor induk lembaga (NILEM bagi
PKBM dan NILEK bagi LKP).
c) Memiliki program keterampilan yang sudah dikembangkan
sebagai usaha produktif lembaga
d) Memiliki tempat pembelajaran untuk pelaksanaan magang yang
memadai
B. Kriteria PKBM Peserta Permagangan
1. Permagangan Manajemen dan Program
a) Pengelola PKBM yang sudah berdiri minimal 1 tahun.
b) PKBM yang memiliki program reguler dan masih berjalan
c) Setiap angkatan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dan setiap
angkatan terdiri dari 20 orang
d) Lembaga PKBM berkinerja C atau D atau belum dinilai kinerjanya
tapi masih lemah manajemen lembaganya,
e) Lembaga PKBM yang belum pernah mengikuti permagangan
sejenis yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat
f) Untuk peserta magang program PKBM harus menyelenggarakan
program sejenis yang akan diikuti
g) Setiap PKBM hanya dapat mengirimkan 1 orang dari unsur ketua,
sekretaris atau bendahara.
2. Permagangan Keterampilan
a) Peserta adalah narasumber teknis (NST)/tutor keterampilan
b) Setiap PKBM hanya dapat mengirimkan 1 (satu) orang dan belum
pernah mengikuti program permagangan jenis yang sama
c) PKBM memiliki program keterampilan
19
d) Setiap angkatan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dan setiap
angkatan terdiri dari minimal 20 orang
C. Prosedur Untuk Memperoleh Bantuan Kegiatan
Prosedur bantuan kegiatan digambarkan sebagai berikut:
1. Sosialisasi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyusun petunjuk teknis dan melakukan
sosialisasi ke organisasi/lembaga mitra. Sosialisasi berupa pertemuan,
brosur/buku dan melalui laman: www.paudni.kemdikbud.go.id/dikmas
2. Lembaga yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan usulan
(sesuai format terlampir), dialamatkan ke:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E Lantai 8 Jalan Jenderal Sudirman-Senayan Jakarta, Jakarta 10270
3. Proses Penentuan Pelaksanaan Kegiatan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mempertimbangkan
usulan lembaga dengan acuan sebagai berikut :
a. Kesesuaian lembaga pengusul dengan kriteria yang sudah
ditetapkan
b. Program diusulkan sesuai dengan tujuan program permagangan
c. Dokumen yang disampaikan legal, dan dapat dipertanggung
jawabkan
d. Hasil kegiatan yang diusulkan mampu meningkatkan mutu dan
program PKBM
20
4. Penetapan lembaga
Lembaga yang dinyatakan layak untuk memperoleh bantuan kegiatan
untuk melaksanakan permagangan ditetapkan dengan Surat
Keputusan (SK) Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat.
5. Pelaksanaan kegiatan
Lembaga yang telah ditetapkan wajib menyiapkan:
a. Menetapkan waktu, tempat, peserta, rencana/jadwal kegiatan.
b. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat dan
Direktorat pembinaan Pendidikan Masyarakat.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan yang disetujui.
d. Mendokumentasikan dan mengadministrasikan kegiatan
Pelaksanakan kegiatan permagangan akan difasilitasi dan dilakukan
secara swakelola oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
sebagai penanggungjawab anggaran
21
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk teknis ini disusun sebagai rambu-rambu yang masih bersifat
umum, yang dalam implementasinya memerlukan penyesuaian dengan
karakter lembaga yang dipilih, oleh karena itu penyelenggara diharapkan
dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk menyempurnakan
penyelenggaraan permagangan. Petunjuk teknis ini bersifat fleksibel dan
masih memungkinkan untuk disesuaikan dengan keunikan potensi lokal
dan tempat penyelenggaraan kegiatan sepanjang memberikan nilai
tambah. Semoga petunjuk teknis ini dapat memberi arahan dan
memudahkan bagi semua pihak yang berkeinginan untuk melakukan
kegiatan permagangan bagi pengelola PKBM.
22
LAMPIRAN
23
Lampiran 1. Format Usulan
1.1 Contoh Surat Usulan
Kop lembaga
Nomor: Tanggal, bulan, 2015 Lampiran: Perihal:pengajuan fasilitasi kegiatan
permagangan PKBM
Kepada Yth: Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Di Jakarta Dengan hormat, melalui surat ini kami sampaikan bahwa ...............(nama lembaga/ organisasi) pada tanggal ... s.d. ... (bulan) 2015 akan melaksanakan ................. (nama kegiatan) di..........(lokasi kegiatan). Sehubungan dengan rencana, melalui surat ini kami mengajukan agar kegiatan yang akan kami selenggarakan tersebut dapat difasilitasi oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Demikian permohonan ini kami sampaikan, untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih. Hormat kami, (nama lembaga/organisasi) Tanda tangan + stempel (nama ketua) Ketua
24
1.2 Contoh Cover Usulan
USULAN KEGIATAN
PENGUATAN PKBM MELALUI PERMAGANGAN
Nama Lembaga: ................................................
Alamat : ................................................
Kontak person : ………………………………
No. Telp./HP :................................................
Alamat Email: ................................................
Diajukan Kepada
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN
INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2015
25
1.3 Format Usulan
A. Identitas Lembaga Penyelenggara Magang
1 Nama Lembaga
2 Nama Pimpinan
3 NILEM/NILEK/NPSN/
4 Izin Pendirian Lembaga yang masih berlaku
5 Hasil Penilaian Kinerja LKP/ Hasil Evaluasi Kinerja PKBM
6 Status Akreditasi Lembaga
8 ALamat Lembaga
9 No Tlp/HP
10 E-mail/Website
B. Dokumen Administrasi
No Dokumen Kelengkapan
1 Izin Operasional dari Dinas Pendidikan atau Dinas terkait
Ada Tidak
2 Akte Notaris Ada Tidak
3 NPWP Lembaga Ada Tidak
C. Program Kegiatan yang diusulkan
No Kegiatan Keterangan
1 Jenis kegiatan yang diusulkan ………………………………………...
2 Tujuan Kegiatan …………………………………………
3 Hasil yang diharapkan …………………………………………
4 Panitia Kegiatan (lampirkan daftar panitia)
5 Peserta yang akan mengikuti kegiatan (unsur, jumlah)
(lampirkan daftar peserta)
6 Waktu dan tempat kegiatan ……………………………………….
7 Proses pelaksanaan kegiatan (lampirkan jadwal kegiatan)
8 Materi kegiatan (lampirkan daftar pemateri dan materi)