perubahan konsep siswa mengenai rangkaian ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_full.pdfsiswa...

202
PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN LISTRIK PADA SISWA KELAS III SMP ANGKASA LANUD ADISUCIPTO MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Miftahul Jennah NIM : 021424019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i

Upload: others

Post on 14-Aug-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN LISTRIK

PADA SISWA KELAS III SMP ANGKASA LANUD ADISUCIPTO

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Miftahul Jennah

NIM : 021424019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

i

Page 2: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

ii

Page 3: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

iii

Page 4: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“HIDUP ADALAH SEBUAH PERJUANGAN “

Hanya kita yang bisa menolong diri kita sendiri

yang lain hanyalah faktor pendukung

SEBAGAI UNGKAPAN SYUKUR

KUPERSEMBAHKAN KARYA INI

BAGI :

Maha segala-galanya ALLAH SWT.

Bapa dan Mama

Adik-adikku (Sri, Naim, dan Fara)

Almarhum B’ta (Moh Azhar D’juma)

Almamater Tercinta

Page 5: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

PERNYATTAAN KEAASLIAN KAARYA

Saya men

atau bagia

daftar pust

nyatakan de

an karya or

taka sebaga

engan sesun

rang lain, k

aimana laya

ngguhnya b

kecuali yang

aknya karya

bahwa skrip

g telah dise

ilmiah.

psi ini tidak

ebutkan dal

k memuat k

lam kutipan

karya

n dan

YYogyakarta,

Miftahu

, Desember 2008

ul Jennah

v

Page 6: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

vi

ABSTRAK

Miftahul Jennah, Perubahan Konsep Siswa Mengenai Rangkaian Listrik Pada Siswa Kelas III SMP Angkasa Lanud Adisucipto Menggunakan Metode Demonstrasi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana konsep awal siswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang lengkap, (3) Apa yang menyebabkan konsep awal siswa salah atau kurang lengkap, (4) Bagaimana konsep siswa setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Juli - 2 Agustus 2008 di SMP Angkasa Lanud Adisucipto, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah siswa SMP kelas IX yang berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes tertulis yang terdiri dari pretes dan posttes, rancangan pembelajaran, dan pertanyaan wawancara. Rancangan pembelajaran disusun berdasarkan hasil pretes dan wawancara, wawancara dilakukan untuk mengetahui konsep awal siswa secara mendalam dan penyebab salah konsep atau konsep yang kurang lengkap pada siswa.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ditemukan adanya konsep awal siswa secara umum masih mengalami permasalahan atau konsep awal yang belum benar dan belum lengkap mengenai arus listrik, Hukum Ohm, Hambatan Kawat, serta Rangkaian Seri dan Paralel. (2) Melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi siswa mengalami perubahan konsep yang belum benar menjadi benar (3) Penyebab dari salah konsep yang terjadi pada siswa dalam penelitian ini adalah konsep awal yang dimiliki siswa, metode mengajar guru dan minat siswa.

Page 7: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

vii

ABSTRACT Miftahul Jennah, student’s conceptual change about Circuit Electric Using Demonstration Method at III Junior High School Angkasa Lanud Adisucipto. Physics Education Study Program, Department Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aims of this research are to know: 1) How students early concept about circuit electric?, 2) where the part early concept student`s misconception or not complete?, 3) What cause early concept student`s misconception or not complete?, 4) How student`s concepts about circuit electric after experiencing process using guided Demonstration Method.

The research was held since 14 th July 2008 until 2th August 2008 at 3th Junior High School Angkasa Lanud Adisucipto in Yogyakarta. Sample of this research are student`s of 3-A class that has 35 number. There are four steps to obtain data in this research, that is: pretest, interview, learning design, and interview. Interview doing for to know students early concept more understanding and cause misconception are not complete of concept student`s.

The research shows that: 1) Found concept understanding of participant which not correct and not complete about circuit electric. 2) Change pass Demonstration Method Most of the student`s felt conceptual change to be a correctly. 3) Misconception was happened to student`s in this research cause early concept student`s, teacher method teach, and interest

Page 8: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia_Nya

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perubahan Konsep

Siswa Pada Siswa kelas III SMP Angkasa Adisucipto Menggunakan Metode

Demonstrasi”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di

perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan strata satu.

Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bimbingan,

kesempatan, sarana, fasilitas, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bpk Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran selama penyusunan skripsi

2. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah memberikan

bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh studi di

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Sri Maryani, Spd. Selaku Guru Mata Pelajara Fisika Kelas IX SMP

Angkasa Adisucipto, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian terhadap siswa-siswi yang diasuhnya.

4. Sekretariat JPMIPA khususnya Pa Narjo dan Pa Sugeng atas bantuan

administrasinya, Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu peneliti dalam pengadaan alat dan persiapan penyusunan

instrument.

Page 9: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

5. Ba

ata

KA

tel

say

apaku Moha

as doa, duku

ASIH BAN

ah banyak

yang Bapa d

ammad Ali

ungan, biay

NYAK untuk

mengecawa

dan Mama.

Brandu dan

ya dan nasih

k semuanya

akan dan b

n Mamaku M

hat yang tiad

a, “ maafka

elum bisa m

Mahani Azh

da henti-hen

an anakmu

membangga

har yang ter

ntinya. TER

selama ini

akan kalian

rcinta

RIMA

yang

n. Mif

6. Ad

Sa

kel

bel

kit

dik-adikku

ahara atas pe

larin kuliah

lajarnya….

ta semua bis

yang tersa

erhatian, do

hnya ya….

.!!! Fara m

sa menjadi k

ayang Sri M

oa, dan duku

.!!! Naim

mboza, i’m b

kebanggaan

Murni, Nu

ungan yang

Gumu, yan

back to hom

n bapa dan m

rul Ainun

penuh selam

ng rajin da

me. Senang

mama, ok…

Naim, Fai

ma ini. Sri,

an semanga

gkan??? Sem

……!!!

iqotul

cepet

at ya

moga

7. Te

ma

ang

Ta

Ra

eman-teman

aran , yan

gkatan 200

asura 51 Ksi

atna, Anas, N

nku, Alfon,

ng telah m

02 yang ma

inta, Knona

Niken terim

Dina, Tas

memberikan

asih stay at

a, Nelda, Be

ma kasih ya

sa, Dedi,

n support

taupun da o

erna, mba H

telah menja

abang Jose

selama ini

out juga Te

Hesti, and N

adi bagian d

e, mba Den

i. Teman-t

eman-teman

New comer R

dalam hidup

ni, K

teman

n kos

Ririn,

pku.

8. Sis

par

swa-siswi k

rtisipasinya

kelas III A

a selama pen

SMP Ang

nelitian berl

gkasa Adisu

langsung.

ucipto atas kerja samaa dan

2008 YYogyakarta, Desember

Penuliss

ix

Page 10: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

x

1

1. Pengertian Konsep ......................................................................... 10

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

A. Perumusan Masalah ........................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB II. DASAR TEORI ............................................................................... 6

A. Pengetahuan Awal .............................................................................. 6

B. Hubungan Pembelajaran dengan Pengetahuan Awal ......................... 7

C. Konsep ............................................................................................... 0

Page 11: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

xi

BAB II

A.

B

1

2. Pemahaman Konsep ....................................................................... 13

3. Perubahan Konsep ............................................................................. 14

D. Miskonsepsi ....................................................................................... 25

E. Metode Demonstrasi ............................................................................. 27

F. Rangkaian Listrik ................................................................................. 33

I. METODE PENELITIAN ............................................................... 47

Jenis Penelitian ................................................................................... 47

. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47

C. Subjek Penelitian ................................................................................ 47

D. Desain Penelitian ................................................................................ 48

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 49

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 50

G. Metode Analisis Data ......................................................................... 65

BAB IV. DATA DAN ANALISIS ................................................................ 67

A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 67

B. Data Pretes Dan Wawancara Serta Pembahasan ................................ 68

C. Rangkuman Konsep Awal Siswa ....................................................... 105

D. Penyebab Konsep Yang Salah atau Kurang Lengkap pada Siswa ..... 106

E. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 109

F. Data Postes dan Pembahasan ................................................................ 22

G. Rangkuman Konsep Akhir Siswa ...................................................... 144

H. Peta Pemahaman Siswa ...................................................................... 146

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 149

A. KESIMPULAN .................................................................................. 149

Page 12: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

xii

B. SARAN .............................................................................................. 150

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 152

LAMPIRAN ................................................................................................... 154

Page 13: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

xiii

DAFTAR L MPIRAN

LAMPIRAN I

Data Hasil Pretes dan Posttest ........................................................................ 154

LAMPIRAN II

Rancangan Perencanaan Pembelajaran .......................................................... 158

LAMPIRAN III

Lembar Kerja Siswa ....................................................................................... 164

A

LAMPIRAN IV

Contoh Hasil Wawancara ............................................................................... 168

Page 14: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

LEM

PUBLI

Yang bertama

Nim

Demi pe

N

n

universita

PERUBPADA

Beserta pekepada Pmengalihkdata, menatau medimaupun msebagai pe D Dibuat di

emikian

Pada Tang

Yang men

(Miftahul

IKASI KARMBAR PER

anda tangan: Mifta: 0214

ngembangans sanata dha

BAHAN KOA SISWA K

MEN

erangkat yanPerpustakaakan dalam ndistribusikaia lain untumemberi roenulis.

pernyataan

Yogyakarta

ggal : 15 De

nyatakan

Jennah)

RYA ILMIRNYATAA

n di bawah iahul Jennah

424019

n ilmu pengarma karya

ONSEP SIKELAS III

NGGUNAK

ng diperlukan Universbentuk meannya secar

uk kepentingoyalti kepad

n ini saya bu

a

esember 200

IAH UNTUAN PERSE

ini, saya mah

getahuan, silmiah saya

SWA MENI SMP ANG

KAN METO.

kan (bila adasitas Sanatdia lain, mra terbatas,gan akademda saya sel

uat dengan s

08

UK KEPENETUJUAN NTINGAN AKADEMMIS

ahasiswa Unniversitas SSanata Dharmma:

aya membea yang berju

erikan kepaada perpustaa

NGENAI RGKASA LA

ODE DEMO

a). Dengan a Dharma

mengelolany dan memp

mis tanpa pelama tetap

sebenarnya.

udul:

RANGKAIAANUD ADIONSTRAS

demikian shak untu

ya dalam bepublikasikanerlu meminmencantum

.

AN LISTRISUCIPTO

kaan

IK

SI

aya memb

O

euk menyim

erikan

entuk pangmpan,

nnya di Intgkalan

nta ijin dariternet

mkan nama i saya

saya

xiv

Page 15: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut para ahli psikologi kognitif, manusia tidak lahir dengan

kepala yang kosong seperti tape kaset yang dapat diisi, tetapi waktu lahir pun

manusia sudah punya “isi’ otak yang memungkinkannya untuk belajar dari

lingkungan. Sejalan dengan perkembangan usia, anak tidak sekedar menyerap

informasi apa saja dari lingkungannya tetapi otaknya sudah selektif dengan

memilih informasi apa saja yang masuk dan mencari hubungannya dengan apa

yang sudah ada dalam otaknya. Demikianlah siswa secara alami mengisi

otaknya tentang berbagai fenomena alam sejak kecil sehingga dalam otaknya

telah terbentuk seperangkat pengetahuan yang sering disebut pengetahuan

awal atau sejenis teori siswa.

Siswa yang mengikuti pelajaran di kelas, sudah memiliki pengetahuan

awal tentang alam dan fisika. Namun guru kadang tidak menyadari dan

memperhitungkan hal tersebut. Secara umum, guru menganggap bahwa

pikiran siswa masih kosong dalam memulai suatu materi yang baru (belum

mempunyai konsep). Guru langsung memberikan dan menanamkan konsep

yang benar pada siswa tanpa memperhatikan apa yang sudah ada sehingga

dalam pikiran siswa terdapat campuran antara konsep yang dikembangkan

sendiri dari lingkungannya dan konsep yang sebenarnya yang diajarkan oleh

1

Page 16: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

2

guru. Campuran antara kedua konsep itu dapat menjadi pengertian yang salah

yang akan menyebabkan banyak kesulitan dalam fisika.

Menurut Suparno (2005:94-95) Proses pembelajaran yang benar

haruslah mengembangkan perubahan konsep pada diri siswa yang sedang

belajar. Perubahan itu secara umum dapat terjadi dalam dua bentuk.

Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti memperluas konsep,

dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap, dari belum sempurna

menjadi sempurna. Perubahan yang kedua adalah membetulkan konsep yang

salah menjadi benar sesuai dengan konsep para ahli fisika. Perubahan konsep

merupakan hal yang sangat penting maka hal itu perlu mendapat penekanan

dari pihak guru. Dengan dua perubahan itu diharapkan siswa yang belajar

akan mempunyai pengetahuan fisika yang lebih lengkap dan benar.

Ada dua macam proses perubahan konsep yaitu proses asimilasi dan

akomodasi. Dalam proses asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang

telah ada untuk menghadapi gejala atau fenomena baru dengan suatu

perubahan kecil yang berupa penyesuaian. Dalam proses akomodasi, siswa

harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lama

karena tidak cocok lagi dengan persoalan atau pengetahuan baru. Disini ada

perubahan secara drastis dan siswa sungguh-sungguh mengubah konsep yang

telah mereka miliki. Hal ini biasanya terjadi bila siswa mempunyai konsep

yang tidak cocok dengan konsep ilmiah. Perubahan konsep secara akomodasi

disebut juga secara radikal. Proses akomodasi dan asimilasi terus menerus

berjalan dalam diri seseorang.

Page 17: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

3

Walaupun perubahan konsep itu tidak mudah, terlebih perubahan

konsep yang salah ke konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah, namun bagi

guru yang ingin memajukan siswanya tetap perlu mengusahakan metode-

metode yang secara efesien membantu perubahan konsep tersebut. Salah satu

hal yang tidak boleh dilupakan adalah dengan siswa diberi kesempatan untuk

mengungkapkan gagasan dan konsep-konsep mereka dengan demikian akan

ketahuan salah konsep yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat merubah

konsepnya.

Ada beberapa metode pembelajaran fisika yang dapat membantu

proses perubahan konsep, salah satunya adalah dengan menggunakan metode

demonstrasi. Proses perubahan konsep dapat dikembangkan melalui

pembelajaran fisika dengan bantuan media karena dengan adanya media,

siswa ditunjukkan langsung, dan dirangsang agar lebih berminat mencari dan

melibatkan mereka secara aktif untuk mengamati, menalar mengenai hasil

percobaan, merumuskan kesimpulan, dan menjelaskan hasil percobaan.

Dengan demikian sehubungan dengan hal diatas dan demi berhasilnya

pembelajaran diharapkan para pendidik mau untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa sebelum proses belajar mengajar dimulai sehingga bisa membuka

konsep awal yang dimiliki siswa dan dapat membantu siswa mengubah

kerangka berpikir awal atau mengubah konsep yang salah yang dimiliki

mereka serta dapat merestrukturisasi pengetahuan awal siswa apabila

pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan konsep para fisikawan. Dengan

demikian diharapkan akan mendapat hasil pembelajaran yang lebih baik.

Page 18: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

4

Berdasarkan uraian diatas, penulis berminat untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan awal siswa tentang fisika khususnya menyangkut pokok

bahasan “Rangkaian Listrik” serta perubahan konsep yang dimiliki siswa

setelah mengalami proses pembelajaran dengan metode demonstrasi dengan

mengambil judul “PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI

RANGKAIAN LISTRIK PADA SISWA KELAS III SMP ANGKASA

LANUD ADISUCIPTO MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka

permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana konsep awal siswa pada pokok bahasan rangkaian listrik

sederhana?

2. Pada konsep mana sajakah, konsep awal siswa salah atau kurang lengkap?

3. Apakah yang menyebabkan konsep awal siswa salah atau kurang lengkap?

4. Bagaimana perubahan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan metode demonstrasi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui konsep awal siswa kelas pada pokok bahasan rangkaian

listrik sederhana

Page 19: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

5

2. Dapat mengetahui pada konsep mana saja konsep awal siswa salah atau

kurang lengkap

3. Dapat mengetahui sumber penyebab konsep awal siswa salah atau kurang

lengkap

4. Dapat mengetahui perubahan konsep yang terjadi pada siswa setelah

mengalami proses pembelajaran dengan metode demonstrasi

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti

Menambah pengelaman dalam menerapkan teori yang di peroleh

selama kuliah serta memperluas pengetahuan dan wawasan tentang

pembelajaran fisika yang menekankan pada perubahan konsep dengan

metode demonstrasi.

2. Bagi guru atau calon guru

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dipakai sebagai

pertimbangan dalam memilih metode mengajar yang sesuai dalam

pembelajaran fisika.

3. Bagi siswa

Dengan media pendidikan yaitu demonstrasi, siswa dapat terlibat

langsung dan dapat menimbulkan rasa ingin tahu juga dapat mendorong

motivasi belajar mereka.

Page 20: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

BAB II

DASAR TEORI

A. Pengetahuan Awal

Pada saat siswa menerima pelajaran sains secara formal dibangku

sekolah, didalam dirinya telah terbentuk seperangkat keyakinan tentang berbagai

fenomena alam. Dalam kasus-kasus tertentu, keyakinan atau intuisi tersebut

sangat kuat dipegang oleh siswa dan bisa jadi berbeda dengan teori-teori yang

diterima kebenarannya dan diajarkan di sekolah melalui pelajaran sains, akan

tetapi tidak jarang pula keyakinan yang telah berkembang sejalan dengan teori

yang diakui kebenarannya oleh para ilmuwan (Driver 1983:2-3, dalam

Sarkim,1998:242). Pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh siswa inilah

yang disebut dengan pengetahuan awal.

Selain itu Filsafat konstruktivisme secara singkat mengatakan bahwa

pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi

pengetahuan mereka melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan

lingkungan mereka (Suparno,1997:28). Dengan demikian siswa sendiri yang

mengkonstruksi pengetahuan mereka sejak awal sebelum mendapatkan pelajaran

formal di sekolah tentang bahan tertentu. Mereka mengkonstruksi sendiri dari

pengelaman mereka, lingkungan dan kejadian sehari-hari yang mereka alami.

Setiap orang mempunyai struktur pengetahuan awal (skema) yang

berperan sebagai suatu filter dan fasilitator terhadap ide-ide dan pengalaman-

6

Page 21: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

7

pengalaman yang baru. Skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan

proses asimilasi dan akomodasi. Proses berubah dan berkembangnya skema

seseorang untuk dapat memahami tantangan pemikiran dari luar disebut proses

adaptasi (Suparno,2005:88).

Pengetahuan awal menurut Driver seperti yang dikutip oleh Sarkim

(1998:243) mempunyai ciri-ciri : (1) bersifat sangat personal, artinya

pengetahuan sangat bervariasi meskipun mengacu pada pokok yang sama, (2)

tampak tidak koheren, artinya bahwa pengetahuan tersebut seringkali tidak

senilai dengan pengetahuan sebelumnya dan hal ini digunakan untuk

menjelaskan atau meramalkan dalam konteks kepentingan yang berbeda-beda

pula, (3) bersifat stabil, artinya sekalipun sudah mengikuti pelajaran di sekolah

siswa tidak memodifikasi pengetahuannya meskipun pengetahuan itu sudah coba

diubah oleh guru dengan menunjukkan bukti yang bertentangan dengan

pengetahuan yang dimiliki siswa, (4) pemikiran anak didominasi oleh persepsi

yang disebabkan oleh penalaran didasarkan pada peristiwa-peristiwa

terobservasi, (5) pusat perhatian siswa terbatas dan kurang memperhatikan hal-

hal lain yang mestinya terkait, (6) pusat perhatian lebih pada perubahan bukan

pada keadaan, dimana hal ini sangat terkait dengan perhatian siswa yang terbatas.

B. Hubungan Pembelajaran Dengan Pengetahuan Awal

Suparno (1997:61) mengatakan bahwa belajar merupakan proses aktif.

Pelajar mengkonstruksi arti, entah teks, dialog, pengelaman fisis dan lain-lain.

Page 22: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

8

Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau bahan yang diajarkan dan pengertian yang sudah dipunyai

sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain;

1. Belajar berarti membetuk makna. Makna diciptakan manusia dari apa yang

mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh

pengertian yang telah ia punyai.

2. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan

dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik

secara kuat maupun secara lemah.

3. Belajar bukanlah mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan

pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukan hasil

perkembangan melainkan perkembangan itu sendiri; yakni suatu

pengembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran

seseorang.

4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam

keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan

(disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengelaman belajar dengan dunia fisik dan

lingkungan.

6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa.

Konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan

bahan yang dipelajari.

Page 23: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

9

Dari uraian diatas dapat didefenisikan bahwa ciri-ciri kegiatan belajar

adalah menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap individu yang belajar, sehingga bagi siswa belajar berarti

mencoba memahami apa yang disampaikan dalam proses belajar mengajar

dengan pengelaman yang telah dimiliki atau mengkonstruksi struktur dasar baru

yang merupakan perpaduan antara yang telah dimiliki dengan yang baru. Dengan

demikian sangatlah penting mengetahui pengetahuan awal siswa.

Pandangan tentang pentingnya pengetahuan awal siswa dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, didasari keyakinan bahwa

pembelajaran sains akan mengakibatkan restruktusasi konsep siswa. Keyakinan

tersebut juga membawa konsekuensi pada perlunya guru memahami adanya

konsep awal siswa agar guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran

yang membantu siswa dalam melakukan restrukturisasi konsepnya. Ausubel

(dalam Dahar 1989:117) berpendapat bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi proses belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Untuk itu

guru perlu mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa. Dalam hal ini Slameto

(1988:37) mengatakan bahwa guru yang mengajar perlu memperhatikan

pelajaran yang akan disampaikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa

sehingga siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah

dimiliki dengan pelajaran yang akan diterima.

Waktu pertama kali datang ke kelas, siswa sudah membawa makna

tertentu tentang dunianya. Inilah pengetahuan dasar mereka untuk dapat

Page 24: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

10

mengembangkan pengetahuan yang baru. Juga mereka membawa perbedaan

tingkat intelektual, personal, sosial, emosional, dan kultural. Ini semua

mempengaruhi pemahaman mereka. Latar belakang dan pengertian awal yang

dibawa siswa tersebut sangat penting dimengerti oleh pengajar agar dapat

membantu memajukan dan memperkembangkannya sesuai dengan pengetahuan

yang lebih ilmiah (Suparno,1997:63).

C. Konsep

1. Pengertian Konsep

Dalam belajar, guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan

dengan sejumlah konsep sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari. Setiap

konsep dapat berhubungan dan hubungan ini dijelaskan dengan prinsip,

hukum, dan teori yang ada. Euwee van Berg berpendapat bahwa dalam fisika

konsep adalah segala pengertian yang sudah ada mengenai benda-benda,

gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi dan ciri – ciri yang

menjadi obyek dalam proses belajar mengajar fisika, penelitian, dan

penerapannya untuk berbagai kepentingan (Kartika Budi, 1992: 39).

Menurut Sund sebagaimana dikutip oleh Kartika Budi (1987:234)

konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu. Dalam Fisika konsep

tersebut dapat berupa obyek, prinsip, hukum atau teori. Konsep tentang

sesuatu adalah hasil dari suatu proses yang disebut persepsi. Proses persepsi

adalah proses pemberian atau penangkapan arti dari sejumlah informasi yang

Page 25: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

11

diterima. Dengan demikian konsep merupakan pengertian yang dimiliki

seseorang, yang tertanam dalam pikirannya berdasarkan pengelaman dan

kejadian yang dialaminya dari suatu objek. Jadi ketika seseorang tersebut

berurusan dengan objek yang sama maka dengan sendirinya konsep tentang

objek tersebut sudah ada dalam pandangannya.

Pada saat belajar, setiap siswa akan menafsirkan dan menangkap

makna dari konsep yang dipelajari. Tafsiran dari konsep yang dipelajari

tersebut dapat berbeda pada setiap siswa. Perbedaan tersebut dapat

dipengaruhi oleh oleh perbedaan proses pembentukan, tingkat pendidikan,

aspek yang ditonjolkan, sudut pandang, dan konsep lain yang melatar

belakangi (Kartika Budi,1998:162-163).

Menurut Kartika Budi (1987:237) dalam pembelajaran fisika kita

berhadapan dengan konsep fisis, baik itu konsep konkrit maupun konsep

proses. Robert B. Sund dalam Kartika Budi (1987:235) menjelaskan bahwa

konsep konkrit adalah konsep yang mengacu pada obyek seperti benda-benda,

besaran-besaran, atau atribut dari besaran. Sedangkan konsep proses adalah

konsep yang mengacu pada proses dari benda-benda atau besaran-besaran

fisis. Menurut Flavell (1970) sebagaimana dikutip oleh Ratna Willis Dahar

(1989:79-80) mengungkapkan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam

tujuh dimensi yaitu :

a. Atribut. Setiap komponen mempunyai sejumlah atribut yang berbeda baik

secara fisik maupun secara fungsional. Contohnya, konsep meja harus

Page 26: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

12

mempunyai permukaan yang datar, dan sambungan-sambungan yang

mengarah kebawah yang mengangkat permukaan itu dari lantai.

b. Struktur yaitu menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-

atribut. Ada tiga macam struktur yaitu (1) stuktur konjunktif yaitu konsep

dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat-

syarat sebagai konsep, misalnya percepatan adalah perubahan kecepatan

tiap selang waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan selang waktu

harus ada agar memenuhi konsep percepatan, (2) konsep-konsep disjunktif

yaitu konsep-konsep dimana satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada,

(3) konsep-konsep relasional yaitu konsep yang menyatakan hubungan

tertentu antara atribut-atribut konsep.

c. Keabstrakkan. konsep-konsep yang dapat dilihat dan konkret, atau konsep-

konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.

d. Keinklusifan, mengacu pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam

konsep.

e. Generalisasi atau keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat

berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya., misalnya energi

merupakan superordinat dari energi kinetik.

f. Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk

membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.

g. Kekuatan, ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu

penting.

Page 27: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

13

Oleh karena orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda,

maka orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus-

stimulus dengan cara yang tertentu. Karena konsep-konsep itu adalah

abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman, dan karena tidak ada dua

orang yang mempunyai pengalaman yang sama persis, maka konsep-konsep

yang dibentuk orang mungkin berbeda juga

2. Pemahaman Konsep

Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiliki

kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu

bentuk pengertian yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang

dibicarakan. Seseorang dikatakan dapat memahami apabila ia dapat

menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafik, mengubah hukum kedalam

persamaan matematis, mengubah persamaan matematis kedalam kalimat, dan

menafsirkan tabel (Irmina Umi Purwanti,2002:17). Sehingga pemahaman

konsep dapat didefinisikan sebagai bentuk pengertian terhadap suatu

gambaran atau abstraksi tentang situasi-situasi atau ciri-ciri yang memiliki ciri

khas yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu benda atau simbol.

Pemahaman menurut Kartika Budi (1987:233) merupakan salah satu

aspek kognitif yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

di sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang menonjol atau aspek yang paling

ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan pembelajaran, maka pertama-tama yang

Page 28: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

14

dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang dipelajari. Untuk

memutuskan seseorang memahami suatu konsep maka diperlukan kriteria atau

indikator-indikator. Kriteria atau indikator tersebut antara lain menurut

Kartika Budi (1992:114): (a) dapat menyatakan pengertian konsep dalam

bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri; (b) dapat menjelaskan makna

dari konsep bersangkutan kepada orang lain; (c) dapat menganalisis hubungan

antar konsep dalam suatu hukum; (d) menerapkan konsep untuk: (i)

menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, (ii) untuk

memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun praktis, (iii)

memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem

bila kondisi tertentu dipenuhi; (e) dapat mempelajari konsep lain yang

berkaitan dengan lebih cepat; (f) dapat membedakan konsep yang satu dengan

konsep yang lain yang saling berkaitan; (g) dapat membedakan konsepsi yang

salah; dan (h) dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam

suatu pokok bahasan. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui

berdasarkan beberapa indikator diatas.

3. Perubahan Konsep

Menurut Piaget, belajar adalah proses perubahan konsep. Dalam

proses tersebut siswa setiap kali membangun konsep yang baru melalui

asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh sebab itu belajar merupakan

proses yang terus menerus, tidak berkesudahan (Paul Suparno,1997:35).

Page 29: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

15

Perubahan konsep dapat berupa melengkapi pengetahuan (konsep) yang sudah

ada ataupun mengkonstruksi pengetahuan baru. Pengertian dan pengetahuan

manusia terus berubah, terus berkembang, tidak pernah statis berhenti.

Menurut Toulmin, bagian terpenting dalam pengertian manusia adalah

perkembangan konsepnya yang evolutif, terus berubah pelan-pelan dan bukan

konsep yang telah baku, prosedur yang stereotip, atau konsep yang tidak dapat

diubah. Dalam perkembangan konsep, seseorang merubah gagasan mereka

lebih maju. Rasionalitas manusia justru terletak pada bagaimana seseorang

mengubah konsep, prosedur, dan gagasan mereka untuk semakin maju

(Novak 1977 dalam Suparno 2005:85). Posner dkk menjelaskan adanya dua

fase yang dapat dibedakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains, yaitu

central commitments dan the central commitments in need of modification.

Dalam central commitments para ilmuwan mendefenisikan persoalan, strategi

menghadapi persoalan itu, dan menentukkan kriteria untuk penyelesaian.

Dalam fase yang kedua, the central commitments in need of modification,

ilmuwan harus mengubah central commitments bila itu bertentangan dengan

asumsi dasar mereka. Perubahan itu harus dilakukan, bila defenisi, strategi,

dan kriteria yang digunakan ternyata menghasilkan akibat-akibat yang

berlawanan dengan asumsi dasar para ilmuwan. Perubahan harus juga

dilakukan bila defenisi, strategi maupun kriteria yang digunakan tidak dapat

menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Suparno, 2005 :85).

Page 30: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

16

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa belajar adalah proses

perubahan konsep dimana melalui tahap proses asimilasi dan proses

akomodasi. Dalam asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah

ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa

penyesuaian sedangkan dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau

mengubah konsep-konsep mereka yang lama karena tidak cocok lagi dengan

persoalan yang baru. Disini ada perubahan secara drastis dan siswa sungguh-

sunguh mengubah konsep yang telah mereka punyai. Hal ini biasanya terjadi

bila siswa mempunyai konsep yang tidak cocok dengan konsep ilmiah.

Menurut Posner dkk. (Suparno,2005:90) supaya terjadi proses

akomodasi memerlukan beberapa kondisi yang harus dipenuhi, antara lain :

a. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada. Siswa mengubah

konsep mereka jika mereka percaya bahwa konsep yang telah mereka

punyai tidak dapat lagi digunakan dalam menghadapi situasi, pengelaman

atau gejala yang baru. Jadi konsep lama sudah usang.

b. Konsep yang baru harus intelligible (dapat dimengerti). Siswa dapat

mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat didekati dengan

konsep-konsep baru tersebut.

c. Konsep yang baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk

memecahkan persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu,

dan konsisten dengan teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman

yang lama.

Page 31: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

17

d. Konsep baru harus berguna untuk program riset dan mempunyai

kemampuan untuk dikembangkan dan membuka penemuan yang baru.

Menurut Posner dkk. salah satu penyebab terbesar ketidak puasan

terhadap konsep lama adalah adanya peristiwa anomali. Suatu peristiwa yang

bertentangan dengan yang dipikirkan siswa, dimana siswa tidak dapat

mengasimilasikan pengetahuannya untuk memahami fenomena yang baru

(Suparno, 1997:51). Bila siswa mengalami peristiwa anomali mereka akan

merevisi dan mengubah konsep yang lama untuk menghindari konflik

dipikirannya.

Banyak pendidik sains menggunakan data anomali untuk memacu

perubahan konsep pada anak (Chinn 1993 dalam Suparno 1997:51). Dalam

proses itu mereka membuat atau menyediakan eksperimen atau pengalaman

yang memberikan data-data yang berlawanan dengan prediksi siswa atau

pengertian siswa (Suparno, 2005:91). Data anomali berperan besar dalam

perubahan konsep dalam sejarah sains.

Carey menjelaskan ada dua macam pengertian restrukturisasi yaitu

lemah dan kuat. Restrukturisasi lemah tidak mengubah konsep, tetapi

restrukturisasi kuat mengubah konsep (Dykstra dkk 1992 dalam Suparno

2005:93). Untuk dapat membuat restrukturisasi kuat, perlu metode pengajaran

yang dapat mengubah konsep. Strategi yang membuat disekuilibrium

(ketidakseimbangan) dalam pikiran siswa akan mudah menyebabkan

perubahan konsep. Restrukturisasi lemah ini sesuai dengan istilah asimilasi

Page 32: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

18

dari Posner, sedangkan restrukturisasi kuat sesuai dengan istilah akomodasi

dari Posner. Dalam restrukturisasi lemah, konsep awal yang dipunyai siswa

tidak diubah secara total tetapi hanya disesuaikan sedangkan dengan

restrukturisasi kuat, konsep siswa diubah secara total menjadi konsep yang

berlainan (Suparno, 2005:93).

Pembelajaran fisika yang baik adalah pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya perubahan konsep secara cepat dan efesien.

Perubahan konsep yang terjadi pada kegiatan pembelajaran fisika yang

pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas konsep dari konsep

yang belum lengkap menjadi lebih lengkap, dari konsep yang belum sempurna

menjadi sempurna sedangkan perubahan kedua adalah proses pembetulan

konsep yaitu dari konsep yang salah menjadi benar atau menjadi sesuai

dengan konsep para ahli fisika.

1) Proses perluasan konsep

Proses yang pertama adalah proses memperluas konsep yang

sudah ada. beberapa cara membantu siswa menambah konsep atau

pengetahuan mereka tentang bahan fisika, antara lain :

a) Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa.

Yaitu dengan cara guru menjelaskan konsep yang baru sesuai dengan

urutan kurikulum yang telah direncanakan.

Page 33: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

19

b) Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan

itu sehingga konsepnya bertambah. Model belajar mandiri ini perlu

bantuan pengarahan dari guru.

c) Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah

disediakan, baik dari buku maupun multimedia fisika.

Pembelajaran untuk menambah konsep diatas juga dapat

mengakibatkan bertambahnya miskonsepsi. Memang dalam pembelajaran

siswa mengalami penambahan konsep yang sangat banyak, namun

miskonsepsinya juga bertambah. Dalam proses pengembangan

pengetahuan, memang kedua hal ini dapat berjalan seiring. Namun tentu

saja yang ideal adalah bila miskonsepsinya makin berkurang.

2) Pembetulan konsep yang salah

Untuk proses ini tidak cukup guru menambah bahan fisika dalam

pembelajaran. Tetapi harus memikirkan strategi yang tepat untuk

membetulkan miskonsepsi yang dialami siswa. Banyak ahli dalam fisika

mengusulkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang

menyediakan pengalaman anomali bagi siswa. Siswa diberikan kesadaran

bahwa konsep awal yang mereka miliki tidak tepat, salah atau tidak sesuai

dengan situasi yang ada. Untuk menyadarkan siswa dari kesalahan konsep

yang mereka miliki dengan menyediakan data anomali. Dimana siswa

diajak untuk menjelaskan masalah baru dengan konsep lamanya yang

memang ternyata tidak mencukupi dan siswa tertantang untuk mengubah

Page 34: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

20

konsepnya. Dengan hasl eksperimen yang berlainan dengan konsep awal

siswa, maupun melalui diskusi dengan orang yang mempunyai konsep

lain, siswa tertantang untuk memikirkan kembali konsep awalnya,

sehingga siswa terbantu untuk mengubah konsep awal mereka.

Menurut Joan Davis (2001) sebagaimana dikutip oleh Suparno

(2005:97) seorang guru dalam mengajarkan perubahan konsep harus

memperhatikan dua hal pokok:

a) Membuka konsep awal siswa.

Perubahan konsep hanya mungkin terjadi bila siswa sadar akan konsep

awal mereka, entah benar entah tidak. Dari konsep awal itulah dapat

dilihat dimana miskonsepsi mereka dengan segala alasannya. Maka

diperlukan kepiawaian guru untuk membantu siswa berani

mengungkapkan pikiran atau gagasan mereka.

b) Membantu siswa mengubah kerangka berpikir awal

Dalam langkah ini guru mencari beberapa teknik yang sesuai untuk

menantang agar siswa mengubah gagasan mereka yang tidak benar.

Untuk dapat membantu mengubah kerangka berpikir awal siswa, guru

perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu semua pengetahuan dan

kepercayaan yang dipunyai siswa. Hal ini meliputi antara lain ;

(1) Pengetahuan awal atau konsep yang telah ada dalam diri siswa

(2) Relasi antara konsep-konsep tersebut dalam pikiran siswa

Page 35: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

21

(3) Pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternatif yang dipunyai

siswa

(4) Keyakinan epistemologis siswa, yaitu keyakinan siswa yang

membuat siswa percaya bahwa pengetahuannya benar. Keyakinan

ini sangat penting agar guru dapat membantu siswa mengubah

keyakinan. Tanpa perubahan keyakinan, siswa akan sulit

mengubah konsep dan gagasan mereka.

Dalam mengajar untuk perubahan konsep perlu dimengerti bahwa

konsep awal siswa itu resisten terhadap perubahan. Ini terjadi karena siswa

percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia

ini. Maka untuk membuang pengertian itu tidaklah mudah. Itulah sebabnya

seorang guru hanya menyajikan konsep yang benar kepada siswa dan

memberitahukan kepada siswa bahwa pikiran mereka tidak tepat, tidak akan

mengubah konsep awal siswa. Dalam pengajaran perubahan konsep, siswa

perlu dibantu untuk secara konstruktif mau mereorganisasi pengetahuan

mereka dan ini tidaklah mudah (Davis, 2001:6 dalam Suparno, 2005 :98)

Menurut Duit (1999, dalam Suparno, 2005:98), strategi yang perlu

dikembangkan dalam perubahan konsep agar lebih efektif menyangkut dua

hal pokok:

1. Guru membuat situasi sedemikian rupa sehingga konsep awal siswa

menjadi eksplisit dan tampak jelas

Page 36: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

22

2. Guru menantang agar muncul konflik kognitif pada siswa dan terjadi

disequilibrium dalam pengertian siswa. Bila ini terjadi maka siswa akan

merasa tidak nyaman pikirannya dan akan lebih menerima pengertian baru

yang lebih intelligible, plausible, dan fruitfull.

Beberapa peneliti, ahli, dan pendidik fisika menemukan beberapa

metode pembelajaran fisika yang telah terbukti dapat membantu perubahan

konsep, terutama perubahan konsep fisika yang kurang benar ke arah yang

lebih benar (Suparno, 2005:102). Beberapa metode itu antara lain:

1. Bridging analogy (analogi penghubung)

Model penjelasan analogis adalah model penjelasan suatu konsep atau

topik dengan cara menganalogikan suatu konsep dengan suatu peristiwa

yang dimengerti siswa

2. Simulasi komputer

Dalam simulasi ini siswa dapat memanipulasi data, mengumpulkan data,

manganalisis data, dan mengambil kesimpulan.bila dalam simulasi siswa

menemukan siswa menemukan data yang sangat berbeda dengan yang

mereka pikirkan sebelumnya, maka siswa akan mengalami konflik dalam

pikirannya. Konflik inilah yang memacu memacu mereka untuk bertanya.

3. Wawancara diagnosis

Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara

bebas, guru bebas bertanya dan siswa bebas untuk menjawab. Apa yang

hendak ditanyakan dan urutan pertanyaan dalam wawancara tidak perlu

Page 37: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

23

dipersiapkan. Pada wawancara terstruktur, pertanyaan sudah dipersiapkan

dan urutannya secara garis besar sudah disusun sehingga memudahkan

dalam wawancara. Melalui wawancara tersebut akan diketahui pemahaman

yang dimiliki siswa mengenai konsep tertentu dan hubungannya dengan

konsep lain. Siswa juga dapat menjelaskan alasan dari pemahaman konsep

tersebut, sehingga apabila terjadi salah konsep ataupun perubahan konsep

dapat terdeteksi dengan jelas

4. Diskusi kelompok

Diskusi merupakan cara yang baik untuk mengungkapkan pengetahuan

siswa. Diskusi dengan teman lain tentang konsep yang baru saja dipelajari

akan membuat mereka tertantang untuk mengerti lebih dalam. Mereka

saling mengungkapkan konsep dan gagasan mereka maing-masing

mendengarkan gagasan teman lain dan memperdebatkannya secara

argumentatif rasional gagasan mereka yang berbeda.

5. Peta konsep

Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk merepresentasikan

suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep terssebut. Peta

konsep ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi.

Menurut Novak,dkk (dalam Suparno,2005:111) Peta ini mengungkapkan

hubungan-hubungan yang berarti antar konsep-konsep dan menekankan

gagasan-gagasan pokok. Peta konsep dibentuk berdasarkan pada

pemahaman siswa mengenai konsep tersebut dan hubungannya dengan

Page 38: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

24

konsep lain. Selain mendeteksi miskonsepsi pada siswa, peta konsep dapat

pula menunjukkan perubahan konsep yang telah terjadi. Hal ini akan lebih

jelas apabila disertai dengan wawancara yang dilakukan oleh guru pada

siswa.

6. Problem solving

Problem solving adalah model pembelajaran dengan cara pemecahan

persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik

yang hendak diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan

itu.sebaiknya guru meminta agar iswa mengungkapkan bagaimana cara

mereka memecahkan persoalan tersebut dan bukan hanya melihat hasil

akhirnya.

7. Percoban atau pengalaman lapangan

Percobaan tau pengalaman lapangan adalah cara yang baik untuk

mengontraskan pengertian siswa dengan kenyataan (Gilbert, watts,osborne,

1982; brauwer, 1984;McClelland, 1985 dalam Suparno, 2005:114).

Percobaan dan pengamatan dapat menghilangkan miskonsepsi intuitif

siswa. Percobaan dapat menantang intuisi mereka , apakah benar atau

tidak.

8. Pertanyaan terus menerus di kelas

Salah satu metode untuk membantu perubahan konsep secara umum adalah

dengan model pertanyan terus menerus di kelas. Guru mengajukan

pertanyaan di kelas, lalu siswa dibiarkan menjawab sebebas-bebasnya. Dari

Page 39: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

25

jawaban siswa, guru meneruskan bertanya lebih dalam sehingga semua

konsep, baik yang tidak benar dan benar, diungkapkan. Metode ini

memang tidak dapat meyakinkan bahwa setiap siswa akan mengalami

perubahan konsep, tetapi siswa secara klasikal dapat membantu beberapa

siswa mengubah konsepnya. Yang diperlukan agar cukup piawai

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing gagasan

siswa.

D. Miskonsepsi

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak

sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam

bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan

yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif, atau pandangan yang

naif (Suparno, 2005:4).

Suparno (2005:4) mengutip pendapat beberapa ahli tentang miskonsepsi,

yaitu: Novak (1984) mendefenisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi

konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Menurut

Brown (1989;1992), menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang

naif dan mendefenisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine (1987) menemukan

miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara

konsep-konsep. Sedangkan menurut Fowler (1987) miskonsepsi sebagai

Page 40: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

26

pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaaan konsep yang salah,

klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda,

dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Banyak peneliti menemukan bahwa siswa telah mempunyai miskonsepsi

sebelum mereka memperolah pelajaran formal. Jenis miskonsepsi yang paling

banyak terjadi adalah, bukan pengertian yang salah selama proses belajar

mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas

formal. Jadi demikian dapat dilihat bahwa konsep awal pada siswa sangat

berpengaruh dalam mereka mengikuti proses pembelajaran, dimana dalam

pikiran mereka sudah ada pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri dari

pengelaman mereka dengan lingkungan baik dari lingkungan tempat tinggal

maupun lingkungan bermain mereka dengan teman sebaya. Bahkan konstruksi

pengetahuan sudah terjadi dari kecil dimana mereka sudah belajar untuk

mengetahui sesuatu. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains.

Miskonsepsi dalam bidang fisika meliputi banyak bidang seperti mekanika,

termodinamika, optika, bunyi, dan gelombang, listrik magnet, dan fisika modern.

Miskonsepsi sulit dibenahi atau dibetulkan, terlebih bila miskonsepsi itu

dapat membantu memecahkan persoalan tertentu. Miskonsepsi pada siswa tidak

bisa diatasi atau berubah bila metode mengajar yang dipilih guru adalah metode

ceramah. Maka dianjurkan agar memilih metode mengajar yang menantang

pikiran siswa, membuat mereka bingung pada konsep awal yang mereka miliki,

menimbulkan keraguan pada apa yang mereka pikirkan, sehingga merangsang

Page 41: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

27

mereka untuk bertanya. Metode mengajar yang dimaksud adalah dengan

mejelaskan pada siswa menggunakan peristiwa anomali yang mana peristiwa

tersebut bertentangan dengan konsep awal siswa seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

Miskonsepsi terjadi di semua jenjang pendidikan, dari sekolah dasar

sampai dengan perguruan tinggi, bahkan juga terjadi pada guru dan dosen

sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa lebih besar. Miskonsepsi juga

terjadi pada buku-buku pelajaran fisika yang dijual di pasaran sehingga

menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada guru dan siswa yang menggunakan

buku tersebut. Untuk mengatasi miskonsepsi tidak hanya dari satu pihak saja

tetapi dari berbagai pihak dan berbagai level yang berkaitan dengan pendidikan.

E. Metode Demonstrasi

Metode atau cara guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar

merupakan salah satu faktor penentuan keberhasilan dalam kegiatan belajar

mengajar. Metode atau teknik mengajar merupakan sekumpulan teknik-teknik

pengajaran yang dikelola secara sistematis dengan tujuan siswa mengalami

kemudahan dalam memahami objek belajar. Dalam beberapa tahun terakhir,

salah satu program untuk mengembangkan metode mengajar moderen adalah

metode mengajar yang selama proses pembelajarannya menekankan pada

keterlibatan siswa secara aktif. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah

demonstrasi.

Page 42: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

28

Dengan demikian kegiatan belajar mengajar dengan demonstrasi adalah

kegiatan belajar mengajar yang didalamnya terdapat kegiatan untuk

menunjukkan sesuatu. Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti

pertunjukan. Maka model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai

model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses,

informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika (Suparno, 2006:142)

Dalam arti sempit demonstrasi sebagai metode pembelajaran mempunyai

hakikat yaitu percobaan yang dilakukan untuk memperoleh data (Sund, 1973: 61

dalam Kartika Budi, 2005 :43), sehingga proses analisis dan kesimpulan dapat

berlangsung. Dalam demonstrasi, guru atau sekelompok siswa menunjukkan

sesuatu kepada orang lain atau kelompok lain. Menurut Muhibbin Syah (1995:

209) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kegiatan, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan pengertian diatas,

maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan interaksi

belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan,

proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh

siswa atau sebagian siswa (Moedjiono dan Dimyanti, 1992 :72 ).

Dalam proses kegiatan belajar mengajar fisika, sesuatu yang ditunjukkan

dapat berupa obyek, gejala, proses atau suatu percobaan yang telah dimodifikasi

atau disederhanakan. Demonstrasi dapat dilakukan di laboratorium, di muka

Page 43: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

29

kelas, atau di luar kelas. Demonstrasi dapat dilakukan dimanapun sesuai dengan

kemudahan yang tersedia dan prosedur-prosedur pelaksanaannya (Kartika Budi,

1998). Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru; guru dengan bantuan siswa; atau

siswa secara perorangan atau kelompok.

Menurut (Sund,1973:168 dalam Kartika Budi,1998), pelaksanaan

demonstrasi dibedakan atas demonstrasi guru, demonstrasi guru-siswa, dan

demonstrasi siswa. Demonstrasi guru merupakan demonstrasi yang dilakukan

sepenuhnya oleh guru, demonstrasi ini baik dilakukan apabila percobaan sukar.

Perlu kahati-hatian dan resiko yang tinggi, resiko kerusakan alat dan bahaya

cukup tinggi, kemungkinan kegagalan cukup besar. Demonstrasi guru siswa

adalah demonstrasi yang dilakukan oleh guru, dibantu oleh satu atau dua siswa

untuk bagian kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa. Demonstrasi siswa

adalah demonstarsi yang sepenuhnya dilakukan oleh siswa dibawah pengawasan

dan bimbingan guru, demonstrasi ini dapat dilakukan dengan percobaan yang

muda, aman, dan yang pasti berhasil.

Kunci berhasilnya demonstrasi adalah interaksi antara guru dan siswa.

Dengan melihat dan mendengarkan saja, belum tentu siswa belajar ataupun siswa

belajar hal yang salah. Melalui interaksi, guru dapat mengenal pikiran siswa dan

mengoreksinya jika terdapat kesalahan. Waktu demonstrasi siswa diajak untuk

berpikir. Biasanya demonstrasi dalam pelaksanaanya dapat dihentikan sementara

dan siswa diberikan pertanyaan – pertanyaan atau tugas. Persiapan tanya jawab

adalah tugas yang terpenting dalam demonstrasi. Dalam beberapa percobaan

Page 44: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

30

guru dapat meminta siswa untuk memprediksikan hasil percobaan dan menulis

hasil prediksi serta penjelasan. Tugas memprediksi sangat penting dalam

percobaan dengan hasil yang tidak cocok dengan intuisi. Dalam percobaan

semacam itu, kebanyakan siswa merasa mampu untuk memprediksikan hasil,

tetapi jika hasil percobaan berbeda dengan intuisi siswa, motivasi mereka untuk

memahami penjelasan justru tinggi.

Demonstrasi dan hasilnya seringkali lebih mudah dipahami dan diingat

dibandingkan dengan bahasa buku ataupun penjelasan dari guru. Demonstrasi

akan bermanfaat dengan baik apabila dilaksanakan dengan tepat dan persiapan

yang mantap. Demonstrasi memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.

Adapun keunggulan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut : Muhibbin

Syah (1995: 210-211) mengungkapkan keunggulan menggunakan metode

demonstrasi antara lain : (1) perhatian siswa lebih dapat dipusatkan, (2) proses

belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, (3) pengalaman

dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Menurut Moedjiono dan Muh. Dimyanti (1992: 74-75) keunggulan

menggunakan metode demonstrasi antara lain: (1) memperkecil kemungkinan

salah konsep bila dibandingkan dengan siswa hanya membaca atau mendengar

penjelasan saja; (2) memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam

kegiatan demonstrasi, sehingga memberikan kesempatan yang benar bagi para

siswa memperoleh pengalaman-pengalaman; (3) memudahkan pemusatan

perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting, sehingga para siswa akan

Page 45: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

31

benar-benar memberikan perhatian khusus pada hal tesebut. Dengan kata lain,

perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju

yang lain; (4) memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal

yang belum mereka ketahui selama proses demonstrasi berjalan, jawaban dari

pertanyaan dapat disampaikan oleh guru.

Sedangkan Menurut Ed van den Berg dkk (1991:25) keunggulan

demonstrasi adalah : (a) dengan demonstrasi pemikiran siswa dapat dibimbing

oleh guru secara langsung. Maka demonstrasi merupakan cara mengajar yang

lebih sistematis dan lebih terkontrol; (b) demonstrasi dapat dilaksanakan dalam

pelajaran biasa (tidak membutuhkan waktu di luar jam sekolah); (c) demonstrasi

dapat diajar secara terpadu dengan teori; (d) demonstrsi tidak membutuhkan

ruangan khusus dan satu set peralatan cukup; (e) demonstrasi membutuhkan

waktu persiapan tetapi tidak sama banyak dengan praktikum.

Adapun kelemahan demonstrasi adalah sebagai berikut : 1) Apabila

jumlah siswa terlalu banyak maka tidak semua siswa bisa melihat dengan jelas,

2) Bila obyek yang didemonstrasikan terlalu kecil dan hanya dapat dilihat dengan

mikroskop, maka sulit sekali untuk dapat menunjukkan yang mana yang harus

diperhatikan, 3) Tidak semua hal yang didemonstrasikan guru dapat diulang

berkali-kali. 4) Dengan metode demonstrasi siswa tidak selalu mengalami

percobaan sendiri.

Untuk mengatasi kelemahan dapat dilakukan hal-hal antara lain (1) agar

setiap siswa dapat melihat dengan jelas maka kegiatan demonstrasi dilakukan

Page 46: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

32

ditengah-tengah siswa atau menggunakan meja yang lebih tinggi dibandingkan

meja siswa, (2) jika peralatan demonstrasi sederhana dan dimungkinkan siswa

bisa membuatnya maka siswa dapat menirukannya diluar sekolah sehingga siswa

mengalami sendiri percobaan.

Menurut Ed van den Berg, dkk (1991: 24 ) manfaat demonstrasi dapat

dilihat dari dua aspek yaitu manfaat dari segi pendidikan dan manfaat dari segi

ilmu.

1. Manfaat demonstrasi dari segi pendidikan

Manfaat dari segi pendidikan antara lain: a) demonstrasi dapat menghidupkan

pelajaran; b) demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam dalam

lingkungan kita; c) apabila dilaksanakan secara tepat, demonstrasi dapat

menimbulkan rasa ingin tahu siswa; d) demonstrasi dapat mendorong motivasi

siswa; e) demonstrasi dan hasilnya seringkali lebih mudah teringat daripada

bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan guru, seperti film lebih mudah

diingat daripada ceramah.

2. Manfaat dari segi ilmu

Manfaat dari segi ilmu antara lain : a) demonstrasi memperlihatkan ciri

eksperimental IPA; b) demonstrasi dapat dipakai untuk melatih penalaran

siswa dalam cara berpikir secara eksperimental.

Page 47: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

33

F. Rangkaian Listrik

1. Pengertian Arus Listrik dan Kuat Arus listrik

Arus diartikan sebagai aliran atau gerakan. Arus listrik mirip dengan

aliran. Arus listrik dapat di analogikan dengan air. Misalnya, air mengalir

melalui suatu rangkaian pipa sedangkan arus listrik mengalir melalui suatu

rangkaian listrik. Pada aliran air , pompa air menghasilkan suatu tekanan yang

memaksa air mengalir melalui rangkaian pipa, sehingga air yang mengalir

mampu melakukan usaha untuk memutar poros turbin. berdasarkan (gambar

1) pada arus listrik, baterai menghasilkan tegangan listrik yang memaksa

muatan listrik bergerak (arus listrik), sehingga arus listrik yang mengalir

melalui kumparan motor listrik mampu untuk melakukan usaha untuk

memutar poros motor.

Gambar 1. aliran air Gambar 2. aliran listrik

Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik. Apabila

aliran muatan listrik pada suatu penghantar ke satu arah, dikatakan timbul arus

listrik searah. Sedangkan sumber tegangan yang menghasilkan arus searah

disebut sumber arus searah. Arus listrik secara alami mengalir dalam

rangkaian dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah, hal ini

Page 48: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

34

dapat dianalogikan dengan aliran air dimana air juga mengalir dari tempat

yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada gambar 1 jika salah satu pipa lepas

maka turbin tidak akan berputar dengan demikian secara analogi jika salah

satu kabel penghubung putus maka lampu tidak akan menyala. Maka dalam

rangkaian tersebut tidak ada aliran muatan, dalam kondisi ini rangkaian

tersebut disebut rangkaian terbuka. Dengan demikian arus listrik akan

mengalir dalam suatu rangkaian apabila rangkaian dalam keadaan tertutup,

yaitu rangkaian yang tidak berpangkal dan tidak berujung (Marthen

Kanginan,1997).

2. Kuat Arus

Kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui

penghantar setiap satuan waktu, jika dalam waktu t mengalir muatan listrik

sebanyak Q, maka kuat arus listrik I adalah :

I=tq .................................................................................................................(1)

I = arus listrik (A)

q = muatan listrik (C)

t = waktu (s)

3. Sumber Tegangan

Pada sumber arus listrik ( baterai ), kedua kutubnya mempunyai

potensial yang berbeda dimana potensial yang lebih tinggi di sebut kutub

Page 49: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

35

positif dan potensial yang lebih rendah disebut kutub negatif. Bila kedua

penghubung dihubungkan dengan suatu penghantar maka elektron-elektron

bebas didalam penghantar akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.

Namun ketika membuat konsesus tentang arah arus banyak yang belum

mengenal tentang teori elektron sehingga orang menyimpulkan bahwa yang

mengalir adalah muatan positif yaitu dari kutub positif ke kutub negatif.

Berdasarkan anggapan saat itu maka, arah arus adalah aliran muatan dari

kutub positif ke kutub negatif.

Beda potensial antara kedua kutub sumber merupakan penggerak

muatan listrik (PML) yang diberi lambang ∈. PML didefenisikan sebagai

usaha untuk membawa satu satuan muatan positif dari kutub negatif ke kutub

positif dalam sumber (Kartika Budi,buku kegiatan mahasiswa :70). Ditinjau

dari sumber arus yang dihubungkan dengan konduktor, beda potensial kedua

ujung beban dalam suatu rangkaian tertutup disebut dengan tegangan jepit

yang dinyatakan dengan volt.

4. Hubungan Kuat Arus dan Tegangan

Untuk mengetahui hubungan kuat arus dan tegangan, pada tahun 1927

seorang ahli fisikawan berkebangsaan jerman yang bernama George Simon

Ohm melakukan percobaan. Hasil percobaan yang ditemukannya kemudian

dinamakan hukum ohm yang menyatakan bahwa, kuat arus yang ditimbulkan

Page 50: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

36

oleh suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial kedua ujung

penghantar tersebut.

Apabila tegangan antara ujung-ujung penghantar dilambangkan V dan

kuat arus pada penghantar dilambangkan I maka hubungannya adalah :

V ∞ I atau dapat dinyatakan IV = konstan

Tegangan pada ujung-ujung sebuah komponen adalah sebanding

dengan kuat arus listrik, oleh Ohm dinyatakan sebagai hambatan yang dimiliki

oleh penghantar dan diberi lambang R. Sehingga persamaannya menjadi :

R =IV .............................................................................................................(2)

atau

V = IR..............................................................................................................(3)

Satuan SI untuk tegangan adalah volt (V) dan kuat arus adalah amper

(A), maka satuan SI untuk hambatan adalah volt/ampere (V/I) dan diberi nama

Ohm (Ω). Hukum Ohm hanya berlaku untuk hambatan dimana I sebanding

dengan V untuk semua nilai I dan V, yang dicirikan oleh grafik I-V berbentuk

garis lurus condong ke atas melalui titik asal seperti tampak pada gambar

dibawah ini (Kanginan,1997).

Page 51: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

37

Gambar 4 grafik hubungan V dan I

5. Hambatan Penghantar

Jika beda potensial ujung-ujung tongkat tembaga dan tongkat kayu

yang memiliki geometri yang serupa diukur, maka akan memiliki hasil yang

berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan resistansi kedua penghantar.

Sesuatu yang dihubungkan dengan hambatan adalah resistivitas yang

merupakan sifat dari bahan dan dirumuskan sebagai :

ρ =JE ...............................................................................................................(4)

Dimana :

E = kuat medan listrik (N/C)

J = rapat arus listrik (A/mm2 atau A/m2)

ρ = hambatan jenis (Ohm.m)

Kuat medan listrik adalah gaya elektrostatik yang dialami oleh satu

satuan muatan positif yang diletakkan di titik itu setiap satuan muatannya,

sedangkan rapat arus listrik adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2 luas

penampang kawat. Untuk penghantar dari jenis yang sama, besar hambatan

tergantung pada panjang dan luas penampangnya.

Page 52: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

38

I

EAP

A

O

Gambar 5. Perhitungan hambatan penampang kawat

Pada gambar diatas tampak sebuah penampang kawat serba sama

dialiri arus I. Misalkan beda potensial pada titik P dan Q adalah V yaitu V (P)

– V (Q) = V, luas penampang kawat A. Bila medan listrik dalam logam dapat

dianggap serba sama, maka kuat medan listrik dalam logam adalah :

E = LV .............................................................................................................(5)

(dari V = E.d) dan J =AI ...............................................................................(6),

maka

ρ = JE =

AI

LV

= AIL

V ....................................................................................(7)

Dari persamaan 4 diperoleh R = V/I maka persamaan 9 menjadi :

ρ = R LA ........................................................................................................(8)

atau

R = ρAL .........................................................................................................(11)

Keterangan :

R = hambatan penghantar (Ω)

Page 53: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

39

ρ = hambatanm jenis (Ω.m)

L = panjang kawat (m)

A = luas penampang kawat ( m2 )

6. Hukum Kirchhoff

Gustaf Kirchhoff ahli fisika Jerman (1824-1887) mengemukakan dua

aturan (hukum) yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perhitungan

rangkaian listrik, baik untuk menghitung kuat arus pada rangkaian ataupun

potensial suatu titik dalam rangkaian yang didalamnya terdapat sumber arus.

a. Hukum Kirchhoff I

Hukum Kirchhoff I sebenarnya merupakan penerapan dari hukum

kekelan muatan yang menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada

pada suatu sistem tertutup adalah tetap. Bunyi hukum Kirchhoff I adalah :

“Jumlah arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan

jumlah arus yang keluar dari titik cabang tersebut”.

Gambar di bawah melukiskan titik percabangan pada suatu bagian

rangkaian listrik. Arus yang masuk pada titik p adalah I1, sedangkan arus

yang keluar adalah I2, I3, I4.Berdasarkan hukum Kirchhoff dapat dinyatakan

bahwa:

I1 = I2 + I3 + I4 atau ΣI = 0....................................................................(9)

ΣI = (I2 + I3 + I4 ) – I1

Page 54: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

40

Bila I1 = I2 + I3 + I4, maka

ΣI = I1 – I1

ΣI = 0

Rangkaian listrik adalah rangkaian yang terdiri dari sumber

tegangan dan beban sumber adalah piranti yang menghasilkan beda

potensial (tegangan) dalam jangka waktu lama pada kutub-kutubnya,

sedangkan beban adalah piranti yang mengkonsumsi energi. Dalam

rangkaian listrik, komponen listrik dapat dirangkai dalam berbagai cara.

Tetapi secara garis besar dapat dibedakan atas dua cara yaitu rangkaian seri

dan paralel.

b. Rangkaian seri

Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari dua beban atau

lebih yang hanya membentuk satu jalan arus. Karena hanya ada satu jalan

arus maka hanya ada satu macam arus.

Page 55: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

41

Gambar 8a. Rangkaian seri Gambar 8b Rangkaian pengganti

Pada gambar 8a. Ditunjukkan dua buah hambatan yang disusun

seri. Tegangan pada ujung-ujung R1 dan R2 adalah :

Vab = IR1

Vbc = IR2

Sehingga tegangan antara a dan b adalah :

V = Vab + Vbc

V = IR1 + IR2 = I (R1 + R2).......................................................................(10)

Kedua hambatan seri diatas dapat diganti dengan sebuah hambatan

pengganti seri yang diberi lambang Rs, sehingga tegangan antara a dan b

adalah :

V = IRs ....................................................................................................(11)

Dari persamaan 19 dan 20 diperoleh :

IRs = I (R1 + R2)

Rs = R1 + R2.............................................................................................(21)

Jika ada n hambatan yang di rangkai seri yang resistansinya adalah R1, R2,

R3, ..........Rn; maka boleh diganti dengan sebuah beban pengganti dengan

resistansi Rs yang nilainya adalah :

Page 56: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

42

Rs = R1 + R2 + ......... + Rn ........................................................................(12)

Jadi hambatan pengganti rangkaian seri sama dengan jumlah

hambatan masing-masing penghambat dan lebih besar dari setiap hambatan

penyusunnya.

c. Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel dari beberapa beban adalah rangkaian yang

antara ujung beban hanya terdapat beda potensial yang merupakan beda

potensial persekutuan.

Pada gambar 9 ditunjukkan gambar rangkaian paralel. Bila di ukur

beda potensial antara titik A dan titik B, yaitu VAB. Maka yang di ukur

adalah VR1, VR2, dan VR3 karena titik A dan B merupakan titik

persekutuan R1, R2, dan R3.

Gambar 9a. Rangkaian paralel Gambar 9b. Rangkaian pengganti

Rp1 =

2121

xRRRR +

2121

RRxRRRp+

= ..........................................................................................(13)

Persamaan di atas hanya berlaku untuk R1 dan R2. apabila terdapat

n buah hambatan yang dirangkai paralel maka hambatan penggantinya:

Page 57: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

43

Rp1 =

11R

+ 2

1R

+...... + Rn1 ...................................................................(14)

kuat arus yang melalui R1 I1 dan yang melalui R2 adalah I2. pada titik

cabang a, kuat arus yang masuk adalah I dan kuat arus yang keluar adalah

I1 + I2, karena tegangan tiap komponen sama maka:

I = 1R

V +2R

V = V )2

11

1(RR

+ ...................................................................(15)

Kedua susunan komponen dapat diganti dengan sebuah hambatan

pengganti paralel Rp (gambar 9b).

I = V/Rp....................................................................................................(16)

Dari persamaan diatas dapat diperoleh :

)2

11

1()1(RR

VRp

V +=

21

111

RRRp+= .........................................................................................(17)

7. Konsep – konsep pokok listrik arus searah

Secara ringkas materi diatas memuat konsep-konsep pokok sebagai

berikut :

a. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik. Muatan listrik

tersebut adalah elektron-elektron yang bergerak dari titik yang berpotensial

tinggi ke titik yang berpotensial rendah. Apabila aliran muatan listrik ke

satu arah, dikatakan bahwa pada penghantar tersebut timbul listrik arus

Page 58: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

44

searah, dan tegangan yang menghasilkan arus searah itu di sebut tegangan

searah.

b. Arus listrik mengalir dalam rangkaian tertutup dari titik yang berpotensisl

tinggi ke titik yang berpotensial rendah.

c. Sumber arus listrik mempunyai dua kutub yaitu positif dan negatif. Kutub

positif berpotensial tinggi sedangkan kutub negatif berpotensial redah.

d. Sumber arus listrik mempunyai dua kutub yaitu poisitif dan negatif. Kutub

positif berpotensil tinggi dan kutub negatif berpotensial rendah.

e. Beda potensial kutub-kutub sumber arus pada waktu kutub-kutub itu tidak

di hubungkan dengan penghantar disebut gaya gerak listrik (ggl), dan

diberi simbol ε. Sedangkan bila penghantar dihubungkan dengan sumber

arus, maka beda potensial ujung-ujung konduktor disebut tegangan jepit

dilambangkan V. Beda potensial merupakan penyebab timbulnya arus

listrik.

f. Hukum Ohm berbunyi : kuat arus listrik yang ditimbulkan dalam suatu

penghantar berbanding lurus dengan beda potensial (V) kedua ujung

penghantar itu. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

V ∝ I atau V/I = konstan

Konstanta yang menyatakan kesebandingan tersebut dinyatakan sebagai

hambatan R yang dimiliki penghantar itu. Jadi V/I = R. Hukum Ohm hanya

Page 59: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

45

berlaku untuk hambatan-hambatan dimana I sebanding dengan V untuk

semua nulai I dan V.

g. Hukum I Kirchhoff berbunyi : jumlah arus yang masuk pada sebuah titik

percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik percabangan

itu. Secara matematis dirumuskan sebagi berikut : Imasuk = Ikeluar

h. Hukum II Kirchhoff berbunyi : pada rangkaian tertutup jumlah aljabar ggl

sumber arus sama dengan jumlah aljabar penurunan potensialnya (hasil kali

antar kuat arus dan hambatannya). Secara matematis dirumuskan ∑ε = ∑IR

i. Rangkaian seri

1) Kuat arus yang mengalir pada tiap-tiap komponen sama, hanya ada

satu jalan arus mewkipun besar hambatan masing-masingkomponen

tidak sama. I1 = I2 = I

2) Tegangan pada hambatan pengganti seri (V) sama dengan jumlah

tegangan pada tiap-tiap komponen . V1 + V2 + V3 +....= V

3) Pada rangkaian seri berlaku pembagi tegangan. Tegangan pada tiap-

tiap komponen sebanding dengan hambatannya.

V1 : V2 : V3 :.... = R1 : R2 : R3

j. Rangkaian paralel

1) Tegangan pada tiap komponen sama V1 =V2 =V3 =....= V

2) Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel (I) sama dengan

jumlah arus yang melalui tiap-tiap komponen. I1 + I2 + ... = I

Page 60: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

46

3) Pada komponen yang disusun paralel berlaku pembagi arus. Kuat arus

yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan

hambatannya.

I1 : I2 : ... = 1/R1 : 1/R2 :

RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian seri Rangkaian paralel

bebanJaringan listrik dalam

rumah

Hanya ada satu arus

Is = I1 + I2 + I3 + ……

........3

12

11

11+++=

RRRRp

Is = I1 + I2 + I3 +……..

Hukum I Khirchof

resistorhambatan

Daya hantar

mhoKuat arusohm

Hambatan kawat

RVi =

Hukum OhmRAlρ=Tegangan jauh

nilainya

menyebabkan

Hanya ada satu arus

I diseluruh bagian sama

Vac = Vab + Vbc

Rs = R1 + R2 + R3

mungkinmungkin

Dapat terdiri dari contoh

Memiliki sifat

Dapat terdiri dari

contoh

memiliki

memiliki

Kebalikandari

satuannya

contoh

menentukkan

nilainya

satuannyamenentukkan

Memiliki sifat

disebut

disebut

Page 61: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental kualitatif.

Dikatakan eksperimental karena pada penelitian ini ada perlakuan pada partisipan

penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, jenis penelitian ini

termasuk jenis penelitian eksperimental lemah karena tidak ada kelas kontrol.

sedangkan dikatakan kualitatif karena hasil analisis penelitian ini berupa

kualitatif yaitu memberikan penjelasan dan mendeskripsikan pemahaman siswa

tentang rangkain listrik dan perubahan konsep yang terjadi.

Hasil dari penelitian ini hanya berlaku pada partisipan penelitian, tidak

untuk digeneralisasikan pada kelompok lain.

B. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMP ANGKASA LANUD ADISUCIPTO,

pada bulan juli-agustus 2008.

C. Subyek Penelitian

Untuk subyek penelitian ini memilih siswa kelas III SMP ANGKASA

LANUD ADISUCIPTO.

47

Page 62: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

48

D. Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih

dahulu untuk melihat situasi kelas dan menjalin komunikasi dengan pihak

sekolah terutama dengan siswa sehingga terjalin keakraban, hal ini dilakukan

agar jalannya proses penelitian dalam memperoleh data berjalan dengan lancar.

Sebelum peneliti mengajar dengan metode demonstrasi mengenai rangkaian

listrik sederhana peneliti terlebih dahulu memberikan tes (pretes) pada siswa

untuk mengetahui konsep awal dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Setelah

diperoleh data dari pretes peneliti menganalisa konsep awal yang dimiliki siswa

serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menjawab soal. Berdasarkan

hasil pretest tersebut dipilih beberapa partisipan yang memiliki banyak

permasalahan dengan konsep awalnya dan porsentase skor yang rendah untuk

wawancara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa lebih

mendalam dan letak permasalahan yang mereka hadapi.

Page 63: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

49

Dari hasil analisis pretes dan wawancara yang telah diperoleh, peneliti

akan merancang kegiatan pembelajaran untuk membantu perubahan konsep

siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh

siswa. Kemudian siswa diberi pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah

dibuat. Setelah kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi dilaksanakan,

maka siswa akan diberikan posttes untuk soal tertulis yang mirip dengan pretest.

Dari hasil posttest dapat dilihat dan akan diperiksa bagaimana konsep

siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Dari data pretest dan postest, akan dibandingkan dan kemudian dilihat

apakah ada perubahan konsep yang terjadi sehingga siswa memiliki pemahaman

yang benar dan apakah terjadi salah konsep pada hal yang sama.

Kegiatan yang dilakukan

Pertemuan Kegiatan I (2 x 45 menit) Pretest II (2 x 45 menit) Wawancara III-V (6 x 45 menit) Pembelajaran (Metode demonstrasi) III (2 x 45 menit) Posttest

E. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu :

1. Pretest

Pretest diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran, bertujuan untuk

mengetahui konsep awal pada siswa tentang rangkaian listrik dan

permasalahan yang dihadapi. Bentuk soal berupa soal esai, hal ini dilakukan

Page 64: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

50

agar siswa bebas dalam menjawab sehingga siswa dapat mengungkapkan

konsep yang mereka punyai.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan pemahaman konsep awal siswa

lebih mendalam dan mengetahui letak masalah yang dihadapi setelah melihat

hasil pretest. Wawancara dilakukan pada siswa yang memiliki banyak

permasalahan pada konsep awalnya.

3. Posttest

Setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi,

siswa akan diberikan tes (posttest) dengan soal esai yang mirip dengan soal

pretest. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui perubahan konsep pada siswa

F. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrument, yaitu

1. Instrumen Untuk Pembelajaran

Instrumen untuk pembelajaran terdiri dari RPP dan LKS

a) Silabus dan RPP (Rencana Perencanaan Pembelajaran)

Bagian dari RPP adalah (1) identifikasi yang meliputi mata pelajaran,

satuan pendidikan, kelas dan semester, dan alokasi waktu, (2) kompetensi

dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) materi pokok, (5) analisis konsep, (6)

uraian konsep, (7) pengalaman belajar, (8) penilaian (9) sarana dan

sumber belajar. Analisis konsep adalah mengidentifikasikan konsep-

Page 65: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

51

konsep yang diperlukan untuk membangun kompetensi. Konsep-konsep

itu diidentifikasi berdasarkan indikator. Setelah konsep diidentifikasikan

masing-masing konsep-konsepnya dirancang menjadi pengalaman belajar

siswa. Untuk mengukur pencapaian indikator maka dilakukan evaluasi

yang tertuang dalam butir-butir soal. Format RPP yang digunakan sesuai

dengan Kurikulum Terpadu Satuan Pendidikan. (Lampiran).

Format RPP Mata pelajaran : ……………………………………… Satuan pendidikan : ……………………………………… Kelas / Semester : ……………………………………… Alokasi Waktu : ………………………………………

I. Kompetensi Dasar : II. Indikator : 1.

2. III. Materi Pokok : IV. Analisis Konsep :

Indikator Konsep

V. Uraian Konsep :

VI. Langkah Pembelajaran :

Indikator Pengalaman belajar

VII. Sarana dan Sumber Belajar :

1. 2. Dst.

VIII. Penilaian a. Prosedur b. Soal – Soal

Page 66: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

52

b) LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

Lembar kegiatan siswa digunakan agar kegiatan belajar dapat

berjalan dengan lancar dan terarah, sehingga siswa dengan mudah terlibat

secara aktif selama proses pembelajaran. Dalam menyusun Lembar

Kegiatan Siswa (LKS), perlu diperhatikan komponen–komponen penting

yang terdapat dalam LKS (Lampiran) yaitu : (a) pokok bahasan, (b) sub

pokok bahasan, (c) tujuan, (d) petunjuk umum, (e) pendahuluan, (f)

kegiatan belajar.

Contoh lembar kegiatan siswa sebagai berikut:

LEMBAR KEGIATAN SISWA

A. POKOK BAHASAN

B. SUB POKOK BAHASAN

C. TUJUAN

D. PETUNJUK UMUM

E. KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN 1

1. Merancang percobaan

KEGIATAN 2

1. Demonstrasi 1

2. Demonstrasi 2

KEGIATAN 3

1. Menganalisis data

2. Menarik kesimpulan

Page 67: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

53

2. Instrumen Untuk Memperoleh Data

Instrumen untuk memperoleh data, yaitu :

a). Pretest

Pretest dilakukan sebelum pembelajaran. Pretest bertujuan untuk

mengetahui konsep awal yang dimiliki siswa dan pemahaman siswa

mengenai Rangkaian Listrik Sederhana. Selain itu pretest juga sebagai

panduan dalam melakukan wawancara. Pretest yang diberikan kepada

siswa disusun berdasarkan konsep-konsep yang terkait dalam Rangkaian

Listrik Sederhana.

Adapun kisi kisi soal pretest adalah sebagai berikut :

KONSEP INDIKATOR SOAL

1) Syarat terjadinya arus listrik adalah

- Rangkaian dalam keadaan tertutup

- Adanya sumber tegangan

1) Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik

1. Perhatikan gambar rangkaian dibawah ini!

a. Dari ketiga gambar

rangkaian tersebut diatas, manakah yang

Page 68: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

54

(HUKUM OHM)

1) Untuk nilai beda potensial dan kuat arus yang berubah-ubah, nilai hambatan R tetap

2) Makin tinggi beda potensial makin kuat arusnya

2) Menyelidiki

hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum Ohm)

dapat membuat lampu menyala?

b. Jelaskan mengapa lampu dalam rangkaian tersebut dapat menyala!

2. Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Jika sakelarnya ditutup

apa yang terjadi pada lampu? Jelaskan

b. Jika sakelarnya dibuka apa yang terjadi pada lampu? Jelaskan!

Untuk soal no 3-4 (perhatikan pernyataan dan gambar 3 dibawah ini)! Didalam suatu rangkaian listrik yang di tunjukkan pada gambar 3 di bawah ini, apabila sumber tegangan diubah dari 4 volt menjadi 6 volt.

3. a. Apakah

Page 69: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

55

(Hambatan kawat) 1. Hambatan kawat ditentukkan oleh penjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat

3) Menemukan

hubungan antara hambatan, panjang kawat, luas penampang dan jenis

hambatannya berubah? b. Apabila berubah

menjadi lebih besar atau lebih kecil? (diisi jika jawabannya berubah pada pertanyaan a)

c. Jelaskan! 4. a. Apakah kuat

arusnya mengalami perubahan?

b. Apabila berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil? (diisi jika jawabannya berubah pada pertanyaan a)

c. Jelaskan! 5) Perhatikan gambar 3!

Jika tegangannya dibuat tetap yaitu 6 V dan hambatannya diganti dengan nilai yang lebih kecil. a. Apakah kuat

arusnya berubah? b. Apabila berubah

menjadi lebih besar atau lebih kecil?

c. Jelaskan! 6) Ada 2 potong kawat

nikrom, Panjangnya masing-masing 10 m dan 15 m. Kalau diameter 2 kawat itu

Page 70: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

56

(Rangkaian seri ) 1. Besarnya arus pada

setiap rangkain adalah sama

2. Hanya ada satu jalan arus

3 Tegangan keseluruhan merupakan jumlah masing-masing dari tegangan beban penyusunnya

4. R1, R2, R3,…Rn dapat diganti dengan sebuah beban dengan resistansi Rp yang nilainya

Rp = R1 + R2 + R3 +….+Rn

kawat.

4) Menggunakan hukum

I Kirchoff untuk menghitung tegangan dan arus dalam rangkaian.

5) Membuat rangkaian

komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun parallel.

6) Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel

sama maka kawat manakah yang memiliki hambatan lebih besar? jelaskan!

7) Dua potong kawat nikrom, panjang keduanya sama-sama 20 m. Tetapi jari-jari salah satu kawat 3 mm, sedangkan jari-jari kawat yang lain ialah 2 mm. Kawat manakah yang memiliki hambatan yang lebih besar? jelaskan!

Untuk soal no 8-10 (Perhatikan gambar 3 dibawah ini!). Gambar tersebut merupakan rangkaian seri dan kedua lampu sama.

L1 L2

VGambar 5

8) Sama besarkah kuat

arus listrik di lampu L1 dan lampu L2? Jelaskan!

9) Sama besarkah nilai tegangan di lampu L1 dan lampu L2? Jelaskan

10) Jika lampu L1 dicabut

Page 71: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

57

(Rangkaian Paralel) 1. Rangkaian paralel

hanya ada satu beda potensial persekutuan

2. Arus yang masuk titik percabangan sama dengan arus yang keluardari titik percabangan.

3. Beban-beban yang nilai resistansinya R1, R2, R3 ……Rn dapat diganti dengan sebuah beban

RRRRp..

31

21

111

+++=

.

dari rangkaian, bagaimanakah keadaan lampu L2? Tetap menyala atau padam, jelaskan!

Untuk soal No 11-13 (Perhatikan gambar). Gambar tersebut merupakan rangkaian parallel dan kedua lampu sama.

11) a. Sama besarkah nilai

tegangan pada kedua lampu tersebut jelaskan!?

b. Sama besarkah nilai kuat arus pada kedua lampu tersebut? Jelaskan!

12) Sama besarkah nilai kuat arus yang masuk pada titik percabangan A dengan jumlah kuat arus pada lampu L1 dan lampu L2? Jelaskan!

13) Jika lampu L1 dicabut, bagaimanakah keadaan

Page 72: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

58

lampu L2? Tetap menyala atau padam, Jelaskan!

14) Jika diketahui R1 = 5Ω, R2 = 2Ω dan R3 = 10Ω, tentukan hambatan pengganti dari rangkaian seri di bawah ini!

15) Jika diketahui R1 =

4Ω, R2 = 8Ω dan R3 = 8Ω, tentukan hambatan pengganti dari rangkaian parallel di bawah ini!

Page 73: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

59

b). Posttest

Posttest bertujuan untuk melihat konsep siswa setelah pembelajaran dengan

demonstrasi. Posttest yang diberikan disusun berdasarkan soal pretest dan

materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Adapun soal postestnya

adalah sebagai berikut :

KONSEP INDIKATOR SOAL 1) Syarat terjadinya arus

listrik adalah - Rangkaian dalam

keadaan tertutup - Adanya sumber

tegangan

1. Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik.

1) Perhatikan gambar dibawah ini!

a) Dari kedua gambar

rangkaian listrik tersebut di atas, manakah yang bisa membuat lampu menyala?

b) Jelaskan mengapa lampu dalam rangkain tersebut

Page 74: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

60

(HUKUM OHM) 1) Untuk nilai beda

potensial dan kuat arus yang berubah-ubah, nilai hambatan R tetap

2) Makin tinggi beda potensial makin kuat arusnya

2. Menyelidiki hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum Ohm)

dapat menyala?

Untuk soal no 2, 3, dan 4 (perhatikan pernyataan dan gambar 3 dibawah ini)! Didalam suatu rangkaian listrik yang di tunjukkan pada gambar 3 di bawah ini, apabila sumber tegangan diubah dari 6 volt menjadi 3 volt.

2) a. Apakah hambatannya berubah?

b. Apabila berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil? (diisi jika jawabannya berubah pada pertanyaan a)

c. Jelaskan! 3) a. Apakah kuat

arusnya mengalami perubahan?

b. Apabila berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil? (diisi jika jawabannya berubah pada pertanyaan a)

c. Jelaskan!

Page 75: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

61

(Hambatan kawat) 1) Hambatan kawat

ditentukkan oleh penjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat

(Rangkaian seri ) 1) Besarnya arus pada

setiap rangkain adalah sama

2) Hanya ada satu jalan arus

3. Menemukan hubungan antara hambatan, panjang kawat, luas penampang dan jenis kawat.

4. Menggunakan hukum

I Kirchoff untuk menghitung tegangan dan arus dalam rangkaian.

4) Jika diketahui nilai hambatan dari resistor tersebut diatas 10 ohm dan kuat arus yang dihasilkan sebesar o,6 A. Berapakah nilai tegangannya ?

5) Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat

6) Tuliskan hubungan hambatan kawat dengan faktor-faktor tersebut dan tulislah dalam persamaan matematis

7) Dibawah ini adalah gambar kawat tembaga yang berbentuk silinder yang memiliki hambatan jenis 1,68 x 10-8 Ω.m. hitunglah hambatan kawat tembaga tersebut!

Untuk soal no 8-10 (Perhatikan gambar 5 dibawah ini!). Gambar dibawah terdiri dari baterai, bola lampu dan kabel-kabel penghubung,

Page 76: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

62

3) Tegangan keseluruhan merupakan jumlah masing-masing dari tegangan beban penyusunnya

4) R1, R2, R3,…Rn dapat diganti dengan sebuah beban dengan resistansi Rp yang nilainya

Rp = R1 + R2 + R3 +….+Rn

5. Membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun parallel.

6. Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel

kedua lampu beda (RL1>RL2). Gambar tersebut merupakan rangkaian seri.

8) Sama besarkah kuat arus listrik di lampu L1 dan lampu L2? Jelaskan!

) Sama besarkah nilai tegangan di lampu L1 dan lampu L2? Jelaskan!

10) Jika lampu L1 dicabut dari rangkaian, bagaimanakah keadaan lampu L2? Tetap menyala atau padam, jelaskan!

11) Jika diketahui R1 = 5Ω, R2 = 2Ω dan R3 = 10Ω, tentukan hambatan pengganti dari rangkaian seri di bawah ini!

Untuk soal No 12-14

Page 77: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

63

(Rangkaian Paralel) 1. Rangkaian paralel

hanya ada satu beda potensial persekutuan

2. Arus yang masuk titik percabangan sama dengan arus yang keluardari titik percabangan.

3. Beban-beban yang nilai resistansinya R1, R2, R3 ……Rn dapat diganti dengan sebuah beban

RRRRp..

31

21

111

+++=

.

(Perhatikan gambar 6). Gambar dibawah terdiri dari baterai, bola lampu dan kabel-kabel penghubung, kedua lampu beda (RL1>RL2) . Gambar tersebut merupakan rangkaian paralel.

12. a. Sama besarkah nilai

tegangan pada kedua lampu tersebut? jelaskan!

b. sama besarkah nilai arus pada setiap lampu tersebut?

13. Jika diketahui arus yang masuk lewat L1 = 2A dan L2= 3A. berapakah arus yang masuk pada titik cabang A?

14. Jika lampu L1 dicabut, bagaimanakah keadaan lampu L2? Tetap menyala atau padam, Jelaskan!

15. Jika diketahui R1 = 4Ω, R2 = 8Ω dan R3 = 8Ω, tentukan hambatan pengganti dari rangkaian parallel di

Page 78: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

64

bawah ini!

c). Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk mengungkap pemahaman siswa

secara mendalam. Hasil wawancara ini digunakan untuk mendukung

pemahaman siswa dari jawaban pretest. Wawancara yang akan dilakukan

bersifat bebas terstruktur dimana bebas berarti peneliti bebas memberikan

pertanyaan apa saja yang diperlukan untuk penelitian dan siswa bebas

menjawab apa yang diketahuinya, sedangkan terstruktur berarti pertanyaan

sudah dipersiapkan dan urutannya secara garis besar sudah dipersiapkan

lebih dahulu sehingga peneliti lebih sistematis dalam mengarahkan

pemikiran siswa, memberikan pertanyaan dan mengungkapakan konsepsi

siswa.

Pertanyaan yang diajukan berdasarkan kebutuhan dari peneliti

untuk mengetahui konsep dan pemahaman siswa. Hasil wawancara akan

direkam menggunakan tape recorder untuk mempermudah dalam

menganalisis.

Page 79: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

65

G. Metode Analisis Data

1. Data Pretest dan Posttes

Hasil pretes dan posttes diperiksa dan diberi skor sesuai dengan tingkat

kebenaran jawaban. Setiap soal memiliki 4 kategori penilaian dengan skor

yang berbeda berdasarkan tingkat kebenaran jawaban. Adapun kriteria

penskoran untuk setiap soal adalah sebagai berikut:

a. Tingkat jawaban benar (75% - 100 %) diberi skor 3

b. Tingkat jawaban benar (50% - 74%) diberi skor 2

c. Tingkat jawaban benar (25% - 49%) diberi skor 1

d. Tingkat jawaban benar (< 25%) diberi skor 0

Analisis meliputi :

1. Mengecek jawaban dari setiap soal untuk siswa

2. Menghitung skor yang diperoleh siswa dan porsentase skornya

3. Menghitung porsentase skor jawaban dari setiap soal

4. Menganalisis soal mana saja yang siswa kesulitan dalam menjawab dan

soal mana siswa yang dengan mudah dapat menjawab.

2. Wawancara

Dari hasil jawaban pretes dapat dipilih siswa yang perlu diwawancara.

Wawancara ini digunakan untuk mendukung hasil dari jawaban pretest dan

mengetahui konsep yang dimiliki siswa dan pemahaman mereka serta letak

Page 80: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

66

permasalahan yang mereka hadapi yang berhubungan dengan rangkaian listrik

sederhana. Data wawancara dicatat dan digabungkan dengan data pretest,

kemudian dari data ini dapat digunakan untuk menentukkan pembelajaran

dengan metode demonstrasi.

Perubahan konsep siswa dapat diketahui dari perbandingan porsentase

skor yang diperoleh siswa serta porsentase skor jawaban tiap soal pretest dan

posttest. Dari hasil perbandingan ini dapat diketahui pula keberhasilan metode

demonstrasi dalam memfasilitasi perubahan konsep pada siswa.

Page 81: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Angkasa Lanud Adisucipto Babarsari

pada tanggal 14 Juli 2007 dan berakhir pada tanggal 2 Agustus 2007. Peneliti

memilih SMP Angkasa sebagai tempat penelitian karena sekolah ini masih

berada dalam kawasan yang bisa dijangkau dan cukup mudah bagi peneliti

untuk bermobilisasi. Penelitian dimulai dengan observasi kelas, yaitu kelas IX

A yang merupakan kelas yang ditunjuk oleh guru fisika di sekolah tersebut.

Observasi ini bertujuan agar peneliti dan siswa dapat saling mengenal agar

komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan kegiatan penelitian dapat

berjalan dengan baik. Selain itu juga observasi ini bertujuan agar peneliti

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan keadaan siswa.

Setelah observasi, maka dilakukan pretes dan wawancara. Data dan

pretes yang diperoleh dari wawancara digunakan untuk menyusun rancangan

pembelajaran dengan metode demonstrasi. Pembelajaran yang digunakan

dimaksudkan untuk memfasilitasi siswa melakukan perubahan konsep.

Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang

telah dipersiapkan. Setelah pembelajaran selesai maka dilakukan posttes

kepada seluruh siswa.

67

Page 82: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

68

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada penelitian adalah sebagi

berikut :

Observasi : 14 Juli 2008

Pretes : 15 Juli 2008

Wawancara : 17 Juli 2008

Kegiatan mengajar

Demonstrasi I : 24 Juli 2008

Demonstrasi II : 28 Juli 2008

Demonstrasi III : 30 Juli 2008

Posttes : 2 Agustus 2008

B. Data Pretes Dan Wawancara Serta Pembahasan

Pretes dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2008 di SMP Angkasa

Adisucipto diikuti oleh 35 siswa kelas IX A. Semua siswa mengerjakan soal

yang berkaitan dengan Rangkaian Listrik berjumlah 15 soal pemahaman

konsep, yang meliputi 2 soal konsep rangkaian listrik sederhana, 3 soal konsep

hukum Ohm, 2 soal konsep hambatan kawat, 4 soal konsep rangkaian seri dan

4 soal konsep rangkaian paralel. Soal-soal tersebut berbentuk esai. Para siswa

diberikan waktu 90 menit untuk mengerjakan soal pretes. Dengan waktu

tersebut cukup untuk setiap siswa dapat mengerjakan semua soal yang

diberikan.

Dari hasil pretes dapat diketahui pemahaman awal siswa mengenai

konsep rangkaian listrik. Pemahaman siswa dapat diketahui berdasarkan

Page 83: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

69

analisis dari jawaban tiap soal pretes. Skor rata-rata siswa adalah 18,25 dari

skor maksimal 45, dengan skor tertinggi 29 dari skor maksimal 45 dan skor

terendah 11 dari skor maksimal 45. (Lampiran).

Tabel. 1. Prosentase Siswa Berdasarkan Skor Jawaban

No soal

Prosentase siswa berdasarkan skor 0 (%) 1 (%) 2 (%) 3(%)

1 11,42 8,57 57,14 22,85 2 5,71 8,57 45,71 40 3 68,57 22,85 2,85 5,71 4 5,71 28,57 11,42 54,28 5 51,42 5,71 5,71 37,14 6 31,42 40 14,28 14,28 7 20 48,57 5,71 5,71 8 11,42 74,28 11,42 2,85 9 14,28 57,14 14,28 14,28 10 11,42 60 20 8,57 11 17,14 74,28 8,57 0 12 5,71 80 11,42 2,85 13 2,85 74,28 20 0 14 0 88,57 5,71 5,71 15 71,42 22,85 5,71 0

Sesuai dengan tujuan penelitian akan dibahas beberapa soal yang

memuat konsep-konsep yang sebagian besar siswa bisa menjawab dengan

benar dan sebagian siswa tidak mampu menjawab dengan benar dan kurang

lengkap. Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa soal-soal yang

dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa adalah soal no 1, 2, 4

dan 5 berdasarkan prosentase skor jawaban yang diperoleh siswa. Pada soal

no 1 dan 2 menanyakan tentang konsep arus listrik. Pada soal no 1 meminta

siswa untuk menentukan dari tiga gambar rangkaian listrik, mana sajakah yang

Page 84: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

70

dapat membuat lampu menyala. Prosentase skor 3 (benar) yang diperoleh

siswa sebesar 22,85 % dan prosentase skor 2 sebesar 57,14 %. Berdasarkan

prosentase skor yang diperoleh siswa, sebagian siswa bisa menjawab dengan

benar dan sebagian siswa belum bisa menjawab dengan lengkap serta masih

salah.

Pada soal no 2 meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana keadaan

lampu dalam suatu rangkaian jika saklarnya dibuka ataupun ditutup.

Prosentase skor 3 (jawaban benar) yang diperoleh siswa sebesar 40 %.

Sedangkan prosentase skor 2 sebesar 45,71 %. Soal pada no ini sama halnya

dengan soal no 1, secara umum siswa belum lengkap dalam menjawab

pertanyaan.

Pada soal no 4, dan 5 adalah soal tentang Hukum Ohm. Soal no 4

meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana keadaan arus listrik pada

rangkaian jika tegangan sumbernya diubah. Porsentase skor 3 (jawaban benar)

yang diperoleh siswa sebesar 54,28 %. Hampir seluruh siswa menjawab benar,

sedangkan sebagian siswa masih menjawab salah dan kurang lengkap.

Kemudian pada soal no 5 meminta siswa siswa untuk menjelaskan bagaimana

nilai arus jika tegangannya dibuat tetap dan hambatannya diganti. Prosentase

skor 0 (jawaban salah) sebesar 51,42%, prosentase skor 1 sebesar 5,71 %, dan

skor 2 sebesar 5,71 %. Dengan demikian hampir sebagian siswa masih

mengalami masalah dengan konsep ini.

Kemudian pada soal no 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 dapat

dilihat pada tabel 1. bahwa secara keseluruhan, siswa masih mengalami

Page 85: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

71

masalah. Pada soal no 3 tentang Hukum Ohm, meminta siswa untuk

menjelaskan bagaimana nilai hambatan jika tegangan sumber diubah.

Prosentase skor 0 yang diperoleh siswa sebesar 68,57 %. Hampir sebagian

lebih siswa masih menjawab salah. Sedangkan pada soal no 6 dan 7 mengenai

hambatan kawat. Pada soal no 6 menanyakan tentang pengaruh panjang kawat

terhadap hambatan kawat, walaupun beberapa siswa bisa menjawab dengan

benar dan memperoleh porsentase skor sebesar 14,28 % dari skor 3 namun

sebagian besar siswa masih bermasalah dengan konsep ini. Begitu pula yang

terjadi pada no 7, menanyakan tentang pengaruh luas penampang kawat

terhadap hambatan kawat. Siswa juga masih mengalami permasalahan yang

sama.

Pada no 8, 9, 10, dan 14 merupakan soal tentang rangkaian seri.

Berdasarkan skor jawaban yang diperoleh, siswa juga mengalami masalah

dengan konsep-konsep rangkaian seri. Beberapa siswa bisa menjawab dengan

benar, sementara siswa yang lain menjawab masih salah dan belum lengkap.

Begitupula yang terjadi pada soal no 11, 12, 13, dan 15 tentang rangkain

paralel. Siswa belum mampu memberikan jawaban yang benar dan alasan

yang tepat. Selain itu juga, baik pada rangkaian seri maupun pada rangkaian

paralel siswa tidak dapat menyelesaikan persamaan matematis untuk mencari

hambatan rangkaian pengganti.

Page 86: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

72

Tabel 2. Variasi Jawaban Siswa Soal Pretes

No soal

Jawaban Variasi alasan jawaban

1 Gambar c 1) karena ada arus listrik yang keluar dari positif ke negatif dan rangkaian tidak terputus

2) karena ada muatan listrik dari baterei ke lampu 3) karena ada baterei 4) karena ada muatan listrik dari baterei berpindah

ke lampu yang energi listriknya sedikit 5) karena tidak ada ruangan terputus dan ada baterei

Gambar b 1) karena tidak ada penghambat/pemotong listrik 2) karena tidak ada penghambat jadi listrik cepat

mengalir 2a 2b

Lampu nyala 1) karena saklar terhubung arus listrik 2) karena ada arus yang mengalir dari positif ke

negative 3) karena semua materi saling berhubungan 4) karena saklar sebagai konduktor menghidupkan

arus 5) karena saklar tertutup dengan rapat 6) karena saklar berfungsi untuk mamatikan dan

menghidupkan lampu 7) karena ada muatan listrik yang mengalir dan

saling berhubungan Lampu mati 1) tidak ada arus yang mengalir Lampu nyala 1) karena ada arus yang mengalir Lampu mati 1) muatan listrik akan berhenti diujung saklar yang

terbuka 2) karena tidak ada arus listrik yang mengalir 3) karena semua materi tidak berhubungan 4) karena berfungsi untuk menghidup dan

mematikan listrik 5) saklar tidak terhubung arus listrik

3 Berubah besar 1) karena tegangan berubah menjadi lebih besar jadi hambatannya juga berubah menjadi besar

Berubah kecil 1) karena jika tegangannya lebih besar hambatannya akan semakin kecil

Tidak berubah 1) Karena hambatan yang digunakan tetap tidak berubah

4 Berubah lebih besar 1) tegangan semakin besar maka kuat arus juga ikut membesar

Berubah lebih kecil 1) karena melewati hambatan

Page 87: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

73

5 Berubah lebih besar karena hambatannya lebih kecil Berubah lebih kecil karena hambatannya lebih kecil

6 Hambatannya lebih besar 15 cm

Karena lebih panjang

Hambatan yang lebih besar 10 cm

Karena lebih pendek

7 Hambatan lebih besar pada jari2 2mm

Karena lebih kecil

Hamabatan lebih besar pada jari2 3mm

Karena lebih besar

8 sama 1) Karena lampu dan hambatannya sama 2) Karena berada pada satu tempat 3) Karena rangkaian seri hanya ada satu jalan arus

Tidak sama Karena lampu yang dekat baterei lebih besar arusnya 9 sama 1) Karena arus dan hambatannya sama

2) Karena kuat arus listriknya sama Tidak sama Karena arusnya beda

10 Padam 1) karena lampu L1 dan L2 saling berhubungan 2) karena pada rangkain seri

Nyala 1) karena rangakaian seri 11a. 11b.

sama 1) karena rangkaian paralel 2) karena hanya ada satu tegangan (beda potensial) 3) karena hanya hambatannya sama

Tidak sama Sama 1) karena tegangannya sama

2) karena hambatannya sama dan tegangannya sama 3) karena kedua jarak lampu sama

Tidak sama Karena tidak berada pada satu tempat 12 sama 1) karena arus yang masuk pad atitik cabang A akan

dibagikan pada kedua lampu 2) letak lampu sejajar

Tidak sama Karena lintasan kedua lampunya beda 13 Tetap nyala 1) lampu 1 ga ada hubungannya dengan lampu 2

2) karena Rangkaian paralel yang lain mati yang lain tetap nyala

3) karena lampu L2 tetap menyala karena tetap terkena arus listrik

14 - R = R1 +R2 + R3 = 5+2+10 = 17 ohm 15 - -

Page 88: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

74

1. Pemilihan Siswa untuk Wawancara

Dari analisis jawaban pretes, peneliti menduga bahwa adanya

pemahaman konsep yang masih salah dan pemahaman yang kurang

lengkap pada siswa mengenai arus listrik, Hukum Ohm, Hambatan Kawat,

dan Rangkaian seri paralel. Untuk memastikan adanya pemahaman konsep

yang masih salah dan pemahaman konsep yang kurang lengkap pada siswa

maka diadakan wawancara pada 7 siswa. Pemilihan siswa sebagai

partisipan tidak berdasarkan kriteria yang sama tetapi berdasarkan analisis

dari jawabannya. Jawaban dan alasan yang ditulis oleh partisipan

merupakan gambaran konsepsi-konsepsi partisipan tentang pemahaman

suatu konsep. Setiap partisipan memiliki konsepsi yang berbeda. Apabila

jawaban siswa banyak menyimpang dari apa yang dimaksudkan para

ilmuwan, maka peneliti menafsirkan bahwa siswa tersebut mengalami

salah konsep. Sedangkan apabila ditemukan jawaban dan alasannya tidak

lengkap, maka peneliti menafsirkan bahwa siswa tersebut memiliki

pemahaman yang kurang lengkap terhadap suatu konsep.

Satu kriteria yang berlaku adalah banyaknya salah konsep dan

ketidaklengkapan suatu konsep yang dimiliki siswa berdasarkan analisis

jawabannya. Ketuju partisipan yang diwawancarai adalah sebagai berikut :

a. Siswa kode 16 : siswa ini memperoleh skor 13. Memiliki miskonsepsi

pada no 1, 3, 6, 7, dan 8. dapat menjawab baik pada no 5. sedangkan

sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan tidak dapat

dijawab dengan lengkap.

Page 89: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

75

b. Siswa kode 26 : siswa ini memperoleh skor 16. memiliki miskonsepsi

pada no 4, 7, 8, dan 9. dapat menjawab baik pada no 6 dan 10

sedangkan sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan

lengkap.

c. Siswa kode 30 : siswa ini memperoleh skor 14 memiliki miskonsepsi

pada no 3, 6, 7, 11, 12. dapat menjawab abik pada no 1, 2, dan 4.

sedangkan sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan

lengkap.

d. Siswa kode 4: siswa ini memperoleh skor 11. memiliki miskonsepsi

pada no 3, 4, 9, 11, dan 12. dapat menjawab dengan baik no 1 dan 2.

sedangkan sisanya tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

e. Siswa kode 28 : siswa ini memperoleh skor 15. siswa ini memiliki

miskonsepsi pada no 3, 6, dan 7. sedangkan soal yang lainnya tidak

dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

f. Siswa kode 32 : siswa ini memperoleh skor 15. siswa ini miskonsepsi

pada soal no 6, 7, 9, 10, 11. siswa dapat menjawab dengan baik pada

soal no 1, 2, dan 8. sedangkan sisa yang lainnya tidak dapat dijawab

dengan baik dan lengkap.

g. Siswa kode 22 : siswa ini memperoleh skor 13. miskonsepsi pada no

8, 9, 10, 11, 12, 13. Sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik.

Page 90: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

76

2. Pemahaman Awal Siswa

Dari hasil analisis jawaban pretes dan wawancara yang telah

dilakukan, maka diperoleh pemahaman siswa sebagai berikut :

a. Pemahaman awal siswa tentang rangkain listrik sederhana

Dalam pretes, soal yang berhubungan dengan rangkaian listrik

sederhana adalah soal no 1 dan 2. Pada soal no 1 siswa diminta untuk

memilih dari ke-3 gambar rangkain listrik, rangkain mana yang dapat

membuat lampu menyala. Persentase skor jawaban siswa yang

diperoleh soal ini adalah sebesar 88,56% dengan memilih gambar c.

22,85 % siswa dapat menjelaskan dengan benar yaitu bahwa lampu

menyala karena ada arus listrik yang mengalir. Namun demikian ada

juga siswa yang penjelasannya belum benar dan kurang lengkap sebesar

57,14% dengan berbagai macam variasi jawaban seperti pada table 3

dibawah ini :

Tabe1 3. Variasi Jawaban Soal No 1.

No soal

Jawaban Variasi alasan jawaban

1 Gambar c 1) karena ada arus listrik yang keluar dari positif ke negative dan rangkaian tidak terputus

2) karena ada muatan listrik dari baterei ke lampu 3) karena ada baterei 4) karena ada muatan listrik dari baterei berpindah ke lampu

yang energi listriknya sedikit 5) karena tidak ada ruangan terputus dan ada baterei

Gambar b 1) karena tidak ada penghambat/pemotong listrik 2) karena tidak ada penghambat jadi listrik cepat mengalir

Page 91: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

77

Kemudian sebesar 8,57% siswa memberikan jawaban tanpa

alasan juga 11,42% siswa yang memberikan jawaban dan alasan yang

salah.

Hal yang terjadi diatas terlihat lebih jelas dari wawancara

dengan siswa berikut ini (kode 30) :

R : menurut kamu mengapa c bisa nyala? Ko a dan b ga nyala?

P : kalau b rangkaiannya terputus

R : jadi kalau terputus ga bisa nyala?

P : iya

R : terus kalau a gimana?

P : a ga ada sambungan kutub positif dab negatifnya, jadi ga bisa ngalir.

R : ngalir apanya?

P : arus listrik

R : kenapa c bisa nyala?

P : karena ada sambungan kutub positif dan negatifnya mba dan ga putus, jadi

listriknya bisa ngalir.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh siswa kode 26, yang

mengatakan bahwa lampu tersebut dapat menyala karena rangkainnya

tertutup dan ada baterei. Jawaban dari siswa tersebut diatas tidak

sepenuhnya salah namun kita tahu bahwa hal-hal yang disebutkan

diatas merupakan syarat agar terjadinya arus listrik sehingga lampu

dalam rangkaian bisa menyala. Dari jawaban siswa dapat kita tahu

bahwa pemahaman siswa disini cukup baik tapi belum sampai pada inti

jawaban yang dimaksudkan. Namun pada saat dilakukan wawancara

siswa bisa mengungkapkan apa yang menjadi inti dari pertanyaan.

Namun demikian seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa

ada siswa yang masih salah dalam menjawab dan memberikan alasan

Page 92: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

78

dengan memilih gambar a, dari jawaban tersebut jelas sekali bahwa

siswa memiliki konsep yang salah pada pada soal ini dimana

penjelasannya adalah lampu bisa menyala dalam rangkaian karena tidak

ada penghambat atau pemotong rangkaian. Hal ini terlihat jelas pada

saat melakukan wawancara dengan partisispan kode 4 seperti dibawah

ini:

P : jika saya mempunyai 3 rangkaian seperti ini, kira-kira lampu dalam

rangkaian mana yang bisa nyala

R : hmm, lampu di gambar rangkaian a

P : napa bisa nyala?

R : karena ga ada penghambat/pemotong listrik, rangkaiannya mulus.

P : yang km maksudkan, digambar ini yang mana??

R : yang ini mba. (sambil menunjukan symbol baterei/tegangan di rangkaian

b dan c)

P :ini keterangannya symbol baterei lho. jadi ini menurut km

pemotong/penghambat??

R : ya mba

P : uda tahu belum symbol dari baterei/tegangan??

R : belum mba

P : ya uda,menurut kamu dapat sumber listriknya dari mana?

R : hmm……..

P : kamu tahu dari mana ko gambar di rangkaian ini bisa nyala?

R : ya menurut pemikiranku aja mba

Keterangan yang sama juga diperoleh pada saat wawancara

dengan siswa kode 16, mengaanggap bahwa simbol baterei adalah

penghambat atau pemotong ataupun pemisah sehingga arus tidak

mengalir dengan lancar. Berdasarkan hasil pretes dan wawancara,

terlihat jelas bahwa pemahaman konsep siswa salah, dimana konsep

Page 93: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

79

siswa yang dibangun sendiri berdasarkan pemikirannya masih salah

selain itu siswa juga belum memahami simbol-simbol dalam suatu

rangkaian dan belum terlalu memahami apa yang menyebabkan listrik

dalam suatu rangkaian menyala.

Sedangkan pada soal no 2 siswa diminta untuk menjelaskan apa

yang terjadi pada lampu jika sakelar dibuka atau ditutup. Siswa

memiliki prosentase skor pada soal ini yaitu sebesar 94,28% dengan

menjawab bahwa lampu akan padam jika saklar dibuka dan akan nyala

jika saklar ditutup. Prosentase skor yang diperoleh siswa sebesar 40%

dengan skor 3. 45,71% dengan skor 2. 8,57% dengan skor 1 dan 5,71%

dengan skor 0. Adapun variasi jawaban yang diberikan siswa adalah

sebagai berikut :

Tabel 4. variasi jawaban no 2

No soal

Jawaban Variasi jawaban

2a 2b

Lampu nyala 1) karena saklar terhubung arus listrik 2) karena ada arus yang mengalir dari positif ke negatif 3) karena semua materi saling berhubungan 4) karena saklar sebagai konduktor menghidupkan arus 5) karena saklar tertutup dengan rapat 6) karena saklar berfungsi untuk mamatikan dan

menghidupkan lampu 7) karena ada muatan listrik yang mengalir dan saling

berhubungan Lampu mati 1) tidak ada arus yang mengalir

Lampu nyala 1) karena ada arus yang mengalir

Lampu mati 1) muatan listrik akan berhenti diujung saklar yang terbuka

2) karena tidak ada arus listrik yang mengalir 3) karena semua materi tidak berhubungan

Page 94: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

80

4) karena berfungsi untuk menghidup dan mematikan listrik

5) saklar tidak terhubung arus listrik

Adapun jawaban yang diberikan oleh siswa tersebut diatas

ada yang salah dan ada yang benar begitu pula dengan variasi

jawabannya ada yang benar, masih salah , dan ada yang belum lengkap.

Untuk lebih memahami konsep siswa secara mendalam dapat dilihat

dari hasil wawancara berikut ini dengan siswa kode 26 :

R : terus ne jika ada rangkaian seperti ini, jika kita tutup saklarnya gimana

keadaan lampunya?

P : lampunya nyala

R : kenapa lampunya nyala?

P : karena semua materi saling berhubungan

R : maksudnya?

P : kan ga ada yang putus, semuanya kesambung dangan batu baterei

R : fungsi batu baterei??

P : sumber listrik untuk hasilkan jadi ada arus.

R : terus kalau saklarnya dibuka?

P : Ya mati mba, ga ada arus

Siswa pada awalnya belum mengungkapkan jawaban yang

lengkap namun setelah dilakukan wawancara dapat diketahui

pemahaman siswa dan konsep siswa sampai dimana. Begitu pula hasil

wawancara dengan kode 32 seperti dibawah ini:

R : nah kalau no 2, rangkaiannya seperti ini. Jika saklarnya ditutup lampunya

nyala ga?

P : nyala mba.

R : ko bisa lampunya nyala?

P : hmm, kan saklar ne sebagai konduktor bisa mati hidupin arus

Page 95: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

81

R : maksudnya konduktor?

P : bisa menghantarkan arus

R : kalau saklarnya dibuka?

P : lampu mati, ga berfungsi ga ada arus.

Berdasarkan hasil pretes dan wawancara, bahwa siswa cukup

memahami tentang arus dan fungsi dari saklar. Walaupun demikian,

masih ada sebagian kecil siswa yang salah dengan pemahaman

konsepnya, seperti kutipan hasil wawancara berikut ini dengan siswa

kode 4 :

R : Oke, kalu soal no 2 bagaimana keadaan lampu kalau saklar

ditutup/dibuka?

P : kalau ditutup saklarnya lampu mati.

R : ko bisa, kenapa?

P : karena ga ada aliran listrik

R : yang ga ada arusnya itu pada saat saklarnya ditutup atau dibuka?

P : pada saat ditutup.

R : kalau saklarnya dibuka??

P : lampunya padam

b. Pemahaman Siswa Mengenai Hukum Ohm

Soal yang berhubungan dengan Hukum Ohm adalah soal no 3,

4, dan 5. soal no 3 merupakan soal yang menyatakan pengaruh sumber

tegangan pada hambatan, bila sumber tegangan di ubah-ubah nilainya.

Soal no 3 tentang pengaruh hambatan jika nilai tegangan diubah. Soal

no 4 menyatakan pengaruh tegangan dan hambatan pada arus listrik,

bila sumber tegangan diubah-ubah nilainya dan nilai hambatannya

tetap. Sedangkan soal no 5 menyatakan pengaruh sumber tegangan dan

hambatan pada arus listrik bila sumber tegangan dibuat tetap dan

Page 96: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

82

hambatannya berubah-ubah nilainya. Pada soal no 3 prosentase skor 0

yang paling banyak diperoleh siswa, yaitu sebesar 68,57 %. begitu pula

pada no 5 porsentase 0 sebesar 51,42%.

Adapun variasi jawaban yang diberikan siswa pada no 3 adalah

sebagai berikut :

Tabel 5. Variasi Jawaban Siswa Soal No 3, 4 dan 5

No soal

Jawaban Variasi alasan jawaban

3

Berubah besar

1) karena tegangan berubah menjadi lebih besar jadi hambatannya juga berubah menjadi besar

Berubah kecil 1) karena jika tegangannya lebih besar hambatannya akan semakin kecil

Tidak berubah 2) karena hambatan yang digunakan tetap tidak berubah

4

Berubah lebih besar

1) tegangan semakin besar maka kuat arus juga ikut membesar

Berubah lebih kecil

1) karena melewati hambatan

5

Berubah lebih besar

karena hambatannya lebih kecil

Berubah lebih kecil

karena hambatannya lebih kecil

Dari jawaban siswa dapat diketahui bahwa adanya permasalahan

pemahaman mengenai Hukum Ohm, terlihat dari alasan yang diungkap

oleh siswa bahwa apabila nilai tegangan diubah maka nilai hambatan

juga berubah. Seperti yang terungkap oleh hasil wawancara dengan

partisipan kode 30 berikut ini :

R : oke, kalau kita punya rangkain seperti ini, jika kita tegangannyannya

dirubah menjadi lebih besar. hambatanny ikut berubah ga?

P : ya ,berubah

R : alasannya?

Page 97: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

83

P : karena tegangannya berubah jadi lebih besar maka hambatannya juga

ikut berubah jadi besar

R : terus arusnya ikut berubah apa ga?

P : iya ikut berubah

R : alasannya ?

P : sama aja alasannya, karena tegangannya dirubah lebih besar, jadi arus

dan hambatannya juga jadi lebih besar

R : kalu v nya dibuat tetap Rnya dirubah, Inya ikut berubah ga?

P : iya berubah.

R : kalau Rnya dirubah dengan yang lebih kecil, arusnya berubah menjadi

lebih besar atau kecil

P : lebih kecil.

R : uda tahu tentang Hukum Ohm?

P : belum mba.

R : jawabannya tadi pake rumus ga??

P : ga,mikir aja mba

Pemahaman yang sama tapi sedikit berbeda juga diungkap oleh

siswa yang lain yaitu dengan kode 16 seperti wawancara berikut ini :

R : oke kalau kita punya rangkaian seperti ini, jika tegangan sumbernya kita

rubah jadi lebih besar. hambatannya gimana, berubah ga?

P : berubah

R : lebih besar atau kecil

P : lebih besar

R : berdasarkan rumus ga, kamu jawab?

P : berdasarkan pemikiranku aja mba

R : berarti ga pake rumus?

P : iya mba.

R : terus kalau R nya kita ganti dengan yang lebih kecil dan tegangannya kita

buat tetap. gimana nilai Inya?

P : nilai Inya semakin kecil

R : alasannya?

Page 98: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

84

P : karena melewati hambatan

R : kamu tahu ga V itu apa?

P : tegangan

R : kalau I?

P : arus

R : kalau R?

P : hambatan

R : hubungan ketiganya gimana?

P : hmmm, ga tahu mba. Bingung

Pemahaman siswa yang sama juga diungkapkan oleh siswa kode

32, dan kode 28 (lampiran). Namun demikian berdasarkan hasil pretes

ada siswa yang menjawab bahwa nilai hambatan tidak akan berubah

walaupun nilai tegangannya diubah karena hambatan yang digunakan

hambatan yang sama sehingga yang berubah adalah arusnya. dengan

prosentase skor sebesar 5,71%. Para siswa pada umumnya belum

mengetahui tentang Hukum Ohm dengan benar dan belum mengerti

simbol-simbol yang digunakan dalam rumus tersebut dengan baik. Hal

ini dapat dimengerti karena mereka belum menerima materi tentang

Hukum Ohm sebelumnya. Dari hasil wawancara hampir semuanya

mengalami kebingungan dan jawaban yang diberikan oleh siswa

berdasarkan hasil pemikiran mereka tanpa berdasarkan konsep-konsep

atau hukum-hukum fisika. Walaupun demikian siswa mempunyai

konsep awal dan konstruksi pengetahuannya sendiri.

Dalam Hukum Ohm berlaku bahwa arus listrik yang mengalir

pada penghantar sebanding dengan tegangannya. Sehingga besarnya

Page 99: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

85

hambatan tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan. Perubahan

tegangan berpengaruh pada besarnya arus listrik yang dihasilkan.

Besarnya hambatan diperoleh dari perbandingan tegangan terhadap

besarnya nilai dari arus (V/I), jika tegangan berubah maka arus listrik

juga akan berubah namun sedemikian rupa bahwa hambatan tetap.

Dalam hal ini siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami

konsep tersebut yang mana bahwa perubahan tegangan akan

menyebabkan perubahan arus yang mengalir, namun besarnya

hambatan akan tetap karena hambatan berfungsi sebagai variabel

kontrol.

Prosentase skor jawaban yang bagus dari soal tentang Hukum

Ohm atau yang bisa dijawab dengan baik oleh sebagian siswa adalah

soal no 4 dan 5. pada kedua soal ini pemahaman siswa mengenai

Hukum Ohm diterapkan pada sebuah rangakain sederhana dengan

mengubah nilai salah satu variabelnya. Pada no 4, yaitu soal tersebut

menanyakan kuat arus bila sumber tegangan diubah dan hambatannya

dibuat tetap, hal yang sama juga ditanyakan pada soal no 5 yaitu jika

hambatannya diubah dan tegangannya juga dibuat tetap, bagaimana

dengan nilai arusnya.

Dari jawaban siswa dapat terlihat bahwa mereka belum

mengetahui persamaan matematis dari Hukum Ohm, dan mereka tidak

memahami adanya hubungan sebab akibat dari Hukum Ohm yaitu

Page 100: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

86

hubungan antara kuat arus, tegangan dan hambatan dalam suatu

rangkaian, sehingga terjadi salah konsep pada siswa.

c. Pemahaman Siswa Mengenai Hambatan Penghantar Kawat

Soal-soal yang berhubungan dengan hambatan penghantar

kawat adalah soal pada no 6 dan 7. Soal-soal tersebut menanyakan

tentang pengaruh panjang kawat, jenis kawat, dan diameter kawat

terhadap hambatan kawat. Berdasarkan jawaban pretest dan hasil

wawancara, pada umumnya siswa belum mengerti dan belum

memahami tentang hambatan kawat penghantar. Pada soal no 6

menanyakan tentang pengaruh panjang kawat terhadap hambatan

kawat, prosentase skor jawaban benar dan alasan benar sebesar 14,28%

sedangkan pada soal no 7 menanyakan tentang pengaruh luas

penampang kawat terhadap hambatan kawat. Prosentase skor jawaban

dan alasan benar pada soal ini sebesar 5,71%. Selain dari prosentase

skor yang disebutkan diatas jawaban siswa masih ada yang salah dan

belum lengkap. Adapun variasi jawaban siswa adalah seperti berikut

dibawah ini :

Tabel 6. Variasi Jawaban Soal No 6 dan 7

No

soal Jawaban Variasi alasan jawaban

6 Hambatannya lebih besar 15 cm Karena lebih panjang

Hambatan yang lebih besar 10 cm Karena lebih pendek

7 Hambatan > pada jari2 2mm Karena lebih kecil

Hambatan > pada jari2 3mm Karena lebih besar

Page 101: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

87

Berdasarkan variasi jawaban yang ada di atas, dapat diketahui

bahwa pemahaman siswa ada yang salah, dan ada yang benar, dan ada

yang belum lengkap.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan partisipan kode16

diperoleh data sebagai berikut:

R : kalau kita punya dua kawat yang jenisnya sama dan diameternya sama

tapi panjangnya beda 10 cm dan 15 cm, dihubungkan dengan sumber

tegangan. Menurut kamu mana yang hambatan kawatnya lebih besar?

P : yang 10 cm

R : alasannya

P : ya menurut saya kawat yang lebih pendek aja yang hambatannya lebih

besar

R : terus kalau jenis kawatnya sama, panjangnya sama tapi luas

penampangnya beda 2 mm dan 3 mm. mana yang hambatannya lebih besar?

P : yang lebih kecil mba, 2 mm.

R : berdasarkan apa kamu jawab?

P : karena belum dapat mba, jadi aku nebak-nebak aja.

Dari hasil wawancara diatas bahwa siswa mengalami salah

konsep hal ini dikarenakan siswa belum menerima materi tersebut

namun sudah mempunyai konsep awal sendiri. Pemahaman lain juga

diperoleh dari siswa kode 26 pada hasil wawancara berikut ini:

R: oke sekarang no 6 kalau kita punya kawat panjangnya 10 cm dan 15 cm,

terus jenis kawat dan luas penampang kawatnya sama? Kawat mana yang

hambatannya lebih besar

P : yang 15 cm

R : alasannya?

P : Nebak aja mba, mikirku kalau lebih panjang pasti lebih besar

hambatannya.

R ga pake rumus?

Page 102: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

88

P : belum diajari mba.

R : kalau no 7 kalau jenis kawatnya sama dan panjangnya sama tapi jari-jari

lingkarannya 2mm dan 4mm, mana yang lebih besar hambatan kawat??

P : 4mm yang lebih besar hambatannya, karena lebih luas.

R : pake rumus ga?

P : itu juga ga tahu mba, nebak aja.

Begitu pula yang terjadi dengan partisipan partisipan lain. Dari

hasil wawancara dapat diungkap bahwa siswa hanya mengerjakan soal

itu berdasarkan pemikiran dan intuisinya saja, karena siswa sebelumnya

belum menerima materi yang berkaitan dengan hambatan kawat

penghantar jadi dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa masih

nol pengetahuannya, jika jawabannya berdasarkan pada konsep fisika

walaupun penjelasannya mengarah ke jawaban yang benar ataupun

jawaban yang salah. Walaupun demikian siswa sudah mempunyai

konsep awal sendiri. Hal ini juga dapat dilihat hasil wawancara dengan

partisipan kode 32 sebagai berikut :

R : oke kita lanjut, kalau kita punya kawat panjangnya 10cm dan 15 cm, terus

jenis kawat dan luas penampang kawatnya sama? Kawat mana yang

hambatannya lebih besar?

P : kawat yang lebih pendek 15 cm

R : berdasarkan rumus ga?

P : ga mba, belum tahu rumusnya. nebak aja

R : oke, kalau jenis kawatnya sama dan panjangnya sama tapi jari-jari

lingkarannya 2mm dan 3mm, mana yang lebih besar hambatan kawat??

P : 2 mm

R : penjelasannya??

P : ga tahu mba

Page 103: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

89

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

menjawab soal yang berkaitan dengan hambatan kawat penghantar

hanyalah berdasarkan tebakan dan intuisi siswa saja, mereka belum

mengetahui bahwa adanya rumus yang dapat digunakan untuk

mengetahui besarnya hambatan pada suatu penghantar (kawat).

Dengan demikian siswa juga secara otomatis belum mengetahui simbol-

simbol yang berkaitan dengan hambatan penghantar (kawat). Dapat

dilihat juga bahwa siswa menganalisa pertanyaan dengan pemikiran

mereka yang sangat sederhana.

d. Pemahaman Awal Siswa Mengenai Rangkaian Seri Paralel

Soal-soal yang berhubungan dengan rangkaian seri paralel

adalah soal no 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15. Soal-soal no 8, 9, 10, dan

11 adalah soal yang berkaitan dengan rangkain seri sedangkan soal

yang berkaitan dengan rangkain paralel adalah 12, 13, 14, dan 15.

1. Rangkaian Seri

Soal no 10 menanyakan tentang pengaruh lampu dalam

rangkain jika salah satu lampu lepas dari fitingnya. Prosentase Skor

jawaban benar pada soal no 10 adalah 88,55% dengan menjawab

bahwa lampu yang lain akan padam jika salah satu lampunya dilepas

dari fitingnya. Adapun variasi jawaban siswa adalah sebagi berikut:

Page 104: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

90

Tabel 7 Variasi Jawaban Soal No 10

No soal Jawaban Variasi alasan jawaban

10 Padam 1) karena lampu L1 dan L2 saling berhubungan 2) karena pada rangkain seri 3) karena hanya ada satu jalan arus

Nyala karena rangakaian seri, arus semakin besar melewati lampu daripada sebelum melewati lampu

Sebagian besar siswa tidak bisa memberikan penjelasannya

dengan benar ataupun secara lengkap, dapat diketahui dengan jelas

dari hasil wawancara dengan partisipan kode 32 :

R : oke sekarang saya punya rangkain seperti ini, menurut kamu jika saya

cabut salah satu lampunya bagaimana dengan lampu yang lain?

P : lampu yang lain tetap nyala

R : ko bisa?

P : karena ini rangkain seri mba, tetap nyala tapi lebih terang dari

sebelumnya.

R : kenapa?

P : karena arusnya yang mengalir ke lampu itu lebih banyak

Disini siswa mengalami salah konsep dengan menganggap

bahwa lampu tetap menyala walaupun lampu yang lain dicabut dan

beranggapan bahwa arusnya akan lebih besar daripada sebelum

lampu yang lain dicabut. Jadi siswa tersebut menganggap bahwa

arus tetap mengalir dalam rangkain walaupun salah satu lampu

dicabut. Selain itu ada siswa yang meberikan alasan yang tidak

Page 105: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

91

lengkap seperti hasil wawancara dengan siswa kode 28 sebagai

berikut :

R : oke kalau aku punya rangkain seri seperti ini, menurut kamu kalau kita

cabut salah satu lampu, lampu yang lain gimana?

P : lampu yang lainnya padam

R : kenapa?

P : karena ini merupakan rangkaian seri

R : emang gimana seh rangkain seri itu, ko satunya dicabut yang lainnya

ga nyala?

P : ya pokoknya kaya gitu lah mba, saling mempengaruhi

Disini siswa tidak bisa menjelaskan secara lengkap penyebab

mengapa lampu yang lain bisa padam, hanya bisa menjawab karena

rangkain tersebut merupakan rangkain seri dan saling

mempengaruhi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh partisipan

kode 4 dan kode 22 seperti berikut ini :

(Siswa kode 4)

R : ya da kita lanjut, saya punya rangkaian seri. Jika saya cabut satu

lampu lampu yang lain gimana?

P : padam

R : kenapa padam?

P : arusnya satu arah

(Siswa kode 22)

R : oke, kalau kita punya rangkain tersusun dari dua lampu dan baterei

juga kabel seperti ini. menurut kamu kalau kita cabut salah satu lampunya.

Lampu yang lain mati apa ga??

P : mati

R : alasannya?

Page 106: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

92

P : lampu 1 mempengaruhi lampu 2

Namun demikian beberapa siswa yang lain bisa memberikan

penjelasannya dengan benar. Hal ini dapat terlihat dari hasil

wawancara dengan partisipan kode 16 sebagai berikut :

R : oke sekarang kita punya rangkain seperti ini, menurutmu ini rangkain

apa?

P : rangkain seri

R : nah rangkain seri kalau kita cabut salah satu lampunya, bagaimana

keadaan lampu yang lain?

P : lampu yang lain akan mati

R : alasannya?

P : karena arusnya searah

R : maksudnya searah itu apa?

P : hmmm….maksudnya melewati rangkain yang sama/jalur yang sama

Disini siswa menjelaskan bahwa lampu akan padam jika

salah satu lampu yang lain dicabut dari fitingnya dengan

memberikan alasan bahwa hanya ada satu jalan arus dalam rangkain

seri dimana jika salah satu lampu padam lampu yang lain juga akan

ikut padam. Dengan demikian dapat diketahui bahwa partisipan

memiliki pemahaman yang baik pada bagian ini.

Pada soal no 8 siswa diminta untuk memprediksikan

bagaimana nilai arus pada masing-masing lampu, sama atau berbeda.

Prosentase Skor jawaban benar pada soal ini adalah sebesar 85,7%.

sebagian besar dapat menjawab dengan benar namun ada yang tidak

Page 107: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

93

memberikan alasan dan ada juga yang memberikan alasan dengan

berbagai macam variasi sebagai berikut :

Tabel 8. Variasi Jawaban Soal No 8

No soal Jawaban Variasi alasan jawaban

8 Sama 1) Karena lampu dan hambatannya sama 2) Karena berada pada satu tempat 3) Karena rangkaian seri hanya ada satu jalan arus

Tidak sama Karena lampu yang dekat baterei lebih besar arusnya

Berdasarkan tabel diatas, alasan siswa masih ada yang salah

serta jawaban dan alasannya juga masih ada yang salah. Untuk

mengetahui lebih jelas dapat dilihat kutipan hasil wawancara dengan

siswa kode 16.siswa tersebut dapat mengungkapkan alasan namun

alasan yang dikemukan tersebut tidak tepat, dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini :

R : bagaimana nilai kuat arus setiap lampu, sama atau ga?

P : sama

R : alasannya?

P : karena hambatan kedua lampu sama

R : jika hambatan keduanya beda, bagaimana nilai kuat arusnya?

P : beda juga

Hal yang sama juga diungkapkan siswa kode 28 dan kode 22

(lampiran). mereka menganggap bahwa kuat arus di setiap lampu

tersebut sama karena nilai hambatan dari masing-masing lampu

sama dan ketika ditanya bagaimana jika hambatannya berbeda,

partisipan menjawab bahwa kuat arus juga akan berbeda. Dari hasil

Page 108: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

94

wawancara diatas dapat terungkap dengan jelas bahwa siswa

mengalami konsep yang salah, karena siswa tersebut menganggap

bahwa pada rangkain seri besar kuat arusnya tergantung pada besar

hambatan dari masing-masing lampu. Selain itu, partisipan kode 26

juga mengalami miskonsepsi pada no 8. Jawaban dan alasan yang

diberikan tidak tepat. Seperti hasil wawancara sebagai berikut :

R : oke, sekarang lampunya dipasang seperti semula, kira-kira besar kuat

arusnya sama apa ga?

P : beda,

R : terus yang lebih besar mana?

P : lampu yang dekat baterei yang lebih besar arusnya

Disini terungkap bahwa partisipan menganggap posisi lampu

dekat baterei akan menyerap arus lebih banyak, sehingga nilai kuat

arusnya lebih besar dibandingkan posisi lampu lain yang jaraknya

lebih jauh dari baterei.

Pada dasarnya dalam rangkain seri berapapun besar

hambatan masing masing lampu dan jauh atau dekatnya posisi lampu

dari baterei tidak mempengaruhi besarnya hambatan pada masing-

masing lampu karena pada rangkain seri berlaku bahwa kuat arus

dimana-mana adalah sama hal ini dikarenakan hanya ada satu jalan

arus dimana besar kuat arus yang melewati setiap titik adalah arus

yang sama.

Page 109: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

95

Sedangkan pada soal no 9 siswa diminta untuk

memprediksikan tentang bagaimana beda potensial/tegangan pada

masing-masing lampu, sama atau berbeda. Pada soal ini prosentase

skor jawaban siswa sebesar 85,7% dengan menjawab benar bahwa

tegangan lampu sama dimana pada kasus ini nilai hambatan kedua

lampu sama namun tidak bisa mengungkapkan alasannya dengan

tepat. Ada berbagai macam variasi alasan yang diberikan oleh seperti

tampak pada tabel berikut :

Tabel 9. Variasi Jawaban Siswa Soal No 9

No soal Jawaban Variasi jawaban siswa 9 Sama 1) Karena arus dan hambatannya sama

2) Karena kuat arus listriknya sama Tidak sama Karena arusnya beda

Berdasarkan tabel diatas ada yang salah dan ada yang benar.

Untuk lebih jelas dapat kita lihat kutipan hasil wawancara berikut

dengan siswa kode 16

R : tegangannya gimana sama atau ga?

P : sama juga

R : alasannya?

P : karena arusnya sama jadi tegangannya juga sama

Hal yang sama diungkapkan oleh siswa kode 28, 22 dan 26

(lampiran). Siswa menganggap bahwa nilai tegangan lampu pada

rangkain seri bergantung dari nilai arus yang dimiliki oleh masing-

masing lampu. apa yang menjadi pemikiran siswa tersebut diatas

Page 110: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

96

adalah salah. Nilai tegangan lampu pada rangkain seri bergantung

dari nilai hambatan yang dimiliki oleh lampu tersebut. selain itu ada

pemahaman lain yang diungkapkan oleh siswa kode 30 dari hasil

wawancara seperti berikut ini :

R : kalau tegangan pada masing-masing lampu sama apa ga?

P : sama mba.

R : kenapa?

P : karena posisi lampunya sejajar.

R : kalau letak lampunya beda tapi masih dalam rangkain yang sama,

seperti gambar ini. Gimana tegangannya?

P : hmmm…tetap sama

Disini siswa menganggap bahwa besarnya tegangan

bergantung pada posisi lampu dalam rangkain namun alasan yang

diberikan tidak konsisten dan membingungkan. Dapat diketahui

bahwa siswa mengalami suatu pemahaman konsep yang salah.

Berdasarkan pertanyaan no 9, bahwasannya nilai tegangan

pada kedua lampu dalam rangkaian seri bergantung pada nilai

hambatan yang dimiliki oleh lampu tersebut Bukan tergantung pada

posisi lampu dari baterei ataupun besar arus yang terdapat pada

lampu tersebut. Jika hambatan yang dimiliki lampu tersebut sama

maka besar tegangan akan sama sebaliknya jika besar hambatannya

berbeda maka nilai tegangannya pun akan berbeda.

Soal pada no 14 meminta siswa untuk menyelesaikan

persoalan matematis. Soal ini sebenarnya hendak mengukur

pemahaman konsep awal siswa mengenai hambatan kawat pengganti

Page 111: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

97

pada rangkaian seri. Hampir semua siswa tidak bisa menjawab

dengan benar, hanya dua siswa yang berhasil menjawab dengan

benar. Pada umumnya siswa tidak tahu persamaan matematisnya

sehingga dalam menjawab soal tersebut menjadi kacau dan

kebingungan. Sebenarnya rangkaian seri ataupun parallel ini sudah

diajarkan waktu SD, namun karena sudah dalam rentang waktu yang

lama membuat siswa menjadi lupa. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa siswa juga masih mengalami kesulitan pada soal

yang berkaitan dengan konsep matematis.

2. Rangkain Paralel

Pada soal no 13 meminta siswa memprediksikan apa yang

terjadi pada lampu bila salah satu lampu dicabut dari fitingnya dan

bagaimana besar arus pada masing-masing lampu. Skor jawaban

benar yang diperoleh siswa adalah sebesar 94,28%. Beberapa siswa

dapat mengungkapkan alasannya walaupun tidak lengkap seperti

yang diharapkan namun pada umumnya siswa mengungkapkan

bahwa lampu tidak akan padam walaupun lampu yang lain dicabut

dari fittingnya. Adapun variasi alasan jawaban siswa adalah sebagai

berikut :

Page 112: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

98

Tabel no 10. Variasi Jawaban No 13

No soal

Jawaban Variasi alasan jawaban

13 Tetap nyala

1) lampu 1 ga ada hubungannya dengan lampu 2 2) karena Rangkaian paralel yang lain mati yang lain tetap nyala 3) karena lampu L2 tetap menyala karena tetap terkena arus

listrik padam 1) karena tidak ada arus

Berdasarkan tabel diatas pemahaman konsep siswa ada yang

kurang lengkap. Untuk mengetahui lebih jelas pemahaman konsep

siswa adalah dengan melihat hasil wawancara dengan siswa kode 30

dibawah ini:

R : oke kita lanjut ke rangkaian parallel, kalau salah satu lampunya

dicabut. Lampu yang lain gimana?

P : hidup

R : alasannya?

P : karena rangkaian parallel

R : iya kita tahu ini rangkain paralel, tapi kenapa lampu 2 tetap hidup

walau lampu 1 dicabut

P : karena lampu 1 ga ada hubungannya dengan lampu 2, jadi lampu 2

tetap nyala.

R : terus lampu 2 ini dapat sumber listriknya darimana?

R : dari baterei kan mba, ne kan ada dua jalur, jadi lampu yang ini tetap

nyala.

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pemahaman

siswa cukup baik, walaupun pada awalnya siswa memberikan alasan

hanya karena rangkaian paralel namun setelah beberapa pertanyaan

yang diberikan, siswa mampu menjawab bahwa karena lampu 1

Page 113: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

99

tidak saling berhubungan dengan lampu 2 sehingga lampu 2 tetap

menyala dan mendapatkan sumber listriknya dari baterei. Disini

siswa tidak mengungkapkan dengan lengkap inti pertanyaan. Jadi

dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kurang lengkap.

Selain itu siswa kode 22 mengungkapkan pemahaman yang

sama, seperti dibawah ini:

R : Oke, ini rangkaian parallel. Menurut kamu gimana kalau salah satu

lampunya dicabut. Lampu yang lain padam atau nyala?

P : Nyala

R : Ko bisa

P : karena L1 dan L2 tidak berada di satu tempat

R : maksudnya?

P : ga saling berhubungan

Dapat diketahui bahwa siswa mempunyai pemahaman yang

cukup baik namun masih sederhana belum bisa mengungkapkan

alasan secara lengkap. Begitu pula yang terjadi pada siswa lain

mereka juga mengungkapkan alasan yang sama bahwasannya lampu

satu dan lampu 2 tidak saling berhubungan jadi tidak akan saling

mempengaruhi. Alasan yang diberikan tidaklah salah namun dapat

kita ketahui bahwa pemahaman siswa pada umumnya belum

lengkap. Sementara hanya ada satu orang yang mengungkapkan

jawaban yang berbeda bahwa lampu tidak akan menyala jika lampu

yang lain di cabut, hal ini terlihat pada data pretest dan wawancara

dengan partisipan kode 32 sebagai berikut :

R : kalau rangkaian parallel, jika salah satu lampunya di cabut gimana?

Page 114: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

100

P : lampu yang lain padam

R : berarti beda ya ama rangkaian seri?

P : iya.

R : kenapa ko bisa padam lampunya?.

P : karena ga dapat arus.

Partisipan tersebut menganggap bahwa pada rangkain

parallel jika salah satu dicabut dari fittingnya maka yang lain akan

padam karena tidak mendapatkan arus, penjelasan ini seharusnya

untuk rangkain seri. Jelas disini telah terjadi salah konsep pada

siswa.

Kemudian soal no 11 menanyakan bagaimana nilai tegangan

pada masing-masing ujung lampu dan nilai arus dari masing-masing

lampu. Secara keseluruhan siswa memberikan jawaban tanpa

memberikan alasan dengan baik. Adapun jawaban dan variasi alasan

jawaban adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Variasi Jawaban Siswa Soal No 11

No soal Jawaban Variasi alasan jawaban 11a. 11b.

Sama 1) karena rangkaian paralel 2) karena hanya ada satu tegangan (beda potensial) 3) karena hambatannya sama

Tidak sama Sama 1) karena tegangannya sama

2) karena hambatannya sama dan tegangannya sama 3) karena kedua jarak lampu sama

Tidak sama Karena tidak berada pada satu tempat

Page 115: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

101

Berdasarkan tabel di atas pemahaman siswa masih ada yang salah.

Untuk mengetahui pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini :

Hal ini dapat diungkapkan lebih jelas dengan wawancara

dibawah ini :

R : tegangannya sama apa ga?

P : sama karena Rnya sama

R : kalau Rnya beda?

P : tegangannya juga beda. (kode 28)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa kode 32, kode

22, dan kode 4. Berdasarkan hal diatas siswa menganggap bahwa

nilai tegangan pada ujung-ujung lampu pada rangkain parallel

bergantung pada nilai hambatan yang dimiliki lampu tersebut. Jika

nilai hambatannya sama maka besar tegangan lampunya juga akan

sama sebaliknya jika nilai hambatannya beda maka besar tegangan

lampunya juga akan beda. Disini jelas terlihat bahwa siswa

mengalami miskonspsi dan menggunakan pemikiran sebab akibat

yang tidak saling berkaitan. Selain itu beberapa partisipan lain tidak

mampu mengungkapkan alasannya dan mengaku bingung dalam

menjawab.

Kemudian mengenai besarnya arus pada rangkain parallel,

pada umumnya siswa menjawab bahwa besarnya arus sama namun

alasan atas jawaban yang diberikan ada yang benar dan ada yang

salah. Adapun jawaban yang diberikan benar dengan alasan yang

Page 116: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

102

benar adalah bahwa kuat arusnya sama karena hambatannya sama

dan jika beda maka kuat arusnya pun ikut berbeda selain itu juga ada

yang menganggap bahwa kuat arusnya beda karena tegangan yang

dihasilkan beda sehingga berpengaruh pada hal tersebut. seperti

kutipan wawancara berikut dengan siswa kode 32 berikut ini :

R : kalau nilai arus masing masing lampu gimana?

P : arusnya sama

R : alasannya?

P : karena nilai tegangannya sama.

R : jadi nilai arus bergantung pada nilai tegangan?

P : iya

Hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa kode 22. Selain

itu juga ada yang menganggap bahwa posisi lampu dari baterei juga

mempengaruhi kuat arus. Seperti kutipan wawancara dengan siswa

kode 28 berikut ini :

R : jadi tegangan bergantung pada R?

P : iya mba.

R : kalau nilai arusnya gimana?

P : nilai arusnya berbeda

R : kenapa?

P : karena jarak kedua lampu berbeda

R : maksudnya?

P : jarak kedua lampu ke baterei

Pada soal no 12 menanyakan tentang hubungan arus yang

masuk dan arus yang keluar pada titik percabangan. Prosentase skor

yang diperoleh pada soal ini adalah sebesar 94,27% dengan

Page 117: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

103

menjawab bahwa arus yang masuk sama dengan arus yang keluar.

Adapun variasi jawaban dari siswa adalah sebagi berikut:

Tabel 12. Variasi Jawaban Soal No 12

No Jawaban Variasi alasan jawaban 12 Sama 1) karena arus yang masuk pad atitik cabang A akan

dibagikan pada kedua lampu 2) letak lampu sejajar

Tidak sama Karena lintasan kedua lampunya beda

Kebanyakan siswa tidak bisa menjabarkan jawabannya pada

rangkain. Dapat diketahui bahwasannya siswa asal menjawab

sehingga mengaplikasikannya ke dalam rangkain seperti apa menjadi

bingung. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara siswa kode 30

sebagai berikut :

R : Menurut kamu, bagaimana hubungan antara arus yang masuk pada

titik percabangan dengan arus yang keluar dari titik cabang pada

rangkaian parallel?

P : Sama mba

R : Oke jika seperti ini (gambar) arus I1 sama ga ama arus I2

P : Beda mba, yang sama arus I3 dan I2

R : kenapa arus I3 dan I2 bisa sama?

P: karena panjangnya sama

Di sini jelas sekali siswa mengalami miskonsepsi, alasan

yang diungkapkan tidak bisa menjawab persoalan yang ada malah

menimbulkan permasalahan yang baru dengan menganggap

besarnya arus tergantung panjang lintasan atau panjangnya kabel.

Page 118: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

104

Selain itu partisipan lain mengungkapkan alasan yang berbeda, yaitu

seperti kutipan wawancara dengan siswa kode 22 sebagai berikut :

P : arus yang masuk sama ga dengan arus yang keluar pada titik cabang?

R : iya sama

P : pada gambar ini mana aja yang sama

R : I1 dan I 4

P : kalau i2 dan I3?

R : I2 sama dengan I3

P : alasannya ?

R : karena I2 dan I3 berada di dalam sedangkan I1 dan I4 berada di luar,

jadi sama.

Di sini siswa menganggap bahwa arus yang yang sama

adalah arus yang sama-sama berada di lintasan luar dan sama-sama

berada di lintasan dalam. Jelas terjadi miskonspesi dan pemikiran

siswa yang kacau.

Pada soal no 15 meminta siswa untuk menyelesaikan soal

persamaan matematis. Soal ini hendak mengukur konsep awal siswa

tentang hambatan pengganti pada rangkain parallel. Pada umumnya

siswa tidak bisa mengerjakannya, mereka hanya menulis kembali

apa yang diketahui dari soal tersebut tapi untuk persamaan

matematis dan penyelesainya dibiarkan kosong. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa konsep awal siswa tentang persamaan

matematis untuk rangkain parallel belum diketahui. Dan berdasarkan

hasil wawancara pun hampir semua siswa mengakui bahwa tidak

tahu atau lupa tentang persamaan tersebut.

Page 119: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

105

C. Rangkuman Konsep Awal Siswa

Berdasarkan data pretes dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa

pemahaman siswa tentang rangkain listrik sederhana adalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang memahami apa yang menyebabkan lampu dalam suatu

rangkain bisa menyala

2. Siswa kurang memahami simbol-simbol yang terdapat dalam suatu

rangkain

3. Siswa tidak bisa menjelaskan dengan alasan yang tepat hubungan antara

panjang kawat, luas penampang kawat, jenis kawat dengan hambatan

kawat. Juga belum mengetahui simbol-simbol yang terkait didalamnya.

4. Siswa belum mengetahui tentang Hukum Ohm dan rumusan matematisnya

dan belum mengetahui hubungan sebab akibat dalam Hukum Ohm

tersebut.

5. Kurang memahami bahwa rangkain seri, hanya terdapat satu jalan arus.

Maka jika salah satu dicabut dari fittingnya lampu yang lain akan mati.

6. Kurang memahami bahwa tegangan dalam rangkain seri merupakan

jumlah dari tegangan masing-masing beban penyusunnya.

7. Siswa menganggap besarnya kuat arus pada setiap bagian dalam rangkain

seri tidak sama.

8. Belum mengetahui persamaan matematis untuk hambatan pengganti pada

rangkain seri

9. Tidak memahami bahwa jumlah arus yang masuk pada titik percabangan

sama dengan arus yang keluar melalui titik percabangan

Page 120: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

106

10. Siswa menganggap tegangan/beda potensial pada rangkain paralel

berbeda.

11. Belum mengetahui persamaan matematis untuk hambatan pengganti pada

rangkaian parallel.

D. Penyebab Konsep yang Salah atau Kurang Lengkap Pada Siswa

Secara garis besar yang sudah dijelaskan sebelumnya pada bab II,

penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu siswa,

guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Dalam kasus ini, yang

peneliti temukan adalah penyebabnya berasal dari siswa dan metode mengajar

guru. Yang mana penyebab yang berasal dari siswa adalah konsep awal

siswa, kemampuan, tahap perkembangan, minat, dan cara berpikir.

Sebelumnya siswa sudah diajarkan tentang rangkain listrik yaitu

rangkain seri paralel pada waktu SD, karena rentang waktu yang sudah lama

siswa menjadi lupa dan konsep yang dimiliki siswa menjadi terputus-putus

atau tidak lengkap. Hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan partisipan

kode 26 berikut ini :

R : da pernah belajar tentang listrik belum?

P : waktu sd mba,

R : belajar apa aja?

P : adu da lupa mba.

R : ayo diigat2..!!.

P : lampu, kabel, rangkain2 gitu bu. seri paralel juga

Page 121: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

107

Hal yang sama juga diungkapkan oleh partisipan lain, bahwa mereka

pernah menerima materi listrik tapi karena sudah lama mereka menjadi lupa.

Seperti terlihat pada hasil wawancara berikut ini dengan siswa kode 30

R : bisa menghitung rangkaian pengganti seri dan parallel ga?

P : ga bisa, ga tahu rumusnya.

R : bukannya uda diajarin waktu SD?

P : iya she, tapi uda lupa mba.

Selain itu kemampuan siswa masih terbatas sehingga konstruksi

pengetahuan konsep fisika yang dibangunnya sendiri, sebelum menerima

bahan tertentu secara formal untuk diajarkan tersebut bisa saja mengalami

kesalahan yang bisa disebut dengan konsep awal siswa. Berikut beberapa

wawancara dengan partisipan kode 16 tentang materi sebagai berikut:

R : kalau kita punya dua kawat yang jenisnya sama dan diameternya sama tapi

panjangnya beda 10 cm dan 15 cm, dihubungkan dengan sumber tegangan. Menurut

kamu mana yang hambatan kawatnya lebih besar?

P : yang 10 cm

R : alasannya

P : ya menurut saya kawat yang lebih pendek aja yang hambatannya lebih besar

R : terus kalau jenis kawatnya sama, panjangnya sama tapi luas penampangnya

beda 2 mm dan 3 mm. mana yang hambatannya lebih besar?

P : yang lebih kecil mba, 2 mm.

R : berdasarkan apa kamu jawab?

P : karena belum dapat mba, jadi aku nebak-nebak aja.

Di sini terlihat bahwa siswa belum menerima materi tersebut, jadi

siswa belum mengetahui persamaan matematis yang menentukkan besarnya

suatu hambatan kawat penghantar namun demikian siswa sudah membentuk

Page 122: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

108

pengetahuannya sendiri atau konsepnya sendiri tanpa ada patokan ilmiah

yang melandasinya. Jadi konsep yang dibangun siswa cenderung salah.

Kemudian cara berpikir yang masih sederhana menjadikan konsep awal yang

dibawanya tetap tertanam dalam pemikirannya sehingga permasalahan yang

kompleks belum mampu dijelaskannya. Seperti yang terungkap pada

wawancara berikut ini dengan partisipan kode 30 :

R : oke, kalu kita punya rangkain seperti ini, jika kita tegannya dirubah menjadi

lebih besar. hambatanny ikut berubah ga?

P : ya ,berubah

R : terus arusnya ikut berubah apa ga?

P : iya ikut berubah

R : alasannya ?

P : ya karena tegangannya dirubah lebih besar, jadi arus dan hambatannya juga

jadi lebih besar

Minat siswa juga mempengaruhi hal ini. dalam kasus ini siswa juga

mengalami masalah dimana siswa kurang berminat dalam pelajaran fisika.

Siswa menganggap fisika itu sangat sulit dan membosankan dengan rumus-

rumus yang membingunghkan yang mana juga ini berkaitan dengan

penyampaian guru waktu mengajar yang dirasa terlalu monoton dan metode

yang digunakan guru tidak membuat siwa tertarik dalam belajar fisika. Jadi

kurangnya minat inipun berpengaruh pada konsep yang dimiliki siswa, karena

konsep yang salah akan tertanam terus dalam pemikirannya tanpa dia mau

untuk merubahnya. Hal ini dapat dilihat dengan hasil wawancara dengan

siswa kode 22 seperti dibawah ini :

R : pernah bosan belajar fisika ga??

Page 123: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

109

P : iya kalau rumusnya banyak dan gurunya hanya ngomong aja didepan kelas

R : dulu waktu SD pernah belajar listrik kan?

P : iya, tentang arus, lampu, seri paralel.

R : masih ingat ya??

R : metode guru ngajar gimana??

P : ceramah biasa mba, jadi hanya dengar dan catat mba.

R : bosan ? maunya gimana?

P : pingin praktek juga gitu mba.

R : selama ini pernah belajar di lab?

P : belum mba..

R : oh gitu. Makasih….!

Hal yang sama juga diungkappkan oleh siswa kode 26 sebagai

berikut:

R : suka metode mengajar guru waktu SD ga??

P : hehe…kayanya suka2 aja deh mba, tapi ngebosanin.

R : maksudnya??

P : serius banget n ngajarnya ceramah aja. kita ngerti ga ngerti .gurunya ga tahu.

P ; oke makasih ya…!!!

E. Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan analisis hasil pretes dan wawancara sebelumnya

diperoleh bahwa siswa mengalami masalah dalam pemahaman konsepnya.

Permasalahan tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun rancangan

pembelajaran dengan metode demonstrasi (bab III bagian instrumen).

Rancangan pembelajaran ini digunakan untuk mamfasilitasi siswa untuk

merubah konsepnya (lampiran).

Page 124: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

110

Pembelajaran dilakukan untuk mengubah pamahaman konsep-konsep

yang berkaitan dengan rangkain listrik sederhana. Dari pretes yang dilakukan

diduga terjadi miskonsepsi dan pemahaman yang masih kurang lengkap pada

siswa. Rancangan pembelajaran disusun berdasarkan masalah yang dihadapi

oleh siswa. Sehingga pembelajaran ini bertujuan untuk mengatasi

miskonsepsi dan pemahaman yang belum lengkap yang dihadapi oleh siswa.

Peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap siswa untuk masing-

masing percobaan. Lembar kerja berfungsi untuk menuntun partisipan dalam

melaksanakan percobaan dengan benar dan lancar. Ada beberapa bagian

dalam lembar kerja, yaitu bagian informasi seputar teori, pelaksanaan

percobaan dan pertanyaan panduan seputar percobaan guna menuntun siswa

dalam menarik kesimpulan.

Pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dibantu oleh guru bidang

studi fisika dan seorang teman selama tiga kali pertemuan, masing-masing

pertemuan dua jam pelajaran yaitu selama + 90 menit. Pertemuan pertama

pada hari kamis tanggal 24 juli 2008 pada jam pelajaran kedua dan ketiga,

pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 27 juli 2008 hari senin dan

pertemuan ke tiga dilaksanakan hari selasa tanggal 28 juli 2008. Pembelajaran

yang dilakukan secara lebih jelas sebagai berikut :

1. DEMONSTRASI I

Topik : Arus listrik dan Hambatan kawat

Kegiatan 1 : Arus listrik

Tujuan : untuk mengetahui syarat terjadinya arus listrik

Page 125: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

111

Alat dan kegunaan : lampu, kabel, baterai dan sakelar untuk

membuat rangkaian listrik seperti tampak pada gambar dibawah

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran:

a. Siswa dibagi dalam 5 kelompok berdasarkan urutan absen sehingga

lebih mudah dan efektif, setiap kelompok ada 7 orang kemudian

peneliti membagi satu set peralatan untuk setiap kelompok. Sebelumnya

peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta

memperkenalkan alat-alat dan kegunaannya.

b. Peneliti meminta siswa untuk menyusun rangkaian seperti yang ada

didalam LKS, kemudian peneliti memberikan pertanyaan bagaimana

keadaan lampu pada saat rangkainnya diputuskan kemudian disambung

kembali dan bagaimana sumber tegangannya dalam hal ini baterei kita

ambil.

c. Berdasarkan jawaban siswa kemudian peneliti memberikan pertanyaan

balik mengapa lampu tersebut bisa menyala dan meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban

mereka. Berdasarkan hal tersebut peneliti kembali mereview jawaban

Page 126: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

112

pretest yang diberikan siswa dan mengarahkan kembali ke jawaban

yang tepat berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan.

d. Kemudian selanjutnya peneliti menjelaskan dan menegaskan bahwa

lampu tersebut menyala karena ada arus yang mengalir dalam rangkain

tersebut. Arus tersebut bisa mengalir karena rangkain berada dalam

keadaan tertutup dan arus tersebut berasal dari sumber tegangan dalam

hal ini adalah baterei. Baterei merupakan sumber tegangan yang dapat

menghasilkan arus sehingga bisa membuat lampu menyala. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa lampu dalam suatu rangkain dapat

menyala karena ada arus dan syarat agar terjadi arus dalam rangkaian

adalah harus ada sumber tegangan dan rangkaian dalam keadaan

tertutup.

Kegiatan 2 : Hukum Ohm

Tujuan:

1) Melatih siswa dalam merangkain komponen-komponen listrik dan

menggunakan multimeter

2) Memahami hubungan antara hambatan, kuat arus dan tegangan.

3) Dapat memahami Hukum Ohm

Alat dan bahan : voltmeter, amperemeter, resistor, kabel, batu baterei.

Berikut langkah-langkah pembelajaran mengenai Hukum Ohm :

1) Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

percobaan dan dibagikan ke setiap kelompok.

Page 127: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

113

2) Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai bunyi Hukum Ohm dan

rumus Hukum Ohm serta besaran-besaran yang ada didalamnya.

3) Peneliti meminta setiap kelompok untuk membuat rangkain seperti

pada panduan LKS dan sebelum melakukan pengukuran peneliti

menjelaskan kepada siswa bagaimana cara mengukur tegangan, kuat

arus, dan hambatan dengan menggunakan multimeter serta

bagaimana cara membacanya.

4) Peneliti mengungkapkan kembali pemahaman siswa dari hasil tes

yang diperoleh bahwa besarnya hambatan dipengaruhi oleh

tegangan. Jadi nilai hambatan akan berubah bila tegangan juga

diubah-ubah.

5) Untuk membuktikan pernyataan tersebut peneliti meminta siswa

untuk melakukan percobaan sederhana dengan merangkai alat

sebagai berikut :

6) Peneliti meminta siswa untuk membaca dan mencatat nilai kuat arus

dan tegangan pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan.

Page 128: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

114

Jumlah baterei

Beda potensial (volt)

Kuat arus (ampere) Hambatan (Ohm) (V/I)

1 2 3 4

7) Dari hasil percobaan tersebut peneliti meminta siswa untuk

menjawab pertanyaan panduan dan menyimpulkan. kemudian

peneliti menjelaskan kembali mengenai Hukum Ohm pada siswa

dari hasil percobaan yang telah diperoleh.

Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa memiliki pemahaman

sebagai berikut : nilai kuat arus listrik dan tegangan dapat ditentukan

dari persamaan matematis I = V/R, pada hukum ohm, nilai resistor (R)

selalu tetap meskipun nilai tegangan dan kuat arus berubah.

2. DEMONSTRASI II

Topik : hambatan penghantar kawat

Tujuan : dapat menentukkan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya

hambatan kawat penghantar

Alat dan bahan : voltmeter, amperemeter, kabel penghubung, kawat

nikelin berdiameter 0,2 mm dan 0,1 mm dengan panjang 50 cm dan 30 cm,

kawat tembaga panjang 50cm dan diameter 0,2 mm.

Langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

percobaan dan dibagikan ke setiap kelompok

Page 129: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

115

b. Peneliti menjelaskan alat yang dibagikan dan menanyakan kepada siswa

tentang hambatan penghantar, apa saja yang mempengaruhi besarnya

dan besaran apa yang perlu diukur untuk membuktikannya

c. Setiap kelompok diminta untuk membuat rangkain berdasarkan gambar

pada lembar kerja dan membaca nilai pada amperemeter dan voltmeter

pada pada lembar yang telah disediakan.

VA

A B

V

d. Peneliti meminta partisispan untuk :

1) Memasang kawat nikelin yang panjangnya 50 cm dan luas

penampangnya 0,5 mm pada titik A dan B. kemudian membaca

kuat arus dan tegangan

2) Mancatat hasilnya dan memasukannya ke dalam table yang telah

disediakan

Jenis

kawat

Panjang

kawat

Penampang

kawat

V

(volt)

I

(Ampere)

V/I

(ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm

Nikelin 40 cm 0,5 mm

Page 130: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

116

e. Peneliti meminta partisipan untuk

1) Melepas kawat nikelin pertama dan menggantinya dengan kawat

nikelin yang panjangnya 50 cm dengan penampang 0,3 mm.

kemudian membaca arus dan tegangan

2) Mencatat hasilnya dan memasukkan data ke dalam table

Jenis kawat

Panjang kawat

Penampang kawat

V (volt) I (Ampere) V/I (ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm Nikelin 50 cm 0,4 mm

f. Peneliti meminta partisipan untuk membuka melepaskan kembali kawat

nikelin yang berdiameter 0,3 mm dan menggantinya dengan kawat

tembaga yang panjangnya 50 cm dan dengan penampang 0,5 mm.

partisipan diminta untuk membaca kuat arus dan tegangan serta

mencatat hasilnya dalam table.

Jenis kawat

Panjang kawat

Penampang kawat

V (volt) I (Ampere) V/I (ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm Tembaga 50 cm 0,5 mm

g. Setelah memperoleh data secara lengkap dan menjawab pertanyaan

panduan pada saat melakukan percobaan, peneliti meminta siswa

menyimpulkan apa saja yang mempengaruhi besarnya hambatan pada

suatu penghantar.

h. Dari data dan kesimpulan yang diungkapkan siswa kemudian peneliti

menjelaskan kembali mengenai hambatan pada suatu penghantar. Serta

besaran apa saja yang mempengaruhi besar hambatan suatu penghantar.

Page 131: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

117

Dalam demonstrasi II ini kegiatan yang dilakukan sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang dilakukan. Pada awal kegiatan peneliti

banyak mengajukan beberapa pertanyaan panduan yang berkaitan dengan

hambatan kawat atau hambatan pada penghantar. Setelah selesai

demonstrasi siswa dapat melakukan diskusi dengan teman kelompok guna

menjawab pertanyaan pada lembar kerja dan menarik kesimpulan akhir.

Pada akhir pembelajaran peneliti menyampaikan semua materi yang telah

dipelajari bersama melaui demonstrasi.

Melalui pembelajaran ini diharapkan partisipan memiliki

pemahaman sebagai berikut : besarnya hambatan kawat ditentukkan oleh

panjang kawat, penampang kawat dan juga jenis kawat. Semakin panjang

kawat maka hambatannya semakin besar. Semakin besar penampang

kawat maka semakin kecil hambatannya. Dan bila panjang dan penampang

kawat sama maka hambatnnya ditentukkan oleh jenis kawat. Maka dapat

dituliskan dalam sebuah rumus ALR ρ= dengan R adalah hambatan, L

adalah panjang kawat, A adalah luas penampang kawat dan ρ adalah jenis

kawat.

3. DEMONSTRASI III

Kegiatan I : Rangkaian Seri

Tujuan :

1) Dapat mengetahui sifat-sifat rangkaian seri.

2) Dapat menghitung hambatan pengganti rangkaian seri

Page 132: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

118

Alat dan bahan : amperemeter, voltmeter, lampu (3), kabel penghubung,

papan rangkain.

Berikut langkah-langkah pembelajaran tentang rangkain seri adalah

sebagai berikut :

1) Peneliti mempersiapkan alat-alat dan membagikan pada setiap

kelompok.

2) Peneliti meminta untuk memperhatikan lembar kerja yang sudah

diberikan dan merangkai alat seperti gambar berikut, sampai lampu

menyala

3) Peneliti meminta siswa untuk memprediksikan apa yang akan terjadi

jika salah satu lampu dilepas.

4) Peneliti meminta setiap kelompok untuk memprediksi bagaimana

besar kuat arus I1, I2, dan I3 pada rangkain tersebut.

5) Peneliti meminta partisipan untuk mengukur kuat arus berturut-turut :

I1 (antara baterei dan lampu 1), I2 (antara lampu 1 dan lampu 2), I3

(antara lampu 2 dan baterei). Data hasil pengukuran dimasukkan

dalam tabel.

Page 133: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

119

No Kuat arus Beda potensial R = V/I 1 2 3

I1= ....... I2= ....... I3= .......

Vab = ....... Vbc = ....... Vac = .......

6) Peneliti meminta siswa untuk membandingkan besarnya arus I1, I2,

dan I3.

7) Peneliti meminta siswa untuk memprediksikan bagaimana besarnya

tegangan pada Vab, Vbc, dan Vac.

8) Peneliti meminta siswa untuk mengukur besarnya Vab, Vbc, dan Vac

kemudian membandingkan antara (Vab + Vbc) dan Vac

9) Menggunakan data-data yang diperoleh peneliti meminta siswa untuk

menghitung R1 = Vab/I, R2 = Vbc/I, dan Rs = Vac/I. Kemudian

membandingkan nilai Rs dan (R1 + R2)

10) Berdasarkan pertanyaan panduan, peneliti meminta partisipan untuk

menganalisis dan membuat kesimpulan sifat-sifat rangkain seri dan

setiap perwakilan dari kelompok untuk menuliskan di papan tulis

11) Berdasarkan jawaban dari setiap kelompok, peneliti kembali

menjelaskan secara keseluruhan demontrasi yang sudah dilakukan dan

melengkapi kesimpulan akhir.

Melalui pembelajaran ini diharapkan siwa memiliki pemahaman :

bahwasannya dalam rangkaian seri hanya ada satu jalan arus (bila salah

satu lampu terputus, disemua bagian lain tidak ada arus dan lampu yang

lain akan padam), besarnya arus disetiap rangkain seri adalah sama,

Page 134: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

120

tegangan keseluruhan adalah jumlah dari tegangan masing-masing

penyusunnya, R1, R2, R3, ...., Rn dapat diganti dengan Rp = R1 + R2 + R3.

Kegiatan 2 : Rangkaian paralel

Tujuan :

1) Dapat mengetahui sifat-sifat rangkaian paralel

2) Dapat mengetahui Hukum I Khircoff

3) Dapat menghitung hambatan pengganti rangkaian paralel

Alat dan bahan : baterei, lampu, multimeter, kabel pengubung, papan

rangkain

Berikut adalah pembelajaran tentang rangkain paralel adalah sebagai

berikut :

1) Peneliti meminta setiap kelompok untuk menyusun rangkaian seperti

berikut

2) Peneliti meminta setiap kelompok untuk memprediksi bagaimana

besarnya tegangan pada setiap lampu

Page 135: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

121

3) Peneliti meminta setiap kelompok untuk mengukur besarnya

tegangan di A (pada lampu 1) dan tegangan di B (pada lampu 2) dan

pada PQ (di titik simpul). Data pengukuran dimasukkan dalam tabel.

4) Peneliti meminta siswa untuk mengukur besar kuat arus yang

melewati lampu-lampu dalam rangkaian: I1 (pada lampu 1) I2 (pada

lampu 2) dan Itotal (diantara kutub positif batere dan titik Q). Data

hasil pengukuran dimasukkan dalam tabel.

5) Kemudian meminta siswa untuk menghitung nilai hambatannya R1 =

V/I1, R2 = V/I2, dan Rs = Vac/I dan membandingkan nilai 1/Rs dan

(1/R1 + 1/R2)

No

Kuat arus Beda potensial

R = V/I

L1 L2

L1 dan L2

...........

........... ............

..........

.......... ...........

.............

.............

.............

6) Peneliti meminta setiap kelompok untuk menganalisis dan membuat

kesimpulan tentang rangkaian paralel dan setiap perwakilan

kelompok menuliskan kembali kesimpulannya di papan tulis

7) Berdasarkan jawaban siswa peneliti kemudian menjelaskan kembali

dan melengkapi jawaban yang diberikan siswa dan menyimpulkan

Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa memiliki pemahaman :

Bahwasannya dalam rangkaian paralel hanya memiliki satu beda

potensial, bila salah satu cabang putus dicabang lain tetap ada arus (bila

salah satu bagian lampu diputus, lampu pada bagian lain tetap menyala),

Page 136: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

122

jumlah kuat arus yang menuju titik cabang sama dengan keluar titik

cabang. R1, R2, R3, ...,Rn dapat diganti dengan

RnRRRR1....1111

321

++++=ρ

.

Hasil pembelajaran ini akan terlihat dari perbandingan analisis

jawaban pretes dan postest. Apabila hasil analisis jawaban postest lebih

baik daripada pretes, maka terjadi perubahan pemahaman siswa. Dan

miskonsepsi yang dihadapi oleh siswa telah teratasi sehingga rancangan

pembelajaran dan pembelajaran telah berhasil.

F. Data Posttest Dan Pembahasan

Postest dilaksanakan pada hari rabu, 2 agustus 2008 di SMP Angkasa

Lanud Adisuciptjo, Maguwoharjo, Yogyakarta. Jumlah soal sebanyak 15 dan

diikuti 35 partisipan. Ke 15 soal tersebut disusun berdasarkan materi

pembelajaran yang diberikan dan pretest. Dari pretes yang dilakukan setelah

pembelajaran dapat diperoleh pemahaman siswa dan posttest yang diberikan

dapat diperoleh perubahan pemahamnnya. Perubahan pemahaman dapat

dilihat dengan meningkat atau menurunnya prosentase skor jawaban setiap

soal yang mengalami miskonsepsi atau pemahaman yang belum lengkap.

Peningkatan dan penurunan ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil

prosentase skor jawaban pretes dan postes.

Soal pretes terdiri dari 15 soal yang terdiri dari 1 soal mengenai

rangkaian listrik, 3 soal mengenai hukum Ohm, 3 soal mengenai hambatan

kawat, 4 soal mengenai rangkaian seri dan 4 soal mengenai rangkaian

Page 137: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

123

parallel. Soal-soal tersebut sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan

dan permasalahan yang dihadapi siswa. Skor rata-rata dari hasil posttes

adalah 38,57 dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 43 dan skor

terendah yang diperoleh siswa sebesar 36 (lampiran).

Adapun prosentase skor yang diperoleh siswa berdasarkan kualifikasi

skor adalah sebagai berikut:

Tabel. 13. Prosentase Posttest Siswa Berdasarkan Kualifikasi Skor Jawaban

No

soal

Prosentase siswa berdasarkan skor ( %)

0 1 2 3

1 0 0 0 100

2 25,71 8,57 0 65,71

3 2,85 2,85 11,42 82,85

4 8,57 0 0 91,42

5 0 0 17,14 82,85

6 2,85 5,71 20 71,42

7 5,71 68,57 14,28 11,42

8 11,42 0 0 88,57

9 8,57 14,28 0 77,14

10 0 2,85 0 97,14

11 0 8,57 0 91,42

12 0 4,02 5,71 54,28

13 0 31,42 2,85 65,71

14 0 8,57 2,85 88,57

15 0 2,85 40 57,14

Dari kelimabelas soal tersebut berdasarkan tabel 13 hampir semua

mencapai prosentase skor tinggi, yaitu pada soal no 1 mengenai arus listrik

dengan prosentase skor jawaban benar (skor 3) adalah 100%, kemudian pada

Page 138: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

124

soal no 2, 3, dan 4 mengenai hukum Ohm. Pada soal no 2 Prosentase skor

jawaban benar (skor 3) yang diperoleh siswa sebesar 65,71%, pada soal no 3

prosentase skor jawaban benar (skor 3) yang diperoleh siswa sebesar 82,85%,

sedangkan pada soal no 4 skor jawaban benar (skor 3) yang diperoleh siswa

sebesar 91,42%. Pada soal no 5, 6, dan 7 mengenai hambatan kawat. Pada

soal no 5 Skor jawaban benar (skor 3) sebesar 82,85%, pada soal no 6 skor

jawaban benar (skor 3) yang diperoleh siswa sebesar 71,42%, sedangkan pada

soal no 7 skor jawaban benar (skor 3) 11,42%. Kemudian pada soal no 8, 9,

10, dan 11 mengenai rangkaian seri. Pada soal no 8 skor jawaban yang

diperoleh siswa sebesar 88,57% , pada soal no 9 skor jawaban yang diperoleh

siswa sebesar 77,14%, sedangkan pada soal no 11 skor jawaban yang

diperoleh siswa sebesar 85,71%.Yang terakhir mengenai rangkaian parallel

no 12, 13, 14, dan 15. pada soal no 12 skor jawaban benar (skor 3) yang

diperoleh siswa sebesar 54,28%, pada soal no 13 skor jawaban benar (skor 3)

yang diperoleh siswa sebesar 65,71% , pada soal no 14 skor jawaban yang

diperoleh siswa sebesar 88,57%, sedangkan pada soal no 15 skor jawaban

yang diperoleh siswa sebesar 57,14%.

Skor jawaban yang paling rendah dari setiap soal tersebut diatas

adalah no 7 yaitu sebesar 11,42 % dengan skor jawaban benar. Soal tersebut

meminta siswa untuk mengaplikasikan persamaan matematis dari hambatan

kawat. Berdasarkan jawaban siswa pada posttest, dapat diketahui bahwa

siswa masih mangalami kesulitan dalam menghitung dan mengkonvesrsikan

satuan sehingga jawaban siswa banyak yang masih bermasalah.

Page 139: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

125

Adapun variasi jawaban siswa pada soal posttest adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Varias Jjawaban Siswa Pada Soal Posttest

No soal

Jawaban Variasi jawaban

1 Semua rangkaian dapat menyala

1) karena ada arus pada kedua rangkaian tersebut yang berasal dari sumber tegangan

2) karena kedua rangkaian tersebut tidak putus sehingga ada arus yang mengalir dalam rangkaian

3) karena ada arus dan fungsi saklar dapat menghidup dan mematikan arus

4) karena lampu disambungkan ke baterei melalui kabel sehingga adar arus dalam rangkaian dan lampu dapat menyala

2

Tidak berubah

1) karena hambatan yang digunakan tetap sehingga nilainya tidak berubah walaupun tegangannya diubah karena hambatan sudah mempunyai nilai sendiri

2) karena pada Hukum Ohm walaupun tegangan diganti nilai hambatan tetap

3) karena tegangan berubah menjadi kecil atau besar, tegangan tersebut tidak berpengaruh pada hambatan.

Berubah Karena jika Vnya berubah menjadi kecil maka Rnya juga berubah kecil

3 Berubah kecil 1) karena jika V berubah menjadi kecil arus juga akan berpengaruh V = I.R

2) karena V sebanding dengan I, semakin kecil V maka I juga semakin kecil V= I.R

3) karena Vnya semakin kecil

4 Dik : R = 10 ohm I = 0,6 A Dit : V = I.R = 0,6 X 10 = 6 Volt

5 Faktor – faktor yang mempengaruhi hambatan kawat :

1) panjang kawat ( l ) 2) luas penampang kawat

(A)

Page 140: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

126

3) jenis kawat ( ρ ) 4) bentuk kawat

6 R =

Alρ

1) semakin panjang kawat, semakin besar hambatan kawat (R α ρ ) 2) semakin besar A, semakin kecil hambatan kawat ( R

αA1

)

3) Hambatan kawat bergantung pada jenis kawat ( Rα ρ )

7 Dik : mx Ω= −81068,1ρ r = 1,5 mm = 1,5 X 10-3 m l = 2 m Dit : R = …..???? Jawab :

R =A

2

A = rΠ = 23 )105, −x1(Π = 3 x 10-6

R =Alρ

= 1,68 x10-8 x 6102

−3x

= 11,08 x 10-4 Ω

8 Sama besar 1) karena rangkaian seri, kuat arus listrik dimana-mana sama

2) karena hanya ada satu jalan arus pada rangkaian seri sehingga arus pada lampu 1 sama dengan arus pada lampu 2

9 Beda 1) karena hambatannya beda 2) pada rangkaian seri, tegangan bergantung

pada R. jika nilai R beda V juga beda

Page 141: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

127

Sama 10 Padam 1) karena tidak ada arus yang melewati lampu

2 2) karena pada rangkaian seri jika salah satu

lampu dicabut, maka lampu yang lain akan padam. Tidak ada arus yang lewat

3) karena hanya ada satu arus, jika lampu 1 terputus maka lampu 2 juga tidak ada arus

11 Dik : R1 = 5 ohm R2 = 2 ohm R3 = 10 ohm Dit : Rs = …? Rumus : Rs = R1+R2+R3

= 5 + 2 + 10 = 17 ohm

12a Sama 1) Pada rangkaian paralel hanya ada satu beda potensial

2) Karena pada rangkaian paralel nilai tegangan dimana-mana sama

12b Beda 1) Karena memiliki nilai hambatannya beda 2) Karena letak lampu 1 beda dengan lampu 2

13 Dik : L1 = 2A L2 = 3A Dit :I1 = …..??? Jawab: Imasuk = Ikeluar

IA = IL1 + IL2 IA = 2A + 3A = 5A

14 Nyala 1) karena masih ada arus yang mengalir pada lampu 2

2) lampu 1 dan lampu 2 tidak saling berhubungan, lampu 1 padam, lampu2 tetap nyala karena ada arus

15 Dik : R1 = 4 ohm R2 = 8 ohm R3 = 8 ohm Dit : Rp = ……???

31

21

111

RRRRp++=

Page 142: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

128

81

81

411

++=Rp

81

81

821

++=Rp

841

=Rp

Rp = 2 ohm

Berdasarkan analisis posttes diperoleh pemahaman siswa sebagai berikut :

1. Pemahaman Siswa Mengenai Arus Listrik

Soal yang berhubungan dengan rangkaian listrik sederhana

adalah soal no 1. Prosentase skor jawaban siswa pada soal no 1

sebesar 100% (lampiran). Pada soal ini siswa diminta untuk

menentukan dan menjelaskan rangkaian yang bisa membuat lampu

menyala. Soal tersebut memuat dua rangkain yang mana rangkaian

pertama adalah rangkaian yang lengkap dengan komponen

baterei/tegangan, lampu dan kabel penghubung sementara rangkain

kedua adalah rangkaian yang lengkap juga namun ditambah dengan

komponen saklar dan rangkaian dalam keadaan tertutup. Dari kedua

rangkaian ini peneliti bermaksud untuk membuat suatu pilihan yang

membingungkan siswa dan membuat siswa berpikir untuk

menentukkan jawabannya.

Adapun variasi jawaban yang diberikan siswa adalah sebagai berikut :

Page 143: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

129

Tabel 15. Variasi jawaban Siswa Pada Soal No 1

No soal

Jawaban Variasi jawaban

1 Semua rangkaian dapat menyala

1) karena ada arus pada kedua rangkaian tersebut yang berasal dari sumber tegangan

2) karena kedua rangkaian tersebut tidak putus sehingga ada arus yang mengalir dalam rangkaian

3) karena ada arus dan fungsi saklar pada gambar 2 dapat menyambung dan memutuskan arus

Berdasarkan hasil posttes, semua siswa bisa menjawab dengan

baik bahwa lampu bisa menyala pada kedua rangkaian tersebut,

dengan penjelasan bahwa kedua rangkain tersebut ada arus listrik

yang mengalir. Selain itu ada yang menambah penjelasan bahwa

rangkaian-rangkain tersebut bisa menyala karena berada dalam

keadaan tertutup dan adanya sumber tegangan yang bisa menghasilkan

arus. Kemudian ada juga yang menjelaskan bahwa rangkain dua

lampunya bisa menyala karena saklar dalam keadaan tertutup

sehingga arus bisa mengalir dengan tambahan penjelasan bahwa

fungsi saklar adalah menyambung dan memutuskan arus.

Dari hasil analisis jawaban postes dapat diketahui bahwa

pemahaman siswa mengenai arus listrik berubah. Siswa telah

memahami dengan baik mengenai konsep arus listrik dalam suatu

rangkain. Hal ini ditunjukkan dengan persentase skor jawaban yang

tinggi yaitu sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan hasil pretes dan

wawancara I pemahaman siswa banyak mengalami perubahan.

Page 144: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

130

Perubahan yang terjadi ini sangat bagus. Pada data pretes dan

wawancara sebelumnya ditemukan miskonsepsi dan pemahaman

kurang lengkap yang terjadi pada siswa. Miskonsepsi ini terjadi pada

siswa dengan menganggap bahwa simbol dari tegangan adalah suatu

pemisah/pemotong rangkaian sehingga dengan adanya simbol tersebut

lampu tidak bisa menyala.

Selain itu miskonsepsi juga terjadi pada siswa dengan

menganggap bahwa lampu dalam rangkain bisa menyala kalau

saklarnya dalam keadaan terbuka, sebaliknya jika dalam keadaan

tertutup lampu dalam rangkaian tidak bisa menyala. Kemudian siswa

juga belum bisa menjelaskan adanya arus dalam rangkaian yang

membuat lampu menyala, hanya bisa menjawab bahwa adanya

tegangan dan rangkaian dalam keadaan tertutup. Hal ini menandakan

adanya pengetahuan dan pemahaman kurang lengkap yang terjadi

pada siswa. Sedangkan dari data posttes, siswa bisa menjawab dan

menjelaskan nya dengan baik.

2. Pemahaman Siswa Mengenai Hukum Ohm

Soal mengenai hukum Ohm terdapat pada soal no 2, 3 dan 4.

Soal pada no 2 menanyakan tentang pengaruh tegangan pada

hambatan kawat. Pada soal ini skor jawaban benar yang diperoleh

siswa sebesar 65,71%. Adapun variasi jawaban yang diberikan siswa

terdapat pada tabel berikut ini :

Page 145: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

131

Tabel 16. Variasi Jawaban Soal No 2

No soal

Jawaban Alasan jawaban.

2

Tidak berubah 4) karena hambatan yang digunakan tetap sehingga nilainya tidak berubah walaupun tegangannya diubah karena hambatan sudah mempunyai nilai sendiri

5) karena pada Hukum Ohm walaupun tegangan diganti nilai hambatan tetap

6) karena tegangan berubah menjadi kecil atau besar, tegangan tersebut tidak berpengaruh pada hambatan

Berubah Karena jika Vnya berubah menjadi kecil maka Rnya juga berubah kecil

Dari jawaban siswa yang diberikan pada umumnya siswa

menjawab kalau hambatan itu tetap walaupun tegangannya berubah.

Siswa juga mampu menjelaskan alasan atas jawabannya, dimana nilai

hambatannya tetap karena hambatan tidak bergantung pada tegangan

dan sudah mempunyai harga tertentu.

Tetapi ada beberapa siswa yang menjawab dengan

memberikan alasan yang kurang sesuai atau bahkan hanya menebak

saja. Mereka menganggap bahwa dengan adanya perubahan tegangan

maka hambatannya juga akan berubah. Dari jawaban siswa ini dapat

terungkap bahwa beberapa siswa masih mengalami masalah dalam

memahami Hukum Ohm. Siswa masih belum memahami hubungan

sebab akibat pada Hukum Ohm tersebut. Bahwa perubahan tegangan

itu akan mengakibatkan perubahan arus yang mengalir. Tetapi

perubahan arus tersebut sedemikian rupa sehingga hambatannya tetap.

Page 146: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

132

Berdasarkan hasil analisis pretes dan wawancara sebelumnya

terlihat bahwa pemahaman siswa mengalami masalah. Dengan

ditunjukkan dari hasil wawancara dan persentase skor jawaban benar

pada pretes sebesar 5,71%. Siswa belum memahami adanya hubungan

sebab akibat pada Hukum Ohm. Siswa masih menjawab berdasarkan

intuisi saja. Dari hasil analisis posttes bila dilihat dari persentase skor

jawaban, siswa mengalami perubahan pemahaman konsep. Perubahan

ini cukup bagus karena sebagian besar siswa dalam menjawab soal ini

mampu mengungkapkan alasan yang tepat.

Kemudian pada soal no 3 skor jawaban yang diperoleh sebesar

91,43%. Pada soal no ini menanyakan mengenai bagaimana pengaruh

tegangan pada hambatan kawat. Hampir semuanya siswa bisa

menjawab dengan baik bahwa kuat arus akan berubah jika

tegangannya juga berubah. Apabila tegangannya menjadi kecil dari

sebelumnya maka kuat arusnya pun menjadi lebih kecil

juga.sebaliknya jika kuat arusnya menjadi lebih besar kuat arusnya

juga menjadi lebih besar. Adapun variasi jawaban siswa adalah

sebagai berikut :

Tabel 17. Variasi Jawaban Soal No 3

No soal Jawaban Variasi jawaban 3 Berubah kecil 1) karena jika V berubah menjadi kecil arus juga akan

berpengaruh V = I.R 2) karena V sebanding dengan I, semakin kecil V maka I

juga semakin kecil V= I.R

Page 147: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

133

Dari hasil pretes dan wawancara yang sudah dilakukan

sebelumnya ditemukan adanya indikasi miskonsepsi dan pengetahuan

yang kurang lengkap atas soal ini, sama halnya dengan soal

sebelumnya no 2 yaitu siswa belum mengetahui adanya hubungan

sebab akibat pada hukum Ohm. Dimana skor jawaban benar (skor 3)

yang diperoleh siswa sebesar 54,28% pada pretes. Bila dilihat dari

hasil prosentase skor jawaban posttes skor jawaban benar (skor 3)

sebesar 82,85% dapat dikatakan bahwa prosentase skor jawaban siswa

mengalami perubahan yang bagus.

Pada soal no 4 menanyakan persamaan matematis dan

penyelesaiannya tentang Hukum Ohm. Prosentase skor jawaban siswa

sebesar 91,42%. Disini semua siswa bisa menuliskan rumusnya dan

bisa menyelesaikan persamaan aljabarnya. Merunut kembali ke

belakang pada saat melakukan wawancara siswa tidak tahu hubungan

antara tegangan, kuat arus, dan hambatan serta menjabarkan dalam

persamaan matematisnya juga mengalami kebingungan. Dari soal

posttes dapat dilihat bahwa siswa mengalami kemajuan yang

signifikan, dengan melihat hasil prosentase skor jawaban pada posttes

sebesar 91,42%.

Berdasarkan perbandingan pada pretest dan posttes, maka

pemahaman siswa mengalami perubahan yang cukup baik pada

Hukum Ohm. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan pembelajaran

siswa sangat antusias dan aktif dalam melakukan pembelajaran

Page 148: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

134

dengan metode demonstrasi dan melakukan diskusi bersama teman

kelompok dalam menjawab pertanyaan dan mengambil kesimpulan.

Siswa juga memperhatikan pengarahan dan penjelasan yang diberikan

oleh peneliti. Pada saat pembelajaran berlangsung jam pelajarannya

waktu pagi jadi siswa tetap semangat dan segar.

3. Pemahaman Siswa Mengenai Hambatan Kawat

Soal no 5, 6, dan 7 merupakan soal mengenai hambatan

kawat. Prosentase skor jawaban dengan skor 3 pada soal no 5 sebesar

82,85%, dalam soal ini siswa diminta untuk menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat. Secara

keseluruhan siswa bisa menjawab dengan menuliskan faktor-faktor

yang mempengaruhi besarnya hambatan suatu kawat. Selain itu siswa

juga mampu menjawab pertanyaan bagaimana hubungan antara

faktor-faktor tersebut dengan hambatan kawat dan menuliskannya

dalam persamaan matematis. Soal tersebut terdapat pada no 6. Soal no

6 memperoleh skor jawaban sebesar 71,42%. Dari hasil posttest ini

dapat kita ketahui bahwa siswa mengalami perubahan yang lebih baik,

dimana berdasarkan hasil pretes dan wawancara yang sudah dilakukan

sebelumnya siswa mengalami kendala dan kekurangan pengetahuan

tentang hambatan kawat. Sebelumnya siswa belum mampu

mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan kawat

dan bagaimana hubungannya juga persamaan matematisnya. Setelah

melakukan pembelajaran, Secara umum berdasarkan posttes siswa

Page 149: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

135

mampu menyebutkan faktor-faktor tersebut dan menjelaskan

hubungannya dengan hambatan dan menuliskannya dalam persamaan

matematis, walaupun ada beberapa siswa yang tampaknya masih

belum menuliskannya secara lengkap. Hal ini mungkin dikarenakan

pada saat pembelajaran siswa tidak fokus atau kurang mendengarkan

sehingga ketika diajukan pertanyaan seperti demikian menjadi lupa.

Namun secara keseluruhan ada perubahan kearah yang lebih baik.

Prosentase skor jawaban pada soal no 7 sebesar 11,42%, soal

ini merupakan pertanyaan terapan dimana meminta siswa untuk

melakukan perhitungan dari data yang ditunjukkan dengan sebuah

gambar. Jawaban siswa pada pertanyaan ini umumnya salah, karena

mereka hanya langsung memasukkan data yang ada pada rumus

(hambatan kawat). Padahal seharusnya mereka mencari luas

penampang kawat dahulu baru bisa dilakukan perhitungan. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa pada umumnya siswa belum tahu apa

yang disebut dengan luas penampang. Mereka sebenarnya tahu bahwa

1,5 mm yang ditunjuk pada gambar adalah jari-jari. Tetapi karena

siswa tidak tahu apa yang disebut dengan luas penampang maka siswa

langsung menggunakannya dalam perhitungan. Beberapa siswa tidak

bisa membedakan diameter, jari-jari, maupun luas itu sendiri. Tetapi

siswa sudah dapat menjelaskan besaran-besaran yang digunakan pada

rumus dengan simbol-simbolnya.

Page 150: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

136

Berdasarkan analisis posttes pada hambatan kawat, siswa bisa

menjelaskan dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

hambatan kawat, dan menjabarkan persamaan matematis dalam soal

terapan walaupun mereka tidak tahu apa yang disebut dengan luas

penampang. Sehingga siswa menganggap bahwa luas penampang itu

sama dengan jari-jari atau bahkan diameter dari kawat. Namun

demikian konsep siswa mengalami perubahan bila dibandingkan

dengan hasil pretes dan wawancara sebelumnya. Perubahan konsep

siswa mengenai hambatan kawat pada pretes dan posttes cukup besar

walaupun masih ada kendala yang terjadi namun dapat dikatakan

terjadi kemajuan. Kemajuan ini dapat terjadi didukung dengan

suasana pembelajaran di dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran juga terlihat. Hal ini juga menjadi dasar atau faktor

pendukung yang sangat penting dalam mengubah konsep siswa.

Selain itu juga konsentrasi siswa pada saat pembelajaranpun didukung

dengan waktu pembelajarannya yang masih pagi.

4. Pemahaman Siswa Mengenai Rangkaian Seri dan Paralel

Soal-soal posttes yang berhubungan dengan rangkain seri

adalah soal no 8, 9, 10, dan 11 sedangkan soal yang berhubungan

dengan rangkain parallel adalah 12,13,14 dan 15.

Page 151: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

137

a. Rangkaian Seri

Soal yang diberikan pada posttes konsepnya sama dengan

soal yang diberikan pada pretest hanya beda bentuk keterangannya.

Pada soal no 10 skor jawaban yang diperoleh siswa pada skor 3

sebesar 97,14% dimana dalam soal ini menanyakan tentang

bagaimana kedaan lampu pada rangkaian seri jika salah satu

lampunya dilepas dari fitingnya. Jawaban dari siswa secara

keseluruhan mengatakan bahwa lampu akan padam jika salah satu

lampu yang lain dicabut dari fittingnya dengan memberikan alasan

bahwa tidak ada arus yang mengalir dalam rangkain tersebut.

Hanya ada satu siswa yang tidak bisa menjelaskan alasannya, hal

ini mungkin dalam pembelajaran siswa tersebut tidak

memperhatikan sehingga tidak dapat menjawab dengan lengkap.

Adapun variasi alasan jawaban siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Variasi Alasan Jawaban Siswa Soal No 10

No soal

Jawaban Alasan jawaban

10 Padam 1) karena tidak ada arus yang melewati lampu 2 2) karena pada rangkaian seri jika salah satu lampu dicabut, maka

lampu yang lain akan padam. Tidak ada arus yang lewat 3) karena hanya ada satu arus, jika lampu 1 terputus maka lampu

2 juga tidak ada arus

Kemudian pada soal no 8 skor jawaban pada skor 3 yang

diperoleh siswa sebesar 88,57%. Soal ini menanyakan pada siswa

bagaimana nilai arus pada rangkaian seri dilihat dengan keterangan

gambar jika diketahui hambatannya R1> R2. siswa bisa menjawab

Page 152: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

138

dengan baik dan menjelaskan alasannya yaitu bahwa nilai kuat arus

pada setiap lampu sama karena dalam rangkain seri hanya ada satu

arus. Adapun variasi alasan jawaban siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 17. Variasi Jawaban Siswa Soal No 8

No soal

Jawaban Variasi jawaban

8 Sama besar 1) karena rangkaian seri, kuat arus listrik dimana-mana sama

2) karena hanya ada satu jalan arus pada rangkaian seri sehingga arus pada lampu 1 sama dengan arus pada lampu 2

Jika dibandingkan dengan pretes siswa tidak bisa

mengungkapkan alasannya dengan tepat dalam menjawab

pertanyaan no ini. Sebelumnya siswa menganggap besarnya nilai

kuat arus bergantung pada besarnya hambatan dan posisi lampu

dari baterei. sebelum pembelajaran pengetahuan siswa masih

mengalami miskonsepsi dan pemikirannya masih sederhana.

Setelah kita membandingkan hasil pretes dan postes dapat kita

ketahui bahwa terjadi peningkatan skor jawaban yang diperoleh

dan terjadi perubahan konsep pada siswa yang sebelumnya masih

salah dalam menjawab pertanyaan pretes menjadi benar dalam

menjawab pertanyaan posttes dan yang masih kurang lengkap

menjadi lengkap.

Sedangkan pada soal no 9 skor jawaban yang diperoleh

siswa sebear 77,14 %. Pada soal ini meminta siswa untuk

memprediksikan bagaimana nilai tegangan dari masing-masing

Page 153: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

139

lampu. adapun variasi jawaban siswa pada soal no ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 18. Variasi Jawaban Soal No 9

No soal

Jawaban Variasi jawaban

9 Beda 1) karena hambatannya beda 2) pada rangkaian seri, tegangan bergantung pada R. jika nilai R

beda V juga beda

Siswa pada umumnya menjawab nilai hambatannya

berbeda dengan alasan yang pada intinya sama, bahwa pada

rangkain seri yang sama hanya arusnya sedangkan nilai

tegangannya bergantung pada hambatan. Jika hambatannya sama

maka nilai tegangannya juga akan sama jika tegangannya beda

maka nilai tegangannya juga akan berbeda. Konsep yang masih

salah atu kurang lengkap yang terjadi pada saat pretes dapat

berubah dan tidak terjadi lagi kepada siswa. Namun ada beberapa

siswa yang tidak menjawab pertanyaan dan tidak menjelaskan

jawaban mereka. Hal yang bisa dikatakan peneliti bahwa pada saat

pembelajaran mungkin siswa tidak memperhatikan sehingga ada

yang hilang dari konstruksi pengetahuannya sehingga tidak bisa

menjawab dengan baik.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran

demonstrasi ini bisa membantu mengubah pemahaman konsep

siswa yang belum lengkap menjadi lengkap yang salah menjadi

benar. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil posttest dimana

Page 154: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

140

sebagian besar siswa bisa menjawab dengan baik walaupun ada

beberapa yang masih bermasalah.

Soal pada no 11 adalah soal terapan untuk mencari

hambatan pengganti rangkaian seri. Skor jawaban benar pada skor

3 yang diperoleh siswa adalah sebesar 91,42%. Sedangkan pada

pretes skor jawaban pada skor 3 yang diperoleh siswa hanya

sebesar 5,71 %.. Pada hasil analisis posttest ada siswa yang tidak

mengerjakannya hal ini mungkin dikarenakan siswa kehabisan

waktu. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang sangat

bagus pada siswa dalam menjawab soal dengan menggunakan

rumus dan bisa mengerjakannya dengan benar.

b. Rangkaian Paralel

Soal yang berkaitan dengan rangkain parallel adalah soal

no 12, 13, 14, dan 15. konsep soal ini sama dengan pada pretes

hanya bentuk soalnya saja yang berbeda dimana nilai hambatan

lampunya yang diubah yaitu R1(lampu1) lebih besar daripada R2

(lampu 2). Pada soal no 12 skor jawaban benar pada skor 3 yang

diperoleh siswa adalah sebesar 54,28%. Soal ini terdiri dari 2

bagian yaitu pada no 2a meminta siswa untuk memprediksikan

bagaimana besar tegangan pada masing-masing lampu. adapun

variasi jawaban siswa adalah sebagai berikut :

Page 155: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

141

Tabel 19. Variasi Jawaban Siswa Soal No 12

No soal

Variasi jawaban Variasi alasan jawaban

12a Sama

1) Pada rangkaian paralel hanya ada satu beda potensial

2) Karena pada rangkaian paralel nilai tegangan dimana-mana sama

12b Beda 1) Karena memiliki nilai hambatannya beda 2) Karena letak lampu 1 beda dengan lampu 2

Sebagian besar siswa bisa menjawab dan menjelaskan

alasannya dengan baik bahwa tegangan disetiap lampu pada

rangkain paralel besarnya sama karena hanya ada satu beda

potensial persekutuan. Selain itu juga ada siswa yang belum

mampu menjelaskan alasan jawabannya. Yang terjadi pada

sebagian siswa ini adalah karena mereka kurang memperhatikan

sehingga pemahaman mereka tidak berubah dari sebelumnya.

Berbeda dengan yang terjadi pada sebagian besar siswa yang lain

dimana bisa menjawab dan menjelaskan alasannya dengan baik.

Walaupun ada beberapa yang masih bermasalah atau belum

menjawab dengan lengkap namun secara keseluruhan siswa

membawa perubahan yang lebih baik. Kemudian pada soal no 2b

yang meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana kuat arus yang

melalui lampu A dan lampu B pada rangkain paralel. Siswa

menjawab bahwa kuat arus yang melalui lampu pada rangkain

paralel akan berbeda tergantung nilai hambatannya. Jawaban ini

merupakan jawaban dan alasan yang tepat. Namun ada juga yang

Page 156: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

142

masih bermasalah dengan menjawab bahwa kuat arusnya beda

karena posissi lampu yang berbeda sehingga mempengaruhi kuat

arus. Jadi disini siswa kurang memperhatikan sehingga

pemahamannya menjadi bermasalah dan tidak berubah dari konsep

yang sebelumnya. Namun secara keseluruhan jika dibandingkan

dengan persentase skor jawaban yang diperoleh siswa dari pretes

dan posttes terjadi peningkatan skor dimana membawa perubahan

konsep yang baik pada siswa setelah melakukan pembelajaran

dengan metode demonstrasi.

Pada soal no 13 berbeda dengan soal pretes sebelumnya

namun konsepnya sama, dimana pada soal ini merupakan soal

penerapan dengan perhitungan matematis yang sederhana

mengenai arus pada titik cabang Imasuk = Ikeluar . Prosentase skor

jawaban yang diperoleh soal ini adalah sebesar 65,71%. Sebagian

besar siswa bisa mengerjakannya dan menuliskan rumusnya

dengan benar. Namun sebagian siswa tidak bisa mengerjakannya

karena tidak tahu merumuskannya seperti apa, peneliti menduga

mungkin hal ini dikarenakan siswa tidak terlalu memperhatikan

sehingga ingatan mereka rendah akan penjelasan yang diberikan

oleh guru ataupun pada saat melakukan demonstrasi tidak

konsentrasi dan pada saat bediskusi dengan teman kelompok tidak

serius.

Page 157: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

143

Namun jika kita membandingkan hasil pretes dan posttes

dapat kita ketahui bahwa ada peningkatan hasil skor jawaban siswa.

Dengan demikian ada perubahan konsep yang berkembang menjadi

lebih baik dari sebelumnya.

Pada soal no 14 skor jawaban benar pada skor 3 yang

diperoleh siswa sebesar 88,57%. Dilihat dari hasil ini terjadi

peningkatan skor jawaban siswa yang begitu besar jika

dibandingkan dengan skor jawaban benar pada skor 3 yang

diperoleh siswa pada saat pretes. Pada soal ini meminta siswa

untuk memprediksikan bagaimana keadaan lampu jika salah satu

lampu lain dicabut dari fitingnya. Siswa dapat menjawab dan

menjelaskan alasannya bahwa lampu yang lain tetap menyala

karena masih ada arus yang mengalir dan rangkaiannya tidak saling

berhubungan sehingga tidak saling mempengaruhi. Sebagian kecil

ada yang menjawab namun tidak menjelaskan alasannya.

Sedangkan pada soal no 15 skor jawaban yang diperoleh

siswa sebesar 83,81%. Pada soal ini merupakan pertanyaan terapan

yang menggunakan persamaan matematis untuk menghitung

rangkaian pengganti pada rangakaian paralel. Pada soal ini siswa

sudah mampu menuliskan rumus dan menyelesaikannya dengan

baik. Namun ada juga yang masih bermasalah dengan penyelesaian

soal, dimana mereka tidak mampu untuk menyelesaikan

persamaannya. Yang bermasalah dalam hal ini hanyalah sebagian

Page 158: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

144

kecil siswa, mereka masih bermasalah dengan konsep matematika

sedangkan konsep fisikanya sudah tidak menjadi masalah karena

mereka tahu persamaan matematisnya. Jika dilihat dari hasil skor

jawaban siswa pada pretes dan membandingkannya dengan posttes,

ada peningkatan hail skor dan konsep siswa dapat berubah dari

sebelumnya yaitu menjadi tahu, menjadi benar, dan menjadi

lengkap.

Berdasarkan perbandingan tersebut, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat

membuat perubahan konsep pada siswa dari yang salah menjadi

benar, dari konsep yang kurang lengkap menjadi lengkap, dan dari

yang tidak tahu menjadi tahu. Proses pembelajaran dengan metode

demonstrasi ini dapat membuat siswa lebih tertarik dan aktif untuk

belajar, untuk tahu dan melakukan serta membuktikan sendiri

konsep awal yang mereka pikirkan terlepas bahwa konsep yang

mereka miliki itu benar atu salah.

G. Rangkuman Analisis Posttes

Analisis data posttes menunjukan adanya perubahan pemahaman

siswa dibandingkan dengann pemahaman siswa sebelum menerima

pembelajaran dengan metode demonstrasi. Walau perubahan pemahaman

yang terjadi tidak sama untuk setiap konsep yang mengalami masalah. Untuk

lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Page 159: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

145

Tabel 19. Rangkuman Pemahaman Konsep Siswa

Konsep Sebelum pembelajaran Sesudah pembelajaran Arus listrik • Arus terjadi bila rangkaian

tertutup atau bila ada sumber tegangan saja

• Arus terjadi bila rangkaian tertutup dan bila ada sumber tegangan

Hambatan Kawat • Kurang mengerti besaran-besaran serta simbol-simbol yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat

• Panjang penghantar tidak mempangaruhi besarnya hambatan kawat

• Lebih mengerti simbol dan besaran-besaran yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat

• Memahami panjang kawat penghantar mempengaruhi hambatan kawat.

Hukum Ohm • Belum dapat menuliskan rumus matematis Hukum Ohm dan tidak mengerti symbol dan besaran yang terkait didalamnya

• Tidak bisa menyebutkan bunyi Hukum Ohm

• Tidak memahami hubungan sebab akibat dalam Hukum Ohm tersebut

• Lebih mengerti simbol dan besaran dalam Hukum Ohm

• Bisa menyebutkan bunyi Hukum Ohm dengan baik

• Masih belum memahami hubungan sebab akibat pada hukum ohm

Rangkaian Seri • Kurang memahami bahwa dalam rangkaian seri, hanya terdapat satu jalan arus maka jika salah satu dicabut dari fittingnya yang lain akan mati

• Kurang memahami bahwa tegangan dalam rangkaian seri merupakan jumlah dari tegangan masing-masing beban penyusunnya

• Besarnya kuat arus pada setiap bagian rangakaian seri tidak sama

• Belum mengetahui persamaan hambatan pengganti pada rangkaian seri

• Memahami bahwa dalam rangkain seri hanya terdapat satu jalan arus. Maka jika salah satu lampu dicabut dari fitingnya lampu yang lain akan mati

• Memahami bahwa tegangan dalam rangkain seri merupakan jumlah dari tegangan masing-masing beban penyusunnya

• Besarnya kuat arus pada setiap bagian dalam rangkaian seri adalah sama.

• Dapat mengetahui persamaan matematis hambatan pengganti dan

Page 160: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

146

menggunakannnya dalam rangkaian seri dengan benar

Rangkaian Paralel • Belum memahami bahwa jumlah arus masuk pada titik percabangan sama dengan arus yang keluar melalui titik percabangan

• Tegangan/beda potensial pada rangkaian paralel berbeda

• Belum mengetahui persamaan hambatan pengganti pada rangkaian paralel

• Memahami bahwa jumlah arus masuk pada titik percabangan sama dengan arus yang keluar melalui titik percabangan.

• Tegangan/beda potensial pada rangkaian paralel sama.

• Siswa dapat mengetahui persamaan hambatan pengganti dan menggunakannya pada rangkaian paralel dengan benar.

H. Peta Pemahaman Siswa

Pada bagian ini akan dibahas keterkaitan pemahaman siswa dengan

skema konsep yang berkaitan dengan rangkaian listrik. Dalam pembahasan

sebelumnya telah diketahui pemahaman siswa ada yang mengalami masalah

dan ada yang tidak mengalami masalah. Setelah pembelajaran dengan metode

demonstrasi terjadi perubahan pemahaman pada siswa. Pemahaman pada

konsep yang sederhana dapat dikembangkan dan kesalahan konsep dapat

diatasi.

Dari pemahaman siswa bila dikaitkan dengan skema konsep yang

berkaitan dengan rangkain listrik sederhana adalah sebagai berikut :

1. Pada konsep rangkaian listrik sederhana dalam skema konsep terdapat

beberapa konsep yang berhubungan untuk membangun konsep tersebut.

Page 161: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

147

Konsep-konsep tersebut yaitu konsep arus listrik, rangkaian listrik, sumber

tegangan, saklar, alat ukur, beban, dan kabel penghubung.

Dalam pemahaman siswa diketahui bahwa siswa memahami untuk

membuat sebuah rangkain listrik sederhana diperlukan komponen-

komponen listrik. Komponen-komponen tersebut berupa sumber tegangan,

kabel penghubung, lampu atau beban, dan saklar. Siswa juga memahami

mengapa dalam sebuah rangkain lampu dapat menyala dan apa saja syarat

agar terjadinya aru listrik pada rangkaian. Dimana diketahui lampu dalam

rangkain dapat menyala karena ada arus listrik yang mengalir dan syarat

agar tejadinya arus listrik dalam rangkaian adalah harus ada sumber

tegangan dan rangkain dalam keadaan tertutup.

2. Konsep- konsep yang berkaitan untuk membangun konsep hambatan

kawat adalah konsep beban, daya hantar, hambatan, dan satuannya ohm.

Pada konsep hambatan kawat, siswa mengetahui bahwa kawat atau

penghantar dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi mereka tidak

mengetahui kemampuan daya hantar tiap penghatar itu berbeda-beda.

Siswa mengetahui bahwa penghantar kawat itu mempunyai hambatan yang

dapat dicari besarnya dengan rumus R Alρ= namun siswa masih

bermasalah dalam menyelesaikan persamaan tersebut. Siswa juga mengerti

hubungan besaran-besaran yang mempengaruhi besar hambatan kawat.

3. Untuk membangun konsep Hukum Ohm, konsep yang berkaitan adalah

kuat arus listrik yang nilainya dapat ditentukan dari persamaan matematis

Page 162: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

148

RVi = . Pada konsep Hukum Ohm, siswa mengerti rumus matematis dan

dapat menggunakannya dalam perhitungan sederhana. Siswa juga

memahami hubungan sebab akibat pada Hukum Ohm.

4. Untuk membangun konsep rangkaian seri, konsep yang harus dibangun

adalah pada rangkaian seri hanya ada satu jalan arus, kuat arus dimana-

mana sama, tegangan keseluruhan adalah jumlah dari masing-masing

beban penyusunnya, beban-beban yang ada pada rangkaian dapat diganti

dengan sebuah beban pengganti Rs = R1 + R2 + R3 +….+Rn. Siswa

memahami konsep-konsep yang disebutkan diatas dan mengetahui

persamaan matematis perhitungan sederhana untuk mencari hambatan

pengganti rangkaian seri.

5. Untuk membangun konsep tentang rangkaian paralel, konsep yang harus

dibangun adalah pada rangkaian paralel hanya ada satu tegangan, arus

yang masuk titik percabangan sama dengan arus yang keluar dari titik

percabangan. Beban-beban yang nilai resistansinya R1, R2, R3 ……Rn

dapat diganti dengan sebuah beban RnRRRRp1........

31

21

111

+++= . Siswa

memahami konsep-konsep yang disebutkan diatas dan mengetahui

persamaan matematis namun masih mengalami kesulitan dalam

melakukan perhitungan tersebut.

Page 163: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode demonstrasi

dapat memfasilitasi siswa untuk merubah konsepnya pada pokok bahasan

rangkaian listrik. Berdasarkan analisis pada Bab IV di muka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan listrik

khususnya rangkaian listrik sederhana masih mengalami masalah sebelum

mengikuti pembelajaran. Siswa pada umumnya masih mengalami salah

konsep dan pemahaman yang kurang lengkap pada konsep hambatan

kawat, Hukum Ohm serta rangkaian seri dan paralel. Siswa mengalami

kesulitan pada Hukum Ohm dan hambatan kawat karena sebelumnya siwa

belum menerima materi tersebut namun walaupun demikian siswa sudah

membentuk konsep mereka sendiri, dimana konsep mereka masih salah

dan tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya.

2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi, pemahaman

siswa menjadi lebih baik bila dibandingkan sebelum mengikuti

pembelajaran. Siswa jadi lebih memahami mengenai konsep rangkaian

listrik sederhana dan juga menjadi lebih tahu dan mengerti besaran-

besaran serta simbol-simbol yang berkaitan dengan hambatan kawat dan

Hukum Ohm serta konsep-konsep pada materi tersebut yang sebelumnya

149

Page 164: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

150

mengalami salah konsep dapat berubah menjadi benar dan yang kurang

lengkap menjadi lengkap. juga lebih memahami tentang konsep rangkain

seri dan paralel.

3. Pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode

demonstrasi terjadi perubahan yang baik pada konsep rangkaian listrik

sederhana, siswa pada umumnya sudah tidak mengalami salah konsep.

Untuk konsep hambatan kawat, Hukum Ohm serta rangkain seri dan

paralel terjadi perubahan kearah yang lebih baik dibanding pemahaman

konsep sebelum pembelajaran.

4. Adapun penyebab salah konsep ataupun konsep siswa yang kurang

lengkap dalam penelitian ini khususnya materi rangkaian listrik adalah

konsep awal yang tertanam dalam diri siswa, metode mengajar guru dan

minat siswa.

B. SARAN

Saran yang diajukan oleh peneliti agar penelitian mendatang berjalan

dengan baik, adalah :

1. Kesalahan konsep dan pemahaman yang kurang lengkap hampir semuanya

terjadi pada siswa dalam setiap materi pelajaran yang diajarkan. Penelitian

serupa dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan mengambil

materi-materi fisika yang lain.

Page 165: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

151

2. Guru harus menyadari bahwa siswa telah membentuk pemahaman sendiri

tentang berbagai konsep fisika dan pemahaman yang dibangun siswa

tersebut belum tentu sesuai dengan konsep yang benar.

3. Guru harus menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan konsep

yang diberikan. Karena dengan metode mengajar yang tepat dapat

membantu siswa merubah pemahaman konsepnya.

Page 166: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

DAFTAR PUSTAKA

Berg, E.V.,dkk.(1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi, Salatiga: Universitas

Kristen Satya Wacana.

Dahar, Ratna W. 1989. Teori-teori belajar. Jakarta. Erlangga.

Kanginan, Marthen. 1997. Fisika. Jakarta. Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2B SMU kelas 2 caturwulan 2. Jakarta :

Erlangga.

Kartika Budi, Fr.Y. 1987. Konsep: Pembentukannya dan Penanamannya, dalam

Sumbangan terhadap pendidikan Matematika dan Fisika.

Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma

Kartika Budi, Fr.Y. 1987. Konsep dan Definisi dalam Fisika dan Implikasinya

dalam Peroses Belajar Mengajar Fisika, dalam Arena Almamater Majalah

Ilmiah Kopertis Wilayah v. Yogyakarta : Andi Offset

Kartika Budi, Fr.Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah

Konsepsi yang terjadi, dalam Widya Dharma Volume III tahun III, no 1

Oktober 1992, hal 113-129. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Kartika Budi, Fr. Y. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis (Kumpulan

Karangan). Yogyakarta: Kanisius.

Moedjiono dan Damyanti. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Sarkim, T. 1998.” Pengetahuan Awal Murid dalam Bidang Sains” dalam

Pendidikan Matematika dan Sains : Tantangan dan Harapan (Kumpulan

Karangan) : Yogyakatrta: Kanisius.

152

Page 167: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

153

Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Salatiga :

Bina Aksara.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Remaja

Sosdakarya: Bandung.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Suparno, Paul. 2000. Teori Perubahan Konsep dan Aplikasinya dalam

Pembelajaran Fisika, dalam Widya Dharma April 2000. hal 15-25.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan.

Fisika. Jakarta: Gramedia.

Page 168: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

LAMPIRAN

Page 169: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

DATA PRETEST DAN

DATA POSTTEST

Page 170: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

No Urt

Kode Siswa

Tabel Nilai Pretest Siswa Skor Max

Prosentase (%) nomor soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Xx1 3 2 0 3 3 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 21 46,67

2 Xx2 3 3 0 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 48,89

3 Xx3 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 46,67

4 Xx4 2 2 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 1 11 24,44

5 Xx5 2 2 0 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 35,56

6 Xx6 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 23 51,11

7 Xx7 2 3 0 1 3 1 1 2 0 1 0 1 2 1 0 18 40,00

8 Xx8 2 3 0 1 3 3 0 0 0 2 1 1 1 1 0 18 40,00

9 Xx9 2 2 0 3 2 0 0 1 2 0 1 2 1 1 0 17 37,78

10 Xx10 2 2 3 3 0 3 0 1 3 2 1 2 2 1 2 27 60,00

11 Xx11 0 0 0 3 3 0 3 1 1 1 2 1 2 1 0 18 40,00

12 Xx12 0 2 0 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 37,78

13 Xx13 2 3 1 3 0 3 0 1 3 3 1 1 1 1 0 23 51,11

14 Xx14 3 3 0 3 0 0 2 1 2 3 1 1 1 1 0 21 46,67

15 Xx15 2 2 0 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 42,22

16 Xx16 0 2 0 1 3 0 0 0 1 2 1 1 1 1 0 13 28,89

17 Xx17 2 2 0 3 0 2 1 1 3 1 1 1 3 1 0 21 46,67

18 Xx18 1 2 1 2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 3 0 15 33,33

19 Xx19 2 3 0 3 0 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 19 42,22

20 Xx20 0 3 0 2 0 0 1 1 1 1 2 1 2 1 0 15 33,33

21 Xx21 2 3 0 3 0 0 0 1 2 1 1 1 2 1 0 17 37,78

22 Xx22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 28,89 154

Page 171: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

No Urt

Kode Siswa

Tabel Nilai Pretest Siswa Skor Max

Prosentase (%) nomor soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

23 Xx23 2 2 1 1 0 0 1 2 1 1 2 1 1 1 0 16 35,56

24 Xx24 2 2 0 2 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 35,56

25 Xx25 1 3 0 3 0 0 3 2 1 1 1 1 1 1 0 18 40,00

26 Xx26 2 2 1 0 0 3 0 0 0 3 1 1 2 1 0 16 35,56

27 Xx27 2 1 3 3 0 3 0 1 3 2 1 3 2 3 2 29 64,44

28 Xx28 2 1 0 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 15 33,33

29 Xx29 3 3 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18 40,00

30 Xx30 2 2 0 3 1 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 14 31,11

31 Xx31 2 0 0 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 40,00

32 Xx32 3 3 1 1 0 0 0 3 0 0 1 2 0 1 0 15 33,33

33 Xx33 2 2 0 2 3 2 0 1 3 2 1 1 1 2 0 22 48,89

34 Xx34 3 3 0 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 17 37,78

35 Xx35 3 3 1 1 2 2 1 1 1 0 0 1 1 2 1 20 44,44

Jumlah 67 78 16 75 45 39 27 37 45 44 32 39 43 41 12 639 Prosentase

soal 63,81 73,3 15,24 71,43 42,86 37,14 25,71 35,24 42,86 41.90 30,48 37,14 40,95 39,05 11,43

155

Rerata skor Nskor∑

=

= 35639

= 18,25

Page 172: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

No Urt

Kode Siswa

Tabel nilai posttes Skor Max

Prosentase (%) nomor soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Xx1 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 0 2 2 3 3 37 82,22 2 Xx2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 38 84,44 3 Xx3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2 39 86,67 4 Xx4 3 3 3 3 3 3 2 3 0 3 3 1 3 3 3 39 86,67 5 Xx5 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 37 82,22 6 Xx6 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 41 91,11 7 Xx7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 42 93,33 8 Xx8 3 0 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 38 84,44 9 Xx9 3 0 3 3 3 3 2 3 0 3 0 3 3 1 2 32 71,11

10 Xx10 3 3 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41 91,11 11 Xx11 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42 93,33 12 Xx12 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 0 3 3 3 3 39 86,67 13 Xx13 3 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 1 3 2 2 36 80,00 14 Xx14 3 0 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 38 84,44 15 Xx15 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 1 3 2 35 77,78 16 Xx16 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 43 95,56 17 Xx17 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 41 91,11 18 Xx18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 42 93,33 19 Xx19 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 39 86,67 20 Xx20 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 1 1 3 2 35 77,78 21 Xx21 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 39 86,67 22 Xx22 3 0 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 3 3 34 75,56 23 Xx23 3 0 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 36 80,00 24 Xx24 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 39 86,67

156

Page 173: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

No Urt

Kode Siswa

Tabel nilai posttes Skor Max persentase nomor soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 25 Xx25 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 41 91,1 26 Xx26 3 0 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 38 84,4 27 Xx27 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 1 3 3 40 88,9 28 Xx28 3 0 2 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 2 34 75,6 29 Xx29 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 3 3 2 36 80,0 30 Xx30 3 3 3 3 2 2 0 3 3 3 3 1 3 3 2 37 82,2 31 Xx31 3 3 3 3 3 3 1 3 0 3 3 1 3 3 2 37 82,2 32 Xx32 3 0 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 39 86,7 33 Xx33 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 0 36 80,0 34 Xx34 3 0 3 3 2 0 3 3 3 3 3 1 3 3 3 36 80,0 35 Xx35 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 40 88,9

Jumlah 105 72 96 105 99 102 46 97 86 103 96 75 82 98 88 1350 Prosentase

soal 100 68,57 91,43 100 94,29 97.14 43,81 92,38 81,90 98,10 91,43 71,43 78,10 93,33 83,81

Rerata skor

157

Nskor∑

=

= 35

1350

= 38,57

Page 174: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

DATA RPP

Page 175: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

158

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : IX/1

Pertemuan Ke- : I

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

A) Standar Kompetensi :

Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B) Kompetensi Dasar :

Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

C) Indikator :

• Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial Listrik

• Menyelidiki hubungan antara arus dan beda potensial dalam suatu rangkaian

listrik (hukum Ohm)

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu

• Menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik

• Membedakan rangkain terbuka dan rangkaian tertutup

• Menemukan hubungan antara arus dan beda potensial dalam suatu

rangkaian listrik (hukum Ohm)

• Merumuskan hukum Ohm

II. Materi Pembelajaran

Arus listrik dan Hukum Ohm

III. Metode Pembelajaran

1. Informasi/ceramah 3. Diskusi

2. Tanya jawab 4. Demonstrasi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran

Page 176: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

159

Kegiatan Inti

• Memberikan penjelasan tentang pengertian arus listrik dan mendeskripsikan

hubungan arus listrik dengan tegangan listrik

• Melakukan demonstrasi untuk menunjukkan adanya arus dalam rangkaian

tertutup dengan panduan LKS dan siswa merumuskan syarat terjadinya arus

listrik.

• Melakukan kegiatan demonstrasi untuk menyelidiki hubungan beda potensial

dengan

kuat arus dengan panduan LKS

• Melakukan diskusi kelas untuk merumuskan hukum Ohm.

Kegiatan Akhir

Dengan tanya jawab, guru menyimpulkan dengan memberi penekanan pada

Hukum Ohm dan syarat terjadinya arus, diteruskan dengan memberi tugas

mandiri, misalnya membaca untuk persiapan pada pertemuan berikutnya.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat/Bahan

Baterai, lampu, amperemeter, voltmeter, dan kabel

Sumber

Buku panduan fisika untuk kelas 3 SLTP terbitan Yudhistira, Buku Fisika SLTP 3

Kartika Budi.

Sarana/Media

Papan tulis, LKS

VI. Penilaian

• Pengamatan keaktifan dalam proses pembelajaran dan tes tertulis.

Mengetahui Kepala SMP Guru Mata Pelajaran ......................... .............................. NIP. NIP.

Page 177: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

160

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : IX/1

Pertemuan Ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

A) Standar Kompetensi

Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B) Kompetensi Dasar

Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C) Indikator

Menyelidiki faktor-faktor yang menentukkan hambatan suatu kawat

penghantar

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu

1. Mengetahui cara mengukur hambatan listrik suatu beban.

2. Menentukan hubungan antara hambatan listrik, panjang kawat, luas

penampang, dan jenis kawat.

3. Menentukan besarnya hambatan dari suatu bahan.

II. Materi Pembelajaran

Hambatan Kawat Penghantar

III. Metode Pembelajaran

1. Informasi/ceramah 3. Diskusi

2. Tanya jawab 4. Demonstrasi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal

• Guru membuka pelajaran kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan alat dan

bahan untuk keperluan kegiatan demonstrasi.

Page 178: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

161

Kegiatan Inti

• Melakukan kegiatan demonstrasi untuk menentukkan hubungan antara

hambatan kawat, panjang kawat, luas penampang kawat dan jenis kawat.

• Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai suatu

hambatan kawat.

Kegiatan Akhir

Dengan cara tanya jawab, guru menyimpulkan dengan memberi penekanan pada

materi Hambatan Kawat Penghantar, diteruskan dengan memberi tugas mandiri

untuk persiapan pada pertemuan berikutnya.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat/Bahan

Amperemeter, kabel, lampu, baterai, nikel, konstanta.

Sumber

Buku fisika SLTP 3, Kartika Budi. Buku panduan fisika untuk kelas 3 SLTP

terbitan Yudhistira

Sarana/Media

papan tulis

VI. Penilaian

• Pengamatan keaktifan berinteraksi dalam proses pembelajaran dan tes tertulis.

Mengetahui Kepala SMP Guru Mata Pelajaran ......................... .............................. NIP. NIP.

Page 179: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

162

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : IX/1

Pertemuan Ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (4 x 45 menit)

A) Standar Kompetensi

Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B) Kompetensi Dasar

Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C) Indikator

• Mendeskripsikan tentang hukum I Kirchhoff

• Menggunakan hukum I Kirchhoff untuk menghitung V dan I dalam

rangkaian

• Membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik secara

seri maupun paralel

• Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu

• Mendeskripsikan tentang hukum I Kirchhoff;

• Memahami hukum I Kirchhoff pada rangkaian bercabang

• Menentukan hambatan total dalam rangkaian resistor seri dan paralel

• Mengetahui sifat-sifat rangkaian seri dan paralel

II. Materi Pembelajaran

Hukum I Kirchhoff

III. Metode Pembelajaran

1. Informasi/ceramah 3. Diskusi

2. Tanya jawab 4. Demonstrasi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dan membentuk kelompok untuk siswa

Page 180: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

163

Kegiatan Inti

• Melakukan kegiatan demonstrasi untuk menyelidiki sifat-sifat rangkain

seri dengan panduan LKS.

• Dari hasil demonstrasi siswa diminta untuk menghitung hambatan

pengganti rangkain seri.

• Siswa menyimpulkan sifat-sifat rangkaian seri dengan panduan LKS.

• Melakukan kegiatan untuk menyelidiki sifat-sifat rangkain paralel dengan

panduan LKS.

• Dari hasil demonstrasi siswa diminta untuk menghitung hambatan

pengganti rangkain seri dengan panduan LKS.

• Siswa diminta untuk menemukan hukum I Khircoff dan merumuskannya

dengan panduan LKS.

• Siswa diminta untuk menyimpulkan sifat-sifat rangkain paralel dengan

panduan LKS.

Kegiatan Akhir

Dengan cara tanya jawab, guru menyimpulkan dengan memberi penekanan pada

materi Hukum I Kirchhoff.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat/Bahan : Lampu pijar, amperemeter, baterai, dan kabel

Sumber

Buku Buku fisika SLTP 3, Kartika Budi dan buku panduan fisika untuk SLTP 3

terbitan Yudhistira

Sarana/Media

papan tulis

VI. Penilaian

• Pengamatan keaktifan berinteraksi dalam proses pembelajaran dan tes tertulis

Mengetahui Kepala SMP Guru Mata Pelajaran ......................... .............................. NIP. NIP.

Page 181: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

DATA LKS

Page 182: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Pertemuan II : Hambatan penghantar kawat

Kegiatan 1 : Menyelidiki faktor-faktor yang menentukkan besarnya hambatan

kawat penghantar.

Tujuan pembelajaran :

1. Menentukan hubungan antara hambatan listrik, panjang kawat, luas

penampang, dan jenis kawat.

Alat dan bahan :

Voltmeter, Amperemeter, baterei, kabel penghubung, kawat nikelin dengan

diameter dan panjang yang berbeda-beda, kawat konstanta dengan panjang 50 m

dan diameternya 0,4 mm.

Informasi

Pada suatu rangkaian listrik, penghantarnya selalu menggunakan kawat. Kawat

penghantar ini terbuat dari logam. Bagaimana hubungan antara hambatan listrik

dengan panjang kawat, luas penampang kawat dan jenis kawat? Agar mengerti

lakukanlah kegiatan berikut ini!!

Langkah kerja

1. Buatlah rangkain seperti gambar berikut

A B

V

164

Page 183: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

165

2. Catatlah hasil pengukuran pada tabel.

Tabel 1.

Jeniskawat Panjang kawat Penampang

kawat

V (volt) I (Ampere) V/I (ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm

Nikelin 40 cm 0,5 mm

3. Pasang kawat nikelin diantara titik A dan B dengan panjang 50 cm dan

diameter 0,5 mm, kemudian bacalah tegangan dan kuat arusnya. Catatlah hasil

dalam tabel yang telah tersedia!

4. Ulangi kegiatan di atas dengan kawat nikelin yang panjangnya 40 cm dan

diameter 0,5 mm. baca dan catat hasilnya pada tabel 1. di atas!

5. Samakah hambatan kedua kawat tersebut? Mengapa?

Jawab

………………………………………………………………………………............

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Catat kembali hasil pengukuran pada tabel 1 yang panjangnya panjangnya 50 cm,

penampangnya 0,5 mm!

6. Ulangi kegiatan pengukuran dengan memasang kawat nikelin yang

panjangnya 50 cm dan diameternya 0.4 mm. baca dan catat tegangan dan kuat

arus pada tabel 2 di bawah!

Page 184: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

166

Tabel 2.

Jenis kawat

Panjang kawat

Penampang kawat

V (volt) I (Ampere) V/I (ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm Nikelin 50 cm 0,4 mm

7. Samakah hambatan kedua kawat tersebut? Mengapa?

Jawab

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Catat kembali hasil pengukuran dari tabel 1 yang panjang nikelinnya 50 cm dan

diameternya 0,5 mm ke table 3!

8. Gantilah kawat dengan kawat jenis lain (konstanta) yang panjangnya 50 cm

dan penampangnya 0,5 mm. catatlah berapa kuat arus dan tegangannya ke

dalam table 3!

Tabel 3.

Jenis kawat

Panjang kawat

Penampang kawat

V (volt) I (Ampere) V/I (ohm)

Nikelin 50 cm 0,5 mm Nikelin 50 cm 0,4 mm

9. Samakah hambatan kedua kawat tersebut? Mengapa?

Jawab

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 185: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

167

Analisis data :

1. Berdasarkan dari ketiga tabel di atas, faktor apa sajakah yang mempengaruhi

besarnya hambatan kawat/ penghantar?

Hambatan kawat bergantung pada :

1) ………………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………………

2. Bagaimanakah pengaruh panjang kawat terhadap nilai hambatannya?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

3. Bagaimanakah pengaruh luas penampang kawat terhadap nilai hambatannya?

………………………………………………………………………………………

…................................................................................................................................

4. Bagaimanakah pengaruh jenis kawat terhadap hambatannya?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

5. Kombinasikan hubungan-hubungan tersebut dalam suatu persamaan!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 186: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

DATA WAWANCARA

Page 187: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

168

PARTISISPAN 1 (KODE 26) ryan setiawan a) Siswa kode 26 : siswa ini memperoleh skor 15. memiliki miskonsepsi pada

no 4, 7, 8, dan 9. dapat menjawab baik pada no 6 dan 10 sedangkan sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

R : halo, ryan gimana kabarnya? P : baik mba. R : tadi pelajaran apa? P : geografi R : senang ga? P : ya, lumayan. R : kalau fisika gimana, suka ga? P : he mumet mba, ga terlalu suka…banyak rumusnya, bosan.. R : kan belum dipelajari jadi mumet, belajar fisika juga bisa sambil bermain jadi ga terlalu ngebosanin juga tergantung topik apa yang dipelajari. Da pernah belajar di lab?? P : Belum, selama ini di kelas aja. R : da pernah belajar tentang listrik belum? P : waktu sd mba, R : belajar apa aja? P : adu da lupa mba. R : ayo diigat2..!!. P : lampu, kabel, rangkain2 gitu bu. seri paralel juga R : kemarin da ngerjaian soal kan? P : iya mba R : oke, menurut kamu jika kita mempunyai tiga rangkain seperti ini lampu pada rangkain mana yang nyala. P : rangkain yang c R : mengapa c bisa nyala? Ko a dan b ga nyala? P : kalau b rangkaiannya terputus R : jadi kalau terputus ga bisa nyala? P : iya R : terus kalau a gimana? P : a ga ada sambungan kutub positif dab negatifnya, jadi ga bisa ngalir. R : terus di c, ada apa ko lampu bisa nyala P : karena ada sambungan kutub positif dan negatifnya jadi bisa ngalir. R : kutub positif dan negative disini maksudnya apa? P : sumber listrik, baterei mba. R : terus yang ngalir apanya? P : arus listrik R : trus ne jika ada rangkaian seperti ini, jika kita tutup saklarnya gimana keadaan lampunya? P : lampunya nyala R : kenapa lampunya nyala? P : karena semua materi saling berhubungan

Page 188: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

169

R : maksudnya? P : kan ga ada yang putus, semuanya kesambung dangan batu baterei R : fungsi batu baterei?? P : sumber listrik untuk hasilkan jadi ada arus. R : terus kalau saklarnya dibuka? P : Ya mati mba, ga ada arus R : oke, sekarang no 3. jika tegangan sumbernya diubah Dari 3 v menjadi 6 v. Apakah nilai hambatannya berubah? P : ga, tetap R : ko bisa? P : karena hambatannya ga ganti, sama . R : arusnya berubah ga? P : iya berubah R : jadi lebih besar atau kecil P : Jadi lebih besar R : kenapa? P : karena tegangannnya juga lebih besar. R berdasarkan apa kamu jawab ini semua? P : berdasarkan pikiran saya aja mba. R : pake rumus ga? P : ga mba R : uda tahu hukum Ohm? P : belum R : tahu ga R lambangnya apa? P : Hambatan kan mba?? R : oke, kalau V? P : tegangan R : kalau I P : lupa mba. R: oke sekarang no 6 kalau kita punya kawat panjangnya 2 cm dan 3 cm, terus jenis kawat dan luas penampang kawatnya sama? Kawat mana yang hambatannya lebih besar P : yang 3 cm R : alasannya? P : Nebak aja mba, mikirku kalau lebih panjang pasti lebih besar hambatannya. R ga pake rumus? P : belum diajari mba. R : kalau no 7 kalau jenis kawatnya sama dan panjangnya sama tapi jari-jari lingkarannya 2mm dan 4mm, mana yang lebih besar hambatan kawat?? P : 4mm yang lebih besar hambatannya, karena lebih luas. R : pake rumus ga? P : itu juga ga tahu mba, nebak aja. R : oke kita lanjut aja, kalau kita punya rangkain seperti ini. Ini rangkain seri atau parallel? P : seri mba

Page 189: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

170

R : kalau kita cabut salah satu lampunya, lampu yang lain padam atau tetap nyala? P : padam mba R : kenapa? P : kan saling saling berhubungan kalau lampunya diangkat keputus, jadi ga ada arus. R : oke, sekarang lampunya dipasang seperti semula, kira-kira besar kuat arusnya sama apa ga? P : beda R : terus yang lebih besar mana? P : lampu yang dekat baterei yang lebih besar arusnya. R : kalau tegangan pada masing-masing lampu sama apa ga? P : sama mba. R : kenapa? P : karena posisi lampunya sejajar. R : kalau letak lampunya beda tapi masih dalam rangkain yang sama, seperti gambar ini. Gimana tegangannya? P : hmmm…tetap sama (mba. R : tadi katanya da pernah belajar tentang listrik waktu SD kan?? P : iya mba R : suka metode mengajar guru waktu SD ga?? P : hehe…kayanya suka2 aja deh mba, tapi ngebosanin. R : maksudnya?? P : serius banget n ngajarnya ceramah aja. kita ngerti ga ngerti .gurunya ga tahu. P ; oke makasih ya…!!! Partsisipan 2 (kode 30) tri sekti

b) Siswa kode 30 : siswa ini memperoleh skor 13 memiliki miskonsepsi pada no 3, 11, 12, 13. dapat menjawab cukup baik pada no 1, 2, dan 4. sedangkan sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

R : halo tri, gimana tadi pelajaran apa? P : geografi mba. R : blm cape kan, masih semangat ga?? P : masih mba. R : suka fisika ga? P : dikit R : hehe,ko dikit? P : iya mba R : da pernah belajar tentang listrik belum? P : belum mba. R : yakin? P : iya mba, kalau waksu SMP blm e mba. Kalau SD pernah tapi da lupa. R : menurut km lampu tu bisa nyala karena apa? P : karena ada listrik yang ngalir R : apanya yang ngalir?

Page 190: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

171

P : arus mba R : arus itu asalnya dari mana? P : dari sumbernya mba, kaya baterei atau kaya aki. R : terus dari 3 rangkain ini mana yang bisa nyala? P : gambar c mba. R : menurut kamu mengapa c bisa nyala? Ko a dan b ga nyala? P : kalau b rangkaiannya terputus R : jadi kalau terputus ga bisa nyala? P : iya R : terus kalau a gimana? P : a ga ada sambungan kutub positif dab negatifnya, jadi ga bisa ngalir. R : ngalir apanya? P : arus listrik

R : kenapa c bisa nyala? P : karena ada sambungan kutub positif dan negatifnya mba dan ga putus, jadi listriknya bisa ngalir. R : sambungan positif dan negative ini apa? P : sumbernya mba R : trus kalau no 2, jika saklarnya ditutup gimana keadaan lampunya? P : lampunya padam.sama aja dengan yang tadi. Karena kalau ditutup bisa ngalir kalau dibuka ga bisa. R : apanya yang ngalir? P : hehe…arus. R : oke, kalu kita punya rangkain seperti ini, jika kita tegangannyannya dirubah menjadi lebih besar. hambatanny ikut berubah ga? P : ya ,berubah R : alasannya? P : karena tegangannya berubah jadi lebih besar maka hambatannya juga ikut berubah jadi besar R : terus arusnya ikut berubah apa ga? P : iya ikut berubah R : alasannya ? P : sama aja alasannya, karena tegangannya dirubah lebih besar, jadi arus dan hambatannya juga jadi lebih besar R : kalu v nya dibuat tetap Rnya dirubah, Inya ikut berubah ga? P : iya berubah. R : kalau Rnya dirubah dengan yang lebih kecil, arusnya berubah menjadi lebih besar atau kecil P : lebih kecil. R : uda tahu tentang Hukum Ohm? P : belum mba. R : jawabannya pake rumus ga? P : ga,mikir aja mba R : oke kita lanjut ke rangkaian parallel, kalau salah satu lampunya dicabut. Lampu yang lain gimana? P : hidup

Page 191: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

172

R : alasannya? P : karena rangkaian parallel R : iya kita tahu ini rangkain paralel, tapi kenapa lampu 2 tetap hidup walau lampu 1 dicabut P : karena lampu 1 ga ada hubungannya dengan lampu 2, jadi lampu 2 tetap nyala. R : terus lampu 2 ini dapat sumber listriknya darimana? R : dari baterei kan mba, ne kan ada dua jalur, jadi lampu yang ini tetap nyala. R : bagaimana nilai tegangannya, sama apa ga? P : ga sama R : napa ga sama? P : karena lampu 1 lebih dekat dengan baterei atau sumber, jadi lampu 1 lebih besar tegangannya. R : kalau nilai arusnya bagaimana? P : beda mba R : alasannya? P : karena tegangannya beda jadi arusnya juga ikut beda R : kalu nilai arus yang masuk pada titik cabang a sama ga dengan jumlah arus pada kedua lampu? P : sama R : oke jika seperti ini ( gambar) arus I1 sama ga ama arus I2? P : beda mba, yang sama arus I3 dan I2 R : kenapa arus I3 bisa sama dengan I2? P : karena panjangnya sama, lampu 1 dan lampu 2 panjang lintasan sama. R : bisa menghitung rangkaian pengganti seri dan parallel ga? P : ga bisa, ga tahu rumusnya. R : bukannya uda diajarin waktu SD? P : iya she, tapi uda lupa mba. R : suka fisika ga she? P : suka mba R : jadi nanti mau belajar lebih serius lagi? P : iya mba R : oke terimakasih. Partisipan 3 (kode 4) mia wulandari

c) Siswa kode 22: siswa ini memperoleh skor 12. memiliki miskonsepsi pada no 1, 2, 3, 4, dan 5. sedangkan sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

R : halo P : iya mba, ada apa she mba saya dipanggil. R : ga ada apa2, kita ngobrol2 aja. masih semangat khan ? P : Iya mba R : oke, kemarin da ngerjain soal kan? P : iya mba R : gampang atau susah? P : adu mba, pusing. R : kenapa?

Page 192: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

173

P : ga tahu ngerjainnya. R : yang bener? P : iya mba, belum dapat. R : oke ga pa2, tapi mau kan dibetulin? P : Iya mau mba. R : bagus,tapi mba nanya-nanya dulu ya. R : suka fisika ga? P : hehe…dikit mba. Mumet belajar fisika R : ko bisa mumet? P : iya banyak rumus terus gurunya juga serius banget R : oh gitu? P : pernah belajar di lab ga? R : ga pernah mba, hanya dikelas aja. Bosan mba…. P : jika saya mempunyai 3 rangkaian seperti ini, kira-kira lampu dalam rangkaian mana yang bisa nyala R : hmm, lampu di gambar rangkaian a P : napa bisa nyala? R : karena ga ada penghambat/pemotong listrik, rangkaiannya mulus. P : yang km maksudkan, digambar ini yang mana?? R : yang ini mba. (sambil menunjukan symbol baterei/tegangan di rangkaian b dan c) P :ini keterangannya symbol baterei lho. jadi ini menurut km pemotong/penghambat?? R : ya mba P : uda tahu belum symbol dari baterei/tegangan?? R : belum mba P : ya uda,menurut kamu dapat sumber listriknya dari mana? R : hmm…….. P : kamu tahu dari mana ko gambar di rangkaian ini bisa nyala? R : ya menurut pemikiranku aja mba R : Oke, kalu soal no 2 bagaimana keadaan lampu kalau saklar ditutup/dibuka? P : kalau ditutup saklarnya lampu mati. R : ko bisa, kenapa? P : karena ga ada aliran listrik R : yang ga ada arusnya itu pada saat saklarnya ditutup atau dibuka? P : pada saat ditutup. R : kalau saklarnya dibuka?? P : lampunya padam R ; kalau kita tutup saklarnya kan gambarnya kaya gini rangkain tertutup, kalau kita tutup saklarnya kan gambarnya kaya gini rangkainnya terbuka. Jadi menurut kamu listriknya ngalir pada saat tertutup atau terbuka? P : oh iya ya mba, keliru saya seharusnya pada saat saklar tertutup baru lampunya nyala. R : alasannya karena apa? P : ya karena ada aliran listrik, arus mba

Page 193: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

174

R : na sekarang soal no 3, kalau rangkaiannya kaya gini. Tegangan sumbernya kita rubah jadi lebih besar. hambatannya berubah ga? P : ya berubah R : lebih besar atau lebih kecil P : Lebih kecil. R ; arusnya berubah ga,lebih besar atau lebih kecil? P : berubah, Lebih kecil R : pake rumus ga jawabnya? P : ga nebak aja. R: oke sekarang no 6 kalau kita punya kawat panjangnya 2 cm dan 3 cm, terus jenis kawat dan luas penampang kawatnya sama? Kawat mana yang hambatannya lebih besar P : yang 3 cm R : alasannya? P : Nebak aja mba, mikirku kalau lebih panjang pasti lebih besar hambatannya. R ga pake rumus? P : belum diajari mba. R : kalau no 7 kalau jenis kawatnya sama dan panjangnya sama tapi jari-jari lingkarannya 2mm dan 4mm, mana yang lebih besar hambatan kawat?? P : 4mm yang lebih besar hambatannya, karena lebih luas. R : pake rumus ga? P : itu juga ga tahu mba, nebak aja. R : ya da kita lanjut, saya punya rangkaian seri. Jika saya cabut satu lampu lampu yang lain gimana? P : padam R : kenapa padam? P : arusnya satu arah R : terus kalau kuat arusnya sama apa ga? P : sama R : nilai tegangannya gimana? P : sama R : alasannya P : karena nilai arusnya sama R :oke sekarang kita lanjut aja, neh rangkaian parallel. Kalau kita cabut salah satu lampunya. Yang lain gimana? P : padam mba. R : kenapa? P : Ya ini kan beda-beda mba jalurnya, jadi tetap nyala. R : kalau tegangannya sama ga dua lampu ini? P : Ga tahu mba,tapi kayanya sama R : R : kalau kuat arus yang masuk pada titik A sama ga dengan jumlah arus di kedua lampu ini? P : sama mba kayanya. R : ko bisa?? P : kan arusnya di bagi ke kedua lampu ini

Page 194: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

175

R : jadi kalu arus di kedua lampu ini dijumlahkan menurut kamu sama ga dengan yang masuk pada titik cabang a? P : sama mba R : terus no 14 dan 15 ga dikerjaian kenapa?? P : ga tahu rumusnya mba, jadi ga ngerti. R : Oke kalau gitu, terima kasih. Partisipan 4 ( kode 28) Riyan Prasetya

d) Siswa kode 28 : siswa ini memperoleh skor 14. siswa ini memiliki miskonsepsi pada no 3, 8, 9, 11, , sedangkan soal yang lainnya tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

R : halo rian, apa kabar? P ; baik mba. R : kita langsung aja ya, km masih semangat kan? P : hehe…iya mba, masih pagi jadi masih seger. R : da ngerjain soal kan kemarin? P : ya mba R : gimana, gampangkan? P : waduh mba susah R : yang bener, mana aja she yang susah? P : hampir semuanya mba R : tapi ada yang bisa dijawab kan?? P : iya she mba. R : oke, kita lihat no 1 ya. Dari tiga rangkain yang seperti ini. Mana yang bisa buat lampu nyala? P : yang c mba R : kenapa yang c P : karena ada muatan listrik dari baterei ke lampu R : muatan listrik itu apa?? P : arus listrik R : arus listriknya dari mana? P : dari sumbernya mba (sambil menunjukkan symbol baterei/tegangan) R : nah kalau no 2, rangkaiannya seperti ini. Jika saklarnya ditutup lampunya nyala ga? P : nyala mba. R : ko bisa lampunya nyala? P : hmm, kan saklar ne sebagai konduktor bisa mati hidupin arus R : maksudnya konduktor? P : bisa menghantarkan arus R : kalau saklarnya dibuka? P : lampu mati, ga berfungsi. R : terus kenapa dilembar jawabanmu ga ada alasannya? P : hehe…...

Page 195: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

176

R : oke kita lanjut, kalau kita punya rangkain seperti ini, tegangan sumbernya kita ubah jadi lebih besar pada resistor yang sama. nilai hambatan pada resistor berubaha apa ga? P : berubah R : lebih besar atau kecil? P : lebih besar R : alasannya? P : karena tegangannya bertambah R : terus arusnya ikut berubah ga P : iya berubah jadi lebih besar R : karena apa? P : karena tegangannya menjadi lebih besar. R : kalau R diganti dengan lebih besar dan V dibuat tetap, gimana arusnya?? P : arusnya menjadi lebih besar juga R : v symbol dari apa P : tegangan R : kalau i? P : arus R ; Kalau hambatan? P : ga tahu R : uda pernah dengar bunyi hukum ohm? P : Belum mba R : oke kalau aku punya rangkain seri seperti ini, menurut kamu kalau aku cabut salah satu lampu, lampu yang lain gimana? P : lampu yang lainnya padam R : kenapa? P : karena ini merupakan rangkaian seri R : emang gimana she rangkain seri itu, ko satunya dicabut yang lainnya ga nyala? P : ya karena lampu satu dan dua saling berhubungan jadi saling mempengaruhi R : nilai kuat arus setiap lampu sama apa ga? P : sama R : kenapa? P : karena nilai Rnya sama R : kalau nilai Rnya beda? P : Inya juga beda R : kalau rangkainnya seperti ini tegangan masing2 lampunya gimana, sama apa ga? P : sama R : kenapa? P : karena I nya sama mba R : oke, ini rangkaian parallel. Menurut kamu gimana kalau salah satu lampunya dicabut. Lampu yang lain padam atau nyala? P :nyala R : ko bisa P : karena L1 dan L2 tidak berada di satu tempat R : tegangannya sama apa ga?

Page 196: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

177

P : sama karena Rnya sama R : kalau Rnya beda? P ; tegangannya juga beda. R : jadi tegangan bergantung pada R? P : iya mba. R : kalau nilai arusnya gimana? P : nilai arusnya berbeda R : kenapa? P : karena jarak kedua lampu berbeda R : maksudnya? P : jarak kedua lampu ke baterei R : suka fisika ga? P : ga terlalu mba R : kenapa? P : Ngebosanin mba R : kalau kita belajar di lab menyenangkan ga, ga harus di kelas. Suka ga? P : suka mba R : selama ini pernah belajar di lab ga, waktu SD dan selama di SMP? P : belum mba, makanya ajarin mba belajar di lab. R : oke, nanti ya. Makasih….. Partisipan 5 ( kode 32) Andhika Dwi S

e) Siswa kode 32 : siswa ini memperoleh skor 14. siswa ini miskonsepsi pada soal no 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13. siswa dapat menjawab dengan baik pada soal no 1, 2, dan 8. sedangkan sisa yang lainnya tidak dapat dijawab dengan baik dan lengkap.

R : halo andhika. P : iya mba. R : belum cape kan? P : belum mba. R : bagus…..oke kita langsung aja ya, kemarin da ngerjain soal kan? P : iya, uda. R : sebelumnya da belajar tentang rangkain listrik belum ? P : belum mba, makanya mumet ngerjainnya kemarin R : oh, gitu….oke ga pa2, makanya mba mo nanya2 dulu. P : nanya apa she mba? R : menurut kamu kenapa lampu bisa menyala? P : karena ada listrik R : listrik itu apa? P : arus. R : arus asalnya dari mana? P : dari PLN R : PLN termasuk sumber listrik? P : iya R : kalau baterei termasuk sumber listrik ga?? P : hmmm termasuk deh mba, kalau disenter kan ga ada batereinya ga nyala.

Page 197: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

178

R : oke kalau saya punya tiga rangkaian seperti ini, rangkaian mana yang bisa membuat lampu nyala P : rangkain c R : kenapa? P : karena ada aliran listrik dari baterei, terus rangkainnya tidak terputus seperti rangkain b R : kalau kita punya gambar seperti ini, jika sakelarnya kita tutup. Keadaan lampunya gimana? P : nyala mba R : ko bisa? P : ya karena ada aliran listriknya mba atau arus gitu lho mba. R : kalau kita buka P : mati mba, ga ada arusnya. R : oke no 3, kamu menjawab hambatannya berubah lebih besar? P : Iya mba R : kamu jawabnya berdasarkan rumus atau apa? P : ga berdasarkan rumus ko mba, R : terus? P : ya mikir aja mba, kalau v jadi lebih besar ya Rnya juga ikut besar. R : no 4 dan 5 juga gitu, ga pake rumus? P : iya mba R : jadi belum tahu tentang hukum ohm? P : iya, belum diajarin R : oke kita lanjut, kalau kita punya kawat panjangnya 10cm dan 15 cm, terus jenis kawat dan luas penampang kawatnya sama? Kawat mana yang hambatannya lebih besar? P : kawat yang lebih pendek 15 cm R : berdasarkan rumus ga? P : ga mba, belum tahu rumusnya. nebak aja R : oke, kalau jenis kawatnya sama dan panjangnya sama tapi jari-jari lingkarannya 2mm dan 3mm, mana yang lebih besar hambatan kawat?? P : 2 mm R : penjelasannya?? P : ga tahu mba R : oke sekarang saya punya rangkain seperti ini, menurut kamu jika saya cabut salah satu lampunya bagaimana dengan lampu yang lain? P : lampu yang lain tetap nyala R : ko bisa? P : karena ini rangkain seri mba, tetap nyala tapi lebih terang dari sebelumnya. R : kenapa? P : karena arusnya yang mengalir ke lampu itu lebih banyak R : lampu ini hambatannya sama, nilai arusnya sama apa ga? P : ga sama. R : alasannya? P : ya karena lampu 1 lebih dekat dengan baterei jadi arusnya lebih besar.

Page 198: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

179

R : kalau tegangannya, sama apa ga? P : ga sama juga, karena nilai arus ga sama. R : kalau rangkaian parallel, jika salah satu lampunya di cabut gimana? P : lampu yang lain padam R : berarti beda ya ama rangkaian seri? P : iya. R : kenapa ko bisa padam lampunya?. P : karena ga dapat arus R : kalau nilai tegangan kedua lampu gimana? P : tegangan kedua lampu sama R : alasannya? P : karena hambatannya sama R : jadi kalau hambatannya beda tegangan kedua lampu juga ikut beda? P : iya R : kalau nilai arus masing masing lampu gimana? P : arusnya sama R : alasannya? P : karena nilai tegangannya sama. R : jadi nilai arus bergantung pada nilai tegangan? P : iya R : kalau nilai arus yang masuk pada titik cabang a sama ga dengan jumlah arus yang terdapat pada lampu 1 dan lampu 2? P : sama R : oke jika saya punya rangkain seperti ini, menurut kamu mana aja arus yang sama? P : I1 dan I4 R : kalau I2 dan I3? P : I2 sama dengan I3 R : alasannya? P : karena I I2 dan I3 berada di dalam sedangkan I1 dan I4 berada di luar R : bisa kerja ga soal no 14 dan 15? P : ga bisa mba R : kenapa, apa belum tahu rumusnya atau ga bisa ngehitung? P : ga tahu rumusnya mba. R : da pernah belajar listrik sebelumnya? P : iya mba, tapi waktu SD R : ko ga bisa nyelesaiin persamaannya? P : Uda lupa mba rumusnya, kan uda lama. R : suka dengan cara ngajar guru ga? P : suka R : oke,. terima kasih ya..! Partisipan 6 ( kode 16) Edelly riga moerdani

f) Siswa kode 16 : siswa ini memperoleh skor 12. Memiliki miskonsepsi pada no 1, 4, 6, 7, dan. dapat menjawab baik pada no 3. sedangkan sisa

Page 199: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

180

pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik dan tidak dapat dijawab dengan lengkap.

R : halo… P : iya mba… R : kemarin da ngerjain soal kan?? P : Iya mba R : da pernah belajar listrik sebelumnya? P : belum mba R : masa, waktu SD? P : iya pernah waktu SD, tapi da lupa kan mba R : menurut kamu lampu di rumah kita itu nyala karena apa? P : karena ada listrik mba. R : menurut kamu listrik itu apa? P : sumber arus R : arus sendiri apa?? P : hmmmmm….. R : oke bingung ya? P : iya R : oke kalau saya punya tiga rangkain seperti ini, ada baterei, kabel penghubung, dan lampu. jika dirangkai seperti ini menurut kamu rangkain mana yang lampunya bisa nyala? P : yang a mba R : alasannya? P : kalau di a ga ada pemotong atau penghambat sedangkan di b dan c ada R : maksud kamu penghambat yang mana? P : ini mba (sambil menunjukan simbol baterei) R : ini symbol baterei lho? P : ohhhh gitu ya mba, saya pikir ini pemotong atau apalah, hehe…. R : dijawabanmu, kamu pilih a ya, alasannya apa?? P : karena pada gambar a ga ada pemotong seperti di b ataupun di c jadi lampunya bisa nyala. R : setelah kamu tahu ini bukan pemotong atau penghambat tetapi simbol baterei/tegangan, bagaimana jawabanmu? P : hmmm, kayanya rangkain yang c R : alasannya? P : ya karena ada batereinya dan rangkainnya tidak terputus. R : kalau rangkainnya terputus kenapa? P : ya ga ada arusnya jadi lampunya ga bisa nyala. R : oke kalau kita punya rangkain seperti ini, jika sakelarnya kita buka bagaimana keadaan lampunya? P : lampunya akan padam R : kalau sakelarnya kita tutup, bagaimana? P : lampunya akan nyala R : alasannya? P : karena ga ada aliran arus. R : oke pernah dengar tentang hukum ohm??

Page 200: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

181

P : belum pernah R : oke kalau kita punya rangkaian seperti ini, jika tegangan sumbernya kita rubah jadi lebih besar. hambatannya gimana, berubah ga? P : ga berubah R : alasannya? P : kan hambatannya ga ganti, tetap R : berdasarkan rumus ga, kamu jawab? P : berdasarkan pemikiranku aja mba R : berarti ga pake rumus? P : iya mba. R : terus kalau R nya kita ganti dengan yang lebih kecil dan tegangannya kita buat tetap. gimana nilai Inya? P : nilai Inya semakin kecil R : alasannya? P : karena melewati hambatan R : kamu tahu ga V itu apa? P : tegangan R : kalau I? P : arus R : kalau R? P : hambatan R : oke tahu hambatan kawat itu apa? P : ga tahu mba R : kalau kita punya dua kawat yang jenisnya sama dan diameternya sama tapi panjangnya beda 10 cm dan 5 cm, dihubungkan dengan sumber tegangan. Menurut kamu mana yang hambatan kawatnya lebih besar? P : yang 5 cm R : alasannya P : ya menurut saya kawat yang lebih pendek aja yang hambatannya lebih besar R : terus kalau jenis kawatnya sama, panjangnya sama tapi luas penampangnya beda 2 mm dan 4 mm. mana yang hambatannya lebih besar? P : yang lebih kecil mba, 2 mm. R : berdasarkan apa kamu jawab? P : karena belum dapat mba, jadi aku nebak-nebak aja. R : oke sekarang kita punya rangkain seperti ini, menurutmu ini rangkain apa? P : rangkain seri R : nah rangkain seri kalau kita cabut salah satu lampunya, bagaimana keadaan lampu yang lain? P : lampu yang lain akan mati R : alasannya? P : karena arusnya searah R : maksudnya searah itu apa? P : maksudnya melewati rangkain yang sama/jalur yang sama R : terus hubungan ama lampu ini gimana? P : jadi kalau dicabut nanti arusnya ga nyampe ke lampu yang satunya. R : bagaimana nilai kuat arus setiap lampu, sama atau ga?

Page 201: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

182

P : sama R : alasannya? P : karena hambatan kedua lampu sama R : jika hambatan keduanya beda, bagaimana nilai kuat arusnya? P : beda juga R : tegangannya gimana sama atau ga? P : sama juga R : alasannya? P : karena arusnya sama jadi tegangannya juga sama R : anggap hambatan lampu ini sama, nilainya masing-masing 2 ohm. Hambatan total secara keseluruhan berapa? P : bingung mba, ga tahu. Apa dijumlahin mba? R : di SD da pernah dapat belum? P : uda she mba tapi lupa. R : suka belajar fisika ga?? P : lumayan R : suka ga dengan metode mengajar guru selama SD dan SMP? P : sama aja dengan SD, hanya di kelas aja dengarin guru ngomong di depan kelas terus catat. R : kalau belajar di lab, senang ga?? P : senang mba.. R : oke makasih ya….!!! Partisipan 7 ( kode 22 ) g) Siswa kode 22 : siswa ini memperoleh skor 13. miskonsepsi pada no 8, 9, 11,

12, Sisa pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik. R : halo….. P : halo mba… R : oke nyantai aja ya.. P : iya mba… R : menurutmu kenapa lampu kita dirumah bisa menyala? P : karena ada listrik R : listrik itu darimana? P : dari sumbernya PLN R : oke kalau kita punya rangkain seperti ini menurutmu lampunya nyala ga?? P : nyala mba R : alasannya? P : karena ada sumbernya mba (baterei) R : oke, kalau kita punya rangkain tersusun dari dua lampu dan baterei juga kabel seperti ini. menurut kamu kalau kita cabut salah satu lampunya. Lampu yang lain mati apa ga?? P : mati R : alasannya? P : lampu 1 mempengaruhi lampu 2 R : terus nilai arusnya gimana?

Page 202: PERUBAHAN KONSEP SISWA MENGENAI RANGKAIAN ...repository.usd.ac.id/23513/2/021424019_Full.pdfsiswa mengenai Rangkaian Listrik, (2) Pada bagian mana konsep awal siswa salah atau kurang

183

P : sama. R : alasannya? P : karena nilai hambatannya sama R : kalau nilai tegangannya P : sama, juga mba R : kenapa? P : karena nilai arusnya juga sama R : Oke, ini rangkaian parallel. Menurut kamu gimana kalau salah satu lampunya dicabut. Lampu yang lain padam atau nyala? P : Nyala R : Ko bisa P : karena L1 dan L2 tidak berada di satu tempat R : maksudnya? P : ga saling berhubungan R : alasannya? P : karena lampunya ga saling berhubungan R : gimana kalau nilai tegangannya? P ; nilai tegangan kedua lampu sama R : ko bisa? P : karena nilai hambatannya sama R : kalau nilai arusnya gimana? P : sama juga R : alasannya? P : karena nilai tegangannya sama R : menurut kamu sama ga arus yang masuk pada titik cabang a sama ga dengan jumlah arus di kedua lampu? P : sama R : Oke kalau gambarnya seperti ini, mana aja arus yang sama? P ; I1 sama dengan I2 terus I3 sama dengan I4. R : ko bisa? P : arus I2 berasal dari I1, arus I3 berasal dari I4 R : oke, suka belajar fisika ga she?? P ; lumayan suka mba? R : pernah bosan belajar fisika ga?? P : iya kalau rumusnya banyak dan gurunya hanya ngomong aja didepan kelas R : dulu waktu SD pernah belajar listrik kan? P : iya, tentang arus, lampu, seri paralel. R : masih ingat ya?? R : metode guru ngajar gimana?? P : ceramah biasa mba, jadi hanya dengar dan catat mba. R : bosan ? maunya gimana? P : pingin praktek juga gitu mba, di lab. R : selama ini pernah belajar di lab? P : belum mba.. R : oh gitu. Makasih….!