perkembangan tulang
DESCRIPTION
Sistem MuskuloskeletalTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian
tubuhnya saja sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi
karena adanya kerjasama anatar tulang dan otot. Tulang tidak mempunyai
kemampuan untuk menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut
sebagai alat gerak pasif. Sednagkan otot mempunyai kemmapuan untuk
berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh
karena itu otot disebut sebagai alat gerak pasif.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari
otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot
adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh
yang terdiri dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi
bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-
tulang kostae (iga).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.Apa itu sistem musculoskeletal ?
2.Bagaimana daur pembentukan sistem musculoskeletal?
2.Bagaimana klasifikasi dan struktur tulang ?
3.Bagaimana struktur otot tubuh dan struktur ekstreminitas ?
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mampu memahami tentang definisi system muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui daur pembentukan sistem muskuluskeletal.
3. Agar dapat memahami pengklasifikasian dan struktur dari tulang.
6. Agar dapat memahami struktur otot tubuh dan struktur ekstreminitas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan malakah ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui tentang pengertian dari system muskuloskeletal
beserta daur pembentukannya.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi teman-teman dalam mempelajari
pengertian lebih jauh dari system muskuloskeletal itu.
2
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Perkembangan Tulang
Tulang di bentuk oleh osteoblas yang merupakan sel-sel masenkim khusus.
Osteoblas mensekresi substansi interseluler, yang di sebut osteoid, yang pada
mulanya terdiri dari substansi dasar lunak dan serabut-serabut kalogen.
Osteoblas berkembang menjadi osteosid, sel-sel tulang yang definitif. Pada
saat yang sama osteoklas multinuklear berkembang menjadi sel-sel yang
berhubungan dengan resorbsi dan pembentukan kembali tulang.
Osifikasi intermembranosa, atau osteogenesis membranacea adalah
perkembangan suatu tulang dari jaringan penyambung. Yang terakhir ini
banyak mengandung sel masenkim yang berkembang melalui osteoblas
menjadi osteosit. Pada waktu yang sama pula osteoklas berkembang dsn
serabut-serabut kalogen muncul.
Tempurung tengkorak, tulang-tulang wajah dan selengka berkembang
menjadi tulang membranosa. Bagian-bagian rangka yang tadinya merupakan
tulang rawan perlu mengalami osifikasi kondral, osteogenesis cartilainea bila
berubanh menjadi tulang.
Prasyarat untuk pergantian pembentukan tulang adalah kondroklas,
merupakan sel jaringan penyambung yang mengalami didefernsiasi, yang
menyingkirkan tulang rawan dan memnugkinkan osteoblas membentuk
tulang. Ada dua jenis pergantian pembentukan tulang yang dikenal sebagai
endokondral dan perikondral. Osifikasi endokondral dimulai dalam tulang
rawan dekat epifisis. Epifisis terdapat pada ujung tulang panjang, bagian
batangnya di sebut diafisis.
3
Lempeng epifisial ( lempeng pertumbuhan ) di perlukan untuk
pertumbuhan arah memenjang dan membentuk lapisan antara epifisis dan
diafisis. Dalam tulang rawan epifisis terjadi proses osifikasi dalam zona yang
terpisah. Pertama yang terdapat dalam epifisis adalah zona caping, zona ini
merupakan zat rawan hialin yang tidak di pengaruhi oleh pembentukan
tulang. Berikutnya pada daerah ini terdapat “tulang rawan istirahat” yang
merupakan kolom-kolom sel tulang rawan yaitu yang di sebut zona
pertumbuhan. Disini sel tulang rawan membelah dan bertambah jumlahnya.
Peristiwa ini di lanjutkan dengan zona destruksi tulang rawan dan akan terjadi
pemecahan tulang rawan oleh kondroklas-kondroklas dan di ikuti oleh
pembentukan tulang oleh osteoblas. Sisa-sisa tulang rawan yang masih ada
dapat dibedakan dengan tulang endokondral dan perikondral pada diafisis.
Sisa-sisa tulang tersebut secara sekunder di gantikan oleh tulang perikondral.
Tulang endokondral di hancurkan olehosteoklas yang mengalamiimigrasi.
Penambahan penebalan di bagian diafisis akibat dari pengendapan
bahan-bahan tulang baru pada permukaan luar di bawah lapisan seluler
periosteum. Rongga sumsum tulang menjadi lebih besar sebagai akibat
perusakan tulang. Seluruh proses pertumbuhan di atur oleh hormon.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen
Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan
rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang -tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai
kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.
Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-
tulang kostae (iga).
3.2 Daur Perkembangan Sistem Rangka
Sistem rangka berkembang dari mesoderm ( lapisan somatik )
paraksial dan lempeng lateral serta dari krista neuralis. Mesoderm paraksial
membentuk sederetan balok-balok jaringan bersegmen pada masing-masing
sisi tuba neuralis, yang di kenal sebagai somitomer di daerah kepala dan
somit dari daerah oksipital ke kaudal.
Somit berdiferensiasi menjadi suatu bagian ventromedial, sklerotora dan
bagian dorsolateral dermomiotom. Pada akhir minggu ke empat, sel-sel
sklereton menjadi polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang terjalin
longgar yang dikenal yang khas bagi sel mesenkim atau jaringan penyambung
5
mudigah. Merupakan hal ynag khas bagi sel masenkim untuk berpindah dan
berdiferensasi ke segala arah. Sel-sel masenkim ini dapat menjadi fibroblas,
kondoblas, atau osteoblas ( sel pembentuk tulang ).
Kemampuan masenkim untuk membentuk tulang tidak terbatas
pada sel sklereton saja, tetapi juga terjadi di lapisan mesoderm somatik
dinding tubuh, ikut serta dengan sel-sel mesoderm untuk membentuk gelang
panggul dan gelang bahu serta tulang-tulang gelang bahu dan panggul serta
tulang panjang dan ekstremitas. Telah di perlihatkan pula bahwasannya sel-
sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi menjadi masenkin dan
turut serta pada pembentukan tulang-tulang muka dan tengkorak. Somit dan
somiter oksipital juga ikut serta membentuk kubah tengkorak dan dasar
tengkorak.
3.2.1 Tengkorak
Tengkorak dapat dibagi menjadi dua bagian : Neurokranium yang
membentuk batok pelindung di sekitar otak, den sedangkan
viserokranium yang membentuk kerangka wajah.
a. Neurokranium
Neurokranium di bagi menjadi dua bagian : (a) bagian membranosa
yang terdiri atas tulang-tulang pipih, yang mengelilingi otak sebagai
suatu kubah dan (b) bagian kartilaginosa atau kondrokarnium yang
membentuk tulang-tulang besar tengkorak.
Neuorkranium Membranosa
Atap dan sebagian besar sisi tulang tengkorak berkembang dari
sel-sel krista neuralis, hanya daerah oksipital dan bagian posterior
rongga mata berasal dari mesoderm paraksial. Masenkim yang berasal
dari kedua sumber ini membungkus otak dan mengalami penulangan
membranosa. Akibatnya terbentuklah sejumlah tulang pipih
6
membranosa yang ditandai dengan terdapatnya spikula-spikula tulang
berbentuk seperti jarum. Spikula ini secara progresif menyebar dari
pusat penulangan primer ke arah tepi. Dengan berlanjutnya
pertumbuhan pada massa janin dan setelah kelahiran, tulang
membranosa membesar dengan diletakkannya lapisan-lapisan baru
pada atas permukaan luar, dan secara bersamaan di ikuti oleh resorbsi
osteoklustik dari arah dalam.
Neurokranium Kondrokranium
Neurokranium kondrokranium tengkorak ini mula-mula terdiri atas
sejumlah kartilago yang terpisah-pisah. Yang terletak di depan batas
rostral korda dorsalis, yang berakhir setinggi kelenjar hipofise di
tengah-tengah sella turiksa, berasal dari sel-sel krista neuralis dan
membentuk kondrokranium prakordal. Bila kartilago-kartilago ini
menyatu dan menulang melalui penulsngsn endokondral, terbentuklah
dasar tengkorak.
Dasar tulang oksipital terbentuk oleh kartilago paradokral dan
korpus tiga sklereton oksipital. Di sebelah rostral lempeng dasar
oksipital terdapat kartilago hipofisis dan trabekula kranii. Kartilago-
kartilago ini segera menyatu membentuk korpus tulang sfenoid dan
ethmoid. Dengan cara ini terbentuklah suatu lempengkartilago median
yang berjalan dari daerah nassal hingga tepi depan foramen magnum.
7
b. Viserokranium
Viserokranium terdiri atas tulang-tulang wajah dan terutama di bentuk
oleh dua lengkung faring pertama. Lengkung yang pertama
membentuk bagian dorsal, yaitu prosesus maksillaris, yang berjalan ke
depan di bawah daerah mata dan membentuk os mksilaris, os
zigomatikum dan sebagian os temporalis. Badian ventral dikenal
sebagai prosesus mandibularis dan mengandung kartilao meekel.
Masenkim di sekitar kartilago meekel memedat dan menulang dengan
penulangan membranosa untuk membentuk mandibula. Kartilago
meekel menghilang kecuali pada ligamentum sfenomandibularis.
Ujung dorsal prosesus mandibularis, bersama dengan lengkung faring
kedua, kemudian membentuk inkus, malleus dan stapes. Penulangan
ketiga tulang kecil ini di mulai pada bulan keempat sehingga tulang-
tulang ini merupakan tulang yang pertama kali mengalami penulangan
sempurna. Masenkim untuk pembentukan tulang-tulang wajah berasal
dari sel-sel krista neuralis, termasuk tulang hidung dan tulang mata
( os lakrimalis).
8
3.2.2 Anggota Badan
Tunas anggota badan mulai nempak sebagai kantung-kantung
keluar pada akhir perkembangan minggu keempat . Pada mulanya
tunas-tunas ini terdiri atas suatu inti masenkim, yang berasal dari
lapisan somatik mesoderm lempeng lateral yang akan membentuk
tulang-tulang dan jaringan penyambung anggota badan, dan di
bungkus oleh selapis ekstoderm kuboid. Mesenkim memberi sinyal
sinyal kepada ektoderm di ujung anggota badan untuk menebal dan
membentuk rigi ekstodermal apeks (REA). Selanjutnya rigi ini
memberikan pengaruh induktif pada masenkim di bawahnya. Jadi,
mesenkim yang berada di dekat REA tetap sebagai populasi yang tak
terdefernsiasi, sel yang berpoliferasi dengan cepat, sementara sel yang
terletak jauh dari pengaruh REA mulai berdeferensiasi menjadi
kartilago dan otot. Dengan cara ini, perkembangan anggota badan
berjalan dengan arah proksimodistal.
Pada mudigah berusiah 6 minggu, bagian ujung tunas anggota
badan menjadi pipih membentuk lempeng tangan dan lempeng kaki
dan di pisahkan dari segmen proksimal oleh sebuah penyempitan
melingkar. Selanjutnya penyempitan kedua membagi bagian
proksimal tersebut menjadi dua segmen, dan dan baian-bagian utama
anggota badan sudah mulai dapat dikenali. Jari-jari tangan dan kai
terbentuk ketika kematian sel di REA memisahkan rigi menjadi lima
bagian . pembentukan jari selanjutnya tergantung pada kelanjutan
pertumbuhan meraka di bawah pengaruh kelima segmen rigi
ekstoderm tersebut, kondensasi mesenkim untuk membentuk garis
jari-jari kartilago tersebut. Pembuatan pola jari-jari tergantung pada
sekelompok sel yang terletak di dasar anggota badan pada tepi
posteriornya, yang di kenal sebagai zona aktifitas polarisasi (ZAP).
Sel-sel ini menentukan gradien morfogen yang tampaknya melibatkan
9
asam retinoat ( vitamin A ) dan sederatan gen homeoboks untuk
menghasilkan urutan jari yang normal.
Perkembangan anggota badan atas dan bawah adalah sam, kecuali
bahwa morfogenesis anggota badan bawah kira-kira 1-2 hari di
belakang anggota badan atas. Juga, selama kehamilan minggu ke-7,
anggota badan melakukan rotasi dengan arah yang berlawanan.
Anggota badan atas memutar 90 ̊̊ ke lateral, sehingga otot-otot
ekstensor terletak di permukaan lateral dan posterior dan ibu jari
terletak di sebelah lateral, sedangkan anggota badan bawah berputar
sekitar 90 ̊̊ ke medial, sehingga otot-otot ekstensor terletak di
permukaan anterior dan ibu jari kaki terletak di sebelah medial.
Pada waktu lahir, diafisis tulang biasanya telah menjadi tulang
seluruhnya, namun kedua ujungnya yang di sebut epifisis, tetap
berupa kartilago. Akan tetapi segera setelah itu pusat-pusat
penulangan mulai tumbuh di epifisis. Untuk sementara waktu masih
terdapat lempeng kartilago di antara pusat penulangan diafisis dan
epifisis. Lempeng ini, yang disebut lempeng epifisis, memainkan
peranan penting pada pertumbuhan panjang tulang. Pada kedua sisi
lempeng ini, penulangan endokondral berlangsung terus. Apabila
tulang telah mencapai panjangnya yang penuh, lempeng epifisis
menghilang dan epifisis bersatu dengan badan tulang.
3.2.3 Kolumna Vertebralis
Berasal dari sel-sel sklerotom yang berpindah posisi mengelilingi
medula spinalis dan notokord. Bagian kaudal masing-masing
sklerotom mengalami proliferasi dan memadat serta meluas ke
jaringan antara segmen dibawahnya, terjadi perlekatan setengah
kaudal sklerotom dengan setengah sefalik sklerotom di bawahnya.
Sel-sel yang terletak diantara bagian sefalik dan kaudal segmen
sklereton asal tidak berpoliferasi dan mengisi ruangan di antara dua
10
korpus vertebra prekartilaginosa. Dengan demikian ikut ambil dalam
bagian pembentukan cakram antar ruas (diskus invertebralis ).
3.2.4 Iga dan Sternum
Iga terbentuk dari prosesus-prosesus iga dari vertebra torakal dan
dengan demikian berasal dari bagian sklereton dari mesoderm
paraaksial. Sternum berkembang sendiri dalam mesoderm somatik di
dinding tubuh bagian ventral. Dua pita sternum terbentuk pada sisi
kanan dan garis tengah dan keduanya akhirnya menyatu membentuk
model kartilago untuk manubrium, sternum dan prosesus xipoideus.
3.3 Sistem Otot
Sistem otot berkembang dari lapisan benih mesoderm piala optik dan
terdiri dari otot rangka, otot polos dan otot jantung. Otot rangka berasal
dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari daerah oksipital ke
sakral dan somitometer di kepala. Otot polos berdiferensiasi dari mesoderm
splanknik di sekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal dari
mesoderm splanknik disekitar tabung jantung.
3.3.1 Muskulatur Skeletal Otot Lurik
Somit dan somitomer membentuk otot-otot untuk rangka
aksia, dinding tubuh, anggota badan, dan kepala. Dari daerah oksipital
ke kaudal, somit membentuk dan berdiferensiasi menjadi memanjang
serta berbentu gelendong. Sel-sel ini, yang disebut mioblas, saling
menyatu dan membentuk serabut otot panjang berinti majemuk.
Miofibril segera nampak didalam sitoplasma, dan menjelang bulan
ketiga, nampak gambaran seran-lintang yang khas untuk otot rangka.
Proses serupa terjadi pula tujuh somitomer yang terletak didaerah
kepala sebelah rostral somit-somit oksipital.
11
Pola pembentukan otot dikendalikan oleh jaringan penyambung
dimana mioblas bermigrasi. Di daerah kepala, jaringan penyambung ini
berasal dari sel-sel krista neoralis, di daerah servikal dan oksipital,
berasal dari mesoderm somit dan didinding tubuh serta di anggota
badan, berasal dari mesoderm somatik.
Menjelang akhir minggu kelima, setiap miotom terbagi menjadi
satu bagian dorsal yang kecil, epimer, dan satu bagian ventral yang
lebih besar, hipomer, yang terbentuk karena migrasi sel-sel miotom.
Mioblas-mioblas dari epimer membentuk otot ekstentor tulang
belakang, sedangkan yang berasal dari hipomer membentuk sistem otot
fleksor lateral dan ventral. Mioblas dari hipomer servikal mentuk otot
skalenus, genio hioideus dan maskuli paravertebrales. Mioblas yang
berasal yang berasal dari segmen toraks terbagi menjadi tiga lapisan,
yang di dada diwakili oleh m. Interkostaliseksterna, m. Interkostalis
interna, dan m. Transversus torakis. Pada dinding perut, ketiga
lapisan otot ini terdiri atas m. Oblikus eksternus, m. Oblikus
internus, dan m. Transversus abdominis. Karena ada iga, otot di
dinding dada mempertahankan ciri segmentalnya, sedangkan pada
dinding perut, otot-otot yang berasal dari berbagai segmen bersatu
membentuk lembar-lembar jaringan otot yang lebar. Moiblas dari
hipoblas segmen lumbal membentuk m. Kuadratus lumborum,
sementara yang berasal dari daerah sakral dan koksigeal membentuk
diafragma panggul dan otot-otot lurik anus.
3.3.2 Otot-Otot Kepala
Semua otot volunter daerah kepala barasal dari mesoderm
paraksial (somitomer dan somit), termasuk otot-otot lidah, mata
(kecuali otot iris, yang berasal dari ektoderm piala mata), dan yang
berhubungan dengan lengkungan-lengkungan faring (viserial). Pola
12
pembentukan otot di kepala diarahkan oleh elemen-elemen jaringan
penyambung yang berasal dari sel-sel krista neuralis.
3.3.3 Otot-Otot Anggota Badan
Petunjuk pertama otot-otot anggota badan diamati pada
perkembangan minggu ketujuh sebagai pemadatan mesenkim didekat
tunas anggota badan. Mesenkim ini berasal dari sel-sel dermomiotom
somit yang bermigrasi ke tunas anggota badan untuk membentuk otot.
Seperti di daerah lainya, jaringan penyambung menentukan pola
pembentukan otot dan jaringan ini berasal dari mesoderm somatik,
yang juga menghasilkan tulang-tulang anggota badan.
Dengan memanjangnya tunas anggota badan, jaringan otot
terpecah menjadi komponen fleksor dan ekstentor. Sekalipun pada
mulanya otot-otot anggota badan memiliki sifat bersegmen, dengan
berjalanya waktu otot-otot ini bersatu dan kemudian tersusunlah
jaringan otot yang berasal dari berbagai segmen.
Tunas anggota badan atas terletak berhadapan dengan lima segmen
leher bagian bawah dan dua segmen dada bagian atas, dan tunas-tunas
anggota badan bawah terletak berhadapan dengan empat segmen lumbal
bagian bawah serta dua segmen sakral bagian atas. Segera seteklah
tunas terbentuk, saraf-sarafitu masuk dengan cabang dorsal dan ventral
yang terpisah, tetapi tidak lama kemudian cabang-cabang ini bersatu
membentuk saraf-saraf dorsalis dan ventralis yang besar. Dengan
demikian, nervus radialis, yang mempersarafi otot-otot ekstentor,
terbentuk melalui penggabungan cabang-cabang segnen dorsa,
sementara nervus ulnaris dan medianus, yang mempersarafi sistem
otak fleksor, terbentuk melalui penggabungan cabang-cabang ventral.
Segera setelah sara-saraf tersebut memasuki tunas anggota badan,
terjalinlah penyatuan yang erat dengan pemampatan mesodermyang
sedang berdiferensiasi, dan penyatuan awal antara saraf dan sel otot
13
yang sedang berdiferensiasi ini merupakan suatu prasyarat untuk
diferensiasi fungsional yang sempurna.
3.4 Perkembangan Tulang Dewasa
Pada masa anak2 sampai usia remaja, secara normal mineral tulang akan
meningkat secara progresif sam-pai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28
tahun (wa-nita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki2) menurut beberapa ahli
puncak kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran
kepadatan tu-lang & kekuatan tulang yg progresif (laki2 & wanita) mulai
terjadi pada awal usia 20-an. Penurunan kepadatan tulang akan disertai
dengan me-ningkatnya porositas tulang. Wanita cenderung memiliki tulang
yang lebih kecil & area tulang kortikal yang lebih kecil daripada laki2.
Perubahan kekuatan tulang juga terjadi pada laki2 te-tapi laki2 mengalami
perubahan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan wanita
3.5 Pertumbuhan Tulang pada Lansia
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30
tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang
merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium
terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan
phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
3.6 Struktur Otot Tubuh
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai
tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot
polos dan otot jantung.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Sel otot
merupakan sel dengan banyak nuclei yang terjadi karena proses fusi dari
sel mioblas. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :
Otot lurik, Otot polos, Otot jantung
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang
melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian
rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna
vertebra, sternum dan tulang iga.
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis,
dan tulang lengan serta tungkai. Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara
dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur
(berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang
berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian
tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang
mungkin dilakukan pada persendian).
4.2. Saran
Demi kebaikan dan kesempurnaan makalah (Anatomi
Muskuloskenetal) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang
membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskenetal) ini.
Yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang
membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskenetal) ini.
15
DAFTAR PUSTAKA- Kahle Werner,1997.Atlas Sistem Lokomotor. Jakarta: Hipokrates
- Salder.T.W.1996.Embriologi Kedokteran Langman ke-7.Jakarta:EGC
- Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
- Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta:
penerbit buku kedokteran.
- Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: penerbit
buku kedokteran.
- www.getbodysmart.com/ap/…/skeleton/menu/menu.html . Diakses pada ....
- http://kinanta-biologi.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-tulang-rangka-
pada-manusia.html. Diakses pada tanggal ....
16