pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di …
TRANSCRIPT
PEMENUHAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN NONFORMAL
DI LKP YOS SUDARSO KECAMATAN SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Iain Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Oleh
RENI KRISMONIK
NIM 1617401086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegurua
IAIN Purwokerto
Di Purwokerto
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi, maka melalui
surat ini saya sampaikan bahwa:
Nama : Reni Krismonik
NIM : 1617401086
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan Nonformal di LKP
Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
sudah dapat diajukan kepada Dewan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto untuk dimunaqosyahkan dalam rangka
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Demikian, atas perhatian Bapak, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Purwokerto, 23 Juni 2020
Pembimbing,
Mujibur Rohman, M.S.I
NIP. 19830925 2015 03 1002
v
PEMENUHAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN NONFORMAL DI LKP
YOS SUDARSO KECAMATAN SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS
Oleh:
Reni Krismonik
NIM.1617401086
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pemenuhan mutu layanan pendidikan
nonformal yang ada di LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas. Sekarang ini mutu menjadi hal yang paling penting dipendidikan,
bisnis, maupun pemerintahan. mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu memiliki waktu, proses, dan
ketelatenan untuk mewujudkan ide-ide baru dengan baik sejak awal. Tiap
langkah dalam mewujudkan mutu memerlukan disiplin untuk selalu memenuhi
persyaratan pekerjaan agar hasil yang diharapkan terwujud. Dalam sebuah
lembaga mutu yang baik lahir dari disiplin bersama, tanggung jawab bersama,
komitemen bersama. Mutu pendidikan yang diselenggarakan sekolah dituntut
untuk memiliki baku standar mutu pendidikan. Mutu layanan pendidikan
berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta
ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pemenuhan mutu layanan
pendidikan nonformal yang ada di LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja
pelayanan pendidikan nonformal yang ada di LKP Yos Suidarso Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Banyumas dan Bagaimana pemenuhan mutu yang ada di
LKP Yos Sudarso Sokaraja.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
kualitatif Objek penelitian ini adalah pemenuhan mutu layanan pendidikan
nonformal. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi,
dokumentasi. Teknis analisis datanya reduksi data, penyajian data, dan menarik
kseimpulan. Layanan yang diberikan kepada peserta didik berupa layanan
layanan pembelajaran, layanan sarana dan prasarana, layananan administrasi
dan layanan sertifikasi kompetensi. Perencanaan yang ada dalam pemenuhan
mutu layanan di LKP meliputi seluruh komponen yang ada di LKP.
pengendalian atau pengawasan agar dalam dapat melihat kendala yang
dihadapi. LKP Yos Sudarso melakukan perbaikan mutu yang ada.
Beradasarkan hasil dari evaluasi yang dilakukan selama satu bulan sekali
sehingga nanti akan dicari permasalahannya dan dicari solusi pemecahan
permasalahan yang ada.
Kata kunci: Mutu, layanan pendidikan nonformal, LKP Yos Sudarso
vi
MOTTO
“Terapkan Teori Philips Crosby “Zero Mistake” (nol kesalahan) dalam
kehidupan sehari hari.”
vii
PERSEMBAHAN
Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya,
skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
Bapak tercinta, Soni Basori, Ibu tercinta Sugi Safitri, Saudara tercinta,
Rainna Rezky
Almamater tercinta IAIN Purwokerto
viii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pemenuhan Mutu Layanan
Pendidikan Nonformal Di LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas” Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. Berkat Rahmat Allah SWT Skripsi ini sebagai salah satu
bentuk persyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Fakulitas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini
tentunya tidak lepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dan motivasi
dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. KH. Moh. Roqib, M.Ag, Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
2. Dr. H. Suwito, M. Ag, Selaku Dekan Fakulitas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Rektor Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam.
3. Rahman Afandi, S.Ag,. M.S.I, selaku ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Tahun Angkatan 2016.
4. Mujibur Rohman,M.S.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan sangat sabar untuk memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya.
5. Bapak atau Ibu dosen selaku Tim Penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu dan tenaga untuk memberikan koreksi terhadap hasil penelitian saya.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam FTIK IAIN
Purwokerto yang telah memberikan dukungan moril dan wawasan yang telah
membekali ilmu selama perkuliahan.
7. Lembaga pendidikan nonformal LKP Yos Sudarso Sokaraja dan seluruh
karyawan yang telah memberikan informasi dan pelayanan yang baik selama
ix
peneliti melakukan penelitian, serta sangat berguna bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan “sedulur” kelas MPI B Manajemen Pendidikan
Islam angkatan 2016, Fakulitas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto yang telah membantu memberikan dukungan demi
tersusunya skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan saya grup whatsapp “Bucin” (Ma’asa, Farah,
Rahma, Indah, Dea,Olong, Nada)
10. Untuk group G-Friend lagu-lagunya telah menemani dalam pembuatan
skripsi ini, terimakasih lagu-lagu indahnya.
11. Untuk diriku sendiri yang selalu semangat dalam menyusun skripsi walaupun
banyak rintangan tetapi tidak pernah menyerah. Kamu hebat kamu kuat
wkwwk.
12. Semua pihak yang telah membantu saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Atas semua bantuan, dorongan, dan saran diatas, saya ucapkan banyak
terimakasih. Semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Purwokerto, 23 Juni 2020
Penulis
Reni Krismonik
NIM 1617401086
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Definisi Operasional..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9
E. Kajian Pustaka ............................................................................................ 10
F. Metode Penelitian........................................ Error! Bookmark not defined.
G. Sistematika Pembahasan ............................. Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
A. Konsep Dasar Mutu.................................................................................... 12
B. Mutu layanan Pendidikan ........................................................................... 16
C. Langkah – Langkah memenuhi Mutu Pendidikan Nonformal ................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 31
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 31
C. Subyek Data ............................................................................................... 32
D. Obyek Data................................................................................................. 33
xi
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
F. Teknik Analisa Data ................................................................................... 39
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 42
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian .......................................................... 42
B. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 46
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................................ 63
B. Saran ........................................................................................................... 63
C. Penutup ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I Pelaksanaan Wawancara .................................................................. 40
Tabel II Pelaksanaan Observasi ................................................................... 42
Tabel III Struktur Organisasi di LKP Yos Sudarso Sokaraja ...................... 48
Tabel IV Sarana dan Prasarana di LKP Yos Sudarso Sokaraja ................... 49
Tabel V Jumlah Peserta Didik ..................................................................... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hasil Dokumentasi
Lampiran Hasil Wawancara
Lampiran Blangko Pengajuan Proposal Judul Skipsi
Lampiran Bimbingan Proposal
Lampiran Daftar Hadir Ujian Seminar Proposal
Lampiran Surat Keterangan Seminar Proposal
Lampiran Surat Permohonan Izin Observasi Pendahuluan
Lampiran Surat Permohonan Izin Riset
Lampiran Surat Keterangan Wakaf
Lampiran Blangko Bimbingan Skripsi
Lampiran Sertifikat BTA PPI
Lampiran Sertifikat Perkembangan Bahasa Arab
Lampiran Sertifikat Perkembangan Bahasa Inggris
Lampiran Sertifikat Aplikasi Komputer
Lampiran Sertifikat Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan sosial dalam masyarakat sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah menyebabkan tuntutan kebutuhan
kehidupan sosial turut meningkat. Pada akhirnya, tuntutan tersebut
bermuara pada pendidikan karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan
mampu menjawab dan mengatisipasi tantangan tersebut.1 Pendidikan
dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat manusia. Pendidikan
hendaknya lebih dari sekedar masalah akademik atau memperoleh sebuah
pengetahuan skill dan mata pelajaran secara konvensioanal.
Tiga permasalahan besar didunia pendidikan di Indonesia yaitu
permasalahan rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan bagi
masyarakat, masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, serta masih
lemahnya manajemen pendidikan. Dari masalah yang dihadapi oleh dunia
pendidikan tersebut, dua masalah terakhir yaitu masalah mutu dan
manajemen pendidikan merupakan masalah yang lebih banyak
berkontribusi pada rendahnya mutu pendidikan.2
Lembaga Kursus yang ada di Kabupaten Banyumas masih banyak
yang belum memenuhi kriteria dibuktikan dengan adanya masih
rendahnya lembaga kursus yang belum di akresditasi. Permasalahannya
karena lembaga-lembaga kursus tersebut kurang perhatian dalam
mengurus kebutuhan pengakreditasian
Sekarang ini mutu menjadi satu-satunya hal yang sangat penting dalam
pendidikan, bisnis dan pemerintah. Kita semua mengakui saat ini memang
ada masalah pada sistem pendidikan kita. Bila mutu pendidikan hendak
1 Nanang Fatah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm 37. 2 Abdul Hadis dan Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2012),
hlm.69.
2
diperbaiki, maka perlu ada pemimpinan dari para profesional pendidikan.
Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional
pendidikan dapat beradaptasi dengan “kekuatan perubahan” yang
memukul sistem pendidikan bangsa kita.3
Pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan
berbasis industri. Pengelolaan model ini mengandaikan adanya upaya
pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
berdasarkan manajemen perushaan. Penerapan manajemen mutu dalam
pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah Total Quality
Education (TQE). Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan
manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah institusi jasa atau
dengan kata lain menjadi industri jasa. Maka dari itu memposisikan
institusi pendidikan sebagai industri jasa harus memenuhi standar mutu.
Institusi dapat disebut bermutu dalam konsep Total Quality Management
harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan secara operasional mutu
ditentukan oleh dua faktor yaitu, terpenuhnya spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan
menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.4
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan pelengkap pendidikan nonformal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan menekankan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional. Satuan pendidikan nonformal terdiri
atas lembaga kursus, lemabaga kepelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan
3 Jerome S Arcaro. Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan.(Jogjakarta : Pustaka Belajar, 2007), hlm. 1-2.
4 Edward Sallis. Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Pendidikan.
(Jogjakarta : IRCisoD, 2012), hlm. 5-7.
3
yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai dengan setara
dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan
oleh lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah daerah dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan.5
Lembaga kursus dan kepelatihan adalah salah satu bentuk bantuan
pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha
mandiri, dan atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Aktivitas manajemen yang dimaksud dalam uraian ini adalah aktivitas
yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan, terutama jika dihubungkan dengan kegiatan pelayanan
haruslah efektif dan dinamis karena dalam layanan pada dasarnya manusia
yang menjadi sasaran baik secara perseorangan maupun kelompok dalam
bentuk badan atau organisasi. Bahwa aktivitas adalah usaha atau proses
dengan menggunakan keahlian dan teknik yang dapat mengubah bahan
menjadi sesuatu baik wujud barang maupun jasa yang bermanfaat.6
Berdasarkan hasil obsevasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 22 juli 2019 dengan ketua atau direktur LKP Yos Sudarso
Sokaraja diperoleh data bahwa di LKP Yos Sudarso adalah lembaga
khusus pelatihan dibidang komputer. LKP Yos Sudarso juga memiliki
program-program yang unggul salah satunya adalah program PKL ke
desa-desa, pemberian beasiswa untuk anak yang tidak mampu. Dengan
adanya program tersebut bertujuan agar masyarakat berminat masuk ke
LKP Yos Sudarso dan berusaha memenuhi standar mutu yang ada. Melihat
perkembangan dari tahun ke tahun semakin meningkat apalagi tentang
pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformalnya.
5 Sisdiknas UU No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nonformal.
6H.A.S Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. (Jakarta : PT Bumi
Aksara,2006), hlm. 163.
4
Pemenuhan standar mutu yang ada membuat LKP Yos Sudarso masuk
kedalam LKP komputer terbaik di Banyumas.7 Berdasarkan latar belakang
masalah, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Bagaimana
Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan Nonformal di LKP Yos Sudarso
Sokaraja.”
B. Definisi Operasional
Sebelum membahas penelitian ini lebih lanjut, peneliti akan terlebih
dahulu menjelaskan istilah – istilah yang dipakai dalam judul penelitian
dengan tujuan agar tidak terjadi salah pengertian dalam memhami
permasalahan yang dibahas. Adalah sebagai berikut :
1. Mutu
Secara etimologi dalam kamus ilmiah popular mutu dapat diartikan
sebagai kualitas; derajat; tingkat. Dalam bahasa Inggris mutu berasal dari
bahasa quality yang artinya kualitas dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah “juudah”. Adapun secara terminologi mutu dapat
didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut : menurut Crosby mutui
adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (conformance to
requitment), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik
inputnya, responya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan
yang diselenggarakan sekolah dituntut untuk memiliki baku standar mutu
pendididikan.8
Menurut Edward Sallis, mutu dapat dipandang sebagai sebuah
konsep yang absolut sekaligus relatif. Mutu dalam percakapan sehari-hari
sebagaian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran
mahal dan mobil-mobil yang mewah. Sebgai suatu konsep yang absolut,
mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar merupakan suatu
idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam definisi yang absolut
7 Hasil wawancara dengan Bapak Indra selaku ketua atau direktur LKP Yos Soedarso
Sokaraja pada hari Senin 22 Juli 2019 Pukul 10.00-11.00 8 Asnawi. Maret 2017.’’ Urgensi Total Quality Management (TQM) Di Madrasah’’, vol.
1, No 2, E-journal.uicm-unbar.ac.id, diakses pada 5 September 2019, pukul 22.31
5
sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi
dan tidak dapat diungguli.9
Menurut Vincent Gaspersz dalam bukunya yang berjudul Total
Quality Management kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda,
dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik.
Definisi konvesnional dari kualitas menggambarkan karakteristik langsung
dari suatu produk seperti : perfomasnsi (performance), keandalan
(reability), mudah dalam pengguna (ease of use), esestika (esebetics), dan
sebagainya. Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi
keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).10
Adapun menurut Joseph Juran menyatakan bahwa kualitas adalah
kecocokan pengguna produk (Fitness For Use) untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian
terhadap spesifikasi. Sedangkan menurut W. Edwards Deming
menyatakan kulitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan
konsumen.11
Mutu diistilahkan pula dengan kualitas. Kata mutu ini sudah sangat
familiar ditelinga kita sebenarnya apa itu mutu? Bagaiman konsep mutu
dalam pendidikan. Konsep mutu pada dasarnya berasal dari bidang
industri.Konsep mutu digunakan oleh pabrik-pabrik yang memproduksi
suatu barang. Jika konsep mutu dikaitkan dengan barang, maka barang
yang bermutu adalah barang yang dipakai oleh pemiliknya, membuat
bangga, dan pemiliknya selalu ingin dan membeli kembali barang itu.12
9 Edward Sallis. Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Pendidikan...
hlm. 51-52. 10
Vincent Gaspersz. Total Quality Management. (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), hlm. 4. 11
M. N. Nasution. Manajemen Mutu Terpadu(Total Quality Manajemen).(Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2001), hlm. 15. 12
Novan ardy Wiyani. Manajemen Humas di Sekolah ( Yogyakarta : Gava Media, 2019),
hlm. 115.
6
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran
yang dihasilkan. Mutu bukanlah benda magis atau sesuatu yang rumit.
Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orangtua, pejabat
pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja
bersama guna memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang
dibutuhkan untuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik
sekarang dan masa depan.13
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Manajemen) dalam konteks
pendidikan merupakan filosofi metodelogi tentang perbaikan terus-
menerus., yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap
institusi pendisikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
pelanggan, saat ini maupun yang akan datang. Total Quality Manajemen
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus –
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. 14
Manajemen mutu menduduki posisi menentukan dalam menghadapi
persaingan, pelanggan yang terus berubah, kompleksitas produk, dan
tingkat harapan pelanggan yang meningkat, karena dengan mutu itulah
organisasi berkompetisi serta mampu mempertahankan eksistensinya,
bahkan akan terus berkembang manakala pelanggan loyal. Pendidikan
yang bermutu terdiri dari adanya input pendidikan yang bermutu dengan
tersedianya guru dan tenaga kependidikan yang juga bermutu. Sistem ini
biasanya disebut quality learning process. Ada banyak metode untuk
mencapai kualitas pendidikan semacam itu, namun metode yang paling
banyak diminati adalah Total Quality Management (TQM).15
TQM concept should be seen as a cosumer – oriented concept. Its is a
system that start with cosumers and ends with them. The basis of TQM
lies in creating value for customers, continuous improvement and quality
13
Jerome S Arcaro. Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan....hlm. 75-77. 14
Sri Minarti. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 322. 15
Ulfatur Rahma. Mei 2018. “ Implementasi Total Quality Manajemen (TQM) di SD Al-
Hikmah”. Vol. 3 , No 1, ejournal.uin-suka.ac.id, diakses pada 26 Agustus 2019, pukul 19.46
7
advencement, accurate and precise measurment of the performance of
each business process, as well as the teamwork of human resources.
Sucecesful implementation of TQM improves organization performance
of companies and leads to high degree of satisfaction to consumers and
employees. TQM system refers not only quality of products, but also
includes the quality of the servicesector.16
2. Mutu Layanan Pendidikan
Konteks mutu, jasa layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa
dan wali murid sebagai pelanggannya harus bermutu. Jasa layanan
pendidikan yang bermutu adalah jasa layanan pendidikan yang dapat
memuaskan siswa dan wali murid. TQM yang sudah diterapkan di bidang
industri dan berhasilkan produk yang bermutu kemudian diadopsi di
bidang pendidikan. Jika TQM di dunia industri produknya berupa barang,
maka di bidang pendidikan produknya berupa jasa. Dalam TQM sekolah
sebgai sebuah lembaga pendidikan dituntut untuk mampu
menyelenggarakan layanan pendidikan yang bermutu. Kata layanan
tersebut menegaskan bahwa sekolah merupakan lembaga pemberi jasa
kepada masyarakat.17
Bahasa Indonesia layanan adalah suatu kata akar yang mempunyai
arti penuh hanya apabila diberi afiks tertentu. Dengan afiks me-i
diperoleh kata melayani, yang arti pokoknya “melakukan sesuatu yang
baik baik bagi orang lain”. Dalam bahasa Inggris kata serve sama artinya
dengan melayani. Kata itu berasal dari bahasa Latin servio yang artinya
membudak, mengabdi, memuja (menyembah) atau berbuat jasa. Dan kata
servant, yang artinya pelayan, berasal dari bahasa Latin servus yang
artinya budak. Dari arti leksial ‘melayani; dalam tiga bahasa diatas
khusunya bahasa Latin.18
Pendidikan nonformal berfungsi untuk merubah sikap mental dan
pola pikir warga masyarakat agar memiliki aktivitas dan kreativitas
16
Snezana Topalovic. Oktober 2014. “ The Implementation Of Total Quality
Management In Order To Improve Production Performance And Enhancing The Level Of
Custumer Statisfaction”, www.sciencedirect.com ,diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, Pukul
18.36 17
Novan ardy Wiyani. Manajemen Humas di Sekolah... hlm. 116-117. 18
Daulat P. Tampubolon. Perguruan Tinggi Bermutu... hlm. 139.
8
dalam bidang kehidupan, memiliki seperangkat alat pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan sebagai syarat untuk meningkatkan mutu
dan taraf kehidupan.19
3. LKP Yos Sudarso Sokaraja
Yayasan sosial bina sejahtera LKP Yos Sudarso lembaga khursus dan
Pelatihan Komputer beralamat di Jalan Suparjo Rustam, Sokaraja kulon,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, 53181. Memiliki visi LKP Yos
Sudarso sebagai lembaga pendidikan yang mampu memberdayakan
manusia melalui pendidikan teknologi dan informasi, misi
mempersiapkan sumberdaya manusia yang profsional dalam bidang
teknologi komputer dan informasi sesuai kebutuhan pasar dunia kerja.
LKP Yos Sudarso juga memiliki motto yaitu mengutamakan keteladanan,
pengajaran, pendampingan dan pelayanan. Salah satu pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki oleh generasi muda saat ini sesuai
dengan perkembangan era teknologi dan informasi adalah pengetahuan
teknologi dan internet.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan komputer kepada
generasi muda maka dibutuhkan peran serta dari masyarakat dengan
upaya didirikan lembaga-lembaga pelatihan komputer oleh masyarakat
dengan kenyataannya lembaga pelatihan komputer yang ada di sekitar
kecamatan sokaraja sangat sedikit, peran masyarakat sangat dibutuhkan
untuk berdirinya lembaga-lembaga tersebut. LKP Yos Sudarso hadir
ditengah kerisauhan tersebut lembaga masyarakat ini berdiri pada tahun
1993 sampai sekarang sudah banyak prestasi yang diraihnya.
Institusi pelayanan jasa LKP Yos Sudarso perlu menciptakan budaya
mutu untuk memenuhi harapan pelanggan yang cenderung mengalami
perubahan. TQM menekankan pada perbaikan yang berkelanjutan dan
berlandaskan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama yang perlu
diimplementasikan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia agar
dapat menjadi unggul dan memenangkan persaingan global. Salah satu
19
Sudjana. Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung : Fallah Production,2002), hlm. 32.
9
lembaga pendidikan yang menerapkan sistem ini adalah LKP Yos
Sudarso Sokaraja.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan maka
dapat di rumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
a. Apa saja layanan pendidikan yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja ?
b. Bagaimana pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di
LKP Yos Sudarso Sokaraja ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya
pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso
Sokaraja.
1. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah pengetahuan bagi pemimpin pendidikan, guru,
menambah pengetahuan kepustakaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan khususnya bagi Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
serta menjadi masukan bagi mahasiswa Manajemen Pendidikan
Islam yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa
yang akan datang, khususnya mengenaipemenuhan mutu layanan
pendidikan nonformal.
b. Secara praktik, penelitian ini memberikan masukan bagi para
pemimpin lembaga sebuah pendidikan nonformal, untuk
meningkatkan kualitas lembaganya dalam pemenuhan mutu
layanan pendidikan nonformal.
10
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan kajian teori yang membahas pada
informasi permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan melalui
penelitian. Dalam hal ini penelitian yang membahas tentang pemenuhan
mutu layanan pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso Sokaraja
Guna untuk memenuhi lebih lanjut mengenai skripsi ini yang
berjudul “pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di LKP Yos
Sudarso Sokaraja”, maka penulis melakukan kajian pustaka terhadap
sumber-sumber maupun informasi-informasi yang terkait dengan
permasalahan ini.
Pertama, Skripsi yang ditulis oleh saudara Astuti dari Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi UIN Alaudin Makasar tahun 2017 20
skripsi
tersebut saya peroleh dari internet, yang membahas mengenai
“Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Siswa Madrasah Aliyah
Muhamdiyah Palampang Bulukumba” skripsi ini membahas untuk
mengetahui bagaimana implementasi manajemen mutu layanan siswa
madrasah aliyah muhamadiyah Bulukumba serta mengetahui kekuatan
dan kelemahan madrasah aliyah dalam meningkatkan mutu layanan
pendidikan.
Terdapat persamaan dengan penelitian yang peneliti tulis, yaitu
mengenai pemenuhan mutu layanan pendidikan sedangakan perbedaan
dalam skrispi yaitu pada tujuan bagaimana upaya pemenuhan mutu
pendidikan nonformal.
Kedua, Jurnal yang ditulis oleh saudara Danny Meirawan21
jurnal
tersebut saya peroleh dari internet, yang membahas mengenai
“Penjaminan Mutu Pendidikan sebagai Upaya Pengendalian Mutu
Pendidikan Secara Nasioanal dalam Otonomi Pendidikan” jurnal ini
20
Astuti. Peran Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Siswa Madrasah
Aliyah Muhamdiyah Palampang Bulukumba. (Bulukumba, 2017). Sumber dari internet
repositori.uin-alaudin.ac.id diakses pada 5 september 2019, pada pukul 15.00. 21
Danny Meirawan. “Penjaminan Mutu Pendidikan Sebagai Upaya Pengendalian Mutu
Pendidikan Secara Nasional dalam Otonomi Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Vol. IV No.2, Bulan
Juli, Tahun 2010, hlm 134.
11
membahas tentang bagaimana penjaminan mutu pendidikan sebagai
upaya draari pendelaian mutu seacara nasioanal dalam otonomi
pendidikan itu sendiri.
Terdapat persamaan dengan penelitian yang peneliti tulis yaitu
bagaimana upaya mutu pendidikan sebagai pengendelaian mutu
tersebut.
Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh saudraa Alex sujanto22
jurnal
tersebut saya peroleh dari internet, yang membahas mengebai “ Strategi
Peningkatan Mutu Manajemen Lembaga Kursus dan Kepelatihan
(LKP) Melalui Akreditasi” jurnal ini membahas tentang bagaiamana
lembaga kursus dan pelatihan (LKP) dalam proses pengelolaannya
harus memenuhi syarat standar yang telah diberikan kepada pemerintah.
Terdapat persamaan dengan penelitian yang peneliti tulis yaitu
bagaiamana lembaga kursus dan kepelatihan (LKP) dalam prosess
pengelolaannya harus memenuhi standar yang diberikan oleh
pemerintah karena standar tersebut yang akan menjadi acuan dalam
proses pengeloalaan dari sebuah lembaga kursus dan kepelatihan
(LKP.)
22
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Mutu
1. Mutu
Secara Etimologi dalam kamus ilmiah popular mutu dapat diartikan
sebagai kualitas; derajat; tingkat. Dalam bahasa Inggris mutu berasal dari
bahasa quality yang artinya kualitas dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah “juudah”. Adapun secara Terminologi mutu didefinisikan
oleh beberapa ahli sebagai berikut : menurut Crosby mutu adalah sesuai
yang disyaratkan atau distandarkan (conformance to requitment), yaitu
sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik inputnya,
responnya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan yang
diselenggarakan sekolah dituntut untuk memiliki baku standar mutu
pendidikan.23
Peningkatan mutu merupakan dambaan semua negara dalam
menyelenggarakan pendidikannya. Upaya meningkatkan mutu itu tidaklah
mudah, demikian pakar mutu menyatakan kesungguhannya.24
Secara
normatif pendidikan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Oleh karena itu
penjaminan mutu pendidikan pun menjadi tanggung jawab bersama ketiga
unsur tersebut.25
Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk
atau jasa (service) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan,
kepuasan (satisfaction) pelanggan (customers) yang dalam pendidikan
dikelompokan menjadi dua, yaitu internal customer dan eksternal. Internal
customer yaitu siswa atau mahasiswa sebgai pembelajar (learners) dan
23
Asnawi. Maret 2017. “Urgensi Total Quality Manajemen(TQM) Di Madrasah”. Vol. 1,
No2. E-journal.uicm.ac.id, diakses pada 5 September 2019, pukul 22.31 24
Jerry H. Makawimbang. Supervisi Dan Meningkatkan Mutu Pendidikan. (Bandung :
alfabeta,2001),hlm.42. 25
Dedi Mulyasa. Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012),hlm.129.
13
eksternal customer yaitu masyarakat dan dunia industri. Mutu tidak berdiri
sendiri, artinya bahwa banyak faktor untuk mencapainya dan memelihara
mutu. Dalam kaitan ini peran dan fungsi sistem penjaminan mutu (Quality
Assurance System) sangat dibutuhkan.26
Mutu memiliki beberapa pengertian yang berbeda menurut para ahli.
Dr. Joseph M. Juran yang dikutip oleh Jerry H. Makawimbang
memberikan pengertian bahwa mutu sebagai “tempat untuk pakai” dan
menegaskan bahwa dasar misi mutu sebelum sekolah adalah
“mengembangkan program dan layanan yang memenuhi kebutuhan
pengguna seperti siswa dan masyarakat”.
Beberapa pandangan Juran tentang mutu adalah :
a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir.
b. Perbaikan mutu merupakan proses yang berkesinambungan, bukan
program sekali jalan.
c. Pelatihan massal merupakan peryaratan mutu.
d. Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.
Mutu memerlukan waktu, proses dan ketelatenan untuk mewujudkan
ide-ide baru dengan baik sejak awal. Tiap langkah dalam mewujudkan
mutu memerlukan disiplin untuk selalu memenuhi persyatan pekerjaan
agar hasil yang diharapak terwujud. Dalam sebuah lembaga mutu yang
baik lahir dari disiplin bersama, tanggung jawab bersama, dan komiten
bersama.27
Edward Sallis (1993) dikutip dari Jerry H. Makawimbang mengatakan
bahwa mutu adalah suatu ide yang dinamis maka definisinya tidak boleh
kaku karena sama sekali tidak akan membantu memahami mutu. Dalam
pandangannya mutu merupakan sebuah konsep yang absolut sekaligus
relatif.28
26
Nanang Fattah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,2012),hlm.2. 27
Jerry H. Makawimbang. Supervisi Dan Meningkatkan...,hlm.42-43. 28
Jerry H. Makawimbang. Supervisi Dan Meningkatkan...,hlm.45.
14
Menurut Wiyono (1999) yang dikutip oleh Jerry H. Makawimbang
mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan
pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia
berdasarkan pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa
pelayanan, mengukurnya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya
dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu
menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetetif.
Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas,
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen.29
Adapun menurut Sudarwa Danim yang dikutip oleh Arbagi dkk, mutu
pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Jadi
dapat disimpulkan dari pernyataan Sudarwa Danim mutu pendidikan
adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif
dan efesien untuk melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakulikuler
pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan
atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.30
2. Konsep Mutu
a. Mutu sebagai konsep yang absolut
Definisi yang absolut sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari
standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli. Produk-produk
yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan
biaya yang mahal. Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk
menyampaikan keunggulan status, posisi, dan kepemilikan terhadap
barang yang memiliki mutu. Sebenarnya, mutu dalam pengertian
demikian lebih tepat disebut dengan high quality atau top quality (mutu
tinggi) jika dikaitkan dengan konsep pendidikan maka konsep mutu
demikian adalah elit, karena hanya sedikit institusi yang dapat
29
Jerry H. Makawimbang. Supervisi Dan Meningkatkan...,hlm.43-44. 30
Arbangi, dkk. Manajemen Mutu Pebdidikan.(Depok : Prenadamedia Group, 2018),
hlm. 86.
15
memberikan pengalaman pendidikan dengan mutu tinggi kepada
peserta didik.
Sebagian besar peserta didik tidak bisa menjangkau, dan sebagian
besar institusi tidak berangan-angan untuk memenuhinya. Gagasan –
gagasan absolut tentang mutu tinggi hanya sedikit bersinggungan
dengan konsep TQM. Makna absolut hanya ada dalam diskusi tentang
TQM. Oleh karena itu, ketika mutu diarahkan kepada hal yang sifatnya
teknis. Mutu memiliki kelas, penggunaan bahasa yang halus dan
subliminimal ini dapat bermanfaat bagi tujuan-tujuan public relation,
dan dapat membantu suatu institusi pendidikan memromosikan ide-ide
tentang mutu. Hal ini juga menunjukan bahwa meraih mutu adalah hasil
dari upaya yang memperhatikan standar-standar tertinggi.31
b. Mutu sebagai konsep relatif
Mutu dapat juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif
pengertian ini digunakan dalam TQM. Definisi relatif tersebut
memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan,
tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk layanan tersebut.
Definisi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama
adalah penyesuaiakan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi
kebutuhan pelanggan. Cara pertama, penyesuaian diri terhadap
spesifikasi sering disimpulkan sebagai sesuai dengan tujuan dan
manfaat. Kadang kala definisi ini sering dinamai definisi produsen
tentang mutu. Mutu bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau
layanan memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya
yang konsisten.32
3. Standar Mutu
Standar mutu adalah paduan sifat-sifat barang atau jasa termasuk
sistem manajemennya yang relatif establish dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Edward Sallis yang dikutip menurut Jerry H.
31
Edward Sallis. Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Pendidikan.
(Jogjakarta : IRCisoD, 2012), hlm. 52-53. 32
Edward Sallis. Total Quality Management...,hlm. 54.
16
Makawimbang mengemukakan bahwa standar mutu dapat dilihat dari
dua sisi yaitu :
a. Standar produk barang atau jasa yang ditunjukan dengan :
1) Sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan atau conformance to
specification.
2) Sesuai dengan penggunaan atau tujuan, atau ifitness for purprose or
use.
3) Produk tanpa cacat zero defect.
4) Sekali benar dan seterusnya atau right first time, every time.
b. Standar untuk pelanggan yang ditunjukan dengan :
1) Kepuasan pelanggan atau customer satisfaction, bila produk barang jasa
dapat melebihi harapan pelanggan, exceeding customer expection.
2) Setia kepada pelanggan atau delighting the customer.33
B. Mutu layanan Pendidikan
1. Pengertian Mutu Layanan Pendidikan
Pengertian mutu layanan berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan.34
Mutu layanan pendidikan
dapat diketahui dengan cara membandingkan presepsi pelanggan atas
layanan yang diperoleh atau yang diterima secara nyata oleh mereka
dengan pelayanan yang sesungguhnya diharapkan, jika kenyataan
lebih dari yang diharapkan pelayanan dapat dikatakan bermutu.35
2. Dimensi Mutu Layanan Pendidikan
Mengemukakan lima dimensi mutu layanan pendidikan untuk
mengkaji apakah sebuah pelayanan pendidikan itu berkualitas, berikut
adalah unsur-unsur pendukung sebagai acauan:36
33
Jerry H. Makawimbang. Supervisi Dan Meningkatkan...,hlm.61-62. 34
Aziz Shofi Nur Diansyah, dkk, “Implementasi Total Quality Management Pada
Program Kejar Paket”. Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 3, Bulan Maret, Tahun 2016, hlm.374. 35
Ety Rochaety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2006), hlm .105. 36
Aniek Indrawati. “Pengaruh Kualitas Layanan Lembaga Pendidikan Terhadap
Kepuasan Konsumen”. Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 16 No. 1, Bulan Maret, Tahun 2011, hlm. 27.
17
a. Keandalan (Reliablity)
Kemampuan yang dapat diandalkan akurat dan konsisten dalam
mengerjakan jasa sesuai dengan yang diharapkan oleh
konsumen.
b. Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap dalam memberikan pelayanan dan membantu
konsumen dengan segera. Dalam pendidikan semisal respon
cepat guru pembimbing atau dosen pembimbing mudah ditemui
atau proses administrasi lebih sederhana. Dan standar yang
digunakan harus sesuai dengan permintaan kecepatan
tanggapan yang diminta oleh konsumen.
c. Jaminan (Assurance)
Adanya pengetahuan dan kemampuan serta kesopanan yang
dimiliki para karyawan atau staf dalam memberikan pelayanan
sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan tidak
menimbulkan keraguan pelanggan atas pelayanan.
d. Akses (Empaty)
Adanya perhatian yang sifatnya pribadi kepada pelanggan,
melakukan kontak, hubungan dan komunikasi dengan
pelanggan serta adanya upaya untuk memahami kebutuhan dan
keinginan para pelanggan.
e. Penampilan fisik (Tangibel)
Penampilan fisik yang dimaksud adalah bahwa penampilan
sarana fisik, perlengkapan atau peralatan, penampilan personil
atau staf administrasi, pengajar dan media komunikasi yang
dapat diandalkan merupakan bukti nyata pelanggan yang
diberikan
3. Indikator Mutu Layanan Pendidikan Nonformal
Indikator mutu layanan pendidikan pada pendidikan nonformal
adalah sebagai berikut:
a. Bidang Peserta Didik
18
1) Satuan pendidikan nonformal menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan operasional proses penerimaan
peserta didik yang disesuaikan dengan program-program
yang diselenggarakan.
2) Program-program yang diselenggarakan tersebut adalah
pendidikan anak usia dini, kesetaraan, kecakapan hidup,
pendidikan keterampilan, kursus dan pelatihan kerja,
pendidikan keaksaraan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan kepemudaan, atau pendidikan
lainnya yang sejenis.
3) Petunjuk pelaksanaan operasional proses penerimaan
peserta didik memuat prosedur penerimaan perta didik serta
persyaratan yang meliputi usia sesuai dengan program, jenis
pendidikan yang dibutuhkan peserta, biaya, penyetaraan,
dan kriteria penerimaan peserta didik.
4) Penerimaan peserta didik dilakukan:
a) Secara objektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana
tertuang dalam aturan satuan pendidikan nonformal.
b) Tanpa diskriminasi gender, agama, etnis, status sosial,
kemampuan ekonomi.
c) Berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh
penyelenggara.
d) Sesuai dengan ketentuan pemerintah bagi program
tertentu.
e) Sesuai dengan fasilitas pelayanan yang dimiliki.
b. Bidang Kurikulum dan Rencana Pembelajaran
1) Kurikulum dan/atau Rencana Pembelajaran
a) Satuan pendidikan nonformal menyusun kurikulum
dan/atau rencana pembelajaran dengan memperhatikan
standar isi dan standar kompetensi lulusan.
19
b) Penyusunan kurikulumdan/atau rencana memperhatikan
kualifikasi dan kopetensi sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja dan/atau tujuan program yang
diselenggarakan.
c) Pengelola satuan pendidikan nonformal bertanggung
jawab atas tersusunya kurikulum dan/atau rencana
pembelajaran.
2) Kalender pendidikan
a) Satuan pendidikan nonformal menyusun kalender
pendidikan yang disesuaikan dengan jenis program dan
peserta didik.
b) Kalender pendidikan berisi serangkaian kegiatan awal
belajar, hari efektif belajar, hari libur, jadwal evaluasi
dalam rentang waktu pembelajaran.
c) Kalender pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan
nonformal.
3) Kegiatan pembelajaran
a) Satuan pendidikan nonformal menjamin mutu kegiatan
pembelajaran untuk setiap program pembelajaran.
b) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada kualifikasi dan
kopetensi tiap-tiap program belajar.
c) Mutu kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di
satuan pendidikan nonformal dikembangkan dengan
model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
standar proses tiap-tiap program belajar, melibatkan
peseta didik secara efektif, kreatif, partisipatif, inovatif,
motifatif, dan interaktif, serta tujuan agar peseta didik
mencapai kualifikasi dan kopetensi sesuai dengan tiap-
tiap bidang.
d) Setiap pendidik bertanggung jawab terhadap mutu
kegiatan pembelajaran untuk setiap program
20
pembelajaran yang diampunya dengan cara merujuk
perkembangan metode pembelajaran yang mutakhir,
menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif,
aktif, inovatif, kreatif dan efisien, dan menyenangkan
menggunakan fasilitas, peralatan alat bantu, tersedia
secara efektif.
e) Pengelola satuan pendidikan nonformal bertanggung
jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
4) Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
a) Satuan pendidikan nonformal menyusun program
penilain hasil belajar yang objektif, transparan,
bertanggungjawab, berkesinambungan.
b) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan
pada standar penilaian yang ditentukan oleh tiap-tiap
program dan disosialisasikan kepada pendidik dan
peserta didik.
c) Satuan pendidikan nonformal menilai hasil belajar
sesuai dengan kualifikasi dan kopetensi tiap-tiap
program pembelajran dan diinformasikan kepada
peserta didik dan didokumentasikan secara baik.
d) Penilaian meliputi semua unsur kopetensi dan materi
yang diajarlan.
e) Satuan pendidikan nonformal menyusun ketentuan
pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai dengan
ketentuan tiap-tiap program belajar.
f) Satuan pendidikan nonformal memberikan informasi
hasil belajar kepada pihak yang berkepentingan.
5) Peraturan Pembelajaran
a) Satuan pendidikan nonformal menyusun dan
menetapkan peraturan pembelajran.
21
b) Peraturan pembelajaran memuat kehadiran peserta didik
untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari pendidik yang
disesuaikan dengan tiap-tiap program ketentuan
mengenai hak dan kewajiban peserta didik.
c) Peraturan pembelajaran ditetapkan oleh pengelola
satuan pendidikan nonformal.
c. Bidang Pendidik dan Tenaga Pendidik
1) Satuan pendidikan nonformal menyusun program
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.
2) Program pemberdaya gunaan pendidik dan tenaga
kependidikan.
a) Disusun dengan memperhatikan standar kualifikasi dan
kopetensi pendidik dan tenaga pendidikan.
b) Dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan
nonformal pada tiap-tiap program.
3) Pengangkatan pendidik dan tenaga pendidikan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan.
4) Satuan pendidikan nonformal melakukan:
a) Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan satuan
pendidikan nonformal.
b) Pendayagunaan tenaga kependidikan disesuaikan
dengan kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasi dan
kopetensinya.
5) Satuan pendidikan mendayagunkan:
a) Pengelola satuan pendidikan nonformal dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
b) Pendidik dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawanya sebagai agen pembelajaran.
22
c) Tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya.
d. Bidang Sarana dan Prasarana
1) Satuan pendidikan nonformal menetapkan kebijakan
program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana.
2) Program pengelolaan sarana dan prasarana memperhatikan
standar sarana dan prasarana dalam hal:
a) Merencanakan, memenuhi dan melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana agar tetap berfungsi dalam proses
pembelajaran.
b) Mengevalusia dan melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana agar tetap berfungsi dalam proses
pembelajaran.
c) Melengkapi fasilitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan tiap-tiap program yang diselenggrakan oleh
satuan pendidikan nonformal.
d) Memelihara semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
3) Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga
pendidik, dan peseta didik.
4) Pengelolaan sarana dan prasarana satuan pendidikan
nonformal direncanakan secara sistematis.
5) Pengelolaan perpustakaan dan/atau bahan ajar satuan
pendiikan nonformal menyediakan prosedur operasional
pelayanan.
6) Pengelolaan laboraturium dan/atau bengkel kerja
(workshop) dikembangkan sejalan dengan perkembangan
illmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan
petunjuk yang jelas.
23
e) Bidang Pendanaan
1) Satuan pendidikan nonformal memiliki pedoman
pengelolaan pendanaan yang mengatur:
a) Sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana
yang dikelola.
b) Penyusunan dan pencairan anggaran, serta
penggalangan dana investasi dan operasional.
c) Kewengan dan tanggungjawab pengelola satuan
pendidikan nonformal dalam membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai dengan peruntukannya.
d) Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran untuk dilaporkan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
2) Pedoman pengelolaan keuangan dan pembiyaan ditetapkan
oleh penyelenggara satuan pendidikan nonformal dengan
memperhatikan usulan dari pengelola.
3) Pedoman pengelolaan keungan dan pembiyaan satuan
pendidikan nonformal disosialisikan kepada pihak yang
berkepentingan untuk menjamin tercapainnya pengelolaan
dana secara transparan dan akuntabel.37
4. Definisi Pendidikan Nonformal
Menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 73 Tahun 1991,
pendidikan diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah dan
jalur luar sekolah. Pendidikan Nonformal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik
delembagakan maupun tidak dilembagakan, yang tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan. Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003
istilah pendidikan formal, nonformal dan informal dipergunakan
kembali. Dijelaskan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di
37
Permendiknas Nomor 49 Tahun 2207 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Nonformal.
24
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstuktur dan
berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
pendidikan nonformal dilaksanakan dijalur nonformal dan informal.38
Menurut Sudjana yang dikutip dari Ishak Abdulhak dan Ugi
Suprayogi pendidikan nonformal adalah suatu kegiatan yang
terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan,
dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan
yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik
tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.39
Definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan nonformal dalam proses penyelenggaraannya memiliki
suatu sistem yang berlembagakan, yang didalamnya terkandung makna
bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan
program yang matang, melalui kurikulum, isi program, sarana,
parasarana, sasaran didik, sember belajar, serta faktor-faktor yang satu
sama lain tak dapat dipisahkan dalam pendidikan nonformal.40
Proses pendididikan bermutu ditentukan oleh berbagai unsur
dinamis yang ada didalam sekolah itu dan lingkungannya sebagai suatu
kesatuan sistem. Menurut Townsend dan Butterworth dalam bukunya
Your Child’s Scholl, ada sepuluh faktor penentu terwujudnya proses
pendidikan yang bermutu yakni:
a. Keefektifan kepemimpinan kepala sekolah.
b. Partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf.
c. Proses belajar mengajar yang efektif.
d. Pengembangan staf yang terprogram.
e. Kurikulum yang relefan.
38
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal.
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2012),hlm.17. 39
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam...,hlm.69. 40
Mustofa Kamil. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang.(Bandung:
Alfabeta,2011),hlm.14.
25
f. Memiliki visi dan misi yang jelas.
g. Iklim sekolah yang kondusif.
h. Penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan.
i. Komunikasi efektif baik internal maupun eksternal.
j. Keterlibatan orangtua dan masyarakat secara instrinsik.
Khusus untuk mengembangkan mutu pendidikan nonformal, perlu
didukung oleh suatu lembaga dalam aturan tersebut Balai Pengembangan
Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI), yaitu unit pelaksanaan
teknis Dapartemen Pendidikan Nonformal sebagaimana diatur dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2007 tentang
organisasi dan tata kerja balai pengembangan nonformal dan informal.41
Tujuan dan fungsi Pendidikan Nonformal
Berbagai kegiatan pendidikan nonformal yang disediakan pemerintah
untuk warga masyarakat, pusat kegiatan belajar masyarakat, pendidikan
nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat, dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan atau swasta. Berjutuan untuk memperolek ketrampilan
yang segera akan dipergunakan. Pendidikan nonformal menekankan pada
belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan
peserta didik.42
Program-program yang dikembangkan pendidikan nonformal lebih
diarahkan pada upaya untuk mempersiapkan peserta didik mampu hidup
dan mampu mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul di amsa
yanga kan datang. Pendidikan nonformal dapat berfungsi sebagai
pelengkap, penambah, dan sebagai pengganti pendidikan nonformal.
Sebagai pelengkap, pendidikan nonformal dapat mengembangkan
program-program yang menampilkan bahan ajar yang tidak dimuat dalam
kurikulum pendidikan nonformal. Sebagai penambah, pendidikan
nonformal menyusun program yang dapat mewadahi atau dapat memberi
kesempatan tambahan pengalaman belajar dari yang sudah didapat dalam
41
Dedi Mulyasa. Pendidikan Bermutu Dan...,hlm.130. 42
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam...,hlm.24-25.
26
program pendidikan formal. Sebagai pengganti, pendidikan nonformal
menyediakan program yang identik dengan program pendidikan formal.43
Pendidikan nonformal memiliki funsgi yang sangat fundamental
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
a. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai subtitusi pendidikan sekolah.
b. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai komplemen pendidikan
sekolah.
c. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai suplemen pendidikan sekolah.
d. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai jembatan memasuki dunia
kerja.
e. Pendidikan nonformal sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan.44
Empat acuan pengembangan pendidikan nonformal dalam upaya
melaksanakan asas berwawasan ke masa depan menurut Prari 007 Luck
dikutip oleh Ishal abdulhak dan Ugi Suprayogi yaitu :
a. Memperluas pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan bagi
masyarakat yang tidak dibelajarkan pada jalur pendidikan sekolah.
b. Meningkatkan relevansi : keterkaitan dan kesepandanan program
pendidikan nonformal dengan kebutuhan masyarakat, kebutuhan
pembangunan, kebutuhan dunia kerja, pengembangan industri dan
ekonomi masyarakat, dan pengembangan sumber daya alam.
c. Peningkatan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan nonformal.
d. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan nonformal.45
Lembaga khursus dan kepelatihan adalah salah satu bentuk satuan
Pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan,keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
pengembangan diri, pengembangan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melajutkan pendidikan yang lebih tinggi. Penyelenggaraan kursus
dan pelatihan sangat strategis dalam upaya mendukung pemerintah dalam
43
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam...,hlm.75. 44
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam ...,hlm.26. 45
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. Penelitian Tindakan Dalam...,hlm.75.
27
mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif serta membantu
pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Peraturan kementrian dan kebudayaan pada nomor 81 tahun 2013
telah dipaparkan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas :
1. LKP.
2. Kelompok belajar.
3. PKBM.
4. Majelis ta’lim.
5. Satuan pendidikan nonformal sejenis.46
C. Langkah – Langkah memenuhi Mutu Pendidikan Nonformal
Enam standar nasioanal pendidikan lembaga khursus dan kepelatihan
sebagai salah satu dari satuan pendididikan nonformal harus dikelola
dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses.47
Standar
minimal kelayakan LKP:
1. Isi pendidikan, meliputi: struktur kurikulum yang berbasis kompetensi
dan orientasi pada keunggulan lokal, bahan ajar berupa buku atau
modul bahan ajar.
2. Pendidik dan Tenaga kependidikan, meliputi: jumlah kualifikasi dan
kompetensi masing-masing pendidik dan tenaga kependisdikan yang
sesuai dengan bidangnya.
3. Sarana dan Prasana, meliputi: ketersediaan ruang kantor, ruang belajar
teori, ruang praktek, sarana belajar mengajar, dan media pembelajaran,
dengan ukuran, jenis, dan jumlah yang sesuai.
4. Pembiayaan, meliputi: biaya operasional, dan biaya personal untuk
mendukung terselenggaranya program pendidikan.
5. Proses pendidikan, meliputi: silabus dan renaca pelaksanaan
pembelajaran.
46
Perkemendikbud nomor 81 tahun 2013. 47
Buku-1 Bimbimbingan Teknis Peningkatan Mutu Manajemen LKP Oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Kepelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017.
28
6. Manajemen meliputi struktur organisasi lembaga dan deskripsi tugas
yang jelas dan terarah guna memudahkan jalannya kegiatan dalam
pencapaian tujuan.48
LKP harus mampu memenuhi mutu pendidikan nonformal agar
nantinya LKP tersebut bisa memenuhi standar, seperti yang sudah
dijelaskan diatas bahwa LKP harus mempunyai 6 standar kelayakan.
Jika sudah terpenuhi semua standar yang ada akan di telisik oleh badan
penilik pemerintah yang nantinya akan dinyatakan bermutu dan
diberikan akreditasi. Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dan PP nomor 19 tahun 2005 tentang
standar pendidikan nasional, akreditasi yang dilakukan pemerintah
untuk melakukan akreditasi. Pada satuan pendidikan nonformal
bertujuan untuk mewujudkan sebuah penilaian secara transparan,
objektif, atas kelayakan dari sebuah lembaga pendidikan. Akan tetapi
akreditasi tidak menjamin kalau suatu lembaga pendidikan itu bermutu
bisa saja sebuah lembaga pendidikan dalam proses pengakreditasi
memanipulasi data yang ada. Dengan adanya pelayanan pendidikan
peserta didik bisa merasakan apakah pelayanan yang ada di sebuah
lembaga pendidikan sudah bermutu atau tidak dengan kepuasan peserta
didik sebagai penerima layanan pendidikan.
Semua elemen yang ada pada lembaga pendidikan juga harus
berkerja sama dalam menciptkan dan memberikan sebuah pelayanan
pendidikan karena dengan adanya kerjasama team akan menghasilkan
sebuah pelayanan pendidikan yang baik. Dalam hal ini pemimpin
sangat beperan sebagai leader yang telah diamanahkan untuk
memimpin sebuah lembaga pendidikan. Pemimpin itu adalah orang
yang bisa atau orang yang dapat mendengarkan siapa yang dipimpin
dan orang tersebut bisa memberikan keputusan yang bijak dalam
menghadapi permasalahan yang tengah dihadapi.
48
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 62 ayat (1)
29
Mutu merupakan hal yang penting bagi dunia pendidikan maupun
nonpendidikan. Dalam pendidikan mutu memiliki konsep, dimensi dan
indikator mutu pendidikan. Mutu memiliki konsep yang relatif dan konsep
yang absolut, adapun dimensi mutu sehingga dengan adanya dimensi ini
apakah suatu produk bisa dikatakan bermutu atau tidak, ada 5 unsur dalam
dimensi mutu, indikator mutu variabel-variabel yang bisa menunjukan atau
mengindikasikan mengenai sesuatu kondisi tertentu berupa produk maupun
jasa. Standar yang diberikan untuk pemenuhan mutu layanan pendidikan
sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah karena dengan
standar ini bisa dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam pemenuhan
mutu pendidikan.
Standar yang diberikan pemerintah sudah tertuang pada undang-
undang Nomor 19 Tahun 2005, pasal 62 ayat (1) seperti standar isi
Mutu
Konsep Mutu Indikator Mutu Dimensi Mutu
Standar Mutu
Langkah pemenuhan mutu
Pemberian Layanan
Sikap/ respon
30
pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, proses pendidikan, dan manajemen pendidikan dimana
lembaga pendidikan harus memenuhi persyaratan tersebut. Setelah
mengetahui standar mutu yang diberikan oleh pemerintah melakukan
langkah pemenuhan mutu agar nantinya lembaga pendidikan tersebut dapat
diakui oleh dinas terkait yang nantinya dibuktikan dengan adanya
pemberian akreditasi untuk lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan
memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang telah distandarkan oleh
pemerintah yang nantinya bisa menilai adalah peserta didiki sebagai
penerima layanan pendidikan respon atau sikapnya bagaimana apakah
pelayanannya sudah memuaskan hati pelanggannya atau belum.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
Research), yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
dilakukan penelitian dan bersifat kualitatif. Penelitian ini merupakan
penetian lapangan karena data-data yang dikumpulkan berasal dari
lapangan penelitian.
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan,
tujuan, dan tingkat kealamiahan (Natural setting) obyek yang diteliti.49
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu suatu
metode penelitian pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data secara
triangulasi (gabungan).
Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang
berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat atau paragraf yang
diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi,
atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan.50
Datanya
mengacu pada bagaimana pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal
di LKP Yos Sudarso Sokaraja.
B. Lokasi Penelitian
Objek penelitian atau yang sering disebut dengan variabel.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.51
Yang
menjadi obyek dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan mutu
layanan pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso Sokaraja beralamat di
49
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm. 4. 50
H. Mohammad Ali. Strategi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Angkasa, 2013), hlm.
171. 51
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm.39.
32
Jalan Suparjo Rustam, Sokaraja kulon, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah, 53181. Penulis melakukan penelitian di LKP Yos Sudarso
Sokaraja dengan pertimbangan bahwa tertarik dengan bagaimana
pemenuhan mutu layanan pendidikan di LKP Yos Sudarso. LKP Yos
Sudarso adalah sebuah lembaga kursus kepelatihan dibidang komputer
yang terletak di Sokaraja dengan kualitas yang dimiliki LKP Yos Sudarso
mendapatkan akreditasi B dan menjadi salah satu lembaga kursus
komputer terbaik diwilayahnya.
C. Subyek Data
Sumber data atau subyek penelitian adalah benda, orang atau tempat
untuk mendapatkan data terhadap variabel yang dipermasalahkan.52
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu :
1. Direktur LKP Yos Sudarso
Direktur LKP sebagai pemimpin lembaga kursus kepelatihan yang
mempunyai kekuasaan untuk memimpin dan menentukan upaya untuk
meningkatkan kemajuan LKP. Dari direktur dapat diperoleh mengenai
bagaimana pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di LKP
Yos Soedarso.
2. Staf administrasi
Membantu direktur dalam menyusun program kerja dan mengurusi
administrasi lembaga kursus kepelatihan.
3. Guru
Guru membantu direktur dalam mensukseskan program dan
ketercapaian lembaga kursus . guru merupakan salah satu komponen
pendidikan yang penting karena bertatap muka langsung dengan peserta
didik selama proses belajar mengajar. Dari peran guru sebagai subyek
penelitian data mengenai bagaimana pemenuhan mutu layanan
pendidikan yang dilakukan oleh LKP Yos Sudarso.
52
Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.(Jakarta: Rieka cipta, 2000), hlm. 116.
33
D. Obyek Data
Obyek penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley
dinamakan situasi sosial.53
Obyek atau sasaran dalam penelitian adalah
pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso
Sokaraja.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
tidak mungkin yang diperoleh lewat observasi.54
Teknik wawancara
yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dua pihak
yaitu pewawancara (Interviewer) dan terwawancara (Interviewer) untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan dalam suatu topik tertentu.55
Penelitian ini peneliti menggunanakan wawancara terstruktur oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, mengumpulkan data telah
menyiapkan intrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpulan data mencatatnya.56
Lincoln and Guba dalam sanapiah Faisal,57
mengemukakan ada tujuah
langkah dalam menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif, yaitu :
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan.
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi
bahan pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka wawancara.
53
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm. 229. 54
A. Chaedar Alwasilah. Pokok Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif. (Bandung : Dunia Pustaka Jaya, 2017), hlm. 110. 55
Lexy Jmeleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), hlm. 186. 56
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm.138. 57
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm. 322.
34
d. Melangsungkan alur wawancara.
e. Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya.
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
Peneliti melakukan jenis penelitian wawancara semi terstruktur
yaitu wawancara dengan menggunakan panduan secara global yang
dijadikan pedoman saat melakukan wawancara, artinya penulis
membuat pedoman wawancara secara detail namun hanya
mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan secara garis besarnya saja
tujuan agar informan merasa rileks dalam menjawab pertanyaan,
sedangkan bagi peneliti bisa mengembangkan pertanyaan lagi
berdasarkan jawaban dari informan.
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data atau menjaring
data tentang profil kegiatan, program kegiatan, bentuk kegiatan terkait
Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan Nonformal di LKP Yos Sudarso
Sokaraja. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait
seperti kepala LPK, guru, dan staf administrasi di LKP Yos Sudarso
Sokaraja, salah satu peserta didik.
Tabel I
Pelaksanaan Wawancara Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan
Nonformal di LKP Yos Soedarso Sokaraja:
No. Narasumber Tanggal Pelaksana
1. Drs. R. Indradjati Sarwono (Direktur) 8 November 2019
11 November 2019
17 Juni 2020
20 Juni 2020
2. Teguh Waluyo (Guru Desain Grafis dan
Multimedia)
11 November 2019
3. Finta Putri Utami (administrasi
Perkantoran)
12 November 2019
4. Aisyah 12 November 2019
35
2. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) yang mengutip Sugiyono mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi sebagai
teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.58
Metode observasi dengan bukti setting dan subyeknya menyajikan bukti
yang lebih kuat, bernilai, dan berkualitas (biasanya diupayakan dengan
teknik triangulasi).59
Selanjutnya berdasarkan jenisnya observasi dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut:60
a. Observasi Langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana
observervasi berada bersama objek yang diselidiki.
b. Observasi Tak Langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang
dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
akan diteliti misalnya dilakukan melalui film, rangkaian slide
atau rangkaian foto. Demi mengumpulkan data yang lebih
lengkap dan efesien waktu.
Menurut Patton dalam Nasution (1988) yang mengutip dari Sugiyono
dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut :61
1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
58
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif..., hlm.145-146. 59
Hasyim Hasanah. Juli 2016. ‘’Teknik-Teknik Observasi’’. Vol. 8, No. 1,
www.journal.walisongo.ac.id, diakses pada 7 Oktober 2019, pada pukul 23.07 60
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, hlm. 173 61
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm.228-229.
36
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif,
jadi tidak dipengaruhi konsep atau pandan sebelumnya.
3. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam
lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan
terungkapkan dalam wawancara.
4. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responsden dalam wawancara karena
bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama
lembaga.
5. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
presepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan
merasakan situasi sosial yang diteliti.
Kegiatan ini, peneliti menggunakan menggunakan jenis observasi
non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Dan obyek yang akan diobservasi dalam penelitian ini
adalah seluruh elemen sekolah (direktur LKP Yos Sudarso dan staf
administrasi, guru).
Berikut ini adalah waktu pelaksanaan observasi yang dilakukan
oleh penulis :
Tabel II
Pelaksanaan Observasi
No. Kegiatan Tanggal
pelaksanaan
1. Melihat pembelajaran dikelas 13 November2019
2. Administrasi di LKP 14 November2019
37
3. Mengumpulkan data terkait
pemenuhan mutu yang ada
15 November2019
Gambar 1.1 Proses belajar mengajar di LKP Yos Sudarso Sokaraja
Gambar 1.2 Data terkait form penilaian tutor untuk melihat performa mengajar
sehingga mengetahui kualitas dari pengajar atau tutor
38
gambar 1.3
proses a
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang yang tertulis atau terfilmkan selain
records yang tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti. Baik
dokumen maupun bukti-bukti seperti dirinci di atas seringkali
diperlukan oleh peneliti sebagai bukti pendukung.62
Metode ini
digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
bagaiamana upaya pemenuhan mutu layanan pendidikan nonformal di
LKP Yos Sudarso Sokaraja.
4. Triangulasi data
Teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila penelitian
melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dari berbagai sumber data. Tiangulasi teknik, penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk
62
A. Chaedar Alwasilah. Pokok Kualitatif Dasar...,hlm.111.
39
sumber data yang asama secara serempak. Triangulasi sumber berarti,
untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama.63
F. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan. Dlam hal ini Nasution (1988) dikutip dari Sugiyono
menyatakan”Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
maslah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan terus
penelitian selanjutnya sampai mungkin, teori yang grounded”.
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data semakin banyak. Dalam
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum
memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti
dalam melakukan reduksi data. 64
2. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan suatu makna data-
data yang telah diperoleh, kemudian data tersebut disusun secara
sitematis dari bentuk informasi komleks menjadi lebih sederhana
sehingga informasi tersebut mudah dipahami.
63
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif...,hlm.241. 64
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta,
2018), hlm . 247-249.
40
Penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phi card, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan
penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.65
3. Kesimpulan
Kesimpulan awal yang masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak dikemukakan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan.66
65
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta,
2018 hlm . 253. 66
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta,
2018), hlm . 252.
41
42
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian
Skripsi ini peneliti akan menyajikan data yang telah peneliti peroleh di
lapangan melalui metode-metode yang peneliti gunakan, yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi seperti telah diuraikan pada bab tiga.
Penggunaan metode-metode tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi
bagaimana pemenuhan mutu pendididikan nonformal di LKP Yos Sudarso
Sokaraja Kabupaten Banyumas.
1. Sejarah Berdirinya LKP Yos Sudarso Sokaraja Kabupaten
Banyumas
LKP Yos Sudarso yang terletak di Jl. Suparjo Rustam Kecamatan
Sokaraja – Purwokerto Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53181,
adalah lembaga khursus dan pelatihan di bidang komputer, milik
yayasan yang bernama yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS). Yayasan
tersebut bergerak di bidang pendidikan, sosial, kemanusiaan berpusat di
Jl. Kendeng Cilacap Jawa Tengah yang memiliki 24 lembaga
pendidikan ; 6 TK, 2 SD, 7 SMP, 5 SMA, 5 SMK, 1 akademi militer,
dan LKP. Lokasi LKP Yos Sudarso Sokaraja yang strategis sehingga
mudah di jangkau oleh masyarakat yakni di depan jalan utama dan jalan
antar kota.67
LKP Yos Sudarso berdiri pada tanggal 10 Juli 1993, berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Dapartemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah No. 285/I03/H/93 tanggal 19 Juli
1993. LKP Yos Sudarso di awal pendiriannnya menjadi lembaga kursus
yang di kelola oleh SMA Yos Sudarso Sokaraja – Purwokerto milik
Yayasan Sosial Bina Sejahtera perwakilan purwokerto. Seiring dengan
perkembangan teknologi komputer dalam perkembangannya sejak
tahun 1997 animo masyarakat Banyumas terhadap kursus komputer
67 Wawancara dengan Bapak Indra pada, jum’at 8 November 2019, pukul 13.00 WIB.
43
sangat besar. Dengan semakin meningkatnya jumlah peserta kursus dan
kebutuhan akan lembaga kursus membuat LKP Yos Sudarso dipisahkan
dari SMA Yos Sudarso karena pada waktu itu masih dalam satu gedung
yang sama menjadi devisi baru lembaga kursus dan kepelatihan direktur
pelaksana Drs. Remigius Indradjati sampai sekarang. Dengan
digantinya Ujian Nasioanal menjadi Uji Kompetensi Komputer pada
2009, LKP Yos Sudarso tetap konsisten mengikuti uji kompetensi
komputer standar nasional.68
2. Letak Geografis LKP Yos Sudarso Sokaraja
LKP Yos Sudarso berada di Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas dan berada dinaungan yayasan Sosial Bina Sejahtera. LKP
Yos Sudarso yang terletak di Jl.Suparjo Rustam, Sokaraja Kulon,
Banyumas, Dusun III, Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah 5318.
3. Visi, Misi LKP Yos Sudarso Sokaraja
a. Visi :
LKP Yos Sudarso sebagai lembaga pendidikan yang mampu
memberdayakan manusia melalui pendidikan tekhnologi informatika.
b. Misi :
Mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang
teknologi komputer dan informasi sesuai kebutuhan pasar dunia kerja.69
4. Kurikulum LKP Yos Sudarso Sokaraja
Kurikulum aplikasi perkantoran, Desain Grafis dan Teknisi
Komputer menggunakan kurikulum nasional. Kurikulum Multimedia
(Video Editing) menggunakan standard studio visual pukat Jogjakarta
dan dunia usaha dan industri (DUDI), bahan ajar yang digunakan
menggunakan modul standard nasional (konsursium komputer),
internasioanal (ICDL), dan modul lokal LKP (LKS).
5. Struktur Organisasi LKP Yos Sudarso Sokaraja70
68
Wawancara denan Bapak Indra pada, jum’at 8 November 2019, pukul 13.10 WIB. 69
Dokumentasi LKP Yos Sudarso sokaraja pada, kamis 3 november 2019, pukul 10.15
WIB.
44
Tabel III
Struktur Organisasi
LKP Yos Sudarso Sokara
70
Dokumentasi LKP Yos Sudarso sokaraja pada, kamis 3 november 2019, pukul 10.15
WIB.
Ketua Yayasan
Wakil Ketua
Yayasan
Direktur
DR. R. Indradjati. S
Staf Administrasi
Finta Putri Utami
Guru Web Desain
Ermadi satria ST
Miftahul Amin, Amd
Guru Desain Grafis,
Animasi, Desain Iklan
Wuri Septianingsih S.Kom
Guru Komputer
Akuntansi
M. Fahrur Ikhwan,SE.AK
Guru Teknisi dan
Jaringan
Eko Dayu S.Kom
Guru Editing dan
Multimedia
Teguh Waluyo
Miftahul Amin, Amd
45
6. Sarana dan Prasarana71
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah suatu yang mendukung
jalannya prodram pendidikan dan pengajaran. Adapun sarana dan
prasarana yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja sebagai berikut :
Tabel IV
Sarana dan Prasana LKP Yos Sudarso Sokaraja
No. Jenis Jumlah Kondisi Status (milik sendiri,
sewa, pinjam)
1. Ruang
pimpinan
2 Baik Milik sendiri
2. Ruang tata
usaha
1 Baik Milik sendiri
3. Ruang teori 1 Baik Milik sendiri
4. Lab. Komputer 2 Baik Milik sendiri
5. Unit produksi 1 Baik Milik sendiri
6. Ruang tunggu 1 Baik Milik sendiri
7. Toilet 3 Baik Milik sendiri
8. Komputer
pentium IV
1 unit Baik Milik sendiri
9. Komputer dual
core dan core 2
duo
1 unit Baik Bantuan dirjen PNF
kemendikbud 2020
10. Komputer I5 12 unit Baik Bantuan Gubernur Jateng
2012
11. Komputer I5 7 unit Baik Bantuan Bupati Banyumas
2012
12 Komputer I7 7 unit Baik Bantuan Dirjen PNF
Kemendikbud 2012
71
Dokumentasi LKP Yos Sudarso sokaraja pada, kamis 3 november 2019, pukul 10.15
WIB.
46
13. Kamera
Fotografi
4 unit Baik Milik sendiri
14. Handycam dan
camcoder
3 unit Baik Milik sendiri
15. Printer Inkjet 4 unit Baik Milik sendiri
16. LCD
Proyektor
2 unit Baik Milik sendiri
7. Jumlah peserta didik72
Tabel V
No. Program Tahun
2016/2017
Tahun
2017/2018
Tahun
2018/2019
1. Desain Kom.
Visual & admin
Perkantoran 1 thn
40 41 41
2. Komputer
Akutansi MYOB
& Presentasi
127 131 93
3. Reguler Desain
Grafis &
Operation Office
50 27 6
Hasil 217 199 140
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Skripsi ini peneliti akan menulis data yang peneliti dapatkan di lapangan
melalui metode-metode yang peneliti gunakan, yaitu: wawancara, observasi,
dan dokumentasi berdasarkan bab tiga. Penggunaan metode-metode tersebut
72
Dokumentasi LKP Yos Sudarso sokaraja pada, kamis 3 november 2019, pukul 10.30
WIB.
47
diharapkan dapat mengidentifikasi bagaimana pemenuhan mutu layanan
pendidikan di LKP Yos Sudarso Sokaraja.
1. Layanan Pendidikan Nonformal LKP Yos Sudarso Sokaraja
Memberikan sebuah pelayanan yang bermutu maka akan
menciptakan mutu pendidikan itu sendiri. Mutu menjadi yang utama
suatu produk atau jasa yang dapat memuaskan para pelanggannya. Dalam
halnya pendidikan kualitas lembaga pendidikan yang menjadi utama.
Seperti yang dikemukanan oleh Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos
Sudarso Sokaraja:
”Intinya ya mba, mutu itu kualitas dari barang atau jasa
berdasarkan standar kualifikasi yang ditentukan oleh lembaga yang
diberi kewenangan secara hukum untuk menetapkan standar
mutu.”73
Konsep mutu yang diberikan oleh LKP berasal dari produk layanan
pendidikan nonformal, produk layanan tersebut nantinya dapat memuaskan
pelanggan dan melampaui apa yang dikehendaki oleh pelanggan. Tidak
hanya untuk memenuhi standar LKP saja tapi, tidak kalah pentingnya
untuk memenuhi kepuasan pelanggan seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Indradjati mengenai konsep mutu:
“Konsep mutu yang diberikan oleh LKP itu dari layanan yang
diberikan untuk pelanggan yaitu peserta didik,memenuhi standar
itu penting akan tetapi jangan lupa sama kepuasan pelanggan itu
sendiri.”74
Ketercapaian kualifikasi barang dan jasa dalam memenuhi standar
yang sudah ditetapkan. Kelulusan yang diperoleh dibawah 50%
menjadikan lembaga pendidikan tersebut masih dibawah standar.
Ketercapaian mutu dilihat dari kompetensi lulusan yang dihasilkan oleh
lembaga pendidikan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak
Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja:
73
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Rabu, 17 Juni 2020. 74
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Rabu, 17 Juni 2020.
48
“Indikator bahwa lembaga pendidikan pendidikan itu bermutu bisa
dilihat dari kelulusan uji kompetensi LKP itu sendiri mba, karena
jika dibawah 50% kelulusan uji kompetensi maka mutu dari LKP
itu masih rendah atau dibawah rata-rata.”75
Standar yang diberikan oleh pemerintah untuk mengetahui bahwa
lembaga pendidikan itu bermutu atau tidak dibuktikan dengan lembaga
tersebut sudah memenuhi standar dan lulus uji akreditasi. Standar yang
pemerintah berikan tertuang kedalam undang-undang standar pendidikan
Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur
LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Standar lembaga pendidikan itukan sudah tecantum kedalam
undang-undang mba, jadi LKP dalam pemenuhan mutunya ya
mengacu kepada undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.”76
Standar mutu tersebut meliputi : (1) standar isi; (2) standar proses; (3)
standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan;
(5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar
pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan. Seperti yang diungkapkan
oleh Baapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Standar mutu ya, kami berpedoman pada pemerintah mba yang
sudah tertuang kedalam undang-undang nomor 19 tahun 2005
seperti standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarpras,
pengelolaan, keuangan, kependidikan dan pendidik lah LKP
mengacu kesitu.”77
Sebelum adanya penyusunan mutu LKP Yos Sudarso Sokaraja
menetapkan standar terlebih dahulu agar dapat mengetahui apa saja
standar mutu pendidikan nonformal di Indonesia. Setelah menetapkan
standar sesuai dengan kriteria yang ada, LKP Yos Sudarso melaksanakan
pemetaan mutu atau capaian standar yang dihasilkan dari evalusi LKP..
75
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Rabu, 17 Juni 2020. 76
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Rabu, 17 Juni 2020. 77
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Sabtu, 20 Juni 2020.
49
Seperti yang diungkapakan oleh Bapak Indradjati selaku direktur di LKP
Yos Sudarso Sokaraja:
“Sebelum pelaksanaan pemenuhan mutu kita ya mencari standar
dulu bagaimana standar yang baik itu seperti apa, setelah
melakukan penetapan ya, kita melakukan capaian standar LKP
apakah dari evaluasi LKP ini sudah memenuhi atau belum, sesuai
dengan kriteria yang ada di undang-undang.”78
Melakukan perencanaan dalam pemenuhan mutu sebelum
pelaksanaan pemenuhan mutu harus merencanakan terlebih dahulu yanga
nantinya akan dituangkan kedalam perencanaan aksi kegiatan seperti yang
diungkapkan Bapak Indradjati selaku direktur di LKP Yos Sudarso:
“Kami membuat rencana dulu mba, meeting dengan para staf dan
guru nanti sekertaris meeting akan mencatat atau mendokumentasi
untuk perencanaan aksi pemenuhan mutu.”79
Melakukan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan
dan kegiatan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelum adanya pemenuhan mutu dan yang terakhir audit
mutu untuk mengendalikan proses terjadinya pemenuhan mutu di lembaga
pendidikan. LKp Yos Sudarso Sokaraja dalam hal ini juga memberikan
pelayanan pendidikan untuk para peserta didiknya. Sepeti yang
diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso
Sokaraja:
“Kan pemenuhan mutu ini sudah ada dalam pengelolaan satuan
pendidikan dan proses belajar mengangajar, lah kan tadi kita
,merencanakan apakah sudah sesuai atau tidaknya, setelah itu evaluasi
kalau di manajemen pendidikan dinamakan pengendalian mutu gitu mbak,
oh iya LKP juga memberikan pelayanan pendidiknya agar dapat
memuaskan peserta didiknya.”80
78
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Sabtu, 20 Juni 2020. 79
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Sabtu, 20 Juni 2020. 80
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
Sabtu,20 Juni 2020.
50
Layanan sebagai salah satu unsur yang berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu lembaga yang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Mutu layanan pendidikan nonformal memerlukan pengelolaan yang
mampu menjabarkan tentang sumber daya yang ada. Kesuksesaan dari
layanan yang diberikan lembaga pendidikan nonformal kepada pelanggan
yang disini adalah peserta didik akan mempengaruhi kepada mutu
pendidikan. Seperti yang disampaikan Bapak Indradjati selaku direktur
LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Pelayanan yang diberikan oleh LKP Yos Sudarso kepada peserta
didik diberikan secara optimal bentuk pelayanan yang LKP berikan
seperti pelayanan pembelajaran yang diberikan oleh guru, tutor
sesuai dengan keahliannya pembelajaran bukan hanya dari segi
materi saja akan tetapi dalam praktek agar nantinya dapat
memberikan hasil yang baik bagi anak-anak.”81
“kami juga memberikan layanan sarana dan prasana dimana
layanan ini untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran,
layanan administrasi pendidikan oleh karena itu LKP Yos Sudarso
menggunakan strategi dalam admnistrasi biar nanti jelas dan
transparan dan terakhir adalah layanan pendidikan sertifikasi
kompetensi.”82
Layanan pendidikan nonformal yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja adalah layanan pembelajaran yang diberikan oleh intruktur
sesuai dengan bidang keahliannya, layanan sarana prasarana untuk
menunjang keberhasilan dalam pembelajaran, layanan administrasi
untuk mempermudah jalannya admnistrasi yang ada di LKP Yos
Sudarso Sokaraja, layanan pendidikan sertifikasi kompetensi.
2. Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan Nonformal di LKP Yos
Sudarso Sokaraja
Pemerintah memberikan standar mutu pendidikan nonformal untuk
mengetahui perkembangan akan kemajuan pengelolaan pendidikan.
Kualitas dan mutu layanan tersebut dapat dipengaruhi dengan
mengajukan akreditasi lembaga untuk memperoleh status akreditasi
81
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019. 82
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019.
51
yang baik. Akan tetapi kualitas dan mutu layanan suatu pendidikan
tidak hanya dilihat dari akreditasinya aja akan tetapi perlu adanya
pengelolaan pendidikan nonformal yang bisa menghasilkan progam-
program pendidikan sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.
Seperti yang telah diungkapkan oleh pak Indradjati selaku Direktur
di LKP Yos Sudarso Sokaraja, mengenai mutu pendidikan nonformal di
LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Pendidikan bermutu di hasilkan dari pelayanan pendidikan itu
sendiri secara profesional dan berkualitas. Dalam pemenuhan mutu
pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso apalagi dari tahun
ketahun LKP Yos Sudarso berusaha memenuhi standar yang
diberikan oleh pemerintah yang nantinya pemenuhan tersebut
berdampak kepada kepuasan para pelanggan, pelanggan disini
adalah anak didik kami”.83
Standar dalam memberikan layanan pendidikan LKP Yos Sudarso
berpedoman pada standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan
melalui penilik dari dinas pendidikan yang melakukan monitoring
terhadap pengelolaan program kegiatan LKP Yos Sudarso Sokaraja.
LKP Yos Sudarso dalam memenuhi mutu pendidikan nonformal
mengacu kepada peraturan perundang-undangan Nomor 20 Tahun
2005, pasal 62 ayat (1) setiap pendidikan nonformal yang didirikan
wajib memperoleh ijin pemerintah atau pemerintah daerah.
Standar mutu pelayanan diukur dengan kriteria, disini standar yang
mengacu kepada peraturan pemerintah sesuai dengan kepuasan
pelanggan ada beberapa yang harus dipenuhi Isi pendidikan nonformal,
meliputi : struktur kurikulum yang berbasis kopetensi dan berorientasi
pada keunggulan lokal, dan bahan ajar berupa buku/modul bahan ajar.
Pendidik dan tenaga kependidikan, meliputi : jumlah, kualifikasi, dan
kopetensi masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan yang
sesuai dengan bidangnya. Sarana dan prasarana, meliputi ketersediaan
83
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019.
52
kantor, ruang belajar teori, ruang praktek, sarana belajar mengajar, dan
media pembelajaran, dengan ukuran, jenis, dan jumlah yang sesuai.
Pembiayaan, meliputi biaya operasional dan biaya personal untuk
mendukung terselenggaranya program pendidikan. Manajemen meliputi
struktur organisasi lembaga dan deskripsi tugas yang jelas dan terarah
guna memudahkan jalannya kegiatan dalam pencapaian tujuan. Proses
pendidikan, meliputi : silabus, dan rencana pelasanaan pembelajaran
(RPP).84
Untuk memberikan layanan yang bermutu kepada para peserta
didik LKP Yos Sudarso secara periodic setiap satu bulan sekali
mengadakan sebuah rapat dalam rapat tersebut dihadiri oleh para staf
atau guru untuk mengetahui perkembangan juga perrmasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan program yang nantinya bisa dicari cara
pemecahkan masalahnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak
Indrajati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Setiap satu bulan satu kali mengadakan rapat bersama para staf
ataupun guru agar kita dapat tau perkembangannya jika nanti ada
masalah bisa dipecahkan secara bersama-sama”.85
Personil pelayanan pembelajaran yang ada diberikan kepada orang-
orang yang kompeten dalam bidangnya. Guru atau instruktor
merupakan tenaga pendidik di LKP Yos Sudarso. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur di LKP Yos Sudarso
Sokaraja:
“Memberikan layanan pembelajaran bagi para peserta didik juga
diberikan kepada intruktur sesuai bidangnya, kalau di LKP Yos
Sudarso guru itu sebutannya instruktur.”86
84
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. 85
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019. 86
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019.
53
Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif agar
nantinya dapat mencapai hasil yang memuaskan. Pembelajaran dilakukan
sesuai jadwal yang sudah ada.87
Seperti yang diungkapkan oleh pak Teguh
selaku salah satu guru yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Pembelajaran yang ada sudah terstruktur dengan baik, pembagian
waktu, mata pembelajaran. Setiap hari senin-hari sabtu
pembelajaran pada jam 08.00 WIB – 12.00 WIB mba, di luar jam
itu untuk yang privat dan reguler. Karena kami membuka kelas
privat dan reguler diluar jam tersebut.”88
Pelayanan pembelajaran yang diselenggarakan baik itu didalam
kelas maupun diluar kelas berjalan baik, materi yang diberikan juga
sesuai dengan acuan LKP yaitu ada modul pembelajaran dan juga ada
LKS yang diberikan oleh LKP untuk menunjang jalannya keberhasilan
pembelajaran. Seperti yang mba Aisyah katakan selaku salah satu
peserta didik yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja:
”allhamdullilah baik mba, guru yang mengajari dapat
menyampaikan materi yang mudah dipahami. Juga sesuai LKS
yang diberikan.”89
Setiap program juga terkadang mengalami kendala misalnya
kerusakan terhadap sarana pembelajaran, ataupun kendala teknis yang
di hadapi oleh para pengajar di kelas.
“Terkadang kendala yang dihadapi seperti kendala teknis, kami
juga kadang menggunakan sinyal internet dan terkadang susah,
maka dari itu dengan adanya evaluasi setiap satu bulan sekali kita
rapat dengan pimpinan itu sangat membantu yang nantinya dapat
dipecahkan kembali permasalahannya.”90
87
Obsevasi melihat pembelajaran dikelas LKP Yos Sudarso Sokaraja pada hari rabu, 13
November 2019. 88
Wawancara dengan Bapak Teguh Waluyo salah satu guru di LKP Yos Sudarso pada
hari Senin, tanggal, 11 November 2019. 89
Wawancara dengan Aisyah salah satu peserta didik di LKP Yos Sudarso Sokaraja pada
12 November 2019. 90
Wawancara dengan Bapak Teguh Waluyo salah satu guru di LKP Yos Sudarso pada
hari Selasa, tanggal, 11 November 2019.
54
Adapun beberapa strategi untuk pemenuhan mutu layanan
pembelajaran yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja sebagai
berikut :
1) Perencanaan, dalam hal perencanaan dilakukan setahun
sekali persiapan untuk pelaksanaan dilakukan pada setiap
tahunnya. Untuk memberikan layanan pembelajaran yang bermutu
maka dibutuhkan perencanaan yang matang. Perencanaan baik
dilakukan oleh ketua program, para instruktur selaku narasumber
yang nantinya memberikan materi atau instruktur dalam
pembelajarannya. Dalam perencanaan tersebut mempersiapakan:
a) Tujuan pembelajaran (Indikator).
Tujuan pembelajaran bisa dilihat dari indikator
keberhasilan. Indikator yang ada di LKP Yos dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam desain komunikasi Visual plus admin
Perkantoran, teknis Komputer dan Jaringan itu untuk program satu
tahun, untuk program 1-3 bulan program ini salah satu program
kursus komputer reguler meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam hal Windows, Word, Exel, Power Point Access, Desain
Grafis, Teknisi.
b) Materi Pembelajaran
Materi yang diajarkan di LKP Yos Sudarso Sokaraja sesuai
dengan kurikulum nasional. Kurikulum multimedia menggunakan
standar studio audio visual puskat Jogjakarta dan Dunia Usaha dan
Industri (DUDI). Serta bahan ajar modul menggunakan standar
nasional (konsursium komputer), internasional (ICDL) dan Modul
Lokal (LKS).
c) Mengalokasikan waktu
Mengalokasikan waktu yang ada agar pembelajaran berjalan
dengan baik. Pembelajaran yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja
55
setiap hari Senin-Sabtu pada pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB diluar
jam tersebut untuk siswa yang privat dan kelas reguler.
d) Menentukan Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan di LKP Yos Sudarso Sokaraja
sebagaian besar adalah praktik dan sisanya materi pembelajaran.
Setelah mendapatkan materi sekitar 20%, dan sisanya praktik
langsung dikomputer sekitar 80% karena dengan adanya praktik
dapat lebih mudah memahami secara langsung.
e) Menentukan Sumber Pembelajaran
Sumber pelajaran yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja menggunakan modul standar nasional(kpnsirium
komputer), Internasional (ICDL), dan modul lokal (LKS).
f) Menentukan Sistem Penilaian
Menentukan sistem penilaian kegiatan pengevaluasi
program mengacu kepada juknis. Sesuai dengan kesiapan peserta
didik. Sehingga akan dilakukan percobaan tes sebelum adanya tes
yang sesungguhnya. Nantinya dalam tes bisa dilihat presentase
kelulusan dari para peserta didik.
a. Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan oleh LKP Yos Sudarso Sokaraja
dalam hal ini dalam bentuk monitoring nantinya bertujuan untuk
mengetahui dan mengendalikan program yang ada di LKP Yos
Sudarso Sokaraja apakah mengalami permasalah atau tidak.
Monitoring tersebut dilakukan setiap 2 minggu sekali oleh bapak
Indra selaku Direktur atau pemimpin.
b. Perbaikan
Perbaikan dilakukan berdasarkan evaluasi yang ada. Kegiatan
tersebut bertujuan mengetahui permasalahan dan
penyeselaiannya.91
91
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019.
56
Pembelajaran yang diberikan sesuai dengan materi yang ada,
pembelajaran dilakukan didalam kelas jika membutuhkan praktik diluar
kelas akan dilakukan di halaman LKP. Seperti yang diungkapkan
Aisyah selaku peserta didik di LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Pembelajarannya juga bervariasi terkadang kita juga melakukan
pembelajaran diluar ruangan agar tidak bosan bisa praktik.”92
Pembelajaran yang ada didalam kelas juga sangat terstruktur dari
awal pembelajaran sampai penutup. Pembelajaran didampingi oleh
intruktur sesuai dengan bidangnya masing-masing. Seperti yang
diungkapkan Aisyah salah satu peserta didil di LKP Yos Sudarso
Sokaraja:
“Sebelum pembelajaran dimulai diawali pembukaan dari
instruktur, instruktur mengecek siswanya dulu dengan cara
mengabsen, setelah mengabsen siswa yang hadir instruktur
memulai pembelajaran, setelah pembelajaran selesai akan ditutup
oleh instruktur dalam mengumpulkan tugas juga tepat waktu mba
sebisa mungkin harus konsisten.” 93
Memberikan layanan sarana dan prasana dalam proses
pembelajaran juga penting karena sarana dan prasarana menunjang
proses pendidikan bagi sebuah lembaga pendidikan. LKP Yos Sudarso
Sokaraja berusaha memberikan sarana dan prasarana yang terbaik untuk
menunjang adanya program pembelajaran yang efektif.
Secara umum bangunan LKP Yos Sudarso Sokaraja sangat baik
dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas yang menunjang program
pembelajaran. Ruang kelas yang adapun dilengkapi dengan kursi,meja
dan papan tulis untuk pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja:
92
Wawancara dengan Aisyah salah satu peserta didik di LKP Yos Sudarso Sokaraja pada
12 November 2019. 93
Wawancara dengan Aisyah salah satu peserta didik di LKP Yos Sudarso Sokaraja pada
12 November 2019
57
“Dalam memberikan layanan berupa sarana dan prasarana kami
memberikan dengan sebaik mungkin walaupun rat-rata peserta
didik disini anak tidak mampu tetapi dalam menyelanggaraan
sarana prasarana kami dibantu pemerintah, seperti komputer-
kompuet kita juga dapat dari pemerintah juga ada beasiswa untuk
peserta didik yang tidak mampu.”94
Sarana dan prasarana yang ada di LKP Yos Sudarso memiliki
kelengakapan sarana prasarana yang baik juga perawatan yang baik
pula hal ini di kemukakan oleh Aisyah salah satu perta didik LKP Yos
Sudarso Sokaraja:
“Kelengkapan yang dimiliki sudah bagus baik itu komputer juga
sangat memadai apalagi parkirannya cukup luas bahkan dilengkapi
dengan proyektor dalam hal pembelajaran penting karena dengan
adanya proyektor bisa memahami materi.”95
Menyelanggaraan sarana dan prasarana di LKP Yos Sudarso juga
memerlukan perencanaan yang matang. Dalam perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana melaui daftar penyusunan apa saja yang
dibutuhkan, penyusunan anggaran pembiayaan harga-harga barang,
serta skala prioritas berdasarkan dana yang ada. LKP Yos Sudarso juga
melakukan penyelenggaraan dengan cara pembelian, Ghibah atau
bantuan.
“Kami biasanya melihat apa saja yang dibutuhkan di LKP misal
ada yang kurang seperti itu, setelah itu menyusun aggaran yang
akan di keluarkan, menentukan prioritas berdasarkan dana yang
terkumpul. Kami juga menerima bantuan dari pemerintah,
masyarakat jika yang mau berdonasi”96
LKP Yos Sudarso Sokaraja juga melakukan penghapusan dan
penetapan kepada sarana dan prasarana yang sudah tidak bermanfaat
lagi, atau sudah rusak, dan sarana yang dicuri oleh orang yang tidak
94
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11 November 2019. 95
Wawancara dengan Aisyah salah satu peserta didik di LKP Yos Sudarso Sokaraja pada
12 November 2019. 96
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019.
58
bertanggung jawab jadi harus dihapus dari daftar inventarisasi. Seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur di LKP Yos
Sudarso Sokaraja:
“kami juga melakukan pendataan terhadap barang-barang yang
sudah tidak berfungsi dan menghapus dari daftar inventaris.”97
Melakukan perbaikan kepada sarana dan prasarana yang
mengalami kerusakan dan dengan cara pemeliharaan agar saranadan
prasarana menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Seperti yang
diungkapkan Bapak Indradjati selaku direktur di LKP Yos Sudarso
Sokaraja:
“Melakukan perbaikan semisal ada yang bocor atau misal ada
kerusakan yang lainnya, jika masih bisa dperbaiki maka kita akan
memperbaikinya. Juga ada perawatan setiap satu bulan sekali
ngecek siapa tau ada permasalahan.”98
Memberikan layanan administrasi di LKP Yos Sudarso Sokaraja
mengikuti aturan dari pemerintah dalam memberikan layanan
administrasi. Dalam layanan administrasi LKP Yos Sudarso Sokaraja
melakukan perencanaan agar dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi para pelanggan atau peserta didik. Administrasi yang
ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja meliputi administrasi perkantoran,
administrasi kurikulum, administrasi sarana dan prasarana, administrasi
peserta didik, administrasi ketatausahaan, administrasi keuangan,
administrasi hubungan masyarakat.
Upaya perencanaan dalam menjalankan administrasi, harus
memiliki komitmen dalam memberikan pelayanan. Menjadi hal yang
penting perencanaan sebuah administrasi harus matang karena di LKP
memiliki beberapa administrasi dan juga kekurangan dalam SDM
97
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019. 98
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019.
59
sebagai pengelola. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indradjati
selaku direktur di LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“Perencanaan memang SDM yang dibutuhkan oleh LKP sudah
cukup akan tetapi instruktur masih agak kurang karena terkendala
kepada SDM yang ada sehingga terkadang saya juga ikut mengajar
dalam pengerjaan administrasi juga kami yang tenaganya kurang
sehingga terkadang urusan administrasi tidak ada waktu untuk
pengerjaannya akan tetapi dalam dokumen keungan kami sangat
baik bisa dilihat mba karena apa dalam keungan kami harus
transparan.” 99
Kurang terhadap SDM yang ada membuat staf administrasi
kewalahan dalam mengerjakan beberapa dokumen sehingga
menyebabkan lambannya dalam proses pengerjaan. Seperti yang
diungkapkan oleh Finta selaku staf admninistrasi yang ada di LKP Yos
Sudarso Sokaraja:
“Dalam hal pembukuan sangat susah waktunya karena pekerja
administrasi yang sedikit menyulitkan dan memakan waktu juga
lebih memfokuskan ke pembukuan keuangan karena kan keungan
harus dicatat dengan baik dan juga harus teliti dalam
pengerjaannya.”100
Setelah melakukan perencanaan terhadap sebuah layanan
administrasi mengadakan tindakan pengawasan atau pengendalian
terhadap layanan administrasi pengawasan dilakaukan secara langsung
dan tidak langsung. Pengawasan langsung seperti melihat kegiatan yang
sedang berjalan sedangkan tidak langsung melihat dari dokumen
administrasi layanan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indradjati
selaku direktur di LKP Yos Sudarso Sokaraja:
“kami juga melaksanakan pengawasan terhadap layanan
administrasi, pengawasan biasanya kami lakukan secara langsung
dengan melihat kegiatan program yang sedang berjalan dan setelah
99
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019. 100
Wawancara dengan Finta Putri selaku staf administrasi di LKP Yos Sudarso Sokaraja
60
itu melihat dokumen-dokumen yang dikerjakan oleh staf
administrasi.”101
Melakukan perencanaan, pengawasan, dan terakhir adalah
melakukan perbaikan. Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil
pengawasan karena dengan adanya pengawasan bisa dilihat hal-hal
yang tidak sesuai ataupun menyimpang dengan standar yang menjadi
pedoman pendidikan nonformal yang diberikan oleh pemerintah.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur di LKP
Yos Sudarso Sokaraja:
“Perbaikan yang kami lakukan berdasarkan dari pengawasan semisal
ada layanan administrasi yang tidak sesuai akan terlihat didalam
pengawasan karena tidak berpedoman kepada pemerintah.”102
Terakhir yaitu sertifikasi kompetensi karena pendidikan nonformal
sedikit berbeda dengan pendidikan formal yang membedakan salah
satunya dengan tanda bukti kelulusan. Jika pendidikan formal tanda
bukti kelulusannya adalah ijasah, lain hal dengan pendidikan
nonformal seperti lembaga kursus yang didirikan oleh pemerintah
ataupun swasta.
Selesai melakukan ujian yaitu uji kompetensi kelulusan maka hasil
akhirnya sertifikasi kompetensi, dahulu sebelum tahun 2005 masih
berbentuk ijasah akan tetapi peraturan diubah sehingga untuk kelulusan
pendidikan nonformal lembaga kursus, SKB dan lainnya adalah
sertifikasi kompetensi. Dan yang bisa mengeluarkan sertifikasi
kompetensi lembaga pendidikan nonformal yang sudah terakreditasi
atau lembaga sertifikasi yang sudah duakui oleh pemerintah. Akan
tetapi lembaga yang sudah terakreditasi belum bisa mengeluarkan
sertifikat kompetensi karena peraturan dari pemerintah belum ada
juknisnya.
101
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019. 102
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019.
61
Lembaga uji kompetensi sekarang untuk bidang vokasi dalam
bidang ketrampilan tertentu saat ini diuji oleh lembaga sertifikasi
kompetensi yang diakui dan disahkan oleh pemerintah. Lembaga
sertifikasi ada 2 yaitu yang dibawah kemendikbud dan lembaga
sertifikasi profesi dibawah BNSP (kementrian tenaga kerja), lembaga
sertifikasi hanya ada di pusat Jakarta memiliki berbagai macam seperti
ada lembaga sertifikasi komputer,lembaga sertifikasi otomotif dan
lainnya, dan lembaga pusat itu memiliki autocenter beberapa yang
tersebar diseluruh Indonesia. Salah satunya dibidang komputer ada di
kabupaten Banyumas yaitu LKP Yos Sudarso Sokaraja. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Indradjati selaku direktur di LKP Yos Sudarso
Sokaraja:
”Dan kebetulan saya ketua bidang pengujian sertifikasi lembaga
sertifikasi bidang komputer yang ada di Jakarta, karena dulu kan
saya disini masuk sebagai penguji dan saya mendaftarkan LKP Yos
Sudarso jadi autocenternya diterima bukan karena saya ketuanya
akan tetapi saya tau ujiannya seperti apa seperti kisi-kisinya jadi saya
tuangkan ke dalam materi yang ada di modul lokal yang diterbitkan
oleh LKP Yos Sudaso saja, yang mengeluarkan sertifikat kalo udah
lulus bukan saya bukan LKP tetapi sana pusat, kalo mendaftar dan
ujian disini nanti sudah selesai baru jawabannya dikirim ke pusat,
untuk ujian lembaga LKP sendiri itu sertifikat lokal saja, atau surat
tanda selesai belajar dan kalau ingin memiliki sertifikat kompetensi
ya harus ujian terlebih dahulu, sertifikasi kompetensi ini menunjakan
bahwa kamu memiliki kemampuan dalam bidang komputer yang
sudah diakui oleh pusat.”103
Layanan pendidikan pembelajaran, layanan sarana dan
prasarana, layanan administrasi, layanan sertifikasi kompetensi
LKP Yos Sudarso Sokaraja juga memiliki pelajar dari Nusa
Tenggara Timur yang nantinya di Purwokerto akan diberikan
kepelatihan tentang komputer, PKL ke desa-desa yang nantinya
ditempatkan ke balaidesa yang ada didesa, pemberian beasiswa
kepada peserta didik yang kurang mampu beasiswa ini diberikan
103
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
senin, 11November 2019.
62
oleh beberapa pihak ada bantuan dari pemerintah, swadaya
masyarakat, donatur dan sebagainnya juga memiliki program
penyaluran yang bekerjasama dengan DUDI yang nantinya peserta
didik bisa disalurkan pekerjaan
Memberikan sebuah pelayanan pendidikan bukanlah hal
yang mudah akan tetapi LKP Yos Sudarso Sokaraja berusaha
memberikan yang terbaik agar terwujudnya mutu pendidikan
nonformal yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja. Dengan
terselenggaranya pemenuhan mutu yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja membuat masyarakat dalam hal ini peserta didik puas
akan pelayanan yang diberikan.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang pemenuhan mutu layanan pendidikan
yang ada di LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
yang telah peneliti kemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
layanan yang diberikan kepada peserta didik berupa layanan layanan
pembelajaran, layanan sarana dan prasarana, layananan administrasi dan
layanan sertifikasi kompetensi LKP Yos Sudarso juga mempunyai
program PKL ke desa-desa, pemberian beasiswa kepada perta didik yang
tidak mampu. Hal ini menunjukan bahwa LKP Yos Sudarso Kecamatan
Sokaraja memberikan pemenuhan pelayanan belajar bagi peserta didik.
Pemenuhan mutu layanan yanga ada dilakukan dengan cara yang baik
dengan perencanaan terlebih dahulu sehingga sebelum melaksanakan hal
sudah terstruktur. Perencanaan yang ada dalam pemenuhan mutu layanan
di LKP meliputi seluruh komponen yang ada di LKP. Seperti direktur
sebagai pelaksana, instruktur sebagai narasumbernya, dan juga staf
administrasi.
Melakukan pemenuhan mutu LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja
juga melakukan pengendalian atau pengawasan agar dalam dapat melihat
kendala yang dihadapi. Dengana adanya monitoring terhadap program
yang ada membuat program tersebut berjalan denag efektif.
Terakhir dalam melakukan pemenuhan mutu layanan pendidikan
nonformal di LKP Yos Sudarso melakukan perbaikan mutu yang ada.
Beradasarkan hasil dari evaluasi yang dilakukan selama satu bulan sekali
sehingga nanti akan dicari permasalahannya dan dicari solusi pemecahan
permasalahan yang ada.
B. Saran
Upaya pengelolaan pendidikan yang memberikan dalam bentuk
pelayanan pendidikan berkualita, penulis ingin memberikan saran:
64
1. Bagi Direktur LKP Yos Sudarso
Lebih mengkatkan perannya sebagai kepala dalam pemenuhan mutu
layanan pendidikan nonformal dan sebagai pelopor program-program
yang ada di LKP Yos Sudarso. Lebih meningkatkan SDM yang ada
dengan cara mengirimkan instruktur kedalam pelatihan, seminar,
ataupun workshop.
2. Bagi Guru atau Tutor
Meningkatkan kinerja dalam memberikan pembelajaran kepada peserta
didik agar mutu pelayanan pendidikan tercipta dengan baik.
C. Penutup
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh STW karena telah
memberikan taufik, hidayah serta InayahNya kepada penulis. Sehingga
dengan waktu dan tenaga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Keterbatasan akan kemampuan akan pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis sadar bahwa banyak sekali kesalahan dalam penyusunan skripsi
ini. Karena kesempurnaan hanya miliki Alloh Swt semata denga
kerendahan hati meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang
ada di skripsi ini hal ini dikarenakan karena penulis masih dalam tahap
belajar.
Ucapan terimakasih penulis berikan kepada pihak yang membantu
atas tersusunnya skripsi ini. Teriring dengan do’a memberikan kita segala
nikmat dunia dan akhiratNya. Harapan saya sebgai penulis semoga dengan
skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis khusunya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis dan Nurhayati. 2012.Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung :
Alfabet
Aniek Indrawati.2011. “Pengaruh Kualitas Layanan Lembaga Pendidikan
Terhadap Kepuasan Konsumen”. Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 16 No. 1
Arbangi, dkk. 2018. Manajemen Mutu Pebdidikan. Depok : Prenadamedia Group
Asnawi. 2017. Urgensi Total Quality Manajemen(TQM) Di Madrasah.
Vol. 1, No2. E-journal.uicm.ac.id
Astuti. 2019 Peran Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Siswa
Madrasah Aliyah Muhamdiyah Palampang Bulukumba dari internet
repositori.uin-alaudin.ac.id
Aziz Shofi Nur Diansyah, dkk. 2016. Implementasi Total Quality Management
Pada Program Kejar Paket. Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 3
Buku-1 Bimbimbingan Teknis Peningkatan Mutu Manajemen LKP Oleh
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kepelatihan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2017
Chaedar Alwasilah. 2017. Pokok Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung : Dunia Pustaka Jaya
Danny Meirawan. Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Sebagai Upaya
Pengendalian Mutu Pendidikan Secara Nasional dalam Otonomi
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Vol. IV No. 2, Bulan Juli, Tahun 2010,
hlm 134.
Dedi Mulyasa. 2012. Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Edward Sallis. 2012. Total Quality Management in Education Manajemen Mutu
Pendidikan. Jogjakarta : IRCisoD
Ety Rochaety, dkk.2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT
Bumi Aksara
H.A.S Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Hasyim Hasanah. 2016. ‘’Teknik-Teknik Observasi’’. Vol. 8, No. 1,
www.journal.walisongo.ac.id
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi. 2012. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan
Nonformal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Jerome S Arcaro. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan
dan Tata Langkah Penerapan.(Jogjakarta : Pustaka Belajar
Jerry H. Makawimbang. 2001. Supervisi Dan Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Bandung : alfabeta
Lexy Jmeleong. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
M. N. Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu(Total Quality
Manajemen).Jakarta : Ghalia Indonesia
Mustofa Kamil. 2011. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat
KegiatanBelajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran
dari Kominkan Jepang.Bandung: Alfabeta
Nanang Fatah. 2013. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Novan ardy Wiyani. 2019. Manajemen Humas di Sekolah. ( Yogyakarta : Gava
Media
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, hlm. 173
Perkemendikbud nomor 81 tahun 2013.
Permendiknas Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Nonformal
Sisdiknas UU No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nonformal
Snezana Topalovic. 2014. “ The Implementation Of Total Quality
Management In Order To Improve Production Performance And
Enhancing The Level Of Custumer Statisfaction”, www.sciencedirect.com
Sri Minarti. 2011. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Sudjana.2002. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Fallah Production
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung :
Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rieka cipta
Ulfatur Rahma. 2018. “ Implementasi Total Quality Manajemen (TQM) di SD
Al-Hikmah”. Vol. 3 , No 1, ejournal.uin-suka.ac.id
Vincent Gaspersz. 2001. Total Quality Management. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka .
Wahid Nur Hidayat. 2018. Kepuasan Orangtua Siswa Atas Layanan Pendidikan
di M I Modern Satu Atap Al-Azar Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku Direktur LKP Yos Sudarso pada hari
jum’at, 8 November 2019 dan pada hari senin, 11 November 2019
Wawancara dengan Bapak Teguh Waluyo salah satu guru di LKP Yos Sudarso
pada hari selasa, tanggal 11 November 2019
Wawancara dengan Finta Putri selaku staf administrasi di LKP Yos Sudarso pada
hari Selasa, 12 November 2019
Wawancara dengan Aisyah selaku salah satu peserta didik di LKP Yos Sudarso
Sokaraja pada hari selasa, 12 November 2019
Yulista.Kualitas Layanan Pendidikan Di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah Batang (Tahun Ajaran2014/205). (Semarang,2015).
Sumber dari internet lib.unnes.ac.id, diakses pada 5 September 2019, pada
pukul 15.30
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran dokumentasi
LKP Yos Sudarso Sokaraja
Proses pembelajaran di Laboratorium Multimedia
Proses Pembelajaran di Laboratorium Audio Visual
Laboratorium Audio Visual
Laboratorium Multimedia
Kode etik instruktur LKP Yos sudarso kode etik peserta didik LKP Yos Sudaro
Modul atau materi yang digunakan oleh instuktur dalam memberikan materi
Modul lokal LKP Yos Sudarso Materi pembelajaran berbentuk CD
Contoh sertifikat yang dikeluarkan oleh contoh sertifikat lulus uji
kompetensi yang dikeluarkan
LKP Yos Sudarso karena telah menyelesaikan oleh uji sertifikasi pusat
Program pendidikan satu tahun
Loby LKP Yos Sudarso
Penyimpanan dokumen-dokumen
Sertifikat yang diberikan oleh pemerintah kepada LKP Yos Sudarso
Sebagai tempat penguji kompetensi
Bersama Bapak Indradjati selaku pemimpin atau direktur di
LKP Yos Sudarso Sokaraja
Lampiran hasil wawancara
Hari dan tanggal: Rabu, 17 Juni 2020
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja
1. Apa pengertian mutu menurut Bapak Indradjati ?
”Intinya ya mba, mutu itu kualitas dari barang atau jasa berdasarkan
standar kualifikasi yang ditentukan oleh lembaga yang diberi kewenangan
secara hukum untuk menetapkan standar mutu.”
2. Bagaiamana konsep mutu LKP Yos Sudarso Sokaraja ?
“Konsep mutu yang diberikan oleh LKP itu dari layanan yang diberikan
untuk pelanggan yaitu peserta didik,memenuhi standar itu penting akan
tetapi jangan lupa sama kepuasan pelanggan itu sendiri.”
3. Bagaiamana indikator lembaga pendidikan nonformal itu bermutu ?
“Indikator bahwa lembaga pendidikan itu bermutu bisa dilihat dari
kelulusan uji kompetensi LKP itu sendiri mba, karena jika dibawah 50%
kelulusan uji kompetensi maka mutu dari LKP itu masih rendah atau
dibawah rata-rata.”
Hari dan tanggal: Sabtu, 20 Juni 2020
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja
1. Apa standar yang LKP Yos Sudarso Sokaraja gunakan ?
“Standar mutu ya, kami berpedoman pada pemerintah mba yang sudah
tertuang kedalam undang-undang nomor 19 tahun 2005 seperti standar
isi, proses, kompetensi lulusan, sarpras, pengelolaan, keuangan,
kependidikan dan pendidik lah LKP mengacu kesitu.”
2. Bagaimana LKP Yos sudarso dalam menyusun mutu pendidikan
nonfrolmal ?
“Sebelum pelaksanaan pemenuhan mutu kita ya mencari standar dulu
bagaimana standar yang baik itu seperti apa, setelah melakukan
penetapan ya, kita melakukan capaian standar LKP apakah dari evaluasi
LKP ini sudah memenuhi atau belum, sesuai dengan kriteria yang ada di
undang-undang.”
3. Setelah mencari standar dan melakukan penetapan apa lagi yang dilakukan
pak ?
“Kami membuat rencana dulu mba, meeting dengan para staf dan guru
nanti sekertaris meeting akan mencatat atau mendokumentasi untuk
perencanaan aksi pemenuhan mutu.”
4. Setelah merencanakan aksi pemenuhan mutu apa lagi yang dilakukan pak
?
“Kan pemenuhan mutu ini sudah ada dalam pengelolaan satuan
pendidikan dan proses belajar mengangajar, lah kan tadi kita
,merencanakan apakah sudah sesuai atau tidaknya, setelah itu evaluasi
kalau di manajemen pendidikan dinamakan pengendalian mutu gitu mbak,
oh iya LKP juga memberikan pelayanan pendidiknya agar dapat
memuaskan peserta didiknya.”
Hari dan tanggal: Jum’at, 8 November 2019
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja
1. Apa saja pelayanan pendidikan nonformal yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja ?
“Pelayanan yang diberikan oleh LKP Yos Sudarso kepada peserta didik
diberikan secara optimal bentuk pelayanan yang LKP berikan seperti
pelayanan pembelajaran yang diberikan oleh guru, tutor sesuai dengan
keahliannya pembelajaran bukan hanya dari segi materi saja akan tetapi
dalam praktek agar nantinya dapat memberikan hasil yang baik bagi
anak-anak.”
“kami juga memberikan layanan sarana dan prasana dimana layanan ini
untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran, layanan administrasi
pendidikan oleh karena itu LKP Yos Sudarso menggunakan strategi dalam
admnistrasi biar nanti jelas dan transparan dan terakhir adalah layanan
pendidikan sertifikasi kompetensi.”
2. Standar seperti apa yang digunakan oleh LKP Yos Sudarso Sokaraja untuk
memenuhi mutu layanan pendidikan nonformal ?
“Pendidikan bermutu di hasilkan dari pelayanan pendidikan itu sendiri
secara profesional dan berkualitas. Dalam pemenuhan mutu pendidikan
nonformal di LKP Yos Sudarso apalagi dari tahun ketahun LKP Yos
Sudarso berusaha memenuhi standar yang diberikan oleh pemerintah
yang nantinya pemenuhan tersebut berdampak kepada kepuasan para
pelanggan, pelanggan disini adalah anak didik kami”.
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh LKP Yos Sudarso Sokaraja untuk
menjaga mutu layanan pendidikan nonfromal ?
“Setiap satu bulan satu kali mengadakan rapat bersama para staf ataupun
guru agar kita dapat tau perkembangannya jika nanti ada masalah bisa
dipecahkan secara bersama-sama”.
4. Bagaimana pelayanan pembelajaran yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja ?
“Memberikan layanan pembelajaran bagi para peserta didik juga
diberikan kepada intruktur sesuai bidangnya, kalau di LKP Yos Sudarso
guru itu sebutannya instruktur.”
Hari dan tanggal: Senin, 11 November 2019
Wawancara dengan Bapak Teguh Waluyo selaku sntruktur di LKP Yos Sudarso
Sokaraja
1. Bagaimana proses pembelajaran yang ada di LKP Yos Sudarso Sokaraja ?
“Pembelajaran yang ada sudah terstruktur dengan baik, pembagian
waktu, mata pembelajaran. Setiap hari senin-hari sabtu pembelajaran
pada jam 08.00 WIB – 12.00 WIB mba, di luar jam itu untuk yang privat
dan reguler. Karena kami membuka kelas privat dan reguler diluar jam
tersebut.”
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembelajaran ?
“Terkadang kendala yang dihadapi seperti kendala teknis, kami juga
kadang menggunakan sinyal internet dan terkadang susah, maka dari itu
dengan adanya evaluasi setiap satu bulan sekali kita rapat dengan
pimpinan itu sangat membantu yang nantinya dapat dipecahkan kembali
permasalahannya.”
Hari dan tanggal: Senin, 11 November 2019
Wawancara dengan Bapak Indradjati selaku direktur LKP Yos Sudarso Sokaraja
1. Bagaimana upaya LKP dalam memberikan layanan sarana dan prasarana ?
“Dalam memberikan layanan berupa sarana dan prasarana kami
memberikan dengan sebaik mungkin walaupun rata-rata peserta didik
disini anak tidak mampu tetapi dalam menyelanggaraan sarana prasarana
kami dibantu pemerintah, seperti komputer-kompuet kita juga dapat dari
pemerintah juga ada beasiswa untuk peserta didik yang tidak mampu.”
2. Bagaimana upaya LKP dalam menyelenggarakan sarana dan prasarana ?
“Kami biasanya melihat apa saja yang dibutuhkan di LKP misal ada yang
kurang seperti itu, setelah itu menyusun aggaran yang akan di keluarkan,
menentukan prioritas berdasarkan dana yang terkumpul. Kami juga
menerima bantuan dari pemerintah, masyarakat jika yang mau
berdonasi.”
3. Setelah langkah perencanaan penyusunan anggaran, langkah apalagi yang
di lakukan ?
“kami juga melakukan pendataan terhadap barang-barang yang sudah
tidak berfungsi dan menghapus dari daftar inventaris.”
4. Setelah melakukan pendataan langkah apa lagi yang akan dilakukan ?
“Melakukan perbaikan semisal ada yang bocor atau misal ada kerusakan
yang lainnya, jika masih bisa dperbaiki maka kita akan memperbaikinya.
Juga ada perawatan setiap satu bulan sekali ngecek siapa tau ada
permasalahan.”
5. Strategi apa saja yang dilakukan dalam memberikan pelayanan
administrasi di LKP Yos Sudarso Sokaraja ?
“Perencanaan memang SDM yang dibutuhkan oleh LKP sudah cukup
akan tetapi instruktur masih agak kurang karena terkendala kepada SDM
yang ada sehingga terkadang saya juga ikut mengajar dalam pengerjaan
administrasi juga kami yang tenaganya kurang sehingga terkadang
urusan administrasi tidak ada waktu untuk pengerjaannya akan tetapi
dalam dokumen keungan kami sangat baik bisa dilihat mba karena apa
dalam keungan kami harus transparan.”
6. Setelah melakukan perencanaan langkah apalagi yang akan dilakukan
untuk memberikan layanan administrasi pendidikan?
“Kami juga melaksanakan pengawasan terhadap layanan administrasi,
pengawasan biasanya kami lakukan secara langsung dengan melihat
kegiatan program yang sedang berjalan dan setelah itu melihat dokumen-
dokumen yang dikerjakan oleh staf administrasi.”
7. Setelah melakukan pengawasan langkah apalagi yang akan dilakukan
untuk memberikan layanan administrasi pendidikan ?
“Perbaikan yang kami lakukan berdasarkan dari pengawasan semisal ada
layanan administrasi yang tidak sesuai akan terlihat didalam pengawasan
karena tidak berpedoman kepada pemerintah.”
8. Bagaimana LKP Yos Sudarso Kecamatan Sokaraja bisa menjadi tempat
uji sertifikasi kompetensi ?
”Dan kebetulan saya ketua bidang pengujian sertifikasi lembaga
sertifikasi bidang komputer yang ada di Jakarta, karena dulu kan saya
disini masuk sebagai penguji dan saya mendaftarkan LKP Yos Sudarso
jadi autocenternya diterima bukan karena saya ketuanya akan tetapi saya
tau ujiannya seperti apa seperti kisi-kisinya jadi saya tuangkan ke dalam
materi yang ada di modul lokal yang diterbitkan oleh LKP Yos Sudaso
saja, yang mengeluarkan sertifikat kalo udah lulus bukan saya bukan LKP
tetapi sana pusat, kalo mendaftar dan ujian disini nanti sudah selesai baru
jawabannya dikirim ke pusat, untuk ujian lembaga LKP sendiri itu
sertifikat lokal saja, atau surat tanda selesai belajar dan kalau ingin
memiliki sertifikat kompetensi ya harus ujian terlebih dahulu, sertifikasi
kompetensi ini menunjakan bahwa kamu memiliki kemampuan dalam
bidang komputer yang sudah diakui oleh pusat.”
Hari dan tanggal: Selasa, 12 November 2019
Wawancara dengan Finta Putri sebagi staf administrasi yang ada di LKP Yos
Sudarso Kecamatan Sokaraja
1. Apa saja kendala staf administrasi dalam memberikan pelayanan
pendidikan nonformal di LKP Yos Sudarso Sokaraja ?
“Dalam hal pembukuan sangat susah waktunya karena pekerja
administrasi yang sedikit menyulitkan dan memakan waktu juga lebih
memfokuskan ke pembukuan keuangan karena kan keungan harus dicatat
dengan baik dan juga harus teliti dalam pengerjaannya.”
Hari dan Tanggal: Selasa, 12 November 2019
Wawancara dengan Aisyah selaku peserta didik yang ada di LKP Yos Sudarso
Sokaraja
1. Bagaimana kinerja instruktur dalam memberikan materi kepada peserta
dididik ?
“Pembelajarannya juga bervariasi terkadang kita juga melakukan
pembelajaran diluar ruangan agar tidak bosan bisa praktik.”
2. Apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan materi yang ada ?
”allhamdullilah baik mba, guru yang mengajari dapat menyampaikan
materi yang mudah dipahami. Juga sesuai LKS yang diberikan.”
3. Apakah pembelajaran dikelas sudah terstruktur dengan baik ?
“Sebelum pembelajaran dimulai diawali pembukaan dari instruktur,
instruktur mengecek siswanya dulu dengan cara mengabsen, setelah
mengabsen siswa yang hadir instruktur memulai pembelajaran, setelah
pembelajaran selesai akan ditutup oleh instruktur dalam mengumpulkan
tugas juga tepat waktu mba sebisa mungkin harus konsisten.”
4. Bagaiamana kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di LKP Yos
Sudarso Sokaraja ?
“Kelengkapan yang dimiliki sudah bagus baik itu komputer juga sangat
memadai apalagi parkirannya cukup luas bahkan dilengkapi dengan
proyektor dalam hal pembelajaran penting karena dengan adanya
proyektor bisa memahami materi.”
“Dalam hal pembukuan sangat susah waktunya karena pekerja
administrasi yang sedikit menyulitkan dan memakan waktu juga lebih
memfokuskan ke pembukuan keuangan karena kan keungan harus dicatat
dengan baik dan juga harus teliti dalam pengerjaannya”.
Lampiran blangko pengajuan judul skripsi
Lampiran blangko bimbingan proposal
Lampiran Tanda Tangan Seminar Proposal
Lampiran SK Rekomendasi Seminar Proposal
Lampiran Surat Izin Observasi Pendahuluan
Lampiran Surat Riset Individual
Lampiran Blangko Bimbingan Skripsi
Lampiran Sertifikat BTAPPI
Lampiran Serttifikat Aplikom
Lampiran Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab
Sertifikat OPAK
DAFTAR RIWAYAT HDUP
Purwokerto
Hal : Biodata Mahasiswa
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Puwokerto
Di
Purwokerto
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Guna memenuhi syarat-syarat untuk munaqosah Skripsi, maka saya
sampaikan Biodata sebagai berikut:
1. Nama : Reni Krismonik
2. Nim : 1617401086
3. Jurusan/Prodi : MPI/MPI
4. Angkatan Tahun : 2016
5. Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 10 Mei 1998
6. Asal Sekolah : SMA N 1 Kedungreja
7. Judul Skripsi : Pemenuhan Mutu Layanan Pendidikan
Nonformal di LKP Yos Sudarso Sokaraja
8. Alamat Asal : Desa Sudagaran RT 01 Rw 03
Ke. Sidareja, Kab.Cilacap
9. Alamat Sekarang : Desa Sudagaran RT 01 Rw 03
Ke. Sidareja, Kab.Cilacap
10.
11. Nama Orang Tua/Wali : a. Ayah : Soni Basori
b. Ibu : Sugi Safitri
12. Pekerjaan Orang tua/Wali : a. Ayah : Wiraswasta
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
13. Tanggal Lulus Munaqosyah :
14. Indeks Prestasi Komulatif :
15. Nomor Ijasah :
Dengan demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
menjadikan periksa dan digunakan seperlunya.
Wassallamu’alaikum Wr.Wb.
Saya tersebut diatas
Reni Krismonik
NIM.1617401086