pembentukkan perilaku konsumsi siswa melalui pembelajaran ekonomi

15
36 PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI Intan Mayasari Abstract The study attempts to examine the influence of economics instruction on consumption behavior of eleventh-graders of social science in SMAN 1 Surabaya. The sample comprised 60 eleventh-graders of social science at SMAN 1 Surabaya. Data were collected through the use of questionnaire and interview. The data were then analyzed by using simple regression technique. The result of the data analysis shows economics instruction has a significant influence on the consumption behavior by 42.4 %. Other factors excluded from this study affect the consumption behavior by 557.6 %. Keywords: economics instruction, consumption behavior PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk kepribadian siswa, oleh karena itu pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terciptanya kepribadian yang utama. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan anak dan mengetahui sifat dasar yang ada pada diri anak atau manusia. Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai dengan beberapa penunjang. Salah satu unsur penunjang tersebut adalah proses pembelajaran. Maka dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk memiliki pengalaman dan kepribadian yang baik mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama dari segi aspek afektifnya dengan cara menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan tujuan siswa akan mempunyai kecakapan hidup dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Terkait kecakapan hidup siswa SMA, mata pelajaran ekonomi memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku yang rasional, terutama dalam pengambilan keputusan yang berkaitan perilaku konsumsi. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri. Dalam hal ini remaja belum mempunyai dasar atau prinsip yang kuat dalam berperilaku, terutama dalam berkonsumsi. Belum adanya dasar atau prisip yang kuat dalam berkonsumsi dapat

Upload: alim-sumarno

Post on 01-Jan-2016

892 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Intan Mayasari, http://ejournal.unesa.ac.id/

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

36

PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN

EKONOMI

Intan Mayasari

Abstract

The study attempts to examine the influence of economics instruction on consumption

behavior of eleventh-graders of social science in SMAN 1 Surabaya. The sample comprised 60

eleventh-graders of social science at SMAN 1 Surabaya. Data were collected through the use of

questionnaire and interview. The data were then analyzed by using simple regression technique.

The result of the data analysis shows economics instruction has a significant influence on the

consumption behavior by 42.4 %. Other factors excluded from this study affect the consumption

behavior by 557.6 %.

Keywords: economics instruction, consumption behavior

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Masa tumbuh kembang pada siswa

merupakan masa penting dalam membentuk

kepribadian siswa, oleh karena itu

pendidikan merupakan suatu bimbingan

secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak

didik menuju terciptanya kepribadian yang

utama. Pendidikan juga merupakan suatu

proses yang berkesinambungan yang

bertujuan untuk membentuk kedewasaan

anak dan mengetahui sifat dasar yang ada

pada diri anak atau manusia.

Tujuan pendidikan tersebut dapat

dicapai dengan beberapa penunjang. Salah

satu unsur penunjang tersebut adalah proses

pembelajaran. Maka dapat dipahami bahwa

dalam proses pembelajaran, siswa tidak

hanya dituntut untuk memiliki sejumlah

pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk

memiliki pengalaman dan kepribadian yang

baik mengenai pengetahuan yang

dimilikinya.

Pemerintah berusaha meningkatkan

kualitas sumber daya manusia terutama dari

segi aspek afektifnya dengan cara

menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), dengan tujuan siswa

akan mempunyai kecakapan hidup dalam

berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi.

Terkait kecakapan hidup siswa SMA, mata

pelajaran ekonomi memiliki peran penting

dalam membentuk sikap dan perilaku yang

rasional, terutama dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan perilaku konsumsi.

Masa remaja merupakan masa

mencari jati diri. Dalam hal ini remaja

belum mempunyai dasar atau prinsip yang

kuat dalam berperilaku, terutama dalam

berkonsumsi. Belum adanya dasar atau

prisip yang kuat dalam berkonsumsi dapat

user
Typewritten text
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Unesa Ketintang
Page 2: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

37

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Masa tumbuh kembang pada siswa

merupakan masa penting dalam membentuk

kepribadian siswa, oleh karena itu

pendidikan merupakan suatu bimbingan

secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak

didik menuju terciptanya kepribadian yang

utama. Pendidikan juga merupakan suatu

proses yang berkesinambungan yang

bertujuan untuk membentuk kedewasaan

anak dan mengetahui sifat dasar yang ada

pada diri anak atau manusia.

Tujuan pendidikan tersebut dapat

dicapai dengan beberapa penunjang. Salah

satu unsur penunjang tersebut adalah proses

pembelajaran. Maka dapat dipahami bahwa

dalam proses pembelajaran, siswa tidak

hanya dituntut untuk memiliki sejumlah

pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk

memiliki pengalaman dan kepribadian yang

baik mengenai pengetahuan yang

dimilikinya.

Pemerintah berusaha meningkatkan

kualitas sumber daya manusia terutama dari

segi aspek afektifnya dengan cara

menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), dengan tujuan siswa

akan mempunyai kecakapan hidup dalam

berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi.

Terkait kecakapan hidup siswa SMA, mata

pelajaran ekonomi memiliki peran penting

dalam membentuk sikap dan perilaku yang

rasional, terutama dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan perilaku konsumsi.

Masa remaja merupakan masa

mencari jati diri. Dalam hal ini remaja

belum mempunyai dasar atau prinsip yang

kuat dalam berperilaku, terutama dalam

berkonsumsi. Belum adanya dasar atau

prisip yang kuat dalam berkonsumsi dapat

mengarahkan siswa untuk berperilaku

konsumtif.

Hasil survei Spire Research &

Consulting yang dilakukan pada Oktober-

November 2007 terhadap 1.000 responden di

lima kota (Jakarta, Surabaya, Semarang,

Medan, dan Makassar) menyebutkan bahwa

nilai pasar konsumtif ABG itu berkisar

antara 10-12 triliun setahun. Itu hanya dari

perhitungan konsumtif, dari pengeluaran

langsung ABG tersebut. Selain itu, masih

ada biaya pendidikan dan sandang-pangan

yang disediakan oleh orangtua. Sebanyak

50% dari ABG yang telah disurvei memiliki

pengeluaran uang jajan per bulan Rp 50.000

- Rp 150.000. Jadi, per orang rata-rata Rp

100.000 per bulan, dan setahun sekitar Rp

1.200.000. Jumlah populasi dalam survey ini

sekitar 5-10 juta jiwa (ini jumlah yang sudah

mempunyai daya beli atau uang jajan).

Survey tersebut menunjukkan bahwa rata-

rata ABG berperilaku konsumtif maka upaya

yang bisa dilakukan dalam rangka

mengarahkan perilaku konsumsi siswa

adalah melalui pembelajaran atau

penyampaian materi mata pelajaran ekonomi

terutama materi yang mendasari perilaku

konsumsi siswa.

Penelitian ini dilakukan di SMA

Negeri 1 Surabaya karena mayoritas siswa

SMA Negeri 1 Surabaya berasal dari

keluarga kelas ekonomi menengah ke atas

dengan kemampuan finansial yang tinggi.

Sehingga keadaan tersebut dapat mendorong

timbulnya perilaku konsumtif bagi siswa.

Selain itu fakta lain yang menunjukkan

bahwa siswa berperilaku konsumtif adalah

berdasar hasil wawancara yang dilakukan

dengan guru mata pelajaran ekonomi yaitu

Bapak Sunoto. Beliau menyatakan bahwa

SMA Negeri 1 Surabaya menerapkan sistem

full day. Pada sistem full day ini terdapat dua

kali jam istirahat bagi siswa oleh karena itu

kebutuhan siswa untuk makan maupun jajan

Page 3: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

38

menjadi lebih banyak dan selama di sekolah

siswa lebih suka membeli jajan di sekolah

dari pada membawa bekal dari rumah.

Siswa kelas XI IPS merupakan siswa

yang pernah mendapat mata pelajaran

ekonomi yang berhubungan dengan perilaku

konsumsi di kelas X. Selain itu pengetahuan

mereka tentang ilmu ekonomi diperdalam

lagi di kelas XI sehingga dapat dikatakan

bahwa pengetahuan siswa tentang ilmu

ekonomi sudah cukup memadahi.

Pada penelitian ini diharapkan,

pemahaman siswa tentang ilmu-ilmu

ekonomi yang diperoleh dari proses

pembelajaran mata pelajaran ekonomi dapat

menjadi arahan siswa dalam perilaku

konsumsinya.

Pembatasan Penelitian

Mengingat keterbatasan penulis baik

dari segi kemampuan, waktu dan tenaga,

maka dalam penelitian ini penulis membatasi

penelitian pada hal- hal berikut ini :

a. Penelitian dilakukan kepada siswa kelas

XI IPS di SMA Negeri 1 Surabaya.

b. Penelitian tidak berkait dengan kondisi

di luar lingkungan kesiswaan

KAJIAN TEORI

Pembelajaran

Oemar Hamalik (2008:77)

mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

sistem atau suatu keseluruhan yang terdiri

dari komponen–komponen yang berinteraksi

dan berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan sebelumnya. Kenneth D.

Moore dalam Dede Rosyada (2004:91)

mendefinisikan pembelajaran sebagai

sebuah tindakan dari seseorang yang

mencoba untuk membantu orang lain

mencapai kemajuan dalam berbagai aspek

seoptimal mungkin sesuai dengan

potensinya. Syaiful Sagala (2008:9)

mendefinisikan pembelajaran pada

hakikatnya suatu proses, yakni proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang

ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan

dan mendorong siswa belajar.

Komponen Pembelajaran Mata Pelajaran

Ekonomi

Muhammad Affandi (2009:8)

menjelaskan komponen- komponen dalam

pembelajaran yang dapat disarikan sebagai

berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan

penjabaran dari tujuan-tujuan yang ada

di atasnya, yaitu tujuan bidang studi,

tujuari satuan pendidikan (institusi), dan

tujuan pendidikan nasional. Tujuan

pembelajaran ini merupakan tujuan

intermedier atau tujuan antara untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional.

b. Materi Pembelajaran.

Alam S (2007: 3 - 283)

menjelaskan bahwa materi mata

pelajaran ekonomi pembentukan

perilaku konsumsi dapat disarikan

sebagai berikut:

1) Kebutuhan Manusia

Kebutuhan adalah segala sesuatu

yang diperlukan manusia untuk

mencapai kemakmuran. Terdapat

perbedaan kebutuhan antara satu

individu dan individu lainnya atau

antara satu kelompok dan kelompok

lainnya. Macam- macam kebutuhan

diantaranya adalah:

(1) kebutuhan menurut tingkat

intensitas

(2) kebutuhan menurut sifat

(3) kebutuhan menurut waktu.

2) Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah

pembelanjaan barang dan jasa yang

Page 4: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

39

dipakai langsung untuk memuaskan

keinginan konsumen. Sedangkan

salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya konsumsi

adalah sikap hemat.

3) Tabungan

Tabungan adalah bagian dari

pendapatan yang tidak digunakan

untuk kegiatan konsumsi. Rumah

tangga dan perusahaan menabung

untuk memenuhi kebutuhan yang

akan datang. Salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya tabungan

adalah sikap hemat.

4) Uang

Uang adalah suatu benda yang

dengan mudah dan umum diterima

oleh masyarakat untuk pembayaran

pembelian barang, jasa, dan barang

berharga lainnya, dan untuk

pembayaran utang. Fungsi uang

adalah:

(1) sebagai alat tukar,

(2) alat penyimpan kekayaan,

(3) alat pengalih kekayaan,

(4) sebagai pengukur pembayaran

yang ditunda.

c. Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan

belajar mengajar, metode diperlukan

oleh guru guna kepentingan

pembelajaran. Metode pembelajaran

dikatakan tepat dan baik jika dapat

mendukung dan didukung oleh faktor-

faktor pembelajaran. Adapun macam-

macam metode pembelajaran antara

lain: metode ceramah, metode tanya

jawab, metode diskusi, dan metode

resitasi

Definisi Perilaku Konsumsi

David Chaney (2003) dalam Aisyah

Azzahra (2010:1) mendefinikan konsumsi

adalah “seluruh tipe aktifitas sosial yang

orang lakukan sehingga dapat dipakai untuk

mencirikan dan mengenal mereka, selain

sebagai tambahan apa yang mungkin mereka

lakukan untuk hidup. Paul Anthony

Samuelson (2000) dalam Hikmah

Endraswati (2009:1) menjelaskan “konsumsi

adalah kegiatan menghabiskan nilai guna

barang dan jasa”. Edwin Narteh (2011:1)

menjelaskan “Consumption behavior is

people’s buying attitudes and intentions”.

Indikator Perilaku Konsumsi.

Erich Fromm (1995) dalam Gunita

Aryani (2006:31) mengemukakan bahwa

”keinginan masyarakat dalam era kehidupan

modern untuk mengkonsumsi sesuatu, telah

kehilangan hubungan dengan kebutuhan

yang sesungguhnya”.

Pendapat tersebut di atas

mengindikasikan bahwa perilaku seseorang

dalam mengkonsumsi suatu barang bukan

hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja

akan tetapi juga untuk memuaskan

keinginannya akan kepemilikan terhadap

suatu barang tanpa melihat fungsi

ekonomisnya. Berdasar penjelasan tersebut,

maka dalam perilaku konsumsi terdapat

dua dua indikator, yaitu :

1. Perilaku Tidak Konsumtif

Icha Nasution (2010:12)

menjelaskan tiga indikator perilaku

tidak konsumtif yang dapat disarikan

sebagai berikut:

a. Bijak dengan Perencanaan

Keuangan.

Perencanaan keuangan adalah

suatu bentuk tindakan yang

bertujuan untuk membantu

menganalisa dan mengelola

keuangan individu agar dapat

tercapai target keuangan

Page 5: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

40

maupun gaya hidup

sebagaimana yang diharapkan.

Perencanaan keuangan secara

komprehensif dapat

meningkatkan kualitas hidup

dengan cara mengurangi

kekhawatiran akan kepastian

masa depan finansial seseorang.

b. Perencanaan Pos Anggaran.

Hal yang bisa dilakukan dalam

rangka perencanaan pos

anggaran memperjelas pos- pos

keuangan agar tidak ada alasan

untuk menghabiskan uang saku

demi kebutuhan yang

sebenarnya bisa dihemat dan

siasati

c. Mensiasati Posting Anggaran.

Hal yang perlu dilakukan dalam

rangka mensiasati posting

anggaran adalah dengan

menabung. Menabung harus

dilakukan demi masa depan.

Dana yang ditabung bisa

digunakan untuk membiayai

keperluan di masa depan.

Program tabungan akan bisa

berhasil apabila siswa memilki

tekad kuat dan disiplin yang

tinggi dalam menggunakan

anggaran yang sudah dimiliki.

2. Perilaku Konsumtif.

Tambunan (2001) dalam Gunita

Aryani (2006:30) menjelaskan dua

indikator perilaku konsumtif yang dapat

disarikan sebagai berikut:

a. Adanya suatu keinginan

mengkonsumsi secara berlebihan.

Hal ini akan menimbulkan

pemborosan dan bahkan inefisiensi

biaya, apalagi bagi remaja yang

belum mempunyai penghasilan

sendiri.

1) Pemborosan

Perilaku konsumtif yang

memanfaatkan nilai uang lebih

besar dari nilai produknya untuk

barang dan jasa yang bukan

menjadi kebutuhan pokok.

Perilaku ini hanya berdasarkan

pada keinginan untuk

mengkonsumsi barang-barang

yang sebenarnya kurang

diperlukan secara berlebihan

untuk mencapai kepuasan yang

maksimal.

2) Inefisiensi Biaya

Pola konsumsi seseorang

terbentuk pada usia remaja yang

biasanya mudah terbujuk rayuan

iklan, suka ikut-ikutan teman,

tidak realistis, dan cenderung

boros dalam menggunakan

uangnya sehingga menimbulkan

inefisiensi biaya.

b. Perilaku tersebut dilakukan

bertujuan untuk mencapai kepuasan

semata.

Kebutuhan yang dipenuhi bukan

merupakan kebutuhan yang utama

melainkan kebutuhan yang dipenuhi

hanya sekedar mengikuti arus mode,

ingin mencoba produk baru, ingin

memperoleh pengakuan sosial tanpa

memperdulikan apakah memang

dibutuhkan atau tidak.

1) Mengikuti Mode

Di kalangan remaja yang

memiliki orang tua dengan kelas

ekonomi yang cukup berada,

terutama di kota-kota besar, mall

sudah menjadi rumah kedua.

Mereka ingin menunjukkan

bahwa mereka juga dapat

mengikuti mode yang sedang

beredar. Padahal mode itu

sendiri selalu berubah sehingga

Page 6: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

41

para remaja tidak pernah puas

dengan apa yang dimilikinya.

2) Memperoleh Pengakuan Sosial

Perilaku konsumtif pada remaja

sebenarnya dapat dimengerti

bila melihat usia remaja sebagai

usia peralihan dalam mencari

identitas diri. Remaja ingin

diakui eksistensinya oleh

lingkungan dengan berusaha

menjadi bagian dari lingkungan

itu. Kebutuhan untuk diterima

dan menjadi sama dengan orang

lain yang sebaya itu

menyebabkan remaja berusaha

untuk mengikuti berbagai atribut

yang sedang in.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian

Rancangan penelitian penulis yaitu

bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran mata pelajaran ekonomi

terhadap perilaku konsumsi siswa kelas XI

IPS di SMA Negeri 1 Surabaya.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Surabaya, yang terdiri dari kelas XI-1 IPS

sebanyak 32 siswa dan kelas XI IPS-2

sebanyak 31 siswa. Jadi jumlah populasi

adalah 63 Siswa.

Suharsismi Arikunto (2002:112)

menjelaskan sebagai berikut ”untuk ancer-

ancer maka apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih”.

Berdasarkan pendapat Arikunto yang

menyatakan apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua, maka dalam

penelitian ini peneliti mengambil seluruh

populasi yang terdiri dari 63 siswa. Sehingga

penelitian ini merupakan penelitian atas

populasi.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan

Data

Pada penelitian ini instrumen yang

digunakan untuk memperoleh data adalah

angket. Teknik angket digunakan untuk

mengetahui pengaruh pembelajaran mata

pelajaran ekonomi terhadap perilaku

konsumsi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri

1 Surabaya, sedangkan teknik pengumpulan

data adalah wawancara dan observasi.

Teknik wawancara digunakan untuk mencari

data lebih lanjut mengenai proses

pembelajaran mata pelajaran ekonomi,

sedangkan teknik observasi digunakan untuk

mengetahui tentang lingkungan sekolah dan

keadaan siswa kelas XI IPS di SMA Negeri

1 Surabaya.

Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup. Dalam

penelitian ini terdapat 2 jenis angket yang

diberikan kepada siswa, angket yang

pertama digunakan untuk menilai

pembelajaran mata pelajaran ekonomi (X),

sedangkan angket yang kedua digunakan

untuk mengetahui perilaku konsumsi (Y)

siswa XI IPS SMA Negeri 1 Surabaya.

Kisi- kisi angket dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 7: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

42

Tabel 1

Indikator Variabel Pembelajaran Mata

Pelajaran

Ekonomi dan Perilaku Konsumsi

Variabel

Penelitian

Indikator

Variabel

Jumlah

Item

Soal

Soal

No

Pembelajaran

mata pelajaran

ekonomi (X)

a. Kebutuhan manusia

b. Konsumsi

c. Tabungan d. Uang

20 1 - 20

Perilaku

konsumsi (Y)

a. Perilaku

tidak

Konsumtif b. Perilaku

Konsumtif

15 21-35

Teknik analisa data

Teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis statistik yang

meliputi: uji normalitas, regresi sederhana,

uji t, dan koefisien determinasi.

Hasil Penelitian

Proses Pembelajaran Mata Pelajaran

Ekonomi

Berikut data wawancara mengenai

kondisi proses pembelajaran mata pelajaran

ekonomi dengan guru mata pelajaran

ekonomi yaitu Bapak Sunoto pada tanggal

25 April 2011 yang bertempat di SMA

Negeri 1 Surabaya.

a. Pra Pembelajaran

1) Apakah guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa?

Iya, pada awal pembelajaran,

sebelum kegiatan pembelajaran

dimulai guru mata pelajaran ekonomi

menyampaikan kepada siswa tentang

tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai pada pembelajaran hari itu

dengan tujuan agar kegiatan

pembelajaran bisa berjalan lancar

dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

2) Apakah guru memeriksa kesiapan

siswa terhadap materi mata pelajaran

ekonomi yang akan disampaikan?

Iya, pada akhir kegiatan

pembelajaran guru memberitahukan

kepada siswa tentang materi yang

akan dipelajari pada minggu

berikutnya dengan tujuan agar siswa

mempelajari materi tersebut dan

untuk mengecek apakah siswa sudah

mempelajari materi tersebut dan

untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman siswa, guru memberi

pertanyaan kepada siswa tentang

materi yang akan dibahas pada

pertemuan hari itu.

3) Apakah guru melakukan kegiatan

apersepsi?

Iya, antara materi yang satu saling

berkaitan dengan materi yang lain.

Oleh karena itu agar siswa

mengetahui keterkaitan di antara

materi tersebut maka guru berusaha

memberikan apersepsi pada awal

kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

1) Pada materi yang mendasari perilaku

konsumsi siswa seperti materi

kebutuhan manusia, apakah guru

berusaha mengkaitkan antara materi

yang diajarkan dengan realitas

kehidupan? Iya, pada materi yang

mendasari perilaku konsumsi siswa,

upaya yang dilakukan oleh guru

ekonomi di SMA Negeri 1 Surabaya

dalam rangka membentuk perilaku

siswa yang dalam hal ini adalah

perilaku konsumsi adalah guru

berusaha memberikan contoh- contoh

perilaku konsumsi yang bijak dalam

kehidupan sehari – hari yang

berkaitan dengan materi yang

disampaikan pada pertemuan hari itu.

Page 8: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

43

2) Apakah guru berusaha memberikan

motivasi kepada siswa untuk

mengaplikasikan teori pada materi

yang telah diajarkan?

Iya, guru juga berusaha memberikan

motivasi kepada siswa agar siswa

merasa tertarik dan sadar akan

pentingnya mengaplikasikan teori

yang telah diperoleh pada kegiatan

pembelajaran tersebut. Peran guru

dalam upaya membentuk perilaku

siswa terutama perilaku konsumsi

sudah diupayakan sedemikian rupa

melalui proses pembelajaran, akan

tetapi kebanyakan proses

pembelajaran masih bersifat teoritis,

sedangkan untuk aplikasinya masih

sangat sulit.

c. Pemanfaatan Media Pembelajaran

1) Media apa yang digunakan agar

siswa mudah memahami materi yang

disampaikan?

Penggunaan media pembelajaran

tergantung dengan materi yang

disampaikan. Sejauh ini media yang

sering digunakan adalah media

Power Point.

d. Pemanfaatan Metode Pembelajaran

1) Metode apa yang digunakan dalam

rangka aplikasi teori yang

disampaikan pada proses

pembelajaran?

Melihat dari kondisi siswa yang

masih sulit dikondisikan dan

keterbatasan waktu mayoritas guru

pada suatu proses pembelajaran

masih menggunakan metode ceramah

akan tetapi untuk menindak lanjuti

kegiatan pembelajaran tersebut guru

juga memberikan tugas kepada siswa

agar siswa memiliki rasa tanggung

jawab.

e. Penilaian Proses Pembelajaran

1) Bagaimana penilaian guru untuk

mengetahui kemajuan belajar siswa

terhadap meteri yang telah diajarkan?

Untuk mengetahui kemajuan siswa

dari segi kognitif, guru menggunakan

tes tulis sedangkan untuk mengetahui

kemajuan siswa dari segi afektifnya,

guru menilai siswa dari perilaku

siswa dalam lingkungan sekolah.

2) Bagaimana tingkat pemahaman siswa

terhadap materi dan aplikasi materi

yang mendasari perilaku konsumsi

siswa?

Pemahaman siswa terhadap materi

sudah cukup baik. Akan tetapi untuk

aplikasi materi yang mendasari

perilaku konsumsi masih sangat

kurang. Hal ini dikarenakan kondisi

psikologis siswa masih labil karena

masa remaja merupakan masa

mencari jati diri dan masa mencoba –

coba jadi dalam perilaku

konsumsinya siswa masih sering

terpengaruh oleh temen sebayanya.

Jadi bisa dikatakan bahwa proses

pembelajaran masih bersifat teoritis.

Pengaruh Pembelajaran Mata Pelajaran

Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi

Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Surabaya

Tabel 2

Perhitungan Statistics Data Angket

Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi

dan Perilaku Konsumsi Siswa Kelas XI

IPS di SMA Negeri 1 Surabaya

Page 9: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

44

Berdasar tabel di atas, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi

Pada tabel di atas menunjukkan hasil

mean 78,9167 dan standar deviasi

8,39146 maka variabel pembelajaran

mata pelajaran ekonomi dapat

dikategorikan sebagai berikut:

1. Sangat tidak baik = X < Mean –

2(SD

2. Tidak baik = Mean –

2(SD) < X < Mean – 1(SD)

3. Sedang = Mean –

1(SD) < X < Mean + 1(SD)

4. Baik = Mean +

1(SD) < X < Mean + 2(SD)

5. Sangat baik = Mean +

2(SD) < X

Berikut disajikan tabel klasifikasi

variabel pembelajaran mata pelajaran

ekonomi

Tabel 3

Kategori Variabel Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi

Interval Kategori Frekuensi Persentase

(%)

X < 62,13378 Sangat tidak baik 3 5

62,13378 < X < 70,52524 Tidak baik 6 10

70,52524 < X < 87,30816 Sedang 43 71,67

87,30816 < X < 95,6992 Baik 8 13,33

95,69962 < X Sangat Baik 0 0

Pembel

ajaran

PerilakuKonsu

msi

N Valid 60 60

Missing 0 0

Mean 78.916

7 55.7833

Median 79.000

0 56.0000

Mode 78.00 56.00

Std. Deviation 8.3914

6 6.90883

Sum 4735.0

0 3347.00

Page 10: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

45

Berdasar hasil perhitungan pada

tabel di atas, maka variabel

Pembelajaran mata pelajaran ekonomi

di SMAN 1 Surabaya terletak pada

kategori sedang yaitu sebesar 71,67%.

Hal ini berarti bahwa pemahaman

siswa pada materi kebutuhan manusia,

konsumsi, tabungan, dan uang dari

proses pembelajaran mata pelajaran

ekonomi di SMAN 1 Surabaya adalah

tergolong sedang.

2) Perilaku Konsumsi

Berdasar hasil perhitungan dengan

pada tabel 4.21 menunjukkan hasil

mean pada variabel perilaku konsumsi

adalah sebesar 55,7833 dan standar

deviasi 6,90883, maka variabel

perilaku konsumsi dapat dikategorikan

sebagai berikut:

1. Sangat tidak baik = X < Mean

– 2(SD)

2. Tidak baik = Mean –

2(SD) < X < Mean – 1(SD)

3. Sedang = Mean – 1(SD) < X

< Mean + 1(SD)

4. Baik = Mean + 1(SD) < X

< Mean + 2(SD)

5. Sangat baik = Mean + 2(SD) < X

Berikut disajikan tabel klasifikasi variabel

pembelajaran mata pelajaran ekonomi

Tabel 4

Kategori Variabel Perilaku

Konsumsi

Interval Kategori Frekuensi Persentase

(%)

X < 41,96564 Sangat tidak baik 2 3,33

41,96564 < X < 48,87447 Tidak baik 6 10

48,87447 < X < 62,69213 Sedang 41 68,33

62,69213 < X < 69,60096 Baik 10 16,67

69,60096 < X Sangat Baik 1 1,67

Berdasar hasil perhitungan di atas,

maka variabel perilaku konsumsi siswa

XI IPS di SMAN 1 Surabaya terletak

pada kategori sedang yaitu sebesar

68,33%.

Analisis Regresi Sederhana

H

asil

perhitung

an

analisis

regresi

linier

sederhana

akan disajikan dengan menggunakan

program SPSS 14 .0 for Windows berikut

ini :

Tabel 5

Coefficients(a)

Dependent Variable: PerilkuKonsumsi

Tabel di atas menjelaskan ada

tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu

pembelajaran mata pelajaran ekonomi dan

variabel terikat yaitu perilaku konsumsi.

Berdasar tabel tersebut dapat diperoleh

persamaan matematis sebagai berikut:

Y = 13,008 + 0,542X

Berdasar persamaan di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 13,008 menyatakan

bahwa jika pembelajaran mata

pelajaran ekonomi (X) = 0 maka

besarnya perilaku konsumsi akan

konstan sebesar 13,008 satuan.

b. Koefisien regresi pembelajaran mata

pelajaran ekonomi (X) 0,542 artinya

jika pembelajaran mata pelajaran

Mode

l

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 13.008 6.457 2.014 .049

Pembelajara

n .542 .081 .658 6.661 .000

Page 11: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

46

ekonomi berubah satu satuan maka

perilaku konsumsi akan berubah

sebesar 0,542 satuan dengan anggapan

variabel lain tetap. Tanda positif pada

koefisien regresi melambangkan

adanya hubungan searah antara

variabel X dan variabel Y, dimana

kenaikan variabel pembelajaran mata

pelajaran ekonomi menyebabkan

kenaikan perilaku konsumsi.

Uji t

Untuk menerima atau menolak

hipotesis yang telah diajukan dalam

penelitian ini maka digunakan perhitungan

pada tabel berikut ini :

Tabel 6 Coefficients(a)

a Dependent Variable: PerilkuKonsumsi

Berdasar pada hasil perhitungan uji t di

atas menunjukkan hitungt sebesar 6,661

sedangkan nilai tabelt ( = 0,05:db residual

58) adalah sebesar 1,672. nilai hitungt lebih

besar dari tabelt yaitu 6,661 > 1,672, maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel pembelajaran mata

pelajaran ekonomi terhadap perilaku

konsumsi siswa XI IPS di SMA Negeri 1

Surabaya.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan

untuk menghitung besarnya pengaruh

variabel pembelajaran mata pelajaran

ekonomi terhadap perilaku konsumsi.

Hasil perhitungan koefisien determinasi

menggunakan program SPSS 14 for

Windows adalah sebagai berikut:

a Predictors: (Constant), Pembelajaran

b Dependent Variable: PerilkuKonsumsi

Besarnya angka koefisien

determinasi dalam perhitungan di atas

ialah sebesar 0,424 atau sama dengan

42,4%. Angka tersebut mempunya arti

bahwa sebesar 42,4% perilaku konsumsi

siswa dipengaruhi oleh pembelajaran mata

pelajaran ekonomi, sedangkan sisanya

yaitu 57,6% (100% - 42,4%) dipengaruhi

oleh faktor – faktor penyebab lainnya di

luar konsep pembelajaran mata pelajaran

ekonomi. Jadi pengaruh pembelajaran

mata pelajar ekonomi terhadap perilaku

siswa XII IPS di SMA Negeri 1 Surabaya

tergolong sedang yaitu sebesar 42,4%.

PEMBAHASAN

Proses Pembelajaran Mata Pelajaran

Ekonomi yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumsi Siswa XI IPS di SMA Negeri

1 Surabaya

Tabel 7 Model summary

Mode

l

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 13.008 6.457 2.014 .049

Pembelajara

n .542 .081 .658 6.661 .000

Model R

R

Squa

re

Adjust

ed R

Squar

e

Std. Error

of the

Estimate

1 .658

(a) .433 .424 5.24499

Page 12: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

47

Kondisi pembelajaran mata

pelajaran ekonomi dapat dilihat berdasar

hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1

Surabaya.

Menurut Bapak Sunoto, dalam

suatu proses pembelajaran mata pelajaran

ekonomi di awal pembelajaran sebelum

kegiatan pembelajaran dimulai guru mata

pelajaran ekonomi menyampaikan kepada

siswa tentang tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai pada pembelajaran hari itu

dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran

bisa berjalan lancar dan sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk

mengantisipasi agar siswa tidak terlalu

pasif maka pada akhir kegiatan

pembelajaran guru memberitahukan

kepada siswa tentang materi yang akan

dipelajari pada minggu berikutnya dengan

tujuan agar siswa mempelajari materi

tersebut dan untuk mengecek apakah

siswa sudah mempelajari materi tersebut

dan untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman siswa, guru memberi

pertanyaan kepada siswa tentang materi

yang akan dibahas pada pertemuan hari itu.

Selain itu agar siswa mengetahui

keterkaitan antara materi yang telah

disampaikan pada pertemuan yang lalu

dengan materi pada hari itu maka guru

berusaha memberikan apersepsi pada awal

kegiatan pembelajaran.

Pada materi yang mendasari

perilaku konsumsi siswa, upaya yang

dilakukan oleh guru ekonomi di SMA

Negeri 1 Surabaya dalam rangka

membentuk perilaku siswa yang dalam hal

ini adalah perilaku konsumsi adalah guru

berusaha memberikan contoh- contoh

perilaku konsumsi yang bijak dalam

kehidupan sehari – hari yang berkaitan

dengan materi yang disampaikan pada

pertemuan hari itu selain itu guru juga

berusaha memberikan motivasi kepada

siswa agar siswa merasa tertarik dan sadar

akan pentingnya mengaplikasikan teori

yang telah diperoleh pada kegiatan

pembelajaran tersebut. Peran guru dalam

upaya membentuk perilaku siswa terutama

perilaku konsumsi sudah diupayakan

sedemikian rupa melalui proses

pembelajaran, akan tetapi kebanyakan

proses pembelajaran masih bersifat teoritis,

sedangkan untuk aplikasinya masih sangat

sulit. Selain itu upaya yang dilakukan oleh

guru untuk membangkitkan semangat

siswa dan memudahkan pemahaman siswa

dalam proses pembelajaran, guru

menggunakan media power point dengan

membuat tampilan yang menarik.

Melihat dari kondisi siswa yang

masih sulit dikondisikan dan keterbatasan

waktu mayoritas guru pada suatu proses

pembelajaran masih menggunakan metode

ceramah akan tetapi untuk menindak

lanjuti kegiatan pembelajaran tersebut guru

juga memberikan tugas kepada siswa agar

siswa memiliki rasa tanggung jawab.

Untuk mengetahui kemajuan yang

diperoleh siswa dari proses pembelajaran

dari segi kognitif, guru menggunakan tes

tulis sedangkan untuk mengetahui

kemajuan siswa dari segi afektifnya, guru

menilai siswa dari perilaku siswa dalam

lingkungan sekolah. Pemahaman siswa

terhadap materi sudah cukup baik. Akan

tetapi untuk aplikasi materi yang

mendasari perilaku konsumsi masih sangat

kurang. Hal ini dikarenakan kondisi

psikologis siswa masih labil karena masa

remaja merupakan masa mencari jati diri

dan masa mencoba – coba jadi dalam

perilaku konsumsinya siswa masih sering

terpengaruh oleh temen sebayanya. Jadi

bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran

masih bersifat teoritis.

Pengaruh Pembelajaran Mata Pelajaran

Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi

Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Surabaya

Berdasar hasil analisis uji t,

menunjukkan hitungt sebesar 6,661

sedangkan nilai tabelt ( = 0,05:db residual

Page 13: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

48

58) adalah sebesar 1,672. Nilai hitungt lebih

besar dari tabelt yaitu 6,661 > 1,672, maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan

antara pembelajaran mata pelajaran

ekonomi terhadap perilaku konsumsi siswa

XI IPS di SMA Negeri 1 Surabaya, yaitu

semakin baik pembelajaran mata pelajaran

ekonomi maka akan akan semakin baik

pula perilaku konsumsi siswa.

Hasil analisis koefisien determinasi

menunjukkan hasil 42,4%. Angka tersebut

mempunya arti bahwa sebesar 42,4%

perilaku konsumsi siswa dipengaruhi oleh

pembelajaran mata pelajaran ekonomi,

sedangkan sisanya yaitu 57,6% (100% -

42,4%) dipengaruhi oleh faktor – faktor

penyebab lainnya di luar konsep

pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Jadi

pengaruh pembelajaran mata pelajar

ekonomi terhadap perilaku siswa XI IPS di

SMA Negeri 1 Surabaya tergolong sedang

yaitu sebesar 42,4%.

Hasil penelitian ini juga diperkuat

oleh penelitian yang berjudul ”Pemahaman

Pendidikan Agama dan Pengaruhnya

Terhadap Pelaksanaan Ibadah di MTs. Al-

Falah Jakarta Selatan”. Hasil penelitian

tersebut menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari pemahaman

pendidikan agama terhadap pelaksanaan

ibadah. Selain itu pada penelitian yang

berjudul ”Pengaruh Status Sosial Ekonomi

Orang Tua dan Persepsi Siswa Atas

Lingkungannya Terhadap Perilaku

Konsumsi yang Diintermediasi Prestasi

Belajar Ekonomi Siswa SMA Sekota

Malang”, salah satu hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa prestasi belajar

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap perilaku konsumsi siswa. Jadi

dalam hal ini pembelajaran materi pada

suatu mata pelajaran bisa menjadi arahan

dan dasar perilaku siswa dalam kehidupan

sehari- hari. Atau yang dalam hal ini

pembelajaran mata pelajaran ekonomi bisa

menjadi arahan siswa dalam perilaku

konsumsinya.

SIMPULAN

Proses pembelajaran mata pelajaran

ekonomi di SMAN 1 Surabaya sudah

termasuk baik akan tetapi masih bersifat

teoritis. Guru telah berupaya semaksimal

mungkin agar materi yang telah

disampaikan bisa bermakna dan bukan

hanya memberikan pengetahuan secara

teoritis akan tetapi juga bisa diaplikasikan

dalam kehidupan sehari – hari terutama

materi yang mendasari perilaku konsumsi

siswa seperti pada materi kebutuhan

manusi, konsumsi, tabungan, dan uang.

Sedangkan dari segi siswa, pemahaman

siswa terhadap materi terutama materi

yang mendasari perilaku konsumsi seperti

materi kebutuhan manusia, konsumsi,

tabungan, dan uang sudah cukup baik akan

tetapi untuk aplikasinya masih sangat sulit.

Hal ini dikarenakan kondisi psikologis

siswa masih labil karena masa remaja

merupakan masa mencari jati diri dan masa

mencoba – coba jadi dalam perilaku

konsumsinya siswa masih sering

terpengaruh oleh temen sebayanya. Jadi

bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran

masih bersifat teoritis.

Pembelajaran mata pelajaran

ekonomi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku konsumsi

siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Surabaya.

Besarnya pengaruh pembelajaran mata

pelajaran ekonomi terhadap perilaku siswa

yaitu sebesar 42,4%, sedangkan sisanya

yaitu sebesar 57,6% dipengaruhi oleh

faktor lain di luar konsep pembelajaran

mata pelajaran ekonomi. Jadi pengaruh

pembelajaran mata pelajaran ekonomi

terhadap perilaku siswa XI IPS di SMA

Negeri 1 Surabaya tergolong dalam

kategori sedang.

SARAN

1. Bagi Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Page 14: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

49

Guru merupakan panutan para

siswanya, oleh karena itu diharapkan

guru mampu memberi arahan dan

nasihat kepada para siswanya terkait

dengan perilaku konsumsi agar mereka

tidak berperilaku konsumtif.

2. Bagi Orang Tua Siswa

Orang tua mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap

anaknya. Waktu anak di rumah lebih

banyak dari pada di sekolah jadi peran

guru dalam mengarahkan perilaku anak

masih tergolong minimal jadi

diharapkan orang tua mampu

mengarahkan perilaku anaknya

terutama mengarahkan ke perilaku

konsumsi yang tidak konsumtif.

3. Bagi Siswa

Para siswa diharapka senantiasa

memperhatikan arahan baik dari guru

maupun orang tua terkait dengan

perilaku konsumsi. Selain itu

diharapkan para siswa untuk bertindak

lebih rasional dalam perilaku

konsumsinya

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. 2009. Perencanaan

Pembelajaran Pendidikan Dasar.

Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I,

No. 2.

(http://www.scribd.com/doc/42303

901/13, diakses pada 5 Maret 2011)

Agung. 2008. ABG Tidak Lagi Price

Sensitive.

(http://agungdsp.wordpress.com/20

08/03/10/20/ diakses pada 21

Januari 2011)

Ali, Muhammad dan Asrori, Muhammad.

2008. Psikologi Remaja

perkembangan peserta Didik.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aryani, Gunita. 2006. Hubungan Antara

Konformitas dan Perilaku

Konsumtif Pada Remaja di SMA

Negeri I Semarang Tahun Ajaran

2005/2006 Skripsi tidak

diterbitkan. Semarang: Universitas

Negeri Semarang

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/colle

ct/skripsi/archives/HASH8039/b54

82409.dir/doc.pdf, diakses pada 15

Desember 2010)

HM, Jogiyanto.2006. Filosofi, Pendekatan,

dan Penerapan Pembelajaran

Metode Kasus Untuk Dosen dan

Mahasiswa.Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Kotler dan Amstrong. 2004. Dasar-Dasar

Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Maslachah, Laily. 2010. Pengaruh

Persepsi Siswa Tentang Kegiatan

Mengajar Guru Terhadap

Pembentukan Sikap Homo

Economicus yang Bermoral Pada

Siswa SMA Negeri 2 Surabaya.

Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya:

Unesa.

Nasution, Icha. 2010. Jadilah Konsumen

yang Curang. Jogjakarta. Intan

Media.

Permendiknas No 23 Tahun 2006. Tentang

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

(http://ftp.unm.ac.id/permendiknas-

2006/Nomor%2023%20Tahun%20

2006.pdf, diakses pada 07 Februari

2011)

Purwati, Ana. 2010. Pengaruh Status

Sosial Ekonomi Orang Tua dan

Page 15: PEMBENTUKKAN PERILAKU KONSUMSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN EKONOMI

50

Persepsi Siswa Atas

Lingkungannya Terhadap Perilaku

Konsumsi yang Diintermediasi

Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

SMA Sekota Malang. (http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/

article/view/8208, diakses pada 28

Maret 2011)

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma

Pendidikan Demokratis. Jakarta:

Prenada Media.

S, Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA dan

MA Kelas X. Jakarta. Esis.

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data

Penelitian Menggunakan SPSS.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Bisnis(Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung:

Alfabeta.

.2004.Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: CV. Alfabeta.

Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku

Konsumtif. Jurnal Psikologi dan

Masyarakat.( http//:www.e-

psikologi.com/remaja/191101.htm,

diakses pada 28 Desember 2010)

Tim Unesa. 2006. Panduan Penulisan dan

Penilaian Skripsi Universitas

Negeri Surabaya. Surabaya:

University Press.

Makfiah. 2006. Pemahaman Pendidikan

Agama dan Pengaruhnya Terhadap

Pelaksanaan Ibadah di MTs. Al-

Falah Jakarta Selatan.

(http://www.pdfqueen.com/html,

diakses pada 7 April 2011)