pertemuan 11 akuntansi belanja
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
AKUNTANSI BELANJA
FAUZAN MISRA
Definisi belanja menurut PP No. 24 Tahun 2005 adalah
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 menyatakan :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas dana pemerintah daerah.
Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut, mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda.
Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Permendagri No. 13 Tahun 2006 telah mengamanatkan bahwa penyajian laporan keuangan berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 (telah diganti dengan PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP berbasis Akrual).
Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006
Untuk pemerintahan daerah, belanja dikelompokkan menjadi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan.
Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.
Kelompok belanja Satker menurut PP No. 24 tahun 2005:
1 Belanja Operasi - Belanja pegawai - Belanja barang - Bunga - Subsidi - Hibah - Bantuan sosial
Kelompok belanja Satker menurut PP No. 24 tahun 2005:
2. Belanja modal - Belanja tanah - Belanja peralatan dan mesin - Belanja gedung dan bangunan - Belanja jalan, irigasi, dan Jaringan - Belanja aset tetap lainnya - Belanja aset lainnya
Kelompok belanja Satker menurut Permendagri No. 13 tahun 2006
Belanja Tidak Langsung - Belanja pegawai - Belanja bunga - Belanja subsidi - Belanja hibah - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja tidak terduga
Kelompok belanja Satker menurut Permendagri No. 13 tahun 2006
Belanja Langsung - Belanja pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja modal
Kewenangan Satker :
Belanja tidak langsung adalah belanja pegawai.
Belanja langsung yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.
Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja :
1. belanja pegawai;2. belanja barang dan jasa; dan3. belanja modal
Belanja pegawai dalam kelompok belanja langsung tersebut dimaksudkan belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah
Belanja barang dan jasa
Merupakan pengeluaran pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah
Belanja barang dan jasa meliputi : belanja barang pakai habis, bahan/material jasa kantor premi asuransi
Belanja Barang dan Jasa meliputi:
perawatan kendaraan bermotor cetak/penggandaan sewa rumah/gedung/gudang/parkir sewa sarana mobilitas sewa alat berat sewa perlengkapan dan peralatan kantor makanan dan minuman pakaian dinas dan atributnya pakaian kerja pakaian khusus dan hari-hari tertentu perjalanan dinas perjalanan dinas pindah tugas pemulangan pegawai.
Belanja modal
Merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam keg lainnya.iatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.
Kriteria Belanja Modal yaitu:
Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang menambah aset pemerintah
Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.
Contoh
Dalam tahun anggaran 2007, pemerintah merencanakan membeli 3 unit mobil ambulans yang akan dihibahkan/diserahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Harga satuan mobil adalah sebesar Rp150.000.000, sehingga total pembelian adalah sebesar Rp450.000.000.
Oleh karena itu, anggaran pengeluaran untuk perolehan
3 mobil ambulans tidak dicantumkan sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin dalam APBD, tetapi sebagai Belanja Hibah (Belanja Operasional).
Realisasi pengeluarannya dicatat dan disajikan di LRA
sebagai Belanja Hibah.
Belanja modal atau aset tetap dicatat sebesar harga perolehannya.
Rencana pengeluaran untuk perolehan aset tetap dicantumkan dalam APBD sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin sebesar harga perolehan.
Demikian juga realisasi untuk perolehan aset tetap dicatat dan disajikan di LRA sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin sebesar harga perolehan.
Kriteria pengeluaran sesudah perolehan aset tetap sebagai
Belanja Modal :1) Pengeluaran tersebut mengakibatkan
bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang telah dimiliki.
2) Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset tetap/aset lainnya.
Pengakuan Belanja
SAP mengatur bahwa belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
AKUNTANSI BELANJA DI SATKER
1. Dicatat oleh PPK-Satker (Pejabat Penatausahaan keuangan/kasubag. Keuangan di SKPD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Dokumen sumber pencatatannya adalah SPJ Bendahara pengeluaran yang tela disahkan oleh BUD.
2. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dicatat sebagai pengurang belanja. Bila diterima pada periode berikutnya , koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP no. 24 tahun 2005)
Contoh Belanja UP/GU/TU
ATK Air, Listrik dan telepon Penggandaan Makan minum Perjalanan dinas
AKUNTANSI BELANJA DI SATKER
3. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
4. Transaksi belanja modal dicatat secara corrolary ( 2 jurnal) yaitu jurnal mencatat belanja dan jurnal mencatat aset yang diperoleh.
5. Transaksi belanja di Satker dilakukan dengan 2 cara yaitu pembayaran dengan SP2D UP/GU/TU dan pembayaran SP2D LS.
6. Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga yang bersifat titipan dan diakui sebagai utang.
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN :
Transaksi Belanja Dokumen SumberLampiran Dokumen
SumberBelanja dengan mekanisme LS
- SP2D- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya
- SPM- SPD- berita acara serah terima barang / jasa
Belanja dengan mekanisme UP/GU/TU
- Bukti Pengesahan SPJ
- SPM- SPD- bukti transaksi lainnya
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN :
Transaksi Belanja Dokumen SumberLampiran Dokumen
Sumber
Penerimaan PFK - SP2D- Bukti potongan
- SPM
Pelunasan PFK- Surat Setoran- Nota Kredit- Bukti potongan- Bukti
pengeluaran lainnya
- SPM
Pencatatan penerimaan SP2D UP/GU/TU
Debit Kredit
Kas di Bendahara pengeluaran xxx
--- RK-PPKD ---
xxx
(Penerimaan kas oleh Bendahara pengeluaran di SKPD)
Pencatatan belanja :
Debit Kredit
Belanja xxx ---
Kas di Bendahara Pengeluaran ---
xxx(Pelaksanaan belanja dengan menggunakan
uang persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D UP/ GU/ TU)
Pencatatan belanja dengan SP2D LS:
Debit Kredit
Belanja xxx ---
RK-PPKD --- xxx
(Pelaksanaan belanja dengan menggunakan SP2D LS)
Pengembalian kas SP2D UP/TU di SKPD
Debit Kredit
RK-PPKD xxx ---
Kas di Bendahara Pengeluaran ---
xxx (Pengembalian sisa uang persediaan dari
SP2D UP/TU dari SKPD ke BUD)
Belanja modal yang menggunakan uang persediaan
Debit Kredit1.RK-PPKD xxx
--- Kas di Bendahara Pengeluaran ---
xxx2. Aset tetap xxx --- EDI-Diinvestasikan dalam Asset Tetap ---
xxx
Belanja modal yang menggunakan SP2 LS
Debit Kredit
1.Belanja Modal xxx ---
RK-PPKD --- xxx
2. Aset tetap xxx ---
EDI-Diinvestasikan dalam Asset Tetap ---
xxx
Belanja Gaji dan tunjangan - LS
Debit Kredit
Belanja Gaji dan Tunjangan xxx ---Tunjangan Keluarga xxx
---Tunjangan Fungsional xxx
--- RK-PPKD ---
xxx( PPK- Satker mencatat belanja gaji dan
tunjangan dalam jumlah bruto)
Potongan Pajak oleh Satker
1. Saat penerimaan potongan pajak Debit KreditKas di BendaharaPengeluaran xxx ---- Hutang pajak --- xxx2. Saat pelunasan pajak Debit KreditHutang Pajak xxx ---- Kas di Bendahara Pengeluaran --- xxx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja Debit
KreditKas di BendaharaPengeluaran xxx
--- Belanja ---
xxx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada tahun sebelumnya
Debit Kredit
Kas di BendaharaPengeluaran xxx
--- Pendapatan Lain-lain ---
xxx
KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005
1. Belanja Operasi a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang c. Bunga d. Subsidi e. Hibah f. Bantuan sosial
KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005
2. Belanja modal - Belanja tanah - Belanja peralatan dan mesin - Belanja gedung dan bangunan -Belanja jalan, irigasi, dan jaringan - Belanja aset tetap lainnya - Belanja aset lainnya
KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005
3 Belanja tidak terduga4 Transfer / bagi hasil pendapatan ke
kabupaten / kota - bagi hasil pajak ke kab / kota - bagi hasil retribusi ke kab / kota - bagi hasil pendapatan lainnya ke kab /
kota
KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006
1. Belanja Tidak Langsung - Belanja pegawai - Belanja bunga - Belanja subsidi - Belanja hibah - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi /
Kabupaten / Kota / dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi /
Kabupaten / Kota / dan Pemerintah desa - Belanja tidak terduga
KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006
2. Belanja Langsung - Belanja pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja modal
Akuntansi Transaksi Belanja PPKD
Transaksi belanja di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (Fungsi Akuntansi PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP No. 24 th 2005).
Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
Akuntansi Transaksi Belanja PPKD
Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.
Transaksi belanja di PPKD dilakukan dengan dua ( 2 ) cara yaitu :
- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU - pembayarannya dengan SP2D LS
DOKUMEN SUMBER
Transaksi Belanja
Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
Belanja Bunga - SP2D LS- nota debit bank- Bukti pengeluaran lainnya
- SPM- SPD
Belanja Subsidi
- SP2D LS- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya
- SPM- SPD- berita acara- keputusan kepala daerah
Belanja Hibah - SP2D LS- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya
- SPM- SPD- keputusan kepala daerah
DOKUMEN SUMBER
Transaksi Belanja
Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
Belanja Bantuan Sosial
- SP2D LS- Bukti pengeluaran
lainnya
- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan kepala
daerah
Belanja Bagi Hasil- SP2D LS- Bukti pengeluaran
lainnya
- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan kepala
daerah
DOKUMEN SUMBER
Transaksi Belanja
Dokumen Sumber
Lampiran Dokumen Sumber
Belanja Bantuan Keuangan
- SP2D LS- Bukti
pengeluaran lainnya
- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan
kepala daerahBelanja Tidak Terduga
- SP2D LS- Bukti
pengeluaran lainnya
- SPM- SPD- Keputusan
kepala daerah
Jurnal Transaksi Belanja
Belanja bunga Belanja bunga ……..………. xx
Kas di Kasda …..........……... xx
Belanja subsidi Belanja subsidi ……............. xx
Kas di Kasda ......................... xx
Belanja hibah Belanja hibah …….…………. xx
Kas di Kasda ….........……… xx
Belanja bantuan sosial Belanja bantuan sosial ........ xx
Kas di Kasda …….........……. xx
Jurnal Transaksi Belanja
Belanja bagi hasil Dr. Belanja bagi hasil …............ xx
Cr. Kas di Kasda …….........….…. xx
Belanja bantuan keuangan Dr. Belanja bantuan keuangan ... xx
Cr. Kas di Kasda ....................... xx
Belanja tidak terduga Dr. Belanja tidak terduga …......... xx
Cr. Kas di Kasda …..........……… xx
Fungsi akuntansi PPKD, mencatat potongan pada Gaji, Tunjangan - LS
Kas di Kasda .................................... xx Utang Pajak PFK .....................................
xx Utang Taperum PFK ................................
xx Utang IWP PFK ......................................
xx
KOREKSI PENERIMAAN KEMBALI BELANJA :
Pada periode pengeluaran belanja Kas di Kasda xxx --- Belanja ---
xxx Diterima pada periode berikutnya Kas di Kasda xxx --- Pendapatan lain-lain --- xxx