perilaku ekonomi masyarakat pesisir (studi ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social...

140
PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI KEMISKINAN KULTURAL KOMUNITAS NELAYAN DI DESA MABONTA KECAMATAN BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: Nurjannah NIM 10538287913 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI NOVEMBER/2017

Upload: others

Post on 02-Sep-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI KEMISKINAN

KULTURAL KOMUNITAS NELAYAN DI DESA MABONTA

KECAMATAN BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

Nurjannah

NIM 10538287913

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

NOVEMBER/2017

Page 2: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Belajarlah dengan sungguh-sungguh,

serta jangan lupa bersyukur, tentu akan memberikan hasil yang baik.

Kupersembahkan karya ini buat:

kedua orang tuaku, saudaraku, dan keluargaku,

atas support dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 3: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah

pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,

Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua Rahmat dan Rijarnawati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak henti-

hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada,

Prof. Dr. Jasruddin, M.Si. dan Tarif Akib, S.Pd, M.Pd., sebagai pembimbing I dan

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Page 4: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada, Dr. H. Abd.

Rahman Rahim, MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

Akib, M.Pd, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan Dr. H. Nursalam, M.Si, ketua Program Studi

Pendidikan Sosiologi serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Hamansi., selaku kepala Desa Mabonta yang telah memberikan izin dan bantuan

untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Rusmianti Rusli S.Sos dan teman-teman seperjuanganku yang selalu menemaniku

dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa

Jurusan Pendidikan Sosiologi atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan

bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.Amin.

Makassar, November 2017

Nurjannah

Page 5: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………....................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ v

SURAT PERJANJIAN ................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 11

1. Tinjauan Tentang Konsep Perilaku Sosial .............................................. 11

2. Tinjauan Tentang Konsep Perilaku Ekonomi ......................................... 19

3. Tinjauan Tentang Konsep Kemiskinan Kultural..................................... 39

4. Tinjauan Tentang Konsep Nelayan ......................................................... 45

B. Kerangka Konsep ........................................................................................ 48

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 51

B. Lokus Penelitian ......................................................................................... 51

Page 6: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

C. Informan Penelitian .................................................................................... 52

D. Fokus Penelitian ......................................................................................... 52

E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 52

F. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 53

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 54

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 54

I. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 56

BAB IV. GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Profil Wilayah Kabupaten Luwu Timur...................................................... 58

B. Profil Wilayah Penelitian ............................................................................ 59

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Studi Kemiskinan

Cultural Komunitas Nelayan ....................................................................... 74

B. Identitas Informan ..................................................................................... 94

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 101

B. Saran ........................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 105

RIWAYAT HIDUP

Page 7: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ………………. 61

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Pendidikan (5 tahun keatas) ……………….... 63

Tabel 4.3 Tingkat Kesjahteraan ....................................................................... 64

Tabel 4.4 Mata Pencaharian ............................................................................. 65

Tabel 4.5 Daftar Sarana dan Prasana ............................................................... 66

Tabel 4.6 Daftar Sumber Daya Alam ............................................................... 71

Tabel 4.7 Daftar Sumber Daya Manusia .......................................................... 71

Tabel 4.8 Daftar Sumber Daya Pembangunan ................................................. 72

Tabel 4.9 Daftar Sumber Daya Sosial .............................................................. 73

Page 8: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2. 1 Bagan kerangka Konsep ............................................................. 50

Gambar 4. 2 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa .......................... 70

Page 9: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara…………………………….……………...……. 106

2. Biodata Informan……………………………………………………... 108

3. Dokumentasi…....................................................................................... 111

Page 10: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam
Page 11: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam
Page 12: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI KEMISKINAN

KULTURAL KOMUNITAS NELAYAN DI DESA MABONTA

KECAMATAN BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR)

NURJANNAH

Jasruddin Tasrif Akib

Universitas Negeri Makassar Universitas Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah perilaku sosial

ekonomi komunitas nelayan mendorong terjadinya kemiskinan cultural. Penelitian ini

dilakukan di Desa Mabonta, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur. Tipe penelitian ini

ialah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara

mendalam kepada pihak-pihak yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling, serta observasi langsung di lapangan.Data sekunder diperoleh dari pengumpulan

data melalui dokumen dan literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi

kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam tiga sistem utama yaitu system

kekeluargaan dan kekerabatan, system gotong royong dan tolong menolong, dan system

kepercayaan dalam kehidupan nelayan pada saat menangkap ikan di laut. Maka dengan

adanya ketiga system tersebut, masyarakat pesisir khususnya para nelayan dapat

mempengaruhi perilaku social dan ekonominya dari proses melaut nantinya. Pekerjaan

sebagai nelayan memiliki kontribusi yang besar terhadap kehidupan ekonomi dan

kesehjateraan keluarga nelayan. Meskipun para nelayan itu memiliki tingkat pendidikan

yang rendah, namun setelah bekerja sebagai nelayan mereka sudah mampu menyekolahkan

anaknya hingga ke tingkat universitas, dilihat dari segi kesehatan para nelayan sudah

memiliki kesadaran akan kesehatan dan berobat pada fasilitas kesehatan yang layak seperti

puskesmas dan rumah sakit, dari segi kondisi perumahan, rata-rata nelayan sudah memiliki

rumah dengan status milik sendiri.

Kata kunci: Mitologi, Perilaku Ekonomi’,Masyarakat.

Page 13: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin modern serta kehidupan manusia selalu

berubah silih berganti, begitupula dalam kehidupan ekonominya. Maka berbagai

macam usaha untuk dapat hidup lebih lama lagi, dengan berusaha semaksimal

mungkin dengan harapan dapat menghidupi diri dan keluarganya dengan layak, serta

tidak dipandang rendah (miskin) oleh masyarakat sekitar. Nelayan dan komunitas

desa pesisir, pada umumnya adalah bagian dari kelompok masyarakat miskin yang

berada pada level paling bawah dan acapkali menjadi korban pertama yang paling

menderita akibat ketidakberdayaan dan kerentanannya. Secara struktural kemiskinan

lebih disebabkan pengaruh eksternal, seperti tergusur dalam proses pembangunan,

keterbatasan akses terhadap modal, implementasi kebijakan pemerintah yang tidak

terealisasi (top down), kebijakan yang tidak berorientasi pada prinsip pemberdayaan

dan partisipasi nelayan setempat, rendahnya posisi tawar dalam proses pemasaran,

keterbatasan sarana dan prasarana pendukung, dan rendahnya penanganan hasil

tangkapan. Kemiskinan pada masyarakat nelayan lebih disebabkan karena faktor

struktural dan kultural. Faktor kultural didirikan dengan keterbatasan teknologi,

budaya malas, gaya hidup foya-foya manajemen buruk, dan terbatasnya sumber daya

alam.

Dalam kehidupan nelayan, perempuan mempunyai peran yang penting dalam

menopang aktifitas baik yang bersifat social maupun ekonomi. Kondisi geografis

yang berada di pesisir pantai juga mempengaruhi mata pencaharian masyarakat

setempat sebagai nelayan. Usaha-usaha sampingan yang dilakukan digunakan sebagai

tambahan penghasilan keluarga dalam mengatasi masalah kebutuhan sehari-hari.

Namun, keterbatasan modal, keterampilan, dan motivasi yang dimiliki menyebabkan

usaha sampingan tersebut kurang mampu diberdayakan secara optimal. Masalah

kemiskinan muncul karena adanya sekelompok anggota masyarakat yang secara

struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai

tingkat kehidupan yang layak. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam

Page 14: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga

tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.

Kehidupan ekonomi yang dimaksud di sini, yakni kehidupan ekonomi yang

terdapat pada masyarakat nelayan dilihat dari aspek social budayanya. Cakupan yang

menjadi bahasan kehidupan ekonomi masyarakatnya yakni tentang proses

pelaksanaannya, serta kebiasaan masyarakat setempat secara berurutan dalam hal

adat-istiadatnya yang disesuaikan dengan batasan ekonomi masyarakat nelayan.

Sehingga dalam pelaksanaan sosial budayapun disesuaikan dengan kemampuan tiap

individu masyarakat.

Sementara itu, sebagaian besar nelayan Indonesia tergolong ke dalam nelayan

tradisional, yaitu nelayan yang masih menggunakan peralatan tradisional, seperti

perahu layar sebagai alat transportasinya, dan alat tangkap yang masih sederhana.

Kendala alam merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kelompok masyarakan

nelayan.

Meskipun kehidupan sehari-hari di habiskan untuk mencari ikan di laut,

kemiskinan selalu men-nangkap ikan di laut. Di samping itu, pengaruh yang

dirasakan akan tetap nampak dalam bidang aspek sosial budaya yang mempengaruhi

kehidupan ekonomi masyarakat nelayan. Melihat latar belakang dari kenyataan

diatas, aspek sosial budaya tersebut meliputi 3 (tiga) sistem:

Pertama, sistem keluarga dan kekerabatan.Secara tidak langsung hubungan

keluarga dan kerabat nelayan saling mempengaruhi, seperti dalam perekrutan menjadi

buruh nelayan pada saat menangkap ikan di laut.

Kedua, sistem gotong royong dan tolong menolong dalam kehidupan nelayan

pada saat menangkap ikan dilaut juga gotong royong dan tolong menolong di

lingkungan masyarakat.

Ketiga,sistem kepercayaan dalam kehidupan nelayan pada saat menangkap

ikan di laut.

Page 15: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

LANDASAN TEORI

Menurut Satria (dalam Kusdiantoro,2002:2), jumlah nelayan Indonesia tahun 2003

telah mencapai 3.476.200 jiwa dengan sekitar 802.440 jiwa di antaranya merupakan nelayan

perairan umum. Kondisi umumnya berada pada garis kemiskinan dengan 95 persen di

antaranya didominasi nelayan dengan sarana perahu tanpa motor yang ukuran jumlah

muatannya di bawah 10 ton,dari hasil ikan tangkapannya di laut.

Berbagai kajian yang telah dilakukan menemukan, bahwa para nelayan (tradisional)

bukan saja sehari-hari harus berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan

musim paceklik ikan yang panjang, tetapi lebih dari itu masyarakat juga sering harus

berhadapan dengan berbagai tekanan dan bentuk eksploitasi yang muncul bersamaan dengan

berkembangnya proses modernisasi di sektor perikanan (Wahyono dkk dalam Rokhimin

Dahuri, 2001:5).

Menurut, Naim (dalam Sumarsono, 1995:34) mengatakan bahwa kemiskinan

struktural pada masyarakat nelayan telah mematikan inisiatif, kreativitas dan daya

usaha pada wanitanya. Latar belakang sosial budaya, ekonomi dan kondisi geografis

keluarga, sangat menentukan corak dan peran perempuan. Dalam kehidupan nelayan,

perempuan mempunyai peran yang penting dalam menopang aktifitas baik yang

bersifat social maupun ekonomi. Kondisi geografis yang berada di pesisir pantai juga

mempengaruhi mata pencaharian masyarakat setempat sebagai nelayan. Usaha-usaha

sampingan yang dilakukan digunakan sebagai tambahan penghasilan keluarga dalam

mengatasi masalah kebutuhan sehari-hari. Namun, keterbatasan modal, keterampilan,

dan motivasi yang dimiliki menyebabkan usaha sampingan tersebut kurang mampu

diberdayakan secara optimal. Masalah kemiskinan muncul karena adanya

sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang dan

kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak.

Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya

yang mempunyai potensi lebih tinggi.

Page 16: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Kehidupan ekonomi yang dimaksud di sini, yakni kehidupan ekonomi yang

terdapat pada masyarakat nelayan dilihat dari aspek social budayanya. Cakupan yang

menjadi bahasan kehidupan ekonomi masyarakatnya yakni tentang proses

pelaksanaannya, serta kebiasaan masyarakat setempat secara berurutan dalam hal adat-

istiadatnya yang disesuaikan dengan batasan ekonomi masyarakat nelayan. Sementara

itu, sebagaian besar nelayan Indonesia tergolong ke dalam nelayan tradisional, yaitu

nelayan yang masih menggunakan peralatan tradisional, seperti perahu layar sebagai

alat transportasinya, dan alat tangkap yang masih sederhana.

Kendala alam merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kelompok

masyarakan nelayan. Motorisasi sebagai hasil dari pembangunan nasional dalam

bidang perikanan walaupun telah membantu nelayan dalam mengatasi kendala alam,

tampaknya belum mampu mengentaskan nelayan dari berbagai persoalan yang

dihadapi (Sumarsono dkk, 1995). Meskipun kehidupan sehari-hari di habiskan untuk

mencari ikan di laut, kemiskinan selalu menyelimuti kehidupan sehari-hari para

nelayan.Suatu kenyataan yang tidak sebanding dengan resiko aktivitas dalam mencari

ikan di laut. Dengan demikian, usaha keras nelayan terasa tidak berarti dalam

mensejahterakan keluarga. Kesulitan mengatasi masalah kebutuhan hidup sehari-hari

menyebabkan kemiskinan pada masyarakat nelayan tak kunjung berakhir.

Kemiskinan pada masyarakat nelayan merupakan beban yang tidak dapat dipastikan

kapan berakhirnya. Setiap orang di dunia ini memiliki berbagai kebutuhan didalam

hidupnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mengharuskan setiap individu berusaha

dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, baik itu kebutuhan jasmani

maupun rohani. Salah satu cara untuk memenuhinya ialah dengan bekerja. Bekerja

adalah melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan

barang atau jasa dengan maksud memperoleh penghasilan berupa uang dan atau

barang dalam waktu tertentu.

Page 17: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang

bertujuan untuk memahami perilaku ekonomi masyarakat pesisir (Studi Kemiskinan

Kultural Komunitas Nelayan di Desa Mabonta Kecamatan Burau Kabupaten luwu

timur). Informan ditentukan secara purposive sampling, dan juga menggunakan

sumber data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi, kemudian pengumpulan data yang dilakukan melalui

beberapa tahapan yaitu penyajian data, (display data), reduksi data (data reducation),

dan penarikan kesimpulan (verification). Sedangkan teknik keabsahan data digunakan

trianggulasi sumber.

PEMBAHASAN

A. Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Studi Kemiskinan Cultural Komunitas

Nelayan

Perilaku ekonomi dapat pula dilihat dari kontribusi pendapatan keluarga

nelayan dari hasil menangkap ikan (ma’puka) yang dikelolah terhadap kehidupan

ekonomi keluarganya. Kesehjateraan seseorang dapat di ukur dari berbagai aspek dan

salah satu indikator yang diterangkan oleh badan koordinasi keluarga berencana

nasional (BKKBN) adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan,

dan kondisi perumahan rumah tangga tersebut. Pendapatan merupakan jumlah semua

pendapatan yang di wujudkan dalam bentuk uang atau barang.

Pendapatan sangat berpengaruh pada tingkat ekonomi seseorang pada

khususnya dan keluarga pada umumnya. Pendapatan dapat di definisikan sebagai

upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterimah. Dalam

kehidupan manusia mempunyai banyak kebutuhan dan sudah menjadi keharusan

baginya untuk memenuhi kebutuhannya baik moral maupun materil. Dalam

memenuhi kebutuhannya manusia tidak terlepas dari manusia lainnya sebagai akibat

dari keberadaannya sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam arti

Page 18: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

manusia memerlukan situasi sosial dan ekonomi dalam melangsungkan hidupnya.

Disini manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari kehidupan sosial.

Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan para nelayan yang

berada di Desa Mabonta, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, mengenai

dampak sosial yang dirasakan dari pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Dari hasil

wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa hasil yang didapatkan dari

ma’puka ikan ini, para nelayan merasa sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup

mereka setiap harinya. Keadaan ekonomi masyarakat nelayan Desa Mabonta

menunjukkan rendahnya ekonomi masyarakat nelayan Muarareja karena penghasilan

yang diperoleh tidak memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini disebabkan

karena rendahnya tingkat pendidikan sehingga berdampak pada perolehan pekerjaan

masyarakat nelayan yang hanya bisa mempergunakan tenaga saja bukan dengan

kemampuan.

Aspek kehidupan social budaya dalam kehidupan ekonomi pada masyarakat

nelayan Muarareja yaitu :

1. Pola gotong royong adalah semua masyarakat melakukan kegiatan gotong royong

di wilayah Desa Mabonta dan menjadi sebuah rutinitas yang biasa dilakukan oleh

masyarakat.

2. Pola system kepercayaan adalah masyarakat memiliki suatu agama yang dianut

dan diyakini sesuai dengan kepercayaan.

3. Pola system kekerabatan adalah masyarakat nelayan Mabonta masih ada yang

memiliki.

Bagi mereka yang terpenting dapat menambah penghasilan karena sebagai

nelayan dirasa penghasilannya kurang stabil misalnya pada saat bulan-bulan tertentu

hasil tangkapan yang diperoleh kurang karena alam merupakan bagian dari pekerjaan

sebagai nelayan. Apabila pada musim-musim ombak besar nelayan tidak bekerja

sama sekali, jadi nelayan memiliki waktu luang yang lebih banyak bahkan hanya

dirumah saja. Untuk mengisi waktu tersebut apabila ada yang meminta bantuan untuk

membersihkan rumah atau membangun rumah dapat dijadikan sebagai pekerjaan

Page 19: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sampingan. Pekerjaan sampingan tersebut bukan berarti dapat meningkatkan

perekonomian individu.

Desa Mabonta merupakan salah satu daerah pantai yang berada di kota Palopo

yang masuk dalam wilayah Kabupaten Luwu Timur dimana merupakan salah satu

daerah yang masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Dalam kehidupan ekonomi

masyarakat nelayan Mabonta mencakup aspek social budaya yang meliputi sistem

gotong royong, sistem keluarga dan kekerabatan, dan sistem kepercayaan.

1. Aspek sosial budaya yang dimaksud disini meliputi tiga sistem yaitu:

a. Sistem gotong royong pada masyarakat nelayan hal ini tampak dalam

kehidupan ekonomi nelayan antara pemilik nelayan dengan nelayan buruh

dalam kegiatan menangkap ikan di laut, misalnya peminjaman modal, barang

atau alat seperti perahu untuk melaut.

b. Sistem keluarga dan kekerabatan pada masyarakat nelayan Mabonta secara

tidak langsung saling mempengaruhi mulai dari kegiatan menangkap ikan atau

pekerjaan sampai perekrutan buruh nelayan.

c. Sistem kepercayaan yang ada pada masyarakat nelayan memiliki pengaruh

bagi kegiatan ekonomi. Masyarakat nelayan memiliki kepercayaan dan agama

yang dianut sebagai pedoman dan tuntunan hidup.

2. Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta

Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta dilihat dari aspek sosial

budayanya yaitu tentang bagiamana proses pelaksanaan dan kebiasaan masyarakat

setempat dengan sistem gotong royong, keluarga dan kekerabatan, dan kepercayaan.

Pelaksanaan dan kebiasaan yang dilakukan disesuaikan dengan batasan ekonomi

masyarakat nelayan Mabonta menjadi terbatas dikarenakan penghasilan yang di

peroleh sangat kecil.

Dari hasil penelitian kehidupan sosial dari segi kesehatan keluarga nelayan.

Kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi produktifitas orang tersebut.

Sesuai dengan pendapat menyatakan bahwa keterampilan daya rasional, emosional,

relasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sangat di

Page 20: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

pengaruhi oleh kondisi serta kesehatan. Kehidupan sosial dilihat dari segi kondisi

perumahan dapat diketahui bahwa sebagian besar sudah memiliki rumah sendiri.

Kepemilikan rumah atau perumahan merupakan kebutuhan yang urgen bagi

kehidupan keluarga nelayan, sesuai dengan pendapat tentang fungsi rumah yaitu:

“rumah bagi penduduk berfungsi sebagai tempat melepas lelah dan

beristirahat, tempat berlindung dari bahaya, sebagai lambang status sosial serta

penyimpanan dan peletakan barang-barang rumah tangga.”

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan

1. Pola sistem gotong royong yang terjadi pada masyarakat nelayan Mabonta

mendukung terjadinya kerjasama, sehingga dapat membantu meringankan

beban kehidupan masyarakat nelayan miskin Mabonta terutama dari segi

ekonomi.

2. Pola sistem kekeluargaan dan kerabat mengaitkan jalinan hubungan yang

lebih erat sehingga dapat membantu meringankan dan menyelesaikan masalah

ekonomi.

3. Keterkaitan pola sistem kepercayaan terhadap perilaku ekonomi adalah

dengan kepercayaan dapat dijadikan pedoman dan tuntunan hidup. Dalam

kehidupan disehari-hari, terutama dalam melakukan tindakan ekonomi

masyarakat masih memegang prinsip dan pedoman dari ajaran agama yakni

tidak melakukan tindakan yang melanggar norma dan ajaran agama

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rukminto Isbandi. (2013). Kesehjateraan Sosial (Pekerjaan sosial,

pembangunan sosial,dan kajian pembangunan).Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Astrid S Susanto, (2003), Bagaimana Kehidupan Sosial Masyarakat Lende Ntovea

Dusun Labuana Kec. Sirenja.Diakses 25 mei (2017)

Page 21: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Bahari: (2002), koran kompas, LKT/ENY/OSA semarang,Diakses 25 mei (2017)

Carner,(1988), korter,(1988), nelayan yang menggunakan sarana penangkapan ikan

sederhana/tradisional.

Chambers: (1997), Konsep kemiskinan dalam perspektif tunggal.

Damsar dan Indrayani, (2009), Pengantar sosiologi ekonomi.

Ellis, (1984), Dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial

psikologis.

Gunawan, (2000), Miskin nonmaterial/spiritual.

Hamid Abu, (1992), Kondisi mata pencaharian nelayan https://ojs.unud.ac.id/index.

php/ widya/article/view/3680/2708 Diakses 25 mei (2017)

Koentjaraningrat & Sawe, (1989), Pengertian masyarakat nelayan.

KBBI, (2003), Pengertian dan usaha nelayan. Budi org>wiki>Budi_daya

Koentjaraningrat, (2007), Mata pencaharian nelayan.

Lewis Oscar, (2012), Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli.

https://www.google.com/ search?q. Diakses 25 mei (2017)

Lewis Oscar, (2002), Kemiskinan budayahttps://www.google.com/search?q.Diakses

25 mei (2017)

Mubyarto. Dkk, (1985), Nelayan dan Kemiskinan, Argo Ekonomi. (Jakarta: Rajawali

Pers)

Menurut Harris & Spradley, (1997), Pola tingka laku dalam konsep kebudayaan.

Ritzer George, (2016), Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Ralph Linton & Soekanto, (2007), Pengertian Masyarakat

Rusdiansyah Achmad, Rika Wika, Yunita Dianti, (2002), Teori Perilaku Ekonomi.

Sugiarto: (2010), kelengkapan gaya atau cara hidup manusia pandujung

watu,jepara/ http://eprints. undip. ac.id/3260 /2/14.Diakses 25 mei (2017)

Page 22: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Satria & Kusdiantoro, (2002), Naim & Sumarsono,(1995), Faktor cultural

Sugiyarto S, (2010), Pdf, perubahan pandangan bekerja masyarakat nelayan desa

ujung watu,jepara/http://eprints.undip.ac.id>14_Artikrl_Gik,Diakses 25 mei

(2017)

Sumarsono dkk, (1995), Nelayan tradisional.

soerjono soekanto,(1990), edisi baru ke empat buku sosiologi suatu pengantar.

Soekanto & Gunawan, (2000), Roucek & Gunawan, (2000),.Teori pokok dalam

analisis ekonomi.

Sellaewinda: (2015), jurnal-teori-teori tentang budaya. Diakses 25 mei (2017)

Satria & Kusdiantoro, (2002), jumlah nelayan pada tahun (2003).

Soekanto, (1990), Ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial.

Soekanto, (1990), Istilah culture/kebudayaan.

Soekanto & Gunawan, (2000), Unsur masyarakat.

Tribawono Djoko, (2004), Buku undang-undang tentang perikanan no 09 tahun

1985.https:

www.myedisi. com>citraaditya. Diakses 25 mei (2017)

Wahyono dkk & Rokhimin Dahuri, (2001), berkembangnya proses modernisasi di

sektor perikan. Diakses 25 mei (2017).

Sumber lain:

www.luwutimurkab.go.id/lutim/index.php. diakses pada tanggal 21 Oktober (2017)

pukul 11.50 WITA

Page 23: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin modern serta kehidupan manusia

selalu berubah silih berganti, begitupula dalam kehidupan ekonominya. Maka

berbagai macam usaha untuk dapat hidup lebih lama lagi, dengan berusaha

semaksimal mungkin dengan harapan dapat menghidupi diri dan keluarganya

dengan layak, serta tidak dipandang rendah (miskin) oleh masyarakat sekitar.

Menurut Satria (dalam Kusdiantoro,2002:2), jumlah nelayan Indonesia tahun

2003 telah mencapai 3.476.200 jiwa dengan sekitar 802.440 jiwa di antaranya

merupakan nelayan perairan umum. Kondisi umumnya berada pada garis

kemiskinan dengan 95 persen di antaranya didominasi nelayan dengan sarana

perahu tanpa motor yang ukuran jumlah muatannya di bawah 10 ton,dari hasil

ikan tangkapannya di laut.

Nelayan dan komunitas desa pesisir, pada umumnya adalah bagian dari

kelompok masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah dan acapkali

menjadi korban pertama yang paling menderita akibat ketidakberdayaan dan

kerentanannya. Berbagai kajian yang telah dilakukan menemukan, bahwa para

nelayan (tradisional) bukan saja sehari-hari harus berhadapan dengan

ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi

lebih dari itu masyarakat juga sering harus berhadapan dengan berbagai tekanan

Page 24: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

dan bentuk eksploitasi yang muncul bersamaan dengan berkembangnya proses

modernisasi di sektor perikanan (Wahyono dkk dalam Rokhimin Dahuri, 2001:5).

Kemiskinan pada masyarakat nelayan lebih disebabkan karena faktor

struktural dan kultural. Faktor kultural didirikan dengan keterbatasan teknologi,

budaya malas, gaya hidup foya-foya manajemen buruk, dan terbatasnya sumber

daya alam.

Secara struktural kemiskinan lebih disebabkan pengaruh eksternal, seperti

tergusur dalam proses pembangunan, keterbatasan akses terhadap modal,

implementasi kebijakan pemerintah yang tidak terealisasi (top down),kebijakan

yang tidak berorientasi pada prinsip pemberdayaan dan partisipasi nelayan

setempat, rendahnya posisi tawar dalam proses pemasaran, keterbatasan sarana

dan prasarana pendukung, dan rendahnya penanganan hasil tangkapan (Satria

dalam Kusdiantoro, 2002:2) Menurut, Naim (dalam Sumarsono, 1995:3-4)

mengatakan bahwa kemiskinan struktural pada masyarakat nelayan telah

mematikan inisiatif, kreativitas dan daya usaha pada wanitanya. Latar belakang

sosial budaya, ekonomi dan kondisi geografis keluarga, sangat menentukan corak

dan peran perempuan.

Dalam kehidupan nelayan, perempuan mempunyai peran yang penting

dalam menopang aktifitas baik yang bersifat social maupun ekonomi. Kondisi

geografis yang berada di pesisir pantai juga mempengaruhi mata pencaharian

masyarakat setempat sebagai nelayan. Usaha-usaha sampingan yang dilakukan

digunakan sebagai tambahan penghasilan keluarga dalam mengatasi masalah

kebutuhan sehari-hari. Namun, keterbatasan modal, keterampilan, dan motivasi

Page 25: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

yang dimiliki menyebabkan usaha sampingan tersebut kurang mampu

diberdayakan secara optimal. Masalah kemiskinan muncul karena adanya

sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang

dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak.

Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat

lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.

Kehidupan ekonomi yang dimaksud di sini, yakni kehidupan ekonomi yang

terdapat pada masyarakat nelayan dilihat dari aspek social budayanya. Cakupan yang

menjadi bahasan kehidupan ekonomi masyarakatnya yakni tentang proses

pelaksanaannya, serta kebiasaan masyarakat setempat secara berurutan dalam hal

adat-istiadatnya yang disesuaikan dengan batasan ekonomi masyarakat nelayan.

Sehingga dalam pelaksanaan sosial budayapun disesuaikan dengan kemampuan tiap

individu masyarakat. Di samping itu, kehidupan ekonomi nelayan tidak menentu

karena sangat tergantung pada musim ikan. Terkadang dapat mcnangkap ikan banyak,

tetapi pada saat tertentu hasil tangkapan ikan dapat pula menurun atau akan sulit

ditangkap, sehingga kerja kerasnya akan menjadi sia-sia belaka. Hal ini akan

mengakibatkan kehidupan ekonomi pada masyarakat nelayan secara umum berada

pada posisi yang miskin.

Sementara itu, sebagaian besar nelayan Indonesia tergolong ke dalam

nelayan tradisional, yaitu nelayan yang masih menggunakan peralatan tradisional,

seperti perahu layar sebagai alat transportasinya, dan alat tangkap yang masih

sederhana. Kendala alam merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kelompok

masyarakan nelayan. Motorisasi sebagai hasil dari pembangunan nasional dalam

Page 26: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

bidang perikanan walaupun telah membantu nelayan dalam mengatasi kendala

alam, tampaknya belum mampu mengentaskan nelayan dari berbagai persoalan

yang dihadapi (Sumarsono dkk, 1995).

Meskipun kehidupan sehari-hari di habiskan untuk mencari ikan di laut,

kemiskinan selalu menyelimuti kehidupan sehari-hari para nelayan.Suatu

kenyataan yang tidak sebanding dengan resiko aktivitas dalam mencari ikan di

laut. Dengan demikian, usaha keras nelayan terasa tidak berarti dalam

mensejahterakan keluarga. Kesulitan mengatasi masalah kebutuhan hidup sehari-

hari menyebabkan kemiskinan pada masyarakat nelayan tak kunjung berakhir.

Kemiskinan pada masyarakat nelayan merupakan beban yang tidak dapat

dipastikan kapan berakhirnya. Setiap orang di dunia ini memiliki berbagai

kebutuhan didalam hidupnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mengharuskan setiap individu

berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, baik itu

kebutuhan jasmani maupun rohani. Salah satu cara untuk memenuhinya ialah

dengan bekerja. Bekerja adalah melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan

atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud memperoleh

penghasilan berupa uang dan atau barang dalam waktu tertentu.

Interaksi sosial adalah merupakan kunci dari semua kehidupan sosial oleh

karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama (sumber

dari: buku sosiologi suatu pengantar soerjono soekanto, edisi baru ke empat

1990:67). Indonesia ialah salah satu sebagai negara kepulauan terbesar di dunia

dengan melihat perairan lebih besar/lebih luas dari daratan yang ada, dengan itu

Page 27: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

kita dapat mengetahui bahwa kita kaya akan sumber daya alam yang ada di

perairan. Bagi masyarakat nelayan, laut bukan hanya merupakan hamparan air

yang membatasi wilayah daratan, tetapi lebih dari itu yakni sebagai sumber

pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. (sumber dari: perubahan pandangan

bekerjamasyarakatnelayandesaujungwatu,jepara/http://eprints.undip.ac.id/3260/2

/14_ARTIKEL_GIK.pdf). Kehidupan sosial adalah kehidupan yang terdiri dari

berbagai macam bentuk kehidupan yang dapat menjadi suatu rangkaian yaitu

rangkaian suatu aktifitas manusia yang saling bergantung antara satu sama lain

(Sumber dari: skripsi Dalmi stanbuk B201 07 173 2012) (Astrid S Susanto.

2003:20).

Dengan demikian masyarakat Indonesia merupakan bagian integran dari

bangsa indonesia yang harus tersentuh oleh upaya-upaya peningkatan SDM

melalui program pembangunan dan sector. Olehnya itu maka masyarakat

hendaknya tidak hanya di jadikan sebagai objek pembangunan melainkan harus

pula di tempatkan sebagai sumber pembangunan. Desa Mabonta, merupakan desa

yang memiliki potensi yang sama dengan desa-desa yang terletak di pesisir pantai

lainnya. Hampir semua masyarakat Desa Mabonta Kec. Burau menggantukan

kehidupan sosial ekonominya pada pemanfaatan sumberdaya yang ada di laut.

Pemanfaatan ini lebih di orientasikan pada exploitas terhadap potensi laut yang

ada di Desa Mabonta Kecamatan Burau.

Desa Mabonta letaknya di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur,

masyarakat Mabonta merupakan masyarakat yang sebagian besar masyarakatnya

bermata pencaharian sebagai nelayan. Artinya, kehidupan masyarakatnya sangat

Page 28: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

bergantung pada seberapa besar hasil tangkapan ikan di laut. Sementara agama

yang dianut oleh sebagian besar penduduknya adalah agama Islam, yang masih

menjunjung tinggi tradisi-tradisi leluhur yang dilaksanakan secara turun-temurun.

Sedangkan penghasilan nelayan pada kehidupan sehari-hari tidak menentu,

karena tergantung dari musim ikan. Sudah tentu masyarakat mengalami

perubahan khususnya dalam penghasilan, kondisi seperti ini menyebabkan

nelayan pada posisi lemah atau miskin. Dengan demikian, maka setiap nelayan

akan mengalami kesulitan yang dipengaruhi oleh penghasilan tersebut, yaitu

penghasilan dari menangkap ikan di laut. Di samping itu, pengaruh yang

dirasakan akan tetap nampak dalam bidang aspek sosial budaya yang

mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat nelayan. Melihat latar belakang

dari kenyataan diatas, aspek sosial budaya tersebut meliputi 3 (tiga) sistem:

Pertama, sistem keluarga dan kekerabatan. Secara tidak langsung

hubungan keluarga dan kerabat nelayan saling mempengaruhi, seperti dalam

perekrutan menjadi buruh nelayan pada saat menangkap ikan di laut. Hal ini

tentunya sangat dibutuhkan dalam menghadapi tentangan perekonomian pada

masyarakat nelayan, sehingga dengan adanya keluarga dan kerabat yang

mempunyai perahu diharapkan saudaranya bisa ikut bekerja menjadi nelayan

buruh. Selain itu juga dapat menambah harmonis antara anggota keluarga dengan

kerabatnya, baik kerabat dari suami atau istri nelayan pemilik. Dengan demikian,

sistem kelurga dan kekerabatan pada masyarakat nelayan mempengaruhi

kehidupan ekonominya. Aspek sosial budaya yang dimaksud di sini adalah secara

tidak langsung hubungan keluarga dan kerabat saling mempengaruhi mulai dari

Page 29: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

perekrutan buruh nelayan dan dalam kegiatan menangkap ikan di laut. Keluarga

adalah pusat ketenangan hidup dan pangkalan (home base) yang paling vital. Hal ini

berpijak pada anggapan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan dan pusat

kebudayaan serta pusat agama. Roucek (dalam Gunawan 2000:96) hubungan antara

anggotakeluarga harus selalu harmonis dan terpadu serta penuh kegotongroyongan

serta kasih sayang. Sebagaimana pada masyarakat Jawa pada umumnya, bentuk

keluarga yang dianggap ideal oleh masyarakat nelayan di desa mabonta bentuk

keluarga batih.

Kedua, sistem gotong royong dan tolong menolong dalam kehidupan

nelayan pada saat menangkap ikan dilaut juga gotong royong dan tolong

menolong di lingkungan masyarakat. Secara tidak langsung dengan adanya

gotong royong dan tolong menolong mempengaruhi kehidupan ekonomi nelayan,

seperti dalam pemberian bantuan keringanan berobat yang diberikan nelayan

pemilik terhadap nelayan buruh apabila sakit. Selain itu, gotong royong dan

tolong menolong di lingkungan masyarakat dalam hal kematian. Dengan

demikian, sistem gotong royong dan tolong menolong yang ada pada masyarakat

nelayan mempengaruhi kehidupan ekonominya. Hal ini tampak dalam kehidupan

ekonomi nelayan, antara nelayan pemilik dengan nelayan buruh dalam kegiatan

menangkap ikan di laut. Misalnya, peminjaman modal kepada nelayan melalui

pinjaman modal dari nelayan pemilik kepada nelayan buruh agar nelayan dapat

menangkap ikan di laut Peminjaman modal oleh nelayan pemilik itu bisa juga berupa

uang maupun perahu dan alat-alat penangkapan ikan, sedangkan nelayan buruh hanya

menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas..

Page 30: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Ketiga,sistem kepercayaan dalam kehidupan nelayan pada saat menangkap

ikan di laut. Seperti percaya adanya hari-hari tertentu yang keramat, yaitu

meninggalnya orang tua, hari sabtu legi dan juga pada saat upacara sedekah laut.

Dengan adannya kepercayaan tersebut mempengaruhi pendapatan ekonomi

nelayan, karena nelayan tidak pergi menangkap ikan di laut. Kesadaran kolektif

untuk keselamatan lingkungan sangat kental dalam masyarakat nelayan. Oleh karena

itu, intervensi apapun ketika mengganggu keutuhan dan kelangsungan hidup

ekosistem laut akan direspon, walaupun harus dengan kekerasan. Menurut para

nelayan, pengrusakan dan eksploitasi sumber-sumber laut dengan penggunaan jaring

yang tidak standar bukan hanya menganggu sumber-sumber ekonomi mereka, tetapi

sering pula dianggap sebagai bentuk pengganggu dalam pandangan budaya

keagamaan mereka.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang lebih mendalam tentang bagimana "Perilaku Sosial Ekonomi

Masyarakat Pesisir (Studi Kemiskinan kultural komunitas nelayan di Desa

Mabonta Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur)".

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perilaku sosial ekonomi komunitas nelayan mendorong

terjadinya kemiskinan kultural Desa Mabonta Kecamatan Burau

Kabupaten Luwu Timur ?

Page 31: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial ekonomi komunitas nelayan

mendorong terjadinya kemiskinan kultural Desa Mabonta Kecamatan

Burau Kabupaten Luwu Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran kepada para ilmuan yang akan meneliti bidang pendidikan

khususnya yang bersangkutan dengan Perilaku ekonomi masyarakat

pesisir yang terletak diDesa Mabonta.

b. Hasil penelitian ini diharapkan juga menjadi dasar pemikiran serta

memberikan motivasi dan dorongan bagi peneliti lainnya untuk

melakukan penelitian lanjutan dengan pokok bahasan yang lebih

mendalam tentang perilaku ekonomi masyarakat pesisir yang terdapat

di Desa Mabonta khususnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Pemerintah pusat dan daerah khususnya kabupaten luwu timur sebagai

informasi dan masukan untuk mengambil kebijakan dalam

pembangunan, khususnya bidang pengembangan budidaya nelayan

yang di naungi oleh dinas perikanan dan kelautan.

Page 32: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

b. Masyarakat dapat menjadikan bahan penuntun untuk memahami

bagaimana keadaan perilaku sosial ekonomi masyarakat nelayan .

c. Semua pihak yang berminat untuk mengembangkan pengetahuan

mengenai kehidupan perilaku sosial ekonomi masyarakat nelayan,

sekaligus sebagai bahan informasi dan data bagi penelitian lainnya

yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 33: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Perilaku Sosial

a Teori Behavioral Sosiology

Menurut B.F. Skinner dalam Ritzer (2016:69) menyatakan bahwa teori

Behavioral Sociologi dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip

psikologi perilaku ke dalam sosiologi. Toeri ini memusatkan perhatiannya kepada

hubungan antara akibat dari tingkahlaku yang terjadi didalam lingkungan aktor

dengan tingkahlaku aktor. Akibat-akibat tingkahlaku diperlukan sebagai variabel

independen. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan tingkahlaku yang

terjadi itu melalui akibat-akibat yang mengikutinya kemudian. Jadi nyata secara

metafisik ia mencoba menerangkan tingkahlaku yang terjadi di masa sekarang

melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi dimasa yang akan datang. Yang

menarik prhatian Behavioral Socoiology adalah hubungan historis antara akibat

tingkahlaku yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku yang terjadi

sekarang. Akibat dari tingkahlaku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi

tingkahlaku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang

diperoleh dari suatu tingkahlaku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah

seseorang aktor akan bertingkahlaku yang sama (mengulanginya) dalam situasi

sekarang.

Page 34: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Konsep dasar Behavioral Sociology yang menjadi pemahamannya adalah:

“reinforcement” yang dapat diartikan sebagai ganjaran (reward). Tak ada sesuatu

yang melekat dalam obyek yang dapat menimbulkan ganjaran. Perulangan

tingkahlaku tak dapat dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu

sendiri. Perulangan dirumuskan dalam pengertiannya terhadap aktor. Sesuatu

ganjaran yang tak membawa pengaruh terhadap aktor tidak akan diulang. Contoh

yang sederhana adalah tentang makanan. Makanan dapat dinyatakan sebagai

ganjaran yang umum dalam masyarakat. Tapi bila seseorang sedang tidak lapar

maka makan tidak akan diulang. Lalu apakah sebenarnya yang menentukan:

apakah ganjaran yang akan diperoleh itu yang menyebabkan perulangan

tingkahlaku? Bila aktor telah kehabisan makanan, maka ia akan lapar dan

makanan akan berfungsi sebagai pemaksa. Sebaliknya bila ia baru saja makan,

tingkat kerugiannya menurun sehingga makanan tidak lagi menjadi pemaksa

efektif terhadap perulangan tingkahlaku. Dalam contoh diatas terkandung

kerugian psikologis. Bila kita meniadakan unsur manusia, makanan, seks, air atau

udara, maka semua akan menjadi pemaksa yang potensial. Bila kebutuhan-

kebutuhan psikologis ini dipenuhi maka kebutuhan tersebut tidak akan berguna

lagi sebagai faktor pemaksa. Tetapi faktor pemaksa itu tidak hanya bersifat

psikologis semata. Dia dapat juga berupa sesuatu yang kita pelajari. Kita telah

belajar membutuhkan berbagai jenis barang. Sekali kita belajar membutuhkannya

berbagai jenis barang. Sekali kita belajar membutuhkannya maka barang tersebut

akan menjadi pemaksa bila kita kehilangan barang tersebut.

Page 35: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Pendekatan behaviorisme dalam ilmu sosial sudah dikenal sejak lama,

khususnya dalam psikologi. Kebangkitannya diseluruh cabang ilmu sosial di

zaman moderen, terutama dalam sosiologi ditemukan dalam karya itu Skinner

mencoba menerjemahkan prinsip-prinsip psikologi aliran behaviorisme kedalam

sosiologi. Karyanya meliputi spektrum yang sangat luas. Ia juga pelopor dari

orang-orang yang mencoba menerapkan prinsip behaviorisme secara praktis.

Teori, gagasan dan praktek yang dilakukannya telah memegang peranan penting

dalam pengembangan sosiologi behavior.

Untuk mendapatkan kontras antara paradigma perilaku sosial ini dengan

kedua paradigma terdahulu, di sini akan diperlihatkan perbedaan antara

pandangan skinner sebagai pemuka exemplarnya dengan kedua pandangan

paradigma yang lain itu. Skinner melihat kedua paradigma fakta sosial dan

defenisi sosial sebagai perspektif yang bersifat mistik, dalam arti mengandung

sesuatu persoalan yang bersifat teka teki, tidak dapat diterangkan secara rasional.

Kritik skinner ini tertuju kepada masalah yang substansial dari kedua paradigma

itu, yakni eksistensi obyek studinya sendiri. Menurut skinner, kedua paradigma itu

membangun obyek studi berupa sesuatu yang bersifat mistik. Maksudnya fakta

sosial yang terdiri atas struktur sosial dan pranata sosial yang menjadi obyek studi

paradigma fakta sosial serta sesuatu yang terjadi dalam pemikiran manusia berupa

„tanggapan kreatif‟ terhadap sesuatu rangsangan atau stimulus dari luar dirinya

yang menjadi obyek penyelidikan paradigma defenisi sosial oleh skinner dinilai

keduanya sebagai obyek yang bersifat mistik. Menurutnya, obyek studi sosiologi

yang kongkit-realitis itu adalah: perilaku manusia yang nampak serta

Page 36: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

kemungkinan perulangannya (behavior of man and contigencies of

reinforcement).

Ide pengembangan paradigma perilaku sosial ini dari awal sudah

dimaksudkan untuk menyerang kedua paradigma lainnya. Karena itu tak

mengherankan bila perbedaan pandangan antara paradigma perilaku sosial dengan

kedua paradigma lainnya itu merupakan sesuatu yang tak terelakan.

Dalam bukunya Beyond Freedom And Dignity skinner menyerang

langsung paradigma defenisi sosial dan secara tak langsung terhadap paradigma

fakta sosial, seperti tercermin dalam uraian berikut. Konsep kultur yang

didefinisikan oleh paradigma fakta sosial dinilainya mengandung ide yang bersifat

tradisional khusunya mengenai nilai-nilai sosial (social-volues). Menurutnya

pengertian kultur yang diciptakan itu tak perlu disertai dengan unsur mistik seperti

ide dan nilai sosial itu. Alasannya karena orang tidak dapat melihat secara nyata

ide dan nilai-nilai dalam mempelajari masyarakat. Yang jelas terlihat adalah

bagaimana manusia hidup, memelihara anaknya, cara berpakaian, mengatur

kehidupan bersamanya dan sebagainya.

Kebudayaan masyarakat tersusun dari tingka laku. Dengan kata lain

kebudayaan adalah tingkahlaku yang terpola. Untuk memahami tingkahlaku yang

terpola itu tidak diperlukan konsep-konsep seperti ide-ide dan nilai-nilai. Yang

diperlukan adalah pemahaman terhadap “kemungkinan penguatan pengunaan

paksa” itu. Walaupun menyentil pandangan paradigma fakta sosial yang memang

memandang tingkahlaku manusia ditentukan oleh norma dan nilai sosial, tetapi

kecaman tajamannya itu seperti ditunjukan terhadap paradigma definisi sosial.

Page 37: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Menurut George C.Homan dalam Blog Joseph (2016) Inti fokus analisis

teori ini pada hubungan kausal atas perilaku individu. Teori ini menekankan

adanya hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam

lingkungan individu dengan tingkah laku yang terjadi sekarang. Akibat dari

tingkah laku yang terjadi di masa lalu apakah mempengaruhi tingkah laku yang

terjadi di masa sekarang.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam teori

behavioral sociology Tingkah laku seorang individu mempunyai hubungan

dengan lingkungan yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku. Tingkah laku

manusia atau individu disini lebih ditentukan oleh sesuatu diluar dirinya seperti

norma-norma, nilai-nilai atau struktur sosialnya. Jadi dalam hal ini individu

kurang sekali memiliki kebebasan selain itu dijelaskan pula bahwa teori ini pada

hubungan kausal atas perilaku individu. Teori ini menekankan adanya hubungan

historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan individu dengan

tingkah laku yang terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa

lalu apakah mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang.

Menurut hurlock dalam kahfi (2016:7) mengemukakan bahwa: Perilaku

Sosial adalah “aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau

sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan

tuntunan sosial”.

Menurut Walgito Bimo dalam Kahfi (2016:7) perilaku atau aktivitas

dalam pengertian luas yaitu: “Perilaku yang menampak (over behavior) dan atau

Page 38: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

perilaku yang tidak menampak (inner behaviour), demikian pula aktivitas tersebut

disamping aktivitas motorik juga termasuk aktifitas emosional dan kognitif”.

Rahman dalam Kahfi (2016:7) menjelaskan bahwa:“Perilaku sosial bukan

hanya ekspresi dari perbedaan individual dalam hal kognisi, afeksi, motivasi

maupun kepribadian, tapi juga merupakan hasil adaptasi terhadap konteks social

yang berbeda dalam hal system nilai, agama, struktur social, bahasa, dan

stratifikasi socialnya”.

Lanjut, Rahman kembali menjelaskan bahwa: “Salah satu faktor

kontekstual yang berpengaruh besar terhadap perilaku sosial adalah prinsip moral

yang dianut oleh masyarakat”.

Diketahui bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau

organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus

yang diterima organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal, maupun

stimulus internal. Social dalam pengertian umum berarti segala sesuatu mengenai

masyarakat atau kemasyarakatan. Soekanto mengemukakan bahwa: “sosial adalah

berkenan dengan perilaku atau yang berkaitan dengan proses sosial”.

Dari pendapat- pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwa: perilaku

sosial ialah, “Perilaku yang nampak (over behavior) dan atau perilaku yang tidak

menampak (inner behaviour), demikian pula aktivitas tersebut disamping aktivitas

motorik juga termasuk aktifitas emosional dan kognitif” serta akibat dari

tingkahlaku yang terjadi didalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku aktor

dalam “aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya

dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntunan sosial”.

Page 39: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

a Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial

Bentuk-bentuk perilaku sosial anak menurut Hurlock dalam kahfi

(15:2016) mengemukakan bahwa:

1) Kerjasama. Sejumlah kecil anak belajjar bermain atau bekerja secara

bersama dengan anak lain sampai mereka berumur 4 tahun. Semakin

banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu

bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan cara

bekerjasama.

2) Persaingan. Jika persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk

berusaha sebaik-baiknya, hal ini akan menambah sosialisasi mereka.

Jika hal itu dieksperikan dalam pertengkaran dan kesombongan, akan

mengakibatkan timbulnya sosialisasi yang buruk.

3) Kemurahan hati. Kemurahan hati, sebagaimana terlihat pada kesedihan

untuk berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkatkan dan sikap

mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak belajar

bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan sosial.

4) Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat untuk diterima kuat, hal ini

mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan sosial.

Hasrat untuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal

dibandingkan dengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.

5) Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka

pernah mengalami situasi yang mirip dengan duka cita. Mereka

Page 40: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

mengekspresikan simpati dengan berusaha dengan menolong atau

menghibur seseorang yang sedang sedih.

6) Empati. Empati kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang

lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya

berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud

pembicaraan orang lain.

7) Ketergantungan. Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,

perhatian dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dengan

cara yang diterima secara sosial. Anak yang berjiwa bebas kekurangan

motivasi ini.

8) Sikap ramah. Anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui

kesedihan melakukan sesuatu untuk bersama anak atau orang lain dan

dengan mengekspresikan kasih sayang kepada mereka.

9) Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak yang mempunyai

kesempatan dan pendapat dorongan untuk membagi apa yang mereka

miliki dan yang tidak terus menerus menjadi pusat perhatian keluarga,

belajar memikirkan orang lain dan berbuat untuk orang lain dan

bukannya hanya memusatkan perhatian pada kepentingan dan milik

mereka sendiri.

10) Meniru. Dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh kelompok

sosial, anak-anak mengembangkan sifat yang menambah penerimaan

kelompok terhadap diri mereka.

Page 41: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

2. Konsep Perilaku Ekonomi

a Teori Perilaku Ekonomi

Menurut weber dalam Damsar (2011:22) ia mengemukakan bahwa untuk

mencapai keberhasilan, seseorang harus melakukan aktivitas kehidupan, termasuk

aktivitas ekonomi, yang dilandasi oleh disiplin dan bersahaja, yang didorong oleh

ajaran keagamaan.

Dalam economy and society ([1992] 1978), weber telah menetapkan garis

pemisah antara ekonomi dan sosiologi ekonomi dengan mengajukan tiga unsur:

a. tindakan ekonomi adalah sosial

b. tindakan ekonomi selalu melibatkan makna

c. tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan

Menurut Parsons dan Smelser dalam Damsar dan Indrayani (2011:28-29),

ekonomi merupakan salah satu dari beberapa subsistem masyarakat (juga sering

disebut sistem sosial). Adapun subsistem itu sebagai berikut:

1) pola pemeliharaan laten dan sistem manajemen (latency), setiap

masyarakat mempunyai suatu sistem nilai dan kepercayaan yang

beroperasi sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi

institusi utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi

anggota-anggotanya.

2) Pencapaian tujuan (Goal) funsi ini merujuk pada cara dimana

masyarakat menciptakan tujuan khusus yang dilegitiasi oleh nilai-nilai

yang dominan dan menggerakkan penduduk untuk encapai tujuan

tersebut.

Page 42: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

3) Adaptasi (adaptation) tujuan-tujuan yang melembaga dan sah mislanya,

produktivitas ekonomi, peperangan tidak direalisasikan secara otomatis

dan masyarakat harus mengeluarkan sejumlah energi untuk

mencapainya.

4) Integrasi (integration) agar tidak terjadi pertentangan diantara individu-

individu, kelopok-kelopok, atau subsistem yang ada, maka diperlukan

integrasi sehingga terjadi keseimbangan dala sistem secara keseluruhan.

Menurut Swedberg dan Granovetter dalam Damsar (1992:6-9) menyatakan

bahwa:

(a) Tindakan ekonomi adalah suatu bentuk dari tindakan sosial

(b) Tindakan ekonomi disituasikan secara sosial

(c) Institusi-institusi ekonomi dikonstruksikan secara sosial

Menurut Bimbie dalam kahfi (2016:9) menyatakan bahwa “Perilaku

ekonomi adalah suatu proses yang dijalani oleh perusahaan atau organisasi dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang suatu produk

maupun jasa yang baru saja dikomsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Lanjut

teori perilaku ekonomi mempelajari tentang, dalam kondisi apa dan bagaimana

kebiasaan konsumen ketika memusatkan membeli produk dengan merek tertentu”.

Lanjut teori perilaku ekonomi mempelajari tentang kondisi apa dan

bagaimana kebiasaan konsumen ketika memutuskan membeli produk dengan

merek tertentu”.

Dalam menganalisis cara-cara individu dan masyarakat membuat pilihan,

dimisalkan bahwa pilihan-pilihan mereka dipertimbangkan secara rasional.

Page 43: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Berdasarkan pemisilan ini maka dalam menggunakan sumber-sumber daya,

individu dan masyarakat akan berusaha memaksimumkan kepuasan dan

kemakmurannya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan untuk dapat melihat secara

sederhana penjelasan mengenai teori perilaku ekonomi, apa dan bagaimana

defenisi serta mekanisme dari teori perilaku ekonomi itu sendiri, maka terlebih

dahulu dapat kita lihat penjelasan teori perilaku ekonomi yang dikaji terhadap

perilaku sosial antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan antar

manusia terdapat beberapa teori yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk

membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia tersebut,

salah satunya adalah teori perilaku ekonomi. Perilaku ekonomi ialah ekonomi

merupakan salah satu dari beberapa subsistem masyarakat (juga sering disebut

sistem sosial) yang dimana dijelaskan kembali bahwa untuk mencapai

keberhasilan, seseorang harus melakukan aktivitas kehidupan, termasuk aktivitas

ekonomi, yang dilandasi oleh disiplin dan bersahaja, yang didorong oleh ajaran

keagamaan.

b Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Meskipun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan

aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi manusia tetap memiliki hak untuk

menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan

dan keinginan hidupnya. Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai

kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar

tetap hidup serta membutuhkan pakaian untuk menutupi auratnya. Manusia juga

Page 44: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan

kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk

memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan

uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu

kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang

tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia

selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut

makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya

untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

Sebagai mahluk alamiah, manusia mempunyai sederet kebutuhan-

kebutuhan. Manusia butuh makan dan minum agar dapat bertahan hidup. Manusia

butuh hiburan agar hidupnya tetap menarik,menyenangkan dan tidak

membosankan. Manusia butuh pendidikan, kesehatan, kebudayaan,dan

sebagainya. Kebutuhan tersebut akan terus di buruh, dicari, dan di perjuangkan.

Akibatnya akan muncul adagium bahwa manusia adalah mahluk yang belum

selesai. Artinya, untuk menentukan dan memenuhi segala kebutuhannya,manusia

harus bekerja dan berkarya (Sudikin dkk dalam Ady, 2013:10).

Menurut (Razak dkk dalam ady, 2013:10-12) bahwa kebutuhan dapat di

bedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Kebutuhan primer pada dasarnya merupakan kebutuhan biologis atau organik

yang umunya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif asli. Sedangkan

kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif

yang di pelajari.

Page 45: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pendapatan yang didapat

seseorang melalui aktifitas kerja dalam suatu periode tertentu yang membuat

seseorang memperolaeh upah atau pendapatan atas kegiatan atau pekerjaan yang

telah di lakukannya. Pekerja dan keluarganya mempunyai ketergantungan

terhadap besarnya upah yang diterimah untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai

dari kebutuhan pangan,sandang,papan,dan beragam kebutuhan lainnya.

Munculnya istilah sosial ekonomi,tidak lain adalah merupakan pertanda

yang menunjukan kegiatan ekonomi secara sosial dalam sistem kemasyarakatan.

Pada sistem kemasyarakatan ini terlihat heterogenitas manusia yang hidup dan

beerkembang baik didalmnya, baik dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan,

pendapatan, dan kondisi perumahan,sehingga keempat aspek itu di pahami

sebagai indikator tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu bertindak rasional yaitu selalu

memperhitungkan sebab akibat dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka

pemenuhan kebutuhannya sehingga tidak merugikan dirinya sendiri. Namun

makhluk ekonomi bukanlah makhluk egois yang hanya mementingkan dirinya

sendiri dan mengorbankan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, ia tetap

bertindak sebagai makhluk sosial.

1. Ciri- ciri manusia sebagai makhluk ekonomi yaitu:

a) Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan

sendiri

Page 46: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

b) Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien ( selalu

memikirkan perbandingan antara apa yang dikeluarkan dengan apa

yang akan dihasilkan).

c) Cenderung memilih suatu kegiatan yang paling dekat dengan

pencapaian tujuan yang diinginkan.

Ketiga kecenderungan ini disebabkan karena kebutuhan atau keinginan

manusia yang selalu bertambah sedangkan sumberdaya / pemuas kebutuhan

sifatnya terbatas.

Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam memenuhi

kebutuhannya adalah:

a. Faktor Intern:

1) Sikap dan gaya hidup

2) Selera

3) Pendapatan

4) Intensitas kebutuhan

b. Faktor Ekstern:

1) lingkungan

2) Adat istiadat

3) Kebijakan pemerintah

4) Mode / Trend

5) Kemajuan teknologi dan kebudayaan

6) Keadaan alam

Page 47: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

c Gaya Hidup

Dalam kajian sosiologi ekonomi, prilaku konsumsi dan aspek budaya

seringkali dipahami sebagai dua hal yang tak terpisahkan. Prilaku seorang

membeli produk budaya mengonsumsi produk budaya, dan memanfaatkanya

selain dipengaruhi berbagai faktor sosial: kelas, usia, gender dan lain-lain, yang

tak kalah penting perilaku konsumsi juga sering acap kali juga di pengaruhi oleh

gaya hidup. Yang dimaksud dengan gaya hidup disini adalah adaptasi aktif

individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk

menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup mencakup sekumpulan

kebiasaan, pandang dan pola-pola respon terhadap hidup, serta terutama

perlengkapan terhadap hidup, serta perlengkapan untuk hidup. Cara berpakaian,

cara kerja, pola konsumsi, bagaimana individu mengisi keseharianya merupakan

unsur-unsur membentuk gaya hidup gaya kelompok seseorang, dari seringnya

berinteraksi dan menanggapi berbagai stimulus di sana (Adlin (Ed.), 2006: 36-39).

Menurut piliang (dalam Adlin (Ed,) 2006:81), beberapa sifat umum dari

gaya hidup, antara lain:

1) Gaya hidup sebagai sebuah pola, yaitu sesuatu yang dilakukan atau tampil

secara berulang

2) Yang mempunyai massa atau pengikut sehingga tidak ada gaya hidup

yang sifatnya personal

3) Mempunyai daur hidup (life cicle) artinya ada masa kelahiran, tumbuh,

puncak, surut dan mati.

Page 48: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Gaya dibentuk, diubah, dikembangkan sebagai hasil interaksi antara

disposisi habitusdengan batas serta berbagai kemungkinan realitas. Dengan gaya

hidup individu menjaga tindakan-tindakanya dalam batas dan kemungkinan

tertentu. Berdasarkan pengalaman sendiri yang di bandingkan dengan realitas

sosial, individu memiliki rangkaian tindakan dan penampilan mana yang

menurutnya sesuai dan mana yang tidak sesuai untuk ditampilkan dalam ruang

sosial (dlin (Ed), 2006: 53-54).

Gaya hidup oleh berbagai ahli sering di sebut merupakan ciri sebuah dunia

modern atau modernitas, Artinya, siapapun yang hidup dalam masyarakat modern

akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan

tindakanya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola yang

membedakan tindakan satu dengan yang lain (Chaney, 2004: 40).

Istilah gaya hidup baik dari sudut pandang individual maupun kolektif ,

mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai gaya hidup mencakup

sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respons terhadap hidup, serta

terutama perlengkapan untuk hidup. Cara sendiri bukan sesuatu yang alamiah,

melainkan hal yang ditemukan, di adopsi atau diciptakan, dikembangkan dan

digunakan untuk menampilkan tindakan agar mencapai tujuan tertentu. Untuk

dapat dikuasai, cara harus diketahui digunakan, dan dibiasakan (Donny Gahral

Adian, dalam adlin (Ed), 2006:37).

Dalam kehidupan sehari-hari, menurut piliang (dalam adlin, 2006:71),

selalu ada hubunga timbal balik dan tidak bisa dipisahkan antara keberadaan citra

(image) dangaya hidup (life style) . Gaya hidup adalah cara manusia memberikan

Page 49: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

makna pada dunia kehidupanya, dan membutuhkan medium dan ruang untuk

mendeskripsikan makna tersebut, yaitu ruang bahasa dan benda-benda, yang

didalamnya citra mempunyai peran yang sangat sentral. Di pihak lain , Citra

sebagai sebuah kategori di dalam relasi simbolis di antara manusia dan dunia

objek, dan membutuhkan aktualisasi dirinya ke dalam berbagai dunia realitas,

Termasuk gaya hidup.

Seseorang yang memutuskan membeli suatu tas merk Hermes, Louis

Voiton, atau yang lain, misalnya apakah ia melakukan krena semata didorong

kebutuhan untuk memiliki tas sebagai wadah dompet, lipstik, dan barang-barang

pernik lainya, ataukah ataukah lebih di dorong keinginan untuk menunjukan dari

mana kelas sosial dia berasal? Ketika seseorang mengonsumsi sesuatu, bukan

sekedar karena ingin mebeli fungsi pertama atau fungsi inheren dari produk yang

dibelinya itu, tetapi sebetulnya tetapi ia juga berkeinginan untuk untuk membeli

fungsi sosial yang lain disebut Adorno (1960) sebagai ersatz, nilai pakai kedua

sebuah produk (lihat: Evers, 1998). Artinya, seseorang membeli tas, tidak selalu

karena ia butuh tempat berbagai barang miliknya, tetapi karena juga didorong

keinginan tujuan sosial yang lain: prestise, kepentingan untuk memperoleh modal

sosial sebagai teiket menjalin relasi peer-group-nya, dan lain sebagainya. Seperti

komudikasi budaya atau kebudayaan yang diindustrialisasikan-yang dirancang

berdasarkan kalkulasi-kalkulasi keuntungan-hanya akan menghasilkan penipuan

massa (lihat: Ibrahim(Ed.), 2004: 328). Di era kapitalisme akhir, membeli barang

sesungguhnya juga membeli kesan dan pengalaman, dan kegiatan berbelanja

Page 50: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

bukan lagi suatu transaksi ekonomi sederhana, melainkan lebih merupakan

interaksi simbolis di mana individu membeli dan mengkonsumsi kesan.

Gaya hidup selalu berkaitan dengan upaya untuk membuat diri eksis dalam

cara tertentu dan berbeda dari kelompok lain. Di sini ada suatu prilaku konsumsi

yang merupakan imbas post-moderen, dimana orang berada dalam kondisi selalu

dahaga, dan tak terpuaskan. Suatu pola konsumsi yang dengan cerdik di

bangkitkan oleh produsen, gatekeeper, melalui pencitraan yang menjadi titik

sentral sebagai perumus hubungan, Citra kemudian menjadi bahasa komunikasi

sosial di dalam masyarakat konsumen, yang di dalamnya telah diciptakan

klasifikasi dan perbedaan sosial menurut kelas, status, dan selera. Disini

konsumen dinkonstruksi untuk membeli citra ketimbang produk: citra yang

mampu membuat tampak berbeda dan mengalami kebernilaian dalam

keberbedaan itu. Dalam istilah pemasaran, hal ini biasanya dikonseptualisasikan

dalam strategi positioning dan life rinseasi (Audifax, dalam adlin, 2006: 109).

Pierre Bourdieu (1984), menyatakan bahwa konsumsi budaya cenderung, sadar

dan di sengaja atau tidak, mengisi suatu fungsi sosial berupa meligitimasi

perbedaan-perbedaan sosial (Storey, 2007:145).

Konsumsi adalah suatu proses perubahan yang secara historis dikonstruksi

secara sosial. Gagasan bahwa konsumsi telah menjadi fokus utama kehidupan

sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari perkembangan

kajian tentang masyarakat dan budaya konsumen.

Beberapa kritikus memandang pengadopsian gaya hidup tertentu oleh

banyak sebagai suatu indikasi dari suatu masifikasi, yakni permasalahan oleh

Page 51: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

ketidak mampuan mereka menemukan jati dirinya. Sementara itu, beberapa yang

lain menilai gejala penularan gaya hidup sebagai keberhasilan kapitalisme

mempengaruhi para konsumenya untuk menggunakan produk-produk massal

demi keuntungan para kapitalis sebagai produsen (Adlin (Ed.). 2006: 37) .

Masyarakat konsumen , menurut perspektif culture studiessering kali

memang di yakini tumbuh karena ideologi konsumerisme, terutama melalui

pencitraan yang di masyarakatkan lewat kekuatan iklan: sugesti bahwa makna

kehidupan harus kita temukan pada apa yang kita konsumsi, bukan apa yang kita

hasilkan.

Gaya hidup, sebagaimana dikatakan Chaney (2004: 40) adala ciri sebuah

dunia modern, atau modernitas. Artinya, siapa pun yang hidup dalam masyarakat

akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan

tindakanya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola yang

membedakan satu oarng dengan yang lain.

Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif,

mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai cara hidup mencakup

sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respons terhadap hidup, serta

terutama perlengkapan untuk hidup.

Cara sendiri bukan suatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan, di

adopsi atau diciptakan, dikembangkan dan di gunakan untuk menampilkan

tindakan agar mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat dapat dikuasai, cara harus

diketahui, digunkan dan dibiaskan (Donny Gahral Adian, dalam Adlin (Ed.),

2006: 37).

Page 52: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Dalam kehidupan masyarakat modern, ada hubungan timbal balik dan

tidak dapat dipisahkan antara keberadaan citra (image) dan gaya hidup (life style).

Gaya hidup adalah cara manusia memberikan makna pada dunia kehidupanya,

membutukan medium dan ruang untuk mengekspresikan makna tersebut, yaitu

ruang bahasa dan benda-benda, yang di dalamnya citra mempunyai peran yang

sangat sentral di pihak lain, citra sebagai sebuah kategori di dalam relasi simbolis

di antara manusia dan dunia objek, membutuhkan aktualisasi dirinya di dalam

dunia realitas, termasuk gaya hidup (Yasraf Amir Piliang, dalam Adlin, 2006: 71).

d Perilaku Konsumtif

Setiaji (1995) menyatakan bahwa perilaku konsumtif adalah

kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau

membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian

membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk

mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi

simbol keistimewaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1056) perilaku dapat

diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

lingkungan, sedangkan konsumtif adalah lebih khusus menjelaskan keinginan

untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara

berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal (Tambunan, 2003).

(Fromm, 1995) mengatakan bahwa keinginan masyarakat dalam era

kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah

kehilangan hubungandengan kebutuhan yang sesungguhnya. Membeli saat ini

Page 53: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sering kali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk

memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan

yang diperoleh hanya bersifat semu.

Hempel (dalam Tiurma Yustisi Sari 2009: 21) menggambarkan perilaku

konsumtif sebagai adanya ketegangan antara kebutuhan dan keinginan manusia.

Sedangkan menurut Yayasan Konsumen Indonesia (dalam Tiurma Yustisi Sari

2009: 22) menyatakan perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk

menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor

keinginan daripada kebutuhan.

Seseorang yang hanya bisa mengkonsumsi segala sesuatu yang ada di

hadapannya, tanpa ada inisiatif untuk memproduksi disebut sebagai manusia yang

terjerat oleh kubangan konsumtivisme. Ruang konsumtivisme yang melanda

kehidupan umat manusia tentu saja akan mempengaruhi kehidupan mereka ke

depan. Gaya hidupnya akan membentuk dibentuk oleh materi, dan akan dikuasai

oleh materi sehingga mereka menjadi tidak berdaya di hadapan materi (Ra‟uf

2009: 39).

Sedangkan James F Engel (1995:3) Mengemukakan bahwa prilaku

konsumtif dapat di definisikan sebagai tindakan-tindakan yang secara langsung

terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis

termasuk proses pengambilan yang mendahului dan menentukan tindakan-

tindakan tersebut.

Sedangkan dalam tambunan Perilaku konsumtif adalah perilaku

mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang atau tidak diperlukan

Page 54: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

(khususnya yang berkaitan dengan respon terhadap konsumsi barang-barang

sekunder, yaitu barang barang yang tidak terlalu dibutuhkan). Perilaku konsumtif

terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan materialistik, hasrat yang

besar untuk memiliki benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya dan

sebagian besar pembelian yang dilakukan didorong keinginan untuk memenuhi

hasrat kesenangan semata. Memang belum ada definisi yang memuaskan tentang

kata konsumtif ini. Namun konsumtif biasanya digunakan untuk menujuk pada

perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai

produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok

(Tambunan, 2007).

Sedangkan Schiffman dan kanuk (2000 :256) adalah suatu tingkah laku

dari konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

menentukan produk jasa. Istilah perilaku konsumtif diartikan sebagai perilaku

yang menunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli

danmenggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Yang menjadi masalah ketika

kecenderungan yang sebenarnya wajar pada masyarakat ini dilakukan secara

berlebihan. Pepatah “lebih besar pasak daripada tiang” berlaku di sini. Terkadang

apa yang dituntut oleh masyarakat di luar kemampuan dengan sumber dana yang

ada.

Dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang biasanya manusia

akan menjadi apa dan siapa, tergantung pada lingkungan sekitarnya atau pada

siapa ia bergaul. Manusia tidak bisa hidup tanpa sendirian, sebab terdapat aanya

rasa saling ketergantungan satu sama lain. Dalam hubungan antar manusia

Page 55: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

terdapat seorang pemimpin dan bawahan, pemerintah dan masyarakatnya, dan lain

sebagainya. Ekonomi adalah ilmu yang berusaha menjawab persoalan alokasi

suber-sumber yang langka guna menghasilkan komoditas untuk memenuhi

kebutuhan persyaratan atau harus rasional, dimana dalam ilmu ekonomi selalu ada

norma-norma atau mengandung nilai-nilai atau keharusan. Karena itu ilmu

ekonomi dapat digolongkan dalam disiplin ilmu modern karena ia hidup dan

tumbuh dalam atmosfer modernitas, selain itu juga ilmu akan disebut sebagai ilmu

modern jika dapat menerangkan hukum-hukum yang permanen terutama tentang

perilaku ekonomi manusia. Ekonomi menjadi ilmu ketika berhasil menerangkan

fenomena ekonomi dengan aturan-aturan yang (swaregulasi), seperti adanya

hukum permintaan dan penawaran, hukum pasar dan sebagainya. Perilaku

ekonomi misalnya dirumah sakit adalah perilaku yang berbeda ditempat lainnya

karena disini tidak ada usaha untuk penawaran harga dibandingkan dengan tempat

ekonomi lainnya. Perilaku ekonomi ini dibedakan dengan berbagai macam bentuk

dan kebutuhan dari sang pelaku ekonomi itu sendiri. Perekonomian indonesia

digolongkan dalam pelaku ekonomi utama yaitu, rumah tangga konsumen (RTK),

rumah tangga produksi (Perusahaan), dan pemerintahan.

1) Kehidupan Ekonomi Masyarakat Nelayan

Kehidupan ekonomi yang dimaksud disini, yakni kehidupan ekonomi yang

terdapat pada masyarakat nelayan di lihat dari aspek sosial budayanya. Disamping

itu, kehidupan ekonomi nelayan tidak menentu karena sangat tergantung pada

musim ikan. Terkadang dapat menangkap ikan banyak, tetapi pada saat tertentu

hasil tangkapan ikan dapat pula menurun atau akan sulit ditangkap. Oleh sebab

Page 56: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

itu, kerja keras nelayan dalam menangkap ikan di laut akan sia-sia belaka. Hal ini

akan mengakibatkan kehidupan ekonomi masyarakat nelayan berada pada posisi

yang miskin. Miskin secara umum berarti sedikit pemilikannya, sehingga sangat

membutuhkan orang lain/pihak lain. Miskin dapat berarti "miskin material" dan

"miskin nonmaterial/spiritual". Sedangkan kemiskinan merupakan status

kehidupan dengan pemilikan serba minim secara material dan spiritual.

Kemiskinan secara material berarti suatu status kehidupan dimana pemilikan

materi konsumsi untuk kehidupan sehari-hari (beserta keluarganya) tidak

memenuhi untuk taraf minimal kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Misalnya,

untuk makan dengan lauk-pauk dan minimum per orang seharga 1 kg beras

(sedang/layak dimakan); sedang sandang minimal dua/tiga stel sekadar penutup

tubuh yang layak, dan papan yang sehat dan layak huni. Miskin

nonmaterial/spiritual adalah masyarakat yang memerlukan bantuan atau tuntunan

rohani demi ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta stabilitas

jiwanya dalam menatap kehidupan selanjutnya (Gunawan, 2000:77). Kehidupan

ekonomi pada masyarakat nelayan dilihat dari aspek sosial budayanya yang

meliputi, sistem keluarga dan kekerabatan, sistem gotong royong dan tolong-

menolong, dan sistem kepercayaan. Ketiga sistem di atas, mempengaruhi

kehidupan ekonomi masyarakat nelayan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kehidupan Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang

diatur secara sosial maupun ekonomi dan menempatkan seseorang pada posisi

tertentu dalam struktur sosial masyarakat yang disertai dengan seperangkat hak

Page 57: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

dan kewajiban yang harus di penuhi oleh sipembawa status sosial tersebut.

(Soekanto dalam Nurhana, 2013:8) Untuk melihat status sosial ekonomi seseorang

maka perlu di perhatikan beberapa faktor seperti: pekerjaan,pendapatan,dan

pendidikan. (Koentjraningrat dalam Nurhana, 2013:8).

Sedangkan keadaan sosial ekonomi menurut (Soekanto, 2002:73) adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan,prestasinya dan hak-hak serta kewajibannya dalam

hubungannya dengan sumber daya sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat

merupakan keadaan penduduk di suatu daerah kaitannya dalam pemenuhan

kebutuhan hidupnya.

(Biro pusat statistik indonesia (2000) dalam Nurhana, 2013:9)

menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesehjateraan rumah tangga suatu

wilayah ada beberapa indikator yang dapat di jadikan ukuran antara lain sbb:

1) Tingkat pendapatan keluarga;

2) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran

untuk pangan dan non pangan;

3) Tingkat pendidikan keluarga;

4) Tingkat kesehatan keluarga dan;

5) Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Kehidupan sosial ekonomi menggambarkan suatu keadaan sosial dan

keadaan ekonomi suatu masyarakat. (Koentjaraningrat dalam Mirayanti, 2015:10-

14) menggambarkan bahwa sosial ekonomi adalah alat yang sering di gunakan

untuk mengukur tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Kehidupan

Page 58: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sosial ekonomi seseorang atau keluarga dapat di ukur melalui pekerjaan,tingkat

pendidikan,pendapatan,faktor lain yang sering di ikut sertakan oleh beberapa ahli

lainnya adalah perumahan,kesehatan dan sosialisasi dalam lingkungan

masyarakatnya.

(1) Pendapatan

(Paul dalam Mirayanti, 2015:10-11) mengatakan bahwa pendapatan adalah

total uang yang diterimah atau terkumpul dalam suatu periode. Dalam suatu

periode disini maksudnya adalah pendapatan tersebut di dapat seseorang melalui

aktivitas kerja dalam suatu periode tertentu yang membuat seseorang memperoleh

upah atau pendapatan atas kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukannya.

Pekerja dan keluarganya mempunyai ketergantungan terhadap besarnya upah

yang diterimah untuk memenuhi kebutuhan hidup,mulai dari kebutuhan

pangan,papan,dan beragam kebutuhan lainnya.

Tingkat pendapatan digunakan sebagai indikator yang banyak di pakai

untuk melihat pembangunan secara umum. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan

akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi

masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya

dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat suatu wilayah,juga merupakan salah

satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat.

(2) Kesehatan

Kondisi fisik yang sehat di perlukan dalam melaksanakan aktivitas agar

tujuan hidupnya dapat tercapai. Disamping kebutuhan lainnya,kesehatan

merupakan kebutuhan pokok dan modal dasar manusia dalam melangsungkan

Page 59: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

hidup. Dengan demikian,seseorang yang hidup sehat akan mampu bekerja dengan

baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Menurut (Sumaatmadja dalam Mirayanti, 2015:11-12) mengatakan bahwa

keterampilan daya rasional, emosional, rasional, dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara sangat di pengaruhi oleh kondisi serta kesehatan. Untuk

memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan, masyarakat harus melakukan

usaha-usaha yang mempengaruhi kepada terciptanya kondisi yang sehat.

(3) Pendidikan

Dalam UU RI No.20 tahun 2003, pendidikan di artikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,ahlak

mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.

(Slamet dalam Nurhana, 2013:19) mendefinisikan pendidikan sebagai

usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan pada perilaku manusia.

Sedangkan (Soekanto dalam Nurhana, 2013:19-20) menyatakan bahwa

pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan

memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,terutama dalam membuka

cakrawala/pikiran dan dalam menerima hal-hal baru, serta bagaimana cara berfikir

secara ilmiah.

(4) Kualitas rumah

Kualitas rumah akan mempengaruhi kualitas hidup sehingga kualitas

perumahan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut Kaare

Page 60: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

(Spalastoga dalam Nurhana, 2013:24-25) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi

seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang di tempati,bisa rumah sendiri,rumah dinas, menyewa,

menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen,kayu dan bambu.

Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi,pada umumnya

menempati rumah permanen,sedangkan keluarga yang keadaan sosial

ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak

permanen. Besarnya rumah yang ditempati,semakin luas rumah yang di

tempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

e Teori-Teori Perilaku Sosial Ekonomi

Perilaku manusia sebagian besar berupa perilaku yang dibentuk, perilaku

yang dipelajari. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa teori menurut Walgito

yaitu:

1) Teori insting. perilaku itu disebabkan oleh insting, insting adalah

perilaku innate, perilaku yang bawaan dan insting akan mengalami

perubahan karena pengalaman. Perilaku manusia disebabkan banyak

faktor, termasuk orang yancg ada disekitarnya dengan perilakunya.

2) Teori dorongan. Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa

organise itu mempunyai dorongan atau drive tertentu. Dorongan ini

berkaitan dengan kebutuhan organisme itu mempunyai kebutuhan dan

organisme berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan dan

organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi tegangan

Page 61: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

dalam diri organisme itu. Bila organisme itu berperilaku dan dapat

memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi pengurangan atau reduksi

dari dorongan tersebut.

3) Teori intensif. Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku

organisme itu disebabkan karena adanya intensif. Dengan intensif akan

endorong organisme berbuat atau berperilaku. Intensif juga disebut

juga sebagai Reinforcement yang positif dan negatif.

4) Teori atribusi. Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab

perilaku orang. Apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi internal

ataukah oleh keadaan eksternal.

5) Teori kognitif. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat

melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangan disamping

melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat

kedepan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.

3. Konsep Kemiskinan Kultural

a Tori Kemiskinan Kultural (Budaya)

Menurut Oscar Lewis: 2002 menyatakan bahwa kemiskinan kultular

merupakan masalah sosial laten yang senantiasa hadir di tengah-tengah

masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang.

Menurut soerjono soekanto, kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan

dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental,

maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Page 62: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa: kemiskinan kultural

merupakan masalah sosial laten yang senantiasa hadir di tengah-tengah

masyarakat, yang dimana dikatakan pula bahwa kemiskinan itu ialah suatu

keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai

dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga

mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan karena variabel-

variabel yang melekat, inheren, dan menjadi gaya hidup tertentu. Akibatnya sulit

untuk individu bersangkutan keluar dari kemiskinan itu karena tidak disadari atau

tidak diketahui oleh individu yang bersangkutan. Variabel-variabel penyebab

kemiskinan kultural adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, adat, budaya,

kepercayaan, kesetiaan pada pandangan-pandangan tertentu, serta ketaatan pada

panutan. Kemiskinan secara struktural ini sulit untuk diatasi. Umumnya pengaruh

panutan (patron) baik yang bersifat formal, informal, maupun asli (indigenous)

sangat menentukan keberhasilan upaya-upaya pengentasan kemiskinan kultural

ini. Penelitian di beberapa negara Asia yang masyarakatnya terdiri dari beberapa

golongan agama menunjukkan juga bahwa agama serta nilai-nilai kepercayaan

masyarakat memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap status sosial

ekonomi masyarakat dan keluarga. Para pakar ekonomi sumberdaya melihat

kemiskinan masyarakat pesisir, khususnya nelayan lebih banyak disebabkan

karena faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait karakteristik sumberdaya serta

teknologi yang digunakan. Faktor-faktor yang dimaksud membuat sehingga

nelayan tetap dalam kemiskinannya.

Page 63: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para

akademis maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatanpun terus

menerus dikembangkan untuk menyiibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai

kemiskinan ini. Dalam konteks masyarakat indonesia, masalah kemiskinan juga

merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk terus dikaji secara terus

menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama,

melainkan pula karena masalah ini masih hadir ditengah-tengah kita dan bahkan

kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang

masih dihadapi oleh bangsa indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan pernah

mengalami tahap kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan

kemiskinan kini semakin mendesak kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan

mendasari pendapat ini antara lain adalah:

Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspektif tunggal,

yakni “kemiskinan pendapatan” atau “income-poverty” (chambers: 1997).

Pendekatan ini banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial sebagai pendekatan

yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara lengkap. Kemiskinan

seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya

pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, jumlah orang miskin diindonesia senantiasa menunjukkan angka

yang tinggi, baik secara absolut maupun relatife, dipedesaan maupun perkotaan

meskipun indonesia pernah dicatat sebagai salah satu negara berkembang yang

sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata masalah kemiskinan kembali

menjadi isu sentral ditanah air karena bukan saja jumlahnya yang kembali

Page 64: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

meningkat, melainkan dimensinyapun semakin kempleks seiring dengan

menurunnya kualitas hidup masyarakat akibat terpaan krisis ekonomi sejak tahun

1997.

Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar

(multipler effects) terhadap tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh. Berbagai

peristiwa konflik ditanah air yang terjadi sepanjang krisis ekonomi, misalnya,

menunjukkan bahwa ternyata persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata

mempengaruhi ketahanan ekonomi yang tampilkan oleh rendahnya daya beli

masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan

ketahanan nasional. Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan maslah laten yang

senantiasa aktual, pengkajian konsep misalnya, menunjukkan bahwa ternyata

persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi

yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat, melainkan pula

mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional.

Kemiskinan merupakan konsep yang berwayuh wajah, bermatra

multidimensional. (Ellis 1984: 242-245), misalnya menunjukkan bahwa dimensi

kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial psikologis. Secara

ekonomi, kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kekurangan sumber daya yang

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan

kesejateraan sekelompok orang. Sumber daya dalam konteks ini menyakut tidak

hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsep ini,

maka kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan

Page 65: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sumber daya yang dimiliki melalui pengunaan standar baku yang dikenal dengan

garis kemiskinan (poverty line).

Adapun yang menjadi faktor kemiskinan kultural ialah kem iskinan secara

sosial-psikologis menunjuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang

mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan

produktivitas. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai kemiskinan

yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau

merintangi seseorang dalam memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada

dimasyarakat. Faktor-faktor penghamnbat tersebut secara umum meliputi faktor

internal dan eksternal. Faktor internal datang dari dalam simiskin itu sendiri,

seperti rendahnya penddidikan atau adanya hambatan budaya. Teori “kemisinan

budaya” (cultural poverty) yang dikemukakan oscar lewis, misalnya, menyatakan

bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau

kebudayaan yang dianut orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah

pada nasib, kurang memiliki etos kerja. Faktor eksternal datang dari luar

kemampuan orang yang bersangkutan, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan

resmi yang dapat menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumber daya.

Kemiskinan model ini seringkali diistilahkan dengan kemiskinan struktural.

Menurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan dikarenakan“ketidakmampuan”

sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang

memungkinkan simiskin dapat bekerja.

Menurut Oscar Lewis:1983, orang-orang miskin adalah kelompok yang

mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis

Page 66: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sosial, dan ekonomi. Kaum liberal memandang bahwa manusia sebagai makhluk

yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya kemiskinan

hanyalah semacam realistic and situational adaptation pada lingkungan yang

penuh diskriminasi dan peluang yang sempit. Kaum radikal mengabaikan budaya

kemiskinan, mereka menekankan peranan struktur ekonomi, politik dan sosial,

dan memandang bahwa manusia adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan

kreatif.

b Aspek Sosial Budaya

Pada ilmu sosial istilah sosial (society) memiliki arti yang berbeda dengan

sosialisme atau istilah sosial pada departemen sosial Apabila istilah "social pada

ilmu-ilmu sosial menunjukkan pada objeknya yaitu masyarakat, sosialisme adalah

suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat

produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi) Adapun istilah sosial pada

departemen sosial menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial.

Artinya, kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan

yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan sosial. Misalnya, tuna

karya,tuna susila, orang jompo, yatim piatu dan lain-lain yang ruang lingkupnya

adalah pekerjaan atau kesejahteraan sosial (Soekanto,1990:14).

Kata "kebudayaan" berasal dari (bahasa sansekerta) buddhayah yang

merupakan bentuk jamak kata "buddhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Adapun

istilah culture merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan

kebudayaan, berasal dari kata latin colere “mengolah atau mengerjakan”. Artinya,

Page 67: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian menjadi

culture,yang diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan

mengubah alam (Soekanto, 1990:172).

Menurut Harris (dalam Spradley, 1997:5), konsep kebudayaan

ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompok-

kelompok masyarakat tertentu, seperti adat (custom), atau cara hidup masyarakat.

Adapun yang dimaksud dengan aspek sosial budaya dalam penelitian ini adalah

aspek sosial budaya masyarakat nelayan di Desa Mabonta, yang meliputi: sistem

keluarga dan kekerabatan, sistem gotong royong dan tolong menolong, dan sistem

kepercayaan.

4. Konsep Nelayan

a Pengertian Masyarakat Nelayan

Manusia sebagai ciptaan tuhan Yang Maha Esa pada dasarnya adalah

makhluk social, yang sesungguhnya telah menampakkan diri sejak lahir, karena

pada waktu itu ia sudah membutuhkan kontak social dengan orang lain terutama

dengan ibunya. Dalam rangka individu berhubungan dengan individu lainnya

menyebabkan terbentuknya kehidupan bersama. Pembentukan kehidupan bersama

ini terjadi karena manusia membutuhkannya dengan tujuan agar dapat menjadi

wadah untuk mengindividualisasikan dan mengsosialisasikan para anggotanya.

Gabungan dari kelompok-kelompok kehidupan bersama ini disebut masyarakat.

Masyarakat merupakan faham yang sangat luas dan dapat dilihat dalam

berbagai segi, Koentjaraningrat (dalam Sawe, 1989:11) menyatakan bahwa :

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia, yang terikat oleh suatu system adat

Page 68: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

istiadat tertentu”. Oleh Ralph Linton (dalam Soekanto, 2007:166) meyatakan

bahwa : “Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat

mengorganisasi diri dan sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan social

dengan batas-batas yang jelas”. Dengan demikian masyarakat merupakan suatu

system yang mengikat kehidupan individu dan merupakan suatu lingkungan yang

menguasai segala kehidupannya. Hidup bermasyarakat berarti mengorganisasikan

kepentingan-kepentingan individu, mengatur tingkah laku dalam hubungannya

dengan individu lainnya dan menempatkan individu pada kelompok tertentu untuk

melakukan tindakan bersama.

Jadi masyarakat nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang

kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan

penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai,

sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan. Secara

geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup,tumbuh dan

berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat

dan laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori

sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem nilai dan

simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari. Faktor

kebudayaan inilah yang menjadi pembeda antara masyarakat nelayan dengan

kelompok sosial lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung

maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola

potensi sumberdaya kelautan. Dalam evolusi mata pencaharian manusia,

Page 69: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

menangkap ikan merupakan pekerjaan penting bagi mereka yang bermukim

didekat pantai, meskipun mereka masih menggunakan alat-alat penangkapan yang

sederhana. Dalam perkembangannya (perkembangan teknologi) ia menyatakan

bahwa mata pencaharian sebagai nelayan lebih banyak tergantung pada

perkembangan teknologi (Koentjaraningrat, 2007: 31).

Memberikan definisi terhadap nelayan bukanlah merupakan pekerjaan

yang mudah mengingat ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti

apakah definisi nelayan tersebut mengacu kepada pekerjaan, tempat tinggal

ataupun status pekerjaan. Pengertian nelayan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah orang atau masyarakat yang mata pencarian utamanya

adalah menangkap ikan, sedangkan menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang

No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan, nelayan didefinisikan sebagai orang yang

mata pencariannya melakukan penangkapan ikan. Dilihat dari segi kepemilikan

alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan

buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan

yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan

adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.

Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap

sendiri dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

Pada desa Mabonta terakhir ini, perhatian pada kaum nelayan boleh

dikatakan cukup besar. Hal ini ditandai dengan banyaknya penelitian diarahkan

kepada mereka. Paling tidak perhatian itu terutama ditujukan mengenai kondisi

mata pencaharian yang digelutinya. Pada bagian lain Abu Hamid (1992:35) dalam

Page 70: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

tulisannya yang berjudul system kebudayaan dan peranan pranata sosial dalam

masyarakat orang Makassaar menyebutkan bahwa hubungan punggawa sawi

bertolak dari tradisi yang ada atas dasar hubungan sosial ekonomi, yang terjelma

melalui hutang budi.

B. Kerangka Konsep

Pasal 1 angka 10 Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan,

nelayan didefinisikan sebagai orang yang mata pencariannya melakukan

penangkapan ikan. Dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dapat

dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan, dan

nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat

tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang

memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.

Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan

tangkap sendiri dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. Dalam

kehidupan nelayan, perempuan mempunyai peran yang penting dalam menopang

aktifitas baik yang bersifat social maupun ekonomi. Kondisi geografis yang

berada di pesisir pantai juga mempengaruhi mata pencaharian masyarakat

setempat sebagai nelayan. Usaha-usaha sampingan yang dilakukan digunakan

sebagai tambahan penghasilan keluarga dalam mengatasi masalah kebutuhan

sehari-hari. Namun, keterbatasan modal, keterampilan, dan motivasi yang dimiliki

menyebabkan usaha sampingan tersebut kurang mampu diberdayakan secara

optimal.

Page 71: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Masalah kemiskinan muncul karena adanya sekelompok anggota

masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan

yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak. Masyarakat miskin

umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada

kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang

mempunyai potensi lebih tinggi. Bagi masyarakat nelayan, laut bukan hanya

merupakan hamparan air yang membatasi wilayah daratan, tetapi lebih dari itu

yakni sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Hampir semua

masyarakat Desa Mabonta menggantukan kehidupan sosial ekonominya pada

pemanfaatan sumberdaya yang ada di laut.

Desa Mabonta letaknya di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, yang

sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Artinya,

kehidupan masyarakatnya sangat bergantung pada seberapa besar hasil tangkapan

ikan di laut. Sudah tentu masyarakat mengalami perubahan khususnya dalam

penghasilan, kondisi seperti ini menyebabkan nelayan pada posisi lemah atau

miskin. Di samping itu, pengaruh yang dirasakan akan tetap nampak dalam bidang

aspek sosial budaya yang mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat nelayan.

Page 72: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAGAN KERANGKA KONSEP

Gambar 2. 1 Bagan kerangka Konsep

Nelayan

Perilaku Sosial

Paradigma Ganda

Budaya Perilaku Ekonomi

Kemiskinan Kultural

Paradigma Ganda

Page 73: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif

dengan pendekatan deskriptif, alasan digunakan metode ini dikarenakan data yang

dihasilkan dalam penelitian bukan berupa angka akan tetapi berupa kalimat yang

menguraikan dan menggambarkan tentang kehidupan masyarakat nelayan miskin

di Desa Mabonta, dimana kehidupan sosial budaya berkaitan dengan prilaku

ekonomi, dan di Mabonta sebagian masyarakatnya bermatapencaharian sebagai

nelayan. Hal ini dikarenakan keadaan geografis Desa Mabonta berada pada pesisir

pantai. Masyarakat nelayan Mabonta yang rata-rata bermatapencaharian sebagai

nelayan memiliki kehidupan social budaya yang terdiri dari system gotong

royong, system kepercayaan dan system keluarga dan kekerabatan yang berkaitan

dengan perilaku ekonomi.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Mabonta Kecamatan Burau

Kabupaten Luwu Timur, lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Desa Mabonta sebagian besar wilayahnya adalah pesisir pantai,

2. Mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan.

Page 74: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

C. Informan penelitian

Untuk mengetahui informan penelitian peneliti mengambil purposiv

sampling, yaitu memilih orang yang dianggap mempunyai pengetahuan terhadap

objek yang diteliti, sehingga mampu membuka jalan untuk meneliti lebih dalam

dan lebih jauh tentang informasi yang diperlukan bagi penelitian yang akan

dilakukan ini, maka diperlukan kunci yang memahami dan mempunya kaitan

dengan permasalahan yang sedang dikaji. Adapun jumlah informan yang akan di

wawancara yaitu sebanyak 10 orang. Sebelum melakukan wawancara adapun

kriteria informan yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah, Kepala Desa

Mabonta, Sekretaris Desa Mabonta dan Masyarakat Nelayan yang ada di Desa

Mabonta.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada :

Bagaimana perilaku sosial ekonomi komunitas nelayan mendorong

terjadinya kemiskinan kultural desa mabonta kecamatan burau kabupaten luwu

timur.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ialah sebuah alat bantu untuk memperoleh data dalam

penelitian. Instrumen penelitian meupakan salah satu unsur penelitian yang sangat

penting karena berfungsi sebagai sarana pengumpulan data yang banyak

menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Page 75: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti

sebagai instrumen juga harus divalidasi sejauh mana peneliti siap melakukan

penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Dalam pengumpulan data

instrumen penelitian yang disediakan berupa:

1. Lembar observasi, yaitu peneliti mengamati langsung dilapangan.

2. Pedoman wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dan responden.

3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari

reverensi yang membahas tentang obyek penelitian.

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling . Teknik purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel sumber data dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu

(orang yang paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan).

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil survey langsung di

lapangan dan hasil wawancara mendalam. Informan dalam penelitian

ini adalah masyarakat yang berdomisili di desa Mabonta Kabupaten

Luwu Timur yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Tokoh Masyarakat

(sesepuh di Desa Mabonta), tokoh pemuda.

Page 76: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku kajian

sosiologi, surat kabar, blog, artikel dan jurnal penelitian yang berkaitan

dengan kajian penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki (Mukhtar, 2013:100). Melalu

metode ini peneliti mengadakan pengamatan secara langsung mengamati gejala-

gejala atau fenomena yang terjadi dan timbul dari objek penelitian. Metode ini

digunakan untuk mengambil data-data yang mudah dipahami dan diamati secara

langsung.

2. Wawancara (interview)

Wawancara yang teknik memperoleh informasi secara langsung melalui

permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang dapat

memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.

Seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tersusun dalam suatu daftar.

3. Dokumentasi

Pengambilan dokumentasi yang dilakukan peneliti dilakukan dengan

pengambilan gambar atau foto dan pengambilan rekaman video untuk

memperkuat data-data yang telah dikumpulkan. Pengambilan foto atau video

dapat dilakukan peneliti itu sendiri atau bantuan orang lain agar terlihat peran

serta dalam penelitian.

Page 77: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

H. Teknik Analisis Data Deskriptif Kualitatif

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat dengan mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada

orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan

data,menjabarkannya kedalam unit-unit,melakukan sintesa,menyusun kedalam

pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Adapun tahapan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yakni sebagai berikut:

a. Penyajian data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Penyajian data ini dapat berupa tabel, grafik, phie,

chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka

dapat terorganisikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga dapat

lebih mudah dipahami.

b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan, perhatian terhadap

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

c. Penarikan kesimpulan, yaitu kegiatan menetapkan kesimpulan terhadap

penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi pencarian makna data

terutama memberi penjelasan mengenai bagiamana perilaku ekonomi

Page 78: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

masyarakat pesisir (studi kemiskinan kultural komunitas nelayan) di

Desa Mabonta Kecamatan Burau, dan bagaimana dampak yang

ditimbulkan dari melaut bagi keluarga nelayan. Pada penelitian ini

penarikan kesimpulan dilakukan dengan menyimpulkan data yang

disajikan dan disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah di

tentukan.

I. Teknik Keabsahan Data

Michael Quinn Patton Untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti

melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan teknik-

teknik sebagai berikut:

1. Trianggulasi

Trianggulasi Sumber data menguji kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data (cek end ricek) dari berbagai sumber dengan

berbagaicara an berbagai waktu.

a. Trianggulasi sumber, adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber, maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari

satu sumber adalah meragukan, maka harus mengecek kembali

kesumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya.

Kemudian penelian mengasnalisis data tersebut sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber-sumber

data tersebut.

Page 79: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

b. Trianggulasi teknik, adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik, observasi,

maka dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik

wawancara kepada sumber data yang sama danjuga melakukan teknik

dokumentasi.

c. Trianggulasi waktu, adalah untuk melakukan pengecekan data dengan

wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda. Seperti, yang

awalnya melakukan pengumpulan data pada waktu pagi hari dan data

didapat, tetapi mungkin saja pada waktu pagi hari tersebut kurang tepat

karena mungkin informan dalam keadaan sibuk. Kemudian dilakukan

lagi pengumpulan data pada waktu malam hari datapu diapat dan

mungkin saja informan sedang istirahat sehingga dapat melengkapi dan

mengecek atas kebenaran data.

Page 80: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Profil Wilayah Kabupaten Luwu Timur

Secara geografis Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu Kabupaten

yang terletak di Propinsi Sulawesi Selatan yang membentang dari arah pesisir

Barat sampai ke Timur Teluk Bone. Letak daerah tersebut yang cukup strategis

yang dapat dicapai baik melalui jalur darat, laut maupun udara. Wilayah ini juga

merupakan perlintasan antara tiga Provinsi di Pulau Sulawesi, yaitu Provinsi

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Daerah ini pun juga

memiliki kekayaan alam yang cukup banyak di berbagai sektor meliputi: sektor

pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pertambangan dan lain-lain hal

inilah yang menyebabkan Kabupaten Luwu Timur disebut sebagai salah satu jalur

“emas” di Pulau Sulawesi (DKP, Luwu Timur 2011 : 4).

Secara astronomis Kabupaten Luwu Timur terletak di antara 2o03‟56‟‟-

3o03‟25‟‟ Lintang Selatan dan 119

o28‟56‟‟-121

o47‟27‟‟ Bujur Timur dengan

batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Poso

Propinsi Sulawesi Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Marowali

Propinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kendari dan

Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara, sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan (BPS, Luwu Timur 2011 : 1).

Page 81: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

B. Profil Wilayah Penelitian

1. Sejarah Desa Mabonta

Desa Mabonta merupakan salah satu Desa dari 18 (delapan belas)

Desa yang ada di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Desa

Mabonta terdiri atas 3 (Tiga) Dusun yaitu Dusun Mabonta, Dusun Lemo

dan Dusun Ujung Sidrap. Desa Mabonta Desa yang terletak pada daerah

pesisir Teluk Bone yang berbatas dengan wilayah Kecamatan Wotu,

berikut gambaran tentang sejarah terbentuknya Desa Mabonta.

TAHUN PERISTIWA

1990 Desa Mabonta merupakan pemekaran dari Desa

Lambarese, pada saat itu masih berada pada wilayah

Kecamatan Wotu dengan status Desa persiapan

Mabonta, yang menjabat sebagai Kepala Desa adalah

saudara Alm. Kasim Dg. Pasau dengan Sekretaris

Desa saudara Tamsin, yang terdiri dari 5 (lima) Dusun

diantaranya adalah :

1. Dusun Mabonta yang dikepalai oleh saudara

Makmur

2. Dusun Lemo dikepalai oleh saudara Alm.

Mustamin

3. Dusun Ujung Sidrap dikepalai oleh saudara

Labang

4. Dusun Waetuo dikepalai oleh saudara M.Tayyong

Dg. Gassing

5. Dusun Kalatiri dikepalai oleh saudara Alm. Alib

Bebang

1997 Kepala Dusun Lemo meninggal Dunia dan digantikan

oleh saudara Alm. Kambara melalui Musyawarah

1999 Desa Mabonta menjadi Desa Depenitiv, yang menjadi

Kepala Desa adalah saudara A.M.Syaukani dengan

Sekretaris Desa adalah saudara Tamsin

2000 Kepala Dusun Lemo yaitu saudara Alm. Kambara

memundurkan diri dan digantikan oleh saudara

Zainuddin melalaui musyawarah

2003 Dusun Ujung Sidrap mengalami pergantian Kepala

Dusun yaitu Saudara Labang digantikan oleh saudara

Monding melalui Musyawarah dan Mupakat

Page 82: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

2004 Dusun Kalatiri mengalami pergantian Kepala Dusun

yaitu Saudara Alm.Alib Bebang digantikan oleh

saudara Bunga Tator melalui Pemilihan Kepala Dusun

2006 Sekretaris Desa Mabonta saudara Tamsin

memundurkan diri dari jabatannya dan digantikan oleh

saudara Muhammat Abdi,ST

2006 Dusun Mabonta dan Dusun Lemo mengalami

pergantian Kepala Dusun yaitu saudara Makmur

(kadus Mabonta) dan saudara Zainuddin (kadus

Mabonta) digantikan oleh saudara Mujerimin (kadus

Mabonta) dan Sofyan Musnurdin (kadus Lemo)

melalui Pemilihan Kepala Dusun

2008 Kepala Desa Mabonta saudara A.M.Syaukani berahir

masa jabatannya digantikan oleh saudara Tamsin

melalui pemilihan Kepala Desa dengan priode 2008-

2014

2009 Kepala Dusun Ujung Sidrap (Saudara Monding)

digantikan oleh saudara Kalbu melalui musyawarah

dan mupakat

2010 Desa Mabonta dimekarkan sehingga Desa Mabonta

terdiri dari 3 (tiga) Dusun yakni Dusun Mabonta,

Dusun Lemo dan Dusun Ujung Sidrap, sementara

Desa Pemekaran adalah Desa Kalatiri terdiri dari 2

(dua) Dusun yakni Dusun Kalatiri dan Dusun Waetuo

2014 Kepala Desa berakhir masa jabatannya pada bulan juli

dan Penjabat Kepala Desa adalah Muhammad Abdi,

ST (Sekretaris Desa)

2015 Pemilihan Kepala Desa serentak pada Bulan Oktober

dan terpilih sebagai Kepala Desa adalah saudara

Hamansi.

2. Keadaan Umum Desa Mabonta

a. Keadaan Geografis Desa

1) Batas Wilayah

Sebelah Utara berbatas denga Desa Desa Kalatiri, Desa

Lambarese dan Desa Benteng.

Page 83: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Sebelah Timur berbatas dengan Desa Balo-balo pantai

Kec.Wotu

Sebelah Selatan berbatas dengan Teluk Bone Sebelah

Barat berbatas dengan Desa Burau Pantai

2) Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Mabonta sekitar 10.075 Km2, yang

terdiri dari areal persawahan, perkebunan, Perikanan (Budi

Daya Ikan) dan sisanya adalah wilayah pemukiman penduduk.

3) Keadaan topokgrafi

Secara umum keadaan topografi Desa Mabonta adalah

daerah dataran rendah yang sebagian diantaranya merupakan

rawah.

b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Pendidikan Menurut data

sensus tahun 2009, penduduk kelurahan Muarareja berjumlah 6.235

jiwa dengan komposisi penduduk yang relative seimbang yang dapat

dilihat pada tabel 4.l sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kelompok

Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 192 254 446

5-9 282 416 698

10-14 322 359 681

15-19 328 316 644

Page 84: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

20-24 323 325 648

26-29 322 288 610

30-34 316 236 552

35-49 276 209 485

40-44 241 184 425

45-49 199 138 377

50-54 145 94 239

55-59 92 62 154

60-64 58 49 107

65-69 43 45 88

70-74 34 37 71

75 Keatas 17 33 50

Jumlah 3.190 3.045 6.235

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Sebagian besar masyarakat Mabonta yang berprofesi sebagai nelayan

dengan kelompok usia 10 tahun keatas biasanya kelompok usia 10-69 tahun

sebagian besar sudah bekerja karena masyarakat Mabonta masih dibatas

garis kemiskinan sehingga pada usia dini banyak yang bekerja karena

kurangnya biaya serta sarana yang biasanya usia tersebut masih mengenyam

bangku sekolahan. Berdasarkan data monografi Desa Mabonta menunjukkan

bahwa pendidikan penduduk Desa Mabonta masih rendah hal ini dapat

dilihat dari table berikut:

Page 85: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Tabel 4.2

Tamatan akademi/Perguruan

Tinggi

97 Orang

Tamatan SLTA 296 Orang

Tamatan SLTP 578 Orang

Tamatan SD 3.331 Orang

Tidak tamat SD 697 Orang

Belum tamat SD 694 Orang

Tidak bersekolah 144 Orang

Jumlah 5.807 Orang Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Berdasarkan tabel 4.2 diatas penduduk Desa Mabonta memiliki

tingkat pendidikan yang sangat rendah karena penduduknya sebagian

besar hanya tamatan SD saja. Hal tersebut mempengaruhi penduduk dalam

memperoleh pekerjaan. Pada masyarakat nelayan Mabonta masih ada

anggapan bahwa membantu pekerjaan orang tua lebih baik dari pada harus

sekolah tinggi karena walaupun bersekolah sampai SMApun akhirnya

membantu orang tua juga. Adapula alasan keterbatasan biaya untuk

sekolah atau untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut. Masyarakatnya

pun lebih suka bekerja dari pada bersekolah hal tersebut dapat dilihat dari

banyaknya anak usia sekolah yang sudah ikut bekerja orang tua.

c. Iklim Desa Mabonta

Pada umumnya iklim di indonesia merupakan iklim tropis yang

mana iklim tersebut terbagi dua musim yaitu musim hujan dan musim

kemarau, begitu pula halnya dengan keadaan iklim Desa mabonta yang

merupakan iklim tropis yang terdapat dua musim yakni musim hujan dan

musim kemarau.

Page 86: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

3. Keadaan Sosial dan Ekonomi Desa

a. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Mabonta terdiri atas 545 KK dengan

jumlah penduduk 2.572 Jiwa dengan rincian laki-laki 1322 Juwa

dan perempuan 1250 Jiwa.

b. Tingkat Kesejahteraan

Berikut perbandingan jumlah KK Sejahtera dan

Prasejahtera di Desa Mabonta.

Tabel. 4.3

Sejahtera (KK) Prasejahtera

(KK)

Jumlah KK

155

390

545

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

d. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Mabonta sebagian besar

sebagai Nelayan, hal ini disebabkan karena keadaan wilayah Desa

Mabonta yang berada dipesisir pantai dan tingkat pendidikan yang

rendah. Hasil yang diperoleh dari mata pencahariannya sebagai

nelayan penangkap ikan dimana dari hasil tersebut untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan hasil yang tidak pasti

menyebabkan tidak terpenuhinya sebagian kebutuhan hidup

termasuk kebutuhan pendidikan. Dengan rendahnya pendidikan pada

masyarakat nelayan di Desa Mabonta maka mempengarui pekerjaan

yang dimiliki oleh masyarakatnya karena dengan rendahnya

Page 87: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

pendidikan berarti rendah pula kemampuan individu. Hal tersebut

berpengaruh anggapan masyarakat yang lebih memilih bekerja

sebagai nelayan karena sudah biasa dilakukan dan hanya

mengandalkan tenaga saja. Berdasarkan data monografi kecamatan

Burau menunjukkan bahwa besar penduduk Desa Mabonta sebagai

nelayan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Petani sendiri 315 orang

Buruh tani 11 orang

Nelayan 1.570 orang

Penguasaha 67 orang

Buruh industry 846 orang

Buruh bangunan 72 orang

Pedagang 404 orang

Pengangkutan 30 orang

PNS/TNI/POLRI 69 orang

Pensiunan 11 orang

Lain-lain 99 orang

Jumlah 1.514 orang Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat dilihat bahwa di Desa Mabonta

sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Dapat

diartikan pula bahwa masyarakat Desa Mabonta bergantung kepada hasil

laut yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan mencukupi

kehidupan keluarga

a. Sarana dan Parasana

Tabel 4.5

1) Sarana Umum

Sarana Jumlah

a. Pasar

b. Pelabuhan

c. Terminal

d. TPI

- Buah

- Buah

- Buah

- Buah

Page 88: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

2) Saran Pendidikan

Sarana Jumlah

a. TK

b. SD

c. SMP

d. SMU

2 Buah

1 Buah

- Buah

- Buah

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

3) Sarana Keagamaan

Sarana Jumlah

a. Masjid

b. Musallah

c. Pura

d. Gereja

3 Buah

- Buah

- Buah 1,,Buah

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

4) Prasarana Transportasi

Jalan Panjang

1) Provinsi

2) Kabuapten

3) Desa

4) Tani

-,,,KM

-,,,KM

25,KM

30,KM

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

5) Kualitas Jalan

Jalan Panjang

a. Aspal

b. Sirtu

c. Tanah

d. Setapak

10,, KM

10, KM

10, KM

-,,, KM Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

4. Kelembagaan Desa

1. Badan Permusyawaratan Desa

Secara struktural pengurus BPD Desa Mabonta terdiri dari 5 orang.

Mereka merupakan perwakilan dari unsur masyarakat, tokoh masyarakat,

tokoh agama dan dari unsur pemuda. Olehnya itu penilaian dari masyarakat

Page 89: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

tentang kinerja BPD dianggap belum cukup bagus kinerjanya masih perlu

ditingkatkan dan diberikan pelatihan peningkatan kapasitas terkait tugas-

tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota BPD.

2. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Pengurus kelompok PKK di Desa Mabonta terdiri dari 1 ketua, satu

sekretaris dan satu bendahara serta empat ketua pokja. Kelompok ini

memiliki sepuluh tugas dan fungsi yang semuanya bertujuan mendorong

dan meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan keluarga dan Masyarakat.

Sehubungan dengan tugas dan fungsinya tersebut pengurus kelompok ini

harusnya lebih intensif melakukan kegiatan di Desa berupa penyuluhan

kesehatan, penanaman tanaman obat di pekarangan dan tidak hanya aktif

pada pelaksanaan arisan agar kelompok ini dapat dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat secara luas.

Selama ini kelompok PKK di Desa Mabonta dinilai masih perlu

meningkatkan kinerjanya agar kegiatannya tidak hanya terlihat pada saat

ada perlombaan Desa atau pada saat 17 Agustus tapi harus kelihatan

minimal setiap minggu agar ketua dan anggotanya yang terdiri dari ibu-ibu

dan remaja putri dengan karakter dan pendidikan yang berbeda-beda lebih

bersemangat dalam memberdayakan keluarganya menuju keluarga

sejahtera.

Page 90: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

a) Guru Ngaji

Pembinaan TK-TPA di Desa Mabonta telah lama berjalan sebagai

bentuk peningkatan masyarakat religius yang diharapkan membawa

dampak positif dalam kehidupan masyarakat. Antusias masyarakat dalam

lembaga ini sangat tinggi seiring dengan perencanaan pemberantasan buta

huruf Al-Qur‟an dan siswa baru yang mau masuk sekolah harus bisa baca

Al-Qur‟an. Namun demikian pihak pengelola masih kekurangan buku Iqra.

Selain itu, patut dicatat kegiatan ini merupakan kerja suka rela masyarakat.

Olehnya itu, para Guru Ngaji sudah selayaknya mendapat perhatian khusus

dari banyak pihak demi keberlanjutan lembaga ini yang telah banyak

membantu kegiatan keagamaan di tingkat Desa.

b) Karang Taruna

Lembaga ini sejak dibentuk pengurusnya sampai sekarang

kinerjanya tidak kelihatan dan baiasanya berkegiatan menjelang tanggal 17

Agustus saja.

c) Arisan PKK

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap bulan dimana

anggotanya adalah para ibu-ibu PKK. Kegiatan ini dinilai cukup bagus

sebab dapat mempererat hubungan silaturahmi antara ibu satu dengan yang

lain. Disamping itu mereka juga dapat bertukar pikiran dan pengalaman

dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga. Hasil dari arisan PKK

ini juga dapat membantu para ibu mengatasi problema ibu dalam rumah

tangga khususnya bila ada pesta.

Page 91: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

d) Kelompok Tani

Saat ini di Desa Mabonta kelompok tani tidak berjalan Epektik,

ada juga kelompok tani sebatas proposal untuk mendapatkan bantuan,

kurangnya pengetahuan petani tentang tujuan berkelompok, pada dasarnya

Keberadaan kelompok tani banyak membantu masyarakat dalam

pengadaan saprodi meskipun diakui bahwa manajemennya masih perlu

pembenahan agar kesejahteraan petani dapat terealisasi.

Page 92: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

…….

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Gambar 4. 2 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

BPD KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

Kasi

Pemerinta

han

Kasi (Pelayanan,

Kesra)

Kaur

Keuanga

n

Kaur

Perencana

an

Kaur

Umum

dan Tata

Usaha

Bendahara

Desa Pengelolah

Aset Desa Operator

Kompute

r

Kadus I Kadus II Kadus III

Page 93: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Tabel 4.6

DAFTAR SUMBER DAYA ALAM

DESA : MABONTA

KECAMATAN : BURAU

KABUPATEN : LUWU TIMUR

NO.

Uraian Sumber Daya Alam

Volume

Satuan

1 Material Batu Kali dan Kerikil -

2 Pasir Urung -

3 Lahan Persawahan 760 Ha

4 Lahan Budi Daya Ikan (Empang) 250 Ha

5 Lahan Budi Daya Rumput Laur 500 Ha

6 Lahan Perkebunan 300 Ha

7 Lahan Hutan Bakau 100 Ha

8 Sungai 2

9 Tanaman Perkebunan (Sawit, Kelapa, Jeruk,

dll)

50 Ha

10 Wisata Bahari 1 Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Tabel 4.7

DAFTAR SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

DESA : MABONTA

KECAMATAN : BURAU

KABUPATEN : LUWU TIMUR

NO. Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan

1 Kepala Keluarga 337 KK

2 Jumlah Penduduk Laki-laki 631 Orang

3 Jumlah Penduduk Perempuan 706 Orang

4 Lulusan SD/MI 384 Orang

5 Lulusan SLTP/MTS 184 Orang

6 Lulusan SLTA/MA 231 Orang

7 S1/Diploma 12 Orang

8 Putus Sekolah 232 Orang

9 Buta Huruf 0 Orang

10 Petani 350 Orang

11 Nelayan 50 Orang

Page 94: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

12 Pedagang 35 Orang

13 Budi Daya 200 Orang

14 PNS 7 Orang

15 Tukang 25 Orang

16 Guru 10 Orang

17 Bidan/Perawat 5 Orang

18 Pensiunan 4 Orang

19 Sopir/Angkutan 2 Orang

20 Buruh 0 Orang

21 Jasa Persewaan 0 Orang

22 Swasta 150 Orang

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Tabel 4.8

DAFTAR SUMBER DAYA PEMBANGUNAN

DESA : MABONTA

KECAMATAN : BURAU

KABUPATEN : LUWU TIMUR

NO. Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan

1 Aset Prasarana Umum

a. Jalan 50 Km

b. Jembatan 15 Unit

2 Aset Prasarana Pendidikan

a. Gedung TK 2 Unit

b. Gedung SD 1 Unit

c. Gedung SLTP - Unit

d. Gedung SLTA - Unit

3 Aset Prasarana Kesehatan

a. Posyandu 2 Unit

b. Polindes - Unit

c. MCK 2 Unit

d. Sarana Air Bersi 20 Unit

4 Aset Prasarana Ekonomi

a. Pasar Desa - Unit

b. Tempat Pelelangan Ikan - Unit

5 Kelompok Usaha Ekonomi Produktif

a. Jumlah Kelompok Usaha 35 Klp

b. Jumlah Kelompok Usaha yang sehat 10 Klp

Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Page 95: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Tabel 4.9

DAFTAR SUMBER DAYA SOSIAL BUDAYA

DESA : MABONTA

KECAMATAN : BURAU

KABUPATEN : LUWU TIMUR

NO.

SUMBER DAYA SOSIAL

BUDAYA JUMLAH SATUAN

1 Gotong Royong 1 Kali Bulan

2 Pesta Panen (Mappadendang) 1 Kali Tahun Sumber: Kantor Desa Mabonta. Profil Desa Mabonta

Page 96: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Studi Kemiskinan Cultural

Komunitas Nelayan.

Perilaku ekonomi dapat pula dilihat dari kontribusi pendapatan keluarga

nelayan dari hasil menangkap ikan (ma‟puka) yang dikelolah terhadap kehidupan

ekonomi keluarganya. Kesehjateraan seseorang dapat di ukur dari berbagai aspek

dan salah satu indikator yang diterangkan oleh badan koordinasi keluarga

berencana nasional (BKKBN) adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,

tingkat kesehatan, dan kondisi perumahan rumah tangga tersebut.

Pada dasarnya kesehjateraan juga di golongkan menjadi beberapa tahap

dimulai tahap prasejahtera, keluarga sejahtera pertama, kedua, ketiga, dan tahap

keluarga sejahtera tingkat ketiga plus. Namun yang menjadi inti dari hal tersebut

adalah kesehjateraan menurut para nelayan adalah seluruh kebutuhan dapat

terpenuhi. Sehingga ketercukupan finansial untuk melengkapi kebutuhan tersebut

adalah segalanya. Maka dengan demikian peneliti dapat menyebutkan bahwa yang

menjadi faktor utama adalah kemampuan financial mereka. Pendapatan yang

semakin besar maka akan besar pula nilai kesehjateraan hidup bagi mereka.

Pendapatan merupakan jumlah semua pendapatan yang di wujudkan dalam

bentuk uang atau barang. Pendapatan sangat berpengaruh pada tingkat ekonomi

seseorang pada khususnya dan keluarga pada umumnya. Pendapatan dapat di

Page 97: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

definisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan

yang diterimah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan keluarga nelayan adalah

paling rendah sekitar 1-2 juta perbulannya bagi yang memiliki lahan sendiri itu

paling kurangnya dapat mencapai 4-5 juta perpanennya dan yang paling tinggi

bisa mencapai 10-15 juta perpanennya bagi yang memiliki lahan sendiri

(Pangempang).

Dalam kehidupan manusia mempunyai banyak kebutuhan dan sudah

menjadi keharusan baginya untuk memenuhi kebutuhannya baik moral maupun

materil. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak terlepas dari manusia

lainnya sebagai akibat dari keberadaannya sebagai mahluk sosial yang

membutuhkan orang lain. Dalam arti manusia memerlukan situasi sosial dan

ekonomi dalam melangsungkan hidupnya. Disini manusia dalam kesehariannya

tidak terlepas dari kehidupan sosial.

Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan para nelayan yang

berada di Desa Mabonta, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, mengenai

dampak sosial yang dirasakan dari pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Dari

hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa hasil yang didapatkan dari

ma‟puka ikan ini, para nelayan merasa sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup

mereka setiap harinya. Tidak itu saja dampak yang dirasakan dari segi sosialnya

seperti dalam hal pendidikan, mereka sudah bisa menyekolahkan anak-anaknya,

dari segi kesehatan mereka sudah mampu berobat ke rumah sakit, dan sebagainya,

dan dari segi kondisi perumahan itu sudah lumayan membaik. Dan ditambah juga

Page 98: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

para keluarga nelayan itu sebagian besar memiliki penghasilan tambahan seperti

bekerja sebagai petani rumput laut, dan sebagainya itu semua mereka rasa sudah

mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Keadaan ekonomi masyarakat nelayan Desa Mabonta menunjukkan

rendahnya ekonomi masyarakat nelayan di Desa Mabonta karena penghasilan

yang diperoleh tidak memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini disebabkan

karena rendahnya tingkat pendidikan sehingga berdampak pada perolehan

pekerjaan masyarakat nelayan yang hanya bisa mempergunakan tenaga saja bukan

dengan kemampuan.

Aspek kehidupan social budaya dalam kehidupan ekonomi pada

masyarakat nelayan Desa Mabonta yaitu :

a) Pola gotong royong adalah semua masyarakat melakukan kegiatan gotong

royong di wilayah Desa Mabonta dan menjadi sebuah rutinitas yang biasa

dilakukan oleh masyarakat. Didalam kegiatan gotong royong semua

masyarakatnya terlibat langsung dalam kegiatan ini karena kegiatan

gotong royong merupakan kepentingan bersama dan menyangkut

kehidupan social masyarakat. Gotong royong dapat membantu dan

meringankan beban bagi kehidupan masyarakat. Kegiatan gotong royong

menambah tali kerukunan diantara masyarakat nelayan yang ada di Desa

Mabonta karena dalam kegiatan ini semua bisa berkumpul dan saling

berbagi atau bahu membahu dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga

pekerjaan yang ada menjadi ringan dan mudah atau cepat selesai.

Page 99: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

b) Pola system kepercayaan adalah masyarakat memiliki suatu agama yang

dianut dan diyakini sesuai dengan kepercayaan. Dalam kehidupan sehari-

hari masyarakat menjalankan ajaran agama sesuai keyakinan yang dianut.

Banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan pada masyarakat nelayan

Desa Mabonta. Dalam kegiatan keagamaan masyarakat melakukan dan

berpartisipasi sesuai dengan kegiatan keagamaan yang dianut pada

masing-masing individu. Didalam masyarakat Desa Mabonta ada beberapa

agama yang ada atau yang diyakini tetapi dapat hidup berdampingan tanpa

membedakan atau memandang perbedaan agama.

Dalam hal ekonomi masyarakatnya masih mempertimbangkan masalah

agama karena bagaimanapun agama merupakan pedoman atau pegangan hidup

seseorang agar tetap lebih baik. Sebagai individu yang memiliki agama ataupun

kepercayaan, individu tahu dan paham kewajiban sebagai seorang yang beragama,

namun masalah menjalankan atau tidaknya kewajiban tersebut merupakan urusan

pribadi tiap-tiap individu.

Kegiatan keagamaan bukan hanya kegiatan yang berhubungan dengan

suatu agama saja tetapi ada pula kegiatan tradisi ritual yang berhubungan dengan

agama yakni sedekah laut. Hal tersebut dilakukan semata-mata karena Tuhan

sebagai penguasa alam maupun Maha Kuasa walaupun kegiatannya seolah-olah

ditunjukkan kepada penguasa laut tetapi tetap saja untuk Tuhan. Dalam tradisi

ritual keagamaan tersebut, semua masyarakat ikut berperan serta karena

masyarakat Desa Mabonta sebagian besar bekerja sebagai nelayan.

Page 100: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

c) Pola system kekerabatan adalah masyarakat nelayan di Desa Mabonta

masih ada yang memiliki hubungan atau tali persaudaraan yaitu adanya

hubungan sedarah melalui ikatan perkawinan. Masyarakat yang masih

memiliki hubungan kerabat rata-rata memiliki pekerjaan yang sama yakni

sebagai nelayan.

Dengan adanya kerabat yang tinggal dalam satu wilayah terkadang dapat

membantu kesulitan kerabat yang lain walaupun masih juga kesulitan namun

ikatan persaudaraan tersebut mampu menghilangkan perbedaan. Dengan adanya

kerabat juga dapat membantu kesulitan dalam pengadaan peralatan nelayan yaitu

apabila ada anggota keluarga yang tidak lengkap alat-alat nelayan.

Peran keluarga inti juga dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan

hidup misalnya peran ibu dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup yang ikut

bekerja yakni mengeringkan ikan atau membuat ikan asin, mensortir atau memilih

jenis-jenis ikan dalam beberapa kelompok sehingga mudah untuk dijadikan ikan

asin. Peran anak-anak dalam membantu pekerjaan orang tua untuk memenuhi

kebutuhan hidup, tetapi anak tidak diharuskan untuk bekerja selama orang tua

masih bias membiayai pendidikan.

Berdasar kenyataan itu, istri dan anggota keluarga lainnya juga ikut

berperan dalam memperoleh pendapatan, tentunya sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Diantara peranan perempuan, dalam hal ini istri dan anak-anak

perempuan nelayan adalah mengelolan ikan-ikan hasil tangkapan suami termasuk

menjualnya. Pengelolaan dimulai dari sejak perahu merapat di dermaga setelah

melakukan penangkapan ikan di laut sampai dengan menjualnya. Ketika

Page 101: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

mengetahui suami atau ayahnya memasuki dermaga, istri dan anak-anak

perempuan mulai menyambut dengan ember plastik dan keranjang untuk tempat

ikan. Beberapa saat setelah perahu berlabuh, para bidak atau buruh nelayan yang

ikut dalam kegiatan penangkapan, mengeluarkan ikan-ikan hasil tangkapannya

dari peti pendingin dan untuk selanjutnya dipilah-pilah menurut jenis ikan, yang

kemudian dimasukkan ke dalam ember-ember plastik atau keranjang yang telah

disediakan oleh istri atau juragan. Setelah ember-ember dan keranjang terisi ikan

diturunkan dari perahu, kemudian dijual oleh istri mereka. Penjualan ikan yang

dilakukan oleh para istri tersebut, harus dilakukan secepat mungkin, artinya makin

cepat makin baik. Kecuali mereka merapat pada sore hari, pembongkaran

dilakukan pada pagi hari atau keesokan hari.

Hal ini karena bidak atau buruh nelayan yang ikut proses penangkapan

ikan laut tersebut menunggu hasil bagian sebagai upah jerih payah dalam

membantu juragan menangkap ikan. Selain itu penjualan secara cepat juga harus

dilakukan untukmenjaga kesegaran dari ikan hasil tangkapan. Berkaitan dengan

pekerjaan suami menangkap ikan di laut, peranan perempuan, terutama kaum ibu

rumah tangga dalam membantu pekerjaan suami cukup besar. Para ibu rumah

tangga berperan juga dalam mempersiapkan dan memperbaiki jaring, bahkan

membuat alat tangkap dalam berburu ikan di laut. Alat tangkap yang rusak, seperti

jaring yang robek terkena “geleparan” ikan besar atau menyangkut karang

merupakan tugas ibu rumah tangga untuk memperbaikinya. Begitu pula dalam

membuat jaring “dasaran” atau kerangka dasar jaring.

Page 102: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Hal tersebut umumnya dilakukan oleh para ibu rumah tangga pada saat

senggang dan para suami pergi melaut. Selain mengelola dan menjual ikan hasil

tangkapan suami, dan mempersiapkan segala perlengkapan kerja suami, para ibu

rumah tangga juga melakukan kegiatan “gesek” yaitu mengasinkan ikan. Usaha

lain untuk memperoleh tambahan pendapatan, yaitu dengan “mengasinkan” ikan-

ikan yang nilai jualnya rendah, seperti ikan petek, kembung dan selar. Usaha

tersebut dilakukan, selain untuk meningkatkan harga jual, juga untuk

mengantisipasi saat permintaan ikan segar rendah. Biasanya hal ini dilakukan

pada saat musim ikan, waktu para nelayan sulit menjual ikan hasil tangkapan.

Kegiatan menggesek meliputi beberapa tahapan, diantaranya mencuci ikan,

“membeteti” atau membelah ikan menjadi dua bagian dan mengeluarkan isi

bagian dalam ikan, member garam, menata di ember, dan menjemurnya di panas

matahari. Semua rangkaian ini dilakukan oleh para kaum perempuan, baik yang

berstatus ibu rumah tangga maupun anak-anak. Pekerjaan “menggesek” yang

dilakukan oleh para perempuan, baik yang berstatus ibu rumah tangga maupun

anak-anak ini dapat berbentuk “mengasin” ikan-ikan milik sendiri yaitu hasil

tangkapan suami atau orang tua, atau sengaja membeli ikan basah untuk kemudian

“diasin”, atau juga menjadi buruh “gesek” di tempat tetangga.

Bagi anak perempuan, pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

“menggesek” ini dapat membantu kehidupan ekonomi keluarga, atau paling tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan begitu, beban orangtua

menjadi berkurang. Pada saat “along” atau musim ikan, di daerah ini banyak

pekerjaan “menggesek” yang menumpuk sehingga memerlukan kerja lembur.

Page 103: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Meningkatnya kegiatan “gesek” berarti peningkatan pendapatan bagi mereka.

Buruh “gesek” dapat dilakukan pada tetangga dekat rumah yang kebetulan

mempunyai usaha tambahan “mengasin” ikan, atau di perusahaan “pengasinan”

ikan di luar desa. Begitu berartinya usaha “pengasinan” ikan bagi peningkatan

ekonomi keluarga, sehingga menyebabkan para orang tua terlihat kurang

memperhatikan kepentingan pendidikan anak-anak.

Dengan alasan ketidakmampuan memenuhi biaya pendidikan bagi anak-

anak dengan Dengan alasan ketidakmampuan memenuhi biaya pendidikan bagi

anak-anak dengan mudah para orang tua meluluskan permintaan anak-anak untuk

tidak sekolah. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel tingkat pendidikan kampung

nelayan yang sebagaian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Padahal, alasan

utama meluluskan permintaan anak untuk tidak melanjutkan sekolah adalah agar

anak-anak tersebut dapat ikut bekerja di usaha “penggesekan”. Jarang sekali anak

perempuan melanjutkan sekolah, bahkan tidak sedikit yang tidak lulus Sekolah

Dasar.

d) Pola perilaku ekonomi adalah masyarakat Mabonta ada yang memiliki

pekerjaan tetap ada pula yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau

serabutan atau juga usaha sampingan. Bagi masyarakat Mabonta terutama

yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau sampingan pekerjaan apa saja

asal bias dilakukan tetap dilakukan juga yang terpenting dapat memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Jenis usaha sampingan atau tambahan tidak didasarkan pada satu jenis saja

yang terpenting pekerjaan tersebut dapat dilakukan sesuai kemampuan individu.

Page 104: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Individu yang memiliki usaha sampingan dikarenakan tidak tercukupinya

kebutuhan dari hasil pekerjaan sebagai nelayan. Usaha sampingan maupun

pekerjaan tambahan tidak serta merta dapat meningkatkan kebutuhan atau

perekonomian yang terpenting dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pekerjaan tambahan dikerjakan apabila pekerjaan tetap yakni sebagai nelayan

tidak dapat dikerjakan misalnya ombak yang besar menyebabkan nelayan tidak

dapat melaut sehingga waktu yang biasanya dihabiskan dilaut hanya dilakukan

dirumah.

Hal tersebut digunakan para nelayan untuk mencari pekerjaan sampingan

atau tambahan. Usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh para nelayan didasarkan

pada pertimbangan pemenuhan kebutuhan ekonomi karena apabila hanya

mengandalkan dari kegiatan melaut dirasa masih sangat kurang. Penghasilan yang

didapat dari melaut maupun dari pekerjaan sampingan bagi masyarakat nelayan

Mabonta hanya mampu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti

kebutuhan pokok. Penghasilan yang didapat terkadang tidak mencukupi

kebutuhan setiap harinya karena penghasilan yang diperoleh tidak menentu. Hal

tersebut dikarenakan pekerjaan sebagai nelayan tergantung pada keadaan alam,

jadi untuk meyisihkan sebagian penghasilan tidaklah mudah.

Masyarakat nelayan di Desa Mabonta sudah terbiasa melakukan aktifitas

secara gotong royong, karena masyarakat beranggapan bahwa dengan bergotong

royong mampu menepis perbedaan, mempererat persaudaraan dan meringankan

beban.

Page 105: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Hal tersebut seperti dituturkan oleh Bapak Faisal (84 th) berikut :

“Disini kalau tidak dikerjakan secara bersama-sama tidak akan

selesai, dan disamping itu bisa menambah rasa persaudaraan,

tidak ada perbedaan kaya dan miskin, pekerjaan lebih mudah dan

cepat selesai serta ringan. (wawancara, 20 Oktober 2017).

Semua masyarakat terlibat dalam aktifitas ini tanpa terkecuali, masyarakat

sangat mengerti arti penting serta manfaat dari gotong royong, jadi tidak ada

warga yang mengeluh dengan aktifitas atau kegiatan gotong royong ini.

Berdasarkan wawancara tentang aktifitas gotong royong ini dengan Bapak

Darwis (47 th)

“kegiatan gotong royong di Desa Mabonta, banyak sekali manfaatnya

untuk masyarakat Mabonta sendiri, misalnya kalau ada kerja bakti

tiap minggu semua masyarakat ikut terlibat tanpa terkecuali terutama

pak Desa dan pak RT tidak ada yang tidak bekerja jadi kampung

benar-benar bersih, masalah jamuan semua sumbangan dari warga

sekitar yang punya, ada yang memberikan air minum, gorengan, roti,

dan sebagainya, yang penting bisa menambah tenaga. (wawancara, 20

oktober 2017).

Aktifitas gotong royong mampu meringankan beban bagi masyarakat yang

kurang mampu dalam kehidupan sehari-hari ataupun warga yang terkena musibah,

dengan kata lain apabila ada individu yang kurang mampu mengalami musibah

atau kematian semua ditanggung masyarakat secara gotong royong mulai

pemakaman sampai dengan acara tahlilan seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Mahfud (42 th).

“kalau ada yang meninggal dari keluarga yang tidak mampu,

maka semua ditanggung oleh tetangga-tetangga sekitar dari

membeli bunga, kain kafan, pemakaman, sampai tahlilan tujuh

hari. Dana diambil dari iuran warga. Warga membantu dengan

ikhlas karena pertimbangan rasa kasihan dan

Manusiawi. (wawancara, 20 oktober 2017)

Page 106: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa aktifitas gotong royong sangat

bermanfaat bagi masyarakat nelayan Desa Mabonta. Aktifitas gotong royong

dapat meringankan beban bagi masyarakat yang kurang mampu, dengan gotong

royong dapat menyambung tali persaudaraan, serta menjadikan ajang berkumpul

dan bertemunya masyarakat nelayan yang ada di Desa Mabonta.

Aktifitas gotong royong mampu meringankan beban ekonomi masyarakat

karena dengan gotong royong masyarakat dapat lebih mudah menjalankan segala

aktifitas yang dianggapnya berat untuk dikerjakan secara individu, dalam

bekerjapun gotong royong tetap dilakukan. Bagi nelayan yang kecil dalam bekerja

menggunakan perahu kecil dengan sistem sewa setiap hari, karena nelayan kecil

bekerja dalam waktu singkat yakni bekerja pada malam hari dan ulang pada pagi

hari yang disebut nelayan “bedogolan”. Pada saat akan berangkat nelayan

tersebut dibantu nelayan yang lain dengan mendorong perahu dari bibir pantai ke

arah laut seperti penuturan Bapak Dahril (46 th)

“kalau akan berangkat ke laut harus ada yang membantu mendorong

perahunya karena kalau tidak didorong tidak bisa, karena tidak pakai

bahan bakar. Perahu jalanya dengan angin darat kalau pulang pagi

dibantusama teman-teman untuk menarik perahu ke darat. ( wawancara, 20

oktober 2017)

Gotong royong dalam bekerja dapat membantu ekonomi nelayan yang

kecil, individu satu dengan yang lain saling menyadari arti pentingnya gotong

royong. Ekonomi masyarakat dapat terbantu terutama bagi nelayan miskin. Bukan

hanya dalam kegiatan melaut pada saat perbaikan kapal yang rusakpun dikerjakan

secara bersama, tidak ada kata upah bagi nelayan yang tidak mampu karena

perahu yang digunakanpun perahu sewaan yang menyewa pada saudagar. Begitu

Page 107: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

pula pada saat membuat atau memperbaiki jala ikan. Jala yang digunakanpun

kadang saling meminjam karena tidak semua nelayan berangkat bersama-sama.

Nelayan miskin disebabkan karena pendidikan yang kurang atau rendah

sehingga kemampuan dalam bekerja tidak menggunakan pemikiran melainkan

tenaga maupun pengalaman kehidupan sehari-hari. Dengan pendidikan yang

rendah tersebut menyebabkan pekerjaan yang diperoleh tidak maksimal sehingga

dalam pemenuhan kebutuhan atau kegiatan ekonomi tidak mencukupi untuk

kebutuhan sehari-hari termasuk untuk biaya pendidikan,dengan kata lain

kemiskinan dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pada masyarakat Mabonta

konsep kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari secara

maksimal, dan peralatan melaut tidaklah lengkap,seperti ketiadaan perahu yang

digunakan untuk melaut sehingga nelayan menyewa perahu untuk melaut. Jaring

yang digunakan tidak maksimal atau tidak sesuai dengan tangkapan ikan. Dengan

adanya konsep kemiskinan tersebut memaksa masyarakat nelayan Desa Mabonbta

untuk hidup bergotong royong dalam memenuhi kebutuhan hidup atau kegiatan

ekonomi masyarakatnya.

Kaitan Sistem Kepercayaan Dengan Perilaku Ekonomi Pada Masyarakat

Nelayan Miskin Di Desa Mabontaa Sebagian besar nelayan disana menganut

agama Islam, tetapi bukan berarti masyarakatnya fanatik pada satu agama saja.

Masyarakat Desa Mabonta ada juga yang menganut agama selain islam.

Masyarakat nelayan hidup berdampingan secara selaras, serasi dan seimbang

dalam segala hal termasuk hidup beragama. Di Desa Mabonta terdapat satu masjid

dan beberapa mushola tetapi tidak menjadikan masyarakat non muslim menjadi

Page 108: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

terasing. Untuk menjalankan ibadah atau ajaran agama tergantung dari masing-

masing individu, untuk masyarakat sekitar tidak terlalu mempermasalahkan

selama tidak mengganggu ketentraman dan kenyamanan. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu informan Bapak Abdul Rasyid (45 th) bahwa:

“mau sembayang atau tidak, tingkah laku baik atau jelek dosa ditanggung

sendiri-sendiri yang penting di sini baik dan tidak mengganggu tetangga

jadi kalau mau mabuk atau mencuri tidak boleh dikampung sendiri.

(wawancara, 20 Oktober 2017).

Kehidupan beragama masyarakat Desa Mabonta sangat berkesinambungan

dan saling menghormati satu sama lain. Di Desa Mabonta ada kegiatan

keagamaan yang rutin dilakukan baik itu setiap tahun sekali, tiap bulan ataupun

tiap minggu. Antara lain kegiatan atau peringatan Maulid Nabi, Isro Mi‟roj puasa

romadhon. Seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu informan Bapak Asiz

(26 th), bahwa:

“Pengajian di sini selain membaca Al Qur’an juga untuk silaturahmi

antar warga, terkadang ceramah punya maksud agar warga ingat dengan

Yang Maha Kuasa serta tingkah laku dan kerjanya tetap bagus, pada

intinya ceramah itu menasehati secara halus agar warganya sadar)

(wawancara, 21 Oktober 2017).

Bagi masyarakat Desa Mabonta agama adalah hal yang harus dikerjakan

dan juga sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia karena itu setiap ada

kegiatan keagamaan masyarakat selalu menyempatkan diri untuk mengikuti

kagiatan keagamaan yang ada walaupun dengan padatnya rutinitas pekerjaan.

Dengan mengikuti kegiatan keagamaan masyarakat jadi lebih terkontrol dan dapat

mambatasi tingkah laku. Dalam bekerja masyarakat Mabonta masih

mempertimbangkan masalah agama misalnya sebelum berangkat melaut para

Page 109: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

nelayan memanjatkan doa terlebih dahulu, demikian juga untuk kegiatan yang

lain. Seperti penuturan Bapak Tahir (72 th).

“sebelum bekerja saya harus berdoa terlebih dahulu untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan, biasanya sholat terlebih dahulu agar

hatinya tenang, karena laut beda dengan di darat dan agar hasil

tangkapanya banyak. Berangkat selamat pulangpun harus selamat karena

bekerja untuk keluarga jadi harus hati-hati. (wawancara,21 oktober 2017).

Agama menjadi pertimbangan masyarakat dalam bekerja karena dalam

agama hidup manusia akan menjadi lebih baik. Setiap individu yang beragama

memiliki kewajiban untuk menjalankan segala perintah namun masing-masing

individu berbeda satu sama lain dalam menjalankan keyakinan tersebut. Begitu

juga pada saat bekerja masing-masing individu memiliki kesadaran dalam

menjalankan kewajiban sebagai masyrakat yang beragama. Yang terpenting yaitu

individu mampu melakukan kegiatan ekonomi dengan berpedoman pada suatu

keyakinan. Untuk individu yang taat menjalakan kewajiban sebagai umat

beragama dapat menempatkan diri untuk melakukan kewajiban tersebut karena

individu tersebut berfikir itu merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan

tanpa mengurangi atau mempengaruhi pendapatan dan penghasilan dalam bekerja.

Penghasilan atau pendapatan yang diperoleh merupakan karunia atau rizqi

dari Yang Maha Kuasa. Sebagai mahluk yang beragama, individu dalam

memperoleh penghasilan juga harus mengeluarkan sedikit dari penghasilan yang

diperoleh misalnya dengan bersodakoh atau beramal pada orang yang

membutuhkan. Pada masyarakat nelayan di Mabonta tidak semua warganya dapat

mengeluarkan uang untuk beramal karena kondisi perekonomian tiap individu

Page 110: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

berbeda. Untuk nelayan miskin mereka justru menghrapkan bantuan dan

sumbangan dari warga yang lebih mampu. Seperti penuturan Bapak Udin (29 Th)

“Aku kerja setiap hari hasilnya tidak selalu cukup buat makan apalagi

kalau ombaknya besar tidak bisa sampai ke tengah laut jadi hasil

tangkapan ikanya sedikit bahkan kadang tidak dapat sama sekali. Kalau

masalah menyubang kalaupun ada lebih berkeinginan untuk menyumbang

tetapi mau bagaimana lagi buat makan saja susah. (wawancara, 21

Oktober 2017)

Untuk kegiatan keagamaan yang lain, selain beribadah, beramal, dan yang

lainnya adapula kegiatan berziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci tetapi

bagi masyarakat nelayan Desa Mabonta kegiatan tersebut bukan sebagai prioritas

utama, karena dalam segi ekonomi saja banyak yang masih kekurangan. Hal ini

bukan berarti bahwa masyarakatnya tidak pernah melakukan ziarah. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Kade Purnata (40 Th)

“Warga Desa Mabonta pernah berziarah ke Kudus itu juga biayanya dari

haji yang paling kaya di daerahnya semua ditanggung dari biaya bus

sampai makannya. (wawancara, 21 Oktober 2017).

Telah dipaparkan diatas bahwa masyarakat nelayan di Desa Mabonta

sebagian besar beragama muslim, tetapi tidak sedikit dari warganya yang masih

menganut adat tradisional seperti “sedekah laut”. Kegiatan ini dilakukan tiap

tahun oleh semua masyarakat nelayan yang bertujuan untuk meminta keselamatan

dan rezeki. Ritual sedekah laut ini dilakukan di tengah laut dengan melarungkan

berbagai macam sesaji yang terdiri atas kembang tujuh rupa, jajanan pasar khas

Tegal misalnya kembang goyang, rengginang, jalabiah dan lain-lain, serta dua

ekor ayam kampung (jantan dan betina). Kegiatan ini tetap ditujukan kepada Yang

Maha Kuasa sehingga kegiatan ini tidak dianggap sebagai kegiatan musyrik.

Page 111: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Kegiatan sedekah laut tersebut mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat

nelayan khususnya di Desa Mabonta. Seperti penuturan Bapak Deppatola (50 Th)

“Setelah melakukan kegiatan sedekah laut, saya bekerja di laut menjadi

tenang dan hasil tangkapan ikannya menjadi meningkat. (wawancara, 21

Oktober 20017).

Upacara sedekah laut menggunakan biaya dari kas desa yang mana

diambil dari iuran warga yang mampu dan bantuan pemerintah kota, jadi tidak

terlalu membebani masyarakat yang tidak mampu.

Kaitan Sistem Kekerabatan Dan Kekeluargaan Pada Masyarakat Nelayan

Miskin Di Desa Mabonta Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat nelayan

meliputi sistem keluarga dan kekerabatan dimana masyarakat pada mulanya hidup

berkelompok dan membentuk suatu ikatan yang disebut ikatan perkawinan.

Dengan ikatan tersebut secara biologis akan menghasilkan hubungan sedarah.

Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan di pesisir pantai secara umum berada

pada posisi miskin dan anggota keluarga yang mempunyai hubungan darah

cenderung tinggal satu rumah. Di wilayah Mabonta ada beberapa anggota

keluarga yang masih mempunyai hubungan keluarga atau kerabat. Kerabat dari

anggota masyarakat tergantung bagaimana hubungan tali perkawinan yang terjadi

pada masyarakat itu sendiri.

Kehidupan masing-masing keluarga yang masih berkerabat dekat memiliki

pekerjaan yang sama yaitu sebagai nelayan kecuali mereka yang sudah pindah

atau keluar dari kampung. Dengan adanya kerabat dekat di daerah sekitar dapat

membantu apabila ada salah satu kerabat yang mengalami kesulitan, tetapi bukan

berarti mengandalkan kerabat tersebut. Hal tersebut dikarenakan tidak selalu

Page 112: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

kerabatnya memiliki apa yang individu perlukan. Dalam hal bekerja setiap kepala

keluarga memiliki kemampuan dalam pengadaan peralatan nelayan. Jadi setiap

nelayan di Mabonta tidak semuanya memiliki peralatan yang lengkap. Dengan

adanya anggota keluarga yang lain dapat membantu apabila kerabat yang lain

tidak memiliki peralatan yang ada dengan kata lain bisa meminjam.

Keluarga di masyarakat Desa Mabonta memiliki andil dalam pemenuhan

kebutuhan ekonomi keluarga, dalam satu keluarga masing-masing anggotanya

membantu bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing misalnya isteri

atau ibunya membantu untuk menjemur ikan atau mengeringkan ikan apabila hasil

tangkapan ikanya tidak laku dijual dengan kata lain dapat dijadikan ikan asin.

Sedangkan untuk anak anaknya hanya sekedar mambantu bila sepulang sekolah yang

terpenting untuk anak-anak adalah belajar.

Masyarakat Mabonta rata-rata memiliki pekerjaan tetap sebagai nelayan

walaupun ada yang bekerja sebagai buruh bangunan ataupun tukang bersih-bersih

bila ada yang membutuhkan. Bagi mereka yang terpenting dapat menambah

penghasilan karena sebagai nelayan dirasa penghasilannya kurang stabil misalnya

pada saat bulan-bulan tertentu hasil tangkapan yang diperoleh kurang karena alam

merupakan bagian dari pekerjaan sebagai nelayan. Apabila pada musim-musim

ombak besar nelayan tidak bekerja sama sekali, jadi nelayan memiliki waktu

luang yang lebih banyak bahkan hanya dirumah saja. Untuk mengisi waktu

tersebut apabila ada yang meminta bantuan untuk membersihkan rumah atau

membangun rumah dapat dijadikan sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan

sampingan tersebut bukan berarti dapat meningkatkan perekonomian individu.

Page 113: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Bagi masyarakat Mabonta usaha sampingan tersebut bertujuan untuk

membantu pada saat individu tidak bekerja sebagai nelayan. Dalam memilih

pekerjaan sampingan masyarakat mempertimbangkan keuntungan yang didapat

karena bagaimanapun masyarakat masih mamiliki kekurangan dalam segi

ekonomi. Bagi masyarakat nelayan di Desa Mabonta sendiri pekerjaan selain

melaut dapat dikerjakan sesuai dengan kemampuannya yang penting halal dan

dapat mencukupi kebutuhan.

Dengan pekerjaan yang diperoleh masyarakat nelayan pendapatannya berbeda

satu sama lain, apabila pekerjaan yang diperoleh memiliki keuntungan lebih bisaanya

masyarakat bisa menyisihkan sebagaian penghasilannya untuk hari esok. Tidak semua

masyarakat nelayan di Desa Mabonta bisa menyisihkan penghasilannya dengan cara

menabung karena pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari

walaupun ada juga yang bisa menabung tetapi rata-rata masyarakatnya tidak bisa

menabung karena kemampuan ekonominya terbatas. Sebagian besar masyarakat

Mabonta hidup secara sederhana bahkan dikategorikan oleh pemerintah sebagai

keluarga miskin karena penghasilan mereka setiap harinya tidak sesuai dengan

kebutuhan hidup terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok.

Desa Mabonta merupakan salah satu daerah pantai yang berada di kota

Palopo yang masuk dalam wilayah Kabupaten Luwu Timur dimana merupakan salah

satu daerah yang masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Dalam kehidupan ekonomi

masyarakat nelayan Mabonta mencakup aspek social budaya yang meliputi sistem

gotong royong, sistem keluarga dan kekerabatan, dan sistem kepercayaan.

Page 114: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

1. Aspek sosial budaya yang dimaksud disini meliputi tiga sistem yaitu:

a. Sistem gotong royong pada masyarakat nelayan hal ini tampak dalam

kehidupan ekonomi nelayan antara pemilik nelayan dengan nelayan

buruh dalam kegiatan menangkap ikan di laut, misalnya peminjaman

modal, barang atau alat seperti perahu untuk melaut. Selain itu gotong

royong dalam hal kemanusiaan maupun kegiatan-kegiatan yang ada

misalnya peringatan hari-hari besar tertentu maupun kegiatan yang ada

disekitar perkampungan. Kegiatan gotong royong dapat membantu

ekonomi masyarakat nelayan Desa Mabonta itu sendiri.

b. Sistem keluarga dan kekerabatan pada masyarakat nelayan Mabonta

secara tidak langsung saling mempengaruhi mulai dari kegiatan

menangkap ikan atau pekerjaan sampai perekrutan buruh nelayan.

Keluarga adalah pusat ketenangan hiup dan pangkal yang paling vital.

Dengan adanya kerabat sekitar yang masih memilki hubungan darah

dapat membantu individu dalam kegiatan ekonomi. Keluarga dan kerabat

merupakan salah satu bagian yang sangat penting dan berpengaruh untuk

kelangsungan hidup masyarakat. Dengan adanya keluarga dekat individu

dapat saling bekerja sama.

c. Sistem kepercayaan yang ada pada masyarakat nelayan memiliki

pengaruh bagi kegiatan ekonomi. Masyarakat nelayan memiliki

kepercayaan dan agama yang dianut sebagai pedoman dan tuntunan

hidup. Dalam bekerja masyarakat masih menggunakan kepercayaan dan

agama untuk memperoleh penghasilan misalnya adanya

Page 115: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

pantanganpantangan melaut pada hari-hari tertentu dan berdoa sebelum

berangkat bekerja. Sehubungan dengan itu ada pula kegiatan atau upacara

yang dinamakan sedekah laut, kegiatan ini dilakukan setiap satu tahun

sakali yang nantinya dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang

melimpah dan akan memperoleh keselamatan dalam kegiatan melaut

ataupun kehidupan sehari-hari. Kegiatan keagamaan yang lain juga sering

dilakukan misalnya pengajian, tahlilan, dan lain-lain.

2. Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta

Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta dilihat dari aspek sosial

budayanya yaitu tentang bagiamana proses pelaksanaan dan kebiasaan masyarakat

setempat dengan sistem gotong royong, keluarga dan kekerabatan, dan

kepercayaan. Pelaksanaan dan kebiasaan yang dilakukan disesuaikan dengan

batasan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta. Sehingga dalam kehidupan sosial

budaya disesuaikan dengan kemampuan tiap individu masyarakat.

Di samping itu kehidupan masyarakat nelayan sangat tergantung pada

musim, misalnya pada musim ombak besar nelayan tidak berani untuk melaut jadi

penghasilan nelayan tidak ada sama sekali kalaupun tetap berangkat melaut hasil

tangkapan ikanya sedikit atau menurun dikarenakan ikan sangat sulit ditangkap

sehingga kerja keras nelayan menjadi sia-sia. Tetapi apabila hasil tangkapan

ikanya banyak tidak sebanding dengan sewa kapal maupun biaya bahan bakar.

Hal ini berakibat kehidupan ekonomi nelayan secara umum menjadi miskin.

Kegiatan ekonomi masyarakat nelayan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor alam

saja tetapi keterbatasan alat yang dimiliki nelayan. Pendapatan yang diperoleh tidak

Page 116: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

sebanding dengan jerih payah atau tenaga yang dikeluarkan. Pemenuhan

kebutuhan masyarakat nelayan Mabonta menjadi terbatas dikarenakan

penghasilan yang diperoleh sangat kecil. Umumnya masyarakat Mabonta hidup

dibawah garis kemiskinan.

B. Identitas Informan

Setelah melakukan penelitian selama kurang lebih dua bulan di Kabupaten

Luwu Timur, Kecamatan Burau, Desa Mabonta, penulis memperoleh data-data

guna menjawab rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Sesuai

dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di awal, penelitian ini untuk

menjawab tujuan penelitian, diantaranya Untuk mengetahui bagaimanakah

perilaku ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas

nelayan‟.

Data yang diperoleh dalam penelitian dilakukan melalui proses wawancara

mendalam (indepth interview) pada kalangan masyarakat yang dijadikan

informan, karena dipandang mampu dan memiliki pemahaman terkait perilaku

social ekonomi masyarakat pesisir‟. Selain itu, observasi lapangan juga dilakukan

guna memperkuat data yang diperoleh selama di lapangan.

Selama melakukan proses penelitian, penulis memperoleh data dari

beberapa informan atau narasumber yang berasal dari beberapa kalangan yang

berbeda. Penentuan informan didasarkan pada kriteria masing-masing narasumber

yang tentunya harus memiliki kompetensi atau pengetahuan relevan menyangkut

masalah yang sedang diteliti‟.

Page 117: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Adapun informan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1). Kepala Desa Mabonta

2). Sekretaris Desa Mabonta

3). Masyarakat Nelayan

Berikut beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur dampak

sosial yang dirasakan keluarga Nelayan yang ada di Desa Mabonta kecamatan

burau kabupaten luwu timur:

a) Pendidikan

Pendidikan adalah hal utama yang diperlukan untuk dapat mengatasi

kemiskinan. Pendidikan akan memudahkan masyarakat untuk memperkaya akses

pengetahuan dan membuat rakyat melek huruf, cerdas, kreatif, mampu bersaing

dengan negara lain, dan paling utama dengan pendidikan masyarakata dapat

bermoral dan memiliki ahklak yang baik. Dan manfaat lain dari pendidikan itu

sendiri yakni dapat memudahkan kita untuk mendapatkan lapangan pekerjaan

sesuai dengan kemampuan yang dimilki.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan para informan, sebagian atau

dominan dapat menyekolahkan anak-anaknya. Bagi mereka pendidikan adalah hal

yang paling penting apalagi dengan semakin majunya zaman saat ini maka perlu

membekali diri dengan pendidikan.

b) Kondisi Perumahan Dan Sarana Rumah Tangga Yang Dimiliki

Rumah adalah struktur fisik atau bagunan yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni untuk berlindung, sarana pembinaan keluarga, dimana

lingkungan berfungsi untuk kesehatan rohani dan jasmani serta keadaan sosialnya

Page 118: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

baik untuk individu maupun keluarga itu sendiri. Dalam setiap rumah pasti

memiliki berbagai sarana untuk menunjang seseorang dalam melakukan

aktifitasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan para informan, rata-

rata dari mereka sudah memiliki tempat tinggal sendiri. Dan sebagian besar juga

dari mereka sudah memilki berbagai fasilitas-fasilitas rumah tangga yang mereka

peroleh sebagian besarnya dari hasil selama bekerja sebagai Nelayan.

c) Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu sisi yang sangat penting dalam kehidupan

setiap manusia. Hal ini karena kesehatan merupakan indikator dalam menentukan

kesehjateraan masyarakat, buat apa kekayaan tanpa di barengi dengan kesehatan,

tanpa kesehatan kehidupan manusia tidak berarti.

Berdasarkan uraian hasil wawancara tersebut, kontribusi dari aktivitas

nelayan, semakin besar kegiatan menangkap ikan dilaut maka tingkat kebutuhan

hidup keluarga dapat di penuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang

diperoleh yakni dari hasil nelayan ini berkontribusi besar terhadap tingkat

pendapatan dan kesehjateraan keluarga. Kebutuhan yang dimaksud adalah selain

sandang, pangan, dan papan juga kebutuhan terhadap pendidikan anak dan

kesehatan, dan kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki keluarga dapat pula

di penuhi. Hidup yang layak dengan pendapatan yang cukup menjadi kontribusi

yang sangat besar bagi keluarga nelayan. Peneliti menyimpulkan bahwa besar

kontribusi pendapatan terhadap social ekonomi keluarga nelayan telah mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu dapat pula dilihat bahwa semua

Page 119: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

informan sudah menyadari bahwa mengenyam pendidikan sangatlah penting,

pendidikan itu bukan berarti kita mempunyai pendidikan yang tinggi maka kita

juga mesti kerja dikantoran dan sebagainya, tetapi pendidikan itu juga penting

untuk mengajarkan kita tentang seperti apa moral yang baik.

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari para

nelayan ini sudah memiliki tempat tinggal atau rumah sendiri dan beberapa sarana

rumah tangga yang memadai sebagai penunjang dalam menjalankan aktifitas

kesehariannya. Artinya jika pendapatan disini semakin besar maka akan besar

pula nilai kesehjateraan hidup bagi mereka para nelayan. Selain itu dapat pula

dilihat berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan yang menjelaskan

bahwa alasan, masih menggunakan alat tangkap tradisional seperti jaring (puka)

itu karena alat itu adalah alat yang digunakan oleh seorang nelayan yang terdahulu

sebelum saya misalnya puka atau jarring yang saya gunakan ini adalah punya

orang nenek saya dan juga digunakan kembali oleh orang tua saya setelah itu

kemudian saya sendiri yang menggunakannya. Jaring atau puka itu adalah alat

tankap yang digunakan oleh para nelayan secara turun temurun. Mungkin saja

karena alasannya dari pada membeli yang baru yang nyatanya yang lama saja

masih layak digunakan untuk apa lebih baik uangnya digunakan untuk keperluan

yang lebih dibutuhkan kecuali jarring itu sudah tidak layak lagi untuk digunakan

yang bias saja digantikan sama jaring atau puka lagi ataukah dengan alat tangkap

yang lain.

Dari hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa pendapatan dari

bekerja sebagai nelayan menjadi faktor penunjang tingkat kesehjateraan

Page 120: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

masyarakat di desa Mabonta. Kegiatan usaha nelayan ini juga secara tidak

langsung menjadikan roda perekonomian di desa Mabonta menjadi lebih baik dari

sebelumnya. Aktifitas nelayan banyak memberikan peluang bagi masyarakat

untuk terus berusaha dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Terlihat dari mereka

yang bekerja sebagai nelayan atau penangkap ikan dilaut dengan alat tradisional

yaitu puka. Nelayan banyak juga yang memiliki pekerjaan ganda. Dengan

demikian maka keuntungan yang berlipat akan menjadikan anak-anak sebagai

bagian dari anggota rumah tangga menjadi generasi yang berpotensi hidup lebih

baik. Sekolah dan pola hidup sehat akan semakin di perhatikan dengan adanya

biaya yang tidak lagi menjadi beban.

Jika dilihat kembali kondisi dari ekonomi keluarganya maka pendapatan

sudah sejalan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut, kontribusi dari aktivitas

nelayan, semakin besar kegiatan menangkap ikan dilaut maka tingkat kebutuhan

hidup dapat di penuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang diperoleh

yakni dari hasil nelayan ini berkontribusi besar terhadap tingkat pendapatan dan

kesehjateraan keluarga. Kebutuhan yang dimaksud adalah selain sandang, pangan,

dan papan juga kebutuhan terhadap pendidikan anak dan kesehatan keluarga dapat

pula di penuhi. Hidup yang layak dengan pendapatan yang cukup menjadi

kontribusi yang sangat besar bagi keluarga nelayan. Peneliti menyimpulkan

bahwa besar kontribusi pendapatan terhadap kehidupan ekonomi keluarga nelayan

telah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Aktivitas fisik dan psikis seseorang

terhadap orang lain yang memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara

Page 121: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

akibat dari tingkahlaku yang terjadi didalam lingkungan individu dengan tingkah

laku yang terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu

apakah mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang.

Teori Behavioral Sociologi dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-

prinsip psikologi perilaku kedalam sosiologi. Toeri ini memusatkan perhatiannya

kepada hubungan antara akibat dari tingkahlaku yang terjadi didalam lingkungan

aktor dengan tingkahlaku aktor. Akibat-akibat tingkahlaku diperlukan sebagai

variabel independen. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan

tingkahlaku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang mengikutinya kemudian.

Jadi nyata secara metafisik ia mencoba menerangkan tingkahlaku yang terjadi di

masa sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi dimasa yang akan

datang. Yang menarik prhatian Behavioral Socoiology adalah hubungan historis

antara akibat tingkahlaku yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku

yang terjadi sekarang. Akibat dari tingkahlaku yang terjadi di masa lalu

mempengaruhi tingkahlaku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui

apa yang diperoleh dari suatu tingkahlaku nyata di masa lalu akan dapat

diramalkan apakah seseorang aktor akan bertingkahlaku yang sama

(mengulanginya) dalam situasi sekarang.

Menurut George C.Homan dalam Blog Joseph (2016) Inti fokus analisis

teori ini pada hubungan kausal atas perilaku individu. Teori ini menekankan

adanya hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam

lingkungan individu dengan tingkah laku yang terjadi sekarang. Akibat dari

Page 122: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

tingkah laku yang terjadi di masa lalu apakah mempengaruhi tingkah laku yang

terjadi di masa sekarang.

Dari hasil penelitian kehidupan sosial dari segi kesehatan keluarga

nelayan. Kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi produktifitas orang

tersebut. Sesuai dengan pendapat menyatakan bahwa keterampilan daya rasional,

emosional, relasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

sangat di pengaruhi oleh kondisi serta kesehatan. Kehidupan sosial dilihat dari

segi kondisi perumahan dapat diketahui bahwa sebagian besar sudah memiliki

rumah sendiri. Kepemilikan rumah atau perumahan merupakan kebutuhan yang

urgen bagi kehidupan keluarga nelayan, sesuai dengan pendapat tentang fungsi

rumah yaitu:

“rumah bagi penduduk berfungsi sebagai tempat melepas lelah dan

beristirahat, tempat berlindung dari bahaya, sebagai lambang status sosial serta

penyimpanan dan peletakan barang-barang rumah tangga.”

Adapun upaya pemerintah dalam menanggulangi atau meminimalisir

kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan yang ada di Desa Mabonta atau

yang disebut dengan masyarakat pesisir deisebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-

hak dasar seperti kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

Masalah kemiskinan yang dilami oleh masyarakat nelayan yang ada di Desa

Mabonta, berkaitan dengan pola hidup masyarakat yang masih bersifat tradisional

yakni dalam penggunaan teknologi yang cukup sederhana dengan menggunakan

sistem peralatan perahu dengan alat tangkap yaitu Puka (jaring) atau pancing.

Teknologi yang digunakan masyarakat nelayan yang ada di Desa Mabonta pada

Page 123: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

umumnya masih bersifat tradisional. Karena itu produktifitas rendah dan akhirnya

pendapatan rendah. Melalui kesempatan ini diperlukan upaya untuk meningkatkan

pendapatan melalui perbaikan teknologi, yaitu mulai teknologi produksi hingga

pemasaran. Perlunya pemberian bantuan berupa paket modal untuk pembelian

peralatan seperti, alat pendingin antara lain cool books serta perlu mengevaluasi

setiap nelayan yang layak diberikan permodalan. Perlunya merubah pola

kehidupan nelayan. Hal ini terkait dengan pola pikir dan kebiasaan. Pola hidup

konsumtif harus diubah agar nelayan yang ada di Desa Mabonta tidak terpuruk

ekonominya saat paceklik. Selain itu membiasakan budaya menabung supaya

tidak terjerat rentenir. Selain itu juga perlu membangun divervikasi mata

pekerjaan khusus dipersiapkan menghadapi masa paceklik, seperti pengolahan

ikan menjadi makanan, pengolahan wilayah pantai dengan pariwisata dan bentuk

penguatan ekonomi lain, sehingga bisa meningkatkan harga jual ikan, selain

hanya mengandalkan ikan mentah. Perlunya sebuah kebijakan sosial dari

pemerintah yang berisikan program yang memihak nelayan, kebijakan pemerintah

terkait penanggulangan kemiskinan harus bersifat botto up sesuai dengan kondisi,

karakteristik dan kebutuhan masyarakat nelayan. Kebijakan yang lahir

berdasarkan partisipasi atau keterlibatan masyarakat nelayan, bukan lagi

menjadikan nelayan sebagai objek program melainkan sebagai subjek. Selain itu

peguatan dalam hal hukum terkait zona tangkap, penguatan armada patroli laut

dan pengaturan alat tangkap yang tidak mengeksploitasi kekayaan laut dan ramah

lingkungan.

Page 124: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan

1. Pola sistem gotong royong yang terjadi pada masyarakat nelayan

Mabonta mendukung terjadinya kerjasama, sehingga dapat membantu

meringankan beban kehidupan masyarakat nelayan miskin Mabonta

terutama dari segi ekonomi.

2. Pola sistem kekeluargaan dan kerabat mengaitkan jalinan hubungan

yang lebih erat sehingga dapat membantu meringankan dan

menyelesaikan masalah ekonomi.

3. Keterkaitan pola sistem kepercayaan terhadap perilaku ekonomi adalah

dengan kepercayaan dapat dijadikan pedoman dan tuntunan hidup.

Dalam kehidupan disehari-hari, terutama dalam melakukan tindakan

ekonomi masyarakat masih memegang prinsip dan pedoman dari

ajaran agama yakni tidak melakukan tindakan yang melanggar norma

dan ajaran agama

Page 125: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

B. Saran

Dari hasil dan pembahasan maka dapat diajukan saran sebagai

berikut:

1. Perlu meningkatkan mutu pendidikan masyarakat nelayan Desa

Mabonta sebagai dasar meningkatkan mutu sumber daya manusia

untuk keluar dari masalah kemiskinan.

2. Sukses dan terselanggaranya hal ini sedikit banyaknya terletak pada

peran pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat itu sendiri.

Akhirnya, kepada para peneliti lain yang sejenis, diharapkan mampu

menyajikan pembahasan yang lebih baik lagi.

Penelitian ini setidaknya dijadikan pengetahuan bagi masyarakat yang

belum mengetahui tentang bagaimana kehidupan nelayan miskin yang

sebenarnya sangat berpengaruh terhadap semua masyarakat.

Page 126: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rukminto Isbandi. 2013. Kesehjateraan Sosial (Pekerjaan sosial,

pembangunan sosial,dan kajian pembangunan).Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Astrid S Susanto, 2003, Bagaimana Kehidupan Sosial Masyarakat Lende Ntovea

Dusun Labuana Kec. Sirenja.Diakses 25 mei 2017

Bahari: 2002, koran kompas, LKT/ENY/OSA semarang,Diakses 25 mei 2017

Carner,1988, korter,1988, nelayan yang menggunakan sarana penangkapan ikan

sederhana/tradisional.

Chambers: 1997, Konsep kemiskinan dalam perspektif tunggal.

Damsar dan Indrayani, 2009, Pengantar sosiologi ekonomi.

Ellis, 1984, Dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial

psikologis.

Gunawan, 2000, Miskin nonmaterial/spiritual.

Hamid Abu, 1992, Kondisi mata pencaharian nelayan https://ojs.unud.ac.id/

index.php/widya/article/view/3680/2708, Diakses 25 mei 2017

Koentjaraningrat & Sawe, 1989, Pengertian masyarakat nelayan.

KBBI, 2003, Pengertian dan usaha nelayan. Budi org>wiki>Budi_daya

Koentjaraningrat, 2007, Mata pencaharian nelayan.

Lewis Oscar, 2012, Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli.

https://www.google.com/search?q. Diakses 25 mei 2017

Lewis Oscar, 2002, Kemiskinan budayahttps://www.google.com/search?q.Diakses

25 mei 2017

Mubyarto. Dkk, 1985, Nelayan dan Kemiskinan, Argo Ekonomi. (Jakarta:

Rajawali Pers)

Menurut Harris & Spradley, 1997, Pola tingka laku dalam konsep kebudayaan.

Ritzer George, 2016, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Ralph Linton & Soekanto, 2007, Pengertian Masyarakat

Rusdiansyah Achmad, Rika Wika, Yunita Dianti, 2002, Teori Perilaku Ekonomi.

Page 127: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Sugiarto:2010, kelengkapan gaya atau cara hidup manusia pandujung

watu,jepara/http:// eprints. undip. ac.id/3260 /2/14.Diakses 25 mei 2017

Satria & Kusdiantoro, 2002, Naim & Sumarsono, 1995, Faktor kultural

Sugiyarto S, 2010, Pdf, perubahan pandangan bekerja masyarakat nelayan

desa ujung watu,jepara/http://eprints.undip.ac.id>14_Artikrl_Gik,

Diakses 25 mei 2017

Sumarsono dkk, 1995, Nelayan tradisional.

soerjono soekanto, 1990, edisi baru ke empat buku sosiologi suatu pengantar.

Soekanto & Gunawan, 2000, Roucek & Gunawan,2000,.Teori pokok dalam

analisis ekonomi.

Sellaewinda: 2015, /jurnal-teori-teori tentang budaya. Diakses 25 mei 2017

Satria & Kusdiantoro, 2002, jumlah nelayan pada tahun 2003.

Soekanto, 1990, Ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial.

Soekanto, 1990, Istilah culture/kebudayaan.

Soekanto & Gunawan, 2000, Unsur masyarakat.

Tribawono Djoko, 2004, Buku undang-undang tentang perikanan no 09 tahun

1985.https://www.myedisi. com>citraaditya. Diakses 25 mei 2017

Wahyono dkk & Rokhimin Dahuri, 2001, berkembangnya proses modernisasi di

sektor perikan. Diakses 25 mei 2017.

Sumber lain:

www.luwutimurkab.go.id/lutim/index.php. diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

pukul 11.50 WITA

Page 128: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam
Page 129: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

1. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status anggota dalam keluarga :

Jumlah dalam keluarga :

2. Seberapa besar kontribusi anda terhadap ekonomi keluarga dari hasil

menangkap ikan dilaut?

3. Berapa jumlah pendapatan rata-rata yang anda peroleh dalam bekerja

sebagai nelayan?

4. Apakah pendapatan atau upah yang anda terimah cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga anda?

5. Digunakan untuk apa sajakah pendapatan yang diperoleh selain untuk

kebutuhan makan sehari-hari?

6. Apakah dari menangkap ikan dilaut anda dapat membiayai sekolah anak

anda?

7. Apa pendidikan terakhir anda?

8. Apakah pendidikan menurut anda itu penting atau tidak, sebutkan

alasannya?

9. Apakah jenis pekerjaan yang anda geluti selain menjadi nelayan?

Page 130: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

10. Sudah berapa lama anda bekerjan sebagai nelayan?

11. Apakah setelah menjadi nelayan keluarga anda mengalami peningkatan

taraf hidup?

12. Apakah semua anggota keluarga anda berperan penting dalam proses

menangkap ikan dilaut?

13. Apakah profesi sebagai nelayan merupakan profesi yang menjanjikan?

14. Bagaimana kehidupan anda secara sosial dan ekonomi setelah menjadi

nelayan?

15. Apakah alasan anda masih menggunakan alat tangkap yang masih bersifat

tradisional?

16. Apakah anda pada saat ditengah laut pernah merasa takut pada saat tiba-

tiba datang ombak besar?

17. Pada jam berapakah anda biasanya berangkat dan pulang dari melaut?

18. Bagaimanakah sistem gotong royong, tolong menolong dan system

kepercayaan masyarakat nelayan sudah terlaksana dengan baik?

Page 131: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

LAMPIRAN 2

BIODATA INFORMAN

1. Nama : FAISAL

Umur : 84 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan & Petani Rumput Laut

Pendidikan Terakhir :SMA

2. Nama : DARWIS

Umur : 47 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir :SMP

3. Nama : MAHFUD

Umur : 42 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir : SD

Page 132: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

4. Nama : DAHRIL

Umur : 46 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir : SMA

5. Nama : ABDUL RASYID

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan & Petani Rumput Laut

Pendidikan Terakhir : SMP

6. Nama : ASIZ

Umur : 26 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir : SD

7. Nama : TAHIR

Umur : 72 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir : SD

Page 133: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

8. Nama : UDIN

Umur : 29 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan Terakhir : SMK

9. Nama : KADE PURNATA

Umur : 40 Tahun

Agama : Hindu

Pekerjaan : Nelayan & Petani

Pendidikan Terakhir : SMP

10. Nama : DEPPATOLA

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan & Petani Rumput Laut

Pendidikan Terakhir : SD

Page 134: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara Dengan Sekretaris Desa Mabonta

Page 135: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Wawancara Dengan Salah Satu Informan

Wawancara Dengan Salah Satu Informan

Wawancara Dengan Salah Satu Informan

Page 136: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Wawancara Dengan Salah Satu Informan

Keadaan ekonomi masyarakat nelayan Mabonta

Page 137: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Aktivitas gotong royong dalam pekerjaan memperbaiki jaring atau jala ikan

Para wanita mengeringkan ikan untuk dijadikan ikan asin

Page 138: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Proses Ma‟puka Oleh Salah Satu Informan

Proses Ma‟puka (Menangkap Ikan)

Page 139: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

Alat Tangkap Yang Digunakan Oleh Para Nelayan (PUKA)

Page 140: PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (STUDI ...penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku social ekonomi masyarakat pesisir studi kemiskinan cultural komunitas nelayan dilihat dalam

RIWAYAT HIDUP

Nurjannah, Lahir di Lambarese, pada 10 Agustus

1996. Anak pertama dari empat bersaudara dan

merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda Tasruddin (Alm), Rahmat dan Ibunda

Rijarnawati. Penulis menempuh Pendidikan Sekolah

Dasar di SDN No. 104 Jalajja mulai tahun 2001

sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan Pendidikan di MTs Pergis dan tamat

pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010 penulis

melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 1 Burau dan

tamat pada tahun 2013.

Kemudian pada tahun 2013 penulis berhasil lulus pada Jurusan Pendidikan

Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar program strata 1 (S1) kependidikan. Dan menyelesaikan studi pada

tahun 2017 dengan gelar sarjana pendidikan.