pert 2 rmk konsep pengauditan manajemen kinerja.docx

8

Click here to load reader

Upload: soliqin

Post on 09-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS KULIAH PROGRAM S1 TRANSFERPENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

RINGKASAN MATA KULIAH

KONSEP PENGAUDITAN MANAJEMEN/KINERJA

OLEH:

SOLIQIN BUDHI SOFIANDINIM F1314104

KONSEP PENGAUDITAN MANAJEMEN/KINERJA

1. Perkembangan Audit KinerjaPerkembangan audit kinerja di dunia secara singkat sebagai berikut:a. 1930 Pengauditan Laporan Keuangan (Financial Statement Auditing)b. 1950 Pengauditan Manajemen (Management Auditing)c. 1970 Pengauditan Program (Program Auditing)d. Pada tahun 1971 Performance Audit (Pengauditan Kinerja) pertama kalinya diperkenalkan saat Kongres INTOSAI di Montreal oleh Elmer B. Staat dari United States Comptroller General Accounting Office.Sedangkan di Indonesia audit kinerja mulai diperkenalkan pada tahun 1976 yaitu dengan dimulainya management audit course di Badan Pemeriksa Keuangan atas kerjasama dengan US-GAO.

2. Pengertian Audit KinerjaAudit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan (Arens). Sedangkan kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama (Stephen P. Robbins). Istilah kinerja mengarah pada dua hal yaitu proses dan hasil yang dicapai.Malan, Fountain, Arrowsmith,dan lockridge (1984) memberikan pengertian bahwa Audit kinerja adalah proses sistematis dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan dalam hal ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan yang relevan, hukum serta peraturan dengan tujuan memastikan tingkat kesesuaian antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan. Fungsi audit kinerja menyediakan review independen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan sejauh mana kinerja entitas yang diaudit dapat memenuhi harapan.

3. Pengertian Audit Kinerja Di Indonesiaa. Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tangung Jawab Keuangan Negara mendefinisikan audit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit aspek efektivitas. b. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa audit kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan yang berkaitan dengan penilaian hasil dan efektivitas program, ekonomi dan efisiensi, pengendalian internal, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta bagaimana cara untuk meningkatkan efektivitas. Jadi dapat dismpulkan bahwa tujuan dasar dari audit kinerja adalah menilai kinerja suatu organisasi, program atau kegiatan yang meliputi audit atas aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit kinerja merupakan perluasan dari audit laporan keuangan dalam hal prosedur dan tujuan.

4. Istilah Dalam Audit KinerjaBeberapa istilah umum yang digunakan dalam audit kinerja, antara lain:a. VLM (Value for Money) mengacu kepada penilaian apakah manfaat yang dihasilkan oleh suatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (Spending well) atau masih mungkinkah melakukan pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak (spending wisely).b. Audit manajemen, audit operasional, atau audit ekonomi dan efisiensi Istilah ini untukmenilai aspek ekonomi, dan efisiensi dari pengelolaan organisasi.c. Audit program atau efektivitas Jenis audit ini untuk menilai manfaat atau pencapaian suatu program.

5. Ruang Lingkup Dan SasaranRuang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen, yangberupa seluruh atau sebagian kegiatan, program, atau aktivitas yang dilakukan perusahaan. Periode yang dicakup juga beragam, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diidentifikasi masih memerlukan perbaikan dari segi efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi.Tiga Elemen Dalam Audit Manajemen :a. Kriteria (criteria) : merupakan standar (pedoman/norma) bagi setiap individu dalamperusahaan dalam beraktivitas.b. Penyebab (cause) : merupakan tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh individu/kelompokdalam perusahaan.c. Akibat (effect) : merupakan perbandingan antara sebab dengan kriteria yang terkait.

6. Kerangka Kerja Audit Manajemen

7. Tujuh Prinsip Dasar Audit Manajemen(1) Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai potensi untuk diperbaiki.(2) Audit merupakan prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit.(3) Pengungkapan dalam laporan mengenai adanya temuan-temuan yang positif dan negatif.(4) Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.(5) Penentuan tindakan terhadap individu yang seharusnya bertanggung jawab.(6) Pengungkapan adanya pelanggaran hukum.(7) Penyelidikan dan pencegahan kecurangan (fraud).

8. Perbedaan Audit Kinerja Dan Audit KeuanganThe Swedish National Office :AspekAudit KinerjaAudit Keuangan

Tujuan Menilai apakah auditee telah mencapai tujuan yang ditetapkan Menilai apakah akun-akun benar dan disajikan secara wajar

Fokus Program dan kegiatan organisasi Sistem akuntansi dan sistem manajemen

Dasar Akademik Ekonomi, Ilmu Politik, Sosiologi, dan lain-lain Akuntansi

Metode Bervariasi antara satu proyek dan proyek lainnya Kurang lebih terstandarisasi

Kriteria Penilaian Lebih subjektif Terdapat kriteria yang unik untuk masing-masing audit Kurang subjektif Kriteria untuk semua kegiatan audit

Laporan Struktur dan isi laporan bervariasi Dipublikasikan secara tidak tetap (ad hoc basis) Bentuk laporan kurang lebih terstandarisasi Dipublikasikan secara berkala

Audit KinerjaAudit Keuangan

Lingkup audit kinerja lebih spesifik dan fleksibel dalam pemilihan subjek, objek, dan metodologi audit. Audit kinerja bukan merupakan audit regular karena tidak harus dilaksanakan setiap tahun atau secara berkala. Audit kinerja bukan merupakan audit dengan jenis opini yang sudah ditentukan (formalized opinion). Audit kinerja dilaksanakan dengan dasar pengetahuan yang bersifat multidisiplin dan lebih banyak menekankan pada kemampuan analisis daripada hanya sebatas pengetahuan akuntansi. Audit kinerja bukanlah bentuk audit berdasarkan checklist. Kompleksitas dan keragaman pertanyaan dalam audit kinerja mensyaratkan agar auditor dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. Lingkup audit keuangan meliputi seluruh laporan keuangan. Audit keuangan merupakan audit regular. Opini yang diberikan dalam audit keuangan bersifat baku (unqualified, qualified, adverse atau disclaimer).

9. Karakteristik Audit Kinerja(1) Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar berikut :a. Apakah sesuatu benar telah dilakukan (doing the right things)? ditujukan terutama bagi pembuat kebijakan, tujuannya untuk mengevaluasi apakah kebijakan telah diputuskan dengan tepat pendekatan efektiviitasb. Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing the things right)? ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan yang diambil telah diterapkan dengan benar atau telah dilaksanakan dengan cara-cara yang memadai pendekatan efisiensiAda beberapa kemungkinan yang bisa terjadi yaitu :a. Suatu program atau kegiatan yang benar dilakukan dengan menggunakan cara/metode terbaik, benar dan murah. b. Suatu kegiatan atau program telah dirancang dengan benar tetapi tidak dilakukan dengan cara yang benar dan murah. c. Terakhir, terdapat kasus-kasus dimana suatu kegiatan atau program yang benar tidak dilakukan terlepas dari apakah cara atau metode yang digunakan benar atau tidak. 2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi internal lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci.

Menurut Prof. Soemardjo Tjitrosidojo (1980), karakteristik audit kinerja mencakup : Pemeriksaan operasional dengan menggunakan perbandingan dengan cara pemeriksaan oleh dokter, haruslah merupakan pemeriksaan semacam medical check up (penelitian kesehatan) dan bukan otopsi post mortem (pemeriksaan mayat). Jadi pemeriksaan seharusnya dimaksudkan agar pasien memperoleh petunjuk agar selanjutnya dapat hidup lebih sehat dan bukan sebagai pemeriksaan untuk menganalisis sebab-sebab kematian mayat. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif dan realistis, untuk menjangkau hari depan organisasi yang diperiksa, ia harus dapat berpikir secara dinamis, konstruktif dan kreatif karena dalam tugasnya harus berhadapan dengan banyak orang dengan tingkah laku yang beragam, ia harus dapat bertindak secara diplomatis, sensitif dalam menghadapi masalah-masalah yang pelik dalam tugasnya dan ia harus pula tangguh untuk tetap bertekad untuk meneruskan suatu penyelidikan sampai berhasil. Pemeriksa (atau setidaknya tim pemeriksa secara kolektif) harus mempunyai pengetahuan keterampilan dari berbagai macam bidang seperti ekonomi, moneter, statistik, computer, keinsinyuran dan sebagainya. Agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik, pemeriksa harus dapat berpikir dengan menggunakan sudut pandangan pejabat pimpinan organisasi yang diperiksanya dan sudah barang tentu ia harus mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi; pemeriksa harus benar-benar mengetahui persoalan yang dihadapi, ia harus dapat mengantisipasi masalah serta cara penyelesaiannya, dan memberikan gambaran tentang perbaikan-perbaikan yang dapat diterapkan dalam organisasi yang diperiksa. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu early warning system agar pimpinan dapat melakukan tindakan korektif tepat pada waktu.

10. Manfaat Audit Kinerjaa. Peningkatan kinerja 1) Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.2) Mengidentifikasi sebab-sebab aktual dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.3) Mengidentifikasi peluang untuk mengatasi keborosan atau ketidakefisienan.4) Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi.5) Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.6) Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen.7) Melaporkan ketidakberesan.b. Peningkatan akuntabilitas publik 1) Perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan. 2) Pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas.3) Perbaikan indicator kinerja.4) Perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa.5) Penyajian informasi yang lebih jelas dan informatif.

5