perkembangan tulang

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian tubuhnya saja sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya kerjasama anatar tulang dan otot. Tulang tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut sebagai alat gerak pasif. Sednagkan otot mempunyai kemmapuan untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh karena itu otot disebut sebagai alat gerak pasif. Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang 1

Upload: rendong

Post on 08-Apr-2016

140 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Sistem Muskuloskeletal

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Tulang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian

tubuhnya saja sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi

karena adanya kerjasama anatar tulang dan otot. Tulang tidak mempunyai

kemampuan untuk menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut

sebagai alat gerak pasif. Sednagkan otot mempunyai kemmapuan untuk

berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh

karena itu otot disebut sebagai alat gerak pasif.

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari

otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot

adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia

menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh

yang terdiri dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh

mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi

bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,

misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-

paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-

tulang kostae (iga).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.Apa itu sistem musculoskeletal ?

2.Bagaimana daur pembentukan sistem musculoskeletal?

2.Bagaimana klasifikasi dan struktur tulang ?

3.Bagaimana struktur otot tubuh dan struktur ekstreminitas ?

1

Page 2: Perkembangan Tulang

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.   Agar mampu memahami tentang definisi system muskuloskeletal.

2.  Untuk mengetahui daur pembentukan sistem muskuluskeletal.

3.  Agar dapat memahami pengklasifikasian dan struktur dari tulang.

6.  Agar dapat memahami struktur otot tubuh dan struktur ekstreminitas.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan malakah ini adalah :

1. Untuk dapat mengetahui tentang pengertian dari system muskuloskeletal

beserta daur pembentukannya.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi teman-teman dalam mempelajari

pengertian lebih jauh dari system muskuloskeletal itu.

2

Page 3: Perkembangan Tulang

BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Perkembangan Tulang

Tulang di bentuk oleh osteoblas yang merupakan sel-sel masenkim khusus.

Osteoblas mensekresi substansi interseluler, yang di sebut osteoid, yang pada

mulanya terdiri dari substansi dasar lunak dan serabut-serabut kalogen.

Osteoblas berkembang menjadi osteosid, sel-sel tulang yang definitif. Pada

saat yang sama osteoklas multinuklear berkembang menjadi sel-sel yang

berhubungan dengan resorbsi dan pembentukan kembali tulang.

Osifikasi intermembranosa, atau osteogenesis membranacea adalah

perkembangan suatu tulang dari jaringan penyambung. Yang terakhir ini

banyak mengandung sel masenkim yang berkembang melalui osteoblas

menjadi osteosit. Pada waktu yang sama pula osteoklas berkembang dsn

serabut-serabut kalogen muncul.

Tempurung tengkorak, tulang-tulang wajah dan selengka berkembang

menjadi tulang membranosa. Bagian-bagian rangka yang tadinya merupakan

tulang rawan perlu mengalami osifikasi kondral, osteogenesis cartilainea bila

berubanh menjadi tulang.

Prasyarat untuk pergantian pembentukan tulang adalah kondroklas,

merupakan sel jaringan penyambung yang mengalami didefernsiasi, yang

menyingkirkan tulang rawan dan memnugkinkan osteoblas membentuk

tulang. Ada dua jenis pergantian pembentukan tulang yang dikenal sebagai

endokondral dan perikondral. Osifikasi endokondral dimulai dalam tulang

rawan dekat epifisis. Epifisis terdapat pada ujung tulang panjang, bagian

batangnya di sebut diafisis.

3

Page 4: Perkembangan Tulang

Lempeng epifisial ( lempeng pertumbuhan ) di perlukan untuk

pertumbuhan arah memenjang dan membentuk lapisan antara epifisis dan

diafisis. Dalam tulang rawan epifisis terjadi proses osifikasi dalam zona yang

terpisah. Pertama yang terdapat dalam epifisis adalah zona caping, zona ini

merupakan zat rawan hialin yang tidak di pengaruhi oleh pembentukan

tulang. Berikutnya pada daerah ini terdapat “tulang rawan istirahat” yang

merupakan kolom-kolom sel tulang rawan yaitu yang di sebut zona

pertumbuhan. Disini sel tulang rawan membelah dan bertambah jumlahnya.

Peristiwa ini di lanjutkan dengan zona destruksi tulang rawan dan akan terjadi

pemecahan tulang rawan oleh kondroklas-kondroklas dan di ikuti oleh

pembentukan tulang oleh osteoblas. Sisa-sisa tulang rawan yang masih ada

dapat dibedakan dengan tulang endokondral dan perikondral pada diafisis.

Sisa-sisa tulang tersebut secara sekunder di gantikan oleh tulang perikondral.

Tulang endokondral di hancurkan olehosteoklas yang mengalamiimigrasi.

Penambahan penebalan di bagian diafisis akibat dari pengendapan

bahan-bahan tulang baru pada permukaan luar di bawah lapisan seluler

periosteum. Rongga sumsum tulang menjadi lebih besar sebagai akibat

perusakan tulang. Seluruh proses pertumbuhan di atur oleh hormon.

4

Page 5: Perkembangan Tulang

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system

musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari

         Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen

         Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan

mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan

rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang -tulang yang

memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai

kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. 

Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,

misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-

paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-

tulang kostae (iga).

3.2 Daur Perkembangan Sistem Rangka

Sistem rangka berkembang dari mesoderm ( lapisan somatik )

paraksial dan lempeng lateral serta dari krista neuralis. Mesoderm paraksial

membentuk sederetan balok-balok jaringan bersegmen pada masing-masing

sisi tuba neuralis, yang di kenal sebagai somitomer di daerah kepala dan

somit dari daerah oksipital ke kaudal.

Somit berdiferensiasi menjadi suatu bagian ventromedial, sklerotora dan

bagian dorsolateral dermomiotom. Pada akhir minggu ke empat, sel-sel

sklereton menjadi polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang terjalin

longgar yang dikenal yang khas bagi sel mesenkim atau jaringan penyambung

5

Page 6: Perkembangan Tulang

mudigah. Merupakan hal ynag khas bagi sel masenkim untuk berpindah dan

berdiferensasi ke segala arah. Sel-sel masenkim ini dapat menjadi fibroblas,

kondoblas, atau osteoblas ( sel pembentuk tulang ).

Kemampuan masenkim untuk membentuk tulang tidak terbatas

pada sel sklereton saja, tetapi juga terjadi di lapisan mesoderm somatik

dinding tubuh, ikut serta dengan sel-sel mesoderm untuk membentuk gelang

panggul dan gelang bahu serta tulang-tulang gelang bahu dan panggul serta

tulang panjang dan ekstremitas. Telah di perlihatkan pula bahwasannya sel-

sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi menjadi masenkin dan

turut serta pada pembentukan tulang-tulang muka dan tengkorak. Somit dan

somiter oksipital juga ikut serta membentuk kubah tengkorak dan dasar

tengkorak.

3.2.1 Tengkorak

Tengkorak dapat dibagi menjadi dua bagian : Neurokranium yang

membentuk batok pelindung di sekitar otak, den sedangkan

viserokranium yang membentuk kerangka wajah.

a. Neurokranium

Neurokranium di bagi menjadi dua bagian : (a) bagian membranosa

yang terdiri atas tulang-tulang pipih, yang mengelilingi otak sebagai

suatu kubah dan (b) bagian kartilaginosa atau kondrokarnium yang

membentuk tulang-tulang besar tengkorak.

Neuorkranium Membranosa

Atap dan sebagian besar sisi tulang tengkorak berkembang dari

sel-sel krista neuralis, hanya daerah oksipital dan bagian posterior

rongga mata berasal dari mesoderm paraksial. Masenkim yang berasal

dari kedua sumber ini membungkus otak dan mengalami penulangan

membranosa. Akibatnya terbentuklah sejumlah tulang pipih

6

Page 7: Perkembangan Tulang

membranosa yang ditandai dengan terdapatnya spikula-spikula tulang

berbentuk seperti jarum. Spikula ini secara progresif menyebar dari

pusat penulangan primer ke arah tepi. Dengan berlanjutnya

pertumbuhan pada massa janin dan setelah kelahiran, tulang

membranosa membesar dengan diletakkannya lapisan-lapisan baru

pada atas permukaan luar, dan secara bersamaan di ikuti oleh resorbsi

osteoklustik dari arah dalam.

Neurokranium Kondrokranium

Neurokranium kondrokranium tengkorak ini mula-mula terdiri atas

sejumlah kartilago yang terpisah-pisah. Yang terletak di depan batas

rostral korda dorsalis, yang berakhir setinggi kelenjar hipofise di

tengah-tengah sella turiksa, berasal dari sel-sel krista neuralis dan

membentuk kondrokranium prakordal. Bila kartilago-kartilago ini

menyatu dan menulang melalui penulsngsn endokondral, terbentuklah

dasar tengkorak.

Dasar tulang oksipital terbentuk oleh kartilago paradokral dan

korpus tiga sklereton oksipital. Di sebelah rostral lempeng dasar

oksipital terdapat kartilago hipofisis dan trabekula kranii. Kartilago-

kartilago ini segera menyatu membentuk korpus tulang sfenoid dan

ethmoid. Dengan cara ini terbentuklah suatu lempengkartilago median

yang berjalan dari daerah nassal hingga tepi depan foramen magnum.

7

Page 8: Perkembangan Tulang

b. Viserokranium

Viserokranium terdiri atas tulang-tulang wajah dan terutama di bentuk

oleh dua lengkung faring pertama. Lengkung yang pertama

membentuk bagian dorsal, yaitu prosesus maksillaris, yang berjalan ke

depan di bawah daerah mata dan membentuk os mksilaris, os

zigomatikum dan sebagian os temporalis. Badian ventral dikenal

sebagai prosesus mandibularis dan mengandung kartilao meekel.

Masenkim di sekitar kartilago meekel memedat dan menulang dengan

penulangan membranosa untuk membentuk mandibula. Kartilago

meekel menghilang kecuali pada ligamentum sfenomandibularis.

Ujung dorsal prosesus mandibularis, bersama dengan lengkung faring

kedua, kemudian membentuk inkus, malleus dan stapes. Penulangan

ketiga tulang kecil ini di mulai pada bulan keempat sehingga tulang-

tulang ini merupakan tulang yang pertama kali mengalami penulangan

sempurna. Masenkim untuk pembentukan tulang-tulang wajah berasal

dari sel-sel krista neuralis, termasuk tulang hidung dan tulang mata

( os lakrimalis).

8

Page 9: Perkembangan Tulang

3.2.2 Anggota Badan

Tunas anggota badan mulai nempak sebagai kantung-kantung

keluar pada akhir perkembangan minggu keempat . Pada mulanya

tunas-tunas ini terdiri atas suatu inti masenkim, yang berasal dari

lapisan somatik mesoderm lempeng lateral yang akan membentuk

tulang-tulang dan jaringan penyambung anggota badan, dan di

bungkus oleh selapis ekstoderm kuboid. Mesenkim memberi sinyal

sinyal kepada ektoderm di ujung anggota badan untuk menebal dan

membentuk rigi ekstodermal apeks (REA). Selanjutnya rigi ini

memberikan pengaruh induktif pada masenkim di bawahnya. Jadi,

mesenkim yang berada di dekat REA tetap sebagai populasi yang tak

terdefernsiasi, sel yang berpoliferasi dengan cepat, sementara sel yang

terletak jauh dari pengaruh REA mulai berdeferensiasi menjadi

kartilago dan otot. Dengan cara ini, perkembangan anggota badan

berjalan dengan arah proksimodistal.

Pada mudigah berusiah 6 minggu, bagian ujung tunas anggota

badan menjadi pipih membentuk lempeng tangan dan lempeng kaki

dan di pisahkan dari segmen proksimal oleh sebuah penyempitan

melingkar. Selanjutnya penyempitan kedua membagi bagian

proksimal tersebut menjadi dua segmen, dan dan baian-bagian utama

anggota badan sudah mulai dapat dikenali. Jari-jari tangan dan kai

terbentuk ketika kematian sel di REA memisahkan rigi menjadi lima

bagian . pembentukan jari selanjutnya tergantung pada kelanjutan

pertumbuhan meraka di bawah pengaruh kelima segmen rigi

ekstoderm tersebut, kondensasi mesenkim untuk membentuk garis

jari-jari kartilago tersebut. Pembuatan pola jari-jari tergantung pada

sekelompok sel yang terletak di dasar anggota badan pada tepi

posteriornya, yang di kenal sebagai zona aktifitas polarisasi (ZAP).

Sel-sel ini menentukan gradien morfogen yang tampaknya melibatkan

9

Page 10: Perkembangan Tulang

asam retinoat ( vitamin A ) dan sederatan gen homeoboks untuk

menghasilkan urutan jari yang normal.

Perkembangan anggota badan atas dan bawah adalah sam, kecuali

bahwa morfogenesis anggota badan bawah kira-kira 1-2 hari di

belakang anggota badan atas. Juga, selama kehamilan minggu ke-7,

anggota badan melakukan rotasi dengan arah yang berlawanan.

Anggota badan atas memutar 90 ̊̊ ke lateral, sehingga otot-otot

ekstensor terletak di permukaan lateral dan posterior dan ibu jari

terletak di sebelah lateral, sedangkan anggota badan bawah berputar

sekitar 90 ̊̊ ke medial, sehingga otot-otot ekstensor terletak di

permukaan anterior dan ibu jari kaki terletak di sebelah medial.

Pada waktu lahir, diafisis tulang biasanya telah menjadi tulang

seluruhnya, namun kedua ujungnya yang di sebut epifisis, tetap

berupa kartilago. Akan tetapi segera setelah itu pusat-pusat

penulangan mulai tumbuh di epifisis. Untuk sementara waktu masih

terdapat lempeng kartilago di antara pusat penulangan diafisis dan

epifisis. Lempeng ini, yang disebut lempeng epifisis, memainkan

peranan penting pada pertumbuhan panjang tulang. Pada kedua sisi

lempeng ini, penulangan endokondral berlangsung terus. Apabila

tulang telah mencapai panjangnya yang penuh, lempeng epifisis

menghilang dan epifisis bersatu dengan badan tulang.

3.2.3 Kolumna Vertebralis

Berasal dari sel-sel sklerotom yang berpindah posisi mengelilingi

medula spinalis dan notokord. Bagian kaudal masing-masing

sklerotom mengalami proliferasi dan memadat serta meluas ke

jaringan antara segmen dibawahnya, terjadi perlekatan setengah

kaudal sklerotom dengan setengah sefalik sklerotom di bawahnya.

Sel-sel yang terletak diantara bagian sefalik dan kaudal segmen

sklereton asal tidak berpoliferasi dan mengisi ruangan di antara dua

10

Page 11: Perkembangan Tulang

korpus vertebra prekartilaginosa. Dengan demikian ikut ambil dalam

bagian pembentukan cakram antar ruas (diskus invertebralis ).

3.2.4 Iga dan Sternum

Iga terbentuk dari prosesus-prosesus iga dari vertebra torakal dan

dengan demikian berasal dari bagian sklereton dari mesoderm

paraaksial. Sternum berkembang sendiri dalam mesoderm somatik di

dinding tubuh bagian ventral. Dua pita sternum terbentuk pada sisi

kanan dan garis tengah dan keduanya akhirnya menyatu membentuk

model kartilago untuk manubrium, sternum dan prosesus xipoideus.

3.3 Sistem Otot

Sistem otot berkembang dari lapisan benih mesoderm piala optik dan

terdiri dari otot rangka, otot polos dan otot jantung. Otot rangka berasal

dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari daerah oksipital ke

sakral dan somitometer di kepala. Otot polos berdiferensiasi dari mesoderm

splanknik di sekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal dari

mesoderm splanknik disekitar tabung jantung.

3.3.1 Muskulatur Skeletal Otot Lurik

Somit dan somitomer membentuk otot-otot untuk rangka

aksia, dinding tubuh, anggota badan, dan kepala. Dari daerah oksipital

ke kaudal, somit membentuk dan berdiferensiasi menjadi memanjang

serta berbentu gelendong. Sel-sel ini, yang disebut mioblas, saling

menyatu dan membentuk serabut otot panjang berinti majemuk.

Miofibril segera nampak didalam sitoplasma, dan menjelang bulan

ketiga, nampak gambaran seran-lintang yang khas untuk otot rangka.

Proses serupa terjadi pula tujuh somitomer yang terletak didaerah

kepala sebelah rostral somit-somit oksipital.

11

Page 12: Perkembangan Tulang

Pola pembentukan otot dikendalikan oleh jaringan penyambung

dimana mioblas bermigrasi. Di daerah kepala, jaringan penyambung ini

berasal dari sel-sel krista neoralis, di daerah servikal dan oksipital,

berasal dari mesoderm somit dan didinding tubuh serta di anggota

badan, berasal dari mesoderm somatik.

Menjelang akhir minggu kelima, setiap miotom terbagi menjadi

satu bagian dorsal yang kecil, epimer, dan satu bagian ventral yang

lebih besar, hipomer, yang terbentuk karena migrasi sel-sel miotom.

Mioblas-mioblas dari epimer membentuk otot ekstentor tulang

belakang, sedangkan yang berasal dari hipomer membentuk sistem otot

fleksor lateral dan ventral. Mioblas dari hipomer servikal mentuk otot

skalenus, genio hioideus dan maskuli paravertebrales. Mioblas yang

berasal yang berasal dari segmen toraks terbagi menjadi tiga lapisan,

yang di dada diwakili oleh m. Interkostaliseksterna, m. Interkostalis

interna, dan m. Transversus torakis. Pada dinding perut, ketiga

lapisan otot ini terdiri atas m. Oblikus eksternus, m. Oblikus

internus, dan m. Transversus abdominis. Karena ada iga, otot di

dinding dada mempertahankan ciri segmentalnya, sedangkan pada

dinding perut, otot-otot yang berasal dari berbagai segmen bersatu

membentuk lembar-lembar jaringan otot yang lebar. Moiblas dari

hipoblas segmen lumbal membentuk m. Kuadratus lumborum,

sementara yang berasal dari daerah sakral dan koksigeal membentuk

diafragma panggul dan otot-otot lurik anus.

3.3.2 Otot-Otot Kepala

Semua otot volunter daerah kepala barasal dari mesoderm

paraksial (somitomer dan somit), termasuk otot-otot lidah, mata

(kecuali otot iris, yang berasal dari ektoderm piala mata), dan yang

berhubungan dengan lengkungan-lengkungan faring (viserial). Pola

12

Page 13: Perkembangan Tulang

pembentukan otot di kepala diarahkan oleh elemen-elemen jaringan

penyambung yang berasal dari sel-sel krista neuralis.

3.3.3 Otot-Otot Anggota Badan

Petunjuk pertama otot-otot anggota badan diamati pada

perkembangan minggu ketujuh sebagai pemadatan mesenkim didekat

tunas anggota badan. Mesenkim ini berasal dari sel-sel dermomiotom

somit yang bermigrasi ke tunas anggota badan untuk membentuk otot.

Seperti di daerah lainya, jaringan penyambung menentukan pola

pembentukan otot dan jaringan ini berasal dari mesoderm somatik,

yang juga menghasilkan tulang-tulang anggota badan.

Dengan memanjangnya tunas anggota badan, jaringan otot

terpecah menjadi komponen fleksor dan ekstentor. Sekalipun pada

mulanya otot-otot anggota badan memiliki sifat bersegmen, dengan

berjalanya waktu otot-otot ini bersatu dan kemudian tersusunlah

jaringan otot yang berasal dari berbagai segmen.

Tunas anggota badan atas terletak berhadapan dengan lima segmen

leher bagian bawah dan dua segmen dada bagian atas, dan tunas-tunas

anggota badan bawah terletak berhadapan dengan empat segmen lumbal

bagian bawah serta dua segmen sakral bagian atas. Segera seteklah

tunas terbentuk, saraf-sarafitu masuk dengan cabang dorsal dan ventral

yang terpisah, tetapi tidak lama kemudian cabang-cabang ini bersatu

membentuk saraf-saraf dorsalis dan ventralis yang besar. Dengan

demikian, nervus radialis, yang mempersarafi otot-otot ekstentor,

terbentuk melalui penggabungan cabang-cabang segnen dorsa,

sementara nervus ulnaris dan medianus, yang mempersarafi sistem

otak fleksor, terbentuk melalui penggabungan cabang-cabang ventral.

Segera setelah sara-saraf tersebut memasuki tunas anggota badan,

terjalinlah penyatuan yang erat dengan pemampatan mesodermyang

sedang berdiferensiasi, dan penyatuan awal antara saraf dan sel otot

13

Page 14: Perkembangan Tulang

yang sedang berdiferensiasi ini merupakan suatu prasyarat untuk

diferensiasi fungsional yang sempurna.

3.4 Perkembangan Tulang Dewasa

Pada masa anak2 sampai usia remaja, secara normal mineral tulang akan

meningkat secara progresif sam-pai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28

tahun (wa-nita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki2) menurut beberapa ahli

puncak kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran

kepadatan tu-lang & kekuatan tulang yg progresif (laki2 & wanita) mulai

terjadi pada awal usia 20-an. Penurunan kepadatan tulang akan disertai

dengan me-ningkatnya porositas tulang. Wanita cenderung memiliki tulang

yang lebih kecil & area tulang kortikal yang lebih kecil daripada laki2.

Perubahan kekuatan tulang juga terjadi pada laki2 te-tapi laki2 mengalami

perubahan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan wanita

3.5 Pertumbuhan Tulang pada Lansia

Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30

tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang

merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium

terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan

phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.

3.6  Struktur Otot Tubuh

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai

tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot

polos dan otot jantung.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme

maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Sel otot

merupakan sel dengan banyak nuclei yang terjadi karena proses fusi dari

sel mioblas. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :

Otot lurik, Otot polos, Otot jantung

14

Page 15: Perkembangan Tulang

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang

melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian

rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna

vertebra, sternum dan tulang iga.

Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis,

dan tulang lengan serta tungkai. Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara

dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur

(berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang

berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian

tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang

mungkin dilakukan pada persendian).

4.2. Saran

Demi kebaikan dan kesempurnaan makalah (Anatomi

Muskuloskenetal) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang

membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskenetal) ini.

Yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang

membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskenetal) ini.

15

Page 16: Perkembangan Tulang

DAFTAR PUSTAKA- Kahle Werner,1997.Atlas Sistem Lokomotor. Jakarta: Hipokrates

- Salder.T.W.1996.Embriologi Kedokteran Langman ke-7.Jakarta:EGC

- Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran.

- Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta:

penerbit buku kedokteran.

- Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: penerbit

buku kedokteran.

- www.getbodysmart.com/ap/…/skeleton/menu/menu.html . Diakses pada ....

- http://kinanta-biologi.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-tulang-rangka-

pada-manusia.html. Diakses pada tanggal ....

16