pedoman pelaksanaan pendidikan kesetaraan … pelaksanaan... · pendidikan pada jenjang pendidikan...

58
i PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Jln. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan JAKARTA, 2012

Upload: nguyendang

Post on 18-May-2019

265 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

i

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Jln. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan

JAKARTA, 2012

i

KATA PENGANTAR

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertnggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas, pemerintah menyelenggarakan pendidikan melalui jalur formal, nonformal, dan informal yang satu sama lain dapat saling melengkapi dan memperkaya. Salah satu jenis pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan nasional di Indonesia, yang telah diperkenalkan sejak tahun 1990, terutama untuk kalangan marjinal. Jumlah peserta didik dan lulusannya terus meningkat seiap tahun, bahkan telah membantu masyarakat yang terkendala dengan jalur pendidikan formal.

Pendidikan kesetaraan khususnya program Paket C, saat ini menjadi lebih penting dalam upaya mensukseskan program pendidikan menengah universal. Oleh karena itulah pendidikan kesetaraan program Paket C perlu terus ditingkatkan pengelolaannya agar kualitas lulusan program ini betul-betul setara dengan lulusan SMA sesuai Standar Kompetensi Lulusan.

Untuk itulah Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sesuai tugas dan fungsinya sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 yaitu melakukan pembinaan di bidang Sekolah Menengah Atas dan kesetaraan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2012 menerbitkan buku “Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C”. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan para pengelola program Paket C dan pemangku kepentingan lainnya semakin memahami dan dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, September 2012

Direktur Pembinaan SMA,

Totok Suprayitno, Ph.D

NIP. 196010051986031005

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum 3 C. Tujuan Pedoman 4 D. Sasaran Pedoman 4 BAB II PROGRAM PAKET C

A. Pengertian Program Paket C 5 B. Tujuan Program Paket C 5 C. Penyelenggara Program Paket C 5 D. Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6 E. Sarana dan Prasarana 10 F. Pembiayaan 11 BAB III KURIKULUM PROGRAM PAKET C

A. Kerangka Dasar Kurikulum 12 B. Struktur Kurikulum 13 C. Prinsip Pengembangan Kurikulum 17 D. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 19 E. Beban Belajar dan Kalender Pendidikan 20 F. Pelaksanaan Penyusunan KTSP 23 BAB IV PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Perencanaan Proses Pembelajaran 24 1. Silabus 24 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 25 3. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP 26 B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran 27 1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 27 2. Pelaksanaan Pembelajaran 28 a. Pembelajaran Tatap Muka 28 b. Kegiatan Tutorial 30 c. Kegiatan Mandiri 32

iii

C. Penilaian Hasil Pembelajaran 33 1. Pengertian Penilaian 33 2. Prinsip Penilaian 34 3. Teknik dan Instrumen Penilaian 35 4. Mekanisme dan Prosedur Penilaian 35 D. Pengawasan Proses Pembelajaran 35 1. Pemantauan 35 2. Supervisi 36 3. Evaluasi 36 4. Pelaporan 36 5. Tindak Lanjut 36 E. Ujian Nasional (UN) 36 BAB V PENGELOLAAN PROGRAM PAKET C

A. Perencanaan Program 38 B. Pengorganisasian 38 C. Pelaksanaan Rencana Kerja 39 D. Pengawasan, Evaluasi, dan Pelaporan 40 1. Pengawasan 40 2. Evaluasi 40 3. Pelaporan 41

Page 1 of 41

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hingga saat ini, pendidikan nasional di Indonesia masih menghadapi tiga tantangan besar yang kompleks. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/ keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Selain itu, masih terdapat kritik terhadap pendidikan nasional dalam menyangkut beberapa permasalahan meliputi: (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademis. Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XIII Pasal 31) dan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara tegas mengamanatkan pentingnya pendidikan nasional bagi seluruh warga negara Indonesia. Hal ini mengandung makna siapa pun warga negara Indonesia dimana pun ia berada harus memperoleh pendidikan yang sebaik-baiknya. Walau demikian, Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia, bahkan dikenal juga dengan nama benua maritim Indonesia. Luas total wilayah perairan Indonesia sekitar 5,8 juta km2, terdiri dari 0,3 juta km2 perairan teritorial; 2,8 juta km2 perairan nusantara; dan 2,7 juta km2

perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Dalam wilayah laut yang sangat luas ini, terdapat sekitar 17.508 pulau dengan total garis pantai sepanjang 81.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Penduduk Indonesia dewasa ini menurut sensus penduduk tahun 2008 berjumlah sekitar 230 juta jiwa. Dari segi budaya ada beraneka ragam adat istiadat dan memiliki lebih dari 300 dialek lokal yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari kondisi wilayah yang luas, penduduk yang besar, dan perbedaan budaya yang beragam inilah yang menjadi faktor kendala utama dalam memberdayakan sumber daya manusia Indonesia agar dapat memanfaatkan kondisi geografis itu secara maksimal. Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah serius dalam pemerataan, peningkatan mutu dan manajemen khususnya dalam bidang pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan

Page 2 of 41

pelayanan pendidikan bagi masyarakat dimaksud pemerintah telah berupaya melalui tiga jalur pendidikan penyelenggaraan yaitu: pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan jalur formal sudah banyak dipahami oleh masyarakat, dimana sistem penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara formal seperti yang banyak terlihat di sekitar kita. Namun pendidikan nonformal dan informal merupakan jalur pendidikan yang masih belum banyak mendapat pemahaman dan perhatian yang profesional dari pemerintah maupun masyarakat dalam sistem pembangunan nasional. Minimnya pemahaman, baik yang berkenaan dengan peraturan perundangan maupun dukungan anggaran menyebabkan pemerataan pelayanan pendidikan nonformal bagi masyarakat diberbagai lapisan dan diberbagai daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap dari pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dan yang tidak kalah pentingnya ialah bahwa pendidikan nonformal berfungsi untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik agar memiliki pengembangan keterampilan fungsional dan kepribadian profesional. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan nonformal dan formal setelah melalui uji kesetaraan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (dari PP 17/2010)

Pendidikan formal, nonformal, dan informal dalam implementasinya perlu

mengacu pada standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1) dan standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (pasal 2).

Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas utama melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,

Page 3 of 41

pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pendidikan kesetaraan tingkat menengah (Paket C). Pendidikan kesetaraan memfasilitasi lulusan pendidikan dasar yang tidak melanjutkan, dan/atau memotivasi anak putus sekolah di pendidikan menengah atas, untuk mengikuti program pendidikan kesetaraan Paket C untuk menuntaskan pendidikan menengahnya atau sampai mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Paket C (UNPK). Sehubungan dengan itu agar penyelenggaraan program Paket C dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan standar nasional pendidikan, maka perlu pedoman penyelenggaraan program Paket C untuk memberikan rambu-rambu teknis penyelenggaraan, dan pembelajaran Program Paket C. Pedoman ini diharapkan dapat memfasilitasi para penyelenggara, pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan, instansi yang terkait dengan pendidikan baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan organisasi-organisasi sosial, kemasyarakatan dan keagamaan serta lembaga-lembaga yang terkait agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan program Paket C sesuai dengan standar yang diharapkan.

B. Dasar Hukum

Penyelenggaraan Program Paket C, didasarkan pada: 1. Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional; 3. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan; 5. Keputusan Mendiknas nomor 86/U/2003 tentang Penghapusan Ujian

Persamaan (UPERS); 6. Keputusan Mendiknas nomor 0132/U/2004 tentang Program Paket C; 7. Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 8. Permendiknas nomor 14 tahun 2007 tentang Standar Isi Pendidikan

Kesetaraan; 9. Permendiknas nomor 3 tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan

Kesetaraan; 10. Permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru; 11. Permendiknas nomor 43 tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi

Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C; 12. Permendiknas nomor 44 tahun 2009 tentang Standar Pengelola PNF; 13. Peraturan Mendikbud nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 14. Permendiknas nomor 36 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan Nasional; 15. Permendiknas nomor 30 tahun 2011 tentang Juknis Beban Kerja Guru; 16. Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; 17. Surat Edaran Mendiknas nomor 107/MPN/MS/2006 tentang Eligibilitas

Program Kesetaraan

Page 4 of 41

C. Tujuan Pedoman

Penyusunan pedoman ini bertujuan sebagai acuan bagi: 1. Lembaga yang menyelenggarakan program Paket C dalam rangka

meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas publik; 2. Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, penilik

pendidikan kesetaraan dan keaksaraan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap program Paket C.

D. Sasaran Pedoman

Sasaran pengguna Pedoman Penyelenggaraan Paket C adalah: 1. Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota; 2. Lembaga/organisasi penyelenggara program Paket C; 3. Tenaga pendidik dan kependidikan program Paket C; 4. Pihak terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan program Paket C.

Page 5 of 41

BAB II PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

A. Pengertian Program Paket C

Pendidikan dilaksanakan melalui jalur formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Penyelenggaraan pendidikan nonformal meliputi satuan pendidikan nonformal dan program pendidikan nonformal. Salah satu program pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakupi program Paket A, Paket B, dan Paket C serta SMK/MAK yang berbentuk Paket C Kejuruan. Dengan demikian program Paket C adalah bentuk layanan pendidikan menengah setara SMA/MA yang berada pada jalur pendidikan nonformal.

B. Fungsi dan Tujuan Program Paket C

Program Paket C berfungsi sebagai pelayanan kegiatan pembelajaran bagi warga masyarakat yang ingin memperoleh pengakuan pendidikan setara SMA/MA mnelaui jalur pendidikan nonformal. Sedangkan tujuannya adalah :

1. Memperluas akses pada jenjang pendidikan menengah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang tidak memiliki kesempatan memperoleh pendidikan pada jalur formal jenjang menengah.

2. Membekali peserta didik dengan kemampuan akademik dan keterampilan fungsional, serta sikap dan kepribadian profesional;

3. Meningkatkan mutu dan daya saing lulusan, sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan/atau mampu memasuki dunia kerja maupun berwirausaha.

C. Penyelenggara Program Paket C

Pendidikan kesetaraan program Paket C dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal sebagai berikut. 1. Lembaga kursus dan lembaga pelatihan, yaitu satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan bagi mayarakat untuk memperoleh keterampilan kecakapan hidup dan kepribadian profesional serta untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Page 6 of 41

2. Kelompok Belajar, yaitu satuan pendidikan nonformal yang terdiri atas

sekumpulan warga masyarakat yang saling membelajarkan pengalaman dan kemampuan dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya.

3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yaitu satuan pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar sesuai dengan

kebutuhan masyarakat atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat.

4. Majelis Taklim, tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang

ingin mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran

agama.

5. UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten/Kota dan UPTD Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) yang menyelenggarakan kelompok belajar.

D. Penyelenggaraan

Program Paket C dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat baik perseorangan, kelompok atau badan hukum. Setiap penyelenggaraan Program Paket C wajib terlebih dahulu memperoleh ijin penyelenggaraan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. setelah memenuhi persyaratan yang meliputi persyaratan peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum dan sarana/prasarana penunjang. Secara umum setiap penyelenggara program Paket C harus memenuhi persyaratan legalitas dan teknis sebagai berikut. 1. Persyaratan legalitas penyelenggara

a. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notaris atau keterangan legalitas sejenis lainnya;

b. Memiliki izin operasional penyelenggaraan Program Paket C yang masih berlaku; bagi SKB/BPKB menggunakan Peraturan Pemerintah Daerah;

c. Bagi PKBM memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM); bagi lembaga kursus dan lembaga pelatihan memiliki NILEK.

2. Persyaratan teknis

a. Memiliki peserta didik per kelompok/rombongan belajar minimal 30 orang; penetapan jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya satuan pendidikan;

b. Memiliki tutor dan narasumber teknis yang memadai sesuai dengan bidang mata pelajaran dan keterampilan yang akan diajarkan;

c. Memiliki pedoman penyelenggaraan Paket C, PP nomor 17 tahun 2010, Permendiknas nomor 14 tahun 2007, Permendiknas nomor 03 tahun 2008, dan Permendiknas nomor 23 tahun 2006;

d. Memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); e. Memiliki bahan ajar/modul yang akan menjadi acuan dalam

pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan keterampilan; f. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan

pembelajaran secara tatap muka, tutorial, dan mandiri. Pelaksanaan

Page 7 of 41

pembelajaran tersebut juga dapat bermitra dengan lembaga lain baik untuk pembelajaran teori maupun praktek;

g. Memiliki sarana dan prasarana untuk pengelolaan administrasi lembaga; h. Memiliki struktur penyelenggara program Paket C minimal memiliki

penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan bendahara; i. Memiliki sekretariat lembaga yang tetap dengan alamat yang jelas; j. Melaksanakan pembelajaran peserta didik sampai dengan

mengikutsertakan dalam Ujian Nasional Program Paket C. D. Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Peserta Didik Peserta didik Program Paket C. a. Lulusan Paket B/SMP/MTs atau sederajat; b. Putus SMA/MA atau sederajat;

1) Calon peserta didik yang putus SMA/MA atau sederajat yang tidak memiliki dokumen pendukung yang lengkap harus mengikuti tes penempatan untuk menentukan tingkatan program Paket C;

2) Calon peserta didik yang putus SMA/MA atau sederajat yang memiliki dokumen pendukung yang lengkap tapi tidak bersekolah minimal 3 tahun, harus mengikuti tes penempatan untuk menentukan tingkatan program Paket C;

c. Tidak sedang menempuh pendidikan formal.

2. Tenaga Pendidik Pendidik Paket C terdiri atas Tutor dan Nara Sumber Teknis. a. Tutor

Tutor merupakan tenaga pendidik yang ditugaskan untuk mengajar, membimbing, dan melatih peserta didik. 1) Persyaratan Tutor

a) Sehat jasmani dan rohani; b) Memiliki kompetensi untuk mengajar, membimbing dan melatih

peserta didik; c) Minimal berijazah D3, diutamakan memiliki latar belakang

pendidikan keguruan, atau guru SMA/MA dengan mata pelajaran sesuai materi yang diajarkan.

2) Tugas Tutor a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar; b) Menyusun rencana pembelajaran; c) Mengelola proses pembelajaran; d) Memilih metode dan melaksanakan pembelajaran sesuai ranah

yang ingin dicapai (pengetahuan, sikap, dan keterampilan); e) Memotivasi peserta didik; f) Memilih, menyusun atau mengembangkan media/bahan belajar; g) Melakukan administrasi kegiatan pembelajaran; h) Menilai dan melaporkan hasil belajar.

Page 8 of 41

3) Kompetensi Tutor

Seorang Tutor diharapkan memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. a) Kompetensi pedagogik/andragogi,

(1) Memahami karakteristik peserta didik; (2) Menguasai teori dan metode pembelajaran; (3) Menguasai kurikulum mata pelajaran; (4) Melaksanakan pembelajaran; (5) Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (6) Mampu berkomunikasi secara efektif; (7) Mampu melaksanakan, memanfaatkan, dan menindaklanjuti

hasil evaluasi. b) Kompetensi kepribadian

(1) Bertindak sesuai dengan norma agama dan nilai moral yang baik;

(2) Jujur dan berakhlak mulia dan berkepribadian baik; (3) Memiliki etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (4) Bersikap obyektif dan tidak diskriminatif.

c) Kompetensi sosial

(1) Mampu bersikap empatik, santun dan beradaptasi dengan teman sejawat, peserta didik dan orang-orang terkait;

(2) Mampu melakukan aktivitas sosial yang mendorong perilaku sosial.

d) Kompetensi Profesional

(1) Menguasai materi pelajaran yang akan dibelajarkan dengan sangat baik, berdasar kriteria kompetensi;

(2) Mampu mengembangkan materi pelajaran.

b. Nara Sumber Teknis Nara Sumber teknis merupakan tenaga pendidik yang ditugaskan untuk melatih keterampilan kepada peserta didik. 1) Persyaratan Nara Sumber Teknis.

a) Sehat jasmani dan rohani; b) Memiliki kompetensi untuk membimbing dan melatih

keterampilan sesuai dengan keunggulan lokal, potensi dan kebutuhan pembelajaran.

2) Tugas Nara Sumber Teknis a) Menyusun rencana pembelajaran; b) Mengelola proses pembelajaran; c) Memilih metode, dan melaksanakan pembelajaran sesuai ranah

yang ingin dicapai (pengetahuan, sikap, dan keterampilan); d) Memotivasi peserta didik; e) Memilih, menyusun atau mengembangkan media/bahan

belajar; f) Melakukan administrasi kegiatan pembelajaran; g) Menilai dan melaporkan hasil belajar.

Page 9 of 41

3) Kompetensi Nara Sumber Teknis Seorang nara sumber teknis diharapkan memiliki kompetensi pedagogik/andragogik, kepribadian, sosial dan profesional: a) Kompetensi pedagogic/andragogi, yaitu:

(1) Memahami karakteristik peserta didik; (2) Menguasai teori dan metode pembelajaran; (3) Menguasai kurikulum mata pelajaran; (4) Melaksanakan pembelajaran; (5) Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (6) Mampu berkomunikasi secara efektif; (7) Mampu melaksanakan, memanfaatkan, dan menindaklanjuti

hasil evaluasi. b) Kompetensi kepribadian, yaitu:

(1) Bertindak sesuai dengan norma agama dan nilai moral yang baik;

(2) Jujur dan berakhlak mulia dan berkepribadian baik; (3) Memiliki etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (4) Bersikap obyektif dan tidak diskriminatif.

c) Kompetensi sosial, yaitu:

(1) Mampu bersikap empatik, santun dan beradaptasi dengan teman sejawat, peserta didik dan orang-orang terkait;

(2) Mampu melakukan aktivitas sosial yang mendorong perilaku sosial.

d) Kompetensi Profesional, yaitu:

(1) Menguasai keterampilan kecakapan hidup yang akan dibelajarkan dengan sangat baik, berdasar kriteria kompetensi;

(2) Mampu mengembangkan materi keterampilan.

3. Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan program Paket C terdiri atas pengelola dan tenaga administrasi. a. Pengelola

1) Persyaratan pengelola memiliki kualifikasi minimal lulusan SMA/SMK/MA/Paket C dan telah memperoleh sertifikat pelatihan sebagai pengelola.

2) Kompetensi Pengelola Pengelola diharapkan memiliki kompetensi kepribadian, sosial dan manajerial. a) Kompetensi Kepribadian

(1) Melaksanakan tugas atas dasar keimanan, akhlak mulia dan panggilan jiwa;

(2) Memiliki jiwa kewirausahaan. b) Kompetensi Sosial

(1) Membangun komunikasi dan kerjasama;

(2) Mempunyai tanggungjawab sosial atas kinerja dan citra program.

c) Kompetensi Manajerial

Page 10 of 41

(1) Memimpin penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan;

(2) Memotivasi semua komponen penyelenggara program Paket C;

(3) Merencanakan penyelenggaraan program Paket C;

(4) Mengorganisasikan penyelenggaraan program Paket C;

(5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program Paket C;

(6) Mengendalikan program Paket C. b. Tenaga Administrasi

1) Kualifikasi tenaga administrasi pendidikan pada program Paket C minimal lulusan SMA/SMK/MA/MAK/Paket C dan memiliki sertifikat tenaga administrasi pendidikan kesetaraan dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

2) Kompetensi tenaga administrasi Kompetensi tenaga administrasi program Paket C harus memiliki kompetensi kepribadian, sosial dan teknis. a) Kompetensi kepribadian

(1) Memiliki integritas dan akhlak mulia.

(2) Memiliki etos kerja.

(3) Mengendalikan diri.

(4) Memiliki rasa percaya diri.

(5) Memiliki fleksibilitas.

(6) Memiliki ketelitian.

(7) Memiliki Kedisiplinan.

(8) Memiliki tanggungjawab. b) Kompetensi sosial

(1) Bekerjasama dalam tim

(2) Memberikan layanan prima

(3) Memiliki kesadaran berorganisasi.

(4) Berkomunikasi efektif.

(5) Membangun hubungan kerja.

c) Kompetensi teknis

(1) Melaksanakan administrasi ketenagaan.

(2) Melaksanakan administrasi Keuangan.

(3) Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana.

(4) Melaksanakan administrasi hubungan dengan masyarakat.

(5) Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan.

(6) Melaksanakan administrasi warga belajar.

(7) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

(8) Menyediakan data, informasi, dan peraturan pengelolaan program pendidikan kesetaraan.

(9) Mendokumentasikan perencanaan pendidikan kesetaraan.

(10) Menyiapkan perangkat pembelajaran pendidikan kesetaraan.

(11) Mengadministrasikan kegiatan pembelajaran.

Page 11 of 41

(12) Menyediakan perangkat pemantauan pelaksanaan program pendidikan kesetaraan.

(13) Mengadministrasikan penilaian pendidikan kesetaraan.

E. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan sarana administrasi sebagai berikut. a. Papan nama kelompok belajar; b. Meja dan kursi belajar; c. Papan struktur organisasi penyelenggara; d. Modul/bahan ajar dan sumber ajar; e. Kelengkapan Administrasi

Kelengkapan administrasi penyelenggaraan dan pembelajaran yang meliputi: 1) Buku induk peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan; 2) Buku daftar hadir peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan; 3) Buku keuangan/kas ; 4) Buku daftar inventaris; 5) Buku agenda pembelajaran; 6) Buku laporan bulanan tutor; 7) Buku agenda surat masuk dan keluar; 8) Buku daftar nilai peserta didik; 9) Buku tanda terima ijazah.

2. Prasarana

Prasarana minimal yang harus ada dalam penyelenggaraan program Paket C adalah: ruang belajar, ruang administrasi, ruang keterampilan. Pembelajaran dapat dilaksanakan di berbagai lokasi dan tempat yang sudah ada, baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti: gedung sekolah, madrasah, pondok pesantren, gedung PKBM, masjid/mushalla, gereja atau tempat ibadah lainnya, balai desa, kantor organisasi kemasyarakatan, rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya yang layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

F. Pembiayaan

Pembiayaan penyelenggaraan program dapat diperoleh dari APBN dan/atau APBD, swadaya masyarakat, dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. Pendanaan untuk penyelenggaraan program Paket C digunakan untuk. 1. Pengadaan bahan dan peralatan belajar; antara lain berupa modul/bahan

ajar dan alat tulis, bahan penilaian/tes; 2. Pengadaan bahan dan peralatan praktek keterampilan, seperti alat tulis

peserta didik, administrasi pembelajaran, sarana pembelajaran dan pembiayaan keterampilan;

3. Honorarium/transport Tutor, Narasumber teknis, dan Pengelola;

Page 12 of 41

4. Evaluasi dan Ujian. Prinsip-prinsip pembiayaan dalam penyelenggaraan program Paket C sebagai berikut. 1. Penggunaan dana untuk pengelolaan pembiayaan program Paket C

dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya;

2. Penentuan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat (peserta didik) ditentukan berdasarkan kesepakatan dan keputusan bersama;

3. Setiap pemasukan dan pengeluaran biaya, dilakukan pembukuan secara tertib dan teratur.

Page 13 of 41

BAB III KURIKULUM PROGRAM PAKET C

A. Kerangka Dasar Kurikulum

1. Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Cakupan materi pada setiap kelompok mata pelajaran Program Paket C sebagaimana tertuang pada lampiran Permendiknas Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Program Paket A, Paket B, dan Paket C.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum program Paket C dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jalur, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budayaan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

Page 14 of 41

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Menjamin relevansi program Paket C dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional mutlak harus dilaksanakan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah, pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

h. Tematik

Kurikulum dikembangkan dengan mengorganisasika pengalaman-pengalaman secara menyeluruh dalam tema-tema kontekstual yang mendorong terjadinya pengalaman belajar baru yang meluas dan tidak tersekat-sekat oleh pokok-pokok bahasan sehingga dapat mengaktifkan aktifitas mental peserta didik sekaligus aktifitas sosial yang menumbuhkan kerjasama.

i. Partisipatif

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam melaksanakannya.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik,

perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus

Page 15 of 41

mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan;

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (i) belajar bagaimana beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (ii) belajar memahami dan menghayati, (iii) belajar berbuat dan melaksanakan secara efektif, (iv) belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling menghargai, dan (v) belajar membangun dan menemukan jati diri, berdasarkan pemaknaan keimanan, pemahaman, perbuatan, dan kebersamaan;

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral;

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang demokratis, saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, (di depan memberikan contoh dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa di belakang memberikan daya dan kekuatan);

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan);

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal;

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan;

h. Kurikulum dilaksanakan secara fleksibel dalam ruang, waktu dan strategi pembelajaran, serta menghargai pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh dalam kehidupan;

i. Kurikulum dilaksanakan secara konstruktif yang memberikan pengakuan bahwa peserta didik mempunyai pandangan sendiri terhadap dunia dan alam sekitarnya untuk membangun makna berdasarkan pengalaman individu dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu;

j. Kurikulum dilaksanakan secara induktif dengan membangun pengetahuan melalui kejadian dengan fenomena empirik yang menekankan pada kemampuan belajar yang berbasis pengalaman langsung.

B. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum program Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

Page 16 of 41

pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Susunan mata pelajaran program Paket C terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga dan olahkarya, termasuk muatan lokal, keterampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian profesional. Beban belajar program Paket C dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau kegiatan mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka untuk Paket C adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 45 menit. Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam sistem tingkat yang setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan derajat kompetensi masing-masing. Untuk Paket C meliputi tingkatan sebagai berikut. 1. Tingkat 5 dengan derajat kompetensi Mahir 1 setara dengan kelas X

SMA/MA, diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian profesional.

2. Tingkat 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara dengan kelas XI dan XII SMA/MA, diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri/berwirausaha, bersikap profesional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Struktur sebaran mata pelajaran Program Paket C sebagaimana tersaji pada tabel berikut.

Page 17 of 41

Tabel 1 Struktur Kurikulum Paket C (Program IPA)

Mata Pelajaran

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 Setara Kls XI-XII

Jumlah

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Kimia 8. Biologi 9. Sejarah 10. Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya 14 Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

15. Keterampilan Fungsional *)

16. Muatan Lokal **) 17. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 2

4 4 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2

4*)

2**)

2

4 4

8 8 8 8 8 8 2 - - - 4 4

8*)

4**)

4

6 6

12 12 12 10 10 10 3 1 2 2 6 6

12*)

6**)

6

Jumlah 40 82 122

Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang diminati

Page 18 of 41

Tabel 2 Struktur Kurikulum Paket C (Program IPS)

Mata Pelajaran

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2

Setara Kelas XI-XII Jumlah

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Kimia 8. Biologi 9. Sejarah 10. Geografi 11. Ekonomi 12. Sosiologi 13. Seni Budaya 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

15. Keterampilan Fungsional *)

16. Muatan Lokal **) 17. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 2

4 4 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2

4*)

2**)

2

4 4

8 8 8 - - - 3 7 8 8 4 4

8*)

4**)

4

6 6

12 12 12 2 2 2 4 8

10 10 6 6

12*)

6**)

6

Jumlah 40 82 122

Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

Page 19 of 41

Tabel 3 Struktur Kurikulum Paket C (Program Bahasa)

Mata Pelajaran

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2

Setara Kelas XI-XII Jumlah

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Kimia 8. Biologi 9. Sejarah 10. Geografi 11. Ekonomi 12. Sosiologi 13. Antropologi 14. Sastra Indonesia 15. Bahasa Asing 16. Seni Budaya 17. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

18. Keterampilan Fungsional *)

19. Muatan Lokal **) 20. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 2

4 4 4 2 2 2 1 1 2 2 - - - 2 2

4*)

2**)

2

4 4

10 10 6 - - - 4 - - - 4 8 8 4 4

8*)

4**)

4

6 6

14 14 10 2 2 2 5 1 2 2 4 8 8 6 6

12*)

6**)

6

Jumlah 40 82 122

Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

E. Beban Belajar

Beban belajar program Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran. S K K d i a t u r s e b a g a i b e r i k u t . 1. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan

pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. 2. Beban belajar Program Paket C dinyatakan dalam SKK yang menunjukkan

Page 20 of 41

bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran.

3. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya fleksibel.

4. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan formal, informal, kursus, keahlian, dan pengalaman yang relevan.

5. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan pembelajaran baik dalam bentuk tatap muka, tutorial, maupun mandiri sesuai dengan jumlah SKK yang tercantum dalam Standar Isi Program dalam Program Paket C.

6. Pengaturan kegiatan pembelajaran seperti tercantum pada butir 5 ) adalah tatap muka minimal 20%, tutorial minimal 30%, dan mandiri maksimal 50%.

7. Program Paket C (IPA/IPS) Tingkatan 5/Mahir 1 (Setara Kelas X) mempunyai beban 40 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan minimal 20 SKK per semester.

8. Program Paket C (IPA/IPS) Tingkatan 6/Mahir 2 (Setara Kelas XI – XII) mempunyai beban 82 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan minimal 21 SKK per semester.

Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Program Paket C sesuai beban yang ditetapkan dapat dilakukan seperti contoh pemetaan berikut.

Contoh: Pemetaan Mata Pelajaran Tingkat 5 Per Semester

No. Matapelajaran Bobot SKK

Semester I Semester II

Tatap Muka

Tutorial Mandiri Tatap Muka

Tutorial Mandiri

1. Pendidikan Agama 2 - - 2 - - 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 - - 2 - - 2

3. Bahasa Indonesia 4 2 - 2 2 - 2

4. Bahasa Inggris 4 2 - 2 2 - 2

5. Matematika 4 2 2 - 2 2 -

6. Fisika 2 1 1 - 1 1 -

7. Kimia 2 1 1 - 1 1 -

8. Biologi 2 1 1 - 1 1 -

9. Sejarah 1 - - 1 - - 1

10. Geografi 1 - - 1 - - 1

11. Ekonomi 2 - 1 1 - 1 1

12. Sosiologi 2 - - 2 - - 2

13. Seni Budaya 2 - - 2 - - 2

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 - - 2 - - 2

15. Keterampilan Fungsional*) 4*) - 2 2 - 2 2

16. Muatan Lokal**) 2**) - 2 - - 2 -

17. Pengembangan Kepribadian Profesional

2 - 1 1 - 1 1

40 9 11 20 9 11 20

F. Kalender Pendidikan

Kalender program Paket C merupakan pengaturan kegiatan pembelajaran dalam satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif

Page 21 of 41

belajar, waktu pembelajaran efektif, hari libur nasional, dan ujian nasional. Kalender pendidikan ini merupakan rambu-rambu bagi penyelenggara program Paket C untuk mengatur kegiatan pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik. a. Permulaan tahun ajaran dimulai bulan Juli setiap tahun. b. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan

masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan tutorial dalam rangka pendalaman materi belajar yang disediakan oleh lembaga penyelenggara.

d. Waktu pembelajaran efektif diperhitungkan sesuai dengan waktu pencapaian SKK masing-masing kurikulum program Paket C.

e. Hari libur nasional yang dimaksud sesuai dengan ketetapan. f. Ujian nasional dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan prosedur

operasional standar (POS) ujian nasional yang ditetapkan. F. Pelaksanaan Penyusunan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabus program Paket C ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkat kewenangannya, berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan. KTSP dan silabus program Paket C dikembangkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan berdasarkan panduan penyusunan KTSP program Paket C.

Page 22 of 41

BAB IV PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Proses pembelajaran program Paket C harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Hal ini sesuai dengan standar proses pendidikan kesetaraan yang diatur dalam Permendiknas Nomor 3 Tahun 2008. Standar proses pendidikan kesetaraan meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket C dapat ditempuh melalui kegiatan tatap muka, tutorial, mandiri dan/atau kombinasi ketiganya. A. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Perencanaan proses pembelajaran pendidikan kesetaraan Program Paket C harus memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik. Silabus dan RPP dikembangkan dengan mengacu pada pencapaian beban belajar yang menggunakan sistem modular dengan menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. Perencanaan proses pembelajaran mengacu kepada satuan kredit kompetensi (SKK) yang merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran.

1. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendidikan kesetaraan Program Paket C memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu sesuai dengan jenis layanan pembelajaran, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan Program Paket C berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI), serta Kurikulum pendidikan kesetaraan Program Paket C yang disusun oleh dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. Penyusunan silabus disupervisi

Page 23 of 41

oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan sesuai dengan tingkat kewenangannya.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis, serta lingkungan peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran. Pendidik merancang penggalan RPP untuk setiap aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan penjadualan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah: a. Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas/kelompok

belajar, semester/tingkatan, program, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah aktivitas pembelajaran.

b. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. f. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

dan beban belajar. h. Metode pembelajaran

Page 24 of 41

Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian diri dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.

j. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

k. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

3. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspiratif, kemandirian, dan semangat belajar.

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Page 25 of 41

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,

penguatan, pengayaan, dan remedi. e. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. RPP hendaknya menjamin relevansi pendidikan kesetaraan Program Paket C dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Sehubungan dengan itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional harus diperhatikan.

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a. Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik per rombongan belajar Program Paket C setara SMA/MA : 30 peserta didik Penetapan jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya satuan pendidikan.

b. Penyelenggara pembelajaran Penyelenggara berkewajiban menyediakan: 1) Pendidik sesuai dengan tuntutan mata pelajaran. 2) Jadwal tutorial minimal 2 hari per minggu. 3) Sarana dan prasarana pembelajaran.

c. Buku teks pelajaran, modul dan sumber belajar lain 1) Buku teks pelajaran dan modul dipilih oleh pendidik dan satuan

pendidikan untuk digunakan sebagai panduan dan sumber belajar. 2) Rasio buku teks pelajaran dan modul untuk peserta didik adalah 1 :

1 per mata pelajaran. 3) Pendidik menggunakan buku penunjang pelajaran berupa buku

panduan pendidik, buku referensi, buku pengayaan, dan sumber belajar lain yang relevan.

4) Pendidik membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan.

Page 26 of 41

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Pembelajaran Tatap Muka

Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara peserta didik dengan pendidik. Kegiatan ini menerapkan pendekatan partisipatif (andragogi), melalui tahapan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Proses pembelajaran tatap muka dilakukan minimal 20% dari keseluruhan proses pembelajaran. Implementasinya dilakukan melalui kegiatan berikut. 1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: a) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat

baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran;

b) mencatat kehadiran peserta didik; c) menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang akan

dicapai; d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus; e) mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang

sudah dimiliki peserta didik untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, pendidik: (1) membimbing peserta didik untuk mendemonstrasikan

pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik/tema yang akan dipelajari;

(2) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (alam takambang jadi guru);

(3) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

Page 27 of 41

(4) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

(5) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

(6) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, pendidik: (1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; (2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

(3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

(4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

(5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

(6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

(7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

(8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik: (1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

(2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;

(3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;

(4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;

(5) berfungsi sebagai nara sumber, pembimbing, dan fasilitator dalam: (a) menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi

kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan benar; (b) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan

pengecekan hasil eksplorasi; (c) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; (d) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif;

Page 28 of 41

(e) membantu mencari solusi dan membimbing peserta didik dalam menghadapi permasalahannya;

(6) memberi peluang dan waktu yang cukup bagi setiap peserta didik dalam kegiatan tutorial untuk menguasai materi pembelajaran.

3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, pendidik: a) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/

kesimpulan pelajaran; b) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan; c) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan; d) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, e) melakukan perencanaan kegiatan tindak lanjut melalui

pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling, atau memberikan tugas terstruktur baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

f) memotivasi peserta didik untuk mendalami materi pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri;

g) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

b. Kegiatan Tutorial

Kegiatan belajar tutorial adalah kegiatan pembelajaran tatap muka yang bersifat bimbingan untuk tujuan pendalaman materi yang sulit, penguatan motivasi, dan peningkatan ketuntasan belajar, serta penilaian hasil pembelajaran. Tutorial (tutoring) juga dapat berarti bantuan atau bimbingan yang bersifat akademik oleh tutor kepada peserta didik (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri peserta didik secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.

Tutorial disediakan bagi peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk pencapaian kompetensi tertentu atau bimbingan lain yang menunjang pencapaian kompetensi, termasuk praktek keterampilan. Proses pembelajaran tutorial dilakukan minimal 30% dari keseluruhan proses pembelajaran. Implementasi pembelajaran tutorial dilakukan melalui kegiatan berikut. 1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: a) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat baik

secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran;

b) mencatat kehadiran peserta didik; c) menyampaikan tujuan tutorial.

2) Kegiatan inti

Page 29 of 41

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartsipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan inti, pendidik: a) mengidentifikasi materi-materi yang sulit bagi peserta didik; b) bersama peserta didik membahas materi; c) memberikan latihan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami

setiap peserta didik; d) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, e) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta

antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

f) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

g) memberikan balikan dan penguatan.

3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, pendidik: a) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/

kesimpulan pelajaran; b) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan; c) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan; d) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran; e) memotivasi peserta didik untuk mendalami materi pembelajaran

melalui kegiatan belajar mandiri; f) melakukan kegiatan tindak lanjut melalui layanan konseling,

dan/atau memberikan tugas terstruktur baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

g) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan tutorial berikutnya.

c. Kegiatan Mandiri

Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik. Ketuntasan belajar merupakan pencapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Maju

Page 30 of 41

berkelanjutan merupakan pencapaian kompetensi secara bertahap menuju ketuntasan belajar dari suatu kompetensi ke kompetensi berikutnya. Tingkat penguasaan kompetensi individu secara tuntas dalam maju berkelanjutan menentukan jenis dan tingkat kompetensi berikutnya serta bahan belajar lainnya yang harus ditempuh. Proses pembelajaran dalam Program Paket C dilakukan melalui kegiatan mandiri maksimal 50% dari keseluruhan proses pembelajaran. Implementasi kegiatan mandiri dilakukan melalui tahapan berikut. 1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: a) membangkitkan motivasi dan meneguhkan hasrat peserta didik

mengarah kepada kegiatan belajar mandiri; b) bersama peserta didik merancang kegiatan belajar mandiri yang

dituangkan dalam bentuk kontrak belajar yang mencakup SK dan KD, jenis tugas, dan waktu penyelesaian;

c) bersama peserta didik mengidentifikasi bahan dan kelengkapan belajar lainnya yang akan digunakan seperti modul pembelajaran, buku-buku sumber, dan media belajar lainnya.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti, peserta didik: a) melaksanakan kegiatan belajar mandiri sesuai dengan kontrak

belajar yang mencakup SK dan KD, jenis tugas, dan waktu penyelesaian;

b) mengerjakan tugas-tugas yang terdapat pada modul; c) secara periodik melaporkan kemajuan belajar untuk

mendapatkan umpan balik dari pendidik; d) menyerahkan portofolio hasil belajar sebagai bahan penilaian

pencapaian SK dan KD oleh pendidik. 3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, pendidik: a) melakukan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar mandiri; b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar; c) melakukan kegiatan tindak lanjut melalui layanan pengajaran

perbaikan, pemberian materi pengayaan, dan/atau pelayanan konseling baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil kegiatan belajar mandiri peserta didik.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Pengertian Penilaian

Page 31 of 41

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 17).

Penilaian (assessment) merupakan istilah yang biasa dipakai untuk

mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian dapat diterapkan berbagai cara dan penggunaan beragam alat dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan

menggunakan tes dalam bentuk tertulis atau lisan, dan nontes dalam bentuk pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

Penilaian hasil belajar untuk memperoleh ijazah Program Paket C

dilakukan setelah peserta didik mencapai SKK yang disyaratkan.

Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penilaian hasil belajar dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas (PP No.19 Tahun 2005 Pasal 64 ayat 1) a. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik (Permendiknas No. 20 Tahun 2007, Lampiran Bagian A butir 3).

b. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih (Permendiknas No. 20 Tahun 2007, Lampiran Bagian A butir 4).

c. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, Lampiran Bagian A butir 5).

d. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, Lampiran Bagian A butir 6).

Page 32 of 41

e. Ulangan kenaikan setara kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, Lampiran Bagian A butir 7).

f. Ujian satuan pendidikan kesetaraan adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan.

g. Ujian Nasional Program Kesetaraan yang selanjutnya adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

2. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria

yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik Penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Page 33 of 41

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik penilaian meliputi: a. tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja; b. observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung

dan/atau di luar kegiatan pembelajaran; c. penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas

rumah dan/atau proyek. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah memenuhi persyaratan: a. substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai; b. konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk

instrumen yang digunakan; dan c. bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta

komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

4. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Penilaian hasil belajar dilaksanakan oleh: a. pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk

memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran;

b. satuan pendidikan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.

c. pemerintah dalam bentuk ujian nasional yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. Pengawasan Proses Pembelajaran

1. Pemantauan

a. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

c. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

2. Supervisi

a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

Page 34 of 41

c. Kegiatan supervisi dilakukan oleh penyelenggara program, penilik, dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

3. Evaluasi

a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: 1) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik

dengan standar proses pendidikan kesetaraan, 2) mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran sesuai

dengan kompetensi peserta didik. c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja

pendidik dalam proses pembelajaran. d. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh penyelenggara program, penilik,

dan/atau dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

4. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

5. Tindak lanjut

a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah

memenuhi standar. b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum

memenuhi standar. c. Pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih

lanjut. E. Ujian Nasional (UN)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 66 ayat (1), Ujian Nasional (UN) dilaksanakan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyelenggaraan UN dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tugas, kewajiban dan kewenangannya dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan unit Penyelenggara UN termasuk unit Penyelenggara UN Luar Negeri. Penyelenggaraan UN secara lengkap akan diatur oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Permendikbud dan Petunjuk Operasional Standar (POS) UN, yang diterbitkan setiap tahun.

Page 35 of 41

BAB V PENGELOLAAN PROGRAM PAKET C

A. Perencanaan Program

1. Menyusun visi, misi, tujuan program Paket C ; 2. Mensosialisasikan visi, misi, tujuan program Paket C kepada tutor, warga

belajar, masyarakat dan segenap pihak yang berkepentingan dengan menggunakan berbagai media informasi;

3. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat ketentuan yang jelas mengenai kurikulum dan kegiatan pembelajaran, tenaga pendidik dan kependikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, budaya, peranserta masyarakat dan kemitraan serta rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu. Rencana tersebut dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA).

4. Menyusun panduan berisi tentang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, tenaga pendidik dan kependikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, peranserta masyarakat dan kemitraan, Kalender Pendidikan, Peraturan Tata Tertib, dan Kode Etik.

B. Pengorganisasian

Penyelenggaraan program paket C dilakukan secara sinergi antara pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing

1. Direktorat Pembinaan SMA sebagai pembina Program Paket C secara nasional

memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. a. Menetapkan kebijakan Program Paket C; b. Menyusun perangkat pendukung pelaksanaan Program Paket C; c. Mensosialisasikan Program Paket C kepada Dinas Pendidikan Provinsi,

Kabupaten/ Kota dan Penyelenggara Program Paket C; d. Melakukan fasilitasi dalam penyelenggaraan program kerja Paket C; e. Memberikan bimbingan teknis dalam perencanaan dan pelaksanaan

program kerja Paket C; f. Melaksanakan supervisi dan evaluasi pencapaian Program Paket C.

2. Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina Program Paket C di wilayahnya

memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. a. Menyusun program pembinaan Program Paket C secara berkelanjutan; b. Melakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

program Program Paket C di wilayah masing-masing; c. Memberikan bimbingan teknis dan manajerial serta alokasi pendanaan

dalam rangka pemenuhan Program Paket C mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi;

d. Melakukan fungsi dan tugas lain sesuai kebijakan pemerintah daerah masing-masing.

Page 36 of 41

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai pembina Program Paket C di wilayahnya memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. a. Menyusun program pembinaan Program Paket C di wilayahnya secara

berkelanjutan b. Melakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

program Paket C di masing-masing satuan pendidikan; c. Memberikan bimbingan teknis dan manajerial serta alokasi pendanaan

dalam rangka pemenuhan Program Paket C mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

d. Meningkatkan peran dan fungsi pengawas dalam pelaksanaan monitoring dan supervisi pencapaian Program Paket C

4. Penyelenggara Program Paket C memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut.

a. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) untuk 4 tahun dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan;

b. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proses dan hasil program kerja;

c. Melaksanakan program kerja tahunan seusai dengan rencana yang telah ditetapkan;

d. Mengoptimalkan pengggunaan dana lembaga sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. Mengoptimalkan peran dan fungsi personil sekolah sesuai dengan tupoksinya masing–masing;

f. Melaksanakan evaluasi program secara berkala dan berkesinambungan g. Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan program kerja kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Pelaksanaan Rencana Kerja

1. Melaksanakan program kerja tahunan sesuai dengan jenis kegiatan dan jadwal yang telah ditetapkan;

2. Melaksanakan program pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik;

3. Melaksanakan rekruitmen pendidik/tutor, tenaga kependidikan, pendayagunaan pendidik/tutor dan tenaga kependidikan meliputi pembagian tugas, sistem penghargaan, pengembangan profesi, promosi, mutasi/pindah jalur.

4. Melaksanakan proses penerimaan dan penempatan peserta didik, melakukan orientasi peserta didik baru, memberikan layanan konseling kepada peserta didik, mutasi/pindah jalur, melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler, melakukan pembinaan prestasi unggulan, melakukan pelacakan terhadap alumni;

5. Melaksanakan pengelolaan sarana prasarana penyelenggara paket C meliputi pemenuhan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan, melengkapi sarana pembelajaran pada setiap kelas, pemeliharaan fasilitas

Page 37 of 41

fisik dan peralatan; pengelolaan perpustakaan, pengelolaan laboratorium dan pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler;

6. Melaksanakan kegiatan administrasi program paket C.

D. Pengawasan, Evaluasi, dan Pelaporan

1. Pengawasan a. Pengawasan program paket C dapat dilakukan oleh masyarakat, dewan

pendidikan, dan/atau komite pendidikan nonformal, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah;

b. Pengawasan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

c. Penyelenggara program paket C memiliki program pengawasan pengelolaan meliputi supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan;

d. Ketua program paket C dan pengawas (pendidikan formal/non formal) melaksanakan supervisi pengelolaan akademik dan administrasi secara teratur dan berkelanjutan;

e. Tenaga pendidik melaporkan penilaian hasil belajar setiap akhir semester yang ditujukan kepada ketua program paket C;

f. Ketua program menyampaikan penilaian hasil belajar setiap akhir semester yang ditujukan kepada orang tua/wali peserta didik;

g. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada pimpinan lembaga;

h. Ketua Program Paket C melaporkan hasil pengawasan pengelolaan kepada pimpinan lembaga, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Propinsi secara tertulis sekurang-kurangnya setiap akhir semester.

2. Evaluasi a. Melakukan evaluasi diri kinerja lembaga untuk mengukur, menilai kinerja

dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan standar nasional pendidikan secara periodik sekali setahun;

b. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;

c. Melaksanakan evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang kurangnya satu kali dalam setahun;

d. Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan KTSP secara berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial;

e. Melakukan evaluasi pendayagunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara komperhensif pada setiap akhir semester, meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik;

Page 38 of 41

3. Pelaporan

a. Penyampaian laporan mengikuti mekanisme pelaporan pada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan; b. Laporan terdiri atas laporan rutin dan insidental baik laporan keuangan

maupun keterlaksanaan program; c. Penyusunan laporan sekurang-kurang dibuat satu kali dalam satu tahun.

LAMPIRAN

ADMINISTRASI KELOMPOK BELAJAR

1. Buku Induk Peserta Didik

Contoh: Format Buku Induk Peserta Didik

Buku yang dipergunakan untuk menginventarisir/mencatat tentang keadaan dan biodata yang berkaitan dengan peserta didik

No

Urut

Nomor

Induk Nama Lengkap L/P Agama

Tempat,

Tanggal

Lahir

Pendidikan

Terakhir

Nama

Orang

Tua

Alamat Pas Foto

3 X 4 Keterangan

PETUNJUK PENGISIAN: Kolom Isian No Urut : Cukup Jelas No. Induk : Isikan No. Induk Siswa Nama : Cukup Jelas Jenis Kelamin : Cukup Jelas

Agama : Cukup Jelas Tempat Tanggal Lahir : Cukup Jelas Pendidikan Terakhir : Isikan pendidikan terakhir peserta didik

Nama Orang Tua : Isikan nama ayah peserta didik Alamat : Isikan dengan alamat peserta didik Foto : Cukup jelas

Keterangan : Isikan tentang keterangan yang penting.

2. Buku Data Tutor

DATA TUTOR KELOMPOK BELAJAR KEJAR PAKET C

NAMA LEMBAGA : ……………………………………………….

No Nama L/P Tempat,

tanggal lahir Pendidikan Mata Pelajaran Alamat Keterangan

Mengetahui ………………………, ………………………… 20 ….

Penilik : Penjab Kelompok Belajar

……………………………………….. ……………………………………………….

3. Buku Daftar Hadir Peserta Didik

Contoh: Format Buku Daftar Hadir Peserta Didik

Merupakan buku yang digunakan untuk mencatat kehadiran peserta didik pada setiap kegiatan pembelajaran.

No. Nama Peserta Didik Nomor

Induk

Tanggal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 dst

PETUNJUK PENGISIAN

Kolom Isian

No Urut : Cukup Jelas

No. Induk : Isikan No. Induk Siswa

Nama : Cukup Jelas

Tanggal : Isikan dengan tanda (.) atau (V) jika hadir, (I) Jika Ijin, (S) Jika Sakit, (A) Jika tanpa keterangan/Alpa.

4. Buku Keuangan/Kas

Buku kas umum dapat digunakan secara umum, artinya dipergunakan untuk mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran uang yang ada di Kelompok Belajar.

Contoh: Format Buku Kas Umum

No Tanggal Uraian No.Bukti Penerimaan Pengeluaraan Saldo

Petunjuk Pengisian :

Nomor : Cukup Jelas

Tanggal : Isikan tanggal transaksi Uraian : Isikan Uraian transakti apa No.Bukti : Isikan nomor kuitansi atau nota

Penerimaan : isikan jumlah dana yang diterima Pengeluaran : Isikan jumlah dana yang dikeluarkan Saldo : Isikan jumlah sisa dana

5. Buku Daftar Inventaris

Merupakan buku tempat mencatat segala macam barang inventaris yang sudah/pernah dimiliki oleh Kelompok Belajar.

Contoh: Format Buku Inventaris Barang

No Jenis Barang Asal Barang Keadaan Barang Awal Tahun

Keadaan Barang Akhir Tahun Keterangan

Baik Rusak Baik Rusak

Keterangan :

Nomor : Cukup Jelas Jenis Barang : Isikan jenis barang apa yang diterima Asal Barang : Isikan barang berasal dari mana Keadaan Barang Awal Tahun/Akhir Tahun : Isikan tanda contreng pada kolom yang sesuai

Keterangan : Isikan penjelasan tambahan jika diperlukan

6. Buku Agenda Pembelajaran

Buku Agenda Pembelajaran adalah buku yang dipergunakan untuk mencatat kegiatan pembelajaran

Contoh :

No Hari/Tanggal Nama Tutor Mata

Pelajaran Materi Pokok

Tujuan Pembelajaran

Waktu

Jumlah

Peserta Didik

Keterangan Paraf Tutor

Keterangan :

Nomor : Cukup Jelas Hari/Tanggal : Isikan hari dan tanggal kapan pembelajaran dilakukan

Nama Tutor : Isikan nama tutor yang mengajar Mata pelajaran : Isikan nama mata pelajaran Materi Pokok : Isikan pokok bahasan yang sedang dibahas

Tujuan Pembelajaran : Isikan tujuan pembelajaran Waktu : Isikan waktu Jumlah Peserta Didik : Isikan jumlah peserta didik yang hadir hari itu

Katerangan : Isikan keterangan penting lainnya Paraf Tutor : Cukup jelas

7. Buku Laporan Bulanan Tutor

Buku Laporan Bulanan Tutor adalah buku yang diisi oleh tutor mengenai kegiatan yang dilakukan dalam satu bulan

Contoh :

No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

Mengetahui ………………………., ……………………………… 20 ….

Penjab Kelompok belajar Tutor

…………………………………………………… …………………………………………………………………..

8. Buku Tamu

Buku Tamu adalah buku yang dipergunakan untuk mencatat tentang tamu yang dating di kelompok belajar

Contoh :

No Hari, tanggal Nama Jabatan Instansi Maksud/Tujuan Kesan/Pesan Tanda Tangan

Keterangan :

Nomor : Cukup Jelas

Hari, tanggal : Isikan hari dan tanggal kapan tamu datang Nama : Isikan nama tamu Jabatan : Isikan jabatan tamu Instansi : Isikan nama asal instansi tamu Maksud/Tujuan : Isikan apa maksud kedatangannya Kesan/Pesan : Isikan kesan atau pesan dari tamu Tanda Tangan : tanda tangan tamu

9. Buku Agenda Surat Masuk dan Keluar

Buku ini dipergunakan untuk mencatat setiap surat keluar atau pun surat masuk/yang diterima di Kelompok Belajar.

Contoh Buku Agenda Surat Masuk dan Keluar

No. Nomor Surat Tanggal Surat Perihal Masuk/Keluar Pengirim Tujuan Surat Keterangan

PETUNJUK PENGISIAN

No Urut : cukup jelas No.Surat : cukup jelas Tanggal Surat : cukup jelas Perihal Surat : cukup jelas M/K : isikan huruf M jika surat masuk atau K jika surat keluar Pengrim : isikan dengan asal surat Tujuan surat : isi dengan alamat/instansi yang dituju

Keterangan : isikan tentang informasi penting tentang surat yang dikirim atau diterima, misalnya penting, segera, ditindaklanjuti dll.

10. Buku Daftar Nilai Peserta Didik

No. Nama Peserta Didik Nilai Tes/Tugas

Kehadiran (%) Keterangan I II III IV Dst.

11. Buku Tanda Terima Ijazah

Buku ini dipergunakan untuk mencatat serah terima ijazah dari pengelola Kelompok Belajar kepada peserta didik.

No. Nama Peserta Didik Nomor Induk Nomor Ijazah Tahun Ijazah

Tanggal Pengambilan Ijazah

Tanda Tangan

12. Contoh Rapor

13. Contoh Format Pindah Kelompok (Keluar)

14. Contoh Format Pindah Kelompok (Masuk)