persiapan kolon pediatric
TRANSCRIPT
7/21/2019 Persiapan Kolon Pediatric
http://slidepdf.com/reader/full/persiapan-kolon-pediatric 1/5
Penatalaksanaan Persiapan Kolon pada Pasien Anak.
Persiapan kolon pada anak biasanya dilakukan pada pasien anak dengan inkontinensia fekal
seperti pada kasus Hirschsprung. Berikut ini penataksanaan persiapan kolon yang saya dapat
dari beberapa journal internasional.
Enema yang biasanya digunakan antara lain;
- Larutan garam normal ( air 1L dengan garam 1,5 sendok teh)
Banyaknya volume larutan garam normal tergantung dari ukuran kolon,seperti yang
diperkirakan oleh kontras enema, biasanya bervariasi antara 250ml sampai 1L.
- Gliserin
Gliserin ditambahkan ke larutan garam bila dianggap perlu. Biasanya 20 mL gliserin
untuk setiap 500 ml larutan garam.
- Sabun (Castile Soap®)
9 ml untuk setiap 500 ml larutan garam
- Fosfat (Fleet enema ®)
Untuk anak-anak usia sampai 10 tahun digunakan formula pediatrik 60ml
mengandung 19g natrium fosfat, 7g natrium fosfat dibasic. Untuk anak-anak usia
diatas 10 tahun menggunakan larutan Fleet enema 120 ml. Tidak boleh
menggunakan lebih dari 1 Fleet enema perhari karena dapat meyebabkan krisis
hiperfosfatemia, hipokalsemia dan tetani. Untuk pasien dengan insufisiensi ginjal
harus menghindari penggunaan enema fosfat.
Penggunaan beragam cairan enema diusahakan sekonservatif mungkin. Pada awalnya,
pasien diberikan larutan salin normal hangat dan dijaga benar-benar bersih. Jika tidak
terdapat respon dalam 2-3 jam setelah pemberian garam enema menunjukkan bahwa
enema tidak cukup terkonsentrasi, maka pilihan berikutnya adalah menambakahkan
gliserin. Bila setelah penambahan gliserin pasien tidak merespon atau hanya merespon
sebagian (usus tidak sepenuhnya kosong), hal ini bisa dilihat dari foto rontgen yang
menunjukkan bahwa usus besar masih memiliki sejumlah besar feses, bisa diberikan sabun.
7/21/2019 Persiapan Kolon Pediatric
http://slidepdf.com/reader/full/persiapan-kolon-pediatric 2/5
Penggunaan fosfat enema sebaiknya dihindari sebisa mungkin karena:
- Pasien dengan pemakaian enema fosfat jangka panjang memiliki kecenderungan
untuk diare dan dengan kontras enema menunjukkan gambaran kolon kiri yg sempit,
hiperaktif dan spastik (gambar. 1)
Gambar. 1 Kontras enema menunjukkan rektosigmoid spastik, setelah penggunaan jangka
panjang dari enema berbasis fosfat.
- Pasien dapat mengalami gejala kolitis berat termasuk adanya darah dan lendir dalam
feses. Hasil kolonoskopi menunjukkan tanda-tanda kolitis nonspesifik karena iritasi
kronis yang dihasilkan oleh solusi fosfat.
Bila pasien menunjukkan tanda-tanda diatas maka pemberian enema fosfat harus segera
dihentikan. Dibutuhkan waktu beberapa minggu sampai gejalanya hilang.
Posisi pasien pada saat pemberian enema bervariasi tergantung usia karena enema harus
selalu diberikan mengambil keuntungan dari gravitasi (gambar 2).
gambar.2 posisi yang disarankan pada pemberian enema.
7/21/2019 Persiapan Kolon Pediatric
http://slidepdf.com/reader/full/persiapan-kolon-pediatric 3/5
Pemberian enema untuk pasien dengan inkontinensia fekal dengan sfingter ani lemah
menggunakan rektal tube #20 atau #22 setinggi mungkin di dalam kolon. (gambar.3)
gambar. 3 Teknik enema menunjukkan rektal tube setinggi kolon kiri
Jika terjadi kebocoran cairan enema, maka sebaiknya menggunakan balon Folley
kateter. Balon dikembangkan dengan volume yang berbeda tergantung dari ukuran anus
dan rektum pasien. Pada mulanya balon dikembangkan 10 ml. Jika balon keluar melalui
anus, ini berarti bahwa pasien membutuhkan balon yang lebih besar. Kemudian, balon
dikembungkan hingga 20 mL, jika masih keluar, maka balon dikembungkan hingga 30 mL
(gambar.4)
gambar.4. teknik enema menunjukkan balon Folley yang dikembangkan
7/21/2019 Persiapan Kolon Pediatric
http://slidepdf.com/reader/full/persiapan-kolon-pediatric 4/5
Pasien yang paling rentan terhadap kebocoran enema adalah pasien dengan
myelomeningocele. Pasien dengan ARM, merespon lebih baik terhadap pemberian cairan
enema karena mereka memiliki berbagai tingkatan fibrosis di tepi anus yang memungkinkan
untuk menahan balon selama pemberian enema sehingga tidak terjadi kebocoran.
1
Pada beberapa jurnal menawarkan persiapan kolon satu hari sebelum operasi dapat
dilakukan dengan melakukan irigasi dari proksimal, distal stoma dan anus dengan larutan
salin hangat menggunakan rektal tube. Irigasi tersebut dilakukan dua kali sehari yaitu pada
saat sore hari (6 pm) dan pagi hari sebelum operasi (6 am). Jumlah salin yang digunakan
antara 500 – 1500 ml pada saat sore hari, dan 500 – 2000 ml pada pagi hari.2
Pada intra-opratif didapat 62% dinilai bersih. Kontaminasi pada 38% kasus. Prosedur
tersebut dilakukan pada kasus penutupan kolostomi 42% kasus. PSA 22%. Soave 16%.
Swenson 11%. Transanal endorectal pull through 5%. PSAVUP 4%. Abdominoperineal pull-
through 2%.2
Komplikasi yang didapat antara lain. SSI 6 kasus (10.9%). Demam 2 kasus (3.6%).
Anastomosis leakage 1 kasus dari 55 kasus.2
Referensi
1. A.Bischoff, M A. Levitt, A. Peña. Bowel management for the treatment of pediatric
fecal incontinence. Pediatr Surg Int. 2009 December; 25(12): 1027 –
1042.
2. E A. Ameh, C S. Lukong. One-day bowel preparation in children with colostomy using
normal saline. African Journal of Paediatric Surgery. Sep-Dec 2011 / Vol 8 / Issue 3.