perjanjian kawin pdt tgs

8
PERJANJIAN KAWIN Nomor : 01/ 2011 - Pada hari ini Selasa, tanggal 17 September 2011, pukul 09.00 WIB ( sembilan Waktu Indonesia Barat); - Berhadapan dengan saya, CHRISTINE ELISIA WIDJAYA, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan , Notaris berkedudukan di Jakarta Pusat, dengan wilayah jabatan seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang akan disebut dan telah dikenal oleh saya, Notaris : I. Tuan Sulaiman, lahir di Kudus, pada tanggal 21 Mei 1980, Warga Negara Indonesia, Pengusaha Tekstil, bertempat tinggal di Jalan Flamboyan 12/XII, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 11 Januari 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 10922844757575, yang berlaku hingga tanggal 11 Januari 2017 II. Nona Hayati , lahir di Bandung, pada tanggal 01 Maret 1985, Warga Negara Indonesia, Pegawai Negeri Sipil , bertempat tinggal di Jalan Berbatu 25/VIII, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 05 Mei 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 10889393848484, yang berlaku hingga tanggal 05 Mei 2017 - Para Penghadap tersebut di atas menerangkan bahwa akibat hukum dari perkawinan yang hendak mereka langsungkan di Kantor Catatan Sipil Jakarta Pusat mengenai harta benda mereka akan diatur menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut : ------------------------------------------Pasal 1------------------------------------------------------- Halaman 1 dari 4 halaman

Upload: nike-yurach

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

PERJANJIAN KAWINNomor : 01/ 2011

-Pada hari ini Selasa, tanggal 17 September 2011, pukul 09.00 WIB ( sembilan Waktu Indonesia Barat);- Berhadapan dengan saya, CHRISTINE ELISIA WIDJAYA, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Jakarta Pusat, dengan wilayah jabatan seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang akan disebut dan telah dikenal oleh saya, Notaris :I. Tuan Sulaiman, lahir di Kudus, pada tanggal 21 Mei 1980, Warga Negara Indonesia,Pengusaha Tekstil, bertempat tinggal di Jalan Flamboyan 12/XII, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 11 Januari 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 10922844757575, yang berlaku hingga tanggal 11 Januari 2017II. Nona Hayati, lahir di Bandung, pada tanggal 01 Maret 1985, Warga Negara Indonesia,Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal di Jalan Berbatu 25/VIII, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 05 Mei 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 10889393848484, yang berlaku hingga tanggal 05 Mei 2017- Para Penghadap tersebut di atas menerangkan bahwa akibat hukum dari perkawinan yang hendak mereka langsungkan di Kantor Catatan Sipil Jakarta Pusat mengenai harta benda mereka akan diatur menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut :------------------------------------------Pasal 1-------------------------------------------------------- Antara suami-istri tidak ada persekutuan harta benda, bukan hanya persekutuan harta benda menurut hukum, tetapi juga tidak terdapat percampuran untung dan rugi, hasil dan pendapatan, dan percampuran dalam bentuk apapun juga dengan tegas ditiadakan, menjadi masing-masing tetap memiliki apa yang dibawanya ke dalam perkawinan atau yang diperolehnya dalam perkawinan dengan jalan apapun juga, serta pula segala sesuatu yang diperolehnya dengan jalan penanaman atau penukaran.- Hutang yang dibawa masing-masing dalam perkawinan atau telah terjadi selama perkawinan dengan sengaja atau tidak, akan menjadi tanggungan dari pihak yang membawa atau yang mengadakan hutang itu.

-----------------------------------------Pasal 2--------------------------------------------------------- Pihak istri akan mengurus harta bendanya, baik yang tetap maupun yang bergerak, dan bebas memungut hasil dan bunga dari harta, pekerjaan, atau dari sumber lainnya.- Untuk mengurus itu pihak istri tidak memerlukan bantuan dari pihak suami, dan dengan akta ini pihak istri diberi kuasa yang tidak dapat dicabut kembali untuk menjalankan pengurusan itu dengan tidak memerlukan bantuan dari pihak suami.- Seandainya pihak suami menjalankan suatu pengurusan dari suatu urusan dari pihak istri, maka karena perbuatan itu suami harus bertanggung jawab tentang hal itu.--------------------------------------------Pasal 3------------------------------------------------------ Semua pengeluaran rumah tangga dan beban lain yang berkenaan dengan perkawinan, serta pula pendidikan anak-anak yang lahir dalam perkawinan mereka untuk seluruhnya adalah semata-mata tanggungan pihak suami, dan harus dipikul dan dibayarnya, dan untuk itu pihak istri tidak dapat dituntut.- Pengeluaran biasa dan sehari-hari untuk keperluan rumah tangga yang dilakukan pihak istri dianggap dilakukan dengan persetujuan suami.-------------------------------------------Pasal 4------------------------------------------------------ Barang-barang, perhiasan, serta buku-buku, surat-surat, alat-alat, dan perkakas yang berkenaan dengan pendidikan atau pekerjaan masing-masing pihak yang didapat pada suatu waktu, menjadi juga pada waktu perkawinan diputuskan adalah milik pihak yang dianggap menggunakan barang-barang itu.- Dengan tidak diadakan perhitungan atau penyelidikan lebih jauh, barang-barang itu dianggap sama dengan atau sebagai pengganti dari barang-barang serupa yang dibawa dalam perkawinan.- Seluruh perabot rumah tangga yang pada suatu waktu menjadi juga pada waktu perkawinan diputuskan terdapat dalam rumah suami-istri dengan mengecualikan barang-barang yang menurut ayat pertama dari pasal ini adalah milik dari pihak suami, adalah hak milik pihak istri, oleh karena perabotan itu dianggap sama dengan atau sebagai pengganti dari perabot yang dibawa oleh pihak istri dalam perkawinan, mengenai hal itu tidak dapat diadakan dan tidak dapat dituntut supaya dilakukan pemeriksaan atau penghitungan.

-------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------- Mengenai barang-barang bergerak yang tidak termasuk dalam salah satu aturan dari Pasal 4, yang selama perkawinan karena pewarisan hibah atau dengan jalan lain jatuh pada salah satu pihak, harus ternyata dari bukti-bukti atau penjelasan yang lain.- Bilamana tidak terdapat bukti atau penjelasan lain tentang asal-usul barang yang berkenaan, pihak suami tidak berhak menganggap barang itu sebagai miliknya, sedang pihak istri atau ahli warisnya berhak untuk membuktikan adanya atau harga barang-barang yang berkenaan dengan saksi-saksi atau karena umum telah mengetahuinya.- Bilamana mengenai apa yang dimaksud dalam pasal ini tidak dapat diberikan pembuktian, maka barang-barang yang berkenaan dianggap sebagai milik bersama secara bebas dari suami-istri masing-masing untuk bagian yang sama.- Kemudian Para Penghadap menerangkan bahwa barang-barang yang dibawa dalam perkawinan oleh pihak istri dan pihak suami adalah seperti yang dinyatakan dalam 2 (dua) buah daftar yang telah ditandatangani Para Penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, dan dilekatkan pada minuta akta ini.- Para Penghadap saya, Notaris kenal.-------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI------------------------------------ Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari dan tanggal tersebut pada Kepala Akta ini, dengan dihadiri oleh :1. NonaFaridha Merliana, lahir di Gresik, pada tanggal 01 Juni 1990, Warga Negara Indonesia, Karyawan Notaris, bertempat tinggal di Perumahan Galaxy Park DD 19, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 17 Mei 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 109283374745, yang berlaku hingga tanggal 17 Mei 2017; dan2. TuanSebastian Sihombing, lahir di Medan, pada tanggal 12 Maret 1989, Warga Negara Indonesia, Karyawan Notaris, bertempat tinggal di Jalan Belimbing 52/IX, pemegang Kartu Tanda Penduduk tertanggal 01 Juni 2012 dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 10929383745454, yang berlaku hingga tanggal 01 Juni 2017,keduanya sebagai saksi-saksi.- Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan kepada Para Penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh Para Penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

Penghadap I,Penghadap II,

( Sulaiman )( Hayati )

Notaris,

CHRISTINE ELISIA WIDJAYA,S.H.,M.kn.

Saksi-Saksi,

1. Faridha Merliana

2. Sebastian Sihombing

ANALISA DARI PERJANJIAN KAWIN ANTARA TUAN SULAIMAN DAN NONA HAYATIPerjanjian Kawin yang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat oleh keduabelah pihak secara Otentik dihadapan dan dibuat oleh Notaris. Perjanjian Kawin tersebut berisi 5 (lima) Pasal yang isi daripada masing-masing Pasal berbeda. Pertama saya akan menganalisa kelebihan dan kekurangan dari Perjanjian tersebut.Kelebihan dari perjanjian tersebut adalah dibuat secara otentik dimana ada Penghadap, Notaris beserta 2 (orang) Saksi dari kantor Notaris yang bersangkutan. Perjanjian yang dibuat secara otentik dihadapan Notaris mempunyai kekuatan hukum yang sempurna jika suatu hari terjadi sengketa antara kedua belah pihak. Berikutnya Perjanjian tersebut mempunyai kelebihan yaitu pada Pasal 1 yang berbunyi : Antara suami-istri tidak ada persekutuan harta benda, bukan hanya persekutuan harta benda menurut hukum, tetapi juga tidak terdapat percampuran untung dan rugi, hasil dan pendapatan, dan percampuran dalam bentuk apapun juga dengan tegas ditiadakan, menjadi masing-masing tetap memiliki apa yang dibawanya ke dalam perkawinan atau yang diperolehnya dalam perkawinan dengan jalan apapun juga, serta pula segala sesuatu yang diperolehnya dengan jalan penanaman atau penukaran.- Hutang yang dibawa masing-masing dalam perkawinan atau telah terjadi selama perkawinan dengan sengaja atau tidak, akan menjadi tanggungan dari pihak yang membawa atau yang mengadakan hutang itu mencerminkan suatu transparansi atau keterbukaan antara calon suami dan calon istri serta membebankan tanggung jawab dari masing-masing pihak secara mandiri.Sedangkan kekurangan dari Perjanjian tersebut antaralain,Pertama ada Pasal yang membebankan seluruh tanggung jawab kepada pihak calon suami yaitu terdapat dalam Pasal 3 yang berbunyi : Semua pengeluaran rumah tangga dan beban lain yang berkenaan dengan perkawinan, serta pula pendidikan anak-anak yang lahir dalam perkawinan mereka untuk seluruhnya adalah semata-mata tanggungan pihak suami, dan harus dipikul dan dibayarnya, dan untuk itu pihak istri tidak dapat dituntut.- Pengeluaran biasa dan sehari-hari untuk keperluan rumah tangga yang dilakukan pihak istri dianggap dilakukan dengan persetujuan suami.Pada butir 2 juga terdapat ketidak praktisan dimana pihak istri harus meminta persetujuan dari suami untuk mengurus keperluan sehari-hari yang berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran sehari-hari maupun biasa.

Halaman 3 dari 4 halaman