perlindungan hukum terhadap buruh - journal portal

13
Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Perempuan Pada Malam Hari Mukmin Zakie Abstrak Both Act No. 13 on the year of2003 and the Ministery Degree No. 244 on the Year 2003 have already regulated the protection of female workers in the night. Act No. 13 on the Year 2003 emphasizes sanction if there Is infn'gements. Pendahuluan Pekerjaan mempunyai makna yang sangat panting dalam kehidupan manusia sehlngga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan . seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Dapat juga dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan dlri sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga balk bagi dirinya, keluarganya maupun llngkungannya, oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi yang melekat pada dlri seseorang yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati. Makna dan art! pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Republik Indo nesia bertiak atas pekerjaan dan penghldupan yang layak bagi kemanuslaan.^ Pembangunan ketenagakerjaan sebagai baglan Integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya untuk meningkatkan harfcat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan merata, baik materiil maupun spiritual. Oleh karena itu, dlharapkan tenaga kerja dapat melaksanakan fungsinya dengan balk melalui pemberian kesempatan kerja yang merata, baik Itu kepada perempuan atau kepada laki-laki, perlindungan hak-haknya dalam menjalankan pekerjaan terulama dalam hal pemberian jariiinan kesejahteraan, kesehatan, keselamatan, dan semua aspek- ^ Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 39 Jahun 2004 tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Dl Luar Negeri. 126 JURNAL HUKUM NO. 1 VOL 13JANUARI2006; 126-138

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Perlindungan Hukum Terhadap BuruhPerempuan Pada Malam Hari

Mukmin Zakie

AbstrakBoth Act No. 13 on the year of2003 and the Ministery Degree No. 244 on the Year 2003have already regulated the protection offemale workers in the night. Act No. 13 on the Year2003 emphasizes sanction ifthere Isinfn'gements.

Pendahuluan

Pekerjaan mempunyai makna yangsangat panting dalam kehidupan manusiasehlngga setiap orang membutuhkanpekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagaisumber penghasilan . seseorang untukmemenuhi kebutuhan hidup bagi dirinyasendiri dan keluarganya. Dapat juga dimaknaisebagai sarana untuk mengaktualisasikan dlrisehingga seseorang merasa hidupnyamenjadi lebih berharga balk bagi dirinya,keluarganya maupun llngkungannya, olehkarena itu hak atas pekerjaan merupakan hakazasi yang melekat pada dlri seseorang yangwajib dijunjung tinggi dan dihormati.

Makna dan art! pentingnya pekerjaanbagi setiap orang tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakanbahwa setiap Warga Negara Republik Indo

nesia bertiak atas pekerjaan dan penghldupanyang layak bagi kemanuslaan.^

Pembangunan ketenagakerjaan sebagaibaglan Integral dari pembangunan nasionalberdasarkan Pancasila dan Undang-undangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,dilaksanakan dalam rangka pembangunanmanusia Indonesia seutuhnya untukmeningkatkan harfcat, martabat, dan harga diritenaga kerja serta mewujudkan masyarakatsejahtera, adil, makmur, danmerata, baik materiilmaupun spiritual.

Oleh karena itu, dlharapkan tenaga kerjadapat melaksanakan fungsinya dengan balkmelalui pemberian kesempatan kerja yangmerata, baik Itu kepada perempuan ataukepada laki-laki, perlindungan hak-haknyadalam menjalankan pekerjaan terulamadalam hal pemberian jariiinan kesejahteraan,kesehatan, keselamatan, dan semua aspek-

P̂enjelasan Umum Undang-Undang Nomor 39 Jahun 2004 tentang Penempatan Dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia Dl Luar Negeri.

126 JURNAL HUKUM NO. 1 VOL 13JANUARI2006; 126-138

Page 2: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan ...

aspek dalam bidang ketenagakerjaan.Pembangunan ketenagakerjaan harus diatursedemikian rupa sehlngga terpenuhi hak-hakdan perlindungan yang mendasar bag) tenagakeija dan pekerja/buruh serta pada saat yangbersamaan dapat mewujudkan kondisi yangkondusif bag] pengembangan dunia usaha.

Selain itu bentuk perhatian pemerintahterhadap masalah ketenagakerjaan jugaterbukti dengan dikeluarkannya berbagaiperaturan perundang-perundangan tentangketenagakerjaan atau perburuhan, termasukmeratifikasi konvensi-konvensi organisasiperburuhan internasional (ILO). Peraturanperundang-perundangan yang dikeluarkanpemerintah tersebut bertujuan untukmemberikan perlindungan terhadap tenagakerja, diantaranya periindungan untukmemperoleh kesempatan kerja, menjaminhak-hak dasar tenagaketja, keseiamatan dankesehatan kerja serta periindungan terhadaptenaga kerja sehingga tercipta rasa aman,tenteram, sejahtera iahir dan batin bagitenaga kerja maupun keluarga.

Periindungan tenaga kerja mempunyaitujuan agar majikan tidak berbuat semena-mena terhadap buruh/tenaga kerja di dalamburuh melakukan pekerjaan terutama dalamhal mempekerjakan buruh perempuan.

Buruh perempuan dalam hal inimempunyai resiko besaryang harus ditanggungoleh pengusaha/majikan yang memperkerjakanpada maiam hari. Undang-undang memberikanbatasan kepada buruh perempuan untuk tidakmelakukan pekerjaan pada keadaan, tempat,dan waktu-waktu tertentu. Pembatasan inisehubungan dengan kondisi perempuan secara

kodrati berbeda dengan pria, terhadappembatasan meiakukan pekerjaan bagiperempuan, iman Soepomo berpendapatbahwa:

Pada prinsipnya wanita diperboiehkanmenjaiankan semua pekerjaan, hanya sajadaiam hai-hai tertentu diberi pembatasan.Pertimbangan untuk membatasi pekerjaanwanita adaiah bahwa wanita itu iemahbadannya untuk menjaga kesehatan dankesusiiaannya. Soai kesusilaan mungkiniebih erat dengan perasaan yang halusdaripada kelemahan badan yangmengurangkan kemampuan membela diridari bahaya serangan fisik dan asusila.Kedua soai ini yaitu kelemahan badan dankehalusan perasaan wanita memang perludiselidiki dalam hubungannya denganmenjaiankan pekerjaan.^Di antara perusahaan-perusahaan yang

banyak memakai buruh perempuan padamaiam hari iaiah perusahaan tempat hiburanseperti; bioskop, kafe, diskotikdan arena-arenaketangkasan yang umumnya buka sampaitengah maiam bahkan ada yang sampai dinihari. Tempat-tempat hiburan ini diasumsikan tidakakan ramai apabiia tidak ada pekeija perempuan,diiain sisi pekerjaan itu memudahkan adanyaperbuatan asusila termasuk diantaranyapelecehan seksuai meskipun semua itu bagisebagian pekerja perempuan dihindari karenatujuan mereka adaiah bekeija untuk mendapatkanupah demi keiuarganya.

' Ada sebuah keadaan yang dilematis,disatu sisi bekeija adaiah hak yang sama-samabisa diraih oleh laki-laki maupun perempuan,namun disisi lain untuk keadaan tertentu, dalam

•Iman Soepomo, Hukum Perburuhan BidangKesehatan Keija, (PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 1988).Him. 55

127

Page 3: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

hal inl adalah bekeija sampai dengan malamhari perempuan dipandang memiliki keadaanyang berbeda. Nilai-nilai dan juga normakesusilaan menjadikan perempuan nampaktidak terhdrmat dan apabila memaksakanbekeija pada malam hari. Hal lainnya adalahjuga dipandang membahayakan diri sendiri,dimana perempuan cenderung lebih rentanmengalami gangguan fislk maupun psikis terkaitdengan masalah keamanan perjalanan kerjadan juga kesehatan pekeija perempuan.

Diterbitkannya Undang-Undang Nomor13tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUNo.13/2003) oleh Pemerintah juga berdasai1<anpertimbangan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang jenis pekerjaan, menurutsifat,tempat dankeadaan seharusnya dilakukan oleh

. buruh perempuan pada malam hari, makaditetapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Rl: NOMOR KER244/MEN/2003 TAHUN 2003tentang Kewajiban Pengusaha yangMempekerjakan Pekerja/ Buruh PerempuanAntara Pukul 23.00 sampai Degan 07.00.

Adanya Peraturan Menteri In! seolah-clahtelah menjawab semua permasalahanmengenai perlindungan hukum terhadappekerja perempuan yang bekerja pada malamhari. Keadaan kondusif bagi buruh perempuanyang bekerja di malam hari diharapkan dapattercipta. Namun kemudian hal yang perlu dilihatlebih dalam adalah sejauh manakah UU No.13/2003 maupun Peraturan Menteri Tenaga KerjaRl : NOMOR KEP.244/MEN/2003 in!

memberikan perlindungan hukum kepadaburuh perempuan pada malam hari, kemudiansebagai jaminan penegakan hukum, sanksi atauhukuman yang seperti apayang dapat dikenakan

pada pihak pengusaha yang pengaturan atasperlindungan hukum tersebut.

Buruh LakNaki dan Buruh Perempuan

TerminoiogI buruh berdasarkan UUNo.13/2003 disama artikan dengan kata"pekerja" yang maksudnya adalah setiap or-ang yang bekerja dengan menerima upahatau imbalan dalam bentuk lain (UU No.13/2003 Pasai 1 Ayat 3). Selanjutnya tidak adapembedaan antara apa yang disebut denganburuh laki-laki dan buruh perempuan.Pembedaan antara laki-laki dan perempuandalam wacana gender umumnya merupakan.pembedaan tugas dan peran sosial laki-lakidan perempuan berdasarkan harapan,kebiasaan, adat dan tradisi yang melekat padakebudayaan suatu masyarakat. Sebagaigambaran, sebagian besar juga karena kodratbioiogis yang meiekat pada laki-laki danperempuan pada kebanyakan pandanganmasyarakat menghasiikan pembedaan yangdipetakan sebagai berikut:^

Tabel 1

Karakteristik sifat ruang lingkup kerjaAspel( yangdibedai(an

Perempuan Laki-laki

Karakteristik srfat Feminim MaskulinRuang lingkup Oomestik PublikkerjaFungs! Pencari nafkah Pencari

tambahan naikah utamaStereotip kerja keija feminim Kerja

maskulinPembagian kerja Reproduktif Produktifgender (mengasuhanak, (kerja yang

mengurusrumah menghasiikantangga dan uarrg)sebagainya)

3Eli Nur Hayati, Panduan Untuk Pendampingan Perempuan Korban Kekerasan, Konseling BerwawasanGender, (RifkaAnnisa, Yogyakarta, 2000). Him. 25.

128 JURNAL HUKUM NO. 1 VOL 13JANUARI2006: 126-138

Page 4: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan ...

Fungsi Stereotip kerjaPembagian kerjagender Feminim Domestik Pencari nafkahtambahan Kerja feminim Reproduktif(mengasuh anak, mengurus rumah tanggadan sebagainya) MaskulinPublikPencarinafkah utamaKerja maskulin Produktif (kerjayang menghasiikan uang).

Konstruksi budaya tersebut dalam suatuframe berpikir masyarakat sewaktu-waktuberdasarkan masa (waktu), daerah dan adat

Juga tradisi dapat berubah. Oleh karena ituperempuan bekerja dewasa ini bukan^suatupermasalahan lagi. namun demikian masihtetap ada nilai-nilai dan norma kesusilaanyang meiindungi keberadaan aktifitas buruhperempuan dengan peraturan perundangansebagai wujud dari perlindungan hukum.

Hubungan antara Tenaga Kerja danPengusaha

Secara umum hukum ketenagakerjaanmerupakan himpunan peraturan yang padapokoknya mengatur hubungan antara tenagakerja dan pengusaha, antara tenaga kerjadengan tenaga kerja dan antara tenaga kerjadengan penguasa (pemerintah), termasuk didalamnya proses-proses dan keputusan yangdikeluarkan untuk merealisasikan hubungantersebut menjadi kenyataan yang bertujuan untukmencapai keadilan sosial dalam bidangketenagakerjaan untuk meiindungi tenagakerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatasdari penguasa (pemerintah).

Di dalam UU No. 13 Tahun 2003pengertian tenaga kerja telah diatur dalamPasal 1ayat (2) yakni; setiap orang yang mampu

^Imam Soepomo. Hukum Perburuhan Undang-undang Dan Peraturan, (Pradnya Paramlta, Jakarta,1983), him. 3

melakukan pekerjaan guna menghasiikanbarang dan/atau jasa balk untuk memenuhikebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.Orang yang melakukan pekerjaan disebutpekerja, sedangkan pengertian pekerjaadalah; setiap orang yang bekerja denganmenerima upah atau imbalan dalam bentuklain, ayat (3).

Sedangkan pengertian pemberi kerjadisebutkan dalam pasal yang sama ayat (4) yaitu;orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau badan-badan lainnya yang memperkeijakantenaga kerja dengan membayar upah atauimbalan dalam bentuk lain.

Di dalam menjalankan pekerjaan, tenagakerja tentunya melakukan suatu kerjasamaatau ikatan dengan orang lain yang disebutpengusaha yang selanjutnya dapat disebutsebagai hubungan kerja. Hubungan kerjaadalah hubungan antara pengusaha denganpekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, danperintah. Hubungan kerja terjadi apabiia telahterjadi perjanjian kerja antara pengusaha danpekerja/buruh. Sedangkan yang dimaksuddengan Perjanjian Kerja adalah perjanjianantara pekerja/buruh dengan pengusaha ataupemberi kerja yang memuat syarat-syaratkerja, hak, dan kewajiban para pihak. MenurutImam Soepomo, ada2 hal yang penting dalamkaitannya antara tenaga kerja denganpengusaha, yaitu:^

"Secara yuridis, tenaga kerja adalah"bebas" karena prinsip negara kita adalahbahwa tidak ada seorangpun bolehdiperbudak atau diperhamba, perbudakan,perdagangan budak dan penghambaan

129

Page 5: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

dan segala perbuatan berupa apapun jugabertujuan kepada itu dilarang. Sedangkansecara sosiologis, tenaga kerja adalahtidak bebas sebagai orang yang tidakmempunyai bekal hidup Iain darl padatenaga kerja Itu, la teipaksa bekerja untukorang lain dan pengusaha inilah yangpada dasamya menentukan syarat-syaratkerja Itu."Adapun dalam membuat perjanjlan kerja

dalam sualu hubungan kerja pada dasarnyamellputi hal-hal penting,sebagal berlkut:®1. Pembuatan perjanjlan kerja karena

merupakan titik tolak adanya suatuhubungan kerja;

2. Kewajiban buruh melakukan pekerjaanpada atau dibawah pimplnan pengusaha,yang sekallgus merupakan hak pengusahaatas pekerjaan dari buruh;

3. Kewajiban pengusaha membayar upahkepada buruh, sekallgus merupakan hakburuh atas upah;

4. Berakhirnya hubungan kerja dan;5. Caranya persellsihan antara plhak-pihak

yang bersangkutan diselesalkan dengansebaik-balknya.Adanya perjanjlan kerja tersebut memiliki

kebermanfaatan dan pengaruh sebagaiberlkut:^

1 Menladakan atau mengurangi hambatan-hambatan bag! proses pembangunanyang sedang kita laksanakan sehlnggaakan terciptanya suatu ketenangan kerjadan adanya jamlnan akan kepastlan hakdan kewajiban, balk bag! buruh maupun

pengusaha.2. Membantu tercapainya kenalkan prestasl

kerja dan mengurangi kemungkinantimbulnya persellsihan serta mempertinggisemangat kerja.

3. TerjadI hubungan kerja yang serasl antaraburuh dengan pengusaha.

4. Mencerminkan adanya pelaksanaandemokrasi dl perusahaan.Akibat yang tlmbu! manakala pihak

pekerja/buruh dengan plhak majikan telahmenandatangani perjanjlan kerja adalahadanya hak dan kewajiban maslng-maslng.Di samping itu kedua beiah pihak harusmentaati hal-hal yang diatur dl dalam undang-undang yang berkaltan dengan hubungankerja Inl, seperti:

1. Waktu Kerja

Pengaturan waktu kerja menurut UUNo.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaanpada Pasal 77 ayat (2) mellputi:a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) harl dan 40 {empat

puluh) jam 1(satu) minggu untuk 6 (enam)harl kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1(satu) haii dan 40(empatpuluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima)harl masa kerja dalam. 1 (satu) minggu.Tetapl peraturan tersebut dapat

disimpangi atau bisa saja tidak dilaksanakanasalkan sudah mendapat Izin darl KepalaDinas Tenaga Kerja dan Transmigrasl ataupegawai yang ditunjuk oleh negara ataupundapat Izin dari Departemen tenaga kerjasetempat.

5Halili Toha &, Hari Pramono, Hubungan Kerja antara Majikan dan Buruh, (Rlneka Cipta, Jakarta, 1991,Cetakan kedua). Hlm.12.

®F.X.Djumaldjl &Wiwoho Soepno,Peijanjian Perburuhan dan Hubungan Perburuhan Pancasila, (BInaAksara, Jakarta, Cetakan ketlga, 1987).HIm.67-68

130 JURNAL HUKUMNO. 1 VOL 13JANUARI2006: 126-138

Page 6: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Perlindungan Hukum Terhadap'Perempuan...

Waktu kerja di sini eratkaitannya denganwaktu istirahat. Seperti yang tertuang dalam UUNo.13Tahun 2003 Pasal 79 yang menyatakanbahwa pengusaha wajib memberikan waktuistirahat dan cuti kepada pekerja. Mengenaipengaturan Istirahat dan cuti meliputi:a. Istirahat antara jam jeda, sekurang-

kurangnya setengah jam seteiah bekerjaselama 4 (empat) jam terus-menerus danwaktu istirahat itu tidaktermasukjam kerja.

b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerjadalam satu minggu atau dua hari untuklima hari kerja dalam satu minggu.

c. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 harikerja seteiah pekerja yang bersangkutanberkerja selama 12 bulan secara terus-menerus, dan

d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2bulan dan dilaksanakan pada tahunketujuh dan kedelapan masing-masingsatubulan bag! pekerja yang telah bekerjaselama 6 tahun secara terus menerus

pada perusahaan yang sama denganketentuan buruhtersebut tidakberhak lagiatas istirahat tahunan dalam 2 tahun

berjalan dan selanjutnya berlaku untuksetiap kelipatan masa kerja 6 tahun.

2. Upah

Dalam Peraturan Pemerintah No.8 tahun

1981 tentang Perlindungan Upah disebutkanbahwa upah adalah suatu penerimaansebagai Imbalan dari pengusaha kepadaburuh untuk melakukan pekerjaan atau jasayang teiah atau akan dilakukan, dinyatakanataudinilai dalam bentuk uang yang ditetapkanmenurut persetujuan atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku dandibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerjaantara pengusaha dengan pekerja, termasuktunjangan, balk untuk pekerja itu sendirimaupun keluarganya.^

Pemberian upah yang tidak dalam bentukuang dibenarkan asal tidak melebihi 25% darinilai upah yang seeharusnya diterima.®Imbalan/penghasilan yang diterima olehpekerja tidak selamanya disebut sebagaiupah, karena bisa jadl imbalan itu bukantermasuk dalam komponen upah.

Dalam UU No.13 Tahun 2003

pengaturan mengenai pengupahan diaturterperinci dalam 11 pasal dimulai pada Pasal88 sampai dengan Pasal 98. Dalam UU inidikatakan pada Pasal 88 ayat (3), kebijakanpengupahan yang melindungi pekerjameliputi:a. Upah minimum:b. Upah lembur;c. Upah tidak masuk kerja karena

berhalangan;d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan

kegiatan lain diluar pekerjaanya;e. Upah karena menjalankan hak waktu

istirahat kerjanya;f. Bentuk dan cara pembayaran upahg. Denda dan potongan upah;h. Hal-hal yang dapatdiperhitungkan dengan

upah;i. Struktur dan skala pengupahan yang

proposional;j. Upah untuk pembayaran pesangon; dank. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Sesuai dengan Pasal1ayat(1) PeraturanMenteri Tenaga Kerja Nomor KEP-226/MEN/

^Darwan Prints, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (CitraAditya Bakti, Bandung, 2000), him. 51.®LaluHusni, opcff,hlm.109

131

Page 7: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

2000 TAHUN 2000 tenlang Perubahanbeberapa pasal dalam Permenaker 01/MEN/1999 tentang Upah Minimum, pengertian upahminimum adalah upah bulanan terendah yangterdirl dari upah pokok lermasuk tunjangantetap. Berdasarkan penetapan upah minimumdilakukan pertimbangan:^1. Kebutuhan Hidup Minimum (KHM);2. Indeks Harga Konsumen (IHK);3. Kemampuan, perkembangan dan

^ kelangsungan perusahaan untukmemproduksi suatu barang;

4. Upah pada umumnya berlaku didaerahtertentu dan antar daerah;

5. Kondisi pasar kerja;6. Tingkat perkembangan perekonomian

dan pendapatan perkapita.Pengusaha wajib membayar upah kepada

para peketjanya secara teratur sejak teijadinyahubungan kerja sampal dengan berakhimyahubungan kerja. Upah yang diberikan olehpengusaha tidak boleh diskriminasi antarapekerja pria dan pekerja wanita untuk peketjaanyangsama nilainya.

Menurut Pasal 4 Peraturan PemeiintahNo.8 tahun 1981 tentang Peiiindungan Upahdisebutkan bahwa upah yang tidak dibayarjikaburuh/pekerja tidak melakukan pekerjaan, halini disebut dengan azas no work nopay, azasini tidak berlaku mutlak, maksudnya dapatdikesampingkan dalam hal-hal tertentudengan kata lain pekerja tetap mendapatkanupah meskipun tidak dapat melakukan

.pekerjaan.Pembayarari upah menurut Pasal 10ayat

(1) PP No.8 tahun 1981 harus dibayarkan

secara langsung kepada buruh/pekeija yangbersangkutan pada waktu yang telahditentukan sesuai dengan perjanjian kerja.Upah dibayarkan seminggu sekali atausebulan sekali, kecuali peijanjian kerja untukwaktu tertentu kurang dari seminggu. Jikapembayaran upah terlambat, menurut Pasal19 PP No.8 tahun 1981, mulai dari harikeempat sampal hari kedelapan terhitung dari

-hari dimana upah seharusnya dibayarkan,maka upah harus ditambah 5% untuk setiaphari keteiiambatan. Sesudah hari kedelapantambahan itu menjadi 1% untuk setiapketerlambatan dengan ketentuan tambahanuntuk satu bulan tidak boleh melebihi50% dariupah yang seharusnya dibayarkan.^°

Mengenai pengaturan tentang upah lembur,dimana dikatakan dalam keadaan tertentu

terdapat atau terjadi kondisi tertentu yangmenghamskan bumh/pekeija bekeija lebih dari7 jam sehari atau 40 jam seminggu, maka jamkeija dapat menyimpang dari ketentuan tersebut,dengan ketentuan kelebihan jam keija tersebutharus dihitung sebagai lembur. Carapenghitungan upah lembur telah ditetapkandalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Nomor Kep.102/Men/Vi/2004Tahun 2004 tentang Waktu Kerja Lembur danUpah Keija Lembur Komponen upah untuk dasarpertiitungan.upah lembur terdiri dari upah pokok,tunjangan jabatan, tunjangan kemahalan, nilaipemberian catu untuk karyawan sendiri.

Kewajiban pembayaran upah secarapenuh dapat dikecualikan dengan adanyapemotongan terhadap;a. Ganti rugi kepada pengusaha

®Abdul Khakim, PengantarHukum Ketenagakeijaan Indonesia, (PT. CitraAditya Bakti, Bandung, 2003),him 76

"/Wd.h!m81

132 JURNAL HUKUMNO. 1 VOL 13JANUARI2006; 126-138

Page 8: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan...

b. Denda yang telah disetujuic. luran yang telah disepakati.d. Sewarumah, sawah,tanahdansebagainya

yang digunakan oleh pekerja8. Hutang atau bondan sebagainya; dengan

ketentuan bahwa pemotongan tersebutseluruhhya setiapkali tidak boleh melebihl25% dari upah tenaga kerja yang harusditerima

f. Harus dicatat dalam daftar pembayaranupah menurut contoh yangdiberikan olehDepartemen Tenaga Keija.

Dasar Hukum Perlindungan

Arti penting perlindungan tertiadap bumhtidak hanya sebatas demi kemanusiaan saja,tetapi juga untuk pertumbuhan ekonomipengusaha dan buruh yang diwujudkandengan dijalankannya fungsi masing-masingatas dasar niiai-niiai bersama dan berdasarkan

kesepakatan yang memungkinkan masing-masing pihak mengklaim atas hak-haknya dankewajiban pihak lain.

Perlindungan hukum terhadap perempuanyang bekerja dimalam hari teiah diatur daiamsebuah pembatasan yang diatur dl dalam Pasal76 UU No.13/2003 sebagai berikut:1. Pekerja/ buruh perempuan yang berumur

kurang dari 18 (delapan beias) tahundilarang dipekerjakan antara pukul 23.00sampal dengan pukui 07.00.

2. Pengusaha diiarang mempekerjakanpekerja/buruh perempuan hamil yangmenurut keterangan dokter berbahaya bagikesehatan dan keselamatan kandungannyamaupun dirinya apabila bekeija antara pukui23.00 sampai dengan pukul 07.00.

3. Pengusaha yang mempekerjakanpekerja/buruh perempuan antara pukui

23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib:a. memberikan makanan dan minuman

bergizi; danb. menjaga kesusilaan dan keamanan

seiama di tempat kerja.4. Pengusaha wajib menyediakan angkulan

antarjemput bagi pekeija/buruh perempuanyang berangkat dan pulang bekerja antarapukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam -ayat (3) dan ayat (4) diatur denganKeputusan Menteri.Sebenamya jauh sebelum undang-undang

ketenagakeijaan memberikan pembatasan jamkerja terhadap pekerja/buruh wanita,pengaturannya telah ada di dalam Sfaafsb/adNomor 647 tahun 1925 tentang PembatasanPeketjaari Anak dan Pekerjaan Wanita PadaMalam Hari joS/aateb/ad Nomor 45Tahun 1941tentang Penetapan Baru yang Berhubungandengan kerja malam untuk wanita.

Staatbiads No. 647 tahun 1925 daiam

Pasal 3 menyatakan bahwa:Seorang wanita antara pukul sepuiuhmalam sampai pukul 5 pagi tidak bolehmenjalankan pekerjaan seperti yangtermaksud pada ayat pertama dan ayatkedua dl atas ini. Sepanjang hai itu tidakada ijin dari atau berdasarkan suratkeputusan pemerintah untuk perusahaantertentu pada umumnya atau untuk pabrik,

- tempat kerja atau perusahaan tertentupada khususnya, dansegala sesuatu yangberhubungan dengankepentingan khususdari perusahaan.

Waktu Kerja Malam Hari Bagi Wanita

Dalam, Undang-undang No.13 Tahun2003 tentang Hukum Ketenagakerjaan,

133

Page 9: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tatacara bagi pengusaha untuk mempekerjakanpekerja wanita di malam hari. Karenamempekerjakan pekega wanita pada malamhari memiliki kekhususan yang dimaksuduntuk melindungi wanita itu sendiri. Haltersebut tertuang iengkap padasatu pasal, yaitupada Pasal 76 yang terdiri dari 5 ayat.

Dalam ayat (1) dikatakan bahwa pekerjawanita yang berumur kurang dari 18.(delapanbelas) tahun diiarang mempekerjakan wanitatersebut antara pukul 23.00 sampai dengan07.00. hal ini dilakukan karena pekerja wanitayangmasuk kedalam kategori dibawah 18tahundikatakan kedalam golongan anak-anak.

Untuk masalah wanita yang sedanghamil, dalam ayat(2) Pasal 76 Ini menyatakanbahwa pengusaha diiarang atau tidakdiperbolehkan mempekerjakan pekerja hamilantarapukul 23.00sampaidengan07.00, yangmenurut keterangan dokter berbahaya bagikesehatan dan keselamatan kandungannyamaupun dirinya. Ayat ini dimaksudkan untukmenghindari pekerja wanita yang hamilmengalami gugur kandungan.

Dalam Pasal 76 ayat (3) dan (4)mewajibkan pengusaha untuk:a. Memberl makanan dan minuman yang

bergizl.b. Menjaga-'kesusilaan dan keamanan

' selama ditempat kerja.Pengusaha juga memiliki kewajiban

untuk menyediakan angkutan antar jemputbagi pekerja perempuan yang berangkat danpulang bekerja antara pukul 23.00 sampaidengan 07.00.

Agar suatuperusahaan dapat memperolehizin untuk mempekerjakan pekerja wanita padamalam hari maka perlu perusahaan tersebutmengajukan izin kepada Dlnas Tenaga Kerja

dan TransmigrasI setempat. Caranya yaitudengan meminta formulir permohonan izinrangkap tiga lalu diisi dan diserahkan kepadaKepala Dinas Tenaga Keija dan Transmigrasidi wilayah perusahaan tersebut berada. Adabeberapasyarattertentu untuk perusahaan yangakan mempekerjakan pekerja wanita padamalam hari, yaitu:1. Sifat pekerjaan atau jenis usaha

memerlukan kerja terus-menems, atau;2. Untuk mencapai target produksi, atau;3. Untuk memperoleh mutu produksi yang

lebih baik bilamana dikerjakan olehpekerja wanita.Formulir berisi data-data perusahaan,

yaitu:1. Nama orang yang berlanda tangan.2. Jabatan dariorang yang bertanda tangan.3. Nama perusahaan.4. Alamat perusahan.5. Jumlah pekerja wanita .6. Jumlah pekerja pria.7. Aturan waktu kerja yang ada dalam

perusahaan tersebut.8. Alasan perusahaan mempekerjakan

pekerja wanita pada malam hari.9. Jumlah pekerja wanita yang nantlnya akan

dlpekerjakan pada malam hah secaraterperinci menurut bagian-bagian yangada dalam perusahaan tersebut

10. Hal yang dimohonkan (dalam hal ini izinuntuk mempekerjakan pekerja wanitapada malam hari).

11. Jangkawaktu kerja pada malam hahyangdimohonkan.

12. Syarat-syarat yang harus diperhatikanuntuk perusahaan yang bersangkutan

13. Tanggal, bulan dan tahunditandatanganinya surat permohonan izintersebut.

134 JURNAL HUKUMNO. 1 VOL 13JANUARI2006: 126-138

Page 10: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Perlindungan Hukum Terfiadap Perempuan...

14. Materai Rp.6.000,00besertatandatangandiatasnya.Dalam izinnya Kepala Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi nfiemutuskan antaralain:

1. Memberikan Izin.kepada perusahaanyangbersangkutan atau pimpinan perusahaanuntuk mempekerjakan pekerja wanitapada bagian-bagian tertentu darlperusahaan yang bersangkutan.

2. Menetapkan syarat-syarat yang harusditaati pengusaha yang mempekerjakanpekerja wanita pada maiam hari yaitukesanggupan untuk melindungi danmenjaga keselamatan, kesehatan dankesusilaannya daiam memenuhi syarat-syarat menurutPeraturan Menteri TenagaKerja dan Transmigrasi No. PER-04/MEN/ 1989.

3. Menetapkan jangka waktu izin beriaku,daiam hal ini tidak semua perusahaanyaqng mengajukan izin maiam hari bagipekerja wanita dapat dikabuikan oiehKepaia Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi setempat. Apabila izintersebut tidak dibehkan maka akan

diberikan alasan-aiasannya, seteiahdiketahui aiasan-alasan tersebut maka

perusahaan yang mengajukan izin tersebutdapat mengajukan kembaii seteiahmemenuhi syarat-syarat yang diminta.

Perlindungan Hukum Terhadap BuruhPerempuan pada Maiam hari

Pengaturan mengenai perlindunganterhadap pekerja perempuan sejatinya telahtercover dalam Undang-undang No.13/2003, dantatacara bagi pengusaha untuk mempekerjakanpekerja wanita di maiam hari. Karena

mempekerjakan pekerja wanita pada maiamhari memiiiki kekhususan yang dimaksuduntuk melindungi wanita itu sendiri. Haitersebut tertuang lengkap padasatu pasal, yaitupada Pasai 76 yang terdiri dari 5 ayat Adapunpersyaratan-persyaratan bagi perusahaanuntuk mempekerjakan wanita pada maiamhari, dapat disimpuikan adalah sebagaiberikut:

1. Pekerja wanita tidak dalam keadaanhamll

Alam teiah mempeiiengkapi wanita untukmelahirkan anak, hanya wanita yang bisamengandung, memiiiki anak dan menyusuinya.Maka seorang wanita yang tengah hamli harusmenjaga kesehatannya sendiri dan begitu puladengan bayi yang dikandungnya. Untuk itupengusaha tidak boieh fnempekerjakanpekerja wanitanya yang sedang hamii apabilamenutur keterangan dokter berbahaya bagikesehatan dan kandungannya sesuai denganPasai76 ayat (2) UU No. 13Tahiin 2003.

2. Menyedlakan angkutan antar jemput

Untuk memberikan rasa aman dan

menjaga keselamatan pekerja wanita makadiperiukan angkutan untuk transportasi parapekerja wanita pada waktu pulang danberangkat kerja antara pukui 23.00 sampaldengan pukui 07.00 dengan pertimbanganbahwa puiang kerja pada maiam haridan pagihari sangat rawan bagi keselamatan pekerjawanita itu sendiri. Waiaupun demikian hal initidakiah menjamin sepenuhnya keamanandan keseiamatannya tetapi minimal dapatmencegah terjadinya tindakan-tindakankejahatan dijaian pada waktu puiang.Perusahaan daiam hai ini .wajib dapat

135

Page 11: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

memberikan sarana angkutan antar jemputbagi para pekerja wanita.

3. Memberikan makanan dan minuman

bergizi

Perusahaan diharapkan dapatmemberikanfasilitas berupa makanan dan minuman bergizibagi seorang pekeija wanita yang bekerja padamalam hari, ha! ini dimaksudkan agar seorangpekerja wanita dapat selalu menjagakesehatannya mengingat keija padamalam harisebenamya tidak sesuaidengankesehatan tubuhyang biasanya pada malam hari tubuh harusistirahat setelah melakukan aktivitas seharian

penuh.Yang dimaksud dengan makanan dan

minuman bergizi disini adalah yangmengandung zat-zat yang berguna dandiperlukan oleh tubuhsupaya tetap sehat danmerupakan salah satu faktor penunjang diantara faktor-faktor lain dalam mencapaitujuwan keselamatan kerja yang sehat danproduktif dengan efisiensi dan produktivitaskerja yang tinggi.

Dari standar gizi yang ada dalamDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,diketahui bahwa yang digunakan sebagaipedoman gizi kerja adalah untuk menyusunjenis dan banyaknya makanan yaitu:1. Pedoman empat sehat lima sempurna

yang terdiri atas:a. Makanan pokok sumber hidrat arangb. Lauk pauk sebagai sumber protein.c. Sayur mayursebagai sumber vitamin

dan mineral.

d. Buah untuk melengkapi vitamin danmineral.

e. Susu untuk tambahan kesempumaannilai gizi

2. pedoman makanan berimbang yaitu kaloriyang dibapat dari bahan makanan yangdimakan harus seimbang dengan kaloriyang dibutuhkan untuk jenis pekeijaan.

4. Memperhatikan kebiasaan setempat

Perusahaan diwajibkan untuk menyesuai-kan diri dengan kebiasaan masyarakat setempatdalam ha! mempekerjakan pekerja wanita padamalam hari, apakah sesuai dengan norma-norma masyarakat dimana perusahaan tersebutberada . Apabila dilihat dari sisi persamaankedudukan antara pria dan wanita (gendei) halini sangatlah bertentangan. Seorang wanitaberhak bekerja dimana saja, kapan saja, danapapun pekerjaannya asalkan pekerjaan itusesuai dengan norma-norma yang ada dalammasyarakat dan tidak bertentangan denganhukum serta wanita itu sendiri mau dan mampumelakukannya.

Dalam masyarakat Indonesia yangcenderung patriakal, seorang wanita bekerjadi malam hari dipandang tidak sesuai dengankebiasaan dan norma-norma masyarakatsetempat. Oleh karena itu untuk menghindaripertentangan yang ada dalam masyarakat,perusahaan itu perlu untuk memperhatikankebiasaan masyarakat setempat atau palingtidak memberitahukan mengenai jenispekerjaan apa yang dilakukan olehperusahaan tersebut.

Setiap pekerja wanita yang bekerjadimalam hari secara tegas telah dilindungi olehundang-undang dan peraturan-peraturan yangberlaku. Lembaga pengawasan perburuhanmerupakan suatu lembaga yang mempunyaiwewenang untuk melaksanakan tugas tersebut.

Lembaga ini tidak mengawasi tentangpelaksanaan undang-undang dan peraturan

136 JURNAL HUKUM NO. 1 VOL 13 JANUARI2006; 126-138

Page 12: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Zakie. Periindungan Hukum Terfiadap Perempuan ...

perburuhan tetapi juga menggusur hal-halyang dikenakan hukuman, mengetahui danmenyelami tentang kebutuhan dan keinginanmasyarakat akanadanya undang-undang atauperaturan pemerintah dalam suatu hal yangselanjutnya mengumpulkan bahan keteranganagardapat melaksanakan peraturan perundangandengan tepat dan benar sehlngga hak-hak bumhdapat terlindungi dengan baik dan dapatmeningkatkan taraf hidup dari buruh itu sendiri.

Terkait denganfungsi penegakan hukum,sanksi atau hukuman melengkapi ketentuanmengenai periindungan hukum terhadapburuh perempuan yang bekerja di malam hariadaiah diatur dalam UU No.13/ 2003 Pasal

187. Dimana pelanggaran atas Pasal inPdikenakan saksi pidana paling lama dua belas(12) bulan dan/ atau denda paling .sedikitsepuluh juta rupiah (Rp.10.000.000,-) dan palingbanyak seratus juta rupiah (Rp.100.000.000).

SImpuIan

Baik UU No.13/2003 maupun PeraturanMenteri Tenaga Kerja Rl: No. KEP.244/MEN/2003 keduanya telah mengatur perihalperiindungan hukum terhadap buruhperempuan yang bekerja pada malam haridengan menerapkan syarat sebagai berikut:1. Pekerja wanita tidak dalam keadaan

hamil.

2. Menyediakan angkutan antar jemput.3. Memberikan makanan dan minuman

berglzl.4. Memperhatikan kebiasaan setempat

UU No.13/2003 menekankan adanyasanksi apabila terdapat pelanggaran atasketentuan tersebut guna pencapaian daripelaksanaan periindungan hukum terhadap

buruh perempuan pada malam hari. Mesklpundemikian, pencapaian tertinggi dariperiindungan hukum ini sesungguhnya adaiahrasa keadiian bag! semua pihak, baik bagipengusaha maupun bagI buruh. Namundemikian, rasa keadiian tIdak mesti dapatdiraih dengan seperangkat peraturanperundangan yang rigid. Hal ini dikarenakanada beberapa faktor lain yang mempengaruhipemenuhan periindungan hukum ini.

Daftar Pustaka

Abdul Khakim, 2003. Pengantar HukumKetenagakerjaan Indonesia, PT. Citra

- Aditya Bakti, Bandung.Darwan Prints, 2000. Hukum Ketenagakerjaan

Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.Elli Nur Hayati, 2000. Panduan Untuk

Pendamping Perempuan KorbanKekerasan, Konseling Berwawasangender, RifkaAnnisa, Yogyakarta.

F.X. Djumialdji dan Wiwoho Soejono,Perjanjian Perbururhan dan HubunganPerburuhan Pancasila, Bina Aksara,Jakarta.

Halili Toha dan Hari Pramono, HubunganKerja Antara majikan Dan buruh,Rieneka Aksara, Jakarta.

Lalu Husni, 2000. Pengantar HukumKetenagakerjaan Indonesia, RajawaliPers, Jakarta.

Iman Soepomo, 1988. Hukum PerburuhanBidang Kesehatan Kerja, PT. PradnyaParamita, Jakarta.

Imam Soepomo, 1983. Hukum PerburuhanUndang-undang dan Peraturan,Pradnya Paramita, Jakarta.

Undang-Undang Dasar 1945Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1982

137

Page 13: Perlindungan Hukum Terhadap Buruh - Journal Portal

Tentang Pengesahan Konvensi Wina Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004Tahun 1961 Tentang Penempatan dan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pedindungan Tenaga Kerja IndonesiaTentang Ketenagakerjaan di LuarNeged

138 JURNAL HUKUM NO. 1 VOL 13 JANUARI2006; 126-138