desa putukrejo, malang selatan - journal portal

34
Desa Putukrejo, Malang Selatan : Suatu Pembahasan Tentang Motivasi Oleh : Prof.Dr.H.A. Mukti AM •Prof.Dr.HA Muktl All adalah bekas Menteri Agama Republik Indonesia (1971-1976) yang kini secara tetap manjadl Guru Besar (llmu Perbandingan Agama) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dilahlrkan di Cepu Jawa Tengah pada tahun 1923 dengan nama Soadjono kemudian masuk lembaga pendidlkan melalui Pondok Pesantren Tremas dan di Pondok inilah nama aslinya, Soedjono, diganti dengan Muktl All. Memperoleh gelar M.A. darl Faculty of Devinrty & Islamic Studies, Mc GillUnlver- sity-Kanada> kemudian memperoleh gelar doktor darl Unlversitas Karachi - Pakistan. Sebelum menjadi Menteri Agama pernah menjadi Pegawai jawatan Pendidikan Agama, Pembantu Sekjen Departemen Agama, dosen dan dekan Fakultas Ushu- ludin. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang juga menjadLanggota DPA - Rl dan anggota Sidang Pleno Badan'Wakaf UN. 26 PEMBUKA KATA Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah pada tahun 1974, saya pernah membaca di salah satu surat kabar harian di Jakarta tentang suatu desa di Malang Selatan, Putukrejo namanya, yang berhasil membangun desanya dengan penerapan zakat. Pemberitaan jurnalistik itu sangat menarik perhatian saya. Selain pada tahun 1979 Dewan Per- timbangan Agung menetapkan rencana kerja mengadakah peninjauan ke daerah-daerah, saya mengajukan renca na kepada Komisi IV, Bidang Kesejahte- raan Rakyat, untuk mengadakan survei selama tiga bulan ke desa Putukrejo itu. Maksiid survei itu adalah untuk meneliti desa Putukrejo secara keseluruhan dengan menganggap desa itu sebagai satu unit sosial. Dengan studi kasus itu saya berharap bisa melakukan peneliti- an secara mendalam dan rind. Segala aspek desa Putukrejo itu akan menda- pat perhatian sepenuhnya. Dalam hal pembangunan desa Putukrejo yang di- lakukan dengan pemungutan zakat, akan diteliti tentang terjadinya zakat, perkembangan dan perubahan-perubah- an yang terjadi dalam masyarakat seba- UNISiA 2.X.II. 1988

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Desa Putukrejo, Malang Selatan :Suatu Pembahasan Tentang Motivasi

Oleh : Prof.Dr.H.A. Mukti AM

•Prof.Dr.HA Muktl All adalah bekas Menteri

Agama Republik Indonesia (1971-1976)yang kini secara tetap manjadl Guru Besar(llmu Perbandingan Agama) IAIN SunanKalijaga Yogyakarta. Dilahlrkan di CepuJawa Tengah pada tahun 1923 dengannama Soadjono kemudian masuk lembagapendidlkan melalui Pondok PesantrenTremas dan di Pondok inilah nama aslinya,Soedjono, diganti dengan Muktl All.Memperoleh gelar M.A. darl Faculty ofDevinrty & Islamic Studies, Mc GillUnlver-sity-Kanada> kemudian memperoleh gelardoktor darl Unlversitas Karachi - Pakistan.

Sebelum menjadi Menteri Agama pernahmenjadi Pegawai jawatan PendidikanAgama, Pembantu Sekjen DepartemenAgama, dosen dan dekan Fakultas Ushu-ludin. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Sekarang juga menjadLanggota DPA - Rldan anggota Sidang Pleno Badan'WakafUN.

26

PEMBUKA KATA

Beberapa tahun yang lalu, kalau tidaksalah pada tahun 1974, saya pernahmembaca di salah satu surat kabar

harian di Jakarta tentang suatu desa diMalang Selatan, Putukrejo namanya,yang berhasil membangun desanyadengan penerapan zakat. Pemberitaanjurnalistik itu sangat menarik perhatiansaya.

Selain pada tahun 1979 Dewan Per-timbangan Agung menetapkan rencanakerja mengadakah peninjauan kedaerah-daerah, saya mengajukan rencana kepada Komisi IV, Bidang Kesejahte-raan Rakyat, untuk mengadakan surveiselama tiga bulan ke desa Putukrejo itu.Maksiid survei itu adalah untuk meneliti

desa Putukrejo secara keseluruhandengan menganggap desa itu sebagaisatu unit sosial. Dengan studi kasus itusaya berharap bisa melakukan peneliti-an secara mendalam dan rind. Segalaaspek desa Putukrejo itu akan menda-pat perhatian sepenuhnya. Dalam halpembangunan desa Putukrejo yang di-lakukan dengan pemungutan zakat,akan diteliti tentang terjadinya zakat,perkembangan dan perubahan-perubah-an yang terjadi dalam masyarakat seba-

UNISiA 2.X.II. 1988

Page 2: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

gai akibat dari pelaksanaan zakat itu.Dengan itu dlharapkan dapat memper-lihatkan kebulatan dan keselunihan

desa Putukrejo dan keseluruhan in-teraksi faktor-faktor dalam kasus desa

Putukrejo.

Usul itu segera mendapat persetujuanKetua Komisi IV. Tetapi kemudian ter-nyata studi kasus yang akan memakanwaktu tiga bulan itu tidak dapat dilak-sanakan karena tidak ada biaya. Akhir-nya toh penelitian saya lakukan denganbiaya seadanya, yaitu pada bulan Okto-ber, selama 10 hari, November, selama5 hari dan Desember 1979, selama 5hari. Untuk pengumpulan bahan, sayadibantu oleh dua orang staf DPA, yaituSdr. Hanif Adams, B.Sc. yang me-ngumpulkan bahan yarig berhubungan(lengan aspek politik, pemerintah dansosial, Sdr. Drs. Bambang Wijoyokotentang aspek-aspek ekonomi, ditambahdengan seorang dosen Fakultas Ushu-luddin IAIN Sunan Kalijaga Yogya-karta, Sdr. Drs. Abdurrahman tentangaspek agama dan sosial.

Dalam usaha memperoleh keterangansebanyak-banyaknya dalam waktu yangsesingkat-singkatnya itu, maka jauhsebelumnya bahan-bahan yang akandicari dan permasalahan-permasalahanyang akan dibahas sudah dipersiapkanterlebih dahulu. Dan sewaktu benar-benar lerjun ke desa Putukrejo, cara"partisipasi" dengan masyarakat desabenar-benar dilakukan. Karena masyarakat Putukrejo, sebagaimana nantiakan diterangkan, -adalah seluruhnyaMuslim, maka selain memakai carawawancara, diskusi, dan sebagainya,saya juga memberikan ceramah agama,menjadi imam shalat Maghrib dan tahlildi Masjid Jami' desa Putukrejo.

/

UNtSIA 2.X.il. 1988

. Untuk menambah keterangan danmemeriksa kebenaran interpretasi tentang fakta yang diperoleh, maka selainhasil survei itu dirembug di Putukrejo,juga saya adakan diskusi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang yangdihadiri juga oleh beberapa dosen dariUniversitas Brawijaya dan Fakultas Tar-biyah IAIN Sunan Ampel Malang,Selain itu hasil survei juga saya diskusi-kan dengan Pemerintah Daerah Provin-si Jawa Timur bersama-sama denganinstansi-instansi Pemerintah TingkatProvinsi, seperti Perkoperasian, Trans-migarsi, Perindustrian, DepartemenAgama, dan beberapa dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga diSurabaya. Berikutnya lalu saya diskusi-kan dengan Kelompok Diskusi Dosen-dosen IAIN Sunan Kalijaga Yogya-karta, yang juga dihadiri oleh beberapadosen dari Lembaga Studi PedesaanUniversitas Gadjah Mada, beberapadosen Fakultas Ekonomi Gadjah Madadan Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia di Yogyakarta; Semuadiskusi dilaksanakan pada bulanDesember 1979.

Untuk mendapatkan data yang leng-kap tentang desa Putukrejo, saya kiramemerlukan -waktu tidak kurang daritiga bulan di lapangan, karena data itubaru bisa diperoleh dengan benar-benarterjun di masyarakat. Sungguhpundemikian, dengan bahan-bahan yangsangat sedikit, saya memberanikan dirimencoba untuk memberikan interpretasi tentang fakta-fakta yang ditemukandi desa Putukrejo, dengan harapandapat dilengkapi oleh penelitian-peneli-tian yang akan datang.

Survei yang dilakukan tidak mungkinterlaksana tanpa bantuan dan keramah-

27

Page 3: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

an banyak pihak, yang rasa-rasanyasangat sulii untuk disebulkan satu demisalu. Sungguhpun demikian adalahpada lempatnya, di sini saya mengucap-kan lerimakasih yang sebesar-besarnyakepada Lurah/Kepala desa Putukrejodengan para pamong desanya, paraalim-ulama dan pemimpin-pemimpin didesa itu; kepada Carnal Gondanglegidan stafnya; kepada Bupati/KepalaDaerah Kabupaten Malang dengan stafnya, Fakultas Ekonomi UniversitasBrawijaya dan IAIN Sunan AmpelMalang; kepada Gubernur/KepalaDaerah Provinsi Jawa Tlmur dan Ins-

tansi-instansi Pemerintah Daerah ting-kat Provinsi, juga kepada FakultasEkonomi Universitas Airlangga; kepadaIAIN Sunan Kalijaga, Lembaga StudiPedesaan Universitas Gadjah Mada,Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta, atas segala ban-tuan bantuan dan keramahan yangdiberikan kepada saya dan staf sewaktumelaksanakan survei dan diskusi di

tempat-tempat tersebut.

Mudah-mudahan Allah SWT membe-ri balasan atas amal kebaikan mereka

itu. Amin.

PETA DESA PUTUKREJO

Pendahuluan

Desa Putukrejo terletak pada dataranyang subur, yang luasnya sekitar3,67 km^ dan berpenduduk sebanyak± 2870 jiwa. Mata pencaharian utamaadalah bertani dengan mengusahakantanaman tebu di samping padi dan pala-wija.

Mengingat seluruh penduduknya ber-agama Islam, maka desa ini mempunyaibanyak alim-ulama yang cukup berpe-ngaruh sebagai pimpinan masyarakat

28

dan telah dapal menggalang kesaluanrakyai setempai unluk pembangunan.

Seusai Perang Dunia II para alim-ulamayang sudah scjak lama merupakantokoh masyarakat, aktif menjalankanperanan sebagai pembina dan penggerakmasyarakat dengan cara mengkoordina-si dan mengatur pengajian-pengajian ditiap-tiap RT, bergilir dari rumah kerumah, yang melibatkan segenap unsurmasyarakat setempat baik orang tua,pemuda, anak-anak, pria maupun wani-ta. Kegiatan seperti ini tidak sayadilakukan di bidang keagamaan, tetapijuga di bidang-bidang kehidupan lain-nya, sehingga dengan demikian kelihat-an para warga desa benar-benar berpar-tisipasi dalam kehidupan masyarakat.Kebiasaan ini tetap berlangsung sampaikurun pembangunan desa ini dan inilah*pula yang telah mendorong rasa kesatu-an para warga masyarakat dalam setiapkegiatan bagi kepentingan bersama yangpada gilirannya mengokohkan sikapkerja sama yang kompak antar pimpinan desa, para alim-ulama dan masyarakat. Keberhasilan para pemuka desaPutukrejo membangkitkan swadayamasyarakat dalam menghadapi masa-lah-masalah pembangunan merupakancontoh konkrit dari satu model pembangunan yang mengambil titik-tolakusahanya dari masalah rakyat kecil ditingkat paling bawah, yaitu masyarakattani di pedesaan.

Adalah menarik sekali untuk diung-kapkan semangat gotong-royongmasyarakat desa ini, terutama karenamotivasi yang digunakan adalah nilai-nilai budaya, lembaga-lembaga agamadan tradisi yang telah berakar dalammasyarakat; yaitu dengan cara menga-jak masyarakat mengenal masalah

UNISIA 2.X.II. 1988

Page 4: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

sekitar mereka yang sedang'dihadapiserta membanlu mereka mengorganisasidirinya sendiri guna mencari pemecahanyang sesuai dengan kemampuan dansituasi setempat. Hal ini telah mendo-rong rasa tanggung jawab para wargadesa terhadap kesejahteraan desanya.Tampaknya pimpinan masyarakat desadi sini secara cermat, berdasarkan etik,moral dan ajaran agama, mampu member! interpretasi, membimbing, menun-jukkan teladan secara konkrit terhadapberbagai persoalan nyata dan aktualyang dihadapi masyarakat.

Desa Putukrejo berada pada ketlnggi-an ± 356 m dari permukaan laut danterletak 17 km di sebelah Selatan kota

Malang atau 6 km ke utara dari ibukotakecamatannya, Gondanglegi. Desa inidikelilingi oleh beberapa desa, yaitudesa Gading di sebelah utara, DesaBekalan di sebelah timur, Desa Ganjar-an di sebelah selatan dan Desa Turen di

sebelah barat. Desa yang terdiri atas 9RT ini dapat dicapai melalui dua jurus-an Jaian raya dari kota Malang.

Keadaan topografi desa ini cukupbaik karena sebagian besar merupakandataran dan tanahnya terdiri dari jenislotosol yang baik untuk persawahan,tegalan dan pertanian pada umumnyadengan produktivitas sedang sampaitinggi. Tingkat curah hujan rata-rata perlahun di sini antara 2000-3000 mm. Di

samping itu desa ini dilewati sungai yangtelah dimanfaatkan secara baik buat

pengairan (teknis) terutama untuklanaman tebu yang sebagian' besarsudah sejak zaman Belanda diusahakanpenduduk setempat maupun oleh pen-duduk desa-desa di beberapa kabupatendi sekitar kawasan ini.

UNISIA 2.X.II. 1988

Luas wilayah desa Putukrejo adalahsekitar 367 ha dengan rincian pengguna-an tanah sebagai berikut :

No. Penggunaan tanah Luas

1 Tanah pertanian(pengairan teknis) 256,516 ha

2 Tanah tegalan 39,500 ha3 Tanah pekarangan 62 ha4 Jalan/sungai 4,004 ha5 Lain-lain 4,980 ha

,Berdasarkan data kependudukan per25 September 1979, penduduk desa iniseluruhnya berjumlah 2870 jiwa terdiriatas 638 kepala keluarga. Dibandingdengan luas desa (3,67 km^), desa inidapat diklasifikasi sebagai desa berpen-duduk padat yaitu ± 802jiwa/km2danrata-rata pertambahannya ± 50 jiwa/tahun. Akan tetapi jika diperhitungkanjumlah rata-rata anak dalam tiap keluarga ternyata tidak melebihi dari 4orang. Uraian penduduk jenis kelamintercatat 1415 orang laki-laki dan 1455orang perempuan.

Rincian penduduk berdasarkankelompok umur tecermin dalam tabelberikut :

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 — 5 tahun 264 282 546 orang6—15 tahun 306 314 620 orang

16 —25 tahun 231 303 534 orang26 — 55 tahun 249 263 512 orang56 — ke atas 353 299 652 orang

Tabel di atas memperlihatkan bahwakelompok usia muda merupakanjumlah terbesar penduduk desa. Dalamhubungan ini menurut perkiraan ter-dapat lebih kurang sebanyak 30% penduduk dapat dikategorikan sebagai

29

Page 5: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

tenaga non-produktif seperti anak-anakdi bawah usja kerja dan orang-orang lualanjut usia.

Keadaan Sosial dan Ekonomi

Desa Putukrejo yang merupakantempat pemukiman dan tanah pertaniansebagimana dikenal sekarang, dahulumerupakan daerah atau areal perkebun-an tebu, mulai zaman kolonial, untukmemenuhi keperluan pabrik gula yangletaknya tidak begitu jauh di luar desaPutukrejo. Sampal saat in! masih ter-dapat dan digunakan jalan lor! yang me-lintas desa untuk pengangkutan tebu kepabrik gula "Krebet Baru".

Jalan-jalan desa, walaupun belumdiberi aspal tetapi cukup terpelihara,sudah dapat dilintasi kendaraan umum,begitu pula kondisi pengairannya sangatbaik dan terawat karena disadari bahwa

la memegang peranan penting bagi pertanian masyarakat setempat.

Kebanyakan penduduknya adalahpendatang dari Madura yang padaumumnya sudah sejak lama dan turun-temurun menetap dan bermukim men-jadi kelompok besar. Karena itu bahasadialek Madura digunakan dalam per-cakapan sehari-hari di samping bahasasetempat.

Agama Islam yang dianut oleh selu-ruh penduduk sangat mendalam penga-ruhnya terhadap perikehidupan masya-rakatnya sehingga corak tradisi budayayang dilatarbelakangi ajaran agama inipaling menonjol dirasakan dalamkegiatan kemasyarakatan mereka. Ber-kenaan dengan itu dalam usaha pem-bangunan desa ternyata para alim-ulama setempat mempunyai perananyang penting sebagai pemimpin informal, dan dengan kerja sama yang serasi

30

dengan pamong desa telah berhasil men-dinamisasi masyarakatnya. denganmenanamkan pengertian dan melaksa-nakan ajaran-ajaran agama Islammelalui pengajian-pengajian yangdiadakan secara rutin telah membuat

pergaulan masyarakatnya dalam sua-sana tenang dan tenteram, sehinggadapat mencurahkan cukup perhatiankepada usaha pertanian sebagai matapencaharian utama sebagian besar penduduknya.

Sebagaimana lazimnya di tiap-tiapdesa, desa Putukrejo juga mempunyaisebuah balai desa di mana rapat-rapatdesa diadakan dan juga sekaligus merupakan kantor Kepala Desa (Lurah).Letaknya yang strategis dikelilingipemukiman dan pusat lalu-lintas umummenjadikan sekitar tempat tersebutsebagai pusat berbagai kegiatan sosialmasyarakat desa ini, dan juga untukkeperluan pelayanan umum bagi petu-gas-petugas resmi yang sewaktu-waktubertugas di desa ini. Pengurusan admi-nistrasi desa walaupun belum memadaihasilnya, mengingat keterbatasan tenagapelaksana, secara bertahap dengan ada-nya sistem registrasi yang standar diten-tukan oleh Pemerintah sangat mem-bantu memudahkan pelaksana baikdalam pembuatan data, catatan keuang-an dan laporan.

Di desa ini terdapat 3 buah masjidyang besar, 38 langgar dan beberapafasilitas pendidikan yaitu 2 buah Taman

, Kanak-kanak, 1 gedung SD Inpres, 2buah Madrasah Ibtidaiyah (SD), dan 2buah Madrasah Tsanaqiyah (SLTP).Murid-murid yang belajar di seluruhtingkatan sekolah tersebut sebanyak 799orang dengan jumlah guru 38 orang.

UNISIA 2.X.1I. 1988

Page 6: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Gambaran tingkat pendidikan pendu-duk desa adalah sebagai berikut :

No. Keadaan Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak bersekolah/tidak tamat SD 1429 orang2 Lulusan SD/Madrasah Ibtidaiyah 1089orang3 LulusanSLTP/Madrasah Tsanawiyah 16orang4 Lulusan SLTA/sederajat 6 orang5 Sedang belajar di Perguruan Tinggi 2 orang

Kelihatannya pemuda desa maupunorang tua di sini belum banyak berorien-tasi kepada pendidikan umum, jugabelum kepada pendidikan lebih tinggi.Umumnya golongan pemuda lebihsenang tinggal di desanya melanjutkanpekerjaan bertani. Kecilnya animomemasuki sekolah membawa pengaruhlebih jauh terhadap kurangnya kecer-dasan anak, masalah gizi, serta keterbe-lakangan. Di antara sebab-sebabnyaadalah terbatasnya kemampuan pembi-ayaan, dipergunakannya tenaga anak-anak sebagai modal pertanian di sam-ping kurangnya kesadaran tentangpentingnya pendidikan umum dan pendidikan lebih tinggi.

Rumah-rumah berjumlah 391 rumahgedung, -36 rumah kayu dan 221 rumahbambu. Kebanyakan letak rumah salingberdekatan dan sudah makin teratur

susunannya mengikuti jalur lalu-lintasdesa.

Dalam tahun 1979 desa Putukrejotelah mendapat aliran listrik berkekuat-an 4 KVA dalam rangka perluasanjaringai} dari kabupaten. Untuk semen-tara daya listrik tersebut baru dapatdimanfaatkan bagi penerangan peru-mahan sebagian kecil penduduk.

Suatu kebutuhan yang mendesak bagimasyarakal desa dan sangat diharapkanadalah keperluan air minum, Karena

.menyangkut pembiayaan yang cukup

UNISIA 2.X.li. 1988

besar untuk pengalirannya dari sumberterdekat (± 3 km) di luar desa makasampai sekarang belum dapat direalisasipembangunannya.

Bertani merupakan mata pencaharianutama sebagian besar penduduk desaPutukrejo yang dirasakan tidak sajasebagai kejadian alamiah, tetapi jugamerupakan proses sosial dan ekonomiyang tidak jarang bersangkut-pautdengan masalah adat dan kepercayaan.

Data setempat memperlihatkan struk-tiir pekerjaan penduduk sebagai berikut :

No. Pekerjaan Jumlah Prosentase

1 Petani

2 Buruh tani

3 Pedagang4 Pegawai/ABRI5 Pengrajin/industri 21 orang 0,94

726 orang 94,01 "To747 orang93 orang 5 05 %

5 orang

Pemilikan tanah secara global dapatdibagi ke dalam dua kategori, yaitutanah milik desa seluas 14,680 ha yangdiperuntukkan sebagai tanah bengkokuntuk keperluan Pamong Desa (± 10orang) dan tanah penduduk seluas347,616 ha. Apabila diambil luas efektiftanah pertanian di seluruh desa ini, yaituseluas ± 359,416 ha yang terdiri dari :

No. Jenis tanah Luas

1 tanah pertanian (Irigasi teknis) 256,616 ha2 ladang 39.5 ha3 pekarangan 62 ha4 Iain-Iain 1,4 ha

Maka dengan jumlah petani sebanyak1.472 orang, gambaran penguasaantanah pertanian rala-rata bagi penduduk yanghidupnya terganiung dari per-

31

Page 7: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

tanian hanyalah seluas 0,244 ha. Jenistanaman yang pada umumnya diusaha-kan dalam pertanian penduduk adalahtebu seluas 180 ha, padi seluas 110 hadan jagung seluas 50 ha, di samping ituditanam pula palawija, sayuran, buah-buahan. Kelapa biasanya ditanam seba-gai tanaman pekarangan oleh penduduk. Dalam keadaan harga hasil pertanian yang menguntungkan para petani,baik yang tanahnya merupakan arealtradisional tebu maupun petani pangan,mereka bebas mengatur pola rotasitanaman sesuai dengan musim. Dipero-leh keterangan bahwa karena padimemerlukan pengairan yang lebih lamadibandingkan dengan tebu, maka ter-nyata air irigasi yang ada tidak akanmencukupi apabila seluruh areal yangberirigasi ini ditanami padi. Petani didesa ini sudah mengenal cara bertaniyang lebih produktif terutama sejakdilansirnya program intensifikasi pertanian oleh pemerintah melalui BIMAS/INMAS.

Walaupun desa Putukrejo belummerupakan daerah yang diwajibkanmemproduksi padi dalam programpengadaan' pangan nasional, tetapipengertian dan permintaan terhadapsaprodi (sarana produksi) cukup besar.Hanya saja di sana-sini masih terlihatadanya kebutuhan yang mendesak darikalangan penduduk petani subsistenmenyebabkan kurang iancarnya pe-ngembalian kredit yang diberikan olehPemerintah bagi petani-petani kecil.Kenyataan ini merupakan indikasi lebihjauh tentang situasi kehidupan golonganpetani tersebut dan terlebih lagi bagiburuh tani yang cukup banyak jumlah-nya. Mereka itu tidak bisa mencapaianeka bantuan pemerintah dalam pro

-32

gram pertanian ini karena tidak mempu-nyai tanah. Keadaan golongan ini dalamsituasi paceklik memerlukan perhatiandan bantuan untuk mempertahankankehidupan mereka.

Pada umumnya di daerah MalangSelatan, khususnya Kecamatan Gon-danglegi, tanaman tebu merupakanusaha tani yang menguntungkan rakyatsetempat untuk langsung dijual ke pa-brik gula. Telah sejak lama di daerah initerdapat suatu koperasi yang cukupkuat kedudukannya dan mempunyaicabang di berbagai desa yang berperanpula melindungi petani tebu dalam ber-hubungan dengan pihak pabrik gulayaitu "Koperasi PETERMAS" (Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan).Belakangan ini, walaupun masih tetapberoperasi dengan baik, peranan koperasi ini tidak sebagaimana beberapawaktu yang lalu, terutama dengan ber-kembangnya sistem KUD dan adanyaperubahan kebijaksanaan dalam halpertanaman tebu dan hubungannyadengan pabrik. Karena perekonomianDesa Putukrejo desa Putukrejo sedikitbanyak bergantung pada tanaman tebu,maka gambaran yang diperoleh darihasil wawancara dengM berbagai pihakmenunjukkari bahwa petani penanamtebu di desa ini biasanya menghadapiproblem hubungan dengan pabrik gula,ijon dan pengairan.

Sebagaimana diketahui sistem bagi-hasil dalam bentuk gula yang berlakuantara pabrik denganpetani tebu adalah60 V40; 60% dari gula yang dihasilkanmerupakan bagian pabrik •dan 40%untuk petani. Sistem bagi-hasil yangdidasarkan atas instruksi Menteri Pertanian tahun 1979 itu, menurut sementarapetani dianggap masih kurang mengun-

UNISIA 2.X.11. 1988

Page 8: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

tungkan karena pihak pabrik telahmenetapkan d^am kontrak jual-belitebu rakyat ini semacam biaya pengang-kutan yang tinggi. Di samping itu ter-dengar pula keluh-kesah petani kepadapabrik sehubungan dengan penetapanrendemen, waktu penebangan dan proses taksasi oleh pabrik yang berakibatmemperlambat diterimanya pembayar-an kepada petani (biasanya dalam ben-tuk D.O. yang bisa diperjualbelikan).Keadaan inilah yang menyebabkansering terjadinya praktek ijon yangsangat merugikan petani. Pihak kope-rasi ternyata tidak berdaya mengatasiijon ini karena terbatasnya permodal-an/plafond kredit yang dibolehkan,sedangkan pihak pabrik tidak puladapat memberi uang muka kepadapetani tebu.

Meluasnya penanaman tebu di luarkecamatan, Gondangiegi dan Bulula-wang yang merupakan areal tradisionalpabrik gula "Krebet Baru", telah mem-persulit kedudukan petani tebu di sini,karena ternyata banyak hasil tebu dariluar kawasan itu rendah mutunya.Harganya yang rendah telah mempe-ngaruhi tingkat harga yang berlaku. Halini menempatkan pihak pabrik dalamposisi bargaining yang kuat terhadappetani.

Walaupun demikian secara rata-ratatingkat kemakmuran rakyat petanipenanam tebu di desa ini antara lainmenilik keadaan perumahan sertahalaman sekitamya, dapat dikatakantidak kurang daripada tingkat kemakmuran rakyat tani umumnya di JawaTimur. Salah-satu indikator terlihat

adanya pemilikan sejumlah barang-barang termasuk kategori lumayan diantara penduduk, yaitu mobil sebanyak

UNiSIA 2.X.II. 1988

7 buah, sepeda motor 47 buah, sepeda170 buah, televisi 18 buah, dan radio 41buah, walaupun ini hanya terbatas seki-tar 3-5% golongan penduduk desa yangmempunyainya.

Gambaran perhitungan sementaramengenai usaha tani tebu berdasarkanketerangan yang dapat dikumpulkanantara lain dari petugas koperasi "Pe-termas" adalah sebagai berikut :

a. Apabila 1 ha sawah rata-rata meng-hasilkan 800 kw tebu, setelah dihl-tung menurut ketentuan bagi hasilyang berlaku, maka petani tebu akanmenerima sekitar 42 kw. gula a' Rp.19.400,00 = Rp. 814,800,00(brutto).

b. Biaya yang dikeluarkan petani perkw tebu menurut pihak koperasi"Petermas" adalah :

Ongkos ;

— (cbaagan Rp. U.TO/kw = Rp. 28.360,00— loco Rp. 90.00AW = Rp. 72.000,00

— pupuk & bunga kiedil BRl (eihi(ung >> Rp.2I8.000,00

Rp. 318.560,00

Pungutan/sumbongan :

— uniuk doa Rp. 12,00/k:w— administresi Rp. 30,00Aw

— madrasah Rp. l,S0/kw

= Rp. 9.600,00

= Rp. 24.000,00

- Rp. 1.200,00

Rp. 34.800,00

Rp.333.360,00

Dari perhitungan tersebut di ataspetani tebu akan menerima brutto sebe-sar.Rp.814.800,00 —Rp. 353.360,00 =Rp. 461.440,00 ditambah pengembalianoleh pabrik kepada petani berupasubstitusi tetes dinilai Rp. 48,75 per kw.

Sungguhpun demikian dari jumlahtersebut masih terdapat penguranganuntuk :

— ongkos tambahan a' Rp. 4,00 per kw.— ongkos pengawalan Rp. 30,00 per lori— harga karung a' Rp,575,00 per karung— cukai/pajak penjualan sekitar 15%— Ipeda (± Rp.I5.800,00/ha,)

33

Page 9: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Konsumsi pupuk per ha berdasarkancaiaian kredit BRI adalah sebanyak 800kg, biasanya petani masih kekurangandan berusaha membeli sendiri di pasar-an bebas.

Demikianlah sedikit gambaranmengenai usaha tani tebu yang sebagianbesar penduduk desa Putukrejo meng-gantungkan kehidupan ekonominyakepada usaha tersebut.

Dari segi lain, usaha yang juga keli-hatannya mulai digalakkan oleh sebagian penduduk yang mampu ialah usahapeternakan. Menurut data setempatterdapat beberapa jenis ternak yang adadi desa ini, yaitu :

No. Jenis ternak Jumlah

sapi

kuda

kambingangsa

itik

ayam

122 ekor

8 ekor

125 ekor

11 ekor

130 ekor

1500 ekor

Data tersebut menunjukkan bahwamenlllk jumlah dan jenisnya, pemellha-raan ternak di sini masih pada tingkaiuntuk memenuhi kebutuhan sendiri.Untuk ternak gembalaan agak sulitdikembangkan karena tidak terdapat-nya padang rumput. Demikian pula hal-nya dengan usaha kerajinan/industrirakyat mengingat keterbatasan dalamberbagai hal terutama anyaman bam-bu/rumput secara sangat terbatasproduksinya dan pembuatan batu-batauntuk bangunan.

Irigasi yang merupakan prasaranavital bagi pertanian desa ini terdiri dari2 buah waduk, 2 saluran induk sepan-jang 465 m dan 14 buah dam dan ver-</ee/werA:(pembagi). Pada umumnya

34

dalam keadaan baik, hanya beberapabagian memerlukan rehabililasi mengingat usia bangunannya sudah cukuplua. Berhubung pentingnya keterlibandalam penggunaan air irigasi ini, pcnyu-luhan dan bimbingan kepada petanimelalui organisasi Kontak Tani selaludiberikan dan karena itu penggunaan airberada langsung di bawah pengaturandesa, yang untuk setiap hektar area!pengairan ditarik pungutan sebesarRp. 1.000,00 oleh pemerintah desa.

Desa Putukrejo dibatasi di sebelahlimurnya jalan kabupaten yang menam-pung arus lalu-lintas angkutan umumcukup padat, menghubungkan Malang-Gondanglegi, terutama merupakan jalurangkutan tebu ke pabrik gula "KrebetBaru". Sekarang ini (pada waktu peneli-tian dilakukan) keadaan jalan tersebutrusak, meskipun begitu arus kendaraanyang melewati tidak berkurang, karenamerupakan jalan ekonomi. Di sampingjalan rel untuk lori yang melintasi desa,terdapat jalan desa utama selebar 2,5 myang sudah dapat dilalui kendaraanpengangkut kecil. Letak jalan inimemanjang melintasi bagian utara dantengah desa dan sudah dikeraskandengan batu, tetapi masih belum di-bubuhi aspal. Juga jalan-jalan cabangke perkampungan penduduk masihberupa jalan tanah dan untuk membukahubungan ke luar desa terdapat duabuah jembatan besi dan dua buah jem-batan beton.

Mungkin karena hubungan yangdekat dengan ibukota kabupaten danpertimbangan kebutuhan harian penduduk tidak begitu banyak, maka di desaini tidak terdapat pasar; yang ada hanyabeberapa kios dan warung kecil yangmenjual kebutuhan sehari-hari seba-

UNISIA 2.X.U. 1988

Page 10: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

nyak 11 buah tersebar di wilayah des'a.Untuk menampung hasil pertaniannyatelah didirikan sebuah lumbung desadengan kapasitas besar di samping sebuah gudang yang memang dirasakankeperluannya oleh para petani.

Perkiraan hasil-hasil utama yangdikeluarkan dari desa ini, berupa pro-duk pertanian, adalah :

No. Jenis tanaman Yang dikeluarkan dari desa

1 Tebu 112.000 kw

2 Padi ' 4.000 kw

3 Jagung/palawija 2.100 kw

4 Kacang-kacangan 2.740 kw

5 Sayuran 1.800 kw

6 Buah-buahan 1.200 kw

7 Kelapa 4:500 kw

Berdasarkan kegialan ekonomi danpembangunannya, desa Putukrejo telahdiklasifikasikan menurut tingkat per-kembangan desa sebagai suatu desaswakarya, yaitu suatu desa dengan tingkat output antara Rp.lOO s.d.200 jutapertahun. Kategori ini menunjukkanbahwa rata-rata /ncome.perkapita pen-duduk berkisar antara Rp. 30.000,00sampai Rp. 60.000,00 per lahun aiaudengan perhitungan mata uang dolarAmerika Serikat sekarang (1974) sebesarUS$ 50.(K) — $ 100.00 perkapita/tahun.

Kesehatan, Keluarga Berencana danKebudayaan

Kesehatan dan Keluarga Berencanadilola oleh Pusat Kesehatan Masyarakat

.(Puskesmas) Kecamatan Gondanglegi,Kabupaten Malang, dan dipimpin olehdokter Eli Wijaya yang dibantu oleh 2orang tenaga paramedis (mantri kesehatan) dan 2 orang tenaga adminisirasi.Khusus di desa Puturejo, pelayanankesehatan selain diberikan oleh mantri

kesehatan.yang bertugas keliling sebulan

UNISIA 2.X.II. 1988

sekali, juga diberikan oleh 2 orangdukun bayi berijazah, seorang dukunpijat dan 4 orang dukun tradisional.Penyakit yang merata di kalanganpenduduk adalah malaria, yang penang-gulangannya ditangani oleh PuskesmasGondanglegi dengan mengadakan sun-tikan keliling dan pengobatan secaracuma-cuma. Keadaan kesehatan padaumumnya' masih rendah; hambatanutamanya adalah air minum pendudukyang kurang bersih dan kurang mema-dai persyaratan kesehatan. Air yangdigunakan penduduk sebagian besarberasal dari air irigasi pertanian danmata air yang terdapat di luar desaPutukrejo. Sumur tidak digunakan,karena sampai kedalaman 38 meter airbelum dapat keluar.

Dalam bidang'keluarga berencana,tercatat jumlah peserta sebanyak 433orang. Dari jumlah tersebut tercatat 70orang menggunkan lUD, kondom 34orang dan pil sebanyak 309 orang.Sedikitnya lUD dan kondom digunakanpeserta disebabkan alasan agama, danadanya akibat smping dari penggunaankedua macam cara tersebut. Meskipundemikian, program keluarga berencanadapat dikatakan baik berdasarkan rata-rata jumlah anak di desa Putukrejo dibawah 5 orang anak.

Adapun tentang kegiatan kebudayaan, perlu dijelaskan bahwa pengertiankebudayan di sini dibatasi pada pengertian kesenian dan olah raga yang sebagian besar dilakukan pemuda-pemudiuntuk mengisi waktu luangnya. Bentukkesenian yang berkembang adalah kesenian yang mendapai pengaruh daripenghayatan mereka terhadap agamaIslam yang dipeluknya. Sedang kesenianyang dipengaruhi atau bersumber dari

35

Page 11: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

kebudayan suku bangsanya (dalam halini suku Madura yang merupakan-99'7openduduk Putukrejo ) tidak terlihatkehadiran dan perkembangannya. Ben-tuk kesenian yang dipengaruhi olehpenghayatan mereka terhadap agamaIslam yang dipeluknya adalah:a. Diba'an, yang dilakukan oleh 2

kelompok pemuda dan 2 kelompokpemudi setiap malam Kamis danJumat.

b. Manakiban atau pembacaan mana-kib Syeikh Abdul Kadir Jaelani dilakukan oleh 1 kelompok pemuda/orang tua sebulan seklai.

Kegiatan olah raga yang ada meliputisepak-bola 1 club, volley 2 club, bulu-tangkis 3 club, dan tenis meja 1 club.

Kegiatan sosial lainnya yang dikoor-dinasi oleh LSD (Lembaga Sosial Desa)terdiri dari:

a. PKK (Pembina Kesejahteraan Kelu-arga) kegiataannya meliputi :1) Kursus ketrampUan sebulan sekali

dengan peserta sebanyak 16orang.

2) Pertemuan periodik sebulan sekalidengan peserta sebanyak 27orang.

3) Arisan sebulan dua kali dengan• peserta sebanyak 41 orang.

4) Kursus kader gizi sebulan dua kalidengan peserta sebanyak 31orang.

5) Penataran kader.6) Kursus 10 segi pokok PKK.7) Dakwah sebulan 9 kali.8) Olah raga dan kesenian yang di-

khususkan bag! ibu-ibu danpemuda-pemudi (tidak tetap di-adakan).

b. Pramuka terdapat 2 gugus depan.

36

c. Kelompok Pendengar 2 buah (tidakaktif).

d. Kontak tani 2 buah.

e. Hansip yang bertugas menjaga ke-amanan dan ketertiban desa seba

nyak 1 peleton.

Kehidupan Agama

Berdasarkan catatanyang terdapat dikantor desa Putukrejo dan kantor keca-matan Gondanglegi, agama Islam adalah satu-satunya agama yang ada di desaPutukrejo dan dipeluk oleh seluruh penduduk. Tidak diketahui secara pastikapan agama Islam masuk ke desa terse-but. Berdasarkan keterangan Kiyai HajiNurhamid, salah seorang ulama di desaPutukrejo, perkembangan Islam di desatersebut dimulai sekitar tahun 1936 yangditandai dengan berdirinya 2 buah pe-santren di desa sebelah utara denganpengasuh Kiyai Haji Syamsul Arilln dansebelah selatan dengan pengasuh KiyaiHaji Asy'ari, ke dua-duanya dariMadura. Pada waktu itu perbuatanmaksiat seperti perjudian, tayuban danperzinaan banyak dilakukan oleh penduduk desa. Masuknya Jepang ke Indonesia sekitar tahun 1942 membawa pulaperubahan masyarakat desa, teiiitamadengan berkurangnya perbuatan maksiat karena aiasan-alasan ekonomi dan

keamanan.

Sekitar tahun 1945-1948 pendudukdesa Putukrejo menggabungkan dirinyadalam Jamiat Nahdatul Ulama danmenyalurkan aspirasi politiknya lewatpartai politik Masyumi. Dalam periodeini pemuda-pemuda desa bergabungdalam laskar Hizballah ikut berjuangmempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama-sama dengan tentara danlaskar perjuangan lainnya. Dalam sua-sana peperangan itu pula diusahakan

UNISIA 2.X.li. 1988

Page 12: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

berdirinya madrasah sebagai saranapendidikan agama Islam yang diberinama Madrasah Al-Khairiyah danMadrasah Nurul Irsyad.

Setelah periode tersebut, Islam terusmenampakkan kehadiran dan penga-ruhnya, sehingga sampai dewasa iniagama selain Islam tidak pemah adadan hidup berkembang di desa tersebut.Dalam seluruh bidang sosial dan budayayang terdapat di desa tersebut, pengaruhagama Islam adalah yang paling menon-jol. Begitu pula organisasi NahdalulUlama baik ketika menjadi organisasisosial, maupun organisasi politik, tetapmerupakan organisasi yang terkuat sertaberpengaruh di desa tersebut baru terja-di sekitar tahun 1970-an, y?di\i.Golkar,yang kelihatannya tidak mampu berkembang dengan pesat. SQlainNahdatulUlama dan Golkar, ormas lainnyabelum pernah masuk ke desa tersebut.

Dewasa ini keadaan kehidupanummat beragama di Putukrejo dapatdlterangkan sebagai berikut:

Ajaran Agama dan Pemeluknya

Penduduk Putukrejo yang seluruhnyaberagama Islam mengaku penganutAhlussunnah waljamaah, yang dalammasalah hukum mengikuti mazhabSyafi'i.

Di kalangan kaum awamnya, penga-ku sebagai penganut Ahlus sunnah waljamaah dan pengikut mazhab Syafi'itidak dipahami secara mendalam, tetapidi kalangan ulamanya kelihatan usahauntuk secara konsekuen- memahami

dengan sadar dan semaksimal mungkinmengikutinya. Ada kecenderungan bagiulama-ulama di desa tersebut menggu-nakan ijtihad untuk memberikan tafsir-an-tafsiran- baru, terutama dalam

UNISIA 2.X.II. 1988

bidang hukum, untuk melayani peru-bahan dan perkembangan masyarakat.

Secara struktural, pemeluk Islam didesa Putukrejo dapat dibagi menjadidua kelompok, yaitu kaum awam danulama. Kaum awam adalah mereka

yang memahami ajaran Islam secaramendalam dan tidak memilih profesinyasebagai ahli agama. Akan tetapi dalam

penghayatan dan pengamalan agamaada yang berusaha secara mendalam, disamping ada yang menghayati danmengamalkan secara kurang mendalam.Dalam kelompok kaum awam, yangmerupakan kelompok terbesar, golong-an yang berusaha menghayati danmengamalkan ajaran Islam secaramendalam, merupakan golongan yangterbesar terdapat di desa itu. Hal inidisebabkan karena usaha pendidikanagama secara merata dan terpadu yangdilakukan oleh para ulama dan pemim-pin desa tersebut. Kaum ulama, yaknimereka yang secara sadar memilih pro-fesi ahli agama sebagai salah-satu pilih-an hidupnya dan mendapat pengakuandan penghargaan masyarakat sebagaiulama dan mendapatkan panggilan ataugelar kiyai. Terhadap pengakuan, penghargaan dan gelar ini, mereka meneri-manya dan berusaha menyesuaikan diridengannya, dalam sikap, tindakan,pembicaraan, bahkan cara berpakaian.

Di kalangan pemeluk Islam di Putukrejo, terdapat 9 orang yang dianggapoleh masyarakat setempat sebagaiulama. Anggapan ini didasarkan pengakuan bahwa dalam bidang agamamereka lahir dari kalangan ulama, baikdi desa tersebut maupun di tempat lain,juga memperkuat anggapan masyarakatakan keulamaan mereka yang telahdiwariskan dan dikembangsuburkan.

37

Page 13: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Satu hal penting perlu dicatat bahwaantara ulaiha yang berada di desa atasikatan darah, maupun ikatan perkawin-an di antara keturunan mereka. Bahkanmereka kelihatan berusaha memperkuatikatan-ikatan tersebut dalam proses ber-keluarga di antara anak dan keluargamereka.

Para ulama tersebut sebagian besarmendapatkan pendidikan dan pengeta-huan agamanya di pesantren-pesantrenJawa Timur, Madura dan Jawa Tengah.Seorang di antaranya selain mendapatkan pendidikan dan pengetahuanagamanya di Pesantren, juga mendapat-kannya di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Secara khusus tidak seorang pundi antara mereka mendapatkan pendidikan umum di sekolah umum. Pengetahuan umum yang mereka milikidiperoleh dari pesantren dan dalamproses belajar dan pengalaman seianjut-nya. Meskipun demikian, seorang diantaranya diakui penduduk sebagai ahlipertanian, karena berani melakukanpercobaan-percobaan dibidang pertanian yang dinilai pendduk sangat berhasil.Keadaan ekonomi para ulama rata-ratacukup, seorang di antaranya kurangmampu dan seorang lainnya mempu-nyai basis ekonomi yang kuat, bahkandianggap sebagai orang terkaya di kam-pung tersebut. Di sampingmengajarkanagama, di antara para ulama itu terda-pat petani, pedagang, pejabat desa danpengurus koperasi "Petermas" di Keca-matan Gondanglegi.

Dalam masyarakat desa, pengaruhmereka sangat kuat sebagai piminaninformal dan mereka melakukan peran-annya bukan hanya sebagai pemimpinagama, tetapi juga sebagai pemimpinmasyarakat yang pengaruhnya justru

38

melebihi pengaruh-pengaruh pimpinandesa. Kesan kuatnya pengaruh ulama-ulama tersebut disadari dan diakui sen-

diri oleh Kepala Desa, sehingga dalambanyak hal Kepala Desa selalu mengi-kutsertakan mereka dalam menanganimasalah-masalah pemerintah desa. Satucontoh kecil yang menunjukkan kuatnya pengaruh agama dan ulama setem-pat, adalah diliburkannya atau ditutup-nya kantor desa pada hari Jumat selainhari Ahad, atas saran dari ulama setem-pat. Dalam masalah-masalah desa yanglebih besar, kebijaksanaan pemerintahdesa yang bagmmanapun, tidak akandidengar dan diterima penduduk desabila belum mendapat persetujuan dariulama setempat.

Organisasi Massa

Seperti yang telah disinggung di atas,organisasi massa yang ada di desa ter- 'sebut adalah Nahdlatul Ulama. Tetapidi samping itu terdapat pula organisasiyang bersifatkeagamaanyangtidak ber-tentangan dengandasar-dasarorganisasiNahdlatul Ulama, yaitu MUUAD danTharikat Naqsyabandiyah. NahdlatulUlama yang secara historis telah berakardi desa tersebut, dewasa ini kurangmenampakk^ pengaruhnya secaranyata, lebih-lebih setelah organisasi inibergabung dalam wadah Partai Persatu-an Pembangunan. Pengaruh yang masihnampak adalah di bidang pendidikandan pengajaran.

Bidangpendidikandan pengajaraninidilayani oleh 2 buah sekolah TamanKanak-kanak, 2 buah Madrasah Ibtida-iyah dan 2 buah Madrasah Tsnawiyah,dengan murid seluruhnya berjumlah 625orang anak serta diasuh oleh 38 orang

•guru. Madrasah-madrasah itu meng-khususkan diri dalam pendidikan

UNISIA 2.X.1I. 1988

Page 14: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

• agama, tanpa melengkapinya denganilmu pengetahuan umum lainnya. Baru-baru ini, oleh Kepala Desa telah direnca-nakan perubahan sistem yang adadengan sistem pendidikan di Tsanawi-yah Negeri, dengan tujuan agar lulusan-lulusan madrasah tersebut di sampingmemahami bidang agama, juga mema-hami ilmu pengetahuan umum lainnya.

Selain dalam bidang pendidikan,kegiatan organisasi Nahdlatul Ulamatidak nampak, meskipun penduduk desamasih mengakui dirinya sebagai keluar-ga besar Nahdlatul Ulama. Bahkannampak kecenderungan ulama-ulamasetempat untuk lebih mementingkanpemecahan masalah-masalah desa di-banding keterikatan mereka terhadapNahdlatul Ulama, baik dalam penetap-an masalah-masalah hukum Islam,sosial maupun poUtik.

Tharikat Naqsyabandiyah yang ber-ada di desa tersebut terbagi menjadi 2kelompok, yang masing-masing dipim-pin oleh Kiyai Haji Abu Abbas danKiyai Haji Ahmad Qasim. TharikatNaqsyabandiyah bertujuan untuk lebihmendekatkan diri kepada Allah denganjalan memperbanyak wirid, zikir, doa-doa, serta amalan-amalan lainnya yangbersifat batiniah. Pendukung-pendu-kungnya sebagian besar orang-orang tuadan sudah sedikit kecenderungannyapada masalah-masalah dunia. Sekarangini kegiatannya dilakukan setiap malamSelasa dengan tempat bergiliran. Di-

bandingkan dengan tahun 1960-an, per-kembangan Tharikat Naqsyabandiyahsangat berkurang, yang aniara laindisebabkan oleh terjadinya konflik-konflik dengan ummat Islam lainnyayang lebih mementingkan syari'al danmasalah-masalah yang bersifat lahiriah.

UNIS1A.2.X.II. 1988

Selain itu kecenderungan pendudukdesa untuk sedapat mungkin memenuhikebutuhan primer mereka sepertipangan, sandang dan papan menjadikantharikat ini kurang populer di kalanganpenduduk desa Putukrejo.

Organisasi keagamaan lainnya yangterdapat di desa Putukrejo adalah organisasi MUUAD kependekan dari "Mu-syawaah Ulama, Umara, AghniyaDesa" yang didirikan pada tahun 1976.Sepanjang pengetahuan saya organisasiseperti MUUAD ini hanya terdapat didesa Putukrejo, yang pimpinannya ter-diri dari tiga lapisan masyarakat yangpaling berperan di desa, yakni Ulama,Umara (pimpinan formal desa) danAghniya, yakni orang-orang kaya didesa. Semula MUUAD adalah organisasi yang didirikan untuk mengelolapelaksanaan zakat saja. Akan tetapidalam perkembangannya tidak hanyabergerak di bidang zakat semata, tetapimenjangkau masalah-masalah sosiallainnya yang timbul di desa tersebut.Dalam struktur pemerintahan desa,MUUAD merupakan organisasi non-formal desa yang melakukan perananmenentukan dalam Pemerintahan desa.

Peranan itu dapat dilihat dengan diteri-manya keputusan-keputusan MUUADoleh Rembug Desa/LSD yang kemudiandijadikan sebagai kebijaksanaan pemerintahan desa.

Untuk melaksanakan kegiatanMUUAD di bidang pengelolaan zakat,dibentuklah Badan Amil Zakat berda-

sarkan Sural Keputusan Bupati/KepalaDaerah Tingkat II Malang nomorD/215/K-73 4-10-1973, tentang pem-bentukan Badan Amil Zakat KabupatenMalang. Selanjutnya jalinan kerja anta-ra MUUAD dan Pemerintah Desa dapat

39

Page 15: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

digambarkan dalam skema di bawahini :

s:«3CSOC3

2

a:s:

•§

IQ

12::d

5

5

to

C3

'cJZU)

Q << M

D ra

3 Es •Zi

Ea

D

u>3 3O

£ Qoc

C. CJO Q

N

< CQc""cS

•oC3

CQ

QCO-J'

TT.11

CO

lg5Q

cn

c3a

C

cdCeO

EV

CU

(Art

.£"3 15

Eu

Cm

cdCU

Vi c3C.3

*3"ob

au

CL

<r*

Penduduk desa Putukrejo melakukankegiatan agamanya secara pribadi dirumahnya masing-masing dan kegiatankelompok yang biasanya dilakukan dimasjid-masjid, surau-surau, rumah-rumah pribadi dan balai desa Putukrejo. Kegiatan-kegiatan itu antara Iain:

1. Majelis Ta'lim yang dilakukan sebu-lan sekali di 6 tempat, seperti balai desa,

40

masjid dan'surau. Guru dari ulamasetempat atau kadang-kadang diambildari luar desa/daerah. Materi yang di-berikan adalah agama secara umumdengan menggunakan metode ceramah.Pengikutnya campuran antara laki-Iakidan perempuan, o;rang tua, anak-anakdan orang desa.

2. Pengajian rutin setiap hari Jumatsore di masjid, malam Sabtu dan malamSenin di langgar-langgar. Guru diambil-kan dari ulama setempat, pengikutnyaorang-orang tua laki-laki, materi diam-bilkan antara lain dari kitab-kitab Bida-

yah Hidayah, Sullamut Taufiq danSafinatun Najat.

3. Kuliah Subuh setiap Jumat pagi dimasjid Jami' dan masjid Babut Taufiqoleh ulama setempat.

4. Jamaah Khataman al-Quran seba-nyak 4 kelompok pada setiap malamKamis dan Jumat.

5. Jamaah TbM/sebanyak 8 kelompoksecara bergiliran tempatnya setiapmalam Senin, Selasa dan Rabu.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut tefsedia 3 buahmasjid yang cukup besar yang dileng-kapi dengan alat penerangan listrik,pengeras suara, kolam tempat berwu-dhu yang memenuhi persyaratan kese-hatan. Di samping itu tersedia pula 38langgar pada setiap RT, baik milikpribadi-maupun yang sudah diwakaf-kan, seria dua buah pondok pesanlren.

Hubungan Antara Warga

Pada umumnya hubungan internummat berjalan dengan baik, meskipunpada saat-saal tertentu kadang-kadangtimbul konflik yang menimbulkan kete-gangan, namun sejauh itu konflik secara

UNISIA 2.X.n. 1988

Page 16: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

fisik belum pernah terjadi di desaPutukrejo.

Di antara faktor-faktor yang mem-perlcuat hubungan intern umat IslamPutukrejo ialah :

1. Kesamaan suku bangsa, yakni seba-gian besar mereka berasal atau setidak-tidaknya mempunyai hubungan darahdengan suku Madura.

2. Kesamaan orientasi agama, yakniAhlussunnah Wal Jamaah, mazhabSyafi'i dalam hukum Islam dan Nah-dlatul Ulama dalam organisasi sosialdan politik.

3. Kesamaan mata pencaharian, yaknibertani atau berdagang.

4. Kesamaan pendidikan yaitu pendi-dikan agama menurut pola pesantren.

5. Selain itu, faktor lingkungan dankewajiban serta ketaatan kepada kiyaiserta pimpinan desa, yang juga berperansebagai kiyai, dan pejabat pemerintah,ikut pula "memperkuat hubungan diantara mereka.

Dalam hal ini perlu juga diteliti lebihlanjut dugaan bahwa suku Maduramempunyai kecenderungan taat kepadakiyai dan kepada pejabat pemerintah.Dalam menghadapi berbagai persoalan,baik yang murni agama maupun bukan,seperti masalah perkawinan, perdagang-an dan sebagainya mereka memintapetunjuk kiyai. Dan apabila terjadi adaorang Madura melakukan pelanggaran,maka ia tidak melarikan diri, tetapimenyerahkan diri kepada polisi denganmengakui kesalahannya dan-bersediamenerima hukuman akibat darl perbu-atannya itu.

Sedangkan konflik yang pemah terjadi biasanya akibat situasi yang datangdari luar lingkungan desa Putukrejo.

UNISIA 2.X.li: 1988

Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain masalah politik danpenafsiran agama yang berbeda. Peristi-wa yang hampir saja menimbulkankonflik fisik terjadi pada tahun 1971dan 1977 ketika Golkar ingin mehariksebagian penduduk yang mayoritas pen-dukung Partai Persatuan Pembangunandalam pemilihan umum yang pertamadan kedua. Tindakan Golkar tersebut

pada tahun 1971 sempat menimbulkanketegangan tenitama dengan pemuda-pemuda/l/z5or setempat yang dipimpinoleh Kiyai Haji Junaidi. Akan tetapi

pada pemilihan umum 1977pertentang-an itu tidak sangat terasa karena sejaktahun 1974 Kiyai Haji Junaidi yangsemula tokoh Ansor diangkat menjadicarik desa, dan masuk Golkar. Selainmasuknya beberapa tokoh agama dalamGolkar anggapan masyarakat setempatbahwa pemilihan umum adalah urusanpemerintah dan kenikunan adalah urusan penduduk merupakan faktor-faktoryang mempersempit konflik di antaramereka.

Sedang konflik yang diakibatkan per-bedaan penafsiran agama tersebut terjadi ketika pengikut Tharikat Naqsya-bandiyah menganggap pemeluk Islamyang tidak masuk Tharikat Naqsyaban-diyah kurang sempurna imannya.Anggapan ini sempat menimbulkankemarahan pemeluk Islam lainnya, ter-utama ulama-ulama yang mementing-kan syari'at dalam peribadatannya.Namun akhirnya masalah ini dapat ter-atasi, ketika kedua belah pihak telahbertemu dan bermusyawarah. Apalagijika diingat bahwa tokoh-tokoh agama,baik yang masuk Tharikat maupun yangtidak, masih ada hubungan kekeluarga-an. Perlu dijelaskan bahwa Kiyai Qasim

41

Page 17: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

yang memimpin Tharikat adalahmenantu Kepala Desa Putukrejo.

Zakat dan Pembangunan

Masyarakat Indonesia kini beradadalam gemuruhnya pembangunan,tidak terkecuali desa Putukrejo. Lalutimbul pertanyaan bagaimana caramembangun desa itu, dari mana dana-nya siapa penggeraknya dan motivasi-motivasi apa yang hams dipiiih. Masyarakat desa Putukrejo, menurut penda-pat pimpinan desanya, sekitar tahunI970-an berada dalam keadaan statis

dalam seluruh bidang kehidupan baikspiritual maupun material, dan sudahsemestinya hams dibangunkan ke arahpembangunan spiritual dan material,batiniah dan lahiriah. -

Cara yang ditempuh adalah yangtidak mengagetkan penduduk desa, danuntuk itu dicari cara yang berakar padakehidupan sosial dan budaya setempat,dengan mengikutsertakan selumh lapis-an masyarakat yang ada dalam prosesyang sedang berjalan. Karena terbatas-nya anggaran desa, pHihan satu-satunyajatuh pada zakat sebagai sumber danapembangunan desa.

Ajaran Zakat dalam Islam

Zakat dalam sistem ajaran Islam 'merupakan rukun Islam yang keempatdan wajib ditunaikan oleh setiap peme-luk Islam yang mampu dengan ketentu-an dan syarat-syarat tertentu. la mem-pakan salah-satu ajaran Islam yangmengandung nilai sosial karena polapeiaksanaannya berawal pada usahapengumpuian harta dari orang yangmampu untuk digunakan dan diberikankepada orang lain yang memerlukan,antara lain dengan tujuan memerangikemiskinan dan meratakan jalur pen-dapatan.

42

Dalam ajaran Islam, zakat yangdiambil dapat bempa zakat fltrah, zakattanaman, zakat hewan, zakat emas danperak serta zakat perdagangan, yangmasing-masing dengan ketentuan yangberbeda. Orang yang mengeluarkanharta zakat disebut muzakki dan peneri-manya disebut mustahiq. Bagi muzakkiberlaku ketentuan, bila hartanya telahmencapai jumlah tertenu, wajib dikelu-arkan untuk kepentingan sosial. Prosen-tase yang diambil adalah : ^kat fitrahsebesar V/i kg bahan makanaii setahun,zakat tanaman sebesar lO^o, zakat perdagangan sebesr 2'/4'7o, zakat emas atauperak sebesar 21/2%-dan zakat hewanyang terdiri dari sapi, kambing, kerbaudengan ketentuan tertentu pula. Sedang-kan mustahiq^ yaitu mereka yangberhak menerima zakat, terbagi dalam8 golongan, yakni fakir, miskin, amii(orang yang mengumpulkan dan mem-bagi zakap, muailaf (orang yang bammasuk Islam) budak-hamba sahaya,'gharim (orang yang terbelit ikatanhutang), sabiiiliah (orang yang bepergi-an berjuang di jalan Allah), dan Ibnsabil (orang yang bepergian denganmaksud baik dan kehabisan bekal per-jalanan).

Pengeloiaan Zakat di Putukrejo

Usaha untuk merelaisasi ajaran zakatdi desa Putukrejo, telah lama dijalan-kan. Sebenamya sudah sejak lama seba-gian besar penduduk desa mengeluarkanzakat fitrahnya yang diberikan kepadauiama setempat setiap tahun sekali.Oleh ulama sebagian hasil zakat tersebutdibagikan kepada fakir-miskin dansebagian lainnya menjadi hak miliknya.Pembagian zakat yang terpusat padaulama tersebut, selain karena ulamaadalah termasuk pihak yang berhak

UNISIA 2.X.II. 1988

Page 18: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

menerima zakat dalam golongan sa-bilillah dan amil zakat, juga dimaksud-kan sebagai penghargaan yang tulus daripenduduk desa dan harapan mendapat-kan berkah dari ulama tersebut. Di sini

selain masalah hukum yang dijalankan,masalah kepemimpinan yang karismatikdari ulama memang faktor yang sangatmenentukan.

Keadaan yang demikian itu berjalanhingga sekitar tahun 1960-an ketikaplmplnan desa dan ulama setempat ber-usaha mengadakan perubahan pengelo-laan zakat dengan membentuk sebuahbadan yang bertugas mengolola zakat.Akan tetapi sampai tahun 1970 carayang dipakai badan/panitia tersebutmasih bersifat verbal, yakni denganmelaksanakan ajaran zakat dari kitabfikih tanpa memberikan penafsiran-penafsiran baru yang disesuaikandengan arti pokok tujuan perintah zakatserta kebutuhan dan perkembanganmasyarakat. Dalam periode itu zakatdikumpulkan oleh panitia dari paramuzakki, kemudian dibagikan langsungkepada mustahiq, baik berupa uangmaupun bahan makanan setahun sekali.Zakat yang diambil dalam periode ituadalah zakat fitrah dan sedikit zakat

tanaman dan perdagangan.

Sekitar tahun 1970 timbul ide KepaiaDesa Putukrejo untuk mengintensifi-kasikan pengelolaan zakat dan mengadakan perubahan, baik dalam sistempelaksanaannya maupun personil yangmenanganinya, sehingga hasil zakatdapat dirasakan manfaatnya oleh-muzakki maupun mustahiq serta desa

tempat tinggal mereka. Ide ini dilatar-belakangi oleh keterbatasan alokasidana anggaran pembangunan desa dankenyataan kurang bermanfaatnya hasil

UNISIA 2.X.IK 1988

yang diperoleh dari pengelolaan zakatselama ini untuk mensejahterakanmasyarakat dan memerangikemelaratan dan kemiskinan, sebagai-mana yang diajarkan oleh agama Islam.Kenyataan yang lebih penting lagiadalah anggapan sebagian besar ulamasetempat yang menyadari bahwa Islamadalah agama pembangunan, dalampengertian, Islam tidak menghambatpembangunan bahkan Islammendorong cepatnya proses pembangunan.

'Oleh Kepaia Desa ide tersebut di-sampaikan kepada musyawarah ulamasetempat sebelum dijadikan bahanpembicaraan dalam Rembug Desauntuk dijadikan keputusan pemerintahdesa Putukrejo. Langkah yang dialuriKepaia Desa tersebut didasarkan padakenyataan bahwa ulama mempunyai pe-ngaruh yang menentukan di desa,sehingga setiap keputusan desa akan di-tolak penduduk desa bila tanpa perse-tujuan dan restu ulama setempat.Semula ide tersebut ditolak oleh ulama,karena ia menyalahi tradisi keagamaanyang telah mapan dan terutama akanmerugikan pihak-pihak yang selama inimendapatkan keuntungan dari sistempengelolaan zakat yang telah lama berjalan. Akan tetapi berkat keberaniandan ketabahan Kepaia Desa memper-juangkan idenya, akhirnya ulamamenerimanya dan bersama-samadengan pimpinan desa menjabarkan idetersebut dalam pelaksanaannya,

Di antara keputusan-keputusan yangdiambil adalah membentuk Panitia yanglebih sempurna untuk lebih menginten-sifkan pengelolaan zakat, meningkatkanpengambilan zakat tanaman dan perdagangan selain zakat fitrah danmenggunakan hasil zakat yang ter-

43

Page 19: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

kumpul imtuk kepentingan desa besertapenduduknya. Dalam pelaksanaannya,keputusan terbentur pada masalahpenafsiran hukum zakat yang selama iniada, seperti menentukan hukum :apakah tanaman tebu itu zakatnyadimasukkan tanaman atau perdaga-ngan? Siapakah yang wajib mengeluar-kan zakat dan berhak menerima zakat

di desa tersebut? Siapakah yang disebutfakir, miskin dan mampu itu? Dapatkahzakat tersebut digunakan untuk danapembangunan desa?.

Masalah-masalah tesebut sempat

menimbulkan perbedaan pendapat yangtajam di antara ulama-ulama setempatdan karena tidak tercapai kesepakatandalam menentukan hukum, dibawalahmasalah tersebut ke Syuriah NahdlatulUtama kabupaten Malang. Karena ter-nyata Syuriah tidak dapat memutuskan-nya, akhirnya masalah tersebut di-sampaikan kepada Prof, Kiyai HajiSyafi'i A1 Karim, Rektor IAIN SunanAmpel waktu itu. Oleh beliau masalahtersebut dapat dipecahkan denganmemberikan penetapan hukum yangditerima oleh seluruh ulama setempat.

Di antara masalah hukum yang di-sepakati itu adalah :

1. Tanaman tebu tidak dapat dimasukkan ke dalam tanaman murni, karenadalam proses penanamannya banyakbergantung pada kredit koperasi,sebagian tanah yang dipergunakanbukan tanah sendiri dan bukan tanaman

yang mengenyangkan. Oleh karena ituzakatnya termasuk dalam zakat perda-gangan, yaitu 2Vi%.

2. Untuk menentukan kriteria yangwajib mengeluarkan zakat dan berhakmenerima zakat diambil kriteria seder-hana, yakni: orang fakir adalah orang

44

yang tidak mempunyai apa-apa, penda-patannya tidak mencukupi kebutuhanminimal sehari-hari, seperti pangan,sandang dan papan. Orang miskinadalah orang yang tidak punya/mampu,tetapi mempunyai tanah garapan, radio,sepeda dan ternak piaraan. Orang yangmampu adalah mereka yang tidak termasuk dalam kedua kategori tersebut.Di desa Putukrejo ditetapkan pulabahwa yang berhak menerima zakatadalah fakir, miskin, ami! dan sabilillahsaja. Golongan lain yang berhakmenerima tidak terdapat lagi di desa tersebut.

3.Zakat dapat dipergunakan untukkepentingan desa dan pembangunan-nya, karena pembangunan desa dapatdimasukkan dalam sabilillah. Termasuk

dalam kriteria sabilillah yang dipahamisebagai jalan kebaikan antara lain :jalan umum, jembatan, kesehatan,pendidikan, peribadatan, administrasi,MUUAD, dan keamanan/kesejahteraan.

Setelah masalah-masalah yang berke-naan dengan hukum diselesaikan, di-mulailah pelaksanaan pengelolaan zakatdengan sistem yang bam yang disesuai-kan dengan gerak pembangunan yangsedang berjalan di desa-desa selumhIndonesia. Hasil yang dicapai denganzakat sebagai sumber dananya tersebutternyata sangat menggembirakan, baikpembangunan spiritual maupunmaterial. Gerakan ini semakin mantap,ketika terbentuk MUUAD pada tahun1976, kependekan dari "MusyawarahUlama, Umara, Aghniya Desa", Putukrejo, yang mengikutsertakan tokoh-tokoh yang berpengamh di desa, yakniUlama, Umara atau pimpinan desa danAghniya atau orang-orang kaya yangwajib mengeluarkan zakat.

UNISIA 2.X.H. 1989

Page 20: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Hasil Zakai Tahun 1971 - 1978

Secar^arisbesar, hasil-hasil yang di-capai selffina periode 1971 - 1978 dariynVat untuk pembangunan desa dapatditerangkan sebagai berikut.

Tahun 1971 panitia amil zakat ber-hasil mengumpulkan uang dari zakatperdagangan tebu sebanyakRp. 2.000.000,00 ditambah uang desasebesar Rp. 350.000,00 digunakansebagai dana pembangunan desa. Darijumlah Rp. 2.350.000,00 tersebut, Rp.1.000.000,00 dlputar untuk perdagangan, Rp. 1.110.000,00 untuk pembua-tan Pos Hansip, Rp. 150.000.00 untukmembantu pemugaran .Madrasah danRp. 50.000,00 untuk melengkapi alat-alat kantor.

Keputusan untuk menggunakan uangzakat bagi keperluan-keperluan di atas,dan bahkan diberikan langsung kepadafakir miskin maupun amil, ditetapkansetelah melalui musyawarah ulama,umara, muzakkim amil dan fakir-miskin. Dalam musyawarah tersebutdiminta kerelaan fakir miskin untuk

menyerahkan sebagian zakatnya untukpembangunan desa yang dikategorikansebagai sabilillah. Sedangkan para amil^kat yang terdiri dari ulama dan umarasetempat, biasanya menerima bagiannyayang kemudian secara langsung diberikan untuk dana pembangunan.

Sedang dari hasil zakat tanamanjagung dan padi pada tahun 1971 tersebut, Panitia berhasil mengumpulkanpadi sebanyak 3.000 kg, jagung 5.116 kgdan sebagian lagi setiap datangnyamusim paceklik. Dari zakat fitrah ter-kumpul padi sebanyak 6.500 kg danjagung sebanyak 1.500 kg yang langsimgdibagikan menjelang hari raya IdulFitri.

UNISIA 2.X.II. 1988

Dalam tahun 1972, dari hasil pungut-

an zakat 1972 dan laba pemutaran uangzakat tahun 1971 terkumpul uangsejumlah Rp. 3.719.000,00 yang digunakan untuk pengerasan jalan desasepanjang 800 meter dengan biayaRp. 700.000,00. Dari zakat fitrah terkumpul padi sebanyak 3.600 kg danjagung sebanyak 2.950 kg.

Pada tahun 1973 terkumpul uangzakat sebesar Rp. 7.019.000,00 yangdibagikan berupa barang sebagai modalkerja bagi fakir miskin, yaitu sebanyak127 ekor sapi seharga Rp. 4.879.000,00;

200 ekor kambing seharga Rp.1.100.000,00; 40 buah sepeda sehargaRp. 800.000,00; 5 buah mesin jahitseharga Rp. 102.000,00. Dari zakattanaman terkumpul padi sebanyak5.000 kg dan jagung 4.500 kg; sedangdari zakat fitrah, beras sebanyak 1.906kg dan jagung sebanyak 8.331.

Pada tahun 1974 diputuskan bahwazakat tanaman yang biasanya diwujud-kan dengan barang, diganti uang yangakan dipergunakan untuk kepentinganpembangunan desa. Dari hasil sumbertadi terkumpul uang sebanyak Rp.6.175.000,00 yang dipergunakan untukpembuatan rumah fakir miskin sebanyak 31 buah, dan pengerasan jalansepanjang 1.000 meter dengan biayasebesar Rp. 2.300.000,00. Sedangkandari zakat fitrah terkumpul padi sebanyak 2.816 kg dan jagung sebanyak8.556 kg. Rumah yang dibangun dandiberikan kepada penduduk yang fakir,berukuran 5x7 meter, dibangun secaragotong-royong, yang materialnya diam-bilkan dari uang zakat; dibuat meme-nuhi persyaratan kesehatan, terletak diatas tanah desa yang berada di pinggirjalan utama desa. Tujuan pendirian

45

Page 21: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

rumah tersebut selain untuk memenuhi

salah satu kebutuhan minimal sese-

orang, yaitu papan, juga dimaksudkanuntuk mengenalkan penduduk desa satutipe rumah sehat dan serasi.

Pada tahun 1975 terkumpul uangzakat sebesar Rp. 1.900.000,00 yangkemudian ditambah uang kas desa Rp.350.000,00 digunakan imtuk pembuatanrumah sebanyak 5 buah seharga Rp.875.000,00, pengerasan jalan sepanjang1.200 meter seharga Rp. 1.275.000,00dan pembangunan madrasah sebesarRp. 100.000,00. Dari zakat tanaman terkumpul beras sebanyak 7.000 kg danjagung sebanyak 9.250 kg. Sedangkandari zakat fitrah terkumpul beras sebanyak 3.000 kg dan jagung 1.250 kg.

Pada tahun 1976 terkumpul uangzakat sebesar Rp.800.000,00 yang ditambah uang desa Rp.350.000,00 digunakan untuk pengerasan jalan sepanjang 700 meter dengan biaya sebesarRp. 1.004.500,00 kesejahteraan masya-rakat Rp.75.000,00, pendidikanRp.50.000,00 dan alat-alat kantorRp.24.500,00. Dari hasil zakat tanamanterkumpul beras sebanyak 5.000 kg,jagung 4.230 kg dan dari zakat fitrahberas sebanyak 2.150 kg serta jagungsebanyak 3.200 kg.

Pada tahun 1977 terkumpul uangzakat sebesar Rp.250.000,00 yang ditambah uang desa Rp.350.000,00 digunakan untuk membangun gudangzakat dengan biaya Rp. 1.400.000,00;kesejahteraan masyarakat Rp.150.000,00., dan melengkapi alat-alatkantor zakat Rp.50.000,00. Dari hasilzakat tanaman terkumpul beras sebanyak 6.000 kg dan jagung 3.415 kg,sedangkan dari zakat fitrah terkumpul1.700 kg beras dan 4.250 kg jagung.

46

Pada tahun 1978 terkumpul uangzakat sebesar Rp.l.400.000,0 '̂_^angkemudian ditambah uang d^^' Rp.550.000,00, digunakan untuk menyem-purnakan pembangunan gedung zakatsebesar Rp. 1.400.000,00, kesejahteraanmasyarakat sebesar Rp.300.000,00, pendidikan Rp.200.000,00 dan administrasisebesar Rp.50.000,00. Dari zakattanaman terkumpul padi sebanyak14.900 kg dan jagung 5.750 kg, sedangkan dari zakat fitrah terkumpul berassebanyak 5.750 kg dan jagung 3.950 kg.Untuk tahun 1979 diputuskan olehMUUAD bahwa uang zakat tanamandan zakat perdagangan akan diwujud-kan untuk memperluas jaringan listrikyang sudah ada di desa tersebut.

Dari data yang dikemukakan, terlihatdengan jelas bahwa uang yang didapatdari zakat ternyata berjumlah jauh lebihbesar daripada dana pembangunan yangtersedia pada pemerintah desa tersebut.

Dalam hubungannya dengan usahamemerangi kemiskinan, dana yangdiambilkan dari zakat mencatat adanyapenurunan jumlah fakir-miskin di desatersebut sejak tahun 1971 hingga tahun1977. Pada tahun 1971 tercatat seba

nyak 527 kk fakir miskin dan tahun1977 tercatat 380 kk yang berhak mene-rima zakat. Ini berarti bahwa dengandana zakat rata-rata setiap tahunnyadapat dikurangi secara relatif sebanyak24 kepala keluarga miskin.

Selanjutnya pada bulan April 1979,dirintis oleh Badan Amil Desa Putuk-

rejo, telah dicapai kesepakatan antarapamong desa, para ulama dan kalanganmasyarakat dermawan, untuk mendiri-kan suatu Yayasan bemama "YayasanSosial Fakir Miskin" (YASOFAMI).Modal kerja diperoleh dari :

UNISIA 2.X.1I. 1988

Page 22: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Badan Amil Zakat Rp. 525.000,00Sumbangan dermawan Rp. 1.750.000,00Lain-lain Rp. 350.000,00

Jumlah Rp.2.625.000,00

Uang sejumlah lersebut diwujudkanmenjadi satu buah raesin slijp untukgabah, jagung dan gaplek. Inilah sebagi-an modal usaha dari yayasan tersebutuntuk dikembangkan lebih lanjut dalamrangka membanlu peningkatan sosial-ekonomi dan pendidikan golonganmiskin.

Faktor-faktor Pendorong dan Peng-hambat

Berhasil tidaknya Suatu tindakanseringkali tergantung pada banyaktidaknya dorongan maupun hambatanyang mempengaruhi tindakan tersebut.Demikian pula pengelolaan zakat yangterdapat di desa Putukrejo. Bila usahayang dijalankan di Putukrejo dinilaiberhasil, maka berdasarkan hasil penga-matan dan wawancara selama peneli-tian, didapatkan beberapa faktor yangberpengaruh terhadap berhasil/tidaknyausaha tersebut.

Faktor yang mendorong berhasilnyapengumpulan zakat untuk dana pemba-ngunan di desa Putukrejo, diantaranyaialah :

1. Adanya banyak persamaan dikalangan penduduk Putukrejo di bidangpendidikan, pekerjaan, asal keturunan,orientasi keagamaan dan kepentingan.

2. Struktur masyarakatnya yangagamis, sehingga memungkinkan di-gunakannya motif-motif keagamaanuntuk menggerakkan rakyatnya. Disamping itu keinginan sebagian besarpemeluknya untuk menghayati danmengamalkan ajaran agamanya dalamkehidupan sehari-hari.

UNISIA 2.X.n. 1988

3. Adanya keterlibatan seluruh penduduk desa dalam proses yang sedang ber-jalan, terutama terbinanya kerjasamaantara ulama, umara dan aghniya desa.

4. Adanya ikiim yang baik untuk kegi-atan pengumpulan zakat yang dicipta-kan sejak dari daerah tingkat I sampaidaerah tingkat II beserta tingkat-tingkatdi bawahnya.5. Kesediaan para ulama, umara dan

aghniya yang menjadi contoh teladandalam mengeluarkan zakat dan amalan-amalan lainnya, sesuai dengan ajaranagama dan falsafal Jawa ing ngarsosung tulada, ing madya mangun karsa,tut wuri hdndayani.

Sedangkan faktor yang menghambatantara lain;

1. Kurang intensifnya pelaksana penge-lola yang disebabkan kurang adanyatenaga ahll yang mengatur administrasi-nya.

2. Perencanaan yang terlalu sederhana

sehingga tidak mampu menjangkau hal-hal yang lebih jauh dan luas.

3. Terbatasnya sumber dana, dan4. Sulitnya pengawasan pelaksananya

yang antara lain disebabkan belum adanya hukum positif yang ditetapkan.

Demikian sedikit yang bisa terekamtentang pelaksanaan zakat di desaPutukrejo sepanjang pengamatan yangsekilas dan tidak begitu mendalam.Untuk lebih jelasnya, bersama ini diser-takan beberapa bagan dan rekapitulasipengelolaan zakat tersebut.

Skema Unsur-unsur PembangunanDesa Putukrejo

PtmciinUhan

< DcuI

Ulama, Umin, Ajhoiya

(MUUAD)

Badan Pvtcnrana

Pembangunan DeuBadan AidQ

ftfasyaiakal

47

Page 23: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

MASALAH DAN PEMECAHAN-NYA

1. Sebagaimana kita ketahui, tujuanpembangunan ada tiga, yaitu pertum-buhan ekonomi, kepercayaan kepadadiri sendiri dan keadilan sostal. Baginegara yang sedang berkembang sepertiIndonesia, keadilan sosial hams lebihditekankan. Pemerataan basil pembangunan kepada selumh rakyat mempa-kan motivasi dan dorongan yang sangathebat bagi pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang. Mera-sa diperlukan secara adil dan dapatmenikmati basil jerih payabnya, pastiakan mempakan dorongan untuk ikutmenanggung beban pemban^nan.

Dengan pemerataan basU pembangunan, percaya kepada diri sendiriakan makin tumbuh di kalangan masya-rakat. Kita mengetabui babwa percayakepada diri sendiri mempakan modalpokok bagi kebidupan, balk peroranganmaupun bangsa. dengan timbulnya kepercayaan kepada diri sendiri di kalangan sekelompok masyarakat, dibarapkania akan sanggup mengerjakan pekerja-an-pekerjaan yang tidak dapat dilaksa-nakan oleb kelompok-kelompok masyarakat dan yang lebih besar yang tidakmempunyai kepercayaan kepada ke-mampuan diri sendiri. Konsekuensinyapembangunan bams dilakukan daribawah, dan lapisan masyarakat bawahitulab yang bams menjadl sasaranutama dan pertama dalam pembangunan.

Dengan ini jelas babwa pemyataan"biar kuenya besar dulu, bam nantidibagi" tidak dapat diterima. Alasanpemyataan ini adalab kalau "kuenyabelum besar" maka pemerataan itubanya mempakan "pemerataan kemis-kinan". Pendapat ini didasarkan ataspersangkaan babwa sekalipun modal

48

banya dikuasai oleb beberapa orangatau beberapa kelompok masyarakat,akbirnya tob rakyat akan merasakanbasil pembangunan dengan pemutaranmodal itu. Pendapat ini tidak tepatkarena orang iupa babwa pola konsumsiorang-orang kaya itu bams melaluipola-pola tertentu yang sulit diubab;demikian juga pola dan organisasi pro-duksi itu membawa pola konsumsi dandistribusi yang sulit diubab pula.

Dengan itu proses selanjutnya akanmenjadi "yang kaya semakin kaya danyang miskin semakin miskin". Ditam-bab lagi dengan watak kekayaan yangtidak akan memberikan kepuasankepada penyandangnya. Semakin kayaorang itu, ia semakin merasa kekurang-an. Dan setelab kebutuban-kebutuban

pokok tercukupi, maka kekayaaimyapasti akan dibelanjakan untukkebutuban-kebutuban yang diada-adakan. Dari seberang lainrakyat, yang sebagian besar miskin itu,tidak dapat banya disuruh menyaksikankejadian yang pincang itu dan diberibarapan-barapan yang kabur babwakemudian bari mereka juga bisa menjadi orang yang sanggup berkonsumsitinggi, kalau tidak didabului dengankedengkian dan keputusasaan.

Presiden Soebarto dalam Pidato

Kenegaraan 16 Agustus 1978 telabmenyatakan babwa pada tabun-tabunselanjutnya pembangunan kita di Indonesia akan makin mempertegas wajabkeadilan sosial melalui usaba-usabapemerataan pembangunan. Demikiaiijuga seperti ditunjukkan oleb GBHN,dalam melanjutkan pembangunan eko-nomi sosial kita akan tetap maju denganmenjaga keserasian pemerataan, per-tumbuban dan stabilitas. Adapunpemerataan yang akan ditempub itumelalui delapan jalur, yaitu: (1) Peme-

UNlStA 2.X.I1. 1988

Page 24: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

rataan pemenuhan kebutuhan pokokrakyat, (2) Pemerataan kesempatanmemperoleh pendidikan dan pelayanankesehatan, (3) Pemerataan pembagianpendapatan, (4) Pemerataan kesempatan kerja, (5) Pemerataan kesempatanberusaha, (6) Pemerataan berpartisipasidalam pembangunan, khususnya bagigenerasi muda dan kaum wanita, (7) Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air, dan (8) Pemerataan kesempatan memperoleh ke-adilan.

2. Untuk mencapai sasaran, yaituuntuk meratakao hasil pembangunan,dan dengan itu dapat menimbulkankepercayaan pada dirl sendiri, makamotivasi-motivasi yang tepat harusdiusahakan. tujuan pembangunan yangbalk belum tentu dapat menggerakkanmasyarakat untuk bangkit mengambilbagian, jika motivasi-motivasi yangtepat tidak dapat kita peroleh.

Indonesia adalah negara nusantara,bukan negara benua, yang mengandungpelbagai macam adat kebiasaan dancorak kebudayaan. Dan motivasi-motivasi yang dapat menggerakkan hatinurani masyarakat harus dapat digalidari adat kebiasaan dan kebudayaanyang hidup dalam pelbagai kelompokmasyarakat Indonesia yang bhinnekatetapi eka itu. Dan karena masyarakatIndonesia adalah masyarakat agamis,maka motivasi-motivasi agama, sayakira, perlu digali untuk membangkitkangairah pembangunan. Sudah barangtentu harus disertai dengan ketepatanpengelolaan, yang berupa rapinya orga-nisasi dan kontrol, di samping ketram-pilan dan kejujuran pengelolanya.Selain itu masyarakat juga harus segeramerasakan hasil jerih payahnya, sekali-pun sangat sederhana, supaya merekasadar bahwa jerih-payahnya itu juga

UNISIA 2.X.11. 1988

membawa hasil yang dapat ia nikmati.Berbicara soal motivasi, maka trans-

migrasi di desa Putukrejo belum mena-rik. Hal ini mungkin disebabkan merekatidak merasa terdesak oleh kebutuhan-kebutuhan sehari-hari, karena memangkebutuhan-kebutuhan mereka terbatas.Ditambah lagi dengan keinginanmerekauntuk selalu hidup berkelompok yang,sudah barang tentu, tidak begitu banyakmenghadapi risiko. "Makan tidakmakan asal kumpul", rupa-rupanyamasih menjadi pegangan bagi mereka.Juga barangkali karena kurang kesadar-an mereka tentang transmigrasi yang di-anggap sebagm suatu tindakan yanghina.

Dalam hal ini, rasa-rasanya perlu jugadicoba untuk memberikan motivasi-motivasi agama untuk menggerakkantransmigrasi di desa seperti Putukrejoini. Pernah saya terangkan kepadamereka bahwa Sunan Ampel di JawaTimur, Sunan Muria di Jawa Tengah,Sunan Gunungjati di Jawa Barat, danmasih banyak lagi brang-brang besardalam sejarah Islam di Indonesia adalahbukan orang-orang asli Indonesia.Mereka adalah orang-orang yang hijrah(transmigrasi) dari Gujarat, India, entahasalnya dari Persia atau dari Hadra-maut, Yaman Selatan atau AfrikaUtara. Karena mereka hijrah dan transmigrasi ke Indonesialah, maka merekaitu "dikeramatkan'* orang. Oleh karenaitu apabila saudara-saudara ingindike-ramatkan orang, bertransmigrasilah!Dan sudah barang tentu motivasi-motivasi lain yang beraspirasi agama dapatjuga digali untuk menggerakkan pembangunan di desa seperti Putukrejo ini.

Demikian juga untuk menggerakkanpramuka umpamanya, tapi alhamdu-lilah pramuka sudah baik di desa Putukrejo; di daerah-daerah yang agamis,

49

Page 25: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

tidak usah diterangkan bahwa BapakPramuka itu Lord Baden Powel. Tetapilebih baik diterangkan bahwa BapakPramuka adalah All bin Abi Thalib,keponakan dan menantu Nabi Muhammad SAW. Kehidupan dan tingkahlaku mulia yang dimiliki oleh Ali binAbi Thalib itulah yang akan dicontoh,umpamanya dalam hal mengutamakankepentingan orang lain, cinta kepada•gama dq" tanah air, suka membantuorang lain, jujur, giat bekerja dan seba-gainya. Saya rasa dengan cara ini,kepramukaan juga akan lebih maju, danbagi orang-orang Islam akan mendapat-kan pegangan yang lebih kokoh.

3. Desa Putukrejo dalam usaha mem-bangun desanya, mengingat sangat ter-batasnya dana pembangunan untukdesanya, berusaha mencari dana denganmenggerakkan motivasi-motivasi yanghidup di kalangan masyarakatnya,dengan tidak mengejutkan pola pikirandan pola lakunya. Karena itulah danapembangunan desa diambil dari pemu-ngutan zakat.

Dengan pemungutan zakat, sepertiyang dapat dicatat perkembangannyadari tahun 1974-1978, ternyata desaPutukrejo telah dapat mendekati sasar-an pembangunan yang berupa pemera-taan. Dari uraian di atas, kita mengeta-hui bahwa dengan zakat, kebutuhanpokok rakyat dapat dicukupi, perumah-an dapat dibangun sebanyak 36 buahdan rehabilitasi'banyak rumah pendu-duk miskin. Kebutuhan pangan dicukupi dengan pembagian zakat fitrahpada hari raya Idul Filri dan pembagianzakat hasil pertanian dalam musimpaceklik. Demikian juga dalam bidangpemerataan untuk memperoleh pendi-dikan dan kesehatan dapat dijangkau.

50

karena sebagian hasil zakat juga digima-kan untuk dana pendidikan, baik untukmembangun tempat-tempat pendidikan,untuk beasiswa, dan juga untuk keper-luan kesehatan dan kesejahteraanumumnya. Adapun tentang pemerataanpembagian pendapatan, adalah sesuaidengan pelaksanaan zakat sendiri.Tentang pemerataan kesempatan kerja,dapat dicapai dengan mewujudkan hasilzakat dalam bentuk barang-barangmodal, seperti lembu, kambing, mesinjahit dan mesin slijp. Cara ini jugamencakup pemerataan kesempatanberusaha dan kesempatan kerja.Dengan pelaksanaan zakat ternyatasedikit atau banyak juga dapat merata-kan partisipasi dalam pembangunan danpenyebaran usaha-usaha pembangunandi daerah pedesaan itu. Pelistrikan danpengerasan jalan akan membawa penga-ruh yang tidak kecll terhadap hidup dankehidupan masyarakat desa. Adalahjelas bahwa zakat dapat mengurangikemiskinan dengan nyata di desa Putukrejo.

Salah satu hasil lagi yang diperolehdengan pelaksanaan zakat di desaPutukrejo ialah tumbuhnya solidaritasdi antara penduduk. Di samping itu,karena di de§a Putukrejo tidak adaorang yang kelaparan, sedangkanorang-orang kaya dan pemerintah desanya tampak sekali memperhatikan nasiborang-orang miskin, ditambah lagidengan pendidikan akhlak dan moralyang sangat baik, maka ternyata di desaPutukrejo juga tidak ada pencurian.Kalau toh ada pencurian, menurut kete-rangan Kepala Desa, maka hal itu dila-kukan oleh orang dari luar desa Putukrejo, dan yang dicuri hanya ayam.Dengan demikian zakat dapat mengurangi kriminalitas.

UNISIA 2.X.n. 1988

Page 26: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

' 4. Kalau diingat bahwa kekayaan itujuga mempunyai fungsi sosial, makaIslam juga mengajarkan selain membe-rikan zakat yang beraneka-ragam jugamenyuruh orang supaya memberikanwakaf, hibah, nazar untuk memberikansesuatu kepada orang Iain apabila mak-sudnya yang baik dapat tercapai, dankifarah, yaitu memberi makan kepadafakir miskin ketika orang melakukan-suatu pelanggaran tertentu. Jika hal-halsemacam ini dilaksanakan, saya rasapemerataan hasil dan beban pemba-ngunan akan makin cepat tercapai.Sudah.barang tentu hal ini memerlukanpenggalian motivasi-motivasiyang tepatdi samping peningkatan pembangunandi bidang ekonomi.

5. Sungguhpun dengan pelaksanaanzakat di desa Putukrejo delapan jalurpemerataan sedikit atau banyak dapatterjangkau, tetapi sebenarnya penghasil-an rakyat desa Putukrejo sulit ditingkat-kan kalau mereka tergantung kepadapertanian saja, karena rata-rata pendu-duk desa hanya mempunyai 0,244 hatanah yang sudah barang tentu jauh daricukup. Untuk lebih meningkatkan peng-hasilan rakyat desa itu, harus ditempuhcara memperluas usaha masyarakatdengan memasukkan industri yang bisamengolah hasil pertanian tersebut.Demikian juga bisa dimasukkan pem-bikinan alat-alat pertanian, yang sudahbarang tentu bukan hanya untuk men-cukupi keperluan desa. itu, tapi jugadicarikan pemasaran di daerah-daerahlain. Demikian juga peternakan belutjuga[cocok untuk daerah ini. Demikian-lah menurut keterangan pejabat KantorPerindustrian Provinsi Jawa Timur.

Selain itu karena, memang tanahsangat terbatas, maka hendaknya disa-

UN1SIA 2.X.II. 1988

darkan ' supaya tanah tidak diwarisdengan dibagi-bagi, karena dengan caraini pemilikan tanah akan makin kecildan akan makin mudah terjual kepadaorang luar. Oleh karena itu dalampelaksanaan waris di desa Putukrejohendaknya bukan tanahnya yang dibagi-bagi, tetapi hasil garapan tanah itu-lah yang dibagi-bagi menurut ketentuanwaris. Sudah barang tentu hal inimemerlukan kesadaran dari masyarakatPutukrejo.

, 6. Sebagaimana diketahui, sekalipundi desa Putukrejo ada TharikatNaqsya-bandiyah, tetapi temyata tidak terdapatkonflik antara pengikut Naqsyaban-diyah dengan bukan-Naqsyabandiyah.Perlu dijelaskan adanya suatu kebiasaanbahwa pemunculan sesuatu pahambjasanya membawa tindakan ekstrimi-tas. Tetapi di desa Putukrejo timbulnyaaliran tasawuf Naqsyabandiyah tidakmenimbulkan pertentangan karena adanya hubungan kekeluargaan antarapemimpin desa dengan guru TharikatNaqsyabandiyah itu. Kiyai Qasim,pemimpin Tharikat Naqsyabandiyah,adalah menantu Lurah Desa Putukrejo.Selain itutidakterjadinya pertentanganjuga karena paham agama yafig do-minan di desa itu adalah NahdlatulUiama yang sangat toleran terhadapaliran tasawuf. Selain dari itu karenapengaruh dan wibawa Lurah yang lebihmenekankan kepada kepentingan desa,maka pertentangan tidak terjadi. Lebihdaripada itu, untuk menjaga kesatuandan kerukunan masyarakat desa Putukrejo, paham atau aliran agamaapa punyang ada di desa itu hendaknya jugadipergunakan sebagai alat politik.

7. Sebagaimana diterangkan di ataspengetahuan umum dan pendidikan

51

Page 27: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

yang lebih tinggi kurang mendapat per-hatian desa itu. Hal itu disebabkan

mungkin karena dua hal. Pertama,mereka khawatir bahwa dengna penge-tahuan umum itu penghayatan agamamereka menjadi berkurang. Dan alasankeduanya, kalau anak-anaknya dima-sukkan ke sekolah umum, mereka nantiingin menjadi pegawai negeri dan tidakbisa membantu orang tuanya.

Oleh karena untuk meningkatkantaraf hidup rakyat Putukrejo diperlukanadanya industri, maka pengetahuanumum mutlak dibutuhkan. Tetapidengan mempertimbangkan kekhawa-tirkan orang-orang tua di Putukrejo ter-hadap iman anak-anaknya, maka untukmemperoleh pengetahuan umum itulebih baik dianjurkan supaya anak-anaknya dimasukkan di sekolah umumyang terdapat dalam lingkungan Pon-dok Pesantren, seperti di Tebuireng,Rejoso, Kediri dan tempat-tempat laindi sekitar desa itu. Dengan demikian disamping anak-anak dapat memperolehpengetahuan umum, agamanya jugatetapi terpelihara karena hidup dalamlingkungan pesantren. Adapun kekha-watiran yang kedua, perlu dijelaskanbahwa jika anak-anaknya menjadianak-anak pandai maka kehidupannyasendiri akan lebih baik, atau bahkanbisa membantu membiayai orang tuanya yang sudah tua atau saudara-sauda-ranya yang memerlukan bantuan biaya;dan dengan demikian dapat membantuorang tuanya sekalipun tidak dalambidang pertanian. Atau mungkin jugakarena memperoleh pelbagai macamketrampilan dan kembali ke kampung-nya, mereka bisa merintis usaha-usahaindustri yang sesuai dengan keperluankampungnya.

52

8. Jika orang ingin menilai keberhasil-an pembangunan di desa Putukrejodengan jalan pemungutan zakat, makahal ini disebabkan karena beberapafaktor. Di antaranya ialah adanyabanyak persamaan di kalangan pendu-duk Putukrejo di bidang pendidikan,pekerjaan, asal keturuanan dan orienta-si keagamaan. Ditambah lagi strukturmasyarakatnya yang agamis, sehinggamemungkinkan digunakannya motif-motif keagamaan untuk menggerakkanpembangunan. Disamping itu jugakerja-sama yang erat antara pemerintahdan pemimpin-pemimpin masyarakatbersama-sama dengan orang-orangkaya. Adanya orang-orang kaya yangsecara langsung ikut memikirkan nasiborang-orang miskin inilah bahwa dalammelaksanakan zakat, pamong desa,para ulama dan orang-orang kaya mem-beri contoh. Masih ada lagi satu faktoryang menguntungkan pemungutanzakat di Putukrejo, yaitu adanya iklimyang baik lagi kegiatan pengumpulanzakat yang diciptakan oleh pemerintahKabupaten dan Provinsi. Sebenarnyapemungutan zakat bisa lebih ditingkat-kan lagi, dengan pengelolaan yang lebihrapih, perencanaan yang lebih matangdan peningk^tan penghasilan rakyatdesa Putukrejo.

KESIMPULAN

1. Pemerataan adalah salah satu tekan-

an yang ingin dicapai oleh usahapembangunan kita.

2. Untuk mencapai pemerataan,' disamping kerapian dalam pengelolaan, kejujuran atau ketrampilan,motivasi-motivasi untuk menggerakkan pembangunan bagi suatudaerah perlu digali dan ditumbuh-kan.

UNISIA 2.X.1I. 1988

Page 28: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

3. Desa Putukrejo yang seantero pen-duduknya Muslim dan suku Madura, sudah berada di jalan yang tepat,di mana motivasi zakat dibangkit-kan untuk membangun desa.

4. Untuk lebih meningkatkan hasilzakat, pengaturan pengelolaanzakat harus lebih ditingkatkan.

5. Dengan usaha apa pun, dilihat daxipenghasilan perorangan, rakyatdesa Putukrejo tidak bisa berpeng-hasilan melebihi hasil maksimum

. yang mungkin dapat diperoleh darihasil pertanian perdag^gan danjasa yang dilakukan oleh rakyatnyaseperti sekarang ini.

6. Oleh karena itu dua hal harus dila

kukan, yaitu transmigrasi dan in-dustrialisasi yang sesuai dengankemampuan desa. ,

7. Pendidikan ketrampilan dan umumperlu digiatkan di desa Putukrejo.

8. Agar pemilikan tanah tidak menjadimakin sempit, pelaksanaan hukumwaris supaya diatur sedemikianrupa, sehingga bukan tanahnya,tetapi hasil garapan tanahnya, yangwaris.

9. Apa yang dilakukan dengan pena-rikan zakat di desa Putukrejo itubisa juga diterapkan di desa dandaerah lain di Indonesia yang mem-punyai struktur dan isi yang hampirsama seperti desa Putukrejo itu.

10. Analog dengan Putukrejo dalam halpentingnya motivasi dalam pemba-ngunan, barangkali dapat juga diterapkan dengan menggall motivasi-motivasi agama Hindu untuk meng-gerakkan pembangunan di Bali,motivasi-motivasi yang bersumberpada agama Kristen untuk mengge-

UNISIA 2.X.II. 1988

rakkan pembangunan di daerahMinahasa, dan motivasi-maotivasiyang beremanasi dari agama KristenKatolik untuk menggerakkan pembangunan di daerah Timor-Timur.

Demikianlah laporan survei desaPutukrejo, Malang Selatan. Mudah-mudahan ada juga manfaatnya.

LAMPIRAN 1

Peta Daerah Pemukiman dan Jalan

Desa Putukrejo

Keterangan

masjid

rencana jalan

jalan keen

jalan lori

pemindahanpenduduksaluran irlgasi

EU jalan kereta api

LAMPIRAN 2

Nama-nama Pamong Desa Putukrejo

1. H.Mahmuji — Kepala Desa2. H. Junaedi — Carik.

3. Rosidah — Kamituo I.

4. Paksana — Kamituo II.

5. Sufaat — Kapetengan I.

6. Madrai — Kapetengan II.7. Ponirin — Kabayan I.

8. Nasuha — Kabayan II.9. H. Ali Umar — Kuwowo I.

10. Pakmunarsih — Kuwowo II.

11. Hariudin — Modin.

53

Page 29: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

Nama-nama Ulama Desa Putukrejo

1. KH.

2. KH.

3. KH. Abu

4. KH. Qasim5. KH. Husni

6. H. Romzi

7. Djunaedi8. H. Syamsuddin9. H. Mashudi

Abdurrahman

"Nur Hamidi

Abbas

55

52

52

38

40

42

44

40

40

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

LAMPIRAN 3

Skema Pelaksanaan Kerja BadanAmi! Zakat Desa Putukrejo

MUUAD

Musyawarah Ulama, Umara,Aghniya Desa

Rembug-DesaLembaga Sosial Desa

BAZ

Badan Amil Zakat

Pelaksana

Penghimpunan

Pelaksana

Pembina

Pelaksana

Pemanfaatan

LAMPIRAN 4

Musyawarah Ulama, Umara, AghniyaDesa (MUUAD)

PelindungKepala Desa : H. Mahmudji

Ketua :I. KH. Nur Hamidi

2. KH. A. Qasim

Bendahara

1. H. Romzi Mursidi

2. H. Abdul Wahab

Penulis

1. H.A. Djunaidi2. K.H.A. Qasim

Pembantu/Anggota

1. K.H. Abu Abas 5. H. Romzi Mursidi2. K.H. Husni 6. H. Ali Mustofa3. K.H. Badaruddin 7. H.M. Kamal4. H. Chalifah 8. H. Abdulkadir

54

LAMPIRAN 5

Lembaga Sosial Desa (LSD) Putukrejo

Penasihat

1. K.H. Nur Hamidi

2. K.H. Abdurrahman

3. K.H. Abu Abas

4. K.H.A. Qasim5. K.H. Husni

PelindungKepala Desa

PutukrejoH. Mahmudji

Ketua :

1. K.H.A. Djunaidi2. Mohammad Soleh

Penulis

1. Abdurohim

2. Hariyuddin

Bendahara

1.H.Romzil Mursidi

2.Achmad Mudani

Pembantu Umum

1. H. Abdulkadir 5. Ali Wafa

2. H. Badrurrosid 6. Pamong Desa

3. Mohammad Muslim 7. Anggota Hansip4. Mudani Faisol 8. Juru Air Desa

LAMPIRAN 6Struktur Organisasi

BAZ (Badan Amil Zakat) Putukrejo

Penasihat

1. K.H. Nur Hamidi

2. K.H. Abdurrahman

PelindungKepala Desa

H. Mahmudji

Ketua '1. K.H.A. Qasim2. K.H. Husni

Penulis1. Moch. Muslim2. Ali Wafa

Sie: Penghimpunan1. Pamong Desa2. Hansip

Bendahara1. H. Romzi Mursidi2. Achmad Mudani

Sie : Pembinaan1. KH. Badaruddin2. K.H. Abu AbasI

Sie : Pemanfaatan :1. K.H.A. Djunaidi2. Hariyuddin i

Pembantu :1. Moch. Soleh2. A. Ghozali-

Pembantu :

1. H. Ali Mustofa2. H.M. Kamal

UNISIA 2.X.I1. 1988

Page 30: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

LAMPIRAN 7

Hasil Pemungutan Zakat Desa Putukrejodari Tahun 1961-1978

TahunZakat Zuru' Zakat

TijarahUang

(rupiah)

Zakat Fitrah Mustahiq(orang)Padi

(kg)

Jagung

(kg)

Beras

(kg)

Jagung(kg)

1961 5500 2050 3450 1702 1600

1962 6665 3145 4125 1502 1550

1963 6711 3000 4370 2625 2400

1964 — — ——

1965 7050 4360 4160 1920 1250

1966 4200 1700 3795 3175 1200

1967 6700 5000 4270 2350 1225

1968 4211 5016 5720 1986 1280

1969 4160 8600 12.000 6126 1713 1300

1970 3050 5116 875.000 6500 1500 ' 1250

1971 r

1972 3600 2950 1702 7852 . 1285

1973 •5000 4500 7.019.400 1906 8331 1330

1974 6725 7250 3.500.000 2816 8556 1592

1975 7000 9250 1:900.000 3000 1250 1405

1976 5000 4230 800.000 2150 3200 1424

1977 12160 1250 3000 1700 955

1978 16230 1300 1750 3000

Keterangan :

— zakat///ra/i 2Vi kg per oraiig, dari bahan makanan orang yang berzakat.(berat atau jagung).

— zakat tijarah 2/2% (Rp. 10,00 per kwintal tebu).— zakat zuru' 10% (padi 12 kw, gabah kotor per nisab dan jagung 675 kg

per nisab).— Pembagiannya :

Zuru' — fakir 40% Fitrah — fakir-miskin §0%miskin 40% madrasah 10%

madrasah 10% amilin 10%

amilin 10%

UNISIA 2.X.1I. 1988 55

Page 31: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

LAMPIRAN 8

Gambaran Umum Hasil Zakat Desa Putukrejodari Tahun I97I-1978

Hasil Uang Laba Pengemba- Jumlah

Tahun Zakat Desa Usaha iian modal

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1971 2.000.000 350.000 2.350.000

1972 2.000.000 — 719.000 1.000.000 3.719.000

1973 2.300.000 350.000 1.350.000 3.719.000 7.019.000' ^1974 4.875.000 1.300.000 — — 6.175.000

1975 1.900.000 350.000 — — 2.250.000

1976 800.000 350.000 — — 1.150.000

1977 1.250.000 350.000 — 1.600.000 .

1978 1.400.000 550.000 —1.950.000

LAMPIRAN 9

Grafik Penimaan Zakat Desa PutukrejoDari Tahun 1970-1978

Juta Rp> 3

56

70.71 72 73 74 75 76 77 78 79

-Tahun

UNISIA 2.X.II. 1988

Page 32: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

LAMPIRAN 10

Penggunaan HasU Zakat Desa PutukrejoDari Tahun 1971-1978

Tahun Hasil Zakat Dipergundkan untuk Jumlah

1971 Rp. 2.350.000,00 *.diperdagangkan4 buah pos Hansip2 madrasah

Rp. 1.000.000,00Rp. 1.100.000,00Rp. 150.000,00

alat-alat kantor Rp 50.000,00

1972 Rp. 3.719.000,00 * pengerasan 800 mjalan ke Ganjaran

Rp. 700.000,00

1973 Rp. 7.019.000,00 * 127 lembu

200 kambing40 sepeda

5 mesin jahit bingkisanuang a' Rp. 1.500,00 kepada68 orang

Rp. 1.100.000,00Rp. 1.100.000,00Rp. 800.000,00Rp. 137.500,00Rp. 102.000,00

1974 Rp. 6.175.000,00 * 31 perumahan ukuran 5x7 mpengerasan 1000 m jalan.

Rp. 3.875,000,00Rp. 2.300.000,00

1975 Rp. 2.250.000,00 * 5 perumahan

pengerasan 1200 m jalanmadrasah

Rp. 875.000,00Rp. 1.275.000,00Rp. 100.000,00

1976 Rp. 1.150.000,00 * pengerasan 700 m jalankesejahteaanpendidikanalat-alat kantor

Rp. 1.004.500,00Rp. 75.000,00Rp. 50.000,00Rp. 24.500,00

1977 Rp. 1.600.000,00 * gedung zakatkesejahteraanalat-alat kantor

Rp. 1.400,000,00Rp. 150.000,00Rp; 50.000,00

1978 Rp. 1.950.000,00 * gedung zakatkesejahteraanpendidikanalat-alat kantor

Rp. 1,400.000,00Rp. 300.000,00Rp. 200.000,00Rp. 50.000,00

UNISIA 2.X.II. 1988 57

Page 33: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

LAMPIRAN 11

Rincian Penggunaan Hasil Zakat dalam Prosentaseuntuk kesejahteraan Masyarakat Desa Putukrejo

dari Tahun 1971-1978

Bidang Tahun Bentuk

1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978

Peribadatan 5Vo 5% 5% 5% 5% 5% 5% 10 langgar

Jalan 10% 10% 10% 10% 5.00 m penge-

rasan jalan

Jembatan 5% 5% 5% 2 buah jembatan

Pos keamanan 5% 5% 5% 6 buah pos

Biaya keamanan 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 1200 orang

Perekonomian 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 150 fakir-miskin

Pendidikan 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 2 buah madra

sah

Perumahan 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 170 rumah

Kesehatan 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 100 orang

Amil 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% Administrasi/

amil

Listrik

20% 80 tiang danperluasanjaringan

Lain-Iain.

Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% :oo%

- 58 UNISIA 2.X.I1. 1988

Page 34: Desa Putukrejo, Malang Selatan - Journal Portal

CO

K)

X

toCOCO

Ol(O

LAMPIRAN 12Grqfik Perkembangan Zakat Desa PutukrejoZakat — Tahun

Kepala Keluarga

1971" 1972 1973 | 1974 | 1975 | 1976 | 1977 | 1978 | 1979 | 71/72 | 73/74 | 75/76 | 77/78 | 79/80

Keterangan: A = Zakat Tijarah C - Zakat Zuru' jagungB = Zakat Zuru' padi D = Zakat Beras

572

475

425

380

E = Zakat Jagung pilihan